(Foto: Dispenau)
02 Oktober 2010, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat akan segera menambah pilot Sukhoi, menyusul penambahan tiga pesawat tersebut pada September 2010.
"Kita programkan tiap tahun. Dan saat ini ada beberapa pilot yang belajar di Rusia," katanya menjawab ANTARA News usai menghadiri upacara serah terima jabatan Panglima TNI di Markas Besar TNI Cilangkap, Sabtu.
Imam menambahkan, selain Rusia TNI Angkatan Udara juga mengirimkan sejumlah pilot dan calon pilot Sukhoi ke China untuk meningkatkan kemampuannya melalui simulator.
Ia mengemukakan, idealnya jumlah pilot adalah satu setengah kali jumlah pesawat. Jadi, meski telah melakukan pelatihan terhadap beberapa penerbang termasuk untuk tiga Sukhoi yang baru, TNI Angkatan Udara terus memprogramkan penambahan pilot Sukhoi untuk kepentingan regenerasi.
Imam menekankan, meski pihaknya mengadakan penambahan setiap tahun namun seleksi bagi calon pilot Sukhoi sangat ketat.
"Antara lain yang bersangkutan harus sudah mengantongi 4 ribu jam terbang pesawat tempur. Karena bagaimana pun, pesawat ini kan mahal, jadi harus dikendalikan oleh tangan yang handal dan terampil," kata Imam.
Para calon penerbang Sukhoi itu diseleksi dari beberapa penerbang tempur TNI Angkatan Udara, seperti pilot F-5E Tiger dan F-16 Fighting Falcon.
Indonesia pada awal September 2010 telah memperkuat Angkatan Udaranya dengan tambahan tiga Sukhoi SU-27SKM.
Dengan kedatangan tiga Sukhoi itu, Indonesia kini telah memiliki 10 unit Sukhoi jenis SU-30MK, SU-27SK, SU-30MKM, dan SU-27SKM.
Dua jenis terakhir merupakan pesawat Sukhoi generasi keempat. Dengan penambahan tiga unit Sukhoi tersebut, TNI Angkatan Udara akan segera menambah penerbang untuk pesawat jet tempur buatan Rusia tersebut.
Pada Oktober 2008, empat penerbang Sukhoi juga telah menjalani simulasi Sukhoi di China guna memantapkan kemampuan pilot Sukhoi yang sudah ada guna mengawaki enam pesawat Sukhoi baru yang tiba akhir 2008 hingga 2010 melengkapi empat unit Sukhoi yang telah dimiliki TNI Angkatan Udara.
ANTARA News
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, October 2, 2010
Navantia Serahkan LHD Juan Carlos I pada AL Spayol
LHD Juan Carlos I (kanan) saat melakukan serangkaian uji pelayaran dari 24 Mei - 2 Juni 2010 diperairan Ferrol. (Foto: Navantia)
02 Oktober 2010 -- Angkatan Laut Spanyol menerima kapal pengangkut helikopter LHD Juan Carlos I dari galangan kapal Navantia di pangkalan laut Ferrol, Kamis (30/9). LHD Juan Carlos I kapal terbesar yang pernah dibangun di Navantia dan dimiliki AL Spanyol. Upacara penyerahan kapal dihadiri Raja Juan Carlos, Menteri Pertahanan Spanyol Carmen Chacón dan Presiden Navantia Aurelio Martínez.
Kapal mulai dibangun 2005, diluncurkan 10 Maret 2008 oleh Ratu Sofia.
Keluarga kerajaan Spanyol menghabiskan waktu tiga jam di kapal, ditemani Menhan Chacón.
LHD Juan Carlos I saat diupacara penyerahan kapal di pangkalan laut Ferrol. (Foto: Getty Images)
Awak kapal menaiki kapal. (Foto: Getty Images)
Awak kapal menunggu Raja Juan Carlos meresmikan penyerahan kapal dari Navantia ke AL Spanyol. (Foto: Getty Images)
Panjang kapal 231.4 meter dan lebar 32 meter, maksimum kecepatan lebih 20 knot, luas hangar dan dek kargo ringan lebih 3000 m2 dan luas dok dan dek kargo berat lebih 2600 m2. Kapal dapat membawa 30 helikopter NH-90, 10 helikopter Chinnok CH-47 dan 19 jet tempur AV-8B Harrier atau JSF.
Pembangkit listrik kapal cukup melayani 10.000 rumah, dilengkapi fasilitas kebugaran dan ibadah, mampu berlayar keliling dunia hanya dengan sekali mengisi bahan bakar. Harga kapal senilai 360 juta euro dan dikerjakan lebih dari 4000 pekerja saat pengerjaan konstruksi kapal.
AL Spanyol berencana memiliki empat kapal sejenis. Navantia telah meneken pembangunan dua unit kapal pesanan AL Australia pada 2007.
Navantia/Berita HanKam
02 Oktober 2010 -- Angkatan Laut Spanyol menerima kapal pengangkut helikopter LHD Juan Carlos I dari galangan kapal Navantia di pangkalan laut Ferrol, Kamis (30/9). LHD Juan Carlos I kapal terbesar yang pernah dibangun di Navantia dan dimiliki AL Spanyol. Upacara penyerahan kapal dihadiri Raja Juan Carlos, Menteri Pertahanan Spanyol Carmen Chacón dan Presiden Navantia Aurelio Martínez.
Kapal mulai dibangun 2005, diluncurkan 10 Maret 2008 oleh Ratu Sofia.
Keluarga kerajaan Spanyol menghabiskan waktu tiga jam di kapal, ditemani Menhan Chacón.
LHD Juan Carlos I saat diupacara penyerahan kapal di pangkalan laut Ferrol. (Foto: Getty Images)
Awak kapal menaiki kapal. (Foto: Getty Images)
Awak kapal menunggu Raja Juan Carlos meresmikan penyerahan kapal dari Navantia ke AL Spanyol. (Foto: Getty Images)
Panjang kapal 231.4 meter dan lebar 32 meter, maksimum kecepatan lebih 20 knot, luas hangar dan dek kargo ringan lebih 3000 m2 dan luas dok dan dek kargo berat lebih 2600 m2. Kapal dapat membawa 30 helikopter NH-90, 10 helikopter Chinnok CH-47 dan 19 jet tempur AV-8B Harrier atau JSF.
Pembangkit listrik kapal cukup melayani 10.000 rumah, dilengkapi fasilitas kebugaran dan ibadah, mampu berlayar keliling dunia hanya dengan sekali mengisi bahan bakar. Harga kapal senilai 360 juta euro dan dikerjakan lebih dari 4000 pekerja saat pengerjaan konstruksi kapal.
AL Spanyol berencana memiliki empat kapal sejenis. Navantia telah meneken pembangunan dua unit kapal pesanan AL Australia pada 2007.
Navantia/Berita HanKam
Panglima TNI Prioritaskan Lindungi Daerah Perbatasan
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono (kanan) berjabat tangan dengan pejabat lama Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso pada upacara serah terima jabatan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (2/10). Laksamana TNI Agus Suhartono merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) ke-24 tahun 1978, menggantikan Jenderal TNI Djoko Santoso yang memasuki masa pensiun. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/10)
02 September 2010, Jakarta -- Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan akan mengutamakan pengawasan dan perlindungan di daerah-daerah perbatasan. Agus juga menekankan perhatian terhadap pulau-pulau terluar tanah air dalam kepemimpinannya. "Daerah perbatasan dan pulau terluar menjadi prioritas dalam program pembangunan 5 tahun ke depan," ujarnya usai upacara serah terima jabatan di Markas Besar TNI Cilangkap, Sabtu (2/10).
Agus mengatakan, penjagaan dan perlindungan terhadap daerah perbatasan dan pulau terluar sejalan dengan visi TNI dalam mempertahankan kedaulatan negara. Untuk mendukung perwujudan program tersebut, Agus menambahkan, TNI juga akan memperkuat alutsista (alat utama sistem persenjataan) sebagai sarana pembangunan kekuatan.
Penguatan alutsista yang dimiliki TNI akan dilakukan secara bertahap namun pasti. "Kita paham bahwa membangun kekuatan besar dalam waktu singkat tidak mungkin. Pasti harus bertahap," terang dia.
TNI siap bantu berantas terorisme
Panglima TNI yang baru, Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan kesiapan TNI membantu Kepolisian dalam penanggulangan aksi terorisme yang akhir-akhir ini marak terjadi. TNI telah menyiapkan langkah strategis untuk mengatasi aksi terorisme di Tanah Air. "Kapasitas TNI adalah bagaimana kita melatih pasukan khusus untuk disiapkan," kata Agus usai upacara serah terima jabatan Panglima TNI di Mabes TNI Cilangkap, Sabtu (2/10).
Agus mengatakan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 tentang TNI, TNI memiliki tugas untuk mempertahankan kedaulatan negara serta berperan dalam penanggulangan terorisme. TNI telah melatih dan menyiapkan pasukan khusus TNI antiteror, dan sewaktu-waktu siap diperbantukan. "Pasukan dalam kondisi siap, sehingga nanti ke depan kalau memang akan digunakan kita akan lakukan," tegasnya.
