Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro didampingi Dirut PT. Dirgantara Indonesia Budi Santoso dan pejabat di lingkungan Kemhan, Jumat (22/3) menerima kunjungan Chief Executive Officer (CEO) Airbus Military, Domingo Urena Raso di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut membahas peningkatan program kerjasama bidang kedirgantaraan antara Airbus Military dengan PT. Dirgantara Indonesia. (Foto: DMC)
22 Maret 2013, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, Indonesia akan mengirim dua tim untuk ikut berpartisipasi dalam Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA) 2013. Pertama, Jupiter Aerobatic Team dari Skuadron Pendidikan 102 Lanud Adi Sutjipto TNI Angkatan Udara. "Kedua, dari segi komersial, kami kirim perwakilan PT Dirgantara Indonesia dengan satu unit pesawat CN295," kata Purnomo saat ditemui di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Jumat, 22 Maret 2013.
Pesawat terbaru produksi Tanah Air ini sudah berangkat ke Lengkawi, Malaysia, pagi tadi. Pesawat militer angkut kelas medium itu mengambil rute Jakarta-Medan-Lengkawi. Di Medan, pesawat akan mengisi bahan bakar.
Purnomo menyebutkan, sampai saat ini ada dua negara tetangga yang tertarik membeli CN295, yakni Thailand dan Filipina. "Kami harap, dalam pameran di Lengkawi akan menarik banyak perhatian internasional," harap Purnomo.
Adapun Direktur Niaga PT DI, Budiman Saleh, mengatakan, selain menawarkan CN295 di LIMA 2013, mereka juga akan menawarkan pesawat produksi lain, yakni CN212 dan CN235. Namun PT DI hanya membawa satu unit pesawat sebagai contoh, yakni CN295.
"Ada beberapa negara yang tertarik, seperti Filipina yang tertarik pada CN212, CN235, dan CN295. Ada Malaysia yag tertarik CN295, Korea Selatan juga tertarik CN212 dan CN 235," kata Budiman di tempat yang sama.
Pesawat CN295, dia melanjutkan, saat ini merupakan pesawat militer angkut tercanggih di kelasnya. Keunggulannya, pesawat ini hanya butuh landasan pacu yang pendek untuk terbang dan mendarat. "Juga bisa take off dan landing di medan darurat. Selain itu, sistem navigasi dan avionik baru," kata Budiman.
Menteri Purnomo Yusgiantoro pun mengaku bangga dengan produksi anak bangsa yang satu ini. Menurut dia, industri dirgantara dan pertahanan Indonesia mengalami perkembangan. "Negara yang kuat adalah negara yang punya industri pertahanan kuat," kata Purnomo.
Sumber: TEMPO
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Friday, March 22, 2013
Jupiter Aerobatic Team Menuju ke Langkawi
Komandan Lanud Adisutjipto melaksanakan Foto bersama sebelum leaving meninggaklkan selter KT 01-Wong Bee, Jumat(22/2) Lanud Adi Sutjipto.
22 Maret 2013, Jogyakarta: Berangkat Dari Pangkalan Udara Adisutjipto, 7 pesawat KT-01 Wong Bee menuju Malaysia. Jupiter Aerobatic Team, yang bermarkas di Pangkalan TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta, jumat pagi (22/3), bertolak meninggalkan Langit Yogyakarta untuk segera unjuk kebolehan tampil di Langkawi International Maritime and aerospace Exhibition 2013, wilayah utara Malaysia.
Dimulai Briefing Penerbangan pagi, yang dipimpin oleh Komandan Lanud Adisutjipto Marsma TNI Agus munandar, SE, dan Komandan Wing Pendidikan Terbang Kol. Pnb Minggit Tribowo juga menghadirkan seluruh Penerbang JAT serta pihak PLLU, Meteo, Lambangja, Perwira teknik. Breifing terakhir yang membahas teknis penerbangan yang akan dilakukan berlangsung singkat dan diakhiri dengan doa bersama.
Komandan Lanud Adisutjipto dan Komandan Wing Pendidikan Terbang ikut dalam rombongan Tim JAT dengan 7 pesawat tadi. Mulai hari ini hingga 1 April nanti Tim Jupiter akan melaksanakan unjuk kebolehan di negara tetangga. Komandan Pangkalan TNI AU Adisutjipto Marsekal Pertama TNI Agus Munandar,SE, disela-sela keberangkatan juga menyempatkan diri untuk foto bersama dan dilanjutkan dengan menaiki Cockpit bersama Jupiter 4 Mayor Pnb HS. “Condor” Romas.
