Sejumlah anggota TNI AL yang tergabung dalam Base Maintenance Team (BMT) Wing Udara-1 Puspenerbal, melakukan perbaikan pada pesawat intai Nomad yang mengalami kerusakan di wilayah perbatasan dengan Malaysia, Long Bawan, Nunukan, Kaltim, Jumat (3/4). BMT Wing Udara-1 Puspenerbal dilatih khusus dalam hal perbaikan pesawat yang mengalami kerusakan dalam kondisi darurat dan di daerah terpencil dengan kecepatan waktu perbaikan sangat singkat. (Foto: ANTARA/Letkol Laut (P) Imam Musani/Koz/hp/09)
7 September 2009, Nunukan -- Pesawat Nomad tipe N-24 bernomer registrasi P-837 milik TNI Angkatan Laut dilaporkan jatuh ketika melakukan patroli rutin. Pesawat mengangkut sembilan penumpang, diawaki Pilot Lettu Erwin dan co pilot Lettu Saiful , mekanis Serma Sodikin dan enam penumpang sipil. Ketiga kru pesawat itu bertugas di Wing Udara Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut yang bermarkas di Pangkalan Udara Angkatan Laut Juanda, Surabaya.
"Biasa digunakan untuk patroli perbatasan dengan Malaysia di Kalimantan," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama, Iskandar Sitompul, kepada VIVAnews.
Pesawat tersebut dalam perjalanan dari Long Bawang menuju Tarakan, Kaltim. Kontributor Metro TV di Nunukan, Zakir, melaporkan, pesawat terbang dari Nunukan, sekitar pukul 13.00 WITA. Pesawat sedianya menuju Tarakan. Seharusnya pesawat sudah mendarat di Bandar Udara Juwata, Tarakan, sekitar pukul 13.30 WITA. Pesawat jatuh sekitar pukul 14.30 Wita, di wilayah Desa Sekatak Bengarah Sukun Mendanau RT 03, Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur di titik kordinat 03'09 618 not.117 11575 East.
Menurut Kabid Humas Polda Kalimantan Timur Kombes Pol Rudi Pranoto pesawat yang jatuh kondisinya terbelah dua.
Kondisi korban
Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil mengidentifikasi tujuh dari sembilan korban jatuhnya pesawat Nomad. Empat penumpang sipil ditemukan tewas, bernama Yakup Kayan, Srihardi sedangkan dua korban belum teridentifikasi. Lima penumpang selamat, tiga orang militer Pilot Lettu Erwin, Kopilot Lettu Saiful dan teknisi Serma Sodikin sedangkan dua penumpang sipil bernama Urip dan Muhamir.
Para korban dievakuasi dan dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Tarakan, Senin malam (7/8). Kondisi Lettu Erwin luka berat di bagian kepala, Lettu Saifullah dan Serma Sodikin luka ringan, Urip luka berat dan Muhamir luka ringan.
TNI AL Pernah Berencana Ganti Pesawat Nomad
Pesawat intai taktis Nomad milik TNI Angkatan Laut diduga jatuh di Kalimantan. Dalam sejarahnya, Markas Besar TNI Al pernah berencana mengganti pesawat Nomad dengan pesawat jenis CN-235 MPA atau C-212 MPA untuk fungsi patroli maritim.
Berdasar informasi yang dihimpun okezone, Senin, (7/9/2009), pesawat buatan GAF (Government Aircraft Factories) dari Australia ini kerap terbang rendah "menyambar" kapal-kapal asing yang dicurigai membawa muatan ilegal.
Nomad memang punya kemampuan terbang rendah 15 meter dari permukaan, pesawat ringan dengan dua mesin turboprop ini dirancang untuk bisa melakukan STOL (Short Take Off Landing), dan dipersiapkan untuk bisa mendarat di landasan tanah atau rumput.
TNI AL telah beberapa kali kehilangan pesawat jenis Nomad. Pada 1988, NOMAD TNI AL jatuh di perairan Cina Selatan dan Nomad N22 P-817, yang jatuh 4 Mei 1987 di perairan Pulau Mapur, Bintan Utara, Kepulauan Riau. Selain itum, pesawat Nomad TNI AL P837 833 juga pernah jatuh di Batu Daun, Sabang, Aceh, pada 30 Desember 2007.
MEDIA INDONESIA/VIVANews/okezone/@beritahankam
Turut beduka atas terjadinya musibah yang sepertinya terus berulang ini. padahal kan menurut yang berwenang, pesawatnya masih laik jalan. kira-kira letak kesalahannya di mana ya? human error, usia tua pesawat, ataukah faktor X lainnya?. tapi, kalau kejadian seperti ini terus terulang, bisa-bisa tingkat kepercayaan masyarakat ma TNI terus menurun nih. belum di apa-apakan aja, pesawatnya sudah pada jatuh.
ReplyDeleteNamun, dari sini kita dapat mengambil hikmah. sepertinya pemerintah harus memberikan porsi anggaran lebih untuk perlengkapan alutsista TNI.
Mengembalikan Jati Diri Bangsa