Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Thursday, September 13, 2012
TNI AL Akan Tembakan Torpedo dalam Latihan Armada Jaya XXXI
13 September 2012, Jakarta: Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengungkapkan, TNI Angkatan Laut akan melaksanakan latihan perang secara besar-besaran di laut Jawa selama satu bulan (23 September s.d. 23 Oktober 2012). Latihan perang laut yang diberi sandi Armada Jaya XXXI/2012 akan melaksanakan penembakan berbagai macam senjata strategis, antara lain peluncuran peluru kendali Torpedo Sut sasaran permukaan baik dari kapal selam KRI Nanggala-204 maupun kapal perang jenis Patrol Ship Killer KRI Ajak-653.
Latihan Armada Jaya XXXI/2012 di perairan Indonesia Kawasan Timur, mulai dari Laut Jawa hingga puncaknya dilaksanakan operasi amfibi berupa pendaratan pasukan pendarat Marinir di Sangatta, Kalimantan Timur. Seluruh kesenjataan TNI AL yang tergabung dalam SSAT yaitu kapal perang, pesawat udara, Marinir dan Pangkalan akan digelar pada latihan puncak TNI AL ini, tegas Kadispenal Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, seusai mengikuti paparan Rencana Garis Besar Latihan Armada Jaya XXXI/2012, Kamis (13/9) di Mabes TNI AL Cilangkap, Jakarta Timur.
Latihan ini merupakan salah satu aktualisasi tentang kesiapan TNI AL dalam melaksanakan Operasi Amfibi, Operasi Laut Gabungan dan Operasi Pendaratan Administrasi di perairan timur yurisdiksi nasional dalam rangka menjaga dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada latihan ini, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno bertindak selaku Pemimpin Umum Armada Jaya XXX/2012, sedangkan Komandan Seskoal Laksamana Muda TNI Arief Rudianto, S.E. sebagai Direktur Latihan.
Dalam Armada Jaya XXXI/2012 ini akan dilaksanakan berbagai rangkaian kegiatan latihan dengan melibatkan kurang lebih empat ribu personel, 23 kapal perang berbagai jenis (Kapal Selam, Perusak Kawal Rudal, Kapal Cepat Rudal, Perusak Kawal, Angkut Tank, Buru Ranjau, Kapal Tanker dan Kapal Bantu Tunda), delapan pesawat udara, satu Brigade Pasukan Pendarat Marinir beserta 93 kendaraan tempur lengkap dengan logistiknya.
Latihan dilaksanakan dua tahap yaitu geladi Posko termasuk gelar pasukan tanggal 23 September s.d. 7 Oktober 2012 dan gladi lapangan tanggal 9 s.d. 23 Oktober 2012 guna menguji kemampuan perencanaan Operasi Amfibi, Operasi Laut Gabungan dan Operasi Pendaratan Administrasi. Setelah serbuan amfibi berakhir dan pantai pendaratan dinyatakan dikuasai, akan digelar bakti sosial yang didukung kapal perang rumah sakit KRI dr. Soeharso-990.
Menurut Kadispenal, konstelasi geografis Indonesia merupakan negara kepulauan (Archipelagic State) terbesar di dunia, memiliki wilayah laut yang luas dan berbatasan langsung dengan wilayah perairan negara tetangga, apabila kita tidak mengelola dan memanfaatkannya dengan baik maka akan berpeluang munculnya konflik. Permasalahan perbatasan yang sampai saat ini masih mencuat di permukaan, menjadikan pelajaran bagi kita untuk selalu waspada dan siap untuk mempertahankan serta menjaga setiap jengkal wilayah yurisdiksi kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
TNI Angkatan Laut sebagai alat pertahanan negara di laut dituntut kesiapannya dalam menghadapi dan mengantisipasi berbagai bentuk ancaman yang dapat mengganggu keamanan dan kedaulatan NKRI. Kesiapan TNI AL berupa tampilan kemampuan dan kekuatan alutsista yang andal, kesiapsiagaan operasional seluruh komponen Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) dan profesionalisme prajurit Matra Laut. Hasil dari kegiatan pembinaan tersebut diukur melalui latihan puncak TNI AL yakni Armada Jaya.
Latihan Armada Jaya merupakan latihan puncak bagi TNI AL dan dilaksanakan setiap tahun di wilayah yang berbeda, bahkan diusahakan seluruh pantai yang ada di Indonesia ini pernah dijadikan sebagai daerah latihan. Dengan menggelar latihan di daerah tersebut akan menjadi salah satu referensi bagi TNI AL, jika sewaktu-waktu dibutuhkan operasi sebenarnya.
Sumber: Dispenal
Kontrak Leopard dan Marder Dirampungkan September, Hibah C-130 Dimatangkan
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto, Rabu (12/9) menerima kunjungan AIRCDRE Ian Scott dari Australia di Kantor Kemhan, Jakarta. Kedatangannya kali ini adalah untuk membicarakan kelanjutan rencana proses hibah dan pengadaan Pesawat C-130. Pada pertemuan ini, Sekjen menjelaskan proses penganggarannya yang melibatkan beberapa instansi pemerintah dan DPR. Saat menerima tamunya, Sekjen Kemhan didampingi oleh Direktur Kerjasama Internasional Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus. (Foto: DMC)
12 September 2012, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin dengan didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip dan Kepala Bidang Opini Pusat Komunikasi Publik (Kabid Opini Puskom Publik) Kemhan Kolonel Arh Sugandi Agus, Rabu (12/9) menerima kunjungan Kuasa Usaha Jerman untuk Indonesia Mrs. Heeidrun Tempel, di Kantor Kemhan Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, Wamenhan menyampaikan rencana kunjungan kerja High Level Committee (HLC) ke Jerman untuk bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) baik pabrik Rheinmetall maupun Grob dan tim HLC akan meninjau kesiapan produksi lainnya dari kedua pabrik industri pertahanan Jerman di Frankfurt minggu depan, pihak kedutaan besar Jerman akan membantu menginformasikan rencana kunjungan kerja ini kepada pihak-pihak terkait di Jerman, baik pihak industri pertahanan yaitu pabrik Rheinmetall dan Grob maupun pemerintah Jerman.
