Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, December 11, 2010
U.S. Navy Awards Lockheed Martin $45.8 Million to Prepare Unmanned K-MAX Helicopter for Deployment
10 December 2010, Washington -- The U.S. Naval Air Systems Command awarded Lockheed Martin [NYSE: LMT] and Kaman Aerospace [NASDAQ GS: KAMN] a $45.8 million contract for K-MAX® unmanned aircraft systems for a U.S. Marine Corps evaluation of unmanned cargo resupply in an operational forward deployed environment.
“The K-MAX UAS was specifically designed for the battlefield cargo resupply mission,” said Dan Spoor, Lockheed Martin Aviation Systems vice president. “K-MAX’s capabilities directly answer the Marine Corps’ requirement to augment ground and air logistics operations, supplement rotary-wing assets and keep warfighters supplied and out of harm’s way.”
The contract includes the delivery of two K-MAX air vehicles and three remote control ground stations to the U.S. Marine Corps for a Quick Reaction Assessment, scheduled for summer 2011.
The unmanned K-MAX has demonstrated its ability to carry and deliver 6,000 pounds of cargo at sea level and more than 4,000 pounds at 10,000 feet altitude. The aircraft can also deliver more cargo to more locations in one flight than any other unmanned rotary wing aircraft. Its intermeshing rotors eliminate the need for a tail rotor and allow for significantly improved lift performance and lower maintenance costs.
“K-MAX is the optimal choice for an affordable unmanned cargo delivery capability,” said Terry Fogarty, Kaman Aerospace Unmanned Aircraft Systems general manager. “With reduced operational and logistics costs, increased fuel savings and less manpower required compared to a ground vehicle convoy or manned helicopter, the K-MAX is the lowest-risk solution for the mission.”
Since partnering in 2007, Lockheed Martin and Kaman Aerospace have made significant investments to provide a rapid response to an urgent military service need. The team has met all milestones to date and exceeded Marine Corps requirements during a demonstration at Dugway Proving Ground, Utah in January.
Lockheed Martin
Friday, December 10, 2010
Danlantamal III Sambut HTMS Naseraun
10 Desember 2010, Jakarta -- Komandan Pangkalan Utama TNI AL III Brigjen TNI (Mar) Arief Suherman menyambut kedatangan Gubernur Akadaemi Angkatan Laut Thailand Rear Admiral Suriya Pornsuriya yang on board di Kapal Perang Thailand HTMS Naseraun yang merapat di Dermaga 115 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (9/12).
HTMS Naresuan (F-421) yang dikomandani Captain Boribon Emtin yang membawa kadet AAL Thailand mengadakan kunjungan ke Indonesia dalam rangka untuk lebih mempererat persahabatan antara Angkatan laut Indonesia dan Thailand. Selama di Jakarta Guburnur AAL Thailand dan Komandan HTMS Nareseun selain mengadakan kunjungan resmi ke Danlantamal III juga ke Panglima Komando Armada Barat Laksamana Muda TNI Hari Bowo, Msc serta Duta Besar Thailand di Indonesia.
Kegiatan yang dilaksanakan selain kunjungan ke pejabat TNI AL, kunjungan kapal perang Thailand ini juga diisi dengan pertandingan persahabatan sepak bola antara anggota kapal perang Thailand dengan Lantamal III. Selain itu juga dilaksanakan kegiatan open ship.
Sertijab Komandan KRI Tjiptadi-881
Pada tanggal 10 Desember 2010 bertempat di dermaga Irian Halong Lantamal IX Ambon dilaksanakan upacara serah terima jabatan Komandan KRI Tjiptadi-881 dari Mayor Laut (P) Askari diserahterimakan kepada Mayor Laut (P) Anung Sutanto. Sebagai Inspektur Upacara pada acara serah terima jabatan komandan KRI Tjiptadi-881 adalah Wakil Komandan Lantamal IX Ambon Kolonel Laut (P) Aswoto Saranang, dengan Komandan Upacara Palaksa KRI Tjiptadi-881 Mayor Laut (P) Indra Joko Rerangin, yang dihadiri oleh perwakilan dari pejabat Lantamal IX, Perwira, Bintara dan Tamtama ABK KRI Tjiptadi-881.
Mayor Laut (P) Askari merupakan Perwira Menengah lulusan Akademi Angkatan Laut angkatan 40 mendapat penugasan yang baru di Seskoal Jakarta, sedangkan Komandan KRI Tjiptadi-881 yang baru Mayor Laut (P) Anung Sutanto merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut angkatan 41. KRI Tjiptadi merupakan kapal patroli Komando Armada RI Kawasan Timur yang ditugaskan untuk melaksanakan operasi pengamanan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI), merupakan jenis kapal korvet anti kapal selam kelas Parchim buatan galangan kapal Veb Reenewerft, Wdgast Jerman Timur pada tahun 1986. Nama KRI Tjiptadi-881 diambil dari salah seorang pahlawan nasional Kapten Laut (P) Anumerta Tjiptadi Nrp. 1581/P, saat itu menjabat sebagai Palaksa KRI Matjan Tutul. yang telah gugur bersama-sama Komodor Yos Sudarso pada saat pertempuran di laut Aru pada tanggal 15 Januari 1962.
Pen Lantamal III/Dispen Lantamal IX
Rusia-Kazakhstan Pererat Kerjasama Militer
Yakolev Yak-130. (Foto: Yakolev)
10 Desember 2010 -- Para pilot AU Kazakhstan akan mulai menggunakan jet latih/serang ringan buatan Rusia Yak-130 pada musim semi mendatang, ujar juru bicara Kementrian Pertahanan Rusia, Rabu (8/12), dikutip kantor berita RIA Novosti.
Kesepakatan dicapai saat pembicaraan antara Menteri Pertahanan Kazakhstan Adilbek Dzhaksybekov dengan timbalannya Menhan Rusia Anatoly Serdyukov.
Yakolev Yak-130 Mitten jet subsonik kursi tandem dikembangkan oleh biro disain Yakovlev, pesawat pertama dioperasikan AU Rusia 2009.
Panjang pesawat 11,49 meter, tinggi 4,76 meter, bentang sayap 9,72 dengan luas 23,52 meter persegi. Berat kosong Yak-130 4600 kg, berat maksimum lepas landas 9000 kg, mampu mengusung senjata seberat 3000 kg dan bahan bakar internal 1750 kg.
Usia pakai pesawat 30 tahun dengan lama terbang 10.000 jam terbang dan dapat diperpanjang 15.000 jam terbang atau frekuensi lepas landas 20,000 kali.
Rusia-Kazakhstan Bangun Sistem Hanud Bersama
Rusia dan Kazakhstan telah menyetujui membangun jaringan pertahanan udara regional gabungan, disampaikan Komandan Pertahanan Udara Kazakhstan Letnan Jenderal Alexander Sorokin, Rabu (8/12). Sistem ini mirip yang dibangun oleh Rusia dan Belarusia.
Kazakhstan akan menerima sistem hanud S-300 dari Rusia, sebagai bagian dari sistem. Kazakhstan telah memiliki versi awal S-300 peninggalan bekas Uni Sovyet, jumlahnya tidak diungkapkan.
Sorokin mengatakan negaranya tertarik juga membeli sistem hanud terbaru buatan Rusia S-400 Triumf, tetapi ia menyadari AB Rusia prioritas utama mendapatkan sistem S-400.
Menhan Rusia menegaskan bahwa sistem S-300 akan dikirimkan ke Kazakhstan sesuai kesepakatan sebelumnya, tetapi kontrak pengiriman masih dibuat.
RIA Novosti/Berita HanKam
10 Desember 2010 -- Para pilot AU Kazakhstan akan mulai menggunakan jet latih/serang ringan buatan Rusia Yak-130 pada musim semi mendatang, ujar juru bicara Kementrian Pertahanan Rusia, Rabu (8/12), dikutip kantor berita RIA Novosti.
Kesepakatan dicapai saat pembicaraan antara Menteri Pertahanan Kazakhstan Adilbek Dzhaksybekov dengan timbalannya Menhan Rusia Anatoly Serdyukov.
Yakolev Yak-130 Mitten jet subsonik kursi tandem dikembangkan oleh biro disain Yakovlev, pesawat pertama dioperasikan AU Rusia 2009.
Panjang pesawat 11,49 meter, tinggi 4,76 meter, bentang sayap 9,72 dengan luas 23,52 meter persegi. Berat kosong Yak-130 4600 kg, berat maksimum lepas landas 9000 kg, mampu mengusung senjata seberat 3000 kg dan bahan bakar internal 1750 kg.
Usia pakai pesawat 30 tahun dengan lama terbang 10.000 jam terbang dan dapat diperpanjang 15.000 jam terbang atau frekuensi lepas landas 20,000 kali.
Rusia-Kazakhstan Bangun Sistem Hanud Bersama
Rusia dan Kazakhstan telah menyetujui membangun jaringan pertahanan udara regional gabungan, disampaikan Komandan Pertahanan Udara Kazakhstan Letnan Jenderal Alexander Sorokin, Rabu (8/12). Sistem ini mirip yang dibangun oleh Rusia dan Belarusia.
Kazakhstan akan menerima sistem hanud S-300 dari Rusia, sebagai bagian dari sistem. Kazakhstan telah memiliki versi awal S-300 peninggalan bekas Uni Sovyet, jumlahnya tidak diungkapkan.
Sorokin mengatakan negaranya tertarik juga membeli sistem hanud terbaru buatan Rusia S-400 Triumf, tetapi ia menyadari AB Rusia prioritas utama mendapatkan sistem S-400.
Menhan Rusia menegaskan bahwa sistem S-300 akan dikirimkan ke Kazakhstan sesuai kesepakatan sebelumnya, tetapi kontrak pengiriman masih dibuat.
RIA Novosti/Berita HanKam
Azerbaijan dan Turki Produksi Bersama Peralatan Militer
Cobra ranpur buatan Otokar. Otokar industri otomotif Turki, memproduksi kendaraan sipil dan militer didirikan 1963. (Foto: Otokar)
10 Desember 2010 -- Azerbaijan dan Turkey segera meluncurkan produksi bersama sejumlah peralatan militer tahun depan, ungkap sumber pertahanan pada kantor berita APA, Rabu (8/12).
Kedua pihak telah mencapai kesepakatan proyek produksi bersama. Kementrian Pertahanan Azerbaijan dan perusahaan Turki Otokar meneken protocol of intention pada Oktober tahun ini untuk memproduksi peralatan kendaraan tempur. Perangkat akan diproduksi berdasarkan lisensi dan sejumlah suku cadang diimpor dari Turki.
Pejabat Azerbaijan dan pimpinan Otokar diharapkan mendiskusikan sejumlah prospek proyek lebih lanjut pada bulan ini.
Saat ini kedua negara memproduksi senjata ringan dan sejumlah amunisi.
APA/Berita HanKam
10 Desember 2010 -- Azerbaijan dan Turkey segera meluncurkan produksi bersama sejumlah peralatan militer tahun depan, ungkap sumber pertahanan pada kantor berita APA, Rabu (8/12).
Kedua pihak telah mencapai kesepakatan proyek produksi bersama. Kementrian Pertahanan Azerbaijan dan perusahaan Turki Otokar meneken protocol of intention pada Oktober tahun ini untuk memproduksi peralatan kendaraan tempur. Perangkat akan diproduksi berdasarkan lisensi dan sejumlah suku cadang diimpor dari Turki.
Pejabat Azerbaijan dan pimpinan Otokar diharapkan mendiskusikan sejumlah prospek proyek lebih lanjut pada bulan ini.
Saat ini kedua negara memproduksi senjata ringan dan sejumlah amunisi.
APA/Berita HanKam
Rusia Semakin Dekat Membeli Mistral
Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin (kanan) berjabat tangan dengan PM Perancis Francois Fillon (kiri) setelah meneken dokumen antar pemerintah dan komersial di Moskow, Kamis (9/12). Fillon melakukan kunjungan kerja ke Rusia. Fillon mengatakan bahwa Perancis siap alih teknologi militer jika memenangkan tender kapal perang Mistral. (Foto: Getty Images)
10 Desember 2010 -- Perancis siap alih teknologi kapal perang ke Rusia, ungkap Perdana Menteri Perancis Francois Fillon, Kamis (9/12).
“Kami rasa tidak ada masalah dalam transfer teknologi,” ucap Fillon saat jumpa press bersama PM Rusia Vladimir Putin di Moskow saat kunjungan resmi.
Rusia dan Perancis sedang membicarakan pembelian kapal serang amfibi kelas Mistral dengan skema 2+2, dimana Rusia akan membeli 2 kapal dan membuat 2 kapal di dalam negeri.
Perusahaan pertahanan Rusia United Shipbuilding Corporation (USC) dan perusahaan kapal Perancis DCNS meneken kontrak pembentukan konsorsium pada November, untuk mengikuti tender pembelian kapal pengangkut helicopter oleh Kementrian Pertahanan Rusia.
Fillon mengatakan ia yakin bahwa pembicaraan segera selesai.
RIA Novosti/Berita HanKam
10 Desember 2010 -- Perancis siap alih teknologi kapal perang ke Rusia, ungkap Perdana Menteri Perancis Francois Fillon, Kamis (9/12).
“Kami rasa tidak ada masalah dalam transfer teknologi,” ucap Fillon saat jumpa press bersama PM Rusia Vladimir Putin di Moskow saat kunjungan resmi.
Rusia dan Perancis sedang membicarakan pembelian kapal serang amfibi kelas Mistral dengan skema 2+2, dimana Rusia akan membeli 2 kapal dan membuat 2 kapal di dalam negeri.
Perusahaan pertahanan Rusia United Shipbuilding Corporation (USC) dan perusahaan kapal Perancis DCNS meneken kontrak pembentukan konsorsium pada November, untuk mengikuti tender pembelian kapal pengangkut helicopter oleh Kementrian Pertahanan Rusia.
Fillon mengatakan ia yakin bahwa pembicaraan segera selesai.
RIA Novosti/Berita HanKam
Indonesia Singapura Gagas kerjasama Pendidikan Penerbang Tempur
(Foto: Mindef)
10 Desember 2010, Jakarta -– Indonesia dan Singapura menjajaki kemungkinan kerja sama pertahanan dalam bidang pendidikan bagi penerbang pesawat tempur kedua negara melalui pembentukan sekolah penerbang tempur (combine fighter weapon school), sebagi upaya meningkatkan kemampuan dan profesionalitas para penerbang tempur kedua negara. Hal tersebut disampaikan Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, seusai menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Singapura Teo Chee Hean yang juga menjabat sebagai Deputi Perdana Menteri Singapura, Kamis (9/12) di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.
Lebih lanjut dijelaskan Menhan, bahwa gagasan ini muncul setelah melihat laitan bersama antara TNI Angkatan Udara dengan Royal Singapore Air Force (RSAF) yaitu Latma Elang Indopura ke 16 di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Rabu (8/12). Latma yang juga menandai 30 tahun dari latihan bersama angkatan udara kedua negara tersebut, melibatkan berbagai jenis pesawat, F-16 dan Sukhoi dari Indonesia sedangkan Singapura menurunkan pesawat F-16, F-5 dan F-15SG.
Terkait dengan gagasan di atas, Sekretaris Jenderal Kemhan RI, Marsdya TNI Eris Herryanto, menambahkan bahwa kerjasama pendidikan yang dimaksud sudah dimulai sejak tahun 1999, dan telah berjalan dengan baik. Namun demikian pendidikan tersebut perlu dikembangkan, baik sarana maupun prasarananya, salah satunya dengan menyediakan lahan latihan tempur. Hal ini mengingat, dari pendidikan ini akan diperoleh materi baik teknis dan taktis, sehingga para siswa nantinya mampu mensimulasikan sasaran yang akan dilumpuhkan misalnya landasan dalam bentuk pabrik, pesawat atau lainnya, tambah Sekjen.
