(Foto: Getty Images)
25 September 2010 – Angkatan Bersenjata Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian dari Angkatan Laut Perancis mengadakan latihan bersama di pantai Maameltein, Jumat (24/9) atas permintaan UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) dan Kedutaan Besar Perancis di Lebanon.
Manuver melibatkan Angkatan Udara Lebanon, AL Lebanon, Pasukan Khusus AL Lebanon, Resimen Udara, dan Resimen Pertama Lapis Baja serta AL Perancis.
Perancis melibatkan kapal amphibi Foudre serta sejumlah helicopter.
Kapal perang AB Peranci dan Lebanon merapat ke pantai. (Foto: Getty Images)
Ranjau laut di ledakan saat latihan perang berlangsung. (Foto: Getty Images)
Berita HanKam
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, September 25, 2010
Two Major C-130 Hercules Milestones
24 September 2010, MARIETTA, Ga., -- At a special event here, Sept. 23, employees celebrated the delivery of the 200th C-130J Super Hercules. The HC-130J, the first for the US Air Force’s Air Combat Command, recorded another significant milestone as the 1500th C-130 delivered to the U.S. Government.
Lockheed Martin
Black Phanter dan Elang Khatulistiwa Tiba di Iswahjudi
24 September 2010, Madiun -- ”Black Phanter” dari Skadron Udara 12 dipimpin langsung oleh Komandan Lanud Pekanbaru, Kolonel Pnb Nanang Santoso, S.E., dan ”Elang Khatulistiwa” dari Skadron Udara 1 Lanud Syamsudin Noor Pontianak yang dipimpin Komandan Skadron Udara 1, Letkol Pnb T.E. Migdiawan, tiba di Lanud Iswahjudi, Jum’at (24/9), yang selanjutnya akan melaksanakan latihan bersama terbang formasi/fly pass di Trainning Area Lanud Iswahjudi.
”Elang Katulistiwa” demikian panggilan Hawk 100/200 dari Skadron Udara 1 Lanud Syamsudin Noor Pontianak dan ”Black Panther” dari Skadron Udara 12 Lanud Pekan Baru, akan melaksanakan latihan terbang formasi di Lanud Iswahjudi hingga Rabu, (29/9) mendatang, yang selanjutnya akan bertolak ke Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, tempat dimana akan dilangsungkannya upacara peringatan ke 65 tahun HUT TNI.
Seperti yang disampaikan oleh Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Ismono Wijayanto, beberapa hari yang lalu, latihan bersama tersebut sebagai upaya untuk menyamakan waktu dalam hitungan ”second” pada saat melaksanakan fly pass/terbang formasi agar terlihat indah dan enak ditonton pada saat fly pass dihadapan Presiden RI nantinya.
Kedatangan pesawat tempur Hawk 100/200 Skadron Udara 1 dari Lanud Syamsudin Noor, Pontianak dan Skadron Udara 12 Lanud Pekan Baru, tersebut disambut langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Ismono Wijayanto, Danwing 3 Kolonel Pnb Andyawan M.P., serta para pejabat Lanud Iswahjudi, di shelter Skadron Udara 15.
Pentak Lanud Iswahjudi
”Elang Katulistiwa” demikian panggilan Hawk 100/200 dari Skadron Udara 1 Lanud Syamsudin Noor Pontianak dan ”Black Panther” dari Skadron Udara 12 Lanud Pekan Baru, akan melaksanakan latihan terbang formasi di Lanud Iswahjudi hingga Rabu, (29/9) mendatang, yang selanjutnya akan bertolak ke Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, tempat dimana akan dilangsungkannya upacara peringatan ke 65 tahun HUT TNI.
Seperti yang disampaikan oleh Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Ismono Wijayanto, beberapa hari yang lalu, latihan bersama tersebut sebagai upaya untuk menyamakan waktu dalam hitungan ”second” pada saat melaksanakan fly pass/terbang formasi agar terlihat indah dan enak ditonton pada saat fly pass dihadapan Presiden RI nantinya.
Kedatangan pesawat tempur Hawk 100/200 Skadron Udara 1 dari Lanud Syamsudin Noor, Pontianak dan Skadron Udara 12 Lanud Pekan Baru, tersebut disambut langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Ismono Wijayanto, Danwing 3 Kolonel Pnb Andyawan M.P., serta para pejabat Lanud Iswahjudi, di shelter Skadron Udara 15.
Pentak Lanud Iswahjudi
Teknisi Ranpur Indobatt Siap 24 Jam
24 September 2010 -- Tanpa mengenal waktu dan cuaca, para teknisi kendaraan tempur (Ranpur) Indobatt senantiasa siap dalam waktu 24 jam sehari memperbaiki kendaraan tempur. Hal ini tampak pada kegiatan perbaikan yang dilaksanakan mulai dari pukul 16.00 sore sampai dengan pukul 01.00 tengah malam waktu Lebanon Selatan. Pada salah satu kendaraan tempur yang mengalami kerusakan setelah melaksanakan tugas Observation Post (OP) beberapa waktu lalu di wilayah Blue-Line sekitar Area Operation Kompi Mekanis A Indobatt di desa Al-Adeisse. Perwira Khusus Kavaleri Indobatt Lettu Kav Taufik Dwinova turun langsung ke lapangan untuk mengkoordinasi serta memimpin kegiatan perbaikan kendaraan tempur jenis VAB APC yang mengalami kerusakan tersebut.
Bersama-sama Bintara Pemelihara Kendaraan Tempur (Bahar ranpur) Kompi Bantuan Satuan Tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-D/ Unifil (Indonesian Battalion/ Indobatt) Peltu Sumpeno; Serka Jafray Kara; Sertu Suwadi serta Sertu Eko Budi Cahyono; menangani kerusakan yang terjadi pada sistem Hub-Reducer yang menyebabkan kendaraan tempur tersebut tidak dapat bergeser dari lokasi sehingga harus mendapatkan penanganan khusus.
Menurut Pasuskav yang dalam tugas kesehariannya bertanggung jawab terhadap pembinaan material kendaraan tempur Indobatt, keputusan dilakukannya perbaikan ini diambil setelah berdiskusi dan berkoordinasi dengan para teknisi. Setelah memastikan bahwa kerusakan cukup serius terjadi dan perbaikan harus langsung dilakukan di lapangan. Hal ini disiasati sebagai upaya pendahuluan sebelum dilakukannya perbaikan lebih lanjut. Perbaikan lanjutan setelah itu pun juga harus segera dilaksanakan sebagai upaya menjaga kondisi kesiapan operasional seluruh kendaraan tempur satgas.
Sedangkan menurut Serka Jafray Kara, sudah merupakan panggilan tugas baginya dan bagi teknisi lainnya untuk senantiasa siap dalam melakukan upaya perbaikan terhadap setiap kendala yang dialami oleh kendaraan tempur. Kapanpun waktunya apakah siang ataupun malam dan dimanapun, hal ini menjadi tantangan tersendiri. Hal ini disadarinya, mengingat operasional kendaraan tempur tiada henti non-stop selama 24 jam sehari. Dan hal ini bisa saja terjadi setiap saat tanpa pernah diduga sebelumnya.
Penanganan terhadap kendaraan tempur haruslah khusus dan spesifik. Setiap teknisi bukan hanya dibutuhkan sejumlah pengetahuan akan kendaraan tempur namun diperlukan pula segudang pengalaman yang mumpuni. Serta harus memiliki keahlian khusus serta kredibilitas untuk memperbaiki kendaraan tempur. Demikian dikatakan Pasuskav dalam wawancaranya dengan Pen Satgas.
“Kegiatan perawatan material Ranpur tidak selamanya dilaksanakan di workshop, namun juga dapat dilakukan di lapangan sesuai jenis kondisi kerusakan yang terjadi”, ujar perwira yang saat ini berdinas sebagai salah satu organik di Batalyon Kavaleri 7/Panser Khusus Kodam Jaya
Lettu Kav Taufik Dwinovalahir tahun 1981 dan besar di kota ‘Getuk’ Semarang. Memulai karirnya di TNI setelah lulus Akmil tahun 2003. Telah mengikuti sekolah kecabangan kavaleri dengan pengembangan spesialisasi Diksarpara Akmil tahun 2004 dan Suspaharsat Kavaleri tahun 2008. Selama berdinas di TNI pernah menjabat sebagai Danramil perbatasan di Koramil 1205-10/ Sintang, selanjutnya jabatan yang diemban tidak jauh-jauh dari kavaleri, yakni sebagai Komandan Peleton 3, Peleton 2, Peleton 1 Yonkav 7/Sersus Kodam Jaya Jayakarta dan terakhir menjabat sebagai Pasipers di satuan tersebut.
Puspen TNI/Dispenal
TNI Pamerkan Alutsista Pada Pameran Pembangunan di Manado
Sejumlah warga sedang mengamati senjata Minimi milik TNI AD yang dipamerkan pada pameran pembangunan di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (25/9). Selain memamerkan hasil bumi dan potensi dari berbagai daerah di Sulawesi Utara, pameran tersebut juga diikuti oleh TNI-Polri guna memberikan pengetahuan terhadap masyarakat tentang Alat utama sistem senjata (Alutsista) yang dimiliki TNI-Polri. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/nz/10)
(Foto: Berita Manado)
(Foto: Berita Manado)
300 Prajurit Australia Melawat ke Surabaya
Sejumlah awak kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Australia, HMAS Toowoomba mempersiapkan tambang saat akan bersandar di Dermaga Jamrud, Tanjung Perak, Surabaya, Sabtu (25/9). Dua kapal perang milik Angkatan Laut Kerajaan Australia, yaitu HMAS Tobruk dan HMAS Toowoomba ke Surabaya merupakan bagian dari kelompok tugas empat kapal Australia termasuk HMAS Success dan HMAS Arunta yang tiba Jumat (24/9) kemarin di Makasar. Kedua kapal tersebut tiba dengan membawa 450 awak kapal untuk kunjungan selama tiga hari (25-28 September 2010), dengan tujuan untuk memperkokoh hubungan antara Indonesia dan Australia. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/ed/10)
25 September 2010, Surabaya -- Sekitar 300 personel Angkatan Laut (AL) Kerajaan Australia dengan menggunakan dua kapal perangnya, HMAS Tobruk dan HMAS Toowoomba, melawat ke Surabaya, Sabtu.
Selain meningkatkan persahabatan antara Australia dan Indonesia, kedatangan personel Negeri Kanguru juga dalam rangka memperkokoh hubungan antar Angkatan Lautnya.
"Hubungan antar Angkatan Laut Kerajaan Australia dan Angkatan Laut Indonesia sudah terjalin sejak lama dan sudah sangat kuat. Kita juga telah mengembangkan kemitraan dalam berbagai bidang keamanan, khususnya di laut. Baik tingkat staregis, pelatihan dan pendidikan, latihan dan kerjasama operasi," kata Komandan HMAS Tobruk, Paul Scott kepada wartawan, di ruang kerjanya di atas kapal.
Tidak hanya itu saja, para personel Angkatan Laut Australia juga akan melakukan kegiatan sosial selama tiga hari berada di Surabaya. Bahkan dijadwalkan, para petingginya juga menggelar kunjungan kehormatan ke Pangarmatim, Komandan Lantamal V serta ke Wali Kota Surabaya.
Kedua kapal perang milik "Royal Australian Navy" tersebut bersandar sekitar pukul 10.30 WIB di Dermaga Jamrud Utara Tanjung Perak. Tarian khas Jawa Timur, Tari Remo, menjadi penyambut kedatangan.
Sebuah kapal memandu kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Australia, HMAS Tobruk saat akan bersandar di Dermaga Jamrud, Tanjung Perak, Surabaya, Sabtu (25/9). (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/ed/10)
HMAS Tobruk dengan nomor lambung L 50 merupakan kapal pendarat amfibi yang dirancang untuk mengangkut pasukan, personel, kendaraan dan peralatan. Panjangnya 127 meter dan lebar 18 meter. Kapal ini memiliki kekuatan bobot hingga 5800 ton serta mampu melaju hingga kecepatan 160 knot.
Sedangkan, HMAS Toowomba merupakan kapal perang kelas Anzac. Panjangnya sekitar 118 meter dengan lebar 14,8 meter. Kapal yang resmi diluncurkan pada tahun 2003 lalu tersebut memiliki daya angkut 3600 ton dan kecepatan lajunya mencapai lebih dari 27 knot.
Atase Pertahanan Australia, Brigadir Jenderal Gary Hogan mengatakan, kerja sama dalam keamanan maritim merupakan unsur kunci Kesepakatan antara Indonesia dan Australia tentang Kerangka Kerja Sama Keamanan (Traktat Lombok).
"Kunjungan kapal dan latihan secara berkala memperkukuh hubungan, dan memungkinkan kedua Angkatan Laut untuk beroperasi secara efektif bersama-sama," tukasnya.
Kedua kapal ini, HMAS Tobruk dan HMAS Toowoomba berangkat dari Pelabuhan Darwin, Australia 10 hari yang lalu. Dalam perjalanan ini, 10 personel TNI AL Indonesia juga ikut berlayar mengikuti perjalanan di dalam kapal tersebut. Mereka mempelajari apa saja yang dikerjakan seluruh awak kapal selama berlayar. (Foto: detikSurabaya/Norma Anggara)
Kedua kapal ini akan berlabuh di Perak selama tiga hari dari tanggak 25-28 September. (Foto: detikSurabaya/Norma Anggara)
Sementara, dua kapal perang milik Angkatan Laut Kerajaan Australia juga melakukan kunjungan ke Makassar, masing-masing HMAS Success dan HMAS Arunta. Keduanya tiba kemarin di Dermaga Petikemas Hatta di Makassar. Success adalah kapal bantu pemasok yang dirancang untuk memasok bahan bakar dan kargo ke kapal perang lainnya, sedangkan Arunta adalah frigat Kelas Anzac.
Project Manager BRIDGE Indonesia, Josephine Ratna mengungkapkan, pada Senin (27/9) mendatang, para pelajar dan guru di sejumlah sekolah mendapat kesempatan berkunjung dan belajar di dua kapal tersebut.
"Selama dua hari pelajar bisa menikmati berada di atas kapal perang. Selain belajar, mereka juga bisa melihat dan berbincang dengan Angkatan Laut Kerajaan Australia," jelasnya.
