Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, February 28, 2009
Yaman Akan Menambah MiG-29 Fulcrum
Presiden Yaman Ali Abdullah Salah mengatakan negaranya akan membeli tambahan sejumlah pesawat tempur MiG-29 Fulcrum serta sejumlah peralatan militer dari Rusia saat kunjungan ke Rusia (25/1).
Tidak menutup kemungkinan Yaman akan membeli MiG-35 selain helikopter dan kapal patroli.
Hampir 90% pesawat tempur serta peralatan militer yang digunakan Angkatan Udara Yaman buatan Uni Soviet. Saat ini, AU Yaman mengoperasikan 44 MiG-29SMT dan MiG-29UBT, diterima dari Rusia tahun 2006 – 2007.
Menurut data CIA, GDP (PDB) Yaman tahun 2008 diperkirakan USD60.48 Milyar dengan pendapatan per-kapita 2008 USD2600. Anggaran belanja militer sekitar 6.6% dari GDP di tahun 2006.
Sedangkan Indonesia GDP tahun 2008 diperkirakan USD932.1 Milyar dengan pendapatan per-kapita 2008 USD3900. Anggaran belanja militer dibawah 1%, bahkan di tahun 2009 hanya 0,6%, karena ada pemilu.
Tak heran, untuk melengkapi satu skadron pesawat tempur dibutuhkan bertahun-tahun.
(RIA Novosti/CIA/Antara/Beritahankam.blogspot)
Marinir RI-AS Akhiri Latihan Bersama
Komandan Korps Marinir TNI AL Mayjen TNI (Mar) Djunaidi Djahri yang ditemui terpisah kepada ANTARA News mengatakan, pihaknya akan terus membina kerja sama dengan korps marinir negara lain.
"Selain untuk membina hubungan baik, latihan bersama ini juga bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan personel marinir," ujarnya.
Dalam latihan bersama itu, Markas Komando Korps Marinir Pasmar II mengerahkan 90 personel, sedangkan Resimen ke-4 USMC mengerahkan 48 prajurit yang dipimpin Kolonel You.
Latihan bersama kedua pihak menggunakan peralatan simulator canggih dan dikendalikan oleh tactical control group. Tujuan latihan untuk meningkatkan kemampuan di bidang perencanaan, kegiatan staf, prosedur operasi pemeliharaan, komando pengendalian, pengambilan keputusan dan pengawasan.
Selain itu juga ada beberapa materi pelajaran yang dikembangkan yaitu pertukaran keilmuan antara marinir kedua negara. Seperti sistem kerja simulator counter insurgency line of operation, militery decision making process dan marine courps planning process.
Dalam latihan bersama disimulasikan pula kedua pasukan terlibat dalam operasi pemelihara perdamaian PBB .Operasi bertujuan meningkatkan stabilitas keamanan untuk mengembalikan dan memelihara kebebasan bergerak serta memberikan bantuan kemanusiaan di sejumlah wilayah konflik di dunia. (antara)
Anggaran TNI Idealnya 5,7 Persen dari PDB
"Anggaran TNI tidak pernah lebih dari satu persen atau rata-rata hanya 0,98 persen dari PDB, bahkan tahun ini malah turun jadi 0,6 persen karena ada Pemilu," kata pengamat politik dari FISIP UI, Connie Rahakundini Bakrie pada Peluncuran Bukunya "Defending Indonesia" di Jakarta, Jumat.
Direktur Eksekutif Institute of Defense Security Study (IODAS) itu mengatakan, dengan anggaran yang minim, alat utama sistem pertahanan (Alutsista) Indonesia juga akan lemah, dan dampaknya pertahanan Indonesia kurang memadai.
Indonesia, ia menguraikan, merupakan negara yang sangat luas wilayahnya yang menuntut perlindungan maksimal dari sengketa wilayah, sumber daya laut yang dicuri, hingga upaya mencegah separatisme.
Indonesia juga selalu dianggap ancaman oleh negara-negara lain, karena itu tidak mungkin Indonesia terus menerima kondisi seperti ini dengan terus berniat baik.
"Militer Indonesia dibangun tanpa niat sebagai pengancam, bahkan sangat lemah dalam sarana militer, tank tua, kapal yang tanpa radar, pesawat yang ketinggalan zaman, sementara negara lain terus membangun peralatan militernya," ujarnya.
Konstelasi di kawasan Asia Pasifik saat ini, tambahnya juga telah berubah, di mana negara lain telah meningkatkan anggaran militernya, seperti China, India, Jepang, Korea, termasuk negara-negara tetangga. Hal ini menambah ketidakpastian masa depan.
"Satu tentara Singapura hanya menjaga sembilan penduduk, sementara satu tentara Indonesia harus menjaga 1.000 penduduk, ini memprihatinkan," katanya.
Ia menyesalkan, rakyat Indonesia yang selalu menuduh TNI melanggar HAM, padahal tentara Indonesialah yang selama ini sering dilanggar hak-haknya.
Ia juga memberi contoh Israel yang lemah, dikelilingi negara-negara yang dianggap lawan dan tidak punya uang mencari cara meningkatkan pertahanannya dengan bekerjasama dengan AS.
Perkembangan hubungan Indonesia-AS sejak naiknya Barack Obama ke kursi Presiden, ujarnya, seharusnya dimanfaatkan dengan baik, karena kebetulan Obama pernah tinggal di Indonesia dan cinta Indonesia.
Kedatangan Menlu AS Hillary Clinton dengan gagasan "comprehensive partnership", menurut dia, merupakan pertanda keinginan Washington untuk membangun hubungan yang lebih luas dengan Indonesia.
"Tapi sayangnya ada hambatan, eksekutif sulit bergerak, jadi memang lebih baik pihak non eksekutif yang maju," kata istri seorang petinggi militer ini. (antara)
Produk Lokal Wujud Nasionalisme
28 Februari 2009, Jakarta -- Bersyukurlah Anda yang menggunakan produk dalam negeri, berarti nasionalisme Anda belum pudar. Antara produk dalam negeri dan nasionalisme memiliki korelasi, setidaknya itulah pandangan Panglima TNI Djoko Santoso.
"TNI menganggap bahwa penggunaan produk dalam negeri itu berbanding lurus dengan nasionalisme suatu bangsa," katanya di Jakarta, Jumat (27/2).
Pihaknya dengan semangat yang tinggi menyambut baik program peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN) untuk pakaian dan sepatu di lingkungan pemerintah dan BUMN/BUMD meskipun agak sedikit sulit bagi TNI.
Menurutnya, penggunaan produk dalam negeri merupakan contoh nyata tindakan yang berpotensi memperkuat pertahanan bangsa. "Ini sangat penting dan pada dasarnya sudah dilakukan TNI sejak lama," katanya.
Ia mengaku seluruh perlengkapan yang digunakan TNI mulai dari sepatu hingga seragam merupakan produksi lokal. Bahkan tidak hanya itu, untuk alat utama sistem persenjataan pun sepanjang masih dapat diproduksi di dalam negeri, pihaknya akan dengan senang hati menggunakannya. "Kecuali untuk peralatan tertentu yang kita belum mampu memproduksinya," katanya.
Panglima berpendapat bahwa menggunakan produk dalam negeri mendatangkan kebanggaan tersendiri. "Kita gunakan itu (produk dalam negeri) mulai dari sepatu, pakaian, peluru, senapan ringan, dan lain-lain," katanya.
Belum lama ini TNI telah membeli produk buatan dalam negeri berupa panser, yang spesifikasinya seperti alat serupa yang digunakan di Libanon. Terkait dengan potensi terjadinya peningkatan belanja produk dalam negeri, ia yakin akan bertambah sesuai dengan anggaran yang diterima tiap-tiap instansi termasuk TNI. (mediaindonesia)
21 Pati TNI naik pangkat
21 Pati yang melaporkan kenaikan pangkatnya hari ini, masing-masing adalah Mayjen TNI Untung Susoro (Kabadiklat Dephan RI), Mayjen TNI (Mar) Sapardi (Pa Sahli Tk. III Bid. Intekmil Panglima TNI), Brigjen TNI Fahmi Firdaus (Karoren Setjen Dephan RI), Brigjen TNI Edy Budi Utomo (Kaposwil BIN NTB), Brigjen TNI Abdul Chasib (Athan RI di Washington DC/USA), Brigjen TNI I Gede Sumertha KY (Kepala Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI), Laksma TNI Agus Purwoto (Karo TU Setjen Dephan), Laksma TNI Bambang Suhadi (Pa Sahli Tk. II Bid. Jahrit Panglima TNI) dan Laksma TNI Dadi Suparta (Kadismatal).
