8 Januari 2010, Gerung -- (ANTARA Foto): Sejumlah personil TNI tiba di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, NTB, Sabtu (8/1). Sekitar 700 personil Batalyon 742 SWY tiba di NTB menggunakan KRI Teluk Hading setelah menjalankan tugas selama satu tahun di Atambua (perbatasan NKRI-RDTL). (Foto: ANTARA/Budi Afandi/Koz/foc/10)
7 Januari 2010, Kupang -- (POS KUPANG.Com): Komando Resor Militer 161/Wirasakti Kupang, Nusa Tenggara Timur yang selama ini dipimpin perwira menengah berpangkat kolonel akan segera dipimpin jenderal berbintang satu atau brigjen.
Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang, Kolonel I Ketut Dewa Siangan ketika dihubungi di Kupang, Jumat (7/1/2011) membenarkan hal itu, namun ia tidak mengatahui waktu pelaksanaannya. "Memang benar ada peningkatan status Korem Wirasakti, namun saya belum tahu kapan seorang jenderal bintang satu akan memimpin Korem ini. Semuanya masih dikaji pimpinan TNI di Jakarta," katanya.
Berdasarkan Peraturan Panglima TNI No. 72/IX/2010 tanggal 27 September 2010, ada 13 Korem di Indonesia yang naik statusnya dan dipimpin jenderal bintang satu.
Ke-13 Korem tersebut adalah Korem 032/WRB Padang, Korem 033/WP Tanjung Pinang, Korem 031/WB Pekanbaru, Korem 072/PMK Yogyakarta, dan Korem 081/DJ Madiun. Selain itu, Korem 083/BJ Malang, Korem 121/ABW Sintang, Korem 091/ASN Samarinda, Korem 131/STG Manado, Korem 161/WS Kupang, Korem 152/BDL Ternate, Korem 173/PVB Biak, dan Korem 174/ATW Merauke.
Peningkatan status Korem 161/WS Kupang karena kedudukannya berbatasan langsung dengan dua negara, yakni Timor Leste dan Australia.
Selain itu, dalam tataran hubungan pimpinan daerah, Korem 161/WS Kupang masih dipimpin oleh seorang perwira menengah berpangkat kolonel, sedangkan unsur pimpinan lainnya seperti Polda NTT dan Lantamal Kupang dipimpin jenderal berbintang satu.
Korem 161/Wirasakti Kupang memiliki dua batalyon organik, yakni Yonif 743/PSY (Pradnya Samapta Yudha) dan Yonif 744/SYB (Satya Yudha Bhakti). Kedua batalyon organik ini sedang menjalankan tugas pengamanan di perbatasan darat antara Indonesia dan Timor Leste, dan menempati pos komando di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu dan Kefamenanu, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Utara.
Sumber: Pos Kupang
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, January 8, 2011
Jet Siluman Cina J-20
8 Januari 2010 -- (Berita HanKam): Jet tempur siluman J-20 terlihat diparkir landasan setelah menjalani pengujian di Chengdu, Provinsi Sichuan, Rabu (5/1). Surat kabar Jepang Asahi Shimbun mengutip pernyataan sumber militer Cina, J-20 direncanakan akan dioperasikan awal 2017. Jet siluman ini akan dipersenjatai rudal berat dan dapat mencapai Guam dengan pengisian bahan bakar di udara. Cina memerlukan waktu 10 - 15 tahun untuk mengembangkan teknologi jet tempur silumannya agar setaraf dengan jet siluman buatan Amerika Serikat F-22, tambah sumber.
Sumber: AP/Reuters/AFP
PINDAD Beli Ranpur Sherpa dan Mesin Panser dari Renault Trucks Defense
Sherpa light Scout. (Foto: Renault Trucks Defense)
8 Januari 2010 -- (Berita HanKam): Renault Trucks Defense dan PT PINDAD (Persero) meneken dua kontrak pembelian kendaraan lapis baja jenis Sherpa light Scout dan paket mesin Panser untuk TNI AD, diumumkan laman resmi Renault Trucks Defense, Jumat (7/1).
Renault Trucks Defense akan mengirimkan ke PT. PINDAD Sherpa jenis hard top cargo. TNI AD memilih Sherpa sebagai kendaraan pengintaian berpasangan dengan Panser Anoa 6x6. Renault akan mengirimkan 12 paket mesin VAB 320, terdiri dari mesin, transmisi, sistem pendingin dan drop box, akan dipasang di panser Anoa.
Renault Trucks Defense telah menjual 150 paket mesin panser ke PT PINDAD dua tahun lalu.
Sumber: Renault Trucks Defense
8 Januari 2010 -- (Berita HanKam): Renault Trucks Defense dan PT PINDAD (Persero) meneken dua kontrak pembelian kendaraan lapis baja jenis Sherpa light Scout dan paket mesin Panser untuk TNI AD, diumumkan laman resmi Renault Trucks Defense, Jumat (7/1).
Renault Trucks Defense akan mengirimkan ke PT. PINDAD Sherpa jenis hard top cargo. TNI AD memilih Sherpa sebagai kendaraan pengintaian berpasangan dengan Panser Anoa 6x6. Renault akan mengirimkan 12 paket mesin VAB 320, terdiri dari mesin, transmisi, sistem pendingin dan drop box, akan dipasang di panser Anoa.
Renault Trucks Defense telah menjual 150 paket mesin panser ke PT PINDAD dua tahun lalu.
Sumber: Renault Trucks Defense
Indonesia Jadi Hub Jaringan "Peacekeeping Centers"
8 Januari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Pemerintah Indonesia berupaya menjadi hub bagi jaringan pusat penjaga perdamaian di kawasan pada 2011 sebagai salah satu wujud komitmen pada pemeliharaan perdamaian dunia serta salah satu dari 20 negara pengirim pasukan perdamaian terbesar PBB.
"Dalam isu operasi pemeliharaan perdamaian, Indonesia aktif berkontribusi pada pengembangan konsep strategis penggelaran misi pemeliharaan perdamaian dunia. Pada tahun 2011, Indonesia akan berupaya menjadi hub bagi jaringan peacekeeping centers di kawasan," kata Menlu Marty Natalegawa dalam Pernyataan Pers Tahunan di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan bahwa sepanjang 2010, Indonesia telah mengirim sekitar 1.785 personil di tujuh misi PBB sebagai cerminan komitmen dalam pemeliharaan perdamaian dunia. Dengan demikian, Indonesia merupakan salah satu dari 20 negara pengirim pasukan perdamaian PBB terbesar.
"Ke depan, diplomasi Indonesia akan terus menampilkan kesiapan Indonesia meningkatkan kontribusinya dalam misi perdamaian PBB untuk menjadi sepuluh negara penyumbang terbesar pasukan PBB," katanya.
Menurut Menlu, peningkatan kontribusi pasukan Indonesia tidak hanya terlihat dalam jumlah personil, melainkan juga dalam penambahan unit. Indonesia telah mengirimkan KRI Kaisiepo pada Agustus 2010 untuk bergabung dalam Maritime Task Force (MTF) UNIFIL. Hal itu adalah partisipasi kedua setelah KRI Diponegoro yang bergabung dengan MTF pada bulan April-September 2009.
Indonesia, kata Menlu, juga terus mendorong peningkatan peran sipil atau White Helmet untuk mendukung berbagai program pembangunan dan rehabilitasi wilayah pasca konflik bersenjata. Namun hal ini dilakukan dengan senantiasa mengedepankan kepemilikan nasional negara terkait.
Selain berupaya meningkatkan kontribusi pada pasukan penjaga perdamaian, dalam upayanya menciptakan keamanan dan perdamaian internasional, Indonesia, kata Menlu, Indonesia juga memainkan peran sentral dalam isu perlucutan senjata nuklir guna mewujudkan dunia tanpa senjata nuklir.
"Keputusan Indonesia untuk memulai proses ratifikasi Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji coba Senjata Nuklir/CTBT telah mendapatkan sambutan sangat positif oleh masyarakat internasional. Pada 2011 ini, Indonesia Insya Allah dapat merampungkan proses ratifikasi tersebut dan akan mendorong berbagai pihak agar traktat CTBT tersebut dapat segera diimplementasikan," katanya.
Pernyataan pers tahunan Menlu itu dihadiri oleh antara lain Dr. Alwi Shibab (Menlu periode 1999-2001), Dr. N. Hassan Wirajuda (Menlu periode 2001-2009), Joop Ave (Menparpostel periode 1993-1998), Agus Gumiwang (Wakil Ketua Komisi I DPR RI) dan Sidharto Danusubroto (Wakil Ketua BKSAP DPR RI) serta sedikitnya 340 undangan dari kalangan media, diplomatik, akademisi, instansi pemerintah serta pejabat Kemlu.
Sumber: ANTARA News
Pangarmabar: Kualitas Prajurit TNI AL Terus Ditingkatkan
6 Januari 2011, Jakarta -- (Suara Karya): Kekuatan pertahanan laut Indonesia masih membutuhkan tambahan alat utama sistem senjata (alutsista) untuk memaksimalkan pengawasan sejumlah kawasan perairan Indonesia, termasuk di kawasan perbatasan.
Demikian disampaikan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Hari Bowo di sela acara penyematan Brevet Kehormatan Manusia Katak kepada Pangarmabar yang dilakukan Komandan Satuan Pasukan Katak Koarmabar (Dansatpaskaarmabar) Kolonel Laut (T) Andy Kriswanto di Tanjung Pasir, Banten, Selasa (4/1) malam.
"Banyak kebutuhan, misalnya pengadaan kapal selam. Namun, itu semua sangat tergantung dari kemampuan APBN. Tapi kami berusaha untuk dapat memenuhinya," katanya.
Hari menjelaskan, dalam waktu dekat ini akan didatangkan Kendaraan Tempur Bawah Air (KTBA) dari Inggris yang diharapkan mampu memperkuat sistem pertahanan Indonesia.
"Ini yang sekarang menjadi perhatian pemerintah. Ada dua unit KTBA dari Inggris. Itu sudah masuk di dalam anggaran pengadaan alutsista tahun 2011," ujarnya.
Hari mengatakan, pihaknya akan terus berusaha meningkatkan kekuatan pertahanan Indonesia, baik itu dari kemampuan maupun sumber daya manusianya.
Terkait dengan peningkatan kualitas para prajurit TNI, dia menjelaskan, berbagai program pembinaan telah dilakukan. Antara lain, dengan melakukan pendidikan hingga latihan gabungan dengan negara lain. Salah satunya, yakni kerja sama dengan Malaysia maupun Singapura terkait kawasan perbatasan.
Sementara itu, terkait penyematan Brevet Kehormatan Manusia Katak itu sendiri diberikan kepada setiap perwira tinggi TNI yang berjasa dan telah memberikan dharma bakti sumbangan berupa pikiran, tenaga, dukungan, rasa simpati dan moril untuk perkembangan dan kemajuan Komando Pasukan Katak TNI AL (Kopaska TNI AL) di masa lalu, saat ini, dan masa yang akan datang.
Manuver Taktis
Prosesi kegiatan penyematan itu diawali dari pantai Mutiara Pluit. Pangarmabar yang didampingi Komandan Pasukan Satuan Pasukan Katak (Dansatpaska) dengan menggunakan combat boat Halilintar bergerak dengan kecepatan tinggi menuju check point diperairan Untung Jawa.
Selama dalam pelayaran tersebut para prajurit Kopaska memperlihatkan kemampuan mereka melakukan cast (lompatan dari perahu dengan kecepatan tinggi). Kemudian, di perairan Tanjung Pasir Banten dalam kegelapan malam satuan pasukan katak bergerak dalam manuver taktis satuan kecil yang dipimpin langsung oleh Pangarmabar untuk menghancurkan sasaran musuh.
Dengan gerakan taktis dan penuh kerahasiaan satu persatu anggota satuan Pasukan Katak mencari, mendekati dan menghancurkan kekuatan musuh.
Sumber: Suara Karya
Kemhan Fokus Penuhi Operasional TNI
Super Tucano akan gantikan OV-10 Bronco. (Foto: Embraer)
7 Januari 2010, Jakarta -- (SINDO): Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan memfokuskan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) untuk memenuhi kesiapan operasional Tentara Nasional Indonesia (TNI) tahun 2011.
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, Kemhan akan melanjutkan pengadaan alutsista untuk tahun 2011, terutama untuk kesiapan operasional TNI seperti kebutuhan transportasi, mobilitas, persenjataan, dan peningkatan daya tangkal. Sjafrie menyatakan,pengadaan alutsista tersebut seperti pembelian kapal guna memperkuat patroli laut TNI AL.Selain itu,untuk kesiapan penggantian peralatanperalatan TNI Angkatan Udara.
“Semisal mengganti pesawat tempur untuk lawan insurgensi,” jelas Sjafrie di Jakarta kemarin. Meski demikian,Sjafrie enggan mengungkapkan perincian jenisjenis alutsista yang akan dibeli tersebut. “Itu masih ada rapat teknis lagi. Jadi rapat ini rapat induk, nanti ada rapat teknis lagi. Karena itu,belum bisa kita breakdownsampai ke tingkat yang lebih kecil. Ini baru rapat policy. Nanti ada rapat teknis,”jelasnya.
Diketahui sebelumnya,TNI Angkatan Udara akan mengganti pesawat tempur Oviten-10 Bronco yang di-grounded.Rencananya, pesawat Super Tucano buatan Brasil akan menggantikan pesawat tersebut. Kemhan,lanjut mantan Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI itu, juga akan mewajibkan penggunaan produksi dalam negeri, terutama bagi alutsista yang masih bisa diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri.
“Tentunya dengan kualitas dan spesifikasi yang diperlukan TNI.Selain itu,di tahun 2011 ini Kemhan juga mengusahakan dapat mencapai tingkat pemeliharaan kemampuan peralatan TNI,”paparnya. Untuk regulasi,Kemhan tahun ini memprioritaskan rampungnya beberapa draf rancangan undangundang, di antaranya tentang pertahanan negara.Kemhan juga akan meningkatkan pengawasan komprehensif terhadap pengelolaan anggaran,mulai dari perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan.
“Itu esensi dari kebi-jakan tahun ini,”katanya. Sementara itu, pengamat militer Universitas Indonesia Andi Widjojanto menilai,permasalahan utama dalam pengembangan alutsista TNI ada pada anggaran.“Komitmen anggaran pemerintah seperti apa? Presiden telah menyetujui anggaran Rp150 triliun, tapi dalam sidang Komisi I DPR yang mengundang Menkeu dan Kepala Bappenas,mereka kesulitan mengalokasikan anggaran seperti itu,” ungkapnya.
Kendala berikutnya terkait dengan remunerasi bagi TNI. Meskipun sangat ideal,hal itu berpeluang merusak proporsi anggaran pertahanan. Idealnya, menurut dia, porsi terbesar anggaran pertahanan itu diberikan kepada pengembangan alustsita.Namun, dengan adanya remunerasi, ada kemungkinan anggaran bisa tersedot untuk alokasi anggaran rutin dan gaji.
“Bagaimana bisa meningkatkan kesejahteraan prajurit tanpa mengurangi anggaran alutsista, itu salah satu tantangannya,”ujarnya. Andi juga mengatakan, seharusnya pada periode 2009–2014, produk legislasi di bidang pertahanan dapat dihasilkan Kementerian Pertahanan. Sebab, pada periode sebelumnya, tidak ada satu pun legislasi pertahanan yang dihasilkan.“UU Peradilan Militer gagal, begitu pun UU Rahasia Negara,” katanya.
Sumber: SINDO
7 Januari 2010, Jakarta -- (SINDO): Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan memfokuskan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) untuk memenuhi kesiapan operasional Tentara Nasional Indonesia (TNI) tahun 2011.
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, Kemhan akan melanjutkan pengadaan alutsista untuk tahun 2011, terutama untuk kesiapan operasional TNI seperti kebutuhan transportasi, mobilitas, persenjataan, dan peningkatan daya tangkal. Sjafrie menyatakan,pengadaan alutsista tersebut seperti pembelian kapal guna memperkuat patroli laut TNI AL.Selain itu,untuk kesiapan penggantian peralatanperalatan TNI Angkatan Udara.
“Semisal mengganti pesawat tempur untuk lawan insurgensi,” jelas Sjafrie di Jakarta kemarin. Meski demikian,Sjafrie enggan mengungkapkan perincian jenisjenis alutsista yang akan dibeli tersebut. “Itu masih ada rapat teknis lagi. Jadi rapat ini rapat induk, nanti ada rapat teknis lagi. Karena itu,belum bisa kita breakdownsampai ke tingkat yang lebih kecil. Ini baru rapat policy. Nanti ada rapat teknis,”jelasnya.
