(Foto: Kostrad)
17 Mei 2013, Jakarta: Pasukan darat gabungan TNI kembali melancarkan serangan lanjutan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki musuh aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka (GSM) di Kaliorang, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jumat (17/5).
Pasukan Yonif-509 Kostrad yang berada di poros kiri serangan beberapa kali melakukan kontak tembak dengan musuh, namun dengan perkuatan dan bantuan tembakan dari manuver Tank Scorpion Yonkav-8 Kostrad yang bergerak di depan pasukan, serangan yang dilancarkan berhasil memukul mundur posisi musuh sehingga pasukan Yonif-509 Kostrad semakin leluasa bergerak dan melancarkan serangan. Di sela-sela serangan, satu Baterai dari Yonarmed-12 Kostrad melakukan Sling Load dua pucuk Meriam 105 mm, kemudian turut memberikan bantuan tembakan guna memperlancar gerak maju pasukan.
Para prajurit Batalyon Armed 12/105 yang tergabung dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2013 menghujankan ratusan peluru artileri medan berkaliber 105 mm, ke benteng pertahanan musuh yang telah mencengkeram wilayah Kaubun, Kabupaten Kutai Timur, Jumat (17/5/2013).(Foto: Puspen TNI)
Sementara pasukan penyerang lain, yaitu Yonif-515 Kostrad dan satu kompi Yonif Mekanis-202 Dam Jaya yang berada di poros tengah serangan, melancarkan serangan ke pemukiman yang diduga menjadi tempat persembunyian pasukan musuh. Sedangkan pasukan yang berada di poros kanan serangan, yaitu pasukan Batalyon Marinir TNI AL dan pasukan BKO Yonif Linud-501 Kostrad berhasil menguasai jembatan yang merupakan jalur gerak maju pasukan dan bersiap untuk melancarkan serangan.
Serangan gencar yang dilakukan pasukan darat gabungan TNI membuat posisi pasukan musuh semakin terdesak dan kocar-kacir, beberapa tentara musuh aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka (GSM) berhasil ditangkap dan ditawan, sebagian lagi menyerah. Tawanan ini kemudian dijemput oleh satuan Penerbad, kemudian diserahkan ke satuan Polisi Militer untuk proses lebih lanjut.
Sumber: KOSTRAD
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Friday, May 17, 2013
Pengamat: Pembelian MBT Leopard Perlu Dikomunikasikan dengan Negara Tetangga
MBT Leopard. (Foto: Berita HanKam)
17 Mei 2013, Jakarta: Pembelian 164 tank Leopard 2A4 dari Jerman perlu dikomunikasikan dengan baik kepada negara-negara tetangga, terutama yang memiliki perbatasan darat secara langsung dengan Indonesia, di antaranya Malaysia dan Papua Nugini.
"Komunikasi itu diperlukan agar tidak menimbulkan kecurigaan mengenai kebijakan militer," kata pakar hubungan internasional Universitas Padjadjaran, Teuku Razasyah, saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.
"Supaya pembelian ini tidak menimbulkan rasa terancam, terutama sekali bagi Malaysia dan Papua Nugini yang memiliki perbatasan darat," katanya.
Pada sisi lain, dia menilai, sikap Jerman yang menyetujui penjualan kendaraan militer dapat diartikan sebagai sinyal positif terhadap proses demokratisasi di Indonesia yang sering disangkut-pautkan dengan pelanggaran HAM dan proses pemerintahan yang bersih.
Semula TNI AD ingin mengadakan tank-tank berat ini dari Belanda yang kelebihan arsenal militer. Akan tetapi parlemen Kerajaan Belanda tidak sepenuhnya sepakat dengan langkah pemerintahan mereka.
Setelah melalui liku-liku perundingan, akhirnya negara produsernya, Jerman, yang malah memberi lampu hijau penjualan Leopard 2A4 ini kepada Indonesia. Pekan lalu, Kanselir Jerman, Angela Merkel, telah memberi sinyal positif kepada produsen senjata Rheinmetall AG, di Duesseldorf, Jerman, untuk menjual tank ke Indonesia.
Sejumlah kendaraan yang dipesan dari Jerman itu, sebagaimana dikutip AFP, termasuk 104 tank Leopard 2A4 dan 50 kendaraan tempur infanteri serta amunisi dan 10 kendaraan untuk medan pegunungan, pemasang jembatan dan penggusur tanah lapis baja. Seluruhnya dijual murah, hanya 3,3 juta euro saja.
Dari sisi operasionalisasi, tank seberat hingga 70 ton itu memerlukan infrastruktur penunjang, mulai dari bengkel dan manajemen pemeliharaan hingga sarana transportasi darat yang tepat. Lazimnya pembelian arsenal militer, paket suku cadang dan asistensi hanya diberikan sekali saja untuk komponen-komponen yang tidak terlalu vital sampai masa garansi berakhir.
Sumber: ANTARA News
17 Mei 2013, Jakarta: Pembelian 164 tank Leopard 2A4 dari Jerman perlu dikomunikasikan dengan baik kepada negara-negara tetangga, terutama yang memiliki perbatasan darat secara langsung dengan Indonesia, di antaranya Malaysia dan Papua Nugini.
"Komunikasi itu diperlukan agar tidak menimbulkan kecurigaan mengenai kebijakan militer," kata pakar hubungan internasional Universitas Padjadjaran, Teuku Razasyah, saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.