Selanjutnya Laksma TNI Kingkin Suroso (Danpomal), Laksma TNI Bambang Riatmadji (Karoum Kemenko Polhukam), Laksma TNI Dadang Irawan (Asdep 5/IV Hanneg Urusan Bidang Kerjasama Pertahanan Kemenko Polhukam), Laksma TNI Ken Chaidian (Kadisdikal), Marsda TNI Gunarjadi (Tenaga Ahli Pengajar Bidang Ideologi Lemhannas RI), dan Marsda TNI Rodi Suprasodjo (Danseskoau).
Berikutnya adalah Marsma TNI Sudjianto S,M.T. (Pa Ahli Tk. II Kawasan Aspas Sahli Bid. Hubint Panglima TNI), Marsma TNI Edy Sunarwondo (Wadan Seskoau), Marsma TNI Modjo Basuki (Athan RI di Canberra/Australia), Marsma TNI Harsono (Pangkosekhanudnas IV) dan Marsma TNI Sunarto (Kadiskumau).(waspadaonline)
Friday, February 27, 2009
Pindad Serahkan 20 Unit Panser APS
27 Februari 2009, Bandung -- PT Pindad menyerahkan 20 panser Angkut Personel Sedang/APS -2 6X6 kepada Departemen Pertahanan (Dephan) yang kemudian diserahkan kepada TNI Angkatan Darat (AD).
Penyerahan ditandai dengan penyerahan berita acara dari Dirut PT Pindad, Adik Avianto Sudarsono kepada Dirjen Sarana Pertahanan Dephan, Marsekal Muda TNI Eris Herriyanto yang selanjutnya diserahkan kepada penggunanya TNI AD.
Adik Avianto Sudarsono mengatakan, ke-20 panser APS itu merupakan bagian dari 150 unit APS yang dipesan pemerintah melalui kunjungan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 2007.
Sementara itu, Menhan Juwono Sudarsono dalam sambutan tertulis yang dibacakan Marsda Eris Herryanto berharap agar penyelesaian tahap dua tidak terlalu lama hingga bisa dukung tugas-tugas TNI AD.
"Untuk mendukung kebijakan pemerintah yang memprioritaskan produk dalam negeri, maka kami meminta agar PT Pindad meningkatkan kualitasnya dan tumbuh sebagai industri kebanggaan bangsa serta mampu bersaing dengan produk luar negeri," katanya.
Untuk memproduksi 150 unit panser APS, PT PINDAD mendapat dana talangan dari Bank Mandiri, BNI 46 dan BRI. Satu unit panser memiliki harga Rp5,5 miliar atau lebih rendah dari produksi Perancis seharga Rp10 miliar.
Panser APS-2 6X6 memiliki dimensi 6000x2500x2500, berat 11/14 ton, kecepatan 90 km/jam, dengan radius putar 10 meter, dan daya tanjak 31 derajat. Panser ini juga telah dilengkapi dengan persenjataan senapan 7,62 mm, 12,7 mm (infanteri) dan meriam AGL 40 mm (kavaleri).
Tidak itu saja, panser PT Pindad ini juga dilengkapi peralatan khusus seperti sarana penglihatan malam dan Winch 6 ton. Untuk alat komunikasi terdapat intercom set plus VHF/FM (anti jamming dan hopping) serta GPS. (antara)
Kadet Korps Elektro Ikuti Praktikum
Kabagpen AAL, Mayor Laut (KH) Drs Jamaluddin di Surabaya, Jumat menjelaskan, praktikum itu bertujuan untuk menerapkan teori yang telah didapat selama pengajaran di kelas kedalam bentuk praktik.
"Diharapkan setelah melaksanakan praktikum ini, para kadet dapat menerapkan karakteristik serta fungsi komponen elektronika aktif sehingga dapat dijadikan suatu rangkaian elektronika berupa hasil karya atau alat," ujarnya.
Ia mengemukakan, AAL sebagai lembaga pendidikan pembentukan perwira TNI AL tingkat akademi, mendidik kadet agar menjadi perwira yang profesional serta memiliki kemampuan untuk menggunakan, mengamalkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan tuntutan fungsi teknis.
Gubernur AAL, Laksda TNI Moch. Jurianto menjelaskan, praktikum itu sebagai upaya untuk memantapkan penguasaan pengetahuan akademik dan ketrampilan teknis terhadap kadet AAL dalam rangka mengembangkan teori-teori dari mata pelajaran yang telah diterima.
"Praktikum merupakan bagian dari proses pembelajaran yang bertujuan agar kadet AAL memiliki ketrampilan dalam menerapkan satu atau lebih dari mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum pendidikan," katanya.
Ia berharapa, agar para kadet benar-benar melaksanakan praktikum ini dengan sungguh-sungguh dan benar sebagai bekal nantinya. Ia mengemukakan, TNI AL sangat membutuhkan sumber daya perwira yang biasa berpikir dan bekerja keras.
"Ini merupakan untuk mewujudkan TNI AL yang besar, kuat, dan professional," kata Gubernur AAL saat meninjau pelaksanaan praktikum tersebut. (antarajatim)
Indonesia Harus Selalu Siap Berperang
26 Februari 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan perlunya membangun dan memelihara kekuatan pertahanan yang tangguh. Kekuatan itu dibutuhkan manakala ada kekuatan lain yang mengancam kedaulatan dan keutuhan Indonesia. "Kalau kita ingin damai, kita harus siap berperang, nmanakala ada kekuatan lain yang mengancam jkedaulatan dan keutuhan negara kita. If we want peace, prepare for war," ujar Presiden dalam sambutan peresmian monumen Dwikora dan Trikora di Markas Besar (Mabes) Tentara Nasional Indonesia (TNI), Cilangkap, Jakarta, Kamis (26/2).
Dalam acara itu Presiden didampingi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menkopolkam Widodo AS, Mensesneg Hatta Rajasa, Seketaris Kabinet Sudi Silalahi, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Panglima TNI Djoko Santoso, wagub DKI Prijanto. Meski begitu, Indonesia tetap menjalankan diplomasi yang tepat.
Guna melindungi kepentingan nasional. "Perang adalah jalan terakhir, jika tidak ada jalan lain dan Indonesia akan lebih menggunakan soft power," katanya. Indonesia juga harus membangun masa depan yang lebih baik untuk tetap menjaga, mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI. Hal lain yang harus dicermati, lanjut Presiden ialah hubungan antar bangsa pasca peristiwa 9 September 2001.
Pasca peristiwa serangan twin tower di Amerika Serikat (AS) itu menimbulkan varian baru dalam hubungan internasional, dibandingkan hakekat, dinamika dan anatomi hubungan antar bangsa pasca perang dingin. Situasi dunia, termasuk kawasan Asean dimana Indonesia secara geografis berada mengalami perubahan dan terus berkembang.
Oleh karena itu, pemerintah perlu terus melakukan pencermatan dan pembuatan perkiraan strategis secara terus menerus. "Tugas pokok TNI juga tidak akan pernah berubah, yaitu menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI apapun perkembangan yang terjadi pada tingkat dunia maupun tingkat kawasan," tukas Presiden.
Selain itu, situasi geopolitik Asia Tenggara juga telah mengalami perubahan. Komunitas ASEAN saat ini telah memiliki piagam baru yang di dalamnya ada kesepakatan Asean political security community atau masyarakat bersama untuk memelihara keamanan di Asia Tenggara. (mediaindonesia)
UEA Borong Pesawat Militer dan Rudal
Rangkaian borong alutsista Angkatan Udara UEA ini dimulai saat diumumkan pembelian sekitar 220 rudal udara ke udara Raytheon AIM-120 C7 merupakan versi terakhir, 22/2. Pembelian ini terjadi setelah pemerintah UEA mendapat persetujuan pemerintah Amerika Serikat menjadi negara pertama pengguna rudal ini kawasan Timur Tengah.
Rudal akan dipasang di pesawat tempur F-16 Block 60 AU UEA, saat ini menggunakan AIM-120 C5. Selain AU AS, Yunani,Taiwan, dan UEA. Filandia dan Korea Selatan masuk daftar tunggu pengguna versi C7.
