Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, September 1, 2012
Super Tucano Dijadwalkan Tiba di Indonesia 2 September
31 Agustus 2012, Jakarta: Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, menyiapkan hangar untuk menampung enam pesawat Super Tucano baru. Pada tahap awal, TNI Angkatan Udara akan menerima sebanyak empat unit pesawat tempur taktis dari pabrikan Embraer Brazil.
Dijadwalkan pesawat tiba 2 September setelah diterbangkan dari Brazil. "Tahap kedua, yakni Maret 2013, empat pesawat lagi dikirim," kata Komandan Skuadron 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Mayor (PNB) James Yanes Singal, Jumat, 31 Agustus 2012.
Kementerian Pertahanan meneken kontrak pemesanan pesawat Super Tucano sebanyak 16 unit hingga 2014. Pesawat itu akan menggantikan OV-10 Bronco yang di-grouded karena dianggap sudah tak laik terbang.
Pesanan pesawat tersebut sudah diberangkatkan dari Brazil dengan menempuh rute penerbangan Brazil-Maroko-Spanyol-Italia-Doha-Qatar-India-Thailand-Indonesia. Pesawat transit dan beristirahat di sejumlah negara sehingga total perjalanan mencapai 12 hari. "Istirahat demi keamanan dan konsentrasi penerbang," katanya.
Pesawat dikirim langsung produsen Super Tucano Embraer bersama delapan penerbang dan teknisi. Mereka bertugas mengirimkan pesawat hingga serah terima pada 17 September. Adapun para teknisi terus mengawasi pesawat hingga masa garansi setahun. Kini pesawat telah tiba di Pengkalan Udara Halim Perdana Kusuma.
Setelah melakukan perjalanan jauh, pesawat akan menjalani pemeriksaan fisik dan konfigurasi, lalu diikuti pengecekan terbang yang bakal diikuti bersama Komandan Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh, Letnan Kolonel Andi Wijaya dan James Yanes Singal. Keduanya telah menjajal pesawat yang berfungsi untuk serangan udara taktis.
Usai menjalani pemeriksaan, uji terbang, dan diserahterimakan dari Embraer, pesawat segera digunakan untuk operasi pengamanan. Namun, James tak bersedia mengungkapkan misi pertama yang bakal dilakukan Super Tucano (burung maskot Brazil). Pesawat berfungsi membantu tembakan udara ke darat membantu pasukan infanteri, patroli udara, dan serangan udara terbatas.
Total sebanyak 12 penerbang telah mengikuti pelatihan khusus untuk mengenal karakteristik pesawat asal Brazil. Para pilot sebelumnya berpengalaman menerbangkan OV-10, Hawk, Sukhoi dan F-5. Mereka dilatih selama sebulan di Brazil.
Selain itu, ada juga dukungan pelatihan dengan simulator atau computer based training dan simulator untuk menerbangkan pesawat di kawasan Skadron 21. Sebanyak 36 teknisi juga dilatih merawat pesawat.
Pesawat tempur ringan dengan call sign EMB 314 ini dicat kepala hiu berwarna merah di bagian moncongnya. Keempat Super Tucano TT-3101, TT-3102, TT-3103, dan TT-3104 ini mampu mengangkut peralatan tempur seperti persenjataan dan bom hingga 1.500 kilogram. Maksimal bisa mengangkut sekitar empat bom.
Sumber: TEMPO
Kapal Perang Siluman Diluncurkan
Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Klewang bernomor lambung 625, meluncur di Selat Bali, Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (31/8). KRI Klewang tersebut mempunyai panjang 63 meter, berbahan dasar vinylester carbon fiber (infused), menggunakan teknologi maju di bidang pembuatan kapal perang antara lain kemampuan tidak terdeteksi oleh radar, tidak mengandung unsur magnet, serta tingkat deteksi panas dan suara yang rendah. (Foto: ANTARA/Seno S./ss/mes/12)
1 September 2012, Banyuwangi: TNI Angkatan Laut kini kian kuat. Kemarin satu kapal cepat rudal (KCR) yang diyakini mampu menjadi kekuatan pemukul di matra laut,KCR Trimaran, resmi diluncurkan dari galangan kapal milik PT Lundin Industry Invest di Pantai Cacalan,Kecamatan Kalipuro,Banyuwangi.
Kapal perang pertama berlunas banyak di Asia Tenggara, bahkan diklaim sebagai salah satu tercanggih di dunia,secara resmi dinamakan KRI Klewang– pedang bermata tunggal tradisional Indonesia berasal dari Pulau Madura– dengan nomor lambung 625. Selain kecanggihan teknologinya,desain kapal juga terbilang radikal karena sisi depannya sangat lancip dan berlunas tiga (trimaran) dengan keseluruhan elemen berbahan dasar infus vinylester karbon fiber.Dengan penggunaan material seperti ini bodi KRI Klewang mampu menginduksi panas sehingga sulit terdeteksi radar (stealth).
Peluncuran kapal perang yang dengan panjang keseluruhan 63 meter itu dilakukan Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Pertama Sayyid Anwar, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dan PT Lundin. “Kapal ini pengembangan lanjutan dari riset agar TNI AL tetap diperhitungkan di dunia internasional. Kapal ini sangat canggih dan baru ada di Amerika SerikatdanIndonesia,”kata Laksamana Sayyid Anwar.
Dia menjelaskan, KRI Klewang ini dianggarkan dari pengadaan dana sisa devisa anggaran tahun 2009 yang kemudian pengerjaan kapal dilakukan oleh PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi. KRI Klewang akan dipersenjatai peluru kendali asal China C-705 yang akan diproduksi di Indonesia dengan jarak tembak hingga 120 kilometer. “Kapal cepat siluman ini yang pertama dengan menggunakan rudal dan berlunas trimaran. Kapal ini tidak bisa terdeteksi oleh radar karena menggunakan bahan khusus salah satunya dari komposit,”ujarnya.
Spesifikasi kapal itu memiliki panjang 63 meter,kecepatan maksimal 35 knot, bobot 53,1 GT, serta mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK. Saat diluncurkan ke perairan Selat Bali, kondisi pengerjaan KRI Klewang baru selesai 90%. Adapun finalisasinya, termasuk pemasangan peralatan persenjataannya, akan dilakukan di Pangkalan TNI AL Banyuwangi.
Pengamat militer dari Universitas Indonesia (UI) Andi Widjajanto menilai peluncuran KRI Klewang yang berjenis kapal cepat rudal merupakan awal yang baik bagi pengembangan kapal modern pada masa mendatang.
Sekarang ini hanya ada beberapa negara yang mampu membuat kapal dengan tiga lambung seperti Amerika Serikat dan Jerman. Karena itu, jumlah kapal berlambung tiga ini juga masih sedikit di dunia, apalagi yang digunakan untuk kapal militer. “Kapal dengan tiga lambung ini menjadi arah pengembangan industri ke depan, dan kita sudah mampu membuatnya,” katanya. Andi menilai, Indonesia perlu mengembangkan kapal seperti ini karena selain mengikuti arah pengembangan kapal modern,kapal jenis ini juga cocok dengan kondisi perairan Indonesia. Kapal ini memiliki stabilitas yang lebih baik dibandingkan kapal-kapal lain yang berlambung satu.
“Ini sangat cocok untuk kondisi perairan dengan gelombang dan angin keras seperti yang ada di Indonesia,” ungkap dia. Meskipun merupakan salah satu kapal modern, kehadiran kapal ini bagi jajaran TNI Angkatan Laut dinilai belum cukup memberi perubahan berarti bagi perimbangan kekuatan dengan negara tetangga.“ Trimaran belum memberi perubahan apa-apa karena kapasitas minim, teknologi, dan tonase kecil,”bebernya. Karena itu, kapal ini perlu dikembangkan lagi pada masa mendatang. Andi menyebut ada beberapa hal yang patut menjadi perhatian dalam pengembangan antara lain dari segi kapasitas tonase.