TNI memiliki unit pasukan khusus antiteror yang terdapat di setiap kesatuan. Pasukan khusus tersebut antara lain: Korps Marinir Detasemen Jala Mengkara dari TNI Angkatan Laut (Den Jaka), Korps Pasukan Khas Detasemen Bravo 90 dari TNI Angkatan Udara (Den Bravo), dan Komando Pasukan Khusus Satuan 81 Penanggulangan Teror dari TNI Angkatan Darat (Sat-81 Gultor).
Laksamana TNI Agus Suhartono hari ini resmi menggantikan Jenderal TNI Djoko Santoso yang telah 2 tahun 9 bulan memimpin TNI. Dengan banyaknya keterbatasan dan kendala yang dihadapi TNI, Agus juga mengharapkan dukungan dari para sesepuh TNI, masyarakat, pemerintah, dan parlemen. Pria berkumis dan berbadan tegap itu berjanji akan meneruskan program-program yang telah direncanakan oleh Panglima sebelumnya demi mewujudkan visi TNI dalam menjaga kedaulatan negara.
TEMPO Interaktif
02 September 2010, Jakarta -- Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan akan mengutamakan pengawasan dan perlindungan di daerah-daerah perbatasan. Agus juga menekankan perhatian terhadap pulau-pulau terluar tanah air dalam kepemimpinannya. "Daerah perbatasan dan pulau terluar menjadi prioritas dalam program pembangunan 5 tahun ke depan," ujarnya usai upacara serah terima jabatan di Markas Besar TNI Cilangkap, Sabtu (2/10).
Agus mengatakan, penjagaan dan perlindungan terhadap daerah perbatasan dan pulau terluar sejalan dengan visi TNI dalam mempertahankan kedaulatan negara. Untuk mendukung perwujudan program tersebut, Agus menambahkan, TNI juga akan memperkuat alutsista (alat utama sistem persenjataan) sebagai sarana pembangunan kekuatan.
Penguatan alutsista yang dimiliki TNI akan dilakukan secara bertahap namun pasti. "Kita paham bahwa membangun kekuatan besar dalam waktu singkat tidak mungkin. Pasti harus bertahap," terang dia.
TNI siap bantu berantas terorisme
Panglima TNI yang baru, Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan kesiapan TNI membantu Kepolisian dalam penanggulangan aksi terorisme yang akhir-akhir ini marak terjadi. TNI telah menyiapkan langkah strategis untuk mengatasi aksi terorisme di Tanah Air. "Kapasitas TNI adalah bagaimana kita melatih pasukan khusus untuk disiapkan," kata Agus usai upacara serah terima jabatan Panglima TNI di Mabes TNI Cilangkap, Sabtu (2/10).
Agus mengatakan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 tentang TNI, TNI memiliki tugas untuk mempertahankan kedaulatan negara serta berperan dalam penanggulangan terorisme. TNI telah melatih dan menyiapkan pasukan khusus TNI antiteror, dan sewaktu-waktu siap diperbantukan. "Pasukan dalam kondisi siap, sehingga nanti ke depan kalau memang akan digunakan kita akan lakukan," tegasnya.
TNI memiliki unit pasukan khusus antiteror yang terdapat di setiap kesatuan. Pasukan khusus tersebut antara lain: Korps Marinir Detasemen Jala Mengkara dari TNI Angkatan Laut (Den Jaka), Korps Pasukan Khas Detasemen Bravo 90 dari TNI Angkatan Udara (Den Bravo), dan Komando Pasukan Khusus Satuan 81 Penanggulangan Teror dari TNI Angkatan Darat (Sat-81 Gultor).
Laksamana TNI Agus Suhartono hari ini resmi menggantikan Jenderal TNI Djoko Santoso yang telah 2 tahun 9 bulan memimpin TNI. Dengan banyaknya keterbatasan dan kendala yang dihadapi TNI, Agus juga mengharapkan dukungan dari para sesepuh TNI, masyarakat, pemerintah, dan parlemen. Pria berkumis dan berbadan tegap itu berjanji akan meneruskan program-program yang telah direncanakan oleh Panglima sebelumnya demi mewujudkan visi TNI dalam menjaga kedaulatan negara.
TEMPO Interaktif
AL AS Borong 124 Jet Tempur Senilai 5,3 Milyar Dolar
EA-18G Growler mendarat pertama kalinya di Naval Air Station Whidbey Island, 9 April 2007. Growler dikembangkan menggantikan armada EA-6B Prowler.(Foto: USN/Mass Communication Specialist 1st Class Bruce McVic)
02 Oktober 2010 -- Angkatan Laut Amerika Serikat membeli 124 jet tempur dari perusahaan dirgantara raksasa Boeing, bagian dari kontrak senilai 5,3 milyar dolar, diumumkan Boeing dan Naval Air Systems Command (NASC).
Boeing akan mengirimkan 66 F/A-18E/F Super Hornets dan 58 EA-18 Growlers dari 2012 hingga 2015, diumumkan Boeing, Selasa (28/9).
AL AS akan memiliki 515 Super Hornet dan 114 Growler hingga akhir tahun fiskal 2013, diumumkan AL AS.
F/A-18 ditempatkan di 11 kapal induk AL dan direncanakan dioperasikan hingga 2035, menurut NASC.
EA-18 Growlers, varian F/A-18 merupakan jet tempur serang elektronik dimana ditambahkan perangkat jamming terbaru. Dijadwalkan Growler pertama dijadwalkan dioperasikan akhir tahun ini, menurut Boeing.
Stripes/Berita HanKam
02 Oktober 2010 -- Angkatan Laut Amerika Serikat membeli 124 jet tempur dari perusahaan dirgantara raksasa Boeing, bagian dari kontrak senilai 5,3 milyar dolar, diumumkan Boeing dan Naval Air Systems Command (NASC).
Boeing akan mengirimkan 66 F/A-18E/F Super Hornets dan 58 EA-18 Growlers dari 2012 hingga 2015, diumumkan Boeing, Selasa (28/9).
AL AS akan memiliki 515 Super Hornet dan 114 Growler hingga akhir tahun fiskal 2013, diumumkan AL AS.
F/A-18 ditempatkan di 11 kapal induk AL dan direncanakan dioperasikan hingga 2035, menurut NASC.
EA-18 Growlers, varian F/A-18 merupakan jet tempur serang elektronik dimana ditambahkan perangkat jamming terbaru. Dijadwalkan Growler pertama dijadwalkan dioperasikan akhir tahun ini, menurut Boeing.
Stripes/Berita HanKam
Iran Upgrade Radar Militer
02 Oktober 2010 -- Militer Iran telah merancang dan membuat radar yang dapat melacak pesawat terbang dengan Radar cross section (RCS) rendah, ucap seorang perwira Angkatan Udara, kutip kantor berita MEHR Kamis (30/9).
Iran juga merencanakan merancang sistem radar S dan L band, ungkap Brigadir Jenderal Hamid Arjangi.
S band mempunyai range frekuensi 1.55 sampai 5.2 GHz, digunakan oleh sistem radio satelit Digital Audio Radio Satellite (DARS). L band mempunyai range frekuensi antara 390 MHz dan 1.55 GHz, digunakan oleh komunikasi satelit dan komunikasi terrestrial antara perangkat satelit.
MEHR/Berita HanKam
Djoko Santoso Serahkan Tongkat Panglima TNI ke Agus Suhartono
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono (kiri) bersiap menerima Panji TNI dari pejabat lama Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso (kanan) pada upacara serah terima jabatan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (2/10). Laksamana TNI Agus Suhartono merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) ke-24 tahun 1978, menggantikan Jenderal TNI Djoko Santoso yang memasuki masa pensiun. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/foc/10)
02 Oktober 2010, Jakarta -- Jenderal TNI Djoko Santoso menyerahkan tongkat Panglima TNI kepada penggantinya Laksamana TNI Agus Suhartono, Sabtu.
Penyerahan tongkat komando menandai serah terima jabatan Panglima TNI itu dilaksanakan di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta dengan pimpinan upacara Jenderal TNI Djoko Santoso.
Laksamana TNI Agus Suhartono ditetapkan dan dilantik sebagai Panglima TNI berdasarkan Surat Keputusan Presiden No.51 TNI 2010.
Pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, itu merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut ke-24 tahun 1978.
Ayah dari dua orang anak itu juga sempat mengenyam pendidikan Sekolah Staf Komando Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Sesko AL) pada 1992.
Sebelum dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Laut pada 2009, Agus sempat menjabat Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada Timur RI (Koarmatim), Komandan Kodikal dan Asisten Perencanaan Kasal.
Tak hanya itu, pria kelahiran 25 Agustus 1955 itu juga sempat dipercaya sebagai Asisten Operasi Kasal, dan Panglima Komando Armada (Koartim)RI Kawasan Barat.
Setelah beberapa waktu menjalani karirnya di matra laut, Agus juga dipercaya menjabat Irjen Kementerian Pertahanan dan akhirnya dipercaya sebagai orang nomor satu di matra laut sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut, 2009-28 September 2010.
Laksamana Agus Suhartono menjadi pemimpin nomor satu Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menggantikan Jenderal Djoko Santoso yang memasuki masa pensiunnya.