Sedangkan 35 Ground Crew dan para pendukung lainnya juga bersama-sama menuju langkawi namun singgah di Lanud Halim Perdana Kusuma sebelum menuju langkawi Malaysia, mengunakan Herkules A-1308 dan A1326.
Dipimpin oleh Flight Leader Letkol Pnb Dedy “Leopard” Susanto, SE, JAT masing-masing diawaki oleh May Pnb Frando marpaung, May Pnb HS. Romas, May. Pnb Marcelinus, May Pnb HM Kisha, Kapt Pnb IB Adi Brata. Menurut rencana JAT akan menampilkan 15 formasi antara lain : Jupiter Roll, Loop, XClover Leap, Mirror, Tango to dan Jupiter Roll back. Hi “G” TurnRoll Slide dan Break Off.
Sumber: Pentak Adisutjipto
22 Maret 2013, Jogyakarta: Berangkat Dari Pangkalan Udara Adisutjipto, 7 pesawat KT-01 Wong Bee menuju Malaysia. Jupiter Aerobatic Team, yang bermarkas di Pangkalan TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta, jumat pagi (22/3), bertolak meninggalkan Langit Yogyakarta untuk segera unjuk kebolehan tampil di Langkawi International Maritime and aerospace Exhibition 2013, wilayah utara Malaysia.
Dimulai Briefing Penerbangan pagi, yang dipimpin oleh Komandan Lanud Adisutjipto Marsma TNI Agus munandar, SE, dan Komandan Wing Pendidikan Terbang Kol. Pnb Minggit Tribowo juga menghadirkan seluruh Penerbang JAT serta pihak PLLU, Meteo, Lambangja, Perwira teknik. Breifing terakhir yang membahas teknis penerbangan yang akan dilakukan berlangsung singkat dan diakhiri dengan doa bersama.
Komandan Lanud Adisutjipto dan Komandan Wing Pendidikan Terbang ikut dalam rombongan Tim JAT dengan 7 pesawat tadi. Mulai hari ini hingga 1 April nanti Tim Jupiter akan melaksanakan unjuk kebolehan di negara tetangga. Komandan Pangkalan TNI AU Adisutjipto Marsekal Pertama TNI Agus Munandar,SE, disela-sela keberangkatan juga menyempatkan diri untuk foto bersama dan dilanjutkan dengan menaiki Cockpit bersama Jupiter 4 Mayor Pnb HS. “Condor” Romas.
Sedangkan 35 Ground Crew dan para pendukung lainnya juga bersama-sama menuju langkawi namun singgah di Lanud Halim Perdana Kusuma sebelum menuju langkawi Malaysia, mengunakan Herkules A-1308 dan A1326.
Dipimpin oleh Flight Leader Letkol Pnb Dedy “Leopard” Susanto, SE, JAT masing-masing diawaki oleh May Pnb Frando marpaung, May Pnb HS. Romas, May. Pnb Marcelinus, May Pnb HM Kisha, Kapt Pnb IB Adi Brata. Menurut rencana JAT akan menampilkan 15 formasi antara lain : Jupiter Roll, Loop, XClover Leap, Mirror, Tango to dan Jupiter Roll back. Hi “G” TurnRoll Slide dan Break Off.
Sumber: Pentak Adisutjipto
Indonesia dan Rusia Bahas Kerjasama Pengadaan Alutsista
.
21 Maret 2013, Jakarta: Sebelum menghadiri acara penutupan Forum JIDD 2013, Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yugiantoro, Kamis (21/3) menerima kunjungan Wakil Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Negara Federal Rusia, Col. Gen. Oleg Salukov, Di Board room six, Jakarta Covention Center (JCC), Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pejabat negara membahas kelanjutan kerjasama bidang pertahanan khususnya pengadaan Alutsista dan bidang latihan bersama personil militer. Kedua pejabat negara tersebut juga berharap kerjasama pertahanan yang telah dilaksanakan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Federasi Rusia yang selama ini sudah dilaksanakan akan terus berlanjut dan dapat ditingkatkan dari waktu-ke waktu.
