Workers of the PZL Mielec plant stand beside the first Black Hawk S-70i helicopter ever produced outside the U.S. in Mielec March 11, 2010. PZL Mielec was acquired by the Sikorsky Military Systems in 2007 and the first Black Hawk S-70i produced there will be officially presented on Monday. (Foto: Reuters)
01 July 2010, WEST PALM BEACH, Florida -- The first S-70iTM BLACK HAWK helicopter has successfully completed its first flight, officially launching an international variant and the newest Sikorsky Aircraft product to follow in the legacy of the BLACK HAWK helicopter. Sikorsky Aircraft is a subsidiary of United Technologies Corp. (NYSE:UTX).
Aircraft 0001, the first in the new product line, was built at PZL Mielec, a Sikorsky Aircraft company in Poland. PZL Mielec has been established as the hub of the S-70i program for international customers. The successful first flight of the S-70i aircraft took place on July 1 at the Sikorsky Development Flight Center.
“Aeronautical history was made today with the first flight of the S-70i BLACK HAWK helicopter. This aircraft has been designed and developed by an international team and is ready for the world market,” said Debra A. Zampano, S-70i Senior Program Manager, International Military Programs.
“We weathered the challenges of any development program by collaborating with our partners in Poland and our global suppliers. The language of innovation is universal, and the success of this program is proof of that: We are celebrating a key milestone of first flight executed on time and flawlessly.”
This new international variant utilizes a global supply chain and is the first BLACK HAWK helicopter ever to be assembled in Europe.
“As Sikorsky Aircraft continues to grow internationally, we recognize the significance of this new integration of manufacturing and supply chain activities as a major leap forward for our company,” said Michael Ambrose, Vice President, International Military Programs. “The S-70i BLACK HAWK helicopter brings together new technologies, new manufacturing capabilities, and a new design, all of which have resulted in the most advanced, tactical multi-mission helicopter that will provide reliable and safe transportation for militaries around the world.”
Sikorsky Aircraft Corp., based in Stratford, Conn., USA, is a world leader in helicopter design, manufacture and service. United Technologies Corp., based in Hartford, Conn., USA, provides a broad range of high technology products and support services to the aerospace and building systems industries.
Sikorsky Aircraft Corp.
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, July 3, 2010
Saab Receives an Order for Radar System to Australia
02 July 2010 -- Defence and security company Saab has received an order from the Australian Defence Materiel Organisation (DMO) for provision of the Giraffe AMB radar system and related services. The order is worth MSEK 190.
“We are extremely proud to have been selected by the Australian Defence Force to meet their requirements for an advanced, operationally proven and off-the-shelf radar system to enhance force protection capabilities for the Australian Defence Force engaged in international operations. This further underscores Saab’s strength as a radar supplier and the capability of our Giraffe system”, says Micael Johansson, Senior Vice President and Head of Saab’s business area Electronic Defence Systems.
Giraffe AMB is a flexible series of modular surveillance systems. Fully fitted, the system includes capabilities for simultaneous air defence, air and sea surveillance, air/land integration, military air traffic control and rocket, artillery and mortar alert. The system is part of Saab’s continuously evolving radar program and provides highest performance for critical targets and proven reliability. Giraffe has become the radar of choice for armed forces worldwide, whether part of vital point protection or area air defence solutions. The Giraffe is in current production and in use with armed forces of Sweden, France, Estonia and the UK amongst others.
Saab’s naval surveillance radar Sea Giraffe is in operational service on the Australian and New Zealand Anzac Class frigates and the more advanced Sea Giraffe AMB is being supplied for the Australian Canberra class amphibious ships.
Saab serves the global market with world-leading products, services and solutions ranging from military defence to civil security. Saab has operations and employees on all continents and constantly develops, adopts and improves new technology to meet customers’ changing needs.
Saab AB
Yaman Akan Borong Alutsista Rusia Lebih 1 Milyar Dolar
Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh bertemu Perdana Menteri Vladimir Putin. (Foto: presidentsaleh.gov.ye)
03 Juli 2010 -- Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh melakukan kunjungan singkat ke Rusia, tiba di Moskow Selasa (29/06), kembali ke tanah air Kamis (01/07).
Presiden Saleh bertemu dengan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, Rabu (30/06). Kedua pemimpin pemerintahan membicarakan peningkatan kerjasama kedua negara di bidang politik, ekonomi, kebudayaan, serta militer dan keamanan.
Setelah pertemuaan, PM Putin menemani Presiden Saleh berkunjung ke Modern Technology Exhibition 2010 di kota Zhukovsky dekat Moskow, menampilkan industri senjata dan teknik Rusia.
Angkatan Bersenjata Yaman hampir 90% alutsistanya buatan bekas Uni Sovyet. Pemerintah Yaman berencana memodernisasi alutsista AB Yaman dengan alutsista buatan Rusia.
Rusia dan Yaman dapat menandatangani kontrak pembelian alutsista lebih dari 1 milyar dolar, menurut seorang pakar persenjataan internasional Igor Korotchenko pada RIA Novosti, Kamis (01/07).
Yaman tertarik membeli jet tempur MiG-29 SMT lebih dari 30 unit, helikopter serang Mi-35 dan Ka-52 serta helikopter angkut Mi-17, menurut Korotchenko.
Tank T-72M1, rudal anti tank Kornet E, peluncur roket multi laras Smerch lebih dari 20 unit dan BMP-3 termasuk dalam daftar yang diminati oleh Yaman.
Yaman tertarik juga membangun sistem pertahanan udara dengan sistem rudal permukaan-udara S-300MPU dan S-300PMU1, ujar Korotchenko.
Ditambahkannya, Yaman akan memodernisasi alutsista yang dibeli dari bekas Uni Sovyet, termasuk kendaraan tempur BRDM-2, jumlahnya lebih dari 1000 unit.
Selain itu, Yaman menginginkan kapal perang, terutama kapal patroli cepat untuk memerangi perompak di Teluk Aden.
RIA Novosti/Berita HanKam
03 Juli 2010 -- Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh melakukan kunjungan singkat ke Rusia, tiba di Moskow Selasa (29/06), kembali ke tanah air Kamis (01/07).
Presiden Saleh bertemu dengan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, Rabu (30/06). Kedua pemimpin pemerintahan membicarakan peningkatan kerjasama kedua negara di bidang politik, ekonomi, kebudayaan, serta militer dan keamanan.
Setelah pertemuaan, PM Putin menemani Presiden Saleh berkunjung ke Modern Technology Exhibition 2010 di kota Zhukovsky dekat Moskow, menampilkan industri senjata dan teknik Rusia.
Angkatan Bersenjata Yaman hampir 90% alutsistanya buatan bekas Uni Sovyet. Pemerintah Yaman berencana memodernisasi alutsista AB Yaman dengan alutsista buatan Rusia.
Rusia dan Yaman dapat menandatangani kontrak pembelian alutsista lebih dari 1 milyar dolar, menurut seorang pakar persenjataan internasional Igor Korotchenko pada RIA Novosti, Kamis (01/07).
Yaman tertarik membeli jet tempur MiG-29 SMT lebih dari 30 unit, helikopter serang Mi-35 dan Ka-52 serta helikopter angkut Mi-17, menurut Korotchenko.
Tank T-72M1, rudal anti tank Kornet E, peluncur roket multi laras Smerch lebih dari 20 unit dan BMP-3 termasuk dalam daftar yang diminati oleh Yaman.
Yaman tertarik juga membangun sistem pertahanan udara dengan sistem rudal permukaan-udara S-300MPU dan S-300PMU1, ujar Korotchenko.
Ditambahkannya, Yaman akan memodernisasi alutsista yang dibeli dari bekas Uni Sovyet, termasuk kendaraan tempur BRDM-2, jumlahnya lebih dari 1000 unit.
Selain itu, Yaman menginginkan kapal perang, terutama kapal patroli cepat untuk memerangi perompak di Teluk Aden.
RIA Novosti/Berita HanKam
Friday, July 2, 2010
Kapal Selam KD Tun Razak Tiba di Wilayah Malaysia
KD Tun Razak saat masih di galangan kapal Navantia, Spanyol. (Foto: Bernama)
02 Juli 2010 -- Kapal selam diesel-elektrik kedua kelas Scorpene KD Tun Razak milik Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) memasuki perairan Malaysia, Kamis (01/07) diberitakan kantor berita Malaysia Bernama.
KD Tun Razak diluncurkan oleh Raja Permaisuri Agong Tuanku Nur Zahirah pada 8 Oktober 2008 di galangan kapal Navantia, Spanyol.
Kapal selam meninggalkan pelabuhan Toulon, Perancis 30 April 2010, dikawal korvet KD Lekiu. KD Tun Razak dan Lekiu singgah selama 4 hari di pelabuhan Kochi, India mulai18 Juni 2010,
Kapal selam diawaki 31 orang, mampu menyelam hingga 300 meter.
TLDM membeli dua kapal selam kelas Scorpene senilai 3,4 milyar ringgit pada 2002. Kapal selam dibangun hasil kerjasama galangan kapal DCNS Perancis dan Navantia Spanyol.
Malaysia akan menempatkan kapal selamnya di Teluk Sepanggar, negara bagian Sabah, di pulau Kalimantan (Borneo).
TLDM mengirimkan 142 pelautnya ke Brest, Perancis guna dilatih mengoperasikan kapal selam kelas Scorpene.
Bernama/Berita HanKam
02 Juli 2010 -- Kapal selam diesel-elektrik kedua kelas Scorpene KD Tun Razak milik Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) memasuki perairan Malaysia, Kamis (01/07) diberitakan kantor berita Malaysia Bernama.
KD Tun Razak diluncurkan oleh Raja Permaisuri Agong Tuanku Nur Zahirah pada 8 Oktober 2008 di galangan kapal Navantia, Spanyol.
Kapal selam meninggalkan pelabuhan Toulon, Perancis 30 April 2010, dikawal korvet KD Lekiu. KD Tun Razak dan Lekiu singgah selama 4 hari di pelabuhan Kochi, India mulai18 Juni 2010,
Kapal selam diawaki 31 orang, mampu menyelam hingga 300 meter.
TLDM membeli dua kapal selam kelas Scorpene senilai 3,4 milyar ringgit pada 2002. Kapal selam dibangun hasil kerjasama galangan kapal DCNS Perancis dan Navantia Spanyol.
Malaysia akan menempatkan kapal selamnya di Teluk Sepanggar, negara bagian Sabah, di pulau Kalimantan (Borneo).
TLDM mengirimkan 142 pelautnya ke Brest, Perancis guna dilatih mengoperasikan kapal selam kelas Scorpene.
Bernama/Berita HanKam
Lockheed Martin Tawarkan F-35 ke AL India
F-35 Versi B. (Foto: JSF)
02 Juli 2010 -- Lockheed Martin mengumumkan akan menawarkan jet tempur generasi kelima F-35 guna memenuhi kebutuhan Angkatan Laut India yang akan ditempatkan di kapal induk.
“Kami telah menerima Request for Information (RFI) dari AL India mencari informasi mengenai F-35, dimana mampu lepas landas dari kapal induk. Kami segera menawarkan pesawat kami pada mereka,” ujar Presiden Direktur Lockheed Martin Orville Prins.
Prins mengatakan Lockheed Martin telah mempresentasikan ke AL India jet tempur F-35 versi B dan C belum lama ini.
F-35 versi B mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal sedangkan versi C dirancang ditempatkan di kapal induk.
AL India menanti kedatangan kapal induk bekas yang telah diperbaharui dari Rusia serta
sedang membangun kapal induk baru di galangan kapal dalam negeri, diharapkan diterima 2015. India berencana membangun satu kapal induk lagi di dalam negeri dan mulai mencari jet tempurnya.
Perusahaan dirgantara internasional Boeing dari Amerika Serikat, EADS Eropa, Dassault Aviation Perancis dan Saab Swedia menawarkan pesawat buatannya ke AL India.
Times of India/Berita HanKam
02 Juli 2010 -- Lockheed Martin mengumumkan akan menawarkan jet tempur generasi kelima F-35 guna memenuhi kebutuhan Angkatan Laut India yang akan ditempatkan di kapal induk.
“Kami telah menerima Request for Information (RFI) dari AL India mencari informasi mengenai F-35, dimana mampu lepas landas dari kapal induk. Kami segera menawarkan pesawat kami pada mereka,” ujar Presiden Direktur Lockheed Martin Orville Prins.
Prins mengatakan Lockheed Martin telah mempresentasikan ke AL India jet tempur F-35 versi B dan C belum lama ini.
F-35 versi B mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal sedangkan versi C dirancang ditempatkan di kapal induk.
AL India menanti kedatangan kapal induk bekas yang telah diperbaharui dari Rusia serta
sedang membangun kapal induk baru di galangan kapal dalam negeri, diharapkan diterima 2015. India berencana membangun satu kapal induk lagi di dalam negeri dan mulai mencari jet tempurnya.
Perusahaan dirgantara internasional Boeing dari Amerika Serikat, EADS Eropa, Dassault Aviation Perancis dan Saab Swedia menawarkan pesawat buatannya ke AL India.
Times of India/Berita HanKam
Warga Maluku Bisa Kunjungi USNS Mercy
(Foto: sfcitizen.com)
02 Juli 2010, Ambon -- Warga Maluku bisa mengunjungi kapal rumah sakit Amerika Serikat, USNS Mercy T-AH 19 yang bersandar di pelabuhan Yos Sudarso Ambon pada 26 Juli, guna menyukseskan Operasi Bakti Surya Bhaskara Jaya dalam rangka kegiatan Sail Banda.
Koordinator acara panitia lokal Sail Banda 2010, Cak Saimima, Jumat (2/7/2010) mengatakan, dirinya dihubungi ketua tim USNS Mercy yang menyampaikan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengunjungi kapal tersebut.
"Saya dihubungi untuk mengatur kunjungan dengan terlebih dahulu harus mendaftar dengan lokasinya sedang dikoordinasikan," ujarnya.
Saimima memastikan masyarakat Maluku akan bangga bila mengunjungi USNS Mercy karena bisa melihat keberadaan kapal rumah sakit terbesar Amerika Serikat.
"Pasti diabadikan dengan kamera sehingga menjadi kenangan terindah hingga ke anak cucu bahwa pernah menginjakkan kaki di kapal USNS Mercy. Jadi, masyarakat harus berperan serta menyukseskan Sail Banda dengan tetap memelihara stabilitas keamanan dan menjaga kebersihan lingkungan, baik darat maupun laut," tegasnya.
Saimima mengatakan, ketua tim USNS Mercy juga menjadwalkan menjamu pejabat pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kota Ambon untuk makan malam di kapal yang dijadwalkan pada 1 Agustus.