ANTARA News
02 Oktober 2010, Jakarta -- Jenderal TNI Djoko Santoso menyerahkan tongkat Panglima TNI kepada penggantinya Laksamana TNI Agus Suhartono, Sabtu.
Penyerahan tongkat komando menandai serah terima jabatan Panglima TNI itu dilaksanakan di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta dengan pimpinan upacara Jenderal TNI Djoko Santoso.
Laksamana TNI Agus Suhartono ditetapkan dan dilantik sebagai Panglima TNI berdasarkan Surat Keputusan Presiden No.51 TNI 2010.
Pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, itu merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut ke-24 tahun 1978.
Ayah dari dua orang anak itu juga sempat mengenyam pendidikan Sekolah Staf Komando Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Sesko AL) pada 1992.
Sebelum dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Laut pada 2009, Agus sempat menjabat Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada Timur RI (Koarmatim), Komandan Kodikal dan Asisten Perencanaan Kasal.
Tak hanya itu, pria kelahiran 25 Agustus 1955 itu juga sempat dipercaya sebagai Asisten Operasi Kasal, dan Panglima Komando Armada (Koartim)RI Kawasan Barat.
Setelah beberapa waktu menjalani karirnya di matra laut, Agus juga dipercaya menjabat Irjen Kementerian Pertahanan dan akhirnya dipercaya sebagai orang nomor satu di matra laut sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut, 2009-28 September 2010.
Laksamana Agus Suhartono menjadi pemimpin nomor satu Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menggantikan Jenderal Djoko Santoso yang memasuki masa pensiunnya.
ANTARA News
First Serial Su-30M2 Completed Test Flights
28 September 2010, Moscow -- Sukhoi Company has completed factory flight tests for the first serial multi-role double seater Su-30M2 fighter jet. The tests occurred at the flight test station of the Komsomolsk-on-Amur aircraft production association named after Yuri Gagarin (KnAAPO).
At the present time the Su-30M2 is getting ready for the certification test.
The state contract for four Su-30M2 aircraft was signed with the Russian Ministry of Defense at the international aerospace show MAKS-2009. During the air show, the Ministry of Defense also signed contracts for 48 Su-35S multi-function super-maneuverable fighters and 12 upgraded Su-27SM fighter jets.
The Su-30M2 is a long-range strike aircraft based on the Su-30 fighter design optimized for precision strikes on ground and naval targets.
Sukhoi Company
RI Berupaya Ambilalih Teknologi Super Tucano
(Photo: Embraer)
22 September 2010, Jakarta -- Kementerian Pertahanan RI tengah mengupayakan adanya alih teknologi dalam pengadaan pesawat “Super Tucano EMB-314″ yang akan menggantikan pesawat OV-10 Bronco TNI Angkatan Udara, kata Sekjen Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto di Jakarta, Rabu.
Kepada ANTARA ia mengemukakan, klausul mengenai alih teknologi itu akan dimasukkan dalam kontrak pengadaan 16 unit “Super Tucano” bagi TNI Angkatan Udara. “Karena itu, masih memerlukan waktu agar kontraknya selesai dan pengadaan `Super Tucano` dapat segera dilaksanakan,” ujar Eris.
Ia mengungkapkan, pihak Embraer Brasil sebagai produsen “Super Tucano” hanya mengizinkan PT DI untuk mengerjakan sejumlah pekerjaan non aeronautika. Sedangkan Kemhan RI terutama PT DI menginginkan, Embraer memberikan ijin untuk pembuatan suku cadang pesawat.
“Dengan begitu, jika sewaktu-waktu TNI Angkatan Udara sebagai pengguna, memerlukan suku cadang pesawat akan lebih cepat dan murah. Tidak perlu kita harus menunggu lama. Ini yang masih kita negosiasikan. Setelah disepakati kedua pihak, baru kita masukkan dalam kontrak agar ada dasar hukum yang jelas dan tidak timbul masalah di waktu mendatang,” kata Eris.
Ia menambahkan, pihaknya memahami kebutuhan TNI Angkatan Udara untuk segera mengganti pesawat OV-10 yang telah lama dihanggarkan namun Kementerian Pertahanan tidak mau gegabah. “Pemerintah telah menetapkan dalam setiap pembelian alat utama sistem senjata dari mancanegara, harus menyertakan alih teknologi. Ini yang sedang diupayakan pula dalam pengadaan pesawat Super Tucano dan lainnya,” ujar Eris menegaskan.
Sebelumnya, Asisten Perencanaan kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Muda TNI Ery Biatmoko mengatakan, dalam kurun waktu 2005-2024 TNI Angkatan Udara berencana mengganti sejumlah pesawat tempur dan angkut yang telah memasuki usia pakai 20-30 tahun, seperti OV-10 Bronco yang kini telah di-”grounded”, Hawk MK-53, F-5 Tiger dan F-16 Fighting Falcon. Untuk pengganti Hawk MK-53, maka Mabes TNI Angkatan Udara mengajukan tiga jenis pesawat yang sudah dicoba yakni T-50, Yak 130 dari Rusia dan L-159B dari Ceko.
Ia mengemukakan, pengadaan pengganti pesawat OV-10 Bronco sangat mendesak mengingat pesawat tempur taktis buatan North American Rockwell itu sudah dikandangkan sejak medio 2007 lalu. “Kalau terlalu lama, kasihan adik-adik penerbang kita. Jadi, jika lebih cepat akan lebih baik. Kemampuan penerbang kita terjaga dan kesiapan operasional juga bertambah,” kata Ery yang ditemui di tempat kerjanya.
Indonesia mulai menggunakan pesawat itu sejak 1976, dan terbukti efektif saat diterjunkan dalam operasi militer di Timor-Timor, Aceh dan Kalimantan Barat.
Kini aktivitas di Skuadron Udara 21 Pangkalan Udara Abdurahman Saleh, Malang, yang merupakan markas pesawat OV-10 Bronco, hanya sekadar memelihara pesawat-pesawat yang ada. Para pilot pesawat OV-1O Bronco kini memelihara kemampuan terbangnya dengan menjadi instruktur atau menjalani konversi ke jenis pesawat lain.
LiraNews
22 September 2010, Jakarta -- Kementerian Pertahanan RI tengah mengupayakan adanya alih teknologi dalam pengadaan pesawat “Super Tucano EMB-314″ yang akan menggantikan pesawat OV-10 Bronco TNI Angkatan Udara, kata Sekjen Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto di Jakarta, Rabu.
Kepada ANTARA ia mengemukakan, klausul mengenai alih teknologi itu akan dimasukkan dalam kontrak pengadaan 16 unit “Super Tucano” bagi TNI Angkatan Udara. “Karena itu, masih memerlukan waktu agar kontraknya selesai dan pengadaan `Super Tucano` dapat segera dilaksanakan,” ujar Eris.
Ia mengungkapkan, pihak Embraer Brasil sebagai produsen “Super Tucano” hanya mengizinkan PT DI untuk mengerjakan sejumlah pekerjaan non aeronautika. Sedangkan Kemhan RI terutama PT DI menginginkan, Embraer memberikan ijin untuk pembuatan suku cadang pesawat.
“Dengan begitu, jika sewaktu-waktu TNI Angkatan Udara sebagai pengguna, memerlukan suku cadang pesawat akan lebih cepat dan murah. Tidak perlu kita harus menunggu lama. Ini yang masih kita negosiasikan. Setelah disepakati kedua pihak, baru kita masukkan dalam kontrak agar ada dasar hukum yang jelas dan tidak timbul masalah di waktu mendatang,” kata Eris.
Ia menambahkan, pihaknya memahami kebutuhan TNI Angkatan Udara untuk segera mengganti pesawat OV-10 yang telah lama dihanggarkan namun Kementerian Pertahanan tidak mau gegabah. “Pemerintah telah menetapkan dalam setiap pembelian alat utama sistem senjata dari mancanegara, harus menyertakan alih teknologi. Ini yang sedang diupayakan pula dalam pengadaan pesawat Super Tucano dan lainnya,” ujar Eris menegaskan.
Sebelumnya, Asisten Perencanaan kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Muda TNI Ery Biatmoko mengatakan, dalam kurun waktu 2005-2024 TNI Angkatan Udara berencana mengganti sejumlah pesawat tempur dan angkut yang telah memasuki usia pakai 20-30 tahun, seperti OV-10 Bronco yang kini telah di-”grounded”, Hawk MK-53, F-5 Tiger dan F-16 Fighting Falcon. Untuk pengganti Hawk MK-53, maka Mabes TNI Angkatan Udara mengajukan tiga jenis pesawat yang sudah dicoba yakni T-50, Yak 130 dari Rusia dan L-159B dari Ceko.
Ia mengemukakan, pengadaan pengganti pesawat OV-10 Bronco sangat mendesak mengingat pesawat tempur taktis buatan North American Rockwell itu sudah dikandangkan sejak medio 2007 lalu. “Kalau terlalu lama, kasihan adik-adik penerbang kita. Jadi, jika lebih cepat akan lebih baik. Kemampuan penerbang kita terjaga dan kesiapan operasional juga bertambah,” kata Ery yang ditemui di tempat kerjanya.
