Penandatanganan kontrak pembelian 6 unit Sukhoi Su-30MK2 Flanker. (Foto: Kedubes Federasi Rusia)
22 Desember 2012, Moskow: Bank milik pemerintah Rusia Vnesheconombank dalam laman resminya pada Kamis (20/12), memberitakan telah memberikan fasilitas kredit senilai 399,5 juta dolar ke Indonesia.
Vnesheconombank dan Pemerintah Indonesia diwakili Menteri Keuangan menandatangani kredit 399,5 juta dolar dengan masa pembayaran selama 7 tahun.
Kredit akan digunakan untuk pembelian 6 jet tempur Su-30MK2 Flanker beserta perangkat pendukung. Pesawat tempur akan ditempatkan di Skuadron Udara 11 Lanud Sultan Hassanudin, Makassar. Pembelian ini melengkapi jumlah Sukhoi Skuadron Udara 11 menjadi 16 unit pesawat.
Kontrak pembelian 6 unit Su-30MK2 Flanker telah ditandatangani Kementerian Pertahanan dan OJSC Rosoboronexport pada 29 Desember 2011 di Jakarta.
Sumber: Vnesheconombank
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, December 22, 2012
PT Lundin Bangun KRI Klewang Kedua Januari 2013
KRI Klewang. (Foto: Lundin)
20 Desember 2012, Jakarta: PT Lundin Industry Invest, perusahaan pembuat kapal perang asal Banyuwangi, Jawa Timur, akan memulai pembuatan KRI Klewang kedua pada Januari 2013. "Semoga awal 2013 bisa dimulai," kata Direktur PT Lundin, Lizza, dalam pesan pendeknya, Kamis, 20 Desember 2012.
Menurut Lizza, KRI Klewang kedua akan dibuat dengan bahan yang sama dengan yang digunakan saat pembuatan KRI Klewang pertama, yakni komposit karbon. Namun dilengkapi dengan teknologi anti terbakar sehingga diharapkan peristiwa kebakaran yang menimpa KRI Klewang pertama tidak terulang.
Lizza enggan menjelaskan secara detail mengenai desain dan asal bahan yang akan dipakai dalam pembuatan KRI Klewang kedua. "Masih rahasia," ujarnya.
KRI Klewang 625 yang merupakan proyek pertama pesanan TNI Angkatan Laut terbakar Jumat sore, 28 September 2012 lalu. Hasil penyelidikan PT Lundin menyebutkan terbakarnya kapal tersebut karena korsleting listrik saat pemasangan mesin dan instalasi listrik dari galangan ke kapal.
Kepala Dinas Penerangan Komando Armada Timur Surabaya, Letnan Kolonel Yayan Sugiana, menolak berkomentar ihwal pembuatan KRI Klewang dua. Yayan beralasan kewenangan pengadaan alutsista ada di Kementerian Pertahanan. "Saya tidak berhak menjawab, karena kami hanya sebagai pengguna," ucapnya.
KRI Klewang 625 sebelumnya didesain sebagai kapal cepat rudal berlambung tiga (trimaran). Kapal yang dibangun dengan biaya Rp 114 miliar ini menggunakan teknologi mutakhir berbahan komposit karbon.
PT Lundin mengklaim teknologi komposit karbon merupakan yang pertama di Asia. Kelebihannya, kapal lebih ringan dan irit bahan bakar sehingga bisa melesat denga kecepatan hingga 30 knot.
Perusahaan itu memulai pembuatan Klewang pada 2007 dengan melakukan riset ke sejumlah negara. Pembuatannya baru dilakukan pada 2009. Proyek ini didanai APBN 2009 hingga APBN 2011 senilai total Rp 114 miliar.
Namun sebelum Klewang dioperasikan oleh TNI AL, kapal sepanjang 63 meter itu terbakar hebat hingga ludes. TNI AL menilai insiden itu menjadi tanggung jawab PT Lundin karena belum diserahterimakan kepada TNI AL.
Sumber: TEMPO
20 Desember 2012, Jakarta: PT Lundin Industry Invest, perusahaan pembuat kapal perang asal Banyuwangi, Jawa Timur, akan memulai pembuatan KRI Klewang kedua pada Januari 2013. "Semoga awal 2013 bisa dimulai," kata Direktur PT Lundin, Lizza, dalam pesan pendeknya, Kamis, 20 Desember 2012.
