Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, September 28, 2013
Indonesia Masih Pertimbangkan Hibah 10 Kapal Selam Rusia
28 September 2013, Jakarta:Kementerian Pertahanan menyatakan pemerintah Indonesia telah mengirim tim untuk berkunjung ke Rusia. Tim ini terdiri dari perwakilan Kementerian Pertahanan, TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
"Tim ini berkunjung untuk penjajakan awal hibah 10 kapal selam Rusia," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis saat dihubungi Tempo, Jumat, 27 September 2013.
Rachmad yang ikut dalam rombongan, mengatakan kedua negara belum mencapai kesepakatan dalam rencana hibah itu. Indonesia dan Rusia, dia melanjutkan, masih mengkaji langkah yang akan diambil masing-masing negara soal hibah ini.
Sayang, Rachmad tak mau menyebutkan detil apa saja yang dibahas dalam pertemuan itu. Termasuk apa jenis kapal selam yang akan dihibahkan Rusia ke Indonesia dan berapa uang yang harus dikeluarkan pemerintah. "Sebab belum ada kesepakatan," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, pemerintah mendapat tawaran untuk dapat membeli sekitar 10 unit kapal selam dari Rusia. Jumlah ini di luar rencana pembelian tiga unit kapal selam dari Korea Selatan yang akan datang pada 2014.
Purnomo tidak menjelaskan detail spesifikasi dan tawaran harga yang diberikan pemerintah Rusia untuk mendatangkan 10 kapal selam tersebut. Ia juga menyatakan, pemerintah belum bulat untuk menerima tawaran Rusia karena masih harus mempertimbangkan dan menghitung biaya.
Selain harga kapal selam per unit, menurut dia, pemerintah juga harus mempertimbangkan besarnya biaya perawatan, pemeliharaan, perbaikan, dan kesiapan infrastruktur. Selain itu, hal lain yang menjadi pertimbangan adalah usia atau masa guna kapal selam tersebut.
Sumber: TEMPO
Friday, September 27, 2013
Kapal Angkut Tank Produksi Dalam Negeri Selesai 2014
Kapal angkut tank rancangan PT Dok Kodja. (Foto: Berita HanKam)
27 September 2013, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Samsoedin mengatakan, Kementerian Pertahanan sedang menyiapkan satu unit Landing Shift Tank (LST) atau kapal pendarat tank untuk mengangkut tank besar yang akan dimiliki Indonesia. Kapal pengangkut tank itu kini sedang dibangun oleh industri pertahanan dalam negeri.
"PT PAL yang membuatnya," kata Sjafrie seusai berbicara di Simposium Ketahanan Nasional di Universitas Paramadina, Jakarta, Kamis, 26 September 2013.
LST bikinan PT PAL, kata Sjafrie, disebut mampu mengangkut 10 unit tank besar seperti Leopard 2A4 sekali jalan. Dengan kemampuan itu, Kementerian Pertahanan yakin 42 Leopard 2A4, 61 unit Leopard Ri, dan 50 unit Marder--tank ukuran menengah--mampu didistribusikan secara lancar ke beberapa wilayah Indonesia. "Akhir 2014 kapal bikinan PT PAL sudah siap," kata Sjafrie.
Masyarakat, kata Sjafrie, juga tak perlu khawatir soal bobot tank Leopard yang dianggap bakal merusak jalan raya Indonesia. Leopard 2A4, misalnya, yang berbobot 62 ton disebut bakal merusak jalanan aspal wilayah Indonesia."Jalan kelas negara tahan dengan beban lebih lebih dari 62 ton," kata Sjafrie.
Selain menjamin jalan Indonesia cukup kokoh untuk dilewati Leopard, Sjafrie yakin tank besar itu tak akan menemui masalah ketika terjun di wilayah Indonesia. Kementerian Pertahanan, kata Sjafrie, sudah menyiapkan akses-akses khusus untuk tank-tank besar macam Leopard 2A4.
Saat ini, Indonesia sudah kedatangan 2 unit Leopard 2A4 dan 2 unit Marder. Empat tank itu merupakan bagian 156 unit tank Leopard Ri, Leopard 2A4, dan tank Marder, yang dibeli dari Pemerintah Jerman dengan total biaya yang diklaim tak melebihi anggaran senilai US$ 280 juta.
Sumber: TEMPO
27 September 2013, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Samsoedin mengatakan, Kementerian Pertahanan sedang menyiapkan satu unit Landing Shift Tank (LST) atau kapal pendarat tank untuk mengangkut tank besar yang akan dimiliki Indonesia. Kapal pengangkut tank itu kini sedang dibangun oleh industri pertahanan dalam negeri.
"PT PAL yang membuatnya," kata Sjafrie seusai berbicara di Simposium Ketahanan Nasional di Universitas Paramadina, Jakarta, Kamis, 26 September 2013.
LST bikinan PT PAL, kata Sjafrie, disebut mampu mengangkut 10 unit tank besar seperti Leopard 2A4 sekali jalan. Dengan kemampuan itu, Kementerian Pertahanan yakin 42 Leopard 2A4, 61 unit Leopard Ri, dan 50 unit Marder--tank ukuran menengah--mampu didistribusikan secara lancar ke beberapa wilayah Indonesia. "Akhir 2014 kapal bikinan PT PAL sudah siap," kata Sjafrie.
Masyarakat, kata Sjafrie, juga tak perlu khawatir soal bobot tank Leopard yang dianggap bakal merusak jalan raya Indonesia. Leopard 2A4, misalnya, yang berbobot 62 ton disebut bakal merusak jalanan aspal wilayah Indonesia."Jalan kelas negara tahan dengan beban lebih lebih dari 62 ton," kata Sjafrie.
