Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, March 26, 2011
Thailand Beli Dua Kapal selam Tipe 206A Bekas AL Jerman
26 Maret 2011, Medan -- (Berita HanKam): Pemerintah Thailand telah menyetujui pembelian dua kapal selam diesel bekas pakai tipe 206A dari Angkatan Laut Jerman, menurut seorang pejabat Thailand dikutip Jane’s.
Anggaran pembelian diperkirakan mencapai 200 juta dolar, diharapkan berasal dari anggaran pertahanan tahun fiskal 2012.
AL Jerman pensiunkan empat kapal selam tipe 206A pada pertengahan 2010. Usia kapal selam telah 35 tahun, seharusnya dipensiunkan antara 2011 dan 2015. Karena Berlin meninjau ulang anggaran pertahanan, kapal selam dipensiunkan dini untuk menghemat biaya operasi.
Perwira AL Jerman telah berkunjung ke Thailand akhir 2010 dan menawarkan kapal selam tersebut menurut perwira senior AL Thailand pada Jane’s pada 21 Maret. Beliau menambahkan kapal selam asal Jerman dipilih, menyingkirkan Korea Selatan Tipe 209 dan Cina Tipe 039. AL Thailand juga melakukan pembicaraan dengan pabrik kapal selam asal Swedia Kockums mengenai ketersediaan kelas Gotland.
Kapal selam diesel tipe 206 dikembangkan oleh Howaldtswerke-Deutsche-Werft AG (HDW), dirancang berdasarkan kesuksesan tipe 205. Kapal selam dibangun saat Perang Dingin dan ditujukan beroperasi di perairan dangkal di Laut Baltik dan menyerang kapal Pakta Warsawa jika terjadi perang.
AL Jerman Barat membangun 18 kapal selam, 12 telah dimodernisasi awal 1990-an dan diberina nama tipe 206A, sisanya dipensiunkan. AL Jerman mulai pensiunkan tipe 206A dan digantikan tipe 212.
Panjang keseluruhan tipe 206A 48,6 meter dan lebar 4,6 meter, berbobot 450 ton dipermukaan dan 498 ton saat menyelam. Kecepatan menyelam 17 knot sedangkan dipermukaan 10 knot. Kapal mempunyai jarak jelajah 8300 km pada kecepatan 5 knot di permukaan dan 420 km dengan kecepatan 4 knot saat menyelam. Kapal selam dipersenjatai 8 tabung torpedo 533 mm.
AL Thailand juga segera diperkuat satu kapal perang jenis LPD yang dibeli dari ST Marine, Singapura. Kapal diberi nama HTMS Angthong dan bernomer lambung 791, diluncurkan di Singapura oleh KASAL Thailand Admiral Khamthorn Pumhiran pada 20 Maret.
Sumber: Jane’s
Berita HanKam
Jakarta International Defense Dialogue 2011 Ditutup Oleh Panglima TNI
25 Maret 2011, Jakarta -- (DMC): Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) 2011 telah sukses diselenggarakan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia melalui Universitas Pertahanan Indonesia (UNHAN) dan secara resmi ditutup oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Jum’at (25/3) di Jakarta Convention Center, Jakarta. JIDD 2011 telah menjadi sarana yang baik bagi promosi kerjasama antar pemerintah untuk menghadapi berbagai ancaman dan permasalahan keamanan baik regional maupun internasional.
Panglima TNI dalam sambutannya mengatakan, JIDD telah menjadi sebuah forum multilateral yang membahas isu - isu pertahanan dan keamanan dalam rangka keberlanjutan menciptakan suasana yang kondusif di masa - masa mendatang. "34 delegasi dari negara sahabat yang hadir telah mejawab perkembangan strategi pertahanan dan keamanan, ini menunjukan keberhasilan JIDD sebagai forum pertahanan dan keamanan", tambah Panglima TNI.
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan, hasil dari JIDD diharapkan dapat diimplementasikan lebih lanjut melalui kemitraan komprehensif untuk merespon ancaman dan tantangan yang muncul, yang terpenting untuk menciptakan persahabatan yang berkelanjutan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat ditanya wartawan mengatakan, melalui forum petemuan JIDD ini telah tercapai beberapa sasaran diantaranya terbentuknya suatu forum dialog informal baik di dalam panel diskusi maupun forum diskusi yang terjadi di luar ruangan.
Selain itu, juga ada pertemuan bilateral bahkan pertemuan trilateral baik antara tiga menteri pertahanan maupun antara tiga Panglima Angkatan Bersenjata yang saling bertukar pandangan mengenai permasalahan - permasalahan dunia yang sedang berkembang.
Selain terbentuknya forum dialog, disisi lain melalui JIDD ini juga telah tercapai kepentingan - kepentingan bisnis dalam rangka mempromosikan industri pertahanan dalam negeri.
Menhan mengungkapkan, setelah melihat paparan dari industri pertahanan Indonesia, beberapa negara menyatakan tidak menyangka bahwa industri pertahanan Indonesia sudah sedemikian maju, beberapa negara seperti Inggris juga menyatakan tidak menyadari bahwa industri pertahanan Indonesia sudah mampu membangun kapal jenis LPD .
Lebih lanjut Menhan mengatakan, beberapa negara seperti Papua New Guinea telah menyampaikan keinginannya untuk menjajaki pembelian Pesawat CN-235 produksi PT. DI. Delegasi Papua New Guinea yang hadir dalam forum JIDD tersebut selanjutnya berencana akan berkunjung ke PT.DI di Bandung, guna melihat produk – produk PT. DI misalnya Pesawat CN-235, Cassa dan lain sebagainya.
Sementara itu, Timor Leste juga sudah memastikan akan membeli Fast Patrol Boat produksi PT. PAL Indonesia. Selain Papua New Guinea dan Timor Leste, Philipina juga berencana ingin membeli kapal jenis LPD produksi PT. PAL, karena memiliki kelebihan diantaranya yaitu disamping dapat digunakan untuk operasi keamanan juga dapat digunakan untuk operasi penanggulangan bencana.
Dengan melihat hasil positif yang telah dicapai dalam penyelenggaraan JIDD 2011, maka menurut Menhan telah diputuskan oleh Bapak Presiden RI agar penyelenggaraan JIDD akan selenggarakan kembali pada tahun depan. “Forum ini menjadi forum dialog, forum pertemuan tukar menukar pendapat dan lain sebagainya, jadi saya lihat ini berhasil dan sudah ditetapkan tahun depan akan diadakan lagi”, jelas Menhan.
Sumber: DMC
JIDD 2011: Menhan Bentuk Simbiosis Pertahanan dengan 3 Negara
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berbincang serius dengan PM Timor Leste Xanana Gusmao (kanan) seusai meresmikan pembukaan Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) Tahun 2011 di Balai Sidang, Jakarta, Rabu (23/3). JIDD Tahun ini mengambil tema "Strengthening Security and Stability" yang diikuti oleh perwakilan dari 34 Negara dan akan berlangsung hingga 25 Maret. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/Spt/11)
25 Maret 2011, Jakarta -- (DMC): Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, Kamis (24/3) menerima Courtesy Call (CC) negara sahabat diantaranya Menhan Papua New Guinea (PNG) HE Bob Dadae MP, Panglima Angkatan Bersenjata Afrika Selatan yang diwakili Lt. Gen Temba Templeton Matanzima dan Wakil Menhan Polandia ZM. Mosowidz, di JCC, Jakarta. Pertemuan yang berlangsung diantara jadwal acara JIDD ini, dimanfaaatkan sebagai pertemuan bilateral guna meningkatkan kerjasama antara Indonesia juga negara-negara tersebut baik dalam pertahanan maupun ekonomi. Dari sinilah akan terbentuk suatu simbiosis pertahanan antar ketiga negara.
Dalam kunjungannya, Menhan PNG memberikan beberapa pandangan tentang alusista Indonesia dimana alusista Indonesia dianggap sudah baik dalam menjaga keamanan dan pertahanan negara. Sebelumnya PNG juga sudah membeli beberapa kapal patroli Indonesia.
Kerjasama militer Indonesia dan Papua New Guinea memang perlu dilakukan karena wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan Papua New Guinea dan Australia maka perlu diadakannya beberapa kebijakkan yang tepat. Kerjasama yang terjalin adalah membangun koorporasi dibidang security, stabilitas nasional, dan komunikasi. Apabila hal tersebut terpenuhi akan membuat jalinan persahabatan yang ada semakin erat.
Dalam kesempatan ini, Menhan PNG juga mengungkapkan berniat membeli kembali pesawat tempur Indonesia dan kapal patroli serta ingin bekerja sama dengan PT.PAL Indonesia dalam pengadaan alusista negaranya guna menunjang pertahanan dan ekonomi negara.
Lt. Gen Temba Templeton Matanzima selaku Panglima Angkatan Bersenjata Afrika Selatan dalam kesempatan tersebut pun menyatakan ingin adanya pertukaran mahasiswanya, agar dapat menimba ilmu di Universitas Pertahanan (UNHAN) dan juga menawarkan beberapa program pertahanan Afrika Selatan untuk bisa dipelajari oleh Indonesia agar dapat mendukung kerjasama yang sudah ada. Disinggung pula perihal alusista pasukan bersenjata, dimana alusista merupakan hal penting sebagai sarana pertahanan.
Kedekatan kedua negara antara Indonesia –Afrika Selatan, sudah berjalan baik selama ini, karena pernah diadakannya perjanjian alusita tahun 2008 tentang pengadaan radio komunikasi militer dan persenjataan.
Dan pertemuan terakhir Menhan dengan Wakil Menhan Polandia, masih menbicarakan perihal pertahanan yang telah di bangun karena ancaman yang ada saat ini sudah mulai beralih ke arah ancaman non militer, ini membangkitkan semangat untuk menciptakan teknologi dan solusi penyelesaian yang dianggap terbaik untuk menghadapinya.
Selain memberikan berberapa pandangan alusista Polandia, Menhan menekankan kembali agenda JIDD, yaitu: manajemen pertahanan, pertahanan ekonomi, dan strategi pertahanan. Ini menjadi pembahasan karena perang yang terjadi saat ini bukan antar negara tapi perang horizontal, seperti demontrasi dan terorisme yang dilakukan oleh individu ataupun organisasi. Ini yang menjadi dasar pembentukan program JIDD.
Sumber: DMC
25 Maret 2011, Jakarta -- (DMC): Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, Kamis (24/3) menerima Courtesy Call (CC) negara sahabat diantaranya Menhan Papua New Guinea (PNG) HE Bob Dadae MP, Panglima Angkatan Bersenjata Afrika Selatan yang diwakili Lt. Gen Temba Templeton Matanzima dan Wakil Menhan Polandia ZM. Mosowidz, di JCC, Jakarta. Pertemuan yang berlangsung diantara jadwal acara JIDD ini, dimanfaaatkan sebagai pertemuan bilateral guna meningkatkan kerjasama antara Indonesia juga negara-negara tersebut baik dalam pertahanan maupun ekonomi. Dari sinilah akan terbentuk suatu simbiosis pertahanan antar ketiga negara.
Dalam kunjungannya, Menhan PNG memberikan beberapa pandangan tentang alusista Indonesia dimana alusista Indonesia dianggap sudah baik dalam menjaga keamanan dan pertahanan negara. Sebelumnya PNG juga sudah membeli beberapa kapal patroli Indonesia.
Kerjasama militer Indonesia dan Papua New Guinea memang perlu dilakukan karena wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan Papua New Guinea dan Australia maka perlu diadakannya beberapa kebijakkan yang tepat. Kerjasama yang terjalin adalah membangun koorporasi dibidang security, stabilitas nasional, dan komunikasi. Apabila hal tersebut terpenuhi akan membuat jalinan persahabatan yang ada semakin erat.
Dalam kesempatan ini, Menhan PNG juga mengungkapkan berniat membeli kembali pesawat tempur Indonesia dan kapal patroli serta ingin bekerja sama dengan PT.PAL Indonesia dalam pengadaan alusista negaranya guna menunjang pertahanan dan ekonomi negara.
Lt. Gen Temba Templeton Matanzima selaku Panglima Angkatan Bersenjata Afrika Selatan dalam kesempatan tersebut pun menyatakan ingin adanya pertukaran mahasiswanya, agar dapat menimba ilmu di Universitas Pertahanan (UNHAN) dan juga menawarkan beberapa program pertahanan Afrika Selatan untuk bisa dipelajari oleh Indonesia agar dapat mendukung kerjasama yang sudah ada. Disinggung pula perihal alusista pasukan bersenjata, dimana alusista merupakan hal penting sebagai sarana pertahanan.
Kedekatan kedua negara antara Indonesia –Afrika Selatan, sudah berjalan baik selama ini, karena pernah diadakannya perjanjian alusita tahun 2008 tentang pengadaan radio komunikasi militer dan persenjataan.
Dan pertemuan terakhir Menhan dengan Wakil Menhan Polandia, masih menbicarakan perihal pertahanan yang telah di bangun karena ancaman yang ada saat ini sudah mulai beralih ke arah ancaman non militer, ini membangkitkan semangat untuk menciptakan teknologi dan solusi penyelesaian yang dianggap terbaik untuk menghadapinya.
Selain memberikan berberapa pandangan alusista Polandia, Menhan menekankan kembali agenda JIDD, yaitu: manajemen pertahanan, pertahanan ekonomi, dan strategi pertahanan. Ini menjadi pembahasan karena perang yang terjadi saat ini bukan antar negara tapi perang horizontal, seperti demontrasi dan terorisme yang dilakukan oleh individu ataupun organisasi. Ini yang menjadi dasar pembentukan program JIDD.
Sumber: DMC
Bom Sukhoi Dibuat Pabrikan Swasta di Malang
Bom P-100. (Foto: CV. Sari Bahari)
26 Maret 2011, Jakarta -- (KOMPAS): Embargo senjata dan tekanan internasional terhadap Pemerintah Indonesia pada masa reformasi membuat banyak pihak geram, tetapi tidak putus asa. Suku cadang pesawat militer buatan Amerika Serikat sempat diembargo, juga pembelian pesawat tempur Sukhoi buatan Rusia tak disertai persenjataan andal.
Kondisi itu mendorong Ricky Egam, pengusaha kecil asal Malang, Jawa Timur, mengembangkan persenjataan bagi pesawat tempur Sukhoi. Ricky sejak tahun 2005 merancang bangun beragam bom P-100 L ukuran 100 kilogram (250 lbs) hingga P-200 L 200 kilogram (500 lbs) yang dapat digunakan pesawat tempur TNI Angkatan Udara.
Ditemui di salah satu sudut pameran Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) 23-25 Maret 2011, Ricky menunjukkan sederet bom warna biru dan hijau yang ditampilkan di stan Sari Bahari, perusahaan miliknya. ”Akhir tahun lalu, Sukhoi kita sudah uji coba pengeboman dengan bom buatan dalam negeri ini di Sangatta, Kalimantan Timur. Bom ini bisa juga dibawa dengan pesawat tempur F-16 Falcon dan F-5E Tiger. Sukhoi dapat membawa 20-30 unit bom dalam satu kali penerbangan (sortie),” tutur Ricky.
Serangkaian uji coba, secara statis di Jawa Timur dan peledakan dinamis dengan sejumlah varian pesawat tempur, berjalan mulus. Uji coba selalu didampingi pihak TNI dan instansi terkait.
