(Foto: Dispenarmatim)
25 Oktober 2012, Surabaya: Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) akan menyiapkan beberapa Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), guna mengikuti Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2012. Beberapa unsur kapal perang yang disiapkan diantaranya, 3 kapal perang jenis Perusak Kawal Rudal (PKR), 1 kapal perang kelas Sigma, 1 kapal Patrol Ship Killer (PSK), 1 Kapal Cepat Torpedo (KCT) dan 1 kapal Fast Patrol Boat (FPB).
Unsur kapal perang tersebut tergabung dalan Komado Tugas Gabungan Laut (Kogasgabla), yang dipimpin oleh Komandan Gugus Tempur Laut Wilayah Timur (Danguspurlatim) Laksamana Pertama TNI Arie Sudewo. Kemampuan tempur para awak kapal diuji dalam latihan Tactical Floor Game (TFG), di Gedung Panti Cahaya Armada (PTA), Koarmatim, Ujung, Surabaya, Kamis (25/10).
Tahap latihan kering atau TFG ini, disaksikan langsung oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, didampingi Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno, Pangdiv-2 Kostrad Mayjen TNI Styo Sularso, serta para pejabat latihan. Dihadapan Panglima TNI, para pelaku latihan memaparkan tentang apa yang mereka laksanakan pada tahap Manuver Lapangan (Manlap) nanti.
Dalam tahapan ini, para pelaku masih dapat mengevaluasi tugas masing-masing unsur dan personel pada waktu yang telah ditentukan mereka hurus berada dimana dan berbuat apa. Seluruh unsur komando dalam latihan, mulai dari Kogasgabla, Kogasgabrat, Kogasgabfib, Kogasgabud dan Kogasgabratmin, berlatih di TFG guna menyamakan persepsi dan berkoordinasi sesuai sekenario yang akan diaplikasikan di lapangan.
“Sebagai titik berangkat pelaksanaan Latgab ini memilki dimensi taktis dan strategis serta dimensi politis. Dalam dimensi taktis dan strategis, latihan gabungan ini diarahkan guna meningkatkan kemampuan perorangan dan satuan, serta aplikasi doktrin dan protap operasi gabungan, sebagaimana perkembangan operasi militer modern, kata Panglima TNI pada saat membuka latihan ini, Sabtu (20/10).
Sedangkan dimensi politis, lanjut Panglima TNI, latihan ini sebagai bentuk kontinuitas dan deterrence effec dalam penyelenggaraan keamanan negara di masa damai terhadap gangguan kedaulatan negara dan menjaga aset nasional dalam bentuk sumber daya alam dan sumber daya lainnya.
Sumber: Dispenarmatim
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, October 27, 2012
Thursday, October 25, 2012
Lima Perusahaan Eropa Ikuti Tender Kapal Latih
Sea Cloud II milik Hansa Treuhand GmbH produksi Astilleros Gondán S.A. (Foto: Astilleros Gondán S.A.)
24 Oktober 2012, Jakarta: Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menyiapkan pengganti kapal perang Dewaruci yang akan pensiun pada 2013.
"Untuk pengganti KRI Dewaruci ini masih dalam tahap negosiasi. Sekarang masih dalam proses di Kementerian Pertahanan," kata Wakil Kepala Staf TNI A, Laksamana Madya TNI Marsetio, di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, ada lima perusahaan dari tiga negara yang siap memproduksi kapal pengganti KRI Dewaruci. Lima perusahaan itu, dua perusahaan dari Spanyol, dua perusahaan dari Belanda dan satu perusahaan dari Polandia.
Kepala Dinas Penerangan AL, Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, menyebutkan, saat ini TNI AL telah menyerahkan rekomendasi tiga perusahaan yang akan memproduksi kapal Dewaruci tersebut.
"Saat ini prosesnya sudah mengerucut menjadi tiga perusahaan. Kami sudah menyerahkan kepada Kementerian Pertahanan sebagai domain yang memutuskan pembuat kapal Dewaruci," katanya.
Menurut dia, kapal latih pengganti ini harus memiliki standar yang sama dengan kapal Dewaruci yang selama ini dikenal tangguh dan telah mengikuti berbagai gelaran maritim internasional.
"Paling tidak memiliki standar yang sama bahkan lebih, baik dari segi fisik, lebar, daya tampung, maupun manuver karena ini merupakan kapal latih," ujar Suropati.
Staf Ahli Menteri Pertahanan bidang Keamanan, Mayjen TNI Hartind Asrin, mengatakan, pihaknya akan mengkaji terlebih dulu melalui Tim Evaluasi Pengadaan (TEP) di bawah Kabaranahan setelah menerima rekomendasi perusahaan pembuat kapal, yakni TNI AL.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Kolonel Kav Bambang Hartawan, menyebutkan saat ini Kemhan baru menerima proses penawaran dan akan mengkajinya terlebih dahulu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, TNI AL sebelumnya telah mengerucutkan lima nama perusahaan calon pembuat pengganti KRI Dewaruci. Penyerahan rekomendasi sebelumnya telah dilakukan oleh TNI AL ke Kementerian Pertahanan namun dikembalikan karena dinilai kurang layak.
Namun penyerahan rekomendasi kedua TNI AL ke Kementerian Pertahanan masih terdiri atas tiga dari lima perusahaan sama yang ditolak.
Lima perusahaan yang sebelumnya bersaing untuk direkomendasikan menjadi calon pembuat kapal latih baru itu adalah Astilleros Gondán S.A dari Spanyol, Bumar SP ZOO asal Polandia, Icon Yachts dari Belanda, Freire Shipyard dari Spanyol, dan DSNS Belanda.
Dari nama tersebut, Astilleros Gondán S.A memiliki penawaran harga terendah, 53,18 juta dollar Amerika namun hanya memiliki panjang kapal 78 meter, sementara Freire Shipyard mengajukan kapal dengan panjang 110 meter namun dengan harga 74,7 juta dolar AS.
Bumar mengajukan penawaran sebesar 64,7 juta dolar dengan panjang kapal dibuat 78 meter. DSNS Belanda mengajukan penawaran dengan nilai 75,9 juta dolar untuk kapal sepanjang 96 meter.
Sedangkan Icon Yachts mengajukan penawaran sebesar 68,9 juta dolar dengan rincian kapal sepanjang 107 meter dan lama pembuatan 18 bulan serta memastikan kesanggupan pembuatan dengan melibatkan banyak bahan baku dan sumber daya manusia dari dalam negeri.
Sumber: ANTARA News
24 Oktober 2012, Jakarta: Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menyiapkan pengganti kapal perang Dewaruci yang akan pensiun pada 2013.
"Untuk pengganti KRI Dewaruci ini masih dalam tahap negosiasi. Sekarang masih dalam proses di Kementerian Pertahanan," kata Wakil Kepala Staf TNI A, Laksamana Madya TNI Marsetio, di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, ada lima perusahaan dari tiga negara yang siap memproduksi kapal pengganti KRI Dewaruci. Lima perusahaan itu, dua perusahaan dari Spanyol, dua perusahaan dari Belanda dan satu perusahaan dari Polandia.
Kepala Dinas Penerangan AL, Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, menyebutkan, saat ini TNI AL telah menyerahkan rekomendasi tiga perusahaan yang akan memproduksi kapal Dewaruci tersebut.
"Saat ini prosesnya sudah mengerucut menjadi tiga perusahaan. Kami sudah menyerahkan kepada Kementerian Pertahanan sebagai domain yang memutuskan pembuat kapal Dewaruci," katanya.
Menurut dia, kapal latih pengganti ini harus memiliki standar yang sama dengan kapal Dewaruci yang selama ini dikenal tangguh dan telah mengikuti berbagai gelaran maritim internasional.
"Paling tidak memiliki standar yang sama bahkan lebih, baik dari segi fisik, lebar, daya tampung, maupun manuver karena ini merupakan kapal latih," ujar Suropati.