Sumber: DMC
21 Maret 2013, Jakarta: Sebelum menghadiri acara penutupan Forum JIDD 2013, Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yugiantoro, Kamis (21/3) menerima kunjungan Wakil Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Negara Federal Rusia, Col. Gen. Oleg Salukov, Di Board room six, Jakarta Covention Center (JCC), Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pejabat negara membahas kelanjutan kerjasama bidang pertahanan khususnya pengadaan Alutsista dan bidang latihan bersama personil militer. Kedua pejabat negara tersebut juga berharap kerjasama pertahanan yang telah dilaksanakan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Federasi Rusia yang selama ini sudah dilaksanakan akan terus berlanjut dan dapat ditingkatkan dari waktu-ke waktu.
Sumber: DMC
TNI AD Uji Terima Rudal Anti Tank Buatan Inggris
22 Maret 2013, Bandung: Pada hari Rabu tanggal 20 Maret 2013 di Pusdikpassus, Batujajar, Bandung Barat telah dilaksanakan kegiatan Uji Terima Rudal Anti Tank Guided Misille [NLAW] produk Inggris dihadiri oleh pejabat dari jajaran TNI AD yang berkaitan langsung dengan uji terima Rudal Anti Tank yang berjalan dengan aman, tertib dan lancar.
Uji Terima Rudal Anti Tank Guided Misille dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan Alutsista Satuan Batalyon Infanteri jajaran TNI Angkatan Darat, dengan demikian satuan Infanteri jajaran TNI Angkatan Darat memiliki daya tempur yang sangat tinggi dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat.
Sumber: Pusdikif
Wednesday, March 20, 2013
Indonesia dan Belarusia Akan Produksi Pengendali Senjata untuk Panser Anoa
Presiden SBY menerima kunjungan kenegaraan Presiden Belarus Alexander Lukashenko di Istana Merdeka, Selasa (19/3) pukul 15.00 WIB. (Foto: abror/presidenri.go.id)
19 Maret 2013, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Indonesia dan Belarus sepakat untuk memproduksi bersama pengendali atau remote control untuk senjata yang akan dipasangkan di Panser Anoa produksi PT Pindad.
Menurut Purnomo, kerja sama tersebut dipayungi dalam nota kesepahaman bersama yang telah ditandatangani dirinya dengan Ketua Komite Industri Militer Negara Belarus Sergei Gurulev di Istana merdeka, Jakarta, Selasa.
"Yang barusan itu `joint production` (produksi bersama) `remote weapon system` untuk dipakai di Panser Anoa," katanya.
Ia mengatakan, selama ini `remote control` tersebut dibeli dari Belarusia, dengan adanya kerja sama ini nantinya akan di produksi bersama antara Indonesia dengan Belarus.
"Jadi nilai tambah untuk kita, kita bisa buka lapangan kerja, investasi bersama," katanya.
Selain itu, menurut dia, peningkatan kerja sama untuk industri pertahanan ke depan dapat ditingkatkan. Selain produksi bersama `remote weapon control system`, menurut Purnomo juga dapat ditingkatkan untuk produksi kendaraan pengangkut tank yang dapat mengangkut dua tank dan `anti tank guide mission`.
Ia menambahkan, Belarus memiliki kemampuan penguasaan dalam teknologi senjata sebagai salah satu pecahan dari Uni Soviet. "Jadi dulu sebelum Uni Soviet pecah, ada industrinya itu di berbagai tempat. Nah di Belarus ini ada juga industri pertahanan mereka," katanya.
Sementara itu Presiden Direktur Pindad Adik A Soedarsono mengatakan, remote control yang akan diproduksi tersebut akan dibenamkan di Panser Anoa sehingga dapat mengendalikan senjata dari dalam Panser.
"Jadi nanti di Anoa itu tidak usah ada orang di atasnya. Itu produksinya di Pindad," katanya.
Sumber: ANTARA News
19 Maret 2013, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Indonesia dan Belarus sepakat untuk memproduksi bersama pengendali atau remote control untuk senjata yang akan dipasangkan di Panser Anoa produksi PT Pindad.
Menurut Purnomo, kerja sama tersebut dipayungi dalam nota kesepahaman bersama yang telah ditandatangani dirinya dengan Ketua Komite Industri Militer Negara Belarus Sergei Gurulev di Istana merdeka, Jakarta, Selasa.
"Yang barusan itu `joint production` (produksi bersama) `remote weapon system` untuk dipakai di Panser Anoa," katanya.
