07 Juni 2014, Jakarta: Yonkav 1/1 Kostrad ikut serta dalam Latgab TNI 2014 yang dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2014 di Asembagus Situbondo. Dalam latihan ini Yonkav 1/1 Kostrad melibatkan 1 Kompi Tank yang tergabung dalam Satgasrat (Satuan Tugas Darat) melaksanakan Operasi Darat Gabungan yang dilaksanakan oleh Kogasratgab (Komando Tugas Darat Gabungan) sebagai inti serta bantuan unsur laut dan udara di Mandala Operasi yang merupakan bagian dari kampanye militer.
(Foto: Yonkav 1)
Sumber: Letda Kav Denis/Yonkav 1
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, June 7, 2014
PT Pindad Sanggup Buat Amunisi Tank Leopard
(Foto: Yonkav 8)
06 Juni 2014, Bandung: Satu lompatan dilakukan PT Pindad, setelah Direktur Utama PT Pindad, Sudirman Said, menyatakan kesanggupan perusahaan itu membuat dan membangun amunisi tank utama Leopard 2A4.
"Dari hasil Latihan Gabungan TNI 2014, banyak yang harus kami jawab, salah satunya melengkapi amunisi bagi beberapa perenjataan terkini TNI, termasuk peluru meriam 120mm smoothbore untuk tank Leopard," kata Said, di Bandung, Jumat.
Menurut dia, untuk peluru meriam 120 mm smoothbore Leopard, ditargetkan pengembanganya sudah bisa dilakukan mulai akhir 2015.
"Sehingga kita bisa memenuhi kebutuhan kesenjataan tank itu," katanya.
Leopard memakai dua varian meriam utama, yaitu Rheinmetall 120 mm L44 atau L55 smoothbore alias tanpa ulir sepanjang 5,28 meter dan berbobot 3,37 ton.
Laras meriam tanpa ulir merupakan "jawaban" pada dasawarsa '70-an atas kejayaan seri tank T-72/80 dari Uni Soviet yang bisa membantai secara mudah tank-tank Barat.
Laras meriam tanpa ulir juga memiliki energi kinetik lebih besar ketimbang yang berulir sehingga meninggikan efek mematikan amunisi yang dilontarkan.
Selain amunisi konvensional, meriam ini bisa menerima berbagai tipe amunisi, sebutlah Armour Piercing Discarding Sabot DM23, ataupun Armour Piercing Fin Stabilized Discarding Sabot M829 dengan kepala ledak berisikan uranium.
Masih ada amunisi Multi Purpose Anti Tank Projectile yang berbasis teknologi High Explosive Anti Tank, buatan Jerman, berdesignasi NATO sebagai DM12.
Sumber: ANTARA News
06 Juni 2014, Bandung: Satu lompatan dilakukan PT Pindad, setelah Direktur Utama PT Pindad, Sudirman Said, menyatakan kesanggupan perusahaan itu membuat dan membangun amunisi tank utama Leopard 2A4.
"Dari hasil Latihan Gabungan TNI 2014, banyak yang harus kami jawab, salah satunya melengkapi amunisi bagi beberapa perenjataan terkini TNI, termasuk peluru meriam 120mm smoothbore untuk tank Leopard," kata Said, di Bandung, Jumat.
Menurut dia, untuk peluru meriam 120 mm smoothbore Leopard, ditargetkan pengembanganya sudah bisa dilakukan mulai akhir 2015.
"Sehingga kita bisa memenuhi kebutuhan kesenjataan tank itu," katanya.
Leopard memakai dua varian meriam utama, yaitu Rheinmetall 120 mm L44 atau L55 smoothbore alias tanpa ulir sepanjang 5,28 meter dan berbobot 3,37 ton.
Laras meriam tanpa ulir merupakan "jawaban" pada dasawarsa '70-an atas kejayaan seri tank T-72/80 dari Uni Soviet yang bisa membantai secara mudah tank-tank Barat.
Laras meriam tanpa ulir juga memiliki energi kinetik lebih besar ketimbang yang berulir sehingga meninggikan efek mematikan amunisi yang dilontarkan.
Selain amunisi konvensional, meriam ini bisa menerima berbagai tipe amunisi, sebutlah Armour Piercing Discarding Sabot DM23, ataupun Armour Piercing Fin Stabilized Discarding Sabot M829 dengan kepala ledak berisikan uranium.
Masih ada amunisi Multi Purpose Anti Tank Projectile yang berbasis teknologi High Explosive Anti Tank, buatan Jerman, berdesignasi NATO sebagai DM12.
Sumber: ANTARA News
Mahasiswa dan Dosen Teknik Elektro ITB Rintis Teknologi Penyamaran Ranpur
Sejumlah prajurit infanteri TNI AD bersiaga dalam Panser Anoa untuk melakukan skenario penyerbuan pertahanan musuh menggunakan panser di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir, Asembagus, Situbondo, Jatim, Minggu (1/6). Sebanyak 13 unit panser produksi dalam negeri yang tergabung dalam Kompi Mekanis itu digunakan dalam Latgab TNI 2014 untuk mendukung pasukan infanteri dalam penyerbuan ke perkubuan musuh. (Foto: ANTARA FOTO/Joko Sulistyo/ss/nz/14)
7 Juni 2014, Bandung: Penyusupan kendaraan militer ke pihak musuh harus lolos dari sensor termal atau panas. Untuk itu, mahasiswa dan dosen Teknik Elektro ITB merintis teknologi penyamaran untuk tank atau pengangkut infanteri. Kelak kendaraan itu seakan menghilang dari pantauan, atau berubah wujud seperti hewan atau kendaraan sipil.
Kamuflase termal untuk kendaraan militer itu digarap Adrian Yopi Gazali, Claudius Andri, dan Gregorius Famalt, mahasiswa Teknik Elektro ITB 2010. Bentuknya semacam sisik berupa pelat tembaga berukuran 12,5 sentimeter sama sisi, setebal 0,4 milimeter. "Ukuran itu menyesuaikan satu pixel pada kamera pengintai termal," kata Adrian kepada Tempo di acara Electrical Engineering Days di Aula Barat ITB yang berlangsung dari 2-6 Juni 2014.
Sisik-sisik kamuflase itu menjadi pelapis luar kendaraan militer. Untuk pengangkut infanteri seperti Anoa buatan PT Pindad, kata Adrian, kurang-lebih diperlukan 1.200 sisik kamuflase. Pemasangannya perlu memakai kerangka tambahan pada kendaraan jadi.
Di belakang tiap sisik itu, pelat tembaga disambungkan ke sejumlah komponen utama, seperti heatsink yang membuang panas, peltier sebagai pendingin atau pemanas, relay untuk mengubah pelat menjadi panas atau dingin, serta sensor termal untuk mendapatkan suhu di lingkungan sekitarnya.
Tiap sisik harus dipasang sepasang pada posisi berseberangan agar sanggup membaca temperatur lingkungan dengan optimal. "Jika berada di hutan atau semak, tank akan lenyap dari pantauan karena suhunya mengikuti kondisi sekitar," ujarnya.
Sisik kamuflase juga bisa diatur agar panasnya membentuk hewan atau kendaraan sipil untuk mengelabui musuh. Kamuflase itu untuk operasi malam hari yang pemantauan umumnya memakai kamera termal.
Menurut Andri, studi tugas akhir ini melanjutkan riset tahun lalu yang menjajal pelat dari bahan aluminium. Dari hasil uji coba mereka, pelat aluminium lebih lambat panas daripada tembaga sehingga lebih boros tenaga listriknya.
Namun mereka juga belum puas, karena tembaga yang sanggup panas dalam 38 detik, masih terhitung lambat dibanding komponen peltier yang bisa menghasilkan panas kurang dari lima detik. Konduktivitas termal peltier juga lebih baik, yakni berkisar -10 hingga 70 derajat celsius, adapun tembaga berkisar 15-30 derajat. "Bahan itu perlu dipelajari lagi jenis materialnya," kata dia.
Masalah terbesar teknologi mereka yaitu daya listrik untuk pemakaian sisik kamuflase. Tiap sisik tembaga misalnya, butuh listrik hingga 60 watt. Mereka belum menemukan jalan keluarnya.
Sumber: Tempo
7 Juni 2014, Bandung: Penyusupan kendaraan militer ke pihak musuh harus lolos dari sensor termal atau panas. Untuk itu, mahasiswa dan dosen Teknik Elektro ITB merintis teknologi penyamaran untuk tank atau pengangkut infanteri. Kelak kendaraan itu seakan menghilang dari pantauan, atau berubah wujud seperti hewan atau kendaraan sipil.
Kamuflase termal untuk kendaraan militer itu digarap Adrian Yopi Gazali, Claudius Andri, dan Gregorius Famalt, mahasiswa Teknik Elektro ITB 2010. Bentuknya semacam sisik berupa pelat tembaga berukuran 12,5 sentimeter sama sisi, setebal 0,4 milimeter. "Ukuran itu menyesuaikan satu pixel pada kamera pengintai termal," kata Adrian kepada Tempo di acara Electrical Engineering Days di Aula Barat ITB yang berlangsung dari 2-6 Juni 2014.
Sisik-sisik kamuflase itu menjadi pelapis luar kendaraan militer. Untuk pengangkut infanteri seperti Anoa buatan PT Pindad, kata Adrian, kurang-lebih diperlukan 1.200 sisik kamuflase. Pemasangannya perlu memakai kerangka tambahan pada kendaraan jadi.
Di belakang tiap sisik itu, pelat tembaga disambungkan ke sejumlah komponen utama, seperti heatsink yang membuang panas, peltier sebagai pendingin atau pemanas, relay untuk mengubah pelat menjadi panas atau dingin, serta sensor termal untuk mendapatkan suhu di lingkungan sekitarnya.
Tiap sisik harus dipasang sepasang pada posisi berseberangan agar sanggup membaca temperatur lingkungan dengan optimal. "Jika berada di hutan atau semak, tank akan lenyap dari pantauan karena suhunya mengikuti kondisi sekitar," ujarnya.
Sisik kamuflase juga bisa diatur agar panasnya membentuk hewan atau kendaraan sipil untuk mengelabui musuh. Kamuflase itu untuk operasi malam hari yang pemantauan umumnya memakai kamera termal.
Menurut Andri, studi tugas akhir ini melanjutkan riset tahun lalu yang menjajal pelat dari bahan aluminium. Dari hasil uji coba mereka, pelat aluminium lebih lambat panas daripada tembaga sehingga lebih boros tenaga listriknya.
Namun mereka juga belum puas, karena tembaga yang sanggup panas dalam 38 detik, masih terhitung lambat dibanding komponen peltier yang bisa menghasilkan panas kurang dari lima detik. Konduktivitas termal peltier juga lebih baik, yakni berkisar -10 hingga 70 derajat celsius, adapun tembaga berkisar 15-30 derajat. "Bahan itu perlu dipelajari lagi jenis materialnya," kata dia.
Masalah terbesar teknologi mereka yaitu daya listrik untuk pemakaian sisik kamuflase. Tiap sisik tembaga misalnya, butuh listrik hingga 60 watt. Mereka belum menemukan jalan keluarnya.