Selain itu Menhan menyampaikan beberapa proyek bidang pertahanan diantaranya pembangunan project four in one di Sentul, Bogor, terdiri dari Peace Keeping Center, Standby Force, Desaster Relief dan Anti Teror, yang akan dipusatkan pada satu tempat. Pada kesempatan tersebut Menhan mengajak Singapura untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Proyek lainnya yang disampaikan kepada menhan Singapura adalah proyek kawasan industri terpadu bahan peledak di atas lahan 600 hektar di Subang, Jawa Barat. Salah satunya adalah pendirian pusat pembuatan propelan yang memiliki nilai yang sangat strategis bagi industri pertahanan. Propelan merupakan bahan peledak yang dipergunakan sebagai pembentuk gas pendorong dalam peluru senjata atau motor roket. Propelan termasuk bahan low explotion, yang bukan merupakan bahan peledak penghancur, dan hanya digunakan sebagai bahan isian pendorong pada amunisi.
Indonesia saat memiliki industri amunisi yaitu PT Pindad, namun demikian bahan bakunya masih diimpor dari Afrika Selatan dan China. Dengan berdirinya industri propelan terpadu, harapannya Indonesia akan mampu memenuhi kebutuhan bahan baku amunisi sendiri. Dan industri ini nantinya dapat juga memenuhi bagi sektor pertambangan dan industri lainnya. Dengan demikian harapannyanya defence supports economic dapat terwujud, Wakil Menhan, Sjafrie Sjamsoeddin menambahkan.
Menhan Singapura Teo Chee Hean lahir 27 Desember 1954, beliau adalah seorang anggota pemerintahan Partai Aksi Rakyat (PAP). Saat ini menjabat sebagai Deputi Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan, dan Anggota Parlemen untuk Pasir Ris-Punggol Group Representasi Konstituen (GRC).
Teo Chee Hean sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan Singapura dari tahun 1997 sampai 2003, dan Menteri Lingkungan Hidup pada tahun 1996 sampai 1997. Sebelum memasuki politik, beliau adalah seorang perwira di Angkatan Laut Republik Singapura dan menjabat sebagai Kepala Angkatan Laut pada tahun 1991 sampai 1992.
Beliau mendaftarkan diri di Singapore Armed Forces (SAF) pada tahun 1972 dan dianugerahi Beasiswa Presiden dan Beasiswa SAF pada tahun 1973 untuk belajar Teknik Elektro dan Ilmu Manajemen di Universitas Manchester Institut Sains dan Teknologi di mana ia lulus dengan gelar Bachelor of Science (First Class Honours) pada tahun 1976.
Pada tahun 1977, Beliau melanjutkan studinya di Imperial College di London, mendapatkan gelar Masters of Science (dengan perbedaan) di Ilmu Komputer. Kemudian pada tahun 1986, mengejar studi pascasarjana nya di Kennedy School of Government di Harvard University, dimana lulus dengan Master dalam Administrasi Publik dan diangkat menjadi Fellow Littauer.
Turut mendampingi Menhan RI saat menerima kunjungan Menhan Singapura antara lain Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto S.IP, MA, dan Kapuskomlik Brigjen TNI I. Wayan Midhio.
Sementara itu, Menhan Singapura diantaranya didampingi Dubes Singapura H.E. Ashok Mirpuri, Senior Parlimentary, Ministry of National Development Mohd Maliki bin Osman, Athan Singapura Col. Tham Bian.
DMC
10 Desember 2010, Jakarta -– Indonesia dan Singapura menjajaki kemungkinan kerja sama pertahanan dalam bidang pendidikan bagi penerbang pesawat tempur kedua negara melalui pembentukan sekolah penerbang tempur (combine fighter weapon school), sebagi upaya meningkatkan kemampuan dan profesionalitas para penerbang tempur kedua negara. Hal tersebut disampaikan Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, seusai menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Singapura Teo Chee Hean yang juga menjabat sebagai Deputi Perdana Menteri Singapura, Kamis (9/12) di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.
Lebih lanjut dijelaskan Menhan, bahwa gagasan ini muncul setelah melihat laitan bersama antara TNI Angkatan Udara dengan Royal Singapore Air Force (RSAF) yaitu Latma Elang Indopura ke 16 di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Rabu (8/12). Latma yang juga menandai 30 tahun dari latihan bersama angkatan udara kedua negara tersebut, melibatkan berbagai jenis pesawat, F-16 dan Sukhoi dari Indonesia sedangkan Singapura menurunkan pesawat F-16, F-5 dan F-15SG.
Terkait dengan gagasan di atas, Sekretaris Jenderal Kemhan RI, Marsdya TNI Eris Herryanto, menambahkan bahwa kerjasama pendidikan yang dimaksud sudah dimulai sejak tahun 1999, dan telah berjalan dengan baik. Namun demikian pendidikan tersebut perlu dikembangkan, baik sarana maupun prasarananya, salah satunya dengan menyediakan lahan latihan tempur. Hal ini mengingat, dari pendidikan ini akan diperoleh materi baik teknis dan taktis, sehingga para siswa nantinya mampu mensimulasikan sasaran yang akan dilumpuhkan misalnya landasan dalam bentuk pabrik, pesawat atau lainnya, tambah Sekjen.
Selain itu Menhan menyampaikan beberapa proyek bidang pertahanan diantaranya pembangunan project four in one di Sentul, Bogor, terdiri dari Peace Keeping Center, Standby Force, Desaster Relief dan Anti Teror, yang akan dipusatkan pada satu tempat. Pada kesempatan tersebut Menhan mengajak Singapura untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Proyek lainnya yang disampaikan kepada menhan Singapura adalah proyek kawasan industri terpadu bahan peledak di atas lahan 600 hektar di Subang, Jawa Barat. Salah satunya adalah pendirian pusat pembuatan propelan yang memiliki nilai yang sangat strategis bagi industri pertahanan. Propelan merupakan bahan peledak yang dipergunakan sebagai pembentuk gas pendorong dalam peluru senjata atau motor roket. Propelan termasuk bahan low explotion, yang bukan merupakan bahan peledak penghancur, dan hanya digunakan sebagai bahan isian pendorong pada amunisi.
Indonesia saat memiliki industri amunisi yaitu PT Pindad, namun demikian bahan bakunya masih diimpor dari Afrika Selatan dan China. Dengan berdirinya industri propelan terpadu, harapannya Indonesia akan mampu memenuhi kebutuhan bahan baku amunisi sendiri. Dan industri ini nantinya dapat juga memenuhi bagi sektor pertambangan dan industri lainnya. Dengan demikian harapannyanya defence supports economic dapat terwujud, Wakil Menhan, Sjafrie Sjamsoeddin menambahkan.
Menhan Singapura Teo Chee Hean lahir 27 Desember 1954, beliau adalah seorang anggota pemerintahan Partai Aksi Rakyat (PAP). Saat ini menjabat sebagai Deputi Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan, dan Anggota Parlemen untuk Pasir Ris-Punggol Group Representasi Konstituen (GRC).
Teo Chee Hean sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan Singapura dari tahun 1997 sampai 2003, dan Menteri Lingkungan Hidup pada tahun 1996 sampai 1997. Sebelum memasuki politik, beliau adalah seorang perwira di Angkatan Laut Republik Singapura dan menjabat sebagai Kepala Angkatan Laut pada tahun 1991 sampai 1992.
Beliau mendaftarkan diri di Singapore Armed Forces (SAF) pada tahun 1972 dan dianugerahi Beasiswa Presiden dan Beasiswa SAF pada tahun 1973 untuk belajar Teknik Elektro dan Ilmu Manajemen di Universitas Manchester Institut Sains dan Teknologi di mana ia lulus dengan gelar Bachelor of Science (First Class Honours) pada tahun 1976.
Pada tahun 1977, Beliau melanjutkan studinya di Imperial College di London, mendapatkan gelar Masters of Science (dengan perbedaan) di Ilmu Komputer. Kemudian pada tahun 1986, mengejar studi pascasarjana nya di Kennedy School of Government di Harvard University, dimana lulus dengan Master dalam Administrasi Publik dan diangkat menjadi Fellow Littauer.
Turut mendampingi Menhan RI saat menerima kunjungan Menhan Singapura antara lain Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto S.IP, MA, dan Kapuskomlik Brigjen TNI I. Wayan Midhio.
Sementara itu, Menhan Singapura diantaranya didampingi Dubes Singapura H.E. Ashok Mirpuri, Senior Parlimentary, Ministry of National Development Mohd Maliki bin Osman, Athan Singapura Col. Tham Bian.
DMC
Korsel-RI Tingkatkan Kerjasama Ekonomi dan Industri Pertahanan
Korsel berusaha menjual T-50 ke Indonesia, sebagai pengganti jet latih Hawk. Bila terwujud kontrak pembelian, Indonesia negara pertama pembeli T-50. (Foto: KAI)
10 Desember 2010 -- Korea Selatan dan Indonesia setuju meningkatkan kerjasama bilateral dalam bidang kelistrikan, baja, energi, teknologi informasi dan industri pertahanan, saat pembicaraan kedua kepala negara di forum demokrasi regional, Denpasar, Bali, Kamis (9/12), ungkap pejabat kantor Kepresidenan Korsel Cheong Wa Dae kutip kantor berita Yonhap.
Presiden Korsel Lee Myung-bak dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pembicaraan mendalam mengenai promosi perdagangan dan investasi serta meningkatkan kerjasama dalam bidang energi dan sumber daya alam.
Nilai perdagangan kedua negara diproyeksikan mencapai 20 milyar dolar tahun ini, meningkat dari 15 milyar dolar pada 2009.
Pada bidang industri pertahanan, belum dapat dikorfimasi apakah kedua pimpinan pemerintahan mendiskusikan usaha Seoul menjual jet latih T-50 Golden Eagle, kapal selam dan kendaraan ranpur ke Jakarta.
Kementrian Pertahanan Indonesia tengah mencari pengganti jet latih Hawk buatan Inggris serta menambah armada kapal selam.
Pada 2004, KASAL saat itu Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh mengatakan di Bandung, Indonesia akan membeli dua kapal selam kelas 209/1200 Chang Bogo dari Korsel senilai 300 juta dolar menggunakan sistim imbal beli (Tempo interaktif 24/5/2004). Korsel membeli 8 pesawat patroli laut buatan PT DI CN-235-200 senilai 160 miliar won sedangkan Indonesia membeli 2 kapal selam berbobot 1200 ton (Chosun Ilbo 2/7/2008). Hingga diserahterimakan pesawat CN-235-220 ke pemerintah Korea Selatan oleh PT. DI proses pembelian KS belum jelas kelanjutannya.
Daewoo International Corp. dan Kementrian Pertahanan Indonesia meneken kontrak pembelian 22 ranpur IFV K-21 berkemampuan amfibi senilai 70 juta dolar untuk TNI AD. Pembiayaan berasal dari Bank Exim Korsel dan ranpur mulai diproduksi mulai November 2010, penyerahan direncanakan hingga akhir 2013.
Ranpur K21 dikembangkan oleh Agency for Defense Development (ADD) dan 11 perusahaan lokal dipimpin Doosan DST menelan investasi sekitar 90 milyar won (78 juta dolar).
Doosan DST mulai memproduksi massal K-21 awal 2009 dan menyerahkan pertama kali ke AD Korsel akhir November. Ranpur K-21 telah dua kali mengalami insiden fatal pada Desember 2009 dan Juli 2010, menewaskan satu prajurit.
Tim terdiri dari militer dan ahli sipil menyimpulkan penyebab insiden karena cacat rancangan, kurangnya kemampuan mengapung ranpur, tidak berkerjanya wave plate karena kurang tinggi dan masalah pada pompa penyedot air, diumumkan Kemhan Korsel (30/11), diberitakan laman Defense News, Rabu (1/12).
Ranpur K-21 akan dimodifikasi dan diperbaiki serta segera diuji coba pada Februari 2011, menurut Menhan Korsel.
Doosan K-21 sebanding dengan M2A3 Bradley buatan BAE Systems Land and Armaments dan BMP-3 dibuat oleh Kurganmashzavod.
Yonhap/Berita HanKam
10 Desember 2010 -- Korea Selatan dan Indonesia setuju meningkatkan kerjasama bilateral dalam bidang kelistrikan, baja, energi, teknologi informasi dan industri pertahanan, saat pembicaraan kedua kepala negara di forum demokrasi regional, Denpasar, Bali, Kamis (9/12), ungkap pejabat kantor Kepresidenan Korsel Cheong Wa Dae kutip kantor berita Yonhap.
Presiden Korsel Lee Myung-bak dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pembicaraan mendalam mengenai promosi perdagangan dan investasi serta meningkatkan kerjasama dalam bidang energi dan sumber daya alam.
Nilai perdagangan kedua negara diproyeksikan mencapai 20 milyar dolar tahun ini, meningkat dari 15 milyar dolar pada 2009.
Pada bidang industri pertahanan, belum dapat dikorfimasi apakah kedua pimpinan pemerintahan mendiskusikan usaha Seoul menjual jet latih T-50 Golden Eagle, kapal selam dan kendaraan ranpur ke Jakarta.
Kementrian Pertahanan Indonesia tengah mencari pengganti jet latih Hawk buatan Inggris serta menambah armada kapal selam.
Pada 2004, KASAL saat itu Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh mengatakan di Bandung, Indonesia akan membeli dua kapal selam kelas 209/1200 Chang Bogo dari Korsel senilai 300 juta dolar menggunakan sistim imbal beli (Tempo interaktif 24/5/2004). Korsel membeli 8 pesawat patroli laut buatan PT DI CN-235-200 senilai 160 miliar won sedangkan Indonesia membeli 2 kapal selam berbobot 1200 ton (Chosun Ilbo 2/7/2008). Hingga diserahterimakan pesawat CN-235-220 ke pemerintah Korea Selatan oleh PT. DI proses pembelian KS belum jelas kelanjutannya.
Daewoo International Corp. dan Kementrian Pertahanan Indonesia meneken kontrak pembelian 22 ranpur IFV K-21 berkemampuan amfibi senilai 70 juta dolar untuk TNI AD. Pembiayaan berasal dari Bank Exim Korsel dan ranpur mulai diproduksi mulai November 2010, penyerahan direncanakan hingga akhir 2013.
Ranpur K21 dikembangkan oleh Agency for Defense Development (ADD) dan 11 perusahaan lokal dipimpin Doosan DST menelan investasi sekitar 90 milyar won (78 juta dolar).
Doosan DST mulai memproduksi massal K-21 awal 2009 dan menyerahkan pertama kali ke AD Korsel akhir November. Ranpur K-21 telah dua kali mengalami insiden fatal pada Desember 2009 dan Juli 2010, menewaskan satu prajurit.
Tim terdiri dari militer dan ahli sipil menyimpulkan penyebab insiden karena cacat rancangan, kurangnya kemampuan mengapung ranpur, tidak berkerjanya wave plate karena kurang tinggi dan masalah pada pompa penyedot air, diumumkan Kemhan Korsel (30/11), diberitakan laman Defense News, Rabu (1/12).
Ranpur K-21 akan dimodifikasi dan diperbaiki serta segera diuji coba pada Februari 2011, menurut Menhan Korsel.
Doosan K-21 sebanding dengan M2A3 Bradley buatan BAE Systems Land and Armaments dan BMP-3 dibuat oleh Kurganmashzavod.