Diketahui sebelumnya,TNI Angkatan Udara akan mengganti pesawat tempur Oviten-10 Bronco yang di-grounded.Rencananya, pesawat Super Tucano buatan Brasil akan menggantikan pesawat tersebut. Kemhan,lanjut mantan Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI itu, juga akan mewajibkan penggunaan produksi dalam negeri, terutama bagi alutsista yang masih bisa diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri.
“Tentunya dengan kualitas dan spesifikasi yang diperlukan TNI.Selain itu,di tahun 2011 ini Kemhan juga mengusahakan dapat mencapai tingkat pemeliharaan kemampuan peralatan TNI,”paparnya. Untuk regulasi,Kemhan tahun ini memprioritaskan rampungnya beberapa draf rancangan undangundang, di antaranya tentang pertahanan negara.Kemhan juga akan meningkatkan pengawasan komprehensif terhadap pengelolaan anggaran,mulai dari perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan.
“Itu esensi dari kebi-jakan tahun ini,”katanya. Sementara itu, pengamat militer Universitas Indonesia Andi Widjojanto menilai,permasalahan utama dalam pengembangan alutsista TNI ada pada anggaran.“Komitmen anggaran pemerintah seperti apa? Presiden telah menyetujui anggaran Rp150 triliun, tapi dalam sidang Komisi I DPR yang mengundang Menkeu dan Kepala Bappenas,mereka kesulitan mengalokasikan anggaran seperti itu,” ungkapnya.
Kendala berikutnya terkait dengan remunerasi bagi TNI. Meskipun sangat ideal,hal itu berpeluang merusak proporsi anggaran pertahanan. Idealnya, menurut dia, porsi terbesar anggaran pertahanan itu diberikan kepada pengembangan alustsita.Namun, dengan adanya remunerasi, ada kemungkinan anggaran bisa tersedot untuk alokasi anggaran rutin dan gaji.
“Bagaimana bisa meningkatkan kesejahteraan prajurit tanpa mengurangi anggaran alutsista, itu salah satu tantangannya,”ujarnya. Andi juga mengatakan, seharusnya pada periode 2009–2014, produk legislasi di bidang pertahanan dapat dihasilkan Kementerian Pertahanan. Sebab, pada periode sebelumnya, tidak ada satu pun legislasi pertahanan yang dihasilkan.“UU Peradilan Militer gagal, begitu pun UU Rahasia Negara,” katanya.
Sumber: SINDO
Friday, January 7, 2011
Sertijab Komandan Batalyon Marinir Lantamal VI
7 Januari 2011, Makassar -- (ANTAR Foto): Danpasmar I Brigjen TNI Marinir A Faridz Washington (tengah) melakukan salam komando dengan Komandan Batalyon Marinir Lantamal VI baru, Mayor Marinir Mauriadi (kiri) dan Komandan Batalyon Marinir Lantamal VI lama, Mayor Marinir Joni Silistiawan (kanan) saat upacara Sertijab Komandan Batalyon Marinir Lantamal VI di Mako Latamal VI Makassar, Jumat (7/1). Mayor Marinir Mauriadi menggantikan Mayor Marinir Joni Silistiawan sebagai Komandan Batalyon Marinir Lantamal VI Makassar. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ed/pd/11)
Sejumlah pasukan Marinir TNI AL berbaris saat mengikuti upacara Sertijab Komandan Batalyon Marinir Lantamal VI di Mako Latamal VI Makassar, Jumat (7/1). Pasukan Marinir merupakan pasukan khusus TNI AL yang dapat melakukan penyerangan melalui laut, darat, dan udara guna mempertahankan keutuhan NKRI. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ed/pd/11)
Sejumlah pasukan Marinir TNI AL berbaris saat mengikuti upacara Sertijab Komandan Batalyon Marinir Lantamal VI di Mako Latamal VI Makassar, Jumat (7/1). Pasukan Marinir merupakan pasukan khusus TNI AL yang dapat melakukan penyerangan melalui laut, darat, dan udara guna mempertahankan keutuhan NKRI. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ed/pd/11)
KRI Teluk Hading-538 Angkut Pasukan Yonif-742 ke Pangkalan Induk
KRI Teluk Hading. (Foto: Istimewa)
7 Januari 2010, Kupang -- (Pos Kota): Kapal perang unsur jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) KRI Teluk Hading-538 melaksanakan operasi angkutan laut militer dengan mengangkut pasukan Batalyon Infanteri (Yonif) 742 kembali ke pangkalan induk di Kodam IX Udayana.
KRI Teluk Hading-538 dengan Komandan Mayor laut (P) Ucuk Heru S saat dihubungi mengatakan bahwa kapal perang jenis AT tipe Froch , selesai melaksanakan embarkasi pasukan di dermaga Tenau Kupang langsung berangkat melaksanakan operasi lintas laut menuju pangkalan Induk pasukan Kodam IX Udayana.
Batalyon 742 dengan kekuatan kurang lebih 600 personel selesai melaksanakan penugasan pengamanan di wilayah Indonesia yang berbatasan dengan Negara tetangga Timor Leste.selama satu tahun dalam rangka pengamanan wilayah perbatasan.
Kegiatan Opeasi angkutan laut Militer ini sebagai salah satu tugas pokok Kolinlamil dalam melaksanakan pergeseran pasukan dari suatu daerah menuju daerah penugasan dalam rangka Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Menurut Komandan KRI Mayor laut (P) Ucuk Heru S , kapal perang ini selama lintas laut di Perairan yang menjadi route pelayaran tetap melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas kapal perang TNI AL melaksanakan pemberhentian, pemeriksaan terhadap kapal-kapal pengguna laut di wilayah tersebut dalam rangka mendukung operasional Armada Kawasan.
Kegiatan operasi keamanan laut ini, paling tidak kehadiran di kawasan perairan dapat mencegah dan menangkal terhadap berbagai bentuk pelanggaran di laut. Selain itu kehadirannya dapat memberikan rasa aman bagi kapal-kapal niaga muupun para pengguna laut di kawasan terebut.
KRI Teluk Hading-538 yang sehari-hari berpangkalan di Jakarta tersebut dibawah pembinaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil ) Jakarta. Kapal perang dengan kemampuan angkut sampai dengan 600 pasukan tersebut memiliki kemampuan lintas laut dengan kecepatan masimal sampai dengan sekitar 11 knot.
Sumber: Kolinlamil
7 Januari 2010, Kupang -- (Pos Kota): Kapal perang unsur jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) KRI Teluk Hading-538 melaksanakan operasi angkutan laut militer dengan mengangkut pasukan Batalyon Infanteri (Yonif) 742 kembali ke pangkalan induk di Kodam IX Udayana.
KRI Teluk Hading-538 dengan Komandan Mayor laut (P) Ucuk Heru S saat dihubungi mengatakan bahwa kapal perang jenis AT tipe Froch , selesai melaksanakan embarkasi pasukan di dermaga Tenau Kupang langsung berangkat melaksanakan operasi lintas laut menuju pangkalan Induk pasukan Kodam IX Udayana.
Batalyon 742 dengan kekuatan kurang lebih 600 personel selesai melaksanakan penugasan pengamanan di wilayah Indonesia yang berbatasan dengan Negara tetangga Timor Leste.selama satu tahun dalam rangka pengamanan wilayah perbatasan.
Kegiatan Opeasi angkutan laut Militer ini sebagai salah satu tugas pokok Kolinlamil dalam melaksanakan pergeseran pasukan dari suatu daerah menuju daerah penugasan dalam rangka Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Menurut Komandan KRI Mayor laut (P) Ucuk Heru S , kapal perang ini selama lintas laut di Perairan yang menjadi route pelayaran tetap melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas kapal perang TNI AL melaksanakan pemberhentian, pemeriksaan terhadap kapal-kapal pengguna laut di wilayah tersebut dalam rangka mendukung operasional Armada Kawasan.
Kegiatan operasi keamanan laut ini, paling tidak kehadiran di kawasan perairan dapat mencegah dan menangkal terhadap berbagai bentuk pelanggaran di laut. Selain itu kehadirannya dapat memberikan rasa aman bagi kapal-kapal niaga muupun para pengguna laut di kawasan terebut.
KRI Teluk Hading-538 yang sehari-hari berpangkalan di Jakarta tersebut dibawah pembinaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil ) Jakarta. Kapal perang dengan kemampuan angkut sampai dengan 600 pasukan tersebut memiliki kemampuan lintas laut dengan kecepatan masimal sampai dengan sekitar 11 knot.
Sumber: Kolinlamil
KRI Frans Kaisiepo-368 Kembali Menjadi MIO
7 Januari 2010, Lebanon -- (Puspen TNI): Penunjukan kembali KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai MIO (Maritime Interdiction Operation) Commander yang keempat kalinya merupakan suatu capaian prestasi yang sangat membanggakan bagi KRI Frans Kaisiepo-368 dalam melaksanakan tugasnya sebagai salah satu unsur laut yang tergabung dalam Maritime Task Force/UNIFIL.
Penunjukan KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai MIO Commander tersebut merupakan salah satu bentuk kepercayaan dan pengakuan terhadap kemampuan dan profesionalisme KRI Frans Kaisiepo-368 dalam memimpin dan mengatur pelaksanaan Maritime Interdiction Operation itu sendiri, dimana sebelumnya tugas sebagai MIO Commander di pegang oleh kapal perang dari negara-negara NATO (North Atlantic Treaty Organization).
Sebagai MIO Commander, KRI Frans Kaisiepo-368 yang dikomandani Letkol Laut (P) Wasis Priyono, S.T., yang juga sekaligus Komandan Satgas Maritime Task Force KONGA XXVIII-B/UNIFIL membawahi beberapa unsur di AMO (Area of Maritime Operation) antara lain : FGS Donau A516 (Jerman), FGS Auerbach M1093 (Jerman), FGS Hyeane P6130 (Jerman), HS Laskos P20(Yunani),TCG Fatih F242(Turki), BNS Osman F18 (Bangladesh), dan BNS Madhumati F911 (Bangladesh).
Sebagai MIO Commander, KRI Frans Kaisiepo-368 dituntut untuk mampu melaksanakan identifikasi dan mengakomodir semua kontak baik kontak permukaan maupun udara yang dilaporkan oleh unsur-unsur yang tergabung dalam MTF (Maritime Task Force) guna membangun RMP (Recognized Maritime Picture) dan RAP (Recognized Air Picture) di AMO. Selain untuk membangun RMP dan RAP, KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai MIO Commander juga mempunyai wewenang, tugas dan tanggung jawab antara lain Melaksanakan pertukaran informasi dengan LAF-N (Lebanese Armed Force Navy) melalui LLO (Lebanese Liaison Officer) yang selalu onboard di kapal yang ditunjuk sebagai MIO Commanderguna mengatasi semua masalah yang berkaitan dengan kontak-kontak yang masuk atau keluar dari TTW (Territorial Water) Lebanon; Menugaskan unsur-unsur yang sedang beroperasi di AMO untuk melaksanakan tugas khusus seperti Shadowing(membayang-bayangi) kontak permukaan yang diklasifikasikan sebagai Suspect(kapal yang dicurigai); Mengatur semua kegiatan yang terkait dengan Boarding (pemeriksaan) yang dilakukan oleh unsur-unsur MTF terhadap kontak-kontak yang akan diperiksa; Mengatur penggunaan senjata oleh unsur-unsur MTF, tentunya dibawah kendali CTF (Commander Task Force) sebagai pemegang komando utama unsur-unsur MTF; Mengatur semua aktivitas yang berkaitan dengan recovery object yang ditemukan di TTW Lebanon; Menentukan klasifikasi kontak yang sudah di Hailing oleh unsur-unsur MTF. Apakah kontak tersebut termasuk dalam kalisifikasi Unknown (belum di ketahui identitasnya), Assumed Friend (dianggap teman) atau Suspect (yang dicurigai).
Untuk mampu melaksanakan semua tugas tersebut, tentunya KRI Frans Kaisiepo-368 dituntut untuk memiliki kesiapan SEWACO (Sensor Weapon and Command) yang memadai. Mulai dari sensor (radar) permukaan dan udara, pesawat komunikasi radio dan satelit serta akses internet yang mumpuni. Selain itu juga dituntut profesionalisme dari para prajurit pengawaknya. Kesemua hal tersebut sangatlah penting dan saling menunjang guna membangun RMP dan RAP di AMO, sehingga dapat mencegah terjadinya pelanggaran terhadap UNSCR (United Nations Security Council Resolution) 1701 dan 1884 yang merupakan mandat/dasar bagi pelaksanaan Maritime Task Force/UNIFIL.
Pada kesempatan kali keempat, KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai MIO Commander, LAF Navy menempatkan 1 (satu) orang Perwiranya atas nama LT Jalal Douaihy sebagai LO yang onboard di KRI Frans Kaisiepo-368 untuk membantu kelancaran tugas MIO Commander berkaitan dengan koordinasi dengan otoritas maritime di Lebanon dan LAF-N. Dia mengatakan: Indonesian Navy is very professional. I am proud of your works as MIO Commander. This is a trust for KRI Frans Kaisiepo-368 which is appointed as MIO Commander. The experience of the ship officers is very good and the crew of KRI Frans Kaisiepo-368 is very reliable.
Kemudian setelah LO on board di KRI Frans Kaisiepo-368, dilanjutkan dengan latihan MANEX (Maneuvering Exercise) dengan TCG Fatih F242 dan FGS Auerbach M1093. Dimana kedua unsur tersebut merupakan unsur-unsur yang tergabungdalam Maritime Task Force/UNIFIL. Adapun tujuan latihan Maneuver Exercise adalah untuk melatih kemampuan profesionalisme para pengawak kapal dalam mengendalikan atau memanuverkan kapal sesuai dengan bentuk formasi yang diperintahkan. Dalam membentuk formasi-formasi tersebut, masing-masing unsur dituntut bermanuver dengan memperhatikan jarak,halu dan kecepatannya. Latihan Manex ini dilaksanakan kurang lebih selama satu setengah jam dengan beragam formasi sesuai dengan perintah yang diberikan oleh OCE (Officer Conducting Serial)dan dapat terlaksana dengan baik. Setelah latihan dinyatakan selesai, masing-masing Komandan unsur saling memberikan apresiasi dan penghargaan yang mendalam terhadap kelancaran pelaksanaan latihan Manex tersebut.
Sumber: Puspen TNI
Pemerintah Bahas Penjaga Perairan
7 Januari 2011, Jakarta -- (Kompas): Pembentukan penjaga perairan atau coast guard masih dalam pengkajian. Pasalnya, pembentukan pasukan itu masih berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, yang hanya mencakup pengamanan pelayaran semata.
”Padahal, fungsi coast guard itu untuk pengamanan laut dalam aspek yang lebih luas,” kata Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Rabu (5/1) di Jakarta, seusai menghadiri perayaan ulang tahun keempat Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla).
Karena itu, saat ini sedang dilakukan pengkajian antara Kemenko Polhukam dan Kementerian Perhubungan.
Kajian itu untuk menemukan bentuk pasukan penjaga perairan yang paling bagus. ”Ini, kan, tidak mudah. UU harus direvisi DPR. Jadi, harus matang dulu di internal, baru diubah di DPR,” kata Djoko lagi.
Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla Laksamana Madya Didik Heru Purnomo mengatakan, untuk masa mendatang, masalah keamanan di laut bersifat lebih menyeluruh. Keamanan tidak saja berhubungan dengan pelayaran, tetapi ada juga tindak pidana khusus, pencemaran, search and rescue (SAR), dan imigran gelap. ”Jadi, harus ada sinkronisasi koordinasi keamanan,” katanya.
Selain itu, ada perkembangan global yang harus dicermati. Di Amerika Serikat, misalnya, penjaga perairan berkembang menjadi angkatan bersenjata kelima yang urusannya total berkaitan dengan militer. Bentuk untuk Indonesia kini masih dicari.
Tentang batas waktu, menurut Didik, harus dilaksanakan sebelum akhir 2011. Hal ini sesuai amanat UU Pelayaran yang disahkan tahun 2008. ”UU mengamanatkan, coast guard harus dibentuk tiga tahun setelah UU Pelayaran disahkan,” katanya.
Soal teknis hukum, Didik menyatakan, ia menyerahkan kepada Menko Polhukam. Yang jelas, substansi penjaga perairan akan lebih daripada keamanan pelayaran. Pasalnya, ancaman di laut lebih luas dan membutuhkan sinkronisasi koordinasi. ”Walau tidak ada di Indonesia, perompakan dan pembajakan sekarang banyak yang memakai alat militer,” imbuhnya.