Pembelian rudal pembelian terbesar pertama di IDEX 2009.
Pembelian Pesawat Angkut Militer
Konfirmasi pembelian pesawat angkut militer Boeing C-17 dan Lockheed Martin C-130J, ditandai pembukaan selubung model kedua pesawat tersebut oleh putra Mahkota Sheik Mohammed, 23 /2. Meskipun belum diumumkan secara resmi, hampir dipastikan UEA membeli 12 C-130J dan sejumlah C-17.
Keberhasilan kedua, duet Boeing dan Lockheed Martin memasarkan C-130J dan C-17 secara bersamaan di kawasan Tim-Teng. Setelah Qatar menandatangani persetujuan pembelian 4 C130 J dan sebuah C-17 tahun lalu.
Pembelian Pesawat Latih dan Serang Ringan
Puncak borong alutsista ketika Menteri Pertahanan UEA Mayjen Obaid Al Ketbi mengumumkan pemenang kompetisi jet latih lanjut , 25/2. Alenia Aermacchi M-346 Master menyisihkan Korean Aerospace Industries T-50 Golden Eye dan BAE Systems Hawk 128.
Alenia akan mengirimkan 48 pesawat yang digunakan sebagai pesawat latih dan serang ringan. Pembagian jumlah pesawat jenis latih dan serang belum diumumkan segera, karena proses negosiasi masih berlanjut. Menurut seorang eksekutif Alenia ke Defence News, proposal terakhir yang diajukan tahun lalu komposisinya 20 latih dan 20 serang ringan.
Dimana pada awalnya proposal pembelian 33 pesawat dan 7 pesawat opsi. Kemudian naik menjadi 48 pesawat.
Alenia Aermacchi M-346 resmi dinobatkan dengan nama M-346 Master, setelah dilakukan sayembara pemberian nama. Mauro Petrolati dinyatakan sebagai pemenang yang mengajukan nama MASTER, menyisihkan 4000 masukan. (defensenews/beritahankam.blogspot.com)
Thursday, February 26, 2009
Mayor Lek Harry Markonerry Danlanud Singkawang II
25 Februari 2009, Singkawang -- Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara I (Pangkoopsau I) Marsekal Muda TNI Imam Sufaat, S,IP bertindak selaku Irup pada Upacara Serah Terima Jabatan Komandan Lanud Singkawang II dari pejabat lama Mayor Elektronika (Lek) R. Donny Sedyatmoko kepada pengantinya Mayor Lek Harry Markonerry, di Lapangan Upacara Lanud Singkawang II, Kalimantan Barat, Rabu (18/2). Mayor Lek R. Donny Sedyatmoko merupakan alumni Akademi Angkatan Udara tahun 1993, menempati jabatan baru sebagai Pabandyakomnavavi Paban IV / Komlek Slogau, Jakarta. Sedangkan Mayor Lek Harry Markonerry merupakan alumni Akademi Angkatan Udara tahun 1996, sebelumnya menjabat sebagai Dansatkomlek Koopsau I, Jakarta.
Upacara Sertijab ditandai dengan pelepasan dan penyematan tanda jabatan dari Pankoopsau I, Marsekal Muda TNI Imam Sufaat kepada masing-masing pejabat lama dan baru.
Pangkoopsau I Marsekal Muda TNI Imam Sufaat dalam sambutannya mengatakan, melihat letak geografis, kedudukan Lanud Singkawang II, yang terletak di perbatasan dengan negara tetangga Malaysia, apabila dilihat dari pertahanan udara, maka pangkalan ini yang mempunyai potensi strategis. Melihat posisi tersebut, maka sangatlah tepat bila nantinya Lanud ini dikembangkan untuk mendukung terlaksananya operasi udara dan dapat menjadi ”alternate base” Lanud Supadio Pontianak.
Untuk itu sebagai salah satu Lanud di Koopsau I, Lanud Singkawang II harus mampu tampil sebagai ujung tombak pelaksana operasi TNI AU, baik sebagai pelaksana maupun dalam mendukung operasi Udara bagi satuan lainnya, yang dilakukan di Wilayahnya. Dengan kata lain Lanud Singkawang II, dituntut untuk selalu dalam kondisi yang siap operasional, sehingga sewaktu-waktu, dapat melaksanakan tugas-tugas, demi suksesnya tugas pokok TNI Angkatan Udara, dalam upaya menegakkan kedaulatan negara di Udara serta mendukung Penegakkan kedaulatan negara di darat dan di laut, kata Pangkoopsau I.
Mengingat demikian penting dan strategisnya Lanud Singkawang II, maka diperlukan pemikiran dan penanganan yang cermat dan serius. Untuk itu Pangkoopsau I, meminta kepada seluruh prajurit di Lanud ini, untuk terus meningkatkan profesionalisme, disertai dedikasi dan disiplin tinggi, yang disemangati Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI.
tni-au
Kasad Resmikan Patung Udayana
Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Hotmangaradja Pandjaitan dalam keterangannya menjelaskan bahwa patung raja udayana yang akan diresmikan oleh Kasad mengandung arti dan makna yang sangat mendasar bagi prajurit Kodam IX/Udayana. Karena nama Udayana yang dipakai sebagai lambang Kodam IX/Udayana adalah nama seorang raja dari Bali yang besar, baik kekuasaannya, daerahnya maupun pengaruhnya.
Raja Udayana memerintah tahun 989/011 M, daerah kekuasaannya meliputi Pulau Bali sampai ke Pulau Sumbawa. Sedangkan pengaruh kekuasaannya sampai di Jawa Timur.
Pusat pemerintahan kerajaan Udayana terletak diantara dua sungai yakni Sungai pakerisan dan sungai Patanu di wilayah Kabupaten Gianyar-Bali.
Permaisuri Raja Udayana berasal dari Jawa Timur dan seorang berputra bernama Airlangga, Raja besar dari kerajaan kahuripan di Jawa Timur.
Kata UDAYANA berasal dari bahasa sansekerta, yang terdiri dari kata UD berarti diatas dan INA berarti matahari, yang mengandung arti perjalanan matahari yang terbit dari timur, memancarkan sinarnya yang gemilang kesegala penjuru alam. Tenang tetapi tegas, enerjik dan bergerak terus tanpa berhenti kearah tujuan yang tidak ditentukan (orbit) dan tidak ada yang sanggup untuk menghentikannya.
Dengan diresmikannya patung Raja Udayana ini diharapkan kepada prajurit KOdam IX/Udayana bertekad untuk senantiasa berjuang dan bergerak terus, pantang mundur dan pantang menyerah dalam mengejar cita-citanya demi melindungi tanah air dan rakyat Indonesia. (edit@kodam-udayana)
DPR Serius Sikapi Masalah Sukhoi
25 Februari 2009, Pangkalpinang -- Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Yusron Ihza Mahendra, mengatakan, peristiwa terkuncinya dua pesawat tempur Sukhoi baru tipe SU30 milik
TNI-AU dalam sebuah latihan intersepsi udara di wilayah udara pesisir selatan Sulawesi Selatan, harus disikapi secara serius.
"Baru-baru ini kami sudah menggelar sidang dan masalah yang mencuat adalah adanya kecurigaan bahwa dua pesawat Sukhoi baru itu sengaja dikunci karena sudah dibidik menjadi sasaran tembak," katanya di Pangkalpinang, Rabu.
Namun, katanya, sejauh ini belum diketahui ada apa dibalik peristiwa di-`lock` (dikunci) pesawat Sukhoi dan tetap terus dilakukan penyisiran.
"Pihak TNI hingga sekarang masih tetap melakukan pengintaian dengan radius beberapa mil dari lokasi kejadian untuk memastikan apakah pesawat tempur itu sudah menjadi sasaran bidik musuh," katanya.
Menurut dia, sampai sekarang belum bisa dipastikan apakah peristiwa Sukhoi dilakukan oleh musuh atau memang sebuah kejadian `human eror`.
"Namun apapun alasannya, kejadian ini harus disikapi dengan serius karena saya juga ikut dalam sidang 'ketok palu' pembelian Sukhoi dan kalau ditemukan ada masalah maka tidak bisa dianggap enteng," katanya.
Ia mengatakan, pihak DPR RI terutama di Komisi I yang menangani bidang pertahanan dan keamanan terus mengkaji lebih dalam lagi apa penyebab terjadinya masalah dengan Sukhoi.