Sumber: Tempo
Thursday, June 5, 2014
Satkopaska Asah Kemampuan VBSS di KRI Banda Aceh-593
05 Juni 2014, Samudera Paific: Sejumlah anggota Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) TNI AL Koarmabar melakukan parameter tempur akan melumpuhkan perompak yang berhasil menyusup di atas anjungan KRI Banda Aceh-593 ketika melintas di Perairan Samudera Pasifik, Kamis (5/6). Kegiatan tersebut merupakan bagian dari mengasah kemampuan VBSS (Visit Boarding Search and Seizure) sebelum menuju latihan bersama multilateral Rim of Pasific (RIMPAC) 2014 di pusat pelatihan Pearl Harbour dan Perairan Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat, 25 Juni - 1 Agustus 2014. (Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/Asf/pd/14)
Marinir Kuasai Pantai Banongan
(Foto: Dispen Kormar)
05 Juni 2014, Situbondo: Ribuan prajurit Korps Marinir dengan peralatan tempur lengkap, Rabu kemarin (04/06) berhasil menguasai pantai, Banongan, Situbondo, Jawa Timur. Ribuan Marinir yang dikerahkan dari laut dengan menggunakan kendaraan-kendaraan pendarat amfibi dipimpin Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso ini berhasil merebut dan menguasai pantai setelah melalui pertempuran sengit dengan pihak musuh.
Aksi para Marinir yang disaksikan Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro MSc., MA., Ph.D., Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko, Para Kepala Staf Angkatan termasuk Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Dr. Marsetio, Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington serta para pejabat militer maupun sipil tersebut merupakan serial dari drama operasi pendaratan amfibi dalam Latihan Gabungan TNI tahun 2014.
Jenderal berbintang satu selaku Komandan Pasukan Pendarat (Danpasrat) dengan didampingi Asops Pasrat Kolonel Marinir Sarjito, memimpin langsung jalannya manuver pasukan dengan berbagai material tempur dalam perebutan wilayah yang telah dikuasai musuh.
(Foto: Dispen Kormar)
Setelah berhasil merebut dan menguasai pantai Banongan, prajurit Marinir dari Batalyon Infanteri-3 Marinir TNI AL yang dikomandani Letkol Marinir Agus Gunawan Wibisono dengan Wadannya Mayor Marinir Andi Ichsan, melakukan operasi darat gabungan untuk menyapu habis musuh yang telah lama menduduki sejumlah perbukitan terjal yang berada di kawasan Pusat Latihan Pertempuran (PLP) Baluran, Karangtekok, Situbondo, Jawa Timur.
Dalam melakukan penyerbuannya, Pamen bermelati dua yang dalam Latgab TNI 2014 berperan sebagai Komandan Brigade ini memimpin penyerbuan dengan menggunakan taktik Penyerbuan Mekanis (Bunis) dan Kerja Sama Infanteri Tank (KSIT), diperkuat dengan persenjataan Artileri dari Resimen Arliteri-1 Marinir, serta sejumlah kendaraan lapis baja dari Resimen Kavaleri-1 Marinir TNI AL.
Tidak hanya menggerakkan para prajuritnya dari Yonif-3 Marinir saja, mantan Komandan PLP Baluran ini dalam melakukan penyerbuan juga mengerahkan ratusan prajurit dari Yonif-1 Mar dan Yonif-5 Marinir TNI AL.
Sumber: Dispen Kormar
05 Juni 2014, Situbondo: Ribuan prajurit Korps Marinir dengan peralatan tempur lengkap, Rabu kemarin (04/06) berhasil menguasai pantai, Banongan, Situbondo, Jawa Timur. Ribuan Marinir yang dikerahkan dari laut dengan menggunakan kendaraan-kendaraan pendarat amfibi dipimpin Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso ini berhasil merebut dan menguasai pantai setelah melalui pertempuran sengit dengan pihak musuh.
Aksi para Marinir yang disaksikan Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro MSc., MA., Ph.D., Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko, Para Kepala Staf Angkatan termasuk Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Dr. Marsetio, Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington serta para pejabat militer maupun sipil tersebut merupakan serial dari drama operasi pendaratan amfibi dalam Latihan Gabungan TNI tahun 2014.
Jenderal berbintang satu selaku Komandan Pasukan Pendarat (Danpasrat) dengan didampingi Asops Pasrat Kolonel Marinir Sarjito, memimpin langsung jalannya manuver pasukan dengan berbagai material tempur dalam perebutan wilayah yang telah dikuasai musuh.
(Foto: Dispen Kormar)
Setelah berhasil merebut dan menguasai pantai Banongan, prajurit Marinir dari Batalyon Infanteri-3 Marinir TNI AL yang dikomandani Letkol Marinir Agus Gunawan Wibisono dengan Wadannya Mayor Marinir Andi Ichsan, melakukan operasi darat gabungan untuk menyapu habis musuh yang telah lama menduduki sejumlah perbukitan terjal yang berada di kawasan Pusat Latihan Pertempuran (PLP) Baluran, Karangtekok, Situbondo, Jawa Timur.
Dalam melakukan penyerbuannya, Pamen bermelati dua yang dalam Latgab TNI 2014 berperan sebagai Komandan Brigade ini memimpin penyerbuan dengan menggunakan taktik Penyerbuan Mekanis (Bunis) dan Kerja Sama Infanteri Tank (KSIT), diperkuat dengan persenjataan Artileri dari Resimen Arliteri-1 Marinir, serta sejumlah kendaraan lapis baja dari Resimen Kavaleri-1 Marinir TNI AL.
Tidak hanya menggerakkan para prajuritnya dari Yonif-3 Marinir saja, mantan Komandan PLP Baluran ini dalam melakukan penyerbuan juga mengerahkan ratusan prajurit dari Yonif-1 Mar dan Yonif-5 Marinir TNI AL.
Sumber: Dispen Kormar
Yonmarhanlan IX Latihan Raid Amfibi
(Foto: Dispen Kormar)
05 Juni 2014, Ambon: Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) IX Ambon melaksanakan latihan Raid Amfibi TW. II TA. 2014 di daerah Benteng Karang, wilayah Maluku Tengah, Ambon, Kamis (05/06/2014).
Latihan Raid Amfibi diawali dengan pemberian Perintah Operasi oleh Komandan Raid (Dan Raid) Letda Marinir Welldy Nasution kepada seluruh personel yang terlibat dalam Raid Amfibi, Rabu (04/06) pukul 14.00 WIT di Marseling Area Lantamal IX. Setelah menerima Perintah Operasi pada Kamis (05/06) pukul 00.30 WIT dini hari, satuan tugas Raid bergeser ke titik pemberangkatan dipimpin Komandan Raid untuk melaksanakan embarkasi dan tahapan-tahapan menuju pantai pendaratan. Setelah dinyatakan aman, seluruh unsur melaksanakan pendaratan dengan menggunakan 5 Perahu Karet (PK) sesuai dengan urut-urutan yang telah direncanakan dan membentuk parimeter pantai, kemudian melanjutkan gerakan menuju sasaran.
Cuaca hujan dan medan yang terjal tidak menyurutkan semangat prajurit Yonmarhanlan IX dalam melaksanakan latihan Raid Amfibi. Setelah melewati beberapa sarana kendali dari Titik Awal (TA) menuju Sasaran (SAS) sesuai dengan organisasi darat, tepat pada pukul 04.00 WIT sasaran berupa instalasi komunikasi musuh berhasil dihancurkan oleh pasukan Raid, kemudian dilanjutkan dengan konsolidasi dan pengunduran secara cepat dan terencana.
(Foto: Dispen Kormar)
Kegiatan yang disaksikan langsung oleh Danlantamal IX, Wadanlantamal IX dan Asisten Danlantamal IX tersebut merupakan latihan pembinaan kemampuan Yonmarhanlan IX rutin Triwulan II TA. 2014 sesuai dengan kebijakan Danpasmar-1 yang tertuang dalam program kerja Pasmar-1 bidang Operasi dan Latihan TA. 2014 dan Direktif Danpasmar-1 tentang latihan rutin Pasmar-1 TW. II TA. 2014 dengan tujuan untuk memelihara, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan teknik serta kerja sama taktis satuan tingkat peleton baik aspek darat maupun laut.
Komandan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Danyonmarhanlan) IX Ambon Mayor Marinir Datuk Sinaga selaku Pimpinan Latihan (Pimlat) dalam evaluasi latihan mengucapkan terima kasih kepada seluruh personel yang terlibat atas kelancaran dalam latihan sehingga berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Danyon juga menambahkan bahwa latihan ini merupakan aplikasi tugas dan fungsi untuk melihat sejauh mana personel memahami, mengetahui dan mampu melaksanakan tugas dan fungsi jabatan dalam Raid Amfibi.
Smber: Dispen Kormar
05 Juni 2014, Ambon: Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) IX Ambon melaksanakan latihan Raid Amfibi TW. II TA. 2014 di daerah Benteng Karang, wilayah Maluku Tengah, Ambon, Kamis (05/06/2014).
Latihan Raid Amfibi diawali dengan pemberian Perintah Operasi oleh Komandan Raid (Dan Raid) Letda Marinir Welldy Nasution kepada seluruh personel yang terlibat dalam Raid Amfibi, Rabu (04/06) pukul 14.00 WIT di Marseling Area Lantamal IX. Setelah menerima Perintah Operasi pada Kamis (05/06) pukul 00.30 WIT dini hari, satuan tugas Raid bergeser ke titik pemberangkatan dipimpin Komandan Raid untuk melaksanakan embarkasi dan tahapan-tahapan menuju pantai pendaratan. Setelah dinyatakan aman, seluruh unsur melaksanakan pendaratan dengan menggunakan 5 Perahu Karet (PK) sesuai dengan urut-urutan yang telah direncanakan dan membentuk parimeter pantai, kemudian melanjutkan gerakan menuju sasaran.
Cuaca hujan dan medan yang terjal tidak menyurutkan semangat prajurit Yonmarhanlan IX dalam melaksanakan latihan Raid Amfibi. Setelah melewati beberapa sarana kendali dari Titik Awal (TA) menuju Sasaran (SAS) sesuai dengan organisasi darat, tepat pada pukul 04.00 WIT sasaran berupa instalasi komunikasi musuh berhasil dihancurkan oleh pasukan Raid, kemudian dilanjutkan dengan konsolidasi dan pengunduran secara cepat dan terencana.
(Foto: Dispen Kormar)
Kegiatan yang disaksikan langsung oleh Danlantamal IX, Wadanlantamal IX dan Asisten Danlantamal IX tersebut merupakan latihan pembinaan kemampuan Yonmarhanlan IX rutin Triwulan II TA. 2014 sesuai dengan kebijakan Danpasmar-1 yang tertuang dalam program kerja Pasmar-1 bidang Operasi dan Latihan TA. 2014 dan Direktif Danpasmar-1 tentang latihan rutin Pasmar-1 TW. II TA. 2014 dengan tujuan untuk memelihara, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan teknik serta kerja sama taktis satuan tingkat peleton baik aspek darat maupun laut.
Komandan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Danyonmarhanlan) IX Ambon Mayor Marinir Datuk Sinaga selaku Pimpinan Latihan (Pimlat) dalam evaluasi latihan mengucapkan terima kasih kepada seluruh personel yang terlibat atas kelancaran dalam latihan sehingga berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Danyon juga menambahkan bahwa latihan ini merupakan aplikasi tugas dan fungsi untuk melihat sejauh mana personel memahami, mengetahui dan mampu melaksanakan tugas dan fungsi jabatan dalam Raid Amfibi.