"Supaya pembelian ini tidak menimbulkan rasa terancam, terutama sekali bagi Malaysia dan Papua Nugini yang memiliki perbatasan darat," katanya.
Pada sisi lain, dia menilai, sikap Jerman yang menyetujui penjualan kendaraan militer dapat diartikan sebagai sinyal positif terhadap proses demokratisasi di Indonesia yang sering disangkut-pautkan dengan pelanggaran HAM dan proses pemerintahan yang bersih.
Semula TNI AD ingin mengadakan tank-tank berat ini dari Belanda yang kelebihan arsenal militer. Akan tetapi parlemen Kerajaan Belanda tidak sepenuhnya sepakat dengan langkah pemerintahan mereka.
Setelah melalui liku-liku perundingan, akhirnya negara produsernya, Jerman, yang malah memberi lampu hijau penjualan Leopard 2A4 ini kepada Indonesia. Pekan lalu, Kanselir Jerman, Angela Merkel, telah memberi sinyal positif kepada produsen senjata Rheinmetall AG, di Duesseldorf, Jerman, untuk menjual tank ke Indonesia.
Sejumlah kendaraan yang dipesan dari Jerman itu, sebagaimana dikutip AFP, termasuk 104 tank Leopard 2A4 dan 50 kendaraan tempur infanteri serta amunisi dan 10 kendaraan untuk medan pegunungan, pemasang jembatan dan penggusur tanah lapis baja. Seluruhnya dijual murah, hanya 3,3 juta euro saja.
Dari sisi operasionalisasi, tank seberat hingga 70 ton itu memerlukan infrastruktur penunjang, mulai dari bengkel dan manajemen pemeliharaan hingga sarana transportasi darat yang tepat. Lazimnya pembelian arsenal militer, paket suku cadang dan asistensi hanya diberikan sekali saja untuk komponen-komponen yang tidak terlalu vital sampai masa garansi berakhir.
Sumber: ANTARA News
Dua Sukhoi SU-30 Tiba di Lanud Sultan Hasanuddin
Pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK 2 milik TNI AU diturunkan dari perut pesawat angkut Antonov AN-124-100 setibanya di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Kamis (16/5) malam. Dua pesawat pesanan pemerintah Indonesia itu merupakan bagian dari enam yang dipesan untuk menambah kekuatan Skadron 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/Koz/Spt/13)
17 Mei 2013, Makassar: Dua Pesawat Tempur SU-30 MK 2 sesuai rencana tiba hari kamis, (16/5) Pukul 17.57 Wita landing di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, sehingga 4 dari 6 Pesawat tempur Sukhoi pesanan pemerintah Indonesia buatan Rusia telah tiba, diangkut dengan menggunakan pesawat angkut Antonov AN-124-100 Flight Number VDA 6212 dengan Pilot Maksimov V. beserta 17 Crew.
(Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/Koz/Spt/13)
Pesawat angkut AN-124-100 yang berangkat dari Bandara Dzemgi Rusia Rabu (15/5) Pukul 06.30 UTC take off dari bandara Ninoy Aquino Manila menuju Makassar, dengan rute penerbangan Bandara Dzemgi Rusia- Bandara Ninoy Aquino Manila- Lanud Sultan Hasanuddin. Makassar.
Kedatangan dua Pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK 2 tersebut menjadikan 4 dari 6 pesawat tempur sukhoi pesanan pemerintah Indonesia tahun 2013 telah tiba, yang akan menambah kekuatan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin sebagai home base pesawat tempur SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 buatan KNAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) Rusia, yang saat ini sudah ada 12 Unit pesawat Tempur Sukhoi SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 yang datang secara bertahap yaitu semenjak Tahun 2003 di Lanud Iswahyudi Madiun selanjutnya di Lanud Sultan Hasanuddin tahun 2009 dan 2010.
Sumber: TNI AU
17 Mei 2013, Makassar: Dua Pesawat Tempur SU-30 MK 2 sesuai rencana tiba hari kamis, (16/5) Pukul 17.57 Wita landing di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, sehingga 4 dari 6 Pesawat tempur Sukhoi pesanan pemerintah Indonesia buatan Rusia telah tiba, diangkut dengan menggunakan pesawat angkut Antonov AN-124-100 Flight Number VDA 6212 dengan Pilot Maksimov V. beserta 17 Crew.
(Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/Koz/Spt/13)
Pesawat angkut AN-124-100 yang berangkat dari Bandara Dzemgi Rusia Rabu (15/5) Pukul 06.30 UTC take off dari bandara Ninoy Aquino Manila menuju Makassar, dengan rute penerbangan Bandara Dzemgi Rusia- Bandara Ninoy Aquino Manila- Lanud Sultan Hasanuddin. Makassar.
Kedatangan dua Pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK 2 tersebut menjadikan 4 dari 6 pesawat tempur sukhoi pesanan pemerintah Indonesia tahun 2013 telah tiba, yang akan menambah kekuatan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin sebagai home base pesawat tempur SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 buatan KNAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) Rusia, yang saat ini sudah ada 12 Unit pesawat Tempur Sukhoi SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 yang datang secara bertahap yaitu semenjak Tahun 2003 di Lanud Iswahyudi Madiun selanjutnya di Lanud Sultan Hasanuddin tahun 2009 dan 2010.