KRI Klewang memiliki tonase yang kecil sehingga menjadi masalah tersendiri karena tak bisa mengangkut amunisi banyak untuk senjata rudal yang dimilikinya. KRI Klewang dilengkapi peluru kendali (rudal) yang standarnya sama dengan kapal perang jenis fregate.“Hanya tonase kecil, masalah utama ada di daya angkut amunisi.Ke depan perlu dikembangkan kapal sejenis dengan kapasitas lebih besar,minimal menyerupai frigate,”tuturnya. Selain itu, pengembangan juga diharapkan menyangkut masalah teknologi yakni membuat kapal menjadi antiradar (stealth).
“Amerika Serikat sekarang sudah merancang prototipe yang stealth. Kalau yang KRI Klewang ini belum stealth, baru andalkan teknologi permukaan saja dan memiliki lambung tiga,”sebut Andi. Untuk bisa membuat kapal antiradar (stealth),dibutuhkan bahan dan teknologi khusus dalam membuatnya. Kapal antiradar berbahan titanium ringan yang proses pembuatannya didesain sedemikian rupa sehingga mampu meminimalisasi irisan radar hingga mendekati nol.
Cocok untuk Karakteristik Indonesia
Kapal patroli siluman 32m rancangan LOMOCean Design, Selandia Baru. (Image: LOMOCean)
Direktur PT Lundin Industry Invest Lizza Lundin dan John Lundin memaparkan,kapal ini hasil kolaborasi riset, desain, dan pengembangan antara North Sea Boats Pte Ltd/PT Lundin dan arsitek kapal LOMOCean dari Selandia Baru yang dilakukan secara intensif selama 24 bulan. “Hasil kolaborasi tersebut merepresentasikan suatu langkah maju dalam penggunaan teknologi maju di bidang pembuatan kapal perang,” kata Lizza.
Penggunaan bahan baku karbon foam sandwich untuk aplikasi kapal dalam skala yang luas seperti itu suatu hal yang belum pernah dilakukan di luar Skandinavia dan suatu representasi kemutakhiran teknologi di bidang rekayasa struktural dan produksi.Dengan kemampuan stabilitas yang sangat baik dan rancangan lambung yang dangkal, kapal ini didesain untuk berpatroli di pesisir yang panjang. Bentuk lambung dirancang agar kapal dapat melaju dengan kecepatan yang tinggi,namun dengan tetap memperhatikan kemampuan kru atau kapal untuk beroperasi di laut curam dan pendek yang merupakan karakteristik garis pantai di kepulauan di Indonesia.
Sedangkan bagian bawah garis air telah dioptimalkan untuk dapat mencapai kecepatan jelajah yang cukup jauh. Pajang, posisi melintang dan membujur, serta kemampuan peredaman dari masing-masing lunas telah dirancang secara khusus guna daya tahan terbaik dengan menggunakan analisis slender body dan towing tank. Desain struktural, meskipun masih memerlukan persetujuan dari Germanischer Lloyd di Hamburg Jerman, menggunakan metodologi desain yang dirancang khusus untuk geometri dari sebuah kapal berlunas tiga yang dapat memecah ombak.
Konstruksi kapal ini menawarkan beberapa keunggulan antara lain lebih ringan (karbon fiber yang telah dilaminasi memimiki tingkat kepadatan separuh lebih rendah daripada alumunium) dan efisien dalam biaya perawatan (karbon komposit tidak dapat berkarat dan memiliki batas kelelahan yang tinggi).
Kapal tersebut juga mempunyai kemampuan tidak terdeteksi oleh radar karena bentuk panel yang benar-benar datar yang didapat sebab tidak ada distorsi selama proses perakitan, tingkat keakuratan geometris yang sangat tinggi, tidak mengandung unsur magnet, tingkat deteksi panas,dan suara yang rendah. Untuk tenaga dan sistem propulsi,kapal ini menggunakan beberapa mesin diesel MAN V 12 dan waterjet MJP 550, yang mana terletak di lunas tengah dan juga di masing-masing lunas kiri dan kanan,guna menghasilkan tenaga pendorong yang maksimum dan kemampuan bermanuver yang baik.
“Ruang akomodasi disediakan untuk 29 orang kru kapal pada tiga lantai dek termasuk anjungan kapal dan ruang kendali, juga disediakan fasilitas dan peralatan termasuk kapal rigid inflatable boat sepanjang 11 meter yang dapat dipergunakan untuk penerjunan pasukan khusus,”katanya.
KRI Klewang Ditempatkan di Armatim
Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Pertama Sayyid Anwar, mengatakan Kapal Cepat Rudal Trimaran KRI Klewang 625 akan ditempatkan di Armada Timur, Surabaya.
Meskipun begitu, kata dia, kapal bisa dioperasikan di seluruh kawasan di Indonesia sesuai kebutuhan. "Operasinya bisa di kawasan barat atau timur sesuai dengan kebutuhan," kata dia usai meluncurkan KCR Trimaran di galangan kapal PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, Jumat, 31 Agustus 2012.
Menurut Sayyid Anwar, KCR Trimaran ini berfungsi sebagai kapal perang. Kapal ini dilengkapi empat peluru kendali dengan daya jelajah hingga radius 120 kilometer. KRI Klewang juga diklaim memiliki teknologi khusus sehingga tidak dapat dideteksi radar musuh.
Sumber: SINDO/TEMPO
1 September 2012, Banyuwangi: TNI Angkatan Laut kini kian kuat. Kemarin satu kapal cepat rudal (KCR) yang diyakini mampu menjadi kekuatan pemukul di matra laut,KCR Trimaran, resmi diluncurkan dari galangan kapal milik PT Lundin Industry Invest di Pantai Cacalan,Kecamatan Kalipuro,Banyuwangi.
Kapal perang pertama berlunas banyak di Asia Tenggara, bahkan diklaim sebagai salah satu tercanggih di dunia,secara resmi dinamakan KRI Klewang– pedang bermata tunggal tradisional Indonesia berasal dari Pulau Madura– dengan nomor lambung 625. Selain kecanggihan teknologinya,desain kapal juga terbilang radikal karena sisi depannya sangat lancip dan berlunas tiga (trimaran) dengan keseluruhan elemen berbahan dasar infus vinylester karbon fiber.Dengan penggunaan material seperti ini bodi KRI Klewang mampu menginduksi panas sehingga sulit terdeteksi radar (stealth).
Peluncuran kapal perang yang dengan panjang keseluruhan 63 meter itu dilakukan Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Pertama Sayyid Anwar, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dan PT Lundin. “Kapal ini pengembangan lanjutan dari riset agar TNI AL tetap diperhitungkan di dunia internasional. Kapal ini sangat canggih dan baru ada di Amerika SerikatdanIndonesia,”kata Laksamana Sayyid Anwar.
Dia menjelaskan, KRI Klewang ini dianggarkan dari pengadaan dana sisa devisa anggaran tahun 2009 yang kemudian pengerjaan kapal dilakukan oleh PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi. KRI Klewang akan dipersenjatai peluru kendali asal China C-705 yang akan diproduksi di Indonesia dengan jarak tembak hingga 120 kilometer. “Kapal cepat siluman ini yang pertama dengan menggunakan rudal dan berlunas trimaran. Kapal ini tidak bisa terdeteksi oleh radar karena menggunakan bahan khusus salah satunya dari komposit,”ujarnya.
Spesifikasi kapal itu memiliki panjang 63 meter,kecepatan maksimal 35 knot, bobot 53,1 GT, serta mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK. Saat diluncurkan ke perairan Selat Bali, kondisi pengerjaan KRI Klewang baru selesai 90%. Adapun finalisasinya, termasuk pemasangan peralatan persenjataannya, akan dilakukan di Pangkalan TNI AL Banyuwangi.