Smber: Dispen Kormar
Operasi Mobilisasi Udara di Asembagus
Sejumlah heli serbu milik Penerbad TNI AD melakukan Operasi Mobilisasi Udara (Mobud) saat Operasi Darat Gabungan dalam Latihan Gabungan TNI 2014 di Puslatpur Marinir, Karangtekok, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (4/6). Operasi Mobbilisasi Udara (Mobud) bertujuan untuk mendukung pergeseran pasukan Komando Tugas Darat Gabungan (Kogasratgab) dengan memberikan bantuan tembakan dan melakukan pengangkutan 160 Prajurit dari Yonif 411/Raider yang kemudian meluncur dengan tali dari pesawat (Fast Roop). (Foto: ANTARA FOTO/Suryanto/ed/MES/14)
5 Mei 2014, Situbondo: Direktur Latihan Gabungan (Dirlatgab) TNI Letjen TNI Lodewijk F. Paulus melihat secara langsung pelaksanaan gelar Operasi Mobilisasi Udara (Mobud) di Kawasan Pusat Latihan Pertempuran (PLP) Marinir-5 Baluran Asembagus, Situbondo Jawa Timur, Sabtu (31/5/2014).
Operasi Mobud ini dalam rangka mengejar musuh di daerah Asembagus Komplek yang termasuk dalam skenario Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2014.
Penerbad dalam tugasnya mendukung Satuan Tugas (Satgas) Pasukan Khusus untuk melaksanakan Exfiltrasi dengan menggunakan 2 Heli Bell dan terbang pada malam hari.
Sedangkan Satgas Passus sendiri berjumlah 45 orang terdiri dari 20 Sat-81, 15 Denjaka dan 10 Denbravo, dengan menggunakan Alutsista Night Vision Google (NVT). Satgas Passus ini melaksanakan penghancuran sasaran di wilayah Nusa Kambangan Cilacap, Jawa Tengah.
Sebuah heli milik Penerbad melakukan sling load atau mengangkut Meriam 105 MM KH-178 dalam operasi Mobilisasi Udara (Mobud) saat Latgab TNI 2014 di Pusat Latihan Pertempuran (PLP) Marinir, Baluran Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (4/6). Pengangkutan meriam tersebut dilakukan untuk mendekatkan titik sasaran karena tembakan tidak terjangkau. (Foto: ANTARA FOTO/Seno/ed/mes/14)
Selain itu Penerbad juga melakasanakan Sling Load yaitu mengangkut Meriam 105 MM untuk pindah kedudukan Stelling Armed untuk mendekatkan kesasaran karena tembakan tidak terjangkau, menggunakan 3 Heli Mi-17V5.
Penerbad juga mendukung pergeseran pasukan Komando Tugas Darat Gabungan (Kogasratgab) yaitu memberikan bantuan tembakan menggunakan 4 heli Mi-35P dengan Munisi Roket S 8 Kom 80 MM, Canon 30 MM dan 3 Bölkow NBO-105 dengan Folding Roket Fin Areal Rocket (FFAR).
Dalam Operasi Mobud tersebut, Penerbad juga menggunakan 6 heli serang terdiri dari 4 Mi-35P, 2 NBO-105 sebagai Kawal Mobud. Selanjutnya 20 Heli Serbu terdiri dari 18 Bell 412 buatan PT.DI dan 2 Bell 205 A-1. Keduapuluh heli serbu tersebut mengangkut 160 Prajurit dari Yonif 411/Raider, kemudian meluncur dengan tali dari pesawat (Fast Roop).
Selain menyaksikan Operasi Mobud, sore harinya Dirlatgab TNI juga berkesempatan untuk mencoba penembakan koreksi Meriam Howitzer, dilanjutkan penembakan Rocket Misile (RM) Grad 70 oleh personel Yon Arhanud Marinir di Pantai Banongan Asembagus Situbondo.
Kemudian Dirlatgab TNI menyaksikan penembakan Meriam Giant Bow Kaliber 23 MM Arhanudri I/Kostrad. Sementara itu, Armed 10/Kostrad Braja Musti juga melakukan uji coba penembakan Meriam KH-178 2 Baterai 12 pucuk, Meriam 105/Tarik 1 Baterai 6 Pck, Meriam 105/Tarik.
Sumber: Pelita
5 Mei 2014, Situbondo: Direktur Latihan Gabungan (Dirlatgab) TNI Letjen TNI Lodewijk F. Paulus melihat secara langsung pelaksanaan gelar Operasi Mobilisasi Udara (Mobud) di Kawasan Pusat Latihan Pertempuran (PLP) Marinir-5 Baluran Asembagus, Situbondo Jawa Timur, Sabtu (31/5/2014).
Operasi Mobud ini dalam rangka mengejar musuh di daerah Asembagus Komplek yang termasuk dalam skenario Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2014.
Penerbad dalam tugasnya mendukung Satuan Tugas (Satgas) Pasukan Khusus untuk melaksanakan Exfiltrasi dengan menggunakan 2 Heli Bell dan terbang pada malam hari.
Sedangkan Satgas Passus sendiri berjumlah 45 orang terdiri dari 20 Sat-81, 15 Denjaka dan 10 Denbravo, dengan menggunakan Alutsista Night Vision Google (NVT). Satgas Passus ini melaksanakan penghancuran sasaran di wilayah Nusa Kambangan Cilacap, Jawa Tengah.
Sebuah heli milik Penerbad melakukan sling load atau mengangkut Meriam 105 MM KH-178 dalam operasi Mobilisasi Udara (Mobud) saat Latgab TNI 2014 di Pusat Latihan Pertempuran (PLP) Marinir, Baluran Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (4/6). Pengangkutan meriam tersebut dilakukan untuk mendekatkan titik sasaran karena tembakan tidak terjangkau. (Foto: ANTARA FOTO/Seno/ed/mes/14)
Selain itu Penerbad juga melakasanakan Sling Load yaitu mengangkut Meriam 105 MM untuk pindah kedudukan Stelling Armed untuk mendekatkan kesasaran karena tembakan tidak terjangkau, menggunakan 3 Heli Mi-17V5.
Penerbad juga mendukung pergeseran pasukan Komando Tugas Darat Gabungan (Kogasratgab) yaitu memberikan bantuan tembakan menggunakan 4 heli Mi-35P dengan Munisi Roket S 8 Kom 80 MM, Canon 30 MM dan 3 Bölkow NBO-105 dengan Folding Roket Fin Areal Rocket (FFAR).
Dalam Operasi Mobud tersebut, Penerbad juga menggunakan 6 heli serang terdiri dari 4 Mi-35P, 2 NBO-105 sebagai Kawal Mobud. Selanjutnya 20 Heli Serbu terdiri dari 18 Bell 412 buatan PT.DI dan 2 Bell 205 A-1. Keduapuluh heli serbu tersebut mengangkut 160 Prajurit dari Yonif 411/Raider, kemudian meluncur dengan tali dari pesawat (Fast Roop).
Selain menyaksikan Operasi Mobud, sore harinya Dirlatgab TNI juga berkesempatan untuk mencoba penembakan koreksi Meriam Howitzer, dilanjutkan penembakan Rocket Misile (RM) Grad 70 oleh personel Yon Arhanud Marinir di Pantai Banongan Asembagus Situbondo.
Kemudian Dirlatgab TNI menyaksikan penembakan Meriam Giant Bow Kaliber 23 MM Arhanudri I/Kostrad. Sementara itu, Armed 10/Kostrad Braja Musti juga melakukan uji coba penembakan Meriam KH-178 2 Baterai 12 pucuk, Meriam 105/Tarik 1 Baterai 6 Pck, Meriam 105/Tarik.
Sumber: Pelita
Wednesday, June 4, 2014
PT DKB Akan Luncurkan Kapal Perang LST Pesanan TNI AL Oktober 2014
LST 117 Meter rancangan PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero). (Foto: Berita HanKam)
03 Juni 2014, Jakarta: PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB) akan luncurkan kapal hasil produksinya untuk Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut. Kapal perang yang bisa angkut tank rencanakan akan dikeluarkan sebelum peringatan hari ulang tahun TNI.
Menteri BUMN Dahlan Iskan sudah meninjau dua kapal yang akan diluncurkan Oktober nanti sekaligus rapat di DKB. Salah satu kapal dengan nama BCM sudah dilakukan uji coba operasi di laut dan hasilnya disimpulkan tidak ada kendala.
"Di taruh di dok lagi untuk pasang kelengkapannya. Alat belum datang, karena mau pasang alat komunikasi dan alat helipad," kata Dahlan di Kantornya, Jakarta, Selasa (3/6).
Dia mengatakan alat yang didatangkan dari Jerman, Korea dan Belanda ini hanya menunggu pembayaran saja. Selama ini, diakui olehnya pembayaran tersendat karena belum cair yang dialokasikan dari APBN 2012. "Tapi tidak usah khawatir kita cari dana talangan dari bank Mandiri Rp 25 Miliar. Jadi dalam waktu satu sampai dua hari sudah dapat cair,"katanya.
Biar pesanan segera datang, Dahlan minta alat dikirim melalui penerbangan cargo ke Indonesia. Sebab, pemasangan alat tersebut membutuhkan waktu 1 bulan,kemudian dilakukan uji coba 1 bulan dan Agustus sudah selesai pengerjaan. "Maka TNI AL di Surabaya bisa latihan dulu biar bisa 5 Oktober ready,"katanya.
(Foto: PT DKB)
Dahlan mengaku kapal pengangkut tank memiliki permasalahan yang sama dengan kapal BCM, yakni pemasangan alat. Namun, dia memastikan pembuatan dua jenis kapal dari anggaran Kementerian Pertahanan tersebut ditargetkan dalam waktu 9 bulan 9 jam dapat memberangkatkan 9 kapal tersebut di Surabaya.
Order pembuatan kapal dari TNI AL tersebut sejak tahun 2012, kemudian PT DKB minta agar segera dibangun dan mencarikan dan bridging dari Mandiri dan BRI. "Kalau nunggu APBN maka kapal tidak jadi tepat waktu. Tadinya, APBN yang mau keluar bisa untuk proyek tersebut."
Dahlan mengaku bangga dengan produksi kapal tersebut. Sehingga, Tahun depan, DKB dipercaya untuk membuat kapal perang TNI AL. "Tahun depan, kapal TNI AL dipercayakan kepada DKB. Supaya orang yang sudah berpengalaman (teknisi kapal) jangan terbuang lagi," ungkapnya.
Sumber: Merdeka
03 Juni 2014, Jakarta: PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB) akan luncurkan kapal hasil produksinya untuk Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut. Kapal perang yang bisa angkut tank rencanakan akan dikeluarkan sebelum peringatan hari ulang tahun TNI.
Menteri BUMN Dahlan Iskan sudah meninjau dua kapal yang akan diluncurkan Oktober nanti sekaligus rapat di DKB. Salah satu kapal dengan nama BCM sudah dilakukan uji coba operasi di laut dan hasilnya disimpulkan tidak ada kendala.
"Di taruh di dok lagi untuk pasang kelengkapannya. Alat belum datang, karena mau pasang alat komunikasi dan alat helipad," kata Dahlan di Kantornya, Jakarta, Selasa (3/6).
Dia mengatakan alat yang didatangkan dari Jerman, Korea dan Belanda ini hanya menunggu pembayaran saja. Selama ini, diakui olehnya pembayaran tersendat karena belum cair yang dialokasikan dari APBN 2012. "Tapi tidak usah khawatir kita cari dana talangan dari bank Mandiri Rp 25 Miliar. Jadi dalam waktu satu sampai dua hari sudah dapat cair,"katanya.
Biar pesanan segera datang, Dahlan minta alat dikirim melalui penerbangan cargo ke Indonesia. Sebab, pemasangan alat tersebut membutuhkan waktu 1 bulan,kemudian dilakukan uji coba 1 bulan dan Agustus sudah selesai pengerjaan. "Maka TNI AL di Surabaya bisa latihan dulu biar bisa 5 Oktober ready,"katanya.
