USMC bersiap mengikuti latma dengan Korps Marinir TNI AL.
14 Juni 2010, Jakarta -- Pemerintah Indonesia menyatakan tidak akan mengemis pada Amerika Serikat dalam hal kerjasama pertahanan dan militer, khususnya pemulihan kerjasama pasukan khusus kedua negara, demikian Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Senin.
"Latihan itu tidak ada urgensinya. Sebenarnya kerjasama antarmiliter Indonesia-AS terus berjalan sejak 2001 saat embargo ke kita diangkat. Saat itu kedua negara lalu membentuk forum Indonesia-USA Security Dialogue yang pertemuannya sampai sekarang sudah delapan kali," ujar Purnomo didampingi tiga kepala staf angkatan TNI dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR.
Dia menilai, hubungan antarkedua negara sebetulnya tidak pernah bermasalah, namun meski hubungan militer RI-AS telah berjalan normal Indonesia tidak ingin mengukuhkan kerjasama itu melalui payung hukum "Defence Cooperation Agreement" (DCA) jika Indonesia tidak diposisikan setara dengan AS.
"Enggak pernah ada yang mempersoalkan kok, saya sering ketemu militer dan perwakilan pemerintah AS, mereka tidak pernah menyoalkan Kopassus.
Kalau pun Kopassus tidak bisa latihan dengan pasukan khusus militer AS, kan tetap bisa latihan dengan pasukan khusus Australia, kemarin kita baru latihan bersama di Perth," katanya mengungkapkan.
Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menyatakan kerjasama militer antarkedua negara semakin kerap dilakukan setelah 2008, namun kerja sama latihan masih belum terealisasi meski sejumlah petinggi militer dan pemerintahan AS ingin membuka kembali kerja sama dengan Kopassus.
"Mudah-mudahan berhasil. Memang masih ada hambatan di kongres sana. Namun, kami tidak mau mengemis-ngemis," kata Djoko.
Hati-hati Kerjasama Militer dengan Amerika
Anggota Komisi I DPR RI Paskalis Kossay, Senin malam, mengingatkan pemerintah untuk berhati-jhati membangun kerjasama militer dan pertahanan dengan Amerika Serikat.
"Kita tidak boleh lengah membangun kerjasama dengan mereka. Posisinya harus jelas, jangan sampai kita hanya jadi semacam `pembantu` mengamankan kepentingan mereka, terutama di Selat Malaka dan dalam rangka menghadapi ekspansi Tiongkok,"
tandas anggota Fraksi Partai Golkar itu.
Paskalis juga mengingatkan penting dan strategisnya posisi Indonesia dalam geostrategi global yang merupakan possisi tawar paling harus diandalkan.
"Kita semua tahu, mengapa Indonesia diminati bangsa-bangsa sejak tempo dulu, itu karena posisi strategis kita, bukan hanya kepemilikan atas sumber kekayaan alam," ungkapnya.
Posisi RI, menurutnya, sangat vital bagi Amerika, karena berada di antara dua benua, dua samudera serta alur niaga terbesar di dunia.
"Ini harus jadi kerangka dasar kerjasama pertahanan, di samping dasar politik luar negeri yang kita anut, yakni sistem politik luar negeri yang bebas aktif, tidak memihak pada salah satu kekuatan," tandas Paskalis.
ANTARA News
No comments:
Post a Comment