Pengamat militer dari Universitas Indonesia (UI) Andi Widjajanto menilai peluncuran KRI Klewang yang berjenis kapal cepat rudal merupakan awal yang baik bagi pengembangan kapal modern pada masa mendatang.
Sekarang ini hanya ada beberapa negara yang mampu membuat kapal dengan tiga lambung seperti Amerika Serikat dan Jerman. Karena itu, jumlah kapal berlambung tiga ini juga masih sedikit di dunia, apalagi yang digunakan untuk kapal militer. “Kapal dengan tiga lambung ini menjadi arah pengembangan industri ke depan, dan kita sudah mampu membuatnya,” katanya. Andi menilai, Indonesia perlu mengembangkan kapal seperti ini karena selain mengikuti arah pengembangan kapal modern,kapal jenis ini juga cocok dengan kondisi perairan Indonesia. Kapal ini memiliki stabilitas yang lebih baik dibandingkan kapal-kapal lain yang berlambung satu.
“Ini sangat cocok untuk kondisi perairan dengan gelombang dan angin keras seperti yang ada di Indonesia,” ungkap dia. Meskipun merupakan salah satu kapal modern, kehadiran kapal ini bagi jajaran TNI Angkatan Laut dinilai belum cukup memberi perubahan berarti bagi perimbangan kekuatan dengan negara tetangga.“ Trimaran belum memberi perubahan apa-apa karena kapasitas minim, teknologi, dan tonase kecil,”bebernya. Karena itu, kapal ini perlu dikembangkan lagi pada masa mendatang. Andi menyebut ada beberapa hal yang patut menjadi perhatian dalam pengembangan antara lain dari segi kapasitas tonase.
KRI Klewang memiliki tonase yang kecil sehingga menjadi masalah tersendiri karena tak bisa mengangkut amunisi banyak untuk senjata rudal yang dimilikinya. KRI Klewang dilengkapi peluru kendali (rudal) yang standarnya sama dengan kapal perang jenis fregate.“Hanya tonase kecil, masalah utama ada di daya angkut amunisi.Ke depan perlu dikembangkan kapal sejenis dengan kapasitas lebih besar,minimal menyerupai frigate,”tuturnya. Selain itu, pengembangan juga diharapkan menyangkut masalah teknologi yakni membuat kapal menjadi antiradar (stealth).
“Amerika Serikat sekarang sudah merancang prototipe yang stealth. Kalau yang KRI Klewang ini belum stealth, baru andalkan teknologi permukaan saja dan memiliki lambung tiga,”sebut Andi. Untuk bisa membuat kapal antiradar (stealth),dibutuhkan bahan dan teknologi khusus dalam membuatnya. Kapal antiradar berbahan titanium ringan yang proses pembuatannya didesain sedemikian rupa sehingga mampu meminimalisasi irisan radar hingga mendekati nol.
Cocok untuk Karakteristik Indonesia
Kapal patroli siluman 32m rancangan LOMOCean Design, Selandia Baru. (Image: LOMOCean)
Direktur PT Lundin Industry Invest Lizza Lundin dan John Lundin memaparkan,kapal ini hasil kolaborasi riset, desain, dan pengembangan antara North Sea Boats Pte Ltd/PT Lundin dan arsitek kapal LOMOCean dari Selandia Baru yang dilakukan secara intensif selama 24 bulan. “Hasil kolaborasi tersebut merepresentasikan suatu langkah maju dalam penggunaan teknologi maju di bidang pembuatan kapal perang,” kata Lizza.
Penggunaan bahan baku karbon foam sandwich untuk aplikasi kapal dalam skala yang luas seperti itu suatu hal yang belum pernah dilakukan di luar Skandinavia dan suatu representasi kemutakhiran teknologi di bidang rekayasa struktural dan produksi.Dengan kemampuan stabilitas yang sangat baik dan rancangan lambung yang dangkal, kapal ini didesain untuk berpatroli di pesisir yang panjang. Bentuk lambung dirancang agar kapal dapat melaju dengan kecepatan yang tinggi,namun dengan tetap memperhatikan kemampuan kru atau kapal untuk beroperasi di laut curam dan pendek yang merupakan karakteristik garis pantai di kepulauan di Indonesia.
Sedangkan bagian bawah garis air telah dioptimalkan untuk dapat mencapai kecepatan jelajah yang cukup jauh. Pajang, posisi melintang dan membujur, serta kemampuan peredaman dari masing-masing lunas telah dirancang secara khusus guna daya tahan terbaik dengan menggunakan analisis slender body dan towing tank. Desain struktural, meskipun masih memerlukan persetujuan dari Germanischer Lloyd di Hamburg Jerman, menggunakan metodologi desain yang dirancang khusus untuk geometri dari sebuah kapal berlunas tiga yang dapat memecah ombak.
Konstruksi kapal ini menawarkan beberapa keunggulan antara lain lebih ringan (karbon fiber yang telah dilaminasi memimiki tingkat kepadatan separuh lebih rendah daripada alumunium) dan efisien dalam biaya perawatan (karbon komposit tidak dapat berkarat dan memiliki batas kelelahan yang tinggi).
Kapal tersebut juga mempunyai kemampuan tidak terdeteksi oleh radar karena bentuk panel yang benar-benar datar yang didapat sebab tidak ada distorsi selama proses perakitan, tingkat keakuratan geometris yang sangat tinggi, tidak mengandung unsur magnet, tingkat deteksi panas,dan suara yang rendah. Untuk tenaga dan sistem propulsi,kapal ini menggunakan beberapa mesin diesel MAN V 12 dan waterjet MJP 550, yang mana terletak di lunas tengah dan juga di masing-masing lunas kiri dan kanan,guna menghasilkan tenaga pendorong yang maksimum dan kemampuan bermanuver yang baik.
“Ruang akomodasi disediakan untuk 29 orang kru kapal pada tiga lantai dek termasuk anjungan kapal dan ruang kendali, juga disediakan fasilitas dan peralatan termasuk kapal rigid inflatable boat sepanjang 11 meter yang dapat dipergunakan untuk penerjunan pasukan khusus,”katanya.
KRI Klewang Ditempatkan di Armatim
Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Pertama Sayyid Anwar, mengatakan Kapal Cepat Rudal Trimaran KRI Klewang 625 akan ditempatkan di Armada Timur, Surabaya.
Meskipun begitu, kata dia, kapal bisa dioperasikan di seluruh kawasan di Indonesia sesuai kebutuhan. "Operasinya bisa di kawasan barat atau timur sesuai dengan kebutuhan," kata dia usai meluncurkan KCR Trimaran di galangan kapal PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, Jumat, 31 Agustus 2012.
Menurut Sayyid Anwar, KCR Trimaran ini berfungsi sebagai kapal perang. Kapal ini dilengkapi empat peluru kendali dengan daya jelajah hingga radius 120 kilometer. KRI Klewang juga diklaim memiliki teknologi khusus sehingga tidak dapat dideteksi radar musuh.
Sumber: SINDO/TEMPO
Friday, August 31, 2012
Presiden Terima Cetak Biru Litbang Alutsista
30 Agustus 2012, Bandung: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro didampingi ibu Lis Purnomo Yusgiantoro bersama Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono serta sejumlah anggota Kabinet Indonesia Bersatu II menghadiri Acara Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke-17 Tahun 2012 di Gedung Merdeka, Bandung, Kamis (30/8). Pada acara Peringatan Harteknas ini, Menhan menyerahkan cetak biru riset dan pengembangan produk peralatan pertahanan dan keamanan kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Cetak Biru ini dibuat dengan maksud untuk memberikan arah, kerangka kebijakan, pedoman dan prioritas utama dalam riset dan pengembangan produk alat peralatan pertahanan dan keamanan, selaras dengan rencana pencapaian kebutuhan pokok minimum hingga postur ideal alat peralatan pertahanan dan keamanan.