Indonesia mulai menggunakan pesawat itu sejak 1976, dan terbukti efektif saat diterjunkan dalam operasi militer di Timor-Timor, Aceh dan Kalimantan Barat.
Kini aktivitas di Skuadron Udara 21 Pangkalan Udara Abdurahman Saleh, Malang, yang merupakan markas pesawat OV-10 Bronco, hanya sekadar memelihara pesawat-pesawat yang ada. Para pilot pesawat OV-1O Bronco kini memelihara kemampuan terbangnya dengan menjadi instruktur atau menjalani konversi ke jenis pesawat lain.
LiraNews
India Terima Kapal Selam Nuklir Maret 2011 dari Rusia
02 Oktober 2010 -- Rusia akan menyerahkan kapal selam tenaga nuklir Nerpa K-152 ke India pada Maret 2011, ujar Vyacheslav Shport Gubernur Khabarovsk pada wartawan Jumat (01/10).
Rusia menyewakan Nerpa selama 10 tahun senilai 900 juta dolar, setelah Moskow dan New Delhi sepakat pada Januari 2004.
Pada awalnya, Nerpa dijadwalkan diserahkan ke AL India pertengahan 2008, kapal selam diberi nama INS Chakra.
India sedang membangun kapal selam tenaga nuklir di galangan kapal dalam negeri. INS Chakra akan digunakan melatih pelaut AL India mengoperasikan kapal selam tenaga nuklir.
RIA Novosti/Berita HanKam
TNI Siapkan Tiga Detasemen Khusus Atasi Teror
01 Oktober 2010, Semarang -- Pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyiapkan tiga detasemen khusus untuk mengatasi aksi teror serta ancaman yang dilakukan oleh pihak tertentu dan dapat menimbulkan keresahan masyarakat Indonesia.
"Tiga detasemen khusus tersebut adalah Detasemen Bravo 90 TNI Angkatan Udara, Detasemen 81 Penanggulangan Teror TNI Angkatan Darat, dan Detasemen Jala Mengkara TNI Angkatan Laut," kata Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro, di Semarang, Jumat malam.
Ia mengatakan, ketiga detasemen khusus tersebut selalu berlatih bersama baik dengan prajurit negara tetangga atau sejumlah negara yang lebih maju dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan serta kemampuan yang dimiliki.
"Hasil latihan bersama yang telah dilakukan tersebut menunjukkan bahwa kekuatan dan kemampuan yang dimiliki TNI cukup baik dibandingkan dengan beberapa negara lain," ujarnya.
Menurut dia, ada empat penanganan teror yaitu pencegahan kegiatan-kegiatan teror, melindungi aset-aset penting milik negara, eksekusi pelaku teror yang saat dilakukan oleh Polri, dan deradikalisasi.
Dalam proses deradikalisasi, kata dia, pihaknya akan mengikutsertakan tokoh-tokoh agama dan masyarakat dalam memberikan kesadaran kepada seluruh warga negara Indonesia untuk menumbuhkembangkan persatuan dan kesatuan serta kesadaran bela negara.
Mengenai upaya yang dilakukan Polri menggandeng TNI dalam penanganan terorisme di Indonesia, ia mengatakan bahwa aturan yang ada terkait dengan hal tersebut sudah cukup jelas.
"Aturan itu diantaranya adalah harus ada permintaan dari Polri kepada TNI yang hingga saat ini belum dilakukan kecuali koordinasi di bidang intelijen dengan berbagai pihak terkait," katanya.
Terkait dengan terjadinya pertikaian dan kerusuhan di berbagai daerah di Indonesia, Purnomo tidak bersedia mengungkap secara transparan penyebabnya karena menyangkut permasalahan intelijen.
"Kami akan berupaya mencegah dan menangani hal tersebut semaksimal mungkin serta berkoordinasi dengan pihak terkait agar situasi menjadi aman terkendali," ujar Purnomo Yusgiantoro.
ANTARA News
Friday, October 1, 2010
Menhan: Reformasi TNI Terus Dilakukan
01 Oktober 2010, Semarang -- Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, reformasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sedang berjalan saat ini akan terus dilakukan secara menyeluruh.
"Proses reformasi yang dilakukan pihak TNI secara struktural sekarang sudah ada perubahan cukup besar, namun tetap harus dilanjutkan dan disempurnakan," kata Purnomo Yusgiantoro usai membuka Kemah Kebangsaan dan "Outbound" Saka Wira Pramuka Jateng dan DIY di Medan Latihan Meteseh, Semarang, di Semarang, Jumat malam.
Menurut dia, ada beberapa hal yang masih perlu disempurnakan lagi di dalam proses reformasi TNI walaupun hasilnya saat ini sudah cukup luar biasa.
"Secara struktural, TNI sekarang sudah cukup profesional dalam menyikapi tugas-tugasnya seperti tidak berpolitik yang dilihat dari sudah tidak adanya Fraksi TNI di DPR RI, dan bisnis TNI juga sedang dalam penyelesaian," ujarnya didampingi Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Langgeng Sulistiyono dan Gubernur Jateng, Bibit Waluyo.
Terkait peringatan Hari Ulang Tahun ke-65 TNI, Menhan meminta setiap prajurit untuk melakukan instropeksi diri terhadap perjalanan TNI selama ini.
Kegiatan kemah bersama yang diikuti sekitar 4.500 anggota pramuka berasal dari berbagai kwarda seluruh Jateng dan DIY dan sejumlah komponen masyarakat termasuk prajurit TNI itu bertema "Dengan Semangat Kemah Kebangsaan dan `Out Bound` Bela Negara Kita Tingkatkan Kebersamaan, Persatuan dan Kesatuan serta Jiwa Nasionalisme Guna Mewujudkan Kesadaran Bela Negara Dalam Rangka Mendukung Ketahanan Negara".
Kegiatan selama tiga hari itu bertujuan memelihara dan semakin meningkatnya jiwa dan semangat nasionalisme serta kesadaran bela negara sebagai modal dasar pembangunan nasional di wilayah guna menjaga dan mempertahankan keutuhan wilayah yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Menurut dia, dampak globalisasi dan bergulirnya reformasi serta demokrasi telah berpengaruh terhadap keterpurukan sikap kebangsaan dan kesadaran bela negara masyarakat Indonesia yang berciri heterogen dengan potensi konflik yang bersifat horzontal maupun vertikal.
"Oleh karena itu, Kodam IV/Diponegoro selaku Kotama TNI AD di wilayah Jateng dan DIY harus senantiasa proaktif bekerja sama dengan kwarda di wilayah tersebut dalam menumbuhkembangkan kegiatan wawasan kebangsaan dan bela negara di lingkungan kepramukaan," kata Purnomo Yusgiantoro.
Berbagai materi yang akan diberikan kepada peserta kemah antara lain ceramah wawasan kebangsaan dan bela negara, pemutaran film perjuangan, lomba paduan suara lagu-lagu perjuangan, pentas seni budaya, dan gelar keterampilan.
ANTARA News
Pelepasan Tim Fly Pass HUT TNI Puspenerbal
30 September 2010 -- Dalam rangaka HUT TNI ke 65 tahun 2010 Puspenerbal melepas tim Fly Pas yang akan melaksanakan misi Fly Pass di Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta, pada upacara pelepasan Tim Fly Pas dipimpin langsung oleh Komandan Puspenerbal Laksamana Pertama TNI H. Sipahutar, M.Sc yang diadakan di Apron Hanggar Lanudal Juanda.
Pada perayaan HUT TNI ke-65 tahun 2010 akan di laksanakan demo udara yang melibatkan seluruh unsur pesawat dari ketiga Angkatan. Oleh Karena Itu, tim demo udara ini mengemban misi yang sangat penting bagi TNI AL khususnya Puspenerbal dalam rangka menunjukkan profesionalisme penerbang TNI Angkatan Laut. Dalam perayaan HUT TNI kali ini Puspenerbal menurunkan pesawat sebanyak enam buah diantaranya tiga pesawat jenis Helikopter dan tiga pesawat jenis Casa. Ke enam pesawat akan bergabung dengan seluruh unsur pesawat dari ketiga Angkatan yang akan membawa nama besar TNI dalam misi demo udara Tersebut.
Dalam sambutanya Komandan Puspenerbal Laksamana Pertama TNI H. Sipahutar, M.Sc mengharapkan kepada masing-masing Penerbang dan Ground Crew agar tetap mengutamakan unsur-unsur keselamatan terbang dan kerja (Safety). Kejadian sekecil apapun akan berpengaruh terhadap misi demo udara yang akan dilaksanakan.
Dengan pengalaman yang dimiliki oleh perwakilan dari Puspenerbal sebagai tim Fly Pas akan dapat mengemban tugas ini dengan baik. Dipundaknyalah kehormatan TNI khususnya Penerbangan TNI AL dipercayakan. Keberhasilan tugas ini akan memberikan dampak yang memiliki jangkauan ke depan sebagai eksistensi Penerbangan TNI AL.
Puspenerbal
Lockheed Martin Delivers First Production C-5M Super Galaxy To U.S. Air Force
30 September 2010, MARIETTA, Ga. -- Lockheed Martin [NYSE: LMT] completed delivery of the first production C-5M Super Galaxy at a ceremony here today with officials from Air Mobility Command, Air Force Material Command and Dover Air Force Base, Del.