Sumber: TNI AU
Penerbang Skadron Udara 14 Latihan Scramble
Penerbang Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi lari menuju pesawat melaksanakan latihan scramble, Kamis (16/5). (Foto Pentak Lanud Iswahjudi)
16 Mei 2013, Magetan: Gerakan cepat karena kondisi darurat bisa kapan saja terjadi, untuk mengantisipasi hal tersebut Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi mengadakan latihan scramble bagi penerbang yang mengawaki pesawat tempur F-5 Tiger,Kamis (15/5).
Mangingat Lanud Iswahjudi sebagai pangkalan operasional yang mengawaki tiga jenis pesawat tempur yang berada dibawah kendali Wing 3 Tempur Lanud Iswahjudi, bisa saja sewaktu-waktu mendapat perintah operasi dari komando atas untuk melaksanakan pengejaran terhadap pesawat asing/pesawat yang memasuki wilayah NKRI tanpa ijin resmi dari pemerintah Indonesia.
Terkait hal tersebut Komandan Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Letkol Pnb M. Nurdin, melaksanakan latihan Scramble bagi penerbang F-5 Tiger, dimana latihan tersebut untuk lebih meningkatkan profesionalitas seorang penerbang tempur dalam menghadapi kondisi daruratsebagai bentuk tanggung jawab sebagai pengawal dirgantara.
Dalam latihan scramble disimulasikan, para penerbang yang lagi santai sembari diskusi di ruang dispatch, mendadak tegang karena mendapat perintah melakukan pengejaran terhadap pesawat asing yang memasuki wilayah NKRI.
Sesuai dengan prosedur para penerbang F-5 Tigermulai dari mengenakan baju terbang (G-suit), hingga pesawat tinggal landas hanya dalam hitungan menit,dengan semangat dan penuh kehati-hatianpenerbang Skadron Udara 14, melaksanakan scramblemengingat tidak ada kata salah dalam menerbangkan pesawat.
Sumber: Lanud Iswahjudi
16 Mei 2013, Magetan: Gerakan cepat karena kondisi darurat bisa kapan saja terjadi, untuk mengantisipasi hal tersebut Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi mengadakan latihan scramble bagi penerbang yang mengawaki pesawat tempur F-5 Tiger,Kamis (15/5).
Mangingat Lanud Iswahjudi sebagai pangkalan operasional yang mengawaki tiga jenis pesawat tempur yang berada dibawah kendali Wing 3 Tempur Lanud Iswahjudi, bisa saja sewaktu-waktu mendapat perintah operasi dari komando atas untuk melaksanakan pengejaran terhadap pesawat asing/pesawat yang memasuki wilayah NKRI tanpa ijin resmi dari pemerintah Indonesia.
Terkait hal tersebut Komandan Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Letkol Pnb M. Nurdin, melaksanakan latihan Scramble bagi penerbang F-5 Tiger, dimana latihan tersebut untuk lebih meningkatkan profesionalitas seorang penerbang tempur dalam menghadapi kondisi daruratsebagai bentuk tanggung jawab sebagai pengawal dirgantara.
Dalam latihan scramble disimulasikan, para penerbang yang lagi santai sembari diskusi di ruang dispatch, mendadak tegang karena mendapat perintah melakukan pengejaran terhadap pesawat asing yang memasuki wilayah NKRI.
Sesuai dengan prosedur para penerbang F-5 Tigermulai dari mengenakan baju terbang (G-suit), hingga pesawat tinggal landas hanya dalam hitungan menit,dengan semangat dan penuh kehati-hatianpenerbang Skadron Udara 14, melaksanakan scramblemengingat tidak ada kata salah dalam menerbangkan pesawat.
Sumber: Lanud Iswahjudi
Thursday, May 16, 2013
KASAD: 164 Tank Dipesan dari Jerman Tiba Sebelum 5 Oktober
MBT Leopard. (Foto: Berita HanKam)
16 Mei 2013, Jakarta: Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan bahwa 164 tank yang dipesan dari Jerman akan tiba di Indonesia sebelum 5 Oktober 2013.
"Pengadaan tetap berjalan sesuai dengan rencana, kita harapkan pada tahun ini akan datang, sebelum 5 Oktober alat-alat sudah datang," katanya di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (15/5), seusai mengikuti rapat terbatas bidang pertahanan.
Pada penghujung tahun 2012, Kementerian Pertahanan resmi menandatangani kontrak pengadaan "main battle tank" Leopard dengan sebuah perusahaan asal Jerman, Rheinmettal.
Pembelian tank seberat 63 ton ini juga sudah dilengkapi dengan kesepakatan "transfer" atau alih teknologi yang ditandatangani pada November 2012 lalu. Rencananya, Indonesia akan membeli Leopard Ri dan A24 beserta tank sedang Marder seberat 33 ton.
Sementara itu seorang juru bicara Kementerian Ekonomi Jerman pekan lalu menyebutkan bahwa harga keseluruhan transaksi itu adalah sekitar 3,3 juta euro.
Pengiriman itu termasuk 104 tank Leopard 2 dan 50 kendaraan tempur infanteri Marder 1A2 serta amunisi dan kendaraan untuk medan pegunungan, pemasang jembatan dan penggusur tanah lapis baja.
Indonesia pertama kali membahas rencana pembelian tank itu pada kunjungan Merkel ke Indonesia pada 2012.
Juru bicara Merkel, Steffen Seibert menyebut Indonesia mitra penting merujuk pada pernyataan Merkel yang memuji Indonesia sebagai teladan untuk keragaman agama.