Yonhap/Berita HanKam
Jenderal Unifil Kunjungi Indobatt
Semenjak peralihan dari Satgas lama, kunjungan ini merupakan kunjungan pertama yang dilakukan pejabat Unifil ke Markas Indobatt. Dengan menggunakan Helly Bell UN-280 milik Spanyol, orang nomor dua dijajaran Unifil itu mendarat di Hellypad Indobatt. (Foto: Konga XXIII-E)
10 Desember 2010, Lebanon -- Chief Of Staff Markas (COS) UNIFIL Brigadir Jenderal Xavier de Woillemon mengunjungi Markas Indobatt Kontingen Garuda XXIII-E/Unifil (United Nations Interim Force In Lebanon) POSN 7-1 di Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan, Kamis (9/12).
Kunjungan kerja ini adalah pertama kalinya dilakukan pejabat Unifil ke Markas Indobatt semenjak peralihan dari Satgas lama kepada Satgas baru. Kedatangan COS dan rombongan menggunakan Helikopter Bell milik Spanyol dengan nomor registrasi UN-280.
Setelah landing di Hellypad Indobatt, didampingi Komandan Satgas Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa beserta Wadansatgas Letkol Mar Harnoko dan beberapa perwira staf, rombongan menuju Markas Indobatt dan disambut secara protokoler, dilanjutkan tari Yapong yang dipersembahkan oleh Srikandi-Srikandi Wan TNI Indobatt.
Kunjungan dilanjutkan ke Observation Post Alman yang merupakan TMOP (Temporery Observation Post). Selesai menerima penjelasan dari Danki C Kapten Mar Budi Wijani rombongan menuju ke CompoundKompi C POSN 9-2.
Turut hadir dalam rombongan kunjungan kerja Military Assistant Maj (FR) Bruno Costanzo dan dua perwira staf Unifil lainnya. Dansatgas Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa mengatakan, kunjungan kerja COS Unifil ini dimaksudkan untuk memastikan kegiatan satuan-satuan jajaran Unifil, khususnya Kontingen GarudaXXIII-E/Unifil di sepanjang area Litani River.
Kunjungan kerja diakhiri dengan foto bersama dan pemberian cindera mata dari Dansatgas Indobatt kepada COS Unifil.
Chief Of StaffMarkas (COS) UNIFIL Brigadir Jenderal Xavier de Woillemont mendapat penjelasan mengenai wilayah kerja Konga XXIII-E. (Foto: Konga XXIII-E)
Chief Of StaffMarkas (COS) UNIFIL Brigadir Jenderal Xavier de Woillemont memantau peralatan tempur yang dimiliki Konga XXIII-E. (Foto: Konga XXIII-E)
Kedatangannya disambut oleh Komandan Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/Unifil Letkol Inf Hendy Antariksa didampingi Wadan Satgas Letkol Marinir Harnoko dan beberapa Perwira Staf. Rombongan selanjutnya menuju Markas Indobatt dan disambut secara protokoler, usai itu, Tiga Srikandi Wanita TNI yang tergabung dalam Indobatt menyambut dengan Tarian Yapong. (Foto: Konga XXIII-E)
Puspen TNI/Pos Kota
10 Desember 2010, Lebanon -- Chief Of Staff Markas (COS) UNIFIL Brigadir Jenderal Xavier de Woillemon mengunjungi Markas Indobatt Kontingen Garuda XXIII-E/Unifil (United Nations Interim Force In Lebanon) POSN 7-1 di Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan, Kamis (9/12).
Kunjungan kerja ini adalah pertama kalinya dilakukan pejabat Unifil ke Markas Indobatt semenjak peralihan dari Satgas lama kepada Satgas baru. Kedatangan COS dan rombongan menggunakan Helikopter Bell milik Spanyol dengan nomor registrasi UN-280.
Setelah landing di Hellypad Indobatt, didampingi Komandan Satgas Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa beserta Wadansatgas Letkol Mar Harnoko dan beberapa perwira staf, rombongan menuju Markas Indobatt dan disambut secara protokoler, dilanjutkan tari Yapong yang dipersembahkan oleh Srikandi-Srikandi Wan TNI Indobatt.
Kunjungan dilanjutkan ke Observation Post Alman yang merupakan TMOP (Temporery Observation Post). Selesai menerima penjelasan dari Danki C Kapten Mar Budi Wijani rombongan menuju ke CompoundKompi C POSN 9-2.
Turut hadir dalam rombongan kunjungan kerja Military Assistant Maj (FR) Bruno Costanzo dan dua perwira staf Unifil lainnya. Dansatgas Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa mengatakan, kunjungan kerja COS Unifil ini dimaksudkan untuk memastikan kegiatan satuan-satuan jajaran Unifil, khususnya Kontingen GarudaXXIII-E/Unifil di sepanjang area Litani River.
Kunjungan kerja diakhiri dengan foto bersama dan pemberian cindera mata dari Dansatgas Indobatt kepada COS Unifil.
Chief Of StaffMarkas (COS) UNIFIL Brigadir Jenderal Xavier de Woillemont mendapat penjelasan mengenai wilayah kerja Konga XXIII-E. (Foto: Konga XXIII-E)
Chief Of StaffMarkas (COS) UNIFIL Brigadir Jenderal Xavier de Woillemont memantau peralatan tempur yang dimiliki Konga XXIII-E. (Foto: Konga XXIII-E)
Kedatangannya disambut oleh Komandan Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/Unifil Letkol Inf Hendy Antariksa didampingi Wadan Satgas Letkol Marinir Harnoko dan beberapa Perwira Staf. Rombongan selanjutnya menuju Markas Indobatt dan disambut secara protokoler, usai itu, Tiga Srikandi Wanita TNI yang tergabung dalam Indobatt menyambut dengan Tarian Yapong. (Foto: Konga XXIII-E)
Puspen TNI/Pos Kota
Boeing Team Begins Building Indian Navy's 1st P-8I Aircraft
07 December 2010, WICHITA, Kan. -- The Boeing [NYSE: BA] P-8I team began fabricating the first part for the Indian navy's first long-range maritime reconnaissance and anti-submarine warfare aircraft on Dec. 6 in Wichita. The P-8I, based on the Boeing Next-Generation 737 commercial airplane, is a variant of the P-8A Poseidon that Boeing is developing for the U.S. Navy.
Employees at Spirit AeroSystems -- where all Boeing Next-Generation 737 fuselages, nacelles and pylons are designed and built -- cut the P-8I's first part, a bonded aluminum panel that later will be installed on the fuselage's upper lobe to support an antenna. The panel and other fuselage components will come together on Spirit's existing Next-Generation 737 production line.
"Today marks the P-8I program's move from the design phase to the build phase," said Leland Wight, Boeing P-8I program manager. "We're on schedule and the Indian navy is looking forward to receiving its first plane."
Spirit will ship the P-8I fuselage to a Boeing Commercial Airplanes facility in Renton, Wash., in mid-2011 for final assembly. After that, Boeing Defense, Space & Security employees will install mission systems and complete testing prior to delivery to India.
"P-8I fuselage sections are designed and built using the same processes we use on the commercial 737," said Mike King, Spirit AeroSystems Fuselage Segment senior vice president/general manager. "We've built seven P-8A fuselages to date and continue to increase efficiency as we move forward."
Boeing will deliver the first of eight P-8I aircraft to India within 48 months of the original contract signing, which took place in January 2009. India is the first international customer for the P-8.
The P-8I will provide India with speed, reliability, persistence and room for growth to satisfy the country's maritime reconnaissance and anti-submarine warfare requirements now and well into the future. The aircraft features open system architecture, advanced sensor and display technologies, and a worldwide base of suppliers, parts and support equipment.
Boeing Company
Boeing Delivers 3 More F-15K Slam Eagles to Republic of Korea
07 December 2010, DAEGU AIR BASE, Republic of Korea -- Boeing [NYSE: BA] on Nov. 8 delivered three F-15K Slam Eagles to the Republic of Korea Air Force (ROKAF) at Daegu Air Base. The company delivered the first three of 21 F-15Ks it is producing under the Next Fighter II contract to the ROKAF in September. The remaining 15 aircraft will be delivered through March 2012.
"Boeing is honored to deliver these highly advanced fighters to the ROKAF," said Roger Besancenez, Boeing F-15 Program vice president. "We will continue to work closely with our ROKAF customers to prepare for upcoming deliveries that will provide them with superior air combat capability, as we remain committed to our goal of completing the deliveries on budget and on schedule, as promised."
Six of the new F-15K Slam Eagles are scheduled to participate in an advanced aerial combat training exercise at Nellis Air Force Base, Nev., in late 2011.
The F-15K is an advanced variant of the combat-proven F-15E. Equipped with the latest technological upgrades, it is extremely capable, survivable and maintainable. The aircraft's service life is planned through 2040, with technology insertions and upgrades throughout its life cycle. Boeing completed delivery of 40 Next Fighter I F-15K aircraft to the ROKAF in October 2008.
Boeing Company
More C-130Js For India
09 December 2010, MARIETTA, Ga. -- India′s next three C-130Js have now reached the final production positions at the Lockheed Martin Marietta facility. These aircraft will join the previous three, which are already in flight test prior to deliveries that will begin later this month. The first C-130J for India will be formally delivered on Dec. 16 at a ceremony in Marietta. Two will be flown to India in early 2011, while two more will arrive in early summer and the last two will be delivered in late summer of 2011. (Photo: Lockheed Martin)
74 Perwira Kodam Tak Lulus Renang Militer
(Dispenkoarmatim)
9 Desember 2010, Surabaya -- Sebanyak 74 perwira Komando Daerah Militer (Kodam) V/Brawijaya dinyatakan tidak lulus ujian renang militer di kawasan Bedali, Lawang, Kabupaten Malang.
Kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya, Letkol (Inf) A Mulyono di Surabaya, Kamis, mengatakan, ujian renang menempuh jarak 50 meter dengan mengenakan pakaian dinas lapangan berwarna loreng dan helm serta bersenjata lengkap itu diikuti 166 perwira.
"Dari jumlah itu 74 perwira gagal dan harus mengikuti her (mengulang). Dari 74 yang ikut her, masih ada sembilan periwira yang tidak lulus," katanya.
Ujian renang itu bagian dari uji petik tahun anggaran 2010 yang diikuti para perwira pertama (berpangkat letnan dua hingga kapten) dan perwira menengah (mayor hingga kolonel) TNI Angkatan Darat.
Uji petik itu terbagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama untuk para perwira menengah pada 30 November-2 Desember 2010, sedangkan gelombang kedua untuk perwira pertama pada 8-10 Desember 2010.
Kegiatan tersebut dipantau langsung Panglima Kodam V/Brawijaya, Mayjen TNI Gatot Nurmantyo.
Menurut dia, uji petik itu dilaksanakan berdasarkan Peraturan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Nomor Perkasad/118/XII/2009 tanggal 31 Desember 2009 dan Surat Keputusan Pangdam V/Brawijaya Nomor Kep/01/I/2010 tanggal 4 Januari 2010.
Selain renang militer, materi uji petik terdiri atas lintas alam, halang rintang, dan menembak dengan menggunakan senapan dan pistol.
Dalam ujian lintas alam, dua orang perwira dinyatakan tidak lulus karena mengalami keseleo pada kakinya.
Para peserta uji petik juga dibekali ilmu pengetahuan tentang militer yang meliputi rencana latihan, membuat rencana lapangan, geladi posko, dan ilmu medan peperangan di darat.
ANTARA News
9 Desember 2010, Surabaya -- Sebanyak 74 perwira Komando Daerah Militer (Kodam) V/Brawijaya dinyatakan tidak lulus ujian renang militer di kawasan Bedali, Lawang, Kabupaten Malang.
Kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya, Letkol (Inf) A Mulyono di Surabaya, Kamis, mengatakan, ujian renang menempuh jarak 50 meter dengan mengenakan pakaian dinas lapangan berwarna loreng dan helm serta bersenjata lengkap itu diikuti 166 perwira.
"Dari jumlah itu 74 perwira gagal dan harus mengikuti her (mengulang). Dari 74 yang ikut her, masih ada sembilan periwira yang tidak lulus," katanya.
Ujian renang itu bagian dari uji petik tahun anggaran 2010 yang diikuti para perwira pertama (berpangkat letnan dua hingga kapten) dan perwira menengah (mayor hingga kolonel) TNI Angkatan Darat.
Uji petik itu terbagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama untuk para perwira menengah pada 30 November-2 Desember 2010, sedangkan gelombang kedua untuk perwira pertama pada 8-10 Desember 2010.
Kegiatan tersebut dipantau langsung Panglima Kodam V/Brawijaya, Mayjen TNI Gatot Nurmantyo.
Menurut dia, uji petik itu dilaksanakan berdasarkan Peraturan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Nomor Perkasad/118/XII/2009 tanggal 31 Desember 2009 dan Surat Keputusan Pangdam V/Brawijaya Nomor Kep/01/I/2010 tanggal 4 Januari 2010.
Selain renang militer, materi uji petik terdiri atas lintas alam, halang rintang, dan menembak dengan menggunakan senapan dan pistol.
Dalam ujian lintas alam, dua orang perwira dinyatakan tidak lulus karena mengalami keseleo pada kakinya.
Para peserta uji petik juga dibekali ilmu pengetahuan tentang militer yang meliputi rencana latihan, membuat rencana lapangan, geladi posko, dan ilmu medan peperangan di darat.
ANTARA News
Sertijab Komandan KRI Cakra
09 Desember 2010, Surabaya -- Jabatan Komandan Kapal Perang Repubil Indonesia (KRI) Cakra-401 di serahterimakan dengan upacara militer yang dilaksanakan di Lapangan Apel Gedung Naga Banda Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmatim. Kamis (09/12).
Bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) Komandan Satsel Koarmatim Kolonel Laut (P) Muhammad Ali dengan Koamandan Upacara (Danup) Mayor Laut (E) Kusriadi. Upacara yang berlangsung sederhana tersebut diikuti oleh Satu Peleton pasukan Perwira, Bintara dan Tamtama dari KRI Cakra yang berjumlah sekitar 100 orang personeil.
Komandan KRI Cakra Letkol Laut (P) Iwa Kartiwa SH menyerahkan jabatan komandan baru KRI Cakra kepada Mayor Laut (P) Indra Agus W, yang sebelummnya telah mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal).Sedangkan pejabat lama selanjutnya menempati jabatan baru sebagai Perwira Staf Operasi (Pasops) Satsel Koarmatim.
Dalam sambutan Komandan Satsel Koarmatim mengatakan, diharapkan dengan pergantian pejabat tersebut, seluruh anggota dapat mendukung kepemimpinan komandan baru dan tetap memiliki semangat, disiplin, dedikasi, kerja keras serta loyalitas yang tinggi agar prestasi yang di capai saat ini dapat di tinggkatkan lagi.
Sedikitnya ada empat pesan yang disampaikan oleh Irup dalam upacara tersebut, yaitu supaya meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, tingkatkan profesionalisme prajurit, menyiapkan personel guna mendukung kebijakan pimpinan TNI AL dalam mendukung dan membangun Alat Utama Sistim Persenjataan (Alutsista) dan memelihara kekompakan dalam membentuk tim kerja yang handal.
“Serah terima jabatan Komandan KRI merupakan hal yang wajar didalam suatu organisasi yang bertujuan untuk pembaharuan semangat dan penyegaran pemikiran yang merupakan bagian dari rangkaian pembinaan personel di lingkungan TNI AL”. kata Dansatsel Koarmatim menegaskan.
Dispenkoarmatim
Wapres Sambut Positif Sekolah Penerbang Tempur
Wakil Perdana Menteri dan Menhan Singapura Teo Chee Hean bertemu Wakil Presiden Boediono. (Foto: Mindef)
09 Desember 2010, Jakarta -- Wakil Presiden Boediono menyambut positif pengaktifan kembali sekolah penerbang tempur antara RI dan Singapura.