Seorang perwira teknik TNI AU asal Pangkalan Udara Hasanuddin yang ditemui di sela-sela acara JIDD mengakui, uji coba pengeboman berlangsung efektif. ”Sukhoi kita sudah memiliki kanon 30 milimeter dan bom. Kita tinggal menunggu misil untuk memperlengkapi persenjataan Sukhoi yang sudah ada,” ujar perwira tersebut.
Bom buatan Malang itu meledak dengan mekanisme benturan (impact fuse). Casing baja bagian dalam dibuat alur sedemikian rupa sehingga pecahan ledakan menciptakan serpihan (shrapnel) dengan ukuran terukur dan dapat menghancurkan sasaran di sekitarnya.
Bom lain yang dibuat adalah bom latihan yang mengeluarkan asap apabila jatuh ke sasaran. Bom tersebut juga memiliki bobot 100 kg (250 lbs). Teknologi lain seperti pemicu dengan jeda waktu (delayed action fuse) telah dikuasai Sari Bahari. Demikian pula penjatuhan bom dengan menggunakan parasut.
Ricky mengaku pihaknya menguasai teknologi cetak dan tempa (forging and casting) untuk membuat bom-bom canggih. Pihaknya juga sukses membuat roket dengan bilah sirip lipat (folded fin assault rocket/FFAR). Roket itu dapat diluncurkan dari pesawat ataupun platform darat seperti tabung penembak tak ubahnya senjata roket Katyusha buatan Rusia yang banyak dipakai dalam konflik di Timur Tengah.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pembuatan bom Sukhoi di dalam negeri mengurangi ketergantungan Indonesia akan produk impor. ”Tak tertutup kemungkinan produk itu diekspor ke negara yang mengoperasikan pesawat Sukhoi,” katanya.
Sumber: KOMPAS
26 Maret 2011, Jakarta -- (KOMPAS): Embargo senjata dan tekanan internasional terhadap Pemerintah Indonesia pada masa reformasi membuat banyak pihak geram, tetapi tidak putus asa. Suku cadang pesawat militer buatan Amerika Serikat sempat diembargo, juga pembelian pesawat tempur Sukhoi buatan Rusia tak disertai persenjataan andal.
Kondisi itu mendorong Ricky Egam, pengusaha kecil asal Malang, Jawa Timur, mengembangkan persenjataan bagi pesawat tempur Sukhoi. Ricky sejak tahun 2005 merancang bangun beragam bom P-100 L ukuran 100 kilogram (250 lbs) hingga P-200 L 200 kilogram (500 lbs) yang dapat digunakan pesawat tempur TNI Angkatan Udara.
Ditemui di salah satu sudut pameran Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) 23-25 Maret 2011, Ricky menunjukkan sederet bom warna biru dan hijau yang ditampilkan di stan Sari Bahari, perusahaan miliknya. ”Akhir tahun lalu, Sukhoi kita sudah uji coba pengeboman dengan bom buatan dalam negeri ini di Sangatta, Kalimantan Timur. Bom ini bisa juga dibawa dengan pesawat tempur F-16 Falcon dan F-5E Tiger. Sukhoi dapat membawa 20-30 unit bom dalam satu kali penerbangan (sortie),” tutur Ricky.
Serangkaian uji coba, secara statis di Jawa Timur dan peledakan dinamis dengan sejumlah varian pesawat tempur, berjalan mulus. Uji coba selalu didampingi pihak TNI dan instansi terkait.
Seorang perwira teknik TNI AU asal Pangkalan Udara Hasanuddin yang ditemui di sela-sela acara JIDD mengakui, uji coba pengeboman berlangsung efektif. ”Sukhoi kita sudah memiliki kanon 30 milimeter dan bom. Kita tinggal menunggu misil untuk memperlengkapi persenjataan Sukhoi yang sudah ada,” ujar perwira tersebut.
Bom buatan Malang itu meledak dengan mekanisme benturan (impact fuse). Casing baja bagian dalam dibuat alur sedemikian rupa sehingga pecahan ledakan menciptakan serpihan (shrapnel) dengan ukuran terukur dan dapat menghancurkan sasaran di sekitarnya.
Bom lain yang dibuat adalah bom latihan yang mengeluarkan asap apabila jatuh ke sasaran. Bom tersebut juga memiliki bobot 100 kg (250 lbs). Teknologi lain seperti pemicu dengan jeda waktu (delayed action fuse) telah dikuasai Sari Bahari. Demikian pula penjatuhan bom dengan menggunakan parasut.
Ricky mengaku pihaknya menguasai teknologi cetak dan tempa (forging and casting) untuk membuat bom-bom canggih. Pihaknya juga sukses membuat roket dengan bilah sirip lipat (folded fin assault rocket/FFAR). Roket itu dapat diluncurkan dari pesawat ataupun platform darat seperti tabung penembak tak ubahnya senjata roket Katyusha buatan Rusia yang banyak dipakai dalam konflik di Timur Tengah.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pembuatan bom Sukhoi di dalam negeri mengurangi ketergantungan Indonesia akan produk impor. ”Tak tertutup kemungkinan produk itu diekspor ke negara yang mengoperasikan pesawat Sukhoi,” katanya.
Sumber: KOMPAS
Friday, March 25, 2011
Mirage Qatar Mulai Berpatroli di Libya
Dassault Mirage 2000-5 AU Qatar lepas landas untuk memulai misi Odyssey Dawn di Libya. (Foto: Reuters)
26 Maret 2011, Berlin -- (Berita HanKam): Militer Amerika Serikat mengatakan Qatar telah melakukan penerbangan pertama setelah bergabung dengan 10 negara menjaga zona larangan terbang di Libya.
Jet tempur Mirage 2000-5 AU Qatar berpatroli di udara Libya pada Jumat (25/3) diumumkan pihak militer.
Jet tempur Mirage 2000-5EDA AU Qatar bersiap lepas landas dari bandara internasional Larnaca, Siprus, Rabu (22/3). Dua jet tempur dan satu C-17 Globemaster AU Qatar mendarat di Larnaca tanpa direncanakan. Ketiga pesawat langsung terbang kembali setelah mengisi bahan bakar untuk berpartisipasi dalam operasi larangan terbang di atas Libya. (Foto: AP)
C-17 Globemaster AU Qatar lepas landas dari bandara internasional Larnaca, Siprus, Rabu (22/3). (Foto: AP)
Qatar menyertakan enam Mirage 2000-5 dan dua pesawat angkut C-17 untuk mendukung operasi.
Uni Emirat Arab dikabarkan akan mengirimkan pesawatnya tetapi belum melakukan penerbangan.
Sumber: AP
Berita HanKam
26 Maret 2011, Berlin -- (Berita HanKam): Militer Amerika Serikat mengatakan Qatar telah melakukan penerbangan pertama setelah bergabung dengan 10 negara menjaga zona larangan terbang di Libya.
Jet tempur Mirage 2000-5 AU Qatar berpatroli di udara Libya pada Jumat (25/3) diumumkan pihak militer.
Jet tempur Mirage 2000-5EDA AU Qatar bersiap lepas landas dari bandara internasional Larnaca, Siprus, Rabu (22/3). Dua jet tempur dan satu C-17 Globemaster AU Qatar mendarat di Larnaca tanpa direncanakan. Ketiga pesawat langsung terbang kembali setelah mengisi bahan bakar untuk berpartisipasi dalam operasi larangan terbang di atas Libya. (Foto: AP)
C-17 Globemaster AU Qatar lepas landas dari bandara internasional Larnaca, Siprus, Rabu (22/3). (Foto: AP)
Qatar menyertakan enam Mirage 2000-5 dan dua pesawat angkut C-17 untuk mendukung operasi.
Uni Emirat Arab dikabarkan akan mengirimkan pesawatnya tetapi belum melakukan penerbangan.
Sumber: AP
Berita HanKam
JIDD Berhasil Picu Kerja Sama Pertahanan
Seorang pengunjung mengamati senapan serbu produksi PT Pindad pada pameran peralatan pertahanan di Jakarta Convention Center, Rabu (23/3). Pameran yang berlangsung 23-25 Maret 2011 tersebut menampilkan produk alutsista dalam negeri. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/ss/ama/11)
25 Maret 2011, Jakarta -- (MI.com): Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) berhasil menjalin kerja sama pertahanan antar negara. Forum ini turut menjadi ajang promosi bagi industri pertahanan dalam negeri.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengaku JIDD mampu memicu kerja sama pertahanan negara peserta dialog. Forum ini telah ditindaklanjuti langsung melalui pertemuan bilateral maupun trilateral oleh beberapa negara peserta.
"Dialog tidak hanya terjadi di panel tetapi juga di luar forum, ada pertemuan bilateral dan trilateral. bahkan tingkat menteri pertahanan," ujarnya ketika ditemui usai penutupan JIDD di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (25/3).
Masing-masing negara berbagi pandangan mengenai keamanan wilayah dan permasalahan dunia. Mereka berharap pertemuan-pertemuan ini menghasilkan solusi komperhensif atas permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing negara.
Pembicaraan ini cukup serius karena mereka berkomitmen untuk menindaklanjuti dengan pertemuan di tingkatan politik di negara masing-masing.
Purnomo mengakui Indonesia dan Malaysia pun berhasil duduk bersama untuk membicarakan permasalahan perbatasan. Pihak Malaysia mengaku bahwa pengelolaan perbatasan di negara mereka mengalami kendala yang sama.
Pengelolaan perbatasan dilakukan oleh banyak banyak instansi seperti halnya di Indonesia. "Kan sama permasalahan mereka. Mereka juga bertumpuk. Kalau di sini ada polisi perairan, TNI AL, Bakorkamla, Bea Cukai, KKP. Ini yang harus disatukan," jelasnya.
Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengaku optimistis bahwa ketegangan perbatasan dapat dicairkan dengan kedekatannya dengan Menteri Pertahanan Indonesia. Walaupun sebagian masyarakat masih mempermasalahkan ketegangan ini. Apalagi hubungan kepala negara kedua belah pihak cukup baik untuk melakukan penyelesaian.
Ia memberikan catatan, permasalahan perbatasan harus menitikberatkan pada penyelesaian masalah, pembagian hasil alam, dan prolem ketenagakerjaan. Secara tegas, Ahmad meminta media dapat memberikan sumbangan penyelesaian masalah dengan pemberitaan yang baik.
"Semangat ini penting apalagi saya pikir beberapa media memberikan atmosfer yang berbeda dalam pemberitaan," jelasnya.
Sumber: MI.com
25 Maret 2011, Jakarta -- (MI.com): Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) berhasil menjalin kerja sama pertahanan antar negara. Forum ini turut menjadi ajang promosi bagi industri pertahanan dalam negeri.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengaku JIDD mampu memicu kerja sama pertahanan negara peserta dialog. Forum ini telah ditindaklanjuti langsung melalui pertemuan bilateral maupun trilateral oleh beberapa negara peserta.
"Dialog tidak hanya terjadi di panel tetapi juga di luar forum, ada pertemuan bilateral dan trilateral. bahkan tingkat menteri pertahanan," ujarnya ketika ditemui usai penutupan JIDD di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (25/3).
Masing-masing negara berbagi pandangan mengenai keamanan wilayah dan permasalahan dunia. Mereka berharap pertemuan-pertemuan ini menghasilkan solusi komperhensif atas permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing negara.
Pembicaraan ini cukup serius karena mereka berkomitmen untuk menindaklanjuti dengan pertemuan di tingkatan politik di negara masing-masing.
Purnomo mengakui Indonesia dan Malaysia pun berhasil duduk bersama untuk membicarakan permasalahan perbatasan. Pihak Malaysia mengaku bahwa pengelolaan perbatasan di negara mereka mengalami kendala yang sama.
Pengelolaan perbatasan dilakukan oleh banyak banyak instansi seperti halnya di Indonesia. "Kan sama permasalahan mereka. Mereka juga bertumpuk. Kalau di sini ada polisi perairan, TNI AL, Bakorkamla, Bea Cukai, KKP. Ini yang harus disatukan," jelasnya.
Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengaku optimistis bahwa ketegangan perbatasan dapat dicairkan dengan kedekatannya dengan Menteri Pertahanan Indonesia. Walaupun sebagian masyarakat masih mempermasalahkan ketegangan ini. Apalagi hubungan kepala negara kedua belah pihak cukup baik untuk melakukan penyelesaian.
Ia memberikan catatan, permasalahan perbatasan harus menitikberatkan pada penyelesaian masalah, pembagian hasil alam, dan prolem ketenagakerjaan. Secara tegas, Ahmad meminta media dapat memberikan sumbangan penyelesaian masalah dengan pemberitaan yang baik.
"Semangat ini penting apalagi saya pikir beberapa media memberikan atmosfer yang berbeda dalam pemberitaan," jelasnya.
Sumber: MI.com
Kasau Terima Kasau Brazil
25 Maret 2011, Jakarta -- (Dispenau): Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP., menerima kunjungan kehormatan Kasau Brazil Marshal Juniti Saito, di Mabesau Cilangkap, Jumat (25/3).
Pada kesempatan itu Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat S.IP didampingi Koorsahli Kasau Marsda TNI Pandji Utama, Aspam Kasau Marsda TNI Gunpanadi, Asrena Kasau Marsda TNI Erry Biatmoko, Asops Kasau Marsda TNI Ignatius Basuki, Aspers Kasau Marsda TNI Rodi Suprasodjo, Aslog Kasau Marsda TNI Bambang Purwadi Priyono dan Kadispenau Marsma TNI Bambang Samoedro.
Sedangkan Air Chief Marshal Juniti Saito didampingi Dubes Brazil untuk Indonesia Manuel Innoceneio.
Sumber: TNI AU
Tanggulangi Gempa, TNI Tunggu Konfirmasi Haiti
25 Maret 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Laksamana TNI Agus Suhartono, mengatakan, pihaknya masih menunggu konfirmasi kebutuhan penanggulangan bencana gempa di Haiti, sebelum memberangkatkan pasukannya ke negara itu.
Usai Dialog Pertahanan Internasional di Jakarta, Jumat, ia mengatakan, pihaknya telah menyiapkan kompi zeni untuk membantu rekonstruksi pascagempa Haiti, Januari lalu.
"Kita masih menyesuaikan kebutuhan mereka dan kemampuan TNI," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) tersebut..
Haiti dilanda gempa 7 skala Richter pada 12 Januari 2010 lalu. Pemerintah Haiti menyatakan, bencana itu menyebabkan sekira 316.000 orang tewas, 300.000 orang terluka, dan sekitar sejuta orang kehilangan tempat tinggal.
"Kita tunggu, konfirmasi. Setelah itu baru bisa ditentukkan jumlah personel, dan berapa lama akan ditugaskan," ujarnya.
Ia mengatakan, kini Indonesia berada di peringkat ke-17 negara penyumbang personel terbanyak bagi misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Jumlah personil yang telah dikirim Indonesia mencapai 1.618 orang. "Ini menunjukkan kepercayaan internasional terhadap kemampuan dan reputasi TNI," ucapnya.
Dengan prinsip saling menghormati dan saling percaya, Indonesia terlibat aktif dalam sejumlah misi perdamaian PBB, antara lain di Kongo, Liberia, Sudan, Nepal, dan Libanon.