Staf Ahli Menteri Pertahanan bidang Keamanan, Mayjen TNI Hartind Asrin, mengatakan, pihaknya akan mengkaji terlebih dulu melalui Tim Evaluasi Pengadaan (TEP) di bawah Kabaranahan setelah menerima rekomendasi perusahaan pembuat kapal, yakni TNI AL.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Kolonel Kav Bambang Hartawan, menyebutkan saat ini Kemhan baru menerima proses penawaran dan akan mengkajinya terlebih dahulu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, TNI AL sebelumnya telah mengerucutkan lima nama perusahaan calon pembuat pengganti KRI Dewaruci. Penyerahan rekomendasi sebelumnya telah dilakukan oleh TNI AL ke Kementerian Pertahanan namun dikembalikan karena dinilai kurang layak.
Namun penyerahan rekomendasi kedua TNI AL ke Kementerian Pertahanan masih terdiri atas tiga dari lima perusahaan sama yang ditolak.
Lima perusahaan yang sebelumnya bersaing untuk direkomendasikan menjadi calon pembuat kapal latih baru itu adalah Astilleros Gondán S.A dari Spanyol, Bumar SP ZOO asal Polandia, Icon Yachts dari Belanda, Freire Shipyard dari Spanyol, dan DSNS Belanda.
Dari nama tersebut, Astilleros Gondán S.A memiliki penawaran harga terendah, 53,18 juta dollar Amerika namun hanya memiliki panjang kapal 78 meter, sementara Freire Shipyard mengajukan kapal dengan panjang 110 meter namun dengan harga 74,7 juta dolar AS.
Bumar mengajukan penawaran sebesar 64,7 juta dolar dengan panjang kapal dibuat 78 meter. DSNS Belanda mengajukan penawaran dengan nilai 75,9 juta dolar untuk kapal sepanjang 96 meter.
Sedangkan Icon Yachts mengajukan penawaran sebesar 68,9 juta dolar dengan rincian kapal sepanjang 107 meter dan lama pembuatan 18 bulan serta memastikan kesanggupan pembuatan dengan melibatkan banyak bahan baku dan sumber daya manusia dari dalam negeri.
Sumber: ANTARA News
Wednesday, October 24, 2012
TNI AU Akan Tempatkan Pesawat Intai di Medan
Pesawat intai Boeing 737 milik TNI AU. (Foto: RAAF)
24 Oktober 2012, Medan: Dan Lanud Soewondo Medan Kolonel (Pnb) SM Handoko mengungkapkan, jika seluruh penerbangan sipil nantinya suda pindah ke Bandara Medan yang baru di Kuala Namu, maka TNI Angkatan Udara akan menempatkan armada pesawat tempur intai di Bandara Polonia.
“Pada tahun 2013, Bandara Polonia nantinya akan dijadikan sebagai bagian dari Lanud. Di situ akan ditempatkan pesawat tempur intai,” kata Dan Lanud saat silaturahmi dengan wartawan media cetak dan elektronik di VIP Room Lanud Soewondo Medan, Senin (22/10).
Penegasan Dan Lanud itu menanggapi spekulasi kalangan pengusaha pengembang hunian mewah yang seolah-olah kawasan Bandara Polonia akan dijadikan sebagai pusat bisnis setelah pindah ke Kualanamu di Deli Serdang.
Menurut Handoko yang saat itu didampingi beberapa pejabat Lanud Medan di antaranya Kadis Pers Letkol Rusly Purba dan Dansat POM AU Mayor Andi Sultan, soal alih fungsi operasional Bandara Polonia itu dari PT Angkasa Pura II sesuai Keppres No 62/2000 Tentang Tata Ruang Nasional termasuk di dalamnya wilayah Kota Medan termasuk pernyataan Kepala Staf TNI AU (KSAU) beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut dijelaskannya, pemerintah RI dalam hal ini Kementerian Pertahanan dan Keamanan dan Mabes TNI AU akan meningkatkan alutsista termasuk pengadaan pesawat-pesawat militer yang juga ditempatkan di Lanud Soewondo Medan yang dijadikan sebagai basis pengamanan wilayah udara di bagian Barat Indonesia.
“Awalnya nanti jadi base skadron pesawat intai, kemudian mungkin akan ditambah lagi pesawat tempur lainnya di Medan. Saya tidak bisa memberikan jenis pesawat intai itu karena takut salah,” katanya.
Ditanya tentang fungsi gedung-gedung terminal Bandara Polonia yang akan ditinggalkan PT Angkasa Pura II nantinya, menurut Handoko, sampai saat ini belum ada kebijakan untuk pengelolaannya. Tapi seperti beberapa Bandara di Indonesia seperti halnya Halim Perdana Kusuma, Bandara Polonia bisa saja dikelola TNI AU untuk kegiatan pesawat kecil atau charter.
“Tapi itu nanti akan dibicarakan apabila seluruh penerbangan sipil jadi pindah ke Kuala Namu. Yang jelas Bandara Polonia akan dijadikan sebagai bagian dari Lanud Soewondo untuk pangkalan pesawat-pesawat tempur militer beserta pendukungnya untuk kegiatan operasi pertahanan keamanan di wilayah Barat,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Dan Lanud juga menyampaikan rasa keprihatinannya atas insiden yang terjadi antara wartawan dan perwira TNI AU di Provinsi Riau. Pihaknya juga ikut meminta maaf atas insiden itu kepada para wartawan di Medan sekaligus berharap wartawan dan Lanud Soewondo bisa menjalin kerjasama saling mendukung.
Sumber: Harian Andalas
24 Oktober 2012, Medan: Dan Lanud Soewondo Medan Kolonel (Pnb) SM Handoko mengungkapkan, jika seluruh penerbangan sipil nantinya suda pindah ke Bandara Medan yang baru di Kuala Namu, maka TNI Angkatan Udara akan menempatkan armada pesawat tempur intai di Bandara Polonia.
“Pada tahun 2013, Bandara Polonia nantinya akan dijadikan sebagai bagian dari Lanud. Di situ akan ditempatkan pesawat tempur intai,” kata Dan Lanud saat silaturahmi dengan wartawan media cetak dan elektronik di VIP Room Lanud Soewondo Medan, Senin (22/10).
Penegasan Dan Lanud itu menanggapi spekulasi kalangan pengusaha pengembang hunian mewah yang seolah-olah kawasan Bandara Polonia akan dijadikan sebagai pusat bisnis setelah pindah ke Kualanamu di Deli Serdang.
Menurut Handoko yang saat itu didampingi beberapa pejabat Lanud Medan di antaranya Kadis Pers Letkol Rusly Purba dan Dansat POM AU Mayor Andi Sultan, soal alih fungsi operasional Bandara Polonia itu dari PT Angkasa Pura II sesuai Keppres No 62/2000 Tentang Tata Ruang Nasional termasuk di dalamnya wilayah Kota Medan termasuk pernyataan Kepala Staf TNI AU (KSAU) beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut dijelaskannya, pemerintah RI dalam hal ini Kementerian Pertahanan dan Keamanan dan Mabes TNI AU akan meningkatkan alutsista termasuk pengadaan pesawat-pesawat militer yang juga ditempatkan di Lanud Soewondo Medan yang dijadikan sebagai basis pengamanan wilayah udara di bagian Barat Indonesia.
“Awalnya nanti jadi base skadron pesawat intai, kemudian mungkin akan ditambah lagi pesawat tempur lainnya di Medan. Saya tidak bisa memberikan jenis pesawat intai itu karena takut salah,” katanya.
Ditanya tentang fungsi gedung-gedung terminal Bandara Polonia yang akan ditinggalkan PT Angkasa Pura II nantinya, menurut Handoko, sampai saat ini belum ada kebijakan untuk pengelolaannya. Tapi seperti beberapa Bandara di Indonesia seperti halnya Halim Perdana Kusuma, Bandara Polonia bisa saja dikelola TNI AU untuk kegiatan pesawat kecil atau charter.
