Salah seorang anggota tim dokter Rusia tiba di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar, Selasa (14/9). Kedatangan tim dokter asal Rusia terkait meninggalnya tiga teknisi jet tempur Sukhoi SU-27 SKM asal Rusia, Alexander Poltorak Meksandri, Voronim Sergei, dan Koronov Victor Savanoc pada Senin (13/9) dan dua teknisi yang masih dalam perawatan intensif di RS Wahidin Sudirohusodo yaitu Andre Zaykay dan Andre Spalov. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/ss/ama/10)
15 September 2010, Makassar -- Tim teknisi pesawat tempur Sukhoi asal Rusia yang menjadi korban keracunan alkohol bertambah menjadi tiga orang. Koronov Viktor Sapanov, 55, menyusul tewas setelah menjalani perawatan di RS Stella Maris dini hari kemarin WIT.
Viktor yang tergabung dalam Tim Garansi (Warranty) perakit pesawat Sukhoi itu tak mampu melewati masa kritis dan dinyatakan meninggal Selasa dini hari di Kamar Perawatan 201 B. Jenazah Viktor kemudian dibawa ke RS Polri Bhayangkara untuk diotopsi.
Korban tewas sebelumnya, Senin (13/9), adalah dua teknisi; Alexander Poltorak Meksandre, 50, dan Voronin Sergei, 55. Selain tiga korban tewas tersebut, dua teknisi lain mendapat perawatan di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo (RSWS).
Dua teknisi itu adalah Andrei Zavkay, 32, dan Andrei Spalov, 44. Mereka masuk ke rumah sakit pemerintah tersebut sekitar pukul 09.30 WIT kemarin, setelah dirujuk dari RS Stella Maris. Hingga tadi malam, dua teknisi itu dirawat di Paviliun Sawit A1/2.
Gejala yang dialami dua korban tersebut sama dengan korban sebelumnya. Mereka mengaku pusing, mual, dan nyeri di dada. Namun, kondisi Andrei Zavkay dan Andrei Spalov masih lebih baik. Setelah dirawat, keduanya dapat diajak berkomunikasi.
Dokter ahli penyakit dalam RSWS, dr Nu'man Daud, menjelaskan bahwa kondisi korban sudah mulai stabil dan bisa diajak bicara. Meski begitu, kata dia, mereka belum diperbolehkan keluar dari rumah sakit lantaran masih membutuhkan banyak istirahat.
''Kami masih terus mengobservasi kondisi keduanya. Kami juga masih mencari kaitan antara apa yang dimakan dan diminum terakhir dengan kondisi kesehatan mereka,'' terang Nu'man.
Terkait dengan dugaan keracunan alkohol, Nu'man tak menampik. Hanya, dia belum berani memberikan kepastian sebelum ada hasil pemeriksaan sampel organ tubuh korban yang telah diotopsi di RS Polri Bhayangkara Makassar.
Menurut Nu'man, pihaknya telah mengambil sampel darah dua korban tersebut dan memeriksa semua organ vitalnya seperti ginjal, hati, dan jantung. ''Lebih penting lagi, kami menjaga kondisi psikologis kedua korban supaya tidak goyah mendengar kabar kematian tiga rekannya. Kami juga melakukan pemeriksaan berkala detak jantung mereka,'' kata Nu'man.
Sementara itu, tiga korban tewas -Alexander Poltorak Meksandre, Voronin Sergei, dan Koronov Viktor Sapanov- telah diotopsi di kamar jenazah RS Polri Bhayangkara. Tiga jenazah tersebut diotopsi sembilan jam lebih pada Senin hingga Selasa kemarin, mulai pukul 20.40 hingga 06.00.
Otopsi dilakukan Tim Forensik Universitas Hasanuddin, Labfor Polda Sulsel, dan Dokkes RS Polri Bhayangkara. Otopsi dipimpin Kepala Bagian Patologi Forensik Medikolegal Fakultas Kedokteran Unhas Prof Dr dr Gatot S Lawrence SpPA (K) SpF.
Tak seorang pun anggota tim forensik maupun dokter kesehatan di Polda Sulsel mau buka mulut. Namun, kabar yang didapat koran ini menyebutkan, dalam bocoran yang diperoleh dari lambung tiga mayat tersebut terdapat sisa cairan alkohol dengan kadar tinggi.
Alkohol yang terdapat di lambung korban bercampur dengan aneka obat-obatan. Hanya, belum diketahui pasti jenis alkohol dan obat-obatan yang dikonsumsi tiga korban itu sebelum meregang nyawa.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sulsel Kombespol Budyo Prasetyo mengungkapkan, gejala yang dialami semua korban sama. ''Dua korban yang sempat diperiksa sebelum meninggal mengeluh sesak napas di rongga dada, pusing, mual, dan muntah. Juga ada busa di mulut korban,'' terang Budyo.
Dugaan bahwa kematian tiga korban tersebut disebabkan keracunan alkohol semakin jelas setelah polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Di kamar wisma milik Lanud Sultan Hasanuddin yang ditempati Alexander Poltorak Meksandre ditemukan barang bukti berupa plastik kresek berisi cairan kimia dan obat-obatan.
Kepala Polda Sulsel Irjen Pol Johny Wainal Usman mengakui adanya bekas minuman beralkohol dan obat-obatan tersebut. Semua barang bukti itu sudah dikirimkan ke Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri di Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut.
''Ada kerusakan peralatan di Labfor Polda Sulsel sehingga semua barang bukti dikirimkan ke Mabes Polri. Tujuannya mendapatkan hasil yang akurat,'' kata Johny seusai meninjau kamar mayat RS Polri Bhayangkara didampingi Kabid Humas Polda Sulsel Kombespol Hery Subiansauri siang kemarin.
Tiga jenazah korban keracunan alkohol tersebut rencananya dipulangkan ke Rusia Kamis, 16 September besok, menggunakan pesawat Antonov AN-124-100. Pemulangan jenazah dilakukan setelah satu unit pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK 2 yang terbang dari Rusia mendarat di Lanud Sultan Hasanuddin.
Pesawat itu akan melengkapi dua pesawat tempur yang sudah lebih dahulu tiba, yakni SU-27 SKM buatan KNAAPO (Komsomolsk Amure Aircraft Production Association) Rusia. Tadi malam, tiga peti berisi jenazah tiga korban sudah dipindahkan dari RS Polri Bhayangkara ke RSWS.
''Pemulangan jenazah menggunakan pesawat Antonov langsung ke Rusia. Untuk mengantisipasi segala sesuatu yang tak diharapkan, semua teknisi asal Rusia yang bermasalah dengan kesehatan sudah diarahkan untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit,'' kata Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama (Marsma) TNI Agus Supriatna.
Jawa Pos
No comments:
Post a Comment