Ia mengatakan, selama ini `remote control` tersebut dibeli dari Belarusia, dengan adanya kerja sama ini nantinya akan di produksi bersama antara Indonesia dengan Belarus.
"Jadi nilai tambah untuk kita, kita bisa buka lapangan kerja, investasi bersama," katanya.
Selain itu, menurut dia, peningkatan kerja sama untuk industri pertahanan ke depan dapat ditingkatkan. Selain produksi bersama `remote weapon control system`, menurut Purnomo juga dapat ditingkatkan untuk produksi kendaraan pengangkut tank yang dapat mengangkut dua tank dan `anti tank guide mission`.
Ia menambahkan, Belarus memiliki kemampuan penguasaan dalam teknologi senjata sebagai salah satu pecahan dari Uni Soviet. "Jadi dulu sebelum Uni Soviet pecah, ada industrinya itu di berbagai tempat. Nah di Belarus ini ada juga industri pertahanan mereka," katanya.
Sementara itu Presiden Direktur Pindad Adik A Soedarsono mengatakan, remote control yang akan diproduksi tersebut akan dibenamkan di Panser Anoa sehingga dapat mengendalikan senjata dari dalam Panser.
"Jadi nanti di Anoa itu tidak usah ada orang di atasnya. Itu produksinya di Pindad," katanya.
Sumber: ANTARA News
Batalyon Linud 501 Braja Yudha Latihan Penerjunan
20 Maret 2013, Magetan: Sebanyak tujuh pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdana Kusuma dan Skadron Udara 32 Lanud Abdulrahman Saleh Malang, mendukung pelaksanaan misi latihan penerjunaan pasukan Linud 501 Braja Yudha Madiun, dengan Dropping Zone (DZ) daerah Asembagus Situbondo Jawa Timur, Selasa (19/3).
Sebanyak 480 prajurit Linud Batalyon 501 Braja Yudha Madiun, melaksanakan penerjunan di daerah Asembagus, Situbondo Jawa Timur. Penerjunan dipimpin langsung oleh Komandan Batalyon 501, Mayor Inf Andy yang diberangkatkan dari Lanud Iswahjudi.
Tepat pukul 05.12 pagi ketujuh pesawat C-130 Hercules secara berurutan berangkat dari landasan pacu Lanud Iswahjudi, dengan membawa 480 penerjun dari prajurit Batalyon 501 Brajayudha, menuju droping Zone (DZ) daerah Asembagus Situbondo, guna melatih skill dan meningkatkan profesionalisme prajurit, serta persiapan latihan gabungan (Latgab) TNI mendatang.
Sumber: Pentak Lanud Iswahjudi
KASAU Tinjau Super Tucano
19 Maret 2013, Malang: Sebagaimana biasanya setiap pejabat baru, mengawali tugasnya dengan melihat langsung kesiapan satuan jajarannya. Hal ini dilakukan pula oleh orang nomor satu di TNI AU, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia yakni melakukan kunjungan kerja ke Lanud Abd Saleh pada hari Senin (18/3) yang sebelumnya telah melakukan kuker ke Lanud Iswahjudi Madiun.
Usai melaksanakan kukernya di Lanud Iwj Madiun, Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI IB Putu Dunia yang didampingi Asrena Kasau Marsda TNI Ismono Wijayanto dan beberapa Pejabat Mabesau melanjutkan kunjungannya di Lanud Abd Saleh hingga esok harinya, Selasa (19/3).
Kunjungan kerja Kasau diawali dengan menerima laporan Komando dari Komandan Lanud Abd Saleh, Marsma TNI Gutomo, S. IP. di Ruang Bina Yudha yang dihadiri seluruh Pejabat Lanud Abd Saleh beserta Insub. Kunjungan berikutnya, Kasau melihat langsung kesiapan pesawat Super Tucano di Skadud 21 Wing 2 Lanud Abd Saleh, ke Skatek 022 dan diakhiri di Skadron Udara 32.
Di home basenya pesawat Hercules tersebut, Kasau menyampaikan pesan-pesannya kepada seluruh Perwira TNI AU yang bertugas di Lanud Abd Saleh, agar tetap memotivasi diri untuk tetap bersemangat meningkatkan kinerjanya masing-masing meskipun TNI AU mengalami keterbatasan anggaran dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.