Sementara itu, acara puncak Harteknas yang bertema "Inovasi untuk Kemandirian Bangsa" dan dipusatkan di Bandung tersebut menggelar berbagai kegiatan antara lain Pameran Ritech Expo, Karnaval Kreativitas Iptek dan The 10th Triple Helix International Conference.
Pada Peringatan Harteknas itu, Presiden RI bersama para Menteri juga berkesempatan menyaksikan pameran mobil listrik karya putera puteri bangsa yang berasal dari lima perguruan tinggi, yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan Univesitas Sebelas Maret (UNS).
Menhan Kunjungi Pabrik Parasut
Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro, didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahananan Marsdya TNI Eris Herryanto mengunjungi PT. Langit Biru Parasut perusahaan pembuat parasut di Katapang, Kabupaten Bandung, Kamis (30/8/12).
Selain Sekjen Kemhan, turut pula rombongan dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Kunjungan ini dilakukan usai menghadiri Acara Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Gedung Merdeka, Bandung, Kamis Pagi (30/8). Menhan mengungkapkan, dalam kebangkitan teknologi Nasional ini, Menhan berharap dan memiliki keyakinan bahwa industri pertahanan Indonesia juga bisa lebih maju dan berkembang. Sehingga, selain bisa di ekspor juga dapat mengurangi ketergantungan kita terhadap produk alat pertahanan dari luar negeri.
“Kami berniat mempromosikan peralatan militer yang diproduksi di Indonesia. Seperti parasut ini, paling tidak bisa dipromosikan kepada negara-negara di Asia," ungkap Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
Menurut Menhan, di Indonesia hanya ada dua pabrik yang khusus memproduksi parasut. Pertama di Katapang Kabupaten Bandung dan satu lagi di Tulungagung, Jawa Timur.
Dari kualitas dan kapasitas kekuatan produksinya, Menhan merasa optimistis. "Indonesia bisa menjadi salah satu produsen alat-alat militer. Apalagi kebutuhan parasut untuk militer dalam negeri bisa dipenuhi oleh kedua produsen tersebut," ujarnya.
Sumber: DMC
KRI Nanggala-402 Latihan Bersama Kapal Selam AS di Laut Jawa
USS Oklahoma City (SSN 723). (Foto: U.S. Navy/Mass Communication Specialist 2nd Class Ronald Gutridge)
30 Agustus 2012, Jakarta: Bahwa kapal selam bernilai strategis sangat tinggi, semua militer dunia tahu. Di Laut Jawa, kapal selam TNI AL, KRI Nanggala-402, dan kolega bertenaga nuklirnya dari Amerika Serikat, USS Oklahoma City SSN-723, berlatih bersama dan saling bertukar perwira untuk sama-sama menambah profisiensi. Ini adalah pertama kali bagi kedua angkatan laut, satu kesempatan bersejarah dan bermakna sangat strategis.
Dalam latihan bertajuk PASSEX/Passing Exercise 2012 itu, TNI AL mengerahkan kapal pendamping, KRI Diponegoro-365 dan satu helikopter Bolkow-Blohm NBO-202. Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, "Latihan ini berlangsung dua hari, 28-29 Agustus lalu. Ini bentuk kerja sama dan kemitraan di antara dua angkatan laut, juga untuk memperluas wawasan kita tentang kesenjataan dan berbagai hal lain terkait ini."
PASSEX 2012 diawali pertukaran perwira dari masing-masing kapal selam. Enam perwira KRI Nanggala-402 on board di USS Oklahoma City SSN-723 selama dua hari, sebaliknya empat perwira USS Oklahoma City SSN-723 on board di KRI Nanggala-402 untuk waktu sama. "Selanjutnya kedua kapal selam tersebut melakukan berbagai manuver di perairan Laut Jawa," katanya.
USS Oklahoma City SSN-723 adalah kapal selam bertenaga nuklir kelas Los Angeles buatan galangan kapal Newport News and Dry Dock, Virginia, Amerika Serikat, pada 1981 dan diluncurkan pada 4 Januari 1984, yang telah bergabung dengan Angkatan Laut Amerika Serikat US sejak 1988. Kapal selam kelas ini, USS Dallas, pernah terlibat dalam kisah perburuan kapal selam bertenaga nuklir terbesar dan terkuat di dunia milik Angkatan Laut Uni Soviet (saat itu), Red October, dari kelas Typhoon, yang memiliki teknologi propulsi Caterpillar.
Menurut Suropati, "Latihan ini juga meningkatkan kemampuan awak KRI Nanggala-402, KRI Diponegoro-365 dan pilot Bolcow-Blohm 205 kita dalam mendeteksi, menganalisa, dan mengenali lebih jauh tentang kapal selam negara lain."
Sedangkan KRI Nanggala-402 dari kelas U-209 buatan galangan kapal Kiel, Jerman, pada 1981, yang ditenagai diesel elektrik berbobot 1.400 ton dan tidak bisa meluncurkan misil nuklir antar benua laiknya USS Oklahoma City SSN-723. KRI Nanggala-402 baru kembali dari perawatan besar di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Korea Selatan, pada 6 Februari lalu.
Di sana, KRI Nanggala-402 diperbaiki rusuk, kulit, balast, sistem navigasi dan penjejakan, hingga sistem kesenjataannya. Seluruh proses itu memerlukan waktu dua tahun. Kapal selam ini memiliki "kembaran", KRI Cakra-401 yang sama-sama tergabung dalam Satuan Kapal Selam Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL, di Surabaya.
Satuan yang bertanggung jawab dalam pembinaan, penyiapan, dan pengoperasian USS Oklahoma City SSN-723 adalah Skuadron Kapal Selam Armada Ketujuh Angkatan Laut Amerika Serikat, berpangkalan di Pearl Harbour, Hawaii. Kapal ini diawaki 134 personel, dengan panjang 110,3 meter, lebar 10 meter, dan kecepatan maksimal selam 20 knot perjam. Secara umum, peluru kendali Tomahawk dan Harpoon menjadi persenjataan standardnya.
Sesuai dengan "aturan main"UNCLOS 1982, selama berada di perairan Indonesia untuk pelayaran damai, USS Oklahoma City SSN-723 berlayar di permukaan dan menunjukkan identitas kapal. Setelah misi latihan dimulai, barulah manuver militer dilakukan bersama. Selama dia hadir di perairan Indonesia, pengawalan dan panduan diberikan oleh jajaran TNI AL, termasuk oleh mitranya, KRI Nanggala-402.
Sumber: ANTARA News
30 Agustus 2012, Jakarta: Bahwa kapal selam bernilai strategis sangat tinggi, semua militer dunia tahu. Di Laut Jawa, kapal selam TNI AL, KRI Nanggala-402, dan kolega bertenaga nuklirnya dari Amerika Serikat, USS Oklahoma City SSN-723, berlatih bersama dan saling bertukar perwira untuk sama-sama menambah profisiensi. Ini adalah pertama kali bagi kedua angkatan laut, satu kesempatan bersejarah dan bermakna sangat strategis.
Dalam latihan bertajuk PASSEX/Passing Exercise 2012 itu, TNI AL mengerahkan kapal pendamping, KRI Diponegoro-365 dan satu helikopter Bolkow-Blohm NBO-202. Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, "Latihan ini berlangsung dua hari, 28-29 Agustus lalu. Ini bentuk kerja sama dan kemitraan di antara dua angkatan laut, juga untuk memperluas wawasan kita tentang kesenjataan dan berbagai hal lain terkait ini."