Partisipasi TNI dalam misi PBB, kata Agus, adalah perwujudan pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yang menyebutkan bangsa Indonesia melaksanakan ketertiban dunia, berdasarkan kemerdekan.
Sumber: ANTARA News
Navantia Luncurkan BAM Keempat Tornado P-44
25 Maret 2011, Madrid -- (Berita HanKam): Galangan kapal Navantia meluncurkan Buques de Accion Maritima (BAM) Tornado P-44 untuk Angkatan Laut Spanyol, Senin (21/3) pukul 16:33 waktu setempat. Kapal dibaptis oleh Menteri Inovasi dan Teknologi Spanyol Cristina Garmendia, dihadiri juga Menteri Pertahanan Carmen Chacón, Ketua SEPI Enrique MartÃnez Robles, KASAL Admiral Manuel Rebollo GarcÃa serta pimpinan Navantia Rebollo GarcÃa.
Tornado P-44 kapal keempat dari jenis BAM, kapal sebelumnya Meteoro P-41, Rayo P-42 dan Relámpago P-43. Keempat kapal akan gantikan kapal patroli ringan AL Spanyol. Navantia mendapatkan kontrak dari pemerintah Spanyol pada 31 Juli 2006 dan diikuti pembuatan kapal batch kedua terdiri dari lima kapal . Tiga kapal sama dengan versi batch pertama, satu unit berkonfigurasi Search-and-Rescue (SAR) serta kapal kelima berkonfigurasi untuk riset oceanographi. Pembangunan versi baru dimulai akhir 2011, direncanakan selesai hingga 2017.
Panjang keseluruhan kapal 93,90 meter dan lebar maksimal 14,20 meter, bobot penuh 2575 ton dengan kecepatan maksimal 20,5 knot dengan jumlah awak 35 orang.
Kapal mampu mengemban misi perlindungan dan pengawalan kapal, kontrol lalu lintas laut, kontrol dan netralisir aksi teroris serta perompak, operasi melawan perdagangan obat bius serta perdagangan manusia, operasi penyelamatan laut, bantuan operasi kemanusian, kontrol pencurian ikan serta kontrol lingkungan dan anti polusi.
Sumber: Navantia
© Berita HanKam
Sejumlah Negara Akan Beli Pesawat dan Kapal Indonesia
KRI Kakap dibangun di PT. PAL.
25 Maret 2011, Jakarta -- (TEMPO Interaktif): Sejumlah negara tetangga memutuskan untuk membeli pesawat dan kapal buatan Indonesia, yang dijajakan dalam Asia-Pacific Defence and Security Expo. Pameran itu adalah bagian dari Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) yang berlangsung di Balai Sidang Jakarta sejak Rabu (23/3) lalu dan ditutup hari ini, Jumat 25 Maret 2011.
"(Hasilnya) positif sekali, saya lihat ini berhasil," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai penutupan JIDD di Balai Sidang Jakarta, hari ini.
Purnomo mencontohkan, negara tetangga Timor Leste sudah memesan kapal-kapal patroli cepat. Filipina akan membelanjakan anggaran pertahanannya untuk kapal jenis landing platform dock. Sedangkan Filipina juga memerlukan kapal operasional keamanan dan bencana.
Adapun Papua Nugini telah menyatakan ingin membeli pesawat N-235 dari PT Dirgantara Indonesia. Perwakilan negara itu juga akan bertandang ke pabriknya di Bandung. "Mereka dulu beli (pesawat) Casa dari Spanyol, saya bilang kenapa jauh-jauh, beli saja di sini," ucapnya.
Namun, Purnomo tak mengungkapkan berapa nilai pembelian tersebut dan kapan pembayaran bakal disetor.
Pemerintah Didesak Selaraskan Teknologi dalam Pembelian Senjata
Pemerintah didesak mensinergikan teknologi lokal dalam pembelian alat utama sistem persenjataan dari luar negeri. Soalnya, industri pertahanan domestik dinilai belum mampu untuk menopang kebutuhan pertahanan yang bersifat teknologi tinggi.
Desakan itu datang dari Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Firmanzah dalam Jakarta International Defense Dialogue di Balai Sidang Jakarta, Kamis (24/3). "Indonesia sudah pengalaman dengan pembelian pesawat F-16 dan Sukhoi. Tetapi bagaimana memasukkannya dalam industri pertahanan kita sendiri?" ujarnya.
Ia menyatakan pemerintah harus memperhitungkan kesiapan industri dalam negeri untuk menanggung beban teknologi dalam offset pembelian alutsista. Dia berpendapat kemampuan teknologi yang dimiliki Indonesia belum mampu menanggung teknologi tingkat tinggi.
Hal utama yang harus dilakukan, katanya, ialah mengaitkan industri tingkat tinggi dengan yang menengah dan kecil. Firmanzah yakin peningkatan teknologi dalam industri pertahanan tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Maka, sinergi teknologi tetap harus dilakukan pemerintah.
"Offset kini telah menjadi tren di Kementerian Pertahanan. Makanya perlu dipikirkan juga soal kekuatan dan melakukan sinergi," ucapnya.
Sumber: TEMPO Interaktif
25 Maret 2011, Jakarta -- (TEMPO Interaktif): Sejumlah negara tetangga memutuskan untuk membeli pesawat dan kapal buatan Indonesia, yang dijajakan dalam Asia-Pacific Defence and Security Expo. Pameran itu adalah bagian dari Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) yang berlangsung di Balai Sidang Jakarta sejak Rabu (23/3) lalu dan ditutup hari ini, Jumat 25 Maret 2011.
"(Hasilnya) positif sekali, saya lihat ini berhasil," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai penutupan JIDD di Balai Sidang Jakarta, hari ini.
Purnomo mencontohkan, negara tetangga Timor Leste sudah memesan kapal-kapal patroli cepat. Filipina akan membelanjakan anggaran pertahanannya untuk kapal jenis landing platform dock. Sedangkan Filipina juga memerlukan kapal operasional keamanan dan bencana.
Adapun Papua Nugini telah menyatakan ingin membeli pesawat N-235 dari PT Dirgantara Indonesia. Perwakilan negara itu juga akan bertandang ke pabriknya di Bandung. "Mereka dulu beli (pesawat) Casa dari Spanyol, saya bilang kenapa jauh-jauh, beli saja di sini," ucapnya.
Namun, Purnomo tak mengungkapkan berapa nilai pembelian tersebut dan kapan pembayaran bakal disetor.
Pemerintah Didesak Selaraskan Teknologi dalam Pembelian Senjata
Pemerintah didesak mensinergikan teknologi lokal dalam pembelian alat utama sistem persenjataan dari luar negeri. Soalnya, industri pertahanan domestik dinilai belum mampu untuk menopang kebutuhan pertahanan yang bersifat teknologi tinggi.
Desakan itu datang dari Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Firmanzah dalam Jakarta International Defense Dialogue di Balai Sidang Jakarta, Kamis (24/3). "Indonesia sudah pengalaman dengan pembelian pesawat F-16 dan Sukhoi. Tetapi bagaimana memasukkannya dalam industri pertahanan kita sendiri?" ujarnya.
Ia menyatakan pemerintah harus memperhitungkan kesiapan industri dalam negeri untuk menanggung beban teknologi dalam offset pembelian alutsista. Dia berpendapat kemampuan teknologi yang dimiliki Indonesia belum mampu menanggung teknologi tingkat tinggi.
Hal utama yang harus dilakukan, katanya, ialah mengaitkan industri tingkat tinggi dengan yang menengah dan kecil. Firmanzah yakin peningkatan teknologi dalam industri pertahanan tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Maka, sinergi teknologi tetap harus dilakukan pemerintah.
"Offset kini telah menjadi tren di Kementerian Pertahanan. Makanya perlu dipikirkan juga soal kekuatan dan melakukan sinergi," ucapnya.
Sumber: TEMPO Interaktif
TNI Kirim Pasukan Bantuan ke Haiti
25 Maret 2011, Jakarta -- (TEMPO Interaktif): Tentara Nasional Indonesia akan mengirim pasukan ke Haiti untuk membantu proses rekonstruksi di negara tersebut. "(Kami) akan kirim satu kompi zeni," ujar Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono seusai Jakarta International Defense Dialogue di Balai Sidang Jakarta, Jumat 25 Maret 2011.
Haiti dilanda gempa 7 skala Richter pada 12 Januari 2010 lalu. Pemerintah Haiti menghitung gempa itu menyebabkan 316 ribu orang tewas, 300 ribu orang terluka, dan sekitar sejuta orang kehilangan tempat tinggal.
Namun, ia belum tahu pasti kapan kompi tersebut bakal diberangkatkan dan berapa lama mereka akan bertugas. "Menyesuaikan kebutuhan mereka dan kemampuan TNI," katanya.
Ia mengatakan kini Indonesia adalah negara yang duduk di peringkat ke-17 penyumbang personil terbanyak bagi misi perdamaian. Jumlah personil yang telah dikirim Indonesia tak kurang dari 1.618 orang. "(Itu) menunjukkan kepercayaan internasional terhadap kemampuan dan reputasi TNI," ucapnya.
Dengan prinsip saling menghormati dan saling percaya, Indonesia terlibat aktif dalam sejumlah misi perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa, antara lain di Kongo, Liberia, Sudan, Nepal, dan Libanon. Partisipasi dalam misi PBB, kata Agus, adalah perwujudan pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yang menyebutkan bangsa Indonesia melaksanakan ketertiban dunia, berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menambahkan, Indonesia berniat membuat pusat pemeliharaan perdamaian atau Peacekeeping Center di Sentul, Bogor. "Kompleks ini nantinya besar karena di dalamnya ada pelatihan antiteror, disaster relief (penanganan bencana), standby forces (pasukan siaga), dan peacekeeping," tuturnya.
Sumber: TEMPO Interaktif
Boeing 737-400 TNI AU Mulus Mendarat di Lanud Ranai
25 Maret 2011, Natuna -- (Pentak Lanud Ranai): Pesawat VIP Skuadron Udara 17 Boeing 737-400 bernomor regsitrasi A-7305 Capten Pilot Letkol Pnb Ronald mendarat mulus di Pangkalan TNI AU Ranai pada pukul 10.25 wib, dengan misi melaksanakan latihan Navigator, disambut langsung oleh Komandan Lanud Ranai Letkol Pnb Danang Setyabudi. Di Apron Lanud Ranai. Jumat (25/3)
Selain melakukan "landing-test" juga melaksanakan latihan Navigator yang dipimpin langsung Komandan Skuadron Udara 17 VIP Lanud Halim Perdanakusuma. Selanjutnya Boeing 737-400 bernomor regsitrasi A-7305 take off dari Lanud Ranai menuju Lanud Supadio.
Sumber: TNI AU
JIDD 2011: Menhan Terima 5 Delegasi Negara Sahabat
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berbincang serius dengan PM Timor Leste Xanana Gusmao (kanan) seusai meresmikan pembukaan Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) Tahun 2011 di Balai Sidang, Jakarta, Rabu (23/3). JIDD Tahun ini mengambil tema "Strengthening Security and Stability" yang diikuti oleh perwakilan dari 34 Negara dan akan berlangsung hingga 25 Maret. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/Spt/11)
24 Maret 2011, Jakarta -- (DMC): Di sela-sela mengikuti kegiatan Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) kemarin, Rabu (23/3), Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, menyempatkan menerima kunjungan kehormatan (courtesy call) delegasi dari 5 (lima) negara sahabat yaitu Inggris, New Zealand, Pakistan, Philipina dan Brazil, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Selain membicarakan peningkatan kerjasama antara kedua negara, juga membicarakan masalah terkait isu-isu regional dan internasional khususnya masalah keamanan dan pertahanan.
Saat menerima Menhan Inggris bidang Strategi Keamanan Internasional, Gerald Howarth MP, Menhan sangat mengharapkan kerjasama Pemerintah Inggris, khususnya Angkatan Laut Kerajaan Inggris, untuk membantu dalam mengamankan jalur pelayaran di perairan Somalia dari perompak Somalia, yang saat ini telah menjadi masalah internasional.
Hal ini mengingat keberadaan AL Kerajaan Inggris yang beroperasi di Somalia relatif cukup besar, sehingga dapat memberikan bantuan kepada kapal atau warga negara Indonesia yang mengalami pembajakan dan penyanderaan.
Terkait dengan keberadaan Pasukan Perdamaian PBB dari Indonesia yang tersebar di beberapa negara, Menhan menyampaikan bahwa kehadiran Pasukan Indonesia baik dari unsur TNI maupun Polisi selalu mendekatkan pada operasi kemanusiaan atau civic operation yang berorientasi pada perbaikan kualitas masyarakat setempat yang mengalami trauma akibat perang, hal itulah yang menyebabkan keberadaan mereka sangat di terima oleh masyarakat setempat. Namun demikian Gerald menambahkan bahwa dalam penanganan negara yang membutuhkan PBB, harus juga melihat pada sumber permasalahan konflik, sehingga solusi penyelesaian masalahnya akan lebih tepat sasaran.
Sementara itu dalam pembicaraannya dengan Panglima Bersenjata New Zealand, Letjend Jones, Menhan menyampaikan hubungan kedua negara perlu ditingkatkan dan diikat melalui payung kerjasama, seperti penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) bidang pertahanan dan Pemerintahan New Zealand sepakat. Kedua negara juga mengharapkan perang yang saat ini terjadi di Libya dapat segera berakhir dan kedua belah pihak, Libya dan Pasukan Koalisi Barat, saling menahan diri sesuai Resolusi PBB.
Menhan pada kesempatan tersebut didampingi Sekretaris Jenderal Kemhan RI, Marsdya TNI Eris Herryanto, Dirjen Strahan, Mayjen TNI Puguh Santoso, Kapuskom Publik, Brigjen TNI I Wayan Midhio dan Dirkersin Brigjen TNI Wahyu Suhendar.
Wamenhan Terima Delegasi Pakistan
Sementara itu di tempat terpisah, Wakil Menhan, Sjahfrie Sjamsoeddin, menerima delegasi Pakistan yang dipimpin oleh Jenderal Khalid Shamim, yang menjabat sebagai Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Pakistan. Pada kesempatan tersebut, Jenderal Khalid menawarkan kerjasama pertahanan kedua negara meliputi, pendidikan militer, pengiriman delegasi pertahanan kerjasama bersama melalui kegiatan symposium seperti yang dilaksanakan dalam even JIDD seperti yang sedang dilaksanakan saat ini.
Wamenhan menyambut baik tawaran kerjasama Pakistan dan mengharapkan kedua negara segera membentuk semacam working group yang dapat memformulasikan kerjasama sehingga mampu untuk diimplementasikan oleh kedua negara.
Selain Pakistan, Wamenhan pada kesempatan tersebut juga menerima delegasi Philipina yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Pertahanan Nasional Philipina, Hon. Voltaire Tuvera.
Sumber: DMC
24 Maret 2011, Jakarta -- (DMC): Di sela-sela mengikuti kegiatan Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) kemarin, Rabu (23/3), Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, menyempatkan menerima kunjungan kehormatan (courtesy call) delegasi dari 5 (lima) negara sahabat yaitu Inggris, New Zealand, Pakistan, Philipina dan Brazil, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Selain membicarakan peningkatan kerjasama antara kedua negara, juga membicarakan masalah terkait isu-isu regional dan internasional khususnya masalah keamanan dan pertahanan.
