Kepala BPPT, Marzan A Iskandar memegang prototipe Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) saat pembukaan pameran "Ritech 2010" di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (20/8). Expo tahunan ke-10 ini merupakan rangkaian Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2010 hasil kerjasama Kementerian Riset dan Teknologi dan Kementerian Perindustrian dengan tema "Temukan Energi, Teknologi Nano Dalam Kehidupan". (Foto: ANTARA/Paramayuda/pd/10)
20 Agustus 2010, Jakarta -- Usaha bangsa Indonesia dalam percepatan pembangunan dan pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak dapat dilepaskan dari peran dan keterlibatan teknologi. Oleh karena itu Indonesia tidak cukup mengandalkan pertumbuhan ekonomi yang ditunjang keunggulan komparatif saja, namun perlu ditunjang pula oleh keunggulan kompetitif. Sebagai konsekuensinya, dominasi produk hasil industri yang selama ini berbasiskan sumber daya alam harus mulai dialihkan ke produk yang berbasiskan hasil inovasi.
Hal tersebut disampaikan Menristek, Suharna Surapranata dalam sambutannya pada Pembukaan R&D Ritech Expo 2010 yang diadakan di Jakarta Convention Center, pada Jumat 20 Agustus 2010. Turut hadir pada acara tersebut, Menteri Perindustrian, M.S. Hidayat, serta Kepala LPNK, perwakilan DPR dan duta besar negara sahabat.
Pada kesempatan tersebut, Menristek kembali menegaskan pentingnya sinergi antara lembaga riset dengan sektor industri. Berdasarkan pemetaan riset sesuai dengan Agenda Riset Nasional, sejauh ini banyak hasil riset hanya sampai pada tahap riset dasar dan riset terapan saja. Sedangkan untuk peningkatan kapasitas produksi dan percepatan difusi belum optimal karena lemahnya kolaborasi antara lembaga riset dan industri. Intermediasi antara keduanya perlu dibangun sehingga lembaga riset dapat menghasilkan produk yang diperlukan industri dan di sisi lain industri senantiasa mengkomunikasikan produk hasil riset yang mereka butuhkan. Bila kolaborasi keduanya ditunjang dengan komitmen pemerintah, maka tidak mustahil pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan dicapai. “Sinergi antar lembaga litbang, industri dan pemerintah atau yang biasa disebut dengan triple helix, bisa meningkatkan kemampuan kita untuk berkompetisi sehingga kita bisa menembus pasar dunia”, ujar Menristek.
Sementara itu, Menteri Perindustrian, MS Hidayat dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan R&D Ritech Expo diselenggarakan untuk menjawab rendahnya penerapan teknologi yang dihasilkan oleh lembaga litbang nasional pada dunia industri. Menperin berharap kegaitan ini dapat menjadi pendorong bagi masyarakat luas untuk lebih meningkatkan kemampuan produksi industri mereka dan makin memanfaatkan serta menerapkan hasil litbang yang telah dihasilkan oleh lembaga litbang. “Semoga RD Ritech expo mampu membuka lebih luas wawasan kita tentang kemampuan teknologi dalam negeri sehingga mampu memberikan sumbangan yang lebih nyata dalam pembangunan ekonomi nasional”, ujar Menperin.
Pameran R&D Ritech Expo 2010
R&D – RITECH Expo 2010 diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi selama 3 hari mulai 20 Agustus 2010 hingga 22 Agustus 2010. Pameran yang bertemakan “Inovasi Teknologi Menuju Peningkatan Daya Saing Industri Berbasis Nanoteknologi” diikuti lebih dari 100 stand yang berasal dari lembaga litbang pemerintah, lembaga litbang industri, dan perguruan tinggi. Peserta pameran dibagi atas zona bidang fokus yaitu Zona Hankam 15 stand, teknologi informasi dan komunikasi 18 stand, material maju 17 stand, Kesehatan 12 stand, Energy 17 stand, Transportasi 11 stand dan Pangan 12 stand.
Selain pameran tematik nantoteknologi dan fokus litbang nasional, R&D Ritech Expo juga diisi dengan talkshow, karyawisata pelajar dan seminar yang merupakan tindak lanjut kerjasama Indonesia-Mesir di bidang pengembangan dan penerapan nanoteknologi.
Ristek
No comments:
Post a Comment