“Tapi itu nanti akan dibicarakan apabila seluruh penerbangan sipil jadi pindah ke Kuala Namu. Yang jelas Bandara Polonia akan dijadikan sebagai bagian dari Lanud Soewondo untuk pangkalan pesawat-pesawat tempur militer beserta pendukungnya untuk kegiatan operasi pertahanan keamanan di wilayah Barat,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Dan Lanud juga menyampaikan rasa keprihatinannya atas insiden yang terjadi antara wartawan dan perwira TNI AU di Provinsi Riau. Pihaknya juga ikut meminta maaf atas insiden itu kepada para wartawan di Medan sekaligus berharap wartawan dan Lanud Soewondo bisa menjalin kerjasama saling mendukung.
Sumber: Harian Andalas
Tuesday, October 23, 2012
KASAL Puas Hasil Uji Coba Alutsista Strategis
(Foto: Dispenarmatim)
23 Oktober 2012, Surabaya: Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno menyatakan puas dengan hasil uji coba beberapa peralatan tempur dan senjata strategis pada latihan Armada Jaya ke-31 di Perairan Kawasan Indonesia Timur, 9-22 Oktober 2012.
Ditemui usai upacara penutupan latihan perang Armada Jaya 2012 di Koarmatim, Surabaya, Selasa, KSAL menegaskan, kegiatan latihan perang tahunan berskala besar tersebut berlangsung sukses, kendati ada beberapa kekurangan yang masih perlu disempurnakan.
"Tadinya kami ingin mencoba empat senjata strategis baru, tetapi sasaran terbatas. Apalagi satu kapal yang disiapkan sebagai sasaran langsung tenggelam hanya sekali tembakan rudal sehingga tiga senjata lainnya tidak jadi digunakan," katanya.
Adapun senjata strategis yang rencananya diujicobakan dalam latihan tersebut, antara Rudal Yakhont, Excocet MM-40 dan Rudal C-802 dari kapal atas air. Selain itu, juga ada senjata Torpedo SUT (Surface and Underwater Target) dari kapal selam dan kapal perang atas air dengan sasaran permukaan.
"Nanti pada latihan AJ (Armada Jaya) berikutnya, senjata-senjata itu kita uji coba lagi. Yang jelas, saya puas dengan latihan AJ yang berlangsung sukses sesuai rencana, baik secara materiil maupun prosedur," tambah Laksamana TNI Soeparno.
Kesuksesan jalannya latihan perang tersebut, lanjut Soeparno, menjadi salah satu indikasi bahwa TNI AL siap melaksanakan tugas mengamankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari masuknya intervensi pihak asing.
"Latihan AJ ini juga sebagai persiapan menghadapi Latihan Gabungan TNI yang berlangsung pada November mendatang. Hal-hal yang kurang sempurna di AJ, akan kami sempurnakan di Latgab nanti," ujarnya.
Latihan perang Armada Jaya ke-31 yang berlangsung 9-22 Oktober 2012, melibatkan tidak kurang 5.500 personel, 35 kapal perang dari berbagai jenis, enam pesawat udara, satu batalyon tim pendarat Marinir, dan 93 kendaraan tempur pasukan pendarat.
Sebelum pelaksanaan manuver lapangan di Perairan Kawasan Indonesia Timur dan Sanggata, Kalimantan Timur, lebih dulu digelar gladi posko proses pentahapan latihan operasi selama delapan hari pada 25 September-2 Oktober 2012 di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) Jakarta.
Sebanyak 10 dari 35 kapal perang yang ikut latihan melakukan uji coba penembakan sejumlah persenjataan baru jenis rudal, seperti Rudal Yakhont, Excocet MM-40, Rudal C-802 dari kapal atas air, dan senjata Torpedo SUT (Surface and Underwater Target) dari kapal selam dan kapal perang atas air dengan sasaran permukaan.
Sementara dari unsur kendaraan tempur dikerahkan Tank Amfibi PT-76, Tank AMX-10 PAC, Tank BMP-3F, dan Roket Multilaras RM-70 Grad Long yang dikendalikan Pasukan Marinir.
Sumber: ANTARA Jatim
23 Oktober 2012, Surabaya: Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno menyatakan puas dengan hasil uji coba beberapa peralatan tempur dan senjata strategis pada latihan Armada Jaya ke-31 di Perairan Kawasan Indonesia Timur, 9-22 Oktober 2012.
Ditemui usai upacara penutupan latihan perang Armada Jaya 2012 di Koarmatim, Surabaya, Selasa, KSAL menegaskan, kegiatan latihan perang tahunan berskala besar tersebut berlangsung sukses, kendati ada beberapa kekurangan yang masih perlu disempurnakan.
"Tadinya kami ingin mencoba empat senjata strategis baru, tetapi sasaran terbatas. Apalagi satu kapal yang disiapkan sebagai sasaran langsung tenggelam hanya sekali tembakan rudal sehingga tiga senjata lainnya tidak jadi digunakan," katanya.
Adapun senjata strategis yang rencananya diujicobakan dalam latihan tersebut, antara Rudal Yakhont, Excocet MM-40 dan Rudal C-802 dari kapal atas air. Selain itu, juga ada senjata Torpedo SUT (Surface and Underwater Target) dari kapal selam dan kapal perang atas air dengan sasaran permukaan.
"Nanti pada latihan AJ (Armada Jaya) berikutnya, senjata-senjata itu kita uji coba lagi. Yang jelas, saya puas dengan latihan AJ yang berlangsung sukses sesuai rencana, baik secara materiil maupun prosedur," tambah Laksamana TNI Soeparno.
Kesuksesan jalannya latihan perang tersebut, lanjut Soeparno, menjadi salah satu indikasi bahwa TNI AL siap melaksanakan tugas mengamankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari masuknya intervensi pihak asing.
"Latihan AJ ini juga sebagai persiapan menghadapi Latihan Gabungan TNI yang berlangsung pada November mendatang. Hal-hal yang kurang sempurna di AJ, akan kami sempurnakan di Latgab nanti," ujarnya.
Latihan perang Armada Jaya ke-31 yang berlangsung 9-22 Oktober 2012, melibatkan tidak kurang 5.500 personel, 35 kapal perang dari berbagai jenis, enam pesawat udara, satu batalyon tim pendarat Marinir, dan 93 kendaraan tempur pasukan pendarat.
Sebelum pelaksanaan manuver lapangan di Perairan Kawasan Indonesia Timur dan Sanggata, Kalimantan Timur, lebih dulu digelar gladi posko proses pentahapan latihan operasi selama delapan hari pada 25 September-2 Oktober 2012 di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) Jakarta.
Sebanyak 10 dari 35 kapal perang yang ikut latihan melakukan uji coba penembakan sejumlah persenjataan baru jenis rudal, seperti Rudal Yakhont, Excocet MM-40, Rudal C-802 dari kapal atas air, dan senjata Torpedo SUT (Surface and Underwater Target) dari kapal selam dan kapal perang atas air dengan sasaran permukaan.
Sementara dari unsur kendaraan tempur dikerahkan Tank Amfibi PT-76, Tank AMX-10 PAC, Tank BMP-3F, dan Roket Multilaras RM-70 Grad Long yang dikendalikan Pasukan Marinir.
Sumber: ANTARA Jatim
Jet Tempur TNI AU Bombardir Pulau Belitung
(Foto: Dispenau)
23 Oktober 2012, Belitung: Diawali pesawat intai Boeing 737 Skadron Udara 5 mengamati daerah sasaran operasi dan dilanjutkan pesawat-pesawat tempur TNI AU yang melibatkan pesawat F-16 Fighting Falcon, SU-27/30 Sukhoi, Hawk 109/209, melakukan pemboman di sasaran yang telah dideteksi pesawat Boeing.
