Bertempat di Taxi Way Skadron Udara 32, Letkol Pnb Reza Ranesa mengecek kesiapan Pesawat Hercules dan Crew yang akan melaksanakan Operasi Latihan Terbang Malam (Rabu, 5/2). (Foto: Pentak Lanud Abd. Saleh)
7 Februari 2014, Malang: Dalam waktu seminggu ini, setiap malam langit Malang Raya dibisingkan oleh deru suara pesawat C-130 Hercules yang ber-home base di Skadron 32 Wing 2 Lanud.Abd Saleh. Hal ini sejalan dengan para Penerbang dan Crew pesawat C-130 Hercules kembali melakukan latihan rutin operasi terbang malam di wilayah Malang Raya dan sekitarnya. Latihan terbang malam ini harus sering dilakukan, karena selain untuk melatih para Penerbangnya agar lebih trampil dan profesional di bidangnya, juga merupakan operasi penerbangan yang lebih sulit dilakukan dibanding terbang pada siang hari.
Komandan Skadron Udara 32, Letkol Pnb Reza Ranesa tadi malam (Rabu, 5/2) memimpin langsung Latihan Terbang Malam dengan menggunakan dua pesawat Hercules yang diawali dengan briefing penerbangan, penyiapan semua pendukung dan diakhiri dengan doa memohon rahmat dan lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa, agar latihan dapat berjalan lancar, aman dan selamat.
Terbang malam bagi seorang Pilot merupakan pekerjaan yang tidak mudah dilakukan dan membutuhkan latihan rutin karena terbang malam hanya mengandalkan instrument di dalam kockpit disamping visual dengan alat bantu berupa lampu penerangan yang ada di dua sisi landasan. Untuk itu para penerbang dituntut lebih teliti dan hati-hati dalam menerbangkan pesawatnya.
“Kemampuan dan keahlian terbang malam harus benar-benar dikuasai setiap Pilot, hal ini terkait dengan keberadaan Penerbang yang harus siaga setiap saat menerima perinta Komando Atas untuk mengamankan wilayah NKRI, sehingga setiap saat kwalifikasi kemampuan setiap penerbang harus terus meningkat agar mampu melaksanakan tugas dengan baik setiap saat”, demikian Letkol Pnb Reza menjelaskan.
Jika Komando Atas memberikan Perintah untuk melaksanakan operasi penerbangan di malam hari, maka seorang pilot harus siap dan mampu melaksanakannya dengan baik. Para Penerbang yang bertugas mengawal wilayah Dirgantara Nasional tersebut harus siap melaksanakan tugasnya setiap saat. Oleh karenanya operasi Latihan terbang malam ini menjadi penting dan harus dilaksanakan dengan serius tanpa mengabaikan safety factor.
Kegiatan latihan operasi terbang malam yang saat ini dilakukan, bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme baik skill (keahlian) maupun kemampuan terbang para penerbang dan seluruh crew pesawat dalam mengantisipasi kemungkinan akan terjadinya gangguan, ancaman serta pelanggaran wilayah udara Indonesia oleh pihak lain, baik yang datang pada siang hari maupun pada malam hari.
Sumber: Pentak Lanud Abd. Saleh
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, February 8, 2014
Indonesia dan Turki Kerjasama Pembuatan Medium Tank
(Foto: DMC)
7 Februari 2014, Jakarta: Dirjen Potensi Pertahanan Dr Drs Timbul Siahaan MM, Kamis (6/2), menyaksikan penandatanganan Joint Partnership antara PT Pindad dengan FNSS Turki dalam pembangunan Medium Tank di Gedung Soeprapto, Kemhan, Jakarta. Partnership Agreement antara PT Pindad dengan FNSS Turki ini merupakan langkah penting dalam kerjasama industri pertahanan kedua negara. Dengan kesepakatan yang ditandatangani ini diharapkan selanjutnya project agreement antara kedua Kemhan dapat segera ditandatangani juga sehingga secara resmi program pembangunan bersama medium tank ini dapat segera dilaksanakan.
Kerjasama joint development medium tank kerjasama Indonesia-Turki dimulai pada 29 Juni 2010 setelah Kementerian Pertahanan kedua negara menandatangani persetujuan kerjasama industri pertahanan (Defence Industry Cooperation) di Ankara Turki. Dimana salah satu kesepakatannya adalah Turki dan Indonesia akan melaksanakan pengembangan Medium Tank bersama yang dilaksanakan oleh FNSS Turki dan PT Pindad.