Menurut Lizza, KRI Klewang kedua akan dibuat dengan bahan yang sama dengan yang digunakan saat pembuatan KRI Klewang pertama, yakni komposit karbon. Namun dilengkapi dengan teknologi anti terbakar sehingga diharapkan peristiwa kebakaran yang menimpa KRI Klewang pertama tidak terulang.
Lizza enggan menjelaskan secara detail mengenai desain dan asal bahan yang akan dipakai dalam pembuatan KRI Klewang kedua. "Masih rahasia," ujarnya.
KRI Klewang 625 yang merupakan proyek pertama pesanan TNI Angkatan Laut terbakar Jumat sore, 28 September 2012 lalu. Hasil penyelidikan PT Lundin menyebutkan terbakarnya kapal tersebut karena korsleting listrik saat pemasangan mesin dan instalasi listrik dari galangan ke kapal.
Kepala Dinas Penerangan Komando Armada Timur Surabaya, Letnan Kolonel Yayan Sugiana, menolak berkomentar ihwal pembuatan KRI Klewang dua. Yayan beralasan kewenangan pengadaan alutsista ada di Kementerian Pertahanan. "Saya tidak berhak menjawab, karena kami hanya sebagai pengguna," ucapnya.
KRI Klewang 625 sebelumnya didesain sebagai kapal cepat rudal berlambung tiga (trimaran). Kapal yang dibangun dengan biaya Rp 114 miliar ini menggunakan teknologi mutakhir berbahan komposit karbon.
PT Lundin mengklaim teknologi komposit karbon merupakan yang pertama di Asia. Kelebihannya, kapal lebih ringan dan irit bahan bakar sehingga bisa melesat denga kecepatan hingga 30 knot.
Perusahaan itu memulai pembuatan Klewang pada 2007 dengan melakukan riset ke sejumlah negara. Pembuatannya baru dilakukan pada 2009. Proyek ini didanai APBN 2009 hingga APBN 2011 senilai total Rp 114 miliar.
Namun sebelum Klewang dioperasikan oleh TNI AL, kapal sepanjang 63 meter itu terbakar hebat hingga ludes. TNI AL menilai insiden itu menjadi tanggung jawab PT Lundin karena belum diserahterimakan kepada TNI AL.
Sumber: TEMPO
KASAU Diharapkan Mampu Meningkatkan Kemampuan TNI AU
21 Desember 2012, Jakarta: Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono berharap Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang baru, Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia mampu meningkatkan kemampuan TNI AU ke depannya dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista), untuk mencapai kekuatan pokok minimum hingga 2024.
"Saya harap Kasau yang baru dapat meneruskan kepemimpinan Kasau yang lama dan melakukan inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan kemampuan TNI AU," kata Panglima TNI saat menjadi inspektur upacara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kasau dari Marsekal TNI Imam Sufaat kepada Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (21/12).
Ia juga berharap TNI AU dapat mengambil langkah penyempurnaan strategi keamanan udara dalam koridor pembangunan kekuatan, sesuai dengan kemampuan dan kebijakan kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF).
Menurut dia, strategi keamanan udara merupakan keharusan guna memperoleh gambaran tentang efektifitas dan efisiensi pencapaian sasaran kebijakan pembangunan MEF TNI AU, di mana dihadapkan kepada perkembangan situasi keamanan regional dan internasional yang dapat mengganggu dan mengancam kepentingan nasional.
Di sisi lain, TNI berharap adanya revisi dan rancangan baru UU tentang pengawasan udara nasional yang urgensinya untuk penyamaan persepsi tentang pentingnya menegakan kedaulatan udara nasional, sebagai referensi dalam penyusunan strategi pengembangan tepat guna terkait integrasi pemanfaatan kelebihan kedirgantaraan nasional yang dimiliki Indonesia dalam mendukung pertahanan udara negara.
"Revisi dan rancangan baru UU Pengawasan Udara Nasional diharapkan menjadi landasan hukum dalam optimalisasi industri kedirgantaraan yang meminimilisasi ketergantuangan alutsista dari luar negeri," kata Panglima TNI.
Terkait pelaksanaan sertijab itu, kata Agus, rotasi jabatan merupakan hal yang wajar dalam organisasi, namun memiliki arti penting yang menjadi bagian proses pembinaan organisasi, sekaligus regenerasi kepemimpinan di TNI AU.
Marsekal Madya Ida Bagus Putu Dunia resmi menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) ke-19, sementara Marsekal TNI Imam Sufaat akan menjalani masa pensiun, setelah sebelumnya menjabat sebagai Kasau selama tiga tahun lebih.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang baru, Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan, dirinya akan melanjutkan kepemimpinan Kasau yang lama guna meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AU dan peningkatan kemampuan Alutsista TNI AU.