Sumber: Investor Daily
16 Mei 2013, Jakarta: Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan bahwa 164 tank yang dipesan dari Jerman akan tiba di Indonesia sebelum 5 Oktober 2013.
"Pengadaan tetap berjalan sesuai dengan rencana, kita harapkan pada tahun ini akan datang, sebelum 5 Oktober alat-alat sudah datang," katanya di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (15/5), seusai mengikuti rapat terbatas bidang pertahanan.
Pada penghujung tahun 2012, Kementerian Pertahanan resmi menandatangani kontrak pengadaan "main battle tank" Leopard dengan sebuah perusahaan asal Jerman, Rheinmettal.
Pembelian tank seberat 63 ton ini juga sudah dilengkapi dengan kesepakatan "transfer" atau alih teknologi yang ditandatangani pada November 2012 lalu. Rencananya, Indonesia akan membeli Leopard Ri dan A24 beserta tank sedang Marder seberat 33 ton.
Sementara itu seorang juru bicara Kementerian Ekonomi Jerman pekan lalu menyebutkan bahwa harga keseluruhan transaksi itu adalah sekitar 3,3 juta euro.
Pengiriman itu termasuk 104 tank Leopard 2 dan 50 kendaraan tempur infanteri Marder 1A2 serta amunisi dan kendaraan untuk medan pegunungan, pemasang jembatan dan penggusur tanah lapis baja.
Indonesia pertama kali membahas rencana pembelian tank itu pada kunjungan Merkel ke Indonesia pada 2012.
Juru bicara Merkel, Steffen Seibert menyebut Indonesia mitra penting merujuk pada pernyataan Merkel yang memuji Indonesia sebagai teladan untuk keragaman agama.
Sumber: Investor Daily
KAI Kunjungi Lanud Iswahjudi
Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., saat menerima kunjungan Tim dari Korea Aerospace Industries (KAI), diruang kerjanya, Rabu (15/5). (Foto Pentak Lanud Iswahjudi)
15 Mei 2013, Magetan: Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., menerima kunjungan team dari Korea Aerospace Industries (KAI), terkait pemesanan 16 pesawat T-50i Golden Eagle, pemerintah Indonesia, untuk menggantikan pesawat HS Hawk MK-53 yang dioperasikan Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Rabu (15/5).
Tim dari Korea Aerospace Industries (KAI), yang terdiri dari Mr. Ki Bong Ko (Manager/Castomer Support KIA), Mr. Hee Shin Lee (Deputy Senior Manager/ Castomer Support Team), Mr. Byung Ick Seo (Deputy Senior Manager/ Castomer Support KIA), Mr. Jinho Lee Manager (Human Resources Management & Devolopment Team), melihat dan memastikan kelengkapan dan kesiapan Lanud Iswahjudi dalam penerimaan pesawat T-50 Golden Eagle.
Sementara Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., dalam menerima ke-empat team dari Korea Selatan, yang didampingi Kadispers Kolonel Nav Agus Priyanto, Kadislog Letkol Tek Hevryanto, serta kepala proyek pesawat T-50i Kolonel Tek Agus Risnadi, mengatakan bahwa terkait akan datangnya 16 pesawat T-50i Golden Eagle, Lanud Iswahjudi akan mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan serta menjamin keamanan personel dari Korea selama di Lanud Iswahjudi.
Sumber: Lanud Iswahjudi
15 Mei 2013, Magetan: Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., menerima kunjungan team dari Korea Aerospace Industries (KAI), terkait pemesanan 16 pesawat T-50i Golden Eagle, pemerintah Indonesia, untuk menggantikan pesawat HS Hawk MK-53 yang dioperasikan Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Rabu (15/5).
Tim dari Korea Aerospace Industries (KAI), yang terdiri dari Mr. Ki Bong Ko (Manager/Castomer Support KIA), Mr. Hee Shin Lee (Deputy Senior Manager/ Castomer Support Team), Mr. Byung Ick Seo (Deputy Senior Manager/ Castomer Support KIA), Mr. Jinho Lee Manager (Human Resources Management & Devolopment Team), melihat dan memastikan kelengkapan dan kesiapan Lanud Iswahjudi dalam penerimaan pesawat T-50 Golden Eagle.
Sementara Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., dalam menerima ke-empat team dari Korea Selatan, yang didampingi Kadispers Kolonel Nav Agus Priyanto, Kadislog Letkol Tek Hevryanto, serta kepala proyek pesawat T-50i Kolonel Tek Agus Risnadi, mengatakan bahwa terkait akan datangnya 16 pesawat T-50i Golden Eagle, Lanud Iswahjudi akan mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan serta menjamin keamanan personel dari Korea selama di Lanud Iswahjudi.
Sumber: Lanud Iswahjudi
Indonesia dan Turki Kerjasama Produksi Tank Medium
Tank produksi industri pertahanan Turki FNSS. (Foto: FNSS)
16 Mei 2013, Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Turki bekerja sama membangun tank kelas menengah atau medium tank. Pemerintah Indonesia akan diwakili PT Pindad untuk pembuatan tank yang direncanakan berdurasi tiga hingga empat tahun ini.
“Jadi, antara periode tiga hingga empat tahun ke depan, kita bisa membuat tank sendiri,” kata Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, Kementerian Pertahanan (Kemhan), Pos M Hutabarat, di Kantor Kemhan, Jakarta, Rabu (15/5).