“Wapres tersenyum dan menyambut positif gagasan pendirian kembali sekolah penerbang tempur antara Indonesia dan Singapura,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai mendampingi Wapres Boediono menerima Wakil Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean di Jakarta, Kamis.
Dalam pertemuan tertutup selama 30 menit itu, kedua wakil pemerintahan itu membahas berbagai hal terkait hubungan kedua negara di berbagai bidang terutama pertahanan dan militer.
“Ibaratnya, sekolah penerbang itu setingkat S-3 di sekolah umum, bertujuan meningkatkan kemampuan dan profesionalisme para penerbang tempur kedua negara,” katanya.
Pada pembahasan lebih rinci, Purnomo mengatakan, pengaktifan kembali sekolah penerbang tempur itu akan diserahkan sepenuhnya kepada angkatan udara masing-masing negara.
“Apa yang diperlukan, materinya apa saja, bagaimana bentuk latihannya itu kan angkatan udara kedua negara yang tahu,” katanya.
Usai melakukan kunjungan kehormatan kepada Wapres Boediono, Wakil PM Hean yang juga merangkap sebagai Menteri Pertahanan Singapura mengadakan pertemuan khusus dengan mitranya Menhan Purnomo Yusgiantoro di Kementerian Pertahanan.
Sekjen Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto mengatakan, sekolah penerbang tempur antara RI-Singapura didirikan pada 1999 dan telah berjalan baik.
“Namun, memang diperlukan dukungan sarana prasarana yang lebih memadai, mengingat latihan menyangkut rangkaian taktik dan teknik tempur. Semisal, kawasan “tactical air weaponary range” atau lokasi simulasi dimana terdapat sejumlah sasaran seperti landasan, perkantoran bahkan pesawat, untuk dibom dan lain-lain,” katanya.
Tentang lokasi latihan yang akan digunakan, Eris mengatakan, masih dijajaki kedua negara agar sesuai dengan kebutuhan latihan.
“Yang jelas di Indonesia, mengingat Singapura kan tidak ada lahan,” katanya.
Indonesia dan Singapura telah 30 tahun melakukan kerja sama latihan antara angkatan udara kedua negara dengan sandi “Elang Indopura”.
ANTARA Maluku
09 Desember 2010, Jakarta -- Wakil Presiden Boediono menyambut positif pengaktifan kembali sekolah penerbang tempur antara RI dan Singapura.
“Wapres tersenyum dan menyambut positif gagasan pendirian kembali sekolah penerbang tempur antara Indonesia dan Singapura,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai mendampingi Wapres Boediono menerima Wakil Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean di Jakarta, Kamis.
Dalam pertemuan tertutup selama 30 menit itu, kedua wakil pemerintahan itu membahas berbagai hal terkait hubungan kedua negara di berbagai bidang terutama pertahanan dan militer.
“Ibaratnya, sekolah penerbang itu setingkat S-3 di sekolah umum, bertujuan meningkatkan kemampuan dan profesionalisme para penerbang tempur kedua negara,” katanya.
Pada pembahasan lebih rinci, Purnomo mengatakan, pengaktifan kembali sekolah penerbang tempur itu akan diserahkan sepenuhnya kepada angkatan udara masing-masing negara.
“Apa yang diperlukan, materinya apa saja, bagaimana bentuk latihannya itu kan angkatan udara kedua negara yang tahu,” katanya.
Usai melakukan kunjungan kehormatan kepada Wapres Boediono, Wakil PM Hean yang juga merangkap sebagai Menteri Pertahanan Singapura mengadakan pertemuan khusus dengan mitranya Menhan Purnomo Yusgiantoro di Kementerian Pertahanan.
Sekjen Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto mengatakan, sekolah penerbang tempur antara RI-Singapura didirikan pada 1999 dan telah berjalan baik.
“Namun, memang diperlukan dukungan sarana prasarana yang lebih memadai, mengingat latihan menyangkut rangkaian taktik dan teknik tempur. Semisal, kawasan “tactical air weaponary range” atau lokasi simulasi dimana terdapat sejumlah sasaran seperti landasan, perkantoran bahkan pesawat, untuk dibom dan lain-lain,” katanya.
Tentang lokasi latihan yang akan digunakan, Eris mengatakan, masih dijajaki kedua negara agar sesuai dengan kebutuhan latihan.
“Yang jelas di Indonesia, mengingat Singapura kan tidak ada lahan,” katanya.
Indonesia dan Singapura telah 30 tahun melakukan kerja sama latihan antara angkatan udara kedua negara dengan sandi “Elang Indopura”.
ANTARA Maluku
DPM Teo Reaffirms the Strong Defence Ties with Indonesia
09 December 2010 -- Deputy Prime Minister and Minister for Defence Teo Chee Hean reaffirmed the strong and long-standing defence ties with Indonesia when he delivered a speech after visiting the Indonesia Defence University (IDU), this afternoon. Mr Teo also called on Indonesian Vice President Boediono in Jakarta today. During the call, both men reaffirmed the excellent and broad-based bilateral relations between the two countries. While in Jakarta, Mr Teo also met with Minister for Defence Dr Purnomo Yusgiantoro.
During his speech at the IDU, Mr Teo noted that bilateral cooperation between Singapore and Indonesia has expanded and deepened over the years. He said, "For over 40 years, these strong military-to-military ties have provided a stable foundation for good overall bilateral relations between our two countries. Singapore-Indonesia cooperation has expanded and deepened over the years." Mr Teo also highlighted the importance of an open, robust and inclusive regional security architecture, and the critical role which Indonesia has to play in ASEAN. He said, "As a long-standing friend and partner, Singapore wants to see a united and prosperous Indonesia, playing a key role in ASEAN and beyond."
As part of his official visit to Indonesia, Mr Teo also called on Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono and visited the biennial Exercise Elang Indopura, held between the Republic of Singapore Air Force and the Indonesian Air Force, at Ngurah Rai Air Base, Bali yesterday. This year marks the 30th year of the bilateral exercise. Mr Teo's visit underscores the warm and friendly ties between the Singapore and Indonesian defence establishments, which are marked by regular professional exchanges and long-standing bilateral exercises such as Exercise Elang Indopura, Exercise Eagle and Exercise Safkar Indopura.
Remarks by Deputy Prime Minister and Minister for Defence Mr Teo Chee Hean at the Indonesia Defence University.
Mindef
Pengamanan Laut di Bawah Presiden
10 Desember 2010, Bitung -- Sebuah kapal polisi perairan melakukan patoli pengamanan di wilayan Perairan Bitung, Sulawesi Utara, Kamis ( (9/12). Patroli rutin dilakukan untuk mencegah pelanggaran di laut seperti pencurian ikan dan penyalahgunaan bahan bakar miinyak subsidi. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/Koz/pd/10)
10 Desember 2010, Manado -- Pengamanan laut dan pantai di Tanah Air secara mutlak kini berada di tangan Badan Koordinasi Keamanan Laut. Pengamanan dilakukan secara terpadu, melingkupi seluruh aspek kehidupan di laut Indonesia dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Hal itu dikemukakan Laksamana Madya Y Didik Heru Purnomo, Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) kepada wartawan, seusai rapat koordinasi di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (9/12). Didik didampingi Gubernur Sulawesi Tengah Paliuju dan Wakil Gubernur Sulut Djouhari Kansil.
Menurut Didik, pengamanan laut melalui Bakorkamla lebih efisien dan efektif karena dilakukan secara bersama oleh 12 institusi selaku pemangku kepentingan. Sewaktu-waktu operasi keamanan laut dapat dilakukan secara bersama oleh kapal perikanan atau kapal milik Kepolisian Negara RI.
Ia mencontohkan, Operasi Gurita oleh Bakorkamla sejak tahun 2007 hingga November tahun ini berhasil menyelamatkan potensi kerugian riil senilai Rp 1,29 triliun. Operasi Bakorkamla meliputi penanggulangan pencurian ikan, penyelundupan kayu hitam, pencemaran laut, dan perompakan di laut.
Di tingkat pusat, Bakorkamla diketuai oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, dengan anggota Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri Dalam negeri, Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Jaksa Agung, Kapolri, Panglima TNI, Kepala BIN, serta Kepala Staf TNI Angkatan Laut.
”Bakorkamla tidak berdiri sendiri, tetapi terintegrasi dengan para pemangku kepentingan sekaligus pemerintah daerah,” katanya.
KOMPAS
10 Desember 2010, Manado -- Pengamanan laut dan pantai di Tanah Air secara mutlak kini berada di tangan Badan Koordinasi Keamanan Laut. Pengamanan dilakukan secara terpadu, melingkupi seluruh aspek kehidupan di laut Indonesia dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Hal itu dikemukakan Laksamana Madya Y Didik Heru Purnomo, Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) kepada wartawan, seusai rapat koordinasi di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (9/12). Didik didampingi Gubernur Sulawesi Tengah Paliuju dan Wakil Gubernur Sulut Djouhari Kansil.
Menurut Didik, pengamanan laut melalui Bakorkamla lebih efisien dan efektif karena dilakukan secara bersama oleh 12 institusi selaku pemangku kepentingan. Sewaktu-waktu operasi keamanan laut dapat dilakukan secara bersama oleh kapal perikanan atau kapal milik Kepolisian Negara RI.
Ia mencontohkan, Operasi Gurita oleh Bakorkamla sejak tahun 2007 hingga November tahun ini berhasil menyelamatkan potensi kerugian riil senilai Rp 1,29 triliun. Operasi Bakorkamla meliputi penanggulangan pencurian ikan, penyelundupan kayu hitam, pencemaran laut, dan perompakan di laut.
Di tingkat pusat, Bakorkamla diketuai oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, dengan anggota Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri Dalam negeri, Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Jaksa Agung, Kapolri, Panglima TNI, Kepala BIN, serta Kepala Staf TNI Angkatan Laut.
”Bakorkamla tidak berdiri sendiri, tetapi terintegrasi dengan para pemangku kepentingan sekaligus pemerintah daerah,” katanya.
KOMPAS
Thursday, December 9, 2010
Royal Australian Air Force is First U.S. Ally to Employ JSOW C
RAAF's new F/A-18E/F Super Hornet. (Foto: Australia DoD)
06 December 2010, WOOMERA, Australia -- The Royal Australian Air Force launched two Raytheon Company (NYSE: RTN) Joint Standoff Weapon Cs from the RAAF's new F/A-18E/F Super Hornet, marking the first time a U.S. ally has operationally tested a JSOW C. This test series also marked the first time the JSOW C variant has been employed outside the continental United States.
The RAAF also has placed an order for the JSOW C-1, which is currently in production; deliveries are expected to begin in 2011. The JSOW C-1 maintains the land attack capability of JSOW C and adds a moving maritime target capability by incorporating a datalink. This enables the JSOW to receive target updates as it flies to its target.
"The successful tests are a result of the hard work and close cooperation between the U.S. Navy's JSOW program office, the RAAF and Raytheon," said Harry Schulte, vice president of Raytheon Missile System's Air Warfare Systems' product line. "Raytheon congratulates the U.S. Navy and the RAAF on this milestone; we are pleased to be a trusted partner on this important new capability for Australia."
JSOW is a family of low-cost, air-to-ground glide weapons with a range of 70 nautical miles (80.5 statute miles) that employs an integrated GPS-inertial navigation system and terminal uncooled infrared seeker that guides the weapon to the target. The JSOW C carries a single BROACH warhead that has blast, fragmentation and penetration effects. JSOW is integrated on all variants of the F/A-18 and will be integrated on the Joint Strike Fighter.
Raytheon Company, with 2009 sales of $25 billion, is a technology and innovation leader specializing in defense, homeland security and other government markets throughout the world. With a history of innovation spanning 88 years, Raytheon provides state-of-the-art electronics, mission systems integration and other capabilities in the areas of sensing; effects; and command, control, communications and intelligence systems, as well as a broad range of mission support services. With headquarters in Waltham, Mass., Raytheon employs 75,000 people worldwide.
Raytheon Company
06 December 2010, WOOMERA, Australia -- The Royal Australian Air Force launched two Raytheon Company (NYSE: RTN) Joint Standoff Weapon Cs from the RAAF's new F/A-18E/F Super Hornet, marking the first time a U.S. ally has operationally tested a JSOW C. This test series also marked the first time the JSOW C variant has been employed outside the continental United States.
The RAAF also has placed an order for the JSOW C-1, which is currently in production; deliveries are expected to begin in 2011. The JSOW C-1 maintains the land attack capability of JSOW C and adds a moving maritime target capability by incorporating a datalink. This enables the JSOW to receive target updates as it flies to its target.
"The successful tests are a result of the hard work and close cooperation between the U.S. Navy's JSOW program office, the RAAF and Raytheon," said Harry Schulte, vice president of Raytheon Missile System's Air Warfare Systems' product line. "Raytheon congratulates the U.S. Navy and the RAAF on this milestone; we are pleased to be a trusted partner on this important new capability for Australia."
JSOW is a family of low-cost, air-to-ground glide weapons with a range of 70 nautical miles (80.5 statute miles) that employs an integrated GPS-inertial navigation system and terminal uncooled infrared seeker that guides the weapon to the target. The JSOW C carries a single BROACH warhead that has blast, fragmentation and penetration effects. JSOW is integrated on all variants of the F/A-18 and will be integrated on the Joint Strike Fighter.
Raytheon Company, with 2009 sales of $25 billion, is a technology and innovation leader specializing in defense, homeland security and other government markets throughout the world. With a history of innovation spanning 88 years, Raytheon provides state-of-the-art electronics, mission systems integration and other capabilities in the areas of sensing; effects; and command, control, communications and intelligence systems, as well as a broad range of mission support services. With headquarters in Waltham, Mass., Raytheon employs 75,000 people worldwide.
Raytheon Company
Kasum TNI Terima Kunjungan PLA China
Kepala Staf Umum TNI Marsdya TNI Edy Harjoko berfoto bersama Kepala Staf Umum PLA (People's Liberation Army) China Letjen Qi Jianguo. (Foto: Puspen TNI)
08 Desember 2010, Jakarta -- Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Marsdya TNI Edy Harjoko mewakili Panglima TNI menerima Kepala Staf Umum PLA (People’s Liberation Army) China, Letjen Qi Jianguo di ruang rapat Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Rabu, (8/12). Kunjungan tersebut dalam rangka lebih meningkatkan hubungan kerjasama Angkatan Bersenjata kedua negara.
Kasum TNI menyampaikan bahwa kerjasama yang dilaksanakan diantaranya di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pertukaran kunjungan oleh para Perwira, pendidikan dan latihan baik Perwira maupun Bintara dari Angkatan Darat, Laut dan Udara termasuk Pasukan Khusus kedua negara dalam latihan anti teror. Selain itu dilakukan juga kerjasama Peace Keeping dan penanggulangan bencana alam.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Staf Umum PLA menyampaikan perlunya terus membangun program yang lebih nyata di bidang pendidikan, latihan dan pertukaran informasi serta transfer teknologi oleh militer kedua angkatan. Disamping itu diperlukan juga kerjasama di bidang industri strategis dalam rangka pemenuhan kebutuhan peralatan militer kedua negara. Kerjasama yang lebih luas lagi antara kedua negara yang perlu terus dibangun adalah upaya menciptakan kawasan Asia dan ASEAN yang aman dan stabil, terutama dalam menciptakan keamanan laut China Selatan melalui kerja sama dengan negara-negara di Kawasan Asia dan ASEAN.