(Foto: PT DKB)
Dahlan mengaku kapal pengangkut tank memiliki permasalahan yang sama dengan kapal BCM, yakni pemasangan alat. Namun, dia memastikan pembuatan dua jenis kapal dari anggaran Kementerian Pertahanan tersebut ditargetkan dalam waktu 9 bulan 9 jam dapat memberangkatkan 9 kapal tersebut di Surabaya.
Order pembuatan kapal dari TNI AL tersebut sejak tahun 2012, kemudian PT DKB minta agar segera dibangun dan mencarikan dan bridging dari Mandiri dan BRI. "Kalau nunggu APBN maka kapal tidak jadi tepat waktu. Tadinya, APBN yang mau keluar bisa untuk proyek tersebut."
Dahlan mengaku bangga dengan produksi kapal tersebut. Sehingga, Tahun depan, DKB dipercaya untuk membuat kapal perang TNI AL. "Tahun depan, kapal TNI AL dipercayakan kepada DKB. Supaya orang yang sudah berpengalaman (teknisi kapal) jangan terbuang lagi," ungkapnya.
Sumber: Merdeka
Kekuatan Laut Bombardir Kekuatan Musuh
04 Juni 2014, Situbondo: Dalam rangka melaksanakan kampanye militer Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2014, puluhan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dari jajaran Satuan Kapal Koarmatim membombardir Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (04/06). Ratusan butir amunisi meriam artileri dari kapal perang berterbangan, menghancurkan target sasaran-sasaran strategis pertahanan musuh yang ada di sekitar pantai.
Bantuan Tembakan Kapal (BTK) oleh unsur kapal perang Komando Tugas Gabungan Laut (Kogaslagab) bertujuan untuk membuka jalur unsur-unsur Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) guna mendukung operasi pendaratan amfibi, di pantai Banongan. Beberapa kapal Koarmatim yang menggempur pantai musuh itu di antaranya, KRI Yos Sudarso-353, KRI Halim Perdana Kusuma-355, KRI Sultan Iskandar Muda-367 dan KRI Sultan Hasanuddin-366.
Dentuman meriam kaliber 76 mm dari kapal perang fregat dan korvet memecah keheningan dini hari dan berhasil mengejutkan pasukan musuh yang berada di garis pertahanan pantai. Pendadakan itu membuat pasukan musuh tercerai berai, mundur, dan semakin lemah sehingga Unsur Tugas (UT) Angkut Kogasgabfib secara berangsur-angsur dapat mendaratkan pasukan Marinir.
Dalam skenario latihan, operasi pendaratan amfibi diawali dengan pembacaan Taklimat oleh Pangkogasgabfib Laksamana Pertama TNI Didik Setiyono dari kapal Markas KRI Makassar-590. Dalam taklimatnya, Pangkogasgabfib memerintahkan kepada seluruh unsur Kogasgabfib untuk mendaratkan pasukan pendarat Marinir dan merebut kembali wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dikuasai musuh.
Serbuan amfibi diawali dengan demolisi atau aksi sabotase dan peledakan obyek vital serta pertahanan musuh di pantai oleh tim Pasukan Khusus TNI AL Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Intai Para Amfibi (Taifib). Aksi sabotase ini menandakan bahwa tim Kopaska dan Taifib telah berhasil menghancurkan jantung pertahanan musuh disusul dengan BTK dari kapal-kapal perang.
Pasukan khusus TNI AL tersebut beberapa waktu sebelumnya telah menyusup ke daerah lawan dan memberikan informasi tentang jumlah kekuatan dan persenjataan musuh. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada Pangkogasgabfib guna melaksanakan operasi pendaratan amfibi.
Dalam waktu serentak puluhan tank amfibi yang keluar dari lambung kapal angkut turut memberikan tembakan dari laut untuk melindungi Kendaran Pendarat Amfibi (Ranratfib) yang mengangkut pasukan Marinir. Dalam waktu serentak juga dilaksanakan Bantuan Tembakan Udara (BTU) oleh beberapa pesawat tempur TNI AU.
Sejumlah tank PT 76 milik Korps Marinir TNI AL melakukan pendaratan pada puncak Latgab TNI, di Pantai Banongan, Situbondo, Rabu (4/6). Sebanyak 81 kendaraan tempur milik Resimen Kavaleri Korps Marinir dikerahkan untuk penyerangan darat lewat laut pada Latgab TNI 2014. (Foto: ANTARA FOTO/Adhitya Hendra/Koz/nz/14)
Berangsur-angsur pasukan Marinir dan persenjataanya berhasil mencapai garis pantai, disusul dengan pendaratan Marinir lintas heli dari kapal Markas KRI Makassar-590 dan KRI Surabaya-591. Operasi amfibi diakhiri dengan tembakan penghancuran dengan meriam Howitzer-105mm dan roket multi laras RM-70 Grad. Pertempuran dilanjutkan dengan operasi darat lanjutan, oleh pasukan Batalyon Lintas Udara (Linud) TNI AD.
Pasukan Artileri Korps Marinir TNI AL meluncurkan roket multilaras RM-70/Grad pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Pantai Banongan, Situbondo, Rabu (4/6). Latgab TNI 2014 digelar di Situbondo tersebut Korps Marinir mengerahkan 8 pucuk RM 70 Grad dan 8 Pucuk Howitzer 105 mm sebagai Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) yang dimiliki. (Foto: ANTARA FOTO/Adhitya Hendra/Asf/NZ/14)
Latgab TNI tahun 2014 TNI AL mengerahkan 35 kapal perang dari berbagai jenis dan tipe, yaitu 1 Kapal Selam, 6 Perusak Kawal (PK), 12 Perusak Kawal Rudal (4 kelas AMY, 2 kelas DPN, 6 kelas PTM), 4 Kapal Cepat Rudal (KCR), 1 Kapal Cepat Torpedo (KCT), 2 Landing Platfrom Dock (LPD), 4 Landing Ship Tank (LST), 2 Fast Patrol Boat (FPB), dan 1 Buru Ranjau serta 2 BTD. Unsur laut juga didukung 3 heli Bell yaitu HU-419, HU-410, HU-417, satu unit Bo-105 yaitu NV-411, satu Casa U-617, serta satu Angkutan Udara VIP CN-235 P-860.
Sebuah kapal pengangkut personel Landing Craft Utility (LCU) menurunkan truk peluncur roket multilaras (Multiple Launch Rocket System/MLRS) saat Latgab TNI 2014 di Pantai Banongan, Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (4/6). Penggunaan LCU untuk mengangkut MLRS sangat diandalkan dalam sebuah operasi militer untuk merebut daerah yang dikuasi lawan dengan jarak jangkau roket mencapai 20,75 km. (Foto: ANTARA FOTO/Seno/Asf/mes/14)
Selain itu juga didukung dengan satu Batalyon Tim Pendarat (BTP) atau kurang lebih 2.000 personel pasukan Marinir serta diperkuat dengan 81 Unit kendaraan tempur terdiri dari 29 BMP-3F, 10 LVT 7, 36 BTR-50P, dan 6 KAPA, serta senjata berat 16 buah terdiri atas 8 Pucuk Howitzer, dan 8 pucuk roket multi laras RM 70 Grad.
Dalam latihan ini melibatkan 15.108 personel dan alutsista yang dikerahkan dari ketiga angkatan, yaitu TNI AD sebanyak 49 Ranpur yang terdiri atas 1 Tank Recovery, 18 Tank Scorpion (Canon), 6 Tank Stormer APC, 2 Tank Stormer Komando, 2 Panser Saladin (canon), 2 Panser Saracen (AP), 2 Pancer Ferret (pengintai), dan 12 Panser Anoa (AP). Selain itu, juga melibatkan satu Panser Anoa (Komando), 1 Panser AMB, 1 Panser REC dan 1 AVLB. 24 Helly yaitu 4 Unit Mi-35P, 4 Unit Mi-17V5, 4 Unit BO-105, 10 Unit Bell-412, 2 Unit bell-205A-1 (Senjata Munisi Rocket FFAR, Rocket S 8 Com dan Canon 30 MM). 30 Senjata Berat dan 6 set PRS 77 (Zeni) terdiri dari 18 Pucuk 105 KH 178, 4 Pucuk 155 KH 179, 2 Pucuk 76/GN, dan 6 Pucuk Giant Bow 23 MM.
Dari TNI AU sebanyak 32 pesawat angkut 16 C-130, 4 B-737, 3 F-28, 4 C-295, 2 CN-235, 3 Cassa-212 dan 40 pesawat tempur 8 SU-27/30, 6 F-16, 10 Hawk 100/200, 2 F-5, 12 T-50, 2 EMB-314, serta 11 Heli Nas/332/330.
Tema Latihan Gabungan TNI 2014 yakni “Komando Gabungan (Kogab) TNI melaksanakan Kampanye Militer di wilayah Mandala Perang dalam rangka OMP guna menjaga kedaulatan NKRI”. Latgab TNI 2014 bertujuan untuk meningkatkan profesionalitas Prajurit TNI dan satuan dalam Operasi Gabungan TNI untuk mewujudkan kesiapsiagaan operasional satuan jajaran TNI yang tinggi dalam rangka menghadapi setiap bentuk ancaman dan gangguan yang mungkin timbul di wilayah.
Materi Latgab yang dikembangkan antara lain penggunaan kendaraan tempur untuk angkut personel seperti pada Infanteri Mekanis dan Motoris guna mengoptimalkan manuver, kecepatan dan waktu dalam rangka mewujudkan pendadakan, peran Korbantem dalam penyelenggaraan operasi gabungan dan dalam Proses Pengambilam Keputusan Militer, memanfaatkan alat sensor dan Electronic Support Measure (ESM) untuk menunjang Pernika, penembakan rudal serta penembakan torpedo, pemanfaatan Transmission Data Air Situation (TDAS) untuk dapat memonitor dan mengendalikan pesawat serta keterpaduan dalam kerangka Tri Matra Terpadu TNI guna mewujudkan Interoperability yang tinggi.
Latihan Gabungan TNI tahun 2014 disaksikan langsung oleh Menhan RI Prof Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro, MA, MSc, PhD, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio, Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, Wakasad Letnan Jenderal TNI Muhamad Munir, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darojatim, para anggota Komisi I DPR RI, dan pejabat TNI lainnya.
Sumber: Dispenarmatim
Pesawat Tempur TNI AU Hancurkan Sasaran Darat
Pesawat tempur F-16 Fighting Falcon take of dari landasan pacu Lanud Iswahjudi, menuju sasaran pengeboman di Asembagus Situbondo Jawa Timur, Rabu (4/6/14).(Foto: Pentak Lanud Iswahjudi).
04 Juni 2014, Magetan: Jet-jet tempur TNI Angkatan Udara yang terdiri dari 8 Pesawat tempur Sukhoi SU 27/30, 4 pesawat F-16 dan 10 Hawk 100/200 serta satu pesawat F-5 Tiger menghancurkan sasaran terpilih dari udara ke darat, di area latihan Asembagus, Jawa Timur dalam latihan Gabungan TNI 2014, Rabu (4/6/14).
Dengan membawa persenjataan berbagai jenis bom yang terpasang di badan maupun sayap pesawat, jet-jet tempur TNI Angkatan Udara tersebut, secara bergantian lepas landas dari landasan pacu Lanud Iswahjudi dengan membuat formasi Composite Strike menuju target area latihan di Asembagus.
Tiga pesawat tempur Sukhoi membawa bom dan roket, taxi menuju landasan pacu Lanud Iswahjudi, guna melaksankan pengeboman di area Latgab TNI, di Asembagus Situbondo Jawa Timur, Rabu (4/6/14).(Foto: Pentak Lanud Iswahjudi).