Setelah sasaran di bombardir, tim SAR Tempur (Sarpur) melaksanakan evakuasi bagi penerbang yang melakukan eject setelah di tembak lawan dengan menggunakan dua pesawat SA-330 Puma dan satu pesawat NAS-332 Super Puma dengan teknik Slink. Untuk mencegah aksi teror dilakukan penyisiran oleh satu Batalyon Paskhas yang di pimpin Komandan Wing 1 Paskhas Kolonel Psk. Eris, yang diterjunkan dengan enam pesawat C-130 dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma dan Skadron Udara 32 Lanud Abdurachman Saleh. Untuk mendukung moril pasukan, diterjunkan dukungan logistik, obat-obatan dan amunisi dengan dua C-130 Hercules dengan teknik Container Delevery System (CDS).
Kegiatan tersebut merupakan skenario latihan puncak TNI AU Angkasa Yudha tahun 2012 yang dilaksanakan di Air Weapon Range, Buding, Pulau Belitung. Selasa (23/10).
(Foto: Dispenau)
Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP, dalam sambutannya pada penutupan latihan Angkasa Yudha tahun 2012 mengatakan, keberhasilan latihan yang telah dilaksanakan agar dijadikan pijakan awal untuk meningkatkan keberhasilan yang lebih besar dalam tugas yang lebih berat dan sulit. Mengingat kedepan TNI Angkatan Udara sedang dan akan terus meningkatkan kekuatan udaranya secara bertahap.
Selama latihan berlangsung, telah terjadi berbagai dinamika latihan yang lebih disebabkan oleh adanya idealisme dihadapkan dengan realita yang berkaitan dengan kekuatan dan kemampuan nyata TNI Angkatan Udara. Ditemukan adanya kekurangan dan kelebihan dalam penerapan doktrin selama latihan, berkaitan dengan taktik dan strategi operasi udara, mempunyai nilai bobot kemanfaatan yang sama terhadap upaya peningkatan operasi udara.
Diharapkan, melalui latihan Angkasa Yudha Tahun Anggaran 2012 ini , dapat dicapai suatu kondisi yang ideal dalam konteks hubungan komando dan staf pada proses pengambilan keputusan tingkat Gladi Posko maupun dalam kenyataan pada saat Manuver Lapangan.
"Dengan berakhirnya Latihan Angkasa Yudha Tahun 2012 ini, diharapkan tujuan latihan menguji doktrin dan meningkatkan kemampuan, dapat dijadikan pengalaman penugasan selanjutnya. Lakukan evaluasi secara menyeluruh, dari aspek strategis, taktis, teknis, operasional, serta aspek komando dan pengendalian", ungkap kasau.
Sumber: Dispenau
23 Oktober 2012, Belitung: Diawali pesawat intai Boeing 737 Skadron Udara 5 mengamati daerah sasaran operasi dan dilanjutkan pesawat-pesawat tempur TNI AU yang melibatkan pesawat F-16 Fighting Falcon, SU-27/30 Sukhoi, Hawk 109/209, melakukan pemboman di sasaran yang telah dideteksi pesawat Boeing.
Setelah sasaran di bombardir, tim SAR Tempur (Sarpur) melaksanakan evakuasi bagi penerbang yang melakukan eject setelah di tembak lawan dengan menggunakan dua pesawat SA-330 Puma dan satu pesawat NAS-332 Super Puma dengan teknik Slink. Untuk mencegah aksi teror dilakukan penyisiran oleh satu Batalyon Paskhas yang di pimpin Komandan Wing 1 Paskhas Kolonel Psk. Eris, yang diterjunkan dengan enam pesawat C-130 dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma dan Skadron Udara 32 Lanud Abdurachman Saleh. Untuk mendukung moril pasukan, diterjunkan dukungan logistik, obat-obatan dan amunisi dengan dua C-130 Hercules dengan teknik Container Delevery System (CDS).
Kegiatan tersebut merupakan skenario latihan puncak TNI AU Angkasa Yudha tahun 2012 yang dilaksanakan di Air Weapon Range, Buding, Pulau Belitung. Selasa (23/10).
(Foto: Dispenau)
Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP, dalam sambutannya pada penutupan latihan Angkasa Yudha tahun 2012 mengatakan, keberhasilan latihan yang telah dilaksanakan agar dijadikan pijakan awal untuk meningkatkan keberhasilan yang lebih besar dalam tugas yang lebih berat dan sulit. Mengingat kedepan TNI Angkatan Udara sedang dan akan terus meningkatkan kekuatan udaranya secara bertahap.
Selama latihan berlangsung, telah terjadi berbagai dinamika latihan yang lebih disebabkan oleh adanya idealisme dihadapkan dengan realita yang berkaitan dengan kekuatan dan kemampuan nyata TNI Angkatan Udara. Ditemukan adanya kekurangan dan kelebihan dalam penerapan doktrin selama latihan, berkaitan dengan taktik dan strategi operasi udara, mempunyai nilai bobot kemanfaatan yang sama terhadap upaya peningkatan operasi udara.
Diharapkan, melalui latihan Angkasa Yudha Tahun Anggaran 2012 ini , dapat dicapai suatu kondisi yang ideal dalam konteks hubungan komando dan staf pada proses pengambilan keputusan tingkat Gladi Posko maupun dalam kenyataan pada saat Manuver Lapangan.
"Dengan berakhirnya Latihan Angkasa Yudha Tahun 2012 ini, diharapkan tujuan latihan menguji doktrin dan meningkatkan kemampuan, dapat dijadikan pengalaman penugasan selanjutnya. Lakukan evaluasi secara menyeluruh, dari aspek strategis, taktis, teknis, operasional, serta aspek komando dan pengendalian", ungkap kasau.
Sumber: Dispenau
TNI AL Tingkatkan Operasi Kamla di Perbatasan
23 Oktober 2012, Batam: Gugus Keamanan Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Guskamlaarmabar ) dengan Komandan Laksma TNI Pranyoto S.Pi melaksanakan kegiatan operasi keamanan laut (operasi kamla ) dengan melibatkan sejumlah unsur kapal perang RI disekitar perairan Riau , Natuna dan Selat Malaka serta di perairan perbatasan dengan Negara tetangga di Kawasan Barat Indonesia.
Dalam operasi sepanjang tahun tersebut melibatkan sejumlah unsur kapal perang RI jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat diantaranya jenis perusak Kawal tipe parchim KRI Sultan Thaha Saifuddin-376, Tipe kapal cepat Fast patrol Boat (FPB ) 57 KRI Barakuda-633, jenis PC Attack Class KRI Siliman 848 dan KRI Sigurot-864 dan jenis PC 40 KRI Sanca 815.
Kehadiran unsur-unsur kspal perang RI secara berlanjut tersebut dihadirkan di wilayah perairan dengan skala prioritas di wilayah perairan yang telah ditentukan dalam rangka menindak bentuk-bentuk pelanggaran dilaut dan sekaligus untuk memberikan rasa aman terhadap para pengguna laut dalam melaksanakan kegiatan pelayaran.
Unsur-unsur kapal perang yang dilibatkan dalam kegiatan operasi yang digelar Gugus Keamanan laut tersebut dipimpin secara langsung oleh Komandan Guskamlaarmabar Laksma TNI Prayoto S.Pi dengan kapal markas di KRI Barakuda-633.
Selama patroli keamanan laut , Komandan Guskamlaarmabar Laksma TNI Pranyoto S.Pi menekankan kepada para Komandan KRI yang terlibat dalam operasi agar meningkatkan kehadiran di laut dalam rangka meningkatkan hasil operasi dalam melaksanakan pemeriksaan dilakukan dengan lebih teliti terhadap berbagai pelanggaran dan tetap berpedoman pada ketentuan serta hukum yang berlaku.
Lebih lanjut sesuai dengan arahan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksda TNI Sadiman ,S.E kepada seluruh komandan unsur KRI jajaran Koarmabar agar dalam melaksanakan kegiatan operasi tetap mengutamakan keselamatan material dan personel dengan mengedepankan Zerro Accident.