Dalam kesempatan ini, Letjen Qi Jianguo juga memberikan apresiasi atas peran Indonesia yang sangat besar dalam menciptakan stabilitas keamanan di Kawasan ASEAN, khususnya stabilitas keamanan alur laut yang sangat padat dan strategis di Selat Malaka. Hal ini dapat dicapai karena adanya kerjasama Indonesia dengan negara-negara pantai di kawasan ASEAN.
Dalam menerima kunjungan kehormatan ini, Kasum TNI didampingi Asrenum Panglima TNI Marsda Amirullah Amin, Kapuspen TNI Mayjen TNI Aslizar Tanjung dan Staf Mabes TNI lainnya. Sebelum mengakhiri kunjungan, Letjen Qi Jianguo yang didampingi oleh Deputy Chief of Training & Arms Department – MG. Chen Shoumin dan Deputy Chief of Signal Department – MG. Liu Chengun mengundang Panglima TNI dan Kasum TNI beserta Staf untuk melakukan kunjungan balasan ke China.
Puspen TNI/Pos Kota
08 Desember 2010, Jakarta -- Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Marsdya TNI Edy Harjoko mewakili Panglima TNI menerima Kepala Staf Umum PLA (People’s Liberation Army) China, Letjen Qi Jianguo di ruang rapat Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Rabu, (8/12). Kunjungan tersebut dalam rangka lebih meningkatkan hubungan kerjasama Angkatan Bersenjata kedua negara.
Kasum TNI menyampaikan bahwa kerjasama yang dilaksanakan diantaranya di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pertukaran kunjungan oleh para Perwira, pendidikan dan latihan baik Perwira maupun Bintara dari Angkatan Darat, Laut dan Udara termasuk Pasukan Khusus kedua negara dalam latihan anti teror. Selain itu dilakukan juga kerjasama Peace Keeping dan penanggulangan bencana alam.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Staf Umum PLA menyampaikan perlunya terus membangun program yang lebih nyata di bidang pendidikan, latihan dan pertukaran informasi serta transfer teknologi oleh militer kedua angkatan. Disamping itu diperlukan juga kerjasama di bidang industri strategis dalam rangka pemenuhan kebutuhan peralatan militer kedua negara. Kerjasama yang lebih luas lagi antara kedua negara yang perlu terus dibangun adalah upaya menciptakan kawasan Asia dan ASEAN yang aman dan stabil, terutama dalam menciptakan keamanan laut China Selatan melalui kerja sama dengan negara-negara di Kawasan Asia dan ASEAN.
Dalam kesempatan ini, Letjen Qi Jianguo juga memberikan apresiasi atas peran Indonesia yang sangat besar dalam menciptakan stabilitas keamanan di Kawasan ASEAN, khususnya stabilitas keamanan alur laut yang sangat padat dan strategis di Selat Malaka. Hal ini dapat dicapai karena adanya kerjasama Indonesia dengan negara-negara pantai di kawasan ASEAN.
Dalam menerima kunjungan kehormatan ini, Kasum TNI didampingi Asrenum Panglima TNI Marsda Amirullah Amin, Kapuspen TNI Mayjen TNI Aslizar Tanjung dan Staf Mabes TNI lainnya. Sebelum mengakhiri kunjungan, Letjen Qi Jianguo yang didampingi oleh Deputy Chief of Training & Arms Department – MG. Chen Shoumin dan Deputy Chief of Signal Department – MG. Liu Chengun mengundang Panglima TNI dan Kasum TNI beserta Staf untuk melakukan kunjungan balasan ke China.
Puspen TNI/Pos Kota
RI-Singapura Dirikan Sekolah Latihan Militer
Lima pesawat tempur membentuk formasi di udara saat latihan bersama "Elang Indopura" di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Rabu (8/12). Latihan tempur antara Indonesia - Singapura itu untuk mempererat hubungan kedua negara yang melibatkan 5 pesawat jenis F-16 dari Indonesia sedangkan Singapura 4 pesawat F-16 dan 4 pesawat F-5. (Foto: ANTARA/Edoardo/nym/Koz/mes/10)
09 Desember 2010, Nusa Dua -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyetujui gagasan didirikannya sekolah instruktur penerbang pesawat tempur dengan Singapura. Sekolah ini akan diwujudkan di Indonesia. Hal ini nantinya akan didalami lagi oleh jajaran TNI AU. “Ada satu gagasan dan disampaikan ke Presiden Yudhoyono dan disetujui, yaitu mem bentuk sekolah namanya combined fighter courses.
Ini sekolah untuk instruktur pilot penerbang tempur,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro seusai mendampingi Presiden Yudhoyono bertemu dengan Deputi PM Singapura Teo Chee Hean di Laguna Resort and Spa, Nusa Dua, Bali, Rabu (8/12). Di sela-sela persiapan Bali Demokrasi Forum III yang digelar di Nusa Dua, Presiden Yudhoyono mengadakan pertemuan bilateral dengan Deputi Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean.
Pertemuan bilateral dilakukan tertutup. Teknis bentuk kerja sama ini akan dibahas lebih lanjut. “Ini nanti akan dibicarakan secara mendetail dengan Kepala Staf TNI AU (Kasau),” kata Purnomo. Staf Khusus Kepresidenan bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah mengatakan terkait dengan kerja sama pertahanan, Deputi PM Singapura menyampaikan bahwa Menteri Pertahanan Singapura akan berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat.
Menteri Pertahanan Singapura akan berkunjung untuk membahas masalah tersebut lebih dalam, termasuk memberi kuliah di Universitas Pertahanan Indonesia,” kata Faizasyah. Selain kerja sama bidang pertahanan itu, lanjut Faizasyah, Presiden Yudhoyono dan Deupti PM Singapura Teo Chee Hean juga membahas secara menyeluruh isu-isu bilateral, baik perdagangan maupun pertahanan.
Faizasyah mengatakan meski tidak ada komitmen investasi baru dari Singapura, Presiden Yudhoyono tetap menyampaikan soal potensi ekonomi yang ada di Indonesia. “Perekonomian kita cukup membaik, tentunya satu peluang sangat terbuka bagi Singapura untuk meningkatkan investasinya di Indonesia,” katanya.
Koran Jakarta
09 Desember 2010, Nusa Dua -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyetujui gagasan didirikannya sekolah instruktur penerbang pesawat tempur dengan Singapura. Sekolah ini akan diwujudkan di Indonesia. Hal ini nantinya akan didalami lagi oleh jajaran TNI AU. “Ada satu gagasan dan disampaikan ke Presiden Yudhoyono dan disetujui, yaitu mem bentuk sekolah namanya combined fighter courses.
Ini sekolah untuk instruktur pilot penerbang tempur,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro seusai mendampingi Presiden Yudhoyono bertemu dengan Deputi PM Singapura Teo Chee Hean di Laguna Resort and Spa, Nusa Dua, Bali, Rabu (8/12). Di sela-sela persiapan Bali Demokrasi Forum III yang digelar di Nusa Dua, Presiden Yudhoyono mengadakan pertemuan bilateral dengan Deputi Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean.
Pertemuan bilateral dilakukan tertutup. Teknis bentuk kerja sama ini akan dibahas lebih lanjut. “Ini nanti akan dibicarakan secara mendetail dengan Kepala Staf TNI AU (Kasau),” kata Purnomo. Staf Khusus Kepresidenan bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah mengatakan terkait dengan kerja sama pertahanan, Deputi PM Singapura menyampaikan bahwa Menteri Pertahanan Singapura akan berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat.
Menteri Pertahanan Singapura akan berkunjung untuk membahas masalah tersebut lebih dalam, termasuk memberi kuliah di Universitas Pertahanan Indonesia,” kata Faizasyah. Selain kerja sama bidang pertahanan itu, lanjut Faizasyah, Presiden Yudhoyono dan Deupti PM Singapura Teo Chee Hean juga membahas secara menyeluruh isu-isu bilateral, baik perdagangan maupun pertahanan.
Faizasyah mengatakan meski tidak ada komitmen investasi baru dari Singapura, Presiden Yudhoyono tetap menyampaikan soal potensi ekonomi yang ada di Indonesia. “Perekonomian kita cukup membaik, tentunya satu peluang sangat terbuka bagi Singapura untuk meningkatkan investasinya di Indonesia,” katanya.
Koran Jakarta
Menhan: Latihan Indopura Pererat TNI AU dan RSAF
Menhan Singapura Teo Chee Hean dan Menhan RI Purnomo Yusgiantoro berdialog dengan Direktur Latihan RSAF Latma Elang Indoupura 2010 Kolonel Ho Fong Seng. (Foto: Mindef)
08 Desember 2010, Tuban -- Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mengemukakan, latihan bersama tahunan TNI AU dengan Angkatan Udara Singapura (RSAF) yang telah berlangsung 30 tahun dengan sandi "Indopura 2010" mempererat hubungan angkatan udara kedua negara.
"Kali ini memang sedikit istimewa karena memperingati 30 tahun kerja sama latihan yang tujuannya meningkatkan kemampuan awak tempur dan pendukung kedua angkatan udara. Antara Indonesia dan Singapura selama ini telah terjalin hubungan militer dengan militer yang baik sekali," kata Menhan di Pangkalan Udara TNI AU Ngurah Rai, Bali, Rabu.
Hadir pada latihan yang dilaksanakan sejak 12 hari lalu itu, Menhan Singapura Teo Chee Hean, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan Kepala Kepolisian Negara Indonesia Jenderal Polisi Timur Pradopo.
Selain itu turut hadir Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Imam Sufaat dan koleganya dari RSAF Marsekal Muda Ng Chee Kern.
Kedua pucuk pimpinan angkatan udara kedua negara itu tiba di landasan pacu pangkalan udara TNI AU mendahului kehadiran Menteri Pertahanan Indonesia dan Menhan Singapura.
Bila Yusgiantoro dan Teo datang memakai pesawat angkut, maka Sufaat dan Ng Chee Kern tiba memakai pesawat tempur andalan negara masing-masing, yaitu Sukhoi 30-MKI dari Skuadron Udara 11 TNI AU dan F-15SG Singapura yang berpangkalan di Australia.
Kedua pesawat tempur itu merupakan bagian dari satu "flight" berformasi pesawat tempur kedua negara yang sebelumnya mengarungi udara Pulau Bali dan sekitarnya sebelum mendarat, yang dikawal satu F-16 seri B milik TNI AU.
Bahkan beberapa manuver tempur sempat dilakukan saat kedua pucuk pimpinan kedua angkatan udara itu masih berada di dalam masing-masing pesawat tempur. Di antara manuver itu adalah teknik menikung tajam yang bisa menimbulkan gaya hingga 5 gravitasi.
Kedua negara melibatkan setengah skuadron udara pesawat tempur yang dimiliki. Indonesia mengerahkan empat pesawat tempur F-16 seri A dan dua F-16 seri B, sementara Singapura melibatkan pesawat serupa namun dari seri yang lebih muda dan canggih dari sisi avionika tempurnya, yaitu F-16 Blok 52.
Selain ketiga tipe pesawat tempur F-16 itu, deretan pesawat tempur taktis ringan F-5 Tiger II milik Angkatan Udara Singapura juga dilibatkan, sementara satu helikopter NAS-332 Super Puma dari Skuadron Udara 8 disiagakan untuk kepentingan SAR bila diperlukan.
Menurut Menhan Singapura Teo Chee Hean, kerja sama seperti ini akan ditingkatkan terus pada masa mendatang. "Kami yakin ini memberi banyak sekali manfaat bagi kedua negara serumpun ini. Apalagi perkembangan masa mendatang akan sangat dinamis," katanya.
Dalam latihan tempur "Indopura 2010" kali ini, berbagai jenis latihan dan manuver tempur dan serang dari udara ke udara dan udara ke darat dilakukan secara simultan.
Di antara materi latihan adalah teknik tempur udara "dog fight", dimana satu penyerang berusaha memusnahkan lawannya yang terbang di depan sementara sang lawan akan mati-matian melepaskan diri dari "kuncian" musuhnya di belakang.
"Kalau bisa, malah posisinya harus dibalik dari diserang menjadi menyerang. Selain itu juga materi penyergapan di udara oleh pesawat tempur yang sedang berpatroli terhadap pesawat tidak dikenal yang melanggar teritori udara," kata seorang penerbang tempur TNI AU yang terlibat dalam latihan itu.
Sedangkan latihan serang udara ke darat adalah teknik pengeboman dan penembakan beruntun terhadap satu bidang sasaran darat dari udara. Untuk yang terakhir ini, amunisi asli tidak digunakan melainkan cuma tiruannya saja.
Menurut jadwal latihan, selama delapan hari latihan itu diterbangkan dua gilir penerbangan. Akan tetapi hal itu juga tidak bisa selalu terjadi karena pertimbangan cuaca yang terkadang kurang mendukung jalannya latihan.
Selain dengan Singapura, Indonesia juga melaksanakan latihan udara serupa dengan Malaysia, Thailand, dan Filipina. Singapura sejak beberapa belas tahun lalu merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang memiliki armada angkatan udara terkuat.
Negara itu bahkan menitipkan tiga skuadron tempur dan satu skuadron latihnya di Australia dalam satu ikatan perjanjian bilateral, dengan pertimbangan keterbatasan lahan dan arena berlatih.
Jika satu pesawat terbang tinggal landas dari Bandar Udara Internasional Changi di Singapura ke arah tenggara, maka dalam hitungan kurang dari lima menit dia telah memasuki wilayah udara perbatasan negara itu dengan Indonesia.
ANTARA Bali
08 Desember 2010, Tuban -- Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mengemukakan, latihan bersama tahunan TNI AU dengan Angkatan Udara Singapura (RSAF) yang telah berlangsung 30 tahun dengan sandi "Indopura 2010" mempererat hubungan angkatan udara kedua negara.
"Kali ini memang sedikit istimewa karena memperingati 30 tahun kerja sama latihan yang tujuannya meningkatkan kemampuan awak tempur dan pendukung kedua angkatan udara. Antara Indonesia dan Singapura selama ini telah terjalin hubungan militer dengan militer yang baik sekali," kata Menhan di Pangkalan Udara TNI AU Ngurah Rai, Bali, Rabu.
Hadir pada latihan yang dilaksanakan sejak 12 hari lalu itu, Menhan Singapura Teo Chee Hean, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan Kepala Kepolisian Negara Indonesia Jenderal Polisi Timur Pradopo.
Selain itu turut hadir Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Imam Sufaat dan koleganya dari RSAF Marsekal Muda Ng Chee Kern.
Kedua pucuk pimpinan angkatan udara kedua negara itu tiba di landasan pacu pangkalan udara TNI AU mendahului kehadiran Menteri Pertahanan Indonesia dan Menhan Singapura.
Bila Yusgiantoro dan Teo datang memakai pesawat angkut, maka Sufaat dan Ng Chee Kern tiba memakai pesawat tempur andalan negara masing-masing, yaitu Sukhoi 30-MKI dari Skuadron Udara 11 TNI AU dan F-15SG Singapura yang berpangkalan di Australia.
Kedua pesawat tempur itu merupakan bagian dari satu "flight" berformasi pesawat tempur kedua negara yang sebelumnya mengarungi udara Pulau Bali dan sekitarnya sebelum mendarat, yang dikawal satu F-16 seri B milik TNI AU.
Bahkan beberapa manuver tempur sempat dilakukan saat kedua pucuk pimpinan kedua angkatan udara itu masih berada di dalam masing-masing pesawat tempur. Di antara manuver itu adalah teknik menikung tajam yang bisa menimbulkan gaya hingga 5 gravitasi.
Kedua negara melibatkan setengah skuadron udara pesawat tempur yang dimiliki. Indonesia mengerahkan empat pesawat tempur F-16 seri A dan dua F-16 seri B, sementara Singapura melibatkan pesawat serupa namun dari seri yang lebih muda dan canggih dari sisi avionika tempurnya, yaitu F-16 Blok 52.
