Tiga jet tempur Gripen RTAF terbang formasi. (Foto: Saab/Stefan Kalm)
26 Februari 2011 -- (Berita HanKam): Royal Thai Air Force (RTAF) menerima enam jet tempur Gripen C/D, batch pertama dari 12 Gripen yang dipesan pemerintah Thailand pada 2008.
RTAF memutuskan membeli 12 jet tempur Gripen pada 2007 dan mengajukan permohonan pembelian Gripen pada kabinet setahun kemudian, saat Samak Sundaravej menjadi Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan.
Pesawat diterbangkan langsung dari Swedia 18 Februari dan tiba di pangkalan udara Don Muang 22 Februari. Pesawat akan berpangkalan di Wing 7 di Surat Thani. Batch kedua terdiri enam pesawat dijadwalkan tiba tahun depan.
12 jet tempur Gripen dibeli seharga hampir 40 milyar bath. Gripen akan menggantikan jet tempur tua F-5A/B. Seluruh F-5A/B direncanakan dipensiunkan akhir tahun ini. Menurut situs globalsecurity.org, RTAF mengoperasikan 13 jet tempur F-5A/B, 40 F-5E dan 3 RF-5A.
Para pilot dan awak darat RTAF dilatih di Swedia pada tahun lalu.
(Grafis: Bangkok Post)
KASAU Thailand Itthaporn Subhawong mengatakan akan memasang sistem jaringan Secos di Gripen agar dapat berhubungan dengan sistem jet tempur F-16 yang dimiliki RTAF.
Sumber RTAF mengatakan ijin didapatkan dari pemerintah Amerika Serikat setelah PM Abhisit Vejjajiva bertemu Presiden Barack Obama saat berkunjung ke AS akhir bulan lalu.
Gripen akan dihubungkan juga dengan kapal perang, frigate HTMS Naresuan kapal perang pertama dihubungkan dengan Gripen. Itthaporn mengatakan Saab 340 Erieye AEW yang dibeli dari pemerintah Swedia akan dihubungkan dengan seluruh jet tempur Gripen.
Beliau mengatakan sidang kabinet 15 Februari telah menyetujui anggaran sebesar 6,9 milyar bath untuk mengupgrade enam jet tempur F-16 yang akan ditempatkan di Wing 4, lanud Takhli di Provinsi Nakhon Sawan.
Sumber: Saab/Bangkok Post
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, February 26, 2011
Panglima TNI Tinjau Perbatasan Darat Indonesia-Malaysia
26 Februari 2011, Pontianak -- (ANTARA News): Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono meninjau wilayah perbatasan darat Indonesia-Malaysia di Propinsi Kalimantan Barat, baik melalui darat maupun udara, Sabtu.
Dari Pontianak Panglima TNI dengan beberapa asistennya dan Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Geerhan Lantara menggunakan helikopter Mi-17 TNI Angkatan Darat menuju Pos Pengamanan Perbatasan Jagoi Babang dan Aruk.
Dalam peninjauannya, Panglima TNI mendapat paparan tentang kondisi perbatasan darat RI-Malaysia dari Komandan Satgas Pamtas Yonif 641/Bru.
Di Aruk, Panglima TNI meninjau pelaksanaan Bhakti Sosial kemudian berjalan kaki menuju Pos Pamtas Aruk.
Selain memberikan pengarahan, Panglima TNI juga memberikan bantuan berupa peralatan dan perlengkapan olah raga.
Sebelumnya Panglima TNI mengemukakan, perbatasan darat RI-Malaysia di Kalimantan memiliki posisi strategis.
"Strategis, karena selain berbatasan dengan Malaysia, wilayah perbatasan darat RI-Malaysia juga sangat dekat dengan Laut China Selatan," katanya.
Jadi, tambah Agus, apapun yang terjadi di Laut China Selatan, berdampak hingga ke wilayah perbatasan darat RI-Malaysia di Kalbar.
Sementara itu Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya mengatakan, perbatasan darat RI-Malaysia di Kalbar memiliki panjang 966 kilometer.
"Jalur perbatasan sepanjang itu melintasi 14 desa, 15 kecamatan, lima kabupaten, dan 52 jalan `tikus` yang menguhungkan 55 desa di Kalbar dengan 32 kampung di Serawak (Malaysia)," katanya.
Christiandy menambahkan, di sepanjang perbatasan darat di Kalbar terdapat lima pintu lintas batas yakni Entikong, Aruk, Jagoi Babang, Jasa, dan Mangabadau.
Sumber: ANTARA News
Friday, February 25, 2011
Kemhan Rusia Anggarkan Pembelian Alutsista 651 milyar dolar untuk 2011-2020
25 Februari 2011 -- (Berita HanKam): Kementrian Pertahanan Rusia mengumumkan berencana membeli 100 kapal perang, lebih dari 600 pesawat tempur dan 1000 helikopter berdasarkan program pembelian senjata 2011-2020, Kamis (24/2).
Rusia akan membeli 10 unit sistem pertahanan udara baru S-500 yang akan gantikan S-400 saat ini digunakan AB Rusia, ucap Wakil Menhan Pertama Vladimir Popovkin, ditunjuk sebagai penanggungjawab pembelian senjata.
Rusia berencana membeli 100 helikopter tahun ini, termasuk helikopter angkut berat Mi-26 Halo, helikopter serbu Mi-28 Night Hunter dan Ka-52 Alligator.
Rusia merencanakan membangun 8 kapal selam nuklir strategis hingga 2020 dan dilengkapi rudal Bulava, diharapkan dapat dioperasikan tahun ini.
Rusia berencana juga mengembangkan rudal balistik berat baru untuk gantikan SS-18 Satan SS-20 Saber buatan era- Sovyet.
Kemhan Rusia mengajukan anggaran alutsista 19 triliun rubel (651 milyar dolar) untuk 2011-2020 pada pemerintah Desember lalu. Hampir 80% anggaran digunakan pembelian alutsista dan 10% untuk riset ilmiah.
Sumber: RIA Novosti
Pangarmatim Saksikan Uji Alat Keselamatan di Kapal
Pangarmatim Laksda TNI Bambang Suwarto saat memberikan instruksi pada uji coba alat keselamatan kapal berupa pelampung buatan bandung. Kamis (24/2)
24 Februari 2011, Surabaya -- (Koarmatim): Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Bambang Suwarto menyaksikan uji coba pelampung yang merupakan salah satu peralatan keselamatan personel yang bertugas di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Bertempat di Dermaga Kapal Selam, Koarmatim, Ujung, Surabaya. Kamis (24/2).
Alat keselamatan yang di uji dan diperagakan dihadapan Pangarmatim itu merupakan peralatan baru buatan Bandung, yang akan di pergunakan di lingkungan Koarmatim, guna mendukung kegiatan kegiatan Koarmatim dalam melaksanakan tugas terutama yang bertugas di KRI.
Turut hadir dan mendampingi Pangarmatim antara lain Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjar Nahor, SE, Dan Kolatarmatim, serta para pejabat teras di lingkungan Koarmatim lainnya.
Sumber: Koarmatim
24 Februari 2011, Surabaya -- (Koarmatim): Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Bambang Suwarto menyaksikan uji coba pelampung yang merupakan salah satu peralatan keselamatan personel yang bertugas di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Bertempat di Dermaga Kapal Selam, Koarmatim, Ujung, Surabaya. Kamis (24/2).
Alat keselamatan yang di uji dan diperagakan dihadapan Pangarmatim itu merupakan peralatan baru buatan Bandung, yang akan di pergunakan di lingkungan Koarmatim, guna mendukung kegiatan kegiatan Koarmatim dalam melaksanakan tugas terutama yang bertugas di KRI.
Turut hadir dan mendampingi Pangarmatim antara lain Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjar Nahor, SE, Dan Kolatarmatim, serta para pejabat teras di lingkungan Koarmatim lainnya.
Sumber: Koarmatim
Daewoo International dan Posco Menjadi Satu Payung
Pekerja mendata lembaran baja gulung (cold rolled coil) yang selesai diproduksi di pabrik PT Krakatau Steel, Cilegon, Senin (29/10). Kapasitas produksi baja PT Krakatau Steel total mencapai 2,5 juta ton per tahun, sementara 60 persen dari kebutuhan baja nasional disuplai perusahaan ini. (Foto: KOMPAS/Riza Fathoni)
24 Pebruari 2011, Jakarta -- (DMC): Daewoo International Corporation sebagai perusahaan Korea yang bergerak di bidang perdagangan dan investasi saat ini membawahi tiga anak perusahaan yaitu Daewoo International Corporation, Daewoo Engineering & Construction Company Limited serta Daewoo Corporation. Daewoo International Corporation tumbuh dan berkembang, sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi satu payung dengan Posco yang merupakan perusahaan ketiga terbesar didunia dalam pembuatan besi baja sejak Oktober 2010.