Terkait dengan pembelian sejumlah 103 unit Main Battle Tank (MBT) Leopard, Tank jenis Marder 1A3 sebanyak 50 unit dan Tank pendukung 10 unit, Wamenhan menyampaikan bahwa pihak Rheinmetall akan berada di Indonesia untuk finalisasi penandatanganan kontrak yang akan dilaksanakan pada minggu ke empat September 2012. Wamenhan juga mengungkapkan pihak Rheinmetall telah mempersiapkan pengiriman perdana Main Battle Tank (MBT) Leopard sesuai dengan target Kementerian Pertahanan tetapi terdapat beberapa hal terkait administrasi dan logistik yang perlu diselesaikan oleh pihak Rheinmetall dengan Kementerian Pertahanan. Dengan demikian Main Battle Tank (MBT) Leopard dapat tiba di Indonesia pada awal November 2012 bertepatan dengan pameran Industri pertahanan Indo Defence 2012.
Menanggapi hal tersebut, pihak kuasa usaha Jerman akan membantu pihak Indonesia dalam hubungan Government to Government.
Sumber: DMC
12 September 2012, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin dengan didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip dan Kepala Bidang Opini Pusat Komunikasi Publik (Kabid Opini Puskom Publik) Kemhan Kolonel Arh Sugandi Agus, Rabu (12/9) menerima kunjungan Kuasa Usaha Jerman untuk Indonesia Mrs. Heeidrun Tempel, di Kantor Kemhan Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, Wamenhan menyampaikan rencana kunjungan kerja High Level Committee (HLC) ke Jerman untuk bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) baik pabrik Rheinmetall maupun Grob dan tim HLC akan meninjau kesiapan produksi lainnya dari kedua pabrik industri pertahanan Jerman di Frankfurt minggu depan, pihak kedutaan besar Jerman akan membantu menginformasikan rencana kunjungan kerja ini kepada pihak-pihak terkait di Jerman, baik pihak industri pertahanan yaitu pabrik Rheinmetall dan Grob maupun pemerintah Jerman.
Terkait dengan pembelian sejumlah 103 unit Main Battle Tank (MBT) Leopard, Tank jenis Marder 1A3 sebanyak 50 unit dan Tank pendukung 10 unit, Wamenhan menyampaikan bahwa pihak Rheinmetall akan berada di Indonesia untuk finalisasi penandatanganan kontrak yang akan dilaksanakan pada minggu ke empat September 2012. Wamenhan juga mengungkapkan pihak Rheinmetall telah mempersiapkan pengiriman perdana Main Battle Tank (MBT) Leopard sesuai dengan target Kementerian Pertahanan tetapi terdapat beberapa hal terkait administrasi dan logistik yang perlu diselesaikan oleh pihak Rheinmetall dengan Kementerian Pertahanan. Dengan demikian Main Battle Tank (MBT) Leopard dapat tiba di Indonesia pada awal November 2012 bertepatan dengan pameran Industri pertahanan Indo Defence 2012.
Menanggapi hal tersebut, pihak kuasa usaha Jerman akan membantu pihak Indonesia dalam hubungan Government to Government.
Sumber: DMC
Wednesday, September 12, 2012
Pesanan Pesawat TNI ke PT DI Diharapkan Tidak Terhambat
12 September 2012, Jakarta: Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq berharap kesulitan modal yang dialami PT Dirgantara Indonesia (DI) untuk membiayai pesanan pesawat dari dalam dan luar negeri sekitar 73 unit dengan modal yang dibutuhkan sekitar Rp 7 triliun secepatnya teratasi.
Selain itu, "Saya berharap kondisi itu tidak lantas menghambat pengerjaan pesanan pesawat untuk TNI karena merupakan bagian dari program modernisasi alutsista," tutur Mahfudz Siddiq di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (11/9).
Mahfudz menjelaskan bahwa saat ini setidaknya Kemenhan telah memesan sembilan unit pesawat CN 295 untuk TNI AU dan beberapa unit pesawat bel untuk TNI AD. "Kami berharap, pengerjaan tetap berjalan lancar dan bisa diselesaikan sesuai jadwal," lanjutnya.
Terkait besaran modal yang dibutuhkan PT DI untuk pengerjaan pesanan puluhan pesawat tersebut, menurut Mahfudz, anggaran negara tak akan cukup unruk menyehatkan cash flow perusahaan ini. "Kementerian BUMN diharapkan segera mengusulkan kebijakan taktis guna menyelesaikan kekurangan masalah modal itu," ujar Mahfuz.
Sementara itu, Menhan Purnomo Yusgiyantoro usai menghadiri raker yang membahas revisi UU Veteran RI menyatakan, meski saat ini PT DI kesulitan dalam permodalan, dipastikan tidak sampai mempengarui pengadaan dan penyelesaian pesanan pesawat untuk TNI.
