Dua jet tempur Rafale F2 milik AL Perancis terbang dalam formasi. (Foto: AP)
24 Juli 2010 -- Perusahaan pertahanan Perancis Dassault Aviation terlibat pembicaraan intensif dengan pemerintah Libya terkait rencana pembelian 14 jet tempur Rafale, kesepakatan pembelian kemungkinan sebelum 11 Agustus, diberitakan harian Perancis La Tribune, Jumat (23/7).
Jet tempur Rafale digunakan AU Perancis sebagai pesawat tempur utama serta program unggulan industri pertahanan Perancis, tetapi hingga saat ini tidak minati oleh negara ketiga.
Perusahaan pertahanan Dassault Aviation, Thales dan MBDA berada di Tripoli selama dua minggu untuk melakukan negosiasi kontrak besar pembelian senjata, kutip La Tribune dari sejumlah sumber.
Menurut sumber lain, Kolonel Muammar Gaddafi berjanji akan membeli Rafale, kesepakatan akan diambil sebelum Ramadhan dimulai.
Libya sedang memodernisasi Angkatan Bersenjatanya dengan senjata buatan Rusia dan negara Barat. Perusahaan pertahanan negara Barat berlomba menjajakan produknya pada Libya, setelah Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 748 mengenai embargo senjata dan udara pada Libya dicabut. Setelah Gaddafi memutuskan membayar kompensasi korban pemboman pesawat komersial milik maskapai Pan Am Amerika Serikat di Lockerbie, Skotlandia, 21 Desember 1988. Peristiwa ini menewaskan 259 penumpang dan awak pesawat serta 11 orang penduduk lokal.
Pemerintah Perancis berharap Brasilia menjadi pembeli Rafale pertama diluar Perancis, sejauh ini keputusan pembelian 36 jet tempur harus ditunda setelah pemilu 3 Oktober.
Dassault sedang menunggu keputusan pemerintah Uni Emirat Arab kontrak pembelian Rafale awal Oktober, sebelumnya diharapkan keputusan dibuat sebelum Ramadhan.
Reuters/Berita HanKam
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, July 24, 2010
Jerman Ogah Beri Diskon Harga Kapal Selam Pada Israel
24 Juli 2010 – Israel tidak sedang berusaha membeli enam kapal selam dari Jerman saat ini, ujar Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak, Jumat (22/7) kutip kantor berita AFP. Pernyataan ini dikeluarkan setelah sebuah artikel di harian Jerman Sueddeutsche Zeitung, Berlin menolak permintaan Tel Aviv memberikan subsidi pembelian enam kapal selam tambahan.
Menurut artikel tersebut, Kanselir Jerman Angela Merkel telah memberitahukan bahwa Berlin tidak dapat memotong harga enam kapal selam kelas Dolphin untuk Israel karena anggaran terbatas.
Juru bicara pemerintah Jerman Ulrich Wilhelm mengatakan “tidak ada negosiasi antara Israel dan Jerman mengenai enam kapal selam” dan ia tidak dapat berkomentar kemungkinan pembicaraan informal mengenai hal ini.
Ia menegaskan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Merkel berbicara melalui telephone minggu ini dalam pembicaraan tersebut berfokus mengenai masa dapan Timur-Tengah tetapi ia tidak dapat berkomentar bila masalah kapal selam disinggung.
Israel meminta diskon hingga sepertiga dari 1,6 milyar dolar paket pembelian senjata, termasuk dua korvet kelas Meko dan torpedo.
Ruang kontrol kapal selam kelas Dolphin. (Foto: globalsecurity.org)
Harga satu unit dalam keadaan lengkap kapal selam diesel kelas Dolphin sekitar 700 juta dolar.
Jerman menghibahkan dua kapal selam pertama kelas Dolphin INS Dolphin dan INS Leviathan sedangkan INS Tekumah dibeli Israel setengah harga pada tahun 1990-an. Bantuan ini merupakan kompensasi holocaust yang dilakukan NAZI Jerman.
Dua kapal selam kelas Dolphin Israel sedang dibangun di galangan kapal Kiel, Jerman dan diserahkan 2012, merupakan kompensasi terlibatnya perusahaan Jerman membantu Irak memproduksi senjata kimia. Pemerintah Jerman menanggung sepertiga dari nilai pembelian 1,27 milyar dolar.
Tel Aviv sulit membeli enam kapal selam dan dua korvet karena pemotongan anggaran belanja pertahanan lima persen pada 2011 dan 2012, tanpa mendapatkan diskon dari Berlin.
Kapal selam mampu beroperasi sejauh 4500 km, membawa 35 awak dan 10 penumpang, kecepatan maksimum 20 knot
Diberitakan Israel meluncurkan rudal jelajah Popeye Turbo yang diluncurkan dari tabung torpedo 650mm kapal selam kelas Dolphin 2002 di perairan dekat Sri Lanka. Rudal mengenai sasaran sejauh 1500 km. Rudal Popeye Turbo dapat memuat hulu ledak nuklir seberat 200 kg, mengandung 6 kg Plutonium.
AFP/Berita HanKam
Pernyataan oleh Menteri Pertahanan AS Robert M. Gates Pada Diskusi dengan Pers
Robert Michael Gates menggelar jumpa pers didampingi Menhan RI Purnomo Yusgiantoro. (Foto: Cahyo/Rumgapres)
22 Juli 2010, Jakarta -- Ini adalah kunjungan kedua saya ke Indonesia dalam kapasitas sebagai Menteri Pertahanan, dan saya sangat senang bisa berada disini lagi untuk melihat langsung bagaimana hubungan bilateral kita telah tumbuh dewasa.
Saat ini adalah sebuah masa yang sangat penting bagi hubungan antara kita, karena di saat ini kedua negara berusaha memperluas, memperdalam dan meningkatkan ikatan diantara kita di bawah lingkup Perjanjian Kerangka Kerjasama Pertahanan (Defense Framework Agreement) yang ditandatangani pada bulan Juni lalu serta kemitraan komprehsif AS-Indonesia secara luas.
Pada hari ini saya telah melakukan sebuah diskusi yang sangat positif dengan Presiden Yudhoyono dan Menteri Pertahanan Purnomo. Kami membicarakan berbagai isu-isu bilateral, regional dan global. Kedua bangsa kita memiliki berbagai kepentingan yang sama dan kami berdua berdiskusi tentang hal tersebut serta bagaimana kita bisa berkerjasama demi menghadapi tantangan-tantangan keamanan yang kita hadapi bersama.
Sebagai contohnya, dalam ruang lingkup regional, kami membicarakan tentang pertemuan menteri-menteri pertahanan ASEAN plus di Hanoi untuk Oktober nanti, serta pandangan kami tentang Laut China Selatan. Dalam ruang lingkup bilateral, kami berdiskusi tentang kemajuan-kemajuan di tiga area penting: kerjasama keamanan maritime, bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana, dan operasi-operasi penjagaan perdamaian.
Ini adalah area-area dimana Pemerintah Indonesia telah memberikan definisi yang jelas tentang peranan Tentara Nasional Indonesia, dan kedua negara telah memiliki kerjasama yang erat dalam ketiga area tersebut.
Kami juga berdiskusi tentang bagaimana kita bisa meningkatkan kerjasama ini sehingga Indonesia dapat memperluas kepemimpinannya secara regional maupun global. Sebagai contohnya, pemerintah Indonesia telah memiliki pengalaman yang luas di bidang bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana, dan Amerika Serikat telah berkomitmen untuk membantu dalam meningkatkan kemampuan mobilitas dan daya angkut penerbangan Tentara Nasional Indonesia di bidang ini. Bahkan, baru-baru ini Duta Besar Hume telah menghadiri acara pelepasan untuk pesawat C-130 pertama milik Indonesia yang diterbangkan ke Amerika Serikat untuk perbaikan besar di Oklahoma City.
Indonesia juga memiliki peranan penting dalam bidang keamanan maritim, berhubung lokasinya yang meliputi beberapa jalur-jalur komunikasi laut terpenting selain juga berdekatan dengan jalur-jalur laut penting lainnya.
Kami telah berdiskusi tentang bagaimana kedua negara akan saling mendukung satu sama lain dalam memberikan pengamanan dan pengawasan yang lebih baik pada perairan dan zona ekslusif ekonomi milik Indonesia.
Saya juga ingin menggarisbawahi bahwa Indonesia adalah salah satu kontributor terbesar dalam operasi-operasi penjagaan perdamaian PBB dan bahkan saat ini memiliki kontingen yang cukup besar di Lebanon.
Kedua negara juga tetap berkomitmen untuk berkerjasama dalam bidang reformasi dan profesionalisasi pertahanan di TNI. Seperti yang Anda semua ketahui, TNI telah melakukan berbagai reformasi militer yang penting sejak jatuhnya Suharto.
Baru-baru ini, Kementerian Pertahanan secara publik telah berjanji untuk melindungi hak asasi manusia dan meningkatkan akuntabilitas hak asasi manusia serta berkomitmen untuk membebastugaskan sementara petugas-petugas militer yang dituduh dengan bukti kuat telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia, memecat dari dinas militer semua anggota yang diputuskan oleh pengadilan telah melakukan pelanggaran-pelanggaran tersebut, serta berkerjasama dalam proses pengadilan anggota-anggota militer yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
Presiden Yudhoyono dan saya telah mengangkat kembali komitmen-komitmen tersebut dalam diskusi hari ini. Saya mengatakan pada Presiden Yudhoyono bahwa berkat langkah-langkah signifikan dan berbagai reformasi yang telah dilakukan oleh TNI, pihak Amerika Serikat akan memulai kembali aktifitas kerjasama keamanan dengan pasukan khusus Angakatan Darat Indonesia, KOPASSUS, lewat sebuah program yang terukur dan bertahap, sesuai dengan batas-batas hukum AS.
Proses ini akan dimulai dengan diskusi tingkat staf untuk menciptakan sebuah pengertian bersama tentang bagaimana masing-masing pihak beroperasi dan melatih anggotanya. Setelah itu, kerjasama akan meliput berbagai aktifitas seperti partisipasi dalam konferensi-konferensi khusus dan kegiatan-kegiatan latihan dalam bidang-bidang non-lethal (tidak mematikan) seperti hukum, hak asasi manusia dan proses pembuatan keputusan militer.
Saya menekankan pada bapak Presiden dan Menteri Pertahanan bahwa langkah-langkah awal ini tidak menandakan berkurangnya perhatikan kami pada hak asasi manusia dan akuntabilitas. Dan kemungkinan kami untuk membawa langkah-langkah awal ini ke tingkatan yang lebih lanjut akan didasarkan atas bagaimana reformasi diimplementasi secara berkelanjutan di dalam TNI.
Saya percaya bahwa langkah-langkah awal ini sangat penting karena anggota-anggota KOPASSUS sudah terlibat dalam operasi-operasi penjagaan perdamaian PBB dan pasukan ini juga kemungkinan besar akan terlibat dalam menghadapi krisis-krisis besar atau insiden penyanderaan.
Satu hal yang sangat menarik bagi saya dalam kunjungan ini adalah bahwa, hubungan antar kedua negara kita tidak lagi hanya terfokus pada bagaimana Amerika Serikat dapat membantu Indonesia, karena saat ini hubungan diantara kita dibangun atas bagaimana kedua negara dapat membantu kawasan ini dan dunia secara keseluruhan.
Dengan meningkatnya peran kepemimpinan yang dimiliki Indonesia dalam tingkatan regional dan tingkatan selanjutnya, hubungan kedua negara menjadi lebih penting lagi bagi Amerika Serikat. Hubungan bilateral diantara kita menjadi semakin penting untuk menghadapi berbagai isu regional dan global secara lebih efektif.
US Embassy
22 Juli 2010, Jakarta -- Ini adalah kunjungan kedua saya ke Indonesia dalam kapasitas sebagai Menteri Pertahanan, dan saya sangat senang bisa berada disini lagi untuk melihat langsung bagaimana hubungan bilateral kita telah tumbuh dewasa.
Saat ini adalah sebuah masa yang sangat penting bagi hubungan antara kita, karena di saat ini kedua negara berusaha memperluas, memperdalam dan meningkatkan ikatan diantara kita di bawah lingkup Perjanjian Kerangka Kerjasama Pertahanan (Defense Framework Agreement) yang ditandatangani pada bulan Juni lalu serta kemitraan komprehsif AS-Indonesia secara luas.
Pada hari ini saya telah melakukan sebuah diskusi yang sangat positif dengan Presiden Yudhoyono dan Menteri Pertahanan Purnomo. Kami membicarakan berbagai isu-isu bilateral, regional dan global. Kedua bangsa kita memiliki berbagai kepentingan yang sama dan kami berdua berdiskusi tentang hal tersebut serta bagaimana kita bisa berkerjasama demi menghadapi tantangan-tantangan keamanan yang kita hadapi bersama.
Sebagai contohnya, dalam ruang lingkup regional, kami membicarakan tentang pertemuan menteri-menteri pertahanan ASEAN plus di Hanoi untuk Oktober nanti, serta pandangan kami tentang Laut China Selatan. Dalam ruang lingkup bilateral, kami berdiskusi tentang kemajuan-kemajuan di tiga area penting: kerjasama keamanan maritime, bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana, dan operasi-operasi penjagaan perdamaian.