Pos mengatakan Indonesia masih memerlukan tank agar kekuatan pertahanan dalam negeri bisa memadai di tingkat regional. Jatuhnya pilihan ke Turki karena negara itu memiliki niat yang sama untuk membangun tank. “Turki juga bisa memodifikasi tank-tank yang sudah ada menjadi tank yang baru,” kata Pos yang baru-baru ini berkunjung ke Turki.
Kerja sama dengan Turki ini, lanjut dia, merupakan upaya agar Indonesia tak dianggap mencuri kekayaan hak intelektual negara lain. “Juga agar alih teknologi berjalan lancar karena kalau kita bekerja sama dengan negara maju, terlalu tinggi untuk diserap dalam waktu singkat,” jelas dia.
Asisten Bidang Kerja Sama KKIP, Silmy Karim, menambahkan Indonesia perlu menyiapkan kemampuan industri pertahanan agar sesuai kebutuhan kekuatan pertahanan di masa mendatang. “Perlu ada langkah sinkronisasi antara kebutuhan pertahanan dan industri pertahanan,” ujar dia.
Kerja sama dengan Turki merupakan tindak lanjut dari implementasi UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Ke depan, dia berharap Indonesia akan melakukan kerja sama-kerja sama lagi dengan negara lain. “Saat ini kita juga sudah bekerja sama dengan Korea Selatan,” ujar dia.
Untuk teknologi pembuatan tank, Silmy mengatakan PT Pindad saat ini baru mampu membuat penggerak roda. Setelah bekerja sama dengan Turki, diharapkan Indonesia bisa membuat sendiri personal carrier hingga tank secara utuh. “Turki siap bekerja sama dari proses desain sampai tahap akhir, yakni produksi. Bahkan tak menutup kemungkinan melaksanakan pemasaran bersama,” ujar Silmy.
Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia dan Turki melaksanakan Defence Industry Corporation Meeting (DICM) kedua di Istanbul, Turki, Selasa (7/5) lalu. Pertemuan tersebut membahas kerja sama pembuatan medium tank dan alat komunikasi.
Pos M Hutabarat yang mewakili Indonesia dalam penandatanganan kerja sama itu mengatakan kerja sama industri pertahanan ini adalah langkah maju dan menjadi titik awal kerja sama industri pertahanan kedua negara. Kerja sama itu melibatkan PT Pindad dan PT LEN sebagai BUMN industri pertahanan. Keduanya akan bermitra dengan industri pertahanan Turki, FNSS dan ASELSAN.
Secara terpisah, Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Yusgiantoro, mengatakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) memetakan perkembangan kekuatan TNI terhadap dinamika global, regional, dan nasional. Pemetaan tersebut dipaparkan dalam rapat kabinet terbatas yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Rabu (15/5) siang.
“Khususnya yang meliputi masalah alutsista, sarana dan prasarana, SDM, dan kelembagaan,” kata Menhan seusai rapat. Saat memberi keterangan pers, Purnomo didampingi Wakil Menhan, Sjafrie Sjamsudin, Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, Kasad, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Kasau, Marsekal TNI Ida Bagus Putu, dan Kasal, Laksamana Marsetio.
Berbagai Aspek
Secara khusus, lanjut Menhan, Kemhan memaparkan bagaimana menyikapi penguatan kekuatan TNI ke depan. Rapat kabinet melihat perkembangan kekuatan TNI dari berbagai aspek, seperti pertahanan, sejarah, yuridis, reformasi birokrasi, sosiologis, doktrin, keterpaduan, dan politik.
“Bagaimana kita harus bersikap terkait pembangunan perkembangan pertahanan kita, khususnya TNI,” kata Menhan.
Apa yang dibahas dalam rapat tadi masih tahap awal. “Satu bulan ke depan, akan ada lagi pembahasan dalam sidang kabinet untuk menentukan bagaiamana sebaiknya struktur pertahanan dan kelembagaan pertahanan kita,” kata Menhan.
Saat ditanya mengenai pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan), Menhan mengatakan masih dalam proses pembahasan. “Kami belum sampai ke sana. Sebetulnya memang ada pemikiran bahwa rentang tanggung jawab Panglima TNI sangat banyak, mulai dari Sabang sampai Merauke. Ini luas sekali. Dan pemikiran-pemikiran berkembang di dalam bagaimana kita menyikapi mengenai komando-komando pertahanan kita ke depan itu seperti apa. Tetapi kita belum sampai ke sana,” jawab Purnomo.
Sumber: Koran Jakarta
16 Mei 2013, Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Turki bekerja sama membangun tank kelas menengah atau medium tank. Pemerintah Indonesia akan diwakili PT Pindad untuk pembuatan tank yang direncanakan berdurasi tiga hingga empat tahun ini.
“Jadi, antara periode tiga hingga empat tahun ke depan, kita bisa membuat tank sendiri,” kata Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, Kementerian Pertahanan (Kemhan), Pos M Hutabarat, di Kantor Kemhan, Jakarta, Rabu (15/5).
Pos mengatakan Indonesia masih memerlukan tank agar kekuatan pertahanan dalam negeri bisa memadai di tingkat regional. Jatuhnya pilihan ke Turki karena negara itu memiliki niat yang sama untuk membangun tank. “Turki juga bisa memodifikasi tank-tank yang sudah ada menjadi tank yang baru,” kata Pos yang baru-baru ini berkunjung ke Turki.