Sumber: Dispenarmabar
British Aerospace Turunkan Ahli Selidiki Penyebab Jatuhnya Hawk
Sejumlah petugas menjaga saat setelah pesawat tempur jenis Hawk 200 milik TNI Angkatan Udara mengalami kecelakaan udara dan jatuh di Jalan Amal, komplek perumahan Pandau Permai, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (16/10). (Foto: ANTARA/Azwar/FA/pras/12)
23 Oktober 2012, Belitung: TNI Angkatan Udara masih menunggu hasil penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat Hawk 200 di Lanud Rusmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, pada Selasa (16/10).
"Kita sedang menunggu ahlinya dari "British Aerospace", Inggris (pembuat pesawat) dan Rolls Royce (perusahaan mesin pesawat) untuk membongkar pesawat tersebut," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat usai menyaksikan puncak Latihan TNI AU dengan sandi "Angkasa Yudha 2012" di Lokasi Penembakan Udara (Air WeaponRange/AWR) Buding, Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung, Selasa (23/10).
Sambil menunggu hasil penyelidikan dari ahlinya itu dan internal TNI AU sendiri, kata dia, pesawat Hawk 200 yang berada di Pekanbaru untuk sementara di "grounded" hingga ada hasil penyelidikan yang pasti. Untuk penggunaan pesawat Hawk 100/200 dalam latihan TNI Angkasa Yudha 2012 ini, kata dia, pesawat Hawk dari Skadron Udara 1 Pontianak itu sudah melalui tahapan pemeriksaan.
"Empat pesawat Hawk dari Pontianak ini sudah kita cek seluruhnya, fuel system-nya dan lainnya. Semua oke. Maka pada puncak latihan ini kita gunakan," ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Azman Yunus, mengatakan, pemeriksaan bangkai pesawat Hawk 200 akan dilakukan dalam waktu dekat ini.
"Kita tunggu hasil penyelidikannya seperti apa. Kalau sudah ada hasilnya, maka pesawat Hawk yang berada di Pekanbaru bisa beroperasi kembali," tuturnya.
Sebelumnya, Staf Ahli Menteri Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin menduga pesawat Hawk yang jatuh disebabkan gangguan mesin.
Menurut dia, pilot pesawat telah melaporkan kondisi di dalam pesawat sesaat sebelum dia keluar dengan menggunakan kursi lontar. "Pilot melaporkan bahwa ada kerusakan dan minta izin untuk keluar dari pesawat," ujarnya.
Namun demikian, untuk mengetahui penyebab pasti mengenai kecelakaan pesawat tempur taktis itu, akan diselidiki lebih lanjut secara internal oleh TNI AU.
"Penyebab kecelakaan atau pesawat jatuh itu ada tiga faktor kemungkinan, gangguan mesin, manusia, atau cuaca. Dugaan sementara karena gangguan mesin," tuturnya.
Sumber: Republika
23 Oktober 2012, Belitung: TNI Angkatan Udara masih menunggu hasil penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat Hawk 200 di Lanud Rusmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, pada Selasa (16/10).
"Kita sedang menunggu ahlinya dari "British Aerospace", Inggris (pembuat pesawat) dan Rolls Royce (perusahaan mesin pesawat) untuk membongkar pesawat tersebut," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat usai menyaksikan puncak Latihan TNI AU dengan sandi "Angkasa Yudha 2012" di Lokasi Penembakan Udara (Air WeaponRange/AWR) Buding, Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung, Selasa (23/10).
Sambil menunggu hasil penyelidikan dari ahlinya itu dan internal TNI AU sendiri, kata dia, pesawat Hawk 200 yang berada di Pekanbaru untuk sementara di "grounded" hingga ada hasil penyelidikan yang pasti. Untuk penggunaan pesawat Hawk 100/200 dalam latihan TNI Angkasa Yudha 2012 ini, kata dia, pesawat Hawk dari Skadron Udara 1 Pontianak itu sudah melalui tahapan pemeriksaan.
"Empat pesawat Hawk dari Pontianak ini sudah kita cek seluruhnya, fuel system-nya dan lainnya. Semua oke. Maka pada puncak latihan ini kita gunakan," ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Azman Yunus, mengatakan, pemeriksaan bangkai pesawat Hawk 200 akan dilakukan dalam waktu dekat ini.
"Kita tunggu hasil penyelidikannya seperti apa. Kalau sudah ada hasilnya, maka pesawat Hawk yang berada di Pekanbaru bisa beroperasi kembali," tuturnya.
Sebelumnya, Staf Ahli Menteri Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin menduga pesawat Hawk yang jatuh disebabkan gangguan mesin.
Menurut dia, pilot pesawat telah melaporkan kondisi di dalam pesawat sesaat sebelum dia keluar dengan menggunakan kursi lontar. "Pilot melaporkan bahwa ada kerusakan dan minta izin untuk keluar dari pesawat," ujarnya.
Namun demikian, untuk mengetahui penyebab pasti mengenai kecelakaan pesawat tempur taktis itu, akan diselidiki lebih lanjut secara internal oleh TNI AU.
"Penyebab kecelakaan atau pesawat jatuh itu ada tiga faktor kemungkinan, gangguan mesin, manusia, atau cuaca. Dugaan sementara karena gangguan mesin," tuturnya.
Sumber: Republika
Empat Kapal Perang Sandar di Pelabuhan Benoa
23 Oktober 2012, Surabaya: Prajurit Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Denpasar pada pertengahan bulan Oktober ini berturut turut mulai tanggal 19 sampai dengan tanggal 21 melaksanakan merplug kedatangan KRI yang bersandar di pelabuhan Benoa Bali, Selasa (23/10). Dalam rangka kegiatan bekal ulang dan serpas prajurit Kodam IX/Udayana diantaranya KRI Pulau Rempang, KRI Sura dan KRI Weling serta yang terakhir KRI Makasar.
Kehadiran keempat KRI ini disamping melaksanakan bekal ulang juga melaksanakan refreshing bagi anggotanya, sedangkan untuk KRI Makasar melaksanakan debarkasi pasukan serta materiil tempur dari Kodam IX/Udayana yang selesai melaksanakan satgas Pam VVIP RI-1 di Manggarai dengan rincian sebagai berikut pasukan dari Bataliyon 900 Raider sebanyak 356 personel, Yon Kav 16 personel, Denzipur 10 personel, Deninteldam 21 personel, Paldam 5 personel, Kesdam 6 personel, Pomdam 23 personel, Hubdam 10 personel serta kendaraan tempur diantaranya Panser Anoa 3 unit, Ambulance 1 unit, Truck 1 unit, Mobil kawal 2 unit, Mobil Jiehandak 3 unit, Mobil strada 2 unit serta sepeda motor 13 unit .
Lanal Denpasar sebagai pangkalan penunjang tugas operasi bagi kapal – kapal perang Indonesia serta kapal perang asing membantu pelaksanaan kegiatan tersebut. Dan pada hari Minggu pagi (21/10) Lanal Denpasar juga selesai melaksanakan pengamanan kunjungan kapal perang Amerika USS Green Bay yang lego jangkar di perairan Nusa Dua Bali.