Didik menyatakan optimistis bisa memenuhi target penyelamatan potensi kerugian negara sebesar Rp 400 miliar selama tahun 2011. Jumlah tersebut berarti hampir tiga kali lipat daripada hasil yang diperoleh selama 2010, yaitu Rp 150 miliar.
Pasukan Katak
Secara terpisah, Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut (AL) membutuhkan perlengkapan modern. Panglima Armada Barat TNI AL Laksamana Muda Hari Bowo di Tanjung Pasir, Tangerang, Selasa, menjelaskan, dia akan menyampaikan permintaan Kopaska kepada Mabes TNI.
”Kami akan ajukan sesuai skala prioritas dan kekuatan operasional minum agar terpenuhi,” kata Hari Bowo.
Sumber: KOMPAS
Hovercraft TNI AL Dimodifikasi
6 Januari 2010, Surabaya -- (Penarmatim): Hovercraft yand dimiliki TNI Angkatan Laut sedang dimodifikasi sistim pendorongnya. Ada Lima unit Hovercraft yang dimiliki oleh Koarmatim yang diawaki oleh anggota Divisi Pantai yang berada dibawah jajaran Satuan Kapal Amfibi (satfib) Koarmatim yang saat ini diujicobakan di laut sekitar Dermaga Koarmatim, Kamis (6/1).
Sistim pendorong yang dirubah dari semula menggunakan Fix Propeler menjadi Picth Propeler yang memiliki sistim kerja yang berbeda. Sistim lama Fix Propeler memiliki kelemahan jika mesin di start maka kendaraan tersebut langsung berjalan atau melaju. Sedangkan sistim baru Picth Propeler memiliki keunggulan jika mesin di start kendaraan tersebut masih biasa diam ditempat.
Dalam proses modifikasi Hovercraft dibawah ketua koordinasi Kolonel Laut (T) Cahyono R, S.E., yang merupakan Staf Ahli (Sahli) Pangarmatim bidang Teknologi Logistik bekerjasama dengan Fasilitas Pemeliharaan dan Pangkalan (Fasharkan) Surabaya serta Divisi pantai. Rencananya kelima Hovercraft yang ada di Koarmatim semuanya akan dimodifikasi jika dalam uji coba kali ini berhasil tanpa ada hambatan, tegas Sahli Pangarmatim bidang Teknologi Logistik.
Ada beberapa spesifikasi yang dimiliki oleh Hovercrat TNI AL buatan industry Nasional tahun 2005 yang ada sekarang diantaranya adalah kendaraan ini memiliki peralatan radar navigasi, Global Position Sistym (GPS) radio komunikasi, mampu mengangkut 20 personel dengan beban berat maksimum 2000 kilo gram. Kecepatan maksimum 33 knot, kecepatan jelajah 28 knot dengan menggunakan mesin 466HP. Deutz BF 8M 1015 CP buatan Jerman berbahan bakar solar yang mampu berjalan diatas gelombang setinggi 100 Cm menggunakan sistim kemudi hidrolik.
Yang belum diketahui oleh banyak orang bahwa hovercraft ini saat berjalan posisinya adalah tidak menyentuh air atau darat, tetapi melayang sekitar 3 Cm dari permukaan, selain mampu menjelajah lautan juga mampu berjalan di rawa-rawa dan daratan. Fungsi hovercraft dikalangan TNI AL sebagai sarana mendukung operasi pendaratan amfibi, ambulan air dan angkut personel.
Sumber: Dispenarmatim
Thursday, January 6, 2011
DCNS Mulai Bangun FREMM Keempat AL Perancis
FS Aquitaine ditampilkan pada publik saat upacara peluncuran oleh Presiden Perancis Nicolas Sarkozy di galangan kapal Lorient pada 4 Mei 2010. Aquitane frigate pertama untuk AL Perancis dibawah program FREMM (European multi-missions frigates) yang dikembangkan bersama Italia. (Foto: Getty Images)
6 Januari 2010 -- (Berita HanKam): DCNS mulai mengerjakan pembuatan frigate kelas FREMM Provence milik Angkatan Laut Perancis.
Pemotongan baja pertama dilakukan di Lorient pada 15 Desember 2010, dihadiri KASAL Perancis Laksamana Pierre-Francois Forissier.
Perancis bekerjasama dengan Italia mengembangkan program FREMM, merupakan program pertahanan maritim terbesar di kawasan Eropa. Pemerintah Perancis telah meneken kontrak pembelian 11 FREMM sedangkan Italia berencana membeli 10 kapal. AL Perancis akan menerima 9 FREMM versi anti kapal selam serta dua kapal anti serangan udara.
DCNS saat ini sedang membangun tiga Frégate Européenne Multi-Missions (FREMM) AL Perancis FS Normandie, FS Aquitaine dan FS Provence serta satu FREMM AL Maroko, sebagai pembeli pertama di luar Perancis.
FS Aquitaine, FREEM pertama milik AL Perancis, diresmikan peluncurannya oleh Presiden Perancis Nicolas Sarkozy di galangan kapal Lorient, 4 Mei 2010. (Foto: Getty Images)
Sumber: Brahmand.com/Getty Images
6 Januari 2010 -- (Berita HanKam): DCNS mulai mengerjakan pembuatan frigate kelas FREMM Provence milik Angkatan Laut Perancis.
Pemotongan baja pertama dilakukan di Lorient pada 15 Desember 2010, dihadiri KASAL Perancis Laksamana Pierre-Francois Forissier.
Perancis bekerjasama dengan Italia mengembangkan program FREMM, merupakan program pertahanan maritim terbesar di kawasan Eropa. Pemerintah Perancis telah meneken kontrak pembelian 11 FREMM sedangkan Italia berencana membeli 10 kapal. AL Perancis akan menerima 9 FREMM versi anti kapal selam serta dua kapal anti serangan udara.
DCNS saat ini sedang membangun tiga Frégate Européenne Multi-Missions (FREMM) AL Perancis FS Normandie, FS Aquitaine dan FS Provence serta satu FREMM AL Maroko, sebagai pembeli pertama di luar Perancis.
FS Aquitaine, FREEM pertama milik AL Perancis, diresmikan peluncurannya oleh Presiden Perancis Nicolas Sarkozy di galangan kapal Lorient, 4 Mei 2010. (Foto: Getty Images)
Sumber: Brahmand.com/Getty Images
Wamenhan Pimpin Pra Rapim Kemhan Tahun 2011
Tank amphibi terbaru milik Marinir BMP-3F buatan Rusia, 17 unit dibeli pemerintah Indonesia. Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan berencana membeli ratusan tank guna gantikan tank uzur milik Marinir. (Foto: Dispenkoarmatim)
4 Januari 2011, Jakarta -- (DMC): Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, Selasa pagi (4/1) membuka sekaligus memimpin langsung kegiatan Pra Rapat Pimpinan (Pra Rapim) Kemhan, Tahun 2011 di Kantor Kemhan RI, Jakarta Pusat. Kegiatan Pra Rapim saat ini dihadiri oleh sekitar 83 peserta yang berasal dari pejabat esselon I dan II sebagai penentu kebijakan Satuan Kerja (Satker) yang ada di lingkungan Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, Mabes Angkatan, serta Universitas Pertahanan (UNHAN).
Dalam pengarahannya, Wamenhan mengatakan esensi dari kegiatan Pra Rapim Kemhan 2011 ini adalah suatu konsolidasi dalam menghadapi Rapat Pimpinan (Rapim) Kemhan di tahun 2011 pada tanggal 6 Januari 2011 mendatang. Adapun agendanya antaralain, penyampaian refleksi dan evaluasi kebijakan Tahun 2010 dari setiap pejabat esselon I sebagai penentu kebijakan. Menurut Wamnehan, hal tersebut dimaksudkan sebagai referensi bagi Menteri Pertahanan didalam merumuskan kebijakan pertahanan negara tahun 2011 yang akan disampaikan pada rapim Kemhan 2011 mendatang.
Selain itu agenda lainnya adalah pembahasan pemutakhiran data-data dalam rangka program pendekatan dan pencapaian Kekuatan Pokok Minimal atau MEF (Minimum Essential Force) untuk memenuhi kebutuhan Alutsista TNI pada tahun 2011. Selain itu juga untuk memformulasikan perencanaan Blue Book kebutuhan alutsista dengan menggunakan pinjaman luar negeri yang berperiode 2010-2014.
Diharapkan Wamenhan, pembahasan agenda saat ini akan memberikan manfaat yang besar didalam merumuskan bobot dari Rapim Kemhan nanti. Diharapkan juga adanya masukan-masukan yang ada kaitannya dengan kebijakan-kebijakan dan pemutakhiran data mengenai kebutuhan alutsista untuk tahun 2011.
Penyelenggaraan kegiatan Pra Rapim 2011 dilaksanakan dalam rangka merumuskan kebijakan Pertahanan Tahun 2011 dan pembahasan Updating MEF (Minimal Esensial Force) untuk Tahun 2011-2014. Disamping itu pada kegiatan tersebut juga di bahas tentang refleksi dan evaluasi kebijakan tahun 2010 dari masing-masing Satuan Kerja penentu kebijakan dengan dihadapkan pada kebijakan umum Pertahanan Negara yang telah ditetapkan oleh Presiden. Sehingga nantinya diharapkan akan diketemukan Formulasi kebijakan pertahanan Tahun. 2011 setelah melalui suatu diskusi dari masing-masing peserta.
Terkait proses untuk memformulasi rumusan kebijakan pertahanan Tahun 2011 tersebut juga melibatkan urusan-urusan perencanaan dari Mabes TNI dan Mabes Angkatan yang sejak awal penetuan kebijakan pertahanan tahun 2010 telah terlibat.
Melalui proses diskusi yang melibatkan semua Satker di Kemhan dan UNHAN perencana di Mabes TNI dan Angkatan diharapkan tersusun Kebijakan Pertahanan Negara tahun 2011 yang lebih komprehensif, tepat sasaran dan sesuai tantangan dan ancaman yang dihadapai dimasa yang akan datang.
Mengenai evaluasi kebijakan tahun 2010 Universitas Pertahanan (UNHAN), Rektor Unhan, Mayjen TNI Syarifudin Tippe selain menyampaikan evaluasi terhadap pembangunan empat Program Studi (Prodi Strategi Perang Semesta, Prodi Manajemen Pertahanan, Prodi Ekonomi Pertahanan dan Prodi Manajemen Bencana ) yang menyertai berdirinya UNHAN. Rektor Unhan juga menyampaikan kegiatan penting yang telah dilaksanakan pada tahun 2010, seperti pelaksanaan Seminar Internasional, pelaksanaan Simposium Nasional tentang kedaulatan NKRI, UNhan telah berhasil menjadi Co-Chaiman pada 14th ARF HDUCIM di NDU Washington DC.
Terkait rencana kegiatan tahun 2011, Rektor menjelaskan beberapa kegiatan yang telah dirintis, seperti penyususnan Naskah Akademik posisi ilmu pertahanan dalam rumpun keilmuan, rencana penyelenggaraan Jakarta Internasional Defence Dialoue (JIDD) dan rencana penyelenggaraan 15th ASEAN Regional Forum Heads Of Defense University /College/Institute Meeting.
Bidang Strategi
Ditjen Strategi Pertahanan (Strahan) menyampaikan beberapa hal yang menonjol seperti analisis Strategi masih diperlukannya penajaman kembali regulasi mekanisme transformasi informasi komunitas intelijen, kebijakan pembangunan Kekuatan Pertahanan Minimal Essential Force (MEF) masih terbatasnya dukungan anggaran dan singkronisasi Shopping list Alutsista, Kerjasama Internasional disampaikan terkait dengan proses penyiapan ketentuan dari pelaksanaan ADMM 2011 mendatang dan bidang Wilhan dijelaskan tentang telah ditandatanganinya pertukaran Ratifikasi hasil perundingan batas laut teretorial RI-Singapura serta penanganan 10 Outstanding Boudary Problems batas darat RI – Malaysia.
Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Itjen Kemhan menyoroti bahwa selama pelaksanaan tahun anggaran 2010, satker-satker di lingkungan Kemhan RI, dalam melaksanakan program-programnya, masih belum secara optimal menerapkan manajemen mulai dari aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan evaluasi dan pelaporan. Inspektorat baik dari internal (dhi Kemhan RI) ataupun eksternal (BPK RI) masih menemui adanya dugaan penyimpangan proses pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan oleh satker-satker di lingkungan Kemhan, hal ini tentunya .dapat mempengaruhi akuntabilitas kinerja Kemhan secara keseluruhan.
Sehingga pada tahun 2011 ini, segenap pimpinan dan personel di lingkungan Kemhan dituntut dapat meningkatkan daya pikir dan inovasi guna memformulasikan kebijakan Kemhan sehingga mampu memperoleh hasil yang diharapkan. Selain itu diharapkan para satker dapat melakuakan pembenahan manajemen dan administrasinya secara menyeluruh ke depan, khususnya pengelolaan Barang Milik Negara, sebagai upaya mendukung Laporan keuangan Kemhan dan TNI, pada akhirnya opini disclaimer “wajar tanpa pengecualian” dapat tercapai.
Bidang Perencanaan
Ditjen Renhan dalam refleksi kebijakannya terus memprioritaskan kelanjutan pembangunan Minimum Essential Force (MEF) melalui modernisasi alutsista TNI AD, AL dan AU dengan total kebutuhan anggaran sebesar Rp. 279, 86 trilyun, di mana tahun 2010 merupakan awal perdana program tersebut dengan anggaran sebesar 42. 310,14 Milyar rupiah. Untuk memepercepat pencapaian MEF telah disetujui tambahan anggaran sebesar Rp. 57 Triliun, dengan rincian Tahun 2010 sebesar Rp. 7 Trilun, Tahun 2011 sebesar Rp. 11 Trilun, Tahun 2012 sebesar Rp.12 Triliun, Tahun 2013 sebesar Rp. 13 Triliun dan tahun 2013 sebesar 14 Triliun.
Dan pada tahun anggaran 2011 total anggaran yang direncakan sebesar Rp. 47.498.500.000 dengan perincian belanja pegawai sebesar Rp. 22.583.830.000, belanja barang sebesar Rp.10.193.790.000 dan belanja modal sebesar Rp. 14.720.880.000
Sedangkan hal mendapat sorotan Ditjen Renhan adalah terealisasinya pembayaran tunjangan kinerja bagi personel TNI dan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Kemhan dan TNI serta tunjanagn khusus prbatasan bagi prajurit dan PNS yang bertugas di wilayah pulau-pulau kecil terluar dan wilayah perbatasan NKRI. Saat ini terdapat 12 pulau terluar yang dijaga oleh TNI dari 92 pulau terluar yang ada dan tiga wilayah perbatasan darat, di mana prajurit yang menjaga dirasa perlu mendapatkan tunjangan tersebut. Namun demikian, Renhan mengharapkan adanya up dating data secara kuantitatif, sehingga penyaluran tunjangan dapat tepat sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan.
Bidang Kekuatan Pertahanan
Ditjen Kuathan melihat perlu peningkatan pengembangan Sistem Manajemen Akuntabilitas Barang Milik Negara (SIMAK BMN) dengan melengkapi piranti lunak atau kerasnya. Dan dalam perencanaan kebutuhan materiel terutama pengadaan alat kesehatan masih belum sesuai dengan rencana kebutuhan yang dialokasikan.
Hal ini terkait dengan upaya penertiban BMN dan upaya untuk memperoleh opini WTP dari BPK. Ditjen Kuathan mengharapkan adanya kesinambungan anggaran untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pengembangan SIMAK BMN ke depan.
Bidang Potensi Pertahanan
Ditjen Pothan sebagai pelaksana tugas dan fungsi Kemhan dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang potensi pertahanan telah menyusun RUU tentang Komponen Pendukung dan Bela Negara serta Rancangan Peraturan Presiden tentang Komponen Cadangan dan Bela Negara, serta kegiatan sosialisasi terhadap produk tersebut.
Namun mengingat RUU Kompenen Cadangan yang diajukan Kemhan belum mendapatkan pengesahan dari DPR, Ditjen Pothan mengharapkan perlunya intensitas pendekatan terhadap Dewan dalam rangka mempercepat pengesahan RUU Komponen Cadangan.
Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Sebagai unsur pelaksana tugas dan fungsi dalam penyelanggaran bidang pendidikan dan pelatihan di bidang pertahanan, Badiklat Kemhan selama tahun 2010, secara umum telah menjawab peningkatan kompetensi personel Kemhan/TNI yang dibutuhkan organisasi atau untuk menjawab sistem di lingkungan Kemhan yaitu pemenuhan jabatan struktural dan fungsional tertentu atau umum. Kegiatan workshop bagi pejabat baru eselon II, II dan IV tentang Sistem Pertahanan Negara dan atau ketrampilan melalui Geladi Olah Krida Nusantara Jaya juga telah mampu diselenggarakan oleh Badiklat Kemhan RI, selain penyelenggaraan pendidikan yang rutin dilaksanakan.
Bidang Penelitian dan Pengembangan
Balitbang menyoroti keterbatasan anggaran dan keterbatasan tekhnologi dalam pembuatan prototipe Rudal jelajah Surface to Surface berjarak 100-150 km kurang efektif, mengingat pembuatan litbang harus terpadu antara sistem peluncuran dan pengendalian. Litbang juga mengharapkan program pembuatan Warhead Impact Fuze untuk rudal, pembuatan material komposit alumminium paduan, Glade Smart Bomb, Alkom Manfapack dan Alkompur Ruset UHF yang saat ini masih pada taraf model, dilanjutkan sampai dengan taraf prototype pada tahun 2011.
Bidang Sarana Pertahanan
Badan sarana Pertahanan dalam evaluasi prgram kerjanya tahun 2010 telah berhasil melibatkan Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang dan badan Usaha Milik negara Industri Pertahanan dalam peningkatan kemampuan dan inovasi membuat rancang bangun serta mendorong dan mensinegiskan industri pertahanan lelaui revilatisasi industri pertahanan dalam negeri. Selain itu beberapa alutsista dengan tekhnologi canggih juga telah berhasil didatangkan untuk memperkuat TNI, beberapa diantaranya pesawat Shukoi untuk TNI AU, Helikopter MI35P untuk TNI AD dan Tank BMP3F untuk TNI AL. Baranahan melalui direktorat konstruksi juga telah memulai pembangunan PMPP yang diharapkan siap beroperasi pada tahun 2013.
Selanjutnya dari pihak Mabes TNI dan Angkatan yang diwakili oleh para Staf Perencanaan telah menyampaikan kebutuhan alutsista TNI pada Tahun 2010-2014 secara rinci dengan pengadaan Multiyear system. Dalam pengadaan alutsista tersebut juga ditentukan alutsista mana saja yang akan diadakan di dalam negeri dan pengadaan luar negeri. Pada dasarnya pengadaan alutsista TNI tersebut telah melalui pembahasan bersama dengan Menhan beserta angkatan.
Sementara itu pada sesi tanggapan Pra Rapim 2011 yang dipimpin oleh Wamenhan, telah dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengadaan alutsista TNI untuk tahun 2011 hingga 2014. berbagai masukan telah dibahas dengan mendapatkan hal yang proporsional. Penuturan Wamenhan terkait dengan pengintegrasian sistem dan peralatan yang ada di masing-masing matra dan penekanan pada fungsi matra pada pelaksanaan tugas secara umum.
Pada bagian akhir sebelum Pra Rapim 2011 ditutup, Wamenhan menekankan agar ada keseragaman sistematika pengadaan Alutsista dan sarana prasarana, sehingga ada data yang factual terkait dengan alokasi anggaran pada masing-masing bagian yang direncanakan.
Sumber: DMC
4 Januari 2011, Jakarta -- (DMC): Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, Selasa pagi (4/1) membuka sekaligus memimpin langsung kegiatan Pra Rapat Pimpinan (Pra Rapim) Kemhan, Tahun 2011 di Kantor Kemhan RI, Jakarta Pusat. Kegiatan Pra Rapim saat ini dihadiri oleh sekitar 83 peserta yang berasal dari pejabat esselon I dan II sebagai penentu kebijakan Satuan Kerja (Satker) yang ada di lingkungan Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, Mabes Angkatan, serta Universitas Pertahanan (UNHAN).
Dalam pengarahannya, Wamenhan mengatakan esensi dari kegiatan Pra Rapim Kemhan 2011 ini adalah suatu konsolidasi dalam menghadapi Rapat Pimpinan (Rapim) Kemhan di tahun 2011 pada tanggal 6 Januari 2011 mendatang. Adapun agendanya antaralain, penyampaian refleksi dan evaluasi kebijakan Tahun 2010 dari setiap pejabat esselon I sebagai penentu kebijakan. Menurut Wamnehan, hal tersebut dimaksudkan sebagai referensi bagi Menteri Pertahanan didalam merumuskan kebijakan pertahanan negara tahun 2011 yang akan disampaikan pada rapim Kemhan 2011 mendatang.
Selain itu agenda lainnya adalah pembahasan pemutakhiran data-data dalam rangka program pendekatan dan pencapaian Kekuatan Pokok Minimal atau MEF (Minimum Essential Force) untuk memenuhi kebutuhan Alutsista TNI pada tahun 2011. Selain itu juga untuk memformulasikan perencanaan Blue Book kebutuhan alutsista dengan menggunakan pinjaman luar negeri yang berperiode 2010-2014.
Diharapkan Wamenhan, pembahasan agenda saat ini akan memberikan manfaat yang besar didalam merumuskan bobot dari Rapim Kemhan nanti. Diharapkan juga adanya masukan-masukan yang ada kaitannya dengan kebijakan-kebijakan dan pemutakhiran data mengenai kebutuhan alutsista untuk tahun 2011.
Penyelenggaraan kegiatan Pra Rapim 2011 dilaksanakan dalam rangka merumuskan kebijakan Pertahanan Tahun 2011 dan pembahasan Updating MEF (Minimal Esensial Force) untuk Tahun 2011-2014. Disamping itu pada kegiatan tersebut juga di bahas tentang refleksi dan evaluasi kebijakan tahun 2010 dari masing-masing Satuan Kerja penentu kebijakan dengan dihadapkan pada kebijakan umum Pertahanan Negara yang telah ditetapkan oleh Presiden. Sehingga nantinya diharapkan akan diketemukan Formulasi kebijakan pertahanan Tahun. 2011 setelah melalui suatu diskusi dari masing-masing peserta.
Terkait proses untuk memformulasi rumusan kebijakan pertahanan Tahun 2011 tersebut juga melibatkan urusan-urusan perencanaan dari Mabes TNI dan Mabes Angkatan yang sejak awal penetuan kebijakan pertahanan tahun 2010 telah terlibat.
Melalui proses diskusi yang melibatkan semua Satker di Kemhan dan UNHAN perencana di Mabes TNI dan Angkatan diharapkan tersusun Kebijakan Pertahanan Negara tahun 2011 yang lebih komprehensif, tepat sasaran dan sesuai tantangan dan ancaman yang dihadapai dimasa yang akan datang.
Mengenai evaluasi kebijakan tahun 2010 Universitas Pertahanan (UNHAN), Rektor Unhan, Mayjen TNI Syarifudin Tippe selain menyampaikan evaluasi terhadap pembangunan empat Program Studi (Prodi Strategi Perang Semesta, Prodi Manajemen Pertahanan, Prodi Ekonomi Pertahanan dan Prodi Manajemen Bencana ) yang menyertai berdirinya UNHAN. Rektor Unhan juga menyampaikan kegiatan penting yang telah dilaksanakan pada tahun 2010, seperti pelaksanaan Seminar Internasional, pelaksanaan Simposium Nasional tentang kedaulatan NKRI, UNhan telah berhasil menjadi Co-Chaiman pada 14th ARF HDUCIM di NDU Washington DC.
Terkait rencana kegiatan tahun 2011, Rektor menjelaskan beberapa kegiatan yang telah dirintis, seperti penyususnan Naskah Akademik posisi ilmu pertahanan dalam rumpun keilmuan, rencana penyelenggaraan Jakarta Internasional Defence Dialoue (JIDD) dan rencana penyelenggaraan 15th ASEAN Regional Forum Heads Of Defense University /College/Institute Meeting.
Bidang Strategi
Ditjen Strategi Pertahanan (Strahan) menyampaikan beberapa hal yang menonjol seperti analisis Strategi masih diperlukannya penajaman kembali regulasi mekanisme transformasi informasi komunitas intelijen, kebijakan pembangunan Kekuatan Pertahanan Minimal Essential Force (MEF) masih terbatasnya dukungan anggaran dan singkronisasi Shopping list Alutsista, Kerjasama Internasional disampaikan terkait dengan proses penyiapan ketentuan dari pelaksanaan ADMM 2011 mendatang dan bidang Wilhan dijelaskan tentang telah ditandatanganinya pertukaran Ratifikasi hasil perundingan batas laut teretorial RI-Singapura serta penanganan 10 Outstanding Boudary Problems batas darat RI – Malaysia.
Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Itjen Kemhan menyoroti bahwa selama pelaksanaan tahun anggaran 2010, satker-satker di lingkungan Kemhan RI, dalam melaksanakan program-programnya, masih belum secara optimal menerapkan manajemen mulai dari aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan evaluasi dan pelaporan. Inspektorat baik dari internal (dhi Kemhan RI) ataupun eksternal (BPK RI) masih menemui adanya dugaan penyimpangan proses pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan oleh satker-satker di lingkungan Kemhan, hal ini tentunya .dapat mempengaruhi akuntabilitas kinerja Kemhan secara keseluruhan.
Sehingga pada tahun 2011 ini, segenap pimpinan dan personel di lingkungan Kemhan dituntut dapat meningkatkan daya pikir dan inovasi guna memformulasikan kebijakan Kemhan sehingga mampu memperoleh hasil yang diharapkan. Selain itu diharapkan para satker dapat melakuakan pembenahan manajemen dan administrasinya secara menyeluruh ke depan, khususnya pengelolaan Barang Milik Negara, sebagai upaya mendukung Laporan keuangan Kemhan dan TNI, pada akhirnya opini disclaimer “wajar tanpa pengecualian” dapat tercapai.
Bidang Perencanaan
Ditjen Renhan dalam refleksi kebijakannya terus memprioritaskan kelanjutan pembangunan Minimum Essential Force (MEF) melalui modernisasi alutsista TNI AD, AL dan AU dengan total kebutuhan anggaran sebesar Rp. 279, 86 trilyun, di mana tahun 2010 merupakan awal perdana program tersebut dengan anggaran sebesar 42. 310,14 Milyar rupiah. Untuk memepercepat pencapaian MEF telah disetujui tambahan anggaran sebesar Rp. 57 Triliun, dengan rincian Tahun 2010 sebesar Rp. 7 Trilun, Tahun 2011 sebesar Rp. 11 Trilun, Tahun 2012 sebesar Rp.12 Triliun, Tahun 2013 sebesar Rp. 13 Triliun dan tahun 2013 sebesar 14 Triliun.
Dan pada tahun anggaran 2011 total anggaran yang direncakan sebesar Rp. 47.498.500.000 dengan perincian belanja pegawai sebesar Rp. 22.583.830.000, belanja barang sebesar Rp.10.193.790.000 dan belanja modal sebesar Rp. 14.720.880.000
Sedangkan hal mendapat sorotan Ditjen Renhan adalah terealisasinya pembayaran tunjangan kinerja bagi personel TNI dan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Kemhan dan TNI serta tunjanagn khusus prbatasan bagi prajurit dan PNS yang bertugas di wilayah pulau-pulau kecil terluar dan wilayah perbatasan NKRI. Saat ini terdapat 12 pulau terluar yang dijaga oleh TNI dari 92 pulau terluar yang ada dan tiga wilayah perbatasan darat, di mana prajurit yang menjaga dirasa perlu mendapatkan tunjangan tersebut. Namun demikian, Renhan mengharapkan adanya up dating data secara kuantitatif, sehingga penyaluran tunjangan dapat tepat sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan.
Bidang Kekuatan Pertahanan
Ditjen Kuathan melihat perlu peningkatan pengembangan Sistem Manajemen Akuntabilitas Barang Milik Negara (SIMAK BMN) dengan melengkapi piranti lunak atau kerasnya. Dan dalam perencanaan kebutuhan materiel terutama pengadaan alat kesehatan masih belum sesuai dengan rencana kebutuhan yang dialokasikan.
Hal ini terkait dengan upaya penertiban BMN dan upaya untuk memperoleh opini WTP dari BPK. Ditjen Kuathan mengharapkan adanya kesinambungan anggaran untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pengembangan SIMAK BMN ke depan.
Bidang Potensi Pertahanan
Ditjen Pothan sebagai pelaksana tugas dan fungsi Kemhan dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang potensi pertahanan telah menyusun RUU tentang Komponen Pendukung dan Bela Negara serta Rancangan Peraturan Presiden tentang Komponen Cadangan dan Bela Negara, serta kegiatan sosialisasi terhadap produk tersebut.
Namun mengingat RUU Kompenen Cadangan yang diajukan Kemhan belum mendapatkan pengesahan dari DPR, Ditjen Pothan mengharapkan perlunya intensitas pendekatan terhadap Dewan dalam rangka mempercepat pengesahan RUU Komponen Cadangan.
Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Sebagai unsur pelaksana tugas dan fungsi dalam penyelanggaran bidang pendidikan dan pelatihan di bidang pertahanan, Badiklat Kemhan selama tahun 2010, secara umum telah menjawab peningkatan kompetensi personel Kemhan/TNI yang dibutuhkan organisasi atau untuk menjawab sistem di lingkungan Kemhan yaitu pemenuhan jabatan struktural dan fungsional tertentu atau umum. Kegiatan workshop bagi pejabat baru eselon II, II dan IV tentang Sistem Pertahanan Negara dan atau ketrampilan melalui Geladi Olah Krida Nusantara Jaya juga telah mampu diselenggarakan oleh Badiklat Kemhan RI, selain penyelenggaraan pendidikan yang rutin dilaksanakan.
Bidang Penelitian dan Pengembangan
Balitbang menyoroti keterbatasan anggaran dan keterbatasan tekhnologi dalam pembuatan prototipe Rudal jelajah Surface to Surface berjarak 100-150 km kurang efektif, mengingat pembuatan litbang harus terpadu antara sistem peluncuran dan pengendalian. Litbang juga mengharapkan program pembuatan Warhead Impact Fuze untuk rudal, pembuatan material komposit alumminium paduan, Glade Smart Bomb, Alkom Manfapack dan Alkompur Ruset UHF yang saat ini masih pada taraf model, dilanjutkan sampai dengan taraf prototype pada tahun 2011.
Bidang Sarana Pertahanan
Badan sarana Pertahanan dalam evaluasi prgram kerjanya tahun 2010 telah berhasil melibatkan Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang dan badan Usaha Milik negara Industri Pertahanan dalam peningkatan kemampuan dan inovasi membuat rancang bangun serta mendorong dan mensinegiskan industri pertahanan lelaui revilatisasi industri pertahanan dalam negeri. Selain itu beberapa alutsista dengan tekhnologi canggih juga telah berhasil didatangkan untuk memperkuat TNI, beberapa diantaranya pesawat Shukoi untuk TNI AU, Helikopter MI35P untuk TNI AD dan Tank BMP3F untuk TNI AL. Baranahan melalui direktorat konstruksi juga telah memulai pembangunan PMPP yang diharapkan siap beroperasi pada tahun 2013.
Selanjutnya dari pihak Mabes TNI dan Angkatan yang diwakili oleh para Staf Perencanaan telah menyampaikan kebutuhan alutsista TNI pada Tahun 2010-2014 secara rinci dengan pengadaan Multiyear system. Dalam pengadaan alutsista tersebut juga ditentukan alutsista mana saja yang akan diadakan di dalam negeri dan pengadaan luar negeri. Pada dasarnya pengadaan alutsista TNI tersebut telah melalui pembahasan bersama dengan Menhan beserta angkatan.
Sementara itu pada sesi tanggapan Pra Rapim 2011 yang dipimpin oleh Wamenhan, telah dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengadaan alutsista TNI untuk tahun 2011 hingga 2014. berbagai masukan telah dibahas dengan mendapatkan hal yang proporsional. Penuturan Wamenhan terkait dengan pengintegrasian sistem dan peralatan yang ada di masing-masing matra dan penekanan pada fungsi matra pada pelaksanaan tugas secara umum.
Pada bagian akhir sebelum Pra Rapim 2011 ditutup, Wamenhan menekankan agar ada keseragaman sistematika pengadaan Alutsista dan sarana prasarana, sehingga ada data yang factual terkait dengan alokasi anggaran pada masing-masing bagian yang direncanakan.