Selain menjamin jalan Indonesia cukup kokoh untuk dilewati Leopard, Sjafrie yakin tank besar itu tak akan menemui masalah ketika terjun di wilayah Indonesia. Kementerian Pertahanan, kata Sjafrie, sudah menyiapkan akses-akses khusus untuk tank-tank besar macam Leopard 2A4.
Saat ini, Indonesia sudah kedatangan 2 unit Leopard 2A4 dan 2 unit Marder. Empat tank itu merupakan bagian 156 unit tank Leopard Ri, Leopard 2A4, dan tank Marder, yang dibeli dari Pemerintah Jerman dengan total biaya yang diklaim tak melebihi anggaran senilai US$ 280 juta.
Sumber: TEMPO
Pesawat Tempur T-50i Terbang Perdana di Lanud Iswahjudi
Komandan Skadron Udara 15 Letkol Pnb Wastum, mengacungkan jempol sebagai tanda sukses setelah terbang perdana dengan pesawat T-50i, Kamis (26/9). (Foto. Pentak Lanud Iswahjudi)
26 September 2013, Magetan: Komandan Skadron Udara 15 Letnan Kolonel Pnb Wastum, melaksanakan terbang perdana dengan pesawat tempur T-50i Golden Eagle, di area terbang Lanud Iswahjudi, Kamis (26/9).
Terbang perdana dilaksanakan Komandan Skadron Udara 15 Letnan Kolonel Pnb Wastum, dengan menggunakan pesawat T-50i Golden Eagle TT 5003, bersama penerbang dari Korean Aerospace Industries (KAI), Letkol (Ret) Khang Cheol, sedangkan Mayor Pnb Marda Sarjono bersama Letcol (Ret) Dong Kyu Lee, menggunakan pesawat T-50i TT 5004.
Uji terbang pesawat baru tersebut, sukses dilaksanakan oleh kedua penerbang tempur Lanud Iswahjudi tersebut selama 1 jam 15 menit dengan lokasi terbang di south area Iswahjudi, pada ketinggian 40.000 feet.
Pada terbang perdana tersebut disaksikan langsung oleh Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Minggit Tribowo, S.IP., dan segenap pejabat dari Mabesau dan Lanud Iswahjudi, di hanggar Skadron Udara 15.
Sumber: Pentak Lanud Iswahjudi
26 September 2013, Magetan: Komandan Skadron Udara 15 Letnan Kolonel Pnb Wastum, melaksanakan terbang perdana dengan pesawat tempur T-50i Golden Eagle, di area terbang Lanud Iswahjudi, Kamis (26/9).
Terbang perdana dilaksanakan Komandan Skadron Udara 15 Letnan Kolonel Pnb Wastum, dengan menggunakan pesawat T-50i Golden Eagle TT 5003, bersama penerbang dari Korean Aerospace Industries (KAI), Letkol (Ret) Khang Cheol, sedangkan Mayor Pnb Marda Sarjono bersama Letcol (Ret) Dong Kyu Lee, menggunakan pesawat T-50i TT 5004.
Uji terbang pesawat baru tersebut, sukses dilaksanakan oleh kedua penerbang tempur Lanud Iswahjudi tersebut selama 1 jam 15 menit dengan lokasi terbang di south area Iswahjudi, pada ketinggian 40.000 feet.
Pada terbang perdana tersebut disaksikan langsung oleh Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Minggit Tribowo, S.IP., dan segenap pejabat dari Mabesau dan Lanud Iswahjudi, di hanggar Skadron Udara 15.
Sumber: Pentak Lanud Iswahjudi
Kemhan Perkuat Pertahanan di Sulawesi Barat
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (tengah) bersama Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letjen Budiman (kanan) dan Panglima Kodam (Pangdam) VII Wirabuana Mayjen TNI Bachktiar (kiri), disambut sejumlah pasukan saat melakukan kunjungan ke Makodam VII/Wirabuana Makassar, Sulsel, Rabu (25/9). Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro berkunjung ke Makassar sekaligus melakukan serah terima pesawat shukoi di Lanud Hasanuddin Makassar. (Foto: ANTARA FOTO/Yusran Uccang/13)
26 September 2013, Mamuju: Pemerintah pusat mematok pembangunan fasilitas militer di Sulbar paling lambat tahun depan. Itu demi kepentingan ekonomi, serta memperkuat sistem pertahanan dan keamanan negara.
Hadirnya kekuatan militer di Sulbar dinilai sudah saatnya. Sebab daerah yang kaya akan hasil bumi dan sumber daya alam ini dianggap membutuhkan dukungan keamanan maksimal. Terlebih letaknya yang berhadapan dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II yang menjadi jalur pelayaran dan penerbangan internasional.
Olehnya, pemerintah memastikan segera membangun Pangkalan Laut (Lanal) TNI AL, Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU, dan Komando Resort Militer (Korem) TNI AD di Sulbar.
Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menjelaskan, pemerintah telah lama memantau perkembangan teritorial Sulbar yang berada pada titik strategis nasional. Daerah ini, menurut Menhan, memiliki potensi ekonomi tinggi yang berkaitan dengan kepentingan strategis nasional, namun sangat rentan dalam urusan pertahanan keamanan.
“Pembangunan nasional, seperti dua keping mata uang. Di sisi satu ada ekonomi, di sisi lain adalah pertahanan dan kemanan. Kalau kita lihat dari sisi ekonomi, provinsi ini (Sulbar, red) luar biasa. Provinsi ini mencatat hampir tiga kali lipat income perkapitanya dibandingkan income perkapita nasional. Itu karena hasil produksi sumber daya alamnya, hasil produksi olahan bumi sangat menjanjikan. Sisi ekonomi berkembang, tapi bagaimana sisi keamanan?,” tutur Menhan di Bandara Tampa Padang Mamuju, Rabu 25 September.
