Korvet Sigma KRI Diponegoro saat bertugas di satuan maritim Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon. (Foto: Berita HanKam)
3 November 2010, Jakarta -- Kandungan cadangan perang yang dimiliki Indonesia ternyata sangat besar dan strategis. Selain sumber daya manusia, Indonesia juga memiliki ketersediaan sumber daya laut yang 70 persen lebih besar dari daratan.
Demikian dikatakan pengamat maritim Laksamana Muda (Purn) Robert Mangindaan, pengamat maritim dari Universitas Indonesia (UI) Edy Prastyanto dalam seminar akhir Perwira Siswa Dikreg Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal) Angkatan ke-48 di Seskoal, Jakarta, Selasa (2/11).
Robert mengatakan, potensi ketangguhan perang dan pertahanan negara Indonesia patut disadari masyarakat dan pemerintah Indonesia. Bukan mustahil, potensi yang ada sekarang menjadi kekuatan besar untuk menggentarkan kekuatan perang negara lain, termasuk Amerika Serikat dan Eropa.
"Dari pendekatan ketahanan nasional, ada aspek statis yang perlu diperhitungkan. Sayangnya, aspek statis itu belum disadari oleh kita semua," ujarnya.
Potensi yang mampu membangkitkan kekuatan pertahanan dan angkatan perang Indonesia, adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM). Jumlah penduduk Indonesia mencapai 240 juta jiwa, bisa diandalkan untuk melaksanakan perang besar dan sangat mengerikan.
"Apabila setengah persen dari jumlah tersebut disiapkan sebagai kombatan, Indonesia patut diperhitungkan sebagai kekuatan perang yang sangat mengerikan," ujar Robert.
Potensi lainnya, katanya, adalah ketersediaan kekayaan laut Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pembangunan pertahanan negara yang kuat dan tangguh.
Menurut Robert, kerugian yang dialami Indonesia dalam setiap tahunnya itu seharusnya bisa untuk membeli kapal perang besar dan canggih seharga 300 juta dolar AS per unit maupun membeli ratusan peluru kendali senilai 12 - 15 juta dolar AS per unit.
"Potensi ini tidak terjaga dan tidak disadari karena leading sector untuk eksploitasi kekayaan di laut hanya fokus pada pengembangan budi daya. Tentunya kebijakan ini juga berakibat pada armada perikanan nasional yang tidak mendapatkan atensi sewajarnya," kata dia.
Potensi ketiga yang sangat menguntungkan adalah Indonesia merupakan negara yang memiliki laut terluas di dunia. "Potensi geografik merupakan elemen utama untuk membangun negara maritim yang kuat dan tentunya berbeda dengan negara yang berada di tengah benua," ujar Robert.
Suara Karya
No comments:
Post a Comment