PASSEX 2012 diawali pertukaran perwira dari masing-masing kapal selam. Enam perwira KRI Nanggala-402 on board di USS Oklahoma City SSN-723 selama dua hari, sebaliknya empat perwira USS Oklahoma City SSN-723 on board di KRI Nanggala-402 untuk waktu sama. "Selanjutnya kedua kapal selam tersebut melakukan berbagai manuver di perairan Laut Jawa," katanya.
USS Oklahoma City SSN-723 adalah kapal selam bertenaga nuklir kelas Los Angeles buatan galangan kapal Newport News and Dry Dock, Virginia, Amerika Serikat, pada 1981 dan diluncurkan pada 4 Januari 1984, yang telah bergabung dengan Angkatan Laut Amerika Serikat US sejak 1988. Kapal selam kelas ini, USS Dallas, pernah terlibat dalam kisah perburuan kapal selam bertenaga nuklir terbesar dan terkuat di dunia milik Angkatan Laut Uni Soviet (saat itu), Red October, dari kelas Typhoon, yang memiliki teknologi propulsi Caterpillar.
Menurut Suropati, "Latihan ini juga meningkatkan kemampuan awak KRI Nanggala-402, KRI Diponegoro-365 dan pilot Bolcow-Blohm 205 kita dalam mendeteksi, menganalisa, dan mengenali lebih jauh tentang kapal selam negara lain."
Sedangkan KRI Nanggala-402 dari kelas U-209 buatan galangan kapal Kiel, Jerman, pada 1981, yang ditenagai diesel elektrik berbobot 1.400 ton dan tidak bisa meluncurkan misil nuklir antar benua laiknya USS Oklahoma City SSN-723. KRI Nanggala-402 baru kembali dari perawatan besar di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Korea Selatan, pada 6 Februari lalu.
Di sana, KRI Nanggala-402 diperbaiki rusuk, kulit, balast, sistem navigasi dan penjejakan, hingga sistem kesenjataannya. Seluruh proses itu memerlukan waktu dua tahun. Kapal selam ini memiliki "kembaran", KRI Cakra-401 yang sama-sama tergabung dalam Satuan Kapal Selam Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL, di Surabaya.
Satuan yang bertanggung jawab dalam pembinaan, penyiapan, dan pengoperasian USS Oklahoma City SSN-723 adalah Skuadron Kapal Selam Armada Ketujuh Angkatan Laut Amerika Serikat, berpangkalan di Pearl Harbour, Hawaii. Kapal ini diawaki 134 personel, dengan panjang 110,3 meter, lebar 10 meter, dan kecepatan maksimal selam 20 knot perjam. Secara umum, peluru kendali Tomahawk dan Harpoon menjadi persenjataan standardnya.
Sesuai dengan "aturan main"UNCLOS 1982, selama berada di perairan Indonesia untuk pelayaran damai, USS Oklahoma City SSN-723 berlayar di permukaan dan menunjukkan identitas kapal. Setelah misi latihan dimulai, barulah manuver militer dilakukan bersama. Selama dia hadir di perairan Indonesia, pengawalan dan panduan diberikan oleh jajaran TNI AL, termasuk oleh mitranya, KRI Nanggala-402.
Sumber: ANTARA News
Kapal Perang Siluman KRI Klewang-625 Diluncurkan
Seorang satpam melintas di epan Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Klewang bernomor lambung 625, di pabrik kapal PT. Lundin Industry Invest, di Klatak, Kalipuro, Banyuwangi, Jatim, Jumat (31/8). Kapal KCR Trimaran pesananan Kementrian Pertahanan untuk memperkuat armada TNI AL ini berbahan dasar Carbon Fibre dan mempunyai kemampuan tidak terdeteksi radar (stealth) hingga mampu melaksanakan operasi keamanan laut dan tempur laut. (Foto: ANTARA FOTO/pandu dewantara/pd/12)
31 Agustus 2012, Banyuwangi: TNI Angkatan Laut meluncurkan kapal cepat rudal (KCR) Trimaran di galangan kapal milik PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat, 31 Agustus 2012. PT Lundin Industry Invest adalah perusahaan dalam negeri yang memproduksi kapal-kapal perang sejak 2007.
Peluncuran kapal perang yang diberi nama KRI Klewang ini dilakukan oleh Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Sayyid Anwar. Kapal ini merupakan pesanan Kementerian Pertahanan untuk memperkuat alat utama sistem pertahanan.
Kapal memiliki panjang 63 meter, kecepatan maksimal 35 knot, bobot 53,1 GT, serta mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK. Anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp 114 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sejak tahun 2009 hingga 2011.
Menurut Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Sayyid Anwar, KCR Trimaran merupakan kapal siluman yang tidak mudah dideteksi oleh radar lawan.
Kapal ini dibuat dengan teknologi tinggi berbahan serat optik, dipersenjatai peluru kendali dengan jarak tembak hingga 120 kilometer. "Di dunia, kapal seperti ini baru dibuat di Amerika dan Indonesia," kata Sayyid Anwar, Jumat, 31 Agustus 2012.
Kapal ini sendiri baru selesai 90 persen dan dalam proses ditarik dari galangan ke perairan Selat Bali. Pengisian kelengkapan kapal akan dilakukan di Pangkalan TNI AL Banyuwangi.
Pemilik PT Lundin Industry Invest, Jhon Lundin, menyatakan terima kasih atas kepercayaan TNI AL kepada perusahaannya untuk membuat KCR Trimaran ini. "Kapal ini merupakan teknologi baru di Indonesia," kata dia. Bahkan di Asia, kata dia, aplikasi teknologi di kapal ini merupakan yang pertama di Asia.
John bercerita awal mula ide kapal ini berasal dari mantan KSAL Slamet Subiyanto pada 2005 lalu. Saat itu, kata dia, Slamet ingin membuat kapal dengan teknologi tercanggih yang dapat dikerjakan oleh perusahaan dalam negeri.
Peluncuran kapal ini menjadi tontotan warga sekitar. Ratusan warga telah memadati pantai untuk melihat langsung proses penarikan kapal menuju laut.
Sumber: TEMPO
31 Agustus 2012, Banyuwangi: TNI Angkatan Laut meluncurkan kapal cepat rudal (KCR) Trimaran di galangan kapal milik PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat, 31 Agustus 2012. PT Lundin Industry Invest adalah perusahaan dalam negeri yang memproduksi kapal-kapal perang sejak 2007.
Peluncuran kapal perang yang diberi nama KRI Klewang ini dilakukan oleh Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Sayyid Anwar. Kapal ini merupakan pesanan Kementerian Pertahanan untuk memperkuat alat utama sistem pertahanan.
Kapal memiliki panjang 63 meter, kecepatan maksimal 35 knot, bobot 53,1 GT, serta mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK. Anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp 114 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sejak tahun 2009 hingga 2011.
Menurut Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Sayyid Anwar, KCR Trimaran merupakan kapal siluman yang tidak mudah dideteksi oleh radar lawan.
Kapal ini dibuat dengan teknologi tinggi berbahan serat optik, dipersenjatai peluru kendali dengan jarak tembak hingga 120 kilometer. "Di dunia, kapal seperti ini baru dibuat di Amerika dan Indonesia," kata Sayyid Anwar, Jumat, 31 Agustus 2012.
Kapal ini sendiri baru selesai 90 persen dan dalam proses ditarik dari galangan ke perairan Selat Bali. Pengisian kelengkapan kapal akan dilakukan di Pangkalan TNI AL Banyuwangi.
Pemilik PT Lundin Industry Invest, Jhon Lundin, menyatakan terima kasih atas kepercayaan TNI AL kepada perusahaannya untuk membuat KCR Trimaran ini. "Kapal ini merupakan teknologi baru di Indonesia," kata dia. Bahkan di Asia, kata dia, aplikasi teknologi di kapal ini merupakan yang pertama di Asia.