Kerja sama dengan Turki ini, lanjut dia, merupakan upaya agar Indonesia tak dianggap mencuri kekayaan hak intelektual negara lain. “Juga agar alih teknologi berjalan lancar karena kalau kita bekerja sama dengan negara maju, terlalu tinggi untuk diserap dalam waktu singkat,” jelas dia.
Asisten Bidang Kerja Sama KKIP, Silmy Karim, menambahkan Indonesia perlu menyiapkan kemampuan industri pertahanan agar sesuai kebutuhan kekuatan pertahanan di masa mendatang. “Perlu ada langkah sinkronisasi antara kebutuhan pertahanan dan industri pertahanan,” ujar dia.
Kerja sama dengan Turki merupakan tindak lanjut dari implementasi UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Ke depan, dia berharap Indonesia akan melakukan kerja sama-kerja sama lagi dengan negara lain. “Saat ini kita juga sudah bekerja sama dengan Korea Selatan,” ujar dia.
Untuk teknologi pembuatan tank, Silmy mengatakan PT Pindad saat ini baru mampu membuat penggerak roda. Setelah bekerja sama dengan Turki, diharapkan Indonesia bisa membuat sendiri personal carrier hingga tank secara utuh. “Turki siap bekerja sama dari proses desain sampai tahap akhir, yakni produksi. Bahkan tak menutup kemungkinan melaksanakan pemasaran bersama,” ujar Silmy.
Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia dan Turki melaksanakan Defence Industry Corporation Meeting (DICM) kedua di Istanbul, Turki, Selasa (7/5) lalu. Pertemuan tersebut membahas kerja sama pembuatan medium tank dan alat komunikasi.
Pos M Hutabarat yang mewakili Indonesia dalam penandatanganan kerja sama itu mengatakan kerja sama industri pertahanan ini adalah langkah maju dan menjadi titik awal kerja sama industri pertahanan kedua negara. Kerja sama itu melibatkan PT Pindad dan PT LEN sebagai BUMN industri pertahanan. Keduanya akan bermitra dengan industri pertahanan Turki, FNSS dan ASELSAN.
Secara terpisah, Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Yusgiantoro, mengatakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) memetakan perkembangan kekuatan TNI terhadap dinamika global, regional, dan nasional. Pemetaan tersebut dipaparkan dalam rapat kabinet terbatas yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Rabu (15/5) siang.
“Khususnya yang meliputi masalah alutsista, sarana dan prasarana, SDM, dan kelembagaan,” kata Menhan seusai rapat. Saat memberi keterangan pers, Purnomo didampingi Wakil Menhan, Sjafrie Sjamsudin, Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, Kasad, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Kasau, Marsekal TNI Ida Bagus Putu, dan Kasal, Laksamana Marsetio.
Berbagai Aspek
Secara khusus, lanjut Menhan, Kemhan memaparkan bagaimana menyikapi penguatan kekuatan TNI ke depan. Rapat kabinet melihat perkembangan kekuatan TNI dari berbagai aspek, seperti pertahanan, sejarah, yuridis, reformasi birokrasi, sosiologis, doktrin, keterpaduan, dan politik.
“Bagaimana kita harus bersikap terkait pembangunan perkembangan pertahanan kita, khususnya TNI,” kata Menhan.
Apa yang dibahas dalam rapat tadi masih tahap awal. “Satu bulan ke depan, akan ada lagi pembahasan dalam sidang kabinet untuk menentukan bagaiamana sebaiknya struktur pertahanan dan kelembagaan pertahanan kita,” kata Menhan.
Saat ditanya mengenai pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan), Menhan mengatakan masih dalam proses pembahasan. “Kami belum sampai ke sana. Sebetulnya memang ada pemikiran bahwa rentang tanggung jawab Panglima TNI sangat banyak, mulai dari Sabang sampai Merauke. Ini luas sekali. Dan pemikiran-pemikiran berkembang di dalam bagaimana kita menyikapi mengenai komando-komando pertahanan kita ke depan itu seperti apa. Tetapi kita belum sampai ke sana,” jawab Purnomo.
Sumber: Koran Jakarta
Wednesday, May 15, 2013
KRI Kujang-642 Ikuti IMDEX 2013 di Singapura
15 Mei 2013, Batam: KRI Kujang-642 dengan Komandan KRI Mayor Laut (P) Lugi Santoso, salah satu kapal perang TNI AL produski dalam negeri dilibatkan mengikuti IMDEX (International Maritime Defence Exhibition and Conference) Asia 2013 yang akan dilaksanakan di Changi Naval Base Republic of Singapore Navy (RSN), tolak dari alur Mentigi berangkat menuju Singapura, Senin (13/5).
KRI Kujang-642 salah satu unsur jenis Kapal cepat Rudal (KCR) yang sehari-hari dibawah pembinaan Satuan Kapal Cepat Komando Armada RI Kawasan Barat dengan markas satuan di Mentigi Tanjung Uban.
Kapal baru produksi dalam negeri jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat tersebut, bersama dengan KRI Frans Kaisiepo-368 yang sehari-hari dibawah pembinaan Satuan kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur diberangkatkan sebagai duta Bangsa Indonesia.
Keterlibatan unsur terbaru KRI Kujang-642 salah satu Unsur KRI Jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat tersebut, dalam rangka mengikuti pameran alutsista dan teknologi yang diselenggarakan di Changi Naval Base Republic of Singapore Navy (RSN).