ANTARA News
25 September 2010, Surabaya -- Sekitar 300 personel Angkatan Laut (AL) Kerajaan Australia dengan menggunakan dua kapal perangnya, HMAS Tobruk dan HMAS Toowoomba, melawat ke Surabaya, Sabtu.
Selain meningkatkan persahabatan antara Australia dan Indonesia, kedatangan personel Negeri Kanguru juga dalam rangka memperkokoh hubungan antar Angkatan Lautnya.
"Hubungan antar Angkatan Laut Kerajaan Australia dan Angkatan Laut Indonesia sudah terjalin sejak lama dan sudah sangat kuat. Kita juga telah mengembangkan kemitraan dalam berbagai bidang keamanan, khususnya di laut. Baik tingkat staregis, pelatihan dan pendidikan, latihan dan kerjasama operasi," kata Komandan HMAS Tobruk, Paul Scott kepada wartawan, di ruang kerjanya di atas kapal.
Tidak hanya itu saja, para personel Angkatan Laut Australia juga akan melakukan kegiatan sosial selama tiga hari berada di Surabaya. Bahkan dijadwalkan, para petingginya juga menggelar kunjungan kehormatan ke Pangarmatim, Komandan Lantamal V serta ke Wali Kota Surabaya.
Kedua kapal perang milik "Royal Australian Navy" tersebut bersandar sekitar pukul 10.30 WIB di Dermaga Jamrud Utara Tanjung Perak. Tarian khas Jawa Timur, Tari Remo, menjadi penyambut kedatangan.
Sebuah kapal memandu kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Australia, HMAS Tobruk saat akan bersandar di Dermaga Jamrud, Tanjung Perak, Surabaya, Sabtu (25/9). (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/ed/10)
HMAS Tobruk dengan nomor lambung L 50 merupakan kapal pendarat amfibi yang dirancang untuk mengangkut pasukan, personel, kendaraan dan peralatan. Panjangnya 127 meter dan lebar 18 meter. Kapal ini memiliki kekuatan bobot hingga 5800 ton serta mampu melaju hingga kecepatan 160 knot.
Sedangkan, HMAS Toowomba merupakan kapal perang kelas Anzac. Panjangnya sekitar 118 meter dengan lebar 14,8 meter. Kapal yang resmi diluncurkan pada tahun 2003 lalu tersebut memiliki daya angkut 3600 ton dan kecepatan lajunya mencapai lebih dari 27 knot.
Atase Pertahanan Australia, Brigadir Jenderal Gary Hogan mengatakan, kerja sama dalam keamanan maritim merupakan unsur kunci Kesepakatan antara Indonesia dan Australia tentang Kerangka Kerja Sama Keamanan (Traktat Lombok).
"Kunjungan kapal dan latihan secara berkala memperkukuh hubungan, dan memungkinkan kedua Angkatan Laut untuk beroperasi secara efektif bersama-sama," tukasnya.
Kedua kapal ini, HMAS Tobruk dan HMAS Toowoomba berangkat dari Pelabuhan Darwin, Australia 10 hari yang lalu. Dalam perjalanan ini, 10 personel TNI AL Indonesia juga ikut berlayar mengikuti perjalanan di dalam kapal tersebut. Mereka mempelajari apa saja yang dikerjakan seluruh awak kapal selama berlayar. (Foto: detikSurabaya/Norma Anggara)
Kedua kapal ini akan berlabuh di Perak selama tiga hari dari tanggak 25-28 September. (Foto: detikSurabaya/Norma Anggara)
Sementara, dua kapal perang milik Angkatan Laut Kerajaan Australia juga melakukan kunjungan ke Makassar, masing-masing HMAS Success dan HMAS Arunta. Keduanya tiba kemarin di Dermaga Petikemas Hatta di Makassar. Success adalah kapal bantu pemasok yang dirancang untuk memasok bahan bakar dan kargo ke kapal perang lainnya, sedangkan Arunta adalah frigat Kelas Anzac.
Project Manager BRIDGE Indonesia, Josephine Ratna mengungkapkan, pada Senin (27/9) mendatang, para pelajar dan guru di sejumlah sekolah mendapat kesempatan berkunjung dan belajar di dua kapal tersebut.
"Selama dua hari pelajar bisa menikmati berada di atas kapal perang. Selain belajar, mereka juga bisa melihat dan berbincang dengan Angkatan Laut Kerajaan Australia," jelasnya.
ANTARA News
Dua Kapal Perang Australia Berkunjung ke Makassar
Sejumlah penari beraksi saat menyambut kedatangan dua kapal perang milik australia, kapal HMAS Arunta dan kapal HMAS Succes saat sandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Jumat (24/9). Dua kapal perang milik Australia yakni kapal HMAS Arunta dan Kapal HMAS Succes berkunjung ke Makassar selama tiga hari (24-27 Sepetember 2010), dan membawa 400 awak kapal. Kedua kapal tersebut juga akan melakukan kunjungan ke Malaysia, Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ss/pd/10)
24 September 2010, Makassar -- Dua KapaL Perang Angkatan Laut Australia HMAS Succes dan HMAS Arunta merapat ke Dermaga Pelabuhan Petikemas Soekarno-Hatta Makassar, Jumat sekitar pukul 10.00 Wita.
Kapal perang Angkatan Laut (AL) ini mengangkut lebih dari 400 awak kapal. Mereka akan berada di Makassar selama tiga hari, mulai Jumat 24 hingga Senin (27/9).
Komandan Kapal HMAS Succes, Komandan Anthony Rayner, mengatakan kedatangannya ke Makassar merupakan kunjungan perjalanan ke beberapa negara Asia Tenggara.
Selama berkunjung, para awak kapal akan mengambil bagian dalam kegiatan sosial dan profesi dengan AL Indonesia guna makin memperkukuh hubungan antara kedua negara.
"Kunjungan kami ini merupakan kunjungan persahabatan karena AL Kerajaan Australia dan AL Indonesia telah menjalin hubungan secara emosianal dan profesi selama bertahun-tahun lalu," ujarnya.
Selain kunjungan persahabatan secara institusional itu, para awak kapal perang AL Australia ini juga mengaku senang karena Indonesia, khususnya Makassar, dikenal sebagai negara bahari yang punya potensi keindahan alam.
Acara penyambutan kapal perang Australia itu dilakukan oleh TNI AL Indonesia bersama Dinas Kebudayaan Pariwisata Makassar dengan mempertunjukkan kesenian tradisional asal Sulawesi Selatan.
Dua tentara angkatan laut Australia menyaksikan kapal HMAS Arunta saat akan sandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Jumat (24/9). Dua kapal perang milik Australia yakni kapal HMAS Arunta dan Kapal HMAS Succes berkunjung ke Makassar selama tiga hari (24-27 Sepetember 2010), dan membawa 400 awak kapal. Kedua kapal tersebut juga akan melakukan kunjungan ke Malaysia, Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ss/pd/10)
Sebuah kapal pandu milik Indonesia berusaha memandu kapal perang milik Australia, HMAS Arunta, saat akan sandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ss/pd/10)
Dua awak kapal HMAS Succes menyaksikan kota Makassar. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ss/pd/10)
eorang awak kapal HMAS Succes menyaksikan salah satu pulau di perairaan Makassar. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ss/pd/10)
Sejumlah siswa SMA Athirah Makassar berada di dek parkir pesawat helikopter saat berkunjung ke kapal HMAS Succes kapal perang milik Australia di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Sabtu (25/9). Sejumlah sekolah di Makassar memanfaatkan untuk mengunjungi dua kapal perang milik Australia yakni kapal HMAS Arunta dan Kapal HMAS Succes yang bersandar selama tiga hari (24-27 Sepetember 2010) di Makassar. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ss/pd/10)
ANTARA News
24 September 2010, Makassar -- Dua KapaL Perang Angkatan Laut Australia HMAS Succes dan HMAS Arunta merapat ke Dermaga Pelabuhan Petikemas Soekarno-Hatta Makassar, Jumat sekitar pukul 10.00 Wita.
Kapal perang Angkatan Laut (AL) ini mengangkut lebih dari 400 awak kapal. Mereka akan berada di Makassar selama tiga hari, mulai Jumat 24 hingga Senin (27/9).
Komandan Kapal HMAS Succes, Komandan Anthony Rayner, mengatakan kedatangannya ke Makassar merupakan kunjungan perjalanan ke beberapa negara Asia Tenggara.
Selama berkunjung, para awak kapal akan mengambil bagian dalam kegiatan sosial dan profesi dengan AL Indonesia guna makin memperkukuh hubungan antara kedua negara.
"Kunjungan kami ini merupakan kunjungan persahabatan karena AL Kerajaan Australia dan AL Indonesia telah menjalin hubungan secara emosianal dan profesi selama bertahun-tahun lalu," ujarnya.
Selain kunjungan persahabatan secara institusional itu, para awak kapal perang AL Australia ini juga mengaku senang karena Indonesia, khususnya Makassar, dikenal sebagai negara bahari yang punya potensi keindahan alam.
Acara penyambutan kapal perang Australia itu dilakukan oleh TNI AL Indonesia bersama Dinas Kebudayaan Pariwisata Makassar dengan mempertunjukkan kesenian tradisional asal Sulawesi Selatan.
Dua tentara angkatan laut Australia menyaksikan kapal HMAS Arunta saat akan sandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Jumat (24/9). Dua kapal perang milik Australia yakni kapal HMAS Arunta dan Kapal HMAS Succes berkunjung ke Makassar selama tiga hari (24-27 Sepetember 2010), dan membawa 400 awak kapal. Kedua kapal tersebut juga akan melakukan kunjungan ke Malaysia, Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ss/pd/10)
Sebuah kapal pandu milik Indonesia berusaha memandu kapal perang milik Australia, HMAS Arunta, saat akan sandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ss/pd/10)
Dua awak kapal HMAS Succes menyaksikan kota Makassar. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ss/pd/10)
eorang awak kapal HMAS Succes menyaksikan salah satu pulau di perairaan Makassar. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ss/pd/10)
Sejumlah siswa SMA Athirah Makassar berada di dek parkir pesawat helikopter saat berkunjung ke kapal HMAS Succes kapal perang milik Australia di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Sabtu (25/9). Sejumlah sekolah di Makassar memanfaatkan untuk mengunjungi dua kapal perang milik Australia yakni kapal HMAS Arunta dan Kapal HMAS Succes yang bersandar selama tiga hari (24-27 Sepetember 2010) di Makassar. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ss/pd/10)
ANTARA News
KRI Frans Kaisiepo Dilepas ke Lebanon Hari Ini
Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso ( 2 kiri), KSAL Laksamana TNI Agus Suhartono ( kiri), meninjau personil TNI AL, di Jakarta, Sabtu (25/9). Sebanyak 100 prajurit TNI AL yang tergabung dalam Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII B, yang akan bergabung dalam pasukan pemeliharaan perdamaian di Lebanon. (Foto: ANTARA/ Ujang Zaelani/ed/NZ/10)
25 September 2010 -- KRI Frans Kaisiepo dijadwalkan berangkat ke Lebanon sebagai bagian dari Satuan Tugas Maritime Task Force TNI Kontingen Garuda XXVIII-B/United Nations Interim Force in Lebanon, Sabtu ini.
Asisten Operasi Panglima TNI Mayor Jenderal Tono Suratman, Kamis (23/9), memeriksa persiapan terakhir dan penggelaran pasukan. Rencananya KRI Frans Kaisiepo akan dilepas oleh Panglima TNI di Komando Lintas Laut Militer.
Personil TNI AL yang akan bertugas di Lebanon bersiap-siap memasuki KRI Frans Kaisiepo. (Foto: ANTARA/ Ujang Zaelani/ed/NZ/10)
Kaisiepo-368 diawaki 100 prajurit dan dipimpin Komandan Satuan Tugas Letkol Laut (P) Wasis Priyono. KRI Frans Kaisiepo merupakan kapal keempat jenis korvet kelas Sigma milik TNI Angkatan Laut. KRI ini dibuat oleh galangan kapal Schelde, Belanda, pada tahun 2006 khusus untuk TNI AL. KRI ini adalah kapal kedua setelah KRI Diponegoro 365 yang ikut misi yang sama tahun lalu. Saat itu misi KRI Diponegoro merupakan misi pertama dari Asia Tenggara.
Saat pemeriksaan, Tono Suratman mengingatkan, seluruh perlengkapan material yang diberikan merupakan barang inventaris negara yang harus dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, dalam penggunaan setiap peralatan, prosedur agar dipatuhi. Prajurit diminta memelihara segala fasilitas yang ada sehingga dapat mengurangi risiko kerusakan.
Tono menyatakan, keamanan dan keselamatan kerja harus menjadi prioritas utama, khususnya dalam penggunaan peralatan dengan risiko tinggi.
KRI Frans Kaiseipo-368 dilepas di Dermaga Kolinlamil Tanjung Priok Jakarta Utara, Sabtu (25/9). (Foto: Puspen TNI)
Kapal ini membawa Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-B/UNIFIL berjumlah 100 orang, terdiri dari 88 orang ABK, Crew Helikopter 7 orang, Paramedis/Kesehatan 2 orang, Penyelam 2 orang dan Kopaska 1 orang. (Foto: Puspen TNI)
KRI Frans Kaiseipo-368 yang dilengkapi Helikopter BO-105 NV-414 merupakan salah satu kapal terbaru yang dimiliki TNI AL berjenis Korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) buatan Schelde Naval Shipbuilding, Vlissingen Belanda. (Foto: Puspen TNI)
KOMPAS
25 September 2010 -- KRI Frans Kaisiepo dijadwalkan berangkat ke Lebanon sebagai bagian dari Satuan Tugas Maritime Task Force TNI Kontingen Garuda XXVIII-B/United Nations Interim Force in Lebanon, Sabtu ini.
Asisten Operasi Panglima TNI Mayor Jenderal Tono Suratman, Kamis (23/9), memeriksa persiapan terakhir dan penggelaran pasukan. Rencananya KRI Frans Kaisiepo akan dilepas oleh Panglima TNI di Komando Lintas Laut Militer.