Saat menerima Menhan Inggris bidang Strategi Keamanan Internasional, Gerald Howarth MP, Menhan sangat mengharapkan kerjasama Pemerintah Inggris, khususnya Angkatan Laut Kerajaan Inggris, untuk membantu dalam mengamankan jalur pelayaran di perairan Somalia dari perompak Somalia, yang saat ini telah menjadi masalah internasional.
Hal ini mengingat keberadaan AL Kerajaan Inggris yang beroperasi di Somalia relatif cukup besar, sehingga dapat memberikan bantuan kepada kapal atau warga negara Indonesia yang mengalami pembajakan dan penyanderaan.
Terkait dengan keberadaan Pasukan Perdamaian PBB dari Indonesia yang tersebar di beberapa negara, Menhan menyampaikan bahwa kehadiran Pasukan Indonesia baik dari unsur TNI maupun Polisi selalu mendekatkan pada operasi kemanusiaan atau civic operation yang berorientasi pada perbaikan kualitas masyarakat setempat yang mengalami trauma akibat perang, hal itulah yang menyebabkan keberadaan mereka sangat di terima oleh masyarakat setempat. Namun demikian Gerald menambahkan bahwa dalam penanganan negara yang membutuhkan PBB, harus juga melihat pada sumber permasalahan konflik, sehingga solusi penyelesaian masalahnya akan lebih tepat sasaran.
Sementara itu dalam pembicaraannya dengan Panglima Bersenjata New Zealand, Letjend Jones, Menhan menyampaikan hubungan kedua negara perlu ditingkatkan dan diikat melalui payung kerjasama, seperti penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) bidang pertahanan dan Pemerintahan New Zealand sepakat. Kedua negara juga mengharapkan perang yang saat ini terjadi di Libya dapat segera berakhir dan kedua belah pihak, Libya dan Pasukan Koalisi Barat, saling menahan diri sesuai Resolusi PBB.
Menhan pada kesempatan tersebut didampingi Sekretaris Jenderal Kemhan RI, Marsdya TNI Eris Herryanto, Dirjen Strahan, Mayjen TNI Puguh Santoso, Kapuskom Publik, Brigjen TNI I Wayan Midhio dan Dirkersin Brigjen TNI Wahyu Suhendar.
Wamenhan Terima Delegasi Pakistan
Sementara itu di tempat terpisah, Wakil Menhan, Sjahfrie Sjamsoeddin, menerima delegasi Pakistan yang dipimpin oleh Jenderal Khalid Shamim, yang menjabat sebagai Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Pakistan. Pada kesempatan tersebut, Jenderal Khalid menawarkan kerjasama pertahanan kedua negara meliputi, pendidikan militer, pengiriman delegasi pertahanan kerjasama bersama melalui kegiatan symposium seperti yang dilaksanakan dalam even JIDD seperti yang sedang dilaksanakan saat ini.
Wamenhan menyambut baik tawaran kerjasama Pakistan dan mengharapkan kedua negara segera membentuk semacam working group yang dapat memformulasikan kerjasama sehingga mampu untuk diimplementasikan oleh kedua negara.
Selain Pakistan, Wamenhan pada kesempatan tersebut juga menerima delegasi Philipina yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Pertahanan Nasional Philipina, Hon. Voltaire Tuvera.
Sumber: DMC
Thursday, March 24, 2011
100 Cawak KRI Salawaku-642 dan KRI Badai-643 Diberangkatkan ke Brunei
24 Maret 2011, Jakarta -- (Dispenarmabar): Sebanyak 100 orang calon awak kapal (cawak) tipe “Waspada Class” Brunei dan tim Basic Maintenance Training (BMT) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) diberangkatkan dari lapangan terbang Halim Perdana Kusuma menggunakan pesawat Hercules A.1319 milik TNI Angkatan Udara menuju Brunei Darussalam. Sebelum diberangkatkan para cawak tersebut telah medapat pembekalan yang dilaksanakan Komando Latihan Koarmabar (Kolatarmabar) selama tiga minggu dengan materi terkait data teknis, pengoperasian kapal dan perencanaan navigasi penyeberangan serta keselamatan personel dan material. Para cawak tersebut nantinya akan mengawaki dua kapal tipe Eks “Waspada Class” yang masing-masing bernama KRI Salawaku – 642 dengan Komandan Mayor Laut (P) Komaruddin dan KRI Badau – 643 dengan Komandan Mayor Laut (P) Alferd Daniel Matthewd.
Sumber: Dispenarmabar
Presiden RI Meyakini Dalam JIDD Akan Terjadi Diskusi Yang Produktif
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) dan PM Timor Leste Xanana Gusmao (kanan) menyalami Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Brunei Darussalam Pangeran Mohamed Bolkiah (kiri) seusai meresmikan pembukaan Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) Tahun 2011 di Balai Sidang, Jakarta, Rabu (23/3). JIDD Tahun ini mengambil tema "Strengthening Security and Stability" yang diikuti oleh perwakilan dari 34 Negara dan akan berlangsung hingga 25 Maret. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/Spt/11)
24 Maret 2011, Jakarta -- (DMC): Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (23/3), didampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membuka Jakarta International Defence Dialogue di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, yang berlangsung 23-25 Maret 2011. Saat membuka JIDD, Presiden RI mengatakan bahwa dengan daftar pembicara JIDD yang telah disiapkan, Presiden yakin akan terjadi diskusi yang produktif dalam JIDD ini.
Dalam pembukaannya, Presiden mengatakan, saat ini di dunia tengah terjadi banyak hal seperti konflik di Libya, bencana nuklir di Jepang , demonstrasi di jalanan negara Arab, pengungsi dari negara-negara yang sedang berkonflik yang semua tragedi ini berimplikasi terhadap situasi keamanan.
Dikatakan oleh Presiden, keamanan Internasional menjadi lebih saling terkait antar negara di dunia dan bukannya menjadi lebih mudah, melainkan lebih rumit. Presiden juga menganggap aksi-aksi terorisme semakin gigih, dan kapasitas kelompok teroris juga meningkat dan memberikan tantangan baru dalam penanganannya seperti paket bom yang sedang terjadi di Indonesia.
Negara-negara di kawasan Asia Pasifik, jelas Presiden, saat ini sedang mencari keseimbangan baru yang dapat memastikan stabilitas keamanan yang lebih baik. Setiap komponen bangsa turut berperan dalam perubahan pandangan strategis yang memaksa kita untuk berfikir secara berbeda. Dirinya mencontohkan, seperti sekelompok kecil orang yang mengelola wikileaks dengan agendanya dapat menjadi masalah bagi pemerintah di berbagai negara dengan membawa implikasi politis dan keamanan.
Sementara itu, Menhan Purnomo Yusgiantoro dalam sambutan pembukanya mengatakan, JIDD diharapkan menjadi wadah bagi para ahli dan yang berkecimpung langsung di bidang keamanan dan pertahanan untuk saling berbagi pandangan dan saling bertukar pengetahuan serta pendapat dengan bebas sehingga tercipta dialog yang sehat. JIDD ini juga diharapkan dapat memperkaya dan melengkapi forum-forum serupa yang telah ada. Menhan sangat bangga karena total sekitar 300 peserta dialog berasal dari 34 negara. Meningkatnya keinginan dari komunitas internasional bekerjasama dalam hal strategi dan keamanan.
Di dalam JIDD ini, lanjut Menhan, diharapkan para ahli dibidang keamanan dan pertahanan dapat mengemukakan pemikiran-pemikirannya sehingga menjadi pelajaran bagi peserta dialog yang lebih muda. Menurut Menhan, even besar semacam JIDD ini juga dapat dimanfaatkan sebagai ajang mengembangkan kerjasama bilateral antar negara maupun antara peserta JIDD.
JIDD yang bertemakan memperkuat keamanan dan stabilitas ini diselenggarakan memperingati Dies Natalis Universitas Pertahanan Indonesia yang ke-2 yang dihadiri pula Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao dan Anggota DPR RI, Panglima TNI, Kapolri, Walikota Jakarta, serta pejabat Asean. JIDD ini juga diikuti oleh 34 negara partisipan, wakil-wakil dari generasi muda seperti Taruna Akademi Militer, perwakilan mahasiswa dari perbagai perguruan tinggi negeri dan swasta serta Sekolah-Sekolah Tinggi Negeri lainnya.
Menjadi pembicara dalam JIDD yang berlangsung selama tiga hari ini antara lain; Pangeran Ahmed Bolkiah dari Brunei, Menteri Strategi Keamanan Internasional dari Inggris Gerald Howard MP, Wakil Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean, dan Wakil Sekjen Operasional PBB Alain Le Roy.
Sumber: DMC
24 Maret 2011, Jakarta -- (DMC): Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (23/3), didampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membuka Jakarta International Defence Dialogue di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, yang berlangsung 23-25 Maret 2011. Saat membuka JIDD, Presiden RI mengatakan bahwa dengan daftar pembicara JIDD yang telah disiapkan, Presiden yakin akan terjadi diskusi yang produktif dalam JIDD ini.
Dalam pembukaannya, Presiden mengatakan, saat ini di dunia tengah terjadi banyak hal seperti konflik di Libya, bencana nuklir di Jepang , demonstrasi di jalanan negara Arab, pengungsi dari negara-negara yang sedang berkonflik yang semua tragedi ini berimplikasi terhadap situasi keamanan.
Dikatakan oleh Presiden, keamanan Internasional menjadi lebih saling terkait antar negara di dunia dan bukannya menjadi lebih mudah, melainkan lebih rumit. Presiden juga menganggap aksi-aksi terorisme semakin gigih, dan kapasitas kelompok teroris juga meningkat dan memberikan tantangan baru dalam penanganannya seperti paket bom yang sedang terjadi di Indonesia.
Negara-negara di kawasan Asia Pasifik, jelas Presiden, saat ini sedang mencari keseimbangan baru yang dapat memastikan stabilitas keamanan yang lebih baik. Setiap komponen bangsa turut berperan dalam perubahan pandangan strategis yang memaksa kita untuk berfikir secara berbeda. Dirinya mencontohkan, seperti sekelompok kecil orang yang mengelola wikileaks dengan agendanya dapat menjadi masalah bagi pemerintah di berbagai negara dengan membawa implikasi politis dan keamanan.
Sementara itu, Menhan Purnomo Yusgiantoro dalam sambutan pembukanya mengatakan, JIDD diharapkan menjadi wadah bagi para ahli dan yang berkecimpung langsung di bidang keamanan dan pertahanan untuk saling berbagi pandangan dan saling bertukar pengetahuan serta pendapat dengan bebas sehingga tercipta dialog yang sehat. JIDD ini juga diharapkan dapat memperkaya dan melengkapi forum-forum serupa yang telah ada. Menhan sangat bangga karena total sekitar 300 peserta dialog berasal dari 34 negara. Meningkatnya keinginan dari komunitas internasional bekerjasama dalam hal strategi dan keamanan.
Di dalam JIDD ini, lanjut Menhan, diharapkan para ahli dibidang keamanan dan pertahanan dapat mengemukakan pemikiran-pemikirannya sehingga menjadi pelajaran bagi peserta dialog yang lebih muda. Menurut Menhan, even besar semacam JIDD ini juga dapat dimanfaatkan sebagai ajang mengembangkan kerjasama bilateral antar negara maupun antara peserta JIDD.
JIDD yang bertemakan memperkuat keamanan dan stabilitas ini diselenggarakan memperingati Dies Natalis Universitas Pertahanan Indonesia yang ke-2 yang dihadiri pula Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao dan Anggota DPR RI, Panglima TNI, Kapolri, Walikota Jakarta, serta pejabat Asean. JIDD ini juga diikuti oleh 34 negara partisipan, wakil-wakil dari generasi muda seperti Taruna Akademi Militer, perwakilan mahasiswa dari perbagai perguruan tinggi negeri dan swasta serta Sekolah-Sekolah Tinggi Negeri lainnya.
Menjadi pembicara dalam JIDD yang berlangsung selama tiga hari ini antara lain; Pangeran Ahmed Bolkiah dari Brunei, Menteri Strategi Keamanan Internasional dari Inggris Gerald Howard MP, Wakil Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean, dan Wakil Sekjen Operasional PBB Alain Le Roy.
Sumber: DMC
Korsel Luncurkan Destroyer KDX-III Ketiga
24 Maret 2011, Seoul -- (Berita HanKam): Angkatan Laut Korea Selatan meluncurkan kapal perang jenis perusak dilengkapi sistem radar canggih Aegis, Kamis (24/3). Kapal dibangun di galangan kapal Hyundai Heavy Industries Co. di Ulsan, 415 km Tenggara Seoul.
Sistem Aegis dibuat oleh perusahaan pertahanan Amerika Serikat Lockheed Martin, menjadikan destroyer mampu mendapatkan informasi tiga dimensi untuk operasi anti-pesawat, anti-kapal permukaan dan anti-kapal selam.
Destroyer 7600 ton diberi nama Seoae Ryu Seong-ryong termasuk kelas KDX-III, direncanakan dioperasikan AL Korsel pada Maret 2012 setelah menyelesaikan pengujian.
Seoae Ryu Seong-ryong dipersenjatai rudal kapal-ke-kapal dan torpedo buatan dalam negeri serta sistem peluncuran rudal vertikal dan rudal jelajah kapal-ke-permukaan. Destroyer KDX-III berukuran panjang 166 meter dapat mengangkut 120 rudal dan torpedo.
Kapal diawaki 300 orang, dapat membawa dua helikopter ukuran menengah dengan kecepatan maksimal 30 knot dengan jarak jelajah 1000 km.
Korsel telah membangun tiga destroyer Aegis sejak 2004 dibawah program pembangunan angkatan laut berkode KDX-III guna meningkatkan kemampuan pertahanan menghadapi Korea Utara. Destroyer pertama dioperasikan 2008 dan kedua pada 2010.
Sumber: Yonhap
© Berita HanKam
Pameran Peralatan Pertahanan di Jakarta Convention Center
23 Maret 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Seorang pengunjung melintas di depan stan milik Polri pada pameran peralatan pertahanan di Jakarta Convention Center, Rabu (23/3). Pameran yang berlangsung 23-25 Maret 2011 tersebut menampilkan produk alutsista dalam negeri. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/ss/ama/11)
Sejumlah pengunjung mengamati peralatan keamanan dan persenjataan di salah satu stan. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/ss/ama/11)
Seorang pengunjung mengamati senapan serbu produksi PT Pindad. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/ss/ama/11)
Sumber: ANTARA News
Sejumlah pengunjung mengamati peralatan keamanan dan persenjataan di salah satu stan. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/ss/ama/11)
Seorang pengunjung mengamati senapan serbu produksi PT Pindad. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/ss/ama/11)
Sumber: ANTARA News
239 Prajurit TNI AL Latihan Penanggulangan Bencana
Simulasi penanggulangan bencana alam di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (24/3). Latihan bertujuan menseragamkan pola pikir dan tindakan seluruh personel di Kolinlamil dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam di wilayah Indonesia. (Foto: ANTARA/Dhoni Setiawan/Koz/mes/11)
24 Maret 2011, Surabaya -- (Pos Kota): 239 Prajurit angkatan laut melakukan latihan bersama penanggulangan bencana alam di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakut Kamis (24/3) pagi WIB.