"Untuk peningkatan Alutsista TNI AU ke depan, saya harus konsolidasi terlebih dahulu. Saya belum melihat dokumen secara keseluruhan," ujarnya.
IB Putu Dunia merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU)1981 dan merupakan pria keturunan Tabanan, Bali. Ia memulai karier sebagai penerbang Wingdik 1 Lanud Adi Sutjipto. Kariernya mulai meroket pada 2011 menjabat gubernur AAU.
Pada Juli 2012 lalu, ia mendapat promosi bintang tiga dengan jabatan komandan sekolah staf dan komando (Dansesko) TNI. Berselang lima bulan, Ia akan menyandang bintang empat dan menjadi putra Bali pertama yang menjadi orang nomor satu di lingkungan AU.
Sumber: Investor Daily
Pembangunan Kekuatan TNI AL Banyak Menggunakan Produk Dalam Negeri
KAL 28M produksi galangan kapal dalam negeri. (Foto: Berita HanKam)
22 Desember 2012, Jakarta: Pembangunan kekuatan TNI AL, telah dilakukan pemerintah dengan mendukung kebutuhan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dalam rangka mencapai minimum essential forces (MEF) atau kekuatan pokok minimum melalui industri pertahanan nasional.
Kita pun patut berbangga, kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Soeparno sebab pemenuhan kebutuhan alutsista TNI AL saat ini telah banyak menggunakan beberapa produk hasil industri pertahanan nasional dalam upaya mewujudkan kemandirian nasional.
Namun demikian, untuk mendukung terwujudnya industri pertahanan yang berkemampuan maju, mandiri dan berdaya saing, menurut Kasal, dibutuhkan kerja sama, kebijakan pemerintah dan keterpaduan semua stakeholder termasuk perangkat regulasinya dalam bentuk perundang-undangan tentang industri pertahanan nasional.
“Pertumbuhan dan perkembangan industri nasional erat kaitannya dengan kondisi perekonomian suatu negara, demikian juga sebaliknya,” ,” kata Laksamana TNI Soeparno saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Nasional TNI Angkatan Laut di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (19/12).
Soeparno juga menjelaskan hasil kajian Badan Pengembangan Lingkungan Strategis yang menyebutkan bahwa kemajuan teknologi informasi menyebabkan terjadi pergeseran paradigma kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu pula dibutuhkan upaya pertahanan negara yang efektif agar mampu menjaga dan melindungi keutuhan wilayah NKRI dari ancaman dalam dan luar negeri.
Menurut Laksamana Soeparno, ada tiga model perkembangan industri pertahanan. Pertama adalah Autarky model. Model ini diterapkan oleh negara yang memiliki ambisi untuk mendapatkan kemandirian pertahanan dan ini adalah model ideal industri pertahanan nasional. “Autarky model hanya bisa dicapai oleh negara-negara yang ditopang oleh postur militer besar,” katanya.
Kedua adalah Niche-production model. Model ini diterapkan oleh negara yang berupaya mengurangi ketergantungan luar negeri. Oleh karena itu, negara memiliki komitmen untuk investasi ke sektor industri pertahanan dengan berupaya tranfer of technology dari negara produsen.
Sedangkan model yang ketiga adalah Global supply chain. Model ini cenderung dilakukan oleh negara-negara yang telah memiliki basis militer mapan namun tidak memiliki akses pasar senjata internasional.
Sumber: Info Publik
22 Desember 2012, Jakarta: Pembangunan kekuatan TNI AL, telah dilakukan pemerintah dengan mendukung kebutuhan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dalam rangka mencapai minimum essential forces (MEF) atau kekuatan pokok minimum melalui industri pertahanan nasional.
Kita pun patut berbangga, kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Soeparno sebab pemenuhan kebutuhan alutsista TNI AL saat ini telah banyak menggunakan beberapa produk hasil industri pertahanan nasional dalam upaya mewujudkan kemandirian nasional.
Namun demikian, untuk mendukung terwujudnya industri pertahanan yang berkemampuan maju, mandiri dan berdaya saing, menurut Kasal, dibutuhkan kerja sama, kebijakan pemerintah dan keterpaduan semua stakeholder termasuk perangkat regulasinya dalam bentuk perundang-undangan tentang industri pertahanan nasional.