"Kami optimis pengerjaan pesanan pesawat TNI dapat di kerjakan tepat waktu," tegas Menhan.
Filipina Akan Pesan CN-235 dari PT IPTN
Pemerintah Filipina berencana membeli pesawat intai maritim dari Indonesia dan pesawat angkut militer dari Italia, diungkapkan juru bicara Departemen Pertahanan Nasional Peter Paul Galvez, Senin (10/9), dikutip harian The Philippine Star. .
“Pesawat patroli dan intai maritim jarak jauh dibuat di Indonesia berdasarkan kesepakatam kerjasama dengan Spanyol,” ucap Galvez .
Departemen Pertahanan Nasional sedang mencari juga pesawat angkut menengah dari Eropa.
Bila Presiden Aquino menyetujui pembelian pesawat ini dari Indonesia, akan meningkatkan kemampuan Filipina dalam menjaga kedaulatan wilayah maritimnya. .
Filipina berminat membeli CN-235MPA dari PT DI, pesawat jenis ini telah digunakan oleh militer Indonesia.
Sumber: Jurnas/ The Philippine Star
Angkatan Udara ASEAN Sepakat Latih Kemampuan Para Perwira Pertamanya
(Foto: TUDM)
11 September 2012, Kuala Lumpur: Angkatan Udara negara-negara ASEAN sepakat meningkatkan kemampuan perwira pertama di tingkat kapten berupa pelatihan dan pendidikan tertentu. Tujuannya bisa menjadikan mereka makin profesional sebagai perwira dan membentuk kader-kader yang tangguh..
Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, di Kuala Lumpur, Selasa, menyatakan, "Targetnya adalah profesionalisme pada Angkatan Udara." Dia salah satu peserta kunci The 9th Asean Air Chiefs Conference yang digelar di negara itu..
Dikatakan dia, melalui pendidikan ataupun pelatihan untuk para staf junior itu, maka mereka sudah saling mengenal sejak awal, sehingga mempermudah mencari solusi apabila ada permasalahan terutama dengan sesama negara ASEAN..
Dalam pertemuan AACC itu juga dibicarakan mengenai bahasa yang akan digunakan dalam pendidikan dan pelatihan tersebut, apakah menggunakan bahasa Indonesia, Melayu ataupun Inggris. "Mengenai penggunaan bahasa masih belum ada kesimpulan mana yang dipergunakan," katanya..
Saat ini sedang dirumuskan sejumlah inisiatif yang bisa dilaksanakan antar sesama angkatan udara anggota Asean. "Bila sudah terbentuk maka tahun berikutnya akan direalisasikan," kata dia..
Pendidikan ataupun pelatihan nantinya seperti pelatihan managemen, penggunaan peralatan seperti pesawat C-130 Hercules, NAS-332 Super Puma, dan lain-lain yang dipakai sesama anggota ASEAN.
Sumber: ANTARA News
11 September 2012, Kuala Lumpur: Angkatan Udara negara-negara ASEAN sepakat meningkatkan kemampuan perwira pertama di tingkat kapten berupa pelatihan dan pendidikan tertentu. Tujuannya bisa menjadikan mereka makin profesional sebagai perwira dan membentuk kader-kader yang tangguh..
Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, di Kuala Lumpur, Selasa, menyatakan, "Targetnya adalah profesionalisme pada Angkatan Udara." Dia salah satu peserta kunci The 9th Asean Air Chiefs Conference yang digelar di negara itu..
Dikatakan dia, melalui pendidikan ataupun pelatihan untuk para staf junior itu, maka mereka sudah saling mengenal sejak awal, sehingga mempermudah mencari solusi apabila ada permasalahan terutama dengan sesama negara ASEAN..
Dalam pertemuan AACC itu juga dibicarakan mengenai bahasa yang akan digunakan dalam pendidikan dan pelatihan tersebut, apakah menggunakan bahasa Indonesia, Melayu ataupun Inggris. "Mengenai penggunaan bahasa masih belum ada kesimpulan mana yang dipergunakan," katanya..
Saat ini sedang dirumuskan sejumlah inisiatif yang bisa dilaksanakan antar sesama angkatan udara anggota Asean. "Bila sudah terbentuk maka tahun berikutnya akan direalisasikan," kata dia..
Pendidikan ataupun pelatihan nantinya seperti pelatihan managemen, penggunaan peralatan seperti pesawat C-130 Hercules, NAS-332 Super Puma, dan lain-lain yang dipakai sesama anggota ASEAN.
Sumber: ANTARA News
TNI Belum Berencana Memperkuat Pertahanan di Natuna
Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Mayjen TNI Harry Purdianto melepaskan tanda peserta latihan gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) dalam upacara penutupan di Desa Tanjung, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat (7/9). Latihan gabungan PPRC digelar sejak Selasa (4/9) dengan melibatkan 2.500 personel TNI gabungan, baik TNI AU, TNI AD maupun TNI AL. (Foto: ANTARA/Rusdianto/ed/mes/12)
12 September 2012, Jakarta: Eskalasi konflik yang meningkat di kawasan Laut China Selatan disikapi dingin Tentara Nasional Indonesia (TNI).TNI belum berencana untuk memperkuat pertahanan di daerah yang berbatasan langsung dengan wilayah sengketa tersebut,yakni di Kepulauan Natuna, sebagai langkah antisipasi adanya dampak konflik. Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengungkapkan, sejauh ini TNI masih mengandalkan kekuatan militer yang sudah ada di Kepulauan Natuna. “Sampai sekarang kita belum ada kajian ke sana (pemekaran),” ujarnya di sela-sela peluncuran buku Indonesia Mengukir Sejarah Selam Dunia di Jakarta, Senin (10/9) malam.