Ini adalah area-area dimana Pemerintah Indonesia telah memberikan definisi yang jelas tentang peranan Tentara Nasional Indonesia, dan kedua negara telah memiliki kerjasama yang erat dalam ketiga area tersebut.
Kami juga berdiskusi tentang bagaimana kita bisa meningkatkan kerjasama ini sehingga Indonesia dapat memperluas kepemimpinannya secara regional maupun global. Sebagai contohnya, pemerintah Indonesia telah memiliki pengalaman yang luas di bidang bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana, dan Amerika Serikat telah berkomitmen untuk membantu dalam meningkatkan kemampuan mobilitas dan daya angkut penerbangan Tentara Nasional Indonesia di bidang ini. Bahkan, baru-baru ini Duta Besar Hume telah menghadiri acara pelepasan untuk pesawat C-130 pertama milik Indonesia yang diterbangkan ke Amerika Serikat untuk perbaikan besar di Oklahoma City.
Indonesia juga memiliki peranan penting dalam bidang keamanan maritim, berhubung lokasinya yang meliputi beberapa jalur-jalur komunikasi laut terpenting selain juga berdekatan dengan jalur-jalur laut penting lainnya.
Kami telah berdiskusi tentang bagaimana kedua negara akan saling mendukung satu sama lain dalam memberikan pengamanan dan pengawasan yang lebih baik pada perairan dan zona ekslusif ekonomi milik Indonesia.
Saya juga ingin menggarisbawahi bahwa Indonesia adalah salah satu kontributor terbesar dalam operasi-operasi penjagaan perdamaian PBB dan bahkan saat ini memiliki kontingen yang cukup besar di Lebanon.
Kedua negara juga tetap berkomitmen untuk berkerjasama dalam bidang reformasi dan profesionalisasi pertahanan di TNI. Seperti yang Anda semua ketahui, TNI telah melakukan berbagai reformasi militer yang penting sejak jatuhnya Suharto.
Baru-baru ini, Kementerian Pertahanan secara publik telah berjanji untuk melindungi hak asasi manusia dan meningkatkan akuntabilitas hak asasi manusia serta berkomitmen untuk membebastugaskan sementara petugas-petugas militer yang dituduh dengan bukti kuat telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia, memecat dari dinas militer semua anggota yang diputuskan oleh pengadilan telah melakukan pelanggaran-pelanggaran tersebut, serta berkerjasama dalam proses pengadilan anggota-anggota militer yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
Presiden Yudhoyono dan saya telah mengangkat kembali komitmen-komitmen tersebut dalam diskusi hari ini. Saya mengatakan pada Presiden Yudhoyono bahwa berkat langkah-langkah signifikan dan berbagai reformasi yang telah dilakukan oleh TNI, pihak Amerika Serikat akan memulai kembali aktifitas kerjasama keamanan dengan pasukan khusus Angakatan Darat Indonesia, KOPASSUS, lewat sebuah program yang terukur dan bertahap, sesuai dengan batas-batas hukum AS.
Proses ini akan dimulai dengan diskusi tingkat staf untuk menciptakan sebuah pengertian bersama tentang bagaimana masing-masing pihak beroperasi dan melatih anggotanya. Setelah itu, kerjasama akan meliput berbagai aktifitas seperti partisipasi dalam konferensi-konferensi khusus dan kegiatan-kegiatan latihan dalam bidang-bidang non-lethal (tidak mematikan) seperti hukum, hak asasi manusia dan proses pembuatan keputusan militer.
Saya menekankan pada bapak Presiden dan Menteri Pertahanan bahwa langkah-langkah awal ini tidak menandakan berkurangnya perhatikan kami pada hak asasi manusia dan akuntabilitas. Dan kemungkinan kami untuk membawa langkah-langkah awal ini ke tingkatan yang lebih lanjut akan didasarkan atas bagaimana reformasi diimplementasi secara berkelanjutan di dalam TNI.
Saya percaya bahwa langkah-langkah awal ini sangat penting karena anggota-anggota KOPASSUS sudah terlibat dalam operasi-operasi penjagaan perdamaian PBB dan pasukan ini juga kemungkinan besar akan terlibat dalam menghadapi krisis-krisis besar atau insiden penyanderaan.
Satu hal yang sangat menarik bagi saya dalam kunjungan ini adalah bahwa, hubungan antar kedua negara kita tidak lagi hanya terfokus pada bagaimana Amerika Serikat dapat membantu Indonesia, karena saat ini hubungan diantara kita dibangun atas bagaimana kedua negara dapat membantu kawasan ini dan dunia secara keseluruhan.
Dengan meningkatnya peran kepemimpinan yang dimiliki Indonesia dalam tingkatan regional dan tingkatan selanjutnya, hubungan kedua negara menjadi lebih penting lagi bagi Amerika Serikat. Hubungan bilateral diantara kita menjadi semakin penting untuk menghadapi berbagai isu regional dan global secara lebih efektif.
US Embassy
Menhan AS Harus Awasi Tentaranya agar tidak Langgar HAM
Presiden SBY menerima Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Michael Gates di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (22/7). Pertemuan ini membahas perkembangan situasi di kawasan Asia Tenggara dan Asia-Pasifik. (Foto: Cahyo/Rumgapres)
24 Juli 2010, Jakarta -- Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tubagus Hasanuddin, mengingatkan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Robert Gates, agar lebih banyak perhatian untuk mengurusi tentaranya di Irak dan Afganistan sehingga tak melanggar hak asasi manusia.
"Ketimbang datang di Indonesia lalu harus ikut terlalu jauh mengurus, malah mendikte Tentara Nasional Indonesia (TNI), maka saya sarankan Robert Gates lebih baik mengurusi tentaranya di Irak dan Afganistan agar tak melanggar HAM," kata anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI itu di Jakarta, Jumat (23/7).
Ia mengatakan hal itu menanggapi pernyataan Menhan AS itu tentang pelanggaran hak asasi manusia (HAM) oleh TNI yang dihubung-hubungkan dengan bantuan militer. "Isi pernyataan itu (pelanggaran HAM TNI dan bantuan militer) sudah sangat tidak relevan lagi dan cenderung mendikte, apalagi kalau ada wacana memecat perwira TNI," kata Tubagus Hasanuddin menandaskan.
Ia mengungkapkan pendidikan HAM di lembaga-lembaga TNI sekarang sudah sangat baik, sementara pelaksanaannya semakin terkontrol. "Perlu diketahui pula, DPR RI sampai sejauh ini tak mendapat laporan atau informasi dan temuan adanya pelanggaran HAM yang dilakukan prajurit TNI di lapangan," ujarnya.
Karenanya dia menegaskan pihaknya menghormati pernyataan Menhan AS sebagai masukan. "Akan tetapi, selaku bangsa berdaulat kita tak perlu tergantung kepada siapa pun untuk bekerja sama," katanya menandaskan.
"Ini sesuai dengan perintah konstitusi kita yang mengarahkan penegakan prinsip-prinsip politik bebas aktif di dalam pergaulan antarbangsa. Kita tidak bisa didikte, juga tak ingin mengganggu kedaulatan negara lain," katanya menegaskan.
Pegiat HAM tolak kerjasama militer AS-TNI
Kerjasama antara militer AS dengan TNI menuai kekecewaan dari para pegiat Hak Asasi Manusia (HAM). Kerjasama antardua negara itu dinilai belum tepat, karena masih banyaknya kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang belum dituntaskan.
Penilaian tersebut mengemuka dalam pernyataan sikap bersama yang dicetuskan para pegiat HAM, di Jakarta, Jumat (23/7).
Mugianto, aktivis HAM yang juga pernah menjadi korban penculikan di masa Orde Baru menilai, Menteri Pertahanan AS Robert Gates terlalu gegabah menyatakan jalinan kerjasama dengan militer Indonesia dilakukan, karena sudah ada pemulihan dalam reformasi TNI dan penegakkan HAM.
"Kami yang menjadi korban, menjadi saksi hidup atas pelanggaran HAM yang terjadi di masa lalu. Akuntabilitas yang mana?, jika masalah pelanggaran HAM belum mendapat penyelesaian," ujar Mugi.
Aktivis Komisi untuk Korban Hilang dan Tindak Kekerasann (KontraS) Yati Andriani menegaskan, para pegiat HAM menolak kerjasama tersebut. Karena pemulihan kerjasama tidak seharusnya dilakukan, selagi kasus-kasus pelanggaran HAM hanya dibiarkan terendap tanpa penyelesaian tuntas.
Sementara aktivis Kontras lainnya, Junaedi mempertanyakan motif dari pemulihan kerjasama antarIndonesia-AS itu. "Ada apa di balik kerjasama ini? Karena persoalan HAM seharusnya menjadi rangkaian yang dikedepankan, bukan politik," tuturnya seraya menambahkan, bantuan militer seharusnya difokuskan kepada Angkatan Laut dan Angkatan Udara, bukan Kopassus.
MI.com
24 Juli 2010, Jakarta -- Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tubagus Hasanuddin, mengingatkan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Robert Gates, agar lebih banyak perhatian untuk mengurusi tentaranya di Irak dan Afganistan sehingga tak melanggar hak asasi manusia.
"Ketimbang datang di Indonesia lalu harus ikut terlalu jauh mengurus, malah mendikte Tentara Nasional Indonesia (TNI), maka saya sarankan Robert Gates lebih baik mengurusi tentaranya di Irak dan Afganistan agar tak melanggar HAM," kata anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI itu di Jakarta, Jumat (23/7).
Ia mengatakan hal itu menanggapi pernyataan Menhan AS itu tentang pelanggaran hak asasi manusia (HAM) oleh TNI yang dihubung-hubungkan dengan bantuan militer. "Isi pernyataan itu (pelanggaran HAM TNI dan bantuan militer) sudah sangat tidak relevan lagi dan cenderung mendikte, apalagi kalau ada wacana memecat perwira TNI," kata Tubagus Hasanuddin menandaskan.
Ia mengungkapkan pendidikan HAM di lembaga-lembaga TNI sekarang sudah sangat baik, sementara pelaksanaannya semakin terkontrol. "Perlu diketahui pula, DPR RI sampai sejauh ini tak mendapat laporan atau informasi dan temuan adanya pelanggaran HAM yang dilakukan prajurit TNI di lapangan," ujarnya.
Karenanya dia menegaskan pihaknya menghormati pernyataan Menhan AS sebagai masukan. "Akan tetapi, selaku bangsa berdaulat kita tak perlu tergantung kepada siapa pun untuk bekerja sama," katanya menandaskan.
"Ini sesuai dengan perintah konstitusi kita yang mengarahkan penegakan prinsip-prinsip politik bebas aktif di dalam pergaulan antarbangsa. Kita tidak bisa didikte, juga tak ingin mengganggu kedaulatan negara lain," katanya menegaskan.
Pegiat HAM tolak kerjasama militer AS-TNI
Kerjasama antara militer AS dengan TNI menuai kekecewaan dari para pegiat Hak Asasi Manusia (HAM). Kerjasama antardua negara itu dinilai belum tepat, karena masih banyaknya kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang belum dituntaskan.
Penilaian tersebut mengemuka dalam pernyataan sikap bersama yang dicetuskan para pegiat HAM, di Jakarta, Jumat (23/7).
Mugianto, aktivis HAM yang juga pernah menjadi korban penculikan di masa Orde Baru menilai, Menteri Pertahanan AS Robert Gates terlalu gegabah menyatakan jalinan kerjasama dengan militer Indonesia dilakukan, karena sudah ada pemulihan dalam reformasi TNI dan penegakkan HAM.
"Kami yang menjadi korban, menjadi saksi hidup atas pelanggaran HAM yang terjadi di masa lalu. Akuntabilitas yang mana?, jika masalah pelanggaran HAM belum mendapat penyelesaian," ujar Mugi.
Aktivis Komisi untuk Korban Hilang dan Tindak Kekerasann (KontraS) Yati Andriani menegaskan, para pegiat HAM menolak kerjasama tersebut. Karena pemulihan kerjasama tidak seharusnya dilakukan, selagi kasus-kasus pelanggaran HAM hanya dibiarkan terendap tanpa penyelesaian tuntas.
Sementara aktivis Kontras lainnya, Junaedi mempertanyakan motif dari pemulihan kerjasama antarIndonesia-AS itu. "Ada apa di balik kerjasama ini? Karena persoalan HAM seharusnya menjadi rangkaian yang dikedepankan, bukan politik," tuturnya seraya menambahkan, bantuan militer seharusnya difokuskan kepada Angkatan Laut dan Angkatan Udara, bukan Kopassus.
MI.com
Oman Vessel Named in Launching Ceremony at Portsmouth Naval Base
23 Jul 2010, Portsmouth UK -- The Royal Navy of Oman's (RNO) second Corvette, Al-Rahmani, was commissioned this morning at Portsmouth Naval Base. It is the second corvette out of three designed and built by BAE Systems for the RNO.
