KRI dr. Soeharso. (Foto: amazingsanti.multiply.com)
2 Oktober 2009,Jakarta -- TNI Angkatan Laut (TNI AL) Armada Timur memberangkatkan kapal rumah sakit KRI dr Suharso 990 ke lokasi gempa.
Ikut serta didalam kapal itu, 105 orang anak buah kapal (ABK) , 55 orang tim medis dari RS Dr Ramelan dan Batalyon Kesehatan Marinir Karangpilang, Surabaya, dan mengangkut berbagai jenis obat-obatan.
Kepala Dispen Armatim TNI AL Letkol Laut (KH) Toni Syaiful mengatakan, TNI AL juga menyertakan sebuah helikopter. Bersama Marinir melakukan evakuasi korban menuju kapal guna mendapat penanganan.
Selanjutnya, saat berada di Padang, dengan dipimpin Letkol Laut Yudho Warsono sebagai komandan bertugas membantu korban bencana untuk proses evakuasi dan penyelamatan. "Bersama tim medis, korban dirawat sesuai kebutuhan diatas rumah sakit terapung milik TNI AL itu," kata Letkol Laut Toni Syaiful.
Kapal ini akan berlabuh di Dermaga Tanjung Periok, Jakarta tengah malam nanti. Beberapa jenis bantuan berupa makanan, obat, pakaian dan peralatan berat lainnya juga ikut diangkut bantuan dari instansi pemerintah.
KRI dr Suharso 990 Kapal Rumah Sakit Satu-satunya di Asteng
Salah satu ruang poliklinik di KRI dr. Soeharso. (Foto: Jawa Pos)
KRI dr.Soeharso 990 berfungsi sebagai kapal Bantu Rumah Sakit (BRS), sebelumnya bernama KRI Tanjung Dalpele 972 berfungsi sebagai Bantu Angkut Personel (BAP). Perubahan fungsi dilakukan KASAL saat itu Laksamana TNI Slamet Soebijanto di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, 17 September 2008.
Kapal dibangun di galangan kapal Daesun Shipbuilding and Eng. Co. Ltd., Pusan, Korea Selatan, tiba di Indonesia 21 September 2003.
dr. Soeharso diambil dari nama seorang dokter ahli bedah tulang (orthopedi) yaitu Prof. dr. Soeharso telah berjasa merehabilitasi para veteran perang yang mengalami cacat anggota tubuh (tangan dan kaki).
KRI dr. Soeharso berbobot 11,394 ton kosong dan 16,000 ton penuh diawaki oleh 75 Anak Buah Kapal (ABK) dan 65 staf medis, mempunyai panjang 122 meter, lebar 22 meter dan draft 6,7 meter, mampu mengoperasikan dua unit helikopter sekelas Super Puma sekaligus, kecepatan maksimal 15 knot, hanya dapat berlabuh di pantai dengan kedalaman 15 - 20 meter.
Sebagai kapal rumah sakit telah dilengkapi dengan 1 ruang Unit Gawat Darurat (UGD), 3 ruang bedah, 6 ruang poliklinik, 14 ruang penunjang klinik serta 2 ruang perawatan dengan kapasitas masing-masing 20 tempat tidur, mampu menampung 40 - 100 pasien rawat inap, dalam keadaan darurat mampu mengangkut 400 personil dan 3000 penumpang.
VIVAnews/@beritahankam
No comments:
Post a Comment