Sekarang ini Sulbar hanya memiliki tiga komando daerah militer (kodim) TNI AD. Kemudian pos angkatan laut hanya satu, dan tugasnya harus menjaga garis pantai Sulbar sepanjang 700 km. “Ada kesepatakan-kesepakatan tertentu untuk kita tindaklanjuti. Kami memberi apresiasi karena Gubernur Sulbar telah memfasilitasi pembangunan korem, lanal dan lanud,” kata Purnomo Yusgiantoro yang siang kemarin juga meninjau pelabuhan Belang-belang di Kecamatan Kalukku, Mamuju.
Menurut Menhan, meningkatkan kekuatan militer di Sulbar, maupun udara sebagai supaya mewujudkan keseimbangan pembangunan nasional dari sisi ekonomi dan keamanan.
Hadir bersama Menhan, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Udara, serta Kepala Staf Angkatan Laut.
Panglima TNI menyampaikan apresiasi kepada pemprov dan masyarakat Sulbar yang bersedia memfasilitasi pengembangan kekuatan militer di Sulbar. “Kita nanti akan membangun satu Korem, dua sampai tiga Kodim, pangkalan angkatan laut tipe C dan fasilitas angkatan udara akan kita tingkatkan,” jelasnya.
Alasan utamanya membangun semua fasilitas itu, Sulbar merupakan bagian dari ALKI II. Sehingga, daerah ini nantinya diharapkan bisa menjadi Logistic Base kapal-kapal yang melintas di jalur strategis tersebut.
“Karena pertumbuhan ekonomi sangat baik dan resources yang ada disini, maka kami semua mempertimbangkan perlu ada kekuatan baru disini (Sulbar, red). Paling lambat 2014 kita jalankan, apakah itu (dimulai pembangunan fasilitas) Korem, Kodim atau Lanal, 2014 kita jalan,” ungkap Pangdam.
Pemprov Sulbar menyambut baik rencana pemerintah menambah kekuatan militer di provinsi ke-33 ini. Dibuktikan dengan penyediaan lahan dan keperluan lain di daerah. Salah satunya, kesiapan lahan Korem di dekat kantor Gubernur. Untuk Lanud akan didirikan di sekitar Bandara Tampa Padang Mamuju.
Kepada Radar Sulbar, gubernur menegaskan bahwa pemerintah serius membangun pangkalan militer dengan kehadiran sejumlah jenderal di Sulbar. “Ini penting sebab posisi Sulbar berada di jalur ALKI II sehingga pemerintah melihat perlunya keberadaan komando gabungan pertanahan wilayah. Agar kita bisa mengawasi jalur pelayaran internasional yang melintas di perairan Sulbar,” urai Anwar.
Jika rencana ini terealisasi, akan mempermuda mobilisasi masyarakat dan pemerintah karena stabilitas dan ketertiban masyarakat lebih terjaga. Dari sisi pembangunan, bisa meyakinkan investor untuk bisa menanamkan modalnya di Sulbar.
“Salah satu yang menjadi kendala kurangnya investor yang masuk ke Sulbar memang disebabkan oleh keamanan. Baik darat, laut, dan udara. Dengan adanya komando wilayah pertahanan, tentunya tidak ada alasan lagi untuk investor untuk tidak masuk,” terang Gubernur.
Mengenai anggaran, sambungnya, pemprov masih menunggu keputusan dari pihak Menhan dan TNI.
Apakah agenda ini terkait dengan tingginya kandungan uranium di Sulbar? “Wallahualam. Kalian yang menilai. Saya tidak tahu apakah ada rencana ke sana. Karena ini di bawah koordinasi menteri pertahanan,” jawab gubernur.
Demikian pula penyampaikan Bupati Mamuju Suhardi Duka saat ditanya apakah rencana pembangunan pangkalan militer terkait pelaksanaan ekspedisi NKRI yang telah berlangsung di Mamuju beberapa waktu lalu. “Saya rasa tidak,” ringkasnya.
Di Bandara Tampa Padang, bupati menyatakan kesiapannya membackup penambahan kekuatan militer. “Kita pasti berikan dukungan. Yang pertama saya akan studi tentang kelautan kerjasama dengan panglima KSAL, kemudian pembangunan Lanal itu kita rencanakan di daerah Desa Kabuloang Kecamatan Kalukku. Korem di Rangas, itu sudah ada tanahnya,” urai Suhardi Duka.
Lanal, sambungnya, memasang sangat dibutuhkan, bukan hanya Mamuju tapi Indonesia secara keseluruhan. “Pertumbuhan ekonomi bagus harus dibarengi dengan pertahanan agar tidak terjadi kemandekan,” pungkasnya.
Sumber: Radar Sulbar
26 September 2013, Mamuju: Pemerintah pusat mematok pembangunan fasilitas militer di Sulbar paling lambat tahun depan. Itu demi kepentingan ekonomi, serta memperkuat sistem pertahanan dan keamanan negara.
Hadirnya kekuatan militer di Sulbar dinilai sudah saatnya. Sebab daerah yang kaya akan hasil bumi dan sumber daya alam ini dianggap membutuhkan dukungan keamanan maksimal. Terlebih letaknya yang berhadapan dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II yang menjadi jalur pelayaran dan penerbangan internasional.
Olehnya, pemerintah memastikan segera membangun Pangkalan Laut (Lanal) TNI AL, Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU, dan Komando Resort Militer (Korem) TNI AD di Sulbar.
Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menjelaskan, pemerintah telah lama memantau perkembangan teritorial Sulbar yang berada pada titik strategis nasional. Daerah ini, menurut Menhan, memiliki potensi ekonomi tinggi yang berkaitan dengan kepentingan strategis nasional, namun sangat rentan dalam urusan pertahanan keamanan.