The Commissioning Ceremony was held under the auspices of His Excellency Sayyed Badir bin Saud bin Harib Al-Busaidi the Minister Responsible Defence Affairs in the Sultanate of Oman. The Ceremony was attended by Lord Astor, the Under Secretary of State for Defence in the UK and Rear Admiral Abdullah bin Khamis bin Abdullah Al-Raisi, Commander of the Royal Navy of Oman (CRNO) in addition to a number of VIPs and representatives of the RNO and the UK Royal Navy.
This event reflects the strategic importance given to these state-of-the-art corvettes by the Sultanate of Oman and UK at the time in which BAE Systems is seeking to boost its exports worldwide.
The commissioning of Al-Rahmani comes under the contract (Khareef) signed by the two sides in 2007 in light of which BAE Systems has to design and build three 99 metre corvettes.
The ships have the capacity to serve for prolonged periods overseas and are designed to reinforce the RNO capabilities and support the Naval Force in the protection of the international waters and the surveillance of EEZ.
Alan Johnston, Managing Director of BAE Systems' Surface Ships division, said: "We have been building ships for the RNO for over 30 years and are proud of the close working relationship we have developed, which is helping us to deliver the extremely sophisticated naval capability to the Royal Navy of Oman that you see here today.
"Today's event reflects the significant progress on this programme and reinforces our position as a leader in the global market to design, build and support warships for navies around the world."
On this occasion, Rear Admiral Abdullah bin Khamis bin Abdullah Al-Raisi said:
'By the almighty blessing, RNO celebrated this morning the commissioning of the ship (Al-Rahmani), the second ship of the Khareef Project to enter the service and it is a great fortune that this event coincides with the Sultanates Celebrations of the Blessed Renaissance Day anniversary led by His Majesty Sultan Qaboos the Supreme Commander of SAF and no doubt this inauguration is a further milestone to be added to the RNO achievement record and one of the landmarks of this prosperous era. In fact this project comes as an outcome of the continuous military cooperation between RNO and Royal Navy and enhances the excellent ties between RNO and BAE Systems, assigned with Project Khareef.'
The first ship (Al-Shamikh) was commissioned in July 2009 and will set sail for its first sea trials later this year.
About BAE Systems
BAE Systems is a global defence, security and aerospace company with approximately 107,000 employees worldwide. The Company delivers a full range of products and services for air, land and naval forces, as well as advanced electronics, security, information technology solutions and customer support services. In 2009 BAE Systems reported sales of £22.4 billion (US$ 36.2 billion).
BAE Systems
Jet Gres Buatan Cina Milik AU Venezuela Jatuh
Petugas pemadam kebakaran segera tiba di lokasi jatuhnya jet latih/serang ringan K-8 di Barquisimeto, ibu kota negara bagian Lara, sekitar 360 km sebelah Barat Caracas, 21 Juli 2010. Tidak ada korban dalam insiden ini, kedua pilot berhasil eject. (Foto: Xinhua/Juan Carlos Hernandez)
24 Juli 2010 -- Jet latih AU Venezuela jenis K-8 buatan Cina jatuh saat lakukan latihan terbang Rabu (21/7) pukul 9:45 waktu setempat (14:15 GMT) di luar kota Barquisimeto, ibu kota negara bagian Lara.
Instruktur dan siswa terbang berhasil melakukan eject dan tidak mengalami cedera serius.
KASAU Venezuela Mayjen Jorge Arevalo Oropeza menyalahkan kerusakan mesin penyebab jatuhnya pesawat dan sebuah tim Venezuela bersama tim Cina akan menyelidiki penyebab pasti insiden ini.
Pilot AU Venezuela menerbangkan jet tempur buatan Cina K-8 di Barquisimeto, 13 Maret 2010, saat penyerahan upacara penyerahan batch pertama K-8. (Foto: Reuters)
Venezuela berpaling pada Rusia dan Cina sebagai pemasok senjata utama bagi angkatan bersenjatanya. Setelah Presiden Venezuela Huga Chavez beraliran kiri berselisih dengan Amerika Serikat dan sekutunya.
Chavez memutuskan membeli K-8 setelah dihalangi membeli jet tempur dari Brazilia karena mengandung perangkat buatan AS. Chaves membeli 18 jet latih dan tempur ringan K-8 dari Cina, enam pesawat tiba di Venezuela 13 Maret 2010.
Chavez telah mengatakan 6 Juni 2010, telah menganggarkan 82 juta dolar untuk pembelian batch kedua K-8. Venezuela berencana membeli K-8 hingga 40 pesawat, yang akan digunakan melatih para pilot angkatan udara dan operasi anti bius.
CP/The Global Times/Berita Hankam
24 Juli 2010 -- Jet latih AU Venezuela jenis K-8 buatan Cina jatuh saat lakukan latihan terbang Rabu (21/7) pukul 9:45 waktu setempat (14:15 GMT) di luar kota Barquisimeto, ibu kota negara bagian Lara.
Instruktur dan siswa terbang berhasil melakukan eject dan tidak mengalami cedera serius.
KASAU Venezuela Mayjen Jorge Arevalo Oropeza menyalahkan kerusakan mesin penyebab jatuhnya pesawat dan sebuah tim Venezuela bersama tim Cina akan menyelidiki penyebab pasti insiden ini.
Pilot AU Venezuela menerbangkan jet tempur buatan Cina K-8 di Barquisimeto, 13 Maret 2010, saat penyerahan upacara penyerahan batch pertama K-8. (Foto: Reuters)
Venezuela berpaling pada Rusia dan Cina sebagai pemasok senjata utama bagi angkatan bersenjatanya. Setelah Presiden Venezuela Huga Chavez beraliran kiri berselisih dengan Amerika Serikat dan sekutunya.
Chavez memutuskan membeli K-8 setelah dihalangi membeli jet tempur dari Brazilia karena mengandung perangkat buatan AS. Chaves membeli 18 jet latih dan tempur ringan K-8 dari Cina, enam pesawat tiba di Venezuela 13 Maret 2010.
Chavez telah mengatakan 6 Juni 2010, telah menganggarkan 82 juta dolar untuk pembelian batch kedua K-8. Venezuela berencana membeli K-8 hingga 40 pesawat, yang akan digunakan melatih para pilot angkatan udara dan operasi anti bius.
CP/The Global Times/Berita Hankam
Friday, July 23, 2010
Raytheon Joint Standoff Weapon C-1 Completes Captive Flight Test Series
23 July 2010, FARNBOROUGH, England -- The U.S. Navy completed a series of three captive flight tests on Raytheon Company's (NYSE: RTN) Joint Standoff Weapon C-1, putting the program closer to achieving initial operating capability in 2012.
JSOW is a family of low-cost, air-to-ground weapons that employs an integrated GPS- inertial navigation system and terminal imaging infrared seeker, guiding the weapon to the target. JSOW C-1 adds moving maritime target capability and the two-way Strike Common Weapon Datalink (SCWDL) to the combat-proven weapon.
"The Raytheon-U.S. Navy team completed a test series that showed JSOW C-1's seeker can detect moving maritime targets. The tests also demonstrated that JSOW C-1 can communicate via its two-way SCWDL," said Phyllis McEnroe, Raytheon's JSOW program director. "The JSOW platform is a 'truck' with many options that continues to evolve to meet emerging threats. Though not a program of record, we are working on a JSOW extended range variant with an objective range of up to 300 nautical miles (345 statute miles)."
JSOW ER completed its first demonstration flight in October 2009, flying more than 260 nautical miles.
"The warfighter asked for a Link-16 network-enabled standoff weapon that can engage moving maritime targets while maintaining the capability to attack stationary land targets," said Cmdr. Douglas Phelan, the U.S. Navy's JSOW Integrated Product Team leader. "JSOW C-1 will meet this requirement."
Raytheon Company, with 2009 sales of $25 billion, is a technology and innovation leader specializing in defense, homeland security and other government markets throughout the world. With a history of innovation spanning 88 years, Raytheon provides state-of-the-art electronics, mission systems integration and other capabilities in the areas of sensing; effects; and command, control, communications and intelligence systems, as well as a broad range of mission support services. With headquarters in Waltham, Mass., Raytheon employs 75,000 people worldwide.
Note to Editors:
Raytheon has produced more than 4,000 JSOWs to date, with more than 106 months of continuous on-time delivery. The JSOW-C is currently in production, and Raytheon will continue producing it for international customers.
Raytheon Company
Kerja Sama Kopassus-AS Tak Perlu Dikhawatirkan
Presiden SBY menyambut Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Michael Gates. (Foto: Cahyo/Rumgapres)
23 Juli 2010, Jakarta -- Publik diminta untuk berpikir positif terkait kerja sama di bidang pertahanan antara Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
Hal ini dikatakan Juru Bicara Kepresidenan Bidang Luar Negeri Dino Patti Djalal menanggapi suara negatif bahwa kerja sama yang melibatkan Komando Pasukan Khusus (KOpassus) ini akan disetir oleh AS.
“Perlu saya tegaskan, kalau ada yang mendikte akan kita tolak,” terang Dino, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (23/7/2010).
Dia menambahkan, Pemerintah AS yang diwakili Menteri Pertahanan Robert Gates datang ke Indonesia untuk memastikan kerja sama tersebut. Pemerintah AS juga mengapresiasi reformasi yang dilakukan TNI selama satu dekade ini.
“AS harus mengejar ketertinggalan karena Kopassus merupakan salah satu yang terbaik di Asia. Mereka memiliki antiteror yang handal. Jadi ini kepentingan AS sendiri untuk bekerja sama dengan TNI dan Kopassus,” imbuh Dino.
Menurut Dino, reformasi militer dan akuntabilitas yang dilakukan TNI juga bukan karena dorongan dari pihak luar, namun karena bagian dari demokrasi yang tengah berkembang di Indonesia.
“Ini prinsip penting yang harus selalu kita pegang teguh. Atas dasar reformasi yang selama ini dilakukan TNI untuk demokrasi, malah embargo atau resesi militer AS ke Indonesia pada 2005, dicabut,” paparnya.
Hanya saja, tandas Dino, ada sejumlah isu yang mengganjal di tubuh TNI, terutama pada Kopassus.
“Kemarin Robert bilang, AS akan melakukan gradual reengagement Kopassus sebagai salah satu butir lain, yang masih mengganjal hubungan AS dan militer kita,” katanya.
Gates juga menekankan kerja sama ini merupakan langkah awal dalam batas-batas hukum AS dan tidak ada tanda penurunan terkait hak asasi manusia dan akuntabilitas.
okezone
23 Juli 2010, Jakarta -- Publik diminta untuk berpikir positif terkait kerja sama di bidang pertahanan antara Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
Hal ini dikatakan Juru Bicara Kepresidenan Bidang Luar Negeri Dino Patti Djalal menanggapi suara negatif bahwa kerja sama yang melibatkan Komando Pasukan Khusus (KOpassus) ini akan disetir oleh AS.
“Perlu saya tegaskan, kalau ada yang mendikte akan kita tolak,” terang Dino, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (23/7/2010).
Dia menambahkan, Pemerintah AS yang diwakili Menteri Pertahanan Robert Gates datang ke Indonesia untuk memastikan kerja sama tersebut. Pemerintah AS juga mengapresiasi reformasi yang dilakukan TNI selama satu dekade ini.
“AS harus mengejar ketertinggalan karena Kopassus merupakan salah satu yang terbaik di Asia. Mereka memiliki antiteror yang handal. Jadi ini kepentingan AS sendiri untuk bekerja sama dengan TNI dan Kopassus,” imbuh Dino.
Menurut Dino, reformasi militer dan akuntabilitas yang dilakukan TNI juga bukan karena dorongan dari pihak luar, namun karena bagian dari demokrasi yang tengah berkembang di Indonesia.
“Ini prinsip penting yang harus selalu kita pegang teguh. Atas dasar reformasi yang selama ini dilakukan TNI untuk demokrasi, malah embargo atau resesi militer AS ke Indonesia pada 2005, dicabut,” paparnya.
Hanya saja, tandas Dino, ada sejumlah isu yang mengganjal di tubuh TNI, terutama pada Kopassus.
“Kemarin Robert bilang, AS akan melakukan gradual reengagement Kopassus sebagai salah satu butir lain, yang masih mengganjal hubungan AS dan militer kita,” katanya.
Gates juga menekankan kerja sama ini merupakan langkah awal dalam batas-batas hukum AS dan tidak ada tanda penurunan terkait hak asasi manusia dan akuntabilitas.
okezone
KRI Soeharso Bertolak ke Masohi
23 Juli 2010, Ambon -- Kapal Rumah Sakit terbesar Indonesia, KRI dr. Soeharso SHS-990, berlayar menuju Masohi, ibu kota kabupaten Maluku Tengah, Kamis, untuk melanjutkan misi kemanusiaan dengan nama sandi operasi Bhakti Surya Bhaskara Jaya.
Operasi ini diprogramkan dalam kegiatan pelayaran internasional, Sail Banda
2010 yang digelar di Maluku, 24 Juli-17 Agustus.
Siaran pers dari Mayor Laut (E) Wahyu Broto selaku Petugas Dinas Penerangan (Dispen) Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IX Ambon menyatakan KRI Soeharso bertolak meninggalkan Dermaga Irian Desa Halong menuju Masohi untuk melanjutkan pengobatan gratis kepada masyarakat setempat.
