Tuesday, February 16, 2010

RI-Malaysia Dalami Kerja Sama Industri Pertahanan

Menhan Purnomo Yusgiantoro (kanan) berbincang dengan Jenderal (Purn) Tan Sri Abdul Aziz bin Hj Zainal disela menunggu dimulainya acara penyematan Tanda Kehormatan Bintang Yudha Dharma Utama di Jakarta, Selasa (16/2). Tanda kehormatan diberikan sebagai penghargaan atas jasa-jasa mantan Panglima Tentera Malaysia itu meningkatkan kerjasama dan hubungan baik antara TNI dan Angkatan Tentera Malaysia. (Foto: ANTARA/pandu dewantara/ss/hp/10)

16 Februari 2010, Jakarta -- Pemerintah Indonesia dan Malaysia mendalami kemungkinan untuk menjalin kerja sama industri pertahanan, termasuk dalam bentuk produksi bersama.

"Ya kita tadi bicarakan tentang industri pertahanan, terutama ketertarikan Malaysia terhadap panser PT Pindad," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menjawab ANTARA di Jakarta, Selasa.

Ditemui usai menyematkan Bintang Yudha Dharma Utama kepada mantan Panglima Angkatan Tentara Malaysia, ia mengatakan, kedua negara juga mendalami kembali kemungkinan produksi bersama alat dan perlengkapan pertahanan.

"Apa yang bisa diproduksi atau dilakukan Indonesia, apa yang bisa dilakukan atau diproduksi Malaysia kita kombinasikan bersama, sehingga konsep kerja sama kita adalah `mutual advantage`, " ujarnya.

Hal senada diungkapkan, mantan Panglima Angkatan Tentara Malaysia Jenderal Jenderal Tan Abdul Aziz Bin Haji Zaenal yang mengatakan, pihaknya sangat tertarik untuk menjajaki kerja sama industri pertahanan dengan Indonesia.

"Kita mencoba melihat apa saja yang bisa dikerjakan kedua pihak dalam kerja sama tersebut, ya kemungkinan dalam bentuk produksi bersama. Kita akan lihat keuntungan yang didapat kedua pihak dari kerja sama yang akan kita dalami ini," katanya.

RI dan Malaysia sepakat untuk memantapkan kerja sama industri pertahanan yang telah dirintis kedua negara sejak Maret 2009.

Malaysia berminat mengakuisisi panser Anoa produksi PT. PINDAD untuk melengkapi batalyon mekanis yang akan dibentuk.

Kerja sama industri pertahanan itu memerlukan penjajakan yang lebih sismatik dan masing-masing pihak membentuk kelompok kerja. Pihak Indonedia membentuk kelompok kerja terdiri atas lima unsur yakni dari Departemen Pertahanan, Departemen Keuangan, Kementerian BUMN, Departemen Perindustrian dan Kementerian Ristek.

Kelompok kerja itu akan akan mengkaji apa-apa saja yang ditawarkan Malaysia untuk dikerjasamakan.

Pada kesempatan terdahulu, Malaysia juga menawarkan diri agar industri pertahanannya dapat diikutsertakan dalam tender perawatan dan pemeliharaan alat utama sistem senjata TNI.

Namun, Pemerintah RI akan mengedepankan bengkel-bengkel pemeliharaan dan perawatan alat utama sistem senjata yang telah dimiliki. Indonesia ingin mengedepankan kepentingan industri pertahanan, sarana dan prasarana alat utama sistem senjata kita terlebih dulu.

ANTARA News

No comments:

Post a Comment