"Kami menunggu hasil penyisiran atau pengintaian yang dilakukan pihak TNI dan meminta laporan yang jelas atas masalah Sukhoi ini," katanya.
Menurut Yusron, kalau memang ada keterlibatan musuh dalam peristiwa Sukhoi ini, maka sebuah negara terbesar di Asia Tenggara tidak semudah itu dipermainkan pihak musuh.
"Yang menjadi pertanyaan siapa yang mengunci pesawat tempur itu. Kalau memang ada perlawanan dari pihak musuh,maka ibarat pertarungan `Boxing`,Indonesia tentu tidak ingin kalah hanya dengan satu kali tendangan," katanya.(antara)
Kasal: Keamanan Laut Indonesia Makin Tidak Terjamin
"Seyogyanya kondisi keamanan laut nasional makin terjamin. Namun, justru sebaliknya," katanya dalam Seminar Nasional Membangun Kejayaan Maritim Indonesia, di Jakarta, Rabu.
Menurut Tedjo, kenyataan yang terjadi selama ini adalah gangguan keamanan dan pelanggaran hukum di laut masih terus berlangsung dari tahun ke tahun dan cenderung meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya.
Kondisi ini tentu sangat merugikan bangsa Indonesia dan berpotensi menghambat pembangunan ekonomi nasional mapun daerah, selain juga, merugikan bagi citra Indonesia di dunia internasional, khususnya negara-negara pengguna laut dan masyarakat pengguna jasa maritim pada umumnya.
"Dengan kata lain, seluruh pemangku kepentingan di republik ini diminta tanggung jawabnya terhadap konsekuensi logis Indonesia sebagai negara yang telah meratifikasi UNCLOS 1982," katanya.
Ia menyebut, beberapa permasalahan yang menjadi kendala nyata dalam pengamanan dan penegakan hukum di laut, antara lain, regulasinya masih terjadi tumpang tindih tentang tugas dan kewenangan 13 instansi di laut. "Hingga 2008, ada 10 peraturan perundang-undangan yang tumpah tindih," katanya.
Kemudian, dari aspek operasional, penanganan maupun pengelolaan pengamanan serta penegakan hukum di laut di perairan yuridiksi Indonesia masih carut marut. "Ini berdampak munculnya opini dunia terhadap Indonesia sebagai `the most dagerous waters in the world`" katanya.
Karena itu, tegasnya, tidak ada jalan lain untuk mengatasi persoalan tersebut, kecuali membentuk sebuah badan tunggal yang diberi kewenangan penuh dalam pengamanan dan penegakan hukum di laut yurisdiksi nasional, disamping TNI AL sebagai komponen utama pertahanan negara matra laut.
"Badan tunggal itu, sebagaimana amanat UU No 17/2008 tentang Pelayaran adalah lembaga Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) yang berwenang melaksanakan fungsi penjagaan dan penegakan hukum di laut dan pantai untuk menjamin terselenggaranya keselamatan dan keamanan di laut," katanya.
Lembaga ini nantinya akan bertanggung jawab kepada Presiden RI dan secara teknis operasional dilaksanakan oleh Menteri Perhubungan RI sebagaimana tertuang dalam pasal 276-281 UU No 17/2008 tentang Pelayaran.
Berdasarkan perkembangan itu, Tedjo mengusulkan, sedikitnya ada dua alternatif untuk membentuk "Coast Guard" yakni, membentuk organisasi baru Coast Guard atau membentuk Coast Guard yang menggantikan usulan organisasi Bakamla yang diusulkan oleh Bakorkamla.
Alternatif pertama, katanya, dapat lebih leluasa pembentukannya dan lebih fleksibel dalam pemenuhan persyaratan sesuai kualifikasi yang diinginkan dengan resistensi konflik kepentingan dari instansi pihak terkait, relatif kecil.
Sedangkan, alternatif kedua, tambahnya, organisasi Bakorkamla sejauh ini sudah independen dan tugas pokoknya telah fokus pada masalah pengamanan dan penegakan hukum di laut serta tidak bersifat sektoral.
Menanggapi dua alternatif ini, Badan Pengawas Institute for Maritime Studies, B. Kent Sondakh lebih cenderung memilih alternatif pertama. "Dua alternatif yang disampaikan KASAL itu, juga merupakan buah pemikiran yang kami sampaikan," katanya.
Ia memberikan contoh, negara yang membuat Coast Guard benar-benar baru adalah Malaysia dan bagi personil yang bersedia bergabung yang berasal dari Angkatan Laut Malaysia, diberi kenaikan pangkat dua tingkat.
"Soal Coast Guard berada dibawah koordinasi instansi apa, sebagian besar di dunia adalah di bawah Departemen Transportasi, tetapi ada juga yang lain, misalnya, Coast Guard Kanada di bawah Departemen Kelautan, di Amerika Serikat, Coast Guard di bawah Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat dan di India, di bawah Menteri Dalam Negeri," kata Sondakh.(antara)
Wednesday, February 25, 2009
Kapan Indonesia Sehebat Iran?
25 Februari 2009, Jakarta -- Indonesia tertinggal jauh dari China, India dan Iran yang mampu meluncurkan satelit dengan teknologi sendiri. Sudah saatnya Indonesia kembali mengembangkan teknologi tinggi. Syaratnya, teknologi harus mampu menjadi lokomotif pertumbuhan.
Meskipun Indonesia sebagai negara awal yang mengoperasikan satelit, tapi tidak mampu menguasai teknologinya. Hingga saat ini, Indonesia hanya sebatas sebagai pengguna satelit, termasuk gagal mengantarkan astronot ke angkasa.
Menristek Kusmayanto Kadiman mengatakan Indonesia pernah berpihak secara besar-besaran kepada teknologi. Pada zaman BJ Habibie, keberpihakan pada kaum teknolog sangat besar.
"Namun sayangnya teknolog, ya kami-kami ini, tidak mampu membuat teknologi sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi," katanya, tadi pagi.
Akibatnya ada trauma, teknologi cuma bisa bikin susah dan kepercayaan memudar. Padahal kesempatan yang diberikan sudah selama 20 tahun. Menurut Kusmayanto, Indonesia tidak sukses karena mindset tidak satu.
Indonesia hanya bisa membuat pabrik pesawat terbang, pabrik senjata dan kapal laut, tapi tidak ada yang mau membeli hasilnya. "Itu yang saya bilang tidak satu mindset jika dibandingkan Iran saat mengembangkan nuklir, semua terlibat. Seperti University of Teheran mengembangkan ilmu-ilmu seperti fisika nuklir, mechanical engineering serta civil engineering ke arah pembangunan PLTN," kata Kusmayanto.
Padahal dari segi pendanaan, Indonesia membelanjakan dananya dalam jumlah besar. Kusmayanto mengatakan saat membangun pabrik pesawat terbang, Indonesia mempekerjakan ribuan tenaga kerja asing.
Untuk mengembangkan industri berteknologi di Indonesia, ia mengatakan yang penting adalah adanya kepemimpinan yang mampu mengarahkan industri itu untuk mencapai tujuan.
India, China dan Iran tercatat sebagai negara di Asia yang teknologinya berkembang pesat. Dibandingkan ketiga negara itu, Indonesia tertinggal jauh. Setelah meluncurkan satelit domestik pertama, Iran diperkirakan segera meluncurkan pesawat antariksa berawak.
Desain satelit Omid milik Iran juga telah diakui memiliki teknologi yang sangat maju. Iran juga mampu membangun pemroses data dengan teknologi ciptaan sendiri, dan roket dengan bahan bakar lebih efisien.
Peluncuran satelit Omid atau yang berarti harapan berhasil mensejajarkan posisi Iran dengan negara-negara maju. Iran tercatat mampu membuat satelit dan mengirimkannya sendiri ke luar angkasa, dengan peluncur yang dibuat sendiri.
Negara Asia lain yang bidang kedirgantaraan maju adalah China. Pengembangan roket luar angkasa terjadi China setelah Tsien Hsue-Shen kembali dari Amerika pada 1955. Kini prestasi kedirgantaraan China menjadi ancaman bagi AS.
Sejak bertekad mengembangkan kedirgantaraan pada 1985, hingga Oktober 2000 China telah berhasil meluncurkan 27 satelit untuk Pakistan, Australia, Swedia, AS, Philipina, juga domestik. Hingga akhir 2008, China sudah dianggap kekuatan besar peluncur satelit komersial.