"Tim marching band dari kapal USNS Mercy dijadwalkan menghibur masyarakat dengan melakukan parade di lokasi Monumen Perdamaian Dunia," katanya.
KOMPAS.com
02 Juli 2010, Ambon -- Warga Maluku bisa mengunjungi kapal rumah sakit Amerika Serikat, USNS Mercy T-AH 19 yang bersandar di pelabuhan Yos Sudarso Ambon pada 26 Juli, guna menyukseskan Operasi Bakti Surya Bhaskara Jaya dalam rangka kegiatan Sail Banda.
Koordinator acara panitia lokal Sail Banda 2010, Cak Saimima, Jumat (2/7/2010) mengatakan, dirinya dihubungi ketua tim USNS Mercy yang menyampaikan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengunjungi kapal tersebut.
"Saya dihubungi untuk mengatur kunjungan dengan terlebih dahulu harus mendaftar dengan lokasinya sedang dikoordinasikan," ujarnya.
Saimima memastikan masyarakat Maluku akan bangga bila mengunjungi USNS Mercy karena bisa melihat keberadaan kapal rumah sakit terbesar Amerika Serikat.
"Pasti diabadikan dengan kamera sehingga menjadi kenangan terindah hingga ke anak cucu bahwa pernah menginjakkan kaki di kapal USNS Mercy. Jadi, masyarakat harus berperan serta menyukseskan Sail Banda dengan tetap memelihara stabilitas keamanan dan menjaga kebersihan lingkungan, baik darat maupun laut," tegasnya.
Saimima mengatakan, ketua tim USNS Mercy juga menjadwalkan menjamu pejabat pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kota Ambon untuk makan malam di kapal yang dijadwalkan pada 1 Agustus.
"Tim marching band dari kapal USNS Mercy dijadwalkan menghibur masyarakat dengan melakukan parade di lokasi Monumen Perdamaian Dunia," katanya.
KOMPAS.com
KSAD Resmikan Kodam Baru di Kalbar
02 Juli 2010, Pontianak -- Komando Daerah Militer (Kodam) XII/Tanjungpura, Jumat (2/7), resmi beroperasi di Kalimantan Barat (Kalbar). Peresmian kodam baru tersebut dilakukan dalam sebuah upacara militer di Pontianak yang dipimpin Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal George Toisutta.
KSAD menyatakan pembentukan Kodam Tanjungpura merupakan sebuah kebutuhan dalam penyusunan rencana strategis pertahanan di matra darat. Oleh karena itu, Ia berharap keberadaan kodam baru itu dapat mengoptimalkan tugas-tugas pemberdayaan wilayah pertahanan di daratan dan pengamanan di kawasan perbatasan negara.
"Pulau Kalimantan mempunyai wilayah dan penduduk yang cukup besar. Wilayah ini secara khusus juga memiliki garis perbatasan darat dengan Malaysia," katanya.
KSAD menegaskan pengamanan garis perbatasan darat dengan Malaysia di Kalimantan sepanjang 2.004 kilometer itu tidak mungkin lagi jika hanya dikelola oleh satu kodam. Mengingat wilayah tersebut sangat terbuka dan memiliki potensi dan ancaman konflik.
"Itulah alasan mengapa pembentukkan kodam menjadi penting dan strategis, dalam menjamin tetap tegaknya kedaulatan negara serta keselamatan bangsa di wilayah ini," tegasnya.
Kodam XII Tanjungpura berkedudukan di Pontianak dan membawahkan dua provinsi di Kalimantan, yakni Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Kodam ini pemekaran dari Kodam VI/Tanjungpura yang bermarkas di Balikpapan, Kalimantan Timur. Adapun kodam VI kini berganti nama menjadi Kodam Mulawarman, dengan wilayah teritorial meliputi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Peresmian Kodam Tanjungpura juga diikuti dengan pelantikan Mayor Jenderal Moeldoko sebagai pangdam dan peletakan batu pertama pembangunan markas Kodam Tanjungpura. Gedung baru senilai Rp50,784 miliar itu menempati areal bekas markas Komando Resor Militer (Korem) Alam Bhanawanawai Pontianak seluas 6.480 meter persegi.
"Ada tiga agenda mendesak yang harus kami lakukan, terkait pembentukkan kodam baru ini, yakni membangun prosedur kerja internal dan eksternal, meningkatkan harmonisasi dan sosialisasi (ke masyarakat)," ungkap Moeldoko.
MI.com
KSAD menyatakan pembentukan Kodam Tanjungpura merupakan sebuah kebutuhan dalam penyusunan rencana strategis pertahanan di matra darat. Oleh karena itu, Ia berharap keberadaan kodam baru itu dapat mengoptimalkan tugas-tugas pemberdayaan wilayah pertahanan di daratan dan pengamanan di kawasan perbatasan negara.
"Pulau Kalimantan mempunyai wilayah dan penduduk yang cukup besar. Wilayah ini secara khusus juga memiliki garis perbatasan darat dengan Malaysia," katanya.
KSAD menegaskan pengamanan garis perbatasan darat dengan Malaysia di Kalimantan sepanjang 2.004 kilometer itu tidak mungkin lagi jika hanya dikelola oleh satu kodam. Mengingat wilayah tersebut sangat terbuka dan memiliki potensi dan ancaman konflik.
"Itulah alasan mengapa pembentukkan kodam menjadi penting dan strategis, dalam menjamin tetap tegaknya kedaulatan negara serta keselamatan bangsa di wilayah ini," tegasnya.
Kodam XII Tanjungpura berkedudukan di Pontianak dan membawahkan dua provinsi di Kalimantan, yakni Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Kodam ini pemekaran dari Kodam VI/Tanjungpura yang bermarkas di Balikpapan, Kalimantan Timur. Adapun kodam VI kini berganti nama menjadi Kodam Mulawarman, dengan wilayah teritorial meliputi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Peresmian Kodam Tanjungpura juga diikuti dengan pelantikan Mayor Jenderal Moeldoko sebagai pangdam dan peletakan batu pertama pembangunan markas Kodam Tanjungpura. Gedung baru senilai Rp50,784 miliar itu menempati areal bekas markas Komando Resor Militer (Korem) Alam Bhanawanawai Pontianak seluas 6.480 meter persegi.
"Ada tiga agenda mendesak yang harus kami lakukan, terkait pembentukkan kodam baru ini, yakni membangun prosedur kerja internal dan eksternal, meningkatkan harmonisasi dan sosialisasi (ke masyarakat)," ungkap Moeldoko.
MI.com
Danjen Kopassus Buka Lomba Tembak Piala Danjen Kopassus 2010
01 Juli 2010, Serang -- Danjen Kopassus Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus membuka lomba tembak piala Danjen Kopassus tahun 2010, di lapangan tembak Grup-1 Kopassus, Serang- Banten, Rabu(30/06). Lomba tembak yang dilaksanakan mulai tanggal 30 sampai dengan 08 Juli 2010 diikuti oleh seluruh Satuan yang ada di Kopassus.
Danjen Kopassus Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus dalam amanatnya menyampaikan bahwa, kegiatan lomba tembak ini diprogramkan setiap tahun oleh Kopassus, selain bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan petembak Kopassus, juga untuk menghasilkan bibit petembak Kopassus dalam menghadapi lomba tembak skala nasional maupun internasional.
Dari kegiatan lomba tembak ini, diharapkan dapat mengevaluasi program latihan menembak yang dilaksanakan oleh masing-masing satuan yang ada di Kopassus dalam upaya memelihara dan meningkatkan kemampuan para prajuritnya.
Kepada para peserta lomba tembak, Danjen Kopassus menekankan agar para peserta menjunjung tinggi sportivitas selama lomba berlangsung dan menghindari tindakan-tindakan yang tidak terpuji; menjaga nama baik masing-masing satuan dengan meraih prestasi setinggi-tingginya; menggunakan ajang lomba tembak Kopassus ini sebagai wahana untuk memupuk dan meningkatkan jiwa korsa serta tali persahabatan sesama prajurit Kopassus.
Kopassus
Danjen Kopassus Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus dalam amanatnya menyampaikan bahwa, kegiatan lomba tembak ini diprogramkan setiap tahun oleh Kopassus, selain bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan petembak Kopassus, juga untuk menghasilkan bibit petembak Kopassus dalam menghadapi lomba tembak skala nasional maupun internasional.
Dari kegiatan lomba tembak ini, diharapkan dapat mengevaluasi program latihan menembak yang dilaksanakan oleh masing-masing satuan yang ada di Kopassus dalam upaya memelihara dan meningkatkan kemampuan para prajuritnya.
Kepada para peserta lomba tembak, Danjen Kopassus menekankan agar para peserta menjunjung tinggi sportivitas selama lomba berlangsung dan menghindari tindakan-tindakan yang tidak terpuji; menjaga nama baik masing-masing satuan dengan meraih prestasi setinggi-tingginya; menggunakan ajang lomba tembak Kopassus ini sebagai wahana untuk memupuk dan meningkatkan jiwa korsa serta tali persahabatan sesama prajurit Kopassus.
Kopassus
Rusia Hibahkan 50 Ranpur ke Pemerintahan Palestina di Tepi Barat
APC BTR-70 (Bronetransporter-70). (Foto: US Army)
02 Juli 2010 -- Rusia akan mengirimkan 50 kendaraan tempur pengangkut pasukan BTR-70 (Bronetransporter-70) ke pasukan keamanan Palestina di Tepi Barat dalam beberapa minggu kedepan, ujar juru bicara Kementrian Luar Negeri Rusia Andrei Nesterenko, Kamis (08/06), saat mengelar jumpa pers di Moskow.
Ranpur dikirim melalui Yordania kemudian diserahkan ke pasukan keamanan Palestina.
Tel Aviv menyetujui Moskow menghibahkan ranpur tanpa persenjataan ke Palestina pada 2008, guna membantu pasukan keamanan Palestina memerangi kaum militan anti zionis.
Kementrian Pertahanan Rusia mengumumkan 50 ranpur tersebut, diambil dari arsenal dan disiap dikirimkan menggunakan jalur laut. Sebelumnya persenjataan ranpur telah dicopot.
RIA Novosti/Berita HanKam
02 Juli 2010 -- Rusia akan mengirimkan 50 kendaraan tempur pengangkut pasukan BTR-70 (Bronetransporter-70) ke pasukan keamanan Palestina di Tepi Barat dalam beberapa minggu kedepan, ujar juru bicara Kementrian Luar Negeri Rusia Andrei Nesterenko, Kamis (08/06), saat mengelar jumpa pers di Moskow.
Ranpur dikirim melalui Yordania kemudian diserahkan ke pasukan keamanan Palestina.
Tel Aviv menyetujui Moskow menghibahkan ranpur tanpa persenjataan ke Palestina pada 2008, guna membantu pasukan keamanan Palestina memerangi kaum militan anti zionis.
Kementrian Pertahanan Rusia mengumumkan 50 ranpur tersebut, diambil dari arsenal dan disiap dikirimkan menggunakan jalur laut. Sebelumnya persenjataan ranpur telah dicopot.
RIA Novosti/Berita HanKam
Yonif-8 Marinir Latihan di Besitang
02 Juli 2010, Besitang -- Ratusan Prajurit Marinir yang dipimpin oleh Komandan Batalyon Infanteri 8 Marinir Mayor Marinir Bambang Hadi S. melaksanakan serangan ke kubu–kubu musuh yang ada di daerah Besitang, Kamis (01/7).
Dentuman senjata bantuan dari Mo.81, arteleri medan dan tank amfibi mengawali serangan yang dilakukan oleh ratusan prajurit Marinir, dalam serangan itu seluruh pasukan Infanteri tidak henti–hentinya menghajar musuh yang terlihat, maka suara rentetan tembakan dari senjata laras panjang mulai terdengar disepanjang daerah pertempuran
Tidak lama kemudian, suara dentuman meriam beberapa tank amfibi menembaki kubu – kubu musuh. Kemudian dibelakangnya diikuti pasukan infanteri yang mulai merayap kesasaran.
Walaupun mendapat perlawanan sengit dari musuh, tidak membuat patah semangat bagi pasukan baret ungu ini. Dengan semangat yag tinggi, maka tidak membutuhkan waktu terlalu lama, ratusan prajurit Marinir ini dapat merebut dan menguasai kubu – kubu musuh dan sasaran pokok.
Serangan ini merupakan merupakan bagian dari skenario latihan operasi terpadu yang sebelumnya juga telah dilaksanakan latihan Gerakan maju untuk kontak (GMUK). Setelah serangan selesai kemudian seluruh pasukan bergeser ke lapangan untuk mengikuti upacara penutupan latihan pemantapan terpadu ini.
Latihan serangan ini disaksikan oleh Kepala Staf Korps Marinir Brigjend TNI (Mar) Ikin Sodikin, Wadan Lantamal I belawan Kolonel Marinir Suprayogi, Komandan Brigif – 3 Mar Kolonel Marinir Eddy Setiawan, Asops Dankormar Kolonel Marinir Kasirun Situmorang, Asintel Dankormar Kolonel Marinir Suhono, Bupati Langkat, Tokoh masyarakat, para undangan dan tidak ketinggalan masyarakat sekitar daerah latihan yang antusias saat menyaksikan latihan marinir ini.
Marinir
KRI dr. Soeharso Tolak ke Jakarta, Emban Misi Kemanusia
KRI dr. Soeharso -990. (Foto: Dispenarmatim)
01 Juli 2010, Surabaya -- Kapal Perang TNI Angkatan Laut KRI dr. Soeharso -990 dari jajaran Satuan KapaL Bantu Komando Armda RI Kawasan Timur (Koarmatim), Kamis (1/7) bertolak ke Jakarta dan selanjutnya akan menuju Ambon dalam rangka mengemban misi kemanusiaan yang tergabung dalam Satuan Tugas Operasi Bhakti TNI AL Surya Bhaskara Jaya (SBJ) Sail Banda 2010 yang digelar oleh TNI AL di sekitar Ambon, Kepulauan Maluku.
KRI dr. Seharso-990 merupakan kapal rumah sakit apung yang dimiliki oleh TNI AL, kapal buatan Korea ini masuk dalam jajaran Satuan Kapal Bantu Koarmatim. Dalam rute pelayaran kali ini akan bertolak menuju Jakarta, Ujung Pandang kemudian menuju Ambon. Satgas SBJ ini akan melaksanakan tugasnya kurang lebih 1 ½ bulan.
Satgas ini dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Eddy Sugiatmo. yang sehari-hari menjabat sebagai Wakil Komandan Pangkalan Utama TNI AL IX yang berkedudukan di Ambon.
Satgas ini akan melaksanakan beberapa kegiatan sosial yang bebasis pada pelayanan kesehatan gratis, seperti pengobatan umum, pengobatan gigi, operasi dan penanganan medis lainya bagi masyarakat pesisir dan terpencil, sebagai wujud perhatian TNI AL dan negara terhadap kondisi masyarakat yang tinggal di daerah pesisir yang sulit untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai.