Daewoo International Corporation yang mengedepankan misinya untuk menjadi perusahaan kelas dunia di bidang perdagangan, investasi dan pengembangan menyampaikan keinginannya untuk mendukung industri pertahanan Indonesia. Hal tersebut disampaikan Vice Chairman dan Chief Executive Officer (CEO) Daewoo International Corporation Korea (South) Lee, Dong-Hee saat bertemu dengan Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip., M.A, Rabu (23/2), di kantor Kemhan, Jakarta. Dalam pertemuan singkat tersebut, Sekjen Kemhan selaku wakil Menhan RI didampingi oleh Kabadan Ranahan Kemhan Laksda TNI Susilo.
Selain itu, pihak Daewoo mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang telah dibangun selama ini dengan pemerintah Indonesia. Pihak Daewoo juga menyampaikan bahwa perusahaan Daewoo International telah mengembangkan sayapnya di bidang pengembangan pendidikan dengan mendirikan institut keuangan (finance institute). Kepada Sekjen, Vice Chairman juga menyampaikan bahwa perusahaan Daewoo International saat ini tidak lagi bergerak dalam bidang perdagangan (trade) tetapi lebih fokus bergerak di bidang keuangan termasuk diantaranya bidang leasing.
Seperti dijelaskan Sekjen bahwa minggu lalu PT Krakatau Steel melakukan kerjasama dengan Posco dalam penyediaan raw material untuk membuat kapal laut bermuatan besar karena PT Krakatau Steel sendiri untuk saat ini belum dapat memproduksi plat besar untuk jenis kapal laut.
Menurut Sekjen Posco untuk saat ini masih menjadi satu-satunya perusahaan yang memproduksi plat besar untuk jenis kapal laut. Untuk itu Sekjen berharap Posco juga dapat menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lokal lainnya seperti Koja Bahari.
Ditambahkan Sekjen bahwa saat ini juga pemerintah Indonesia masih menjalin hubungan dan kerjasama dengan pemerintah Korea khususnya dalam pembuatan kapal Landing Platform Dock (LPD) yang sempat tertunda lebih dari setahun.
Sumber: DMC
24 Pebruari 2011, Jakarta -- (DMC): Daewoo International Corporation sebagai perusahaan Korea yang bergerak di bidang perdagangan dan investasi saat ini membawahi tiga anak perusahaan yaitu Daewoo International Corporation, Daewoo Engineering & Construction Company Limited serta Daewoo Corporation. Daewoo International Corporation tumbuh dan berkembang, sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi satu payung dengan Posco yang merupakan perusahaan ketiga terbesar didunia dalam pembuatan besi baja sejak Oktober 2010.
Daewoo International Corporation yang mengedepankan misinya untuk menjadi perusahaan kelas dunia di bidang perdagangan, investasi dan pengembangan menyampaikan keinginannya untuk mendukung industri pertahanan Indonesia. Hal tersebut disampaikan Vice Chairman dan Chief Executive Officer (CEO) Daewoo International Corporation Korea (South) Lee, Dong-Hee saat bertemu dengan Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip., M.A, Rabu (23/2), di kantor Kemhan, Jakarta. Dalam pertemuan singkat tersebut, Sekjen Kemhan selaku wakil Menhan RI didampingi oleh Kabadan Ranahan Kemhan Laksda TNI Susilo.
Selain itu, pihak Daewoo mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang telah dibangun selama ini dengan pemerintah Indonesia. Pihak Daewoo juga menyampaikan bahwa perusahaan Daewoo International telah mengembangkan sayapnya di bidang pengembangan pendidikan dengan mendirikan institut keuangan (finance institute). Kepada Sekjen, Vice Chairman juga menyampaikan bahwa perusahaan Daewoo International saat ini tidak lagi bergerak dalam bidang perdagangan (trade) tetapi lebih fokus bergerak di bidang keuangan termasuk diantaranya bidang leasing.
Seperti dijelaskan Sekjen bahwa minggu lalu PT Krakatau Steel melakukan kerjasama dengan Posco dalam penyediaan raw material untuk membuat kapal laut bermuatan besar karena PT Krakatau Steel sendiri untuk saat ini belum dapat memproduksi plat besar untuk jenis kapal laut.
Menurut Sekjen Posco untuk saat ini masih menjadi satu-satunya perusahaan yang memproduksi plat besar untuk jenis kapal laut. Untuk itu Sekjen berharap Posco juga dapat menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lokal lainnya seperti Koja Bahari.
Ditambahkan Sekjen bahwa saat ini juga pemerintah Indonesia masih menjalin hubungan dan kerjasama dengan pemerintah Korea khususnya dalam pembuatan kapal Landing Platform Dock (LPD) yang sempat tertunda lebih dari setahun.
Sumber: DMC
Hanggar Pesawat Canggih Siap Dibangun di Malang
Lanud Abrudahman Saleh. (Foto: Berita HanKam)
24 Februari 2011, Malang -- (ANTARA Jatim): Hanggar atau tempat parkir pesawat tempur berteknologi canggih, siap dibangun di Lanud Abrudahman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada triwulan II tahun 2011 atau sekitar bulan April, Mei dan Juni.
Komandan Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Letkol Pnb Ferlianto, Kamis mengatakan, kecanggihan hanggar ini meliputi adanya tempat "data link" yang tersambung dengan komputerisasi, adanya ruang simulator untuk percobaan pesawat, ditambah dengan teknologi "Ground Support Equipment" (GSE).
Pembangunan hanggar, bertujuan menunjang fasilitas terkait kedatangan pesawat tempur Super Tucano 314 buatan Brasil yang direncanakan tiba secara bertahap dari total 16 pesawat Super Tucano.
"Guna menunjang kedatangan pesawat itu, saat ini kita sediakan pembangunan fasilitasnya, termasuk hanggar atau shelter pesawat tersebut. Rencananya, pesawat akan tiba empat unit dulu pada tahun ini," katanya.
Sementara, kontrak pembelian pesawat tempur baru, telah ditandatangani Desember 2010, dan dalam rentang waktu 2010 - 2014, pihak Lanud Abdurahman Saleh telah menyiapkan pengadaannya.
"Pada bulan Januari lalu, wakil KSAU melakukan kunjungan ke sini, karena pada triwulan I sudah dilakukan pengukuran maupun survei lapangan terhadap lokasi pembangunan hangar yang akan digunakan pengembangan fasilitas Skadron Udara 21," ujarnya.
Sementara itu, pesawat tersebut dibeli sebagai pengganti pesawat OV-10F Bronco yang sudah dinyatakan "grounded" pada tahun 2007.
Menurut Ferlianto, keunggulan pesawat Super Tucano, yakni mampu melaksanakan manuver dengan kecepatan tinggi dan rendah, melaksanakan operasi pada malam hari dengan kemampuan terbang mini (Endurance) 02.30 jam tanpa eksternal tank.
Selain itu, minimum radius of action 250 NM tanpa eksternal tank pdlow alt, serta mampu "take off" dan "landing" pada landasan minimal 1.500 meter dan mampu membawa senjata yang terdiri dari bomb, rocket serta machine gun.
Untuk level Asia, Indonesia adalah yang pertama memiliki pesawat jenis ini, dan merupakan pesawat generasi kelima.
Selain Indonesia, pemakai lainnya tercatat antara lain Argentina, Perancis, Kuwait dan Paraguay.
Sumber: ANTARA Jatim
24 Februari 2011, Malang -- (ANTARA Jatim): Hanggar atau tempat parkir pesawat tempur berteknologi canggih, siap dibangun di Lanud Abrudahman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada triwulan II tahun 2011 atau sekitar bulan April, Mei dan Juni.
Komandan Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Letkol Pnb Ferlianto, Kamis mengatakan, kecanggihan hanggar ini meliputi adanya tempat "data link" yang tersambung dengan komputerisasi, adanya ruang simulator untuk percobaan pesawat, ditambah dengan teknologi "Ground Support Equipment" (GSE).
Pembangunan hanggar, bertujuan menunjang fasilitas terkait kedatangan pesawat tempur Super Tucano 314 buatan Brasil yang direncanakan tiba secara bertahap dari total 16 pesawat Super Tucano.
"Guna menunjang kedatangan pesawat itu, saat ini kita sediakan pembangunan fasilitasnya, termasuk hanggar atau shelter pesawat tersebut. Rencananya, pesawat akan tiba empat unit dulu pada tahun ini," katanya.
Sementara, kontrak pembelian pesawat tempur baru, telah ditandatangani Desember 2010, dan dalam rentang waktu 2010 - 2014, pihak Lanud Abdurahman Saleh telah menyiapkan pengadaannya.
"Pada bulan Januari lalu, wakil KSAU melakukan kunjungan ke sini, karena pada triwulan I sudah dilakukan pengukuran maupun survei lapangan terhadap lokasi pembangunan hangar yang akan digunakan pengembangan fasilitas Skadron Udara 21," ujarnya.
Sementara itu, pesawat tersebut dibeli sebagai pengganti pesawat OV-10F Bronco yang sudah dinyatakan "grounded" pada tahun 2007.
Menurut Ferlianto, keunggulan pesawat Super Tucano, yakni mampu melaksanakan manuver dengan kecepatan tinggi dan rendah, melaksanakan operasi pada malam hari dengan kemampuan terbang mini (Endurance) 02.30 jam tanpa eksternal tank.
