Radio Taktis LRT-07H produksi PT. LEN. (Foto: PT. LEN)
22 Mei 2012, Senayan: Rapat tertutup antara Komisi I DPR dengan Sekjen Kemenhan yang berlangusung di ruang Komisi I hari ini Selasa (22/5) membahas sejumlah hal. Antara lain penggunaan dana optimalisasi Kemenhan 2012 untuk belanja barang tertentu dalam rangka meningkatkan peran dan kinerja jajaran prajurit TNI.
Usai rapat, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, dalam APBN-P 2012 ini Kemenhan memperoleh dana optimalisasi sekitar Rp 670 miliar.
"Sesuai permintaan Mabes TNI dan Panglima TNI, dana optimalisasi sebesar itu antara lain dimanfaatkan bagi pengadaan alat komunikasi (alkom) untuk tiga matra TNI dan peralatan selam," ujar Agus.
Adapun soal teknis pembelian, kata Agus, Komisi I menyerahkan sepenuhnya ke Kemenhan. Termasuk, soal berapa jumlah peralatan yang akan dibeli.
"Kami mendukung pengadaan alkom ini untuk menunjang kegiatan prajurit TNI di lapangan mengingat peralatan yang digunakan selama ini kondisinya sudah kurang layak, sehingga perlu dilakukan modernisasi," tegasnya.
Pelajari Pengelolaan Industri Pertahanan BRICS
Pekan depan Komisi I DPR RI akan kembali melanjutkan pembahasan RUU Industri Pertahanan. Agenda pembahasan masih seputar mengenai sistem pembiayaan atau pendanaan perusahaan industri pertahanan, struktur organisasi, dan mekanisme pemasaran.
Selasa (15/5) lalu, dalam pembahasan RUU Industri Pertahanan,
Wakil Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin minta perwakilan Kemenhan pada rapat berikutnya agar membawa data perbandingan atau referensi dari negara yang tergabung dalam kelompok BRICS (Brazil, Rusia, India, China, Afrika Selatan).
"Kita bandingkan dalam hal pengelolaan industri pertahanannya, organisasinya, pembiayaannya, dan pemasarannya," ujar TB Hasanuddin kepada Jurnalparlemen.com, Minggu (20/5).
Selain itu, untuk menyempurnakan penyusunan RUU Industri Pertahanan, pihaknya juga membandingkan dengan negara lain seperti AS, Rusia, dan Eropa.
"Sebelumnya juga sudah kita pelajari sistem pengelolaan industri pertahanan yang dianut AS dan Rusia. Kedua negara ini memiliki sistem yang berbeda. masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan," ujarnya.
Sumber: Jurnal Parlemen
No comments:
Post a Comment