Dispenarmatim
01 Juli 2010, Surabaya -- Kapal Perang TNI Angkatan Laut KRI dr. Soeharso -990 dari jajaran Satuan KapaL Bantu Komando Armda RI Kawasan Timur (Koarmatim), Kamis (1/7) bertolak ke Jakarta dan selanjutnya akan menuju Ambon dalam rangka mengemban misi kemanusiaan yang tergabung dalam Satuan Tugas Operasi Bhakti TNI AL Surya Bhaskara Jaya (SBJ) Sail Banda 2010 yang digelar oleh TNI AL di sekitar Ambon, Kepulauan Maluku.
KRI dr. Seharso-990 merupakan kapal rumah sakit apung yang dimiliki oleh TNI AL, kapal buatan Korea ini masuk dalam jajaran Satuan Kapal Bantu Koarmatim. Dalam rute pelayaran kali ini akan bertolak menuju Jakarta, Ujung Pandang kemudian menuju Ambon. Satgas SBJ ini akan melaksanakan tugasnya kurang lebih 1 ½ bulan.
Satgas ini dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Eddy Sugiatmo. yang sehari-hari menjabat sebagai Wakil Komandan Pangkalan Utama TNI AL IX yang berkedudukan di Ambon.
Satgas ini akan melaksanakan beberapa kegiatan sosial yang bebasis pada pelayanan kesehatan gratis, seperti pengobatan umum, pengobatan gigi, operasi dan penanganan medis lainya bagi masyarakat pesisir dan terpencil, sebagai wujud perhatian TNI AL dan negara terhadap kondisi masyarakat yang tinggal di daerah pesisir yang sulit untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai.
Dispenarmatim
KSAD Pimpin Peresmian Kodam XII Tanjungpura
02 Juli 2010, Pontianak -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta pimpin upacara peresmian Komando Daerah Militer XII Tanjungpura di Pontianak, Jumat.
Kepala Penerangan Korem 121/Alambhana Wanawwai, Kapten (Kav) Hendry Napitupulu, upacara peresmian Kodam XII/TPR dihadiri oleh seluruh Pangdam dan pejabat penting Mabes TNI, serta unsur Muspida Kalimantan Barat.
Panglima Kodam XII/TPR dijabat oleh Mayor Jenderal TNI Moeldoko, yang sebelumnya menjabat sebagai Panglima Devisi I Infantri Kostrad. Moeldoko adalah lulusan terbaik Akademi Militer 1981, kata Hendry.
Moeldoko sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf Kodam Jaya/Jayakarta tahun 2008.
Lulusan Akabri Tahun 1981 itu selama kariernya pernah bertugas di beberapa satuan dengan jabatan yang cukup strategis seperti Wadan Yonif 202/Tajimalela, Danyonif 201/Jaya Yudha, Dandim 0501 BS/Jakarta Pusat, Sespri Wakasad, Pabandya-3 Ops PB-IV/Sopsad.
Komandan Brigif-1 Pengamanan Ibu Kota, Asisten Operasi Kepala Staf Kodam VI/TPR, Dirbindiklat Pussenif, Danrindam VI/TPR, Danrem 141/TP Dam VII/WRB, Pa Ahli Kasad Bidang Ekonomi dan Dirdok Kodiklat TNI AD.
Moeldoko dilahirkan di Kediri, 8 Juli 1957 dengan pendidikan umum Strata 3 (S-3). Sedangkan pendidikan militer dimulai dari Akabri, Susarcab, Suslapa Inf, Seskoad, Sesko TNI, Susdanrem, Susstrat Perang Semesta dan Lemhanas RI, mempunyai seorang istri bernama Koesni Harningsih dan telah dikaruniai dua anak
Menurut dia, jabatan Kepala Staf Kodam XII/TPR akan dijabat oleh Brigadir Jenderal TNI Armin Alianyang, yang merupakan putra pejuang Alianyang, asal Provinsi Kalimantan Barat.
Saat ini, untuk mengenang jasa Alianyang sebagai tokoh pejuang asal Kalbar, sedang dibangun monumennya di perempatan jalan menuju Jembatan Kapuas II Pontianak, di Jalan Trans Kalimantan, kata Hendry.
Sementara, Markas Korem 121/ABW yang sebelumnya bertempat di Pontianak akan dialihkan ke Sintang, Kabupaten Sintang.
Sebelumnya di Kalimantan terdapat empat Kodam yang kemudian dilebur menjadi Kodam VI/TPR pada Desember 1984.
Kodam XII/Tanjungpura yang bermarkas di Pontianak akan mencakup dua provinsi yakni Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Sedangkan Kodam VI/Mulawarman untuk wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Kalbar mempunyai wilayah perbatasan dengan Sarawak sepanjang 875 kilometer mulai dari Kabupaten Sambas hingga Kapuas Hulu.
ANTARA News
Kepala Penerangan Korem 121/Alambhana Wanawwai, Kapten (Kav) Hendry Napitupulu, upacara peresmian Kodam XII/TPR dihadiri oleh seluruh Pangdam dan pejabat penting Mabes TNI, serta unsur Muspida Kalimantan Barat.
Panglima Kodam XII/TPR dijabat oleh Mayor Jenderal TNI Moeldoko, yang sebelumnya menjabat sebagai Panglima Devisi I Infantri Kostrad. Moeldoko adalah lulusan terbaik Akademi Militer 1981, kata Hendry.
Moeldoko sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf Kodam Jaya/Jayakarta tahun 2008.
Lulusan Akabri Tahun 1981 itu selama kariernya pernah bertugas di beberapa satuan dengan jabatan yang cukup strategis seperti Wadan Yonif 202/Tajimalela, Danyonif 201/Jaya Yudha, Dandim 0501 BS/Jakarta Pusat, Sespri Wakasad, Pabandya-3 Ops PB-IV/Sopsad.
Komandan Brigif-1 Pengamanan Ibu Kota, Asisten Operasi Kepala Staf Kodam VI/TPR, Dirbindiklat Pussenif, Danrindam VI/TPR, Danrem 141/TP Dam VII/WRB, Pa Ahli Kasad Bidang Ekonomi dan Dirdok Kodiklat TNI AD.
Moeldoko dilahirkan di Kediri, 8 Juli 1957 dengan pendidikan umum Strata 3 (S-3). Sedangkan pendidikan militer dimulai dari Akabri, Susarcab, Suslapa Inf, Seskoad, Sesko TNI, Susdanrem, Susstrat Perang Semesta dan Lemhanas RI, mempunyai seorang istri bernama Koesni Harningsih dan telah dikaruniai dua anak
Menurut dia, jabatan Kepala Staf Kodam XII/TPR akan dijabat oleh Brigadir Jenderal TNI Armin Alianyang, yang merupakan putra pejuang Alianyang, asal Provinsi Kalimantan Barat.
Saat ini, untuk mengenang jasa Alianyang sebagai tokoh pejuang asal Kalbar, sedang dibangun monumennya di perempatan jalan menuju Jembatan Kapuas II Pontianak, di Jalan Trans Kalimantan, kata Hendry.
Sementara, Markas Korem 121/ABW yang sebelumnya bertempat di Pontianak akan dialihkan ke Sintang, Kabupaten Sintang.
Sebelumnya di Kalimantan terdapat empat Kodam yang kemudian dilebur menjadi Kodam VI/TPR pada Desember 1984.
Kodam XII/Tanjungpura yang bermarkas di Pontianak akan mencakup dua provinsi yakni Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Sedangkan Kodam VI/Mulawarman untuk wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Kalbar mempunyai wilayah perbatasan dengan Sarawak sepanjang 875 kilometer mulai dari Kabupaten Sambas hingga Kapuas Hulu.
ANTARA News
Kodikau Cetak 42 Penerbang Baru dari 2 Angkatan
01 Juli 2010, Yogyakarta -- Komandan Komando Pendidikan Angkatan Udara (Dankodikau) Marsekal Muda TNI Daryatmo, S.IP menutup pendidikan Sekolah Penerbang PSDP Angkatan 79 dan Sekolah Penerbang TNI AU Angkatan 80, di Gedung Serba Guna Lanud Adisutjipto, Kamis (1/7). Upacara Penutupan Pendidikan dihadiri oleh Wakil Gubernur AAU, Komandan Lanud Adisutjipto, sejumlah pejabat dari Makodikau, AAU, Angkatan Darat, Angkatan Laut maupun dari Lanud Adisutjipto serta tamu undangan
Sekolah Penerbang PSDP Angkatan 79 meluluskan 16 Penerbang Muda, 10 orang akan memperkuat skadron di TNI Angkatan Darat dan 6 orang akan memperkuat skadron di TNI Angkatan Laut. Sementara itu Sekolah Penerbang TNI AU Angkatan 80 meluluskan 26 Penerbang Muda yang akan ditempatkan di skadron-skadron TNI Angkatan Udara di seluruh Nusantara. 26 Penerbang Muda Angkatan-80 tersebut merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 2008.
Berhasil menjadi Lulusan terbaik Sekolah Penerbang PSDP Angkatan 79 adalah Sermasis Marco Yossie Asnowo. Putra Denpasar ini akan berdinas di TNI Angkatan Laut. Sedang lulusan terbaik Sekolah Penerbang TNI AU Angkatan 80 adalah putra dari Badung, Letda Lek I Gede Ngurah Satrya Wibawa
Dankodikau dalam sambutannya mengatakan bahwa pengetahuan dan ketrampilan dasar bidang penerbangan militer yang telah diperoleh selama masa pendidikan harus benar-benar dihayati dan diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas, sehingga ke depan mampu melaksanakan tugas operasi penerbangan dengan optimal sebagai salah satu syarat untuk menjadi penerbang profesional.
Dalam kesempatan tersebut Dankodikau juga mengingatkan makna dari slogan “know your limitation”. Dankodikau menekankan agar makna tersebut tidak hanya untuk dimengerti, namun juga untuk dipahami, dihayati dan dijadikan dasar bagi pelaksanaan setiap misi penerbangan. “Tanamkan di dalam tekad, bahwa faktor keselamatan terbang dan kerja harus menjadi prioritas utama, karena faktor inilah yang merupakan tolok ukur bagi keberhasilan para penerbang dalam tugas pengabdiannya,” tegas Dankodikau.
Dari ke-42 Penerbang Muda tersebut Komandan Wing Pendidikan Terbang Kolonel Pnb F. Indrajaya merinci dari 16 penerbang Angkatan-79, 9 orang menjadi penerbang rotary wing dan 7 orang pada fixed wing. Sementara 26 penerbang dari Sekbang A-80, 8 penerbang pada pesawat tempur, 14 transport dan 4 penerbang heli.
Pentak Lanud Adisutjipto
Ferrel Ukir Prestasi 1.000 Jam F-5
02 Juli 2010, Magetan -- Keterbatasan jam terbang serta dukungan anggaran yang terbatas tidak membuat Ferrel Rigonald patah arang untuk meraih prestasi. Dengan menggunakan pesawat tempur F-5/Tiger di ketinggian 15.000 feet pada saat melaksanakan terbang formasi BFM di East Area, Kapten Pnb Ferrel Rigonald berhasil mengukir prestasi 1.000 jam terbang, Kamis (1/7).
Setelah membukukan 1.000 jam terbang, Perwira Skadron Udara 14 yang sehari-harinya menjabat sebagai Kasubsilat Siops, dilaksanakan penyematan badge 1.000 jam terbang di lengan kanan dilanjutkan penyiraman air kembang oleh Komandan Wing 3 Kolonel Pnb Andyawan MP, disaksikan para pejabat Lanud Iswahjudi; kata Kapentak Lanud Iswahjudi Mayor Sus Surisno, SPd, MSi.
Kapten Pnb Ferrel Rigonald yang menggunakan call sign Venom ini lahir di Makassar, 10 Juni 1978. Pendidikan militer yang ditempuh antara lain AAU tahun 2002, Sekbang Angkatan 68 tahun 2004. Venom yang beristrikan Ana Ari Sukristina telah dikaruniai sepasang putra-putri Raphael Alphario dan Monica Evangelina.
Setelah pelaksanaan upacara tradisi penyematan badge 1.000 jam terbang, Danwing 3 berharap pesawat F-5/Tiger tetap eksis dioperasionalkan dalam waktu lebih lama lagi di Skadron Udara 14.
Kepada para kru pendukung termasuk di dalamnya Skatek 042 yang selama ini telah mengadakan pemeliharaan terhadap pesawat F-5/Tiger, saya ucapkan terima kasih atas segala daya dan upayanya sehingga Kapten Pnb Ferrel mampu meraih prestasi 1.000 jam terbang, ungkapnya.
Pelita
Fourth C-130J Heads Home To Norway
Fourth C-130J Heads Home To Norway. (Photo: David Key/Lockheed Martin )
01 July 2010, MARIETTA, Ga. -- Norway’s fourth C-130J leaves the Lockheed Martin [NYSE: LMT] facility in Marietta. Norway placed a contract in November 2007 for four C-130J Super Hercules through the Foreign Military Sales (FMS) program. The first was delivered in November 2008. The new fleet enables Norway to meet its national airlift mission requirements and missions in support of international organizations like the U.N. and NATO.
Lockheed Martin
01 July 2010, MARIETTA, Ga. -- Norway’s fourth C-130J leaves the Lockheed Martin [NYSE: LMT] facility in Marietta. Norway placed a contract in November 2007 for four C-130J Super Hercules through the Foreign Military Sales (FMS) program. The first was delivered in November 2008. The new fleet enables Norway to meet its national airlift mission requirements and missions in support of international organizations like the U.N. and NATO.
Lockheed Martin
Thursday, July 1, 2010
Indonesia Bangun Kapal Kombatan
(Foto: Berita HanKam)
01 Juli 2010, Jakarta -- Indonesia akan membangun kapal perang jenis kombatan untuk mengawal perairan di kawasan timur. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memaparkan, pengadaan kapal tersebut untuk memperkuat sistem pertahanan dan keamanan di Indonesia.
Hal itu disampaikan Purnomo usai menerima penghargaan Bintang Yudha Dharma Utama dari Presiden di Jakarta, Kamis (1/7). Ia menjelaskan, saat ini Kementerian Pertahanan masih terus melakukan persiapan untuk melakukan pembangunan kapal perang tempur yang akan dilaksanakan di PT PAL Surabaya.
"Dalam waktu satu sampai dua bulan ini, kami persiapkan untuk membangun kapal perang kombatan terbesar yang kita punya," ujarnya. Kapal tersebut kelak akan ditempatkan untuk menjaga perairan kawasan timur Indonesia yang memiliki perairan terbuka yang luas.