Sumber: Lantamal V
Monday, October 22, 2012
Indobatt dan FCR Latihan Bersama
Prajurit TNI yang tergabung dalam Indonesian Batallion (Indobatt) bersama beberapa prajurit Force Commander Reserve (FCR) Perancis dan Staf Kesehatan Markas UNIFIL, melaksanakan evakuasi korban anggota UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) ketika menguji Standar Operasional Prosedur (SOP) pada latihan bersama di Compound Perancis, Lebanon, Minggu (21/10). SOP baru yang diujikan ini merupakan pembaharuan dari SOP Casevac yang telah ada sebelumnya, dimaksudkan untuk meningkatkan evektivitas, efisiensi, dan waktu respon (respon time) pada saat terjadinya kecelakaan/accident di lapangan yang membutuhkan evakuasi segera. (Foto: ANTARA/Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-F/UNIFIL, Lettu Inf Suwandi/HO/Koz/Spt/12)
22 Oktober 2012, Lebanon: Tim Patroli Indobatt, yang dipimpin Lettu Inf Kukuh, terkena ledakan roadside bomb saat melaksanakan patroli kendaraan di jalan menuju Markas FCR Perancis UN Posn 9-10, dari kejadian tersebut satu kendaraan tempur yang digunakan rusak parah, dan dua orang terluka.
Satu orang luka parah mengalami luka bakar dan pendarahan di perut serta luka di beberapa bagian tubuh, korban di evakuasi dengan Helikopter ke Level III Hospital Naqoura, sedangkan satu orang mengalami luka sedang, patah tulang pada kaki kanan dan luka di beberapa bagian tubuh di evakuasi ke Level II Hospital Chinmedcoy Sektor Timur.
Menurut Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-F/UNIFIL Lettu Inf Suwand, peristiwa tersebut bukanlah kejadian sebenarnya, ini merupakan skenario latihan gabungan yang dilaksanakan prajurit Indonesian Batallion (Indobatt) bersama dengan prajurit Force Commander Reserve (FCR) dari Perancis dan Staf Kesehatan Markas UNIFIL, dalam rangka menguji penetapan SOP (Standar Operasional Prosedur) pelaksanaan evakuasi korban anggota UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon), latihan dilaksanakan di Compound Perancis, Minggu (21/10).
"SOP baru yang diujikan ini merupakan pembaharuan dari SOP Casevac yang telah ada sebelumnya, dimaksudkan untuk meningkatkan evektivitas, efisiensi, dan waktu respon (respon time) dari pihak-pihak yang tekait pada saat terjadinya kecelakaan/accident di lapangan yang membutuhkan evakuasi segera, baik melalui jalan darat maupun evakuasi udara."Katanya melalui rilis yang diterima InfoPublik, Senin (22/10).
Dia menjelaskan, adapun pihak-pihak yang terlibat dalam latihan ini, antara lain Indobatt sebagai Tim Patroli, FCR (Force Commander Reserve) Frenchbatt, FMT (Forward Medical Team) Frenchbatt (Perancis), Level II Hospital Chinmedcoy (China) Sektor Timur, AMET (Air Medical Evacuation Team) Italbatt (Italia), JOC (Joint Operation Centre) Naqoura, CMO (Chief Medical Officer) dan FMO (First Medical Officer).
Ikut hadir mengawasi jalannya latihan Chief Medical Officer (CMO) UNIFIL, Mr. Florin Paul MD, PhD, MPH, Letkol Kes Abdul Goni Medical Planner, Kasiops Indobatt Kapten Inf Risa, Dokter Satgas Lettu Kes dr. Iwan Juniarto dan Pasiops Lettu Inf Budi Prakoso.
Sumber: Info Publik
22 Oktober 2012, Lebanon: Tim Patroli Indobatt, yang dipimpin Lettu Inf Kukuh, terkena ledakan roadside bomb saat melaksanakan patroli kendaraan di jalan menuju Markas FCR Perancis UN Posn 9-10, dari kejadian tersebut satu kendaraan tempur yang digunakan rusak parah, dan dua orang terluka.
Satu orang luka parah mengalami luka bakar dan pendarahan di perut serta luka di beberapa bagian tubuh, korban di evakuasi dengan Helikopter ke Level III Hospital Naqoura, sedangkan satu orang mengalami luka sedang, patah tulang pada kaki kanan dan luka di beberapa bagian tubuh di evakuasi ke Level II Hospital Chinmedcoy Sektor Timur.
Menurut Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-F/UNIFIL Lettu Inf Suwand, peristiwa tersebut bukanlah kejadian sebenarnya, ini merupakan skenario latihan gabungan yang dilaksanakan prajurit Indonesian Batallion (Indobatt) bersama dengan prajurit Force Commander Reserve (FCR) dari Perancis dan Staf Kesehatan Markas UNIFIL, dalam rangka menguji penetapan SOP (Standar Operasional Prosedur) pelaksanaan evakuasi korban anggota UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon), latihan dilaksanakan di Compound Perancis, Minggu (21/10).
"SOP baru yang diujikan ini merupakan pembaharuan dari SOP Casevac yang telah ada sebelumnya, dimaksudkan untuk meningkatkan evektivitas, efisiensi, dan waktu respon (respon time) dari pihak-pihak yang tekait pada saat terjadinya kecelakaan/accident di lapangan yang membutuhkan evakuasi segera, baik melalui jalan darat maupun evakuasi udara."Katanya melalui rilis yang diterima InfoPublik, Senin (22/10).
Dia menjelaskan, adapun pihak-pihak yang terlibat dalam latihan ini, antara lain Indobatt sebagai Tim Patroli, FCR (Force Commander Reserve) Frenchbatt, FMT (Forward Medical Team) Frenchbatt (Perancis), Level II Hospital Chinmedcoy (China) Sektor Timur, AMET (Air Medical Evacuation Team) Italbatt (Italia), JOC (Joint Operation Centre) Naqoura, CMO (Chief Medical Officer) dan FMO (First Medical Officer).
Ikut hadir mengawasi jalannya latihan Chief Medical Officer (CMO) UNIFIL, Mr. Florin Paul MD, PhD, MPH, Letkol Kes Abdul Goni Medical Planner, Kasiops Indobatt Kapten Inf Risa, Dokter Satgas Lettu Kes dr. Iwan Juniarto dan Pasiops Lettu Inf Budi Prakoso.
Sumber: Info Publik
Latma Albatros Ausindo 2012 Ditutup
(Foto: RAAF)
22 Oktober 2012, Jakarta: Setelah melaksanakan kegiatan selama ± empat hari, Latihan Bersama (Latma) Albatross Ausindo 2012 di Darwin secara resmi berakhir, Kamis (18/10).
Sebuah acara penutupan sederhana dilaksanakan di Truscoot Club RAAF Base Darwin menandai berakhirnya latihan yang sudah di gelar sejak tanggal 15 Oktober lalu.
Danskadron Udara 5, Letkol Pnb Benny Arfan dalam sambutannya memberikan apresiasi serta rasa terima kasih yang tinggi kepada seluruh peserta latihan baik dari TNI AU maupun RAAF, sehingga kegiatan ini dapat berjalan aman dan lancar.
“Selain hubungan persahabatan yang lebih erat, seluruh personil yang terlibat pun dapat saling bertukar ilmu serta pikiran mengenai berbagai hal di dalam latihan ini”, tambahnya.
Ucapan terima kasih pun disampaikan oleh WGCMDR Michael Jansen, CO 10th SQN RAAF kepada seluruh partisipan latihan bersama ini, karena hingga berakhirnya latihan, seluruh kegiatan dapat berjalan dengan baik dan tak terkendala.
“Mungkin pada pelaksanaan latihan berikutnya dapat disiapkan skenario yang lebih kompleks daripada saat ini, sehingga kemampuan skadron dan crew dapat lebih meningkat terkait dengan perkembangan zaman”, saran dari perwira yang suka humor ini.
“And i’m really looking forward to see you all on the next Albatross Ausindo Exercise”, pungkas WGCMDR Michael Jansen.
Semangat persahabatan sangat terlihat selama pelaksanaan kegiatan Latma Albatross Ausindo 2012 di Darwin ini, itulah yang paling utama.
Latihan SAR
(Foto: RAAF)
Pesawat AP-3C Orion dari RAAF 10th Squadron ketika sedang melaksanakan patroli menemukan adanya kemungkinan sebuah kapal mendapat kecelakaan di wilayah perairan sebelah utara Darwin. Informasi tersebut kemudian disampaikan kepada Boeing 737-200 intai milik Skadron 5 Makassar yang selanjutnya mencoba mengidentifikasi kebenaran akan informasi yang sudah disampaikan sebelumnya, dan ternyata memang benar terdapat sebuah kapal yang mengalami kecelakaan di area tersebut.