“Semua pasien yang selama ini dirawat di kamar-kamar KRI Soeharso sudah
diijinkan pulang ke daerah asal masing-masing sebelum kapal itu meninggalkan dermaga,” kata Wahyu.
Sebelumnya, KRI Soeharso telah memberikan pengobatan masal di Namlea, ibu kota kabupaten Buru dan beberapa desa di Pulau Ambon, yakni Liang, Waai, Passo dan Hutumuri.
Di Kabupaten Buru, pelayanan kesehatan gratis berlangsung selama tiga hari,
yakni 11 – 13 Juli. Sedangkan di Desa Liang, Waai, Passo dan Hutumuri masing-masing berlangsung hanya dua hari yang dimulai 15 – 22 Juli.
Di beberapa titik sasaran SBJ tersebut, baru Desa Hutumuri yang mendapatpelayanan lengkap dari komponen-komponen program SBJ di Maluku. Komponen-komponen itu yakni pengobatan gratis, pembangunan fisik dan non fisik.
Pembangunan fisik meliputi perbaikan sarana umum, yakni renovasi atap plafon dan lantai keramik di SMA Negeri 8 dan SD Kristen 1 Hutumuri.
Sedangkan non fisik berupa penyuluhan kesehatan tentang bahaya narkoba dan HIV/ Aids yang dilaksanakan di SMA Negeri 8 Hutumuri dengan menghadirkan Letda Laut (K) Rofiq Muhamsah sebagai pemateri.
Wahyu Broto mengatakan, setelah melaksanakan bhakti sosial di Masohi, KRI
Soeharso akan bertolak menuju Pulau Banda untuk melanjutkan misi yang sama.
Sesuai jadwal, pelayanan kesehatan gratis KRI Soeharso kepada masyarakat
Banda akan berlangsung 26 – 28 Juli.
ANTARA Maluku
Pengenalan Evakuasi Medik Udara
23 Juli 2010, Bandung -- Medical Services dari USAF sharing informasi tentang kesiapan personelnya ketika bertugas di operasi militer dalam keadaan darurat perang, dalam rangka Latihan Bersama Teak Iron antara TNI AU dan USAF, di Wisma Sompil Basuki, Lanud Husein Sastranegara, Bandung, Kamis (22/7), yang telah disulap menjadi ruang kelas.
Sejumlah tigapuluh orang siswa Poltekkes TNI AU Ciumbuleuit dan personel dari Rumah Sakit dr. Salamun di bawah komando Letkol Kes Erlina, yang juga sebagai Pakor Wara Bandung, menyaksikan dengan seksama paparan yang disampaikan oleh TSGT Mellisa Worley, SSGT Cesar Chaves, dan SSGT Billings tentang alat-alat yang digunakan pada pertolongan pertama ketika menangani pasien di medan pertempuran.
Medical equipments yang kebanyakan berukuran kecil dan jenisnya sangat banyak tersebut dikemas rapih dalam kantong-kantong cukup besar yang mempuyai banyak saku di luar dan di dalam kantong. Sangat praktis, bila harus dibawa ke medan perang yang kondisinya selalu mobile, apalagi bila dibawa bepergian dengan pesawat.
Setelah pengenalan secara garis besar para siswa diberi kesempatan untuk praktek menggunakan alat-alat medis yang dibawa oleh USAF medical service. Terlebih dahulu siswa dibagi tiga kelompok untuk kemudian masing-masing kelompok diberikan masalah bagaimana menangani pasein yang, misalnya, terkena patah tulang di tangan dan kaki.
Pentak Lanud Husen
Sejumlah tigapuluh orang siswa Poltekkes TNI AU Ciumbuleuit dan personel dari Rumah Sakit dr. Salamun di bawah komando Letkol Kes Erlina, yang juga sebagai Pakor Wara Bandung, menyaksikan dengan seksama paparan yang disampaikan oleh TSGT Mellisa Worley, SSGT Cesar Chaves, dan SSGT Billings tentang alat-alat yang digunakan pada pertolongan pertama ketika menangani pasien di medan pertempuran.
Medical equipments yang kebanyakan berukuran kecil dan jenisnya sangat banyak tersebut dikemas rapih dalam kantong-kantong cukup besar yang mempuyai banyak saku di luar dan di dalam kantong. Sangat praktis, bila harus dibawa ke medan perang yang kondisinya selalu mobile, apalagi bila dibawa bepergian dengan pesawat.
Setelah pengenalan secara garis besar para siswa diberi kesempatan untuk praktek menggunakan alat-alat medis yang dibawa oleh USAF medical service. Terlebih dahulu siswa dibagi tiga kelompok untuk kemudian masing-masing kelompok diberikan masalah bagaimana menangani pasein yang, misalnya, terkena patah tulang di tangan dan kaki.
Pentak Lanud Husen
Senator AS Sesalkan Kerja Sama dengan Kopassus
23 Juli 2010, Washington -- Seorang senator senior Amerika Serikat Kamis menyuarakan penyesalan akan kelanjutan hubungan dengan pasukan khusus Indonesia dan mengatakan satuan tersebut harus memecat petugas yang terlibat dengan kekerasan sebelum bekerja sama lebih mendalam.
Senator Patrick Leahy dari Vermont, penggagas hukum yang melarang dukungan AS pada militer asing yang melanggar hak asasi manusia, mengatakan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) militer Indonesia tetap tanpa penyesalan, secara umum belum mereformasi dan tidak akuntabel, sebagaimana dikutip dari AFP.
"Saya sangat menyesal bahwa sebelum menempuh jalan untuk memulai hubungan kembali, AS tidak menerima dan Kopassus tidak melakukan reformasi sepantasnya yang kami harapkan," kata Leahy, anggota Partai Demokrat yang mengusung Presiden AS Barack Obama.
Menteri Pertahanan AS Robert Gates, berkunjung ke Jakarta pada Kamis, mengumumkan bahwa AS akan meneruskan kerja sama dengan Kopassus, pasukan elit yang terlibat dengan operasi besar di Indonesia pada masa lalu.
Pemerintah Obama mencari cara untuk membangun hubungan dengan Indonesia, negara Muslim terbanyak di dunia, yang telah berubah dalam tempo satu dekade menjadi demokrasi dipimpin oleh sipil.
Gates mengatakan hubungan dengan Kopassus akan terbatas pada tahap awal dan AS hanya akan mengembangkan kerja sama bila unit tersebut, dan keseluruhan militer Indonesia, melakukan reformasi.
"Sejauh ini, dengan mencabut perwira Kopassus yang terlibat dengan penyalahgunaan, dan berjanji untuk bekerja sama dalam penuntutan atas kejahatan masa lalu dan masa depan," kata Leahy.
Leahy, yang mengetuai sub-komite Kepatutan Senat yang berwenang untuk pendanaan kegiatan luar negeri, lega bahwa Gates tidak mengumumkan kerja sama penuh.
"Melihat perkembangan dalam kerja sama bersyarat ini lebih bijak daripada langsung terjun sepenuhnya," tambahnya.
"AS dan Indonesia memiliki kepentingan yang sama, dan saya mencari cara ke depan yang konsisten dengan kepentingan dan nilai kita. Saya harap itu bisa terjadi," katanya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Philip Crowley mengatakanpemerintah AS telah mendiskusikan keputusan mengenai Kopassus dengan legislatif AS dan menjelaskan bahwa Indonesia telah mendapat kemajuan dalam hal hak asasi manusia.
"Dengan itu, kami akan membuka mata. Kopassus memiliki masa lalu yang kelam. Kami mengetahuinya. Kami akan mendorong Indonesia untuk tetap pada komitmennya," jelas Crowley.
"Ini bukan jalan berliku. Kami pikir hubungan ini bisa membantu meningkatkan kemampuan militer Indonesia," tambahnya.
Tudingan Menhan AS soal TNI cenderung mendikte
Wakil Ketua Komisi I DPR (bidang Pertahanan Keamanan), Tubagus Hasanuddin (Fraksi PDI Perjuangan) mengecam tudingan Menteri Pertahanan (Menhan) Amerikat Serikat soal pelanggaran HAM dan TNI sebagai sikap tidak relevan serta cenderung mendikte.
"Pernyataan Menhan AS Robert Gates tanggal 22 Juli lalu di Jakarta tentang pelanggaran Hak-hak Azasi Manusia (HAM) oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu benar-benar sangat tidak relevan dan cenderung mendikte," katanya di Jakarta, Jumat.
Apalagi isu pelanggaran HAM oleh TNI itu, dalam hal ini Kopassus, dihubung-hubungkan dengan bantuan militer.
"Jangan sok jago dan terkesan mau menggurui kita. Asal dia tahu, pendidikan HAM di lembaga-lembaga pendidikan TNI sekarang sudah sangat baik, sementara dalam pelaksanaannya juga sudah sangat terkontrol," tegasnya.
Buktinya, sampai saat ini DPR (Komisi I) tidak pernah mendapatkan laporan atau informasi adanya pelanggaran HAM oleh prajurit TNI di lapangan.
"Kami menghormati pernyataan Menhan AS sebagai masukan, tetapi sebagai bangsa yang berdaulat, kita tak harus tergantung kepada siapa pun untuk bekerjasama," ujarnya.
ANTARA News
Pameran Dirgantara Internasional Farnborough 2010
23 Juli 2010 -- JF-17 Thunder dipamerkan di pameran dirgantara internasional Farnborough 2010 dalam usahanya menjual jet tempur ini kesejumlah negara berkembang. JF-17 Thunder ditolak oleh pemerintah Myanmar, yang lebih menyukai MiG-29 Fulcrum meskipun harganya lebih mahal. (Foto: Reuters)
Northrop Grumman RQ-4 Global Hawk pesawat nirawak tampil juga di pameran dirgantara internasional Farnborough di Hampshire, sebelah Selatan Inggris. Global Hawk telah digunakan NATO di Afghanistan untuk misi pengumpulan data intelijen, tetapi dapat digunakan untuk misi offensif. (Foto: Getty Images)
Boeing F/A-18 unjuk gigi melakukan demo terbang di pameran dirgantara internasional Farnborough. (Foto: Reuters)
(Foto: AP)
A-400M melakukan demo terbang. (Foto: Reuters)
Alenia C-27J Spartan lepas landas untuk melakukan demo terbang. (Foto: Getty Images)
Berita HanKam
Northrop Grumman RQ-4 Global Hawk pesawat nirawak tampil juga di pameran dirgantara internasional Farnborough di Hampshire, sebelah Selatan Inggris. Global Hawk telah digunakan NATO di Afghanistan untuk misi pengumpulan data intelijen, tetapi dapat digunakan untuk misi offensif. (Foto: Getty Images)
Boeing F/A-18 unjuk gigi melakukan demo terbang di pameran dirgantara internasional Farnborough. (Foto: Reuters)
(Foto: AP)
A-400M melakukan demo terbang. (Foto: Reuters)
Alenia C-27J Spartan lepas landas untuk melakukan demo terbang. (Foto: Getty Images)
Berita HanKam
Unsur Satgas Ex-Eagle 21/10 Tolak ke Singapura
KRI Sultan Hasanuddin-366. (Foto: Dispenarmatim)
23 Juli 2010, Surabaya -- Kapal perang TNI Angkatan laut dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) bertolak menuju Singapura untuk mengikuti Latihan Bersama (Latma) yang digelar antara TNI Angkatan Laut dengan Republic Singapore Navy (RSN). Kapal perang yang dikirim itu, antara lain KRI Sultan Hasanuddin-366, KRI Fatahillah-361 dan 1 Cassa NC-212.
Unsur Satgas Latma Ex- Eagle 21/10 tersebut hari ini Jumat (23/7) bertolak dari Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya. Pada tahap awal, latihan bersama dengan sandi “Latma Ex-Eagle 21/10” ini dilaksanakan mulai tanggal 28 hingga 30 Juli dengan kegiatan Eagle Cup I yang berlangsung di Changi Naval Base.
Kemudian pada tahap manuvra lapangan dilaksanakan di Laut Jawa dan sekitarnya. Sedangkan untuk tahap pengakhiran dilaksanakan pada tanggal 3 hingga 5 Agustus 2010 di Koarmatim Surabaya, dengan rangkaian kegiatan meliputi Courtesy Call, Community Services, Eagle Cup II, kaji ulang dan penutupan. Kapal perang dari pihak RSN yang dilibatkan yaitu, RSS Tenacious, RSS Vigour dan 1 F50 MPA.
RSS Tenacious.
RSS Vigour. (Foto:shipspotting.com)
Latihan ini dipimpin oleh Komandan Satgas Latihan Kolonel Laut (P) Dadi Hartanto, yang sehari-hari menjabat Komandan Satuan Kapal Patroli Koarmatim. Selama ini “Latma Eagle 21/10” antara ke dua Angkatan Laut telah terlaksana beberapa kali dan terbukti saling menguntungkan bagi ke dua belah pihak, baik dari segi teknis maupun taktis matra laut.
Kondisi tersebut diharapkan mampu berdampak positif di masa yang akan datang guna membina dan meningkatkan hubungan diplomatis antara Indonesia dengan Singapura pada umumnya dan antara TNI AL dengan Angkatan Laut Singapura khususnya.