Kekuatan militer TNI di wilayah tersebut sebenarnya terbilang minim, karena hingga sekarang pangkalan yang ada di sana hanya Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara. Adapun untuk TNI Angkatan Darat dan Angkatan Laut sejauh ini berada di bawah komando kodim setempat.“Kita tidak ada perubahan.Lanal tetap tidak ada pemekaran dan sebagainya, ”bebernya.
Meski demikian, Iskandar meyakinkan bahwa kekuatan yang ada saat ini sudah cukup untuk menyikapi perkembangan eskalasi konflik. Menurut dia,TNI memiliki kesiapan untuk mengantisipasi dampak konflik di Laut Cina Selatan terhadap wilayah Indonesia yang berada di seputarannya.
“Kita mempunyai komunikasi dan intelijen yang sangat baik. Pengindraan kita juga sangat baik, sehingga kalau ada sesuatu, kita bisa dengan yang terdekat, misalnya di sana ada Tanjung Pinang, Dumai, dan sebagainya,”katanya Pada awal September lalu, TNI memusatkan latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat di daerah tersebut. Sebanyak 2.500 personel TNI terlibat di dalamnya.TNI juga menyertakan 5 KRI, 4 pesawat tempur Hawk, 6 pesawat angkut Hercules C-130, 1 CN-235, dan 2 helikopter SA-332 pada latihan gabungan tersebut. Meski demikian, TNI menampik bahwa pemilihan lokasi latihan di Natuna ada kaitannya dengan konflik Laut China Selatan ataupun ancaman yang bisa mengganggu stabilitas keamanan nasional.“Ini hanya pilihan yang telah dirancang jauh-jauh hari,” kata Kepala Staf Umum TNI Marsekal Madya TNI Daryatmo.
Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menerangkan, pemekaran armada laut bergantung pada strategi pertahanan dan postur. Setiap pengembangan kekuatan selalu berorientasi pada ancaman yang ada. Akan tetapi, lanjut dia,Kementerian Pertahanan selaku pembuat regulasi dan pembuat kebijakan,pemekaran itu tidak bisa serta-merta dilaksanakan. Harus dilakukan kajian-kajian yang komprehensif secara strategis.
Apalagi dilihat dari segi anggaran,sekarang ini 42% anggaran pertahanan terserap untuk belanja pegawai. Padahal, adanya pemekaran bakal membutuhkan anggaran tidak sedikit, sehingga pemekaran jika dipaksakan dikhawatirkan akan gagal.“Jadi setinggi-tingginya anggaran,kalau itu untuk belanja pegawai, nanti pembangunan kekuatan jadi turun,” papar Sjafrie.
Lantaran penguatan armada laut dibutuhkan, maka perlu dicarikan solusi. Sjafrie menilai, menanggulangi ancaman tidak harus serta-merta dengan pemekaran kekuatan. Dia menuturkan, mobilitas yang tinggi didukung kualitas alutsista yang canggih bisa menjadi solusi.
Sumber: SINDO
12 September 2012, Jakarta: Eskalasi konflik yang meningkat di kawasan Laut China Selatan disikapi dingin Tentara Nasional Indonesia (TNI).TNI belum berencana untuk memperkuat pertahanan di daerah yang berbatasan langsung dengan wilayah sengketa tersebut,yakni di Kepulauan Natuna, sebagai langkah antisipasi adanya dampak konflik. Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengungkapkan, sejauh ini TNI masih mengandalkan kekuatan militer yang sudah ada di Kepulauan Natuna. “Sampai sekarang kita belum ada kajian ke sana (pemekaran),” ujarnya di sela-sela peluncuran buku Indonesia Mengukir Sejarah Selam Dunia di Jakarta, Senin (10/9) malam.
Kekuatan militer TNI di wilayah tersebut sebenarnya terbilang minim, karena hingga sekarang pangkalan yang ada di sana hanya Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara. Adapun untuk TNI Angkatan Darat dan Angkatan Laut sejauh ini berada di bawah komando kodim setempat.“Kita tidak ada perubahan.Lanal tetap tidak ada pemekaran dan sebagainya, ”bebernya.
Meski demikian, Iskandar meyakinkan bahwa kekuatan yang ada saat ini sudah cukup untuk menyikapi perkembangan eskalasi konflik. Menurut dia,TNI memiliki kesiapan untuk mengantisipasi dampak konflik di Laut Cina Selatan terhadap wilayah Indonesia yang berada di seputarannya.
“Kita mempunyai komunikasi dan intelijen yang sangat baik. Pengindraan kita juga sangat baik, sehingga kalau ada sesuatu, kita bisa dengan yang terdekat, misalnya di sana ada Tanjung Pinang, Dumai, dan sebagainya,”katanya Pada awal September lalu, TNI memusatkan latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat di daerah tersebut. Sebanyak 2.500 personel TNI terlibat di dalamnya.TNI juga menyertakan 5 KRI, 4 pesawat tempur Hawk, 6 pesawat angkut Hercules C-130, 1 CN-235, dan 2 helikopter SA-332 pada latihan gabungan tersebut. Meski demikian, TNI menampik bahwa pemilihan lokasi latihan di Natuna ada kaitannya dengan konflik Laut China Selatan ataupun ancaman yang bisa mengganggu stabilitas keamanan nasional.“Ini hanya pilihan yang telah dirancang jauh-jauh hari,” kata Kepala Staf Umum TNI Marsekal Madya TNI Daryatmo.
Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menerangkan, pemekaran armada laut bergantung pada strategi pertahanan dan postur. Setiap pengembangan kekuatan selalu berorientasi pada ancaman yang ada. Akan tetapi, lanjut dia,Kementerian Pertahanan selaku pembuat regulasi dan pembuat kebijakan,pemekaran itu tidak bisa serta-merta dilaksanakan. Harus dilakukan kajian-kajian yang komprehensif secara strategis.
Apalagi dilihat dari segi anggaran,sekarang ini 42% anggaran pertahanan terserap untuk belanja pegawai. Padahal, adanya pemekaran bakal membutuhkan anggaran tidak sedikit, sehingga pemekaran jika dipaksakan dikhawatirkan akan gagal.“Jadi setinggi-tingginya anggaran,kalau itu untuk belanja pegawai, nanti pembangunan kekuatan jadi turun,” papar Sjafrie.
Lantaran penguatan armada laut dibutuhkan, maka perlu dicarikan solusi. Sjafrie menilai, menanggulangi ancaman tidak harus serta-merta dengan pemekaran kekuatan. Dia menuturkan, mobilitas yang tinggi didukung kualitas alutsista yang canggih bisa menjadi solusi.
Sumber: SINDO
Monday, September 10, 2012
Kapal Perang Singapura RSS Persistence Sandar di Bitung
Aspers sambut Komandan RSS Persitence.(Foto: Lantamal VIII)
10 September 2012, Manado: Kapal perang jenis Landing Ship Tank (LST) Republic of Singapore Navy (RAN) RSS Persistence (209) bersandar di dermaga Samudera Bitung, Senin (10/9). Kapal dibawah komandan SLTC Foong Kok Pun, disambut Asops Danlantamal VIII Letkol Laut (P) Suradi Agung S, Aspers Lantamal VIII Kolonel Laut (P) Panggih Wiyono, Sekertaris Kota Bitung Edison Humiang dan para staf Pemkot.
Kemudian rombongan melakukan kunjungan kehormatan ke Mako Lantamal VIII, diterima oleh diterima oleh Wadan Lantamal Kolonel Marinir I Ketut Suarya beserta dengan Para Asisten Lantamal VIII yang ikut menyambut rombongan.
RSS Persistence akan sandar hingga Rabu (12/9), selanjutnya berlayar ke Morotai guna mengikuti Sail Morotai 2012.
RSS Persistence kapal perang kelas Endurance dibangun oleh Singapore Technologies Marine (ST Marine). Panjang kapal 141 meter, lebar 21 meter dan mampu mengangkut 18 tank, 12 ranmor dan pasukan sebanyak 350-500 orang.
Kapal dipersenjatai rudal pertahanan udara Mistral, meriam Otomelara 76mm, 2 pucuk senapan otomatis 25mm dan 12,7mm. Kapasitas heli deck mampu menampung 2 unit helikopter.
Sumber: Lantamal VIII
@Berita HanKam
10 September 2012, Manado: Kapal perang jenis Landing Ship Tank (LST) Republic of Singapore Navy (RAN) RSS Persistence (209) bersandar di dermaga Samudera Bitung, Senin (10/9). Kapal dibawah komandan SLTC Foong Kok Pun, disambut Asops Danlantamal VIII Letkol Laut (P) Suradi Agung S, Aspers Lantamal VIII Kolonel Laut (P) Panggih Wiyono, Sekertaris Kota Bitung Edison Humiang dan para staf Pemkot.
Kemudian rombongan melakukan kunjungan kehormatan ke Mako Lantamal VIII, diterima oleh diterima oleh Wadan Lantamal Kolonel Marinir I Ketut Suarya beserta dengan Para Asisten Lantamal VIII yang ikut menyambut rombongan.
RSS Persistence akan sandar hingga Rabu (12/9), selanjutnya berlayar ke Morotai guna mengikuti Sail Morotai 2012.
RSS Persistence kapal perang kelas Endurance dibangun oleh Singapore Technologies Marine (ST Marine). Panjang kapal 141 meter, lebar 21 meter dan mampu mengangkut 18 tank, 12 ranmor dan pasukan sebanyak 350-500 orang.
Kapal dipersenjatai rudal pertahanan udara Mistral, meriam Otomelara 76mm, 2 pucuk senapan otomatis 25mm dan 12,7mm. Kapasitas heli deck mampu menampung 2 unit helikopter.
Sumber: Lantamal VIII
@Berita HanKam
Aksi KRI Frans Kaisepo di Latma Kakadu 2012
Awak kapal KRI Frans Kaisepo selesai pemeriksaan kapal di atas kapal perang HMAS Perth. KRI Frans Kaisepo mengikuti Latma maritim multinasional Kakadu 2012 di Darwin, Australia. (Foto: Australia DoD)
KRI Frans Kaisepo manuver menjauhi HMAS Perth setelah selesai perpindahan perbekalan di tengah laut. (Foto: Australia DoD)
KRI Frans Kaisepo manuver menjauhi HMAS Perth setelah selesai perpindahan perbekalan di tengah laut. (Foto: Australia DoD)
Lundin Latih Calon Awak KRI Klewang
10 September 2012, Surabaya: Setelah peluncuran secara resmi KCR Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran KRI Klewang-625 pada tanggal 31 Agustus 2012 di galangan PT Lundin Banyuwangi, maka program selanjutnya untuk penyiapan KCR tersebut masuk ke jajaran TNI AL adalah pelatihan Calon Pengawak (Cawak) KRI Klewang-625.