This is also the first C-5M to sport the new Super Galaxy tail flash and nose art.
“We are thrilled to add another superstar to the strategic airlift fleet for the Air Force,” said Lorraine Martin, Lockheed Martin C-5 program vice president. “This delivery marks the next chapter in making sure the warfighter is provided with an unprecedented capability and reliability.”
The C-5M program calls for Lockheed Martin to modernize a total of 52 C-5s: 49 B-, two C- and one A-model aircraft through the Reliability Enhancement and Re-Engining Program (RERP). The program incorporates more than 70 changes and upgrades, including newer, quieter General Electric engines making the C-5M more reliable and 10 percent more fuel efficient than legacy C-5s.
The Super Galaxy is the only U.S. strategic airlifter capable of flying unrefueled directly from the U.S. to any area of operations.
The C-5M’s demonstrated improvements in performance and efficiency validate the value to the taxpayer of modernizing proven and viable aircraft. The C-5 can carry twice the cargo of other strategic airlift systems and is the only strategic airlifter capable of carrying 100 percent of certified air-transportable cargo.
Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 136,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation’s 2009 sales from continuing operations were $44.5 billion.
Lockheed Martin
BAE Systems Receives U.S. Air Force Contract to Support Silver Fox Unmanned Aircraft Systems
29 September 2010, ROCKVILLE, Maryland -- BAE Systems has received a U.S. Air Force contract of $3.9 million to provide engineering, training, and other services for the continued use of the company's Silver Fox unmanned aircraft systems. The Silver Fox aircraft supports military operations during intelligence, surveillance, and reconnaissance missions.
"This contract is vital to supporting the warfighter," said Gordon Eldridge, acting vice president and general manager of aerospace solutions at BAE Systems. "The Silver Fox systems have demonstrated their value with real time intelligence that has saved lives."
Each Silver Fox is a gas/electric-powered unmanned system, weighing about 30 pounds. It can carry electro-optical and infrared sensors, providing full-motion imagery for both day and night operations. The Silver Fox carries small payloads and performs autonomous takeoffs and landings.
The contract was awarded by the Air Force Research Laboratory, based at Wright-Patterson Air Force Base in Ohio. BAE Systems employees will provide services that include systems maintenance, engineering, and analysis, as well as logistics support and on-the-job training for Silver Fox operators.
About BAE Systems
BAE Systems is a global defense, security and aerospace company with approximately 107,000 employees worldwide. The Company delivers a full range of products and services for air, land and naval forces, as well as advanced electronics, security, information technology solutions and customer support services. In 2009 BAE Systems reported sales of £22.4 billion (US$ 36.2 billion).
BAE Systems
50 Pesawat Meriahkan HUT TNI
01 Oktober 2010, Jakarta -- Sebanyak 50 pesawat berbagai jenis akan memeriahkan peringatan HUT ke-65 Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Jakarta, pada 5 Oktober 2010.
Juru bicara TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro, di Jakarta, Jumat, mengatakan, 50 pesawat tersebut terdiri atas tujuh pesawat Sukhoi, 11 pesawat Hawk 109/209, dua pesawat Hawk MK 53, dan lima pesawat F-5E Tiger.
"Terdapat pula tujuh pesawat F-16, dan enam pesawat KT I Wong Bee, enam pesawat Colibri, dua helikopter SA 330, dua pesawat angkut C-130 Hercules, dan dua pesawat gelatik Satud Tani," katanya.
Selain pesawat dan helikopter TNI Angkatan Udara juga dilibatkan enam helikopter MI-17 TNI Angkatan Darat dan lima pesawat C-212 dan lima heli Bell?412 milik TNI Angkatan Laut.
Bambang mengatakan, beberapa jenis akan melakukan terbang lintas.
"Masing-masing pesawat tersebut akan terbang di atas mimbar upacara yang dilaksanakan di Taxi Way Echo Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.
Selain atraksi terbang lintas berbagai jenis pesawat dari ketiga angkatan, perayaan hari jadi TNI itu juga akan dimeriahkan atraksi terjun payung.
Peringatan HUT ke-65 TNI akan dilakukan dalam sebuah upacara militer yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
ANTARA News
PAL Dapat Suntikan Modal Rp150 Miliar
01 Oktober 2010, Surabaya -- Perusahaan galangan kapal nasional PT PAL Indonesia, dapat suntikan modal dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) senilai Rp150 miliar.
"Sebenarnya kami mengajukan kredit pada PPA senilai Rp450 miliar, namun tahun ini baru cair Rp150 miliar," kata Direktur Utama PT PAL Indonesia, Harsusanto, di Surabaya, Jumat.
Ia berharap PPA bisa merealisasikan keseluruhan kredit yang diajukan perusahaannya itu, guna mendukung seluruh proses restrukturisasi.
"Dana yang sudah cair ini akan kami gunakan untuk restrukturisasi dan menambah modal usaha," katanya usai menyerahkan kapal tunda jenis "Escort Tug 4400 HP" pesanan Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak Bumi dan Gas (BP Migas).
Ia mengemukakan tahun ini PAL memproduksi sembilan unit kapal, mulai dari kapal niaga, kapal tunda, kapal tanker, kapal patroli, hingga kapal perang pesanan TNI Angkatan Laut.
Dari sembilan kapal itu, tinggal enam unit kapal yang masih dalam proses produksi, dua di antaranya satu unit kapal perang jenis "Landing Platform Dock" pesanan TNI-AL dan kapal tanker kimia pesanan perusahaan asal Italia.
"Tahun ini kami targetkan enam kapal itu sudah rampung dan diserahkan kepada pemesan," kata Harsusanto optimistis target tersebut akan tercapai.
Sebelumnya, PAL menyerahkan satu unit kapal tunda "Escort Tug 4400 HP" pesanan BP Migas yang akan digunakan untuk membantu kegiatan operasional eksploitasi migas di LNG Tangguh, Papua.
BP Migas memesan empat unit "Escort Tug 4400 HP" kepada Pal sejak 2007. Satu unit telah diserahkan kepada pihak pemesan, Jumat pagi, di hanggar Divisi Kapal Perang PAL, Ujung, Surabaya.
ANTARA News
Comments Made by DPM Teo on RSAF Apache AH-64 Helicopter Emergency Landing
(Photo: Reuters)
01 October 2010 -- During Deputy Prime Minister and Minister for Defence Teo Chee Hean's official visit to India, he commented on the helicopter incident which happened on 30 September 2010. The following is the transcript:
"I have been receiving regular updates from Singapore. Our preliminary findings are that a mechanical problem was the cause of the incident. We are conducting investigations together with the manufacturers of the aircraft. Our preliminary findings also show that designated flight routes and emergency procedures were followed and these allowed the pilots to land the aircraft in an open field. Our next steps are to make sure that we do a thorough investigation to find the root cause. We will thoroughly inspect our Apaches and Seahawks before any decision is made to resume flying of these aircraft."
MINDEF Singapore
01 October 2010 -- During Deputy Prime Minister and Minister for Defence Teo Chee Hean's official visit to India, he commented on the helicopter incident which happened on 30 September 2010. The following is the transcript:
"I have been receiving regular updates from Singapore. Our preliminary findings are that a mechanical problem was the cause of the incident. We are conducting investigations together with the manufacturers of the aircraft. Our preliminary findings also show that designated flight routes and emergency procedures were followed and these allowed the pilots to land the aircraft in an open field. Our next steps are to make sure that we do a thorough investigation to find the root cause. We will thoroughly inspect our Apaches and Seahawks before any decision is made to resume flying of these aircraft."
MINDEF Singapore
Thursday, September 30, 2010
Recovery Completed for RSAF Apache AH-64 Helicopter After Emergency Landing
30 September 2010 -- The Republic of Singapore Air Force (RSAF) Apache AH-64 helicopter, which made an emergency landing at an open field between Woodlands Ave 12 and Woodlands Dr 64 at about 1530hrs today, was recovered back to Sembawang Air Base at about 2000hrs this evening. As a precautionary measure, the RSAF will temporarily suspend all training for its fleet of Apache AH-64 helicopters pending the outcome of the investigation. Training for the RSAF's Sikorsky S-70B Seahawk naval helicopters, which have similar engines as the Apache AH-64 helicopters, will also be on hold.
(Photo: Reuters)
(Photo: Reuters)
(Photo: AP)
(Photo: Reuters)
(Photo: AP)
(Photo: Reuters)
(Photo: AP)
MINDEF Singapore
(Photo: Reuters)
(Photo: Reuters)
(Photo: AP)
(Photo: Reuters)
(Photo: AP)
(Photo: Reuters)
(Photo: AP)
MINDEF Singapore
GE Menangkan Tender Mesin LCA Tejas
30 September 2010 -- Perusahaan mesin pesawat Amerika Serikat General Electric (GE) Aviation memenangkan tender pengadaan mesin jet untuk program Light Combat Aircraft (LCA) India dan diperkirakan nilai kontrak senilai lebih dari 600 juta dolar. Proses tender berlansung lebih dua tahun.