“Pembangunan nasional, seperti dua keping mata uang. Di sisi satu ada ekonomi, di sisi lain adalah pertahanan dan kemanan. Kalau kita lihat dari sisi ekonomi, provinsi ini (Sulbar, red) luar biasa. Provinsi ini mencatat hampir tiga kali lipat income perkapitanya dibandingkan income perkapita nasional. Itu karena hasil produksi sumber daya alamnya, hasil produksi olahan bumi sangat menjanjikan. Sisi ekonomi berkembang, tapi bagaimana sisi keamanan?,” tutur Menhan di Bandara Tampa Padang Mamuju, Rabu 25 September.
Sekarang ini Sulbar hanya memiliki tiga komando daerah militer (kodim) TNI AD. Kemudian pos angkatan laut hanya satu, dan tugasnya harus menjaga garis pantai Sulbar sepanjang 700 km. “Ada kesepatakan-kesepakatan tertentu untuk kita tindaklanjuti. Kami memberi apresiasi karena Gubernur Sulbar telah memfasilitasi pembangunan korem, lanal dan lanud,” kata Purnomo Yusgiantoro yang siang kemarin juga meninjau pelabuhan Belang-belang di Kecamatan Kalukku, Mamuju.
Menurut Menhan, meningkatkan kekuatan militer di Sulbar, maupun udara sebagai supaya mewujudkan keseimbangan pembangunan nasional dari sisi ekonomi dan keamanan.
Hadir bersama Menhan, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Udara, serta Kepala Staf Angkatan Laut.
Panglima TNI menyampaikan apresiasi kepada pemprov dan masyarakat Sulbar yang bersedia memfasilitasi pengembangan kekuatan militer di Sulbar. “Kita nanti akan membangun satu Korem, dua sampai tiga Kodim, pangkalan angkatan laut tipe C dan fasilitas angkatan udara akan kita tingkatkan,” jelasnya.
Alasan utamanya membangun semua fasilitas itu, Sulbar merupakan bagian dari ALKI II. Sehingga, daerah ini nantinya diharapkan bisa menjadi Logistic Base kapal-kapal yang melintas di jalur strategis tersebut.
“Karena pertumbuhan ekonomi sangat baik dan resources yang ada disini, maka kami semua mempertimbangkan perlu ada kekuatan baru disini (Sulbar, red). Paling lambat 2014 kita jalankan, apakah itu (dimulai pembangunan fasilitas) Korem, Kodim atau Lanal, 2014 kita jalan,” ungkap Pangdam.
Pemprov Sulbar menyambut baik rencana pemerintah menambah kekuatan militer di provinsi ke-33 ini. Dibuktikan dengan penyediaan lahan dan keperluan lain di daerah. Salah satunya, kesiapan lahan Korem di dekat kantor Gubernur. Untuk Lanud akan didirikan di sekitar Bandara Tampa Padang Mamuju.
Kepada Radar Sulbar, gubernur menegaskan bahwa pemerintah serius membangun pangkalan militer dengan kehadiran sejumlah jenderal di Sulbar. “Ini penting sebab posisi Sulbar berada di jalur ALKI II sehingga pemerintah melihat perlunya keberadaan komando gabungan pertanahan wilayah. Agar kita bisa mengawasi jalur pelayaran internasional yang melintas di perairan Sulbar,” urai Anwar.
Jika rencana ini terealisasi, akan mempermuda mobilisasi masyarakat dan pemerintah karena stabilitas dan ketertiban masyarakat lebih terjaga. Dari sisi pembangunan, bisa meyakinkan investor untuk bisa menanamkan modalnya di Sulbar.
“Salah satu yang menjadi kendala kurangnya investor yang masuk ke Sulbar memang disebabkan oleh keamanan. Baik darat, laut, dan udara. Dengan adanya komando wilayah pertahanan, tentunya tidak ada alasan lagi untuk investor untuk tidak masuk,” terang Gubernur.
Mengenai anggaran, sambungnya, pemprov masih menunggu keputusan dari pihak Menhan dan TNI.
Apakah agenda ini terkait dengan tingginya kandungan uranium di Sulbar? “Wallahualam. Kalian yang menilai. Saya tidak tahu apakah ada rencana ke sana. Karena ini di bawah koordinasi menteri pertahanan,” jawab gubernur.
Demikian pula penyampaikan Bupati Mamuju Suhardi Duka saat ditanya apakah rencana pembangunan pangkalan militer terkait pelaksanaan ekspedisi NKRI yang telah berlangsung di Mamuju beberapa waktu lalu. “Saya rasa tidak,” ringkasnya.
Di Bandara Tampa Padang, bupati menyatakan kesiapannya membackup penambahan kekuatan militer. “Kita pasti berikan dukungan. Yang pertama saya akan studi tentang kelautan kerjasama dengan panglima KSAL, kemudian pembangunan Lanal itu kita rencanakan di daerah Desa Kabuloang Kecamatan Kalukku. Korem di Rangas, itu sudah ada tanahnya,” urai Suhardi Duka.
Lanal, sambungnya, memasang sangat dibutuhkan, bukan hanya Mamuju tapi Indonesia secara keseluruhan. “Pertumbuhan ekonomi bagus harus dibarengi dengan pertahanan agar tidak terjadi kemandekan,” pungkasnya.
Sumber: Radar Sulbar
Thursday, September 26, 2013
Kemhan Berencana Bangun Pangkalan AL di Mamuju, Sulbar
(Foto: istimewa)
25 September 2013, Mamuju: Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro meninjau pelabuhan Belang Belang Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat dalam rangka membangun daerah pertahanan di daerah itu.
