Menhankam, Purnomo Yusgiantoro (kanan) bersama Dubes Rusia untuk Indonesia, Alexander Ivanov (kiri), melihat cockpit pesawat Sukhoi usai serah terima pesawat Sukhoi SU-27SKM di Lanud TNI AU Sultan Hasanuddin Makassar, Senin (27/9). Sebanyak tiga unit pesawat Sukhoi tipe SU-27SKM yang di pesan di Rusia di serahkan ke pemerintah Indonesia yang di wakili oleh Menhankam untuk melengkapi enam pesawat dari sepuluh pesanan pesawat Sukhoi SU-30MK2 dan SU-27SKM pada 2003 lalu. (Foto: ANTARA/Adnan Muthalib/ed/nz/10)
29 September 2010 -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sangat dikenal sebagai figur tegas dan berani mengambil risiko. Senin (28/9), di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, suami Sri Murniati Sachro ini ikut terbang selama 25 menit dalam uji coba jet tempur Sukhoi Su-30 double seat yang baru dibeli Indonesia dari Rusia. Meski tidak menjadi pilot utama, keikutsertaan Purnomo terbang menggambarkan bahwa ia pemimpin tegas yang berani mengambil risiko.
Berbicara mengenai pertahanan, pria kelahiran Semarang, 16 Juni 1951, ini punya konsep pemikiran jangka panjang dalam rangka mewujudkan pertahanan negara Indonesia yang kuat. Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini menjadi inisiator pembangunan kapal perang besar dan canggih serta berteknologi tinggi, yakni Kapal Perang Perusak Kawal Rudal (PKR) senilai 220 juta dolar AS di PT PAL Indonesia, Surabaya.
Tak hanya itu, lulusan Fakultas Perminyakan ITB ini juga merencanakan membangun kapal selam berteknologi tinggi di tempat sama. Dua kapal perang ini akan menjadi simbol kekuatan Angkatan Laut RI serta kebangkitan industri pertahanan dalam negeri.
Pada pertahanan udara, mantan Gubernur OPEC Wina, Austria (1996-1998), ini kembali membuat gebrakan besar membangun skuadron udara. Tak tanggung-tanggung, ia menargetkan hingga tahun 2024 Indonesia sudah memiliki 180 jet tempur Sukhoi buatan Rusia, di luar jet tempur F-16 dan F-5 Tiger yang sudah dimiliki Indonesia.
Suara Karya
No comments:
Post a Comment