Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (kanan) dan Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Moeldoko berjabat tangan usai menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) di Jakarta, Rabu (24/7). Kementerian perdagangan menggandeng TNI AD untuk pengamanan dan perlindungan konsumen di wilayah perbatasan Indonesia sehingga mampu memperlancar distribusi dan suplai kebutuhan konsumen. (Foto: ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan/ss/PD/13)
30 Juli 2013, Jakarta: Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso mengatakan, alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki TNI sudah out of date atau ketinggalan zaman dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
"Alutsista TNI sudah bisa dikatakan dan dinilai out of date, ketinggalan dibanding dengan negara lain seperti Singapura. Alutsista TNI sudah tak layak digunakan," kata Priyo di Jakarta, Selasa.
Dikatakan Priyo, postur TNI yang ada sekarang ini terlalu gemuk dan perlu perampingan.
"Perlu dirampingkan jumlah tentara seraya memperbaiki alutsista dengan peningkatan teknologi alutsista TNI," kata dia.
Terkait rencana tersebut disampaikan kepada calon Panglima TNI, Jenderal Moeldoko. Ternyata, Moeldoko mempunyai pandangan yang sama, "Saya bicarakan dengan Pak Moeldoko dan dia menyambut baik, Bahkan Pak Moeldoko mempunyai mimpi untuk membangun tentara yang kuat dengan teknologi canggih," kata Priyo.
Soal pencalonan Moeldoko sebagai calon Panglima TNI oleh Presiden SBY, Priyo menilai, pengajuan tersebut sangat tepat.
"Jenderal Moeldoko, tidak pernah mengomentari politik. Dia adalah figur tentara profesional. Dia bukan jenderal yang suka berpolitik. Saya kira, perjalanan Moeldoko di DPR RI akan berjalan mulus dan tak ada hiruk pikuk," ungkap Priyo.
Pimpinan DPR sendiri telah menerima surat dari Presiden SBY yang mengusulkan calon tunggal Panglima TNI menggantikan Laksamana Agus Suhartono tanggal 23 Juli 2013.
Sumber: ANTARA News
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Wednesday, July 31, 2013
Tuesday, July 30, 2013
TNI AU Tingkatkan Tipe Sejumlah Lanud
pesawat F5 sedang melintas diatas lap. Jupiter saat gladi Upacara Wing day yang akan dilaksanakan tanggal 24 Juni 2013, lanud Adi (17/6). (Foto: Lanud Adisutjipto)
30 Juli 2013, Yogyakarta: Mabes TNI Angkatan Udara meningkatkan tipe sejumlah pangkalan udara (lanud) yang letaknya dinilai cukup vital dalam perkembangan geopolitik kawasan. Lewat peningkatan ini, kekuatan pertahanan udara di lanud yang rata-rata di wilayah perbatasan tersebut akan bertambah.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI IB Putu Dunia menjelaskan, untuk mencapai kekuatan pokok minimal (MEF), sejumlah lanud harus ditingkatkan tipenya. "Beberapa pangkalan ditingkatkan dari tipe B ke A, dan dari C ke B," ujar KSAU usai upacara peringatan Hari Bakti ke-66 TNI AU di Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, Senin (29/7).
Peringatan Hari Bakti TNI AU dibarengi wisuda purnawira 29 perwira tinggi TNI AU. Diantaranya wisuda, mantan KSAU Marsekal (Purn) Imam Sufaat, mantan Sekjen Kemhan Marsdya (Purn) Eris Heryanto dan mantan Kasum TNI Marsdya (Purn) Daryatmo.
Dunia menyebutkan beberapa lanud yang ditingkatkan tipenya dari B ke A adalah Lanud Pekan Baru (Riau) yang merupakan home base pesawat tempur Hawk, Lanud Soewondo (Medan) yang memiliki skuadron udara pesawat intai, dan Lanud Supadio (Pontianak) yang terdapat skuadron udara pesawat tempur Hawk. Adapun yang dinaikkan dari tipe C ke B, di antaranya Lanud Kupang, Lanud Jayapura, dan Lanud Ambon. "Semua dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kekuatan TNI AU," paparnya.