Sebagai tindak lanjut, telah ditandatangani MoU antara PT Pindad dan FNSS yang kemudian lebih rinci dituangkan dalam Protocol on Defence Industry Cooperation antara Kemhan RI dan Kemhan Turki pada 7 April 2011 di Jakarta.
Selanjutnya PT Pindad melakukan riset dengan pengguna dalam hal ini Pussenkav TNI AD untuk mendapatkan masukan kebutuhan kavaleri akan medium tank. Pada 7 Mei 2013 dilaksanakan Bilateral Meeting ke-2 Defence Industry Cooperation di Turki yang menghasilkan kesepakatan pendanaan bersama program joint development medium tank.
Pada 4 April 2013 dilakukan rapat koordinasi implementasi kerjasama RI-Turki dalam pengembangan medium tank di PT Pindad Bandung. Pada Juli 2013 di Pothan Kemhan dilaksanakan presentasi bersama PT Pindad dan FNSS tentang proposal rencana dan budget joint medium tank development. Tanggal 4 Desember 2013 pada Pameran Bridex di Brunei Darusalam dialkukan pertemuan antara perwakilan kedua negara yang diantaranya membicarakan pembangunan joint medium tank dan komitmen kedua pemerintahan atas program ini.
Kerjasama pembangunan medium tank antara industri pertahanan kedua negara ini diharapkan dapat semakin mempererat kerjasama pertahanan Indonesia dan Turki. MoU ini juga diharapkan menjadi awal yang baik bagi kerjasama kedua industri pertahanan ini di masa mendatang.
Sumber: DMC
7 Februari 2014, Jakarta: Dirjen Potensi Pertahanan Dr Drs Timbul Siahaan MM, Kamis (6/2), menyaksikan penandatanganan Joint Partnership antara PT Pindad dengan FNSS Turki dalam pembangunan Medium Tank di Gedung Soeprapto, Kemhan, Jakarta. Partnership Agreement antara PT Pindad dengan FNSS Turki ini merupakan langkah penting dalam kerjasama industri pertahanan kedua negara. Dengan kesepakatan yang ditandatangani ini diharapkan selanjutnya project agreement antara kedua Kemhan dapat segera ditandatangani juga sehingga secara resmi program pembangunan bersama medium tank ini dapat segera dilaksanakan.
Kerjasama joint development medium tank kerjasama Indonesia-Turki dimulai pada 29 Juni 2010 setelah Kementerian Pertahanan kedua negara menandatangani persetujuan kerjasama industri pertahanan (Defence Industry Cooperation) di Ankara Turki. Dimana salah satu kesepakatannya adalah Turki dan Indonesia akan melaksanakan pengembangan Medium Tank bersama yang dilaksanakan oleh FNSS Turki dan PT Pindad.
Sebagai tindak lanjut, telah ditandatangani MoU antara PT Pindad dan FNSS yang kemudian lebih rinci dituangkan dalam Protocol on Defence Industry Cooperation antara Kemhan RI dan Kemhan Turki pada 7 April 2011 di Jakarta.
Selanjutnya PT Pindad melakukan riset dengan pengguna dalam hal ini Pussenkav TNI AD untuk mendapatkan masukan kebutuhan kavaleri akan medium tank. Pada 7 Mei 2013 dilaksanakan Bilateral Meeting ke-2 Defence Industry Cooperation di Turki yang menghasilkan kesepakatan pendanaan bersama program joint development medium tank.
Pada 4 April 2013 dilakukan rapat koordinasi implementasi kerjasama RI-Turki dalam pengembangan medium tank di PT Pindad Bandung. Pada Juli 2013 di Pothan Kemhan dilaksanakan presentasi bersama PT Pindad dan FNSS tentang proposal rencana dan budget joint medium tank development. Tanggal 4 Desember 2013 pada Pameran Bridex di Brunei Darusalam dialkukan pertemuan antara perwakilan kedua negara yang diantaranya membicarakan pembangunan joint medium tank dan komitmen kedua pemerintahan atas program ini.
Kerjasama pembangunan medium tank antara industri pertahanan kedua negara ini diharapkan dapat semakin mempererat kerjasama pertahanan Indonesia dan Turki. MoU ini juga diharapkan menjadi awal yang baik bagi kerjasama kedua industri pertahanan ini di masa mendatang.
Sumber: DMC