Tidak terlalu muluk-muluk yang dipesankan kepada para Perwira tersebut. Marsekal TNI Putu Dunia hanya berharap seluruh anggota TNI AU mau berbuat sedikit kebaikan, karena apabila seluruh anggota melakukan kebaikan untuk TNI AU meskipun sedikit yang dilakukan maka TNI AU akan mengalami kemajuan dari sebelumnya. Akan tetapi juga sebaliknya, apabila seluruh anggota melakukan keburukan meskipun hanya kecil nilainya maka institusi TNI AU akan menjadi buruk dan mengalami kemunduran.
Pesan tersebut tampak seperti “pesan sepele” tetapi sebenarnya besar sekali dampaknya. Hal ini terkait dari fakta yang ada di masyarakat bahwa sebagian besar warga di negeri ini sudah kehilangan rasa kesetiaannya kepada Negara, sehingga tinggal sedikit warga negeri katulistiwa ini yang mau berbuat baik untuk negaranya. Oleh karenanya apabila pesan Kasau ini dilaksanakan dengan sungguh-sungguh maka TNI AU akan mengalami kemajuan dari waktu ke waktu sehingga menjadi Angkatan Udara yang besar, yang selalu diidam-idamkan seluruh bangsa Indonesia.
Sumber: Pentak Abdulrachman Saleh
Tuesday, March 19, 2013
Indonesia dan Belarusia Jajaki Kerjasama Pertahanan
19 Maret 2013, Jakarta: Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan Ketua Komite Militer dan Industri Negara Republik Belarus Sergei Gurulev, Selasa (19/3) di kantor Kemhan, Jakarta. Dalam kunjungan ini, dibicarakan upaya peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara khususnya penjajakan kerjasama bidang industri pertahanan.
Kunjungan Ketua Komite Militer dan Industri Negara Republik Belarus kepada Menhan RI dilaksanakan dalam sela-sela kunjungannya sebagai Delegasi Belarus mendampingi kunjungan kenegaraan Presiden Belarus Alexander Lukashenko ke Indonesia tanggal 18 sampai dengan 20 Maret 2013.
Turut mendampingi Menhan dalam kesempatan tersebut Staf Khusus Menhan Bidang Kerjasama Internasional Soemadi D.M. Brotodiningrat, Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Sonny ESP, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Laksda TNI Ir. Rachmad Lubis dan Kepala Biro TU Setjen Kemhan Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc serta Direktur Utama PT Pindad (Persero) Adik A. Soedarsono.
Sumber: DMC
Delegasi Indonesia Ancam Tidak Ratifikasi Perdagangan Senjata
Pembukaan Konferensi PBB tentang Perjanjian Perdagangan Senjata (UN Conference on The Arms Trade Treaty). (Foto: UN Photo/Eskinder Debebe)
19 Maret 2013, New York: Delegasi Parlemen Indonesia yang mengikuti Konferensi PBB tentang Perjanjian Perdagangan Senjata (UN Conference on The Arms Trade Treaty) di New York, Amerika Serikat, menebar ancaman di forum.
Mereka menegaskan tidak akan meratifikasi Perjanjian Perdagangan Senjata jika sejumlah pasal yang memberatkan Indonesia tetap dipertahankan.
Pasal-pasal yang dinilai memberatkan antara lain tentang penilaian pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan secara sepihak oleh negara penyuplai senjata. Konten pasal ini cenderung hanya menguntungkan negara-negara maju. Indonesia sebagai negara pengguna senjata atau konsumen berada di posisi sulit.
"Pasal ini sangat subyektif dan sarat kepentingan politik negara-negara besar. Apalagi pengalaman selama ini menunjukkan adanya praktik standar ganda dalam implementasinya," kata Muhammad Najib, anggota Komisi I DPR, yang jadi juru bicara delegasi Parlemen Indonesia.
Pasal lain yang sulit diterima adalah dimasukkannya amunisi dan komponen yang setiap saat dapat diembargo jika Indonesia dianggap melanggar hak asasi manusia. Tidak fairnya, penilaian pelanggaran hanya dilakukan negara produsen. Jika diterapkan, pasal ini akan melumpuhkan alustista yang sudah dibeli dengan harga mahal.
"Delegasi Indonesia juga mengusulkan perlu ditegaskannya hak sebuah negara untuk melindungi seluruh wilayah dan teritorinya serta seluruh penduduknya," ujar Najib melalui pesan pendek dari New York, Amerika Serikat, Selasa (19/3).