GE mengalahkan pesaing dari Eurojet setelah Defence Research and Development Organisation (DRDO), yang mengembangkan LCA versi Mark II, secara resmi mengumumkan GE penawar terendah dari tender sebagai pemenang.
LCA Tejas jet tempur ringan bermesin dan berkursi tunggal, direncanakan akan menggantikan jet tempur usang buatan Uni Sovyet. AU India telah mengoperasikan 20 LCA Tejas dan membutuhkan hingga 200 pesawat setipe LCA.
India mengembangkan juga LCA Tejas versi maritim, yang akan ditempatkan di kapal induk buatan dalam negeri, direncanakan selesai 2015.
PTI/Berita HanKam
TNI AL Kirim Satu Kapal Perang ke Tarakan
KRI Sultan Hassanudin-366 saat masih dibangun di galangan kapal Belanda Damen.
30 September 2010, Surabaya -- TNI AL, Kamis (30/9) mengirim KRI Sultan Hassanudin ke Tarakan, Kalimantan Timur untuk membantu pengamanan menyusul kerusuhan di wilayah tersebut. Kapal bernomor 366 itu diberangkatkan dari Pangkalan Armada Kawasan Timur (Armatim). Kapal dilengkapi dengan satu helikopter, namun belum diketahui secara pasti jumlah pasukan yang ikut serta dalam kapal tersebut.
"Kapal perang tersebut dikirim ke Tarakan sebagai bantuan pengamanan, keberadan kapal juga bisa dimanaatkan untuk bantuan logitsik dan bantuan medis," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso di Surabaya.
Panglima TNI mngatakan kondisi Tarakan memprihatinkan karena itu TNI ikut bertanggungawab dalam pemulihan keamanan. Karena itu, dengan penambahan satu kapal perang diharapkan bisa memberikan rasa aman bagi masyarakat.
Tidak hanya kapal perang, Mabes TNI juga sudah mengirimkan bantuan pengamana koordinasi dengan Polri agar keamanan di Tarakan pulih kembali. "Dalam pemulihan keamanan tidak hanya menjadi tanggungawab Polri dan TNI tapi juga seluruh lapisan masyarakat, agar situasi di semua daerah aman," ujarnya.
MI
30 September 2010, Surabaya -- TNI AL, Kamis (30/9) mengirim KRI Sultan Hassanudin ke Tarakan, Kalimantan Timur untuk membantu pengamanan menyusul kerusuhan di wilayah tersebut. Kapal bernomor 366 itu diberangkatkan dari Pangkalan Armada Kawasan Timur (Armatim). Kapal dilengkapi dengan satu helikopter, namun belum diketahui secara pasti jumlah pasukan yang ikut serta dalam kapal tersebut.
"Kapal perang tersebut dikirim ke Tarakan sebagai bantuan pengamanan, keberadan kapal juga bisa dimanaatkan untuk bantuan logitsik dan bantuan medis," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso di Surabaya.
Panglima TNI mngatakan kondisi Tarakan memprihatinkan karena itu TNI ikut bertanggungawab dalam pemulihan keamanan. Karena itu, dengan penambahan satu kapal perang diharapkan bisa memberikan rasa aman bagi masyarakat.
Tidak hanya kapal perang, Mabes TNI juga sudah mengirimkan bantuan pengamana koordinasi dengan Polri agar keamanan di Tarakan pulih kembali. "Dalam pemulihan keamanan tidak hanya menjadi tanggungawab Polri dan TNI tapi juga seluruh lapisan masyarakat, agar situasi di semua daerah aman," ujarnya.
MI
AL Bangladesh Terima 2 Kapal Patroli Bekas AL Inggris
HMS Leeds Castle-P258 menjadi BNS Dhaleshwari. (Foto: Henry Pattison)
30 September 2010 -- Angkatan Laut Bangladesh menerima kapal perang jenis Offshore Patrol Vessel (OPV) bekas pakai AL Inggris yang telah direkondisi di A&P Tyne, Hebburn, South Tyneside.
KASAL Bangladesh Laksamana Madya Zahir Uddin Ahmed menerima kedua kapal yang diberi nama BNS Dhaleshwari (eks HMS Leeds Castle-P258) dan BNS Bijoy (eks HMS Dumbarton Castle- P265), Kamis (23/9) di A&T.
Pengerjaan perbaikan memakan waktu empat bulan, meliputi perbaikan total mesin utama kapal, gearbox, shaft dan motor serta pemasangan generator diesel baru serta krane dek, dilakukan oleh 100 orang pekerja.
Kedua kapal akan berlayar 11.000 mil ke Bangladesh sebelum dioperasikan AL Bangladesh.
The Northern Echo/Berita HanKam
30 September 2010 -- Angkatan Laut Bangladesh menerima kapal perang jenis Offshore Patrol Vessel (OPV) bekas pakai AL Inggris yang telah direkondisi di A&P Tyne, Hebburn, South Tyneside.
KASAL Bangladesh Laksamana Madya Zahir Uddin Ahmed menerima kedua kapal yang diberi nama BNS Dhaleshwari (eks HMS Leeds Castle-P258) dan BNS Bijoy (eks HMS Dumbarton Castle- P265), Kamis (23/9) di A&T.
Pengerjaan perbaikan memakan waktu empat bulan, meliputi perbaikan total mesin utama kapal, gearbox, shaft dan motor serta pemasangan generator diesel baru serta krane dek, dilakukan oleh 100 orang pekerja.
Kedua kapal akan berlayar 11.000 mil ke Bangladesh sebelum dioperasikan AL Bangladesh.
The Northern Echo/Berita HanKam
Boeing Receives A-10 Structural Inspection Contract from US Air Force
An A-10C Thunderbolt II from Moody Air Force Base, Ga., as the one pictured, will participate in the Enhanced Mojave Viper Exercise in Arizona later in August. Moody A-10Cs will provide close air support to U.S. Marine Corps and Navy forces during the three-week exercise. (Photo: U.S. Air Force /Airman 1st Class Benjamin Wiseman)
29 September 2010, ST. LOUIS -- Boeing [NYSE: BA] today announced that it has received a contract from the U.S. Air Force to supply airframe services and support for the A-10 Thunderbolt II aircraft fleet. The A-10 Scheduled Structural Inspection (SSI) 2012 contract covers development tasks and hardware deliveries in support of the Air Force Depot's implementation of A-10 SSI fuselage repairs. The two-year contract is valued at $5.7 million.
Boeing will plan all details of the repairs, including processes, tooling, work instructions, quality assurance, and training materials. Boeing also will repair prototype fuselages before training Air Force personnel and supporting the service's repairs on operational aircraft. All operational repair activity will be performed by the Air Force at current A-10 depots.
"Boeing appreciates the confidence the Air Force has in our ability to continue to ensure that the A-10 Thunderbolt II is viable now and into the future," said Steve Waltman, director of Aircraft Sustainment & Maintenance, a subdivision of Boeing Global Services & Support’s Maintenance, Modifications & Upgrades division.
This is the fourth competitive A-10 Thunderbolt Life-Cycle Program Support Task/Delivery Order contract the Air Force has awarded to Boeing, in addition to the $2 billion A-10 Wing Replacement Program (WRP) in June 2007. The WRP program includes engineering services and the manufacture of up to 242 A-10 wing sets.
The A-10 Thunderbolt II, also known as the Warthog, was first introduced into the Air Force inventory in 1976. The twin-engine aircraft provides close-air support of ground forces and employs a wide variety of conventional munitions, including general-purpose bombs. The simple, effective and survivable single-seat aircraft can be used against all ground targets, including tanks and other armored vehicles. The aircraft is currently supporting operations in Afghanistan and Iraq.
A unit of The Boeing Company, Boeing Defense, Space & Security is one of the world's largest defense, space and security businesses specializing in innovative and capabilities-driven customer solutions, and the world's largest and most versatile manufacturer of military aircraft. Headquartered in St. Louis, Boeing Defense, Space & Security is a $34 billion business with 68,000 employees worldwide.
Boeing
29 September 2010, ST. LOUIS -- Boeing [NYSE: BA] today announced that it has received a contract from the U.S. Air Force to supply airframe services and support for the A-10 Thunderbolt II aircraft fleet. The A-10 Scheduled Structural Inspection (SSI) 2012 contract covers development tasks and hardware deliveries in support of the Air Force Depot's implementation of A-10 SSI fuselage repairs. The two-year contract is valued at $5.7 million.
Boeing will plan all details of the repairs, including processes, tooling, work instructions, quality assurance, and training materials. Boeing also will repair prototype fuselages before training Air Force personnel and supporting the service's repairs on operational aircraft. All operational repair activity will be performed by the Air Force at current A-10 depots.
"Boeing appreciates the confidence the Air Force has in our ability to continue to ensure that the A-10 Thunderbolt II is viable now and into the future," said Steve Waltman, director of Aircraft Sustainment & Maintenance, a subdivision of Boeing Global Services & Support’s Maintenance, Modifications & Upgrades division.
This is the fourth competitive A-10 Thunderbolt Life-Cycle Program Support Task/Delivery Order contract the Air Force has awarded to Boeing, in addition to the $2 billion A-10 Wing Replacement Program (WRP) in June 2007. The WRP program includes engineering services and the manufacture of up to 242 A-10 wing sets.