Sumber: DMC
Yonif 743/PSY Jaga atas RI-Timor Leste
5 Januari 2011, Kupang -- (Suara Karya): Yonif 743/Pradnya Samapta Yudha (PSY) menggantikan Yonif 742/Satya Wira Yudha yang selama ini bertugas menjaga daerah perbatasan Republik Indonesia dan Timor Leste (RI-TL). Serah terima tugas mengawal daerah perbatasan ini dilaksanakan di Lapangan Kompi Senapan B Yonif 743/PSY Naibonat, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (3/1).
Komandan Korem (Danrem) 161/Wira Sakti (WS), Kol Arh I Dewa Ketut Siangan saat memimpin upacara serah terima tugas tersebut mengatakan, tugas pengamanan perbatasan antara RI dan Timor Leste dilaksanakan secara bergantian oleh Batalyon Infanteri Organik Kodam IX/Udayana sebagai satuan tugas dilaksanakan dalam kurun waktu yang telah ditentukan oleh komando atas.
Siagan mengatakan, saat ini kepercayaan diberikan kepada Yonif 743/Pradnya Samapta Yudha Brigif 21/ Komodo dengan Komandan Satgas Letkol Inf Ricky Lumintang yang akan menempati 38 titik pos perbatasan yang tersebar di Kabupaten Belu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Kupang.
Dalam pelaksanaan tugasnya Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 743/Pradnya Samapta Yudha, jelasnya, akan berada di bawah kendali Korem 161/Wira Sakti selaku Komando Pelaksana Operasi (Kolakops) Pamtas RI-RDTL.
Karena itu, Danrem 161 Wirasakti Kupang mengharapkan, Prajurit Yonif 743/Pradnya Samapta Yudha dapat melaksanakan tugas dengan cerdas, cermat, sungguh-sungguh dan penuh kesadaran.
Wakasad: Jaga Damai Aceh dengan Kepercayaan
Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Johanes Suryo Prabowo, mengimbau masyarakat di Aceh untuk terus mempertahankan perdamaian yang kini dinilai sudah berjalan baik, dengan terus menjaga rasa saling percaya antara masyarakat, pemerintah dan aparat keamanan.
"Rasa saling percaya itu menjadi faktor penting untuk bisa menciptakan suasana aman dan damai, dengan rasa percaya yang ada tentunya kehidupan sosial kita akan berjalan dengan baik," katanya usai melakukan pertemuan tertutup dengan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf di Banda Aceh, Selasa (4/1).
Selain terus menanamkan rasa saling percaya, membangun komunikasi antar masyarakat dan pemerintahan termasuk lembaga militer pun harus terus dilakukan, sehingga setiap informasi yang ada bisa diterima masing-masing pihak dengan baik.
"Saya melihat untuk dua faktor ini sekarang sangat berjalan dengan baik, dan saya senang melihat kehidupan masyarakat yang hari ke harinya lebih baik terutama rasa damai dan perekonomian yang terus tumbuh dan berkembang," ujarnya.
Sementara itu, menyinggung semakin dekatnya proses Pilkada di Aceh, Wakasad menegaskan aparat TNI tetap bersikap profesional dan independen.
"Anggota TNI tidak dibenarkan terlibat dalam aktifitas politik apapun, TNI harus memegang teguh profesionalitas dan independensinya, tugas pokoknya adalah untuk mempertahankan keamanan," katanya.
Jika diminta dan dibutuhkan, dimungkinkan aparat TNI membantu keamanan dalam proses Pilkada yang akan datang, dan itu hanya jika diminta.
Sumber: Suara Karya
Sepak Terjang Pasukan Katak TNI di Singapura-Johor
Upacara penyambutan jenazah pahlawan Dwikora Usman-Harun. (Foto: rhariprasetyo)
6 Januari 2011 -- (KOMPAS): Di belahan dunia barat, Perang Korea, pada tahun 1950-1953, dikenal sebagai perang yang terlupakan (forgotten war). Di Asia Tenggara, peristiwa Konfrontasi ”Ganjang Malaysia” (1963-1966) juga menjadi perang terlupakan di antara Indonesia melawan Malaysia, Singapura, Brunei, dan Persemakmuran Inggris Raya.
”Saya berulang kali menyusup ke Singapura dari pangkalan di Pulau Sambu dan Belakang Padang di sekitar Pulau Batam. Saya masuk lewat Pelabuhan Singapura dengan menyamar jadi nelayan biasa,” kata Iin Supardi (69), yang kala itu berpangkat kelasi dua pada satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut (AL), Selasa (4/1) di Tangerang.
Di Singapura, Iin menggelar operasi intelijen berupa agitasi, provokasi, hingga upaya sabotase. ”Saya mendatangi kelompok pemuda Tionghoa dan pemuda Melayu untuk membangun kecurigaan antara mereka. Saya menghasut kelompok melawan kelompok. Saya menyamar bekerja sebagai buruh pada taukeh Tionghoa di daerah Jurong,” kata Iin mengenang operasi intelijen tahun 1963-1965 itu.
Sambil mengantar barang dagangan berupa hasil bumi ke Singapura atau berlayar mengantar barang selundupan elektronik, celana, dan rokok dari Singapura ke Kepulauan Riau, Iin menyelundupkan bahan peledak berulang kali ke pelbagai lokasi aman di seantero Singapura.
”Saya sering kucing-kucingan dengan Es Ai Di (yang dimaksud adalah Reserse Kepolisian Singapura alias CID). Harus kasih uang suap hingga 50 straits dollar,” kata Iin yang fasih berdialek Melayu Semenanjung dan sedikit menguasai dialek Hokkian yang lazim digunakan di Singapura,
Sebelum bertugas di Kepulauan Riau, Iin melatih Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) yang dikenal sebagai Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku). Dia melatih TNKU di kamp pelatihan milik TNI di Bengkayang, Kalimantan Barat.
Anggota Kopaska menyusup ke Singapura dari pangkalan di Kepulauan Riau di sekitar Batam, Tanjung Balai Asahan, dan daerah sekitarnya. Mereka biasanya menggunakan perahu kecil dengan motor tempel dan menyamar menjadi warga setempat yang memang biasanya memiliki kerabat di Semenanjung Malaya dan Singapura.
Idjad (70), seorang kopral Kopaska asal Sulawesi Selatan, mengaku masuk ke kawasan perkotaan Singapura dan ke Johor di Semenanjung Malaya. ”Saya punya kontak agen lokal bernama Usman yang sangat pro-Indonesia. Usman tinggal di daerah Kampung Melayu. Ketika saya dan teman-teman tertangkap, dia juga ikut ditahan di Singapura,” kata Idjad, yang juga anggota Kopaska.
Idjad mengingat ketiga rekannya sesama Sukarelawan (Sukwan) Dwikora ditangkap di perbatasan Singapura-Johor di Causeway di dekat Kranji dan Woodlands. Ketika itu, para Sukwan sudah bersiap-siap mengebom pipa air yang memasok kebutuhan air di Singapura dari Johor.
Idjad pun masih teringat saat-saat terakhir ketika Sersan KKO (Marinir) Usman Djanatin akan menyeberang ke Singapura sebelum ditangkap, lalu akhirnya dihukum gantung karena mengebom pusat perbelanjaan di Orchard Road bersama rekannya yang bernama Harun. ”Dia minta dicukur kumis sebelum berangkat agar terlihat rapi,” kenang Idjad.
Ketika dibebaskan dari tahanan di Singapura setelah perjanjian damai Indonesia-Malaysia, Usman masih ditahan di Singapura. Idjad mengaku bertemu kembali dengan Usman pada tahun 1972 saat berlangsung latihan gabungan militer Indonesia-Malaysia dan Singapura. Usman tinggal di daerah Changi dan masih terlihat paranoid karena merasa selalu diawasi aparat. ”Meski begitu, dia yakin Merah Putih seharusnya berkibar di Singapura dan Malaysia,” ujar Idjad.
Seorang veteran lainnya, Liem Hwie Tek (71), asal Cirebon yang ditemui tahun lalu, mengaku, para veteran Dwikora di daerah asalnya semakin terlupakan. Liem masih menyimpan ribuan negatif foto konfrontasi di sektor Kepulauan Riau, tempatnya bertugas di seberang Singapura yang belum dipublikasikan hingga kini.
Meski peran mereka terlupakan, para veteran Konfrontasi di Indonesia bangga dan tetap yakin pada cita-cita politik Soekarno menentang neokolonialisme melalui pembentukan Malaysia kala itu.
Fakta hari ini memang membuktikan, tahun 2000-an, bentuk penjajahan baru dari imperialisme perusahaan-perusahaan asing asal negara maju memang menguasai bangsa-bangsa Asia-Afrika yang gagal membangun kemakmuran pascakolonialisme seusai Perang Dunia II. Kita pun boleh mengingat pesan Bung Karno, ”Djangan Sekali-kali Meloepakan Sedjarah”.... (Iwan Santosa)
Mengenang Usman & Harun (1)
Mengenang Usman & Harun (2)
Sumber: KOMPAS
6 Januari 2011 -- (KOMPAS): Di belahan dunia barat, Perang Korea, pada tahun 1950-1953, dikenal sebagai perang yang terlupakan (forgotten war). Di Asia Tenggara, peristiwa Konfrontasi ”Ganjang Malaysia” (1963-1966) juga menjadi perang terlupakan di antara Indonesia melawan Malaysia, Singapura, Brunei, dan Persemakmuran Inggris Raya.
”Saya berulang kali menyusup ke Singapura dari pangkalan di Pulau Sambu dan Belakang Padang di sekitar Pulau Batam. Saya masuk lewat Pelabuhan Singapura dengan menyamar jadi nelayan biasa,” kata Iin Supardi (69), yang kala itu berpangkat kelasi dua pada satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut (AL), Selasa (4/1) di Tangerang.
Di Singapura, Iin menggelar operasi intelijen berupa agitasi, provokasi, hingga upaya sabotase. ”Saya mendatangi kelompok pemuda Tionghoa dan pemuda Melayu untuk membangun kecurigaan antara mereka. Saya menghasut kelompok melawan kelompok. Saya menyamar bekerja sebagai buruh pada taukeh Tionghoa di daerah Jurong,” kata Iin mengenang operasi intelijen tahun 1963-1965 itu.
Sambil mengantar barang dagangan berupa hasil bumi ke Singapura atau berlayar mengantar barang selundupan elektronik, celana, dan rokok dari Singapura ke Kepulauan Riau, Iin menyelundupkan bahan peledak berulang kali ke pelbagai lokasi aman di seantero Singapura.
”Saya sering kucing-kucingan dengan Es Ai Di (yang dimaksud adalah Reserse Kepolisian Singapura alias CID). Harus kasih uang suap hingga 50 straits dollar,” kata Iin yang fasih berdialek Melayu Semenanjung dan sedikit menguasai dialek Hokkian yang lazim digunakan di Singapura,
Sebelum bertugas di Kepulauan Riau, Iin melatih Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) yang dikenal sebagai Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku). Dia melatih TNKU di kamp pelatihan milik TNI di Bengkayang, Kalimantan Barat.
Anggota Kopaska menyusup ke Singapura dari pangkalan di Kepulauan Riau di sekitar Batam, Tanjung Balai Asahan, dan daerah sekitarnya. Mereka biasanya menggunakan perahu kecil dengan motor tempel dan menyamar menjadi warga setempat yang memang biasanya memiliki kerabat di Semenanjung Malaya dan Singapura.
Idjad (70), seorang kopral Kopaska asal Sulawesi Selatan, mengaku masuk ke kawasan perkotaan Singapura dan ke Johor di Semenanjung Malaya. ”Saya punya kontak agen lokal bernama Usman yang sangat pro-Indonesia. Usman tinggal di daerah Kampung Melayu. Ketika saya dan teman-teman tertangkap, dia juga ikut ditahan di Singapura,” kata Idjad, yang juga anggota Kopaska.
Idjad mengingat ketiga rekannya sesama Sukarelawan (Sukwan) Dwikora ditangkap di perbatasan Singapura-Johor di Causeway di dekat Kranji dan Woodlands. Ketika itu, para Sukwan sudah bersiap-siap mengebom pipa air yang memasok kebutuhan air di Singapura dari Johor.
Idjad pun masih teringat saat-saat terakhir ketika Sersan KKO (Marinir) Usman Djanatin akan menyeberang ke Singapura sebelum ditangkap, lalu akhirnya dihukum gantung karena mengebom pusat perbelanjaan di Orchard Road bersama rekannya yang bernama Harun. ”Dia minta dicukur kumis sebelum berangkat agar terlihat rapi,” kenang Idjad.
Ketika dibebaskan dari tahanan di Singapura setelah perjanjian damai Indonesia-Malaysia, Usman masih ditahan di Singapura. Idjad mengaku bertemu kembali dengan Usman pada tahun 1972 saat berlangsung latihan gabungan militer Indonesia-Malaysia dan Singapura. Usman tinggal di daerah Changi dan masih terlihat paranoid karena merasa selalu diawasi aparat. ”Meski begitu, dia yakin Merah Putih seharusnya berkibar di Singapura dan Malaysia,” ujar Idjad.
Seorang veteran lainnya, Liem Hwie Tek (71), asal Cirebon yang ditemui tahun lalu, mengaku, para veteran Dwikora di daerah asalnya semakin terlupakan. Liem masih menyimpan ribuan negatif foto konfrontasi di sektor Kepulauan Riau, tempatnya bertugas di seberang Singapura yang belum dipublikasikan hingga kini.
Meski peran mereka terlupakan, para veteran Konfrontasi di Indonesia bangga dan tetap yakin pada cita-cita politik Soekarno menentang neokolonialisme melalui pembentukan Malaysia kala itu.
Fakta hari ini memang membuktikan, tahun 2000-an, bentuk penjajahan baru dari imperialisme perusahaan-perusahaan asing asal negara maju memang menguasai bangsa-bangsa Asia-Afrika yang gagal membangun kemakmuran pascakolonialisme seusai Perang Dunia II. Kita pun boleh mengingat pesan Bung Karno, ”Djangan Sekali-kali Meloepakan Sedjarah”.... (Iwan Santosa)
Mengenang Usman & Harun (1)
Mengenang Usman & Harun (2)
Sumber: KOMPAS
Dankorpaskhas : “Prajurit Paskhas Siap Dioperasikan dalam Tugas”
5 Januari 2011, Bandung -- (Pos Kota): “Pendidikan Senjata Penangkis Serangan Udara dilaksanakan dalam rangka membentuk Prajurit Paskhas yang siap dioperasionalkan untuk tugas apapun dalam mendukung tugas-tugas TNI Angkatan Udara”
Hal tersebut disampaikan Komandan Korps Pasukan Khas Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Harry Budiono dalam sambutannya pada Penutupan Pendidikan Kursus Senjata Penangkis Serangan Udara Angkatan II Tahun Anggaran 2010 di lapangan Apel Wing III Paskhas Lanud sulaiman Bandung.
Dankorpaskhas berharap kepada mantan siswa untuk dapat mengaplikasikan teori dan taktik yang telah diperoleh dalam pendidikan tersebut di satuan masing-masing pada setiap kesempatan.
“Sebagai prajurit Korps Paskhas, kalian dituntut untuk menguasai dan mahir dalam pengoperasian senjata penangkis serangan udara secara baik, disamping memiliki kesiapan diri, kecekatan bertindak dan profesional dalam tugas. oleh karena itu, tetaplah pelihara kemampuan yang telah dimiliki melalui pendidikan dan latihan ini dengan baik” tegasnya.
Pendidikan Kursus senjata Penangkis Serangan Udara dilaksanakan Wing III Paskhas selama tiga bulan. Peserta pendidikan sejumlah 59 prajurit yang berasal dari berbagai satuan jajaran Paskhas.
Para siswa diberikan materi mengenai senjata Penangkis Serangan Udara, baik secara teori mapun praktek. Terpilih sebagai siswa terbaik Serda Robert Radianto dari Batalyon 467 Paskhas, Jakarta.
Hadir dalam upacara penutupan tersebut, Wadan Korps Paskhas, para pejabat satuan jajaran yang berada di Lanud Sulaiman ,para pejabat Korps Paskhas serta tamu undangan.
Sumber: Pos Kota
Kurangi Kebisingan di Okinawa, AS Pindahkan Latihan F-15 ke Guam
F-15 Eagles dari 44th Fighter Squadron berlatih dengan Pasukan Bela Diri Jepang Angkatan Udara, 17 November 2010 di lepas pantai Hokkaido, Jepang. Dua belas pesawat dan hamper 200 personil dari Lanud Kadena, Okinawa terlibat dalam latihan terbang. (Foto: USAF/ Tech. Sgt. Mike Tateishi)
6 Januari 2011 -- (Berita HanKam): Pemerintah Jepang dan Amerika Serikat menyetujui pemindahan sejumlah latihan terbang yang melibatkan jet tempur F-15 berpangkalan di Prefektur Okinawa ke Guam, kemungkinan pada tahun fiskal mendatang, menurut sumber di Kementrian Pertahanan Jepang dikutip harian the Asahi Shimbun, Minggu (2/1).