Panglima Kolinlamil, Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan merinci, latihan yang diikuti 239 peserta itu terdiri dari Denmako 50 orang, Pasmar 2 sebanyak 30 orang, BNPB 5 orang, Dihiddros 4 orang dan pelaku 150 orang.
“Materi latihan meliputi proses perencanaan penanggulangan bencana seperti latihan Pos Komando, melaksanakan prosedur dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam rangka mendukung operasi militer selain perang,” cetus Didit.
Menurutnya, Kolinlamil adalah Komando Utama (Kotama) di jajaran TNI Angkatan Laut yang merupakan Kotama Pembinaan dan sebagai Kotama operasional TNI. Kolinlamil bertugas menyelenggarakan operasi Angkatan Laut TNI dalam rangka operasi militer perang dan operasi militer selain perang dan bantuan Angkatan Laut sesuai dengan kebijakan Panglima TNI.
Salah satu kebijakan Kolinlamil dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai Kotama operasional khususnya dalam rangka operasi militer selain perang adalah melaksanakan bantuan bencana alam dan bakti TNI/TNI Angkatan Laut.
Sebagai wujud tanggung jawab, Kolinlamil telah menyusun buku petunjuk lapangan Posko Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Komando Lintas Laut Militer (Satgas PB Kolinlamil), untuk menjelaskan tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh pejabat yang terlibat serta untuk keseragaman tindak dalam melaksanakan tugas selama kegiatan tanggap darurat penanggulangan bencana berlangsung.
“Mulai dari proses pembentukan satgas, pengumpulan bantuan, embarkasi/debarkasi sampai pendistribusian barang bantuan ke daerah yang terkena bencana,” kata Pangkolinlamil.
KRI Teluk Ratai-509 Angkut Pasukan Kodam VII/Wirabuana
Salah satu unsur kapal perang jenis Landing Ship Tank (LST ) KRI Teluk Ratai-509 dari Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya, diberangkatkan dari Kolinlamil Tanjung Priok Jakarta menuju Makasar. Kapal tersebut rencananya akan mengangkut pasukan dari Kodam VII / Wirabuana yang bertugas melaksanakan pengamanan pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan negara tetangga ,kemarin.
Kapal perang dengan Komandan Mayor laut (P) Syamsudin tersebut akan mengangkut pasukan dengan kekuatan satu kompi Plus dan kelengkapan operasional dilapangan yang akan bertugas di wilayah Sulawesi Utara pada Pulau-pulau kecil dan sekitarnya antara lain yaitu, Pulau Miangas, Marore, dan Marampit. Operasi pergeseran pasukan dalam bentuk operasi angkutan laut militer tersebut dilaksanakan sesuai dengan jadwal waktu penggantian pasukan yang sudah terjadwal dari Komando atas.
Selama operasi Lintas laut menuju perairan Makasar, sesuai dengan arahan Pemimpin Kolinlamil bahwa seluruh unsur kolinlamil meningkatkan purba jaga dan melaksanakan kegiatan latihan peran-peran dalam rangka meningkatkan kesigapan anggota yang mengawaki unsur KRI dengan mengutamakan keselamatan personel dan material.
Sumber: Dispenal/Pos Kota
24 Maret 2011, Surabaya -- (Pos Kota): 239 Prajurit angkatan laut melakukan latihan bersama penanggulangan bencana alam di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakut Kamis (24/3) pagi WIB.
Panglima Kolinlamil, Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan merinci, latihan yang diikuti 239 peserta itu terdiri dari Denmako 50 orang, Pasmar 2 sebanyak 30 orang, BNPB 5 orang, Dihiddros 4 orang dan pelaku 150 orang.
“Materi latihan meliputi proses perencanaan penanggulangan bencana seperti latihan Pos Komando, melaksanakan prosedur dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam rangka mendukung operasi militer selain perang,” cetus Didit.
Menurutnya, Kolinlamil adalah Komando Utama (Kotama) di jajaran TNI Angkatan Laut yang merupakan Kotama Pembinaan dan sebagai Kotama operasional TNI. Kolinlamil bertugas menyelenggarakan operasi Angkatan Laut TNI dalam rangka operasi militer perang dan operasi militer selain perang dan bantuan Angkatan Laut sesuai dengan kebijakan Panglima TNI.
Salah satu kebijakan Kolinlamil dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai Kotama operasional khususnya dalam rangka operasi militer selain perang adalah melaksanakan bantuan bencana alam dan bakti TNI/TNI Angkatan Laut.
Sebagai wujud tanggung jawab, Kolinlamil telah menyusun buku petunjuk lapangan Posko Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Komando Lintas Laut Militer (Satgas PB Kolinlamil), untuk menjelaskan tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh pejabat yang terlibat serta untuk keseragaman tindak dalam melaksanakan tugas selama kegiatan tanggap darurat penanggulangan bencana berlangsung.
“Mulai dari proses pembentukan satgas, pengumpulan bantuan, embarkasi/debarkasi sampai pendistribusian barang bantuan ke daerah yang terkena bencana,” kata Pangkolinlamil.
KRI Teluk Ratai-509 Angkut Pasukan Kodam VII/Wirabuana
Salah satu unsur kapal perang jenis Landing Ship Tank (LST ) KRI Teluk Ratai-509 dari Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya, diberangkatkan dari Kolinlamil Tanjung Priok Jakarta menuju Makasar. Kapal tersebut rencananya akan mengangkut pasukan dari Kodam VII / Wirabuana yang bertugas melaksanakan pengamanan pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan negara tetangga ,kemarin.
Kapal perang dengan Komandan Mayor laut (P) Syamsudin tersebut akan mengangkut pasukan dengan kekuatan satu kompi Plus dan kelengkapan operasional dilapangan yang akan bertugas di wilayah Sulawesi Utara pada Pulau-pulau kecil dan sekitarnya antara lain yaitu, Pulau Miangas, Marore, dan Marampit. Operasi pergeseran pasukan dalam bentuk operasi angkutan laut militer tersebut dilaksanakan sesuai dengan jadwal waktu penggantian pasukan yang sudah terjadwal dari Komando atas.
Selama operasi Lintas laut menuju perairan Makasar, sesuai dengan arahan Pemimpin Kolinlamil bahwa seluruh unsur kolinlamil meningkatkan purba jaga dan melaksanakan kegiatan latihan peran-peran dalam rangka meningkatkan kesigapan anggota yang mengawaki unsur KRI dengan mengutamakan keselamatan personel dan material.
Sumber: Dispenal/Pos Kota
Rumania dan Belanda Ikut Keroyok Libya
Regele Ferdinand (F-221). (Photo: Forţele Navale Române)
23 Maret 2011, Bukarest -- (Berita HanKam): Presiden Rumania Traian Basescu mengatakan negaranya akan mengirimkan satu kapal perang ke Laut Mediterania guna mendukung operasi NATO mencegah pengiriman senjata ke Libya.
Bukarest mengirimkan frigate Regele Ferdinand (F-221) bersama 205 awaknya ke Laut Mediterania selama 3 bulan. Misi ini membutuhkan anggaran sebesar 4,5 juta euro.
Frigate akan ditugaskan memeriksa setiap kapal yang dicurigai membawa senjata ke Libya. Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) mengeluarkan Resolusi 1973 yang melarang penjualan senjata ke Libya.
Belanda akan mengirimkan enam jet tempur F-16, sekitar 200 prajurit, satu kapal penyapu ranjau dan pesawat tanker DC-10 untuk mendukung operasi NATO di Libya, diumumkan Perdana Menteri Mark Rutte, Selasa (22/3).
Menteri Pertahanan Belanda Hans Hillen mengatakan konstribusi Belanda dalam operasi ini sedikitnya tiga bulan, tetapi dapat diperpanjang sesuai kesepakatan NATO.
Angkatan Udara Belanda memiliki 87 jet tempur F-16.
Sumber: AFP
© Berita HanKam
23 Maret 2011, Bukarest -- (Berita HanKam): Presiden Rumania Traian Basescu mengatakan negaranya akan mengirimkan satu kapal perang ke Laut Mediterania guna mendukung operasi NATO mencegah pengiriman senjata ke Libya.
Bukarest mengirimkan frigate Regele Ferdinand (F-221) bersama 205 awaknya ke Laut Mediterania selama 3 bulan. Misi ini membutuhkan anggaran sebesar 4,5 juta euro.
Frigate akan ditugaskan memeriksa setiap kapal yang dicurigai membawa senjata ke Libya. Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) mengeluarkan Resolusi 1973 yang melarang penjualan senjata ke Libya.
Belanda akan mengirimkan enam jet tempur F-16, sekitar 200 prajurit, satu kapal penyapu ranjau dan pesawat tanker DC-10 untuk mendukung operasi NATO di Libya, diumumkan Perdana Menteri Mark Rutte, Selasa (22/3).
Menteri Pertahanan Belanda Hans Hillen mengatakan konstribusi Belanda dalam operasi ini sedikitnya tiga bulan, tetapi dapat diperpanjang sesuai kesepakatan NATO.
Angkatan Udara Belanda memiliki 87 jet tempur F-16.
Sumber: AFP
© Berita HanKam
Pembuatan Rudal Dilakukan Bertahap
24 Maret 2011, Jakarta -- (SINDO): Kerja sama pembuatan peluru kendali jenis C 705 dengan Republik Rakyat China akan dilakukan secara bertahap melalui transfer teknologi dan produksi bersama sampai nantinya Indonesia bisa mencapai kemandirian.
Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) dari China, termasuk peluru kendali jenis C 705, akan diikuti dengan tahapan transfer teknologi serta proses produksi bersama.Peluru kendali ini dipakai untuk perlengkapan persenjataan kapal perang TNI Angkatan Laut. “Di samping kita beli, kita juga harus mengantisipasi dengan joint production,” tegas Sjafrie yang ditemui di sela-sela Jakarta International Defence Dialogue (JIDD) di Jakarta kemarin. Dengan tahapan tersebut, ujarnya, dalam kurun waktu tertentu Indonesia akan mampu memasuki posisi kemandirian dalam memproduksi alutsista jenis rudal.
“Dengan transfer of technology dan joint production, kita akan bisa memasuki kemandirian. Begitulah tahapannya,”jelasnya. Tahapan yang sama, jelas Sjafrie, juga dilakukan saat akan melakukan produksi panser Anoa oleh PT Pindad. “Seperti pada proses panser Pindad. Dulu kan kita tidak bisa membuat. Makanya, kita beli, didukung oleh tim litbang untuk pengembangannya dan akhirnya kita bisa membangun. Yang sekarang masih diimpor yakni gear box dan mesinnya saja,”paparnya. Sedangkan untuk teknis pelaksanaan kerja sama, menurut Sjafrie, akan dibahas oleh pejabat setingkat direktur jenderal, baik untuk pembelian serta proses transfer teknologi serta produksi bersama. “Untuk pembelian, nantinya akan diurus oleh Badan Sarana Pertahanan dan transfer teknologinya oleh Dirjen Potensi Pertahanan,”jelasnya.
Sjafrie melanjutkan, kesepakatan untuk melakukan transfer teknologi dan produksi bersama peralatan militer dengan pabrik persenjataan yang ada di China merupakan salah satu butir dari nota kesepahaman yang telah ditandatangani oleh Kementerian Pertahanan Indonesia dengan Badan Negara Urusan Ilmu Pengetahuan,Teknologi, dan Industri Pertahanan Nasional Republik Rakyat China (SASTIND) di Jakarta pada Selasa (22/3). “SASTIND ini merupakan regulator peralatan-peralatan militer yang mau diekspor keluar. Dia yang mengatakan ya atau tidaknya peralatan diekspor keluar negeri. Dia yang membawahi pabrik-pabrik yang memproduksi peralatan militer,”paparnya.
Secara terpisah, peneliti alutsista PT Pindad Bandung, Wien Intarto, mengatakan, pembuatan peluru kendali memerlukan kerja sama antarindustri pertahanan. “Jadi, tidak bisa dilakukan oleh Pindad saja atau PT DI saja,”paparnya. Dia menambahkan, PT Pindad bisa disiapkan untuk memproduksi badan rudal, peluncur, mekanik, serta war head, sedangkan pengendali tetap harus diserahkan pada industri pertahanan lainnya.
Sumber: SINDO
KRI Frans Kaisiepo-368 Laksanakan Flashex dengan FGS Zobel P6215
ABK KRI Frans Kaisiepo-368 sedang olah trampil dalam isyarat melalui lampu isyarat.
23 Maret 2011, Beirut -- (Koarmatim): Sejak bergabung dengan Maritime Task Force/UNIFIL pada tanggal 21 Oktober 2010, KRI Frans Kaisiepo-368 telah melaksanakan berbagai kegiatan operasi laut. Maka untuk menjalin persahabatan dengan unsur-unsur kapal perang Angkatan Laut negara lain tegabung dalam satuan tugas Maritime Task Force/UNIFIL serta LAF-Navy (Lebanese Armed Force Navy), KRI Frans Kaisiepo-368 melaksanakan berbagai latihan baik dengan unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL maupun dengan LAF-Navy. Persahabatan dan kerja sama yang baik terbentuk berkat adanya koordinasi dan kerja yang baik antara unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL di AMO (Area of Maritime Operation).
Berbagai tugas penting dalam pengamanan sektor laut dan serial latihan telah dilaksanakan antara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL seiring dengan tugas yang dilaksanakan sebagai MIO (Maritime Interdiction Operation) Commander ke-10. Berbagai tugas penting tersebut diantaranya penunjukan KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai Local Anti Air Warfare Coordinator (LAAWC) dalam pengamanan sektor laut dalam rangka Tripartite Meeting yang membahas Blue Line (Garis Batas Lebanon-Israel) yang diadakan oleh UNIFIL di Naqoura Headquarters, penerbangan rutin Helikopter dalam rangka ISR (Identification Search and Recognized) serta melaksanakan serial latihan dengan unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL serta dengan LAF-Navy antara lain: RASEX, AASYWEX, CROSSDECK EXERCISE, MISCEX, MEDEVAC, PUBEX, TACEX, TOWEX, FIRING EXERCISE. Tujuan latihan tersebut adalah untuk meningkatkan kerja sama dan profesionalisme antar unsur Maritime Task Force/UNIFIL serta melatih LAF-Navy dalam menjaga perairanya sendiri.
FGS Zobel P6125. (Foto: Anthony Vella)
Pada tanggal 21 Maret 2011 telah dilaksanakan latihan FLASHEX (Flash Exercise) antara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan FGS Zobel P6125 (Jerman). FLASHEX merupakan latihan pengiriman berita kepada unsur lain (kawan) dengan menggunakan sarana lampu sinar bidik. Pengiriman berita tersebut tanpa menggunakan pancaran gelombang elektromagnetik/radio komunikasi guna mencegah kemungkinan penyadapan atau dimaanfaatkan oleh pihak musuh dengan peralatan ESM (Electronic Support Measure). Penggunaan lampu yang menggunakan lampu sinar bidik ini juga dilaksanakan pada saat terjadi kerusakan peralatan radio komunikasi ataupun pada saat menghadapi jamming komionikasi. Latihan yang dipimpin langsung oleh Kadivkom KRI Frans Kaisiepo-368 Lettu Laut (P) Rudhiro Pratomo tersebut bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme anggota divisi komunikasi serta melatih LAF-Navy.