John bercerita awal mula ide kapal ini berasal dari mantan KSAL Slamet Subiyanto pada 2005 lalu. Saat itu, kata dia, Slamet ingin membuat kapal dengan teknologi tercanggih yang dapat dikerjakan oleh perusahaan dalam negeri.
Peluncuran kapal ini menjadi tontotan warga sekitar. Ratusan warga telah memadati pantai untuk melihat langsung proses penarikan kapal menuju laut.
Sumber: TEMPO
Thursday, August 30, 2012
TB Hasanudin: Desak Pemerintah Gunakan CN-235 Sebagai Pesawat Kepresidenan
Di sele - sela kegiatan menghadiri Acara Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Bandung, Kamis Pagi (30/8) Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro berkesempatan melakukan kunjungan kerja ke tiga perusahaan industri strategis. Perusahaan industri strategis yang dikunjungi Menhan kali ini antara lain PT. LEN Industri, PT.CMI dan PT. Langit Biru Parasut. (Foto: DMC)
30 Agustus 2012, Jakarta: Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mendesak pemerintah agar menggunakan pesawat CN-235 sebagai pesawat khusus kepresidenan. Alasannya, di sejumlah negara seperti Malaysia dan Korea Selatan sudah terlebih dulu menggunakan produk PT Dirgantara Indonesia itu sebagai pesawat resmi kepala negara negara.
"Saya berharap pemerintah sadar untuk mencintai produk dalam negeri sendiri. Sangatlah ironis jika pesawat CN-235 itu banyak digunakan di luar negeri sebagai pesawat resmi kepresidenan, tapi di sini justru tidak. Pemerintah terlihat mengesampingkan kualitas produk pesawat sendiri yang justru dikagumi di negara lain," ujar Tubagus Hasanuddin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (29/8).
Desakan itu diutarakan Hasanuddin menyusul kian banyaknya permintaan dari negara lain terhadap pesawat hasil produksi PT DI untuk kepentingan militer dan pesawat kenegaraan. Naiknya permintaan pasar dunia terhadap produk pesawat dan alat militer dari Indonesia harus jadi momentum untuk memperkuat industri pertahanan. Pemerintah harus mengembangkan industri yang kini dihuni perusahaan plat merah seperti PT DI, Pindad, Dahana, PT PAL, dan lain-lain.
"Tingginya minat negara lain pada hasil produksi alutsista kita harus terus dijaga dan dikembangkan. Sebab, tidaklah mudah untuk mendapatkan kepercayaan dari kalangan internasional," kata Hasanuddin.
Dalam kunjungan ke sejumlah negara di Timur Tengah dan Afrika beberapa waktu lalu, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mempromosikan berbagai produk alutsista dari Indonesia. Hasilnya, Irak menyatakan berminat membeli rompi tahan peluru, helm, sepatu lars, dan seragam militer. Negeri Seribu Satu Malam itu juga tertarik pada pesawat CN-235 dan NC-219 produksi PT Dirgantara Indonesia karena dinilai andal.
Sumber: Jurnas
30 Agustus 2012, Jakarta: Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mendesak pemerintah agar menggunakan pesawat CN-235 sebagai pesawat khusus kepresidenan. Alasannya, di sejumlah negara seperti Malaysia dan Korea Selatan sudah terlebih dulu menggunakan produk PT Dirgantara Indonesia itu sebagai pesawat resmi kepala negara negara.
"Saya berharap pemerintah sadar untuk mencintai produk dalam negeri sendiri. Sangatlah ironis jika pesawat CN-235 itu banyak digunakan di luar negeri sebagai pesawat resmi kepresidenan, tapi di sini justru tidak. Pemerintah terlihat mengesampingkan kualitas produk pesawat sendiri yang justru dikagumi di negara lain," ujar Tubagus Hasanuddin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (29/8).
Desakan itu diutarakan Hasanuddin menyusul kian banyaknya permintaan dari negara lain terhadap pesawat hasil produksi PT DI untuk kepentingan militer dan pesawat kenegaraan. Naiknya permintaan pasar dunia terhadap produk pesawat dan alat militer dari Indonesia harus jadi momentum untuk memperkuat industri pertahanan. Pemerintah harus mengembangkan industri yang kini dihuni perusahaan plat merah seperti PT DI, Pindad, Dahana, PT PAL, dan lain-lain.
"Tingginya minat negara lain pada hasil produksi alutsista kita harus terus dijaga dan dikembangkan. Sebab, tidaklah mudah untuk mendapatkan kepercayaan dari kalangan internasional," kata Hasanuddin.
Dalam kunjungan ke sejumlah negara di Timur Tengah dan Afrika beberapa waktu lalu, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mempromosikan berbagai produk alutsista dari Indonesia. Hasilnya, Irak menyatakan berminat membeli rompi tahan peluru, helm, sepatu lars, dan seragam militer. Negeri Seribu Satu Malam itu juga tertarik pada pesawat CN-235 dan NC-219 produksi PT Dirgantara Indonesia karena dinilai andal.
Sumber: Jurnas
Perwira Siswa TNI AL Kunjungi Korps Marinir
Seorang prajurit Korps Marinir menjelaskan kepada Pasis TNI AL tentang kesenjataan yang dimiliki Korps Marinir saat mengunjungi Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Rabu, (29/8). Kunjungan ini dalam rangka mendapatkan pembekalan wawasan dan pengetahuan kematraan guna meningkatkan jiwa serta semangat integrasi, selain itu juga sebagai sarana memantapkan sikap dan perilaku sebagai prajurit matra laut. (Foto: ANTARA/Kuwadi/ed/pd/12)
29 Agustus 2012, Surabaya: Sebanyak 41 perwira siswa (pasis) PA PK Angkatan XIX-2012 yang terdiri dari 22 Pasis Korps Kesehatan dan 19 Pasis Korps Khusus, Rabu, mengunjungi Pasmar-1.
Kedatangan para pasis di Trian Sutedi Sena Putra, Bhumi Marinir, Karang Pilang, Surabaya itu untuk pembekalan dan pengenalan berbagai macam kendaraan tempur serta kesenjataan yang dimiliki Korps Marinir.
Dalam sambutan yang dibacakan oleh Aspers Pasmar-1 Kolonel Marinir Daru Sukendar, Komandan Pasmar-1 Kolonel Marinir R. Gatot Suprapto mengatakan, Pasis Dikma PK merupakan calon perwira TNI AL yang perlu mendapat pembekalan wawasan dan pengetahuan kematraan.
"Pembekalan itu untuk meningkatkan jiwa serta semangat integrasi, sekaligus sebagai sarana memantapkan sikap dan perilaku sebagai prajurit matra laut," katanya.
Selain itu, kunjungan ini merupakan salah satu metode dalam rangka peningkatan wawasan dan pemahaman prajurit matra laut secara utuh.
Dalam kunjungan tersebut, para pasis sangat antusias saat diputarkan film profil Korps Marinir yang menjelaskan mulai susunan organisasi, kesenjataan-kesenjataan yang dimiliki Korps Marinir sampai dengan kiprah prajurit Marinir dalam berbagai penugasan baik di dalam maupun di luar negeri.
Para Pasis juga diberi kesempatan melihat secara langsung berbagai macam material tempur Korps Marinir yang berada di bawah jajaran Pasmar-1.
Menanggapi pengenalan itu, seorang pasis Letda Laut (KH) Elvin Novianto S.Kom mengaku kunjungan ke Pasmar-1 merupakan kunjungan yang paling berkesan.
"Itu karena untuk pertama kalinya, saya dapat melihat berbagai macam material tempur yang belum pernah saya lihat, apalagi dapat memegang secara langsung senjata-senjata tersebut," katanya.