Sementara AS, Rusia dan Eropa bekerja sama membangun stasiun ruang angkasa, China berani sesumbar akan membangun sendiri pada 2020. Sebelum tenggat itu, China juga akan menginjakkan kaki di bulan.
China akan menjadi negara kedua setelah AS, serta negara Asia kedua yang wahananya berhasil mencapai bulan. Sebelumnya India sukses mengirim wahana ke bulan meski tanpa awak.
Industri dirgantara China dikembangkan dari infrastruktur, ilmuwan, dan teknologi yang sama sekali dari nol. Tapi hanya dalam 50 tahun, China berhasil masuk sebagai negara elit yang mampu membangun pesawat angkasa berawak, reparasi satelit, juga peluncuran lebih dari satu satelit menggunakan satu roket.
Selain Iran dan China, India juga memiliki industri kedirgantaraan maju dan mampu meluncurkan 10 satelit sekaligus ke orbitnya dalam satu misi luar angkasa. Pencapaian itu sekaligus sebagai lompatan besar dalam sejarah 45 tahun program luar angkasa India.
Astronot Indonesia Pratiwi Sudarmono menilai, pengembangan kedirgantaraan di Indonesia memang bukan prioritas karena pemerintah sedang membutuhkan banyak dana untuk membangun ekonomi. Tapi Indonesia sebenarnya memiliki nilai strategis di bidang kedirgantaraan.
Posisi di khatulistiwa menjadikan Indonesia sebagai wilayah paling strategis untuk meluncurkan satelit. Jika diluncurkan dari wilayah Indonesia, roket akan lebih mudah menjangkau orbit.
Masalah pendanaan riset dirgantara bisa ditutup dengan kerjasama misalnya dengan Rusia. Indonesia menyediakan wilayah untuk fasilitas peluncuran satelit tapi mendapat alih teknologi serta fasilitas untuk penelitian kedirgantaraan.
Indonesia kata Pratiwi memiliki sumber daya manusia yang bisa diandalkan di bidang kedirgantaraan. Indonesia memiliki Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), selain juga banyak universitas yang membuka studi kedirgantaraan. (waspadaonline)
Lakespra Miliki Water Survival Training Baru
24 Februari 2009, Jakarta -- Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa TNI Angkatan Udara (Lakespra) Dr. Saryanto saat ini memiliki peralatan Water Survival Training (WST) buatan Canada.
Peralatan tersebut diawaki oleh lima belas personel Lakespra yang telah lulus mengikuti Modular Egress Training Simulator (Mets) Hoist Operator dan dan memiliki brevet selam (Scuba Diver).
Peralatan tersebut diawaki oleh lima belas personel Lakespra yang telah lulus mengikuti Modular Egress Training Simulator (Mets) Hoist Operator dan dan memiliki brevet selam (Scuba Diver).
WST bantuan dari Mabes TNI tersebut dilengkapi dengan kolam seluas 300 meter persegi dengan kedalaman empat setengan meter dan dilengkapi pula dengan alat hoist seperti yang terpasang pada pesawat helicopter. Peralatan SWT ini juga dapat digunakan oleh awak pesawat angkut seperti Cassa, CN-235 dan C-130 Hercules. (tniau)
Koarmatim Memiliki Sarana Menembak Canggih
Fasilitas latihan bernama "Virtual Arms Solution FTS D-425" itu diujicoba oleh Pangarmatim, Laksda TNI Lili Supramono beserta pejabat teras Koarmatim di Komando Latihan (Kolat) Koarmatim, Surabaya, Selasa.
Pada siaran persnya, Kadispen Koarmatim, Letkol laut (KH) Drs Toni Syaiful menjelaskan, alat yang berada di ruangan ber-AC itu tergolong canggih dan mampu menampilkan berbagai objek sasaran tembak, baik yang diam naupun bergerak serta untuk pertempuran jarak dekat, jarak jauh maupun di atas kapal.
"Dengan dilengkapi dua unit mesin khusus berikut dua komputer yang sudah terprogram, maka penembak dapat meminta gambar sasaran tertentu kepada operator dalam jarak dekat, jarak jauh, bergerak, statis, di atas kendaraan, di atas kapal dan lainnya," katanya.
Selain itu, katanya, sinar di ruangan dapat diatur, apakah terang, remang-remang bahkan gelap gulita. Di dalam arena itu bisa menampung delapan penembak sekaligus.
"Senjata yang digunakan juga senjata khusus yang telah terhubung dengan komputer. Nilai atau skor, gerakan si penembak saat mebidikkan senjatanya ke sasaran, serta kesalahan dalam gerakan dapat terbaca secara akurat di layar monitor operator maupun pada layar di depan si penembak," ujarnya.
Dengan demikian, katanya, dapat dilakukan koreksi secara baik dan akurat tingkat kesalahan seorang penembak yang akan susah diketahui apabila dilaksanakan secara manual di lapangan tembak biasa.
Pada arena itu, penembak dapat memilih berbagai posisi, seperti berdiri, jongkok maupun tiarap.
Pangarmatim pada kesempatan itu mengatakan, fasilitas tersebut merupakan bantuan dari Mabes TNI. Menurutnya, di Indonesia baru Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan Koarmatim yang memiliki fasilitas itu.
"Karena itu kami berterima kasih kepada Panglima TNI atas perhatiannya kepada Koarmatim. Tentunya akan kami pergunakan semaksimal mungkin untuk meningkatkan profesionalitas menembak prajurit Koarmatim," katanya. (antarajatim)
Letkol (Kav) Erwin Djatniko Komandan Yonkav 3/Tank
Siaran pers Pendam V/Brawijaya yang diterima ANTARA di Surabaya, Selasa menyebutkan, Letkol Gathut Setyo Utomo selanjutnya akan menjabat Komandan Kodim 0816/Sidoarjo, sedangkan Letkol Erwin Djatniko sebelumnya bertugas Kodiklat TNI AD.
Pangdam V/Brawijaya dalam amanatnya mengatakan, setiap kegiatan alih tugas dan jabatan merupakan mekanisme dalam pembinaan personel di lingkungan Kodam V/Brawijaya.
"Ini merupakan penyegaran dalam kehidupan satuan sehingga kinerja satuan tetap terpelihara dengan baik. Selain itu juga agar masing-masing personel memiliki bekal pengalaman yang cukup guna menghadapi pengembangan karier yang lebih tinggi di waktu yang akan datang," katanya.
Pada kesempatan itu ia mengingatkan bahwa jabatan itu merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan, kepada pimpinan dan kepada prajurit yang dipimpin.
"Oleh sebab itu tugas jabatan ini harus dilaksanakan dengan penuh kepedulian dan rasa tanggung jawab. Kembangkan kreatifitas dengan melakukan terobosan baru dalam melakukan pembinaan satuan yang penuh dengan keterbatasan," katanya.
Menurut dia, Yonkav 3/Tank merupakan salah satu satuan yang diandalkan, baik oleh Kodam V/Brawijaya maupun Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) TNI AD. Selain berprestasi, satuan ini siap untuk menghadapi ancaman yang mungkin timbul di wilayah NKRI, baik dalam tugas perang maupun nonperang.
Menghadapi agenda nasional dan permasalahan bangsa saat ini, Pangdam menegaskan, perlunya meningkatkan kekompakan antara anggota TNI, Polri dan masyarakat.
"Tahun 2009 sebagai tahun politik dengan agenda Pemilu Legislatif pada April dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada Juli, prajurit harus berpegang teguh pada netralitas TNI sehingga memiliki kekuatan dalam mengatasi berbagai permasalahan di lapangan tanpa melihat siapapun," katanya.(antarajatim)
KSAU: Sukhoi TNI AU dalam Kondisi Baik
JAKARTA--MI: Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Subandrio menyatakan, ketujuh pesawat jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara (AU), dalam kondisi baik dan siap untuk operasional. Ia mengemukakan, semua pesawat telah rutin menjalankan latihan seperti biasa.
"Gak ada masalah," ungkap Subandrio setelah menghadiri commander's call Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, bersama Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo.
Ia menegaskan, setelah dilakukan pengecekan secara teliti pada seluruh sistem pesawat terutama Radar Warning Receiver (RWR), semua dalam kondisi baik.