Menhan didampingi Panglima TNI, Jendral Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Udara, serta Kepala Staf Angkatan Laut mengunjungi pelabuhan Belang Belang Mamuju, Rabu didampingi Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh, Bupati Mamuju, Drs Suhardi Duka MM, dan karateker Bupati Mamuju Tengah (Mateng), Junda Maulana.
Menhan mengatakan, Sulbar merupakan daerah berkembang, karena pendapatan masyarakatnya tinggi sehingga butuh dibangunkan daerah pertahanan di Pelabuhan Belang Belang Mamuju.
"Sulbar memiliki masyarakat yang pendapatan perkapitanya mencapai 12 juta perbulan, itu cukup tinggi sehingga mesti, dilakukan pembangunan daerah pertahanan mengamankan aset ekonomi yang dimiliki," katanya.
Menurut dia, di pelabuhan Belang Belang Mamuju, direncanakan pembangunan pangkalan angkatan laut, guna mengamankan aset ekonomi Sulbar yang ada dilaut maupun yang didistribusikan melalui laut.
"Perairan Sulbar merupakan daerah alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) II yang merupakan jalur perdagangan, untuk mengamankan itu maka harus dibangun pangkalan angkatan laut di pelabuhan Belang Belang Mamuju," katanya.
Ia mengatakan, rencana pembangunan pangkalan angkatan laut di Sulbar akan mulai dilaksanakan pada tahun 2014 mendatang.
Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh menanggapi itu mengatakan, pemerintah di Sulbar sangat mendukung rencana pembangunan pangkalan angkatan laut mengamankan perairan Sulbar dalam jalur perdagangan serta aset ekonominya.
"Pemerintah menyediakan lahan sekitar 20 hektare di pelabuhan Belang Belang Mamuju untuk mendukung rencana pemerintah pusat itu," katanya.
Sumber: ANTARA News
25 September 2013, Mamuju: Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro meninjau pelabuhan Belang Belang Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat dalam rangka membangun daerah pertahanan di daerah itu.
Menhan didampingi Panglima TNI, Jendral Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Udara, serta Kepala Staf Angkatan Laut mengunjungi pelabuhan Belang Belang Mamuju, Rabu didampingi Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh, Bupati Mamuju, Drs Suhardi Duka MM, dan karateker Bupati Mamuju Tengah (Mateng), Junda Maulana.
Menhan mengatakan, Sulbar merupakan daerah berkembang, karena pendapatan masyarakatnya tinggi sehingga butuh dibangunkan daerah pertahanan di Pelabuhan Belang Belang Mamuju.
"Sulbar memiliki masyarakat yang pendapatan perkapitanya mencapai 12 juta perbulan, itu cukup tinggi sehingga mesti, dilakukan pembangunan daerah pertahanan mengamankan aset ekonomi yang dimiliki," katanya.
Menurut dia, di pelabuhan Belang Belang Mamuju, direncanakan pembangunan pangkalan angkatan laut, guna mengamankan aset ekonomi Sulbar yang ada dilaut maupun yang didistribusikan melalui laut.
"Perairan Sulbar merupakan daerah alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) II yang merupakan jalur perdagangan, untuk mengamankan itu maka harus dibangun pangkalan angkatan laut di pelabuhan Belang Belang Mamuju," katanya.
Ia mengatakan, rencana pembangunan pangkalan angkatan laut di Sulbar akan mulai dilaksanakan pada tahun 2014 mendatang.
Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh menanggapi itu mengatakan, pemerintah di Sulbar sangat mendukung rencana pembangunan pangkalan angkatan laut mengamankan perairan Sulbar dalam jalur perdagangan serta aset ekonominya.
"Pemerintah menyediakan lahan sekitar 20 hektare di pelabuhan Belang Belang Mamuju untuk mendukung rencana pemerintah pusat itu," katanya.
Sumber: ANTARA News
Kemenhan Serahkan Enam Unit Sukhoi Su-30 ke TNI AU
(Foto: DMC)
26 September 2013, Makasar: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kamis (26/9), menyaksikan secara simbolis penyerahan enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 dari Rusia, kepada TNI AU di Pangkalan Udara (Lanud) Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Sebelumnya, Kementerian Pertahanan dalam hal ini Kepala Baranahan Kemhan Laksda TNI Rachmad Lubis secara simbolis menerima logbook (miniature pesawat) pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 ini dari Pihak Pemerintah Rusia yang diwakili oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia HE Mikhail Galuzin. Selanjutnya enam pesawat tempur ini kemudian diserahkan kepada TNI yang diterima oleh Aslog Panglima TNI Mayjen TNI Joko Sriwidodo.
Hadir dalam acara penyerahan enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 ini Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, para Kepala Staf Angkatan, Anggota Komisi I DPR RI, Gubernur Sulawesi Selatan, Pejabat Bappenas dan Kemkeu. Sebelum penyerahan secara simbolis, acara ini dimulai dengan prosesi pelangi pesawat Su-30 MK2.
Dalam sambutannya Menhan menjelaskan bahwa pengadaan pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 sebanyak 11 unit dan yang sebelumnya Sukhoi Su-27 SKM sebanyak lima unit ini merupakan bagian dari program pembangunan pertahanan RI periode 2010 – 2014. Pesawat tempur Sukhoi SU-27 SKM dan Su-30 MK2 akan memperkuat jajaran TNI AU khususnya Skuadron 11 Koopsau II. Penambahan kekuatan Skuadron 11 ini didasarkan pertimbangan taktis dan strategis yang cukup mendalam dalam upaya menjaga dan melindungi kedaulatan NKRI serta melaksanakan tugas-tugas pertahanan udara dan juga penegakan hukum di wilayah udara NKRI.
Dalam sambutan ini Menhan Purnomo Yusgiantoro juga menyampaikan terimakasih kepada pejabat negara terkait yang mendukung pembangunan pertahanan dalam hal ini terpenuhinya satu skuadron tempur Pesawat Tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30 ini seperti Kepala Bappenas, Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan Komisi I DPR RI.
Enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 ini melengkapi 10 unit pesawat tempur Sukhoi yang telah dimiliki TNI AU dan berada di Lanud Hasanuddin sehingga Lanud Hasanuddin, Makassar memiliki satu skuadron yang berjumlah 16 pesawat tempur Sukhoi.
Nilai kontrak pembelian enam unit pesawat tempur Sukhoi ini sebesar USD 470 juta ditandatangani oleh Kepala Baranahan Kemhan pada tanggal 29 Desember 2011 dengan pihak Rosoboronexport Rusia. Kontrak tersebut terhitung efektif pada tanggal 28 Desember 2012 dengan persetujuan DPR pada tanggal 10 Agustus 2012. Pengiriman enam unit pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2 ini lebih cepat sembilan bulan dari target yang ditetapkan yaitu sesuai kontrak sampai dengan 28 Juni 2014.
Enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 telah diterima Kementerian Pertahanan dari pihak Rosoboronexport dalam empat tahap. Pada tanggal 22 Februari 2013 telah diterima dua unit pesawat dan suku cadang. Tanggal 27 Februari 2013 diterima empat unit engine dan suku cadang. Pada tanggal 27 April 2013 telah diterima dua unit pesawat, delapan engine dan suku cadang. Terakhir pada tanggal 4 September 2013 diterima dua unit pesawat.
Dengan penambahan enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 ini diharapkan dapat menambah kekuatan tempur TNI AU dalam menjaga kawasan udara Indonesia. Ke-10 pesawat tempur Sukhoi yang telah terlebih dahulu dimiliki Lanud Hasanuddin adalah lima unit Sukhoi Su-27 SKM dan lima unit Sukhoi Su-30 MK2.
Sukhoi Su-30 MK2
Pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2 disambut dengan prosesi pelangi yaitu penyemprotan air melalui water canon saat acara penerimaan pesawat di Lanud Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Rabu (25/9). Pesawat tempur Sukhoi yang kini genap satu skuadron atau16 unit buatan Rusia tersebut merupakan bagian dari program modernisasi pembangunan kekuatan persenjataan TNI AU untuk menjaga wilayah udara Indonesia. (Foto: ANTARA FOTO/Dewi Fajriani/ed/ama/13)
Sukhoi Su-30 MK2 adalah pesawat tempur multi-peran, yang efektif dipakai sebagai pesawat serang darat. Pesawat dengan panjang badan 21, 9 m ini mampu menghancurkan pesawat lawan berawak maupun tak berawak dengan misil kendali jarak menengah. Handal dalam pertempuran jarak dekat dan serangan dari darat dan laut dengan persenjataan berpresisi tinggi dalam operasi individu maupun kelompok di segala kondisi cuaca.
Radar yang dimiliki Su-30 MK2 dapat melakukan pencarian target di udara, mendeteksi pengenalan target, menyerang target dengan misil jarak dekat dan menengah. Radar yang dimiliki Su-30 MK2 juga mampu mencari, mengunci dan melacak target bergerak dalam pertempuran jarak dekat. Su-27 SKM dan Su-30 MK2 diproduksi oleh KNAAPO anak perusahaan dari group Sukhoi yang mengembangkan varian Su-30.
Sumber: DMC
26 September 2013, Makasar: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kamis (26/9), menyaksikan secara simbolis penyerahan enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 dari Rusia, kepada TNI AU di Pangkalan Udara (Lanud) Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Sebelumnya, Kementerian Pertahanan dalam hal ini Kepala Baranahan Kemhan Laksda TNI Rachmad Lubis secara simbolis menerima logbook (miniature pesawat) pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 ini dari Pihak Pemerintah Rusia yang diwakili oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia HE Mikhail Galuzin. Selanjutnya enam pesawat tempur ini kemudian diserahkan kepada TNI yang diterima oleh Aslog Panglima TNI Mayjen TNI Joko Sriwidodo.
Hadir dalam acara penyerahan enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 ini Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, para Kepala Staf Angkatan, Anggota Komisi I DPR RI, Gubernur Sulawesi Selatan, Pejabat Bappenas dan Kemkeu. Sebelum penyerahan secara simbolis, acara ini dimulai dengan prosesi pelangi pesawat Su-30 MK2.
Dalam sambutannya Menhan menjelaskan bahwa pengadaan pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 sebanyak 11 unit dan yang sebelumnya Sukhoi Su-27 SKM sebanyak lima unit ini merupakan bagian dari program pembangunan pertahanan RI periode 2010 – 2014. Pesawat tempur Sukhoi SU-27 SKM dan Su-30 MK2 akan memperkuat jajaran TNI AU khususnya Skuadron 11 Koopsau II. Penambahan kekuatan Skuadron 11 ini didasarkan pertimbangan taktis dan strategis yang cukup mendalam dalam upaya menjaga dan melindungi kedaulatan NKRI serta melaksanakan tugas-tugas pertahanan udara dan juga penegakan hukum di wilayah udara NKRI.
Dalam sambutan ini Menhan Purnomo Yusgiantoro juga menyampaikan terimakasih kepada pejabat negara terkait yang mendukung pembangunan pertahanan dalam hal ini terpenuhinya satu skuadron tempur Pesawat Tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30 ini seperti Kepala Bappenas, Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan Komisi I DPR RI.
Enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 ini melengkapi 10 unit pesawat tempur Sukhoi yang telah dimiliki TNI AU dan berada di Lanud Hasanuddin sehingga Lanud Hasanuddin, Makassar memiliki satu skuadron yang berjumlah 16 pesawat tempur Sukhoi.
