Boeing-737 TNI AU dalam latihan bersama AU Singapura bertajuk CAMAR. (Foto: TNI AU)
21 Agustus 2009, Jakarta -- Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Subandrio menyatakan, sejumlah penerbang TNI AU siap dikerjasamakan dan terbang dengan armada PT Garuda Indonesia (Garuda).
"Sudah banyak penerbang TNI yang siap. Sekarang, tinggal menunggu payung hukumnya dari Dephan (Departemen Pertahanan)," katanya menjawab pers didampingi Dirut Garuda, Emirsyah Satar usai menandatangani kerja sama kedua pihak di Jakarta, Jumat.
Menurut Subandrio, pemberdayaan sejumlah pilot atau penerbang TNI AU ke Garuda ini dulu dikenal istilah "dikaryakan" dan kini istilah itu tidak dipakai lagi.
"Yang paling tepat, mungkin kerja sama, semacam KSO (kerja sama operasi)," katanya menjelaskan.
Bagi penerbang TNI AU, kata Subandrio, antara lain juga untuk keperluan pemenuhan keterampilan profesi sesuai dengan tipe terbang (type rating) yang bersangkutan.
"Skala ribuan jam terbang di TNI AU yang tak terpenuhi, akhirnya bisa dengan Garuda," ujarnya.
Garuda sendiri, kata Dirut Emirsyah Satar, saat ini masih membutuhkan tambahan pilot sekitar 100 personel per tahun, dalam beberapa tahun mendatang.
Selain itu, kata Subandrio, keterampilan pilot TNI AU, khususnya penerbang transporter jenis jet seperti Boeing 737 series, latihan terbangnya dengan simulator Garuda.
Subandrio mengatakan, kerja sama itu, juga meliputi pemanfaatan sarana perawatan pesawat Garuda (Garuda Maintenance Facility/GMF) untuk merawat pesawat-pesawat jet milik TNI AU.
"Lebih efisien dirawat di GMF ketimbang ke luar negeri seperti Singapura. Untuk terbang ke Singapura saja per jamnya harus dikeluarkan anggaran 7.000-8.000 dolar AS," katanya.
Tidak hanya itu, tambah Subandrio, mekanik TNI.
ANTARA News
apakah pilot yang dikaryakan hanya untuk pilot pesawat jenis boing (transport) ?
ReplyDeletebagaimana dengan pilot tempur dan helikopter ?