Pesawat tempur Sukhoi masing-masing dipersenjatai bom OVAB total membawa 108 buah bom dan Rudal KH 29, sementara itu pesawat F-16 Fighting Falcon dari 4 pesawat yang diberangkatkan masing-masing membawa 6 bom MK 82, sedangkan pesawat Hawk 100/200 dari 8 pesawat yang tergabung dalam pengeboman itu dipersenjatai dengan bom MK 82 masing-masing pesawat membawa sebanyak 2 buah bom.
Sedangkan untuk pesawat tempur T-50i Golden Eagle sebanyak 12 pesawat yang dipersenjatai roket AIM-9 Side Winder diterbangkan dari Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda Surabaya, ikut melaksanakan penghancuran sasaran target Latihan Gabungan TNI 2014 di Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.
Sejumlah pesawat tempur Sukhoi SU 27/30 melakukan formasi tempur sebelum membombardir daerah sasaran dalam Latgab TNI 2014 di Puslatpur Korps Marinir T-12 Karang Tekok, Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (4/6). Sebanyak 40 pesawat tempur terdiri dari 8 SU-27/30, 6 F-16, 10 Hawk 100/200, 2 F-5, 12 T-50i, 2 EMB-314, 32 pesawat angkut 16 C-130, 4 B-737, 3 F-28, 4 C-295, 2 CN-235, 3 Cassa-212, 11 Heli Nas/332/330. (Foto: ANTARA FOTO/Seno/ed/mes/14)
Sementara itu, sehari sebelum pelaksanaan pemgeboman target, pada sore hari unsur tempur Kogasudgab dengan menerbangkan 4 pesawat tempur F-16 yang masing-masing pesawat dipersenjatai 6 bom MK 82 melaksanakan Serangan Udara Langsung (SUL) pada Operasi Laut Gabungan pada target kapal area Latgab TNI, perairan laut di Asembagus.
Dengan semangat yang tinggi telah ditunjukkan oleh para penerbang tempur TNI Angkatan Udara dalam misi Latihan Gabungan TNI tahun 2014 ini, sehingga dalam pelaksanaan misi dapat dilaksanakan dengan sukses, aman dan lancar.
Sumber: Pentak Lanud Iswahjudi
04 Juni 2014, Magetan: Jet-jet tempur TNI Angkatan Udara yang terdiri dari 8 Pesawat tempur Sukhoi SU 27/30, 4 pesawat F-16 dan 10 Hawk 100/200 serta satu pesawat F-5 Tiger menghancurkan sasaran terpilih dari udara ke darat, di area latihan Asembagus, Jawa Timur dalam latihan Gabungan TNI 2014, Rabu (4/6/14).
Dengan membawa persenjataan berbagai jenis bom yang terpasang di badan maupun sayap pesawat, jet-jet tempur TNI Angkatan Udara tersebut, secara bergantian lepas landas dari landasan pacu Lanud Iswahjudi dengan membuat formasi Composite Strike menuju target area latihan di Asembagus.
Tiga pesawat tempur Sukhoi membawa bom dan roket, taxi menuju landasan pacu Lanud Iswahjudi, guna melaksankan pengeboman di area Latgab TNI, di Asembagus Situbondo Jawa Timur, Rabu (4/6/14).(Foto: Pentak Lanud Iswahjudi).
Pesawat tempur Sukhoi masing-masing dipersenjatai bom OVAB total membawa 108 buah bom dan Rudal KH 29, sementara itu pesawat F-16 Fighting Falcon dari 4 pesawat yang diberangkatkan masing-masing membawa 6 bom MK 82, sedangkan pesawat Hawk 100/200 dari 8 pesawat yang tergabung dalam pengeboman itu dipersenjatai dengan bom MK 82 masing-masing pesawat membawa sebanyak 2 buah bom.
Sedangkan untuk pesawat tempur T-50i Golden Eagle sebanyak 12 pesawat yang dipersenjatai roket AIM-9 Side Winder diterbangkan dari Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda Surabaya, ikut melaksanakan penghancuran sasaran target Latihan Gabungan TNI 2014 di Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.
Sejumlah pesawat tempur Sukhoi SU 27/30 melakukan formasi tempur sebelum membombardir daerah sasaran dalam Latgab TNI 2014 di Puslatpur Korps Marinir T-12 Karang Tekok, Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (4/6). Sebanyak 40 pesawat tempur terdiri dari 8 SU-27/30, 6 F-16, 10 Hawk 100/200, 2 F-5, 12 T-50i, 2 EMB-314, 32 pesawat angkut 16 C-130, 4 B-737, 3 F-28, 4 C-295, 2 CN-235, 3 Cassa-212, 11 Heli Nas/332/330. (Foto: ANTARA FOTO/Seno/ed/mes/14)
Sementara itu, sehari sebelum pelaksanaan pemgeboman target, pada sore hari unsur tempur Kogasudgab dengan menerbangkan 4 pesawat tempur F-16 yang masing-masing pesawat dipersenjatai 6 bom MK 82 melaksanakan Serangan Udara Langsung (SUL) pada Operasi Laut Gabungan pada target kapal area Latgab TNI, perairan laut di Asembagus.
Dengan semangat yang tinggi telah ditunjukkan oleh para penerbang tempur TNI Angkatan Udara dalam misi Latihan Gabungan TNI tahun 2014 ini, sehingga dalam pelaksanaan misi dapat dilaksanakan dengan sukses, aman dan lancar.
Sumber: Pentak Lanud Iswahjudi
Satuan Kapal Perang Tembak Jatuh Dua Pesawat Intai Musuh pada Latgab TNI 2014
04 Juni 2013, Laut Jawa: Sebelas Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang berada dalam formasi Divisi 1 dan Divisi 2 Komando Tugas Laut Gabungan (Kogaslagab) Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2014, berhasil “menembak dua pesawat intai musuh”, disekitar perairan Laut Jawa, Selasa (03/06). Aksi pertempuran laut malam hari atau dikenal dengan istilah Anti Air Rapid Open Fire Exercise (Aarofex), diskenariokan dua roket flare yang ditembakkan dari KRI Abdul Halim Perdana Kususma-355 dan KRI Sultan Iskandar Muda-367 sebagai pesawat intai musuh.
Saat perjalanan lintas laut menuju daerah sasaran sekitar pukul 20.00 WIB, Radar udara KRI Sultan Iskandar Muda serta kapal lainnya mendeteksi adanya obyek yang mendekati formasi tempur Kogaslagab. Seketika itu juga suara sirine meraung-raung dari seluruh kapal perang. Seluruh personel dan persenjataan Penangkis Serangan Udara (PSU) siap menyambut serangan udara dari pesawat musuh.
Dua kapal perang korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) tersebut berhasil mengunci sasaran udara melalui radar senjata LIROD Mk2. Radar tersebut memandu senjata meriam anti serangan udara kaliber 2x20 mm mengikuti setiap pergerakan target yang telah terkunci.
Berjajar dalam formasi Divisi 2 Kogaslagab paling depan KRI Ahmad Yani-352 kemudian KRI Oswald Siahaan-354, KRI Abdul Halim Perdana Kusuma-355, KRI Sutanto-377, KRI Tjiptadi-381 dan KRI Patiunus-386, mebidik sasaran roket flare yang diluncurkan dari KRI Abdul Halim Perdana Kusuma. Selanjutnya berjajar dalam formasi Divisi 1 KRI Yos Sudarso-353, KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI Sultan Hasanuddin-366, KRI Kerapu-812 dan KRI Pandrong-802 membidik target sasaran udara roket flare dari KRI Sultan Iskandar Muda.
Dalam waktu sekejap ribuan butir amunisi ditembakkan dari meriam Penangkis Serangan Udara (PSU) kaliber 12,7 mm sampai meriam kaliber 40 mm dan berhasil menembak jatuh dua target sasaran udara tersebut. Pertempuran ini bertujuan untuk melindungi kapal markas yakni KRI Makassar-590 dan KRI Surabaya-590 yang mengangkut pasukan dan pejabat Kogab dan VVIP. Operasi tempur laut tersebut merupakan salah satu rangkaian kampanye militer Latgab TNI tahun 2014 di Perairan Laut Jawa.
Sumber: Dispenarmatim
Tuesday, June 3, 2014
Marinir Gelar Peperangan Komunikasi dan Elektronika pada Latgab TNI 2014
(Foto: Marinir)
03 Juni 2014, Situbondo: Korps Marinir TNI Angkatan Laut unggul dalam peperangan komunikasi dan elektronika, dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2014, di Pantai Banongan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Selasa (3/6/2014).
Keunggulan tersebut telah teruji dan terbukti setelah sejumlah prajurit dari Diskomlek Kormar dibawah kendali Kepala Dinas Komunikasi dan Peperangan Elektronika (Kadiskomlek) Korps Marinir TNI Angkatan Laut Kolonel Marinir Baedowi Oktavidia bersama ratusan prajurit dari Batalyon Komlek-1 Korps Marinir TNI Angkatan Laut yang dikomandani Letkol Marinir Irpan Nasution berhasil menggelar berbagai peralatan canggihnya.
Menurut Kadiskomlek Kormar, komunikasi dan elektronika sudah saatnya ditingkatkan dengan mengedepankan tehnologi canggih. Karenanya, fihaknya telah berupaya keras untuk mewujudkan impiannya dengan melakukan pengadaan peralatan canggih dan menggembleng sumber daya manusianya (SDM).
Banyak peralatan komunikasi dan peperangan elektronika yang digelar olehnya untuk mendukung Latgab TNI 2014 ini, diantaranya ada HT yang dilengkapi dengan sytem digilog, sehingga mampu digunakan untuk komunikasi jarak jauh dan pengendali dapat memantau posisi semua pemegangnya dengan sangat mudah.
(Foto: Marinir)
Melalui peralatan canggih dan didukung oleh SDM yang mumpuni, Pamen bermelati tiga ini dapat dengan mudah mengetahui posisi seluruh KRI yang sedang berlayar di Samudera Hindia maupun seluruh prajuritnya yang tersebar di berbagai titik untuk melakukan pengamanan wilayah perkampungan maupun hutan yang akan digunakan sebagai ajang pertempuran pada puncak acara Latgab TNI 2014 esok hari.
Seperti tampak di layar monitor, hari ini TNI Angkatan Laut melaksanakan penembakkan dengan menggunakan berbagai senjata strategisnya, antara lain: penembakan roket RBU-6000 oleh tiga kapal kelas Parchim, penembakan BL oleh kapal kelas Vanspeijk yakni KRI Ahmad Yani-351, KRI Yos Sudarso-353, dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355, penembakan rudal Exocet MM40 oleh KRI Sultan Iskandar Muda-367 dan KRI Sultan Hasanuddin-366, penembakkan rudal C-802 oleh KRI Yos Sudarso-353 dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355, serta penembakkan meriam oleh unsur kapal kelas Sigma dan Van Speijk terhadap dogfight serangan umum langsung (SUL) pesawat tempur musuh.
Sementara itu masih dalam rangka Latgab TNI 2014, Rabu pagi (3/6/2014), TNI Angkatan Laut juga akan melancarkan operasi pendaratan dan serbuan amfibi, yang diawali ketika Pangkogasgabfib mengeluarkan taklimat dari atas kapal komando KRI Makassar-590 disertai dengan adanya bantuan tembakan kapal (BTK) dari kelas Sigma dan kemudian dilaksanakan operasi amfibi, yang dilanjutkan penembakkan oleh senjata artileri medan Korps Marinir, yakni 6 pucuk Roket Multilaras RM-70 Grad, dan 8 pucuk Howitzer 105 mm.
Sumber: Dispen Kormar
03 Juni 2014, Situbondo: Korps Marinir TNI Angkatan Laut unggul dalam peperangan komunikasi dan elektronika, dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2014, di Pantai Banongan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Selasa (3/6/2014).
