KD Tunku Abdul Rahman berlabuh di dok Port Klang diluar Kuala Lumpur, Kamis (3/9).(Foto: xinhua)
4 September 2009, Kuala Lumpur -- Malaysia memperkuat kedigdayaannya di laut. Kapal selam pertama negeri jiran, KD Tunku Abdul Rahman, tiba di Pelabuhan Klang pukul 09.20 waktu setempat kemarin (3/9). Kapal selam elektrik bertenaga diesel yang dilengkapi torpedo dan antimisil itu merapat di markas Angkatan Laut KD Sultan Abdul Aziz Shah di Pulau Indah.
''Saya harap (AL Malaysia) bisa lebih baik lagi melindungi negara ini dari ancaman, (khususnya) setelah hadirnya aset yang amat bernilai ini,'' kata Raja sekaligus Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia Yang Dipertuan Agung Tuanku Mizan Zainal Abidin seperti dikutip News Strait Times kemarin (3/9).
Mizan juga memberikan pujian kepada para awak kapal selam atas kerelaan mereka berkorban, bekerja keras, dan jauh dari keluarga selama empat tahun demi impian Malaysia itu.
Sejumlah petinggi negara terlihat menyambut kapal selam yang sempat memicu kontroversi itu. Antara lain, Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak dan deputinya, Tan Sri Muhyiddin Yassin, serta Menteri Pertahanan Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi. Hadir pula Sultan Selangor Sultan Sharafuddin Idris Shah; Jenderal Tan Sri Azizan Ariffin; Laksamana AL Tan Sri Abdul Aziz Jaafar, dan Inspektur Jenderal Kepolisian Tan Sri Musa Hassan.
Kapal selam bertipe Scorpene itu diawaki 32 kru yang dikomandoi Komodor Zulhelmey Ithnain. Demi kelancaran pengoperasian kapal berteknologi tinggi tersebut, seluruh kru telah menempuh pelatihan selama empat tahun di Prancis. Mereka berangkat dari Prancis pada 11 Juli menuju Pelabuhan Klang dengan menghabiskan waktu 54 hari. Perjalanan itu sudah termasuk 32 hari penyelaman dan 10 hari muncul di permukaan. Kapal singgah di beberapa tempat, seperti di Jeddah, Djibouti, dan Cochin (India).
Malaysia memesan dua unit kapal perang selam kepada pembuat kapal di Eropa pada 2002. Yakni, DNS yang bermarkas di Prancis dan Navantia dari Spanyol. Proyek kapal selam yang sempat menimbulkan kontroversi itu menghabiskan dana hingga USD 900 juta (sekitar Rp 9,091 triliun). Kapal selam kedua diperkirakan dikirim ke Malaysia tahun depan.
Proyek kapal selam itu juga sempat menimbulkan kontroversi politik. Diduga, Najib mendapatkan komisi. Namun, dia membantah tudingan tersebut.
KD Tunku Abdul Rahman. (Foto: xinhua)
Impian Negeri Ringgit untuk memiliki kapal selam sejatinya mengemuka sejak 25 tahun silam. Itu dituangkan dalam program mereka Rencana Pembangunan Malaysia yang Kelima, padahal sekarang yang kesembilan. ''Kami berharap, semakin banyak kapal selam yang dibeli lagi pada Rencana Pembangunan Ke-13 atau Ke-14 Malaysia,'' ujar Menhan Ahmad Zahid.
Bernama melaporkan, otoritas setempat menegaskan bahwa kehadiran kapal selam canggih itu bukan merupakan ancaman bagi negara-negara tetangga. Sebaliknya, mereka hendak ikut mengamankan perairan Asia Tenggara.
JAWA POS
No comments:
Post a Comment