Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Tuesday, February 2, 2010
Latgab Cobra Gold 2010 Terbesar di Asia
2 Februari 2010, Rayong -- Lima negara Asia Tenggara dan Asia Timur melakukan latihan militer bersama dengan militer AS di wilayah perairan Pasifik, Senin (1/2). Latihan bersama yang diberi sandi ”Cobra Gold 2010” itu merupakan latihan gabungan tahunan, dan tahun ini adalah tahun ke-29.
Enam negara yang melakukan latihan militer bersama itu adalah Thailand, Jepang, Indonesia, Singapura, Korea Selatan, dan AS tanpa China. Latihan tahun ini dibuka di Provinsi Rayong, Thailand, dan akan berlangsung sampai 11 Februari. Latihan diikuti para pelaut, marinir, pasukan darat, dan pasukan udara.
”AS memandang penting latihan utama kami di Thailand. Hal ini merupakan simbol penting komitmen militer AS untuk memelihara perdamaian dan keamanan di Asia,” ungkap Duta Besar AS untuk Thailand Eric G John di Bangkok, Senin (2/1).
Dubes AS itu menyambut keikutsertaan Korea Selatan kali ini. Fokus latihan kali ini adalah melakukan operasi bersama pemeliharaan perdamaian serta respons bencana dan bantuan kemanusiaan.
”Adalah keharusan bahwa militer kita yang terpisah belajar untuk bekerja satu untuk suatu hari di mana peran mereka diperlukan, menjawab panggilan bantuan,” kata John.
Dubes AS itu menambahkan, Cobra Gold adalah latihan militer AS terbesar di wilayah Pasifik dan Asia. Selain keenam negara tersebut, wakil-wakil dari 20 negara akan berpartisipasi, mengamati atau mendukung latihan bersama itu.
Angkatan Darat AS wilayah Pasifik dalam pernyataan tertulisnya menjelaskan, ribuan prajurit AS dari empat cabang militer AS ikut serta dalam latihan bersama, yaitu Angkatan Laut wilayah Pasifik yang terdiri dari Komandan Gugus Tugas 76, kapal-kapal AL-AS USS Essex, USS Harpers Ferry, USS Denver, USS Patriot, USS Shiloh, Batalion 40 Konstruksi Bergerak AL 40, Batalion 1 Penanganan Kargo AS, dan banyak lagi unit-unit militer AS lainnya.
Dijelaskan, tujuan utama Cobra Gold 2010 adalah meningkatkan pergelaran cepat gugus tugas gabungan komando Pasifik, dan berkoordinasi dengan pasukan dari negara-negara anggota PBB di kawasan.
Pilihan fokus itu diambil untuk mengantisipasi terjadinya kembali bencana alam besar di kawasan ini, seperti gempa bumi dan tsunami tahun 2004.
Latihan itu juga bermakna untuk mengakrabkan para pemimpin militer sehingga mempermudah jika mereka berbagi tugas pada operasi pemberian bantuan kemanusiaan dan operasi kontraterorisme.
Latihan itu juga akan diisi dengan proyek-proyek pembangunan dan bantuan medis di beberapa kota di Thailand.
Tak otomatis akrab
Meski kembali mengikuti latihan bersama dengan militer AS, harian Thailand The Nation menilai latihan itu tidak otomatis mengakrabkan kembali hubungan militer Thailand-AS yang dulu sangat erat.
Hubungan militer kedua negara mulai ”retak” setelah kudeta militer di Thailand tahun 2006 yang kemudian berlanjut dengan gonjang-ganjing politik di negara itu. Renggangnya hubungan militer kedua negara membuat Thailand mengalihkan pembelian perlengkapan militernya ke negara lain.
The Nation menulis, AS mungkin menganggap Thailand sebagai negara yang gagal melaksanakan kesepakatan-kesepakatan politik. Kritikan pedas pun kerap disampaikan anggota parlemen AS atas pelaksanaan demokrasi di Thailand.
Hubungan kompleks
Latihan itu tidak mengikutsertakan China. Namun, faktor ancaman dari China sama sekali tidak disinggung terkait dengan latihan itu. Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Kawasan Asia Pasifik Wallace Gregson menegaskan soal hubungan yang kompleks antara AS dan China.
Isu terbaru yang membuat hubungan AS-China menegang adalah penjualan senjata AS ke Taiwan. ”AS wajib membantu persenjataan Taiwan dan bantuan itu akan dilanjutkan,” kata Gregson di Tokyo, Senin.
”Kami memiliki hubungan yang sangat kompleks dengan China. Tujuan kami adalah memiliki hubungan yang baik dengan China. Namun, jelas ada beberapa faktor yang membuat kami tidak bersepakat.”
Media-media di China menuduh AS arogan dan menerapkan standar ganda dengan komitmen AS untuk menjual senjata ke Taiwan. China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.
KOMPAS
No comments:
Post a Comment