Dalam kesempatan tersebut KRI Kujang-642 sebagai salah satu kapal perang yang memperkuat jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat dilibatkan dengan tujuan sebagai salah satu keunggulan produksi putra-putra bangsa Indonesia. Selain itu kegiatan ini sebagai media untuk mempromosikan dan menunjukkan produk industri strategis nasional kepada masyarakat dunia.
Sumber: Dispenarmabar
Parlemen Agendakan Raker Pertanyakan Proyek KFX dan Kapal Selam
15 Mei 2013, Jakarta: Komisi I DPR RI mengagendakan rapat dengan Kemenhan dan jajaran TNI guna membahas proses modernisasi alutsista yang dalam prosesnya bermasalah. Komisi I akan menanyakan proyek bersama pembuatan pesawat canggih Korean Fighter eXperiment (KFX) yang dihentikan sepihak oleh Korea Selatan dan telah merugikan Indonesia sebagai mitranya.
"Dalam rapat internal di Komisi I Senin (13/5) kemarin diputuskan, kita akan mempertanyakan kenapa perjanjian itu lemah. Sehingga, Korea Selatan secara sepihak bisa dengan seenaknya membatalkan proyek kerjasamanya," ujar Wakil Ketua DPR RI Tubagus Hasanuddin. Padahal, untuk proyek ini, pemerintah sudah membayar sebesar 70 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1,6 triliun.
Kerja sama untuk membangun pesawat super canggih KFX ini sudah berlangsung sejak 2001. Proyek itu dibiayai bersama oleh Indonesia dan Korea Selatan. Dalam proyek itu, pemerintah Indonesia diwajibkan menyetor sekitar 20 persen dari total dana Rp 80 triliun yang dibutuhkan.
Selain itu, Komisi I juga akan mempertanyakan kerjasama untuk pembelian 3 kapal selam dari Korsel. Karena, ternyata teknologi kapal selam dari Korsel itu menggunakan teknologi Jerman, di mana Jerman hanya memberikan lisensi teknologi kapal selam itu kepada Turki.
"Kita dapat surat dari pemerintah Jerman yang isinya mempertanyakan langkah pemerintah RI membeli kapal selam dari Korsel, yang menggunakan sistem teknologi yang dimiliki Jerman. Di mana, dalam surat tersebut disebutkan bahwa pihak Korsel tidak mendapat lisensi teknologi dari Jerman. Lisensinya hanya diberikan pada Turki saja," tuturnya.
Intinya, kata polotisi PDI-Perjuangan ini, surat dari Jerman itu memperingatkan Indonesia agar hati-hati saja atas kapal selam yang dibeli dari Korsel itu. Hal ini mengingat tidak ada jaminan lisensi dari negara pemilik teknologinya. Secara etika, semestinya Korsel harus minta ijin dulu ke Jerman. Tapi sampai saat ini, Korsel belum melakukannya.
Menurut Hasanuddin, kejadian ini akan berpengaruh pada upaya modernisasi alutsista TNI AL, khususnya dalam hal pengadaan kapal selam.
"Karena itu, saran Komisi I, TNI AL nyari lagi saja kapal selam yang tidak bermasalah. Karena, saat ini banyak negara produsen kapal selam kok," katanya.
Sumber: Jurnal Parlemen
Monday, May 13, 2013
TNI Mencapai MEF 40 Persen pada 2014
(Foto: Koarmatim)
13 Mei 2013, Jakarta: Pemerintah memastikan kekuatan pokok minimal (minimum essential forces/MEF) pada 2014 akan mencapai 40 persen. Rencananya, MEF benar-benar tercapai pada 2019. Pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) akan terus dipenuhi secara bertahap.
"TNI menyampaikan apresiasi terhadap Komisi I DPR yang terus mendorong, mendukung pengadaan alutsista sehingga bisa dilaksanakan sesuai dengan program pembangunan kekuatan menuju kekuatan pokok minimal," kata Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, saat meninjau Latihan Gabungan TNI di Sangatta, Kalimantan Timur, Minggu (12/5).
Sebelumnya, Panglima menyatakan target MEF pada 2014 mendatang akan bisa surplus 10 persen dari target yang sebelumnya direncanakan dalam blue print pertahanan, yakni 30 persen. "Saya optimistis bisa tercapai jika konsisten terhadap pembangunan yang sudah dibuat dalam blueprint pertahanan," kata Panglima.
Sementara itu, setelah dua hari yang lalu sukses melancarkan serbuan amfibi, TNI kembali mengerahkan puluhan kapal perang TNI AL yang tergabung dalam unsur Komando Tugas Gabungan Pendarat Administrasi (Kogasgabratmin) dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI Tingkat Divisi tahun 2013.
Kapal-kapal perang itu didatangkan untuk mendaratkan pasukan beserta seluruh material berupa perlengkapan tempur dan logistik lainnya di Dermaga Lubuk Tutung, Sangatta, Kalimantan Timur, Sabtu (11/5). Dalam Latgab TNI itu, Kogasgabratmin memunyai tugas melaksanakan operasi pendaratan administrasi Kogasratgab di tumpuan Pantai Sekerat, Sangatta, Kalimantan Timur, guna operasi darat lanjutan dalam rangka mendukung tugas pokok Komando Gabungan TNI.
Parleman Dukung Modernisasi TNI
Komisi I DPR akan terus mendorong modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan cara dukungan peningkatan anggaran. Hal ini dalam rangka pemenuhan kekuatan minimum dan ideal TNI.