Di tempat terpisah, Panglima Komando Lintas Militer (Kolinlamil) Laksamana Muda TNI Slamet Sulistiyono mengungkapkan, pihaknya memensiunkan enam kapal tua jenis angkut tank (landing ship tank).
"Enam kapal tank buatan Amerika tersebut rata-rata usianya 64 sampai 70 tahun. Meski sebenarnya masih cukup terawat, namun sudah waktunya untuk diganti," tuturnya usai upacara peringatan HUT ke-49 Kolinlamil di Markas Kolinlamil, Tanjug Priok, Jakarta.
Menurut Slamet, penghapusan kapal tua tersebut merupakan bagian dari kebijakan pembangunan menuju kekuatan pokok minimum TNI AL. Untuk pengadaan kapal baru saat ini masih dalam tahap perencanaan.
MI.com
01 Juli 2010, Jakarta -- Indonesia akan membangun kapal perang jenis kombatan untuk mengawal perairan di kawasan timur. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memaparkan, pengadaan kapal tersebut untuk memperkuat sistem pertahanan dan keamanan di Indonesia.
Hal itu disampaikan Purnomo usai menerima penghargaan Bintang Yudha Dharma Utama dari Presiden di Jakarta, Kamis (1/7). Ia menjelaskan, saat ini Kementerian Pertahanan masih terus melakukan persiapan untuk melakukan pembangunan kapal perang tempur yang akan dilaksanakan di PT PAL Surabaya.
"Dalam waktu satu sampai dua bulan ini, kami persiapkan untuk membangun kapal perang kombatan terbesar yang kita punya," ujarnya. Kapal tersebut kelak akan ditempatkan untuk menjaga perairan kawasan timur Indonesia yang memiliki perairan terbuka yang luas.
Di tempat terpisah, Panglima Komando Lintas Militer (Kolinlamil) Laksamana Muda TNI Slamet Sulistiyono mengungkapkan, pihaknya memensiunkan enam kapal tua jenis angkut tank (landing ship tank).
"Enam kapal tank buatan Amerika tersebut rata-rata usianya 64 sampai 70 tahun. Meski sebenarnya masih cukup terawat, namun sudah waktunya untuk diganti," tuturnya usai upacara peringatan HUT ke-49 Kolinlamil di Markas Kolinlamil, Tanjug Priok, Jakarta.
Menurut Slamet, penghapusan kapal tua tersebut merupakan bagian dari kebijakan pembangunan menuju kekuatan pokok minimum TNI AL. Untuk pengadaan kapal baru saat ini masih dalam tahap perencanaan.
MI.com
Peserta Bintal Juang Remaja Bahari (BJRB) 2010 Kunjungi Marinir
Aksi sejumlah prajurit Taifib-1 Mar di atas truck. (Serda Mar Kuwadi)
Sejumlah prajurt Korps Marinir menembakkan merim How-105 mm. (Foto: Serda Mar Kuwadi)
Seorang prajurit Taifib-1 Mar membantu seorang peserta BJRB mencoba senjata Automatic Grenade Launcher (AGL) kaliber 40 mm. (Foto: Serda Mar Kuwadi)
Seorang peserta BJRB mencoba senjata NTW kaliber 20 mm milik Yontaifib-1 Marinir. (Foto: Serda Mar Kuwadi)
Seorang prajurit Taifib-1 Mar menerangkan tentang persenjataan kepada peserta BJRB. (Foto: Serda Mar Kuwadi)
Seorang peserta BJRB mencoba senjata Sniper milik Yontaifib-1 Marinir. (Foto: Serda Mar Kuwadi)
Seorang peserta BJRB mencoba senjata Truvelo kaliber 12,7 mm milik Yontaifib-1 Marinir. (Foto: Serda Mar Kuwadi)
Sejumlah prajurt Korps Marinir menembakkan merim How-105 mm. (Foto: Serda Mar Kuwadi)
Seorang prajurit Taifib-1 Mar membantu seorang peserta BJRB mencoba senjata Automatic Grenade Launcher (AGL) kaliber 40 mm. (Foto: Serda Mar Kuwadi)
Seorang peserta BJRB mencoba senjata NTW kaliber 20 mm milik Yontaifib-1 Marinir. (Foto: Serda Mar Kuwadi)
Seorang prajurit Taifib-1 Mar menerangkan tentang persenjataan kepada peserta BJRB. (Foto: Serda Mar Kuwadi)
Seorang peserta BJRB mencoba senjata Sniper milik Yontaifib-1 Marinir. (Foto: Serda Mar Kuwadi)
Seorang peserta BJRB mencoba senjata Truvelo kaliber 12,7 mm milik Yontaifib-1 Marinir. (Foto: Serda Mar Kuwadi)
DPR Bicarakan Kerja Sama dengan Parlemen Eropa
Anggota Komisi I DPR RI bertatap muka dengan KBRI Belanda di Amsterdam. (Foto: KBRI Belanda)
30 Juli 2010, Jakarta -- Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Paskalis Kossay mengungkapkan, pihaknya berhasil membicarakan kerja sama antarparlemen dengan sejumlah mitra di Eropa yang menyangkut politik, pertahanan, ekonomi dan sosial-budaya.
"Selain degan parlemen Eropa urusan ASEAN di Brusel, Belgia, kami juga bertemu untuk meningkatkan kerja sama antarparlemen dengan legislatif Jerman di Berlin," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi I DPR RI ke kawasan Eropa dipimpin ketua komisi, Kemal Azis Stamboel (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera).
"Khusus di Jerman, sejumlah isu menarik di bidang politik, pertahanan, ekonomi dan sosial-budaya telah dibicarakan untuk menjadi bagian penting membangun kerja sama strategis dan saling menguntungkan," kata Paskalis Kossay.
Obyek Vital
Selain kunjungan ke parlemen Eropa dan Jerman, demikian Paskalis Kossay, pihaknya juga mengunjungi sejumlah obyek vital pertahanan di Belanda.
"Antara lain pabrik kapal `Damen` di Amsterdam, pabrik pembuatan kaca optik dan Pabrik Sandi Nasional "Sanneg". Ada banyak hal yang kami dapatkan dari sana, yang kiranya dapat ditindaklanjuti untuk memperkuat sistem pertahanan nasional," katanya.
Selain ke Eropa, beberapa tim Komisi I DPR RI juga melakukan kunker ke sejumlah kawasan, antara lain, Timur Tengah, khususnya di Palestina (terutama kawasan Gaza) dipimpin Tubagus Hasanuddin (Fraksi PDI Perjuangan) dan Agus Gumiwang (Fraksi Partai Golkar).
Selain itu, ada tim yang melaksanakan kunker ke Australia dan sekitarnya yang diikuti, antara lain, Paula Sinjal (Fraksi Partai Demokrat).
ANTARA News
30 Juli 2010, Jakarta -- Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Paskalis Kossay mengungkapkan, pihaknya berhasil membicarakan kerja sama antarparlemen dengan sejumlah mitra di Eropa yang menyangkut politik, pertahanan, ekonomi dan sosial-budaya.
"Selain degan parlemen Eropa urusan ASEAN di Brusel, Belgia, kami juga bertemu untuk meningkatkan kerja sama antarparlemen dengan legislatif Jerman di Berlin," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi I DPR RI ke kawasan Eropa dipimpin ketua komisi, Kemal Azis Stamboel (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera).
"Khusus di Jerman, sejumlah isu menarik di bidang politik, pertahanan, ekonomi dan sosial-budaya telah dibicarakan untuk menjadi bagian penting membangun kerja sama strategis dan saling menguntungkan," kata Paskalis Kossay.
Obyek Vital
Selain kunjungan ke parlemen Eropa dan Jerman, demikian Paskalis Kossay, pihaknya juga mengunjungi sejumlah obyek vital pertahanan di Belanda.
"Antara lain pabrik kapal `Damen` di Amsterdam, pabrik pembuatan kaca optik dan Pabrik Sandi Nasional "Sanneg". Ada banyak hal yang kami dapatkan dari sana, yang kiranya dapat ditindaklanjuti untuk memperkuat sistem pertahanan nasional," katanya.
Selain ke Eropa, beberapa tim Komisi I DPR RI juga melakukan kunker ke sejumlah kawasan, antara lain, Timur Tengah, khususnya di Palestina (terutama kawasan Gaza) dipimpin Tubagus Hasanuddin (Fraksi PDI Perjuangan) dan Agus Gumiwang (Fraksi Partai Golkar).
Selain itu, ada tim yang melaksanakan kunker ke Australia dan sekitarnya yang diikuti, antara lain, Paula Sinjal (Fraksi Partai Demokrat).
ANTARA News
Raytheon Links Acoustic Sensor, Netted Combat System for Enhanced Counter Sniper Capability
(Photo: army.mil)
01 July 2010, MCKINNEY, Texas -- Raytheon Company (NYSE: RTN) has linked its Boomerang acoustic sensor and network-ready Long Range Advanced Scout Surveillance System to provide an enhanced counter sniper solution for the warfighter.
"Connecting Boomerang and netted LRAS3 is a plug-and-play operation that results in a powerful counter sniper capability," said Glynn Raymer, vice president, Raytheon Network Centric Systems Combat Systems. "Combined, these systems facilitate a slew-to-cue capability that places the high-performance LRAS3 'eyes' on the threat, day or night. The sniper then becomes the target with a number of prosecution alternatives available ranging from direct return fire to a digital call for fire via the network."
Raytheon first demonstrated its counter sniper solution at the May 2010 Armor Warfighting Conference. The demonstration showed the immediate value of linking two systems currently in the U.S. Army inventory – Boomerang, produced by Raytheon BBN Technologies, and LRAS3, made by Raytheon Network Centric Systems.
Boomerang provides bearing and elevation cues to the netted LRAS3. The sight operator can positively identify and geo-locate the sniper and send target location and image data with a push of a menu screen button.
"Boomerang delivers reliable sniper detection," said Mark Sherman, general manager, Boomerang. "With the LRAS3's strategic standoff surveillance and Boomerang's network-ready sensors, the soldier can locate and respond to the sniper threat immediately."
With production of net-ready sights ongoing, Raytheon is adding to more than 2,600 LRAS3 units delivered to date. Previous Block 1 systems can be upgraded in the field to include network communication capability.
Raytheon BBN Technologies, a wholly owned subsidiary of Raytheon Company, has delivered more than 5,000 Boomerang systems to the field.
Raytheon Company, with 2009 sales of $25 billion, is a technology and innovation leader specializing in defense, homeland security and other government markets throughout the world. With a history of innovation spanning 88 years, Raytheon provides state-of-the-art electronics, mission systems integration and other capabilities in the areas of sensing; effects; and command, control, communications and intelligence systems, as well as a broad range of mission support services. With headquarters in Waltham, Mass., Raytheon employs 75,000 people worldwide.
Raytheon Company
01 July 2010, MCKINNEY, Texas -- Raytheon Company (NYSE: RTN) has linked its Boomerang acoustic sensor and network-ready Long Range Advanced Scout Surveillance System to provide an enhanced counter sniper solution for the warfighter.
"Connecting Boomerang and netted LRAS3 is a plug-and-play operation that results in a powerful counter sniper capability," said Glynn Raymer, vice president, Raytheon Network Centric Systems Combat Systems. "Combined, these systems facilitate a slew-to-cue capability that places the high-performance LRAS3 'eyes' on the threat, day or night. The sniper then becomes the target with a number of prosecution alternatives available ranging from direct return fire to a digital call for fire via the network."
Raytheon first demonstrated its counter sniper solution at the May 2010 Armor Warfighting Conference. The demonstration showed the immediate value of linking two systems currently in the U.S. Army inventory – Boomerang, produced by Raytheon BBN Technologies, and LRAS3, made by Raytheon Network Centric Systems.
Boomerang provides bearing and elevation cues to the netted LRAS3. The sight operator can positively identify and geo-locate the sniper and send target location and image data with a push of a menu screen button.
"Boomerang delivers reliable sniper detection," said Mark Sherman, general manager, Boomerang. "With the LRAS3's strategic standoff surveillance and Boomerang's network-ready sensors, the soldier can locate and respond to the sniper threat immediately."
With production of net-ready sights ongoing, Raytheon is adding to more than 2,600 LRAS3 units delivered to date. Previous Block 1 systems can be upgraded in the field to include network communication capability.
Raytheon BBN Technologies, a wholly owned subsidiary of Raytheon Company, has delivered more than 5,000 Boomerang systems to the field.
Raytheon Company, with 2009 sales of $25 billion, is a technology and innovation leader specializing in defense, homeland security and other government markets throughout the world. With a history of innovation spanning 88 years, Raytheon provides state-of-the-art electronics, mission systems integration and other capabilities in the areas of sensing; effects; and command, control, communications and intelligence systems, as well as a broad range of mission support services. With headquarters in Waltham, Mass., Raytheon employs 75,000 people worldwide.
Raytheon Company
Sekjen Kemhan Tandatangani Sertifikat Tanah Lahan Markas Komando Pusat Misi Perdamaian TNI
01 Juli 2010, Jakarta -- Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto SIP, Kamis (1/7), di Kantor Kemhan, mengatakan bahwa penandatanganan dan penyerahan sertifikat serta pembayaran pertama tanah yang akan digunakan sebagai Markas Komando Pusat Misi Perdamaian TNI ini merupakan tahapan yang penting dalam suatu proses pembangunan kemampuan pertahanan.
Hal itu dikatakannya usai menandatangani penyerahan sertifikat tanah dan pembayaran pertama kepada Direktur PT Buana Estate yang akan digunakan sebagai lokasi Markas Komando Pusat Misi Perdamaian TNI. Sekjen Kemhan menjelaskan bahwa Di atas lahan ini akan dibangunnya Markas Komando Pusat Misi Perdamaian TNI yang akan digunakan sebagai tempat latihan dan standby pasukan bagi kepentingan operasi selain perang seperti penanggulangan bencana atau yang lainnya.
Dijelaskannya, proses awal pengambil-alihan lahan ini berawal dari keinginan Presiden RI untuk membangun markas komando sebagai tempat latihan telah dimulai sejak tahun lalu. Beberapa persiapan sudah dilaksanakan dari segi mempelajari lokasi kemudian mencari dan berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait.
Sekjen mengatakan, pada akhirnya Kementerian Pertahanan memilih daerah di Desa Hambalang Sukahati yang ada di Kabupaten Bogor ini menjadi tempat pembangunan Markas Komando Pasukan Perdamaian ini. Dan karena lahan ini adalah milik dari PT Buana Estate, maka terjadilah tahapan-tahapan dalam proses serah terima antara PT Buana Estate dengan Kementerian Pertahanan.