Mantan KSAU Marsekal (Purn) Imam Sufaat menyatakan, pembangunan kekuatan TNI AU harus berkesinambungan. Setiap pemimpinnya harus meneruskan kebijakan pemimpin terdahulu. "Tidak bisa ganti pembina ganti policy. Alutsista itu harus dipersiapkan benar-benar. Sekarang pemerintah sudah ada kebijakan MEF," sebutnya.
Anggota Komisi I DPR Susaningtyas Kertopati menambahkan, ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dan diperbaiki. Di antaranya menyangkut pemetaan tugas dengan aparat hukum lainnya. Selain itu, masalah klasik mengenai alat utama sistem senjata (alutsista) yang sudah uzur harus menjadi perhatian serius. "Teknologi kedirgantaraan yang sudah uzur sebaiknya diganti," tukasnya.
Sumber: Suara Karya
30 Juli 2013, Yogyakarta: Mabes TNI Angkatan Udara meningkatkan tipe sejumlah pangkalan udara (lanud) yang letaknya dinilai cukup vital dalam perkembangan geopolitik kawasan. Lewat peningkatan ini, kekuatan pertahanan udara di lanud yang rata-rata di wilayah perbatasan tersebut akan bertambah.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI IB Putu Dunia menjelaskan, untuk mencapai kekuatan pokok minimal (MEF), sejumlah lanud harus ditingkatkan tipenya. "Beberapa pangkalan ditingkatkan dari tipe B ke A, dan dari C ke B," ujar KSAU usai upacara peringatan Hari Bakti ke-66 TNI AU di Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, Senin (29/7).
Peringatan Hari Bakti TNI AU dibarengi wisuda purnawira 29 perwira tinggi TNI AU. Diantaranya wisuda, mantan KSAU Marsekal (Purn) Imam Sufaat, mantan Sekjen Kemhan Marsdya (Purn) Eris Heryanto dan mantan Kasum TNI Marsdya (Purn) Daryatmo.
Dunia menyebutkan beberapa lanud yang ditingkatkan tipenya dari B ke A adalah Lanud Pekan Baru (Riau) yang merupakan home base pesawat tempur Hawk, Lanud Soewondo (Medan) yang memiliki skuadron udara pesawat intai, dan Lanud Supadio (Pontianak) yang terdapat skuadron udara pesawat tempur Hawk. Adapun yang dinaikkan dari tipe C ke B, di antaranya Lanud Kupang, Lanud Jayapura, dan Lanud Ambon. "Semua dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kekuatan TNI AU," paparnya.
Mantan KSAU Marsekal (Purn) Imam Sufaat menyatakan, pembangunan kekuatan TNI AU harus berkesinambungan. Setiap pemimpinnya harus meneruskan kebijakan pemimpin terdahulu. "Tidak bisa ganti pembina ganti policy. Alutsista itu harus dipersiapkan benar-benar. Sekarang pemerintah sudah ada kebijakan MEF," sebutnya.
Anggota Komisi I DPR Susaningtyas Kertopati menambahkan, ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dan diperbaiki. Di antaranya menyangkut pemetaan tugas dengan aparat hukum lainnya. Selain itu, masalah klasik mengenai alat utama sistem senjata (alutsista) yang sudah uzur harus menjadi perhatian serius. "Teknologi kedirgantaraan yang sudah uzur sebaiknya diganti," tukasnya.
Sumber: Suara Karya
Monday, July 29, 2013
KRI Imam Bojol Lakukan Bekal Ulang di Aceh Utara
(Foto: Dispenarmabar)
26 Juli 2013, Jakarta, KRI Imam Bonjol - 383 salah satu unsur dibawah kendali operasi Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Guspurla Koarmabar) melakukan bekal ulang (Bekul) di Dermaga pelabuhan Krueng Geukueh Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara, Jumat (26/7).