Pada kesempatan itu pula, Subandrio mengemukakan, dalam setiap latihan air intercepetion wajar terjadi lock dan me-lock antara pesawat sedang berlatih. "Itu terjadi pula pada pesawat tempur lainnya. Gak masalah. Semuanya pokoknya, dalam kondisi baik jika terjadi sesuatu pasti itu sudah masuk dalam laporan untuk ditindaklanjuti," ujarnya serius.
TNI AU baru saja mendapat tiga pesawat Sukhoi SU-30MK2 dari enam yang dipesan untuk melengkapi empat pesawat Sukhoi SU-27SK dan SU-30MK yang telah dimiliki sebelumnya. Tiga unit Sukhoi SU-30MK2 yang tiba di Indonesia akhir 2008 dan awal Januari 2009 itu, telah mengalami ujicoba oleh pilot-pilot Rusia setelah dirakit di Skadron Teknik 044 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar.
Dalam ujicoba tersebut, seluruh sistem ketiga pesawat masing-masing TS-3003, TS-3004 dan TS-3005, dinyatakan berjalan baik termasuk RWR. "Hingga kini semua berjalan baik. Dan untuk pemeliharaan dan perawatan pesawat kita mendapat atensi dari pihak Rusia dua tahun sekali," demikian KSAU. (mediaindonesia)
Tuesday, February 24, 2009
Lapangan Terbang Perintis di Miangas
Lapangan terbang ini diharapkan juga bisa mendukung kesinambungan logistik dan transportasi bagi operasi sehari-hari TNI. Pembangunan lapangan perintis ini usulan TNI kepada Departemen Perhubungan. Pembangunan ini juga ditujukan untuk pengelolaan dan pengamanan pulau-pulau kecil terluar. (korantempo)
Korut gelar rudal baru
24 Februari 2009, Seoul - Korea Utara (Korut), yang memperingatkan Semenanjung Korea di ambang perang, menggelar sejumlah peluru kendali baru untuk menghantam wilayah-wilayah Asia yang lebih luas dan meningkatkan kekuatan pasukan tempur khususnya, kata sebuah laporan resmi kebijakan pertahanan Korea Selatan (Korsel), tadi malam.
Korut yang terkucil itu juga akan melakukan ujicoba rudal yang memiliki jangkauan tembak paling jauh, yang dirancang untuk menyerang wilayah Amerika Serikat (AS) tetapi tidak pernah berhasil terbang pada akhir bulan ini, kata seorang pengamat pertahanan terkemuka akhir pekan lalu.
Buku Putih Pertahanan Korsel mengatakan Korut menggelar rudal jarak menengah baru yang dapat mencapai sasaran sejauh 3.000 km dan bisa menghantam seluruh wilayah Jepang, yang secara tetap mengecam dalam media resminya.
Nodong-I ballistic missile (foto: militaryphotos)
Korut sudah memiliki ratusan rudal balistik yang belum sempurna yang dapat menghantam seluruh wilayah Korsel dan sebagian besar Jepang, kata kementerian itu.
"Pasukan konvensional Korut, yang pengembangan dan peningkatan senjata pemusnah massal serta senjata nuklir dan rudal, dan penggelaran pasukannya, merupakan ancaman langsung dan serius terhadap keamanan kami," kata laporan resmi itu seperti dilaporkan Reuters.
Laporan resmi dua kali setahun itu mengatakan Korut yang memiliki 1,19 juta tentara, meningkatkan jumlah pasukan tempur khususnya sejumlah 60.000 dan kini menjadi 180.000 personil serta memordernisasi pasukan infantrinya untuk serangan yang lebih efektif terhadap Korsel.
Laporan itu mengatakan negara komunis tersebut memproduksi sekitar 40 kg plutonium, yang menurut para ahli akan cukup untuk membuat paling tidak lima senjata nuklir dan sedang berkerja untuk meningkatkan kemampuan rudal.
Para pejabat Korsel mengatakan mereka cemas Korut mungkin juga berusaha untuk meningkatkan ketegangan dengan menembakkan rudal-rudal jarak pendek ke arah satu perbatasan Laut Kuning yang disengketakan dengan Korsel di lepas pantai semenanjung itu. Di perbatasan laut itu pernah terjadi konflik antara angkatan laut kedua negara yang menelan korban jiwa.
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton memperingatkan Korut dalam satu kunjungan ke Seoul Jumat lalu agar tidak melakukan aksi provokasi, berhenti mencela tetangga selatannya dan memulai kembali perundingan perlucutan senjata nuklir internasional yang tersendat-sendat itu.
SCUD tactical ballistic missiles (foto: militaryphotos)
Dalam satu siaran pers akhir pekan lalu, Joseph Bemudez, seorang pengamat terkemuka pada Mingguan "Jane's Defence" mengatakan foto-foto satelit baru-baru ini menunjukkan Korut mungkin sedang mempersiapkan peluncuran rudal jangkauan paling jauhnya dalam beberapa hari ke depan.
Jika peluncuran itu berhasil, Korut akan memiliki rudal dengan jangkauan tembak paling maksimum 6.700 km, yang dirancang membawa satu hulu ledak nuklir yang dapat menghantam sejumlah wilayah AS.
Ini untuk pertama kali Korut menimbulkan ancaman keamanan pada AS.
Serah Terima Jabatan Asintel dan Aspers Kolinlamil
Ruranpur Brigif 1 Marinir Perdalam Mountering dan Kesenjataan
24 Februari 2009, Jakarata -- Rupanpur sebagai satuan kecil yang berfungsi sebagai mata dan telinganya Batalyon Infanteri dituntut mempunyai spesialisasi yang lebih dibanding dengan personil dari satuan infanteri lainnya, satuan ini dikatagorikan sebagai satuan elite dari Batalyon Infanteri yang notabene 1 klik dibawah Taifib.
Pelatihan pemantapan personil Rupanpur yang dilatih oleh personil Taifib dan Denjaka, bertujuan agar personil Rupanpur memiliki kemampuan yang hampir setara / menguasai ilmu / spesialisasi yang dimiliki Satuan Khusus / elite Korps Marinir.
Rupanpur juga dituntut bisa mengawaki seluruh matrial yang sering digunakan oleh satuan-satuan khusus lainnya, diantaranya Mountenering, PJD / CQB, Kesenjataan, Sniper dll. Baru-baru ini pada tanggal 17 - 18 Pebruari 2009 telah dilaksanakan pendalaman penguasaan tehnik kesenjataan dan mountenering di lingkungan Rupanpur Brigif 1 Marinir.
Selaku instruktur dalam pendalaman latihan ini diambil dari personil Intai Ampibi 1 dengan materi latihan diantaranya cara menggunakan Air Plumate sejenis pelontar jangkar yang berfungsi sebagai media infiltrasi / sabotase dan juga sebagai alat pendukung pendakian serta latihan Mountenering. Latihan pendalaman ini dilaksanakan di Yon Taifib 1 dan Area Brigif 1 Mar. (marinir)
Kadet ALL Latihan Praktek Senjata Atas dan Bawah Air
24 Februari 2009, Surabaya -- Sebanyak 55 Kadet tingkat III Korps Pelaut Akademi Angkatan Laut Angkatan 55, saat ini tengah melaksanakan latihan praktek (Lattek) kesenjataan. Latek yang dilaksanakan di Seart dan Sesenbar (Kobangdikal), Arsenal dan KRI (Sigma Class dan Fatahillah Class) ini akan berlangsung selama 10 hari, yaitu dari tanggal 16-27 Februari. Dalam Lattek ini diajarkan bagaimana prinsip dan cara kerja secara mendalam serta penggunaan dari semua jenis senjata atas air maupun senjata bawa air yang dimiliki oleh TNI AL.
Sasaran dari Lattek kesenjataan ini diharapkan para Kadet tahu dan menguasai cara kerja Rudal Harpoon, Exocet MM 38, cara kerja torpedo, ranjau kontak, ranjau magnet, ranjau kombinasi, bom laut, roket, meriam dengan berbagai jenis, dan menguasai macam-macam bagian amunisi senjata atas air dan bawah air serta cara pemeliharaannya, jelas Kepala Departemen Pelaut Kolonel Laut (P) I.N.G. Sudihartawan.