Keunggulan tersebut telah teruji dan terbukti setelah sejumlah prajurit dari Diskomlek Kormar dibawah kendali Kepala Dinas Komunikasi dan Peperangan Elektronika (Kadiskomlek) Korps Marinir TNI Angkatan Laut Kolonel Marinir Baedowi Oktavidia bersama ratusan prajurit dari Batalyon Komlek-1 Korps Marinir TNI Angkatan Laut yang dikomandani Letkol Marinir Irpan Nasution berhasil menggelar berbagai peralatan canggihnya.
Menurut Kadiskomlek Kormar, komunikasi dan elektronika sudah saatnya ditingkatkan dengan mengedepankan tehnologi canggih. Karenanya, fihaknya telah berupaya keras untuk mewujudkan impiannya dengan melakukan pengadaan peralatan canggih dan menggembleng sumber daya manusianya (SDM).
Banyak peralatan komunikasi dan peperangan elektronika yang digelar olehnya untuk mendukung Latgab TNI 2014 ini, diantaranya ada HT yang dilengkapi dengan sytem digilog, sehingga mampu digunakan untuk komunikasi jarak jauh dan pengendali dapat memantau posisi semua pemegangnya dengan sangat mudah.
(Foto: Marinir)
Melalui peralatan canggih dan didukung oleh SDM yang mumpuni, Pamen bermelati tiga ini dapat dengan mudah mengetahui posisi seluruh KRI yang sedang berlayar di Samudera Hindia maupun seluruh prajuritnya yang tersebar di berbagai titik untuk melakukan pengamanan wilayah perkampungan maupun hutan yang akan digunakan sebagai ajang pertempuran pada puncak acara Latgab TNI 2014 esok hari.
Seperti tampak di layar monitor, hari ini TNI Angkatan Laut melaksanakan penembakkan dengan menggunakan berbagai senjata strategisnya, antara lain: penembakan roket RBU-6000 oleh tiga kapal kelas Parchim, penembakan BL oleh kapal kelas Vanspeijk yakni KRI Ahmad Yani-351, KRI Yos Sudarso-353, dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355, penembakan rudal Exocet MM40 oleh KRI Sultan Iskandar Muda-367 dan KRI Sultan Hasanuddin-366, penembakkan rudal C-802 oleh KRI Yos Sudarso-353 dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355, serta penembakkan meriam oleh unsur kapal kelas Sigma dan Van Speijk terhadap dogfight serangan umum langsung (SUL) pesawat tempur musuh.
Sementara itu masih dalam rangka Latgab TNI 2014, Rabu pagi (3/6/2014), TNI Angkatan Laut juga akan melancarkan operasi pendaratan dan serbuan amfibi, yang diawali ketika Pangkogasgabfib mengeluarkan taklimat dari atas kapal komando KRI Makassar-590 disertai dengan adanya bantuan tembakan kapal (BTK) dari kelas Sigma dan kemudian dilaksanakan operasi amfibi, yang dilanjutkan penembakkan oleh senjata artileri medan Korps Marinir, yakni 6 pucuk Roket Multilaras RM-70 Grad, dan 8 pucuk Howitzer 105 mm.
Sumber: Dispen Kormar
Kemhan Dukung Pengembangan Kekuatan Alutsista TNI
Sejumlah KRI melakukan formasi guna menghindari ranjau laut saat Latihan Gabungan TNI 2014 di perairan Laut Jawa utara Madura, Jawa Timur, Selasa (3/5). Selain menggunakan formasi penyapu ranjau, dilakukan pula penembakan ranjau untuk mengantisipasi bahaya ranjau laut saat pertempuran. (Foto: ANTARA FOTO/Suryanto/ss/pd/14)
03 Juni 2014, Perairan Situbondo: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan, pihaknya terus mendukung pengembangan kekuatan Tentara Nasional Indonesia agar semakin kuat, seperti melalui pengadaan alat utama sistem senjata (Alutsista).
"Kita sedang mengembangkan pengadaan kapal cepat rudal (KCR) 60 meter sebanyak 20 unit dan KCR 40 meter juga 20 unit," katanya kepada wartawan di atas geladak KRI Makassar yang berlayar di Laut Jawa, Selasa, dalam kaitan Latihan Gabungan TNI 2014.
Ia menjelaskan bahwa KCR 60 meter akan dibuat oleh PT PAL Surabaya yang dilengkapi rudal dengan daya jelajah sekitar 140 kilometer, sementara KCR 40 meter akan dibuat oleh galangan di Batam.
Dengan pengadaan KCR itu, katanya, maka kekuatan TNI AL akan semakin kokoh, demikian juga dengan kekuatan matra lainnya yang terus melakukan pembaruan alutsista, yakni TNI AD dan TNI AU.
Untuk TNI AU, kata Menhan, akan dikembangkan kekuatan 24 pesawat tempur F-16 sehingga kekuatannya menjadi dua skuadron. Demikian juga dengan kebutuhan alutsista lainnya yang akan terus didukung oleh Kemenhan.
"Untuk darat (TNI AD) akan dikembangkan skuadron serang helikopter. Kita persiapkan skuadron Apache. Sekarang kita pesan delapan Apache," katanya.
Sementara Direktur Latgab TNI 2014 Letjen TNI Lodewijk F Paulus mengemukakan bahwa pada latihan kali ini melibatkan sejumlah alat tempur terbaru dari ketiga angkatan.
"Dari TNI AD ada enam helikopter 412 yang diterima tahun anggaran 2013/2014. Dari TNI AU ada T-50 (pesawat latih tempur buatan Korea Selatan) dan Tucano. Dari TNI AL ada kapal jenis Sigma dan KCR 60 meter," katanya.
Awak KRI Makasar bersiaga di senjata Vector kaliber 20 mm yang digunakan untuk menembak ranjau laut saat Latihan Gabungan TNI 2014 di perairan Laut Jawa utara Madura, Jawa Timur, Selasa (3/5). Selain menggunakan formasi penyapu ranjau, dilakukan pula penembakan ranjau untuk mengantisipasi bahaya ranjau laut saat pertempuran. (Foto: ANTARA FOTO/Suryanto/ss/14)
Selain Menhan, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kasal Laksamana TNI Marsetio, Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, Wakasad Letjen TNI Munir dan sejumlah anggota Komisi I berada di KRI Makassar untuk menyaksikan latihan puncak gabungan TNI di Pantai Banongan dan Pusat Latihan Tempur Marinir Karang Tekok, Asembagus, Sittubondo, Rabu, 4 Mei 2014.
Dari KRI Makassar, para petinggi Kemenhan dan TNI itu menyaksikan kemampuan kapal perang RI yang menembakkan rudal-rudal canggih, meriam, bom laut serta kemampuan pesawat tempur F-16 TNI AU yang menghancurkan sasaran di tengah laut.
Sumber: ANTARA Jatim
03 Juni 2014, Perairan Situbondo: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan, pihaknya terus mendukung pengembangan kekuatan Tentara Nasional Indonesia agar semakin kuat, seperti melalui pengadaan alat utama sistem senjata (Alutsista).
"Kita sedang mengembangkan pengadaan kapal cepat rudal (KCR) 60 meter sebanyak 20 unit dan KCR 40 meter juga 20 unit," katanya kepada wartawan di atas geladak KRI Makassar yang berlayar di Laut Jawa, Selasa, dalam kaitan Latihan Gabungan TNI 2014.
Ia menjelaskan bahwa KCR 60 meter akan dibuat oleh PT PAL Surabaya yang dilengkapi rudal dengan daya jelajah sekitar 140 kilometer, sementara KCR 40 meter akan dibuat oleh galangan di Batam.
Dengan pengadaan KCR itu, katanya, maka kekuatan TNI AL akan semakin kokoh, demikian juga dengan kekuatan matra lainnya yang terus melakukan pembaruan alutsista, yakni TNI AD dan TNI AU.
Untuk TNI AU, kata Menhan, akan dikembangkan kekuatan 24 pesawat tempur F-16 sehingga kekuatannya menjadi dua skuadron. Demikian juga dengan kebutuhan alutsista lainnya yang akan terus didukung oleh Kemenhan.
"Untuk darat (TNI AD) akan dikembangkan skuadron serang helikopter. Kita persiapkan skuadron Apache. Sekarang kita pesan delapan Apache," katanya.
Sementara Direktur Latgab TNI 2014 Letjen TNI Lodewijk F Paulus mengemukakan bahwa pada latihan kali ini melibatkan sejumlah alat tempur terbaru dari ketiga angkatan.
"Dari TNI AD ada enam helikopter 412 yang diterima tahun anggaran 2013/2014. Dari TNI AU ada T-50 (pesawat latih tempur buatan Korea Selatan) dan Tucano. Dari TNI AL ada kapal jenis Sigma dan KCR 60 meter," katanya.
Awak KRI Makasar bersiaga di senjata Vector kaliber 20 mm yang digunakan untuk menembak ranjau laut saat Latihan Gabungan TNI 2014 di perairan Laut Jawa utara Madura, Jawa Timur, Selasa (3/5). Selain menggunakan formasi penyapu ranjau, dilakukan pula penembakan ranjau untuk mengantisipasi bahaya ranjau laut saat pertempuran. (Foto: ANTARA FOTO/Suryanto/ss/14)
Selain Menhan, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kasal Laksamana TNI Marsetio, Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, Wakasad Letjen TNI Munir dan sejumlah anggota Komisi I berada di KRI Makassar untuk menyaksikan latihan puncak gabungan TNI di Pantai Banongan dan Pusat Latihan Tempur Marinir Karang Tekok, Asembagus, Sittubondo, Rabu, 4 Mei 2014.
Dari KRI Makassar, para petinggi Kemenhan dan TNI itu menyaksikan kemampuan kapal perang RI yang menembakkan rudal-rudal canggih, meriam, bom laut serta kemampuan pesawat tempur F-16 TNI AU yang menghancurkan sasaran di tengah laut.
Sumber: ANTARA Jatim
TNI Menargetkan Bentuk Batalion Mekanis di Setiap Kodam
Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha merupakan Batalyon mekanis pertama dibentuk di jajaran TNI AD yang berkedudukan di Jln. Raya Bogor Km 26 Gandaria Jakarta Timur, Rabu, 17 Februari 2010. Perbedaan antara Batalyon Infanteri dengan Batalyon Infanteri Mekanis terletak pada adanya kendaraan tempur pengangkut personel atau panser dengan jumlah sesuai TOP 82 kendaraan tempur dan jumlah personel Batalyon lebih banyak. (Foto: TNI)
03 Juni 2014, Perairan Situbondo: Markas Besar TNI menargetkan seluruh Komando Daerah Militer minimal akan memiliki satu batalion mekanis untuk memperkuat sistem pertahanan matra darat.
"Keberadaan batalion mekanis ini ke depan sangat prospektif," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, kepada wartawan, di geladak KRI Makassar-590 yang berlayar di Laut Jawa, Selasa.
Kapal perang TNI AL kelas Landing Platform Dock itu menjadi kapal komando Latihan Gabungan TNI 2014, latihan terpadu antar matra TNI yang paling besar dilaksanakan setelah latihan serupa pada 1983, di Cilegon, Banten.
Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI, Mayor Jenderal TNI M Fuad Basya, menambahkan, batalion mekanis adalah batalion infantri yang dilengkapi dengan perangkat mobilitas, di antaranya panser pengangkut pasukan.
"Untuk saat ini batalion mekanis baru ada di Jakarta, yaitu Batalion Mekanis 201 dan sudah memiliki sejumlah panser meskipun belum ideal," katanya. Batalion mekanis itu dilengkapi panser Anoa 6x6.