Dalam acara tersebut, tampak hadir pula para Komandan Satlak dan Perwira Staf di bawah jajaran Kolak/Satlak Pasmar-1.
Sumber: ANTARA Jatim
29 Agustus 2012, Surabaya: Sebanyak 41 perwira siswa (pasis) PA PK Angkatan XIX-2012 yang terdiri dari 22 Pasis Korps Kesehatan dan 19 Pasis Korps Khusus, Rabu, mengunjungi Pasmar-1.
Kedatangan para pasis di Trian Sutedi Sena Putra, Bhumi Marinir, Karang Pilang, Surabaya itu untuk pembekalan dan pengenalan berbagai macam kendaraan tempur serta kesenjataan yang dimiliki Korps Marinir.
Dalam sambutan yang dibacakan oleh Aspers Pasmar-1 Kolonel Marinir Daru Sukendar, Komandan Pasmar-1 Kolonel Marinir R. Gatot Suprapto mengatakan, Pasis Dikma PK merupakan calon perwira TNI AL yang perlu mendapat pembekalan wawasan dan pengetahuan kematraan.
"Pembekalan itu untuk meningkatkan jiwa serta semangat integrasi, sekaligus sebagai sarana memantapkan sikap dan perilaku sebagai prajurit matra laut," katanya.
Selain itu, kunjungan ini merupakan salah satu metode dalam rangka peningkatan wawasan dan pemahaman prajurit matra laut secara utuh.
Dalam kunjungan tersebut, para pasis sangat antusias saat diputarkan film profil Korps Marinir yang menjelaskan mulai susunan organisasi, kesenjataan-kesenjataan yang dimiliki Korps Marinir sampai dengan kiprah prajurit Marinir dalam berbagai penugasan baik di dalam maupun di luar negeri.
Para Pasis juga diberi kesempatan melihat secara langsung berbagai macam material tempur Korps Marinir yang berada di bawah jajaran Pasmar-1.
Menanggapi pengenalan itu, seorang pasis Letda Laut (KH) Elvin Novianto S.Kom mengaku kunjungan ke Pasmar-1 merupakan kunjungan yang paling berkesan.
"Itu karena untuk pertama kalinya, saya dapat melihat berbagai macam material tempur yang belum pernah saya lihat, apalagi dapat memegang secara langsung senjata-senjata tersebut," katanya.
Dalam acara tersebut, tampak hadir pula para Komandan Satlak dan Perwira Staf di bawah jajaran Kolak/Satlak Pasmar-1.
Sumber: ANTARA Jatim
Indonesia Ambisi Miliki 12 Kapal Selam
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kanan) bersama Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, (kiri), Menteri Perindustrian MS Hidayat (tengah) memimpin Sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), di Jakarta, Rabu (29/8). Agenda sidang antara lain membahas peralatan pertahanan dan keamanan, rencana kebijakan pembangunan jaringan industri pertahanan, serta pengadaan tiga kapal selam dari Korea Selatan. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/pd/12)
29 Agustus 2012, Jakarta: Indonesia memerlukan lebih dari 10 kapal selam untuk menjaga kedaulatan negara yang dua pertiganya adalah air. Dalam perhitungan Kementerian Pertahanan, Indonesia sebagai negara kepulauan memerlukan cukup banyak kapal selam. “Menurut perhitungan, kita itu negara kepulauan, dua pertiga negara kita itu air. Itu perlu dijaga oleh kapal selam yang jumlahnya cukup banyak, lebih dari 10 kapal selam,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai memimpin Sidang Ketujuh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (29/8).
Menurut Menhan, dalam waktu dekat Indonesia akan menerima tiga kapal selama sehingga menjadi lima kapal selama dari dua yang selama ini dimiliki. "Dua kapal selam sudah punya, dan ditambah tiga yang saat ini sedang dibuat di Korea Selatan."
Menhan berharap tiga kapal selam yang pembuatannya sudah dikontrak dengan Korea Selatan itu salah satunya bisa dibuat di Tanah Air. “Cita-cita kita (kapal selam) yang pertama dibuat di Korea. Yang kedua dibuat di Korea tapi bertahap kadar Indonesia sudah mulai meningkat. Dan, kemudian cita-cita kita yang ketiga itu dibuat di Indonesia yaitu di PT PAL,” kata Menhan.
Purnomo mengatakan semua proses transfer teknologi dilakukan bertahap. Apalagi, kata Menhan, pembangunan kapal selam kita belum bisa membangun kapal selam.
Sidang KKIP ini membahas dua agenda yaitu penyampaian Cetak Biru Riset Produk Alat Peralatan Pertahanan dan keamanan serta Rencana Kebijakan Pembangunan Network Industri Pertahanan. Agenda kedua adalah penyampaian tentang Penguasaan Teknologi Pembangunan Kapal Selam melalui pengadaan tiga kapal selam dari Korea Selatan.
Sidang ini diakhiri dengan penandatangan Cetak Biru Riset Produk Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan, yang rencananya disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada acara puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Gedung Merdeka, Bandung, Kamis (30/8).
Hadir dalam sidang KKIP ini, Menteri Perindustrian, MS Hidayat, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsuddin serta pejabat yang mewakili Kementerian BUMN, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Mabes Polri.
Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengatakan kapal selam adalah produk yang sangat high technology (teknologi tinggi) dan hanya dimiliki oleh negara-negara yang mempunyai kemampuan teknologi seperti Korea Selatan dan Jerman.
Menurut Hidayat, Indonesia bertekad melakukan program kemandirian membuat kapal selam, meskipun tidak bisa dilakukan sekaligus. "Ini adalah suatu proses pembelian tetapi dengan suatu konten dalam suatu tahapan tertentu kita menguasai teknologi itu tahap demi tahap," kata MS Hidayat.
Menurut Hidayat, Indonesia membutuhkan dalam jangka panjang, 10-12 kapal selam. Ketiga kapal selam yang saat ini sedang dibuat di Korea, menurut Hidayat, membeli sambil membuat, dan nanti pada tahapnya kapal selam keempat dan berikutnya diharapkan bisa dilakukan di Indonesia. “Tentu itu membutuhkan suatu pengerahan sekian banyak kaum intelektual yang dididik untuk itu,” katanya.
Panglima TNI: Indonesia Harus Segera Kuasai Teknologi Membangun Kapal Selam
Panglima Tentara Nasional Indonesia, Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan untuk membuat kapal selam perlu pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan bisa dikejar cepat, tapi pengalaman itu yang memerlukan waktu yang sedikit panjang.
Oleh karena itu, proses transfer teknologi di Korea diharapkan akan memberikan bekal pengalaman untuk membangun kapal selam. “Harapan itu harus kita rebut. Memang tidak mungkin kita datang, belajar tanpa ikut terlibat langsung membangun kapal selam. Itu sangat tidak mungkin,” kata Panglima TNI usai mengikuti sidang ketujuh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (29/8).
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut ini mengatakan, para ahli tidak hanya sekadar menguasai teknologinya saja, namun juga harus dilibatkan langsung dalam membangun kapal selamnya agar mendapatkan pengalaman. “Kalau teknologi di dalamnya dan sebagainya, itu mudah dikuasai oleh para ahli kita. Tetapi pengalaman itu sulit didapat kalau tidak terlibat langsung di dalam membangun,” katanya lagi.
Terkait pembelian tiga kapal selam dari Korea Selatan, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menjelaskan, proses pengadaan kapal selam sudah melewati saringan-saringan, baik dari sisi teknis administrasi maupun dari segi regulasi.
Wamenhan menyatakan, pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) apa pun sudah memenuhi mekanisme dan prosedur, baik itu yang bertumpu pada Peraturan Presiden hingga Peraturan Menteri Pertahanan. Selain juga bertumpu kepada keinginan pengguna.