Korps Pelaut harus memiliki kemampuan untuk mengetahui proses kegiatan administrasi, pemeriksaan, pemberkasan, juga harus paham dan mahir mengoperasikan alat peralatan canggih di anjungan untuk siap berlayar dan bertempur, serta menguasai tentang prinsip-prinsip, cara kerja dan penggunaan dari semua jenis senjata atas air maupun senjata bawah air yang dimiliki TNI AL, terang Gubernur AAL Laksda TNI Moch. Jurianto, S.E.
“Kadet dididik dan dibekali di AAL ini untuk menjadi prajurit yang profesional matra laut, karena pada gilirannya suka atau tidak suka, cepat atau lambat para Kadet inilah yang nantinya yang akan mengawaki organisasi dan Alutsista TNI AL. Dengan demikian, para Kadet dituntut harus meningkatkan profesi sesuai dengan bidangnya masing-masing”, tambah Laksda TNI Moch. Jurianto, S.E. (tnial)
RI Siap Produksi Rudal
24 Februari 2009, Jakarta -- Riset pemerintah dalam bidang pertahanan mulai membuahkan hasil. Dalam waktu dekat, Indonesia akan memproduksi rudal alias peluru kendali. Saat ini Departemen Pertahanan sudah mematangkan rencana jangka pendek tersebut.
''Departemen Pertahanan telah merintis pengembangan roket menjadi rudal atau peluru kendali,'' kata Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR kemarin.
Juwono menegaskan, kemajuan riset tersebut telah cukup signifikan. Saat ini, kata dia, Dephan bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) telah mengembangkan roket kaliber 70 milimeter sebagai roket militer yang dilengkapi hulu ledak. Produk tersebut adalah hasil kerja sama komprehensif antara dua pihak. ''Lapan telah berhasil mengembangkan roket dengan berbagai kaliber. Di antaranya kaliber 70 milimeter dan 122 milimeter. Sebelumnya roket Lapan adalah roket ilmiah untuk keperluan nonmiliter,'' terang Juwono.
Selain itu, Dephan telah bekerja sama dengan salah satu produsen senjata dan pelengkapan militer nasional yakni PT Pindad. Kerja sama itu dalam bentuk penelitian hulu ledak kaliber 122 milimeter. Hulu ledak tersebut adalah salah satu komponen dalam pengembangan roket.
Sedangkan roket yang tengah dikembangkan pemerintah adalah jenis roket dari tanah ke tanah (ground to ground) dan dari udara ke tanah (air to ground). ''Kami juga meneliti penguatan materi energi yang bersifat eksplosif dan protelan,'' tambahnya.
Sejatinya ide memproduksi rudal dalam negeri sudah mengemuka sejak 2005. Sebelumnya, pemerintah telah menggelontorkan dana Rp 2,5 miliar untuk proyek pembuatan rudal. (jawapos)
Admin: MANTAP !!!!!!!!!!!
tapi jangan hanya wacana aja yach !!
Korvet Visby Bertugas Akhir Tahun
Angkatan Laut Kerajaan Swedia segera mengoperasikan korvet kelas Visby dengan teknologi siluman diakhir tahun ini. Kontruksi kapal dimulai tahun 1996 oleh galangan kapal Swedia Kockums.
Empat korvet yaitu Visby K31, Helsingborg K32, Harnosand K33, Nykoping K34, dan Karlstad K35 telah selesai dipasang persenjataan dan uji coba pelayaran.
Kemampuan misi korvet kelas Visby meliputi pembersihan ranjau, peperangan anti kapal selam, pertempuran permukaan, pengamatan laut serta pengawalan kapal niaga.
Korvet ini mempunyai panjang 73 m, lebar 10.4 m, berat 600 ton, awak 43 orang dan mampu dipacu lebih dari 35 knot.
marinebuzz/@beritahankam
Monday, February 23, 2009
Kesiapan Pesawat AL 65 Persen
23 Februari 2009, Jakarta -- TNI AL punya 71 pesawat berbagai jenis seperti Cassa, Nomad, dan helikopter. Dari jumlah tersebut, kesiapan kekuatan udara yang dimiliki hanya sekitar 65 persen. "Separuhnya berumur di atas 20 tahun," kata Kepala Staf TNI AL (KSAL), Laksamana Tedjo Edhi Purdijatno dalam siaran pers yang diterima redaksi.
Luasnya wilayah perairan Indonesia yang harus diamankan memerlukan pengembangan kekuatan penerbangan. Idealnya, matra laut memiliki 135 pesawat. "Rencana ini memang tidak murah," katanya. Untuk menambah kekuatan, TNI AL tengah memesan tiga pesawat ke PT Dirgantara Indonesia.
Dengan total kontrak US$75 juta (sekitar Rp700 miliar), matra laut memesan dua pesawat patroli maritim CN235 dan satu pesawat angkut Casa 212. Ketiga pesawat diperkirakan selesai pertengahan tahun depan. Sampai tahun 2024, TNI AL merencanakan memiliki 120 pesawat. (jurnalnasional)
Pengantian Dua Pesawat Tempur Tertunda
23 Februari 2009, Jakarta -- Penggantian dua pesawat tempur TNI AU, yakni OV-10 Bronco dan Hawk MK-53 dipastikan tertunda. Pengadaan dua pesawat pengganti tidak tercantum dalam percepatan penyerapan sisa anggaran pertahanan dari Kredit Ekspor periode 2004-2009 yang disepakati pemerintah, pekan lalu.
Artinya, pengadaan pesawat baru dijadwalkan periode 2010-2014. Meski kecewa, Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal Subandrio mengaku tidak mempermasalahkan keputusan tersebut. "Masih lebih baik karena pengadaan yang sudah dijadwalkan tidak ada yang dipotong," katanya menjawab Jurnal Nasional, beberapa waktu lalu.
Dalam percepatan kredit ekspor US$1,2 miliar atau sekitar Rp14 triliun itu, TNI AU mendapat jatah pengadaan rudal dan bom pesawat tempur, serta alokasi bertahap pembayaran pembelian enam Sukhoi dari Rusia. "Kontrak-kontrak itu yang harus diselesaikan tahun ini," katanya.
Beberapa persenjataan yang dialokasikan dibeli antara lain, panser Pindad untuk TNI AD, pesawat Skytruck asal Polandia pesanan TNI AL, serta pembelian kapal selam dan kapal perusak kawal rudal.
KSAU mengungkapkan, secara operasional sebenarnya penggantian kedua pesawat tidak bisa ditunda. Alasannya, Bronco sudah dikandangkan sejak medio 2007 lalu. Matra udara sudah merekomendasikan Super Tucano dari Brasil untuk menggantikan Bronco.
"Waktu itu dikandangkan supaya cepat diganti, ternyata tidak juga (penggantinya)," kata Subandio. Dari enam unit MK-53 yang ada, hanya dua unit yang kondisinya siap terbang. Ketersediaan suku cadang yang makin sulit mengakibatkan tingkat kesiapan MK-53 makin menurun.
Untuk pengganti MK-53, TNI AU mengaku masih menggodok berbagai jenis pesawat. Setidaknya terdapat lima alternatif, yakni, L-159B dari Republik Ceko, Yak-130 dari Rusia, Aermacchi M346 asal Italia, Chengdu FTC-2000/JL-9 dari China, dan T-50 asal Korea.
Pilot-pilot tempur matra udara pun telah mencoba seluruh pesawat-pesawat tersebut. Namun, karena anggaran belum jelas, TNI AU masih mengelak menyebutkan pesawat mana yang menjadi prioritas. (jurnalnasional)
Admin:
HALO !!!! para pemangku kekuasaan
Ada dua skadron tanpa pesawat
Ada lusinan pilot terlatih tanpa pesawat
Ada wilayah nan luas makin tak terjaga
Apakah tak ada cara yang cerdas mengatasi kurangnya anggaran
Disisi lain, dana melimpah diparkir di SUN
mengharapkan rente daripadanya
karena tak pernah dilaporkan berapa rente yang didapat
kemanakah larinya rente-rente tsb ?????
Kostrad Rekrut 14 Ribu Personel
“Untuk satu divisi terdapat 14.000 personel dan minimal tiga brigade. Oleh karena itu, kami akan merekrut sebagian personel yang baru untuk di tempatkan di Divisi III,” kata Panglima Kostrad Letjen George Toisutta di Samarinda, Minggu (22/2) kemarin.
