F-16C Block 52, Indonesia berencana membeli sejumlah F-16 C/D guna melengkapi skuadron yang sudah ada serta mengupgrade F-16 A/B yang dimiliki. (Foto: F-16.net)
13 Juli 2010, Jakarta -- TNI Angkatan Udara (AU) sangat membutuhkan alat utama sistem senjata (alutsista) modern dan canggih untuk mengamankan wilayah udara nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Paling substansi dibutuhkan, yakni pesawat tempur sergap dan angkut, peluru kendali, serta radar pendeteksi pesawat musuh.
"Untuk mampu mengamankan wilayah udara nasional, Kohanudnas harus didukung dengan peralatan alutsista yang memadai agar dapat mengawasi seluruh wiludnas sehingga tugas pokok Kohanudnas akan dapat dilaksanakan dengan baik," ujar Panglima Komando Pertahana Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsekal Muda TNI Dradjad Rahardjo di sela-sela kunjungan Komisi I DPR ke Markas Kohanudnas Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (11/7).
Kunjungan Komisi I DPR, untuk mengetahui dan menyerap aspirasi satuan-satuan TNI secara langsung. Masukan dari TNI AU akan dibawa dalam rapat dengar pendapat DPR dengan Kementerian Pertahanan/TNI dalam rangka pemenuhan alutsista ideal.
Menurut Dradjad, keberadaan alutsista TNI AU masih jauh dari ideal. Bahkan, secara kuantitas dan kualitas, alutsista yang dimiliki TNI AU sangat minim. "Kondisi ini merupakan kemunduran dan harus diperjuangkan," ujarnya.
Selain alutsista, Panglima Komando Operasi TNI AU I melalui Kepala Staf Kroops TNI AU I Marsma TNI Bagus Puruhito mengatakan, TNI AU membutuhkan pesawat angkut untuk mendukung operasi Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) ke daerah. "Pesawat angkut yang kita miliki cukup minim," ujarnya.
Wakil Ketua Komisi I DPR Hayono Isman menjanjikan akan memperjuangkan kebutuhan TNI.
"Kami sangat merespons tentang kondisi alutsista yang dibutuhkan TNI khususnya masalah Hanudnas, maupun dukungan alutsista lainnya. Kami akan memperjuangkan agar TNI ke depan lebih baik," ujarnya.
Suara Karya
No comments:
Post a Comment