Sementara Komandan Komando Pendidikan dan Latihan TNI AD yang juga Direktur Latihan Gabungan TNI 2014, Letnan Jenderal TNI Lodewijk F Paulus, menjelaskan, secara ideal setiap batalion mekanis memiliki 52 panser.
"Sebetulnya ada dua yang dikembangkan TNI, yakni batalion mekanis dan batalion motoris. Batalion mekanis itu dilengkapi panser beroda rantai, sedangkan motoris yang beroda ban, yaitu Anoa," katanya.
Sumber: ANTARA News
03 Juni 2014, Perairan Situbondo: Markas Besar TNI menargetkan seluruh Komando Daerah Militer minimal akan memiliki satu batalion mekanis untuk memperkuat sistem pertahanan matra darat.
"Keberadaan batalion mekanis ini ke depan sangat prospektif," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, kepada wartawan, di geladak KRI Makassar-590 yang berlayar di Laut Jawa, Selasa.
Kapal perang TNI AL kelas Landing Platform Dock itu menjadi kapal komando Latihan Gabungan TNI 2014, latihan terpadu antar matra TNI yang paling besar dilaksanakan setelah latihan serupa pada 1983, di Cilegon, Banten.
Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI, Mayor Jenderal TNI M Fuad Basya, menambahkan, batalion mekanis adalah batalion infantri yang dilengkapi dengan perangkat mobilitas, di antaranya panser pengangkut pasukan.
"Untuk saat ini batalion mekanis baru ada di Jakarta, yaitu Batalion Mekanis 201 dan sudah memiliki sejumlah panser meskipun belum ideal," katanya. Batalion mekanis itu dilengkapi panser Anoa 6x6.
Sementara Komandan Komando Pendidikan dan Latihan TNI AD yang juga Direktur Latihan Gabungan TNI 2014, Letnan Jenderal TNI Lodewijk F Paulus, menjelaskan, secara ideal setiap batalion mekanis memiliki 52 panser.
"Sebetulnya ada dua yang dikembangkan TNI, yakni batalion mekanis dan batalion motoris. Batalion mekanis itu dilengkapi panser beroda rantai, sedangkan motoris yang beroda ban, yaitu Anoa," katanya.
Sumber: ANTARA News
Empat Rudal Karamkan KRI Karang Banteng-983 Kedasar Samudera Hindia
(Foto: Dispenarmatim)
03 Juni 2014, Surabaya:Sebanyak empat misil peluru kendali (Rudal) senjata strategis TNI AL yang diluncurkan dari kapal perang berhasil menghantam mengenai sasaran eks KRI Karang Banteng-983 di perairan Samudera Hindia, Selasa (03/06). Dua misil rudal jenis Exocet MM-40 ditembakan dari KRI Sultan Hasanuddin-366 dan KRI Sultan Iskandar Muda-367. Sedangkan dua Rudal C-802 ditembakkan oleh KRI Yos Sudarso-353 dan KRI Abdul Halim Perdana Kusuma-355.
Penembakan rudal strategis disaksikan langsung oleh Menhan RI Prof Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro, MA, MSc, PhD, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio, Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, Wakasad Letjen TNI Muhamad Munir, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darojatim, para anggota Komisi I DPR RI, yang onboard KRI Makassar-590.
Setelah berhasil mentraking sasaran, empal kapal perang tersebut dalam waktu yang relatif bersamaan menembakkan misil rudalnya masing-masing. Secara beruntun empat rudal tersebut menghantam lambung eks KRI Karang Banteng, menimbulkan efek ledakan hebat, dan menimbulkan nyala api yang membakar seluruh badan kapal. Akibatnya, eks Karang Banteng itu perlahan-lahan tenggelam ditelan ganasnya Samudera Hindia.
Dalam kegiatan ini juga diuji kemampuan dari hasil instalasi Sistem Kendali Senjata (SKS), perkenaan sasaran dan daya hancur yang ditimbulkan serta menguji kemampuan sistem kendali senjata unsur-unsur lain yang tergabung dalam Kogaslagab 2014.
Menhan Purnomo Yusgiantoro (kiri) berbincang dengan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio (kanan) saat memantau jalannya Latihan Gabungan TNI 2014 di perairan Laut Jawa utara Pulau Madura, Jawa Timur, Selasa (3/5). Latihan Gabungan TNI 2014 melibatkan 15.108 personel dan alutsista yang dikerahkan dari ketiga angkatan dan bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme serta kesiapsiagaan satuan jajaran TNI dalam menghadapi ancaman dan gangguan di wilayah NKRI. (Foto: ANTARA FOTO/Suryanto/ss/pd/14)
Rudal C-802/ Yingji-82 (Yingji, arti harfiahnya adalah “Serangan Elang”) merupakan rudal antikapal permukaan yang diproduksi oleh China dan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1989 oleh China Haiying Electro Mechanical Technology Academy (CHETA). Rudal ini memiliki kemampuan pantulan radar yang kecil, lintasan terbang yang rendah (sekitar 5 sampai 7 meter di atas permukaan laut) dan anti jamming yang tinggi, sehingga kapal sasaran mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi pula untuk menghambat Rudal C-802. Keakuratan perkenaan dari Rudal ini terhadap sasaran sekitar 98%.
Rudal C-802 dapat diluncurkan dari berbagai platform antara lain kendaraan darat bergerak/semi bergerak, kapal permukaan, kapal selam dan pesawat tempur. Sasaran utama Rudal C-802 adalah kapal tipe destroyer, frigat, landing ship tank atau sasaran permukaan laut lainnya. Selain itu, rudal C-802 dapat digunakan untuk menyerang sasaran di darat.
Rudal C-802 merupakan modifikasi versi C-801 (setara dengan rudal Exocet MM 38 buatan Perancis). Sedangkan Rudal C-802 memiliki kemampuan dan akurasi setara dengan rudal Harpoon buatan Amerika Serikat. Modifikasi mendasar pada rudal C-802 adalah penambahan sistem Turbo Jet untuk menghembuskan udara sehingga menambah jarak jangkaunya. Negara-negara pengguna rudal C-802 antara lain, Indonesia, Bangladesh, Iran, Thailand, Pakistan, Myanmar.
Sementara itu spesifikasi rudal versi terbaru dari rudal Exocet memiliki jangkauan tembak kurang lebih 180 kilometer. Rudal ini digerakkan oleh mesin jet turbofan yang dilengkapi air intake modern. Rudal Exocet Blok 3 juga dilengkapi GPS guidance waypoint, sehingga bisa menyerang kapal atau sasaran permukaan, dengan sudut serang yang rumit, agar susah diantisipasi. Sementara korvet Sigma Class, menggunakan Exocet versi lebih baru yakni MM-40 Block 2. Rudal tersebut dipasang di sejumlah kapal perang TNI AL, antara lain KRI Diponegoro-365, KRI Hasanuddin-366, KRI Sultan Iskandar Muda-367 dan KRI Frans Kaisiepo-368.
Aksi pertempuran laut secara besar-besaran ini, merupakan salah satu rangkaian Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2014. “Uji Coba Senjata Strategis tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tempur unsur-unsur TNI Angkatan Laut dan juga diharapkan mampu menimbulkan dampak penangkalan (deterrence effect) baik bagi negara maupun nonnegara (State Actor dan Non State Actor) yang akan mengganggu kedaulatan NKRI”, kata Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos., selaku Panglima Komando Tugas Laut Gabungan (Pangkogaslagab) Latgab TNI tahun 2014.
KRI Karang Banteng-983 Kapal Perang Hibah Dephub
KRI Karang Banteng-983. (Foto: Lensa Indonesia)
Bekas kapal perang RI buatan Jerman, yakni KRI Karang Banteng-983 sebelumnya berada di Satuan Kapal Bantu Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) dan kini sudah tidak bermesin lagi itu ditarik menggunakan kapal tandu dari Dermaga Koarmatim, Surabaya, Minggu menuju sasaran penembakan di perairan Laut Jawa.
KRI Karang Banteng telah mengakhiri pengabdiannya ditandai dengan penurunan ular-ular (bendera warna-warni kapal perang) di atas geladak kapal tersebut saat bersandar di Dermaga Koarmatim, Surabaya, Rabu (28/5) dengan inspektur upacara Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Aji.
Sebelum bergabung dengan TNI AL, kapal tersebut adalah kapal fery cepat KM Serayu yang dibuat di galangan kapal Laurzen Jerman pada tahun 1998 dan dioperasikan oleh PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP).
"Pada 15 September 2005, Departemen Perhubungan RI menghibahkan KM Serayu kepada TNI AL melalui Departemen Pertahanan RI, untuk selanjutnya tanggal 7 April 2006 diresmikan menjadi KRI Karang Banteng-983 dengan tugas mendukung pergerakan pasukan dan operasi bakti," kata Kadispenarmatim Letkol Laut (KH) Abdul Kadir.
Menurut dia, selama ini, keberadaaan KRI Karang Banteng-983 telah banyak memberikan andil terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas TNI AL. Namun berdasarkan pertimbangan strategis, teknis, dan ekonomis, KRI itu dirasakan sudah tidak layak lagi untuk mengemban tugas yang dibebankan terhadapnya.
Sumber: Dispenarmatim/Antara Jatim
03 Juni 2014, Surabaya:Sebanyak empat misil peluru kendali (Rudal) senjata strategis TNI AL yang diluncurkan dari kapal perang berhasil menghantam mengenai sasaran eks KRI Karang Banteng-983 di perairan Samudera Hindia, Selasa (03/06). Dua misil rudal jenis Exocet MM-40 ditembakan dari KRI Sultan Hasanuddin-366 dan KRI Sultan Iskandar Muda-367. Sedangkan dua Rudal C-802 ditembakkan oleh KRI Yos Sudarso-353 dan KRI Abdul Halim Perdana Kusuma-355.
Penembakan rudal strategis disaksikan langsung oleh Menhan RI Prof Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro, MA, MSc, PhD, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio, Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, Wakasad Letjen TNI Muhamad Munir, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darojatim, para anggota Komisi I DPR RI, yang onboard KRI Makassar-590.
Setelah berhasil mentraking sasaran, empal kapal perang tersebut dalam waktu yang relatif bersamaan menembakkan misil rudalnya masing-masing. Secara beruntun empat rudal tersebut menghantam lambung eks KRI Karang Banteng, menimbulkan efek ledakan hebat, dan menimbulkan nyala api yang membakar seluruh badan kapal. Akibatnya, eks Karang Banteng itu perlahan-lahan tenggelam ditelan ganasnya Samudera Hindia.
Dalam kegiatan ini juga diuji kemampuan dari hasil instalasi Sistem Kendali Senjata (SKS), perkenaan sasaran dan daya hancur yang ditimbulkan serta menguji kemampuan sistem kendali senjata unsur-unsur lain yang tergabung dalam Kogaslagab 2014.
Menhan Purnomo Yusgiantoro (kiri) berbincang dengan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio (kanan) saat memantau jalannya Latihan Gabungan TNI 2014 di perairan Laut Jawa utara Pulau Madura, Jawa Timur, Selasa (3/5). Latihan Gabungan TNI 2014 melibatkan 15.108 personel dan alutsista yang dikerahkan dari ketiga angkatan dan bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme serta kesiapsiagaan satuan jajaran TNI dalam menghadapi ancaman dan gangguan di wilayah NKRI. (Foto: ANTARA FOTO/Suryanto/ss/pd/14)
Rudal C-802/ Yingji-82 (Yingji, arti harfiahnya adalah “Serangan Elang”) merupakan rudal antikapal permukaan yang diproduksi oleh China dan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1989 oleh China Haiying Electro Mechanical Technology Academy (CHETA). Rudal ini memiliki kemampuan pantulan radar yang kecil, lintasan terbang yang rendah (sekitar 5 sampai 7 meter di atas permukaan laut) dan anti jamming yang tinggi, sehingga kapal sasaran mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi pula untuk menghambat Rudal C-802. Keakuratan perkenaan dari Rudal ini terhadap sasaran sekitar 98%.