Selain itu, minimum radius of action 250 NM tanpa eksternal tank pdlow alt, serta mampu "take off" dan "landing" pada landasan minimal 1.500 meter dan mampu membawa senjata yang terdiri dari bomb, rocket serta machine gun.
Untuk level Asia, Indonesia adalah yang pertama memiliki pesawat jenis ini, dan merupakan pesawat generasi kelima.
Selain Indonesia, pemakai lainnya tercatat antara lain Argentina, Perancis, Kuwait dan Paraguay.
Sumber: ANTARA Jatim
Thursday, February 24, 2011
Perusahaan Turki FNSS Jual Panser ke Malaysia
Pars 8x8 sedang diuji coba AB Malaysia. (Foto: FNSS)
24 Februari 2011 -- (Berita HanKam): Perusahaan Turki FNSS Savunma Sistemleri A.Ş. dan rekanan dari Malaysia DEFTECH mendapatkan kontrak senilai 600 juta dolar pembelian kendaraan tempur beroda (panser) dari pemerintah Malaysia. Kontrak ini yang terbesar diperoleh perusahaan peralatan militer Turki dari negara asing.
FNSS menyingkirkan perusahaan Swiss dan Filandia dalam tender.
DEFTECH akan merakit 257 ranpur Pars 8x8 berdasarkan kontrak yang ditandatangani 22 Februari di Ankara. Perdana Menteri Malaysia Najib Razaki mengatakan saat jumpa pers, ”kami telah memutuskan meningkatkan kerjasama pada tingkatan strategis.”
Bagian dalam panser Pars. (Foto FNSS)
FNSS telah merancang dan mengembangkan ranpur beroda Pars dalam berbagai tipe; 4x4, 6x6 dan 8x8.
Malaysia pembeli pertama ranpur beroda Pars. FNSS berharap AD Turki akan mengikuti membeli Pars.
Sebelumnya, FNSS telah menjual ranpur jenis lainya senilai 300 juta dolar ke Malaysia.
Menurut situs resmi FNSS, FNSS Savunma Sistemleri A.Ş perusahaan kerjasama antara Nurol Holding, Turki dan BAE Systems. FNSS perusahaan pembuat kendaraan tempur dan sistem persenjataan untuk AB Turki dan AB Sekutu Turki.
Sumber: Defense News
© Beritahankam.blogspot
24 Februari 2011 -- (Berita HanKam): Perusahaan Turki FNSS Savunma Sistemleri A.Ş. dan rekanan dari Malaysia DEFTECH mendapatkan kontrak senilai 600 juta dolar pembelian kendaraan tempur beroda (panser) dari pemerintah Malaysia. Kontrak ini yang terbesar diperoleh perusahaan peralatan militer Turki dari negara asing.
FNSS menyingkirkan perusahaan Swiss dan Filandia dalam tender.
DEFTECH akan merakit 257 ranpur Pars 8x8 berdasarkan kontrak yang ditandatangani 22 Februari di Ankara. Perdana Menteri Malaysia Najib Razaki mengatakan saat jumpa pers, ”kami telah memutuskan meningkatkan kerjasama pada tingkatan strategis.”
Bagian dalam panser Pars. (Foto FNSS)
FNSS telah merancang dan mengembangkan ranpur beroda Pars dalam berbagai tipe; 4x4, 6x6 dan 8x8.
Malaysia pembeli pertama ranpur beroda Pars. FNSS berharap AD Turki akan mengikuti membeli Pars.
Sebelumnya, FNSS telah menjual ranpur jenis lainya senilai 300 juta dolar ke Malaysia.
Menurut situs resmi FNSS, FNSS Savunma Sistemleri A.Ş perusahaan kerjasama antara Nurol Holding, Turki dan BAE Systems. FNSS perusahaan pembuat kendaraan tempur dan sistem persenjataan untuk AB Turki dan AB Sekutu Turki.
Sumber: Defense News
© Beritahankam.blogspot
Menhan: Pemerintah Belum Putuskan Pembelian Pesawat T-50
T-50 Golden Eagle. (Foto: Lockheed Martin)
23 Februari 2011,Jakarta -- (ANTARA News): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa pemerintah belum memutuskan rencana pembelian pesawat jet latih T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan menggantikan pesawat Hawk MK-53.
"Belum kita putuskan. Karena blue book-nya belum diselesaikan Bappenas," katanya, ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Purnomo mengatakan, untuk membeli pesawat produksi luar negeri, pemerintah terlebih dulu harus merampungkan rancang biru (blue book) kebutuhan pesawat itu, lalu menetapkan kebijakan atas pembeliannya.
Ia menambahkan, pemerintah, melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Keuangan, harus menggodoknya terlebih dulu, baru kemudian mengambil keputusan untuk membeli atau tidak.
"Sebelum itu ada, kita belum bisa putuskan. Jadi masih berupa tender yang belum diputuskan," ujar Purnomo menegaskan.
Purnomo menegaskan, pemerintah menargetkan memperkuat pertahanan udara untuk jangka menengah. Pemerintah sedang menghitung besar anggaran untuk membangun kekuatan udara, di antaranya melalui pembelian pesawat tempur.
Jet tempur latih T-50 dikembangkan hasil kerjasama Korea Aerospace Industries (KAI) dan Lockheed Martin dari Amerika Serikat.
Pesawat jet T-50 Golden Eagle bersaing ketat dengan L-159B dari Republik Ceko dan Yak-130 buatan Rusia.
T-50 dikalahkan M-346 Master buatan Alenia Aermacchi Italia dalam kontes di Uni Emirat Arab dan Singapura.
Pada Juli lalu, delegasi pemerintah Korsel berkunjung ke Indonesia guna membicarakan pembelian T-50. Kedatangan Menteri Pertahanan Korsel Kim Tae-Young ke Indonesia, Rabu (11/8), salah satu tujuannya menawarkan T-50 ke Indonesia.
Sumber: ANTARA News
23 Februari 2011,Jakarta -- (ANTARA News): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa pemerintah belum memutuskan rencana pembelian pesawat jet latih T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan menggantikan pesawat Hawk MK-53.
"Belum kita putuskan. Karena blue book-nya belum diselesaikan Bappenas," katanya, ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Purnomo mengatakan, untuk membeli pesawat produksi luar negeri, pemerintah terlebih dulu harus merampungkan rancang biru (blue book) kebutuhan pesawat itu, lalu menetapkan kebijakan atas pembeliannya.
Ia menambahkan, pemerintah, melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Keuangan, harus menggodoknya terlebih dulu, baru kemudian mengambil keputusan untuk membeli atau tidak.
"Sebelum itu ada, kita belum bisa putuskan. Jadi masih berupa tender yang belum diputuskan," ujar Purnomo menegaskan.
Purnomo menegaskan, pemerintah menargetkan memperkuat pertahanan udara untuk jangka menengah. Pemerintah sedang menghitung besar anggaran untuk membangun kekuatan udara, di antaranya melalui pembelian pesawat tempur.
Jet tempur latih T-50 dikembangkan hasil kerjasama Korea Aerospace Industries (KAI) dan Lockheed Martin dari Amerika Serikat.
Pesawat jet T-50 Golden Eagle bersaing ketat dengan L-159B dari Republik Ceko dan Yak-130 buatan Rusia.
T-50 dikalahkan M-346 Master buatan Alenia Aermacchi Italia dalam kontes di Uni Emirat Arab dan Singapura.
Pada Juli lalu, delegasi pemerintah Korsel berkunjung ke Indonesia guna membicarakan pembelian T-50. Kedatangan Menteri Pertahanan Korsel Kim Tae-Young ke Indonesia, Rabu (11/8), salah satu tujuannya menawarkan T-50 ke Indonesia.
Sumber: ANTARA News
Indonesia Perkuat Penjagaan Laut China
24 Februari 2011, Jakarta -- (Kompas): Indonesia akan memperkuat penjagaan di Laut China Selatan di antaranya dengan menambah jumlah pulau yang dijaga di kawasan tersebut.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Rabu (23/2), saat membuka seminar ”Peran Riset dalam Mencari Solusi Permasalahan Perbatasan”. Selama ini, di antara 92 pulau terdepan yang berada di perbatasan Indonesia, 12 pulau dijaga oleh TNI karena dikategorikan strategis. Untuk kawasan Laut China Selatan, pulau yang dijaga hanya Pulau Sekatung.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Tri Prasodjo mengatakan, pulau-pulau terluar itu dijaga oleh Marinir. Untuk Pulau Sekatung, ada satu peleton, yaitu sekitar 30 orang, yang dilengkapi dengan senapan serbu.
Purnomo mengatakan, Kementerian Pertahanan merencanakan akan ada beberapa pulau di kawasan Laut China Selatan yang akan diisi oleh pasukan juga. Pasalnya, Indonesia melihat suhu geopolitik di kawasan itu masih terus meningkat. Namun, penambahan pasukan untuk penjagaan tersebut berkaitan dengan penambahan fasilitas yang juga berarti penambahan anggaran. ”Kami belum tahu akan ada berapa pulau. Penambahan anggaran akan kami ajukan untuk tahun depan,” kata Purnomo.