Latihan yang disaksikan langsung oleh LLO dari LAF-Navy LTJG Mohammed Tami yang berlangsung di Zone 3 center antara pukul 18.00-20.00 LT tersebut mendapat apresiasi positif dari Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letkol Laut (P) Wasis Priyono,ST dan Komandan FGS Zobel A6125 CDR Oliver Erter.
Sumber: Koarmatim
23 Maret 2011, Beirut -- (Koarmatim): Sejak bergabung dengan Maritime Task Force/UNIFIL pada tanggal 21 Oktober 2010, KRI Frans Kaisiepo-368 telah melaksanakan berbagai kegiatan operasi laut. Maka untuk menjalin persahabatan dengan unsur-unsur kapal perang Angkatan Laut negara lain tegabung dalam satuan tugas Maritime Task Force/UNIFIL serta LAF-Navy (Lebanese Armed Force Navy), KRI Frans Kaisiepo-368 melaksanakan berbagai latihan baik dengan unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL maupun dengan LAF-Navy. Persahabatan dan kerja sama yang baik terbentuk berkat adanya koordinasi dan kerja yang baik antara unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL di AMO (Area of Maritime Operation).
Berbagai tugas penting dalam pengamanan sektor laut dan serial latihan telah dilaksanakan antara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL seiring dengan tugas yang dilaksanakan sebagai MIO (Maritime Interdiction Operation) Commander ke-10. Berbagai tugas penting tersebut diantaranya penunjukan KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai Local Anti Air Warfare Coordinator (LAAWC) dalam pengamanan sektor laut dalam rangka Tripartite Meeting yang membahas Blue Line (Garis Batas Lebanon-Israel) yang diadakan oleh UNIFIL di Naqoura Headquarters, penerbangan rutin Helikopter dalam rangka ISR (Identification Search and Recognized) serta melaksanakan serial latihan dengan unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL serta dengan LAF-Navy antara lain: RASEX, AASYWEX, CROSSDECK EXERCISE, MISCEX, MEDEVAC, PUBEX, TACEX, TOWEX, FIRING EXERCISE. Tujuan latihan tersebut adalah untuk meningkatkan kerja sama dan profesionalisme antar unsur Maritime Task Force/UNIFIL serta melatih LAF-Navy dalam menjaga perairanya sendiri.
FGS Zobel P6125. (Foto: Anthony Vella)
Pada tanggal 21 Maret 2011 telah dilaksanakan latihan FLASHEX (Flash Exercise) antara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan FGS Zobel P6125 (Jerman). FLASHEX merupakan latihan pengiriman berita kepada unsur lain (kawan) dengan menggunakan sarana lampu sinar bidik. Pengiriman berita tersebut tanpa menggunakan pancaran gelombang elektromagnetik/radio komunikasi guna mencegah kemungkinan penyadapan atau dimaanfaatkan oleh pihak musuh dengan peralatan ESM (Electronic Support Measure). Penggunaan lampu yang menggunakan lampu sinar bidik ini juga dilaksanakan pada saat terjadi kerusakan peralatan radio komunikasi ataupun pada saat menghadapi jamming komionikasi. Latihan yang dipimpin langsung oleh Kadivkom KRI Frans Kaisiepo-368 Lettu Laut (P) Rudhiro Pratomo tersebut bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme anggota divisi komunikasi serta melatih LAF-Navy.
Latihan yang disaksikan langsung oleh LLO dari LAF-Navy LTJG Mohammed Tami yang berlangsung di Zone 3 center antara pukul 18.00-20.00 LT tersebut mendapat apresiasi positif dari Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letkol Laut (P) Wasis Priyono,ST dan Komandan FGS Zobel A6125 CDR Oliver Erter.
Sumber: Koarmatim
Wednesday, March 23, 2011
Chinook RSAF Singgah di Lanud Supadio
23 Maret 2011, Kubu Raya -- (ANTARA News): Seorang anggota Brigade Anjing Satuan Polisi Militer TNI-AU bersiaga di sekitar helikopter Chinook CH 47SD milik Republic of Singapore Air Force (RSAF), yang singgah di Lanud Supadio, Kab. Kubu Raya, Kalbar, Selasa (22/3). Dua Helikopter Chinook berpenumpang 28 personil militer itu akan kembali ke negaranya setelah melaksanakan Latihan Bersama Penanggulangan Bencana Alam ARF DIREx di Manado, Sulawesi Utara. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/Koz/Spt/11)
Beberapa personil helikopter Chinook CH 47SD milik Republic of Singapore Air Force (RSAF) mencek mesin heli ketika singgah di Lanud Supadio. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/Koz/Spt/11)
Beberapa personil helikopter Chinook CH 47SD milik Republic of Singapore Air Force (RSAF) mencek mesin heli ketika singgah di Lanud Supadio. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/Koz/Spt/11)
Kolinlamil Diperkuat Dua Kapal Perang Baru
23 Maret 2011, Jakarta -- (Pelita): Komando Lintas Laut Militer diperkuat dengan bertambahnya unsur kapal perang baru jenis Landing Platform Dock (LPD) produksi dalam negeri, yaitu KRI Banda Aceh-593.
Dengan bertambahnya kapal baru tersebut saat ini Kolinlamil telah diperkuat dua unsur kapal perang jenis LPD produksi dalam negeri yaitu KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593; kata Kadispen Kolinlamil Letkol Laut (Kh) Drs Agus Cahyono, Selasa (22/3).
Selama ini Kolinlamil mengoperasikan unsur kapal perang seperti Teluk Ratai-509 Teluk Manado-537, KRI Mentawai-959, dan KRI Tanjung Kambani-971.
Untuk membina kesiapan unsur-unsur kapal perang tersebut dalam pembinaan dilaksanakan oleh Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Jakarta dan Satlinlamil Surabaya.
Bertambahnya unsur kapal perang baru tersebut memperkuat tugas-tugas Kolinlamil dalam melaksanakan kegiatan operasi pergeseran pasukan, material, dan logistik dalam rangka mendukung tugas pengamanan pulau-pulau terluar dan daerah rawan konflik di seluruh wilayah Indonesia serta bantuan angkutan laut dalam rangka penanggulangan bencana.
Sumber: Harian Pelita
Siaran Pers: Jakarta International Defence Dialogue Dibuka
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) bersama PM Timor Leste Xanana Gusmao (kanan), Wakil PM dan Menteri Pertahanan Singapura Teo Chee Hean (tengah) dan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro (belakang kanan) memasuki ruang pembukaan acara Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) 2011 di Balai Sidang, Jakarta, Rabu (23/3). JIDD Tahun ini mengambil tema "Strengthening Security and Stability" yang diikuti oleh perwakilan dari 34 Negara dan akan berlangsung hingga 25 Maret. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/Spt/11)
23 Maret 2011, Jakarta -- (DMC): Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono akan membuka secara resmi penyelenggaraan The Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) di Jakarta Convention Center, Rabu (23/3). Acara dialog yang diprakarsai oleh Kementerian Pertahanan yaitu Universitas Pertahanan (UNHAN) merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mempertemukan para pemimpin, perwira militer, akademisi dan pembuat kebijakan dari seluruh wilayah Asia-Pasifik dan sekitarnya dalam rangka untuk memperkuat harmonisasi prioritas keamanan dan strategi serta dialog dan keterlibatan antara pasukan pertahanan yang akan sangat penting bagi stabilitas masa depan wilayah Asia – Pasifik.
Peserta JIDD sendiri akan dihadiri lebih dari 50 pembicara internasional, diikuti 1300 peserta yang berasal dari perwakilan 27 delegasi resmi dari luar negeri. Pada JIDD tahun 2011 ini, menghadirkan pembicara diantaranya Kapolri Timur Pradopo dari Indonesia dan Menteri Strategi Keamanan Internasional dari Inggris yaitu Gerald Howard MP, Kolonel Cindy R. Debb, Ketua Deputi Departemen Studi Sosial Akademi Militer Amerika, Kasad Brazil Enzo Martins Peri, Mantan Menhan Korea Selatan Kim Tae-Young dan lain-lain.
Dialog dalam acara tersebut akan difokuskan pada permasalahan diantaranya penanganan terorisme dan pengamanan, alih teknologi dan program lainnya menyangkut manajemen hubungan antar negara melalui inovasi dan teknologi dalam rangka mempertahankan infrastuktur yang dianggap penting bagi negara.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari dimulai tanggal 23 sampai dengan 25 Maret 2011 ini juga akan membicarakan yang berkaitan dengan strategi pertahanan negara dan kawasan, dan membahas tentang inisiatif kebijakkan penanganan terorisme sampai dengan mencari metode pelaksanaan dan petunjuk teknis dalam penanganan lebih lanjut di masing-masing negara.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Brunei Darussalam Sultan Mohamed Bolkiah, Wakil Sekjen Operasional PBB yaitu Alain Le Roy, Asisten Sekjen Bidang Diplomasi Publik NATO Dr.Stefanie Babst, kemudian Direktur Divisi Koordinasi dan Respon, UN Office the Coordination Humanitarian Affairs (OCHA) yaitu John Ging. Sedang ke-27 negara dari 41 anggota JIDD yang telah memastikan hadir diantaranya adalah Australia, Kanada, Jerman, Cina, Inggris, Rusia, Korea, dan lain-lain.
Rencananya kegiatan ini juga dihadiri oleh 10 Menteri Pertahanan, 8 Panglima Angkatan Bersenjata dan 9 Wakil Menteri Pertahanan.
Sumber: Puskompublik
23 Maret 2011, Jakarta -- (DMC): Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono akan membuka secara resmi penyelenggaraan The Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) di Jakarta Convention Center, Rabu (23/3). Acara dialog yang diprakarsai oleh Kementerian Pertahanan yaitu Universitas Pertahanan (UNHAN) merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mempertemukan para pemimpin, perwira militer, akademisi dan pembuat kebijakan dari seluruh wilayah Asia-Pasifik dan sekitarnya dalam rangka untuk memperkuat harmonisasi prioritas keamanan dan strategi serta dialog dan keterlibatan antara pasukan pertahanan yang akan sangat penting bagi stabilitas masa depan wilayah Asia – Pasifik.
Peserta JIDD sendiri akan dihadiri lebih dari 50 pembicara internasional, diikuti 1300 peserta yang berasal dari perwakilan 27 delegasi resmi dari luar negeri. Pada JIDD tahun 2011 ini, menghadirkan pembicara diantaranya Kapolri Timur Pradopo dari Indonesia dan Menteri Strategi Keamanan Internasional dari Inggris yaitu Gerald Howard MP, Kolonel Cindy R. Debb, Ketua Deputi Departemen Studi Sosial Akademi Militer Amerika, Kasad Brazil Enzo Martins Peri, Mantan Menhan Korea Selatan Kim Tae-Young dan lain-lain.
Dialog dalam acara tersebut akan difokuskan pada permasalahan diantaranya penanganan terorisme dan pengamanan, alih teknologi dan program lainnya menyangkut manajemen hubungan antar negara melalui inovasi dan teknologi dalam rangka mempertahankan infrastuktur yang dianggap penting bagi negara.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari dimulai tanggal 23 sampai dengan 25 Maret 2011 ini juga akan membicarakan yang berkaitan dengan strategi pertahanan negara dan kawasan, dan membahas tentang inisiatif kebijakkan penanganan terorisme sampai dengan mencari metode pelaksanaan dan petunjuk teknis dalam penanganan lebih lanjut di masing-masing negara.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Brunei Darussalam Sultan Mohamed Bolkiah, Wakil Sekjen Operasional PBB yaitu Alain Le Roy, Asisten Sekjen Bidang Diplomasi Publik NATO Dr.Stefanie Babst, kemudian Direktur Divisi Koordinasi dan Respon, UN Office the Coordination Humanitarian Affairs (OCHA) yaitu John Ging. Sedang ke-27 negara dari 41 anggota JIDD yang telah memastikan hadir diantaranya adalah Australia, Kanada, Jerman, Cina, Inggris, Rusia, Korea, dan lain-lain.
Rencananya kegiatan ini juga dihadiri oleh 10 Menteri Pertahanan, 8 Panglima Angkatan Bersenjata dan 9 Wakil Menteri Pertahanan.
Sumber: Puskompublik
Rudal Temuan Nelayan, Bukan Milik TNI
Komandan Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Lantamal IV Tanjungpinang, Mayor Laut (P) Hariyo Poernomo (kiri) menunjukkan roket jenis "Air to Ground" yang terjaring nelayan di 20 mil timur laut perairan Pulau Mapur, Kab. Bintan, di Markas Lantamal IV Tanjungpinang, Kepri, Selasa (22/3). Hariyo mengatakan, roket yang diduga milik asing buatan 11 Juni 2009 dengan panjang 150 cm dan diameter 15 cm tersebut masih aktif dan diperkirakan sudah ditembakkan, namun tidak meledak. (Foto: ANTARA/Henky Mohari/ss/Spt/11)
22 Maret 2011, Tanjungpinang -- (KOMPAS.com): Rudal yang ditemukan nelayan di 20 mil timur laut Pulau Mapur, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, diperkirakan bukan milik Tentara Nasional Indonesia.
"Dari pengecekan fisik yang kami lakukan sementara, diperkirakan rudal jenis Air to Ground tersebut bukan milik TNI walaupun hampir sama dengan jenis Fin Folding Aerial Rocket (FFAR) milik TNI Angkatan Udara," kata Komandan Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Lantamal IV Tanjungpinang, Mayor Laut (P) Hariyo Poernomo saat menunjukkan peluru kendali itu di Markas Lantamal IV Tanjungpinang, Selasa (22/3/2011) petang.
Di badan peluru kendali (rudal) yang memiliki panjang 150 cm dan diameter 15 cm tersebut tertera nomor kode 77646 ASSY 58709-1 REV N/C MFR 58730 W.O. 041962 JUNE 11 2009 AT SN 041962-051. Nama perusahaan atau negara yang memproduksi tidak tertulis.
"Dari penulisan June 11 2009, yang diperkirakan tanggal dan tahun produksi bisa dipastikan bukan buatan dalam negeri," ujarnya.
Hariyo mengatakan, rudal tersebut diperkirakan masih aktif karena baru berumur tiga tahun jika June 11 2009 tersebut merupakan tahun produksinya. "Biasanya masa aktif rudal mencapai 15 tahun," katanya.
Rudal tersebut diperkirakan bukan jatuh dari helikopter atau pesawat tempur, namun sudah diluncurkan tetapi tidak meledak. "Melihat fisik bagian belakang rudal, diperkirakan sudah diluncurkan, namun tidak meledak," ujarnya.
Dia meralat informasi sebelumnya yang menyatakan rudal ditemukan pada Senin (21/3/2011) pukul 16.00 WIB, karena roket tersebut baru terjaring kapal nelayan KM Mulya Jaya yang dinakhodai Iwan pada pukul 09.15 WIB, Selasa, pada titik koordinat 01 09 00 U-105 06 00 T.
Kepala Divisi Logistik TNI AU Mayor Kal Abidin Abubakar ditempat yang sama menyebutkan, dirinya belum pernah melihat rudal yang biasa digunakan helikopter atau pesawat tempur tersebut digunakan TNI AU.
"Saya belum pernah lihat, kami akan pastikan terlebih dahulu dengan menunggu tim ahli TNI AU," katanya.
Untuk sementara, rudal tersebut diamankan di Markas Pangkalan TNI AU Tanjungpinang.
