50 Personel anti teror gabungan TNI-Polri dikerahkan untuk merebut Bandara Juanda yang dikuasai teroris. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)
6 September 2009, Palu, Sulawesi Tengah -- Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengajak seluruh komponen masyarakat, untuk mewaspadai segala bentuk ancaman terorisme.
"Aksi terorisme sangat jelas tidak sesuai dengan ajaran agama, dan termasuk perbuatan mungkar yang harus dihadapi secara serius dan perlu keterlibatan semua pihak," katanya, dalam kegiatan safari ramadhan di Palu, Sulawesi Tengah, Minggu.
Dihadapan jajaran Muspida Sulawesi Tengah dan prajurit TNI setempat, ia mengingatkan, aksi terorisme kini masih menjadi ancaman bagi keselamatan, keamanan dan kesejahateraan rakyat.
"Karenanya, seluruh komponen masyarakat dapat terus meningkatkan kepedulian dan kewaspadannya terhadap segala bentuk ancaman terorisme," ujarnya, menegaskan.
Djoko mengemukakan, dalam penanganan terorisme TNI melakukan tiga pola yakni deteksi dini, pencegahan dan penindakan. Dalam deteksi dan cegah dini, TNI bekerja sama dengan seluruh komponen bangsa seperti pemerintah daerah dan lainnya.
Sedangkan dalam penindakan, TNI telah memiliki satuan antiteror seperti Satuan Penanggulangan Teror-81 Kopassus, Detasemen Jalamangkara TNI Angkatan Laut, dan Detasemen Bravo-90 TNI Angkatan Udara.
"Tidak itu saja, TNI juga telah memiliki satuan antiteror di masing-masing kodam. Namun, dalam penindakan ini TNI baru akan bergerak jika ada permintaan dari Polri. TNI juga akan begerak sesuai dengan jenis ancaman teror yang dihadapi," tutur Djoko.
Terkait situasi keamanan di Palu, Panglima TNI menyatakan, pihaknya berharap situasi keamanan di Palu dapat dipelihara bahkan ditingkatkan di masa depan.
"Masyarakat sudah lelah dengan berbagai konflik, yang sebagian besar merupakan upaya pihak tidak bertanggungjawab untuk mengadu domba, memecah persatuan dan kesatuan bangsa," katanya.
TNI Miliki Potensi Lengkap
Pasukan Den Bravo Latihan Kesiapsiagaan dan Ketanggapsegeraan TNI-Polri dalam Penanggulangan Aksi Teror digelar di Bandara Halim Perdanakusuma. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)
TNI dinilai memiliki potensi lengkap untuk turut serta dalam penanganan terorisme. Hal ini ditegaskan Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI, Marsekal Muda, Sagom Tambon di Jakarta, Minggu (6/8).
Ia menyatakan aksi penanganan teroris memiliki empat tahapan, yakni pendeteksian, pencegahan, penindakan, dan rehabilitasi. TNI memiliki semua fasilitas di keempat tahapan ini. "Baik deteksi hingga rehabilitasi bisa dilakukan dengan struktur yang dimiliki oleh TNI," ungkapnya.
Struktur yang dimiliki TNI, jelasnya, dikoordinasi langsung di komando utama, kodam atau setingkatnya. Jaringan penanganan korupsi yang dilakukan oleh TNI akan melibatkan seluruh struktur hingga ke pedesaan. "Jaringan ini tidak selalu harus pasukan," lanjutnya.
Khusus di tataran penindakan, pelibatan pasukan khusus milik TNI tidak dilakukan. Sagom menjelaskan pelibatan pasukan ini hanya sejauh untuk latihan bersama. "Ini hanya latihan kerjasama antara TNI dengan polisi saja," ujarnya.
Ia menyatakan di akhir tahun ini, usulan untuk melibatkan TNI dalam penanganan teroris baru diajukan pada akhir tahun ini. Pelibatan ini akan membuktikan sinergitas antara jejaring TNI dengan pasukan khusus. "Kami sudah menyiapkan dan melatih. Tapi kami baru memberi masukan ke pemerintah," tandasnya.
ANTARA News/MEDIA INDONESIA
keren2 pasukannya,kenapa ga pake topeng Joker kaya di film batman,hehehe
ReplyDelete