Hingga kini masih banyak masalah, terutama yang bersifat operasional yang berkaitan dengan perbatasan. Beberapa masalah ini berkaitan dengan potensi sumber daya alam yang terkandung di dalam laut.
Beberapa waktu lalu Purnomo menceritakan pertemuannya dengan Menteri Pertahanan Australia dan India untuk membahas Samudra Hindia, yaitu bagaimana pengaturan eksploitasi mineral di kawasan tersebut. ”Sekarang laut bebas seperti Samudra Pasifik juga akan dieksploitasi beberapa negara karena ditemukan mineral untuk pembuatan pesawat ulang alik,” katanya.
Rektor Universitas Pertahanan Syarifudin Tippe mengatakan, pihaknya membentuk Pusat Riset Perbatasan Pertahanan untuk menindaklanjuti pendekatan ekonomi dan tidak hanya pertahanan yang dicanangkan pemerintah.
Ego sektoral
Kemarin di Ambon, Maluku, Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut Laksamana Madya Y Didik Heru Purnomo mengakui masih ada ego sektoral dalam koordinasi pengamanan laut di Indonesia. Padahal tahun ini pemerintah ditargetkan membentuk satu satuan tugas khusus dengan fungsi utama pengamanan pantai dan perairan laut Indonesia.
Menurut Didik, pembentukan satu satuan tugas dengan multifungsi (multi-task single agency) pengamanan pantai dan perairan laut seperti sea and coast guard di negara lain, merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
“Tetap ada ego sektoral. Tetapi saya kira ini masih di dalam proses, Jadi memang di dalam tahun ini, diharapkan pemerintah bisa menyelesaikan organisasi coast guard,” kata Didik lagi.
Sumber: KOMPAS
Wednesday, February 23, 2011
Inderaja Dukung Pemantauan Wilayah Indonesia
23 Februari 2011, Jakarta -- (Lapan.go.id): Penginderaan jauh (inderaja) dapat dimanfaatkan untuk pemantauan wilayah Indonesia. Pemantauan ini akan mendukung pertahanan negara.
Hal tersebut diungkapkan Kadislahtal Laksamana Pertama Iwan Kustiawan, MM saat pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengolahan Data Penginderaan Jauh untuk Mendukung Pertahanan dan Keamanan, di Pusat Pengolahan Data Pengindraan Jauh Lapan, Pekayon, Jakarta Timur, Senin (21/2).
Menurut Iwan, untuk memantau wilayah perairan Indonesia, TNI Angkatan Laut perlu memperoleh bantuan teknis dalam bidang teknologi penginderaan jauh yang dikembangkan Lapan. Dengan demikian, TNI Angkatan Laut dapat memanfaatkannya dalam upaya pengembangan sistem pertahanan negara.
Sistem pertahanan yang dapat didukung melalui inderaja yaitu pengamatan, identifikasi dan komunikasi, serta pemetaan. Iwan menjelaskan, inilah yang menjadi motivasi TNI Angkatan Laut bekerja sama dengan Lapan dalam melaksanakan bimtek.
Sementara itu, Deputi Bidang Penginderaan Jauh Lapan, Ir. Nurhidayat, Dipl. Ing. dalam sambutannya mengatakan bahwa Lapan memiliki tugas dalam bidang inderaja. “Tugas Lapan menghasilkan data penginderaan jauh dan mendistribusikannya pada pengguna. Data tersebut digunakan bersama oleh berbagai instansi agar bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Bimtek ini merupakan cara meningkatkan kemampuan sumber daya pengguna dalam penginderaan jauh. Bimtek diikuti oleh 22 peserta yang terdiri dari TNI Angkatan Laut, Pustopad, Bakorkamla, dan Badan Inteligen Negara. Pelatihan berlangsung pada 21 Februari hingga 4 Maret 2011.
Materi bimtek meliputi praktikum pengolahan data, konversi format, penajaman citra, pembuatan citra komposit, koreksi geometric, cropping dan mosaic data, interpretasi visual, labelling, layout, penggunaan Global Position System (GPS), serta survei lapangan. Dari hasil survei lapangan dilanjutkan dengan praktikum pengolahan DEM dan deteksi garis pantai.
Sumber: Lapan
Pangkolinlamil Sambut KRI Banjarmasin-592
23 Februari 2011, Jakarta -- (Pelita): Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) Laksma TNI Didit Herdiawan, MPA, MBA menyambut kedatangan KRI Banjarmasin-592 setelah selesai melaksanakan long sea trial menempuh pelayaran sepanjang 3.812 NM di wilayah perairan Indonesia Timur, saat merapat di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, kemarin.
Pangkolinlamil saat menerima laporan Komandan KRI Letkol Laut (P) Eko Jokowiyono mengatakan bahwa dengan selesainya long sea trial dan uji coba berbagai peralatan alutsista produksi dalam negeri tersebut telah memberikan rasa bangga dan mengucapkan terimakasih khususnya prajurit yang mengawaki kapal perang KRI Banjarmasin-592 dan pasukan Marinir yang terlibat dalam kegiatan long sea trial.
Lebih lanjut Pangkolinlamil menekankan kepada Komandan KRI Banjarmasin-592 untuk ke depan agar tetap memberikan perhatian dan pembelajaran kepada anak buah kapal dalam mengawaki unsur kapal perang khususnya di KRI Banjarmasin-592.
Pada kesempatan tersebut Pangkolinlamil Laksma TNI Didit Herdiawan, MPA, MBA didampingi Kas Kolinlamil Laksma TNI Arie H Sembiring menerima laporan pelaksanaan kegiatan long sea trial dari Komandan KRI Banjarmasin-592 Letkol Laut (P) Eko Jokowiyono di long room kapal; jelas Kadispen Kolinlamil Letkol Laut (Kh) Drs Agus Cahyono.
Dalam laporannya Letkol Laut (P) Eko Jokowiyono mengatakan KRI Banjarmasin-592 selama 30 hari long sea trial telah menempuh pelayaran sepanjang 3.812 NM dengan rute operasi pelayaran berangkat dari Jakarta-Makassar-Ambon-Gorontalo-Bitung-Balikpapan-Makassar dan berakhir di Dermaga Kolinlamil Jakarta.
Berbagai serial latihan digelar di setiap perairan yang disinggahi diantaranya latihan berbagai peran antara lain peran helly, peran tempur, peran kebocoran, dan peran peninggalan. Sedangkan latihan lainnya dilaksanakan dengan melibatkan kendaraan tempur tank amfibi PTR 76, ranpur BTR, dan pasukan Marinir dengan kekuatan satu kompi dalam latihan pendaratan dengan menggunakan LCU dan LCVP. Selain itu melibatkan helly Bolco NV 411 dan Bell HU-415 dan Pesud Cassa TNI AL.
Sumber: Pelita
AB Indonesia-Singapura Tingkatkan Kerja Sama Intelijen
23 Februari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Tentara Nasional Indonesia dan angkatan bersenjata Singapura (Singapore Army Force/SAF) akan memantapkan kerja sama militer kedua pihak, termasuk bidang intelijen untuk keamanan laut di kedua wilayah.
Kepala Staf Umum TNI Marsekal Madya TNI Edy Harjoko dalam pertemuan tahunan staf TNI dan SAF (TNI-SAF Annual Staff Meeting) 2011, di Jakarta, Selasa mengatakan, Indonesia-Singapore Joint Coordinated Committee (ISJCC), telah berhasil mengatasi perompakan di sekitar Selat Philips dan Selat Singapura.
Ia mengemukakan, keberhasilan yang telah dicapai merupakan tantangan bagi TNI-SAF untuk tetap berusaha menjamin "Zero Incident" di perairan Selat Philips dan Selat Singapura.
"Oleh karena itu, peran dari komunitas intelijen perlu ditingkatkan untuk menangkal secara dini kejadian tersebut," kata Edy.
Ia menginstrusikan kepada Guskamlabar/Maritime Security Task Force (MSTF), Polri/Police Coast Guard (PCG) untuk senantiasa bekerja keras meningkatkan keamanan termasuk Penajaman Data Intelijen untuk mendukung operasi.
Selain memperkuat kerja sama intelijen, kegiatan Bhakti Sosial oleh militer kedua negara yang telah dilaksanakan bertahun-tahun, juga memberikan kontribusi atas keberhasilan patroli terkoordinasi kedua pihak untuk keamanan laut.
"Semua kegiatan ilegal di laut pada dasarnya direncanakan di darat. Oleh karena itu, sebagai salah satu upaya untuk menangkal kejahatan-kejahatan di laut dengan cara melaksanakan `Indonesia-Singapore Bhakti Sosial` sekaligus mensejahterakan masyarakat setempat," kata Edy.