(Foto: RAAF)
Selanjutnya AP-3C Orion bersiap melakukan Operasi Search and Rescue guna menyelamatkan korban yang terdapat di dalam kapal tersebut. Diawali dengan menjatuhkan flare (bom asap) guna menandai bahwa di wilayah tersebut terdapat kapal yang mengalami kecelakaan. Dilanjutkan dengan menjatuhkan Heli Box yang berisi (raft) rakit, makanan serta radio untuk digunakan oleh para korban sebelum mendapatkan pertolongan selanjutnya dari penjaga pantai.
Sumber: Dispenau
22 Oktober 2012, Jakarta: Setelah melaksanakan kegiatan selama ± empat hari, Latihan Bersama (Latma) Albatross Ausindo 2012 di Darwin secara resmi berakhir, Kamis (18/10).
Sebuah acara penutupan sederhana dilaksanakan di Truscoot Club RAAF Base Darwin menandai berakhirnya latihan yang sudah di gelar sejak tanggal 15 Oktober lalu.
Danskadron Udara 5, Letkol Pnb Benny Arfan dalam sambutannya memberikan apresiasi serta rasa terima kasih yang tinggi kepada seluruh peserta latihan baik dari TNI AU maupun RAAF, sehingga kegiatan ini dapat berjalan aman dan lancar.
“Selain hubungan persahabatan yang lebih erat, seluruh personil yang terlibat pun dapat saling bertukar ilmu serta pikiran mengenai berbagai hal di dalam latihan ini”, tambahnya.
Ucapan terima kasih pun disampaikan oleh WGCMDR Michael Jansen, CO 10th SQN RAAF kepada seluruh partisipan latihan bersama ini, karena hingga berakhirnya latihan, seluruh kegiatan dapat berjalan dengan baik dan tak terkendala.
“Mungkin pada pelaksanaan latihan berikutnya dapat disiapkan skenario yang lebih kompleks daripada saat ini, sehingga kemampuan skadron dan crew dapat lebih meningkat terkait dengan perkembangan zaman”, saran dari perwira yang suka humor ini.
“And i’m really looking forward to see you all on the next Albatross Ausindo Exercise”, pungkas WGCMDR Michael Jansen.
Semangat persahabatan sangat terlihat selama pelaksanaan kegiatan Latma Albatross Ausindo 2012 di Darwin ini, itulah yang paling utama.
Latihan SAR
(Foto: RAAF)
Pesawat AP-3C Orion dari RAAF 10th Squadron ketika sedang melaksanakan patroli menemukan adanya kemungkinan sebuah kapal mendapat kecelakaan di wilayah perairan sebelah utara Darwin. Informasi tersebut kemudian disampaikan kepada Boeing 737-200 intai milik Skadron 5 Makassar yang selanjutnya mencoba mengidentifikasi kebenaran akan informasi yang sudah disampaikan sebelumnya, dan ternyata memang benar terdapat sebuah kapal yang mengalami kecelakaan di area tersebut.
(Foto: RAAF)
Selanjutnya AP-3C Orion bersiap melakukan Operasi Search and Rescue guna menyelamatkan korban yang terdapat di dalam kapal tersebut. Diawali dengan menjatuhkan flare (bom asap) guna menandai bahwa di wilayah tersebut terdapat kapal yang mengalami kecelakaan. Dilanjutkan dengan menjatuhkan Heli Box yang berisi (raft) rakit, makanan serta radio untuk digunakan oleh para korban sebelum mendapatkan pertolongan selanjutnya dari penjaga pantai.
Sumber: Dispenau
Wamenhan dan Dubes Brazil Bahan Kerjasama Pertahanan
(Foto: DMC)
19 Oktober 2012, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin dengan didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kaba Ranahan) Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip, Jum’at (19/10), menerima kunjungan Duta Besar Brazil untuk Indonesia H.E. Mr. Paulo Alberto Silveira Soares, di kantor Kemhan, Jakarta. Pertemuan singkat antara Wamenhan dan Dubes Brazil kali ini diantaranya membicarakan mengenai rencana kunjungan Wamenhan ke Brazil dalam waktu dekat.
Adapun maksud kunjungan kerja Wamenhan ke Brazil adalah untuk melanjutkan pembahasan mengenai draft agreement kedua negara baik yang sedang berjalan maupun yang tertunda sejak tahun 2006. Untuk itu kedua negara perlu membahas kembali draft kerjasama di bidang industri pertahanan agar kerjasama pertahanan kedua negara dapat terus berlangsung. Selain itu kunjungan kerja Wamenhan ke Brazil adalah untuk membahas isi kontrak kerjasama yang telah ditandatangani kedua negara dan modernisasi TNI. Dalam kunjungannya ke Brazil nanti diharapkan Wamenhan dapat bertemu dengan kreditur dan pemberi pinjaman dalam hal ini CEO Embraer yaitu perusahaan pembuat pesawat Super Tucano.
Sumber: DMC
19 Oktober 2012, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin dengan didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kaba Ranahan) Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip, Jum’at (19/10), menerima kunjungan Duta Besar Brazil untuk Indonesia H.E. Mr. Paulo Alberto Silveira Soares, di kantor Kemhan, Jakarta. Pertemuan singkat antara Wamenhan dan Dubes Brazil kali ini diantaranya membicarakan mengenai rencana kunjungan Wamenhan ke Brazil dalam waktu dekat.
Adapun maksud kunjungan kerja Wamenhan ke Brazil adalah untuk melanjutkan pembahasan mengenai draft agreement kedua negara baik yang sedang berjalan maupun yang tertunda sejak tahun 2006. Untuk itu kedua negara perlu membahas kembali draft kerjasama di bidang industri pertahanan agar kerjasama pertahanan kedua negara dapat terus berlangsung. Selain itu kunjungan kerja Wamenhan ke Brazil adalah untuk membahas isi kontrak kerjasama yang telah ditandatangani kedua negara dan modernisasi TNI. Dalam kunjungannya ke Brazil nanti diharapkan Wamenhan dapat bertemu dengan kreditur dan pemberi pinjaman dalam hal ini CEO Embraer yaitu perusahaan pembuat pesawat Super Tucano.
Sumber: DMC
Sunday, October 21, 2012
TNI Gelar Latgab 2012 Diikuti 11.693 personel
Sejumlah prajurit Korps Marinir TNI AL mempersiapkan materiil tempur disela-sela upacara pembukaan Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2012, di Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (20/10). Latgab tersebut bertujuan untuk untuk meningkatkan dan menguji kemampuan prajurit dan satuan TNI dalam merencanakan, melaksanakan, serta mengendalikan mekanisme Operasi Gabungan TNI secara tepat guna dan berhasil guna dalam rangka menghadapi kemungkinan kontinjensi yang diperkirakan akan terjadi. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/ss/nz/12)
20 Oktober 2012, Surabaya: Sejumlah persenjataan TNI dari tiga matra digunakan dalam Latihan Gabungan TNI tahun 2012 di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Sabtu (20/10).
Beberapa persenjataan yang digunakan diantaranya, 1 unit Radar Giraffe, 5 unit Meriam Penangkis Serangan Udara (PSU) Rhenmetal 20 mm, 4 unit Rudal Robot Bofors Sistem (RBS-70) dari Yon Arhanudri-2 Kostrad, 4 pucuk Mortir 8 Tampela, 4 pucuk Mortir 60 RR dan 4 pucuk Senapan Mesin Sedang dan Berat.