Pembangunan Markas Komando Pusat Misi Perdamaian ini adalah keinginan pemerintah agar peran Indonesia di mata dunia dapat ditingkatkan seperti halnya dengan negara-negara lain yang ikut berpartisipasi dalam perdamaian dunia. Hal ini juga didasari pada keinginan untuk membangun kemampuan TNI agar dalam menjalankan tugas dapat sesuai dengan keinginan PBB dan juga mempunyai kapabilitas seperti yang diharapkan.
Dalam sambutannya, Sekjen juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh Direksi PT Buana Estate yang telah ikut membantu dan menyukseskan keinginan pemerintah dalam membangun pusat misi perdamaian ini. Setelah ini menurutnya masih banyak tahapan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan proses pembangunan Markas Komando Pusat Misi Perdamaian ini.
Sekjen kemudian juga mengharapkan kerjasama dari seluruh pihak yang terkait untuk senantiasa memperhatikan setiap aspek dan setiap langkah ke depan sehingga tidak terjadi hal-hal yang berpotensi menjadi sebuah masalah baik saat ini maupun di masa yang akan datang dalam pembangunan Markas Komando ini dikaitkan dengan permasalahan lahan/tanah.
DMC
TNI Sebaiknya Tak Gunakan Hak Pilih
Seorang wanita membentang poster saat mengikuti aksi unjuk rasa di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Kamis (1/7). Puluhan pengunjuk rasa yang tergabung dalam Gerakan Melawan Amnesia Sejarah menggelar aksi memprotes wacana pemulihan hak pilih TNI dan menolak adanya pelanggar HAM yang menduduki posisi pejabat negara. (Foto: ANTARA/Ismar Patrizki/ss/mes/10)
01 Juli 2010, Jakarta -- Ketua umum Ikatan Keluarga Alumni Lembaga Ketahanan Nasional, Agum Gumelar, menilai sebaiknya TNI tidak menggunakan hak pilih.
"TNI itu alat negara, dan terikat pada Sapta Marga yang harus menjunjung tinggi kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan," katanya, pagi ini.
Dikatakan, TNI adalah alat negara yang bertugas pokok menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Kalau ikut pemilu, dia bisa berpihak dan dimanfaatkan kepentingan politik, dan ini berpotensi menimbulkan perpecahan," katanya.
Dijelaskan, prajurit TNI adalah alat negara untuk mengamankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Sebagai pengaman seluruh masyarakat, sudah selayaknya TNI netral dalam politik. TNI tidak boleh berpihak," ujarnya.
TNI menyatakan, penggunaan hak pilih sangat tergantung pada keputusan politik. "Kita berpedoman pada UU No34/2004 tentang TNI dan UU Pemilu," katanya.
Berdasar UU No34/2004 TNI tidak boleh terlibat dalam kegiatan politik praktis sebagai salah satu agenda reformasi internal TNI.
Pengembalian hak pilih TNI/Polri rentan perpecahan
Analis politik Universitas Gadjah Mada, Hasrul Hanif, menilai pengembalian hak pilih TNI/Polri pada Pemilu 2014 masih sangat rentan menimbulkan perpecahan baik di kedua institusi itu maupun di partai politik.
"Banyaknya partai politik memungkinkan setiap pihak dari TNI/Polri akan berafiliasi di dalamnya dan tanpa kesiapan akan rentan terhadap friksi," katanya, tadi malam.
Hasrul masih meragukan kesiapan dari institusi TNI/Polri dan juga partai politik sipil dalam menerima hak pilih TNI/Polri. Apalagi, katanya, adanya partai politik yang dipimpin oleh para pensiunan jenderal, tentu hal itu akan berpengaruh di dalamnya.
Jadi, katanya, pengembalian hak pilih itu sebaiknya menunggu sampai TNI/Polri saat ini benar-benar telah profesional dan dipimpin oleh mereka yang dididik pada era reformasi.
Ditambahkan, pada prinsipnya hak memilih dan dipilih merupakan hak dasar warga negara termasuk anggota TNI/Polri. Tetapi ada konteks yang kemudian mengecualikan hal itu, sehingga perlu adanya penundaan pemberian hak pilih tersebut pada 2014.
Dikatakan, sejarah panjang generasi militer yang terlibat jauh dalam kebijakan politik pada masa Orde Baru masih cukup mengakar hingga saat ini.
"Generasi-generasi dari pimpinan yang muncul saat ini merupakan hasil dari pendidikan di masa Orde Baru yang tentu saja masih memiliki keterkaitan sejarah dengan masa lalu," katanya.
Untuk itu, menurutnya, perlu ditunda hingga munculnya generasi-generasi baru yang benar-benar terlepas dari sejarah Orde baru.
"Semua orang sepakat untuk memberikan hak pilih TNI/Polri, tapi sampai kapan? Yakni sampai generasi yang dididik dengan dwifungsi itu selesai, dan dipimpin oleh tentara profesional. Di sinilah membuka TNI/Polri untuk masuk," katanya.
Waspada
01 Juli 2010, Jakarta -- Ketua umum Ikatan Keluarga Alumni Lembaga Ketahanan Nasional, Agum Gumelar, menilai sebaiknya TNI tidak menggunakan hak pilih.
"TNI itu alat negara, dan terikat pada Sapta Marga yang harus menjunjung tinggi kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan," katanya, pagi ini.
Dikatakan, TNI adalah alat negara yang bertugas pokok menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Kalau ikut pemilu, dia bisa berpihak dan dimanfaatkan kepentingan politik, dan ini berpotensi menimbulkan perpecahan," katanya.
Dijelaskan, prajurit TNI adalah alat negara untuk mengamankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Sebagai pengaman seluruh masyarakat, sudah selayaknya TNI netral dalam politik. TNI tidak boleh berpihak," ujarnya.
TNI menyatakan, penggunaan hak pilih sangat tergantung pada keputusan politik. "Kita berpedoman pada UU No34/2004 tentang TNI dan UU Pemilu," katanya.
Berdasar UU No34/2004 TNI tidak boleh terlibat dalam kegiatan politik praktis sebagai salah satu agenda reformasi internal TNI.
Pengembalian hak pilih TNI/Polri rentan perpecahan
Analis politik Universitas Gadjah Mada, Hasrul Hanif, menilai pengembalian hak pilih TNI/Polri pada Pemilu 2014 masih sangat rentan menimbulkan perpecahan baik di kedua institusi itu maupun di partai politik.
"Banyaknya partai politik memungkinkan setiap pihak dari TNI/Polri akan berafiliasi di dalamnya dan tanpa kesiapan akan rentan terhadap friksi," katanya, tadi malam.
Hasrul masih meragukan kesiapan dari institusi TNI/Polri dan juga partai politik sipil dalam menerima hak pilih TNI/Polri. Apalagi, katanya, adanya partai politik yang dipimpin oleh para pensiunan jenderal, tentu hal itu akan berpengaruh di dalamnya.
Jadi, katanya, pengembalian hak pilih itu sebaiknya menunggu sampai TNI/Polri saat ini benar-benar telah profesional dan dipimpin oleh mereka yang dididik pada era reformasi.
Ditambahkan, pada prinsipnya hak memilih dan dipilih merupakan hak dasar warga negara termasuk anggota TNI/Polri. Tetapi ada konteks yang kemudian mengecualikan hal itu, sehingga perlu adanya penundaan pemberian hak pilih tersebut pada 2014.
Dikatakan, sejarah panjang generasi militer yang terlibat jauh dalam kebijakan politik pada masa Orde Baru masih cukup mengakar hingga saat ini.
"Generasi-generasi dari pimpinan yang muncul saat ini merupakan hasil dari pendidikan di masa Orde Baru yang tentu saja masih memiliki keterkaitan sejarah dengan masa lalu," katanya.
Untuk itu, menurutnya, perlu ditunda hingga munculnya generasi-generasi baru yang benar-benar terlepas dari sejarah Orde baru.
"Semua orang sepakat untuk memberikan hak pilih TNI/Polri, tapi sampai kapan? Yakni sampai generasi yang dididik dengan dwifungsi itu selesai, dan dipimpin oleh tentara profesional. Di sinilah membuka TNI/Polri untuk masuk," katanya.
Waspada
Menhan: TNI Belum Gunakan Hak Pilih
(Foto: matanews)
01 Juli 2010, Jakarta -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro TNI belum saatnya menggunakan hak pilih, mengingat tugas pokoknya sebagai alat pertahanan negara. "Sebagai alat pertahanan negara, sesuai UU No34/2004 tentang TNI, maka sebaiknya TNI tetap menjaga netralitasnya," katanya, usai menerima Bintang Kehormatan Yudha Dharma Utama di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan, "Kalau pada posisi sekarang ini maka TNI harus netral. UU secara tegas menyebutkan bahwa TNI netral," .
Menurut Purnomo, ada tiga komponen yang harus didengarkan pendapatnya atau sikapnya terkait boleh atau tidak TNI mempunyai hak pilih. Pertama, rakyat harus ditanyakan, apa sikapnya terhadap wacana hak pilih TNI. Kedua, TNI sendiri harus ditanyakan, apa pendapatnya.
"Kalau ditanya kepada TNI sekarang ini, saya kira belum siap. Masih perlu kajian-kajian,? katanya.
Ketiga, harus ditanyakan dan mendengarkan pendapat dari para pemegang mandat rakyat yaitu Presiden dan DPR.
"Ketiga komponen ini penting didengarkan pendapatnya," katanya.
Tentang kemungkinan merevisi UU No34/2004 terkait hak pilih TNI, Purnomo mengatakan, hal iu tidak mudah untuk dilakukan.
"Kalaupun ada keinginan merevisi UU 34/2004, kendalanya adalah apakah sudah masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) atau tidak. Untuk tahun 2010 ini, tidak ada (dalam Prolegnas). Tahun 2011 tampaknya juga belum," demikian Purnomo.
ANTARA News
01 Juli 2010, Jakarta -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro TNI belum saatnya menggunakan hak pilih, mengingat tugas pokoknya sebagai alat pertahanan negara. "Sebagai alat pertahanan negara, sesuai UU No34/2004 tentang TNI, maka sebaiknya TNI tetap menjaga netralitasnya," katanya, usai menerima Bintang Kehormatan Yudha Dharma Utama di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan, "Kalau pada posisi sekarang ini maka TNI harus netral. UU secara tegas menyebutkan bahwa TNI netral," .
Menurut Purnomo, ada tiga komponen yang harus didengarkan pendapatnya atau sikapnya terkait boleh atau tidak TNI mempunyai hak pilih. Pertama, rakyat harus ditanyakan, apa sikapnya terhadap wacana hak pilih TNI. Kedua, TNI sendiri harus ditanyakan, apa pendapatnya.
"Kalau ditanya kepada TNI sekarang ini, saya kira belum siap. Masih perlu kajian-kajian,? katanya.
Ketiga, harus ditanyakan dan mendengarkan pendapat dari para pemegang mandat rakyat yaitu Presiden dan DPR.
"Ketiga komponen ini penting didengarkan pendapatnya," katanya.
Tentang kemungkinan merevisi UU No34/2004 terkait hak pilih TNI, Purnomo mengatakan, hal iu tidak mudah untuk dilakukan.
"Kalaupun ada keinginan merevisi UU 34/2004, kendalanya adalah apakah sudah masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) atau tidak. Untuk tahun 2010 ini, tidak ada (dalam Prolegnas). Tahun 2011 tampaknya juga belum," demikian Purnomo.
ANTARA News
Tujuh KRI Kolinlamil Segera Istirahat
KRI Teluk Bone (511) salah satu kapal perang jenis LST yang akan dimusnahkan karena faktor usia. (Foto: Dispenal)
10 Juli 2010 -- Hari ini, 1 Juli 2010 Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) memperingati HUT ke-49. Selama kurun waktu itu telah banyak pengabdian, sumbangsih, dan kiprah yang dilakukan Kolinlamil dan jajarannya, terutama dalam pelaksanaan operasi militer selain perang. Seperti instansi yang lain, Kolinlamil juga dihadapkan dengan anggaran terbatas dari pemerintah, sehingga masih mengoperasikan kapal-kapal perang tua. Untuk mengetahui persoalan yang dihadapi Kolinlamil, Pelita melakukan wawancara dengan Panglima Kolinlanil Laksamana Muda TNI Slamet Yulistiyono, pekan lalu.
Wilayah yang menjadi tanggung jawab Kolinlamil sangat luas, sementara kapal perang atau KRI yang dioperasionalkan Kolinlamil terbatas. Demikian pula anggaran pemerintah juga masih terbatas, bagaimana Kolinlamil bisa melaksanakan tugas yang diembankan pemerintah agar tugas itu bisa terlaksana dengan baik?
Memang anggaran yang disiapkan pemerintah terbatas. Tapi, hal itu bukan berarti Kolinlamil lantas tidak berbuat apa-apa. Dengan keterbatasan yang ada, Kolinlamil berusaha keras untuk mengoperasionalkan unsur-unsur kapal perang yang disiapkan komando atas secara maksimal.
Kalau boleh tahu, berapa kapal perang saat ini yang dioperasionalkan oleh Kolinlamil dan jajarannya?
Untuk sementara ada 18 kapal peramg. Tujuh di antaranya akan diistirahatkan, karena telah dioperasikan lebih dari 60 tahun. Nah, kapal-kapal tua itu nantinya akan diisi dengan kapal-kapal baru yang perencanaannya disesuikan dengan anggaran pemerintah.
Dengan masih dioperasikannya kapal-kapal tua dan segera diistirahatkannya sebanyak tujuh unit kapal perang, apa tidak mengganggu kinerja dan operasional Kolinlamil?
Dalam kondisi sekarang, semua tugas pokok Kolinlamil bisa dilaksanakan dengan baik. Yang perlu diantisipasi adalah jika terjadi bencana alam yang sewaktu-waktu terjadi. Karena kapal-kapal Kolinlamil, selain untuk mengangkut pasukan dan menggeser personel ke daerah operasi dan pulau-pulau terdepan Indonesia, juga digunakan untuk mengangkut bantuan bagi korban bencana alam, seperti untuk mengangkut logistik dan material pada saat terjadi bencana alam.
Pimpinan TNI dan Angkatan selalu mengingatkan tentang pentingnya zero accident, tentu hal itu termasuk di Kolinlamil. Bagaimana Panglima Kolinlamil menyikapi hal itu, terutama dikaitkan dengan kapal-kapal yang sudah tua?
Ya, kewaspadaan seluruh anak buah kapal tentu harus ditingkatkan dan agar bisa menguasai setiap detil peralatan yang ada. Karena kapal-kapal tua, faktor risikonya lebih tinggi. Karena itu alat keselamatan, alat pemadam kebakaran, dan mengatasi kebocoran harus diutamakan. Secara terus menerus dilatihkan dan dikontrol, agar para anak buah kapal menguasainya dan peralatan siap digunakan.