Sumber: KOMPAS.com
22 Maret 2011, Tanjungpinang -- (KOMPAS.com): Rudal yang ditemukan nelayan di 20 mil timur laut Pulau Mapur, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, diperkirakan bukan milik Tentara Nasional Indonesia.
"Dari pengecekan fisik yang kami lakukan sementara, diperkirakan rudal jenis Air to Ground tersebut bukan milik TNI walaupun hampir sama dengan jenis Fin Folding Aerial Rocket (FFAR) milik TNI Angkatan Udara," kata Komandan Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Lantamal IV Tanjungpinang, Mayor Laut (P) Hariyo Poernomo saat menunjukkan peluru kendali itu di Markas Lantamal IV Tanjungpinang, Selasa (22/3/2011) petang.
Di badan peluru kendali (rudal) yang memiliki panjang 150 cm dan diameter 15 cm tersebut tertera nomor kode 77646 ASSY 58709-1 REV N/C MFR 58730 W.O. 041962 JUNE 11 2009 AT SN 041962-051. Nama perusahaan atau negara yang memproduksi tidak tertulis.
"Dari penulisan June 11 2009, yang diperkirakan tanggal dan tahun produksi bisa dipastikan bukan buatan dalam negeri," ujarnya.
Hariyo mengatakan, rudal tersebut diperkirakan masih aktif karena baru berumur tiga tahun jika June 11 2009 tersebut merupakan tahun produksinya. "Biasanya masa aktif rudal mencapai 15 tahun," katanya.
Rudal tersebut diperkirakan bukan jatuh dari helikopter atau pesawat tempur, namun sudah diluncurkan tetapi tidak meledak. "Melihat fisik bagian belakang rudal, diperkirakan sudah diluncurkan, namun tidak meledak," ujarnya.
Dia meralat informasi sebelumnya yang menyatakan rudal ditemukan pada Senin (21/3/2011) pukul 16.00 WIB, karena roket tersebut baru terjaring kapal nelayan KM Mulya Jaya yang dinakhodai Iwan pada pukul 09.15 WIB, Selasa, pada titik koordinat 01 09 00 U-105 06 00 T.
Kepala Divisi Logistik TNI AU Mayor Kal Abidin Abubakar ditempat yang sama menyebutkan, dirinya belum pernah melihat rudal yang biasa digunakan helikopter atau pesawat tempur tersebut digunakan TNI AU.
"Saya belum pernah lihat, kami akan pastikan terlebih dahulu dengan menunggu tim ahli TNI AU," katanya.
Untuk sementara, rudal tersebut diamankan di Markas Pangkalan TNI AU Tanjungpinang.
Sumber: KOMPAS.com
Alutsista Robotik Menghancurkan Pertahanan Libya
Typhoon RAF. (Foto: Reuters)
23 Maret 2011 -- (KOMPAS): Seusai serangan sekutu ke Libya, harga komoditas, termasuk minyak dan emas, melonjak. Serangan ke Libya menghunjam lebih jauh ke jantung para investor. Itulah metafora yang diangkat sebagai berita utama harian The Business Times, Selasa (22/3).
Seiring dengan munculnya dampak serangan sekutu, tidak sedikit pula kalangan yang menanyakan, apa maksud sekutu menamai serangannya dengan ”Operation Odyssey Dawn”. Di internet, seorang yang diliputi rasa ingin tahu mencoba mengira-ngira maksud nama itu. Ia menemukan dengan benar bahwa dawn yang secara harfiah berarti fajar juga menandai awal atau permulaan. Sementara odyssey, menurut kamus Webster, adalah satu pengembaraan atau perjalanan panjang, umumnya ditandai dengan berbagai perubahan peruntungan.
Nama operasi militer sekutu Barat kali ini memang agak unik. Sebelumnya, nama operasi dibuat lebih gamblang, seperti Operasi Badai Gurun (Desert Storm). Segera muncul dugaan, apakah operasi diperkirakan berlangsung selama 10 tahun seperti perjalanan Odysseus?
Seperti dituturkan oleh Josh Dzieza (di situs The Daily Beast, 22/3), nama operasi militer menurut peraturan tentara ”tidak boleh mengungkapkan tingkat permusuhan yang tidak konsisten dengan cita-cita atau kebijakan luar negeri Amerika”. Nama operasi juga ”tidak boleh mencederai ’cita rasa baik’ atau menghina sekutu atau bangsa-bangsa Dunia Bebas lain”. Juga tidak boleh ”melecehkan satu kelompok, sekte, atau keyakinan tertentu”.
Atas dasar itu pula mantan Presiden Amerika Serikat George W Bush hanya dua minggu menggunakan nama Operasi Keadilan Tanpa Batas (Infinite Justice) untuk perang di Afganistan dan menggantinya dengan Operasi Kebebasan Berkelanjutan (Enduring Freedom).
Meski memperkirakan bahwa penemuan nama operasi bisa berasal dari berbagai khazanah literatur mitologi atau apa pun, pemilihan Odyssey dilihat masih menimbulkan teka-teki.
Fajar Pengembaraan
Apakah dengan memilih Odyssey, sekutu Barat bermaksud akan menjelajahi seluruh Laut Tengah, tanya Geoffrey Nunberg, pakar linguistik dari Berkeley School of Information, University of California, seperti ditulis dalam ulasan Dzieza? Odyssey menempuh perjalanan pulang selama 10 tahun setelah berperang selama 10 tahun. Apakah sekutu akan berperang lama di Libya seperti Odyssey atau juga seperti diramalkan oleh Kolonel Khadafy?
Nunberg menduga penggunaan kata dawn dimaksudkan untuk menghalau kerisauan akan keterlibatan Amerika di wilayah itu. Sementara Tom Sepanski dan Christian Turner dari perusahaan Landor Associate menyebutkan bahwa dawn menghadirkan nada lebih membesarkan hati dibandingkan dengan storm.
Dari sisi pemerintahan Presiden Obama sendiri, dawn pernah digunakan. Februari 2010, Pemerintah AS mengubah nama Operasi Kebebasan Warga Irak (Operation Iraqi Freedom) menjadi Operasi Fajar Baru (Operation New Dawn).
Nama Operasi Fajar Pengembaraan—bila memang demikian maksudnya—kini telah diambil secara resmi untuk operasi di Libya betapapun aneh nama itu. Fase pertama operasi ini—seperti diulas dalam kolom, Selasa—telah dilancarkan dan ditandai dengan peluncuran tak kurang dari 112 rudal jelajah Tomahawk dari dua kapal perusak (USS Stout, USS Barry) dan tiga kapal selam (USS Providence, USS Scranton, USS Florida), juga dari kapal perang Inggris (HMS Triumph).
Selain dua kapal perusak dan tiga kapal selam, di Laut Tengah, AS juga mengoperasikan tidak kurang dari enam kapal lain, termasuk dua kapal perang amfibi dan USS Mount Whitney, kapal komando- dan-kontrol yang merupakan kapal bendera Armada Ke-6 AS (The Huffington Post, 21/3). Di kawasan itu, AS juga mengoperasikan pesawat pengintai P-3 dan EP-3.
Serangan pun dilakukan dengan tembakan rudal dari jet tempur Inggris (Tornado dan Typhoon), jet Perancis (Rafale dan Mirage), serta pengebom siluman (stealth) B-2 Spirit yang berangkat dari Pangkalan AU Whiteman, Missouri, AS.
Semua serangan ditujukan untuk melumpuhkan Angkatan Udara dan pertahanan udara Libya, yang sebelumnya berperan sentral dalam upaya Khadafy merebut kembali kota-kota yang sebelumnya dikuasai oleh oposisi anti-Khadafy.
Perang robotik
Kini, setelah kekuatan udara dan pertahanan udara dilumpuhkan, kekuatan oposisi tentu bisa leluasa bergerak untuk menguasai kembali kota-kota yang kemarin berhasil direbut kembali oleh Khadafy dan siapa tahu juga melanjutkan perlawanan ke Tripoli.
Selain rudal jelajah Tomahawk, rudal lain yang juga sering disebut dalam Operasi Fajar Odyssey ini adalah Storm Shadow. Orang sering memperbandingkan rudal ini dengan Tomahawk.
Rudal jelajah luncur-udara yang diorder oleh AU Inggris (RAF) ini berkode resmi CASOM (Conventionally-Armed Stand-Off Missile). Perancis yang juga membutuhkan rudal jenis ini, lalu memesannya kepada perusahaan Matra Bae Dynamics (MBD) tahun 1997. Di AU Perancis, namanya berubah jadi SCALP EG dan dipasang pada jet Rafale, Mirage 2000D dan Mirage 2000-5. Di RAF, rudal adalah senjata Typhoon, Tornado, dan Harrier GR7.
Rudal diciptakan untuk menyerang dari jarak jauh (atau di luar jangkauan sistem pertahanan udara lawan) sasaran yang dijaga ketat oleh sistem pertahanan udara. Storm Shadow juga memiliki kemampuan siluman (mengelak dari radar) dan amunisinya mampu menembus sasaran keras.
Tampak bahwa dalam serangan ke Libya ini pun senjata robotik memainkan peranan penting. Ia banyak digunakan untuk menyerang dari jarak jauh sekaligus mengamankan pilot, yang baru akan mendekat manakala pertahanan udara lawan sudah lemah.
Kecenderungan menggunakan wahana robotik pun telah diamati dalam penggunaan pesawat-pesawat tempur tanpa awak (unmanned combat aerial vehicle/UCAV), seperti Predator, yang sebelum ini telah banyak digunakan AS di medan Irak dan Timur Tengah pada umumnya serta Afganistan.
Mengantisipasi perkembangan ini, Indonesia juga mulai melakukan kajian untuk pengembangan kemampuan nasional dalam produksi sistem persenjataan robotik ini. Hanya saja, seperti terungkap dalam lokakarya Komisi Teknis Dewan Riset Nasional di Jakarta, akhir November tahun lalu, sejumlah kendala masih dihadapi Indonesia. Sejumlah teknologi sensitif, seperti sensor, diakui belum dikuasai di sini (Kompas, 2/12/2010).
Negara lain yang menyadari makin pentingnya perang robotik pada masa depan malah mulai memberikan tawaran menarik kepada para ahli alat utama sistem persenjataan (alutsista) robotik nasional yang masih mengalami kelangkaan proyek. (Ninok Leksono)
Sumber: KOMPAS
23 Maret 2011 -- (KOMPAS): Seusai serangan sekutu ke Libya, harga komoditas, termasuk minyak dan emas, melonjak. Serangan ke Libya menghunjam lebih jauh ke jantung para investor. Itulah metafora yang diangkat sebagai berita utama harian The Business Times, Selasa (22/3).
Seiring dengan munculnya dampak serangan sekutu, tidak sedikit pula kalangan yang menanyakan, apa maksud sekutu menamai serangannya dengan ”Operation Odyssey Dawn”. Di internet, seorang yang diliputi rasa ingin tahu mencoba mengira-ngira maksud nama itu. Ia menemukan dengan benar bahwa dawn yang secara harfiah berarti fajar juga menandai awal atau permulaan. Sementara odyssey, menurut kamus Webster, adalah satu pengembaraan atau perjalanan panjang, umumnya ditandai dengan berbagai perubahan peruntungan.
Nama operasi militer sekutu Barat kali ini memang agak unik. Sebelumnya, nama operasi dibuat lebih gamblang, seperti Operasi Badai Gurun (Desert Storm). Segera muncul dugaan, apakah operasi diperkirakan berlangsung selama 10 tahun seperti perjalanan Odysseus?
Seperti dituturkan oleh Josh Dzieza (di situs The Daily Beast, 22/3), nama operasi militer menurut peraturan tentara ”tidak boleh mengungkapkan tingkat permusuhan yang tidak konsisten dengan cita-cita atau kebijakan luar negeri Amerika”. Nama operasi juga ”tidak boleh mencederai ’cita rasa baik’ atau menghina sekutu atau bangsa-bangsa Dunia Bebas lain”. Juga tidak boleh ”melecehkan satu kelompok, sekte, atau keyakinan tertentu”.
Atas dasar itu pula mantan Presiden Amerika Serikat George W Bush hanya dua minggu menggunakan nama Operasi Keadilan Tanpa Batas (Infinite Justice) untuk perang di Afganistan dan menggantinya dengan Operasi Kebebasan Berkelanjutan (Enduring Freedom).
Meski memperkirakan bahwa penemuan nama operasi bisa berasal dari berbagai khazanah literatur mitologi atau apa pun, pemilihan Odyssey dilihat masih menimbulkan teka-teki.
Fajar Pengembaraan
Apakah dengan memilih Odyssey, sekutu Barat bermaksud akan menjelajahi seluruh Laut Tengah, tanya Geoffrey Nunberg, pakar linguistik dari Berkeley School of Information, University of California, seperti ditulis dalam ulasan Dzieza? Odyssey menempuh perjalanan pulang selama 10 tahun setelah berperang selama 10 tahun. Apakah sekutu akan berperang lama di Libya seperti Odyssey atau juga seperti diramalkan oleh Kolonel Khadafy?
Nunberg menduga penggunaan kata dawn dimaksudkan untuk menghalau kerisauan akan keterlibatan Amerika di wilayah itu. Sementara Tom Sepanski dan Christian Turner dari perusahaan Landor Associate menyebutkan bahwa dawn menghadirkan nada lebih membesarkan hati dibandingkan dengan storm.
Dari sisi pemerintahan Presiden Obama sendiri, dawn pernah digunakan. Februari 2010, Pemerintah AS mengubah nama Operasi Kebebasan Warga Irak (Operation Iraqi Freedom) menjadi Operasi Fajar Baru (Operation New Dawn).
Nama Operasi Fajar Pengembaraan—bila memang demikian maksudnya—kini telah diambil secara resmi untuk operasi di Libya betapapun aneh nama itu. Fase pertama operasi ini—seperti diulas dalam kolom, Selasa—telah dilancarkan dan ditandai dengan peluncuran tak kurang dari 112 rudal jelajah Tomahawk dari dua kapal perusak (USS Stout, USS Barry) dan tiga kapal selam (USS Providence, USS Scranton, USS Florida), juga dari kapal perang Inggris (HMS Triumph).
Selain dua kapal perusak dan tiga kapal selam, di Laut Tengah, AS juga mengoperasikan tidak kurang dari enam kapal lain, termasuk dua kapal perang amfibi dan USS Mount Whitney, kapal komando- dan-kontrol yang merupakan kapal bendera Armada Ke-6 AS (The Huffington Post, 21/3). Di kawasan itu, AS juga mengoperasikan pesawat pengintai P-3 dan EP-3.
Serangan pun dilakukan dengan tembakan rudal dari jet tempur Inggris (Tornado dan Typhoon), jet Perancis (Rafale dan Mirage), serta pengebom siluman (stealth) B-2 Spirit yang berangkat dari Pangkalan AU Whiteman, Missouri, AS.
Semua serangan ditujukan untuk melumpuhkan Angkatan Udara dan pertahanan udara Libya, yang sebelumnya berperan sentral dalam upaya Khadafy merebut kembali kota-kota yang sebelumnya dikuasai oleh oposisi anti-Khadafy.