"Dalam APBN-Perubahan di 2013 nanti, Komisi I tentu akan kembali mengupayakan penambahan anggaran bagi TNI untuk kelanjutan modernisasi alutsista TNI," kata anggota Komisi I DPR Husnan Bey Fananie.
Husnan mengatakan itu setelah bersama rekan sekomisinya, Tritamtomo, menyaksikan Latihan Gabungan TNI 2013 yang berlangsung di Sangatta, Kalimantan Timur.
Menurut politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini, dari pelaksanaan latihan perang tersebut terlihat hasil upaya modernisasi alutsista TNI. Husnan menambahkan, saat menyaksikan latihan perang TNI itu, pihak Panglima TNI sempat menyampaikan ke Komisi I bahwa saat hari jadi TNI pada 5 Oktober mendatang, TNI akan menggelar parade dan memamerkan seluruh alutsista modern milik TNI.
"Agar masyarakat tahu bahwa dukungan anggaran bagi TNI yang besar itu memang dibelanjakan untuk modernisasi alutsista. Sehingga TNI akan perlihatkan hal itu, agar masyarakat juga tahu, kini sebagian alutsista yang dimiliki TNI, sebagian besarnya telah modern dan canggih," tegasnya.
Husnan juga menjelaskan, Latihan Gabungan TNI 2013 ini merupakan latihan perang terbesar yang digelar TNI, karena melibatkan 16 ribu personel dari tiga angkatan TNI AD, AU, dan AL, dengan alutsista yang dimiliki. Misal, pesawat tempur F-16, Sukhoi, lebih dari 20 kapal perang dan puluhan armada amfibi milik TNI AL.
Sumber: Koran Jakarta/Jurnal Parlemen
13 Mei 2013, Jakarta: Pemerintah memastikan kekuatan pokok minimal (minimum essential forces/MEF) pada 2014 akan mencapai 40 persen. Rencananya, MEF benar-benar tercapai pada 2019. Pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) akan terus dipenuhi secara bertahap.
"TNI menyampaikan apresiasi terhadap Komisi I DPR yang terus mendorong, mendukung pengadaan alutsista sehingga bisa dilaksanakan sesuai dengan program pembangunan kekuatan menuju kekuatan pokok minimal," kata Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, saat meninjau Latihan Gabungan TNI di Sangatta, Kalimantan Timur, Minggu (12/5).
Sebelumnya, Panglima menyatakan target MEF pada 2014 mendatang akan bisa surplus 10 persen dari target yang sebelumnya direncanakan dalam blue print pertahanan, yakni 30 persen. "Saya optimistis bisa tercapai jika konsisten terhadap pembangunan yang sudah dibuat dalam blueprint pertahanan," kata Panglima.
Sementara itu, setelah dua hari yang lalu sukses melancarkan serbuan amfibi, TNI kembali mengerahkan puluhan kapal perang TNI AL yang tergabung dalam unsur Komando Tugas Gabungan Pendarat Administrasi (Kogasgabratmin) dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI Tingkat Divisi tahun 2013.
Kapal-kapal perang itu didatangkan untuk mendaratkan pasukan beserta seluruh material berupa perlengkapan tempur dan logistik lainnya di Dermaga Lubuk Tutung, Sangatta, Kalimantan Timur, Sabtu (11/5). Dalam Latgab TNI itu, Kogasgabratmin memunyai tugas melaksanakan operasi pendaratan administrasi Kogasratgab di tumpuan Pantai Sekerat, Sangatta, Kalimantan Timur, guna operasi darat lanjutan dalam rangka mendukung tugas pokok Komando Gabungan TNI.
Parleman Dukung Modernisasi TNI
Komisi I DPR akan terus mendorong modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan cara dukungan peningkatan anggaran. Hal ini dalam rangka pemenuhan kekuatan minimum dan ideal TNI.
"Dalam APBN-Perubahan di 2013 nanti, Komisi I tentu akan kembali mengupayakan penambahan anggaran bagi TNI untuk kelanjutan modernisasi alutsista TNI," kata anggota Komisi I DPR Husnan Bey Fananie.
Husnan mengatakan itu setelah bersama rekan sekomisinya, Tritamtomo, menyaksikan Latihan Gabungan TNI 2013 yang berlangsung di Sangatta, Kalimantan Timur.
Menurut politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini, dari pelaksanaan latihan perang tersebut terlihat hasil upaya modernisasi alutsista TNI. Husnan menambahkan, saat menyaksikan latihan perang TNI itu, pihak Panglima TNI sempat menyampaikan ke Komisi I bahwa saat hari jadi TNI pada 5 Oktober mendatang, TNI akan menggelar parade dan memamerkan seluruh alutsista modern milik TNI.
"Agar masyarakat tahu bahwa dukungan anggaran bagi TNI yang besar itu memang dibelanjakan untuk modernisasi alutsista. Sehingga TNI akan perlihatkan hal itu, agar masyarakat juga tahu, kini sebagian alutsista yang dimiliki TNI, sebagian besarnya telah modern dan canggih," tegasnya.
Husnan juga menjelaskan, Latihan Gabungan TNI 2013 ini merupakan latihan perang terbesar yang digelar TNI, karena melibatkan 16 ribu personel dari tiga angkatan TNI AD, AU, dan AL, dengan alutsista yang dimiliki. Misal, pesawat tempur F-16, Sukhoi, lebih dari 20 kapal perang dan puluhan armada amfibi milik TNI AL.
Sumber: Koran Jakarta/Jurnal Parlemen