Sumber: Jurnal Parlemen
19 Maret 2013, New York: Delegasi Parlemen Indonesia yang mengikuti Konferensi PBB tentang Perjanjian Perdagangan Senjata (UN Conference on The Arms Trade Treaty) di New York, Amerika Serikat, menebar ancaman di forum.
Mereka menegaskan tidak akan meratifikasi Perjanjian Perdagangan Senjata jika sejumlah pasal yang memberatkan Indonesia tetap dipertahankan.
Pasal-pasal yang dinilai memberatkan antara lain tentang penilaian pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan secara sepihak oleh negara penyuplai senjata. Konten pasal ini cenderung hanya menguntungkan negara-negara maju. Indonesia sebagai negara pengguna senjata atau konsumen berada di posisi sulit.
"Pasal ini sangat subyektif dan sarat kepentingan politik negara-negara besar. Apalagi pengalaman selama ini menunjukkan adanya praktik standar ganda dalam implementasinya," kata Muhammad Najib, anggota Komisi I DPR, yang jadi juru bicara delegasi Parlemen Indonesia.
Pasal lain yang sulit diterima adalah dimasukkannya amunisi dan komponen yang setiap saat dapat diembargo jika Indonesia dianggap melanggar hak asasi manusia. Tidak fairnya, penilaian pelanggaran hanya dilakukan negara produsen. Jika diterapkan, pasal ini akan melumpuhkan alustista yang sudah dibeli dengan harga mahal.
"Delegasi Indonesia juga mengusulkan perlu ditegaskannya hak sebuah negara untuk melindungi seluruh wilayah dan teritorinya serta seluruh penduduknya," ujar Najib melalui pesan pendek dari New York, Amerika Serikat, Selasa (19/3).
Sumber: Jurnal Parlemen
Kopaska dan USN Seal Latihan Pertempuran Jarak Dekat
18 Maret 2013, Jakarta: Dalam rangka meningkatkan ketajaman profesionalisme prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut dan menguji kemampuan individu maupun tim serta memantapkan standar operasi prosedur (SOP) di lapangan, prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut melaksanakan latihan Close Quarter Combat (CQC) bersama dengan US Navy Seal di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (18/3).
CQC adalah merupakan pertempuran yang dilakukan dalam jarak dekat atau di dalam ruangan yang bersifat agresif, dadakan, surprise dan Selektif Fire. Kegiatan latihan yang dilaksanakan antara pasukan khusus Angkatan Laut dari Indonesia dan Amerika Serikat (AS) tersebut dalam rangka latihan bersama dengan sandi “Flash Iron 13-01 Joint Combined Exchange Training (JCET)”.
Kegiatan latihan bersama tersebut, ditinjau secara langsung oleh Wakil Komandan Komando Latihan Komando Armada RI kawasan Barat (Wadan Kolatarmabar) Letkol Laut (P) I.G.P Aswan Candra selaku Tim evaluasi latihan.
Sumber: Dispenarmabar
Monday, March 18, 2013
Proyek Pembuatan Kapal Selam Tetap Diteruskan
Maket kapal selam dipesan Indonesia, dipamerkan PT PAL di Indo Defense 2012. (Foto: Berita HanKam)
18 Maret 2013, Jakarta: Proyek kerja sama pembuatan tiga kapal selam antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) tetap diteruskan. Proyek kapal selam ini tak terimbas penundaan proyek pengembangan pesawat tempur Korean Fighter Xperiment (KFX)/Indonesian Fighter Xperiment (IFX) karena kondisi ekonomi di Korsel. "Tidak ada penundaan. Proyek kapal selam tetap diteruskan sesuai jadwal yang ada," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik, Kementerian Pertahanan (Kemhan), Brigjen TNI Sisriadi, saat dihubungi Koran Jakarta, Minggu (17/3).
Itu artinya kapal selam pertama dan kedua hasil kerja sama kedua negara akan rampung pada 2016. Dia menambahkan mulai April 2013, tahapan pembuatan kapal selam sudah masuk pada steel cut atau pemotongan baja. "Steel cut merupakan tahapan awal dari pembuatan kapal selam. Diharapkan selesai dalam 40 bulan," jelas Sisriadi.
Dia menjelaskan pembuatan kapal selam tak tertunda seperti KFX karena mekanisme yang digunakan adalah jual-beli, sedangkan proyek KFX menggunakan mekanisme kerja sama. "Kalau sampai tertunda, artinya pihak Korsel harus membayar denda," kata dia. Seperti diketahui, Kemhan telah mengirimkan 130 personel ke Korsel pada Februari 2013 lalu untuk proyek pembuatan kapal selam.