Nilai kontrak pembelian enam unit pesawat tempur Sukhoi ini sebesar USD 470 juta ditandatangani oleh Kepala Baranahan Kemhan pada tanggal 29 Desember 2011 dengan pihak Rosoboronexport Rusia. Kontrak tersebut terhitung efektif pada tanggal 28 Desember 2012 dengan persetujuan DPR pada tanggal 10 Agustus 2012. Pengiriman enam unit pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2 ini lebih cepat sembilan bulan dari target yang ditetapkan yaitu sesuai kontrak sampai dengan 28 Juni 2014.
Enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 telah diterima Kementerian Pertahanan dari pihak Rosoboronexport dalam empat tahap. Pada tanggal 22 Februari 2013 telah diterima dua unit pesawat dan suku cadang. Tanggal 27 Februari 2013 diterima empat unit engine dan suku cadang. Pada tanggal 27 April 2013 telah diterima dua unit pesawat, delapan engine dan suku cadang. Terakhir pada tanggal 4 September 2013 diterima dua unit pesawat.
Dengan penambahan enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 ini diharapkan dapat menambah kekuatan tempur TNI AU dalam menjaga kawasan udara Indonesia. Ke-10 pesawat tempur Sukhoi yang telah terlebih dahulu dimiliki Lanud Hasanuddin adalah lima unit Sukhoi Su-27 SKM dan lima unit Sukhoi Su-30 MK2.
Sukhoi Su-30 MK2
Pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2 disambut dengan prosesi pelangi yaitu penyemprotan air melalui water canon saat acara penerimaan pesawat di Lanud Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Rabu (25/9). Pesawat tempur Sukhoi yang kini genap satu skuadron atau16 unit buatan Rusia tersebut merupakan bagian dari program modernisasi pembangunan kekuatan persenjataan TNI AU untuk menjaga wilayah udara Indonesia. (Foto: ANTARA FOTO/Dewi Fajriani/ed/ama/13)
Sukhoi Su-30 MK2 adalah pesawat tempur multi-peran, yang efektif dipakai sebagai pesawat serang darat. Pesawat dengan panjang badan 21, 9 m ini mampu menghancurkan pesawat lawan berawak maupun tak berawak dengan misil kendali jarak menengah. Handal dalam pertempuran jarak dekat dan serangan dari darat dan laut dengan persenjataan berpresisi tinggi dalam operasi individu maupun kelompok di segala kondisi cuaca.
Radar yang dimiliki Su-30 MK2 dapat melakukan pencarian target di udara, mendeteksi pengenalan target, menyerang target dengan misil jarak dekat dan menengah. Radar yang dimiliki Su-30 MK2 juga mampu mencari, mengunci dan melacak target bergerak dalam pertempuran jarak dekat. Su-27 SKM dan Su-30 MK2 diproduksi oleh KNAAPO anak perusahaan dari group Sukhoi yang mengembangkan varian Su-30.
Sumber: DMC
Tuesday, September 24, 2013
Kemhan Bentuk Tentara Cyber
(Foto: Kemhan)
24 September 2013, Jakarta: Kementerian Pertahanan (Kemhan) segera membentuk satuan khusus tentara siber (Cyber Army) untuk menangkal serangan di dunia siber yang dapat mengganggu kedaulatan negara dan pertahanan negara.
"Kami berencana membentuk Cyber Army. Setiap tahun kami lakukan kompetisi cyber dan ada yang dikhususkan bertahan maupun menyerang," kata Menhan Purnomo Yusgiantoro, setelah menutup pendidikan pelatihan bela negara Kementerian Pertahanan 2013 di Rindam Jaya, Jakarta, Selasa.
Pembentukan Cyber Army merupakan bagian dari pembangunan pertahanan sistem komunikasi siskom) dan sistem informasi (sisinfo) Kementerian Pertahanan.
Ia menegaskan Cyber Army yang dibentuk akan terdiri atas kalangan militer yakni TNI AD, TNI AU, dan TNI AL hingga kalangan sipil.
"Serangan cyber yang dapat mengganggu kedaulatan bangsa saat ini cukup terbuka lebar. Cyber Army akan terdiri dari militer nonmiliter dan dibentuk untuk menangkal serangan tersebut," ucap Purnomo.
Sebelumnya, Kemhan juga berencana membangun Pusat Pertahanan Siber (Cyber Defence) untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah dari kejahatan dunia maya.
Pembangunan pertahanan siber itu, kata Purnomo, juga melibatkan tiga angkatan, yakni TNI AD, TNI AL, TNI AU. Kementerian Komunikasi dan Informatika akan membantu tata kelola, infrastruktur, peralatan, dan sumber daya manusianya.
Menurut Purnomo, ancaman serius terhadap kedaulatan melalui dunia maya memang belum tampak. Ada upaya ancaman yang selama ini terjadi, namun belum dikategorikan sebagai ancaman pertahanan negara.
"Sifatnya masih mikro, namun kita tetap harus waspada," ujarnya.
Sumber: ANTARA News
24 September 2013, Jakarta: Kementerian Pertahanan (Kemhan) segera membentuk satuan khusus tentara siber (Cyber Army) untuk menangkal serangan di dunia siber yang dapat mengganggu kedaulatan negara dan pertahanan negara.
"Kami berencana membentuk Cyber Army. Setiap tahun kami lakukan kompetisi cyber dan ada yang dikhususkan bertahan maupun menyerang," kata Menhan Purnomo Yusgiantoro, setelah menutup pendidikan pelatihan bela negara Kementerian Pertahanan 2013 di Rindam Jaya, Jakarta, Selasa.
Pembentukan Cyber Army merupakan bagian dari pembangunan pertahanan sistem komunikasi siskom) dan sistem informasi (sisinfo) Kementerian Pertahanan.