Pertemuan tahunan staf TNI dan SAF (TNI-SAF Annual Staff Meeting) 2011 bertujuan mengevaluasi sejumlah kerja sama kedua pihak yang telah terjalin baik, seperti Indonesia-Singapore Intelligence Exchange (Isintelex), Indonesia-Singapore Joint Coordinated Committee (ISJCC), Indonesia-Singapore Joint Training Committee (ISJTC) dan Indonesia-Singapore Joint Logistics Committee (ISJLC) selama periode Februari 2010 Februari 2011.
Kegiatan rutin antara TNI-SAF diikuti 31 orang, terdiri dari 16 orang perwira TNI dan 15 orang perwira SAF.
Sumber: ANTARA News
KKIP Dongkrak Nilai Ekspor Industri Pertahanan
Meriam produksi PT. PINDAD. (Foto: Berita HanKam)
23 Februari 2011, Jakarta -- (DMC): Bergulirnya Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 42 Tahun 2010 ternyata membawa perubahan positif yang cukup signifikan bagi ekspor Industri Pertahanan Indonesia. Hal itu tercermin dari mulai banyaknya pemesanan negara lain terhadap produk-produk pertahanan yang dihasilkan industri nasional, di mana selama tahun 2010 total pemesanannya lebih dari 53 juta dollar AS.
Nilai tersebut meliputi pemesanan terhadap pesawat CN 235-110 produksi PT Dirgantara Indonesia senilai 49,5 juta dollar AS oleh Angkatan Laut Korea Selatan dan senjata serta amunisi produksi PT Pindad senilai 3,8 juta dollar AS oleh negara Philipina, Thailand, Amerika Serikat, Singapore dan Timor Leste. Nilai ekspor tersebut meningkat hampir delapan kali lipat dari dari tahun 2009, di mana kontrak industri pertahanan tersebut hanya diterima oleh PT Pindad dengan nilai sebesar hampir 500 ribu dollar AS.
Sementara berdasarkan data Kementerian Negara BUMN tahun 2008 tentang profil BUMN industri strategis, total laba bersih tujuh BUMN sampai 2008 sebesar Rp 577,8 miliar atau meningkat dari 2007 yang totalnya sebesar Rp374,6 miliar. Adapun BUMN yang merealisasikan laba bersih pada 2008 yaitu PT Krakatau Steel Rp 459,6 miliar, PT Dahana Rp 55,0 miliar, PT INKA Rp 32,4 miliar, PT LEN Industri Rp 11,8 miliar, PT DPS Rp10,5 miliar, PT Pindad Rp 5,8 miliar, dan PT Barata Indonesia Rp 2,6 miliar.
Sedangkan total rugi bersih enam BUMN pada 2008 sebesar Rp182,8 miliar terutama disebabkan rugi bersih PT DI sebesar Rp 84,3 miliar dan PT PAL Indonesia sebesar Rp 47,6 miliar. Selain itu, terdapat rugi bersih untuk PT BBI sebesar Rp18,8 miliar, PT INTI sebesar Rp15,3 miliar, PT DKB sebesar Rp13,5 miliar, dan PT IKI sebesar Rp3,1 miliar.
Produk utama PT Pindad pada tahun 2008 terdiri atas berbagai tipe munisi kaliber kecil dan senjata SS-1 serta SAR-2 yang sebagian besar dibeli oleh Thailand dan Amerika Serikat. Pada tahun 2009, ekspor utama terdiri dari berbagai munisi kaliber kecil dan senjata dipesan oleh Thailand dan Piliphina. Sementara itu pada tahun 2010, PT Pindad mendapatkan pemesanan dari Amerika Serikat, Singapora dan Timor Leste disamping Thailand untuk munisi kaliber kecil, granat asap dan senjata SS-1. Adapun PT DI berhasil mendapatkan pemesanan pesawat CN-235-110 dari Korea Selatan pada tahun 2011.
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa Industri pertahanan memiliki peran strategis dalam penyelenggaraan pertahanan, disamping mampu memenuhi kebutuhan alat peralatan untuk mendukung sistem pertahanan negara juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan memberikan kontribusi yang besar kepada devisa negara. Sebelum terbentuknya KKIP, industri pertahanan nasional hampir tidak memberikan kontribusi ekonomi secara nasional.
Oleh karenanya melalui KKIP, Kementerian Pertahanan sebagai leading sektor dalam menentukan kebijakan pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri akan tetap berkomitmen dalam mengawal kebijakan tersebut hingga menuju kemandirian di bidang industri pertahanan serta berkontribusi penuh pada perekonomian nasional.
Sumber: DMC
23 Februari 2011, Jakarta -- (DMC): Bergulirnya Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 42 Tahun 2010 ternyata membawa perubahan positif yang cukup signifikan bagi ekspor Industri Pertahanan Indonesia. Hal itu tercermin dari mulai banyaknya pemesanan negara lain terhadap produk-produk pertahanan yang dihasilkan industri nasional, di mana selama tahun 2010 total pemesanannya lebih dari 53 juta dollar AS.
Nilai tersebut meliputi pemesanan terhadap pesawat CN 235-110 produksi PT Dirgantara Indonesia senilai 49,5 juta dollar AS oleh Angkatan Laut Korea Selatan dan senjata serta amunisi produksi PT Pindad senilai 3,8 juta dollar AS oleh negara Philipina, Thailand, Amerika Serikat, Singapore dan Timor Leste. Nilai ekspor tersebut meningkat hampir delapan kali lipat dari dari tahun 2009, di mana kontrak industri pertahanan tersebut hanya diterima oleh PT Pindad dengan nilai sebesar hampir 500 ribu dollar AS.
Sementara berdasarkan data Kementerian Negara BUMN tahun 2008 tentang profil BUMN industri strategis, total laba bersih tujuh BUMN sampai 2008 sebesar Rp 577,8 miliar atau meningkat dari 2007 yang totalnya sebesar Rp374,6 miliar. Adapun BUMN yang merealisasikan laba bersih pada 2008 yaitu PT Krakatau Steel Rp 459,6 miliar, PT Dahana Rp 55,0 miliar, PT INKA Rp 32,4 miliar, PT LEN Industri Rp 11,8 miliar, PT DPS Rp10,5 miliar, PT Pindad Rp 5,8 miliar, dan PT Barata Indonesia Rp 2,6 miliar.
Sedangkan total rugi bersih enam BUMN pada 2008 sebesar Rp182,8 miliar terutama disebabkan rugi bersih PT DI sebesar Rp 84,3 miliar dan PT PAL Indonesia sebesar Rp 47,6 miliar. Selain itu, terdapat rugi bersih untuk PT BBI sebesar Rp18,8 miliar, PT INTI sebesar Rp15,3 miliar, PT DKB sebesar Rp13,5 miliar, dan PT IKI sebesar Rp3,1 miliar.
Produk utama PT Pindad pada tahun 2008 terdiri atas berbagai tipe munisi kaliber kecil dan senjata SS-1 serta SAR-2 yang sebagian besar dibeli oleh Thailand dan Amerika Serikat. Pada tahun 2009, ekspor utama terdiri dari berbagai munisi kaliber kecil dan senjata dipesan oleh Thailand dan Piliphina. Sementara itu pada tahun 2010, PT Pindad mendapatkan pemesanan dari Amerika Serikat, Singapora dan Timor Leste disamping Thailand untuk munisi kaliber kecil, granat asap dan senjata SS-1. Adapun PT DI berhasil mendapatkan pemesanan pesawat CN-235-110 dari Korea Selatan pada tahun 2011.
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa Industri pertahanan memiliki peran strategis dalam penyelenggaraan pertahanan, disamping mampu memenuhi kebutuhan alat peralatan untuk mendukung sistem pertahanan negara juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan memberikan kontribusi yang besar kepada devisa negara. Sebelum terbentuknya KKIP, industri pertahanan nasional hampir tidak memberikan kontribusi ekonomi secara nasional.
Oleh karenanya melalui KKIP, Kementerian Pertahanan sebagai leading sektor dalam menentukan kebijakan pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri akan tetap berkomitmen dalam mengawal kebijakan tersebut hingga menuju kemandirian di bidang industri pertahanan serta berkontribusi penuh pada perekonomian nasional.
Sumber: DMC
PT DI Gandeng EADS-CASA Produksi Pesawat C295
C295 versi ASW milik Portugal. (Foto: Airbus Military)
23 Februari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): PT Dirgantara Indonesia (Persero) bekerjasama dengan pabrikan pesawat asal Eropa, European Aeronautic Defense and Space (EADS)-CASA akan membuat pesawat militer jenis C295.
"Tahap awal kita akan menawarkan pembuatan pesawat jenis C295 ini untuk keperluan TNI yang akan mengganti pesawat jenis Fokker 27. Pesawat C295 merupakan jenis derivatif dari C235," kata Direktur Utama PT DI, Budi Santoso di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu.
Menurut Budi, kapasitas produksi PT DI untuk pembuatan pesawat jenis C295 bisa mencapai 12 unit per tahun.
Menurut Budi, PT DI sejak tahun 1974 ketika masih bernama Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) sudah melakukan kerjasama dengan CASA, pabrikan pesawat asal Spanyol untuk membuat komponen, sebaliknya CASA membantu PTDI dari sisi permesinan.