Selain ketiga tipe pesawat tempur F-16 itu, deretan pesawat tempur taktis ringan F-5 Tiger II milik Angkatan Udara Singapura juga dilibatkan, sementara satu helikopter NAS-332 Super Puma dari Skuadron Udara 8 disiagakan untuk kepentingan SAR bila diperlukan.
Menurut Menhan Singapura Teo Chee Hean, kerja sama seperti ini akan ditingkatkan terus pada masa mendatang. "Kami yakin ini memberi banyak sekali manfaat bagi kedua negara serumpun ini. Apalagi perkembangan masa mendatang akan sangat dinamis," katanya.
Dalam latihan tempur "Indopura 2010" kali ini, berbagai jenis latihan dan manuver tempur dan serang dari udara ke udara dan udara ke darat dilakukan secara simultan.
Di antara materi latihan adalah teknik tempur udara "dog fight", dimana satu penyerang berusaha memusnahkan lawannya yang terbang di depan sementara sang lawan akan mati-matian melepaskan diri dari "kuncian" musuhnya di belakang.
"Kalau bisa, malah posisinya harus dibalik dari diserang menjadi menyerang. Selain itu juga materi penyergapan di udara oleh pesawat tempur yang sedang berpatroli terhadap pesawat tidak dikenal yang melanggar teritori udara," kata seorang penerbang tempur TNI AU yang terlibat dalam latihan itu.
Sedangkan latihan serang udara ke darat adalah teknik pengeboman dan penembakan beruntun terhadap satu bidang sasaran darat dari udara. Untuk yang terakhir ini, amunisi asli tidak digunakan melainkan cuma tiruannya saja.
Menurut jadwal latihan, selama delapan hari latihan itu diterbangkan dua gilir penerbangan. Akan tetapi hal itu juga tidak bisa selalu terjadi karena pertimbangan cuaca yang terkadang kurang mendukung jalannya latihan.
Selain dengan Singapura, Indonesia juga melaksanakan latihan udara serupa dengan Malaysia, Thailand, dan Filipina. Singapura sejak beberapa belas tahun lalu merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang memiliki armada angkatan udara terkuat.
Negara itu bahkan menitipkan tiga skuadron tempur dan satu skuadron latihnya di Australia dalam satu ikatan perjanjian bilateral, dengan pertimbangan keterbatasan lahan dan arena berlatih.
Jika satu pesawat terbang tinggal landas dari Bandar Udara Internasional Changi di Singapura ke arah tenggara, maka dalam hitungan kurang dari lima menit dia telah memasuki wilayah udara perbatasan negara itu dengan Indonesia.
ANTARA Bali
Kekompakan dan Kerja Keras Percepat Capaian Target Kinerja Kemhan
Kemhan memesan CN-235 MPA untuk TNI AL. (Foto: Dispenau)
09 Desember 2010, Jakarta -- Hasil kinerja program 100 hari dan program Inpres 01 dan 03 bidang pertahanan mendapatkan skor cukup memuaskan. Indikasi berjalannya program Kementerian Pertahanan (Kemhan), ditunjukan dengan penilaian positif.
Dalam hal ini, keberadaan Staf Ahli dan Staf Khusus Menteri Pertahanan (Menhan) turut berperan dalam upaya memantapkan kinerja Kemhan. Mayjen TNI (Purn) Muchammad Nasrun adalah salah satu think tank di Kementerian Pertahanan. Sebagai Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan, ia banyak memberikan masukan di bidang keamanan, seperti pendekatan deradikalisasi dalam rangka penanggulangan terorisme, optimalisasi keamanan maritim, memperkuat "benteng" perbatasan, dan pemberantasan penyebaran gelap senjata.
Berkat kerja keras di bawah kepemimpinan Menhan Purnomo Yusgiantoro dan segenap jajarannya, kini Kemhan sudah mencapai target pencapaian kinerja tahun pertama Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II. Antara lain, optimalisasi penggunaan alutsista produksi dalam negeri, pembentukan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), penyusunan draf RUU Revitalisasi Industri Pertahanan dan RUU Keamanan Nasional, serta tunjangan khusus prajurit TNI yang bertugas di pulau terluar dan perbatasan.
Tak hanya itu, alumnus Akabri 1974, kelahiran Magelang, 10 November 1952 ini juga menuntaskan tugasnya saat dipercaya menjadi Ketua Tim Reorganisasi Kemhan. Tim ini sukses merombak struktur di kementerian tersebut. Hal ini sebagai bagian dari reformasi birokrasi, salah satu syarat untuk mendapatkan remunerasi.
Sebagai Sekretaris Pengendali Pencapaian Kinerja Program Inpres 01 dan 03 Kemhan yang dilaporkan ke Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).
Sejumlah capaian telah diraih Kemhan dalam beberapa bidang, seperti laporan keuangan yang baik, perumusan legislasi pertahanan, meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI dan PNS, merevitaliasi industri pertahanan, meningkatkan peran TNI dalam misi perdamaian internasional, dan sebagainya.
"Bidang legislasi, sudah dirumuskan RUU yang telah ditetapkan dalam program legislasi nasional (prolegnas). Antara lain, Perubahan RUU No 31/1997 tentang Peradilan Militer, RUU Rahasia Negara, RUU Komponen Cadangan (Komcad), RUU Keamanan Nasional, dan mengupayakan RUU lainnya yang belum selesai digarap bersama DPR," kata M Nasrun.
Kemudian, tutur dia, di bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista), pada 11 Desember 2009, Kemhan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang Revitalisasi Industri Pertahanan. "Intinya, kita membuat kesepakatan pemenuhan kebutuhan alutsista TNI-Polri yang bersumber dari hasil produksi dalam negeri. Selain itu, juga meneken kontrak pengadaan pesawat udara patroli maritim TNI AL dengan PT DI," ujarnya.
Kinerja Pertahanan
Kemhan juga berperan mendorong penerbitan Perpres No 42 /2010 tentang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), dan mengatur secara detail organisasi dan tata kerja KKIP melalui peraturan menhan (permenhan) dan keputusan menhan (kepmenhan).
"Untuk mendukung program peningkatan kemampuan peralatan pertahanan-keamanan, akan dijabarkan dalam penyusunan RUU tentang Revitalisasi Industri Strategis Pertahanan, penyusunan Rencana Induk/Master Plan Revitalisasi Industri Pertahanan. Dan ditindaklanjuti penyusunan road map tentang produk industri pertahanan secara komprehensif, bersinambungan dan terintegrasi, yang mampu menggambarkan tahapan, metode, langkah-langkah strategis, dan target capaian, baik dari segi waktu, kegiatan dan sasaran yang telah ditetapkan," kata M Nasrun.
Menurut dia, industri pertahanan nasional telah memiliki kemampuan dasar masing-masing. Kemampuan rekayasa kapal perang oleh PT PAL; pembuatan roket/rudal, helikopter dan fix wing aircraft oleh PT DI; pembuatan senjata infantri, meriam, amunisi dan panser oleh PT Pindad; amonium nitrat dan propelan untuk bahan peledak oleh PT Dahana; fasilitas alkomsus, siskomsat dan radar oleh PT LEN dan PT INTI; serta produk plat baja oleh PT Krakatau Steel.
"Untuk program kesejahteraan, Kemhan telah merealisasikan Perpres No 49/2010 tentang Tunjangan Prajurit TNI yang Bertugas di Pulau Terluar dan Wilayah Perbatasan. Di samping itu, juga menaikkan uang lauk pauk (ULP) prajurit TNI dari Rp 35.000 menjadi Rp 40.000 per hari, kenaikan gaji prajurit TNI sebesar 10 % pada 2010," ujarnya.
M Nasrun menyebutkan, bagi prajurit TNI yang bertugas di perbatasan, pemerintah telah memberikan tunjangan khusus, yang diharapkan bisa cair pada akhir Desember 2010. Yaitu, sebesar 150 % dari gaji pokok bagi personel TNI dan PNS yang bertugas di pulau terkecil dan terluar tanpa penduduk, 100 % bagi yang bertugas di wilayah perbatasan tanpa penduduk, 75 % di wilayah perbatasan berpenduduk, dan 50 % bagi yang bertugas tidak permanen, seperti patroli udara dan laut.
M Nasrun mengatakan, Kemhan telah berhasil memperoleh opini wajar dengan pengecualian (WDP) untuk laporan keuangan 2009.
"BPK mengapresiasi berbagai kemajuan yang telah dicapai Kemhan dan TNI, terutama dalam aspek pengecualian yang semakin berkurang dibandingkan dengan laporan keuangan 2008," ujarnya.
Karena itu, ucap dia, pada 2010, Kemhan berupaya maksimal agar dapat mewujudkan kualitas kinerja. Sehingga, Kemhan dapat meningkatkan penilaian BPK dari WDP menjadi wajar tanpa pengecualian (WTP).
Selanjutnya, Kemhan dengan Kementerian Kesehatan telah bekerja sama dalam hal peningkatan tunjangan kesejahteraan prajurit dan PNS dari 2 % menjadi 4 % dari gaji pokok. Sehingga, tunjangan kesehatan tersebut sama dengan masyarakat lainnya, dan dapat berobat di berbagai rumah sakit pemerintah.
"Kemhan dengan Kementerian Perumahan Rakyat juga telah bekerja sama membangun 1.000 rumah dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Setiap tahun akan dibangun 200 rumah untuk prajurit dan PNS," katanya.
Keterlibatan Kemhan dalam Peace Keeping Force juga meningkat. Dalam hal ini, Indonesia telah berpartisipasi dalam misi perdamaian internasional sejak tahun 1957 sampai saat ini, baik dalam kerangka PBB maupun organisasi internasional lainnya.
Sebagai negara anggota PBB, Indonesia berkomitmen selalu aktif mengirimkan kontingen Indonesia ke berbagai misi, baik dalam bentuk pasukan pemeliharaan perdamaian maupun sebagai military observer untuk membantu menegakkan perdamaian di berbagai penjuru dunia.
"Untuk menunjukkan komitmenn tersebut, di antaranya, membentuk Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI pada tahun 2007, dan Pusat Latihan (Peace Keeping Centre) di daerah Sentul, Bogor, yang pebangunannya sudah dimulai tahun ini," ujarnya.
Suara Karya
09 Desember 2010, Jakarta -- Hasil kinerja program 100 hari dan program Inpres 01 dan 03 bidang pertahanan mendapatkan skor cukup memuaskan. Indikasi berjalannya program Kementerian Pertahanan (Kemhan), ditunjukan dengan penilaian positif.
Dalam hal ini, keberadaan Staf Ahli dan Staf Khusus Menteri Pertahanan (Menhan) turut berperan dalam upaya memantapkan kinerja Kemhan. Mayjen TNI (Purn) Muchammad Nasrun adalah salah satu think tank di Kementerian Pertahanan. Sebagai Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan, ia banyak memberikan masukan di bidang keamanan, seperti pendekatan deradikalisasi dalam rangka penanggulangan terorisme, optimalisasi keamanan maritim, memperkuat "benteng" perbatasan, dan pemberantasan penyebaran gelap senjata.
Berkat kerja keras di bawah kepemimpinan Menhan Purnomo Yusgiantoro dan segenap jajarannya, kini Kemhan sudah mencapai target pencapaian kinerja tahun pertama Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II. Antara lain, optimalisasi penggunaan alutsista produksi dalam negeri, pembentukan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), penyusunan draf RUU Revitalisasi Industri Pertahanan dan RUU Keamanan Nasional, serta tunjangan khusus prajurit TNI yang bertugas di pulau terluar dan perbatasan.
Tak hanya itu, alumnus Akabri 1974, kelahiran Magelang, 10 November 1952 ini juga menuntaskan tugasnya saat dipercaya menjadi Ketua Tim Reorganisasi Kemhan. Tim ini sukses merombak struktur di kementerian tersebut. Hal ini sebagai bagian dari reformasi birokrasi, salah satu syarat untuk mendapatkan remunerasi.
Sebagai Sekretaris Pengendali Pencapaian Kinerja Program Inpres 01 dan 03 Kemhan yang dilaporkan ke Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).
Sejumlah capaian telah diraih Kemhan dalam beberapa bidang, seperti laporan keuangan yang baik, perumusan legislasi pertahanan, meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI dan PNS, merevitaliasi industri pertahanan, meningkatkan peran TNI dalam misi perdamaian internasional, dan sebagainya.
"Bidang legislasi, sudah dirumuskan RUU yang telah ditetapkan dalam program legislasi nasional (prolegnas). Antara lain, Perubahan RUU No 31/1997 tentang Peradilan Militer, RUU Rahasia Negara, RUU Komponen Cadangan (Komcad), RUU Keamanan Nasional, dan mengupayakan RUU lainnya yang belum selesai digarap bersama DPR," kata M Nasrun.
Kemudian, tutur dia, di bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista), pada 11 Desember 2009, Kemhan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang Revitalisasi Industri Pertahanan. "Intinya, kita membuat kesepakatan pemenuhan kebutuhan alutsista TNI-Polri yang bersumber dari hasil produksi dalam negeri. Selain itu, juga meneken kontrak pengadaan pesawat udara patroli maritim TNI AL dengan PT DI," ujarnya.
Kinerja Pertahanan
Kemhan juga berperan mendorong penerbitan Perpres No 42 /2010 tentang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), dan mengatur secara detail organisasi dan tata kerja KKIP melalui peraturan menhan (permenhan) dan keputusan menhan (kepmenhan).
"Untuk mendukung program peningkatan kemampuan peralatan pertahanan-keamanan, akan dijabarkan dalam penyusunan RUU tentang Revitalisasi Industri Strategis Pertahanan, penyusunan Rencana Induk/Master Plan Revitalisasi Industri Pertahanan. Dan ditindaklanjuti penyusunan road map tentang produk industri pertahanan secara komprehensif, bersinambungan dan terintegrasi, yang mampu menggambarkan tahapan, metode, langkah-langkah strategis, dan target capaian, baik dari segi waktu, kegiatan dan sasaran yang telah ditetapkan," kata M Nasrun.
Menurut dia, industri pertahanan nasional telah memiliki kemampuan dasar masing-masing. Kemampuan rekayasa kapal perang oleh PT PAL; pembuatan roket/rudal, helikopter dan fix wing aircraft oleh PT DI; pembuatan senjata infantri, meriam, amunisi dan panser oleh PT Pindad; amonium nitrat dan propelan untuk bahan peledak oleh PT Dahana; fasilitas alkomsus, siskomsat dan radar oleh PT LEN dan PT INTI; serta produk plat baja oleh PT Krakatau Steel.
"Untuk program kesejahteraan, Kemhan telah merealisasikan Perpres No 49/2010 tentang Tunjangan Prajurit TNI yang Bertugas di Pulau Terluar dan Wilayah Perbatasan. Di samping itu, juga menaikkan uang lauk pauk (ULP) prajurit TNI dari Rp 35.000 menjadi Rp 40.000 per hari, kenaikan gaji prajurit TNI sebesar 10 % pada 2010," ujarnya.
M Nasrun menyebutkan, bagi prajurit TNI yang bertugas di perbatasan, pemerintah telah memberikan tunjangan khusus, yang diharapkan bisa cair pada akhir Desember 2010. Yaitu, sebesar 150 % dari gaji pokok bagi personel TNI dan PNS yang bertugas di pulau terkecil dan terluar tanpa penduduk, 100 % bagi yang bertugas di wilayah perbatasan tanpa penduduk, 75 % di wilayah perbatasan berpenduduk, dan 50 % bagi yang bertugas tidak permanen, seperti patroli udara dan laut.
