KRI Frans Kaisiepo akan mengantikan KRI Diponegoro jika Satuan Tugas Maritim Pasukan Pemeliharan Perdamaian PBB di Lebanon Selatan dilanjutkan. (Foto: ANTARA)
3 Oktober 2009, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso mengatakan pihaknya masih mempertimbangkan kelanjutan TNI dalam Satuan Tugas Maritim Pasukan Pemeliharan Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (Maritime Task Force/MTF UNIFIL).
"Kami sudah menerima permohonan dari PBB. namun kami masih mempertimbangkannya," katanya, usai jumpa wartawan dalam rangka HUT ke-64 TNI di Jakarta, Sabtu (3/10).
Ia mengemukakan, dana yang diperlukan untuk mengirimkan Satgas Maritim ke Lebanon cukup besar meski nantinya akan diganti oleh PBB. "Namun, hingga kini belum ada yang diganti oleh PBB," kata Djoko. Dalam Satgas Maritim di Lebanon Selatan, TNI mengirimkan satu kapal perangnya yakni KRI Diponegoro-365 dengan nama Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-A.
KRI Diponegoro-365 itu bertugas selama enam bulan. Namun, sesuai permintaan PBB maka misi KRI Diponegoro-365 dapat diperpanjang hingga satu tahun. Kapal perang jenis Korvet kelas Sigma itu, telah bertugas lima bulan di perairan Lebanon.
Sementara itu, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Moeklas Sidiq mengatakan, setelah menyelesaikan misinya di Lebanon Selatan selama enam bulan, KRI Diponegoro akan pulang terlebih dulu ke Indonesia. "Sambil kita pertimbangkan keikutsertaan kita kembali dalam Satgas Maritim UNIFIL," katanya.
Tentang apakah KRI Diponegoro akan tetap digunakan jika Indonesia memutuskan untuk ikut kembali dalam Satgas Maritim UNIFIL, Moeklas mengatakan, kemungkina besar KRI Diponegoro akan diganti dengan KRI Frans Kaisiepo. KRI Frans Kaisiepo merupakan kapal sejenis dengan KRI Diponegoro yakni Korvet Kelas Sigma buatan Belanda.
MEDIA INDONESIA
No comments:
Post a Comment