Namun, ia mengakui kerjasama tersebut sempat terhenti pada beberapa periode.
"Belakangan kembali dilakukan kerjasama yang ditandai dengan pengalihan pabrik pesawat CASA dari Spanyol ke Bandung," ujarnya.
EADS tertarik merealisasikan kerjasama dengan PT DI karena ongkos produksi di Eropa lebih mahal ketimbang di Indonesia.
Ia menambahkan mulai tahun 2011 pihaknya akan memproduksi pesawat jenis C212 untuk memenuhi pesanan dari Thailand, Vietnam dan Korea Selatan.
Meski begitu Budi tidak merinci berapa besar biaya investasi pengadaan pesawat jenis C295 maupun jenis C212.
"Kami masih menunggu hasil penawaran pesanan dari TNI. Sedangkan modalnya akan dipenuhi oleh EADS," ujarnya.
Kerjasama yang didasarkan pada prinsip profit sharing tersebut, namun PT DI akan menyanggupi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hingga 40 persen.
Sumber: ANTARA News
23 Februari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): PT Dirgantara Indonesia (Persero) bekerjasama dengan pabrikan pesawat asal Eropa, European Aeronautic Defense and Space (EADS)-CASA akan membuat pesawat militer jenis C295.
"Tahap awal kita akan menawarkan pembuatan pesawat jenis C295 ini untuk keperluan TNI yang akan mengganti pesawat jenis Fokker 27. Pesawat C295 merupakan jenis derivatif dari C235," kata Direktur Utama PT DI, Budi Santoso di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu.
Menurut Budi, kapasitas produksi PT DI untuk pembuatan pesawat jenis C295 bisa mencapai 12 unit per tahun.
Menurut Budi, PT DI sejak tahun 1974 ketika masih bernama Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) sudah melakukan kerjasama dengan CASA, pabrikan pesawat asal Spanyol untuk membuat komponen, sebaliknya CASA membantu PTDI dari sisi permesinan.
Namun, ia mengakui kerjasama tersebut sempat terhenti pada beberapa periode.
"Belakangan kembali dilakukan kerjasama yang ditandai dengan pengalihan pabrik pesawat CASA dari Spanyol ke Bandung," ujarnya.
EADS tertarik merealisasikan kerjasama dengan PT DI karena ongkos produksi di Eropa lebih mahal ketimbang di Indonesia.
Ia menambahkan mulai tahun 2011 pihaknya akan memproduksi pesawat jenis C212 untuk memenuhi pesanan dari Thailand, Vietnam dan Korea Selatan.
Meski begitu Budi tidak merinci berapa besar biaya investasi pengadaan pesawat jenis C295 maupun jenis C212.
"Kami masih menunggu hasil penawaran pesanan dari TNI. Sedangkan modalnya akan dipenuhi oleh EADS," ujarnya.
Kerjasama yang didasarkan pada prinsip profit sharing tersebut, namun PT DI akan menyanggupi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hingga 40 persen.
Sumber: ANTARA News
Tuesday, February 22, 2011
Kasarmatim terima Komandan Satuan Kapal Selam US Navy
23 Februari 2011, Surabaya -- (Dispen): Kepala Staf Armada RI Kawasan Timur (Kasarmatim) Laksma TNI Arief Rudijanto, SE. menerima kunjungan Kerja (Kunker) Komandan Satuan Kapal Selam Armada 7 US Navy Real Admiral Robert Thomas di ruang kerjanya Gedung Gajahmada 1, Koarmatim Ujung, Surabaya. Selasa (22/2)
Dalam menerima kunjungan kerja Angkatan Laut Amerika itu, Kasarmatim didampingi oleh Komandan Gugus tempur Laut Wilayah Timur (Dan Guspurlatim), Komandan Kolatarmatim, Asrena pangarmatim dan Aspers Pangarmatim.
Dalam kunjungannya ke Koarmatim Angkatan Laut negeri Pamansam ini bertujuan untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara pada umumnya dan kedua Angkatan Laut pada khususnya serta mengadakan tukar menukar informasi, diskusi, membahas soal Search And Rescue (SAR) keselamatan dan operasi kapal selam. Kunjungan diakhiri dengan tukar menukar cindera mata.
Sumber: Koarmatim
Pesawat Tempur Sukhoi Giat Latihan Aerobatik Udara
22 Februari 2011, Makassar -- (Pentak Lanud Sultan Hasanuddin): Satu flight pesawat tempur Sukhoi SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 yang berhome base di Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin selama bulan Pebruari 2011 giat melaksanakan latihan fly pass dan Aerobatik Udara di wilayah udara Lanud Sultan Hasanuddin.
Kegiatan latihan Pesawat tempur Sukhoi disaksikan langsung oleh Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Agus Supriatna, Komandan Wing 5 Kolonel Pnb Mujianto dan para Kadis. Latihan ini merupakan persiapan dalam rangka ikut meramaikan HUT TNI AU 9 April 2011 di Lanud Halim Perdanakusuma.
Adapun beberapa gerakan aerobatik udara yang cukup mengundang perhatian warga Lanud Sultan Hasanuddin dan warga sekitarnya adalah melaksanakan 14 gerakan aerobatickudara meliputi Loop, Inverted, 4 Point Roll, Aleron Roll, HiG Turn, Knife dan gerakan Low Speed Pass, serta Hi Speed Pass, selain juga gerakan Oblique Loop, Half Cuban, Calypso, Enverted To Enverted, Cross Over Break Tail Slide dan gerakan Bomb Burt.
Sedangkan para penerbang tempur Sukhoi SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 yang terlibat dalam latihan aerobatik udara adalah Komandan Skadron Udara 11 Wing 5 Letkol Pnb Tonny Hariono, Letkol Pnb Untung Suropati, Mayor Pnb Dedy Ilham, Mayor Pnb Viencent, Mayor Pnb David Ali, Kapten Pnb I Gusti Ngurah Surga dan Kapten Pnb Riyanto Dwi Putra.
Sumber: TNI
Kuker KASAL ke AL Brunei Darussalam, Tinjau KDB Waspada
20 Februari 2011, Brunei Darussalam -- (Kemlu): Pada tanggal 8 – 10 Februari 2011, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL) RI Laksamana TNI Soeparno, didampingi oleh Asisten Operasi KASAL Laksamana Muda TNI Slamet Yulistiyono dan Asisten Pengamanan KASAL Laksamana Pertama TNI I Putu Yuli Adnyana, telah melakukan kunjungan ke Brunei Darussalam. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja ke tiga negara, yakni Thailand, Brunei Darussalam dan Filipina.
Sebagai tradisi diantara negara-negara anggota ASEAN, maksud kunjungan bagi Laksamana TNI Soeparno untuk memperkenalkan diri sebagai KASAL RI yang baru kepada mitranya KASAL Brunei Darussalam sejak dilantik Presiden RI pada bulan September 2010.
Selain untuk memperkenalkan diri, kunjungan tersebut dimanfaatkan pula untuk membahas upaya-upaya meningkatkan hubungan kerjasama pertahanan, khususnya di bidang pertahanan maritim antara TNI Angkatan Laut dan Tentera Laut Diraja Brunei (TLDB).
Selama kunjungannya di Brunei Darussalam, pada tanggal 10 Februari 2011, KASAL RI melakukan kunjungan kehormatan kepada Wakil Menteri Pertahanan Brunei Darussalam, Dato Paduka Haji Mustappa bin Haji Sirat, dan Panglima Angkatan Bersenjata Diraja Brunei (ABDB), Mayor Jenderal Dato Paduka Haji Aminuddin Ihsan bin Pehin Orang Kaya Dato Paduka Hj. Abidin, dan pada tanggal 9 Februari 2011, melakukan kunjungan kehormatan kepada Panglima TLDB (berfungsi serupa KASAL Brunei Darussalam), Kolonel Laut Haji Abdul Halim bin Haji Mohd. Hanifah.
KASAL RI dan rombongan berkesempatan juga mengunjungi Pangkalan TLDB di kota pelabuhan Muara (sekitar 35 kilometer dari ibukota Bandar Seri Begawan) dan melakukan peninjauan ke sebuah kapal perang kelas KDB (Kapal Diraja Brunei) Waspada. Pembicaraan bilateral antara KASAL kedua negara berlanjut saat keduanya retreat berjalan pagi bersama di Taman Peranginan Tasek Lama di daerah perbukitan dalam kota Bandar Seri Begawan pada tanggal 10 Februari 2011.
KASAL RI dan rombongan berkesempatan pula bertatap muka sekaligus bersantap malam dengan jajaran KBRI Bandar Seri Begawan di Wisma Duta pada tanggal 8 Februari 2011.
Kunjungan kerja KASAL RI dan rombongan berlangsung dengan baik, lancar dan sesuai rencana. KASAL RI dan rombongan melanjutkan kunjungan kerjanya ke Manila, Filipina pada malam hari tanggal 10 Februari 2011.