Ia menegaskan Cyber Army yang dibentuk akan terdiri atas kalangan militer yakni TNI AD, TNI AU, dan TNI AL hingga kalangan sipil.
"Serangan cyber yang dapat mengganggu kedaulatan bangsa saat ini cukup terbuka lebar. Cyber Army akan terdiri dari militer nonmiliter dan dibentuk untuk menangkal serangan tersebut," ucap Purnomo.
Sebelumnya, Kemhan juga berencana membangun Pusat Pertahanan Siber (Cyber Defence) untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah dari kejahatan dunia maya.
Pembangunan pertahanan siber itu, kata Purnomo, juga melibatkan tiga angkatan, yakni TNI AD, TNI AL, TNI AU. Kementerian Komunikasi dan Informatika akan membantu tata kelola, infrastruktur, peralatan, dan sumber daya manusianya.
Menurut Purnomo, ancaman serius terhadap kedaulatan melalui dunia maya memang belum tampak. Ada upaya ancaman yang selama ini terjadi, namun belum dikategorikan sebagai ancaman pertahanan negara.
"Sifatnya masih mikro, namun kita tetap harus waspada," ujarnya.
Sumber: ANTARA News
Skadron Udara 3 Laksanakan Latihan Tetuka ke-37
Para penerbang Skadron Udara 3, siap lepas landas melaksanakan latihan Tetuka di Lanud Biak, Papua, Sabtu (21/9). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)
23 September 2013, Magetan: Satu flight pesawat tempur F-16 Figthing Falcon Skadron Udara 3, Sabtu (21/9), berangkat dari Iswahjudi Air Force Base menuju Lanud Biak, Papua, guna melaksanakan latihan Tetuka ke-37.
Latihan yang diberi gelar Tetuka tersebut digelar di wilayah timur Indonesia yaitu di Lanud Biak, Papua, dengan melibatkan unsur tempur TNI Angkatan Darat dan unsur tempur TNI Angkatan Laut dan Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosekhanudnas) IV.
Latihan yang digelar hingga tanggal 27 September 2013, tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Setiawan, dengan melibatkan 60 personel Skadron Udara 3, yang terdiri dari para penerbang dan para teknisi, yang dilepas langsung oleh Komandan Wing 3 Kolonel Pnb Minggit Tribowo dan Kadisops Lanud Iswahjudi Letkol Pnb Djoko Hadipurwanto.
TNI AU dan RSAF Latihan Bersama di Pekanbaru
Mayor Pnb Yoga Ambara, memerikasa pesawat tempur F-16, sebelum tinggal landas menuju Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, guna melaksanakan Jont Figther Weapon Corse (JFWC), Senin (23/9). (Foto. Pentak Lanud Iswahjudi)
Penerbang tempur F-16 Fighting Falcon Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, berikut dua pesawat tempur F-16, berangkat ke Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, melaksanakan Joint Fighter Weapon Course (JFWC), Senin (23/9).
Joint Fighter Weapon Course, dilaksanakan oleh TNI Angkatan Udara dengan Royal Singapore Air Force (RSAF). selama tiga bulan di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. Adapun penerbang yang mengikuti Joint Fighter Weapon Course, yaitu Mayor Pnb G.M. Yoga Ambara dan Mayor Pnb Bambang Apriyanto.
Sumber: Pentak Lanud Iswahjudi
23 September 2013, Magetan: Satu flight pesawat tempur F-16 Figthing Falcon Skadron Udara 3, Sabtu (21/9), berangkat dari Iswahjudi Air Force Base menuju Lanud Biak, Papua, guna melaksanakan latihan Tetuka ke-37.
Latihan yang diberi gelar Tetuka tersebut digelar di wilayah timur Indonesia yaitu di Lanud Biak, Papua, dengan melibatkan unsur tempur TNI Angkatan Darat dan unsur tempur TNI Angkatan Laut dan Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosekhanudnas) IV.
Latihan yang digelar hingga tanggal 27 September 2013, tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Setiawan, dengan melibatkan 60 personel Skadron Udara 3, yang terdiri dari para penerbang dan para teknisi, yang dilepas langsung oleh Komandan Wing 3 Kolonel Pnb Minggit Tribowo dan Kadisops Lanud Iswahjudi Letkol Pnb Djoko Hadipurwanto.
TNI AU dan RSAF Latihan Bersama di Pekanbaru
Mayor Pnb Yoga Ambara, memerikasa pesawat tempur F-16, sebelum tinggal landas menuju Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, guna melaksanakan Jont Figther Weapon Corse (JFWC), Senin (23/9). (Foto. Pentak Lanud Iswahjudi)
Penerbang tempur F-16 Fighting Falcon Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, berikut dua pesawat tempur F-16, berangkat ke Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, melaksanakan Joint Fighter Weapon Course (JFWC), Senin (23/9).
Joint Fighter Weapon Course, dilaksanakan oleh TNI Angkatan Udara dengan Royal Singapore Air Force (RSAF). selama tiga bulan di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. Adapun penerbang yang mengikuti Joint Fighter Weapon Course, yaitu Mayor Pnb G.M. Yoga Ambara dan Mayor Pnb Bambang Apriyanto.
Sumber: Pentak Lanud Iswahjudi
Sunday, September 22, 2013
QDS Selesai Modifikasi Satu Unit C-130H Hercules
22 September 2013, Jakarata: Satu dari empat unit pesawat angkut C-130H Hercules yang akan diserahkan pemerintah Australia ke Indonesia telah selesai diperbaiki dan dimodifikasi oleh Qantas Defence Services di RAAF Base Richmond. RAAF pensiunkan skuadron C-130H berkekuatan 12 unit pada November 2012, empat unit dihibahkan ke TNI AU. Lima unit C-130H beserta simulator dan suku cadang dijual ke TNI AU dengan harga diskon. (Foto: RAAF)