Sasaran yang ingin dicapai pada Latma Eagle 21/10 ini adalah untuk memelihara dan meningkatkan hubungan antar kedua negara khususnya angkatan laut kedua pihak dalam rangka memantapkan keamanan regional. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama taktis antar unsur Angkatan Laut kedua negara. Meningkatkan keterampilan dan profesionalisme personel dalam melaksanakan operasi laut bersama. Meningkatkan kesiagaan operasi tempur laut yang meliputi peperangan anti udara, anti permukaan, anti kapal selam dan pernika masing- masing pihak. Adapun materi latihan yang akan dikembangkan meliputi, kemampuan mengaplikasikan dan mengembangkan doktrin, taktik serta prosedur Operasi Laut. Kemampuan mengaplikasikan prosedur Maritime Interdiction Operation (MIO) terhadap simulasi kapal – kapal yang dicurigai dan kerja sama taktis dalam melaksanakan Search and Rescue (SAR). Aplikasi Operasi Tempur Laut yang melibatkan unsur – unsur atas air dan udara dalam kegiatan peperangan anti permukaan dan anti kapal selam. Komando pengendalian dan kerjasama taktis dan teknis antar unsur TNI AL dan RSN.
Dispenarmatim
23 Juli 2010, Surabaya -- Kapal perang TNI Angkatan laut dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) bertolak menuju Singapura untuk mengikuti Latihan Bersama (Latma) yang digelar antara TNI Angkatan Laut dengan Republic Singapore Navy (RSN). Kapal perang yang dikirim itu, antara lain KRI Sultan Hasanuddin-366, KRI Fatahillah-361 dan 1 Cassa NC-212.
Unsur Satgas Latma Ex- Eagle 21/10 tersebut hari ini Jumat (23/7) bertolak dari Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya. Pada tahap awal, latihan bersama dengan sandi “Latma Ex-Eagle 21/10” ini dilaksanakan mulai tanggal 28 hingga 30 Juli dengan kegiatan Eagle Cup I yang berlangsung di Changi Naval Base.
Kemudian pada tahap manuvra lapangan dilaksanakan di Laut Jawa dan sekitarnya. Sedangkan untuk tahap pengakhiran dilaksanakan pada tanggal 3 hingga 5 Agustus 2010 di Koarmatim Surabaya, dengan rangkaian kegiatan meliputi Courtesy Call, Community Services, Eagle Cup II, kaji ulang dan penutupan. Kapal perang dari pihak RSN yang dilibatkan yaitu, RSS Tenacious, RSS Vigour dan 1 F50 MPA.
RSS Tenacious.
RSS Vigour. (Foto:shipspotting.com)
Latihan ini dipimpin oleh Komandan Satgas Latihan Kolonel Laut (P) Dadi Hartanto, yang sehari-hari menjabat Komandan Satuan Kapal Patroli Koarmatim. Selama ini “Latma Eagle 21/10” antara ke dua Angkatan Laut telah terlaksana beberapa kali dan terbukti saling menguntungkan bagi ke dua belah pihak, baik dari segi teknis maupun taktis matra laut.
Kondisi tersebut diharapkan mampu berdampak positif di masa yang akan datang guna membina dan meningkatkan hubungan diplomatis antara Indonesia dengan Singapura pada umumnya dan antara TNI AL dengan Angkatan Laut Singapura khususnya.
Sasaran yang ingin dicapai pada Latma Eagle 21/10 ini adalah untuk memelihara dan meningkatkan hubungan antar kedua negara khususnya angkatan laut kedua pihak dalam rangka memantapkan keamanan regional. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama taktis antar unsur Angkatan Laut kedua negara. Meningkatkan keterampilan dan profesionalisme personel dalam melaksanakan operasi laut bersama. Meningkatkan kesiagaan operasi tempur laut yang meliputi peperangan anti udara, anti permukaan, anti kapal selam dan pernika masing- masing pihak. Adapun materi latihan yang akan dikembangkan meliputi, kemampuan mengaplikasikan dan mengembangkan doktrin, taktik serta prosedur Operasi Laut. Kemampuan mengaplikasikan prosedur Maritime Interdiction Operation (MIO) terhadap simulasi kapal – kapal yang dicurigai dan kerja sama taktis dalam melaksanakan Search and Rescue (SAR). Aplikasi Operasi Tempur Laut yang melibatkan unsur – unsur atas air dan udara dalam kegiatan peperangan anti permukaan dan anti kapal selam. Komando pengendalian dan kerjasama taktis dan teknis antar unsur TNI AL dan RSN.
Dispenarmatim
Pernyataan Menteri Pertahanan Robert M. Gates di Istana Presiden di Jakarta, Indonesia
Robert Michael Gates menggelar jumpa pers didampingi Menhan RI Purnomo Yusgiantoro. (Foto: Cahyo/Rumgapres)
22 Juli 2010 -- MENHAN GATES: Terima kasih dan selamat sore. Menyenangkan sekali dapat kembali ke Jakarta. Saya baru saja mengakhiri sebuah pertemuan yang sangat menyenangkan dengan Bapak Presiden dan para pejabat RI lainnya. Kami membahas isu-isu keamanan bilateral, regional dan global serta membicarakan berbagai area dimana militer dari kedua negara kita bekerja sama untuk memajukan kepentingan kita bersama.
Saya senang bisa mengatakan kepada Bapak Presiden bahwa sebagai hasil dari reformasi militer Indonesia selama dasawarsa terakhir, profesionalisasi TNI yang terus berlangsung, dan berbagai langkah baru yang diambil oleh Kementerian Pertahanan RI untuk menangani masalah hak asasi manusia, Amerika Serikat akan memulai sebuah program kegiatan kerjasama keamanan yang bertahap dan terbatas dengan Kopassus.
Saya menandaskan kepada Bapak Presiden bahwa langkah awal ini akan dilaksanakan dalam batas-batas hukum AS dan bukan menandakan berkurangnya perhatian kami pada masalah hak asasi manusia dan akuntabilitas. Yang lebih penting lagi, kemampuan kita untuk memperluas langkah-langkah awal ini akan tergantung pada implementasi reformasi yang berkelanjutan dalam tubuh Kopassus dan TNI.
Kami menganggap hal ini merupakan perkembangan yang sangat signifikan dalam hubungan militer antara kedua negara dan kami berharap untuk bisa bekerja lebih erat lagi dengan TNI di tahun-tahun mendatang. Sekarang, saya mohon diri karena saya dan Menhan akan melakukan pertemuan untuk membicarakan hal ini dan masalah-masalah keamanan lainnya. Dan, saya akan bertemu dengan pers Indonesia dan AS sore hari nanti untuk menjawab pertanyaan Anda. Terima kasih.
US Embassy
22 Juli 2010 -- MENHAN GATES: Terima kasih dan selamat sore. Menyenangkan sekali dapat kembali ke Jakarta. Saya baru saja mengakhiri sebuah pertemuan yang sangat menyenangkan dengan Bapak Presiden dan para pejabat RI lainnya. Kami membahas isu-isu keamanan bilateral, regional dan global serta membicarakan berbagai area dimana militer dari kedua negara kita bekerja sama untuk memajukan kepentingan kita bersama.
Saya senang bisa mengatakan kepada Bapak Presiden bahwa sebagai hasil dari reformasi militer Indonesia selama dasawarsa terakhir, profesionalisasi TNI yang terus berlangsung, dan berbagai langkah baru yang diambil oleh Kementerian Pertahanan RI untuk menangani masalah hak asasi manusia, Amerika Serikat akan memulai sebuah program kegiatan kerjasama keamanan yang bertahap dan terbatas dengan Kopassus.
Saya menandaskan kepada Bapak Presiden bahwa langkah awal ini akan dilaksanakan dalam batas-batas hukum AS dan bukan menandakan berkurangnya perhatian kami pada masalah hak asasi manusia dan akuntabilitas. Yang lebih penting lagi, kemampuan kita untuk memperluas langkah-langkah awal ini akan tergantung pada implementasi reformasi yang berkelanjutan dalam tubuh Kopassus dan TNI.
Kami menganggap hal ini merupakan perkembangan yang sangat signifikan dalam hubungan militer antara kedua negara dan kami berharap untuk bisa bekerja lebih erat lagi dengan TNI di tahun-tahun mendatang. Sekarang, saya mohon diri karena saya dan Menhan akan melakukan pertemuan untuk membicarakan hal ini dan masalah-masalah keamanan lainnya. Dan, saya akan bertemu dengan pers Indonesia dan AS sore hari nanti untuk menjawab pertanyaan Anda. Terima kasih.
US Embassy
Amerika akan Lanjutkan Hubungan dengan Kopassus
Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, berjabat tangan dengan Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates sebelum rapat di Jakarta, Indonesia, Kamis 22 Juli 2010. (Foto: AP)
22 Juli 2010, Jakarta -- Amerika Serikat mengatakan akan melanjutkan hubungan militer dengan Kopassus, komando pasukan khusus Indonesia, yang putus lebih sepuluh tahun lalu disebabkan isu-isu hak azasi.
Keputusan itu diumumkan hari Kamis oleh seorang pejabat senior pertahanan Amerika pada saat Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates melakukan kunjungan resmi di Jakarta, Indonesia.
Amerika Serikat memutuskan hubungan dengan satuan militer khusus itu, Kopassus, tahun 1998 setelah Kopassus terlibat dalam pelanggaran HAM di Timor Timur, bekas jajahan Indonesia, dan di tempat-tempat lain.
Pemerintahan Obama sedang berusaha membangun hubungan diplomatik dan militer dengan Indonesia, sekutu penting Amerika di dunia Muslim.
Tetapi organisasi-organisasi hak azasi dan beberapa anggota Kongres Amerika telah menyuarakan keprihatinan bahwa beberapa pelanggar HAM masih berada dalam kalangan Kopassus.
Pejabat pertahanan Amerika itu mengatakan Washington akan melakukan “proses yang berhati-hati dan bertahap” dalam melanjutkan hubungan dengan satuan militer itu.
VOAnews
22 Juli 2010, Jakarta -- Amerika Serikat mengatakan akan melanjutkan hubungan militer dengan Kopassus, komando pasukan khusus Indonesia, yang putus lebih sepuluh tahun lalu disebabkan isu-isu hak azasi.
Keputusan itu diumumkan hari Kamis oleh seorang pejabat senior pertahanan Amerika pada saat Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates melakukan kunjungan resmi di Jakarta, Indonesia.
Amerika Serikat memutuskan hubungan dengan satuan militer khusus itu, Kopassus, tahun 1998 setelah Kopassus terlibat dalam pelanggaran HAM di Timor Timur, bekas jajahan Indonesia, dan di tempat-tempat lain.
Pemerintahan Obama sedang berusaha membangun hubungan diplomatik dan militer dengan Indonesia, sekutu penting Amerika di dunia Muslim.
Tetapi organisasi-organisasi hak azasi dan beberapa anggota Kongres Amerika telah menyuarakan keprihatinan bahwa beberapa pelanggar HAM masih berada dalam kalangan Kopassus.
Pejabat pertahanan Amerika itu mengatakan Washington akan melakukan “proses yang berhati-hati dan bertahap” dalam melanjutkan hubungan dengan satuan militer itu.
VOAnews
Penerjunan Malam Paskhas dan Special Force
23 Juli 2010, Bandung -- Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Paskhasau) dari Paskhasu bersama dengan Special Force dari USAF berlatih penerjunan malam Halo/Haho dengan drop zone di Lanud Sulaiman. Seusai briefing penerbangan pukul 13.00 WIB pasukan khusus dari kedua Negara langsung bersiap untuk berlatih terjun malam Halo, menggunakan pesawat Herkules USAF. Rabu, (22/7).
Hari ketiga pelaksanaan Latma Teak Iron 2010 dilaksanakan satu shortie penerbangan, sebanyak 21 orang peterjun yang terdiri dari 13 orang peterjun Paskhasau dan 8 orang peterjun USAF dengan menggunakan pesawat Herkules USAF. Tujuan dari latihan terjun Halo/Haho pada malam hari dari ketinggian dua belas ribu kaki tersebut bertujuan untuk menghindari terditeksi oleh musuh dan dapat masuk kedaerah musuh.
Pentak Sulaeman
Hari ketiga pelaksanaan Latma Teak Iron 2010 dilaksanakan satu shortie penerbangan, sebanyak 21 orang peterjun yang terdiri dari 13 orang peterjun Paskhasau dan 8 orang peterjun USAF dengan menggunakan pesawat Herkules USAF. Tujuan dari latihan terjun Halo/Haho pada malam hari dari ketinggian dua belas ribu kaki tersebut bertujuan untuk menghindari terditeksi oleh musuh dan dapat masuk kedaerah musuh.
Pentak Sulaeman
Aksi Terakhir F-111 RAAF
23 Juli 2010 – Empat pembom sayap ayun F-111 dari pangkalan udara RAAF Amberley, Queensland, berpartisipasi dalam latma udara Pitch Black 2010, diikuti Australia, Selandia Baru, Singapura dan Thailand.
F-111 telah mengabdi di AU Australia 37 tahun, akan digantikan F/A-18 Hornet dan Super Hornet.
F-111 akan kembali ke Darwin dan akan mengikuti latihan Kakadu dan Singaroo, sebelum dipensiunkan akhir tahun ini.