“Pertumbuhan dan perkembangan industri nasional erat kaitannya dengan kondisi perekonomian suatu negara, demikian juga sebaliknya,” ,” kata Laksamana TNI Soeparno saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Nasional TNI Angkatan Laut di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (19/12).
Soeparno juga menjelaskan hasil kajian Badan Pengembangan Lingkungan Strategis yang menyebutkan bahwa kemajuan teknologi informasi menyebabkan terjadi pergeseran paradigma kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu pula dibutuhkan upaya pertahanan negara yang efektif agar mampu menjaga dan melindungi keutuhan wilayah NKRI dari ancaman dalam dan luar negeri.
Menurut Laksamana Soeparno, ada tiga model perkembangan industri pertahanan. Pertama adalah Autarky model. Model ini diterapkan oleh negara yang memiliki ambisi untuk mendapatkan kemandirian pertahanan dan ini adalah model ideal industri pertahanan nasional. “Autarky model hanya bisa dicapai oleh negara-negara yang ditopang oleh postur militer besar,” katanya.
Kedua adalah Niche-production model. Model ini diterapkan oleh negara yang berupaya mengurangi ketergantungan luar negeri. Oleh karena itu, negara memiliki komitmen untuk investasi ke sektor industri pertahanan dengan berupaya tranfer of technology dari negara produsen.
Sedangkan model yang ketiga adalah Global supply chain. Model ini cenderung dilakukan oleh negara-negara yang telah memiliki basis militer mapan namun tidak memiliki akses pasar senjata internasional.
Sumber: Info Publik
Dubes Rusia Berkunjung ke Sekjen Kemhan
Wakil-wakil Rusia dan Indonesia menandatangani kontrak pasokan 37 kendaraan tempur infanteri BMP-3F buatan Rusia kepada TNI Angkatan Laut Republik Indonesia (TNIAL). Kontrak ini ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Kementerian Pertahanan Republik Indonesia Mayor Jenderal Ediwan Prabowo dan Wakil Perusahaan OJSC “Rosoboronexport” di Indonesia Vadim Varaksin pada 11 Mei 2012 di Kemhan .(Foto: Kedubes Federasi Rusia)
20 November 2012, Jakarta: Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip, M.A menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mr. Mikhail Galuzin beserta rombongan di kantor Kemhan Jakarta, Kamis (20/12). Maksud kedatangan Dubes Rusia kepada Sekjen kali ini selain untuk memperkenalkan diri sebagai Dubes Rusia untuk Indonesia yang baru sejak pertengahan November lalu, juga untuk menjalin kerjasama yang konstruktif antara Kemhan RI dan Kedutaan Besar Rusia.
Dikatakan Sekjen bahwa hubungan kerjasama kedua negara dari tahun ke tahun semakin meningkat ditandai dengan adanya Joint Committee Meeting yang diselenggarakan setiap tahunnya. Delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Sekjen Kemhan. Berbagai permasalahan dapat terselesaikan dalam Joint Committee Meeting, seperti tahun lalu Joint Committee Meeting telah membahas sejumlah pembelian yang telah direncanakan mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Sesuai ketetapan saat ini adalah waktunya untuk melanjutkan program yang telah direncanakan tersebut.
Sumber: Kemhan
20 November 2012, Jakarta: Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip, M.A menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mr. Mikhail Galuzin beserta rombongan di kantor Kemhan Jakarta, Kamis (20/12). Maksud kedatangan Dubes Rusia kepada Sekjen kali ini selain untuk memperkenalkan diri sebagai Dubes Rusia untuk Indonesia yang baru sejak pertengahan November lalu, juga untuk menjalin kerjasama yang konstruktif antara Kemhan RI dan Kedutaan Besar Rusia.
Dikatakan Sekjen bahwa hubungan kerjasama kedua negara dari tahun ke tahun semakin meningkat ditandai dengan adanya Joint Committee Meeting yang diselenggarakan setiap tahunnya. Delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Sekjen Kemhan. Berbagai permasalahan dapat terselesaikan dalam Joint Committee Meeting, seperti tahun lalu Joint Committee Meeting telah membahas sejumlah pembelian yang telah direncanakan mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Sesuai ketetapan saat ini adalah waktunya untuk melanjutkan program yang telah direncanakan tersebut.