The A-10 Thunderbolt II, also known as the Warthog, was first introduced into the Air Force inventory in 1976. The twin-engine aircraft provides close-air support of ground forces and employs a wide variety of conventional munitions, including general-purpose bombs. The simple, effective and survivable single-seat aircraft can be used against all ground targets, including tanks and other armored vehicles. The aircraft is currently supporting operations in Afghanistan and Iraq.
A unit of The Boeing Company, Boeing Defense, Space & Security is one of the world's largest defense, space and security businesses specializing in innovative and capabilities-driven customer solutions, and the world's largest and most versatile manufacturer of military aircraft. Headquartered in St. Louis, Boeing Defense, Space & Security is a $34 billion business with 68,000 employees worldwide.
Boeing
Sukhoi Hannya di Makassar
30 September 2010, Makassar -- Untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia, pemerintah telah membangun satu skadron pesawat tempur Sukhoi di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin Makassar dan jet tempur Rusia itu hanya akan berada di Lanud Hasanuddin.
"Untuk skadron pesawat tempur Sukhoi ditempatkan di Lanud Hasanuddin Makassar dan hingga saat ini Lanud telah mempunyai 10 unit pesawat tempur Sukhoi," kata Kepala Penerangan dan Kepustakaan (Kapentak) Lanud Hasanuddin Makassar, Kapten Agus, Kamis.
Untuk melengkapi skadron Lanud Hasanuddin Makassar, pemerintah masih akan memesan enam pesawat tempur Sukhoi lagi dari Rusia.
"Satu skadronnya akan diisi Sukhoi sebanyak 16 unit dan hingga saat ini kita sudah punya 10 unit," ujarnya tanpa menjelaskan kapan enam pesawat tempur berikutnya bakal dibeli.
Berdasarkan rencana jangka panjang hingga tiga dekade ke depan, pemerintah akan membangun 10 skadron dengan 180 unit pesawat tempur berbagai jenis.
10 skadron itu akan ditempatkan 180 pesawat tempur berbagai jenis, diantaranya F-16 Fighting Falcon yang sudah masuk dalam rencana kerja strategi Kemenhan sebagai pengganti Hawk Australia.
ANTARA News
Satu Flight Pesawat Tempur Sukhoi Ikut Ramaikan HUT TNI Ke-65
30 September 2010, Makassar -- Satu flight pesawat tempur Sukhoi 27/30 yang berhome base di Skadron Udara 5 Wing 5 Lanud Sultan dipimpin langsung Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Agus Supriatna , Kamis (30/9) bertolak menuju Lanud Halim Perdanakusuma untuk meramaikan kegiatan upacara HUT TNI ke 65 bersama pesawat tempur lainnya.
Selain Komandan Lanud Sultan Hasanuddin para penerbang Skadron Udara 11 Wing 5 yang ikut meramaikan HUT TNI ke 65 diantaranya adalah Kadisops Letkol Pnb Andi Kustoro Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb Toni Haryono , Mayor Pnb Untuk Surapati, Mayor Pnb David Tamboto, Kapten I Gusti Ngurah Surga, Kapten Riyadi, Kapten Pnb Wanda, Lettu Pnb Baskoro, sebelum bertolak meninggalkan Lanud Sultan Hasanuddin, diawali dengan pelaksanaan briefing penerbangan dan cek kesehatan.
Dalam rangkaian ikut meramaikan HUT TNI ke 65, para penerbang pesawat tempur Sukhoi selama bulan September 2010 secara terjadwal giat melaksanakan latihan dengan berbagai formasi/fly pass di wilayah udara Lanud Sultan Hasanuddin dan sekitarnya.
Pentak Lanud Sultan Hasanuddin
Alutsista Marinir Perlu Dimodernisasi
30 September 2010, Surabaya -- Sejumlah kendaraan tempur milik Korps Marinir melakukan manuver tempur, di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Rabu (29/9). Alat utama sistem senjata (Alutsista) milik Korps Marinir TNI AL, meski sebagian sudah lama tahun pembuatannya, namun masih bisa digunakan dalam kondisi baik untuk mendukung keutuhan NKRI. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/nz/10)
Sejumlah meriam persenjataan artileri milik Korps Marinir melakukan manuver tempur. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/nz/10)
Sejumlah meriam persenjataan artileri milik Korps Marinir melakukan manuver tempur. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/nz/10)
TNI Perkuat Alutsista Dalam Negeri
30 September 2010, Jakarta -- Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan memprioritaskan penggunaan produksi dalam negeri dalam pembuatan alat utama sistem senjata (alutsista).
Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan, penggunaan produksi dalam negeri memiliki peranan yang strategis dalam pembangunan ekonomi bangsa. Sebab, dalam pembuatannya, semua yang mengerjakan adalah tenaga Indonesia. ”Misalnya pembuatan satu fregat bisa menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja, jadi kalau dua fregat bisa dua kali lipat menyerap tenaga kerja. Belum lagi dampak ekonomi lain,”katanya di Kantor Wakil Presiden kemarin.
Dia melanjutkan,Kementerian Pertahanan menganggarkan sekitar Rp150 triliun untuk pengadaan serta pemeliharaan dan perawatan alutsista. Dana tersebut sebagian besar diambil dari Rencana Pembangunan Menengah Nasional 2010–2014.“Dari jumlah tersebut sebesar Rp100 triliun diambil dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN 2010–2014,”katanya. Menurut Menhan, sisanya sebesar Rp50 triliun diharapkan bisa diperoleh oleh kementriannya apabila ekonomi Indonesia ke depan tumbuh dengan baik. Purnomo mengakui dana sebesar Rp 50 triliun tersebut belum bisa berakomodasi, tapi dirinya masih akan terus memperjuangkannya. Alutsista yang akan dibuat di dalam negeri dari anggaran Rp150 triliun tersebut meliputi kapal fregat dan kapal patroli cepat (fast patrol boat).
Dia menjelaskan, untuk kebutuhan di perairan Indonesia barat,TNI AL tidak mengembangkan kapal ukuran besar sehingga bisa dibuat di dalam negeri dilengkapi persenjataan modern seperti rudal.“Kalau yang untuk Indonesia timur memang kapalnya besar-besar. Seperti fregat itu kita bangun di Surabaya. Mudah-mudahan akhir tahun kita bisa mendeklarasikan untuk membangun kapal selam di Indonesia juga di PT PAL,”katanya Purnomo berkali-kali menyatakan komitmen pemerintah dalam memberdayakan industri pertahanan dalam negeri. Seusai penyerahan penyerahan pesawat tempur Sukhoi di Makassar Senin (27/9) dia menyatakan PT PAL Indonesia telah mampu melakukan pembangunan kapal perang jenis perusak kawal rudal (PKR).
Sementara PT Dirgantara Indonesia melakukan kerja sama pembangunan pesawat patroli maritim dengan Turki serta pembuatan prototipe pesawat tempur generasi 4,5 dengan Korea Selatan. Seperti diketahui, saat menjalani uji kepatutan dan kelayakan di depan anggota Komisi I DPR, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menjamin keberlanjutan pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri.Pemberdayaan tersebut merupakan salah satu program prioritas Agus dalam melaksanakan pembangunan kekuatan TNI. Penguatan tersebut, lanjutnya, dapat terealisasi jika pem-ba-ngunan kekuatan pertahanan dengan penggunaan produk industri dalam negeri.
“Contohnya pembangunan kapal perang dengan konsep joint cooperation di PT PAL,” ujarnya. Jika ternyata pengadaan alutsista harus dibeli dari luar, ujar Agus, maka perlu diupayakan adanya transfer teknologi. Pengamat militer Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jaleswari Pramodhawardani mengatakan, pembangunan industri pertahanan berbeda dengan pembangunan industri lain. Pembangunan tersebut memerlukan kesabaran dalam tenggat waktu yang panjang serta kebijakan-kebijakan strategis dari pemerintah.
Yang terutama dibutuhkan adalah alokasi anggaran yang besar. “Komitmen penggunaan alutsista dalam negeri oleh TNI dan Kemhan harus terus dijaga,”katanya. Sementara itu,Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menyatakan komitmen melakukan penguatan peran Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) atau Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP) dalam pengembangan industri pertahanan nasional dan pemenuhan kebutuhan alutsista TNI harus didukung.
Agar target pengembangan dan penguatan tersebut dapat tercapai, industri pertahanan dalam negeri juga harus melakukan perbaikanperbaikan dengan meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dan melakukan langkahlangkah efisiensi serta pembenahan manajemen. Upaya pengembangan industri pertahanan dalam negeri, lanjut Mahfudz, juga dilakukan dengan menggandeng industri-industri yang selama ini bekerja sama dengan Indonesia.
“Sebagai contoh, kalau Indonesia meneken kontrak untuk membeli lima kapal selam, maka ada industri yang mereka bersedia untuk pembuatannya di Indonesia, transfer teknologinya di Indonesia, bahkan kemudian akan join dengan industri yang ada di Indonesia dan mereka akan menginjeksikan investasi,”tandasnya.