Teroris terus berusaha untuk melakukan serangan. Juga tidak tertutup kemungkinan teroris menargetkan Alutsista TNI Angkatan Laut, termasuk Kolinlamil. Bagaimana jajaran Kolinlamil mengantisipasi hal itu?
Kami mengutamakan deteksi aparat intelijen dan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak guna mengantisipasi kemungkinan serangan teroris. Kewaspadaan harus selalu ditingkatkan sesuai dengan kemampuan. Salah satu latihan yang kami lakukan di jajaran Kolinlamil adalah melakukan latihan lawan sabotase bawah air.
Beberapa waktu lalu ada kabar bahwa Kolinlamil harus pindah markas, karena lahannya akan digunakan kepentingan lain. Benarkah hal itu?
Kami sampai sekarang masih tetap di sini. Perlu diingat bahwa keberadaan Markas Kolinlamil di sini sangatlah strategis dan merupakan save house jika terjadi apa-apa di Jakarta. Nggak ada tempat lain, kecuali di Kolinlamil.
Pelita
10 Juli 2010 -- Hari ini, 1 Juli 2010 Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) memperingati HUT ke-49. Selama kurun waktu itu telah banyak pengabdian, sumbangsih, dan kiprah yang dilakukan Kolinlamil dan jajarannya, terutama dalam pelaksanaan operasi militer selain perang. Seperti instansi yang lain, Kolinlamil juga dihadapkan dengan anggaran terbatas dari pemerintah, sehingga masih mengoperasikan kapal-kapal perang tua. Untuk mengetahui persoalan yang dihadapi Kolinlamil, Pelita melakukan wawancara dengan Panglima Kolinlanil Laksamana Muda TNI Slamet Yulistiyono, pekan lalu.
Wilayah yang menjadi tanggung jawab Kolinlamil sangat luas, sementara kapal perang atau KRI yang dioperasionalkan Kolinlamil terbatas. Demikian pula anggaran pemerintah juga masih terbatas, bagaimana Kolinlamil bisa melaksanakan tugas yang diembankan pemerintah agar tugas itu bisa terlaksana dengan baik?
Memang anggaran yang disiapkan pemerintah terbatas. Tapi, hal itu bukan berarti Kolinlamil lantas tidak berbuat apa-apa. Dengan keterbatasan yang ada, Kolinlamil berusaha keras untuk mengoperasionalkan unsur-unsur kapal perang yang disiapkan komando atas secara maksimal.
Kalau boleh tahu, berapa kapal perang saat ini yang dioperasionalkan oleh Kolinlamil dan jajarannya?
Untuk sementara ada 18 kapal peramg. Tujuh di antaranya akan diistirahatkan, karena telah dioperasikan lebih dari 60 tahun. Nah, kapal-kapal tua itu nantinya akan diisi dengan kapal-kapal baru yang perencanaannya disesuikan dengan anggaran pemerintah.
Dengan masih dioperasikannya kapal-kapal tua dan segera diistirahatkannya sebanyak tujuh unit kapal perang, apa tidak mengganggu kinerja dan operasional Kolinlamil?
Dalam kondisi sekarang, semua tugas pokok Kolinlamil bisa dilaksanakan dengan baik. Yang perlu diantisipasi adalah jika terjadi bencana alam yang sewaktu-waktu terjadi. Karena kapal-kapal Kolinlamil, selain untuk mengangkut pasukan dan menggeser personel ke daerah operasi dan pulau-pulau terdepan Indonesia, juga digunakan untuk mengangkut bantuan bagi korban bencana alam, seperti untuk mengangkut logistik dan material pada saat terjadi bencana alam.
Pimpinan TNI dan Angkatan selalu mengingatkan tentang pentingnya zero accident, tentu hal itu termasuk di Kolinlamil. Bagaimana Panglima Kolinlamil menyikapi hal itu, terutama dikaitkan dengan kapal-kapal yang sudah tua?
Ya, kewaspadaan seluruh anak buah kapal tentu harus ditingkatkan dan agar bisa menguasai setiap detil peralatan yang ada. Karena kapal-kapal tua, faktor risikonya lebih tinggi. Karena itu alat keselamatan, alat pemadam kebakaran, dan mengatasi kebocoran harus diutamakan. Secara terus menerus dilatihkan dan dikontrol, agar para anak buah kapal menguasainya dan peralatan siap digunakan.
Teroris terus berusaha untuk melakukan serangan. Juga tidak tertutup kemungkinan teroris menargetkan Alutsista TNI Angkatan Laut, termasuk Kolinlamil. Bagaimana jajaran Kolinlamil mengantisipasi hal itu?
Kami mengutamakan deteksi aparat intelijen dan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak guna mengantisipasi kemungkinan serangan teroris. Kewaspadaan harus selalu ditingkatkan sesuai dengan kemampuan. Salah satu latihan yang kami lakukan di jajaran Kolinlamil adalah melakukan latihan lawan sabotase bawah air.
Beberapa waktu lalu ada kabar bahwa Kolinlamil harus pindah markas, karena lahannya akan digunakan kepentingan lain. Benarkah hal itu?
Kami sampai sekarang masih tetap di sini. Perlu diingat bahwa keberadaan Markas Kolinlamil di sini sangatlah strategis dan merupakan save house jika terjadi apa-apa di Jakarta. Nggak ada tempat lain, kecuali di Kolinlamil.
Pelita
DARPA Tasks Northrop Grumman to Demonstrate Autonomous Aerial RefuelingTwo Global Hawk UAVs Will Accomplish a World's First
01 July 2010, SAN DIEGO -- DARPA announced the award of a $33 million contract to Northrop Grumman Corporation (NYSE:NOC) to demonstrate aerial refueling of a NASA Global Hawk unmanned aerial vehicle (UAV) by a sister ship. The program will be designated KQ-X.
Northrop Grumman will retrofit two of the high altitude long endurance (HALE) UAVs, one aircraft pumping fuel into the other in flight through a hose-and-drogue refueling system. The aerial refueling engagement will be completely autonomous.
"Demonstrating the refueling of one UAV by another is a historic milestone," said Carl Johnson, vice president, Advanced Concepts for Northrop Grumman Aerospace Systems. "It adds aerial refueling to the list of capabilities that can be accomplished autonomously by Global Hawks; it opens the door to greatly expanded operational utility for UAVs; and, as a side benefit, it promises to increase the safety and reliability of aerial refueling between manned aircraft by reducing pilot workload."
There are several revolutionary aspects to the KQ-X program. Not only will the aerial refueling be autonomous, but since Global Hawks are HALE UAVs, it will also take place at a much higher altitude than has been previously demonstrated with manned aircraft. It will also be the first time that HALE UAVs have flown in formation.
"The importance of aerial refueling is clear in the way military aviation depends on it today," said Jim McCormick, the DARPA program manager for KQ-X. "This demonstration will go a long way towards making those same advantages a reality for the next generation of unmanned aircraft."
Engineering work will be accomplished at the Northrop Grumman Unmanned Systems Development Center in Rancho Bernardo, California. Pilots from NASA, NOAA, and Northrop Grumman will fly the Global Hawks from the NASA Dryden Flight Research Center at Edwards Air Force Base, also in California. Sargent Fletcher, Inc. and Sierra Nevada Corporation are major KQ-X subcontractors.
Northrop Grumman Corporation is a leading global security company whose 120,000 employees provide innovative systems, products, and solutions in aerospace, electronics, information systems, shipbuilding and technical services to government and commercial customers worldwide. For more information visit www.northropgrumman.com
Northrop Grumman Corporation
Northrop Grumman will retrofit two of the high altitude long endurance (HALE) UAVs, one aircraft pumping fuel into the other in flight through a hose-and-drogue refueling system. The aerial refueling engagement will be completely autonomous.
"Demonstrating the refueling of one UAV by another is a historic milestone," said Carl Johnson, vice president, Advanced Concepts for Northrop Grumman Aerospace Systems. "It adds aerial refueling to the list of capabilities that can be accomplished autonomously by Global Hawks; it opens the door to greatly expanded operational utility for UAVs; and, as a side benefit, it promises to increase the safety and reliability of aerial refueling between manned aircraft by reducing pilot workload."
There are several revolutionary aspects to the KQ-X program. Not only will the aerial refueling be autonomous, but since Global Hawks are HALE UAVs, it will also take place at a much higher altitude than has been previously demonstrated with manned aircraft. It will also be the first time that HALE UAVs have flown in formation.
"The importance of aerial refueling is clear in the way military aviation depends on it today," said Jim McCormick, the DARPA program manager for KQ-X. "This demonstration will go a long way towards making those same advantages a reality for the next generation of unmanned aircraft."
Engineering work will be accomplished at the Northrop Grumman Unmanned Systems Development Center in Rancho Bernardo, California. Pilots from NASA, NOAA, and Northrop Grumman will fly the Global Hawks from the NASA Dryden Flight Research Center at Edwards Air Force Base, also in California. Sargent Fletcher, Inc. and Sierra Nevada Corporation are major KQ-X subcontractors.
Northrop Grumman Corporation is a leading global security company whose 120,000 employees provide innovative systems, products, and solutions in aerospace, electronics, information systems, shipbuilding and technical services to government and commercial customers worldwide. For more information visit www.northropgrumman.com
Northrop Grumman Corporation
TNI Musnahkan Enam Kapal Perang Tahun Ini
01 Juli 2010, Jakarta -- TNI Angkatan Laut akan segera memusnahkan enam kapal jenis Landing Ship Tank (LST) tahun ini, sebagai bagian dari program peremajaan alat utama sistem senjata matra laut.
Keenam kapal LST itu berada di Komando Lintas Laut Militer Kolinlamil TNI Angkatan Laut.
"Enam kapal LST dan LDP itu sudah rata-rata usia 64-70 tahun. Kapal ini sudah saatnya diganti," kata Panglima Kolinlamil Laksamana Muda TNI Slamet Sulistiyono, usai upacara peringatan HUT ke-49 Kolinlamil di Markas Kolinlamil Tanjung Priok Jakarta, Kamis.
TNI AL akan "mempensiunkan" beberapa kapal perangnya yang sudah berusia tua dan tidak laik untuk dioperasikan.
"Kami masih melakukan pemilahan, pengkajian kapal-kapal mana saja yang akan dimusnahkan, yang jelas kapal yang akan dimusnahkan itu buatan tahun 1942," katanya.
Keenam LST itu antara lain, KRI Teluk Langsa 501, KRI Teluk Bayur 502, KRI Teluk Kau 504, KRI Teluk Tomini 508, KRI Teluk Ratai 509, KRI Teluk Saleh 510 dan KRI Teluk Bone 511 eks AL Amerika Serikat buatan tahun 1942-1945.
Dari kapal-kapal itu diantaranya digunakan dalam operasi amphibi di pantai Normandia saat Perang Dunia ke-2.
Menurut Slamet, enam kapal tua yang akan dimusnahkan masih dapat dioperasikan hingga akhir tahun ini. Mesin kapal masih cukup terawat.
"Karena pertimbangan usia kapal sudah tua, maka harus dipensiunkan. Inipun sudah menjadi kebijakan TNI Angkatan Laut," ujar Slamet.
Keenam LST tersebut akan digantikan kapal sejenis buatan PT PAL.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama PT PAL Harsusanto mengatakan, hingga 2014 telah mendapatkan kontrak dari Kementerian Pertahanan dan TNI AL untuk membuat beberapa kapal.
Diantaranya, dua kapal selam, dua kapal perusak kawal rudal (PKR), 11 unit KCR-40, tujuh unit kapal angkut tank (AT/LST), 17 unit tank amfibi, dan 25 unit peningkatan kemampuan kapal-kapal perang TNI Angkatan Laut.
HUT Kolinlami dihadiri Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat Laksda TNI Marsetio, Komandan Lantamal III Jakarta Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul, Kepala Staf Armabar Laksma TNI Didit Herdiawan dan beberapa mantan Panglima Kolinlamil, sepert Laksda (Purn) R Ompusunggu, Laksda (Purn) Bambang S dan Laksda (Purn) JFA Manengke.
ANTARA News
9000 Prajurit Perbatasan Dapat Tunjangan Khusus
Prajurit Korps Marinir yang teragabung dalam Satgasmar Ambalat X dengan Komandan Satgas Kapten Marinir Imam Syafii memasuki lapangan apel Yonif-1 Mar, Jl Teluk Bayur 62, Surabaya. (Foto: Serda Mar Kuwadi)
01 Juli 2010, Jakarta -- Sebanyak 9.000 prajurit TNI yang bertugas di daerah perbatasan, dalam waktu dekat, segera menerima tunjangan. Tunjangan khusus ini akan segera direalisasikan begitu keluarnya Peraturan Presiden (perpres).
"Prosesnya sudah selesai dan tidak lama lagi anggaran bisa direalisasikan. Perpresnya mungkin keluar satu dua minggu ini. Tunjangan khusus ini untuk mendorong agar prajurit lebih bersemangat menjaga perbatasan kita," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai upacara penganugerahan Bintang Yudha Utama yang diterima Purnomo dari Presiden RI di Jakarta, Kamis (1/6).
Dalam kesempatan tersebut, selain Purnomo, Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Budi Susilo Soepandji mendapat anugerah Bintang Yudha Dharma Nararya. Tunjangan yang diberikan, lanjut dia, terhitung sejak 1 Januari 2010.
Besarnya tunjangan dibagi ke dalam tiga kategori. Pertama untuk para prajurit yang tinggal di garis perbatasan di pulau terluar yang tidak berpenduduk mendapat tunjangan sebesar 150% dari gaji yang diterima setiap bulannya. Untuk prajurit di pulau terluar yang berpenduduk mendapatkan 100% dari gaji. Untuk yang patroli mendapat 50% dari gajinya.
Dalam kesempatan yang sama, Purnomo menegaskan keyakinannya bahwa kekurangan anggaran pertahanan sebesar Rp50 triliun hingga 2015 dapat diatasi. "Menurut estimasi, perekonomian Indonesia akan membaik pada 2014 sehingga bisa mengangkat bujet pertahanan," imbuhnya.
TNI sinergikan pengamanan pulau terluar
Sinergi antarkesatuan dalam melakukan pengamanan terhadap pulau-pulau terluar di Sumatera Barat, seperti gugusan kepulauan di wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai akan dilakukan Korps TNI.
Komandan Pangkalan Udara Tabing, Padang, Letkol (Pnb) Awang Kurniawan, Kamis (1/7/2010) mengatakan selama ini pihak TNI AU secara rutin melakukan patrol udara untuk mengawasi kawasan-kawasan tersebut.