Pembom sayap ayun F-111 dari skuadron 6 sedang taxi di landasan pangkalan udara RAAF di Darwin sebelum melakukan misi penerbangan saat mengikuti latma Pitch Black 2010. (Foto: Australia DoD)
Pembom F-111 bersiap lepas landas. (Foto: Australia DoD)
Berita HanKam
F-111 telah mengabdi di AU Australia 37 tahun, akan digantikan F/A-18 Hornet dan Super Hornet.
F-111 akan kembali ke Darwin dan akan mengikuti latihan Kakadu dan Singaroo, sebelum dipensiunkan akhir tahun ini.
Pembom sayap ayun F-111 dari skuadron 6 sedang taxi di landasan pangkalan udara RAAF di Darwin sebelum melakukan misi penerbangan saat mengikuti latma Pitch Black 2010. (Foto: Australia DoD)
Pembom F-111 bersiap lepas landas. (Foto: Australia DoD)
Berita HanKam
Raytheon and Elcome Marine Complete Phalanx Maintenance for Indian Navy
22 July 2010, FARNBOROUGH, England -- Raytheon Company (NYSE: RTN) and Elcome Marine Services of Mumbai, India, completed inspection and maintenance on two Phalanx Close-in Weapon Systems for the Indian Navy.
"Raytheon and Elcome worked together to complete this project in just a few days," said Cynthia Davis, Raytheon Missile Systems vice president of International Business Development. "The Indian Navy now has two highly effective Phalanx systems to defend the INS Jalashwa and its sailors."
In 2007, the U.S. government transferred the INS Jalashwa to India. The landing platform dock arrived in India with two Phalanx Block 1 systems on board.
Maintenance on the Phalanx systems included the replacement of circuit cards and other work.
The Phalanx Block 1 configuration features a proven 20 mm Gatling gun, which fires armor-piercing rounds at 3,000 or 4,500 shots per minute. Phalanx Block 1 also includes an advanced search and track Ku-band radar with closed-loop spotting technology to provide autonomous target detection and engagement. The system can interface with virtually any ship combat system and can provide target designation for other shipboard weapons.
"We are talking with the Indian Navy about upgrading its Block 1 systems and acquiring additional Phalanx systems, as well as other Raytheon products to defend India's fleet and sailors," Davis added.
Raytheon has produced more than 890 Phalanx systems for 25 nations around the world.
Raytheon Company, with 2009 sales of $25 billion, is a technology and innovation leader specializing in defense, homeland security and other government markets throughout the world. With a history of innovation spanning 88 years, Raytheon provides state-of-the-art electronics, mission systems integration and other capabilities in the areas of sensing; effects; and command, control, communications and intelligence systems, as well as a broad range of mission support services. With headquarters in Waltham, Mass., Raytheon employs 75,000 people worldwide.
Raytheon Company
Lockheed Martin F-22 Soars At Farnborough
22 July 2010, FARNBOROUGH, England -- The Lockheed Martin [NYSE: LMT] F-22 Raptor showcased its unrivaled maneuverability and aerial prowess for the international crowd attending the Farnborough International Airshow, July 19-20, in the United Kingdom. The Raptor, the world’s only operational 5th generation fighter, made its second straight Farnborough appearance after its popular performance during the 2008 show. The F-22 at the show was deployed from Elmendorf AFB, Alaska, and flown by Maj. David ‘Zeke’ Skalicky of the F-22 Demonstration Team from the U.S. Air Force’s Air Combat Command at Langley Air Force Base, Va.
Lockheed Martin
Menhan RI Menerima Kunjungan Kehormatan Menhan AS
Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro ( 2 kiri), menerima kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Robert Gates (kiri), di Jakarta, Kamis ( 22/7). Kunjungan kehormatan Menhan AS, Robert Gates dan rombongan ke Indonesia tersebut dalam rangka meningaktkan hubungan bilateral, terutama di bidang pertahanan. (Foto: ANTARA/ Ujang Zaelani/ed/pd/10)
22 Juli 2010, Jakarta -- Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prof. Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro, MSc., MA., Ph.D, menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Amerika Serikat H.E. Robert Gates, Kamis (22/7) di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Kunjungan kali ini dilakukan dalam rangka mempererat dan meningkatkan hubungan bilateral kedua negara khususnya kerjasama di bidang pertahanan.
Kunjungan Menhan AS ke Indonesia tersebut dilaksanakan selama dua hari dan besok direncanakan meninggalkan Jakarta.. Selain kunjungan kepada Menhan RI, sebelumnya Menhan AS juga melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam kunjungannya di Kemhan RI, Menhan AS diterima oleh Menhan RI melalui Upacara jajar kehormatan di Halaman depan kantor Kemhan RI. Turut mendampingi Menhan antara lain Wamenhan RI Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso, Sekjen Kemhan RI Marsdya TNI Eris Herryanto dan sejumlah pejabat eselon I Kemhan RI.
Sementara itu, Menhan AS dalam kunjungannya didampingi Duta Besar Amerika Serikat, H. E. Cameron Hume, Sen. Military Asistant VADM Joe Kernan, Ass. Sec. of Defence Hon. Wallace Gregson, Ass. Sec. of Defence Hon Geoff Morell, Deputy Ass. Sec. of Defence, Robert Scher, Indonesia Country Director Kelly Huang dan sejumlah pejabat senior Departemen Pertahanan AS.
Agenda pertemuan kedua Menhan tersebut, akan membicarakan beberapa hal terkait dengan upaya peningkatan kerjasama di bidang pertahanan kedua negara, meliputi kerjasama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pertahanan, pertukaran personel, latihan bersama, saling kunjung dan saling tukar informasi serta bentuk - bentuk kerjasama lainnya yang berdasarkan prinsip kesetaraan dan kepentingan bersama kedua negara.
Sebelumnya pada tanggal 10 Juni 2010, Kemhan RI dan Dephan AS telah sepakat untuk menegaskan kembali kerjasama di bawah kerangka “the Comprehensive Partnership”. Kesepakatan tersebut tertuang dalam Pengaturan kerangka kerjasama tentang kegiatan-kegiatan kerjasama dalam bidang pertahanan antara Kemhan RI dengan Dephan AS, yang ditandatangi antara pihak Indonesia yang diwakili Dirjen Strahan Kemhan RI Mayjen TNI Syarifudin Tippe, S.IP., M.Si dengan pihak Amerika Serikat yaitu Wakil Asisten Sekretaris Pertahanan Untuk Asia Selatan dan Tenggara Robert M. Scher.
RI - AS wujudkan kerjasama komprehensif
Seorang instruktur dari US Navy Seals (kiri), menyaksikan sejumlah anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmatim, saat melakukan parameter tempur Close Qurter Combat (CQC), di lingkungan Bandara Juanda lama Surabaya, Kamis (22/7). Kegiatan CQC tersebut, merupakan latihan bersama Flash Iron 10 - 02 JCET antara Kopaska TNI AL dan US Navy Seals tersebut, untuk menciptakan kemampuan profesional untuk merencanakan dan melaksanakan protap kesiapsiagaan operasional tempur. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/pd/10)
Usai melaksanakan pertemuannya dengan Menhan Roberts Gates, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Pemerintah Amerika dan Pemeritah Indonesia telah sepakat untuk merefleksikan dan mewujudkan kerjasama yang komprehensif khusus dibidang pertahanan berdasarkan krangka US-Indonesia Comprehensif Partnership.
Menhan Purnomo Yusgiantoro, menjelaskan terdapat beberapa hal kerjasama pertahanan yang dibahas dan ditekankan untuk terus ditingkatkan. Salah satunya adalah Proyek Pengembangan Kapastias tentang Keamanan Maritim dan Peace Keeping Operation. Nantinya diharapkan pemerintah US dalam hal ini Departemen Pertahanan AS, akan bisa mendukung demi aspek Capacity Building bagi pasukan misi perdamaian yang dimiliki oleh TNI yang dari waktu ke waktu terus ditingkatkan.
Demikian halnya dengan masalah Humanitarian Assistance juga disampaikan kepada Menhan AS bahwa Indonesia kini tengah membangun fasilitas peace keeping center untuk melatih personel TNI untuk dilibatkan pada misi perdamaaian dan misi bantuan kemanusian.
Lebih lanjut Menhan mengungkapkan didalam pertemuannya dengan Menhan Robert Gates telah dibahas juga kerjasama industri pertahanan. Diharapkan kedua negara bisa saling mendukung dalam mewujudkan pengembangan industri pertahanan dalam hal pengadaan logistik dan persediaan peralatan militer.
Menhan Purnomo juga menyampaikan, pada kesempatan pertemuanya dengan Menhan AS juga digunakan untuk membahas kerjasama di bidang pendidikan melalui lembaga pendidikan National Defence University. Dijelaskan Menhan, kerjasama ini nantinya bukan hanya akan diarahkan kepada pertukaran siswa dengan gelar S2, melainkan pertukaran tenaga pengajar atau instruktur.
Kerjasama Militer lainnya yang juga turut dibahas pada pertemuan tersebut, salah satunya adalah bidang Counter Terorism (Penanggulangan Terorisme) dan kerjasama military intelegence yang sepakat untuk terus ditingkatkan. Terkait masalah Counter terrorism, Pemerintah AS memberikan apresiasinya terhadap langkah-langkah Pemerintah Indonesia untuk menindak setiap aksi teror yang ada di Indonesia.
Terkait perkembangan keamanan di wilayah Laut Cina Selatan, kedua pihak juga sepakat untuk menjadikan Laut Cina Selatan sebagai suatu jalur didalam Alur Laut Kepulauan Indonesia yang bebas dari ancaman dan hambatan yang akan timbul.
Pengaturan kerangka kerjasama tersebut dimaksudkan untuk menggabungkan kegiatan-kegiatan kerjasama dalam bidang pertahanan yang telah terbentuk, atas dasar prinsip-prinsip saling menghargai, percaya, dan saling menguntungkan.
DMC
22 Juli 2010, Jakarta -- Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prof. Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro, MSc., MA., Ph.D, menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Amerika Serikat H.E. Robert Gates, Kamis (22/7) di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Kunjungan kali ini dilakukan dalam rangka mempererat dan meningkatkan hubungan bilateral kedua negara khususnya kerjasama di bidang pertahanan.
Kunjungan Menhan AS ke Indonesia tersebut dilaksanakan selama dua hari dan besok direncanakan meninggalkan Jakarta.. Selain kunjungan kepada Menhan RI, sebelumnya Menhan AS juga melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam kunjungannya di Kemhan RI, Menhan AS diterima oleh Menhan RI melalui Upacara jajar kehormatan di Halaman depan kantor Kemhan RI. Turut mendampingi Menhan antara lain Wamenhan RI Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso, Sekjen Kemhan RI Marsdya TNI Eris Herryanto dan sejumlah pejabat eselon I Kemhan RI.
Sementara itu, Menhan AS dalam kunjungannya didampingi Duta Besar Amerika Serikat, H. E. Cameron Hume, Sen. Military Asistant VADM Joe Kernan, Ass. Sec. of Defence Hon. Wallace Gregson, Ass. Sec. of Defence Hon Geoff Morell, Deputy Ass. Sec. of Defence, Robert Scher, Indonesia Country Director Kelly Huang dan sejumlah pejabat senior Departemen Pertahanan AS.
Agenda pertemuan kedua Menhan tersebut, akan membicarakan beberapa hal terkait dengan upaya peningkatan kerjasama di bidang pertahanan kedua negara, meliputi kerjasama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pertahanan, pertukaran personel, latihan bersama, saling kunjung dan saling tukar informasi serta bentuk - bentuk kerjasama lainnya yang berdasarkan prinsip kesetaraan dan kepentingan bersama kedua negara.
Sebelumnya pada tanggal 10 Juni 2010, Kemhan RI dan Dephan AS telah sepakat untuk menegaskan kembali kerjasama di bawah kerangka “the Comprehensive Partnership”. Kesepakatan tersebut tertuang dalam Pengaturan kerangka kerjasama tentang kegiatan-kegiatan kerjasama dalam bidang pertahanan antara Kemhan RI dengan Dephan AS, yang ditandatangi antara pihak Indonesia yang diwakili Dirjen Strahan Kemhan RI Mayjen TNI Syarifudin Tippe, S.IP., M.Si dengan pihak Amerika Serikat yaitu Wakil Asisten Sekretaris Pertahanan Untuk Asia Selatan dan Tenggara Robert M. Scher.
RI - AS wujudkan kerjasama komprehensif
Seorang instruktur dari US Navy Seals (kiri), menyaksikan sejumlah anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmatim, saat melakukan parameter tempur Close Qurter Combat (CQC), di lingkungan Bandara Juanda lama Surabaya, Kamis (22/7). Kegiatan CQC tersebut, merupakan latihan bersama Flash Iron 10 - 02 JCET antara Kopaska TNI AL dan US Navy Seals tersebut, untuk menciptakan kemampuan profesional untuk merencanakan dan melaksanakan protap kesiapsiagaan operasional tempur. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/pd/10)
Usai melaksanakan pertemuannya dengan Menhan Roberts Gates, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Pemerintah Amerika dan Pemeritah Indonesia telah sepakat untuk merefleksikan dan mewujudkan kerjasama yang komprehensif khusus dibidang pertahanan berdasarkan krangka US-Indonesia Comprehensif Partnership.