Program pelatihan Calon Pengawak KRI Klewang-625 secara resmi dimulai pada awal September bertempat di Galangan PT Lundin Banyuwangi. Pelatihan Calon Pengawak KRI Klewang-625 ini diselenggarakan selama 14 hari yang diikuti oleh 33 personel calon pengawak KRI tersebut.
Sebagaimana diketahui, KCR Trimaran ini adalah jenis kapal pertama yang menggunakan teknologi komposit serta desain dengan bentuk tiga lambung serta peralatan sewaco yang modern yang akan dilengkapi oleh persenjataan meriam CIWS dan rudal C-705.
Pelatihan yang secara resmi dibuka oleh Dansatgas Yekda KCR Trimaran Kolonel laut (T) Heru Sriyanta di galangan PT Lundin ini akan berakhir pada pertengahan September dengan harapan setelah pelatihan tersebut para pengawak KRI Klewang-625 dapat mengoperasikan dengan penanganan terbaik seluruh peralatan yang ada di kapal dengan baik,sehingga dapat memperpanjang usia pakai kapal mejadi lebih lama.
Sumber: Dispenarmatim
Pemekaran Armada TNI AL Belum Bisa Terwujud
10 September 2012, Jakarta: Walaupun Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyadari betapa pentingnya penguatan keamanan maritim, tahun ini pemerintah belum mampu melakukan penguatan. Sebagai contoh, upaya pemekaran kekuatan armada laut yang sudah diinginkan jauh-jauh hari masih sulit terwujud.
Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, mengatakan anggaran pertahanan yang 42 persennya terserap untuk belanja pegawai sulit untuk membangun kekuatan armada laut.
Walaupun anggaran pertahanan pada 2012 mencapai 77 triliun rupiah, Kemhan belum bisa memenuhi target pembangunan armada. Pemekaran armada kekuatan laut membutuhkan anggaran besar.
Dia khawatir pemekaran akan gagal jika dilakukan secepatnya. Pemekaran armada membutuhkan personel yang banyak dan konsekuensinya membutuhkan dana besar.
"TNI tidak diperkenankan mengembangkan kekuatan jika dengan pengembangan itu nantinya menuntut pemenuhan personel melebihi jumlah yang dimiliki," kata Sjafrie, di Jakarta, Minggu (9/9).
Sumber: Koran Jakarta
Pesawat C-295 Dijadwalkan Tiba 21 September di Indonesia
C-295 Spanish Air Force. (Photo: Airbus Military)
10 September 2012, Jakarta:Empat penerbang TNI Angkatan Udara dari Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, yaitu Letkol Pnb Elistar Silaen Komandan Skadron Udara 2 Lanud Halim, Mayor Pnb Destianto, Mayor Pnb Trinanda dan Kapten Pnb Reza Fahlifie saat ini berada di Airbus Military, Sevilla, Spanyol untuk menjalani Training dengan menggunakan pesawat C-295 Airbus Military selama kurang lebih tiga Bulan dari Bulan Juli sampai September 2012.
“Saat ini program training kami sudah melaksanakan latihan simulator sebanyak 48 jam, mulai dari tanggal 5 Sepember kami sudah flight training degan pesawat C-295 Airbus Military, dan rencana training sampai dengan tgl 14 September” ujar Komandan Skadron 2 Letkol Pnb Elistar Silaen yang disampaikannya melalui e-mail yang dikirimkan kepada Penerangan Lanud Halim baru-baru ini.
Lebih lanjut Komandan Skadron 2, mengatakan bahwa “latihan training masing-masing pilot dilaksanakan Enam jam terbang. Rencana ferry pesawat C-295 Airbus Military sementara tanggal 17 September dan tiba di Indonesia tanggal 21 September” ujarnya sambil menharapkan bantuan doa kepada seluruh anggota TNI Angkatan Udara, agar seluruh kegiatan latihan dan rencana kembali ke Indonesia berjalan dengan lancar dan aman.
Selain Penerbang TNI Angkatan Udara dua penerbang Test Pilot dari PT Dirgantara Indonesia (DI) Ester Gayatri saleh dan Novirsta Mafriando Rusli serta satu Flight Test Engineer Heru Riadhi Soenardi juga melakukan training dengan menggunakan pesawat C-295 di Airbus Military, Sevilla, Spanyol.
Pesawat C-295 buatan Airbus Military yang bekerja sama dengan PT DI direncanakan akan memperkuat jajaran TNI Angkatan Udara di Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma menggantikan operasional pesawat F-27 yang belum lama dinyatakan tidak boleh terbang lagi oleh Pemerintah.
Sumber: TNI AU
10 September 2012, Jakarta:Empat penerbang TNI Angkatan Udara dari Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, yaitu Letkol Pnb Elistar Silaen Komandan Skadron Udara 2 Lanud Halim, Mayor Pnb Destianto, Mayor Pnb Trinanda dan Kapten Pnb Reza Fahlifie saat ini berada di Airbus Military, Sevilla, Spanyol untuk menjalani Training dengan menggunakan pesawat C-295 Airbus Military selama kurang lebih tiga Bulan dari Bulan Juli sampai September 2012.
“Saat ini program training kami sudah melaksanakan latihan simulator sebanyak 48 jam, mulai dari tanggal 5 Sepember kami sudah flight training degan pesawat C-295 Airbus Military, dan rencana training sampai dengan tgl 14 September” ujar Komandan Skadron 2 Letkol Pnb Elistar Silaen yang disampaikannya melalui e-mail yang dikirimkan kepada Penerangan Lanud Halim baru-baru ini.