"Jika memang ada yang perlu ditindaklanjuti, bisa dilanjutkan dengan (koordinasi) pada Koarmabar (Komando Armada RI Kawasan Barat) sebagai Kotama (Komando Utama) TNI," sebut Awang.
MI.com/KOMPAS.com
01 Juli 2010, Jakarta -- Sebanyak 9.000 prajurit TNI yang bertugas di daerah perbatasan, dalam waktu dekat, segera menerima tunjangan. Tunjangan khusus ini akan segera direalisasikan begitu keluarnya Peraturan Presiden (perpres).
"Prosesnya sudah selesai dan tidak lama lagi anggaran bisa direalisasikan. Perpresnya mungkin keluar satu dua minggu ini. Tunjangan khusus ini untuk mendorong agar prajurit lebih bersemangat menjaga perbatasan kita," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai upacara penganugerahan Bintang Yudha Utama yang diterima Purnomo dari Presiden RI di Jakarta, Kamis (1/6).
Dalam kesempatan tersebut, selain Purnomo, Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Budi Susilo Soepandji mendapat anugerah Bintang Yudha Dharma Nararya. Tunjangan yang diberikan, lanjut dia, terhitung sejak 1 Januari 2010.
Besarnya tunjangan dibagi ke dalam tiga kategori. Pertama untuk para prajurit yang tinggal di garis perbatasan di pulau terluar yang tidak berpenduduk mendapat tunjangan sebesar 150% dari gaji yang diterima setiap bulannya. Untuk prajurit di pulau terluar yang berpenduduk mendapatkan 100% dari gaji. Untuk yang patroli mendapat 50% dari gajinya.
Dalam kesempatan yang sama, Purnomo menegaskan keyakinannya bahwa kekurangan anggaran pertahanan sebesar Rp50 triliun hingga 2015 dapat diatasi. "Menurut estimasi, perekonomian Indonesia akan membaik pada 2014 sehingga bisa mengangkat bujet pertahanan," imbuhnya.
TNI sinergikan pengamanan pulau terluar
Sinergi antarkesatuan dalam melakukan pengamanan terhadap pulau-pulau terluar di Sumatera Barat, seperti gugusan kepulauan di wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai akan dilakukan Korps TNI.
Komandan Pangkalan Udara Tabing, Padang, Letkol (Pnb) Awang Kurniawan, Kamis (1/7/2010) mengatakan selama ini pihak TNI AU secara rutin melakukan patrol udara untuk mengawasi kawasan-kawasan tersebut.
"Jika memang ada yang perlu ditindaklanjuti, bisa dilanjutkan dengan (koordinasi) pada Koarmabar (Komando Armada RI Kawasan Barat) sebagai Kotama (Komando Utama) TNI," sebut Awang.
MI.com/KOMPAS.com
83 Kadet AAL Susul Dewaruci di Spanyol
01 Juli 2010, Surabaya -- Sebanyak 83 kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) bergabung dengan awak Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci yang sedang singgah di pelabuhan Malaga, Spanyol.
Kepala Bagian Penerangan AAL, Mayor Laut (Kh) Jamaluddin, di Surabaya, Kamis, mengatakan, para kadet itu merupakan pasukan susulan.
Mereka bertolak dari Tanah Air menuju Malaga dengan menggunakan jalur udara. "Sekarang mereka sudah bergabung dengan awak KRI Dewaruci lainnya," katanya.
Sebanyak 83 kadet itu saat ini tercatat sebagai kadet tingkat III Angkatan ke-57 yang terdiri atas korps pelaut sebanyak 26 orang, korps teknik (19), korps elektro (14), dan korps suplai (10).
Kedatangan 83 kadet AAL itu diterima Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Suharto sekaligus Komandan Satuan Tugas (Satgas) Kartika Jala Krida.
"Mereka juga langsung mengadakan "courtesy call" kepada Dubes RI," kata Jamaliddin.
Selama berada di Malaga, mereka akan melakukan pertandingan persahabatan dengan tim sepak bola Angkatan Udara Spanyol.
Mereka juga akan menggelar kesenian kadet yang dihadiri oleh Dubes RI untuk Spanyol, Maroko, dan Portugal.
Selanjutnya mereka akan melakukan pelayaran selama 93 hari dengan rute Malaga (Spanyol), Cherbourg (Perancis), Antwerp (Belgia), Alborg (Denmark), Kristiansand (Norwegia), Hartlepool (Inggris), Brest (Prancis), Amsterdam (Belanda), Bremerhaven (Jerman), Cagliari (Italy), Alexandria (Mesir), Jakarta, dan kembali lagi ke Surabaya.
Dalam mengarungi rute tersebut, para kadet akan mengikuti beberapa perlombaan pelayaran internasional, di antaranya "The Tall Ships Race 2010" di Aalborg, Denmark), "Sail Amsterdam Festival" di Bremerhaven, Jerman, dan "Festival Internationationale Mediterrneo E Velieri" di Cagliari, Italia.
ANTARA Jatim
Pangdam XII Tanjungpura Akan Evaluasi Pengamanan Perbatasan
01 Juli 2010, Pontianak -- Panglima Komando Daerah Militer XII Tanjungpura, Mayor Jenderal TNI Moeldoko, menyatakan bahwa akan mengevaluasi pengamanan di kawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kalimantan Barat.
"Dalam waktu dekat saya akan mengevaluasi pengamanan dan penjagaan kawasan perbatasan oleh TNI dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Moeldoko di Pontianak, Kamis.
Ia menyatakan, dalam melakukan evaluasi itu, terlebih dahulu melakukan pendekatan dan berdialog dengan tokoh-tokoh masyarakat Kalbar untuk tukar-menukar pendapat terkait pengamanan di sepanjang kawasan perbatasan.
"Setelah selesai evaluasi baru saya akan melaporkan yang sesungguhnya kepada pimpinan," katanya.
Saat ini untuk perbatasan Indonesia - Malaysia Timur di wilayah Kalbar sepanjang 857 kilometer telah berdiri sekitar 31 pos pengamanan.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI George Toisutta saat melakukan kunjungan kerja di Pontianak, Januari 2010 menyatakan, pembentukan Kodam XII Tanjungpura di Kalbar bukan upaya menandingi kekuatan negara tetangga seperti Malaysia di kawasan perbatasan.
"Mungkin pemikiran lama seperti itu. Karena kalau kita berhadap-hadapan maka akan ada perlombaan persenjataan," Katanya.
Ia menjelaskan, saat ini pemerintah Indonesia mempunyai kebijakan, yaitu semua anggaran difokuskan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kalaupun dibentuknya Kodam XII Tanjungpura di Kalbar, merupakan suatu kebutuhan, mengingat luasnya wilayah dan pertumbuhan penduduk. "Tidak ada kaitannya dengan menandingi kekuatan Malaysia," ujarnya.
TNI AD mempunyai tugas untuk menjaga keutuhan wilayah kedaultan darat, terutama kawasan perbatasan Indonesia (Kalbar) - Malaysia.
"Tidak ada urusannya dengan negara tetanga, yang penting keutuhan NKRI bisa terjaga," kata George.
ANTARA News
"Dalam waktu dekat saya akan mengevaluasi pengamanan dan penjagaan kawasan perbatasan oleh TNI dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Moeldoko di Pontianak, Kamis.
Ia menyatakan, dalam melakukan evaluasi itu, terlebih dahulu melakukan pendekatan dan berdialog dengan tokoh-tokoh masyarakat Kalbar untuk tukar-menukar pendapat terkait pengamanan di sepanjang kawasan perbatasan.
"Setelah selesai evaluasi baru saya akan melaporkan yang sesungguhnya kepada pimpinan," katanya.
Saat ini untuk perbatasan Indonesia - Malaysia Timur di wilayah Kalbar sepanjang 857 kilometer telah berdiri sekitar 31 pos pengamanan.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI George Toisutta saat melakukan kunjungan kerja di Pontianak, Januari 2010 menyatakan, pembentukan Kodam XII Tanjungpura di Kalbar bukan upaya menandingi kekuatan negara tetangga seperti Malaysia di kawasan perbatasan.
"Mungkin pemikiran lama seperti itu. Karena kalau kita berhadap-hadapan maka akan ada perlombaan persenjataan," Katanya.
Ia menjelaskan, saat ini pemerintah Indonesia mempunyai kebijakan, yaitu semua anggaran difokuskan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kalaupun dibentuknya Kodam XII Tanjungpura di Kalbar, merupakan suatu kebutuhan, mengingat luasnya wilayah dan pertumbuhan penduduk. "Tidak ada kaitannya dengan menandingi kekuatan Malaysia," ujarnya.
TNI AD mempunyai tugas untuk menjaga keutuhan wilayah kedaultan darat, terutama kawasan perbatasan Indonesia (Kalbar) - Malaysia.
"Tidak ada urusannya dengan negara tetanga, yang penting keutuhan NKRI bisa terjaga," kata George.
ANTARA News
Iran Mulai Balas Rusia Pembatalan Pengiriman S-300
Sistem rudal permukaan-udara S-300. (Foto: RIA Novosti/Mikhail Fomichev)
01 Juli 2010 -- Penolakan Rusia mengirimkan sistem rudal permukaan-udara ke Iran dapat membuat Tehran berpaling ke Cina sebagai pemasok senjata utamanya, mengambil sumber pendapatan Moskow secara serius, tulis harian Rusia Nezavisimaya Gazeta, Rabu (30/06).
Moskow mengumumkan pertengahan Juni lalu, akan membekukan pengiriman sistem pertahanan udara S-300 mengikuti sangsi baru PBB pada Tehran yang dikeluarkan 9 Juni. Resolusi Dewan Keamanan PBB 1929 dikenakan pada Iran terkait program nuklirnya. Iran dikenakan sangsi pengetatan kontrol keuangan dan perluasan embargo senjata.
Kontrak pembelian S-300 senilai 800 juta dolar, menurut para ahli Rusia memperkirakan Moskow harus membayar denda karena wanprestasi kontrak senilai 400 juta dolar.
Iran dapat juga menolak membeli semua jenis persenjataan buatan Rusia, diperkirakan Moskow akan kehilangan kontrak 300 hingga 500 juta dolar pertahun.
Tehran telah melarang penggunaan pesawat penumpang buatan Rusia Tu-154 untuk penerbangan jalur domestik dan internasional. Tehran juga akan memulangkan para pilot sipil warga negara Rusia dalam waktu dekat, karena Republik Islam Iran telah mampu mencukupi kebutuhan pilot sendiri.
Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi memperingatkan Moskow, 22 Juni lalu, Rusia bertanggung jawab atas konsekuensi gagalnya pengiriman sistem rudal permukaan-udara S-300 ke Iran.
Moskow dan Tehran menandatangani kontrak pembelian sedikitnya lima sistem S-300 Desember 2005 tetapi sampai saat ini belum dikirimkan oleh Moskow. Washington dan Tel Aviv menekan Moskow membatalkan pengiriman S-300. Kedua negara tersebut khawatir kemampuan S-300 dapat melumat jet tempur Israel yang akan menyerang fasilitas nuklir Iran.
Sistem rudal S-300 versi terbaru, S-300PMU1 mempunyai jarak tembak diatas 150 km serta mampu mencegat rudal balistik, pesawat pada ketinggian rendah dan tinggi, membuat effektif menangkis serangan udara.
RIA Novosti/Berita HanKam
01 Juli 2010 -- Penolakan Rusia mengirimkan sistem rudal permukaan-udara ke Iran dapat membuat Tehran berpaling ke Cina sebagai pemasok senjata utamanya, mengambil sumber pendapatan Moskow secara serius, tulis harian Rusia Nezavisimaya Gazeta, Rabu (30/06).
Moskow mengumumkan pertengahan Juni lalu, akan membekukan pengiriman sistem pertahanan udara S-300 mengikuti sangsi baru PBB pada Tehran yang dikeluarkan 9 Juni. Resolusi Dewan Keamanan PBB 1929 dikenakan pada Iran terkait program nuklirnya. Iran dikenakan sangsi pengetatan kontrol keuangan dan perluasan embargo senjata.
Kontrak pembelian S-300 senilai 800 juta dolar, menurut para ahli Rusia memperkirakan Moskow harus membayar denda karena wanprestasi kontrak senilai 400 juta dolar.
Iran dapat juga menolak membeli semua jenis persenjataan buatan Rusia, diperkirakan Moskow akan kehilangan kontrak 300 hingga 500 juta dolar pertahun.
Tehran telah melarang penggunaan pesawat penumpang buatan Rusia Tu-154 untuk penerbangan jalur domestik dan internasional. Tehran juga akan memulangkan para pilot sipil warga negara Rusia dalam waktu dekat, karena Republik Islam Iran telah mampu mencukupi kebutuhan pilot sendiri.
Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi memperingatkan Moskow, 22 Juni lalu, Rusia bertanggung jawab atas konsekuensi gagalnya pengiriman sistem rudal permukaan-udara S-300 ke Iran.
Moskow dan Tehran menandatangani kontrak pembelian sedikitnya lima sistem S-300 Desember 2005 tetapi sampai saat ini belum dikirimkan oleh Moskow. Washington dan Tel Aviv menekan Moskow membatalkan pengiriman S-300. Kedua negara tersebut khawatir kemampuan S-300 dapat melumat jet tempur Israel yang akan menyerang fasilitas nuklir Iran.
Sistem rudal S-300 versi terbaru, S-300PMU1 mempunyai jarak tembak diatas 150 km serta mampu mencegat rudal balistik, pesawat pada ketinggian rendah dan tinggi, membuat effektif menangkis serangan udara.
RIA Novosti/Berita HanKam
Northrop Grumman-Built Aegis Destroyer Gravely (DDG 107) Performs Well in the Ship's Acceptance Trial
The Northrop Grumman-built Aegis guided missile destroyer Gravely (DDG 107) sails through the Gulf of Mexico last week for her first sea trial.
29 June 2010, PASCAGOULA, Miss. -- The Northrop Grumman Corporation-built (NYSE:NOC) Aegis guided missile destroyer Gravely (DDG 107) returned successfully from her first-ever sea trial last week in the Gulf of Mexico. Reaching this milestone paved the way for delivery to the U.S. Navy later this summer. The destroyer is being built by the company at its Gulf Coast facilities in Pascagoula, Miss.
DDG 107's super trial, normally combining builder's and U.S. Navy acceptance trials, was modified to an integrated acceptance trial to mitigate the impact of the oil spill in the Gulf of Mexico.
"We made a commitment to take DDG 107 to sea and we were able to do that despite the current situation in the Gulf," said Richard Schenk, test and trials vice president for Northrop Grumman Shipbuilding. "The Northrop Grumman/Navy sea trial team worked extremely well together to test the ship's systems, which performed very well. Any testing that could not be accomplished because of the oil spill will be achieved at a later date. I couldn't be more excited of our team's efforts."