Menhan Purnomo Yusgiantoro, menjelaskan terdapat beberapa hal kerjasama pertahanan yang dibahas dan ditekankan untuk terus ditingkatkan. Salah satunya adalah Proyek Pengembangan Kapastias tentang Keamanan Maritim dan Peace Keeping Operation. Nantinya diharapkan pemerintah US dalam hal ini Departemen Pertahanan AS, akan bisa mendukung demi aspek Capacity Building bagi pasukan misi perdamaian yang dimiliki oleh TNI yang dari waktu ke waktu terus ditingkatkan.
Demikian halnya dengan masalah Humanitarian Assistance juga disampaikan kepada Menhan AS bahwa Indonesia kini tengah membangun fasilitas peace keeping center untuk melatih personel TNI untuk dilibatkan pada misi perdamaaian dan misi bantuan kemanusian.
Lebih lanjut Menhan mengungkapkan didalam pertemuannya dengan Menhan Robert Gates telah dibahas juga kerjasama industri pertahanan. Diharapkan kedua negara bisa saling mendukung dalam mewujudkan pengembangan industri pertahanan dalam hal pengadaan logistik dan persediaan peralatan militer.
Menhan Purnomo juga menyampaikan, pada kesempatan pertemuanya dengan Menhan AS juga digunakan untuk membahas kerjasama di bidang pendidikan melalui lembaga pendidikan National Defence University. Dijelaskan Menhan, kerjasama ini nantinya bukan hanya akan diarahkan kepada pertukaran siswa dengan gelar S2, melainkan pertukaran tenaga pengajar atau instruktur.
Kerjasama Militer lainnya yang juga turut dibahas pada pertemuan tersebut, salah satunya adalah bidang Counter Terorism (Penanggulangan Terorisme) dan kerjasama military intelegence yang sepakat untuk terus ditingkatkan. Terkait masalah Counter terrorism, Pemerintah AS memberikan apresiasinya terhadap langkah-langkah Pemerintah Indonesia untuk menindak setiap aksi teror yang ada di Indonesia.
Terkait perkembangan keamanan di wilayah Laut Cina Selatan, kedua pihak juga sepakat untuk menjadikan Laut Cina Selatan sebagai suatu jalur didalam Alur Laut Kepulauan Indonesia yang bebas dari ancaman dan hambatan yang akan timbul.
Pengaturan kerangka kerjasama tersebut dimaksudkan untuk menggabungkan kegiatan-kegiatan kerjasama dalam bidang pertahanan yang telah terbentuk, atas dasar prinsip-prinsip saling menghargai, percaya, dan saling menguntungkan.
DMC
South Africa Purchases Raytheon Paveway™ Laser-Guided Bombs
22 July 2010, FARNBOROUGH, England -- The South African Department of Defence awarded Raytheon Company (NYSE: RTN) a contract for Paveway II laser-guided bombs.
Raytheon will provide the South African military with LGB computer control groups and air foil groups that transform "dumb" bombs into precision-guided munitions for operational test and evaluation on South Africa's Gripen fighter aircraft.
ARMSCOR awarded a contract on behalf of the South African Air Force for the procurement of LGB bomb kits. ARMSCOR, the Armaments Corporation of South Africa, is the officially appointed acquisition organization for the South African DoD.
The direct commercial sale was negotiated with the assistance of South Africa's ATLANTIS Corporation and calls for Raytheon to begin delivery in 2011. In addition to the weapons, Raytheon will provide air- and ground-crew training.
"The combat-proven Paveway family of weapons is integrated on more than 22 aircraft and serves 41 nations around the globe, making this weapon the ideal choice for the South African warfighter," said Harry Schulte, vice president of Raytheon's Air Warfare Systems product line. "Raytheon is the sole provider of the Paveway family of weapons and is committed to providing the warfighter with a reliable direct-attack weapon at a cost-effective price."
Raytheon Company, with 2009 sales of $25 billion, is a technology and innovation leader specializing in defense, homeland security and other government markets throughout the world. With a history of innovation spanning 88 years, Raytheon provides state-of-the-art electronics, mission systems integration and other capabilities in the areas of sensing; effects; and command, control, communications and intelligence systems, as well as a broad range of mission support services. With headquarters in Waltham, Mass., Raytheon employs 75,000 people worldwide.
Raytheon Company
Eurofighter Typhoon: Air Forces take delivery of a latest technology Helmet Mounted Symbology System
22 July 2010 -- In July 2010 the UK Royal Air Force, Spanish Air Force, Italian Air Force and the German Luftwaffe have begun taking delivery of the most advanced Helmet Mounted Symbology System (HMSS) which will form a key component of their Eurofighter Typhoon weapon systems.
The HMSS significantly improves tactical performance for Eurofighter pilots, by providing essential flight and weapon aiming information through line of sight imagery. Information imagery includes aircraft’s flight parameters, weapons status and aiming all projected on the HEA (Helmet Equipment Assembly) visor, thereby enabling the pilot to simultaneously look out in any direction (head out) and have all required flight and weapon aiming information always in his field of vision.
Together the Typhoon Helmet and HMSS provide world leading capabilities, giving the pilot, in conjunction with the rest of the Typhoon Human Machine Interface, unrivalled situational awareness whether “head in” or “head out”.
The HMSS passive and stealthy sensor system, developed and manufactured by BAE Systems, provides the Eurofighter pilot with significant operational advantages by reducing pilot workload and increasing the weapon envelope in combat situations. The Eurofighter Pilot will be able to instantly designate targets with full head movement, reducing the need for in-cockpit switch selection and aircraft manoeuvring. This exploits the full potential of high off-boresight missiles such as IRIS-T and ASRAAM which can now be deployed without the need to turn the aircraft on to the target.
As well as providing non-avionic type helmet essential safety characteristics of pilot life support and communications functions, the HMSS has full integration with all Eurofighter attack and navigation systems. The new helmet can be used throughout the full aircraft envelope (up to 9g) for both air-to-air and air-to-ground day / night missions. Ongoing weapon system capabilities including additional air-to-ground features will be released next year with the first already contracted batch of the Eurofighter enhancements programme. The new helmet and HMSS allow for ongoing development and enhancement such as increased night vision capabilities.
The HMSS is manufactured from carbon fibre and at under 2 kg its weight is similar to other contemporary non-HMSS helmets. Its modular design incorporates a pilot personal “inner” helmet, which fits into the standard “outer” avionic HMMS. This design allows both personal comfort and reduced ownership costs through the flexibility of an outer interchangeable HMSS. Ejection safety characteristics are built into the design.
The new helmet and HMSS has be in action during the Farnborough Air Show with BAE Systems test pilot Nat Makepeace wearing it during his daily air display.
Eurofighter
Panglima TNI: Persoalan Kopassus Selesai
Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro (kiri) dan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert M. Gates berjalan menuju ruang pertemuan untuk bertemu dengan Presiden SBY di kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (22/7). Pertemuan tersebut membahas soal peningkatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/mes/10)
22 Juli 2010, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menyatakan, persoalan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) oleh Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus), sudah selesai.
"Bagi TNI, persoalan dugaan pelanggaran HAM oleh Kopassus telah selesai," katanya, di Jakarta, Kamis, menanggapi pembukaan kembali latihan bagi Kopassus oleh Amerika Serikat (AS) yang disampaikan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Robert Gates, usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro.
Ia mengatakan, sejak sepuluh tahun lebih TNI telah melakukan reformasi internal di berbagai lini dan itu telah disampaikan di berbagai forum internasional. "Misalnya, dalam pertemuan Panglima Angkatan Bersenjata se-Asia Pasifik (Chief of Defence Conference/CHOD), kepercayaan yang diberikan kepada TNI untuk ikut dalam Latihan Bersama Komando AS Kawasan Asia Pasifik Cobra Gold, latihan misi perdamaian PBB Garuda Shield dan lainnya," tutur Djoko.
Tak hanya itu, TNI juga tetap menerima program-porogram pendidikan dan latihan yang diberikan Komando AS di Asia Pasifik (USPACOM). "Tahun ini, ada 107 program yang ditawarkan. Namun, biasanya kami hanya ambil sesuai kebutuhan TNI," kata Panglima TNI.
Djoko bahkan menegaskan, TNI juga telah memasukkan pendidikan HAM dalam kurikulum di setiap jenjang pendidikan di TNI sehingga tidak ada lagi prajurit TNI yang akan melanggar HAM dalam penungasannya, baik di daerah aman maupun di daerah konflik.
"Jadi, bagi TNI, persoalan Kopassus terkait pelanggaran HAM sudah selesai," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Panglima TNI menyatakan, pihaknya menyambut positif keputusan AS untuk memberikan kembali latihan bagi Kopassus.
"Kami akan mempersiapkan dengan sebaik-baiknya, apalagi Kopassus merupakan salah satu satuan khusus terbaik di dunia," ujarnya, usai mendampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengadakan pembicaraan bilateral dengan Menhan Robert Gates.
ANTARA News
22 Juli 2010, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menyatakan, persoalan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) oleh Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus), sudah selesai.
"Bagi TNI, persoalan dugaan pelanggaran HAM oleh Kopassus telah selesai," katanya, di Jakarta, Kamis, menanggapi pembukaan kembali latihan bagi Kopassus oleh Amerika Serikat (AS) yang disampaikan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Robert Gates, usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro.
Ia mengatakan, sejak sepuluh tahun lebih TNI telah melakukan reformasi internal di berbagai lini dan itu telah disampaikan di berbagai forum internasional. "Misalnya, dalam pertemuan Panglima Angkatan Bersenjata se-Asia Pasifik (Chief of Defence Conference/CHOD), kepercayaan yang diberikan kepada TNI untuk ikut dalam Latihan Bersama Komando AS Kawasan Asia Pasifik Cobra Gold, latihan misi perdamaian PBB Garuda Shield dan lainnya," tutur Djoko.
Tak hanya itu, TNI juga tetap menerima program-porogram pendidikan dan latihan yang diberikan Komando AS di Asia Pasifik (USPACOM). "Tahun ini, ada 107 program yang ditawarkan. Namun, biasanya kami hanya ambil sesuai kebutuhan TNI," kata Panglima TNI.
Djoko bahkan menegaskan, TNI juga telah memasukkan pendidikan HAM dalam kurikulum di setiap jenjang pendidikan di TNI sehingga tidak ada lagi prajurit TNI yang akan melanggar HAM dalam penungasannya, baik di daerah aman maupun di daerah konflik.
"Jadi, bagi TNI, persoalan Kopassus terkait pelanggaran HAM sudah selesai," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Panglima TNI menyatakan, pihaknya menyambut positif keputusan AS untuk memberikan kembali latihan bagi Kopassus.
"Kami akan mempersiapkan dengan sebaik-baiknya, apalagi Kopassus merupakan salah satu satuan khusus terbaik di dunia," ujarnya, usai mendampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengadakan pembicaraan bilateral dengan Menhan Robert Gates.
ANTARA News
AS Apresiasi Reformasi TNI
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert M. Gates di kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (22/7). Pertemuan tersebut membahas soal peningkatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/mes/10)
22 Juli 2010, Jakarta -- Pemerintah Amerika Serikat memberikan apresiasi atas reformasi TNI yang berlangsung sejak beberapa tahun terakhir dan berharap hubungan kerja sama militer kedua negara dapat meningkat.
Menteri Pertahanan AS Robert Gates dalam keterangan pers usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Presiden Jakarta, Kamis siang, mengatakan, sejumlah kebijakan yang diambil Kementerian Pertahanan RI atas isu hak asasi manusia juga menjadi dasar pertimbangan keinginan peningkatan kerja sama itu.
"Dengan senang saya sampaikan kepada Presiden bahwa hasil reformasi militer dalam beberapa dekade ini, profesionalisme TNI dan sejumlah kebijakan Kementerian Pertahanan terhadap beberapa isu hak asasi manusia membuat AS akan memulai program kerjasama keamanan dengan Pasukan Khusus Indonesia," katanya.
Gates menambahkan, peningkatan kerja sama juga akan diikuti dengan kelanjutan reformasi TNI dan Kopassus dalam masa mendatang.
"Kami mempertimbangkan pembangunan kerjasama militer kedua negara dan hubungan yang lebih dekat dengan TNI dimasa yang akan datang," tegasnya.
Robert Gates setelah bertemu Presiden kemudian menuju kementerian pertahanan untuk pembicaraan bilateral dengan Menhan Purnomo Yusgiantoro.
Sebelum bertemu Presiden Yudhoyono, Robert Gates mengadakan pertemuan tertutup dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membahas berbagai hal, terkait hubungan kedua negara terutama dalam bidang pertahanan dan keamanan, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.
Dirjen Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Syarifuddin Tippe kepada ANTARA News mengatakan, tidak ada hal baru dalam pertemuan kedua menteri pertahanan itu, selain membahas kembali kerja sama yang telah dijalin kedua pihak dalam bidang pertahanan.
"Tidak ada hal baru yang signifikan yang diajukan Amerika Serikat kepada Indonesia, dalam kerangka kerja sama pertahanan kedua negara. Pembahasan hanya berbicara seputar kerja sama yang telah dilaksanakan kedua pihak untuk meningkatkan dan lebih memantapkan kerja sama pertahanan kedua negara," ungkapnya.