SINDO
Agus Suhartono Serahkan Jabatan KSAL
Panglima TNI Jendral TNI Djoko Santoso (tengah) melakukan salam komando bersama KSAL baru Laksamana Madya TNI Soeparno (kiri) dan Laksamana TNI Agus Suhartono (kanan) usai Sertijab KSAL di Markas Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur (Makoarmatim), Surabaya, Jatim, Kamis (30/9). Laksamana Madya TNI Soeparno menggantikan Laksamana TNI Agus Suhartono yang selanjutnya menjabat sebagai Panglima TNI. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/Spt/10)
30 September 2010, Jakarta -- Jabatan Kepala Staf Angkatan Laut diserahterimakan dari Laksamana TNI Agus Suhartono kepada Laksamana Madya TNI Soeparno, Kamis pagi.
Serahterima jabatan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) dilakukan di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Surabaya, sementara Agus Suhartono sekarang menjabat Panglima TNI.
Pengangkatan Laksamana Madya Soeparno sebagai Kepala Staf Angkatan Laut sesuai Keputusan Presiden Nomor 52/TNI/2010.
Laksamana Madya TNI Soeparno. merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke-24 tahun 1978 .
Ia pernah menjabat Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim. Usai menjabat Danguspurlatim, pria kelahiran Surabaya, 28 September 1955 itu berdinas di Mabes TNI AL sebagai Kepala Dinas Potensi Maritim.
Hingga akhirnya menjabat sebagai Wakil Kasal.
Sejumlah personel Intai Amfibi (Taifib) Marinir TNI-AL lengkap dengan persenjataan mereka mengikuti defile pasukan pada Sertijab KSAL di Markas Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur (Makoarmatim), Surabaya, Jatim, Kamis (30/9). (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/Spt/10)
Sebagai perwira dengan spesialisasi kapal selam, Laksma TNI Soeparno pernah mengomandani tiga kapal perang, masing-masing KRI Badik-623, KRI Nala-363 dan KRI Oswald Siahaan-354.
Kemudian pada 1999 menjabat Komandan Satuan Kapal Selam Koarmatim.
Dengan pengangkatan Laksamana Madya Soeparno sebagai Kasal, maka jabatan Wakasal akan diisi oleh Laksamana Muda TNI Marsetio sesuai Keputusan Panglima TNI No Kep: 642/IX/2010 tanggal 28 Sept 2010.
Berdasar keputusan itu pula Laksaman Muda TNI Haribowo ditetapkan sebagai Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat, dan Laksmana Pertama TNI Sukatno sbg Danlantamal VII .
ANTARA News
30 September 2010, Jakarta -- Jabatan Kepala Staf Angkatan Laut diserahterimakan dari Laksamana TNI Agus Suhartono kepada Laksamana Madya TNI Soeparno, Kamis pagi.
Serahterima jabatan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) dilakukan di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Surabaya, sementara Agus Suhartono sekarang menjabat Panglima TNI.
Pengangkatan Laksamana Madya Soeparno sebagai Kepala Staf Angkatan Laut sesuai Keputusan Presiden Nomor 52/TNI/2010.
Laksamana Madya TNI Soeparno. merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke-24 tahun 1978 .
Ia pernah menjabat Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim. Usai menjabat Danguspurlatim, pria kelahiran Surabaya, 28 September 1955 itu berdinas di Mabes TNI AL sebagai Kepala Dinas Potensi Maritim.
Hingga akhirnya menjabat sebagai Wakil Kasal.
Sejumlah personel Intai Amfibi (Taifib) Marinir TNI-AL lengkap dengan persenjataan mereka mengikuti defile pasukan pada Sertijab KSAL di Markas Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur (Makoarmatim), Surabaya, Jatim, Kamis (30/9). (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/Spt/10)
Sebagai perwira dengan spesialisasi kapal selam, Laksma TNI Soeparno pernah mengomandani tiga kapal perang, masing-masing KRI Badik-623, KRI Nala-363 dan KRI Oswald Siahaan-354.
Kemudian pada 1999 menjabat Komandan Satuan Kapal Selam Koarmatim.
Dengan pengangkatan Laksamana Madya Soeparno sebagai Kasal, maka jabatan Wakasal akan diisi oleh Laksamana Muda TNI Marsetio sesuai Keputusan Panglima TNI No Kep: 642/IX/2010 tanggal 28 Sept 2010.
Berdasar keputusan itu pula Laksaman Muda TNI Haribowo ditetapkan sebagai Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat, dan Laksmana Pertama TNI Sukatno sbg Danlantamal VII .
ANTARA News
Army all at sea on HMS Ark Royal
A detachment of Apache attack helicopters have landed on board the Royal Navy’s Fleet Flagship HMS Ark Royal to take part in Exercise Joint Warrior in October.
28 September 2010 -- An unusual sight – Apaches are used extensively by the Army Air Corps in land operations but over the next few weeks they will train to broaden their sea experience and capability with the Royal Navy.
As well as it being a relatively new experience for the three aircraft and ten pilots, there is also a support crew of 120 engineers and maintainers from 4 Regiment Army Air Corps on board the Portsmouth-based aircraft carrier. Working around the clock to ensure the safety of the aircraft, this will be the first time at sea for many of the soldiers.
The formidable firepower and target-tracking capability of the Apache has already been demonstrated to impressive effect on the battlefields of Afghanistan and while on board HMS Ark Royal, this AAC detachment will explore how these capabilities can be further extended by working from a seaborne platform.
Under Exercise joint Warrior, which is off the west coast of Scotland, the pilots will initially spend time acclimatising to the unique difficulties which arise when operating at sea, performing deck-landings in a variety of conditions.
Once this process is completed, the Apaches will take part in simulated small-scale warfare, attacking land-targets in a series of assaults planned, launched and directed by HMS Ark Royal.
Commander Rocky Salmon, Commander Air of HMS Ark Royal, said:
“Being able to operate a diverse range of aircraft from the carrier underlines our flexibility in the joint service environment and the Apache brings with it an awesome capability. “The focus of this period will be to ensure that we safely integrate 656 Squadron into HMS Ark Royal, provide their crews with deck experience and develop tactical procedures for the future.”
ROYAL NAVY
28 September 2010 -- An unusual sight – Apaches are used extensively by the Army Air Corps in land operations but over the next few weeks they will train to broaden their sea experience and capability with the Royal Navy.
As well as it being a relatively new experience for the three aircraft and ten pilots, there is also a support crew of 120 engineers and maintainers from 4 Regiment Army Air Corps on board the Portsmouth-based aircraft carrier. Working around the clock to ensure the safety of the aircraft, this will be the first time at sea for many of the soldiers.
The formidable firepower and target-tracking capability of the Apache has already been demonstrated to impressive effect on the battlefields of Afghanistan and while on board HMS Ark Royal, this AAC detachment will explore how these capabilities can be further extended by working from a seaborne platform.
Under Exercise joint Warrior, which is off the west coast of Scotland, the pilots will initially spend time acclimatising to the unique difficulties which arise when operating at sea, performing deck-landings in a variety of conditions.
Once this process is completed, the Apaches will take part in simulated small-scale warfare, attacking land-targets in a series of assaults planned, launched and directed by HMS Ark Royal.
Commander Rocky Salmon, Commander Air of HMS Ark Royal, said:
“Being able to operate a diverse range of aircraft from the carrier underlines our flexibility in the joint service environment and the Apache brings with it an awesome capability. “The focus of this period will be to ensure that we safely integrate 656 Squadron into HMS Ark Royal, provide their crews with deck experience and develop tactical procedures for the future.”
ROYAL NAVY
Wednesday, September 29, 2010
Iran Akan Persenjatai Kapal Laut Terbang dengan Roket dan Rudal
29 September 2010 -- Komandan Korps Pengawal Revolusi Iran Kekuatan Laut Alireza Tangsiri mengatakan Korpsnya berencana memasang roket dan rudal pada kapal laut terbang guna meningkatkan kemampuan tempur, Selasa (28/9), kutip FNA.
Korps Pengawal Revolusi Iran menerima tiga skuadron Bavar-2 dari Kementrian Pertahanan.
Kapal laut terbang tidak saja nyaman pada kecepatan tinggi tetapi juga mudah berlayar ditengah badai tanpa terpengaruh ketinggian ombak, ujar Tangsiri.
Ia menggarisbawahi Iran diantara sedikit negara, yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan merancang dan memproduksi kapal laut terbang serta melatih militer untuk menggunakannya, dan diingatkannya Iran satu-satunya negara di kawasan Timur Tengah dengan kemampuan tersebut.
FNA/Berita HanKam
Korps Pengawal Revolusi Iran menerima tiga skuadron Bavar-2 dari Kementrian Pertahanan.
Kapal laut terbang tidak saja nyaman pada kecepatan tinggi tetapi juga mudah berlayar ditengah badai tanpa terpengaruh ketinggian ombak, ujar Tangsiri.
Ia menggarisbawahi Iran diantara sedikit negara, yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan merancang dan memproduksi kapal laut terbang serta melatih militer untuk menggunakannya, dan diingatkannya Iran satu-satunya negara di kawasan Timur Tengah dengan kemampuan tersebut.
FNA/Berita HanKam