Personil TNI AL yang akan bertugas di Lebanon bersiap-siap memasuki KRI Frans Kaisiepo. (Foto: ANTARA/ Ujang Zaelani/ed/NZ/10)
Kaisiepo-368 diawaki 100 prajurit dan dipimpin Komandan Satuan Tugas Letkol Laut (P) Wasis Priyono. KRI Frans Kaisiepo merupakan kapal keempat jenis korvet kelas Sigma milik TNI Angkatan Laut. KRI ini dibuat oleh galangan kapal Schelde, Belanda, pada tahun 2006 khusus untuk TNI AL. KRI ini adalah kapal kedua setelah KRI Diponegoro 365 yang ikut misi yang sama tahun lalu. Saat itu misi KRI Diponegoro merupakan misi pertama dari Asia Tenggara.
Saat pemeriksaan, Tono Suratman mengingatkan, seluruh perlengkapan material yang diberikan merupakan barang inventaris negara yang harus dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, dalam penggunaan setiap peralatan, prosedur agar dipatuhi. Prajurit diminta memelihara segala fasilitas yang ada sehingga dapat mengurangi risiko kerusakan.
Tono menyatakan, keamanan dan keselamatan kerja harus menjadi prioritas utama, khususnya dalam penggunaan peralatan dengan risiko tinggi.
KRI Frans Kaiseipo-368 dilepas di Dermaga Kolinlamil Tanjung Priok Jakarta Utara, Sabtu (25/9). (Foto: Puspen TNI)
Kapal ini membawa Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-B/UNIFIL berjumlah 100 orang, terdiri dari 88 orang ABK, Crew Helikopter 7 orang, Paramedis/Kesehatan 2 orang, Penyelam 2 orang dan Kopaska 1 orang. (Foto: Puspen TNI)
KRI Frans Kaiseipo-368 yang dilengkapi Helikopter BO-105 NV-414 merupakan salah satu kapal terbaru yang dimiliki TNI AL berjenis Korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) buatan Schelde Naval Shipbuilding, Vlissingen Belanda. (Foto: Puspen TNI)
KOMPAS
Kapal Latih Portugal "Sagres" ke Indonesia
Sagres. (Photo: marinha)
25 September 2010, Jakarta -- Kapal latih layar tinggi bertiang tiga milik Angkatan Laut Portugal, Sagres, berencana melakukan lawatan ke Indonesia sekaligus memperingati sejarah kedatangan Portugis di kawasan Nusantara lebih dari lima abad silam.
Menurut Duta Besar Portugal untuk Indonesia Carlos Frota, Jumat (24/9), saat mengundang sejumlah jurnalis makan siang di kediamannya, lawatan itu bukan bermaksud memperingati kehadiran kekuatan invasi negara itu di masa tersebut, melainkan lebih bersifat kunjungan persahabatan.
Menurut dia, Indonesia adalah negara dengan masyarakat yang memiliki kultur beragam dan bahkan sudah dikenal sejak dahulu punya sikap dan pemikiran yang sangat terbuka (open minded) pada kultur dan nilai-nilai dari suku bangsa dan peradaban lain di dunia.
Bahkan, hingga sekarang pun, menurut Frota, dirinya meyakini terdapat berbagai macam kultur, bahasa, budaya, serta agama dari banyak bangsa di dunia, yang telah menyatu dan menjadi bagian tak terpisahkan di dalam kehidupan negeri ini, termasuk juga kebudayaan dan bahasa Portugis.
Lebih lanjut, menurut Frota, kapal latih layar tinggi itu rencananya akan berada di Indonesia, 26-30 September 2010. Sejumlah kegiatan seremonial juga akan digelar, termasuk membuka kesempatan masyarakat untuk datang dan naik ke kapal itu guna melihat langsung dari dekat. Acara kunjungan umum digelar 28-29 September.
Sebelum tiba di Jakarta, kapal yang dinakhodai Commander Luis Pedro Pinto P Mendes itu juga melawat ke Singapura dan Timor Leste. Kapal diawaki sedikitnya 139 personel Angkatan Laut Portugal. Seperti juga kapal perang milik TNI Angkatan Laut, KRI Dewa Ruci, kapal latih layar tinggi (tall-ships) Sagres juga berfungsi menjadi kapal latih bagi para kadet baru AL Portugal. Kapal tersebut bertugas sejak tahun 1962 dan telah berlayar ke seluruh penjuru dunia.
Kapal Sagres hanya absen menjalankan tugasnya tahun 1987 dan 1991 untuk menjalani perawatan dan perbaikan. Tahun ini Sagres direncanakan mengunjungi sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Jepang, China, sejumlah negara di Asia Tenggara, India, dan Mesir.
KOMPAS
25 September 2010, Jakarta -- Kapal latih layar tinggi bertiang tiga milik Angkatan Laut Portugal, Sagres, berencana melakukan lawatan ke Indonesia sekaligus memperingati sejarah kedatangan Portugis di kawasan Nusantara lebih dari lima abad silam.
Menurut Duta Besar Portugal untuk Indonesia Carlos Frota, Jumat (24/9), saat mengundang sejumlah jurnalis makan siang di kediamannya, lawatan itu bukan bermaksud memperingati kehadiran kekuatan invasi negara itu di masa tersebut, melainkan lebih bersifat kunjungan persahabatan.
Menurut dia, Indonesia adalah negara dengan masyarakat yang memiliki kultur beragam dan bahkan sudah dikenal sejak dahulu punya sikap dan pemikiran yang sangat terbuka (open minded) pada kultur dan nilai-nilai dari suku bangsa dan peradaban lain di dunia.
Bahkan, hingga sekarang pun, menurut Frota, dirinya meyakini terdapat berbagai macam kultur, bahasa, budaya, serta agama dari banyak bangsa di dunia, yang telah menyatu dan menjadi bagian tak terpisahkan di dalam kehidupan negeri ini, termasuk juga kebudayaan dan bahasa Portugis.
Lebih lanjut, menurut Frota, kapal latih layar tinggi itu rencananya akan berada di Indonesia, 26-30 September 2010. Sejumlah kegiatan seremonial juga akan digelar, termasuk membuka kesempatan masyarakat untuk datang dan naik ke kapal itu guna melihat langsung dari dekat. Acara kunjungan umum digelar 28-29 September.
Sebelum tiba di Jakarta, kapal yang dinakhodai Commander Luis Pedro Pinto P Mendes itu juga melawat ke Singapura dan Timor Leste. Kapal diawaki sedikitnya 139 personel Angkatan Laut Portugal. Seperti juga kapal perang milik TNI Angkatan Laut, KRI Dewa Ruci, kapal latih layar tinggi (tall-ships) Sagres juga berfungsi menjadi kapal latih bagi para kadet baru AL Portugal. Kapal tersebut bertugas sejak tahun 1962 dan telah berlayar ke seluruh penjuru dunia.
Kapal Sagres hanya absen menjalankan tugasnya tahun 1987 dan 1991 untuk menjalani perawatan dan perbaikan. Tahun ini Sagres direncanakan mengunjungi sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Jepang, China, sejumlah negara di Asia Tenggara, India, dan Mesir.
KOMPAS
Friday, September 24, 2010
Komisi I Isyaratkan Kandidat Panglima TNI Lulus
Calon Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono (kanan), bejabat tangan dengan Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Mahfudz Shiddiq (kiri), sesaat sebelum menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/9). Kepala Staf Angkatan Laut itu akan menempati jabatan Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Djoko Santoso bila berhasil lolos dari uji kelayakan dan kepatutan yang dilaksanakan Komisi I DPR. (Foto: ANTARA/Ismar Patrizki/Koz/mes/10)
24 September 2010, Jakarta -- Sejumlah fraksi tanpa kecuali mengisyaratkan kandidat Panglima TNI lulus uji kelayakan dan kepatutan. Hal ini diperkuat dari pernyataan positif sejumlah anggota yang mewakili fraksinya.
Saat uji kelayakan dan kepatutan, Laksamana TNI Agus Suhartono banyak mendapat pertanyaan seputar Reformasi TNI, Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista), Bisnis TNI, Netralitas TNI, Minimum Essential Force (MEF), Penegakan disiplin, peningkatan kesejahteraan, rumah dinas, hingga masalah aktual lainnya.
Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddik menyatakan, persetujuan Agus sebagai Panglima TNI akan diserahkan ke pimpinan. Selanjutnya, hasil rapat Komisi I itu dibawa di paripurna, Senin (27/9) mendatang.
Pandangan rapat internal Komisi I akan menjadi pertimbangan seluruh anggota DPR dalam paripurna tersebut. "So far so good," ujar Mahfudz yakin.
Mahfudz menyatakan, persetujuan Panglima TNI baru itu tidak dengan cek kosong. Ada ruang penting yang menjadi tugas Panglima, dimana selalu mendapat warisan masalah dari Panglima sebelumnya. Kasus yang mengemuka diantaranya adalah masalah sengketa lahan dan inventarisasi aset. "Padahal masa jabatannya hanya tiga tahun (melihat usia Agus, red)," kata politisi PKS.
Mahfudz menyatakan, tidak ada persoalan serius yang mengemuka dalam seleksi calon Panglima TNI. Hanya saja, Komisi I meminta agar Panglima TNI baru bisa menuntaskan masalah lama, agar bisa berkonsentrasi dalam reformasi TNI. "Ini harus menjadi komitmen bersama," tandasnya.
Fakta bahwa posisi Agus sebagai calon tunggal Panglima TNI, yang mendapat dukungan kuat dari Sekretariat Gabungan terlihat dalam seleksi tersebut. Hampir semua pertanyaan yang diajukan para anggota Komisi I DPR, bisa dijawab secara diplomatis oleh Agus.
Seperti diutarakan Wakil Ketua Komisi I DPR RI Agus Gumiwang Kartasasmita mewakili Fraksi Golongan Karya, menyatakan dapat menerima visi dan misi yang dipaparkan kandidat Panglima TNI.
“Visi dan Misi yang diutarakan harus dapat diimplementasikan untuk mewujudkan postur TNI yang ideal,” tegasnya.
DPR RI
24 September 2010, Jakarta -- Sejumlah fraksi tanpa kecuali mengisyaratkan kandidat Panglima TNI lulus uji kelayakan dan kepatutan. Hal ini diperkuat dari pernyataan positif sejumlah anggota yang mewakili fraksinya.
Saat uji kelayakan dan kepatutan, Laksamana TNI Agus Suhartono banyak mendapat pertanyaan seputar Reformasi TNI, Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista), Bisnis TNI, Netralitas TNI, Minimum Essential Force (MEF), Penegakan disiplin, peningkatan kesejahteraan, rumah dinas, hingga masalah aktual lainnya.
Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddik menyatakan, persetujuan Agus sebagai Panglima TNI akan diserahkan ke pimpinan. Selanjutnya, hasil rapat Komisi I itu dibawa di paripurna, Senin (27/9) mendatang.
Pandangan rapat internal Komisi I akan menjadi pertimbangan seluruh anggota DPR dalam paripurna tersebut. "So far so good," ujar Mahfudz yakin.
Mahfudz menyatakan, persetujuan Panglima TNI baru itu tidak dengan cek kosong. Ada ruang penting yang menjadi tugas Panglima, dimana selalu mendapat warisan masalah dari Panglima sebelumnya. Kasus yang mengemuka diantaranya adalah masalah sengketa lahan dan inventarisasi aset. "Padahal masa jabatannya hanya tiga tahun (melihat usia Agus, red)," kata politisi PKS.
Mahfudz menyatakan, tidak ada persoalan serius yang mengemuka dalam seleksi calon Panglima TNI. Hanya saja, Komisi I meminta agar Panglima TNI baru bisa menuntaskan masalah lama, agar bisa berkonsentrasi dalam reformasi TNI. "Ini harus menjadi komitmen bersama," tandasnya.
Fakta bahwa posisi Agus sebagai calon tunggal Panglima TNI, yang mendapat dukungan kuat dari Sekretariat Gabungan terlihat dalam seleksi tersebut. Hampir semua pertanyaan yang diajukan para anggota Komisi I DPR, bisa dijawab secara diplomatis oleh Agus.
Seperti diutarakan Wakil Ketua Komisi I DPR RI Agus Gumiwang Kartasasmita mewakili Fraksi Golongan Karya, menyatakan dapat menerima visi dan misi yang dipaparkan kandidat Panglima TNI.
“Visi dan Misi yang diutarakan harus dapat diimplementasikan untuk mewujudkan postur TNI yang ideal,” tegasnya.
DPR RI
RI - Selandia Baru Sepakat Kerjasama Pertahanan
HMNZS Canbterbury kapal perang AL Selandia Baru terbaru, berpartisipasi di Sail Bunaken 2010. (Foto: RNZN)
23 September 2010, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menerima kedatangan Panglima Angkatan Bersenjata Selandia Baru, Letjen Jeremiah Mateparae hari ini, Kamis 23 September 2010. Kunjungan ini diawali dengan upacara penghormatan militer di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Kepada Mateparae, Djoko menyampaikan penghargaan dan terimakasih atas bantuan personel, peralatan, dan pesawat angkut militer selama penanggulangan bencana alam di Aceh. Bantuan tersebut dinilai mampu meringankan penderitaan masyarakat setempat.
Selain itu, Djoko juga memberikan apresiasi atas partisipasi Angkatan Bersenjata Selandia Baru dalam kegiatan “Garuda Shield 2009”, yaitu latihan bersama negara-negara sahabat dalam rangka operasi perdamaian dunia yang diselenggarakan di Bandung, serta “Sail Bunaken 2009” yang diselenggarakan di Sulawesi Utara.
Pada akhir pertemuan, panglima kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama antar angkatan bersenjata yang selama ini sudah terjalin dengan baik. Keduanya sepakat membahas program kerjasama berupa Armed Forces to Armed Forces Talk antar angkatan atau matra.
Dalam kunjungannya, Mateparae didampingi oleh Athan Selandia Baru di Jakarta serta dua analis pertahanan, Caroline Mc. Queen dan Stacy Holland Belser. Sedangkan turut mendampingi Panglima TNI antara lain Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen TNI J. Suryo Prabowo, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksdya TNI Soeparno, Kasum TNI Marsdya TNI Edy Harjoko, Asintel Panglima TNI Letjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary, Kabais TNI Mayjen TNI Anshory Tadjudin, Wakapuspen TNI Brigjen TNI Setyo Sularso, serta Staf Khusus Panglima TNI Marsma TNI Prayitno.