Kedatangan kapal perang tersebut disambut oleh Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Lhokseumawe Letkol Laut (P) Sumartono, S.E. dan Palaksa Lanal Lhokseumawe, beserta seluruh Perwira Staf Lanal Lhokseumawe.
KRI Imam Bonjol-383 yang dikomandani Letkol Laut (P) Tomi Erizal merupakan Kapal jenis Korvet kelas Parchim dibawah Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Komando Armada Barat (Koarmabar) yang saat ini tergabung dalam kegiatan Operasi Malaka Jaya 2013 atau Malaka Strait Sea Patrol (MSSP).
Dalam operasi tersebut, KRI Imam Bonjol - 383 melaksanakan operasi penegakkan kedaulatan dan operasi keamanan laut di perairan yuridiksi nasional Indonesia dengan daerah operasi di perairan Selat Malaka dengan skala prioritas di kawasan perairan yang memiliki kerawanan tindak pelanggaran hukum di laut.
Gelar Operasi Malaka Jaya tersebut untuk pengamanan laut yuridiksi di perairan wilayah Barat khususnya sepanjang perairan selat Malaka dan meningkatkan kesiapsiagaan unsur-unsur gelar KRI dalam rangka mendukung tugas yang emban dari Komando Atas.
Selain itu, selama berada di sektor operasi, tetap mendukung dan melaksanakan bantuan SAR di laut apabila terjadi kecelakaan di perairan wilayah Barat sesuai dengan perintah dari Komando Atas.
Selama sandar di Dermaga pelabuhan Krueng Geukueh Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara, KRI Imam Bonjol-383 melaksanakan kegiatan bekal ulang (Bekul) antara lain pengisian bahan bakar, pengisian air tawar dan pembekalan bahan basah guna mendukung kegiatan operasi selanjutnya.
Sumber: Dispenarmabar
26 Juli 2013, Jakarta, KRI Imam Bonjol - 383 salah satu unsur dibawah kendali operasi Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Guspurla Koarmabar) melakukan bekal ulang (Bekul) di Dermaga pelabuhan Krueng Geukueh Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara, Jumat (26/7).
Kedatangan kapal perang tersebut disambut oleh Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Lhokseumawe Letkol Laut (P) Sumartono, S.E. dan Palaksa Lanal Lhokseumawe, beserta seluruh Perwira Staf Lanal Lhokseumawe.
KRI Imam Bonjol-383 yang dikomandani Letkol Laut (P) Tomi Erizal merupakan Kapal jenis Korvet kelas Parchim dibawah Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Komando Armada Barat (Koarmabar) yang saat ini tergabung dalam kegiatan Operasi Malaka Jaya 2013 atau Malaka Strait Sea Patrol (MSSP).
Dalam operasi tersebut, KRI Imam Bonjol - 383 melaksanakan operasi penegakkan kedaulatan dan operasi keamanan laut di perairan yuridiksi nasional Indonesia dengan daerah operasi di perairan Selat Malaka dengan skala prioritas di kawasan perairan yang memiliki kerawanan tindak pelanggaran hukum di laut.
Gelar Operasi Malaka Jaya tersebut untuk pengamanan laut yuridiksi di perairan wilayah Barat khususnya sepanjang perairan selat Malaka dan meningkatkan kesiapsiagaan unsur-unsur gelar KRI dalam rangka mendukung tugas yang emban dari Komando Atas.
Selain itu, selama berada di sektor operasi, tetap mendukung dan melaksanakan bantuan SAR di laut apabila terjadi kecelakaan di perairan wilayah Barat sesuai dengan perintah dari Komando Atas.
Selama sandar di Dermaga pelabuhan Krueng Geukueh Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara, KRI Imam Bonjol-383 melaksanakan kegiatan bekal ulang (Bekul) antara lain pengisian bahan bakar, pengisian air tawar dan pembekalan bahan basah guna mendukung kegiatan operasi selanjutnya.
Sumber: Dispenarmabar