Para personel itu diambil dari anggota TNI AL, ahli kapal selam dari PT PAL, dan sejumlah aka demisi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. "Pada 36 bulan pertama, mereka hanya akan memperhatikan cara membuat kapal selam," kata Staf Ahli Kementerian Pertahanan, Mayjen Hartind Asrin.
Hartind menjelaskan dua dari tiga kapal selam yang dibeli Indonesia akan dibuat di Korsel melalui perusahaan galangan Daewoo Shipbuiliding Marine Enginering (DSME). Pembuatan kapal selam pertama berlangsung dalam kurun 36 bulan. Selama itu pula teknisi dari Indonesia akan memperhatikan dengan saksama cara mereka merakit hingga akhirnya kapal selam itu selesai.
Masih Dibantu
Pada pembuatan kapal selam kedua, barulah para teknisi itu ikut turun. Namun, masih akan dibantu dari pihak Korsel. "Separo teknisi dari kita, separo dari mereka," kata dia. Pembuatan kapal selam kedua ini diperkirakan lebih singkat, yakni hanya 20 bulan. Pasalnya, pihak Korsel dan Indonesia menargetkan bisa membangun dua kapal selam itu dalam kurun 56 bulan atau sekitar 4,5 tahun.
"Diperkirakan dua kapal selam itu akan selesai pada pertengahan 2016," ujar Hartind. Untuk pembuatan kapal selam ketiga, pengerjaan sepenuhnya dilakukan teknisi Indonesia. Hartind mengatakan pembuatan kapal selam ketiga ini akan dilakukan di galangan PT PAL di Surabaya.
Meski demikian, pihak DSME tetap akan mengawasi pembuatannya. "Proses pembuatannya diperkirakan memakan waktu 24-36 bulan," kata dia. Kapal selam berjenis 209 dengan teknologi setara jenis 214 ini diperkirakan menghabiskan dana 1 miliar dollar atau 10 triliun rupiah. Pembayarannya menggunakan anggaran APBN 2010-2014.
Sumber: Koran Jakarta
18 Maret 2013, Jakarta: Proyek kerja sama pembuatan tiga kapal selam antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) tetap diteruskan. Proyek kapal selam ini tak terimbas penundaan proyek pengembangan pesawat tempur Korean Fighter Xperiment (KFX)/Indonesian Fighter Xperiment (IFX) karena kondisi ekonomi di Korsel. "Tidak ada penundaan. Proyek kapal selam tetap diteruskan sesuai jadwal yang ada," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik, Kementerian Pertahanan (Kemhan), Brigjen TNI Sisriadi, saat dihubungi Koran Jakarta, Minggu (17/3).
Itu artinya kapal selam pertama dan kedua hasil kerja sama kedua negara akan rampung pada 2016. Dia menambahkan mulai April 2013, tahapan pembuatan kapal selam sudah masuk pada steel cut atau pemotongan baja. "Steel cut merupakan tahapan awal dari pembuatan kapal selam. Diharapkan selesai dalam 40 bulan," jelas Sisriadi.
Dia menjelaskan pembuatan kapal selam tak tertunda seperti KFX karena mekanisme yang digunakan adalah jual-beli, sedangkan proyek KFX menggunakan mekanisme kerja sama. "Kalau sampai tertunda, artinya pihak Korsel harus membayar denda," kata dia. Seperti diketahui, Kemhan telah mengirimkan 130 personel ke Korsel pada Februari 2013 lalu untuk proyek pembuatan kapal selam.
Para personel itu diambil dari anggota TNI AL, ahli kapal selam dari PT PAL, dan sejumlah aka demisi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. "Pada 36 bulan pertama, mereka hanya akan memperhatikan cara membuat kapal selam," kata Staf Ahli Kementerian Pertahanan, Mayjen Hartind Asrin.
Hartind menjelaskan dua dari tiga kapal selam yang dibeli Indonesia akan dibuat di Korsel melalui perusahaan galangan Daewoo Shipbuiliding Marine Enginering (DSME). Pembuatan kapal selam pertama berlangsung dalam kurun 36 bulan. Selama itu pula teknisi dari Indonesia akan memperhatikan dengan saksama cara mereka merakit hingga akhirnya kapal selam itu selesai.