Usai kunjungan ke Mabes TNI, Panglima Angkatan Bersenjata Selandia Baru beserta rombongan menuju ke Kementerian Pertahanan.
TEMPO Interaktif
23 September 2010, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menerima kedatangan Panglima Angkatan Bersenjata Selandia Baru, Letjen Jeremiah Mateparae hari ini, Kamis 23 September 2010. Kunjungan ini diawali dengan upacara penghormatan militer di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Kepada Mateparae, Djoko menyampaikan penghargaan dan terimakasih atas bantuan personel, peralatan, dan pesawat angkut militer selama penanggulangan bencana alam di Aceh. Bantuan tersebut dinilai mampu meringankan penderitaan masyarakat setempat.
Selain itu, Djoko juga memberikan apresiasi atas partisipasi Angkatan Bersenjata Selandia Baru dalam kegiatan “Garuda Shield 2009”, yaitu latihan bersama negara-negara sahabat dalam rangka operasi perdamaian dunia yang diselenggarakan di Bandung, serta “Sail Bunaken 2009” yang diselenggarakan di Sulawesi Utara.
Pada akhir pertemuan, panglima kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama antar angkatan bersenjata yang selama ini sudah terjalin dengan baik. Keduanya sepakat membahas program kerjasama berupa Armed Forces to Armed Forces Talk antar angkatan atau matra.
Dalam kunjungannya, Mateparae didampingi oleh Athan Selandia Baru di Jakarta serta dua analis pertahanan, Caroline Mc. Queen dan Stacy Holland Belser. Sedangkan turut mendampingi Panglima TNI antara lain Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen TNI J. Suryo Prabowo, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksdya TNI Soeparno, Kasum TNI Marsdya TNI Edy Harjoko, Asintel Panglima TNI Letjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary, Kabais TNI Mayjen TNI Anshory Tadjudin, Wakapuspen TNI Brigjen TNI Setyo Sularso, serta Staf Khusus Panglima TNI Marsma TNI Prayitno.
Usai kunjungan ke Mabes TNI, Panglima Angkatan Bersenjata Selandia Baru beserta rombongan menuju ke Kementerian Pertahanan.
TEMPO Interaktif
First Production C-5M Super Galaxy Takes Flight
First production C-5M Super Galaxy made its first flight. (Photo: Lockheed Martin/Damien Guarnieri)
21 September 2010, MARIETTA, Ga. -- Lockheed Martin’s [NYSE: LMT] first production C-5M Super Galaxy made its first flight here Sept. 19 sporting the new “Super Galaxy” tail flash and nose art. It is set to be delivered Sept. 30 and will arrive for duty at Dover Air Force Base, Del., in November.
Lockheed Martin
21 September 2010, MARIETTA, Ga. -- Lockheed Martin’s [NYSE: LMT] first production C-5M Super Galaxy made its first flight here Sept. 19 sporting the new “Super Galaxy” tail flash and nose art. It is set to be delivered Sept. 30 and will arrive for duty at Dover Air Force Base, Del., in November.
Lockheed Martin
Boeing Completes Production of 1st Australian Super Hornet with Provisions for Future Electronic Attack Capability
(Photo: Australia DoD)
23 September 2010, ST. LOUIS -- Boeing [NYSE: BA] announced today that it has completed production of the first Royal Australian Air Force (RAAF) F/A-18F Super Hornet that has the capability to be converted into an electronic attack aircraft.
Boeing is pre-wiring the RAAF's second lot of 12 Super Hornets for potential electronic attack capability conversion during production at the company's facilities in St. Louis.
"Incorporating the ability to introduce an electronic attack capability on 12 RAAF Super Hornets as they are produced in St. Louis provides maximum flexibility for our Air Force in the future," said RAAF Group Capt. Steve Roberton, Officer Commanding 82 Wing, which includes Super Hornet and F-111 aircraft. "Ultimately, if a decision to incorporate an electronic attack option is pursued, it will further expand the broad capability of an already formidable Super Hornet weapon system."
The Australian government announced in March 2007 that it would acquire 24 of the advanced Block II versions of the Super Hornet, all of which are equipped with the Raytheon-built APG-79 Active Electronically Scanned Array (AESA) radar. Eleven Super Hornets are now operating at RAAF Base Amberley in Queensland. All 11 aircraft were delivered ahead of schedule and on budget. Boeing will deliver Australia's 24th Super Hornet in 2011.
"Besides giving the RAAF the potential of introducing electronic attack capability in the future, producing these 12 aircraft with this configuration from the outset also reduces cost when compared with retrofitting at a later date," said Carolyn Nichols, Australian Super Hornet program manager for Boeing.
The Boeing Super Hornet is a multirole aircraft, able to perform virtually every mission in the tactical spectrum, including air superiority, day/night strike with precision-guided weapons, fighter escort, close air support, suppression of enemy air defenses, maritime strike, reconnaissance, forward air control and tanker missions. Boeing has delivered more than 430 F/A-18E/Fs to the U.S. Navy. Every Super Hornet produced has been delivered on or ahead of schedule and on budget.
A unit of The Boeing Company, Boeing Defense, Space & Security is one of the world's largest defense, space and security businesses specializing in innovative and capabilities-driven customer solutions, and the world's largest and most versatile manufacturer of military aircraft. Headquartered in St. Louis, Boeing Defense, Space & Security is a $34 billion business with 68,000 employees worldwide.
Boeing Company
23 September 2010, ST. LOUIS -- Boeing [NYSE: BA] announced today that it has completed production of the first Royal Australian Air Force (RAAF) F/A-18F Super Hornet that has the capability to be converted into an electronic attack aircraft.
Boeing is pre-wiring the RAAF's second lot of 12 Super Hornets for potential electronic attack capability conversion during production at the company's facilities in St. Louis.
"Incorporating the ability to introduce an electronic attack capability on 12 RAAF Super Hornets as they are produced in St. Louis provides maximum flexibility for our Air Force in the future," said RAAF Group Capt. Steve Roberton, Officer Commanding 82 Wing, which includes Super Hornet and F-111 aircraft. "Ultimately, if a decision to incorporate an electronic attack option is pursued, it will further expand the broad capability of an already formidable Super Hornet weapon system."
The Australian government announced in March 2007 that it would acquire 24 of the advanced Block II versions of the Super Hornet, all of which are equipped with the Raytheon-built APG-79 Active Electronically Scanned Array (AESA) radar. Eleven Super Hornets are now operating at RAAF Base Amberley in Queensland. All 11 aircraft were delivered ahead of schedule and on budget. Boeing will deliver Australia's 24th Super Hornet in 2011.
"Besides giving the RAAF the potential of introducing electronic attack capability in the future, producing these 12 aircraft with this configuration from the outset also reduces cost when compared with retrofitting at a later date," said Carolyn Nichols, Australian Super Hornet program manager for Boeing.
The Boeing Super Hornet is a multirole aircraft, able to perform virtually every mission in the tactical spectrum, including air superiority, day/night strike with precision-guided weapons, fighter escort, close air support, suppression of enemy air defenses, maritime strike, reconnaissance, forward air control and tanker missions. Boeing has delivered more than 430 F/A-18E/Fs to the U.S. Navy. Every Super Hornet produced has been delivered on or ahead of schedule and on budget.
A unit of The Boeing Company, Boeing Defense, Space & Security is one of the world's largest defense, space and security businesses specializing in innovative and capabilities-driven customer solutions, and the world's largest and most versatile manufacturer of military aircraft. Headquartered in St. Louis, Boeing Defense, Space & Security is a $34 billion business with 68,000 employees worldwide.
Boeing Company
Hawk Bermanuver, Penonton Terkesima
Pesawat tempur jenis Hawk beratraksi di hadapan pengunjung yang hadir dalam acara Bandung Air Show 2010 di Lanud Husein Sastranegara, Bandung, Kamis (23/9). Sebanyak 137 pesawat tampil dalam acara yang digelar hingga 26 September tersebut. (Foto: KOMPAS/Arum Tresnaningtyas)
24 September 2010, Bandung -- Ada yang berbeda di Landasan Udara (Lanud) Husein Satranegara, Bandung, kemarin. Sejak pagi ribuan siswa SD dari beberapa sekolah di Kota Bandung berbondong- bondong ke Husein Sastranegara.
Mereka hendak menyaksikan Bandung Airshow 2010 yang menampilkan berbagai pesawat kedirgantaraan hingga pesawat tempur jenis Hawk. Para siswa SD sengaja diundang agar mereka lebih mencintai dunia kedirgantaraan.Tidak hanya siswa SD, masyarakat umum yang penasaran langsung berdatangan, meski pembukaan resmi oleh Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda dan Panglima Komando Operasi TNI AU I Marsekal Muda TNI Suyanto, baru dibuka pukul 09.30 WIB. Kepala Pangkalan Udara Husein Sastranegara Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi mengatakan, pihaknya ingin memberikan yang terbaik bagi HUT ke-200 Kota Bandung.
”Bandung Airshow 2010 ini diharapkan mampu menarik masyarakat mencintai dunia kedirgantaraan,” ujarnya. Bandung Airshow 2010 ini merupakan agenda pertama kali yang digelar di Kota Bandung. ”Bahkan ini baru digelar kembali setelah Indonesia Airshow terakhir di Kemayoran, Jakarta, pada 1996,” kata Adang. Di pinggir lapangan udara atau di Jalan LMU Suparmin, terlihat ratusan warga berjejer menonton pesawat-pesawat yang beratraksi. Bandung Airshow 2010 dibuka dengan sajian tiga pesawat Hawk 100/200 bermanuver di langit Lanud Husein Sastranegara. Manuver yang paling membuat pengunjung terperangah adalah atraksi Touch and Goatau pesawat menyentuh landasan dan seketika terbang kembali.
”Ini baru pertama kali pesawat tempur menyentuh landasan Husein, sebelumnya mana ada pesawat tempur singgah di sini,”ujarnya. Cessna 172 dengan nomor registrasi PK-NZC buatan Amerika tahun 1981 diterbangkan Esther G Saleh dan Cessna jenis championship aerobatic super decathlon dengan nomor registrasi PK-NZP buatan Amerika 1996 diterbangkan Alexander Supelli memanjakan para pengunjung.Kedua pilot ini mampu menyajikan manuver yang cantik. Bahkan, Esther G Saleh merupakan satu-satunya Test Pilot & Flight Instructor perempuan se-Asia Tenggara dan kini mengabdi di PT Dirgantara Indonesia. Kedua pilot tersebut beratraksi di udara selama 15 menit.
Penonton di lokasi acara terbius gaya-gaya akrobat yang ditampilkan oleh pilot. Kedua Cessna tersebut terbang pada ketinggian 1.000 kaki (300 meter) dan terbang rendah di ketinggian sekitar 200 kaki (75 meter). Tak kalah memukau, tiga pesawat helikopter jenis Colibri dari TNI AU Lanud Suryadharma,Kalijati, Subang,beraksi.Mereka melakukan berbagai manuver yang membuat pengunjung berdecak kagum.Atraksi itu sangat dekat dengan pengunjung.Turut juga 100- an pesawat berbagai jenis mulai dari N 250 Gatot Kaca produksi PT DI, helikopter NAS-332 Super Puma, beberapa pesawat bermesin ganda atau twin engine, berbagai pesawat Cesna, Microligth, hingga pesawat Trike.
Peralatan tempur penunjang TNI AD pun dipamerkan di antaranya panser,kendaraan taktis serbu, beragam senjata serbu, pistol, dan pelontar granat.Semua sajian tersebutmemanjakanparapengunjung yang datang ke Lanud Husein Sastranegara hingga Minggu (26/9).
Pusat kegiatan publik
(Foto: detikFoto/Baban Gandapurnama)
Kesan tertutup Lanud Husein Sastranegara bagi warga Kota Bandung akan berubah.Pelan namun pasti, gambaran kaku sebuah lanud yang biasa dikawal dengan penjagaan ketat akan berubah menjadi ruang terbuka publik. Pemerintah beserta pihak Lanud Husein Sastranegara mempersilakan warga Kota Bandung memanfaatkannya untuk berbagai kegiatan.” Dulu kanorang terkesan takut masuk ke Husein. Tapi ke depan siapa pun bisa memanfaatkannya untuk berbagai kegiatan,” ujar Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda usai menghadiri Bandung Air Show 2010 di Lanud Husein Sastranegara, kemarin.
Keberadaan lanud dinilai sebagai fasilitas yang mampu mendukung aktivitas warga.Pasalnya, lahan terbuka di kota ini masih sangat minim. Dengan area yang cukup luas diharapkan seluruh kebutuhan akan ruang terbuka bisa diakomodasi.”Acara Kickfest 2010 yang digelar di Stadion Siliwangi beberapa waktu lalu menyebabkan rusaknya rumput di lapangan itu. Nah, diharapkan dengan adanya lahan yang luas kejadian serupa tidak akan terulang,” ungkapnya. Terkait Bandung Air Show 2010 yang sukses digelar kemarin,Ayi menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya bagi panitia penyelenggara dan seluruh masyarakat Kota Bandung.”Indikator keberhasilan bisa dirasakan dengan banyaknya warga yang antusias menyaksikan acara ini,” ujarnya.
Dia berharap acara yang baru kali pertama digelar di Kota Bandung ini akan menjadi agenda rutin.Keberadaan sekolah penerbang berikut industri strategis seperti PT Dirgantara Indonesia diyakini mampu menjadi faktor pendukungnya. ”Begitupun dengan industri kreatif,perpaduan konsep airshowdan pameran industri menjadikan peluang bagi para pelakunya untuk berkembang,” tandasnya.
SINDO
24 September 2010, Bandung -- Ada yang berbeda di Landasan Udara (Lanud) Husein Satranegara, Bandung, kemarin. Sejak pagi ribuan siswa SD dari beberapa sekolah di Kota Bandung berbondong- bondong ke Husein Sastranegara.