Sumber: Kemlu
Monday, February 21, 2011
USS Reuben James Kunjungi Indonesia
USS Reuben James (FFG 57). (Foto: U.S. Navy/Photographer’s Mate 2nd Class Aaron Ansarov)
21 Februari 2011, Jakarta --(Dispenal): Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) III Brigjen TNI (Mar) Arief Suherman menerima kunjungan kehormatan Komandan Kapal Perang Amerika Serikat USS Reuben James (FFG-57) Kolonel David Miller di ruang tamu Danlantamal III, Mako Gunung Sahari, Jakarta (21/2). Dalam menerima tamu AL Amerika Serikat ini Danlantamal III didampingi Asrena Kol. Laut (S) Hana Rochijadi, SE, Aslog Kol. Laut (T) Suhariyanto, Aspers Kol. Laut (E) FY. Navy Dwi Soesanto, ST dan Asintel Letkol Laut (T) Wahyu Mugiono.
Komandan Kapal Perang AS jenis fregate yang membawa anggota sebanyak 205 personel ini yang kedatangannya di pelabuhan JITC Tanjung Priok Jakarta di sambut Aspers Danlantamal III Kolonel Laut (E) FY. Navy Dwi Soesanto, ST dan Asintel Letkol laut (T) Wahyu Mugiono, sebelum kunjungan ke Lantamal III mengadakan kunjungan ke Panglima Komando Armada Barat (Pangkoarmabar) Laksamana Muda TNI Hari Bowo, MSc, selain itu juga mengadakan kunjungan ke Walikota Jakarta Utara.
Selama port visit di Indonesia kegiatan yang akan dilaksanakan oleh USS Reuben James selain kunjungan ke pejabat TNI AL, seminar dengan perwira TNI AL dan melaksanakan pertandingan olahraga persahabatan (Sport Games) sepak bola dan Bola Volly dengan parajurit Lantamal III, juga melaksanakan community relationship kesalah satu sekolah menengah (SMU) di Jakarta serta mengadakan openships.
Sumber: Pen Lantamal III
21 Februari 2011, Jakarta --(Dispenal): Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) III Brigjen TNI (Mar) Arief Suherman menerima kunjungan kehormatan Komandan Kapal Perang Amerika Serikat USS Reuben James (FFG-57) Kolonel David Miller di ruang tamu Danlantamal III, Mako Gunung Sahari, Jakarta (21/2). Dalam menerima tamu AL Amerika Serikat ini Danlantamal III didampingi Asrena Kol. Laut (S) Hana Rochijadi, SE, Aslog Kol. Laut (T) Suhariyanto, Aspers Kol. Laut (E) FY. Navy Dwi Soesanto, ST dan Asintel Letkol Laut (T) Wahyu Mugiono.
Komandan Kapal Perang AS jenis fregate yang membawa anggota sebanyak 205 personel ini yang kedatangannya di pelabuhan JITC Tanjung Priok Jakarta di sambut Aspers Danlantamal III Kolonel Laut (E) FY. Navy Dwi Soesanto, ST dan Asintel Letkol laut (T) Wahyu Mugiono, sebelum kunjungan ke Lantamal III mengadakan kunjungan ke Panglima Komando Armada Barat (Pangkoarmabar) Laksamana Muda TNI Hari Bowo, MSc, selain itu juga mengadakan kunjungan ke Walikota Jakarta Utara.
Selama port visit di Indonesia kegiatan yang akan dilaksanakan oleh USS Reuben James selain kunjungan ke pejabat TNI AL, seminar dengan perwira TNI AL dan melaksanakan pertandingan olahraga persahabatan (Sport Games) sepak bola dan Bola Volly dengan parajurit Lantamal III, juga melaksanakan community relationship kesalah satu sekolah menengah (SMU) di Jakarta serta mengadakan openships.
Sumber: Pen Lantamal III
Menkopolhukam: Data Militer RI Tidak Hilang
T-50 dikabarkan kandidat kuat pengganti Hawk. (Foto: KAI)
21 Februari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menegaskan, tidak ada data militer Indonesia yang hilang di Korea Selatan.
"Yang hilang atau `dicuri` laptop staf Menteri Perindustrian," katanya, kepada ANTARA di Jakarta Senin.
Djoko menjelaskan, komputer jinjing yang hilang tersebut antara lain berisi rencana enam koridor kerja sama ekonomi RI-Korsel yang akan dikembangkan untuk mendukung percepatan pembangunan di Indonesia.
"Tawaran serupa sebelumnya telah dilakukan kepada Jepang dan India," katanya, menambahkan.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yang ikut sebagai anggota delegasi Indonesia ke Korsel, tidak membawa data apapun terkait militer Indonesia.
"Jadi tidak benar, jika ada data militer Indonesia yang hilang dicuri," kata Djoko menegaskan.
Tentang kemungkinan kegiatan intelijen ekonomi terkait tawaran kerja sama ekonomi yang ditawarkan ke Korsel, Menkopolhukam menjawab, "Saya tidak tahu apakah file tentang kerja sama itu sudah diambil atau belum, dalam insiden itu,".
Seperti diwartakan media lokal Korsel, mengutip polisi setempat, insiden terjadi di Hotel Lotte, kawasan Sogong-dong, tidak jauh dari Balaikota Seoul, tempat kelima puluh orang anggota delegasi Indonesia menginap.
Tiga orang pelaku, dideskripsikan dua pria dan seorang wanita berwajah Asia, membobol masuk kamar VIP tempat korban menginap di lantai 19.
Menurut salah seorang penyidik dari Kantor Polisi Namdaeum, saat kejadian, Rabu (16/2) sore, para petugas pengamanan internal rombongan tidak ada yang berjaga di hotel karena mendampingi rombongan dalam kunjungan.
Kepolisian mengaku mendapat laporan dari anggota delegasi Indonesia yang menyebut ketiga pelaku diketahui menyalin data dari laptop korban dan menyimpannya di USB lalu kabur.
Polisi juga mengaku yakin pelaku memang memilih korbannya dan memang mengincar hal spesifik, seperti data rahasia kerja sama militer Indonesia-Korsel.
Rombongan yang kembali ke Tanah Air, Kamis lalu, diketahui menggelar pertemuan dengan Presiden Korsel Lee Myung-bak, membahas perluasan kerja sama ekonomi dan militer, termasuk rencana Korsel menjual pesawat jet tempur latih T-50 Golden Eagle.
Dari data Defense Acquisition Program Administration (DAPA), diketahui Indonesia berencana membeli 16 jet tempur latih. Selain Korsel, terdapat kandidat lain, yaitu Rusia dengan Yak-130 buatannya dan Ceko yang memproduksi L-159B.
Anggota DPR: Pencurian Data Pesawat Militer Memalukan
A-50 varian T-50. (Foto: KAI)
Hilangnya dokumen rahasia dan tindak pencurian data pembelian pesawat militer RI di sebuah hotel di Seoul, Korea, benar-benar merupakan masalah serius sekaligus memalukan.
"Peng-`copy`-an data rencana pembelian pesawat militer jenis T-50 dari laptop Delegasi Indonesia di Hotel `Lotte`, Seoul, adalah tindakan sangat memalukan," kata Anggota Fraksi Partai Demokrat Roy Suryo dan Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira secara terpisah di Jakarta, Senin.
Karena itu, anggota Komisi I DPR RI yang membidangi Hankam dan Luar Negeri ini mendesak pihak berkompeten segera merespons sekaligus meninindaklanjuti secara serius.
"Ini jangan dibiarkan begitu saja. Harus diusut apa penyebabnya dan siapa-siapa yang bertanggung jawab langsung, kemudian ada sanksi tegas," tegas Roy Suryo.
Sementara itu, Andreas H Pareira yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Hankam dan Hubungan Internasional menyatakan bahwa hilangnya dokumen rahasia hilang itu benar-benar sangat memalukan dan memprihatinkan.
"Berita hilangnya dokumen sangat penting dari kamar `VIP` pejabat tinggi RI di Seoul ini mengungkap setidaknya ada lima indikasi kelemahan kita," katanya.
Pertama, ini menunjukkan lemahnya birokrasi dalam menjaga rahasia negara.
"Kedua, hilangnya dokumen ini bisa jadi karena alasan strategis militer atau alasan persaingan bisnis," ungkap doktor ilmu politik dan hubungan internasional Universitas Parahiyangan ini.
Lalu ketiga, lanjutnya, kemungkinan perjalanan delegasi pejabat tinggi RI sudah dalam pantauan, atau mungkin pencuri dokumen malah telah menyelusup dalam rombongan.
"Kemudian, keempat, ada implikasinya terhadap strategi militer dan diplomasi. Terkait militer, dalam hal ini menyangkut rahasia pesawat T 50 dan sistem persenjataan jatuh ke pihak lain," katanya.
Sedangkan terhadap aspek diplomasi, ujarnya, menunjukkan rendahnya kredibilitas pejabat tinggi RI dari perspektif diplomasi.
"Karena tidak mampu mengamankan dokumen rahasia yang sangat penting yang menyangkut kerja sama antar negara," tegasnya.