Lebih lanjut Komandan Skadron 2, mengatakan bahwa “latihan training masing-masing pilot dilaksanakan Enam jam terbang. Rencana ferry pesawat C-295 Airbus Military sementara tanggal 17 September dan tiba di Indonesia tanggal 21 September” ujarnya sambil menharapkan bantuan doa kepada seluruh anggota TNI Angkatan Udara, agar seluruh kegiatan latihan dan rencana kembali ke Indonesia berjalan dengan lancar dan aman.
Selain Penerbang TNI Angkatan Udara dua penerbang Test Pilot dari PT Dirgantara Indonesia (DI) Ester Gayatri saleh dan Novirsta Mafriando Rusli serta satu Flight Test Engineer Heru Riadhi Soenardi juga melakukan training dengan menggunakan pesawat C-295 di Airbus Military, Sevilla, Spanyol.
Pesawat C-295 buatan Airbus Military yang bekerja sama dengan PT DI direncanakan akan memperkuat jajaran TNI Angkatan Udara di Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma menggantikan operasional pesawat F-27 yang belum lama dinyatakan tidak boleh terbang lagi oleh Pemerintah.
Sumber: TNI AU
Indonesia dan Jerman Jajaki Kerjasama Alih Teknologi Tank Medium Marder 1A3
Tank kelas medium Marder 1A3. (Foto: ©Bundeswehr/Winkler)
8 September 2012, Jakarta: Pemerintah menjajaki kemungkinan melakukan kerjasama alih teknologi pembuatan tank medium dengan Jerman sebagai bagian dari pengadaan 100 unit tank tempur utama (MBT) Leopard. Jika proses ini lancar, maka Indonesia ke depan bakal memproduksi tank medium merujuk pada Marder 1A3 milik Jerman.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto mengatakan, pemerintah sekarang ini dalam proses pembicaraan agar bisa dilakukan kerjasama alih teknologi pembuatan tank medium Marder 1A3 dari Jerman. “Semua pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) ada transfer of technology (alih teknologi),” ujarnya di Jakarta, Sabtu (8/9).
Meskipun sekarang ini Indonesia tidak sedang melakukan pembelian tank medium tersebut, namun proses alih teknologi tersebut tetap memungkinkan dilakukan, tergantung proses pembicaraan antara kedua negara. “Ini masih proses, dan nanti menjadi bagian dari pengadaan MBT Leopard,” paparnya.
Dia mengakui pemerintah telah mengajukan permohonan resmi kepada pemerintah Jerman agar hal tersebut disetujui. “Kita masih akan bicarakan lagi ke mereka. Saya belum bisa menyampaikan keputusannya,” imbuh Eris.
Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mengaku pihaknya belum mengetahui rencana pemerintah tersebut. Namun secara umum dirinya menyambut baik jika langkah alih teknlogi pembuatan tank medium itu betul-betul bisa direalisasikan.
Tubagus menyebut, pihaknya akan menyetujui bilamana kerjasama yang dilakukan bisa memberikan keuntungan bagi badan usaha milik negara (BUMN) industri pertahanan. Apalagi dengan memroduksi tank medium, maka kebutuhan alutsista TNI ke depan tidak lagi tergantung pada asing. “Bisa juga untuk dijual. Ada nilai tambah ekonominya,” sebut dia.
Di samping itu, memproduksi tank medium akan menguntungkan dari segi strategi pertahanan. Sebab, tank-tank jenis inilah yang sebenarnya sangat cocok untuk karakter geografis Indonesia. “Sesuai kajian, tank medium lebih cocok dibandingkan MBT,” katanya.
Dia percaya, jika tersealisasi, kerjasama dengan Jerman ini tidak akan mengganggu kerjasama PT Pindad dalam rencana memproduksi tank medium dengan Turki. “Pilihan-pilihan itu sudah dikaji Kementerian Pertahanan. Tidak apa-apa karena selama ini Jerman dan Turki juga kerjasama menghasilkan tank. Pasti ketika kita kerjasama dengan Jerman, otomatis kita pun kerjasama dengan Turki,” pungkas Tubagus.
Sumber: Info Publik
8 September 2012, Jakarta: Pemerintah menjajaki kemungkinan melakukan kerjasama alih teknologi pembuatan tank medium dengan Jerman sebagai bagian dari pengadaan 100 unit tank tempur utama (MBT) Leopard. Jika proses ini lancar, maka Indonesia ke depan bakal memproduksi tank medium merujuk pada Marder 1A3 milik Jerman.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto mengatakan, pemerintah sekarang ini dalam proses pembicaraan agar bisa dilakukan kerjasama alih teknologi pembuatan tank medium Marder 1A3 dari Jerman. “Semua pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) ada transfer of technology (alih teknologi),” ujarnya di Jakarta, Sabtu (8/9).
Meskipun sekarang ini Indonesia tidak sedang melakukan pembelian tank medium tersebut, namun proses alih teknologi tersebut tetap memungkinkan dilakukan, tergantung proses pembicaraan antara kedua negara. “Ini masih proses, dan nanti menjadi bagian dari pengadaan MBT Leopard,” paparnya.
Dia mengakui pemerintah telah mengajukan permohonan resmi kepada pemerintah Jerman agar hal tersebut disetujui. “Kita masih akan bicarakan lagi ke mereka. Saya belum bisa menyampaikan keputusannya,” imbuh Eris.
Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mengaku pihaknya belum mengetahui rencana pemerintah tersebut. Namun secara umum dirinya menyambut baik jika langkah alih teknlogi pembuatan tank medium itu betul-betul bisa direalisasikan.
Tubagus menyebut, pihaknya akan menyetujui bilamana kerjasama yang dilakukan bisa memberikan keuntungan bagi badan usaha milik negara (BUMN) industri pertahanan. Apalagi dengan memroduksi tank medium, maka kebutuhan alutsista TNI ke depan tidak lagi tergantung pada asing. “Bisa juga untuk dijual. Ada nilai tambah ekonominya,” sebut dia.
Di samping itu, memproduksi tank medium akan menguntungkan dari segi strategi pertahanan. Sebab, tank-tank jenis inilah yang sebenarnya sangat cocok untuk karakter geografis Indonesia. “Sesuai kajian, tank medium lebih cocok dibandingkan MBT,” katanya.
Dia percaya, jika tersealisasi, kerjasama dengan Jerman ini tidak akan mengganggu kerjasama PT Pindad dalam rencana memproduksi tank medium dengan Turki. “Pilihan-pilihan itu sudah dikaji Kementerian Pertahanan. Tidak apa-apa karena selama ini Jerman dan Turki juga kerjasama menghasilkan tank. Pasti ketika kita kerjasama dengan Jerman, otomatis kita pun kerjasama dengan Turki,” pungkas Tubagus.
Sumber: Info Publik
Sunday, September 9, 2012
Indonesia Tingkatkan Kerjasama Pertahanan dengan Spanyol dan Perancis
Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Kamis (6/9), menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Spanyol untuk Indonesia HE Rafael Conde, di Kantor Kemhan, Jakarta. Kunjungan Dubes Spanyol untuk Indonesia kali ini adalah untuk meningkatkan kerjasama pertahanan kedua negara.(Foto: DMC)
7 September, Jakarta: Hubungan antara Indonesia dan Perancis telah berlangsung secara intensif, ditandai dengan saling mengunjungi antar pejabat kedua negara yang terkait dengan pengawasan dalam memodenisasi alutsista yang diproduksi Perancis. Hal tersebut diungkapkan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, Jumat (7/9) saat menerima kunjungan Kuasa Usaha Perancis untuk Indonesia Mr. Stepahane Baumgart yang didampingi Atase Pertahanan (Athan) Perancis untuk Indonesia, di kantor Kemhan Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, Wamenhan menjelaskan dalam kunjungannya ke Perancis nanti yang akan berlangsung dalam waktu dekat akan dibicarakan berbagai hal, diantaranya membicarakan kebijakan Indonesia dan target yang ingin dicapai. Selain itu juga direncanakan tim Kemhan akan mengunjungi pabrik di Perancis dan memonitor kerjasama pertahanan dalam hubungannya dengan industri pertahanan. Untuk itu Wamenhan berharap Kedutaan dan Athan dapat memantau perkembangan dan kemajuan kerjasama pertahanan tersebut.
Diungkapkan Wamenhan dalam perayaan Hari TNI 5 Oktober nanti akan di pertunjukan alutsista produksi Perancis sebagai kontribusi pemerintah Perancis dalam memodernisasi alutsista Indonesia. Untuk itu diharapkan Dubes Perancis bersama-sama dengan rakyat Indonesia dapat melihat produk-produk andalan Perancis pada HUT TNI nanti di Jakarta.
Turut hadir mendampingi Wamenhan dalam pertemuan singkat tersebut yaitu Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip, Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan (Dirjen Renhan) Kemhan Marsda TNI Sunaryo, Kepala Pusat Pengadaan Baranahan Kemhan Marsma TNI Asep Sumaruddin, M.Sc.
Sumber: DMC
7 September, Jakarta: Hubungan antara Indonesia dan Perancis telah berlangsung secara intensif, ditandai dengan saling mengunjungi antar pejabat kedua negara yang terkait dengan pengawasan dalam memodenisasi alutsista yang diproduksi Perancis. Hal tersebut diungkapkan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, Jumat (7/9) saat menerima kunjungan Kuasa Usaha Perancis untuk Indonesia Mr. Stepahane Baumgart yang didampingi Atase Pertahanan (Athan) Perancis untuk Indonesia, di kantor Kemhan Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, Wamenhan menjelaskan dalam kunjungannya ke Perancis nanti yang akan berlangsung dalam waktu dekat akan dibicarakan berbagai hal, diantaranya membicarakan kebijakan Indonesia dan target yang ingin dicapai. Selain itu juga direncanakan tim Kemhan akan mengunjungi pabrik di Perancis dan memonitor kerjasama pertahanan dalam hubungannya dengan industri pertahanan. Untuk itu Wamenhan berharap Kedutaan dan Athan dapat memantau perkembangan dan kemajuan kerjasama pertahanan tersebut.
Diungkapkan Wamenhan dalam perayaan Hari TNI 5 Oktober nanti akan di pertunjukan alutsista produksi Perancis sebagai kontribusi pemerintah Perancis dalam memodernisasi alutsista Indonesia. Untuk itu diharapkan Dubes Perancis bersama-sama dengan rakyat Indonesia dapat melihat produk-produk andalan Perancis pada HUT TNI nanti di Jakarta.
Turut hadir mendampingi Wamenhan dalam pertemuan singkat tersebut yaitu Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip, Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan (Dirjen Renhan) Kemhan Marsda TNI Sunaryo, Kepala Pusat Pengadaan Baranahan Kemhan Marsma TNI Asep Sumaruddin, M.Sc.
Sumber: DMC