Mereka hendak menyaksikan Bandung Airshow 2010 yang menampilkan berbagai pesawat kedirgantaraan hingga pesawat tempur jenis Hawk. Para siswa SD sengaja diundang agar mereka lebih mencintai dunia kedirgantaraan.Tidak hanya siswa SD, masyarakat umum yang penasaran langsung berdatangan, meski pembukaan resmi oleh Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda dan Panglima Komando Operasi TNI AU I Marsekal Muda TNI Suyanto, baru dibuka pukul 09.30 WIB. Kepala Pangkalan Udara Husein Sastranegara Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi mengatakan, pihaknya ingin memberikan yang terbaik bagi HUT ke-200 Kota Bandung.
”Bandung Airshow 2010 ini diharapkan mampu menarik masyarakat mencintai dunia kedirgantaraan,” ujarnya. Bandung Airshow 2010 ini merupakan agenda pertama kali yang digelar di Kota Bandung. ”Bahkan ini baru digelar kembali setelah Indonesia Airshow terakhir di Kemayoran, Jakarta, pada 1996,” kata Adang. Di pinggir lapangan udara atau di Jalan LMU Suparmin, terlihat ratusan warga berjejer menonton pesawat-pesawat yang beratraksi. Bandung Airshow 2010 dibuka dengan sajian tiga pesawat Hawk 100/200 bermanuver di langit Lanud Husein Sastranegara. Manuver yang paling membuat pengunjung terperangah adalah atraksi Touch and Goatau pesawat menyentuh landasan dan seketika terbang kembali.
”Ini baru pertama kali pesawat tempur menyentuh landasan Husein, sebelumnya mana ada pesawat tempur singgah di sini,”ujarnya. Cessna 172 dengan nomor registrasi PK-NZC buatan Amerika tahun 1981 diterbangkan Esther G Saleh dan Cessna jenis championship aerobatic super decathlon dengan nomor registrasi PK-NZP buatan Amerika 1996 diterbangkan Alexander Supelli memanjakan para pengunjung.Kedua pilot ini mampu menyajikan manuver yang cantik. Bahkan, Esther G Saleh merupakan satu-satunya Test Pilot & Flight Instructor perempuan se-Asia Tenggara dan kini mengabdi di PT Dirgantara Indonesia. Kedua pilot tersebut beratraksi di udara selama 15 menit.
Penonton di lokasi acara terbius gaya-gaya akrobat yang ditampilkan oleh pilot. Kedua Cessna tersebut terbang pada ketinggian 1.000 kaki (300 meter) dan terbang rendah di ketinggian sekitar 200 kaki (75 meter). Tak kalah memukau, tiga pesawat helikopter jenis Colibri dari TNI AU Lanud Suryadharma,Kalijati, Subang,beraksi.Mereka melakukan berbagai manuver yang membuat pengunjung berdecak kagum.Atraksi itu sangat dekat dengan pengunjung.Turut juga 100- an pesawat berbagai jenis mulai dari N 250 Gatot Kaca produksi PT DI, helikopter NAS-332 Super Puma, beberapa pesawat bermesin ganda atau twin engine, berbagai pesawat Cesna, Microligth, hingga pesawat Trike.
Peralatan tempur penunjang TNI AD pun dipamerkan di antaranya panser,kendaraan taktis serbu, beragam senjata serbu, pistol, dan pelontar granat.Semua sajian tersebutmemanjakanparapengunjung yang datang ke Lanud Husein Sastranegara hingga Minggu (26/9).
Pusat kegiatan publik
(Foto: detikFoto/Baban Gandapurnama)
Kesan tertutup Lanud Husein Sastranegara bagi warga Kota Bandung akan berubah.Pelan namun pasti, gambaran kaku sebuah lanud yang biasa dikawal dengan penjagaan ketat akan berubah menjadi ruang terbuka publik. Pemerintah beserta pihak Lanud Husein Sastranegara mempersilakan warga Kota Bandung memanfaatkannya untuk berbagai kegiatan.” Dulu kanorang terkesan takut masuk ke Husein. Tapi ke depan siapa pun bisa memanfaatkannya untuk berbagai kegiatan,” ujar Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda usai menghadiri Bandung Air Show 2010 di Lanud Husein Sastranegara, kemarin.
Keberadaan lanud dinilai sebagai fasilitas yang mampu mendukung aktivitas warga.Pasalnya, lahan terbuka di kota ini masih sangat minim. Dengan area yang cukup luas diharapkan seluruh kebutuhan akan ruang terbuka bisa diakomodasi.”Acara Kickfest 2010 yang digelar di Stadion Siliwangi beberapa waktu lalu menyebabkan rusaknya rumput di lapangan itu. Nah, diharapkan dengan adanya lahan yang luas kejadian serupa tidak akan terulang,” ungkapnya. Terkait Bandung Air Show 2010 yang sukses digelar kemarin,Ayi menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya bagi panitia penyelenggara dan seluruh masyarakat Kota Bandung.”Indikator keberhasilan bisa dirasakan dengan banyaknya warga yang antusias menyaksikan acara ini,” ujarnya.
Dia berharap acara yang baru kali pertama digelar di Kota Bandung ini akan menjadi agenda rutin.Keberadaan sekolah penerbang berikut industri strategis seperti PT Dirgantara Indonesia diyakini mampu menjadi faktor pendukungnya. ”Begitupun dengan industri kreatif,perpaduan konsep airshowdan pameran industri menjadikan peluang bagi para pelakunya untuk berkembang,” tandasnya.
SINDO
KRI Frans Kaisiepo Siap Berangkat ke Libanon
23 September 2010, Jakarta -- KRI Frans Kaisiepo-368 yang tergabung dalam Satgas Maritime Task Force TNI Konga XXVIII-B/UNIFIL siap diberangkatkan ke Libanon. Sebelum diberangkatkan, Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen TNI Tono Suratman mengecek kelengkapan kapal dalam Gelar Pasukan Satgas Maritime Task Force TNI Konga XXVIII-B/UNIFIL.
Gelar Pasukan Satgas Maritime Task Force TNI Konga XXVIII-B/UNIFIL di Kolinlamil Jakarta Utara ini dipimpin oleh Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen TNI Tono Suratman. (Foto: Puspen TNI)
Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen TNI Tono Suratman mengecek persenjataan Satgas Maritime Task Force TNI Konga XXVIII-B/UNIFIL. (Foto: Puspen TNI)
Gelar Pasukan tersebut dilakukan dalam rangka mengecek seluruh personel, perlengkapan material, bekal umum, perlengkapan perorangan maupun perlengkapan lainnya yang dibutuhkan dalam mendukung pelaksanaan tugas. (Foto: Puspen TNI)
KRI Frans Kaisiepo-368 yang tergabung dalam Satgas Maritime Task Force TNI Konga XXVIII-B/UNIFIL ini dilengkapi 1 unit helikopter. (Foto: Puspen TNI)
KRI Frans Kaisiepo-368 yang diawaki 100 prajurit ini rencananya akan diberangkatkan pada, Sabtu (25/9/2010) mendatang. (Foto: Puspen TNI)
Gelar Pasukan Satgas Maritime Task Force TNI Konga XXVIII-B/UNIFIL di Kolinlamil Jakarta Utara ini dipimpin oleh Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen TNI Tono Suratman. (Foto: Puspen TNI)
Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen TNI Tono Suratman mengecek persenjataan Satgas Maritime Task Force TNI Konga XXVIII-B/UNIFIL. (Foto: Puspen TNI)
Gelar Pasukan tersebut dilakukan dalam rangka mengecek seluruh personel, perlengkapan material, bekal umum, perlengkapan perorangan maupun perlengkapan lainnya yang dibutuhkan dalam mendukung pelaksanaan tugas. (Foto: Puspen TNI)
KRI Frans Kaisiepo-368 yang tergabung dalam Satgas Maritime Task Force TNI Konga XXVIII-B/UNIFIL ini dilengkapi 1 unit helikopter. (Foto: Puspen TNI)
KRI Frans Kaisiepo-368 yang diawaki 100 prajurit ini rencananya akan diberangkatkan pada, Sabtu (25/9/2010) mendatang. (Foto: Puspen TNI)
TNI Lakukan Efisiensi
Laksamana TNI Agus Suhartono usai jeda uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI di Ruang Komisi I, Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (23/9/2010). Agus merupakan calon tunggal Panglima TNI yang diajukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke DPR. (Foto: KOMPAS IMAGES/Dhoni Setiawan)
24 September 2010, Jakarta -- Tentara Nasional Indonesia akan melakukan efisiensi organisasi. Hal ini diharapkan akan menjadi langkah terobosan menuju prajurit TNI yang lebih profesional.
Hal itu disampaikan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Agus Suhartono dalam uji kepatutan dan kelayakan calon Panglima TNI dengan Komisi I DPR di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/9). Agus merupakan satu-satunya calon Panglima TNI yang diajukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
”Akan diadakan peninjauan kembali organisasi, harus lebih ramping,” kata Agus.
Ia menjelaskan konsepnya sebagai rightsizing atau pengurangan hingga mencapai jumlah optimum. Ia mencontohkan, batalyon yang berisi 900 prajurit mungkin bisa dikurangi menjadi 600 prajurit. Demikian juga dengan jumlah komando teritorial, seperti komando rayon militer (koramil) atau bintara pembina desa (babinsa). ”Berapa koramil dan babinsa yang diperlukan untuk peran saat ini,” kata Agus.
Koramil biasanya berada di ibu kota kecamatan, sedangkan babinsa berada di setiap desa. Pengurangan itu cukup signifikan karena kecamatan berjumlah 6.300-an, sedangkan desa berjumlah 70.000-an desa.
Dengan demikian, terjadi penurunan dalam alokasi belanja pegawai. Selain itu, akan diupayakan pula zero growth atau pertumbuhan nol dalam perekrutan pegawai. Perekrutan baru hanya untuk mengganti mereka yang pensiun dan yang menggunakan alat. Dengan demikian, bisa ada alokasi tambahan untuk alokasi alat utama sistem persenjataan.
Selain itu, diharapkan juga rencana remunerasi akan segera terwujud. Remunerasi akan diadakan sesuai dengan kinerja dan pembicaraan telah memasuki final. ”Tanggal 5 Oktober kita semua harapkan akan diumumkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,” kata Agus.
Terorisme
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Teguh Juwarno, mempertanyakan mengapa Agus menyatakan Polri masih bisa menangani eskalasi terorisme saat ini.
Agus menjawab, di Kementerian Pertahanan saat ini tengah dibahas tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Dari TNI nantinya akan berintikan pasukan khusus setiap angkatan. ”Dengan disatukan, nantinya tidak akan saling menunggu karena sudah ada mekanismenya,” kata Agus.
Yoyoh Yusroh dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera menanyakan kenapa orang yang mengenakan busana muslimah belum diperbolehkan masuk TNI. Agus menjawab, hal itu akan dikaji dahulu.
KOMPAS
24 September 2010, Jakarta -- Tentara Nasional Indonesia akan melakukan efisiensi organisasi. Hal ini diharapkan akan menjadi langkah terobosan menuju prajurit TNI yang lebih profesional.
Hal itu disampaikan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Agus Suhartono dalam uji kepatutan dan kelayakan calon Panglima TNI dengan Komisi I DPR di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/9). Agus merupakan satu-satunya calon Panglima TNI yang diajukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
”Akan diadakan peninjauan kembali organisasi, harus lebih ramping,” kata Agus.
Ia menjelaskan konsepnya sebagai rightsizing atau pengurangan hingga mencapai jumlah optimum. Ia mencontohkan, batalyon yang berisi 900 prajurit mungkin bisa dikurangi menjadi 600 prajurit. Demikian juga dengan jumlah komando teritorial, seperti komando rayon militer (koramil) atau bintara pembina desa (babinsa). ”Berapa koramil dan babinsa yang diperlukan untuk peran saat ini,” kata Agus.
Koramil biasanya berada di ibu kota kecamatan, sedangkan babinsa berada di setiap desa. Pengurangan itu cukup signifikan karena kecamatan berjumlah 6.300-an, sedangkan desa berjumlah 70.000-an desa.
Dengan demikian, terjadi penurunan dalam alokasi belanja pegawai. Selain itu, akan diupayakan pula zero growth atau pertumbuhan nol dalam perekrutan pegawai. Perekrutan baru hanya untuk mengganti mereka yang pensiun dan yang menggunakan alat. Dengan demikian, bisa ada alokasi tambahan untuk alokasi alat utama sistem persenjataan.
Selain itu, diharapkan juga rencana remunerasi akan segera terwujud. Remunerasi akan diadakan sesuai dengan kinerja dan pembicaraan telah memasuki final. ”Tanggal 5 Oktober kita semua harapkan akan diumumkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,” kata Agus.
Terorisme
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Teguh Juwarno, mempertanyakan mengapa Agus menyatakan Polri masih bisa menangani eskalasi terorisme saat ini.
Agus menjawab, di Kementerian Pertahanan saat ini tengah dibahas tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Dari TNI nantinya akan berintikan pasukan khusus setiap angkatan. ”Dengan disatukan, nantinya tidak akan saling menunggu karena sudah ada mekanismenya,” kata Agus.
Yoyoh Yusroh dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera menanyakan kenapa orang yang mengenakan busana muslimah belum diperbolehkan masuk TNI. Agus menjawab, hal itu akan dikaji dahulu.
KOMPAS
Laksaman Agus Janjikan Modernisasi Persenjataan
Laksamana TNI Agus Suhartono mengikuti uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI di Ruang Komisi I DPR, Jakarta, Kamis (23/9/2010). Agus merupakan calon tunggal Panglima TNI yang diajukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke DPR. (Foto: KOMPAS IMAGES/Dhoni Setiawan)
23 September 2010, Jakarta -- Jakarta - Laksamana TNI Agus Suhartono menjanjikan modernisasi alat utama sistem senjata jika terpilih sebagai Panglima TNI.
"Salah satu prioritas saya adalah revitalisasi dan modernisasi alat utama sistem senjata agar memiliki daya tempur dan efek tangkal yang memadai," katanya dalam uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI oleh Komisi I DPR di Jakarta, Kamis.
Agus yang kini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut mengatakan, revitalisasi dan modernisasi alat utama sistem senjata itu akan dilakukan bertahap sesuai anggaran yang tersedia menuju kekuatan pokok minimum.
Karena itu, pihaknya terlebih dulu akan menghapus alat utama sistem senjata yang tidak layak secara operasional, memodernisasi alat utama sistem yang ada dan pengadaan alat utama sistem baru.