Sumber: Kemhan
Tuesday, December 18, 2012
Alutsista Indobatt di Libanon Diperiksa PBB
PBB melakukan inspeksi terhadap alat utama sistem senjata (alutsista) dan alat perlengkapan yang digunakan pasukan TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL atau Indobatt (Indonesian battalion) di Libanon selatan. Pemeriksaan yang dikenal dengan COE (Contingent Owned Equipment) ini dilakukan setiap tiga bulan sekali. (Foto: Puspen TNI)
18 November 2012, Lebanon: Perserikatan Bangsa-Bangsa melakukan inspeksi terhadap alat utama sistem senjata (alutsista) dan alat perlengkapan yang digunakan pasukan TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL atau Indobatt dalam misi United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).
"Pemeriksaan yang dikenal dengan Contingent Owned Equipment (COE) ini dilakukan setiap tiga bulan sekali, dan bagi Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-G/UNIFIL (Indobatt), kali ini merupakan pemeriksaan pertama," ungkap Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL, Lettu Sus Sundoko melalui rilis yang diterima InfoPublik, Selasa(18/12).
Menurut Sundoko, kedatangan 13 orang tim dari COE yang diketuai oleh Sergiy Mazurov untuk memeriksa peralatan Satgas Indobatt diterima langsung oleh Dansatgas Konga XXIII-G/UNIFIL Mayor Inf Lucky Avianto beserta para perwira staf terkait, di ruang rapat Markas Indobatt, Adshit al Qusayr, Lebanon Selatan.
Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL yang berada di Kompi D, Kompi Ban, Kompi C, Kompi A dan Kompi B, menggelar seluruh perlengkapan yang digunakan untuk dicek satu persatu, meliputi kendaraan tempur, kendaraan ringan, persenjataan, peralatan komunikasi, administrasi, perlengkapan pribadi, kebersihan dan perlengkapan kemarkasan yang lain.
Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL yang berada di Kompi D, Kompi Ban, Kompi C, Kompi A dan Kompi B, menggelar seluruh perlengkapan yang digunakan untuk dicek satu persatu, antara lain meliputi kendaraan tempur, kendaraan ringan, persenjataan, peralatan komunikasi, administrasi, perlengkapan pribadi, kebersihan dan perlengkapan kemarkasan yang lain. (Foto: Puspen TNI)
Dalam kesempatan tersebut, Dansatgas Indobatt Mayor Inf Lucky Avianto menyampaikan bahwa kedatangan tim COE bukanlah untuk mencari-cari kesalahan atau kekurangan, namun apa yang dilakukannya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan koreksi kedepan dalam pelaksanaan misi perdamaian selama penugasan 1 tahun kedepan.
Dansatgas juga berpesan kepada para perwira dan staf, agar dapat memberikan data selengkap-lengkapnya tanpa ada yang harus ditutup-tutupi.
Dijelaskan Lucky, bagi negara penyumbang pasukan di PBB atau Troops Contributing Countries (TCC) yang menggunakan sistem wet lease seperti Indonesia, COE merupakan kegiatan yang harus dipersiapkan, karena apabila ada salah satu peralatan yang dinyatakan tidak siap pakai maka akan berpengaruh terhadap reimbursement (pembayaran kembali).
Tim PBB juga akan memberikan penilaian apakah Satgas dinyatakan siap atau tidak untuk melaksanakan operasi penjaga perdamaian di Lebanon Selatan di bawah UNIFIL. Standar kelayakan yang ditetapkan oleh PBB adalah 75 persen alutsista dan material Satgas harus memenuhi syarat dan siap operasi.
"Jika dalam pemeriksaan tersebut kondisi alutsista dan material Satgas dibawah 75 persen, maka dapat dinyatakan tidak siap operasi dan dapat direpatriasi atau dipulangkan ke negara asal," katanya.
Usai melakukan pemeriksaan terhadap alutsista Indobatt, Tim COE yang diwakili Sergiy Mazurov mengaku puas terhadap penyiapan dan kesiapan Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL atau Indonesian battalion dalam rangka misi perdamaian PBB di Lebanon.
Sumber: Info Publik
18 November 2012, Lebanon: Perserikatan Bangsa-Bangsa melakukan inspeksi terhadap alat utama sistem senjata (alutsista) dan alat perlengkapan yang digunakan pasukan TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL atau Indobatt dalam misi United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).
"Pemeriksaan yang dikenal dengan Contingent Owned Equipment (COE) ini dilakukan setiap tiga bulan sekali, dan bagi Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-G/UNIFIL (Indobatt), kali ini merupakan pemeriksaan pertama," ungkap Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL, Lettu Sus Sundoko melalui rilis yang diterima InfoPublik, Selasa(18/12).