Meskipun latihan F-15 berpangkalan di Lanud Kadena, Okinawa telah dipindahkan ke sejumlah lanud lainnya di Jepang sejak musim semi 2007, pemindahan ini pertama kalinya dilakukan di luar Jepang.
Keputusan ini bertujuan mengurangi suara bising karena kegiatan pesawat di Lanud Kadena.
Menurut Kemhan Jepang belum ada keputusan dibuat mengenai waktu yang pasti atau jumlah pesawat yang dipindahkan, tetapi pejabat Kemhan mengatakan Kemhan berharap proses dimulai pada tahunn fiskal 2011.
Seorang pejabat Kemhan mengatakan berharap pemindahan latihan melibatkan satu dari dua skuadron di Kadena, total 50 jet tempur berpangkalan di Lanud Kadena.
Sejak Maret 2007, AU AS telah memindahkan sejumlah latihan F-15 ke enam lanud Pasukan Bela Diri Jepang Angkatan Udara diberbagai tempat di Jepang guna mengurangi kebisingan, tetapi pemindahan ini berdampak kecil, ungkap pejabat tersebut.
Sumber: the Asahi Shimbun
6 Januari 2011 -- (Berita HanKam): Pemerintah Jepang dan Amerika Serikat menyetujui pemindahan sejumlah latihan terbang yang melibatkan jet tempur F-15 berpangkalan di Prefektur Okinawa ke Guam, kemungkinan pada tahun fiskal mendatang, menurut sumber di Kementrian Pertahanan Jepang dikutip harian the Asahi Shimbun, Minggu (2/1).
Meskipun latihan F-15 berpangkalan di Lanud Kadena, Okinawa telah dipindahkan ke sejumlah lanud lainnya di Jepang sejak musim semi 2007, pemindahan ini pertama kalinya dilakukan di luar Jepang.
Keputusan ini bertujuan mengurangi suara bising karena kegiatan pesawat di Lanud Kadena.
Menurut Kemhan Jepang belum ada keputusan dibuat mengenai waktu yang pasti atau jumlah pesawat yang dipindahkan, tetapi pejabat Kemhan mengatakan Kemhan berharap proses dimulai pada tahunn fiskal 2011.
Seorang pejabat Kemhan mengatakan berharap pemindahan latihan melibatkan satu dari dua skuadron di Kadena, total 50 jet tempur berpangkalan di Lanud Kadena.
Sejak Maret 2007, AU AS telah memindahkan sejumlah latihan F-15 ke enam lanud Pasukan Bela Diri Jepang Angkatan Udara diberbagai tempat di Jepang guna mengurangi kebisingan, tetapi pemindahan ini berdampak kecil, ungkap pejabat tersebut.
Sumber: the Asahi Shimbun
Wednesday, January 5, 2011
Pangeran Khaled Pastikan Pembelian Senjata 60 Milyar Dolar dari AS Terealisasi
F-15 AU Saudi sedang mengisi bahan bakar di udara. (Foto: DID)
5 Januari 2010 -- (Berita HanKam): Wakil Menteri Pertahanan Arab Saudi Pangeran Khaled bin Sultan menegaskan pembicaraan tahap akhir pembelian senjata dalam jumlah besar dengan Amerika Serikat masih berjalan, saat diwawancarai harian lokal the Saudi Gazette, Selasa (4/1).
Pemerintah Arab Saudi mengajukan pembelian senjata senilai 60 milyar dolar pada pemerintah AS. Pembelian ini merupakan terbesar dalam sejarah penjualan senjata AS.
Kongres AS telah menyetujui penjualan senjata ini. Boeing memperkirakan paket pembelian ini akan menciptakan sedikitnya 77.000 pekerjaan di 44 negara bagian.
Arab Saudi akan membeli 84 jet tempur baru F-15, upgrade 70 F-15 milik AU Arab Saudi, pembelian tiga jenis helikopter meliputi 70 helikopter serbu Apaches, 72 helikopter angkut Black Hawks dan 36 helikopter intai Little Birds. Pejabat AS sedang merundingkan potensial pembelian paket peningkatan kemampuan AL Arab Saudi senilai 30 milyar dolar. Serta menawarkan sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Defense (THAD) untuk mengurangi ancaman roket Iran, nilainya belum diketahui.
Pangeran Khaled menegaskan juga skuadron jet tempur Eurofighter Typhoon akan lengkap dalam dua tahun mendatang. Pembicaraan pembelian Typhoon sempat dihentikan beberapa minggu, setelah insiden jatuhnya satu Typhoon di Spanyol menewaskan satu penerbang AU Saudi. Pangeran mengatakan “kerusakan pada pesawat telah diperbaiki dan sekarang fungsi lebih baik dibandingkan yang lalu.”
Arab Saudi sedang merundingkan juga pembelian tank Leopard dari Spanyol serta sejumlah senjata berat dari Rusia.
Sumber: the Saudi Gazette
5 Januari 2010 -- (Berita HanKam): Wakil Menteri Pertahanan Arab Saudi Pangeran Khaled bin Sultan menegaskan pembicaraan tahap akhir pembelian senjata dalam jumlah besar dengan Amerika Serikat masih berjalan, saat diwawancarai harian lokal the Saudi Gazette, Selasa (4/1).
Pemerintah Arab Saudi mengajukan pembelian senjata senilai 60 milyar dolar pada pemerintah AS. Pembelian ini merupakan terbesar dalam sejarah penjualan senjata AS.
Kongres AS telah menyetujui penjualan senjata ini. Boeing memperkirakan paket pembelian ini akan menciptakan sedikitnya 77.000 pekerjaan di 44 negara bagian.
Arab Saudi akan membeli 84 jet tempur baru F-15, upgrade 70 F-15 milik AU Arab Saudi, pembelian tiga jenis helikopter meliputi 70 helikopter serbu Apaches, 72 helikopter angkut Black Hawks dan 36 helikopter intai Little Birds. Pejabat AS sedang merundingkan potensial pembelian paket peningkatan kemampuan AL Arab Saudi senilai 30 milyar dolar. Serta menawarkan sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Defense (THAD) untuk mengurangi ancaman roket Iran, nilainya belum diketahui.
Pangeran Khaled menegaskan juga skuadron jet tempur Eurofighter Typhoon akan lengkap dalam dua tahun mendatang. Pembicaraan pembelian Typhoon sempat dihentikan beberapa minggu, setelah insiden jatuhnya satu Typhoon di Spanyol menewaskan satu penerbang AU Saudi. Pangeran mengatakan “kerusakan pada pesawat telah diperbaiki dan sekarang fungsi lebih baik dibandingkan yang lalu.”
Arab Saudi sedang merundingkan juga pembelian tank Leopard dari Spanyol serta sejumlah senjata berat dari Rusia.
Sumber: the Saudi Gazette
Wakasad Lantik Pasukan Raider di Aceh
Pasukan Raider dari Batalyon Infantri 112/Dharma Jaya Kodam Iskandar Muda meneriakan yel-yel usai penutupan latihan di Teluk Sudheun, Kecamatan Lamno, Kabupaten Aceh jaya, Provinsi Aceh, Rabu (5/1). Penutupan latihan raider oleh Wakasad, Letjen Johanes Suryo Prabowo dan dihadiri Gubernur, Aceh Irwandi Yusuf , Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Adi Mulyono menandai terbentuknya Kesatuan Raider di Aceh. (Foto: ANTARA/Ampelsa/Koz/mes/11)
5 Januari 2010, Aceh Jaya -- (ANTARA News): Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad), Letjen TNI Johanes Surya Prabowo, melantik 659 pasukan satuan infantri menjadi Satuan Batalyon Raider 112/Dharma Jaya di Pante Rahlat Ujong Sudheun, Kecamatan Lamno, Kabupaten Aceh Jaya, Rabu.
Wakasad ketika menyampaikan amanat tertulis Kasad menegaskan, latihan dan pasukan raider menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi angkatan darat untuk mewujudkan kesiapan dan kesiapsiagaan satuan jajarannya, guna menghadapi tuntutan dan tantangan tugas ke depan yang semakin kompleks dan dinamis.
"Sebagai satuan kekuatan pemukul, satuan raider juga merupakan kekuatan penangkal yang kualitas ketrampilannya teruji, tidak hanya pada operasi militer perang, tapi juga pada operasi militer selain perang," ujarnya.
Pemandangan kejutan terlihat dalam prosesi pengukuhan batalyon raider itu. Selain mengukuhkan prajurit batalyon raider, Wakasad juga mengukuhkan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf sebagai anggota kehormatan Raider Aceh.
"Pemberian gelar anggota kehormatan ini tentunya sebagai penghargaan atas partisipasi Pemerintah Aceh yang membantu terwujudnya batalyon raider sebagai batalyon pertahanan keamanan di garis depan," kata Wakasad.
Irwandi Yusuf juga terlihat mengenakan seragam raider sambil menerima piagam pengukuhan dan salam komando dari Wakasad.
"Ini sebuah kejutan bagi saya, kalau melihat latar belakang saya, sebelumnya saya tidak pernah diberitahukan akan menerima gelar kehormatan ini," ujar Irwandi Yusuf.
Selain mengukuhkan Batalyon Raider 112/Dharma Jaya, Wakasad juga melakukan kegiatan penanaman pohon dan pelaksanaan program peningkatan ekonomi kerakyaatan di wilayah teritorial Kodam Iskandar Muda.
Pasukan Raider dari Batalyon Infantri 112/Dharma Jaya Kodam Iskandar Muda melumpuhkan sekelompok teroris dalam latihan penutupan di Teluk Sudheun, Kecamatan Lamno, Kabupaten Aceh jaya, Provinsi Aceh, Rabu (5/1). Penutupan latihan raider oleh Wakasad, Letjen Johanes Suryo Prabowo dan dihadiri Gubernur, Aceh Irwandi Yusuf , Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Adi Mulyono menandai terbentuknya Kesatuan Raider di Aceh. (Foto: ANTARA/Ampelsa/Koz/mes/11)
Wakasad, Letjen TNI Johanes Suryo Prabowo (kiri) masangkan baret kehormatan kepada Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf (tengah) disaksikan Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Adi Mulyono (kanan) pada penutupan latihan Raider Batalyon Infantri 112/Dharma Jaya Kodam Iskandar Muda di Teluk Sudheun, Kecamatan Lamno, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, Rabu (5/1). Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mendapat penghargaan kehormatan sebagai keluarga kesatuan Raider dari Mabes TNI yang dinilai turut menyukseskan terwujudnya kesatuan Raider di Aceh. (Foto: ANTARA/Ampelsa/Koz/mes/11)
Sumber: ANTARA News/ANTARA FOTO
5 Januari 2010, Aceh Jaya -- (ANTARA News): Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad), Letjen TNI Johanes Surya Prabowo, melantik 659 pasukan satuan infantri menjadi Satuan Batalyon Raider 112/Dharma Jaya di Pante Rahlat Ujong Sudheun, Kecamatan Lamno, Kabupaten Aceh Jaya, Rabu.
Wakasad ketika menyampaikan amanat tertulis Kasad menegaskan, latihan dan pasukan raider menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi angkatan darat untuk mewujudkan kesiapan dan kesiapsiagaan satuan jajarannya, guna menghadapi tuntutan dan tantangan tugas ke depan yang semakin kompleks dan dinamis.
"Sebagai satuan kekuatan pemukul, satuan raider juga merupakan kekuatan penangkal yang kualitas ketrampilannya teruji, tidak hanya pada operasi militer perang, tapi juga pada operasi militer selain perang," ujarnya.
Pemandangan kejutan terlihat dalam prosesi pengukuhan batalyon raider itu. Selain mengukuhkan prajurit batalyon raider, Wakasad juga mengukuhkan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf sebagai anggota kehormatan Raider Aceh.
"Pemberian gelar anggota kehormatan ini tentunya sebagai penghargaan atas partisipasi Pemerintah Aceh yang membantu terwujudnya batalyon raider sebagai batalyon pertahanan keamanan di garis depan," kata Wakasad.
Irwandi Yusuf juga terlihat mengenakan seragam raider sambil menerima piagam pengukuhan dan salam komando dari Wakasad.
"Ini sebuah kejutan bagi saya, kalau melihat latar belakang saya, sebelumnya saya tidak pernah diberitahukan akan menerima gelar kehormatan ini," ujar Irwandi Yusuf.
Selain mengukuhkan Batalyon Raider 112/Dharma Jaya, Wakasad juga melakukan kegiatan penanaman pohon dan pelaksanaan program peningkatan ekonomi kerakyaatan di wilayah teritorial Kodam Iskandar Muda.
Pasukan Raider dari Batalyon Infantri 112/Dharma Jaya Kodam Iskandar Muda melumpuhkan sekelompok teroris dalam latihan penutupan di Teluk Sudheun, Kecamatan Lamno, Kabupaten Aceh jaya, Provinsi Aceh, Rabu (5/1). Penutupan latihan raider oleh Wakasad, Letjen Johanes Suryo Prabowo dan dihadiri Gubernur, Aceh Irwandi Yusuf , Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Adi Mulyono menandai terbentuknya Kesatuan Raider di Aceh. (Foto: ANTARA/Ampelsa/Koz/mes/11)
Wakasad, Letjen TNI Johanes Suryo Prabowo (kiri) masangkan baret kehormatan kepada Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf (tengah) disaksikan Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Adi Mulyono (kanan) pada penutupan latihan Raider Batalyon Infantri 112/Dharma Jaya Kodam Iskandar Muda di Teluk Sudheun, Kecamatan Lamno, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, Rabu (5/1). Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mendapat penghargaan kehormatan sebagai keluarga kesatuan Raider dari Mabes TNI yang dinilai turut menyukseskan terwujudnya kesatuan Raider di Aceh. (Foto: ANTARA/Ampelsa/Koz/mes/11)
Sumber: ANTARA News/ANTARA FOTO
AU Thailand Pesan Puna dari Israel
Aerostar. (Foto: Aeronautics Defense Systems)
5 Januari 2011 -- (Berita HanKam): Angkatan Udara Thailand membeli pesawat udara nirawak (PUNA) Aerostar dari perusahaan Israel Aeronautics Defense Systems, diberitakan laman Flightglobal.com, Kamis (6/1).
AU Thailand telah mengevaluasi sejumlah PUNA sebelum memilih rancangan Israel.
Panjang keseluruhan Aerostar 4,5 meter, lebar wayap 7,5 meter, tinggi 1,2 meter dan maksimum berat kosong tinggal landas 210 kg. Pesawat mampu terbang selama lebih 12 jam, kecepatan operasi 60 knot dan kecepatan maksimal 110 knot.
Aerostar mampu mengemban berbagai misi, penindai sasaran, pencarian sasaran, kontrol medan pertempuran dan perbatasan, pengarahan penembakan artileri.
Sumber: Flightglobal.com
5 Januari 2011 -- (Berita HanKam): Angkatan Udara Thailand membeli pesawat udara nirawak (PUNA) Aerostar dari perusahaan Israel Aeronautics Defense Systems, diberitakan laman Flightglobal.com, Kamis (6/1).
AU Thailand telah mengevaluasi sejumlah PUNA sebelum memilih rancangan Israel.
Panjang keseluruhan Aerostar 4,5 meter, lebar wayap 7,5 meter, tinggi 1,2 meter dan maksimum berat kosong tinggal landas 210 kg. Pesawat mampu terbang selama lebih 12 jam, kecepatan operasi 60 knot dan kecepatan maksimal 110 knot.
Aerostar mampu mengemban berbagai misi, penindai sasaran, pencarian sasaran, kontrol medan pertempuran dan perbatasan, pengarahan penembakan artileri.
Sumber: Flightglobal.com
Telkomsel Hadirkan Layanan Internet di Kapal KRI TNI AL
Awak Kapal TNI AL-KRI Sutedi Seno Putra memanfaatkan layanan Telkomsel Flash.
4 Januari 2010, Surabaya -- (kabarbisnis.com): Sebagai Penyedia Layanan Internet satu - satunya di Kapal KRI Sultan Nuku dan Kapal KRI Sutedi Seno Putra 878, semakin mengukuhkan sebutan Telkomsel sebagai operator selular paling Indonesia. TNI-AL mempercayakan layanan TELKOMSEL Flash Wifi untuk memenuhi kebutuhan internet seluruh awak kapal di KRI Sultan Nuku dan KRI Sutedi Seno Putra untuk peningkatan pengetahuan dan kemudahan akses berbagai informasi terkini tentang dunia luar.