Pembangunan Kostrad Divisi III tersebut berfungsi sebagai pengamanan di daerah wilayah timur. Ada dua brigade yang akan mengisi Divisi III, tetapi sementara dikendalikan langsung Markas Kostrad, yakni Makassar dan Gorontalo. "Jika, Divisi III sudah direalisasikan Makassar dan Gorontalo akan di bawah komando Divisi III itu,” katanya. (jurnalnasional)
TNI: Penguncian Dua Sukhoi Insiden Serius
23 Februari 2009, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso mengatakan, pihaknya menganggap serius insiden penguncian dua pesawat Sukhoi SU-30MK2 yang tengah melakukan latihan di wilayah udara Sulawesi Selatan, pada Jumat (20/2) lalu.
Di sela-sela rapat kerja bersama Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dengan Komisi I DPR RI di Jakarta, Senin (23/2), Panglima TNI mengatakan, hingga kini pihaknya masih terus melakukan penelitian terhadap insiden tersebut. "Yang jelas, setelah di-cross check ke sana (Makassar), tidak ada lintasan-lintasan pesawat asing saat latihan itu berlangsung," katanya.
Ketika ditanya apakah hal itu murni karena kerusakan pada sistem radar pesawat, Panglima mengatakan, hal itu belum diketahui. "Ya belum dapat diketahui, kan penelitiannya belum selesai dan kita anggap ini serius," katanya.
Sebelumnya, Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama Ida Bagus Putu Dunia, ketika dihubungi Jumat (20/2) menjelaskan, di masing-masing pesawat yang sedang berlatih itu terdapat instruktur terbang dari Rusia yang sedang melatih dua penerbang tempur TNI AU. "Alarm missile lock kedua pesawat berbunyi secara tiba-tiba, tetapi kedua pesawat canggih yang dibeli dari Rusia itu tidak bisa mengenali siapa pihak yang 'mengunci' mereka dengan tembakan misil.
Kedua instruktur itulah yang menyatakan alarm berbunyi karena pesawat di-lock missile. "Saya menerima laporannya sekitar pukul 09.00 WITA," kata Putu.
Menurutnya, pesawat itu melakukan terbang pada ketinggian 15.000-20.000 kaki, atau sekitar 4.572 meter hingga 6.096 meter di atas permukaan laut.
Pihak TNI AU juga telah melakukan pencarian dengan mengirimkan pesawat intai Boeing 737-400 yang telah terbang berkeliling dalam radius sekitar 370 km dari VOR MKS di Makassar, tetapi pencarian itu tidak menemukan apa-apa. (mediaindonesia)
DPR Anggap Serius Insiden Sukhoi
23 Februari 2008, Jakarta -- Komisi I (bidang pertahanan) DPR mengkritisi insiden dua pesawat tempur Sukhoi milik TNI AU. Saat latihan terbang di atas perairan Sulawesi Selatan, Jumat (20/2) lalu, sistem radar peringatan pesawat buatan Rusia itu menyalak tanpa diketahui sebab musababnya.
Anggota komisi I Andreas Pareira meminta TNI segera mengklarifikasi hasil penyelidikan kejadian tersebut. "Apa pun penyebabnya harus diungkap," katanya kepada Jurnal Nasional di Jakarta, Minggu (22/2). Dia menjelaskan, beberapa spekulasi muncul dari kejadian itu. Selain diduga dikunci pesawat asing, kondisi perlengkapan radar dan senjata pesawat dipertanyakan.
Dari analisa Andreas kemungkinan besar insiden terjadi karena kerusakan teknis pesawat berjuluk Flanker itu. "Terlalu jauh menyimpulkan diintai bahkan dikunci pihak lain," katanya. Alasannya, dari pengecekan radar Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional II , Makassar, tidak ditangkap sinyal pesawat lain.
Begitu pula pantauan langsung pesawat intai Boeing 737-200 yang mencari hingga radius 400 kilometer dari tempat kejadian. Tidak ditemukan adanya penerbangan gelap (black flight) atau permintaan izin terbang lintas di wilayah Indonesia.
Meski demikian, kerusakan teknis tetap menjadi perhatian serius. Pasalnya, Sukhoi menjadi pesawat tercanggih yang dimiliki TNI saat ini. "Apalagi pesawat didatangkan dalam kondisi gres," katanya.
Jika TNI tidak memberi penjelasan dengan gamblang, terlebih ada kesan ditutup-tutupi, DPR sebagai pemegang hak anggaran sekaligus hak kontrol akan mengevaluasi pembelian Sukhoi selanjutnya. Kolega Andreas, Yusron Ihza Mahendra akan menanyakan insiden itu ke Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso saat rapat dengar pendapat dengan jajaran pertahanan, hari ini.
"Ini serius, tidak bisa dianggap main-main," kata Wakil Ketua Komisi I itu. Sebelumnya, Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Koopsau) II Marsda Yushan Sayuti berjanji mengecek seluruh sistem radar peringatan pesawat Sukhoi terkait insiden penguncian itu.
"Apa pun kemungkinannya akan dicek. Mulai dari sistem radar pesawat sampai kemungkinan ada pihak asing," katanya. Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Chaeruddin Ray menambahkan, saat ini masih ada teknisi Rusia yang berada di Makassar. "Pesawat-pesawat itu akan langsung diperbaiki," kata dia. (jurnalnasional)
Pangdam VI/Tanjungpura Resmikan Yonarmed 18/105 Tarik Buritkang
16 Februari 2009, Balikpapan -- Pangdam VI/Tpr Mayjen TNI Tono Suratman kembali meresmian satuan baru dijajaran Kodam VI/Tpr, setelah satu minggu yang lalu meresmikan Kodim 0912/Kutai Barat dibawah kendali Korem 091/Asn kini Pangdam VI/Tpr meresmikan Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 18/105 Tarik Buritkang yang berkedudukan di Kabupaten Berau, Kaltim Senin (16/02).
Peresmian Yonarmed 18/105 Tarik Buritkang dilaksanakan di Markas Yonarmed dalam sebuah upacara Parade yang dihadiri Danrem 091/Asn, pejabat Bupati Berau, Kapolres Berau, Ketua DPRD Berau, Kejaksaan Negeri Berau, pejabat TNI Kodam VI/Tpr, Ibu Ketua Persit Ny.Lia Tono Suratman, serta sejumlah personel TNI, anggota Ormas, tokoh masyarakat, tokoh Agama dengan demikian satuan tersebut telah menambah kekuatan baru TNI di Kodam VI/Tpr melaksanakan tugas pokoknya dalam menjaga integritas kedaulatan NKRI, khusunya wilayah Kalimantan Timur.
Pangdam VI/Tpr Mayjen TNI Tono Suratman dalam amanatnya pada peresmian Yonarmed 18/Buritkang mengatakan pembentukan Yonarmed 18/105 Tarik Buritkang telah melewati kajian yang cukup panjang serta evaluasi secara rinci terhadap berbagai aspek dan faktor yang memepengaruhi yang dikaitkan dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategis yang bergerak dengan cepat, maka pimpinan TNI AD melakukan pengembangan organisasi dengan membentuk Batalyon Artileri Medan 18/105 Tarik Buritkang di wilayah Kodam VI/Tpr.
Selain itu Pangdam juga mengingatkan bahwa masalah pertahanan negara bukan hanya menjadi tugas pokok TNI tetapi menjadi tugas kita bersama yang harus ditangani secara baik, terkoodinasi dan berkelanjutan, sehingga akan mewujudkan tetap tegaknya kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Batalyon Artileri Medan 18/105 Tarik Buritkang yang mempunyai Tunggul bergambar keris bersinar 16 dengan dua buah kilat mempunyai visi dan misi Sapto Tunggal yang berarti menjadi prajurit Armed yang memiliki pandangan jauh kedepan, bertaqwa, solid, terampil, berprestasi, dicintai rakyat dan tertib administrasi.
Usai meresmikan Markas Yon Armed 18 Pangdam VI/Tpr bersama pejabat lainnya meninjau bangunan Yon Armed diantaranya perkantoran, barak remaja, perumahan serta melakukan penanaman pohon sawit di areal Markas Yon Armed. Jumlah personel Yon Armed 18/105 Tarik untuk sementara berjumlah 79 orang dibawah pimpinan Letkol Arm Rabimin S.Ip sebagai Komandan Batalyon dan Mayor Arm Sunar Filowanto Endarmaji sebagai Wadanyon.
kodam-tanjungpura