M Nasrun mengatakan, Kemhan telah berhasil memperoleh opini wajar dengan pengecualian (WDP) untuk laporan keuangan 2009.
"BPK mengapresiasi berbagai kemajuan yang telah dicapai Kemhan dan TNI, terutama dalam aspek pengecualian yang semakin berkurang dibandingkan dengan laporan keuangan 2008," ujarnya.
Karena itu, ucap dia, pada 2010, Kemhan berupaya maksimal agar dapat mewujudkan kualitas kinerja. Sehingga, Kemhan dapat meningkatkan penilaian BPK dari WDP menjadi wajar tanpa pengecualian (WTP).
Selanjutnya, Kemhan dengan Kementerian Kesehatan telah bekerja sama dalam hal peningkatan tunjangan kesejahteraan prajurit dan PNS dari 2 % menjadi 4 % dari gaji pokok. Sehingga, tunjangan kesehatan tersebut sama dengan masyarakat lainnya, dan dapat berobat di berbagai rumah sakit pemerintah.
"Kemhan dengan Kementerian Perumahan Rakyat juga telah bekerja sama membangun 1.000 rumah dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Setiap tahun akan dibangun 200 rumah untuk prajurit dan PNS," katanya.
Keterlibatan Kemhan dalam Peace Keeping Force juga meningkat. Dalam hal ini, Indonesia telah berpartisipasi dalam misi perdamaian internasional sejak tahun 1957 sampai saat ini, baik dalam kerangka PBB maupun organisasi internasional lainnya.
Sebagai negara anggota PBB, Indonesia berkomitmen selalu aktif mengirimkan kontingen Indonesia ke berbagai misi, baik dalam bentuk pasukan pemeliharaan perdamaian maupun sebagai military observer untuk membantu menegakkan perdamaian di berbagai penjuru dunia.
"Untuk menunjukkan komitmenn tersebut, di antaranya, membentuk Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI pada tahun 2007, dan Pusat Latihan (Peace Keeping Centre) di daerah Sentul, Bogor, yang pebangunannya sudah dimulai tahun ini," ujarnya.
Suara Karya
Xanana Jajaki Kerja Sama dengan PT PAL
LPD milik TNI AL sedang dibangun di PT PAL. (Foto: KOMPAS)
08 Desember 2010, Jakarta (ANTARA News) - Perdana Menteri Timor Leste, Kay Rala Xanana Gusmao, menjadwalkan kunjungan ke industri perkapalan Republik Indonesia, PT PAL, di Surabaya, Jawa Timur, pada 11 Desember 2010 guna menjajaki kerja sama kedua negara di bidang pengembangan maritim.
"Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari pembicaraan di antara Perdana Menteri Timor Leste dengan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, pada 27 Oktober 2010 di Surabaya. Kami ingin menjalin kerjasama pertanian, peternakan, irigasi dan maritim," kata juru bicara Xanana, Antonio Ramos, kepada ANTARA News dari Nusa Dua, Bali, Rabu.
Timor Leste, menurut dia, berminat menjalin kerja sama di bidang maritim dengan Indonesia melalui PT PAL. Apalagi, Timor Leste dalam pembangunan jangka panjang 2011-2030 menempatkan laut sebagai faktor strategis pembangunannya.
"Untuk realisasinya, maka kami akan membangun kerja sama dalam bidang pembangunan perkapalan dengan Indonesia, khususnya PT PAL," ujarnya.
Dalam kunjungan kerja di Jawa Timur, Xanana pada 10 Desember juga menjadwalkan ke Koperasi Unit Desa (KUD) yang selama ini mengelola industri susu berbasis peternak di Desa Tutur, Kabupaten Pasuruan.
Selain itu, Xanana bersama rombongannya juga akan meninjau proyek air bersih Perum Jasa Tirta di Malang, dan irigasi di Waduk Wlingi dan Lodoyo, Kabupaten Blitar.
ANTARA News
08 Desember 2010, Jakarta (ANTARA News) - Perdana Menteri Timor Leste, Kay Rala Xanana Gusmao, menjadwalkan kunjungan ke industri perkapalan Republik Indonesia, PT PAL, di Surabaya, Jawa Timur, pada 11 Desember 2010 guna menjajaki kerja sama kedua negara di bidang pengembangan maritim.
"Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari pembicaraan di antara Perdana Menteri Timor Leste dengan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, pada 27 Oktober 2010 di Surabaya. Kami ingin menjalin kerjasama pertanian, peternakan, irigasi dan maritim," kata juru bicara Xanana, Antonio Ramos, kepada ANTARA News dari Nusa Dua, Bali, Rabu.
Timor Leste, menurut dia, berminat menjalin kerja sama di bidang maritim dengan Indonesia melalui PT PAL. Apalagi, Timor Leste dalam pembangunan jangka panjang 2011-2030 menempatkan laut sebagai faktor strategis pembangunannya.
"Untuk realisasinya, maka kami akan membangun kerja sama dalam bidang pembangunan perkapalan dengan Indonesia, khususnya PT PAL," ujarnya.
Dalam kunjungan kerja di Jawa Timur, Xanana pada 10 Desember juga menjadwalkan ke Koperasi Unit Desa (KUD) yang selama ini mengelola industri susu berbasis peternak di Desa Tutur, Kabupaten Pasuruan.
Selain itu, Xanana bersama rombongannya juga akan meninjau proyek air bersih Perum Jasa Tirta di Malang, dan irigasi di Waduk Wlingi dan Lodoyo, Kabupaten Blitar.
ANTARA News
TNI AL Uji Coba Tank Tempur Rusia
Seorang teknisi Tank Amfibi BMP-3F berkebangsaan Rusia, menjelaskan bagian dari tank tersebut kepada seorang anggota Resimen Kavaleri-1 Marinir. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/hp/10)
06 Desember 2010, Surabaya -- TNI Angkatan Laut berencana melakukan uji coba terhadap kemampuan 17 tank amfibi jenis BMP-3 yang baru saja didatangkan dari Rusia, untuk melengkapi persenjataan Pasukan Marinir.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno kepada wartawan di Surabaya, Senin mengatakan, uji coba akan dilakukan di Pusat Latihan Tempur Marinir di Karang Tekok, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, dalam waktu dekat ini.
"Latihan dan uji coba itu sekaligus serah terima tank amfibi kepada Pasukan Marinir," paparnya usai memimpin upacara peringatan Hari Armada di Koarmatim.
Ia mengatakan uji coba juga untuk memastikan seluruh peralatan dan perlengkapan tank amfibi berharga miliaran rupiah itu beroperasi dengan baik.
Tank amfibi sebanyak 17 unit yang dibeli TNI AL dari Rusia itu, tiba di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya pada akhir November lalu.
Menurut KSAL, pengadaan peralatan tempur baru itu untuk memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) di jajaran TNI AL.
"Sementara ini jumlah tank amfibi yang dibeli baru 17 unit dan kemungkinan bisa ditambah sesuai kebutuhan. Alutsista yang lama dan tidak bisa difungsikan lagi, akan diganti dengan baru," katanya.
Laksamana TNI Soeparno menambahkan pembelian peralatan tempur dari Rusia itu sudah melalui berbagai kajian, termasuk soal harga, kemampuan dan kualitasnya.
Selain tank amfibi, lanjut Soeparno, pihaknya juga sudah merencanakan untuk melakukan pengadaan beberapa alutsista baru, seperti kapal selam, kapal perang dan peralatan tempur lainnya.
"Pengadaan itu sudah masuk dalam agenda dan sekarang sedang diproses," ujarnya menegaskana.
ANTARA Jatim
06 Desember 2010, Surabaya -- TNI Angkatan Laut berencana melakukan uji coba terhadap kemampuan 17 tank amfibi jenis BMP-3 yang baru saja didatangkan dari Rusia, untuk melengkapi persenjataan Pasukan Marinir.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno kepada wartawan di Surabaya, Senin mengatakan, uji coba akan dilakukan di Pusat Latihan Tempur Marinir di Karang Tekok, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, dalam waktu dekat ini.
"Latihan dan uji coba itu sekaligus serah terima tank amfibi kepada Pasukan Marinir," paparnya usai memimpin upacara peringatan Hari Armada di Koarmatim.
Ia mengatakan uji coba juga untuk memastikan seluruh peralatan dan perlengkapan tank amfibi berharga miliaran rupiah itu beroperasi dengan baik.
Tank amfibi sebanyak 17 unit yang dibeli TNI AL dari Rusia itu, tiba di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya pada akhir November lalu.
Menurut KSAL, pengadaan peralatan tempur baru itu untuk memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) di jajaran TNI AL.
"Sementara ini jumlah tank amfibi yang dibeli baru 17 unit dan kemungkinan bisa ditambah sesuai kebutuhan. Alutsista yang lama dan tidak bisa difungsikan lagi, akan diganti dengan baru," katanya.
Laksamana TNI Soeparno menambahkan pembelian peralatan tempur dari Rusia itu sudah melalui berbagai kajian, termasuk soal harga, kemampuan dan kualitasnya.
Selain tank amfibi, lanjut Soeparno, pihaknya juga sudah merencanakan untuk melakukan pengadaan beberapa alutsista baru, seperti kapal selam, kapal perang dan peralatan tempur lainnya.
"Pengadaan itu sudah masuk dalam agenda dan sekarang sedang diproses," ujarnya menegaskana.
ANTARA Jatim
Monday, December 6, 2010
Kontingen Garuda Indonesia Rapatkan Misi Perdamaian Lebanon
06 Desember 2010, Surabaya -- Kontingen Garuda Indonesia yang terdiri dari berbagai tim, menggelar rapat koordinasi di Markas Indobatt UN POSN 7-1 Lebanon Selatan (5/12) untuk membahas langkah teknis dari misi perdamaian dunia.
Penerangan Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/Unifil kepada ANTARA melalui surat elektronik, Senin melaporkan, rakor (rapat koordinasi) itu merupakan rakor yang pertama.
Rakor itu diikuti Satgas Batalyon Infanteri Mekanis Konga XXIII-E/Unifil FHQSU, Force Protection Company, SEMPU, MILSTAFF SECEAST, MTF (CORVETTE), CIMIC, dan Indomedic.
Dalam rakor itu, Komandan Kontingen Garuda Kolonel PNB Yulianta mengatakan kegiatan itu bertujuan memperkokoh kekompakan, sekaligus untuk berkoordinasi kegiatan yang lebih baik bagi misi menjaga perdamaian di Lebanon Selatan.
Selanjutnya, rakor membahas penyampaian paparan oleh J-5 tentang perencanaan kegiatan Unifil seperti "Hygiene Inspection" oleh "Chief Hygiene", Medal Parade, dan membahas rencana kegiatan Satgas Kontingen Garuda ke depan.
Ia menyampaikan beberapa penekanan antara lain peningkatan "Zero Accident", profesionalisme terhadap tugas, dan fungsi kontrol masing-masing Komandan Satgas agar selalu memotivasi seluruh anggota.
Pada kesempatan itu, Penasihat Kontingen Garuda Kolonel Laut (E) Joko Edi (DCO Seceast) meminta Kontingen Garuda agar meningkatkan ibadah, loyalitas kepada atasan, memperlihatkan jati diri TNI, menjaga komunikasi sesama Satgas, menyesuaikan prosedur tugas dari PBB.
Kegiatan itu dihadiri oleh para Komandan beserta Staf Jajaran Satgas yang tergabung dalam Kontingen Garuda Indonesia di UNIFIL.
"Rakor seperti ini akan diadakan setiap tiga bulan sekali untuk mengevaluasi setiap hasil yang telah dicapai dan kegiatan tersebut, diakhiri dengan foto bersama," kata Dansatgas Batalyon Mekanis XXIII-E/Unifil Letkol Inf Hendy Antariksa sebagai tuan rumah.
ANTARA Jatim
TNI AL Siap Menangkal Setiap Ancaman
Kepala Staf Koarmabar Laksamana Pertama TNI Herry Setianegara, S.Sos, SH, MM melakukan pemeriksaan pasukan pada upacara peringatan Hari Armada di Markas Komando Koarmabar, Senin (6/12). (Foto: Dispenal)
06 Desember 2010, Jakarta -- Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) memperingati Hari Armada di Lapangan Arafuru Markas Komando (Mako) Koarmabar, Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Senin (6/12). Kepala Staf Koarmabar (Kasarmabar) Laksamana Pertama TNI Herry Setianegara, S.Sos, SH, MM, bertindak sebagai inspektur upacara pada peringatan tersebut.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno dalam amanatnya yang dibacakan Kasarmabar mengatakan, bangsa dan negara Indonesia masih menghadapi ujian yang cukup berat, dengan berbagai permasalahan multidimensi. Pemerintah dengan segala dinamika yang dihadapi, sedang dan terus berupaya keras untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut. Dalam menghadapi permasalahan bangsa, sudah sewajarnya apabila seluruh jajaran TNI Angkatan Laut, berkewajiban mendukung upaya-upaya pemerintah, secara konsisten dan konsekuen melaksanakan tugas pokoknya melalui pelaksanaan tugas-tugas operasi, baik operasi militer perang maupun operasi militer selain perang, berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.
Menurut Kasal, sebagai bagian dari komponen utama pertahanan negara yang sadar akan tangung jawabnya, TNI Angkatan Laut harus senantiasa menjunjung tinggi tekad dan komitmennya untuk terus berjuang mencegah menangkal dan menindak tegas setiap ancaman dan tindakan dari pihak manap un yang berusaha menggangu kepentingan nasional Indonesia. Dalam kapasitasnya sebagai penegak hukum dan penjaga keamanan di laut, TNI Angkatan Laut mempunyai tanggung jawab yang cukup berat untuk mengamankan kepentingan nasional di laut dan perairan nusantara.
Komando Armada RI telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu tulang punggung TNI Angakatan Laut yang menjadi andalan TNI Angkatan Laut, TNI dan bangsa Indonesia. Untulk itu kepercayaan yang besar tersebut hendaknya diikuti dengan pengawakan alutsista serta sumber daya manusia yang profesional sehingga akan terwujud sistem senjata armada terpadu yang handal dan disegani.
PRLM
06 Desember 2010, Jakarta -- Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) memperingati Hari Armada di Lapangan Arafuru Markas Komando (Mako) Koarmabar, Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Senin (6/12). Kepala Staf Koarmabar (Kasarmabar) Laksamana Pertama TNI Herry Setianegara, S.Sos, SH, MM, bertindak sebagai inspektur upacara pada peringatan tersebut.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno dalam amanatnya yang dibacakan Kasarmabar mengatakan, bangsa dan negara Indonesia masih menghadapi ujian yang cukup berat, dengan berbagai permasalahan multidimensi. Pemerintah dengan segala dinamika yang dihadapi, sedang dan terus berupaya keras untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut. Dalam menghadapi permasalahan bangsa, sudah sewajarnya apabila seluruh jajaran TNI Angkatan Laut, berkewajiban mendukung upaya-upaya pemerintah, secara konsisten dan konsekuen melaksanakan tugas pokoknya melalui pelaksanaan tugas-tugas operasi, baik operasi militer perang maupun operasi militer selain perang, berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.
Menurut Kasal, sebagai bagian dari komponen utama pertahanan negara yang sadar akan tangung jawabnya, TNI Angkatan Laut harus senantiasa menjunjung tinggi tekad dan komitmennya untuk terus berjuang mencegah menangkal dan menindak tegas setiap ancaman dan tindakan dari pihak manap un yang berusaha menggangu kepentingan nasional Indonesia. Dalam kapasitasnya sebagai penegak hukum dan penjaga keamanan di laut, TNI Angkatan Laut mempunyai tanggung jawab yang cukup berat untuk mengamankan kepentingan nasional di laut dan perairan nusantara.