Selanjutnya, indikasi kelima, demikian Andreas Pareira, Pemerintah RI lalai menggunakan mekanisme dan proses kerja sama diplomatik yang handal dalam mengamankan kepentingan Negara.
"Karena itu, Pemerintah melalui jalur diplomasi perlu segera menjelaskan kepada pihak Korsel mengenai kasus ini. Lalu, dari jalur keamanan, perlu segera meminta Interpol untuk mengusut tuntas dan menjelaskan ke publik mengenai kejadian ini," tandas Andreas H Pareira lagi.
Sumber: ANTARA News/
21 Februari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menegaskan, tidak ada data militer Indonesia yang hilang di Korea Selatan.
"Yang hilang atau `dicuri` laptop staf Menteri Perindustrian," katanya, kepada ANTARA di Jakarta Senin.
Djoko menjelaskan, komputer jinjing yang hilang tersebut antara lain berisi rencana enam koridor kerja sama ekonomi RI-Korsel yang akan dikembangkan untuk mendukung percepatan pembangunan di Indonesia.
"Tawaran serupa sebelumnya telah dilakukan kepada Jepang dan India," katanya, menambahkan.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yang ikut sebagai anggota delegasi Indonesia ke Korsel, tidak membawa data apapun terkait militer Indonesia.
"Jadi tidak benar, jika ada data militer Indonesia yang hilang dicuri," kata Djoko menegaskan.
Tentang kemungkinan kegiatan intelijen ekonomi terkait tawaran kerja sama ekonomi yang ditawarkan ke Korsel, Menkopolhukam menjawab, "Saya tidak tahu apakah file tentang kerja sama itu sudah diambil atau belum, dalam insiden itu,".
Seperti diwartakan media lokal Korsel, mengutip polisi setempat, insiden terjadi di Hotel Lotte, kawasan Sogong-dong, tidak jauh dari Balaikota Seoul, tempat kelima puluh orang anggota delegasi Indonesia menginap.
Tiga orang pelaku, dideskripsikan dua pria dan seorang wanita berwajah Asia, membobol masuk kamar VIP tempat korban menginap di lantai 19.
Menurut salah seorang penyidik dari Kantor Polisi Namdaeum, saat kejadian, Rabu (16/2) sore, para petugas pengamanan internal rombongan tidak ada yang berjaga di hotel karena mendampingi rombongan dalam kunjungan.
Kepolisian mengaku mendapat laporan dari anggota delegasi Indonesia yang menyebut ketiga pelaku diketahui menyalin data dari laptop korban dan menyimpannya di USB lalu kabur.
Polisi juga mengaku yakin pelaku memang memilih korbannya dan memang mengincar hal spesifik, seperti data rahasia kerja sama militer Indonesia-Korsel.
Rombongan yang kembali ke Tanah Air, Kamis lalu, diketahui menggelar pertemuan dengan Presiden Korsel Lee Myung-bak, membahas perluasan kerja sama ekonomi dan militer, termasuk rencana Korsel menjual pesawat jet tempur latih T-50 Golden Eagle.
Dari data Defense Acquisition Program Administration (DAPA), diketahui Indonesia berencana membeli 16 jet tempur latih. Selain Korsel, terdapat kandidat lain, yaitu Rusia dengan Yak-130 buatannya dan Ceko yang memproduksi L-159B.
Anggota DPR: Pencurian Data Pesawat Militer Memalukan
A-50 varian T-50. (Foto: KAI)
Hilangnya dokumen rahasia dan tindak pencurian data pembelian pesawat militer RI di sebuah hotel di Seoul, Korea, benar-benar merupakan masalah serius sekaligus memalukan.
"Peng-`copy`-an data rencana pembelian pesawat militer jenis T-50 dari laptop Delegasi Indonesia di Hotel `Lotte`, Seoul, adalah tindakan sangat memalukan," kata Anggota Fraksi Partai Demokrat Roy Suryo dan Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira secara terpisah di Jakarta, Senin.
Karena itu, anggota Komisi I DPR RI yang membidangi Hankam dan Luar Negeri ini mendesak pihak berkompeten segera merespons sekaligus meninindaklanjuti secara serius.
"Ini jangan dibiarkan begitu saja. Harus diusut apa penyebabnya dan siapa-siapa yang bertanggung jawab langsung, kemudian ada sanksi tegas," tegas Roy Suryo.
Sementara itu, Andreas H Pareira yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Hankam dan Hubungan Internasional menyatakan bahwa hilangnya dokumen rahasia hilang itu benar-benar sangat memalukan dan memprihatinkan.
"Berita hilangnya dokumen sangat penting dari kamar `VIP` pejabat tinggi RI di Seoul ini mengungkap setidaknya ada lima indikasi kelemahan kita," katanya.
Pertama, ini menunjukkan lemahnya birokrasi dalam menjaga rahasia negara.
"Kedua, hilangnya dokumen ini bisa jadi karena alasan strategis militer atau alasan persaingan bisnis," ungkap doktor ilmu politik dan hubungan internasional Universitas Parahiyangan ini.
Lalu ketiga, lanjutnya, kemungkinan perjalanan delegasi pejabat tinggi RI sudah dalam pantauan, atau mungkin pencuri dokumen malah telah menyelusup dalam rombongan.
"Kemudian, keempat, ada implikasinya terhadap strategi militer dan diplomasi. Terkait militer, dalam hal ini menyangkut rahasia pesawat T 50 dan sistem persenjataan jatuh ke pihak lain," katanya.
Sedangkan terhadap aspek diplomasi, ujarnya, menunjukkan rendahnya kredibilitas pejabat tinggi RI dari perspektif diplomasi.
"Karena tidak mampu mengamankan dokumen rahasia yang sangat penting yang menyangkut kerja sama antar negara," tegasnya.
Selanjutnya, indikasi kelima, demikian Andreas Pareira, Pemerintah RI lalai menggunakan mekanisme dan proses kerja sama diplomatik yang handal dalam mengamankan kepentingan Negara.
"Karena itu, Pemerintah melalui jalur diplomasi perlu segera menjelaskan kepada pihak Korsel mengenai kasus ini. Lalu, dari jalur keamanan, perlu segera meminta Interpol untuk mengusut tuntas dan menjelaskan ke publik mengenai kejadian ini," tandas Andreas H Pareira lagi.
Sumber: ANTARA News/
Gorontalo Akan Punya Lapangan Udara
Provinsi Gorontalo. (Foto: Goggle Earth0
21 Februari 2011, Gorontalo -- (KOMPAS.com): TNI Angkatan Udara merencanakan pembangunan Pangkalan Udara (Lanud) di Provinsi Gorontalo. Panglima Komando Operasi AU II TNI AU, Marsekal Muda Agus Munandar, mengatakan bahwa Gorontalo sudah sepantasnya memiliki lapangan udara.
"Selain letaknya yang strategis di Sulawesi, Gorontalo juga berbatasan dengan negara lain," ujarnya di Gorontalo, Minggu (20/2/2011). Menurutnya, pangkalan tersebut juga akan menunjang keberadaan Brigif Linus Kostrad, yang sebelumnya sudah dibangun di daerah itu.
Ia menambahkan, rencana tersebut sedang dibahas dengan pemerintah Provinsi Gorontalo dan akan direalisasikan secepatnya. Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan master plan pengembangan bandara, yang juga akan mendukung pembangunan lanud.
Ia optimis pembangunan itu tak akan mengalami kendala karena TNI AU memiliki aset tanah di wilayah bandara seluas 100 hektare.
"Saat ini, Gorontalo baru memiliki kantor perwakilan Lanud di Manado, namun kami berupaya untuk segera mengalihkan status menjadi Lanud AU Gorontalo," tambahnya.
Sumber: KOMPAS.com
21 Februari 2011, Gorontalo -- (KOMPAS.com): TNI Angkatan Udara merencanakan pembangunan Pangkalan Udara (Lanud) di Provinsi Gorontalo. Panglima Komando Operasi AU II TNI AU, Marsekal Muda Agus Munandar, mengatakan bahwa Gorontalo sudah sepantasnya memiliki lapangan udara.
"Selain letaknya yang strategis di Sulawesi, Gorontalo juga berbatasan dengan negara lain," ujarnya di Gorontalo, Minggu (20/2/2011). Menurutnya, pangkalan tersebut juga akan menunjang keberadaan Brigif Linus Kostrad, yang sebelumnya sudah dibangun di daerah itu.
Ia menambahkan, rencana tersebut sedang dibahas dengan pemerintah Provinsi Gorontalo dan akan direalisasikan secepatnya. Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan master plan pengembangan bandara, yang juga akan mendukung pembangunan lanud.
Ia optimis pembangunan itu tak akan mengalami kendala karena TNI AU memiliki aset tanah di wilayah bandara seluas 100 hektare.
"Saat ini, Gorontalo baru memiliki kantor perwakilan Lanud di Manado, namun kami berupaya untuk segera mengalihkan status menjadi Lanud AU Gorontalo," tambahnya.
Sumber: KOMPAS.com