Persenjataan lainnya adalah 4 unit Tank Amfibi jenis Palawa Tanka (PT) 76-M dari Menkav-1 Marinir. Selain itu, 2 BTR 50-PM, 2 BTR 50 PK dan 3 BTR 50 P, 4 unit Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (Kapa) dari Menkav-1Marinir Surabaya. Juga 4 pucuk Meriam Howitzer 105 mm dan 2 unit kendaraan roket RM-70 Grad, 2 kendaraan tempur Sea Rider milik Satuan Kopaska Koarmatim dan 2 Helikopter Kolibri dari TNI Angkatan Udara.
Beberapa peralatan tempur yang berada di jajaran Koarmatim juga terlibat dalam latihan akbar ini. Diantaranya 3 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Perusak Kawal Rudal, 1 KRI klas Sigma, 1 Kapal Patrol Ship Killer (PSK), 1 Kapal Cepat Torpedo (KCT) dan 1 Kapal Fast Patrol Boat.
Dalam gladi tempur tersebut juga bergabung unsur kapal perang dari Komando Tugas Gabungan Laut (Kogasgabla).
Menurut Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, pada abad ke-21, bentuk perang berubah menjadi perang modern multi kompleks. Oleh karena itu, mengharuskan adanya doktrin militer yang kuat. Karena tanpa doktrin tersebut, perang modern dapat dipastikan akan menuju kekalahan. Bahkan perang gerilya sekalipun tidak akan dapat mencapai kemenangan.
Lebih lanjut, Panglima TNI mengatakan penetapan doktrin pertahanan kepulauan dan doktrin militer nasional yang komperhensif, cepat dan tepat menjadi bagian terpenting dalam penetapan strategi militer nasional dan perumusan pembangunan kekuatan demi tercapainya postur TNI.
Dalam konteks konsep Minimum Essential Force (MEF) atau kekuatan pokok minimum, Laksamana Agus mengatakan perlu konsep gelar militer pertahanan kewilayahan dan penyiapan komando gabungan yang memiliki interoperability tinggi.
“Pemilihan alutsista yang tepat dan cepat, merupakan kata kunci keberhasilan tugas TNI dalam menegakkan kedaulatan dan menjaga keutuhan NKRI,” katanya seperti dilansir dalam siaran pers Dinas Penerangan Koarmatim.
Laksamana Agus mengatakan, tujuan Latihan Gabungan TNI tahun ini adalah meningkatkan dan menguji kemampuan prajurit dan satuan TNI dalam merencanakan, melaksanakan, serta mengendalikan mekanisme operasi gabungan TNI secara tepat guna dan berhasil guna dalam rangka menghadapi kemungkinan kontinjensi yang diperkirakan akan terjadi.
Dalam pembukaan Latihan Gabungan TNI tahun 2012, bertindak sebagai Inspektur Upacara Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dengan Komandan Upacara Pagdiv-2 Kostrad Mayjen TNI Setyo Sularso, yang menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan (Pangkogab) Latgab TNI.
Pada upacara pembukaan, hadir tiga Kepala Staf Angkatan, Pangkostrad Mayjen TNI Gatot Nurmantyo, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono dan para Pangkotama TNI sewilayah Surabaya. Sedangkan pasukan upacara terdiri dari satu Batalyon pasukan gabungan TNI AD, AL dan AU serta satu Kompi gabungan Pasukan Khusus TNI.
Usai upacara, Panglima TNI meninjau Markas Latihan Posko (Latposko) yang berada di Mako Komando Latihan (Kolat) Koarmatim. Saat peninjauan, Panglima TNI menerima paparan dari Direktur Olah Yudha (DOY) Brigjen TNI Siburian mengenai rencana garis besar dan konsep umum latihan.
Sumber: Jurnas
20 Oktober 2012, Surabaya: Sejumlah persenjataan TNI dari tiga matra digunakan dalam Latihan Gabungan TNI tahun 2012 di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Sabtu (20/10).
Beberapa persenjataan yang digunakan diantaranya, 1 unit Radar Giraffe, 5 unit Meriam Penangkis Serangan Udara (PSU) Rhenmetal 20 mm, 4 unit Rudal Robot Bofors Sistem (RBS-70) dari Yon Arhanudri-2 Kostrad, 4 pucuk Mortir 8 Tampela, 4 pucuk Mortir 60 RR dan 4 pucuk Senapan Mesin Sedang dan Berat.
Persenjataan lainnya adalah 4 unit Tank Amfibi jenis Palawa Tanka (PT) 76-M dari Menkav-1 Marinir. Selain itu, 2 BTR 50-PM, 2 BTR 50 PK dan 3 BTR 50 P, 4 unit Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (Kapa) dari Menkav-1Marinir Surabaya. Juga 4 pucuk Meriam Howitzer 105 mm dan 2 unit kendaraan roket RM-70 Grad, 2 kendaraan tempur Sea Rider milik Satuan Kopaska Koarmatim dan 2 Helikopter Kolibri dari TNI Angkatan Udara.
Beberapa peralatan tempur yang berada di jajaran Koarmatim juga terlibat dalam latihan akbar ini. Diantaranya 3 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Perusak Kawal Rudal, 1 KRI klas Sigma, 1 Kapal Patrol Ship Killer (PSK), 1 Kapal Cepat Torpedo (KCT) dan 1 Kapal Fast Patrol Boat.
Dalam gladi tempur tersebut juga bergabung unsur kapal perang dari Komando Tugas Gabungan Laut (Kogasgabla).
Menurut Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, pada abad ke-21, bentuk perang berubah menjadi perang modern multi kompleks. Oleh karena itu, mengharuskan adanya doktrin militer yang kuat. Karena tanpa doktrin tersebut, perang modern dapat dipastikan akan menuju kekalahan. Bahkan perang gerilya sekalipun tidak akan dapat mencapai kemenangan.
Lebih lanjut, Panglima TNI mengatakan penetapan doktrin pertahanan kepulauan dan doktrin militer nasional yang komperhensif, cepat dan tepat menjadi bagian terpenting dalam penetapan strategi militer nasional dan perumusan pembangunan kekuatan demi tercapainya postur TNI.
Dalam konteks konsep Minimum Essential Force (MEF) atau kekuatan pokok minimum, Laksamana Agus mengatakan perlu konsep gelar militer pertahanan kewilayahan dan penyiapan komando gabungan yang memiliki interoperability tinggi.
“Pemilihan alutsista yang tepat dan cepat, merupakan kata kunci keberhasilan tugas TNI dalam menegakkan kedaulatan dan menjaga keutuhan NKRI,” katanya seperti dilansir dalam siaran pers Dinas Penerangan Koarmatim.
Laksamana Agus mengatakan, tujuan Latihan Gabungan TNI tahun ini adalah meningkatkan dan menguji kemampuan prajurit dan satuan TNI dalam merencanakan, melaksanakan, serta mengendalikan mekanisme operasi gabungan TNI secara tepat guna dan berhasil guna dalam rangka menghadapi kemungkinan kontinjensi yang diperkirakan akan terjadi.
Dalam pembukaan Latihan Gabungan TNI tahun 2012, bertindak sebagai Inspektur Upacara Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dengan Komandan Upacara Pagdiv-2 Kostrad Mayjen TNI Setyo Sularso, yang menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan (Pangkogab) Latgab TNI.
Pada upacara pembukaan, hadir tiga Kepala Staf Angkatan, Pangkostrad Mayjen TNI Gatot Nurmantyo, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono dan para Pangkotama TNI sewilayah Surabaya. Sedangkan pasukan upacara terdiri dari satu Batalyon pasukan gabungan TNI AD, AL dan AU serta satu Kompi gabungan Pasukan Khusus TNI.
Usai upacara, Panglima TNI meninjau Markas Latihan Posko (Latposko) yang berada di Mako Komando Latihan (Kolat) Koarmatim. Saat peninjauan, Panglima TNI menerima paparan dari Direktur Olah Yudha (DOY) Brigjen TNI Siburian mengenai rencana garis besar dan konsep umum latihan.
Sumber: Jurnas