Rudal C-802 dapat diluncurkan dari berbagai platform antara lain kendaraan darat bergerak/semi bergerak, kapal permukaan, kapal selam dan pesawat tempur. Sasaran utama Rudal C-802 adalah kapal tipe destroyer, frigat, landing ship tank atau sasaran permukaan laut lainnya. Selain itu, rudal C-802 dapat digunakan untuk menyerang sasaran di darat.
Rudal C-802 merupakan modifikasi versi C-801 (setara dengan rudal Exocet MM 38 buatan Perancis). Sedangkan Rudal C-802 memiliki kemampuan dan akurasi setara dengan rudal Harpoon buatan Amerika Serikat. Modifikasi mendasar pada rudal C-802 adalah penambahan sistem Turbo Jet untuk menghembuskan udara sehingga menambah jarak jangkaunya. Negara-negara pengguna rudal C-802 antara lain, Indonesia, Bangladesh, Iran, Thailand, Pakistan, Myanmar.
Sementara itu spesifikasi rudal versi terbaru dari rudal Exocet memiliki jangkauan tembak kurang lebih 180 kilometer. Rudal ini digerakkan oleh mesin jet turbofan yang dilengkapi air intake modern. Rudal Exocet Blok 3 juga dilengkapi GPS guidance waypoint, sehingga bisa menyerang kapal atau sasaran permukaan, dengan sudut serang yang rumit, agar susah diantisipasi. Sementara korvet Sigma Class, menggunakan Exocet versi lebih baru yakni MM-40 Block 2. Rudal tersebut dipasang di sejumlah kapal perang TNI AL, antara lain KRI Diponegoro-365, KRI Hasanuddin-366, KRI Sultan Iskandar Muda-367 dan KRI Frans Kaisiepo-368.
Aksi pertempuran laut secara besar-besaran ini, merupakan salah satu rangkaian Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2014. “Uji Coba Senjata Strategis tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tempur unsur-unsur TNI Angkatan Laut dan juga diharapkan mampu menimbulkan dampak penangkalan (deterrence effect) baik bagi negara maupun nonnegara (State Actor dan Non State Actor) yang akan mengganggu kedaulatan NKRI”, kata Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos., selaku Panglima Komando Tugas Laut Gabungan (Pangkogaslagab) Latgab TNI tahun 2014.
KRI Karang Banteng-983 Kapal Perang Hibah Dephub
KRI Karang Banteng-983. (Foto: Lensa Indonesia)
Bekas kapal perang RI buatan Jerman, yakni KRI Karang Banteng-983 sebelumnya berada di Satuan Kapal Bantu Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) dan kini sudah tidak bermesin lagi itu ditarik menggunakan kapal tandu dari Dermaga Koarmatim, Surabaya, Minggu menuju sasaran penembakan di perairan Laut Jawa.
KRI Karang Banteng telah mengakhiri pengabdiannya ditandai dengan penurunan ular-ular (bendera warna-warni kapal perang) di atas geladak kapal tersebut saat bersandar di Dermaga Koarmatim, Surabaya, Rabu (28/5) dengan inspektur upacara Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Aji.
Sebelum bergabung dengan TNI AL, kapal tersebut adalah kapal fery cepat KM Serayu yang dibuat di galangan kapal Laurzen Jerman pada tahun 1998 dan dioperasikan oleh PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP).
"Pada 15 September 2005, Departemen Perhubungan RI menghibahkan KM Serayu kepada TNI AL melalui Departemen Pertahanan RI, untuk selanjutnya tanggal 7 April 2006 diresmikan menjadi KRI Karang Banteng-983 dengan tugas mendukung pergerakan pasukan dan operasi bakti," kata Kadispenarmatim Letkol Laut (KH) Abdul Kadir.
Menurut dia, selama ini, keberadaaan KRI Karang Banteng-983 telah banyak memberikan andil terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas TNI AL. Namun berdasarkan pertimbangan strategis, teknis, dan ekonomis, KRI itu dirasakan sudah tidak layak lagi untuk mengemban tugas yang dibebankan terhadapnya.
Sumber: Dispenarmatim/Antara Jatim
Monday, June 2, 2014
Kibarkan Sang Merah Putih di Karang Unarang Ambalat
(Foto: Dispenarmatim)
02 Mei 2014, Surabaya: Prajurit KRI Karel Satsuitubun-356 (KRI KST-356) pada hari Sabtu (31/5) pukul 08.00 WITA telah melaksanakan pengibaran sekaligus mengganti bendera Merah Putih di atas suar Karang Unarang Ambalat Kalimantan Utara. Bendera Merah Putih dikibarkan langsung diatas suar Karang Unarang Ambalat oleh Letkol Laut (P) Rudhi Aviantara selaku Pgs Komandan KRI KST-356.
KRI KST-356 yang tergabung dalam Satuan Tugas Laut (Satgasla) dibawah Komando Tugas Gabungan (Kogasgab) Ambalat-14, sedang melaksanakan Operasi Garda Wibawa-14 yaitu pengamanan perairan perbatasan Ambalat di wilayah Kalimantan Utara. Pada saat sedang patroli pengamanan perairan tersebut, Pgs Komandan KRI KST-356 memutuskan untuk mengganti bendera Merah Putih yang berada diatas Suar Karang Unarang, karena kondisi bendera sudah tidak layak.
Kibaran bendera Merah Putih diatas Suar Karang Unarang menghiasi suasana perairan tersebut sekaligus menggelorakan jiwa militansi, rasa patriotisme dan nasionalisme prajurit KRI KST-356 yang sedang melaksanakan patroli pengamanan perairan Ambalat yang merupakan bagian dari kedaulatan NKRI.
Sumber: Dispenarmatim/Kadispenarmatim Letkol Laut (KH) Abdul Kadir).
02 Mei 2014, Surabaya: Prajurit KRI Karel Satsuitubun-356 (KRI KST-356) pada hari Sabtu (31/5) pukul 08.00 WITA telah melaksanakan pengibaran sekaligus mengganti bendera Merah Putih di atas suar Karang Unarang Ambalat Kalimantan Utara. Bendera Merah Putih dikibarkan langsung diatas suar Karang Unarang Ambalat oleh Letkol Laut (P) Rudhi Aviantara selaku Pgs Komandan KRI KST-356.
KRI KST-356 yang tergabung dalam Satuan Tugas Laut (Satgasla) dibawah Komando Tugas Gabungan (Kogasgab) Ambalat-14, sedang melaksanakan Operasi Garda Wibawa-14 yaitu pengamanan perairan perbatasan Ambalat di wilayah Kalimantan Utara. Pada saat sedang patroli pengamanan perairan tersebut, Pgs Komandan KRI KST-356 memutuskan untuk mengganti bendera Merah Putih yang berada diatas Suar Karang Unarang, karena kondisi bendera sudah tidak layak.
Kibaran bendera Merah Putih diatas Suar Karang Unarang menghiasi suasana perairan tersebut sekaligus menggelorakan jiwa militansi, rasa patriotisme dan nasionalisme prajurit KRI KST-356 yang sedang melaksanakan patroli pengamanan perairan Ambalat yang merupakan bagian dari kedaulatan NKRI.
Sumber: Dispenarmatim/Kadispenarmatim Letkol Laut (KH) Abdul Kadir).
Korps Marinir Turunkan Sejumlah Alutsista pada Latgab TNI 2014
Sejumlah prajurit dengan kendaraan tempur mempersiapkan perlengkapan di Pusat Latihan Tempur Marinir, di Asembagus, Situbondo, Jatim, Senin (2/6). Sebanyak 27 tank Scorpion, 29 BMP 3F, dan 36 BTR 50 P dilibatkan Dalam Latihan Gabungan TNI 2014. (Foto: ANTARA FOTO/Joko Sulistyo/Asf/mes/14)
02 Juni 2014, Jakarta: Sejumlah kekuatan tempur Korps Marinir dilibatkan dalam gladi Latihan Lapangan di Pusat Latihan Tempur Marinir di Banongan dan Karang Tekok serta Baluran, Situbondo, Jawa Timur dan sekitarnya, Minggu (01/06/2014).
Gladi lapangan yang digelar menjelang pelaksanaan Latgab TNI 2014 pada Rabu mendatang, bertujuan untuk menguji taktik dan tehnik di lapangan segala sesuatu yang sudah direncanakan dalam Tahap Gladi Posko yang sudah terlaksana sebelumnya, juga sebagai ajang uji coba terakhir kesenjataan dan material tempur TNI serta pasukan yang terlibat pada saat pelaksanaan.
(Foto: Marinir)
Dalam gladi tersebut Korps Marinir mengerahkan pasukan infanteri yang didukung sejumlah peralatan tempurnya seperti Roket Multi Laras RM-70 Grad, Howitzer 105 mm, Tank BMP-3F, Tank PT-76 dan Ranratfib BTR-50P. Kekuatan Korps Marinir ini terintegrasi dengan kekuatan peserta Latgab lainnya seperti TNI AD yang mengeluarkan helikopter tempur, tank serta artileri medan dan TNI AU yang mengerahkan jet-jet tempur dan helikopternya.
Kegiatan gladi ini disaksikan langsung oleh Dirlatgab TNI 2014 Letjen TNI Lodewijk F. Paulus dari ketinggian T-12 yang terletak di kawasan Baluran. Selama ini Ketinggian T-12 yang masuk wilayah Puslatpur Marinir Baluran dijadikan sarana untuk memantau kegiatan latihan.
Sumber: Marinir
02 Juni 2014, Jakarta: Sejumlah kekuatan tempur Korps Marinir dilibatkan dalam gladi Latihan Lapangan di Pusat Latihan Tempur Marinir di Banongan dan Karang Tekok serta Baluran, Situbondo, Jawa Timur dan sekitarnya, Minggu (01/06/2014).
Gladi lapangan yang digelar menjelang pelaksanaan Latgab TNI 2014 pada Rabu mendatang, bertujuan untuk menguji taktik dan tehnik di lapangan segala sesuatu yang sudah direncanakan dalam Tahap Gladi Posko yang sudah terlaksana sebelumnya, juga sebagai ajang uji coba terakhir kesenjataan dan material tempur TNI serta pasukan yang terlibat pada saat pelaksanaan.
(Foto: Marinir)
Dalam gladi tersebut Korps Marinir mengerahkan pasukan infanteri yang didukung sejumlah peralatan tempurnya seperti Roket Multi Laras RM-70 Grad, Howitzer 105 mm, Tank BMP-3F, Tank PT-76 dan Ranratfib BTR-50P. Kekuatan Korps Marinir ini terintegrasi dengan kekuatan peserta Latgab lainnya seperti TNI AD yang mengeluarkan helikopter tempur, tank serta artileri medan dan TNI AU yang mengerahkan jet-jet tempur dan helikopternya.
Kegiatan gladi ini disaksikan langsung oleh Dirlatgab TNI 2014 Letjen TNI Lodewijk F. Paulus dari ketinggian T-12 yang terletak di kawasan Baluran. Selama ini Ketinggian T-12 yang masuk wilayah Puslatpur Marinir Baluran dijadikan sarana untuk memantau kegiatan latihan.
Sumber: Marinir