Pengadaan alat utama sistem senjata baru tersebut harus mencerminkan kebutuhan trimatra terpadu, lanjut Agus.
Dengan berbagai langkah revitalisasi dan modernisasi alat utama sistem senjata itu, lanjut dia, maka TNI mampu tampil secara profesional dalam menghadapi berbagai macam ancaman.
Terkait revitalisasi dan pengadaan alat utama sistem senjata baru itu juga akan dilakukan bagi satuan khusus TNI bagi darat, laut maupun udara.
"Pengadaan senjata bagi satuan-satuan khusus ini akan dilakukan sesuai dengan ancaman yang dihadapi satuan khusus masing-masing matra," kata Agus.
Sebelumnya Ketua DPP PKS Mahfud Siddiq mengatakan, modernisasi sistem senjata TNI tidak mungkin berjalan baik tanpa dukungan dana dari APBN.
Ia mengungkapkan, pada RAPBN 2011, Mahfud menjelaskan, anggaran alutsista masih kurang Rp10 triliun bila mengacu pada Renstra pemenuhan Minimun Essential Force (MEF) dan jika tahun 2011 kekurangan kembali terulang maka menjadi kumulatif minus Rp20 triliun.
"Sangat ironis jika Presiden sudah bicara perlunya dukungan anggaran untuk MEF tapi postur RAPBN malah mengurangi alokasinya sehingga modernisasi alutsista tidak bisa berjalan baik," ujarnya.
ANTARA Jatim
23 September 2010, Jakarta -- Jakarta - Laksamana TNI Agus Suhartono menjanjikan modernisasi alat utama sistem senjata jika terpilih sebagai Panglima TNI.
"Salah satu prioritas saya adalah revitalisasi dan modernisasi alat utama sistem senjata agar memiliki daya tempur dan efek tangkal yang memadai," katanya dalam uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI oleh Komisi I DPR di Jakarta, Kamis.
Agus yang kini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut mengatakan, revitalisasi dan modernisasi alat utama sistem senjata itu akan dilakukan bertahap sesuai anggaran yang tersedia menuju kekuatan pokok minimum.
Karena itu, pihaknya terlebih dulu akan menghapus alat utama sistem senjata yang tidak layak secara operasional, memodernisasi alat utama sistem yang ada dan pengadaan alat utama sistem baru.
Pengadaan alat utama sistem senjata baru tersebut harus mencerminkan kebutuhan trimatra terpadu, lanjut Agus.
Dengan berbagai langkah revitalisasi dan modernisasi alat utama sistem senjata itu, lanjut dia, maka TNI mampu tampil secara profesional dalam menghadapi berbagai macam ancaman.
Terkait revitalisasi dan pengadaan alat utama sistem senjata baru itu juga akan dilakukan bagi satuan khusus TNI bagi darat, laut maupun udara.
"Pengadaan senjata bagi satuan-satuan khusus ini akan dilakukan sesuai dengan ancaman yang dihadapi satuan khusus masing-masing matra," kata Agus.
Sebelumnya Ketua DPP PKS Mahfud Siddiq mengatakan, modernisasi sistem senjata TNI tidak mungkin berjalan baik tanpa dukungan dana dari APBN.
Ia mengungkapkan, pada RAPBN 2011, Mahfud menjelaskan, anggaran alutsista masih kurang Rp10 triliun bila mengacu pada Renstra pemenuhan Minimun Essential Force (MEF) dan jika tahun 2011 kekurangan kembali terulang maka menjadi kumulatif minus Rp20 triliun.
"Sangat ironis jika Presiden sudah bicara perlunya dukungan anggaran untuk MEF tapi postur RAPBN malah mengurangi alokasinya sehingga modernisasi alutsista tidak bisa berjalan baik," ujarnya.
ANTARA Jatim
PT DI Siap Buat Pesawat Tempur
Konsep jet tempur yang diakan dibuat oleh Korsel dan Indonesia. (Foto: Yonhap)
24 September 2010, Bandung -- Indonesia dan Korea Selatan sedang menjajaki kemungkinan kerja sama pembuatan pesawat tempur dengan teknologi lebih canggih di atas Sukhoi. Jika tercapai kesepakatan, kerja sama itu akan berlangsung selama 10 tahun dengan nilai pengembangan mencapai 6 miliar dollar AS.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) Budi Santoso, Kamis (23/9) di Bandung, Jawa Barat, saat pembukaan acara pameran kedirgantaraan Bandung Air Show di Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Husein Sastranegara. ”Ini proyek Kementerian Pertahanan. Kami sebagai industri pembuatan pesawat terbang sebagai pelaksana dan kontraktor di lapangan,” katanya.
Pesawat tempur yang dimaksud, menurut Budi, akan dikembangkan dengan teknologi yang lebih tinggi di atas pesawat Sukhoi buatan Rusia yang tergolong pesawat tempur generasi keempat. Namun, kemutakhiran teknologi pesawat buatan RI-Korsel ini masih di bawah pesawat F-35 yang saat ini dimiliki AS dan merupakan pesawat tempur generasi kelima. ”Kecanggihan pesawat ini berada di antara kedua generasi pesawat tempur itu,” katanya.
Untuk proyek ini, Indonesia ditawari menanggung 20 persen biaya pengembangan, sedangkan Korsel 80 persen, yakni 60 persen dari Pemerintah Korsel dan 20 persen sisanya ditanggung industri pesawat terbang nasional di sana, yaitu Korean Aerospace Industry.
Kegiatan Bandung Air Show itu sendiri digelar Pemerintah Kota Bandung bekerja sama dengan TNI Angkatan Udara dalam rangkaian peringatan 200 tahun Kota Bandung. Acara yang berlangsung pada 23-26 September itu diisi atraksi dan pameran 137 pesawat, baik militer, sipil, olahraga, maupun aeromodelling.
”Kegiatan ini diharapkan mewadahi potensi kedirgantaraan di Kota Bandung,” kata Komandan Lanud TNI AU Husein Sastranegara Kolonel (Pnb) Asep Adang Supriyadi.
KOMPAS
24 September 2010, Bandung -- Indonesia dan Korea Selatan sedang menjajaki kemungkinan kerja sama pembuatan pesawat tempur dengan teknologi lebih canggih di atas Sukhoi. Jika tercapai kesepakatan, kerja sama itu akan berlangsung selama 10 tahun dengan nilai pengembangan mencapai 6 miliar dollar AS.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) Budi Santoso, Kamis (23/9) di Bandung, Jawa Barat, saat pembukaan acara pameran kedirgantaraan Bandung Air Show di Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Husein Sastranegara. ”Ini proyek Kementerian Pertahanan. Kami sebagai industri pembuatan pesawat terbang sebagai pelaksana dan kontraktor di lapangan,” katanya.
Pesawat tempur yang dimaksud, menurut Budi, akan dikembangkan dengan teknologi yang lebih tinggi di atas pesawat Sukhoi buatan Rusia yang tergolong pesawat tempur generasi keempat. Namun, kemutakhiran teknologi pesawat buatan RI-Korsel ini masih di bawah pesawat F-35 yang saat ini dimiliki AS dan merupakan pesawat tempur generasi kelima. ”Kecanggihan pesawat ini berada di antara kedua generasi pesawat tempur itu,” katanya.
Untuk proyek ini, Indonesia ditawari menanggung 20 persen biaya pengembangan, sedangkan Korsel 80 persen, yakni 60 persen dari Pemerintah Korsel dan 20 persen sisanya ditanggung industri pesawat terbang nasional di sana, yaitu Korean Aerospace Industry.
Kegiatan Bandung Air Show itu sendiri digelar Pemerintah Kota Bandung bekerja sama dengan TNI Angkatan Udara dalam rangkaian peringatan 200 tahun Kota Bandung. Acara yang berlangsung pada 23-26 September itu diisi atraksi dan pameran 137 pesawat, baik militer, sipil, olahraga, maupun aeromodelling.
”Kegiatan ini diharapkan mewadahi potensi kedirgantaraan di Kota Bandung,” kata Komandan Lanud TNI AU Husein Sastranegara Kolonel (Pnb) Asep Adang Supriyadi.
KOMPAS
Wednesday, September 22, 2010
Angkatan Udara RI-AS Mantapkan Kerja Sama
22 September 2010, Jakarta -- TNI Angkatan Udara dan Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) sepakat memantapkan kerja sama terutama dalam bidang pendidikan dan latihan.
Demikian salah satu pokok pembicaraan antara Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat dan Komandan Angkatan Udara AS di Pasifik (USPACAF) Jenderal Gary North di Jakarta, Rabu.
Juru Bicara TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro kepada ANTARA usai menghadiri pertemuan itu mengatakan, kedua pihak membahas berbagai dinamika hubungan militer kedua negara khususnya angkatan udara.
"Banyak kerja sama yang telah dilakukan angkatan udara RI-AS dan telah berjalan baik," ujarnya.
Salah satu kerja sama yang rutin dilakukan adalah "Teak Iron" yakni latihan bersama unsur angkut berat seperti skuadron C-130 Hercules kedua angkatan udara.
Di bidang pendidikan, kedua negara kerap saling bertukar perwira untuk belajar di sekolah staf dan komando masing-masing angkatan udara.
"Jadi intinya memantapkan kerja sama yang telah lama dilakukan, sekaligus memantapkan hubungan baik kedua negara khususnya angkatan udara kedua pihak.
Kunjungan kehormatan Jenderal North kepada Kepala Staf Angkatan Udara Imam itu merupakan tersebut kunjungan balasan.
Sebelumnya pada tiga bulan silam, Marsekal TNI Imam mengadakan Imam Sufaat ke USAF dan USPACAF guna mempererat tali persahabatan antar kedua Angkatan Udara.
Selama di Indonesia, Jenderal Gary North mengadakan serangkaian kunjungan ke Menteri Pertahanan RI, Mabesau Cilangkap, Akademi Angkatan Udara (AAU) dan Sekolah Penerbang di Lanud Adisucipto Yogyakarta serta mengunjungi museum Dirgantara Mandala dan Candi Borobudur.
ANTARA News
Pesawat Lanud Iswahjudi Latihan Akrobatik
(Foto: Getty Images)
22 September 2010, Madiun -- Berkenaan dengan akan dilaksanakannya upacara peringatan ke-65 HUT TNI yang direncanakan akan dipusatkan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada tanggal 5 Oktober 2010 yang akan datang, pesawat-pesawat tempur Lanud Iswahjudi semakin intensif melaksanakan latihan terbang formasi (fly pass) yang rencananya akan turut menyemarakkan peringatan HUT TNI tersebut.
Adapun pesawat-pesawat tempur yang melaksanakan terbang formasi (fly pass) yaitu pesawat tempur F-16/Fighting Falcon yang dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3, Letkol Pnb Ian Fuady serta pesawat tempur F-5/Tiger, yang juga dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 14, Mayor Pnb Budi Achmadi.
Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Ismono Wijayanto, dalam arahannya pada briefing pagi di ruang rapat Teddy Kustari, Rabu (22/9), menekankan agar setiap penerbang utamanya yang mengikuti latihan fly pass menyamakan waktu dalam hitungan second. Upaya menyamakan waktu tersebut sangat diutamakan karena dalam melaksanakan terbang formasi (fly pass), ketepatan waktu dalam bermanuver sudah menjadi keharusan, sehingga mampu menampilkan formasi yang indah dan enak ditonton. Untuk itu mulai sekarang, bagi para penerbang Lanud Iswahjudi, harus berlatih bagaimana menyamakan dalam hal perhitungan waktu.
Akan tetapi, masih menurut Marsma TNI Ismono, untuk mencapai kesuksesan latihan tersebut, masing-masing Penerbang dan Ground Crew dituntut untuk tetap memperhatikan unsur-unsur keselamatan terbang dan kerja (safety), sehingga pelaksanaan fly pass yang nampak indah serta enak ditonton tersebut dapat berjalan lancar, aman, dan selamat.
Sedangkan pesawat tempur Hawk 100/200 yang berasal dari Skadron Udara 11, Lanud Pontianak dan Skadron Udara 1 Lanud Pekan Baru, direncanakan akan bergabung di Lanud Iswahjudi pada tanggal 24 September 2010 mendatang, selanjutnya akan bersama-sama mengadakan latihan terbang formasi dan aerobatik di Lanud Iswahjudi.
Lanud Iswahjudi
22 September 2010, Madiun -- Berkenaan dengan akan dilaksanakannya upacara peringatan ke-65 HUT TNI yang direncanakan akan dipusatkan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada tanggal 5 Oktober 2010 yang akan datang, pesawat-pesawat tempur Lanud Iswahjudi semakin intensif melaksanakan latihan terbang formasi (fly pass) yang rencananya akan turut menyemarakkan peringatan HUT TNI tersebut.
Adapun pesawat-pesawat tempur yang melaksanakan terbang formasi (fly pass) yaitu pesawat tempur F-16/Fighting Falcon yang dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3, Letkol Pnb Ian Fuady serta pesawat tempur F-5/Tiger, yang juga dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 14, Mayor Pnb Budi Achmadi.
Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Ismono Wijayanto, dalam arahannya pada briefing pagi di ruang rapat Teddy Kustari, Rabu (22/9), menekankan agar setiap penerbang utamanya yang mengikuti latihan fly pass menyamakan waktu dalam hitungan second. Upaya menyamakan waktu tersebut sangat diutamakan karena dalam melaksanakan terbang formasi (fly pass), ketepatan waktu dalam bermanuver sudah menjadi keharusan, sehingga mampu menampilkan formasi yang indah dan enak ditonton. Untuk itu mulai sekarang, bagi para penerbang Lanud Iswahjudi, harus berlatih bagaimana menyamakan dalam hal perhitungan waktu.
Akan tetapi, masih menurut Marsma TNI Ismono, untuk mencapai kesuksesan latihan tersebut, masing-masing Penerbang dan Ground Crew dituntut untuk tetap memperhatikan unsur-unsur keselamatan terbang dan kerja (safety), sehingga pelaksanaan fly pass yang nampak indah serta enak ditonton tersebut dapat berjalan lancar, aman, dan selamat.