Sebelumnya, Pemerintah RI dan AS melalui kementerian pertahanan kedua negara sepakat untuk menegaskan kembali kerja sama di bawah kerangka kemitraan komprehensif serta penerapannya yang akan dituangkan dalam sebuah rencana aksi.
Kesepakatan itu tertuang dalam nota kerja sama bidang pertahanan antara Kemenhan RI dengan Dephan AS yang memuat pengaturan kerangka kegiatan kerja sama bidang pertahanan antara Kemenhan RI dengan Dephan AS, yang ditandatangani pada Juni 2010.
ANTARA News
22 Juli 2010, Jakarta -- Pemerintah Amerika Serikat memberikan apresiasi atas reformasi TNI yang berlangsung sejak beberapa tahun terakhir dan berharap hubungan kerja sama militer kedua negara dapat meningkat.
Menteri Pertahanan AS Robert Gates dalam keterangan pers usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Presiden Jakarta, Kamis siang, mengatakan, sejumlah kebijakan yang diambil Kementerian Pertahanan RI atas isu hak asasi manusia juga menjadi dasar pertimbangan keinginan peningkatan kerja sama itu.
"Dengan senang saya sampaikan kepada Presiden bahwa hasil reformasi militer dalam beberapa dekade ini, profesionalisme TNI dan sejumlah kebijakan Kementerian Pertahanan terhadap beberapa isu hak asasi manusia membuat AS akan memulai program kerjasama keamanan dengan Pasukan Khusus Indonesia," katanya.
Gates menambahkan, peningkatan kerja sama juga akan diikuti dengan kelanjutan reformasi TNI dan Kopassus dalam masa mendatang.
"Kami mempertimbangkan pembangunan kerjasama militer kedua negara dan hubungan yang lebih dekat dengan TNI dimasa yang akan datang," tegasnya.
Robert Gates setelah bertemu Presiden kemudian menuju kementerian pertahanan untuk pembicaraan bilateral dengan Menhan Purnomo Yusgiantoro.
Sebelum bertemu Presiden Yudhoyono, Robert Gates mengadakan pertemuan tertutup dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membahas berbagai hal, terkait hubungan kedua negara terutama dalam bidang pertahanan dan keamanan, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.
Dirjen Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Syarifuddin Tippe kepada ANTARA News mengatakan, tidak ada hal baru dalam pertemuan kedua menteri pertahanan itu, selain membahas kembali kerja sama yang telah dijalin kedua pihak dalam bidang pertahanan.
"Tidak ada hal baru yang signifikan yang diajukan Amerika Serikat kepada Indonesia, dalam kerangka kerja sama pertahanan kedua negara. Pembahasan hanya berbicara seputar kerja sama yang telah dilaksanakan kedua pihak untuk meningkatkan dan lebih memantapkan kerja sama pertahanan kedua negara," ungkapnya.
Sebelumnya, Pemerintah RI dan AS melalui kementerian pertahanan kedua negara sepakat untuk menegaskan kembali kerja sama di bawah kerangka kemitraan komprehensif serta penerapannya yang akan dituangkan dalam sebuah rencana aksi.
Kesepakatan itu tertuang dalam nota kerja sama bidang pertahanan antara Kemenhan RI dengan Dephan AS yang memuat pengaturan kerangka kegiatan kerja sama bidang pertahanan antara Kemenhan RI dengan Dephan AS, yang ditandatangani pada Juni 2010.
ANTARA News
Thursday, July 22, 2010
Sikorsky Innovations Introduces X2 TechnologyTM Light Tactical Helicopter Simulator
21 July 2010, STRATFORD, Connecticut -- Sikorsky Innovations, the technology development organization of Sikorsky Aircraft Corp., has unveiled an X2 TechnologyTM Light Tactical Helicopter (LTH) simulator that will provide potential customers with a tangible experience of the significant benefits of X2 Technology. Sikorsky is a subsidiary of United Technologies Corp. (NYSE:UTX).
X2 Technology combines an integrated suite of technologies to advance the state-of-the-art, counter-rotating coaxial rotor helicopter. It is designed to demonstrate that a helicopter can cruise comfortably at 250 knots while retaining such desirable attributes as excellent low-speed handling, efficient hovering, and a seamless and simple transition to high speed. Sikorsky introduced the X2 Technology demonstrator in 2005, and the program has been steadily progressing through flight testing with the goal of achieving the 250-knot speed later this year.
Among the innovative technologies the X2 Technology demonstrator employs are fly-by-wire flight controls, counter-rotating rigid rotor blades, hub drag reduction, active vibration control, and an integrated auxiliary propulsion system.
“The X2 LTH simulator will demonstrate the military application of the capabilities that we are proving out with our X2 Technology demonstrator,” said Teresa Carleton, Vice President, Mission Systems Integration. “With the simulator, we can fly a light tactical helicopter variation of the X2 Technology demonstrator through various mission scenarios, and demonstrate the advantages of speed, high agility, low acoustic signature, and low vibrations. It will be a tremendous, mobile tool that we can bring to potential customers to give them a ‘hands on’ sense of the flight and mission advantages we are bringing to the aviation landscape.”
As the simulator program progresses, it will be enhanced to allow integration and demonstration of technologies that support advanced mission tactics, manned–unmanned teaming, and the optionally piloted helicopter program that Sikorsky Innovations is developing.
Sikorsky Innovations is an agile, networked group of Sikorsky employees and industry teammates dedicated to demonstrating innovative technology solutions to the toughest problems in vertical flight. Sikorsky Innovations is pursuing a broad range of advanced technologies, including X2 Technology high-speed helicopter, aware and adaptive aircraft systems, and optionally piloted aircraft.
Sikorsky Aircraft Corp., based in Stratford, Conn., is a world leader in aircraft design, manufacture and service. United Technologies Corp., based in Hartford, Conn., provides a broad range of high-technology products and support services to the aerospace and building systems industries.
Sikorsky Aircraft Corp.
LAPAN Akan Bangun Stasiun Peluncuran Satelit
22 Juli 2010, Bengkulu -- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional akan membangun stasiun peluncuran satelit di Pulau Enggano, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara.
Rencana itu disampaikan Sekretaris Utama LAPAN Bambang Kusumanto usai menggelar pertemuan dengan Gubernur Bengkulu Agusrin Najamudin di Gedung Daerah, Bengkulu, Kamis.
"Pertemuan hari ini untuk mematangkan rencana pembangunan stasiun peluncuran satelit di Pulau Enggano dan kami membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah," katanya kepada wartawan.
Bambang mengatakan untuk tahap pertama akan dilakukan penandatanganan nota kesepakatan antara Pemerintah Provinsi Bengkulu dengan LAPAN pada 2 Agustus di Jakarta.
Selanjutnya, kata dia, akan dibentuk tim untuk melakukan sejumlah kajian dan survei untuk menentukan lokasi pembangunan stasiun peluncuran.
"Kami akan membuat studi kelayakan yang membutuhkan waktu enam bulan, kemudian analisis mengenai dampak lingkungan dan diharapkan pada 2011 sudah dimulai pembangunan fisik," katanya.
Selama ini, kata Bambang, LAPAN meluncurkan satelit ke sejumlah orbit melalui stasiun peluncuran Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.
Namun kapasitas stasiun peluncuran roket tersebut terbatas seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di sekitar lokasi peluncuran sehingga menimbulkan risiko yang lebih besar.
"Stasiun peluncuran di Enggano ini rencananya lebih besar dari kapasitas di Pameungpeuk dan lokasinya juga strategis dan penduduknya masih sedikit," katanya.
Sementara itu Gubernur Bengkulu Agusrin Najamudin menyambut baik rencana LAPAN tersebut karena akan membantu pemerintah dalam mengawasi pulau terluar itu.
"Kami mendukung penuh rencana ini dan akan disosialisasikan kepada masyarakat di Pulau Enggano bahwa keberadaan stasiun peluncuran satelit ini tidak membahayakan jiwa mereka," katanya.
Agusrin mengatakan luas areal yang dibutuhkan untuk membangun stasiun tersebut sekitar 200 hektare (ha) dari 40 ribu ha luas pulau yang berjarak 106 mil dari Kota Bengkulu itu.
Pulau Enggano merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang dihuni lebih dari 2.600 jiwa masyarakat adat yang terbagi dalam lima suku besar yakni Kaitora, Kaahua, Kauno, Kaharuba dan Kaharubi.
ANTARA News
Boeing Celebrates Production of 100th CH-47F Chinook
(Photo: milavia.net)
21 July 2010, RIDLEY TOWNSHIP, Pa. -- Boeing [NYSE: BA] on July 22 will celebrate the 100th CH-47F Chinook helicopter built at the company's Ridley Township facility.
"This is an incredible milestone," said Leanne Caret, Boeing vice president, H-47 Programs. "More than 2,000 Boeing employees work on the Chinook program, and they all share in this exceptional accomplishment with the rest of the company and our partners, suppliers and customers. We are dedicated to delivering aircraft with advanced capability and the utmost quality to meet warfighters' urgent needs."
Following delivery to the U.S. Army in August, the 100th Chinook will be fielded by the next unit equipped with the new aircraft.
Since completing the first production model CH-47F Chinook in August 2006, Boeing has trained and equipped six U.S. Army units and is in the process of equipping the seventh. Four units have completed deployments in Iraq and Afghanistan, where the helicopter logged nearly 50,000 flight hours and maintained an operational readiness rate of over 80 percent conducting air assault, transport and support operations.
"The CH-47F is proving its exceptional capabilities every day in combat operations," said Army Col. Bob Marion, Project Manager for Cargo Helicopters. "The technological advantages and improvements in the CH-47F are powerful combat multipliers that save soldiers' lives and support overall contingency operations in theater. I am extremely proud of our Cargo Team."
To further meet the needs of Chinook customers around the world, Boeing is implementing a $130 million renovation that will enable the Ridley Township factory to gradually increase production levels from the current four aircraft per month to a new rate of six aircraft per month in 2012.
The CH-47F features a newly designed, modernized airframe, Common Avionics Architecture System (CAAS) cockpit and Digital Automatic Flight Control System (DAFCS). The CAAS greatly improves aircrew situational awareness, and DAFCS provides dramatically improved flight-control capabilities through the entire flight envelope, significantly improved performance, and safety in the harshest of environments.
CAAS also incorporates an advanced digital map display and a data transfer system that allows storing of preflight and mission data. Improved survivability features include the Common Missile Warning and Improved Countermeasure Dispenser systems.
A unit of The Boeing Company, Boeing Defense, Space & Security is one of the world's largest defense, space and security businesses specializing in innovative and capabilities-driven customer solutions, and the world's largest and most versatile manufacturer of military aircraft. Headquartered in St. Louis, Boeing Defense, Space & Security is a $34 billion business with 68,000 employees worldwide.
Boeing
21 July 2010, RIDLEY TOWNSHIP, Pa. -- Boeing [NYSE: BA] on July 22 will celebrate the 100th CH-47F Chinook helicopter built at the company's Ridley Township facility.
"This is an incredible milestone," said Leanne Caret, Boeing vice president, H-47 Programs. "More than 2,000 Boeing employees work on the Chinook program, and they all share in this exceptional accomplishment with the rest of the company and our partners, suppliers and customers. We are dedicated to delivering aircraft with advanced capability and the utmost quality to meet warfighters' urgent needs."
Following delivery to the U.S. Army in August, the 100th Chinook will be fielded by the next unit equipped with the new aircraft.
Since completing the first production model CH-47F Chinook in August 2006, Boeing has trained and equipped six U.S. Army units and is in the process of equipping the seventh. Four units have completed deployments in Iraq and Afghanistan, where the helicopter logged nearly 50,000 flight hours and maintained an operational readiness rate of over 80 percent conducting air assault, transport and support operations.
"The CH-47F is proving its exceptional capabilities every day in combat operations," said Army Col. Bob Marion, Project Manager for Cargo Helicopters. "The technological advantages and improvements in the CH-47F are powerful combat multipliers that save soldiers' lives and support overall contingency operations in theater. I am extremely proud of our Cargo Team."
To further meet the needs of Chinook customers around the world, Boeing is implementing a $130 million renovation that will enable the Ridley Township factory to gradually increase production levels from the current four aircraft per month to a new rate of six aircraft per month in 2012.
The CH-47F features a newly designed, modernized airframe, Common Avionics Architecture System (CAAS) cockpit and Digital Automatic Flight Control System (DAFCS). The CAAS greatly improves aircrew situational awareness, and DAFCS provides dramatically improved flight-control capabilities through the entire flight envelope, significantly improved performance, and safety in the harshest of environments.
CAAS also incorporates an advanced digital map display and a data transfer system that allows storing of preflight and mission data. Improved survivability features include the Common Missile Warning and Improved Countermeasure Dispenser systems.
A unit of The Boeing Company, Boeing Defense, Space & Security is one of the world's largest defense, space and security businesses specializing in innovative and capabilities-driven customer solutions, and the world's largest and most versatile manufacturer of military aircraft. Headquartered in St. Louis, Boeing Defense, Space & Security is a $34 billion business with 68,000 employees worldwide.
Boeing