Masih Dibantu
Pada pembuatan kapal selam kedua, barulah para teknisi itu ikut turun. Namun, masih akan dibantu dari pihak Korsel. "Separo teknisi dari kita, separo dari mereka," kata dia. Pembuatan kapal selam kedua ini diperkirakan lebih singkat, yakni hanya 20 bulan. Pasalnya, pihak Korsel dan Indonesia menargetkan bisa membangun dua kapal selam itu dalam kurun 56 bulan atau sekitar 4,5 tahun.
"Diperkirakan dua kapal selam itu akan selesai pada pertengahan 2016," ujar Hartind. Untuk pembuatan kapal selam ketiga, pengerjaan sepenuhnya dilakukan teknisi Indonesia. Hartind mengatakan pembuatan kapal selam ketiga ini akan dilakukan di galangan PT PAL di Surabaya.
Meski demikian, pihak DSME tetap akan mengawasi pembuatannya. "Proses pembuatannya diperkirakan memakan waktu 24-36 bulan," kata dia. Kapal selam berjenis 209 dengan teknologi setara jenis 214 ini diperkirakan menghabiskan dana 1 miliar dollar atau 10 triliun rupiah. Pembayarannya menggunakan anggaran APBN 2010-2014.
Sumber: Koran Jakarta
Sunday, March 17, 2013
Yonif 10 Marinir Segera Dibentuk di Batam
(Foto: Marinir)
17 Maret 2013, Jakarta: TNI AL akan kembangkan satuan tempur beberapa wilayah tanah air. Hal itu ditegaskan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Dr. Marsetio, di sela penganugerahaannya sebagai warga kehormatan Korps Marinir, di Cilandak Jakarta Selatan, Kamis (14/3/13).
“Dalam waktu dekat akan dibentuk Yonif-10 Marinir yang berkedudukan di Pulau Setoko Batam dan Pasmar-3 yang berkedudukan di Sorong Papua”, ujar Marsetio.
Pengembangan satuan-satuan itu adalah untuk mengantisipasi dan menyikapi perubahan paradigma yang terjadi, termasuk mengamankan Selat Malaka dari ancaman prompak,tambah Marsetio.
Diingatkannya pula dengan adanya pengembangan satuan tersebut, seluruh Korps Marinir agar terus berupaya optimal menjaga konsistensi serta meningkatkan kemampuan profesionalisme hingga memenuhi kriteria world class marine.
Selain Kasal Laksamana Dr. Marsetio mendapat kehormatan sebagai warga Korps Marinir yang ke 30, Koptu Mar. Eko Yulianto juga mendapat penghargaan kenaikan pangkat luar biasa yang diberikan langsung oleh Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio.
Koptu Mar Eko Yulianto merupakan anggota Puskodal Mako Kormar yang beberapa waktu lalu berhasil menggagalkan aksi perampokan sepeda motor di Bekasi.
Sumber: Harian Pelita
17 Maret 2013, Jakarta: TNI AL akan kembangkan satuan tempur beberapa wilayah tanah air. Hal itu ditegaskan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Dr. Marsetio, di sela penganugerahaannya sebagai warga kehormatan Korps Marinir, di Cilandak Jakarta Selatan, Kamis (14/3/13).
“Dalam waktu dekat akan dibentuk Yonif-10 Marinir yang berkedudukan di Pulau Setoko Batam dan Pasmar-3 yang berkedudukan di Sorong Papua”, ujar Marsetio.
Pengembangan satuan-satuan itu adalah untuk mengantisipasi dan menyikapi perubahan paradigma yang terjadi, termasuk mengamankan Selat Malaka dari ancaman prompak,tambah Marsetio.
Diingatkannya pula dengan adanya pengembangan satuan tersebut, seluruh Korps Marinir agar terus berupaya optimal menjaga konsistensi serta meningkatkan kemampuan profesionalisme hingga memenuhi kriteria world class marine.
Selain Kasal Laksamana Dr. Marsetio mendapat kehormatan sebagai warga Korps Marinir yang ke 30, Koptu Mar. Eko Yulianto juga mendapat penghargaan kenaikan pangkat luar biasa yang diberikan langsung oleh Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio.
Koptu Mar Eko Yulianto merupakan anggota Puskodal Mako Kormar yang beberapa waktu lalu berhasil menggagalkan aksi perampokan sepeda motor di Bekasi.
Sumber: Harian Pelita