Sedangkan pesawat tempur Hawk 100/200 yang berasal dari Skadron Udara 11, Lanud Pontianak dan Skadron Udara 1 Lanud Pekan Baru, direncanakan akan bergabung di Lanud Iswahjudi pada tanggal 24 September 2010 mendatang, selanjutnya akan bersama-sama mengadakan latihan terbang formasi dan aerobatik di Lanud Iswahjudi.
Lanud Iswahjudi
KRI Warakas Amankan Tug Boat
21 September 2010, Surabaya -- Surabaya, 21 September 2010 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Warakas-816 dari jajaran unsur Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) berhasil mengamankan kapal jenis Tug Boat TB. ASP.8 BB dan Tongkang (TK) Persada-2517 disekitar perairan Kepulauan Karimunjawa, belum lama ini, Minggu (19/9).
KRI Warakas yang saat itu sedang melaksanakan patrol kemanan laut di perairan timur Indonesia telah memergoki kapal tersebut pada posisi 06 04 85 S 112 40 32 T , yang diduga melakukan tindak pelanggaran hukum di laut. Kapal TB.ASP-8 BB dan TK. Persada -2517 merupakan kapal berbendera Indonesia yang di nahkodai oleh Julius Salindentio (WNI). Memiliki berat 125 GT dan 1705 GT dengan tanda selar GT 125GT. No. 211/AB. Warna anjungan putih lambung hitam.Jumlah Anak Buah Kapal (ABK) 9 orang, semuanya Warga Negara Indonesia (WNI).
Ketika diamankan, kapal tersebut muat 4. 027.270 MT COOPER SLAG. Menurut Komandan KRI Warakas -816 Kapten Laut (P) Hari Wiwit, bahwa hasil pemeriksaan awal menunjukkan kapal telah melakukan tindak pidana di laut berupa, surat ijin pengangkutan limbah B3 tidak ada, dokumen limbah B3 tidak ada (ORIGIN COOPER SLAG) serta Surat Ijin Stasion Radio Kapal sudah mati. Kapal berlayar dari pelabuhan Gresik menuju Tanjung Priuk Jakarta. Selanjutnya untuk mempertanggung jawabkan di hadapan hukum, kapal dan barang bukti lainnya di kawal menuju Pangkalan TNI AL Surabaya.
Dispenarmatim
Empat Kapal Perang Australia Kunjungi Indonesia
HMAS Tobruk. (Foto: Australia DoD)
22 September 2010, Surabaya -- Empat unit kapal perang milik Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy/RAN) berkesempatan mengunjungi dua kota di Indonesia.
Manajer Proyek Kemitraan Australia-Indonesia Pengembangan Hubungan melalui Dialog Antar-Budaya dan Peningkatan Keterlibatan (BRIDGE), Josephine Ratna, di Surabaya, Rabu, mengatakan kunjungan empat kapal perang Australia tersebut bertujuan untuk memupuk persahabatan Indonesia-Australia.
Dua kapal perang RAN, yakni HMAS Success dan HMAS Arunta dijadwalkan merapat di Pelabuhan Ujung Pandang, Makassar, Jumat (24/9).
"Kapal tersebut diperkirakan merapat di Dermaga Peti Kemas Hatta, Ujung Pandang, pada pukul 09.30 WITA," kata Josephine.
Sementara itu, dua unit kapal perang milik RAN lainnya, HMAS Tobruk dan HMAS Toowoomba juga akan merapat di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Sabtu (25/9).
Kedua kapal itu juga dijadwalkan merapat di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, pada pukul 09.30 WIB.
"Kami juga memberikan kesempatan kepada siswa-siswi di kedua kota itu untuk berkunjung kapal-kapal milik RAN," katanya.
ANTARA Jatim
22 September 2010, Surabaya -- Empat unit kapal perang milik Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy/RAN) berkesempatan mengunjungi dua kota di Indonesia.
Manajer Proyek Kemitraan Australia-Indonesia Pengembangan Hubungan melalui Dialog Antar-Budaya dan Peningkatan Keterlibatan (BRIDGE), Josephine Ratna, di Surabaya, Rabu, mengatakan kunjungan empat kapal perang Australia tersebut bertujuan untuk memupuk persahabatan Indonesia-Australia.
Dua kapal perang RAN, yakni HMAS Success dan HMAS Arunta dijadwalkan merapat di Pelabuhan Ujung Pandang, Makassar, Jumat (24/9).
"Kapal tersebut diperkirakan merapat di Dermaga Peti Kemas Hatta, Ujung Pandang, pada pukul 09.30 WITA," kata Josephine.
Sementara itu, dua unit kapal perang milik RAN lainnya, HMAS Tobruk dan HMAS Toowoomba juga akan merapat di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Sabtu (25/9).
Kedua kapal itu juga dijadwalkan merapat di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, pada pukul 09.30 WIB.
"Kami juga memberikan kesempatan kepada siswa-siswi di kedua kota itu untuk berkunjung kapal-kapal milik RAN," katanya.
ANTARA Jatim
KSAL Temui Presiden Sebelum Uji Kelayakan di DPR
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono (kiri), Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat (tengah) dan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letjen TNI Johanes Suryo Prabowo berjalan keluar seusai menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/9). Laksamana TNI Agus Suhartono yang merupakan calon tunggal Panglima TNI menyatakan siap untuk menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) yang akan digelar di Komisi I DPR pada Kamis (23/9). (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/pd/10)
22 September 2010, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Agus Suhartono menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum menjalani uji kelayakan dan kepatutan di hadapan Komisi I DPR sebagai calon Panglima TNI.
Di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, Agus mengaku siap menghadapi uji kepatutan dan kelayakan sebagai calon Panglima TNI di DPR, Kamis 23 September 2010.
"Saya diminta Presiden untuk besok menghadiri `fit and proper test pukul 10.00 WIB," ujarnya.
Agus yang menghadap Presiden didampingi oleh KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat dan Wakill KSAD Letjen TNI Johanes Suryo Prabowo tersebut mengatakan sudah menyiapkan materi, paparan, serta antisipasi jawaban untuk disampaikan kepada DPR besok.
Oleh karena itu, Agus menolak untuk menjelaskan materi yang akan disampaikan kepada DPR dengan alasan tidak etis apabila mendahului DPR.
"Saya harus menyampaikan ini pertama ke DPR, setelah itu baru saya jelaskan," ujarnya.
Ia hanya menyampaikan masalah penjagaan perbatasan dengan negara tetangga dan memperkuat TNI adalah salah satu materi yang akan dipaparkan kepada DPR.
"Intinya, saya ingin mewujudkan TNI yang tangguh," demikian Agus.
Sebelumnya, 3 September lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajukan nama KSAL Laksamana Agus Suhartono sebagai calon tunggal Panglima TNI.
Mengenai calon Kapolri dan Jaksa Agung, Sekretariat Gabungan Partai Koalisi
juga bersepakat akan mendukung siapapun calon yang diajukan Presiden.
"Mengenai calon Kapolri, tadi sudah disepakati bahwa Setgab Koalisi mendukung sepenuhnya usulan dari Bapak Presiden," ujar Syarif Hasan.
Untuk jabatan Jaksa Agung, Sekretariat Gabungan Partai Koalisi mendukung
siapa pun calon Jaksa Agung yang dipilih oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
untuk menggantikan Hendarman Supandji.
Sekretaris Gabungan, katanya, akan menghormati putusan Presiden soal Jaksa
Agung. Ia mengatakan pemilihan Jaksa Agung adalah hak prerogatif Presiden.
ANTARA News
22 September 2010, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Agus Suhartono menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum menjalani uji kelayakan dan kepatutan di hadapan Komisi I DPR sebagai calon Panglima TNI.
Di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, Agus mengaku siap menghadapi uji kepatutan dan kelayakan sebagai calon Panglima TNI di DPR, Kamis 23 September 2010.
"Saya diminta Presiden untuk besok menghadiri `fit and proper test pukul 10.00 WIB," ujarnya.
Agus yang menghadap Presiden didampingi oleh KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat dan Wakill KSAD Letjen TNI Johanes Suryo Prabowo tersebut mengatakan sudah menyiapkan materi, paparan, serta antisipasi jawaban untuk disampaikan kepada DPR besok.
Oleh karena itu, Agus menolak untuk menjelaskan materi yang akan disampaikan kepada DPR dengan alasan tidak etis apabila mendahului DPR.
"Saya harus menyampaikan ini pertama ke DPR, setelah itu baru saya jelaskan," ujarnya.
Ia hanya menyampaikan masalah penjagaan perbatasan dengan negara tetangga dan memperkuat TNI adalah salah satu materi yang akan dipaparkan kepada DPR.
"Intinya, saya ingin mewujudkan TNI yang tangguh," demikian Agus.
Sebelumnya, 3 September lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajukan nama KSAL Laksamana Agus Suhartono sebagai calon tunggal Panglima TNI.
Mengenai calon Kapolri dan Jaksa Agung, Sekretariat Gabungan Partai Koalisi
juga bersepakat akan mendukung siapapun calon yang diajukan Presiden.
"Mengenai calon Kapolri, tadi sudah disepakati bahwa Setgab Koalisi mendukung sepenuhnya usulan dari Bapak Presiden," ujar Syarif Hasan.
Untuk jabatan Jaksa Agung, Sekretariat Gabungan Partai Koalisi mendukung
siapa pun calon Jaksa Agung yang dipilih oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
untuk menggantikan Hendarman Supandji.
Sekretaris Gabungan, katanya, akan menghormati putusan Presiden soal Jaksa
Agung. Ia mengatakan pemilihan Jaksa Agung adalah hak prerogatif Presiden.
ANTARA News
Koarmabar Gelar Latihan Tempur Tingkat III di Kepulauan Riau
KRI Kapiten Pattimura melintas di perairan Tanjung Uban, Bintan, Kepulauan Riau, saat bertolak dari Fasharkan Mentigi untuk bergabung dengan KRI lainnya dalam melakukan latihan tempur tingkat III terpadu pada Selasa (21/9). Latihan tempur tingkat III terpadu dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AL dalam keterampilan bertempur, latihan akan berlangsung selama tiga hari di perairan Laut Natuna. (Foto: ANTARA/Henky Mohari/Koz/mes/10)
22 September 2010, Jakarta -- Komando Armada RI Kawasan Barat menggelar latihan tempur tingkat III terpadu di perairan Kepulauan Riau untuk meningkatkan kemampuan tempur dan profesionalisme prajurit TNI Angkatan Laut dalam mempertahankan negara.
"Latihan tempur tingkat III (L-III) terpadu diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme prajurit dalam mempertahankan kedaulatan negara," kata Panglima Armada RI Kawasan Barat, Lasamana Muda TNI Marsetio usai melepas keberangkatan prajurit TNI AL dengan kapal perang (KRI) di Fasharkan Mentigi, Tanjung Uban, Bintan, Kepulauan Riau, Selasa.
Marsetio mengatakan, prajurit TNI AL harus meningkatkan kemampuan tempur dan memahami tindakan-tindakan yang harus diambil disaat dalam keadaan bertempur.
"Prajurit harus berperan aktif menyiapkan kemampuan tempur dan alutsista sesuai kebutuhan dalam sebuah ancaman," katanya.
Dalam latihan yang akan berlansung selama 3 hari tersebut, Pangarmabar mengatakan sebanyak 11 KRI dengan berbagai jenis dilibatkan dan akan melakukan latihan peperangan, manuver, komunikasi dan kedaruratan.
Saat latihan berlangsung, juga akan dilakukan simulasi pengamanan pulau dari ancaman musuh.
"Saya harapkan seluruh prajurit dalam melaksanakan L-III terpadu dapat bersungguh-sungguh dan membuka kembali referensi agar dapat memahami tugas dan fungsi serta koordinasi," kata Pangarmabar.
Pangarmabar juga berharap dalam latihan tersebut tidak terjadi kecelakaan dan memperhatikan lingkungan sekitar.
"Jangan sampai ada kesalahan dan saya harapkan tidak ada kecelakaan atau `zero accident`," katanya.
Seperti diketahui TNI Angkatan Laut adalah bagian dari Tentara Nasional Indonesia yang bertanggung jawab atas operasi laut, dipimpin oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut.
Kekuatan TNI-AL saat ini terbagi dalam 2 armada, Armada Barat yang berpusat di Tanjung Priok, Jakarta dan Armada Timur yang berpusat di Tanjung Perak, Surabaya, serta satu Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil). Selain itu juga membawahi Korps Marinir. Dan sumber Prajurit TNI AL dididik dan dilatih di AAL dan Kobangdikal serta Seskoal.
SIGAP
22 September 2010, Jakarta -- Komando Armada RI Kawasan Barat menggelar latihan tempur tingkat III terpadu di perairan Kepulauan Riau untuk meningkatkan kemampuan tempur dan profesionalisme prajurit TNI Angkatan Laut dalam mempertahankan negara.
"Latihan tempur tingkat III (L-III) terpadu diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme prajurit dalam mempertahankan kedaulatan negara," kata Panglima Armada RI Kawasan Barat, Lasamana Muda TNI Marsetio usai melepas keberangkatan prajurit TNI AL dengan kapal perang (KRI) di Fasharkan Mentigi, Tanjung Uban, Bintan, Kepulauan Riau, Selasa.
Marsetio mengatakan, prajurit TNI AL harus meningkatkan kemampuan tempur dan memahami tindakan-tindakan yang harus diambil disaat dalam keadaan bertempur.
"Prajurit harus berperan aktif menyiapkan kemampuan tempur dan alutsista sesuai kebutuhan dalam sebuah ancaman," katanya.
Dalam latihan yang akan berlansung selama 3 hari tersebut, Pangarmabar mengatakan sebanyak 11 KRI dengan berbagai jenis dilibatkan dan akan melakukan latihan peperangan, manuver, komunikasi dan kedaruratan.
Saat latihan berlangsung, juga akan dilakukan simulasi pengamanan pulau dari ancaman musuh.
"Saya harapkan seluruh prajurit dalam melaksanakan L-III terpadu dapat bersungguh-sungguh dan membuka kembali referensi agar dapat memahami tugas dan fungsi serta koordinasi," kata Pangarmabar.
Pangarmabar juga berharap dalam latihan tersebut tidak terjadi kecelakaan dan memperhatikan lingkungan sekitar.