Telkomsel sebagai penyedia layanan broadband terbesar di Indonesia, tidak pernah berhenti memberikan layanan terbaik bagi seluruh lapisan pelanggan mulai dari unit pemakaian perorangan maupun termasuk instansi pemerintahan. Instansi pemerintahan yang kali ini mempercayakan layanan internetnya adalah TNI-AL. Agar senantiasa dapat meng-update ilmu dan pengetahuan awak kapal, TNI-AL memberikan fasilitas internet TELKOMSELFlash untuk menunjang kinerja mereka.
Sejak kemarin fasilitas layanan internet TELKOMSELFlash sudah dapat dinikmati di KRI Sultan Nuku dan KRI Sutedi Seno Putra 878. Untuk lebih memberikan kenyamanan dalam mengakses internet, Telkomsel telah melakukan pemasangan instalasi receiver penguat sinyal di beberapa area tertentu.
Tomy Luxianto Manager Direct Sales Telkomsel Metro Surabaya mengatakan pemasangan layanan internet TELKOMSELFlash di KRI TNI-AL Sultan Nuku dan KRI Sutedi Seno Putra merupakan bukti komitmen Telkomsel sebagai Operator selular terdepan yang layanannya dipercaya oleh banyak pihak.
"Dan suatu kebanggaan bagi kami bisa ikut terlibat dalam mendukung tugas negara dengan terpilihnya TELKOMSELFlash oleh TNI-AL untuk memenuhi kebutuhan layanan internet bagi seluruh awak kapal KRI Sultan Nuku dan KRI Sutedi Seno Putra 878,“ ujar Tomy.
Seiring penggelaran jaringan HSDPA/HSPA+ untuk layanan mobile broadband di 25 kota, Telkomsel telah meningkatkan kapasitas bandwidth untuk international internet gateway menjadi 9 Gbps. Kenyamanan awak kapal untuk memaksimalkan kecepatan TELKOMSELFlash juga didukung lebih dari 7.000 Node B (BTS 3G) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dari Sumatera hingga wilayah Indonesia Timur
Sementara itu, Lettu Ivan Halim Kepala Divisi Navigasi dan Komunikasi mengatakan internet menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi TNI AL untuk mendapatkan informasi terkini tentang dunia luar.
"Telkomsel merupakan satu-satunya operator yang sinyalnya terus bisa kami nikmati dari barat sampai ujung timur Indonesia , bahkan di tengah laut dan menjelajahi beberapa pulau di Indonesia, alasan itulah yang melatarbelakangi kami memilih Layanan Internet TELKOMSELFlash, hingga di dalam laut pun, kami masih bisa mengaksesnya", ungkap perwira TNI-AL ini.
Program layanan internet untuk KRI Sultan Nuku dan KRI Sutedi Seno Putra merupakan program percontohan yang nantinya akan segera diterapkan untuk kapal - kapal perang lainnya di awal tahun 2011 dan tentunya dengan menggunakan akses internet dari operator paling Indonesia.
Sumber: kabarbisnis.com
4 Januari 2010, Surabaya -- (kabarbisnis.com): Sebagai Penyedia Layanan Internet satu - satunya di Kapal KRI Sultan Nuku dan Kapal KRI Sutedi Seno Putra 878, semakin mengukuhkan sebutan Telkomsel sebagai operator selular paling Indonesia. TNI-AL mempercayakan layanan TELKOMSEL Flash Wifi untuk memenuhi kebutuhan internet seluruh awak kapal di KRI Sultan Nuku dan KRI Sutedi Seno Putra untuk peningkatan pengetahuan dan kemudahan akses berbagai informasi terkini tentang dunia luar.
Telkomsel sebagai penyedia layanan broadband terbesar di Indonesia, tidak pernah berhenti memberikan layanan terbaik bagi seluruh lapisan pelanggan mulai dari unit pemakaian perorangan maupun termasuk instansi pemerintahan. Instansi pemerintahan yang kali ini mempercayakan layanan internetnya adalah TNI-AL. Agar senantiasa dapat meng-update ilmu dan pengetahuan awak kapal, TNI-AL memberikan fasilitas internet TELKOMSELFlash untuk menunjang kinerja mereka.
Sejak kemarin fasilitas layanan internet TELKOMSELFlash sudah dapat dinikmati di KRI Sultan Nuku dan KRI Sutedi Seno Putra 878. Untuk lebih memberikan kenyamanan dalam mengakses internet, Telkomsel telah melakukan pemasangan instalasi receiver penguat sinyal di beberapa area tertentu.
Tomy Luxianto Manager Direct Sales Telkomsel Metro Surabaya mengatakan pemasangan layanan internet TELKOMSELFlash di KRI TNI-AL Sultan Nuku dan KRI Sutedi Seno Putra merupakan bukti komitmen Telkomsel sebagai Operator selular terdepan yang layanannya dipercaya oleh banyak pihak.
"Dan suatu kebanggaan bagi kami bisa ikut terlibat dalam mendukung tugas negara dengan terpilihnya TELKOMSELFlash oleh TNI-AL untuk memenuhi kebutuhan layanan internet bagi seluruh awak kapal KRI Sultan Nuku dan KRI Sutedi Seno Putra 878,“ ujar Tomy.
Seiring penggelaran jaringan HSDPA/HSPA+ untuk layanan mobile broadband di 25 kota, Telkomsel telah meningkatkan kapasitas bandwidth untuk international internet gateway menjadi 9 Gbps. Kenyamanan awak kapal untuk memaksimalkan kecepatan TELKOMSELFlash juga didukung lebih dari 7.000 Node B (BTS 3G) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dari Sumatera hingga wilayah Indonesia Timur
Sementara itu, Lettu Ivan Halim Kepala Divisi Navigasi dan Komunikasi mengatakan internet menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi TNI AL untuk mendapatkan informasi terkini tentang dunia luar.
"Telkomsel merupakan satu-satunya operator yang sinyalnya terus bisa kami nikmati dari barat sampai ujung timur Indonesia , bahkan di tengah laut dan menjelajahi beberapa pulau di Indonesia, alasan itulah yang melatarbelakangi kami memilih Layanan Internet TELKOMSELFlash, hingga di dalam laut pun, kami masih bisa mengaksesnya", ungkap perwira TNI-AL ini.
Program layanan internet untuk KRI Sultan Nuku dan KRI Sutedi Seno Putra merupakan program percontohan yang nantinya akan segera diterapkan untuk kapal - kapal perang lainnya di awal tahun 2011 dan tentunya dengan menggunakan akses internet dari operator paling Indonesia.
Sumber: kabarbisnis.com
Marinir dan Kodam Jaga Pulau Terluar
5 Januari 2011, Sentani -- (ANTARA News): Penjagaan pulau terluar di Papua dalam waktu dekat tidak hanya dari personel Marinir tetapi juga dari anggota Kodam XVII/Cenderawasih.
"Penjagaan pulau terluar yang selama ini hanya dijaga oleh anggota marinir, sekarang akan ditambah personel Kodam dengan perbandingan marinir 80 persen dan Kodam 20 persen," kata Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Efri Triassunu, di Sentani, Rabu.
Dia mengemukakan langkah tersebut bukan penambahan kekuatan tetapi hanya pencampuran marinir dengan angkatan darat sebagai personel penjaga pulau terluar.
"Di Papua terdapat empat pulau terluar," ucapnya.
Sumber: ANTARA News
TNI Perlu Memperkuat Profesionalisme
Kopassus-SAS latihan bersama anti teror di Bandara Ngurah Rai, Denpasar tahun lalu. (Foto: Reuters)
4 Januari 2011, Jakarta -- (SINDO): Tentara Nasional Indonesia (TNI) perlu memperkuat agenda profesionalisme pada 2011.Terkuaknya sejumlah kekerasan yang dilakukan sejumlah oknum prajurit membuktikan profesionalitas institusi militer masih lemah.
“Kita harapkan tahun 2011 ini, Panglima TNI mengagendakan penguatan profesionalisme agar tidak lagi berurusan dengan munculnya kekerasan yang tentu merugikan TNI secara institusi dan negara ini,”kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq di Jakarta kemarin. Karena itu, lanjutnya, dibutuhkan komitmen yang kuat dari pimpinan TNI untuk melakukan penguatan profesionalisme bagi para prajurit.Tanpa perbaikan dan penguatan, tentu akan membawa dampak negatif bagi institusi TNI dan negara.
“Kita harapkan tahun 2011 ini Panglima TNI mengagendakan penguatan profesionalisme agar tidak lagi berurusan dengan munculnya kekerasan yang tentunya merugikan TNI secara institusi dan negara ini,”ujarnya. Selain itu, lanjut Mahfudz, agenda penting lainnya yakni pemenuhan secara bertahap kekuatan pokok minimum. Meskipun orientasinya pada penguatan ketiga angkatan atau matra secara terpadu, politikus PKS ini melihat bahwa prioritas pembenahan alat utama sistem persenjataan tetap bertumpu pada kekuatan di laut.
“Prioritaskan pembangunan matra laut untuk penguatan pertahanan maritim yang merupakan bagian wilayah terluas negara ini,”katanya. Dia mengingatkan agar penguatan alat utama sistem persenjataan hendaknya dengan menumbuhkembangkan industri pertahanan dalam negeri.“Secara perlahan TNI harus mengurangi ketergantungan pada industri luar,” ujarnya. Anggota Komisi I DPR Yahya Sacawiria juga meminta agar industri pertahanan dalam negeri tetap diberdayakan dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Mengingat besarnya efek positif yang dihasilkan jika industri pertahanan dapat tumbuh dengan baik.“Bagaimana mencapai minimum essential force dalam tahun-tahun mendatang berkaitan dengan alat utama sistem persenjataan harus mengutamakan industri pertahanan dalam negeri,”katanya. Anggota Fraksi Partai Demokrat ini juga menambahkan agenda penting lainnya yakni rehabilitasi rumah dinas di pangkalanpangkalan mengingat di sejumlah tempat terdapat rumah dinas yang telah berusia puluhan tahun dan dalam kondisi yang memprihatinkan.
“Di sejumlah daerah banyak rumah dinas di pangkalan yang kondisinya mengenaskan,” ujarnya. Di samping itu, perlu juga pembangunan rumah dinas baru bagi prajurit TNI. Dia mengingatkan agar pembangunan tidak hanya diprioritaskan di Pulau Jawa. Dalam “Refleksi Kinerja Kementerian Pertahanan 2010” di Kantor Kemhan, Jakarta Pusat, Kamis (30/12), Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan, TNI masih kekurangan sekitar 275.000 unit rumah negara/dinas bagi para anggotanya.
Dari kebutuhan sekitar 433.000 rumah, baru terpenuhi 192.000 rumah. Dari angka 192.000 itu, 158 000 di antaranya untuk prajurit aktif,27.500 untuk purnawirawan, dan sekitar 6.600 untuk lain-lain. Saat memaparkan hasil penyelidikan dan pemantauan kekerasan di Puncak Jaya Papua kemarin, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyatakan, terdapat pelanggaran HAM serius yang terjadi kawasan Puncak Jaya,Papua.
Kesimpulan tersebut ujar Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim didapatkan dari hasil pemantauan dan investigasi Komnas HAM pada akhir 2010. Investigasi dilakukan oleh Komnas HAM untuk menindaklanjuti laporan tindak kekerasan yang dilakukan prajurit TNI dalam pelaksanaan operasi keamanan di Papua. “Atas temuan ini,Komnas HAM merekomendasikan pada Panglima TNI agar meningkatkan profesionalitas para anggota TNI dengan memberikan pembekalan di bidang HAM,”katanya.
Sumber: SINDO
4 Januari 2011, Jakarta -- (SINDO): Tentara Nasional Indonesia (TNI) perlu memperkuat agenda profesionalisme pada 2011.Terkuaknya sejumlah kekerasan yang dilakukan sejumlah oknum prajurit membuktikan profesionalitas institusi militer masih lemah.
“Kita harapkan tahun 2011 ini, Panglima TNI mengagendakan penguatan profesionalisme agar tidak lagi berurusan dengan munculnya kekerasan yang tentu merugikan TNI secara institusi dan negara ini,”kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq di Jakarta kemarin. Karena itu, lanjutnya, dibutuhkan komitmen yang kuat dari pimpinan TNI untuk melakukan penguatan profesionalisme bagi para prajurit.Tanpa perbaikan dan penguatan, tentu akan membawa dampak negatif bagi institusi TNI dan negara.
“Kita harapkan tahun 2011 ini Panglima TNI mengagendakan penguatan profesionalisme agar tidak lagi berurusan dengan munculnya kekerasan yang tentunya merugikan TNI secara institusi dan negara ini,”ujarnya. Selain itu, lanjut Mahfudz, agenda penting lainnya yakni pemenuhan secara bertahap kekuatan pokok minimum. Meskipun orientasinya pada penguatan ketiga angkatan atau matra secara terpadu, politikus PKS ini melihat bahwa prioritas pembenahan alat utama sistem persenjataan tetap bertumpu pada kekuatan di laut.
“Prioritaskan pembangunan matra laut untuk penguatan pertahanan maritim yang merupakan bagian wilayah terluas negara ini,”katanya. Dia mengingatkan agar penguatan alat utama sistem persenjataan hendaknya dengan menumbuhkembangkan industri pertahanan dalam negeri.“Secara perlahan TNI harus mengurangi ketergantungan pada industri luar,” ujarnya. Anggota Komisi I DPR Yahya Sacawiria juga meminta agar industri pertahanan dalam negeri tetap diberdayakan dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Mengingat besarnya efek positif yang dihasilkan jika industri pertahanan dapat tumbuh dengan baik.“Bagaimana mencapai minimum essential force dalam tahun-tahun mendatang berkaitan dengan alat utama sistem persenjataan harus mengutamakan industri pertahanan dalam negeri,”katanya. Anggota Fraksi Partai Demokrat ini juga menambahkan agenda penting lainnya yakni rehabilitasi rumah dinas di pangkalanpangkalan mengingat di sejumlah tempat terdapat rumah dinas yang telah berusia puluhan tahun dan dalam kondisi yang memprihatinkan.
“Di sejumlah daerah banyak rumah dinas di pangkalan yang kondisinya mengenaskan,” ujarnya. Di samping itu, perlu juga pembangunan rumah dinas baru bagi prajurit TNI. Dia mengingatkan agar pembangunan tidak hanya diprioritaskan di Pulau Jawa. Dalam “Refleksi Kinerja Kementerian Pertahanan 2010” di Kantor Kemhan, Jakarta Pusat, Kamis (30/12), Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan, TNI masih kekurangan sekitar 275.000 unit rumah negara/dinas bagi para anggotanya.
Dari kebutuhan sekitar 433.000 rumah, baru terpenuhi 192.000 rumah. Dari angka 192.000 itu, 158 000 di antaranya untuk prajurit aktif,27.500 untuk purnawirawan, dan sekitar 6.600 untuk lain-lain. Saat memaparkan hasil penyelidikan dan pemantauan kekerasan di Puncak Jaya Papua kemarin, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyatakan, terdapat pelanggaran HAM serius yang terjadi kawasan Puncak Jaya,Papua.
Kesimpulan tersebut ujar Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim didapatkan dari hasil pemantauan dan investigasi Komnas HAM pada akhir 2010. Investigasi dilakukan oleh Komnas HAM untuk menindaklanjuti laporan tindak kekerasan yang dilakukan prajurit TNI dalam pelaksanaan operasi keamanan di Papua. “Atas temuan ini,Komnas HAM merekomendasikan pada Panglima TNI agar meningkatkan profesionalitas para anggota TNI dengan memberikan pembekalan di bidang HAM,”katanya.
Sumber: SINDO
AF-4 Jet Siluman F-35 Kesepuluh Sukses Uji Terbang Perdana
5 Januari 2010 -- (Berita HanKam): AF-4, jet tempur siluman F-35 Lightning II kesepuluh memasuki tahap uji terbang, mengangkasa pertama kalinya 30 Desember. Uji penerbangan dinyatakan sukses dan mengakhiri misi uji terbang tahun 2010 untuk program F-35 JSF, dibukukan 410 kali uji terbang sedangkan rencana hanya 394. (Foto: Neal Chapman)
Sumber: Lockheed Martin
Sumber: Lockheed Martin
Panglima TNI Terima Dirut PT PAL
4 Januari 2011, Jakarta -- (Pos Kota): Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. terima kunjungan Direktur Utama PT. PAL Ir. Harsusanto, MM di ruang tamu Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Selasa (4/1).