During the trial, Northrop Grumman and the U.S. Navy's Board of Inspection and Survey (INSURV) tested the ship's communications and propulsion systems, and conducted several other inspections including habitability.
"We're pleased with the flexibility of Northrop Grumman and the entire team in making the sea trial a success," said U.S. Navy Capt. Steve Mitchell, deputy for operations, Supervisor of Shipbuilding Gulf Coast. "In the areas of focus such as propulsion and damage control, among others, we're happy with the improving trends in these areas. I was proud to be teammates with the shipyard on this trial."
"The shipbuilders and Navy team worked well together, and despite the short time at-sea, we were able to perform necessary tests in a quality manner," said George Nungesser, Northrop Grumman's DDG 51 program manager. "The response we've received from the Navy has been excellent and we greatly reduced the number of trial cards from the last sea trial."
U.S. Navy Commander Doug Kunzman is the ship's first commanding officer and will lead a crew of over 300 officers and sailors. The 510-foot, 9,500-ton Gravely has an overall beam of 59 feet and a navigational draft of 31 feet. Four gas-turbine propulsion plants will power the ship to speeds above 30 knots.
This highly capable multi-mission ship can conduct a variety of operations, from peacetime presence and crisis management to sea control and power projection, all in support of the United States' military strategy. Gravely will be capable of simultaneously fighting air, surface and subsurface battles. The ship contains a myriad of offensive and defensive weapons designed to support maritime defense needs well into the 21st century.
Northrop Grumman Corporation is a leading global security company whose 120,000 employees provide innovative systems, products, and solutions in aerospace, electronics, information systems, shipbuilding and technical services to government and commercial customers worldwide. Please visit www.northropgrumman.com for more information.
Northrop Grumman Corporation
29 June 2010, PASCAGOULA, Miss. -- The Northrop Grumman Corporation-built (NYSE:NOC) Aegis guided missile destroyer Gravely (DDG 107) returned successfully from her first-ever sea trial last week in the Gulf of Mexico. Reaching this milestone paved the way for delivery to the U.S. Navy later this summer. The destroyer is being built by the company at its Gulf Coast facilities in Pascagoula, Miss.
DDG 107's super trial, normally combining builder's and U.S. Navy acceptance trials, was modified to an integrated acceptance trial to mitigate the impact of the oil spill in the Gulf of Mexico.
"We made a commitment to take DDG 107 to sea and we were able to do that despite the current situation in the Gulf," said Richard Schenk, test and trials vice president for Northrop Grumman Shipbuilding. "The Northrop Grumman/Navy sea trial team worked extremely well together to test the ship's systems, which performed very well. Any testing that could not be accomplished because of the oil spill will be achieved at a later date. I couldn't be more excited of our team's efforts."
During the trial, Northrop Grumman and the U.S. Navy's Board of Inspection and Survey (INSURV) tested the ship's communications and propulsion systems, and conducted several other inspections including habitability.
"We're pleased with the flexibility of Northrop Grumman and the entire team in making the sea trial a success," said U.S. Navy Capt. Steve Mitchell, deputy for operations, Supervisor of Shipbuilding Gulf Coast. "In the areas of focus such as propulsion and damage control, among others, we're happy with the improving trends in these areas. I was proud to be teammates with the shipyard on this trial."
"The shipbuilders and Navy team worked well together, and despite the short time at-sea, we were able to perform necessary tests in a quality manner," said George Nungesser, Northrop Grumman's DDG 51 program manager. "The response we've received from the Navy has been excellent and we greatly reduced the number of trial cards from the last sea trial."
U.S. Navy Commander Doug Kunzman is the ship's first commanding officer and will lead a crew of over 300 officers and sailors. The 510-foot, 9,500-ton Gravely has an overall beam of 59 feet and a navigational draft of 31 feet. Four gas-turbine propulsion plants will power the ship to speeds above 30 knots.
This highly capable multi-mission ship can conduct a variety of operations, from peacetime presence and crisis management to sea control and power projection, all in support of the United States' military strategy. Gravely will be capable of simultaneously fighting air, surface and subsurface battles. The ship contains a myriad of offensive and defensive weapons designed to support maritime defense needs well into the 21st century.
Northrop Grumman Corporation is a leading global security company whose 120,000 employees provide innovative systems, products, and solutions in aerospace, electronics, information systems, shipbuilding and technical services to government and commercial customers worldwide. Please visit www.northropgrumman.com for more information.
Northrop Grumman Corporation
Konga XX-G Perbaiki Jalan
Para personel Satgas Zeni TNI Kontingen Garuda XX-G tengah meratakan jalan yang sebelumnya bergelombang dan berlubang. (Foto: Puspen TNI)
01 Juli 2010, Dungu -- Satgas Zeni TNI Kontingen Garuda XX-G yang sudah delapan bulan bertugas di negara DRC (Democratic Republic of Congo) dalam misi MONUC (Mission de I’Organisation de republic des Nations Unies en Republicque Democratique du Congo) tengah memperbaiki jalan utama Lina Kofu - Dungu yang sudah rusak berat, akibat seringnya jalan tersebut dilewati oleh kendaraan berat seperti Truck WFP (World Food Program) dan kendaraan tempur Batalyon Infanteri Maroko serta kendaraan sipil lainnya.
Hal tersebut berdasarkan surat perintah Komandan Ituri Brigade Brigjen ATM Zia Ul Hasan kepada Komandan Kontingen Garuda XX-G Letkol Czi Arnold A.P Ritiauw beberapa waktu lalu, untuk segera memperbaiki jalan Lina Kofu, agar jalan utama yang menghubungkan Dungu Town ke Duru dapat berfungsi kembali.
Dengan dasar surat perintah tersebut Kontingen Garuda XX-G segera mengerahkan Pleton Alat Berat yang dipimpin oleh Lettu Czi Dony Irawan ST untuk memperbaiki jalan Lina Kofu. Kondisi jalan yang hampir tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda empat dan roda dua direncanakan akan memakan waktu selama satu bulan, karena untuk memperbaiki kondisi jalan yang berlumpur dan berlubang sedalam hampir satu meter ini akan memakan waktu cukup lama.
Di sela-sela kesibukannya membangun jalan Dungu Faradje sepanjang 155 Km, pemeliharaan Run Way dan proyek lainnya, Kontingen Garuda XX-G tetap menjalankan tugas yang dibebankan demi suksesnya misi perdamaian di negara DRC (Democratic Republic of Congo) yang disponsori oleh PBB/UN.
Sementara itu, masyarakat yang bermukim di daerah Lina Kofu menyambut dengan gembira perbaikan jalan tersebut karena mereka sudah lama mengharapkan jalan pendukung ekonomis ini dapat berfungsi dengan baik, sehingga mereka dapat meningkatkan perekonomiannya khususnya masyarakat di daerah tersebut.
Adalah merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Kontingen Garuda XX-G dapat berkarya dan membantu rakyat Congo dengan membangun banyak infrastruktur, baik jalan maupun bangunan yang hasilnya langsung dapat dirasakan oleh masyarakat setempat. Sehingga, rakyat Congo yang masih sangat miskin akibat konflik yang berkepanjangan ini dapat terbantu dan dapat memperbaiki tarap kehidupan yang lebih baik.
Kendaraan roda empat dan roda dua sulit melintas karena kondisi jalan yang bergelombang dan berlubang. (Foto: Puspen TNI)
Sejumlah alat berat dan truk dikerahkan untuk memperbaiki Jalan Lina Kofu-Dungu, Kongo. (Foto: Puspen TNI)
Sebuah alat berat tengah meratakan Jalan Lina Kofu-Dungu, Kongo. (Foto: Puspen TNI)
Jalan Lina Kofu yang diperbaiki ini merupakan jalan utama yang menghubungkan Dungu Town ke Duru. (Foto: Puspen TNI)
Puspen TNI/Dispenal
01 Juli 2010, Dungu -- Satgas Zeni TNI Kontingen Garuda XX-G yang sudah delapan bulan bertugas di negara DRC (Democratic Republic of Congo) dalam misi MONUC (Mission de I’Organisation de republic des Nations Unies en Republicque Democratique du Congo) tengah memperbaiki jalan utama Lina Kofu - Dungu yang sudah rusak berat, akibat seringnya jalan tersebut dilewati oleh kendaraan berat seperti Truck WFP (World Food Program) dan kendaraan tempur Batalyon Infanteri Maroko serta kendaraan sipil lainnya.
Hal tersebut berdasarkan surat perintah Komandan Ituri Brigade Brigjen ATM Zia Ul Hasan kepada Komandan Kontingen Garuda XX-G Letkol Czi Arnold A.P Ritiauw beberapa waktu lalu, untuk segera memperbaiki jalan Lina Kofu, agar jalan utama yang menghubungkan Dungu Town ke Duru dapat berfungsi kembali.
Dengan dasar surat perintah tersebut Kontingen Garuda XX-G segera mengerahkan Pleton Alat Berat yang dipimpin oleh Lettu Czi Dony Irawan ST untuk memperbaiki jalan Lina Kofu. Kondisi jalan yang hampir tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda empat dan roda dua direncanakan akan memakan waktu selama satu bulan, karena untuk memperbaiki kondisi jalan yang berlumpur dan berlubang sedalam hampir satu meter ini akan memakan waktu cukup lama.
Di sela-sela kesibukannya membangun jalan Dungu Faradje sepanjang 155 Km, pemeliharaan Run Way dan proyek lainnya, Kontingen Garuda XX-G tetap menjalankan tugas yang dibebankan demi suksesnya misi perdamaian di negara DRC (Democratic Republic of Congo) yang disponsori oleh PBB/UN.
Sementara itu, masyarakat yang bermukim di daerah Lina Kofu menyambut dengan gembira perbaikan jalan tersebut karena mereka sudah lama mengharapkan jalan pendukung ekonomis ini dapat berfungsi dengan baik, sehingga mereka dapat meningkatkan perekonomiannya khususnya masyarakat di daerah tersebut.
Adalah merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Kontingen Garuda XX-G dapat berkarya dan membantu rakyat Congo dengan membangun banyak infrastruktur, baik jalan maupun bangunan yang hasilnya langsung dapat dirasakan oleh masyarakat setempat. Sehingga, rakyat Congo yang masih sangat miskin akibat konflik yang berkepanjangan ini dapat terbantu dan dapat memperbaiki tarap kehidupan yang lebih baik.
Kendaraan roda empat dan roda dua sulit melintas karena kondisi jalan yang bergelombang dan berlubang. (Foto: Puspen TNI)
Sejumlah alat berat dan truk dikerahkan untuk memperbaiki Jalan Lina Kofu-Dungu, Kongo. (Foto: Puspen TNI)
Sebuah alat berat tengah meratakan Jalan Lina Kofu-Dungu, Kongo. (Foto: Puspen TNI)
Jalan Lina Kofu yang diperbaiki ini merupakan jalan utama yang menghubungkan Dungu Town ke Duru. (Foto: Puspen TNI)
Puspen TNI/Dispenal
Agus Widjojo: Wajar Ada Pembentukan Kodam Baru
01 Juli 2010 -- Pendiri Brighten Institute, Agus Widjojo menyatakan pembentukan satu komando daerah militer (Kodam) baru di Kalimantan sebagai hal yang wajar. "Memang bisa dipahami karena Kalimantan itu luas sekali, sedangkan jaringan komunikasi berupa jalan masih sulit," kata Agus, Kamis (1/7).
Mabes TNI Angkatan Darat memekarkan Komando Militer VI/Tanjungpura di Kalimantan menjadi dua kesatuan setingkat Kodam, yaitu menjadi Komando Militer XII/Tanjungpura di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, dan Kodam VI/Mulawarman di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kodam Tanjungpura akan diresmikan hari ini oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta , sedangkan Kodam Mulawarman sudah diresmikan beberapa hari sebelumnya.
Bagi Agus, yang penting adalah penambahan komando teritorial itu harus muncul dari Kementerian Pertahanan. "Bukan ujug-ujug dari Angkatan Darat," urainya. Pasalnya, penambahan komando teritorial merupakan keputusan politis.
TEMPO Interaktif
Mabes TNI Angkatan Darat memekarkan Komando Militer VI/Tanjungpura di Kalimantan menjadi dua kesatuan setingkat Kodam, yaitu menjadi Komando Militer XII/Tanjungpura di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, dan Kodam VI/Mulawarman di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kodam Tanjungpura akan diresmikan hari ini oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta , sedangkan Kodam Mulawarman sudah diresmikan beberapa hari sebelumnya.
Bagi Agus, yang penting adalah penambahan komando teritorial itu harus muncul dari Kementerian Pertahanan. "Bukan ujug-ujug dari Angkatan Darat," urainya. Pasalnya, penambahan komando teritorial merupakan keputusan politis.
TEMPO Interaktif
5 Helikopter Colibri Tiba di Lanud Supadio
5 Pesawat Helicopter EC Colibri yang berhome base di Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma mendarat di Lanud Supadio.
01 Juli 2010, Pontianak -- Tepat pukul 13:09 WIB Sebanyak 5 pesawat Helikopter EC Colibri dengan lebih dari 20 personel yang meliputi penerbang, teknisi dan pendukung dari Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma tiba di Lanud Supadio, Selasa (29/6). Pesawat buatan Tarnos Prancis ini sedang melaksanakan Latihan Terbang Navigasi Jarak Jauh.
Menurut Komandan Skadron Udara 7 Letkol Pnb Daan Sulfi Latihan Terbang Navigasi Jarak Jauh ini merupakan program Skadron Udara 7 yang disebut ”Bina Walet” yang maksud dan tujuannya adalah untuk melatih kru pesawat helikopter dalam tugas penerbangan jarak jauh diluar home base, dengan melewati rintangan yang akan merintangi seperti cuaca serta rintangan yang lain dan diharapkan nantinya setelah kembali ke home base para pilot serta kru mempunyai pengalaman terbang jarak jauh sebagai bekal di penugasan nanti.
Sedangkan Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Imran Baidirus, S.E menyambut baik atas kepercayaan Skadron Udara 7 memilih Lanud Supadio sebagai Lanud pendukung kegiatan Latihan Terbang Navigasi Jarak Jauh pesawat Colibri.
Lanud Supadio merupakan Lanud ke-3 yang disinggahi Helikopter EC colibri ini. Sebelumnya, Senin (28/6) pesawat canggih ini berangkat dari Lanud Suryadarma menuju Lanud Astra Ksetra, Lanud Tanjung Pandan (R) dan Selasa (29/6) ke Lanud Supadio (R). Direncanakan Rabu (30/4) berangkat ke Lanud Tanjung Pandan dan Lanud Palembang.
Pentak Lanud Supadio