"Jangan sampai ada kesalahan dan saya harapkan tidak ada kecelakaan atau `zero accident`," katanya.
Seperti diketahui TNI Angkatan Laut adalah bagian dari Tentara Nasional Indonesia yang bertanggung jawab atas operasi laut, dipimpin oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut.
Kekuatan TNI-AL saat ini terbagi dalam 2 armada, Armada Barat yang berpusat di Tanjung Priok, Jakarta dan Armada Timur yang berpusat di Tanjung Perak, Surabaya, serta satu Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil). Selain itu juga membawahi Korps Marinir. Dan sumber Prajurit TNI AL dididik dan dilatih di AAL dan Kobangdikal serta Seskoal.
SIGAP
Agus Suhartono Ingin Perkuat Armada di Perbatasan
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono (kiri) menjawab sejumlah pertanyaan wartawan seusai menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/9). Calon tunggal Panglima TNI lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1978 tersebut menyatakan siap untuk menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) yang akan digelar di Komisi I DPR pada Kamis (23/9). (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/pd/10)
22 September 2010, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Agus Suhartono bertekat mewujudkan TNI yang tangguh bila dipercaya menjabat sebagai Panglima TNI. Ia juga ingin memperkuat armada militer di perbatasan, seperti di perbatasan dengan Malaysia.
"Saya sudah menerima undangan DPR, (bahwa) saya diminta Presiden untuk besok mengahdiri fit and proper test sebagai calon Panglima TNI besok (Kamis, 23/0) jam 10.00 WIB," katanya seusai melaporkan persiapan fit and proper test kepada Presiden di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/9).
Menurutnya, ia sudah menyiapkan materinya dan paparan yang akan disampaikan di depan Komisi I DPR. "Tentunya mengantisipasi jawaban dari pertanyaan di DPR," katanya.
Ditanya amanat Presiden, Agus menyatakan semua supaya diikuti dan disiapkan dengan baik. Ditanya mengenai poin-poin yang akan disampaikan di DPR, Agus menyatakan tidak etis jika menyampaikan ke publik terlebih dahulu sebelum disampaikan ke DPR. Namun, ia mengakui bahwa penambahan kekuatan militer merupakan bagian dari materi paparannya. "Oh itu (soal penambahan kekuatan militer) sudah dalam program. Besok sajalah," katanya.
Ketika ditanya upaya untuk menjaga perbatasan dengan Malaysia, ia menyatakan hal itu tetap menjadi bagian paparannya ke DPR. "Saya kira semua pertanyaan sama dengan yang akan saya paparkan besok. Jadi saya kira etisnya saya mohon maaf lebih baik saya sampaikan ke DPR dulu," ujarnya. Ia menegaskan pada intinya ingin mewujudkan TNI yang tangguh.
MI
22 September 2010, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Agus Suhartono bertekat mewujudkan TNI yang tangguh bila dipercaya menjabat sebagai Panglima TNI. Ia juga ingin memperkuat armada militer di perbatasan, seperti di perbatasan dengan Malaysia.
"Saya sudah menerima undangan DPR, (bahwa) saya diminta Presiden untuk besok mengahdiri fit and proper test sebagai calon Panglima TNI besok (Kamis, 23/0) jam 10.00 WIB," katanya seusai melaporkan persiapan fit and proper test kepada Presiden di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/9).
Menurutnya, ia sudah menyiapkan materinya dan paparan yang akan disampaikan di depan Komisi I DPR. "Tentunya mengantisipasi jawaban dari pertanyaan di DPR," katanya.
Ditanya amanat Presiden, Agus menyatakan semua supaya diikuti dan disiapkan dengan baik. Ditanya mengenai poin-poin yang akan disampaikan di DPR, Agus menyatakan tidak etis jika menyampaikan ke publik terlebih dahulu sebelum disampaikan ke DPR. Namun, ia mengakui bahwa penambahan kekuatan militer merupakan bagian dari materi paparannya. "Oh itu (soal penambahan kekuatan militer) sudah dalam program. Besok sajalah," katanya.
Ketika ditanya upaya untuk menjaga perbatasan dengan Malaysia, ia menyatakan hal itu tetap menjadi bagian paparannya ke DPR. "Saya kira semua pertanyaan sama dengan yang akan saya paparkan besok. Jadi saya kira etisnya saya mohon maaf lebih baik saya sampaikan ke DPR dulu," ujarnya. Ia menegaskan pada intinya ingin mewujudkan TNI yang tangguh.
MI
Lockheed Martin Delivers 1,000th PAC-3 Missile to the U.S. Army
Lockheed Martin Missiles and Fire Control is developing the new Patriot Advanced Capability (PAC-3) Missile. The PAC-3 Missile is a small, highly agile, kinetic kill interceptor for defense against tactical ballistic missiles, cruise missiles and air-breathing threats. The PAC-3 Missile destroys its targets by direct, body-to-body impact.
21 September 2010, DALLAS,TX -- Lockheed Martin [NYSE: LMT] delivered the 1,000th Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3) Missile to the U.S. Army last week during a ceremony at its state-of-the-art PAC-3 Missile production facility in Camden, AR. PAC-3 Missiles are combat-proven and deployed globally.
In addition to the United States, five U.S. allies have included the PAC-3 Missile in their air and missile defense arsenals. Last year, Taiwan became the fifth international customer for the PAC-3 Missile, joining The Netherlands, Germany, Japan and the United Arab Emirates.
“The PAC-3 system provides hit-to-kill accuracy, and for me in the field to have four times the capability and 16 missiles on a launcher means I have the ability to call this system up against very formidable threats,” said Brig. Gen. Roger Mathews, commandant – Air Defense Artillery School at Fort Sill, OK.
“We proudly celebrate this accomplishment, along with our customers and the 225 suppliers across 25 states that remain focused on delivering the PAC-3 Missile on time and on budget,” said Richard McDaniel, director of PAC-3 Programs at Lockheed Martin Missiles and Fire Control. “This production milestone reaffirms our commitment to providing the world’s most advanced terminal air defense missile that serves our Warfighters and our allies around the world in their defining moments.”
Lockheed Martin achieved the first-ever hit-to-kill intercept in 1984 with the Homing Overlay Experiment, using force of impact alone to destroy a mock warhead outside of the Earth’s atmosphere. Further testing produced today’s PAC-3 Missile, which won a competition in 1993 to become the first hit-to-kill interceptor produced by the U.S. government.
The ‘hit-to-kill’ PAC-3 Missile is the world’s most advanced, capable and powerful terminal air defense missile. It defeats the entire threat: tactical ballistic missiles (TBMs) carrying weapons of mass destruction, advanced cruise missiles and aircraft.
Lockheed Martin is a world leader in systems integration and the development of air and missile defense systems and technologies, including the first operational hit-to-kill missile defense system. It also has considerable experience in missile design and production, infrared seekers, command and control/battle management, and communications, precision pointing and tracking optics, as well as radar and signal processing. The company makes significant contributions to all major U.S. missile defense systems and participates in several global missile defense partnerships.
Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 136,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation’s 2009 sales from continuing operations were $44.5 billion.
Lockheed Martin
21 September 2010, DALLAS,TX -- Lockheed Martin [NYSE: LMT] delivered the 1,000th Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3) Missile to the U.S. Army last week during a ceremony at its state-of-the-art PAC-3 Missile production facility in Camden, AR. PAC-3 Missiles are combat-proven and deployed globally.
In addition to the United States, five U.S. allies have included the PAC-3 Missile in their air and missile defense arsenals. Last year, Taiwan became the fifth international customer for the PAC-3 Missile, joining The Netherlands, Germany, Japan and the United Arab Emirates.
“The PAC-3 system provides hit-to-kill accuracy, and for me in the field to have four times the capability and 16 missiles on a launcher means I have the ability to call this system up against very formidable threats,” said Brig. Gen. Roger Mathews, commandant – Air Defense Artillery School at Fort Sill, OK.
“We proudly celebrate this accomplishment, along with our customers and the 225 suppliers across 25 states that remain focused on delivering the PAC-3 Missile on time and on budget,” said Richard McDaniel, director of PAC-3 Programs at Lockheed Martin Missiles and Fire Control. “This production milestone reaffirms our commitment to providing the world’s most advanced terminal air defense missile that serves our Warfighters and our allies around the world in their defining moments.”
Lockheed Martin achieved the first-ever hit-to-kill intercept in 1984 with the Homing Overlay Experiment, using force of impact alone to destroy a mock warhead outside of the Earth’s atmosphere. Further testing produced today’s PAC-3 Missile, which won a competition in 1993 to become the first hit-to-kill interceptor produced by the U.S. government.
The ‘hit-to-kill’ PAC-3 Missile is the world’s most advanced, capable and powerful terminal air defense missile. It defeats the entire threat: tactical ballistic missiles (TBMs) carrying weapons of mass destruction, advanced cruise missiles and aircraft.
Lockheed Martin is a world leader in systems integration and the development of air and missile defense systems and technologies, including the first operational hit-to-kill missile defense system. It also has considerable experience in missile design and production, infrared seekers, command and control/battle management, and communications, precision pointing and tracking optics, as well as radar and signal processing. The company makes significant contributions to all major U.S. missile defense systems and participates in several global missile defense partnerships.
Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 136,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation’s 2009 sales from continuing operations were $44.5 billion.
Lockheed Martin
TNI Butuh Rp57 Triliun untuk Alutsista
(Foto: KOMPAS)
21 September 2010, Surabaya -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) membutuhkan dana sedikitnya Rp57 triliun untuk pengadaan dan pemeliharaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
"Kami berharap kondisi keuangan negara bisa memenuhi kebutuhan alutsista, baik untuk pengadaan maupun pemeliharaan, selama lima tahun ke depan," kata Wakil Menteri Pertahanan, Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, di Surabaya, Selasa.
Pada tahun ini TNI mendapatkan alokasi dana dari APBN untuk kebutuhan alutsista sebesar Rp7 triliun. Pada 2011 dan 2012, diharapkan mendapatkan alokasi dana, masing-masing Rp10 triliun dan Rp11 triliun.
"Harapan kami pada 2011 ada penambahan dana lagi sehingga lima tahun ke depan target pemenuhan dana alutsista sebesar Rp57 triliun bisa tercapai," katanya saat memberikan paparan di PT PAL Indonesia itu.
Dalam program jangka pendek ini, Kemhan akan melakukan pengadaan satu unit kapal perang jenis perusak kawal rudal senilai Rp2,2 triliun.
"Memang kalau dibandingkan dengan luas wilayah laut kita yang mencapai 15 juta kilometer persegi, pengadaan satu kapal saja sangat tidak cukup," kata Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) itu.
Operasi keamanan yang dilakukan TNI, jelas dia, sebenarnya bukan hanya untuk peperangan atau pertempuran, melainkan juga untuk menjaga potensi perekonomian nasional seiring dengan makin maraknya pencurian kekayaan negara oleh pihak asing.
"Sebenarnya kita ini butuh empat PKR (perusak kawal rudal), kalau melihat luas daerah maritim. Tapi kembali lagi, harus melihat kemampuan keuangan negara. Oleh sebab itu, prioritaskan saja pembangunan PKR, sedangkan kapal selam, kita pikirkan nanti," katanya.
Sementara itu, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur, Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto, mengatakan, kapal selam merupakan senjata strategis bagi semua negara karena kehadirannya dibutuhkan untuk menangkal serangan pihak asing.
"Kami berharap ada penambahan unsur kapal selam sesuai dengan kemampuan dukungan anggaran dari pemerintah sehingga kekuatan pertahanan negara ini tidak terlalu jauh tertinggal dengan kekuatan negara tetangga," katanya.
Ia mengemukakan satuan kapal selam senantiasa memiliki persiapan dini sebagai garda pertahanan terdepan agar mampu menusuk jauh di wilayah pertahanan musuh.
ANTARA Jatim
21 September 2010, Surabaya -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) membutuhkan dana sedikitnya Rp57 triliun untuk pengadaan dan pemeliharaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
"Kami berharap kondisi keuangan negara bisa memenuhi kebutuhan alutsista, baik untuk pengadaan maupun pemeliharaan, selama lima tahun ke depan," kata Wakil Menteri Pertahanan, Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, di Surabaya, Selasa.
Pada tahun ini TNI mendapatkan alokasi dana dari APBN untuk kebutuhan alutsista sebesar Rp7 triliun. Pada 2011 dan 2012, diharapkan mendapatkan alokasi dana, masing-masing Rp10 triliun dan Rp11 triliun.
"Harapan kami pada 2011 ada penambahan dana lagi sehingga lima tahun ke depan target pemenuhan dana alutsista sebesar Rp57 triliun bisa tercapai," katanya saat memberikan paparan di PT PAL Indonesia itu.
Dalam program jangka pendek ini, Kemhan akan melakukan pengadaan satu unit kapal perang jenis perusak kawal rudal senilai Rp2,2 triliun.
"Memang kalau dibandingkan dengan luas wilayah laut kita yang mencapai 15 juta kilometer persegi, pengadaan satu kapal saja sangat tidak cukup," kata Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) itu.
Operasi keamanan yang dilakukan TNI, jelas dia, sebenarnya bukan hanya untuk peperangan atau pertempuran, melainkan juga untuk menjaga potensi perekonomian nasional seiring dengan makin maraknya pencurian kekayaan negara oleh pihak asing.
"Sebenarnya kita ini butuh empat PKR (perusak kawal rudal), kalau melihat luas daerah maritim. Tapi kembali lagi, harus melihat kemampuan keuangan negara. Oleh sebab itu, prioritaskan saja pembangunan PKR, sedangkan kapal selam, kita pikirkan nanti," katanya.
Sementara itu, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur, Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto, mengatakan, kapal selam merupakan senjata strategis bagi semua negara karena kehadirannya dibutuhkan untuk menangkal serangan pihak asing.
"Kami berharap ada penambahan unsur kapal selam sesuai dengan kemampuan dukungan anggaran dari pemerintah sehingga kekuatan pertahanan negara ini tidak terlalu jauh tertinggal dengan kekuatan negara tetangga," katanya.
Ia mengemukakan satuan kapal selam senantiasa memiliki persiapan dini sebagai garda pertahanan terdepan agar mampu menusuk jauh di wilayah pertahanan musuh.
ANTARA Jatim