Dalam kunjungan tersebut Dirut PT. PAL melaporkan seluruh kegiatan yang telah dilakukan terkait pembuatan kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) dan Landing Plattform Dock (LDP). Dalam konteks ini, Panglima TNI sebagai pengguna kapal-kapal yang dibangun oleh PT. PAL.
Merespon laporan ini, Panglima TNI mengharapkan agar PT. PAL memperhatikan ketepatan waktu penyelesaian kapal-kapal tersebut, sehingga dapat menaikkan kredibilitas PT. PAL sebagai perusahaan industri strategis nasional.
Turut serta mendampingi Panglima TNI dalam kunjungan tersebut adalah Aslog Panglima TNI Mayjen TNI Hari Krisnomo, S.IP.,M.Sc, Asrenum Panglima TNI Marsda TNI Amirullah Amin dan Kapuspen TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul, S.E.
Authentikasi :
Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Cpl. Ir. Minulyo Suprapto, M.Si, M.Sc, MA
Bookmark and Share
Sumber: Pos Kota
AS Bantu Kesiapan F-16 TNI AU
Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP., menerima kunjungan General (Ret) William J. Begert, mantan Komandan US PACAF di Mabesau Cilangkap, Selasa (4/1).(Foto: Dispenau/PRLM)
4 Januari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Pemerintah Amerika Serikat (AS) senantiasa membantu perawatan dan pemeliharaan pesawat tempur F-16 Tenntara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).
Hal itu disampaikan mantan Komandan Komando Angkatan Udara AS kawasan Asia Pasifik (US PACAF), William J. Begert, saat mengadakan kunjungan kehormatan kepada Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Imam Sufaat, di Jakarta, Selasa.
Juru bicara TNI AU, Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro, usai menghadiri pertemuan itu menyampaikan, perawatan dan pemeliharaan mesin F-16 TNI AU oleh AS sudah berjalan normal pasca-kebijakan embargo AS.
"Sudah tiga tahun ini mereka membantu dan memantau perawatan dan pemeliharaan mesih dan suku cadang F-16 kita," ungkap Bambang.
Perawatan dan pemeliharaan dilakukan oleh perusahaan Pratt & Whitney, di mana William Begert menjabat sebagai wakil pimpinan pengembangan bisnis dan layanan purna jual perusahaan tersebut.
Bambang mengemukakan, mereka terdiri atas beberapa tim yang rutin datang dua kali setahun melakukan pengecekan terhadap pesawat-pesawat F-16 yang bermarkas di Pangkalan Udara Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur.
"Secara umum, perawatan dan pemeliharaan mesin yang dilakukan, disesuaikan dengan kondisi yang ada berlanjut seperti sebelum embargo dilakukan dan kemudian dicabut pada November 2005," katanya.
TNI Angkatan Udara kini memiliki 10 unit pesawat F-16 Fighting Falcon yang bermarkas di Skuadron Udara 3 Pangkalan Udara Iswahjudi.
Sumber: ANTARA News/PRLM
4 Januari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Pemerintah Amerika Serikat (AS) senantiasa membantu perawatan dan pemeliharaan pesawat tempur F-16 Tenntara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).
Hal itu disampaikan mantan Komandan Komando Angkatan Udara AS kawasan Asia Pasifik (US PACAF), William J. Begert, saat mengadakan kunjungan kehormatan kepada Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Imam Sufaat, di Jakarta, Selasa.
Juru bicara TNI AU, Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro, usai menghadiri pertemuan itu menyampaikan, perawatan dan pemeliharaan mesin F-16 TNI AU oleh AS sudah berjalan normal pasca-kebijakan embargo AS.
"Sudah tiga tahun ini mereka membantu dan memantau perawatan dan pemeliharaan mesih dan suku cadang F-16 kita," ungkap Bambang.
Perawatan dan pemeliharaan dilakukan oleh perusahaan Pratt & Whitney, di mana William Begert menjabat sebagai wakil pimpinan pengembangan bisnis dan layanan purna jual perusahaan tersebut.
Bambang mengemukakan, mereka terdiri atas beberapa tim yang rutin datang dua kali setahun melakukan pengecekan terhadap pesawat-pesawat F-16 yang bermarkas di Pangkalan Udara Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur.
"Secara umum, perawatan dan pemeliharaan mesin yang dilakukan, disesuaikan dengan kondisi yang ada berlanjut seperti sebelum embargo dilakukan dan kemudian dicabut pada November 2005," katanya.
TNI Angkatan Udara kini memiliki 10 unit pesawat F-16 Fighting Falcon yang bermarkas di Skuadron Udara 3 Pangkalan Udara Iswahjudi.
Sumber: ANTARA News/PRLM
Tuesday, January 4, 2011
Puna MALE Anka Terbang Perdana
Anka. (Foto: TAI)
4 Jan 2011 -- (Berita HanKam): Anka, pesawat udara nirawak (PUNA) kelas medium altitude long endurance (MALE) pertama buatan Turki, terbang perdana tanpa publikasi selama 14 menit pada 31 Desember 2010.
Anka pertama kali diperkenalkan oleh Turkish Aerospace Industries, Inc.(TAI) pada 16 Juli 2010.
Bentang sayap 17 meter, berat lepas landas 1600 kg dan mampu beroperasi 24 jam. Pesawat digerakan oleh mesin diesel 155 tenaga kuda.
TAI sedang mengembangkan Anka-B, dapat dipersenjatai roket, rudal anti tank UMTAS atau sistem senjata lainnya tergantung misi yang diemban.
Anka pertama diharapkan dioperasikan AU Turki 2011 diikuti versi bersenjata Anka-B pada 2013.
Sumber: TRDEFENCE/TAI
4 Jan 2011 -- (Berita HanKam): Anka, pesawat udara nirawak (PUNA) kelas medium altitude long endurance (MALE) pertama buatan Turki, terbang perdana tanpa publikasi selama 14 menit pada 31 Desember 2010.
Anka pertama kali diperkenalkan oleh Turkish Aerospace Industries, Inc.(TAI) pada 16 Juli 2010.
Bentang sayap 17 meter, berat lepas landas 1600 kg dan mampu beroperasi 24 jam. Pesawat digerakan oleh mesin diesel 155 tenaga kuda.
TAI sedang mengembangkan Anka-B, dapat dipersenjatai roket, rudal anti tank UMTAS atau sistem senjata lainnya tergantung misi yang diemban.
Anka pertama diharapkan dioperasikan AU Turki 2011 diikuti versi bersenjata Anka-B pada 2013.
Sumber: TRDEFENCE/TAI
TNI Naikkan Status Lanud Biak untuk Jaga Papua
(Foto: istimewa)
4 Januari 2011, Biak -- (ANTARA News): TNI Angkatan Udara akan meningkatkan status pangkalan udara Manuhua Biak menjadi tipe B sebagai upaya memperkuat keamanan wilayah udara di Papua dan Papua Barat.
Dengan peningkatan status itu, Lanud Manuhua akan dipimpin komandan berpangkat kolonel disertai penambahan jumlah prajurit, kata Panglima Komando Operasi III TNI AU Marsekal Muda TNI R Agus Munandar usai memimpin serah terima jabatan Danlanud di Biak, Selasa.
Menurut Agus, pengembangan status Lanud Manuhua sudah menjadi program TNI AU mengingat wilayah operasinya yang sangat luas, selain untuk menyesuaikan tuntutan kebutuhan masyarakat setempat.
Agus belum bisa memastikan kapan perubahan status itu ditetapkan, namun ia memastikan dalam waktu dekat dan tinggal menunggu waktu.
"Dari berbagai sarana prasarana yang dimiliki pangkalan udara Manuhua Biak telah lengkap serta melengkapi berbagai persyaratan lainnya, ya cepat atau lambat peningkatan status ini bisa terwujud tergantung kebijakan dan kebutuhan di lapangan," katanya.
Kedepan, menurutnya, TNI juga tengah merencanakan untuk melengkapi Lanud Biak dengan fasilitas pesawat tempur dengan satuan skuadron.
Satuan skuadron dibutuhkan untuk menjaga keamanan wilayah udara NKRI di daerah yang bertetangga denga Papua Neugini dan Australia.
"Dalam rencana strategis menjaga keamanan NKRI dari sabang hingga Merauke maka kedepan kehadiran satuan skuadron di wilayah Papua menjadi kebutuhan, ya ke semua ini bisa direalisasikan atau tidak tergantung dengan ketersediaan anggaran dan kebijakan prioritas program Mabes TNI AU," katanya.
Jabatan Dalanud Manuhia Biak, Selasa pagi, diserahterimakan dari Letkol (Pnb) Joko Tri Wibowo kepada penggantinya Letkol (Pnb) Joko Hadi Purwanto melalui sebuah upacara militer.
Sumber: ANTARA News
4 Januari 2011, Biak -- (ANTARA News): TNI Angkatan Udara akan meningkatkan status pangkalan udara Manuhua Biak menjadi tipe B sebagai upaya memperkuat keamanan wilayah udara di Papua dan Papua Barat.
Dengan peningkatan status itu, Lanud Manuhua akan dipimpin komandan berpangkat kolonel disertai penambahan jumlah prajurit, kata Panglima Komando Operasi III TNI AU Marsekal Muda TNI R Agus Munandar usai memimpin serah terima jabatan Danlanud di Biak, Selasa.
Menurut Agus, pengembangan status Lanud Manuhua sudah menjadi program TNI AU mengingat wilayah operasinya yang sangat luas, selain untuk menyesuaikan tuntutan kebutuhan masyarakat setempat.
Agus belum bisa memastikan kapan perubahan status itu ditetapkan, namun ia memastikan dalam waktu dekat dan tinggal menunggu waktu.
"Dari berbagai sarana prasarana yang dimiliki pangkalan udara Manuhua Biak telah lengkap serta melengkapi berbagai persyaratan lainnya, ya cepat atau lambat peningkatan status ini bisa terwujud tergantung kebijakan dan kebutuhan di lapangan," katanya.
Kedepan, menurutnya, TNI juga tengah merencanakan untuk melengkapi Lanud Biak dengan fasilitas pesawat tempur dengan satuan skuadron.
Satuan skuadron dibutuhkan untuk menjaga keamanan wilayah udara NKRI di daerah yang bertetangga denga Papua Neugini dan Australia.
"Dalam rencana strategis menjaga keamanan NKRI dari sabang hingga Merauke maka kedepan kehadiran satuan skuadron di wilayah Papua menjadi kebutuhan, ya ke semua ini bisa direalisasikan atau tidak tergantung dengan ketersediaan anggaran dan kebijakan prioritas program Mabes TNI AU," katanya.
Jabatan Dalanud Manuhia Biak, Selasa pagi, diserahterimakan dari Letkol (Pnb) Joko Tri Wibowo kepada penggantinya Letkol (Pnb) Joko Hadi Purwanto melalui sebuah upacara militer.
Sumber: ANTARA News
Letnan Kolonel Kav Dani Wardana Menjabat Danyonkav-9/Penyerbu
Sejumlah prajurit unjuk kebolehan di lapangan Yonkaf 9, serpong utara, Tangsel, Banten, Senin (3/01). (Foto: ANTARA/Lucky.R/ed/ama/11)
4 Januari 2010, Jakarta -- (Kodam Jaya): Komandan Brigif-1 Pengaman Ibukota/Jaya Sakti Kolonel Inf Beny Susianto memimpin Upacara Serah Terima Jabatan Komandan Batalyon Kavaleri-9/Penyerbu Kodam Jaya dari Letkol Kav Anthonius Adi Wisjnu Wibowo, S.IP kepada Letkol Kav Dani Wardana, S.Sos bertempat di Lapangan Upacara Markas Batalyon Kavaleri-9/Penyerbu Jl. Raya Serpong Tangerang Banten, Senin (3/1).
Upacara Serah Terima Jabatan Komandan Batalyon Kavaleri-9/Penyerbu dihadiri oleh Asisten Perencanaan Kodam Jaya Kolonel Kav Lasmono, Kasbrigif-1 PIK/JS, Kasrem 052/Wkr, Para Dansat Jajaran Kodam Jaya, Danyonif 6 Marinir, Danyon Ang 2 Marinir, Danyon Roket 2 Marinir, Danyon Howitzer 2 Marinir, Kapolres Metro Tangerang, Kapolsek Metro Serpong dan Ketua Persit KCK Cabang XI Brigif-1 PD Jaya.
Komandan Brigif-1 PIK/JS dalam amanat tertulisnya menyampaikan bahwa pergantian dan alih tugas jabatan dalam suatu organisasi dilingkungan jajaran TNI AD merupakan bagian dari pembinaan organisasi secara umum dan pembinaan karier bagi para unsur pejabat yang bersangkutan yang dipelihara secara berkesinambungan melalui proses berjenjang sebagai upaya meningkatkan kinerja organisasi yang mengarah pada peningkatan kemampuan dan profesionalisme satuan untuk menjawab tuntutan tugas satuan sesuai dengan fungsi dan peran organisasi yang diemban.
Komandan Brigif-1 PIK/JS juga menekankan bahwa keberhasilan tugas satuan ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pimpinan semata melainkan memerlukan dukungan dari seluruh prajurit, tanpa dukungan dan dedikasi yang tinggi dari seluruh prajurit mustahil tugas satuan ini dapat berhasil dengan baik. Maka saya harapkan kepada seluruh prajurit Batalyon Kavaleri 9 Penyerbu untuk dapat melaksanakan tugas yang diterima secara maksimal dengan dedikasi yang tinggi dilandasi oleh semangat pantang menyerah, militan dan loyalitas yang tinggi. Berikan dukungan yang tertinggi kepada Komandan Batalyon kalian, jadikan komandan kalian betul-betul menjadi komandan diantara para komandan yang lain dengan prinsip berfikir, berbuat dan bertindak untuk satuan.
Sumber: Kodam Jaya/ANTARA Foto
4 Januari 2010, Jakarta -- (Kodam Jaya): Komandan Brigif-1 Pengaman Ibukota/Jaya Sakti Kolonel Inf Beny Susianto memimpin Upacara Serah Terima Jabatan Komandan Batalyon Kavaleri-9/Penyerbu Kodam Jaya dari Letkol Kav Anthonius Adi Wisjnu Wibowo, S.IP kepada Letkol Kav Dani Wardana, S.Sos bertempat di Lapangan Upacara Markas Batalyon Kavaleri-9/Penyerbu Jl. Raya Serpong Tangerang Banten, Senin (3/1).
Upacara Serah Terima Jabatan Komandan Batalyon Kavaleri-9/Penyerbu dihadiri oleh Asisten Perencanaan Kodam Jaya Kolonel Kav Lasmono, Kasbrigif-1 PIK/JS, Kasrem 052/Wkr, Para Dansat Jajaran Kodam Jaya, Danyonif 6 Marinir, Danyon Ang 2 Marinir, Danyon Roket 2 Marinir, Danyon Howitzer 2 Marinir, Kapolres Metro Tangerang, Kapolsek Metro Serpong dan Ketua Persit KCK Cabang XI Brigif-1 PD Jaya.
Komandan Brigif-1 PIK/JS dalam amanat tertulisnya menyampaikan bahwa pergantian dan alih tugas jabatan dalam suatu organisasi dilingkungan jajaran TNI AD merupakan bagian dari pembinaan organisasi secara umum dan pembinaan karier bagi para unsur pejabat yang bersangkutan yang dipelihara secara berkesinambungan melalui proses berjenjang sebagai upaya meningkatkan kinerja organisasi yang mengarah pada peningkatan kemampuan dan profesionalisme satuan untuk menjawab tuntutan tugas satuan sesuai dengan fungsi dan peran organisasi yang diemban.
Komandan Brigif-1 PIK/JS juga menekankan bahwa keberhasilan tugas satuan ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pimpinan semata melainkan memerlukan dukungan dari seluruh prajurit, tanpa dukungan dan dedikasi yang tinggi dari seluruh prajurit mustahil tugas satuan ini dapat berhasil dengan baik. Maka saya harapkan kepada seluruh prajurit Batalyon Kavaleri 9 Penyerbu untuk dapat melaksanakan tugas yang diterima secara maksimal dengan dedikasi yang tinggi dilandasi oleh semangat pantang menyerah, militan dan loyalitas yang tinggi. Berikan dukungan yang tertinggi kepada Komandan Batalyon kalian, jadikan komandan kalian betul-betul menjadi komandan diantara para komandan yang lain dengan prinsip berfikir, berbuat dan bertindak untuk satuan.
Sumber: Kodam Jaya/ANTARA Foto