Komando Armada RI telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu tulang punggung TNI Angakatan Laut yang menjadi andalan TNI Angkatan Laut, TNI dan bangsa Indonesia. Untulk itu kepercayaan yang besar tersebut hendaknya diikuti dengan pengawakan alutsista serta sumber daya manusia yang profesional sehingga akan terwujud sistem senjata armada terpadu yang handal dan disegani.
PRLM
Militer Korsel Latihan Gunakan Peluru Tajam
06 Desember 2010 -- Kapal perang AL Korsel berlayar dekat Pulau Yeonpyeong, Korsel, Senin (6/11). Militer Korea Selatan memulai latihan penembakan artileri dengan peluru tajam selama lima hari di perairan sekitar Semenanjung Korsel. Sebelumnya, pihak militer mengumumkan kapal-kapal menghindari 29 lokasi latihan, termasuk Kepulauan Daechong dekat perbatasan laut dengan Korut. Tetapi pejabat militer, Senin (6/12), memberitakan lokasi lebih spesifik dimana lokasi latihan penembakan dilakukan. (Foto: AP)
Marinir Korsel menumpang truk di Pulau Yeonpyeong saat digelar latihan penembakan menggunakan peluru tajam, Senin (6/11). (Foto: AP)
Marinir Korsel mengecek system rudal permukaan-ke-udara Cheonma di Pulau Baengnyeong, Korsel dekat perbatasan Laut Barat dengan Korut, Jumat (3/12). (Foto: AP)
Kapal nelayan berlayar didepan markas terapung AL Korsel di Pulau Yeonpyeong, Minggu (5/12). (Foto: Reuters)
Markas Marinir Korsel menghadap ke laut di Pulau Yeonpyeong. (Foto: AP)
Berita HanKam
Marinir Korsel menumpang truk di Pulau Yeonpyeong saat digelar latihan penembakan menggunakan peluru tajam, Senin (6/11). (Foto: AP)
Marinir Korsel mengecek system rudal permukaan-ke-udara Cheonma di Pulau Baengnyeong, Korsel dekat perbatasan Laut Barat dengan Korut, Jumat (3/12). (Foto: AP)
Kapal nelayan berlayar didepan markas terapung AL Korsel di Pulau Yeonpyeong, Minggu (5/12). (Foto: Reuters)
Markas Marinir Korsel menghadap ke laut di Pulau Yeonpyeong. (Foto: AP)
Berita HanKam
444 Pasukan PPRC Kuasai Sangatta
C-130 Hercules. (Foto: Dispenau)
06 Desember 2010, Madiun -- Dengan menggunakan enam pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 31 Halim Perdanakusuma, Jakarta dan Skadron Udara 32 Lanud Abd. Saleh Malang , sebanyak 444 pasukan PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) dari Batalyon Lintas Udara (Linud) 501 Braja Yudha Madiun, diterjunkan di daerah Sangatta, Kalimantan Timur, Senin (6/12).
Tepat pukul 01.30 WIB, enam Hercules yang membawa 444 personel PPRC tersebut, satu persatu meninggalkan landasan pacu Lanud Iswahjudi menuju Dropping Zone (DZ) di daerah Sangatta, Kaltim dalam rangka latihan PPRC TNI 2010.
Komandan Batalyon Linud 501, Braja Yudha Madiun, Letkol Inf Suharto Sudarsono, yang memimpin langsung penerjunan tersebut di skenariokan, akan merebut, mempertahankan dan melakukan penyisiran di daerah Sangatta yang sebelumnya dikuasai oleh musuh.
Dalam briefing sebelum melaksanakan penerjunan, pasukan PPRC Linud 501 Madiun, Komandan Skadron Udara 32, Letkol Pnb Wayan Suparman, mengatakan bahwa unsur angkut C-130 Hercules bertugas melaksanakan operasi dukungan udara penerjunan satuan tempur Linud 501 Braja Yudha Madiun, dalam rangka mendukung tugas pokok Satuan pelaksanaan Operasi Udara (Satlakopsud) Abdulrahman Saleh.
Pentak Lanud Iswahjudi
06 Desember 2010, Madiun -- Dengan menggunakan enam pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 31 Halim Perdanakusuma, Jakarta dan Skadron Udara 32 Lanud Abd. Saleh Malang , sebanyak 444 pasukan PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) dari Batalyon Lintas Udara (Linud) 501 Braja Yudha Madiun, diterjunkan di daerah Sangatta, Kalimantan Timur, Senin (6/12).
Tepat pukul 01.30 WIB, enam Hercules yang membawa 444 personel PPRC tersebut, satu persatu meninggalkan landasan pacu Lanud Iswahjudi menuju Dropping Zone (DZ) di daerah Sangatta, Kaltim dalam rangka latihan PPRC TNI 2010.
Komandan Batalyon Linud 501, Braja Yudha Madiun, Letkol Inf Suharto Sudarsono, yang memimpin langsung penerjunan tersebut di skenariokan, akan merebut, mempertahankan dan melakukan penyisiran di daerah Sangatta yang sebelumnya dikuasai oleh musuh.
Dalam briefing sebelum melaksanakan penerjunan, pasukan PPRC Linud 501 Madiun, Komandan Skadron Udara 32, Letkol Pnb Wayan Suparman, mengatakan bahwa unsur angkut C-130 Hercules bertugas melaksanakan operasi dukungan udara penerjunan satuan tempur Linud 501 Braja Yudha Madiun, dalam rangka mendukung tugas pokok Satuan pelaksanaan Operasi Udara (Satlakopsud) Abdulrahman Saleh.
Pentak Lanud Iswahjudi
Anggaran Pengamanan Laut Meningkat Tiga Kali Lipat
KRI Karet Satsuit Tubun. (Foto: Ian Johnson)
06 Desember 2010, Jakarta -- Anggaran operasi pengamanan laut yang dialokasikan untuk Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), pada tahun 2011 akan meningkat tiga kali lipat dibanding anggaran tahun ini. Demikian dikatakan Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla, Laksamana Madya TNI Y Didik Heru Purnomo kepada Tempo di kantornya, akhir pekan lalu.
Pada tahun 2010, anggaran operasi pengamanan laut untuk Bakorkamla hanya sebesar Rp 35 Miliar. "Untuk tahun 2011 nanti, anggarannya meningkat sampai sekitar Rp 120 Miliar," ujarnya. Anggaran untuk operasi pengamanan laut ini meningkat seiring peningkatan anggaran belanja Bakorkamla untuk 2011.
Pada 2010, total anggaran yang dialokasikan untuk badan tersebut hanya Rp 90 Miliar, anggaran operasi pengamanan laut sebesar Rp 35 Miliar sudah termasuk didalamnya. Selebihnya adalah untuk gaji dan belanja pegawai serta belanja barang. Untuk 2011, anggaran Bakorkamla ditingkatkan hingga sebesar Rp 356 Miliar atau hampir empat kali lipatnya. Dengan adanya peningkatan anggaran Bakorkamla itu, anggaran untuk operasi pengamanan laut pun bisa ikut ditingkatkan.
Peningkatan anggaran tersebut, menurut Didik, terkait rencana Bakorkamla menggelar operasi pengamanan laut sepanjang tahun atau 365 hari pada 2011 nanti. Pada tahun ini operasi pengamanan laut tak digelar sepanjang tahun karena ketiadaan dana. Dengan anggaran cuma Rp 35 Miliar setahun, badan ini hanya bisa menggelar operasi terpadu dengan nama "Operasi Gurita" sebanyak lima kali saja. Setiap Operasi Gurita digelar selama 20 hari. "Jadi, dalam setahun ada lima kali operasi, cuma dapat 100 hari," kata mantan Kepala Staf Umum TNI dan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut ini. Lokasi gelaran operasi dipilih berdasarkan random (acak).
Pada 2011 nanti, Bakorkamla bisa menggelar operasi terus-menerus selama setahun. Namun operasi sepanjang tahun itu bukan berarti menggelar operasi di seluruh wilayah laut Indonesia secara serentak. Meski digelar setiap hari, operasi akan dilakukan perwilayah secara periodik. "Misalnya perode ini di wilayah mana, periode berikutnya pindah dimana, dan itu dilakukan terus menerus selama setahun," kata Didik. "Kalau menggelar operasi di seluruh wilayah Indonesia duitnya nggak ada (tidak cukup)."
Kendati demikian diluar operasi yang digelar Bakorkamla, satuan-satuan lain tetap akan melakukan tugas rutin pengamana lautnya secara mandiri. Bakorkamla yang diketuai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, bertugas mengkoordinir dan mensinergikan pengamanan laut dan pelayaran yang dilakukan beberapa institusi. Seperti TNI Angkatan Laut, Satuan Polisi Air dan Udara Kepolisian RI, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan serta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan.
TEMPO Interaktif
06 Desember 2010, Jakarta -- Anggaran operasi pengamanan laut yang dialokasikan untuk Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), pada tahun 2011 akan meningkat tiga kali lipat dibanding anggaran tahun ini. Demikian dikatakan Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla, Laksamana Madya TNI Y Didik Heru Purnomo kepada Tempo di kantornya, akhir pekan lalu.
Pada tahun 2010, anggaran operasi pengamanan laut untuk Bakorkamla hanya sebesar Rp 35 Miliar. "Untuk tahun 2011 nanti, anggarannya meningkat sampai sekitar Rp 120 Miliar," ujarnya. Anggaran untuk operasi pengamanan laut ini meningkat seiring peningkatan anggaran belanja Bakorkamla untuk 2011.
Pada 2010, total anggaran yang dialokasikan untuk badan tersebut hanya Rp 90 Miliar, anggaran operasi pengamanan laut sebesar Rp 35 Miliar sudah termasuk didalamnya. Selebihnya adalah untuk gaji dan belanja pegawai serta belanja barang. Untuk 2011, anggaran Bakorkamla ditingkatkan hingga sebesar Rp 356 Miliar atau hampir empat kali lipatnya. Dengan adanya peningkatan anggaran Bakorkamla itu, anggaran untuk operasi pengamanan laut pun bisa ikut ditingkatkan.
Peningkatan anggaran tersebut, menurut Didik, terkait rencana Bakorkamla menggelar operasi pengamanan laut sepanjang tahun atau 365 hari pada 2011 nanti. Pada tahun ini operasi pengamanan laut tak digelar sepanjang tahun karena ketiadaan dana. Dengan anggaran cuma Rp 35 Miliar setahun, badan ini hanya bisa menggelar operasi terpadu dengan nama "Operasi Gurita" sebanyak lima kali saja. Setiap Operasi Gurita digelar selama 20 hari. "Jadi, dalam setahun ada lima kali operasi, cuma dapat 100 hari," kata mantan Kepala Staf Umum TNI dan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut ini. Lokasi gelaran operasi dipilih berdasarkan random (acak).
Pada 2011 nanti, Bakorkamla bisa menggelar operasi terus-menerus selama setahun. Namun operasi sepanjang tahun itu bukan berarti menggelar operasi di seluruh wilayah laut Indonesia secara serentak. Meski digelar setiap hari, operasi akan dilakukan perwilayah secara periodik. "Misalnya perode ini di wilayah mana, periode berikutnya pindah dimana, dan itu dilakukan terus menerus selama setahun," kata Didik. "Kalau menggelar operasi di seluruh wilayah Indonesia duitnya nggak ada (tidak cukup)."
Kendati demikian diluar operasi yang digelar Bakorkamla, satuan-satuan lain tetap akan melakukan tugas rutin pengamana lautnya secara mandiri. Bakorkamla yang diketuai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, bertugas mengkoordinir dan mensinergikan pengamanan laut dan pelayaran yang dilakukan beberapa institusi. Seperti TNI Angkatan Laut, Satuan Polisi Air dan Udara Kepolisian RI, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan serta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan.
TEMPO Interaktif
AU Kuwait dan Mesir Gelar Latma Udara Pertama Kalinya
F-16 AU Mesir. (Foto: Egypt Daily News)
06 Desember 2010 -- Angkatan Udara Kuwait dan AU Mesir mengelar latihan bersama Al-Yarmuk 1-2010 di pangkalan udara Ahmad Al-Jaber, Kuwait, Senin (6/12). Latma ini pertama kalinya dilakukan oleh kedua negara.
AU Kuwait menyertakan F/A-18 Hornet dan F-16 Fighting Falcon milik AU Mesir, akan berlatih sorti dan formasi tempur, diumumkan perwira pangkalan Kapten Abdullah Al-Faudari pada wartawan.
F/A-18 Hornet AU Kuwait. (Foto: DID)
“Latihan tempur bagian dari peningkatan kerjasama militer dengan Mesir bertujuan meningkatkan kesiapan AU dan AB kedua negara ,“ tandas Al-Fauri.
KUNA/Berita HanKam
06 Desember 2010 -- Angkatan Udara Kuwait dan AU Mesir mengelar latihan bersama Al-Yarmuk 1-2010 di pangkalan udara Ahmad Al-Jaber, Kuwait, Senin (6/12). Latma ini pertama kalinya dilakukan oleh kedua negara.
AU Kuwait menyertakan F/A-18 Hornet dan F-16 Fighting Falcon milik AU Mesir, akan berlatih sorti dan formasi tempur, diumumkan perwira pangkalan Kapten Abdullah Al-Faudari pada wartawan.
F/A-18 Hornet AU Kuwait. (Foto: DID)
“Latihan tempur bagian dari peningkatan kerjasama militer dengan Mesir bertujuan meningkatkan kesiapan AU dan AB kedua negara ,“ tandas Al-Fauri.
KUNA/Berita HanKam
Lockheed Martin-led Industry Team Launches Nation’s Third Littoral Combat Ship
04 December 2010, MARINETTE, Wis. -- The Lockheed Martin [NYSE: LMT]-led industry team today launched the nation’s third Littoral Combat Ship (LCS), Fort Worth, at the Marinette Marine shipyard.
The 389-foot Fort Worth was launched into the Menominee River. Just prior to its launch, the ship’s sponsor, Congresswoman Kay Granger of Texas, christened Fort Worth with the traditional smashing of a champagne bottle across the ship’s bow.
“It is an incredibly rewarding experience to see Fort Worth launch into the water – on time and on budget,” said Orlando Carvalho, president of Lockheed Martin’s Mission Systems and Sensors business. “The team’s strong performance and hard work in bringing Fort Worth to this point illustrates our ability to meet the Navy’s need for a class of affordable, multi-mission combatants.”
“Serving as the USS Fort Worth’s sponsor is one of the proudest moments in my career,” Congresswoman Granger said. “This is just the beginning of a commitment I am making with everyone in Fort Worth to all those who will sail on the ship over the course of her life. The enthusiastic residents of our fine city and I have pledged to take great care of this magnificent ship and its crew. With ‘Grit and Tenacity’ we will once again demonstrate our community’s key principles of service and patriotism.”
In March 2009, the U.S. Navy awarded the Lockheed Martin-led industry team a contract to construct Fort Worth. Only 20 months later, the ship is 80 percent complete. Now formally christened and launched, Fort Worth will continue to undergo outfitting and testing at Marinette Marine before delivery to the Navy in 2012.
Prior to constructing Fort Worth, the Lockheed Martin-led team designed and constructed USS Freedom (LCS 1), which was deployed in February and is now based in its homeport of San Diego, Calif. USS Freedom was christened in 2006 and delivered to the Navy in 2008.
In addition to Marinette Marine Corporation, a Fincantieri company, the Lockheed Martin-led industry team for Fort Worth includes naval architect Gibbs & Cox as well as best-of-industry domestic and international companies. Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 133,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation’s 2009 sales from continuing operations were $44 billion.
Lockheed Martin