Perang robotik
Kini, setelah kekuatan udara dan pertahanan udara dilumpuhkan, kekuatan oposisi tentu bisa leluasa bergerak untuk menguasai kembali kota-kota yang kemarin berhasil direbut kembali oleh Khadafy dan siapa tahu juga melanjutkan perlawanan ke Tripoli.
Selain rudal jelajah Tomahawk, rudal lain yang juga sering disebut dalam Operasi Fajar Odyssey ini adalah Storm Shadow. Orang sering memperbandingkan rudal ini dengan Tomahawk.
Rudal jelajah luncur-udara yang diorder oleh AU Inggris (RAF) ini berkode resmi CASOM (Conventionally-Armed Stand-Off Missile). Perancis yang juga membutuhkan rudal jenis ini, lalu memesannya kepada perusahaan Matra Bae Dynamics (MBD) tahun 1997. Di AU Perancis, namanya berubah jadi SCALP EG dan dipasang pada jet Rafale, Mirage 2000D dan Mirage 2000-5. Di RAF, rudal adalah senjata Typhoon, Tornado, dan Harrier GR7.
Rudal diciptakan untuk menyerang dari jarak jauh (atau di luar jangkauan sistem pertahanan udara lawan) sasaran yang dijaga ketat oleh sistem pertahanan udara. Storm Shadow juga memiliki kemampuan siluman (mengelak dari radar) dan amunisinya mampu menembus sasaran keras.
Tampak bahwa dalam serangan ke Libya ini pun senjata robotik memainkan peranan penting. Ia banyak digunakan untuk menyerang dari jarak jauh sekaligus mengamankan pilot, yang baru akan mendekat manakala pertahanan udara lawan sudah lemah.
Kecenderungan menggunakan wahana robotik pun telah diamati dalam penggunaan pesawat-pesawat tempur tanpa awak (unmanned combat aerial vehicle/UCAV), seperti Predator, yang sebelum ini telah banyak digunakan AS di medan Irak dan Timur Tengah pada umumnya serta Afganistan.
Mengantisipasi perkembangan ini, Indonesia juga mulai melakukan kajian untuk pengembangan kemampuan nasional dalam produksi sistem persenjataan robotik ini. Hanya saja, seperti terungkap dalam lokakarya Komisi Teknis Dewan Riset Nasional di Jakarta, akhir November tahun lalu, sejumlah kendala masih dihadapi Indonesia. Sejumlah teknologi sensitif, seperti sensor, diakui belum dikuasai di sini (Kompas, 2/12/2010).
Negara lain yang menyadari makin pentingnya perang robotik pada masa depan malah mulai memberikan tawaran menarik kepada para ahli alat utama sistem persenjataan (alutsista) robotik nasional yang masih mengalami kelangkaan proyek. (Ninok Leksono)
Sumber: KOMPAS
HTMS Angthong LPD Pertama AL Thailand
23 Maret 2011, Jakarta -- (Berita HanKam): KASAL Thailand Admiral Khamthorn Pumhiran meluncurkan kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) di galangan kapal Singapore Technologies Engineering Ltd (ST Engineering), Singapura, Minggu (20/3). Kapal diberi nama HTMS Angthong dan bernomer lambung 791.
ST Engineering mendapatkan kontrak senilai 200 juta dolar untuk merancang dan membangun satu LPD 141 meter dan bobot 7,600 ton, dua Landing Craft Mechanised (LCM) 23 meter, dua Landing Craft Vehicle and Personnel (LCVP) dari pemerintah Thailand pada 11 November 2008. Kapal mulai dibangun pada pertengahan 2009 dan direncanakan diserahkan akhir 2012.
Maket kapal pertama kali diperkenalkan ke publik oleh ST Engineering pada eksibisi Euronaval 2010 di Paris. Kapal dirancang berdasarkan Landing Ship Tank (LST) kelas Endurance milik Republic of Singapore Navy (RSN). ST Engineering mengklasifikasikan Endurance sebagai LST pada laman resminya, meskipun kapal tidak mampu melakukan beaching. Pintu di bagian haluan kapal dihilangkan, digantikan pintu di bagian samping guna memudahkan kendaraan dan personil masuk dan keluar kapal.
ST Engineering menggandeng Danish aerospace and electronics group Terma (Stand 1675) untuk menyuplai combat management system (CMS), terdiri dari C-Flex, C-Search dan C-Fire.
Kapal digerakan dua mesin diesel Caterpillar C280-12, masing-masing menghasilkan tenaga 4060 kW. Maksimum kecepatan kapal 17 knot. Tenaga listrik kapal dipasol dari empat genset Caterpillar 3512B 900 kW. Dipersenjatai meriam dan senapan mesin.
HTMS Angthong dapat mengangkut 19 AAV atau 15 truk, 2 LCVP dan 2-4 helikopter SH-60B/MH-60 atau 1 CH-47 Chinook serta 120 marinir.
AL Thailand negara ketiga yang mengoperasikan kapal perang jenis LPD, setelah Indonesia dan Singapura. Diberitakan Malaysia sedang mencari LPD dari sejumlah negara serta Filipina dikabarkan tertarik membeli LPD dari Indonesia.
Sumber: Jane's Navy International
© Berita HanKam
Indonesia-China Produksi Rudal Bersama
TNI AL berencana mempersenjatai kapal cepat buatan dalam negeri dengan rudal C-802. (Foto: fas.org)
22 Maret 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat China sepakat untuk meningkatkan kerja sama pertahanan termasuk produksi bersama peluru kendali.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Brigjen TNI I Wayan Midhio di Jakarta Selasa mengatakan, penjajakan produksi bersama rudal itu telah dilakukan kedua pihak.
Ditemui usai menghadiri penandatangan nota kesepahaman kerja sama teknis pertahanan RI-China ia mengatakan, Indonesia telah menggunakan rudal C-802 buatan Negeri Panda itu untuk mempersenjatai beberapa kapal perangnya.
"Kedepan kita sepakat untuk memproduksi bersama rudal tersebut, yakni dengan menggandeng PT Pindad," ujarnya.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Kepala Badan Pengembangan Teknologi dan industri nasional pertahanan China, Chen Qiufa.
Nota kesepahaman itu mencakup lima poin yakni pengadaan alat utama sistem persenjataan tertentu yang disepakati kedua pihak dalam kerangka "G to G".
Kedua, alih tekonologi peralatan militer tertentu yang antara lain mencakup perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, up grade dan pelatihan.
Tiga poin lainnya adalah kerja sama produk peralatan militer tertentu, pengembangan bersama peralatan militer tertentu serta pemasaran bersama dalam dan di luar negara masing-masing, kata I Wayan Midhio.
Sumber: ANTARA News
22 Maret 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat China sepakat untuk meningkatkan kerja sama pertahanan termasuk produksi bersama peluru kendali.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Brigjen TNI I Wayan Midhio di Jakarta Selasa mengatakan, penjajakan produksi bersama rudal itu telah dilakukan kedua pihak.
Ditemui usai menghadiri penandatangan nota kesepahaman kerja sama teknis pertahanan RI-China ia mengatakan, Indonesia telah menggunakan rudal C-802 buatan Negeri Panda itu untuk mempersenjatai beberapa kapal perangnya.
"Kedepan kita sepakat untuk memproduksi bersama rudal tersebut, yakni dengan menggandeng PT Pindad," ujarnya.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Kepala Badan Pengembangan Teknologi dan industri nasional pertahanan China, Chen Qiufa.
Nota kesepahaman itu mencakup lima poin yakni pengadaan alat utama sistem persenjataan tertentu yang disepakati kedua pihak dalam kerangka "G to G".
Kedua, alih tekonologi peralatan militer tertentu yang antara lain mencakup perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, up grade dan pelatihan.
Tiga poin lainnya adalah kerja sama produk peralatan militer tertentu, pengembangan bersama peralatan militer tertentu serta pemasaran bersama dalam dan di luar negara masing-masing, kata I Wayan Midhio.
Sumber: ANTARA News
Kapal LPD-4 Produksi PT. PAL Indonesia Perkuat Unsur Kapal Perang di Jajaran Kolinlamil
21 Maret 2011, Surabaya -- (DMC): Kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) produksi dalam negeri buatan PT. PAL Indonesia (Persero) secara resmi memperkuat Alutsista TNI Angkatan Laut khususnya unsur kapal perang di jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil). Kapal perang tersebut diberi nama Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593.
Peresmian ditandai dengan pernyataan peresmian Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593 dan penekanan tombol sirine pembuka selubung papan nama KRI serta dilanjutkan dengan Pelantikan Komandan KRI Banda Aceh-593 oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Senin (21/3) di PT PAL Indonesia (Persero), Surabaya..
Sebelumnya, peresmian juga ditandai dengan penandatanganan Berita Acara Serah Terima Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593 dari PT. PAL Indonesia (Persero) kepada Daewoo International Corporation yang selanjutnya diserahkan kepada Kemhan RI. Setelah diterima oleh Kemhan RI, selanjutnya diserahkan kepada TNI AL kemudian kepada Kolinlamil selaku pengguna.
Hadir dalam upacara peresmian, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Suhartono, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno, Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, Dirut PT. PAL Indonesia Harsusanto dan sejumlah pejabat di jajaran Kemhan, Mabes TNI, Mabes TNI AL dan PT. PAL.
Menhan mengatakan, pembangunan Kapal LPD-4 ini dilaksanakan di dalam negeri, dalam hal ini PT. PAL Indonesia yang bekerja sama dengan Daewoo Internasional, Corp. sebagai Main Contractor. Walaupun pelaksanaannya memerlukan waktu yang cukup panjang, namun atas kerja keras dan segala upaya Daewoo Internasional, Corp dan PT. PAL Indonesia akhirnya pembangunan kapal ini dapat diselesaikan sesuai batas waktu yang tercantum dalam kontrak.
Menurut Menhan, lamanya waktu tersebut dapat dimaklumi karena adanya pergeseran material yang semula berada di Korea Selatan dialihkan ke Indonesia, serta adanya keterbatasan sarana dan prasarana.
Menhan menegaskan, dengan pembangunan kapal LPD-4 yang di laksanakan di dalam negeri, dalam hal ini PT. PAL Indonesia diharapkan dapat memberikan pengalaman, kesempatan dan manfaat bagi kemajuan PT. PAL terutama dalam rangka proses alih teknologi.
Kedepan dalam rangka mendukung kemandirian produksi Alutsista, Pemerintah dalam hal ini Kemhan terus berupaya melakukan berbagai terobosan dengan penyiapan perangkat lunak, pengembangan industri dalam negeri maupun optimalisasi pendayagunaan produksi dalam negeri sehingga pada akhirnya diharapkan kita dapat mengurangi ketergantungan pada pengadaan Alutsista dari luar negeri.
Atas nama Pemerintah, Menhan menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Direktur dan seluruh jajaran PT. PAL Indonesia atas penyerahan Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593 ini kepada Kemhan. Ucapan terima kasih dan penghargaan juga disampaikan kepada semua pihak atas terlaksananya pembangunan kapal KRI Banda Aceh-593 ini.
Pada kesempatan tersebut, kepada jajaran TNI AL, Menhan juga menyampaikan ucapkan selamat atas penambahan kekuatan Alutsista ini dengan harapan agar Alutsista tersebut dioperasionalkan dan dipelihara dengan baik, sehingga dapat mendukung tugas-tugas operasi sesuai yang diharapkan dan mempunyai masa pakai yang panjang. “Dengan peresmian kapal ini, bagi TNI AL sangat berarti dan mempunyai nilai strategis karena menambah kekuatan jajaran TNI AL sesuai dengan Renstra MEF (Minimum Essential Force)”, tambah Menhan.
Sementara itu, Dirut PT. PAL Indonesia mengatakan, sebelum diserahkan, kapal ini telah menjalani sea trial (uji coba layar) dimana kapal diuji kemampuannya dengan berlayar mulai dari pengujian stabilitas kapal, kecepatan kapal dan semua system yang ada di kapal dilaksanakan pengujian, setelah itu kapal di laksanakan commodore inspection yaitu kapal di uji coba layar lagi yang langsung di saksikan oleh tim penerima kapal dari TNI-AL dan Kemhan.
Menurutnya, hasil dari uji coba layar sangat memuaskan, yaitu semua pengujian memenuhi target yang sudah ditetapkan dalam kontrak bahkan ada beberapa yang melampaui target misalnya tentang kecepatan kapal di kontrak ditetapkan 15,0 knots namun pada saat kapal uji coba layar kecepatan kapal mencapai 15,2 knots. Hal ini membuktikan bahwa kapal produksi PT.PAL Indonesia sangat membanggakan.
Lebih lanjut Dirut PT. PAL Indonesia mengatakan, dengan pelaksanaan penyerahan kapal LPD 125 M produksi PAL. Indonesia kedua ini diharapkan kepercayaan pada industri dalam negeri dapat lebih ditingkatkan, sehingga kebutuhan alat utama sistim senjata (Alutsista) negara dapat dipenuhi di dalam negeri, yang berarti secara langsung turut membangun kemandirian bangsa dalam memenuhi kebutuhan Alutsista sekaligus berperan dalam penghematan devisa negara.
Menurutnya, pengalaman selama dalam pembangunan kapal LPD pesanan Kemhan dan TNI khususnya TNI AL ini akan menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi PT.PAL Indonesia. Kedepan PT. PAL Indonesia dengan segala sumber daya yang ada bertekat untuk lebih maju lagi serta akan lebih memperhatikan ketepatan waktu dan menjaga kualitas.
Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593 Produksi PT.PAL Indonesia
Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593 dengan panjang 125 meter ini merupakan kapal kedua dari dua kapal yang dipesan oleh Kemhan & Daewoo kepada PAL Indonesia, dimana kapal pertama sudah diserahkan oleh PT. PAL Indonesia pada tahun lalu. Adapun total kapal LPD 125 m yang dipesan oleh Kemhan adalah 4 kapal, dimana 2 kapal di bangun di Korea dan 2 kapal dibangun di PT. PAL Indonesia.
Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593 ini dirancang secara khusus untuk mampu dipasang senjata 100 mm dan dilengkapi dengan ruang CIC untuk sistem kendali senjata (Fire Control System) yang memungkinkan kapal mampu melaksanakan self defence dengan komunikasi kapal ke kapal combatan untuk melindungi pendaratan pasukan dan kendaraan taktis serta tempur untuk pengendalian pendaratan helikopter.
Kapal ini dibangun dengan kelas Loyd Register + 100A1 dan menggunakan konstruksi lambung ganda (double bottom). Untuk memudahkan manouver kapal ini dilengkapi dengan bow thruster yang berfungsi untuk memecah gelombang. Untuk mengoperasikan kapal ini mesin dapat di operasikan dari ruang control dan bisa langsung dari ruang mesin serta dilengkapi peralatan rumah sakit darurat dan bisa di fungsikan untuk pertolongan pertama.
Kapal LPD 125 meter ini didesain untuk memenuhi tugas operasi TNI-AL, diantaranya untuk Landing Craft Carrier (Landing Craft Unit 23 m, untuk pendaratan pasukan, operasi ampibi, tank carrier, combat vehicle 22 unit, dan tactical vehicle 13 unit, total embarkasi 507 personil termasuk troop carrier 354 troop, crew, guest, dan officer), operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana, serta dapat mengangkut 5 unit helicopter jenis MI-2 atau BELL 412, serta mampu berlayar selama 30 hari secara terus menerus.
Sumber: DMC