Menurut Sundoko, kedatangan 13 orang tim dari COE yang diketuai oleh Sergiy Mazurov untuk memeriksa peralatan Satgas Indobatt diterima langsung oleh Dansatgas Konga XXIII-G/UNIFIL Mayor Inf Lucky Avianto beserta para perwira staf terkait, di ruang rapat Markas Indobatt, Adshit al Qusayr, Lebanon Selatan.
Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL yang berada di Kompi D, Kompi Ban, Kompi C, Kompi A dan Kompi B, menggelar seluruh perlengkapan yang digunakan untuk dicek satu persatu, meliputi kendaraan tempur, kendaraan ringan, persenjataan, peralatan komunikasi, administrasi, perlengkapan pribadi, kebersihan dan perlengkapan kemarkasan yang lain.
Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL yang berada di Kompi D, Kompi Ban, Kompi C, Kompi A dan Kompi B, menggelar seluruh perlengkapan yang digunakan untuk dicek satu persatu, antara lain meliputi kendaraan tempur, kendaraan ringan, persenjataan, peralatan komunikasi, administrasi, perlengkapan pribadi, kebersihan dan perlengkapan kemarkasan yang lain. (Foto: Puspen TNI)
Dalam kesempatan tersebut, Dansatgas Indobatt Mayor Inf Lucky Avianto menyampaikan bahwa kedatangan tim COE bukanlah untuk mencari-cari kesalahan atau kekurangan, namun apa yang dilakukannya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan koreksi kedepan dalam pelaksanaan misi perdamaian selama penugasan 1 tahun kedepan.
Dansatgas juga berpesan kepada para perwira dan staf, agar dapat memberikan data selengkap-lengkapnya tanpa ada yang harus ditutup-tutupi.
Dijelaskan Lucky, bagi negara penyumbang pasukan di PBB atau Troops Contributing Countries (TCC) yang menggunakan sistem wet lease seperti Indonesia, COE merupakan kegiatan yang harus dipersiapkan, karena apabila ada salah satu peralatan yang dinyatakan tidak siap pakai maka akan berpengaruh terhadap reimbursement (pembayaran kembali).
Tim PBB juga akan memberikan penilaian apakah Satgas dinyatakan siap atau tidak untuk melaksanakan operasi penjaga perdamaian di Lebanon Selatan di bawah UNIFIL. Standar kelayakan yang ditetapkan oleh PBB adalah 75 persen alutsista dan material Satgas harus memenuhi syarat dan siap operasi.
"Jika dalam pemeriksaan tersebut kondisi alutsista dan material Satgas dibawah 75 persen, maka dapat dinyatakan tidak siap operasi dan dapat direpatriasi atau dipulangkan ke negara asal," katanya.
Usai melakukan pemeriksaan terhadap alutsista Indobatt, Tim COE yang diwakili Sergiy Mazurov mengaku puas terhadap penyiapan dan kesiapan Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL atau Indonesian battalion dalam rangka misi perdamaian PBB di Lebanon.
Sumber: Info Publik
Skadron Udara 1 Latihan Air Refueling
18 November 2012, Pontianak: Selama tiga hari kedepan Skadron Udara 1 Lanud Supadio melaksanakan Latihan Air Refueling (Pengisian Bahan Bakar di Udara). Latihan ini didukung oleh satu pesawat Hercules A-1310 dengan pilot Mayor Pnb Reza dan 13 crew dari Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Selasa (18/12).
Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Ir. Novyan Samyoga mengatakan Latihan Air Refueling merupakan latihan yang sangat penting sekali untuk meningkatkan profesional dan skill bagi seorang penerbang pesawat tempur. Karena latihan ini diperlukan bila seorang penerbang sedang melaksanakan operasi pertempuran di udara atau akan menyerang ke sasaran musuh yang letaknya cukup jauh dari home base. Dan apabila pesawat tempur tersebut memerlukan pengisian fuel (bahan bakar) maka tidak perlu kembali ke home basenya namun dapat mengisi bahan bakar di udara.
Sedangkan Danskadron Udara 1 Letkol Pnb Radar Suharsono menambahkan dengan mengisi bahan bakar di udara juga dapat menghemat waktu sehingga penyerangan ke daerah musuh dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Namun demikian untuk melaksanakan latihan air refueling ini tidaklah mudah karena dibutuhkan ketepatan, ketelitian, kecakapan seorang penerbang dan tentunya mempunyai jam terbang yang memadai.
Sumber: Pentak Lanud Supadio