Namun, yang terpenting adalah bertumpu kepada kebijakan pemerintah. “Kebijakan pemerintah adalah memperhatikan program jangka panjang akan perlunya kemandirian industri pertahanan di dalam negeri,” kata Sjafrie Sjamsoeddin.
Sumber: JURNAS
29 Agustus 2012, Jakarta: Indonesia memerlukan lebih dari 10 kapal selam untuk menjaga kedaulatan negara yang dua pertiganya adalah air. Dalam perhitungan Kementerian Pertahanan, Indonesia sebagai negara kepulauan memerlukan cukup banyak kapal selam. “Menurut perhitungan, kita itu negara kepulauan, dua pertiga negara kita itu air. Itu perlu dijaga oleh kapal selam yang jumlahnya cukup banyak, lebih dari 10 kapal selam,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai memimpin Sidang Ketujuh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (29/8).
Menurut Menhan, dalam waktu dekat Indonesia akan menerima tiga kapal selama sehingga menjadi lima kapal selama dari dua yang selama ini dimiliki. "Dua kapal selam sudah punya, dan ditambah tiga yang saat ini sedang dibuat di Korea Selatan."
Menhan berharap tiga kapal selam yang pembuatannya sudah dikontrak dengan Korea Selatan itu salah satunya bisa dibuat di Tanah Air. “Cita-cita kita (kapal selam) yang pertama dibuat di Korea. Yang kedua dibuat di Korea tapi bertahap kadar Indonesia sudah mulai meningkat. Dan, kemudian cita-cita kita yang ketiga itu dibuat di Indonesia yaitu di PT PAL,” kata Menhan.
Purnomo mengatakan semua proses transfer teknologi dilakukan bertahap. Apalagi, kata Menhan, pembangunan kapal selam kita belum bisa membangun kapal selam.
Sidang KKIP ini membahas dua agenda yaitu penyampaian Cetak Biru Riset Produk Alat Peralatan Pertahanan dan keamanan serta Rencana Kebijakan Pembangunan Network Industri Pertahanan. Agenda kedua adalah penyampaian tentang Penguasaan Teknologi Pembangunan Kapal Selam melalui pengadaan tiga kapal selam dari Korea Selatan.
Sidang ini diakhiri dengan penandatangan Cetak Biru Riset Produk Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan, yang rencananya disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada acara puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Gedung Merdeka, Bandung, Kamis (30/8).
Hadir dalam sidang KKIP ini, Menteri Perindustrian, MS Hidayat, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsuddin serta pejabat yang mewakili Kementerian BUMN, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Mabes Polri.
Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengatakan kapal selam adalah produk yang sangat high technology (teknologi tinggi) dan hanya dimiliki oleh negara-negara yang mempunyai kemampuan teknologi seperti Korea Selatan dan Jerman.
Menurut Hidayat, Indonesia bertekad melakukan program kemandirian membuat kapal selam, meskipun tidak bisa dilakukan sekaligus. "Ini adalah suatu proses pembelian tetapi dengan suatu konten dalam suatu tahapan tertentu kita menguasai teknologi itu tahap demi tahap," kata MS Hidayat.
Menurut Hidayat, Indonesia membutuhkan dalam jangka panjang, 10-12 kapal selam. Ketiga kapal selam yang saat ini sedang dibuat di Korea, menurut Hidayat, membeli sambil membuat, dan nanti pada tahapnya kapal selam keempat dan berikutnya diharapkan bisa dilakukan di Indonesia. “Tentu itu membutuhkan suatu pengerahan sekian banyak kaum intelektual yang dididik untuk itu,” katanya.
Panglima TNI: Indonesia Harus Segera Kuasai Teknologi Membangun Kapal Selam
Panglima Tentara Nasional Indonesia, Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan untuk membuat kapal selam perlu pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan bisa dikejar cepat, tapi pengalaman itu yang memerlukan waktu yang sedikit panjang.
Oleh karena itu, proses transfer teknologi di Korea diharapkan akan memberikan bekal pengalaman untuk membangun kapal selam. “Harapan itu harus kita rebut. Memang tidak mungkin kita datang, belajar tanpa ikut terlibat langsung membangun kapal selam. Itu sangat tidak mungkin,” kata Panglima TNI usai mengikuti sidang ketujuh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (29/8).
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut ini mengatakan, para ahli tidak hanya sekadar menguasai teknologinya saja, namun juga harus dilibatkan langsung dalam membangun kapal selamnya agar mendapatkan pengalaman. “Kalau teknologi di dalamnya dan sebagainya, itu mudah dikuasai oleh para ahli kita. Tetapi pengalaman itu sulit didapat kalau tidak terlibat langsung di dalam membangun,” katanya lagi.
Terkait pembelian tiga kapal selam dari Korea Selatan, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menjelaskan, proses pengadaan kapal selam sudah melewati saringan-saringan, baik dari sisi teknis administrasi maupun dari segi regulasi.
Wamenhan menyatakan, pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) apa pun sudah memenuhi mekanisme dan prosedur, baik itu yang bertumpu pada Peraturan Presiden hingga Peraturan Menteri Pertahanan. Selain juga bertumpu kepada keinginan pengguna.
Namun, yang terpenting adalah bertumpu kepada kebijakan pemerintah. “Kebijakan pemerintah adalah memperhatikan program jangka panjang akan perlunya kemandirian industri pertahanan di dalam negeri,” kata Sjafrie Sjamsoeddin.
Sumber: JURNAS
Wednesday, August 29, 2012
KKIP Gelar Sidang Pleno ke VIII
29 Agustus 2012, Jakarta: Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) menggelar Sidang Pleno ke VII, Rabu (29/8) di Kementerian Pertahanan, Jakarta. Sidang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro selaku Ketua KKIP. Sidang ini dihadiri Menteri Perindustrian MS Hidayat, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono selaku Anggota KKIP dan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Sekretaris merangkap Anggota KKIP.
Sementara itu, Anggota KKIP yang lain yaitu Menteri Riset dan Teknologi, Meneg BUMN dan Kapolri berhalangan hadir. Menristek diwakili oleh Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas Teguh Rahardjo, Meneg BUMN diwakili oleh Deputi Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufaktur Dwijanti Tjahjaningsih dan Kapolri diwakili oleh Asrena Kapolri Irjen Pol. Drs. Sulistyo Ishak, Msi.
Selain dihadiri oleh para Anggota KKIP, Sidang Pleno KKIP kali ini Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim. Sidang juga dihadiri Tim Kelompok Kerja (Pokja) KKIP, Tim Asistensi KKIP, Sekretaris Pokja KKIP serta beberapa pejabat perwakilan dari sejumlah instansi terkait lainnya dan pihak BUMNIP/BUMS.
Sidang Pleno Ke-VII KKIP yang merupakan Sidang KKIP ketiga di Tahun 2012 meliputi dua agenda, pertama penyampaian tentang “Cetak Biru Riset Produk Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan serta Rencana Kebijakan Pembangunan Network Industri Pertahanan” oleh Kabalitbang Kemhan Prof. Dr. Eddy S. Sumarno sebagai Ketua Tim Pokja I KKIP bidang Kebijakan dan Sekaligus Ketua Komtek Hankam Dewan Riset Nasional.
Sedangkan agenda kedua adalah penyampaian tentang “Penguasaan Teknologi Pembangunan Kapal Selam Melalui Pengadaan 3 Kapal Selam Dari Korea Selatan” oleh Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kemhan Dr. Ir. Pos M. Hutabarat.
Sidang diakhiri dengan Penandatanganan Cetak Biru Riset Produk Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan , yang selanjutnya Cetak Biru tersebut akan disampaikan kepada Presiden RI saat Acara Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, Kamis (30/8) di Gedung Merdeka, Bandung.
Cetak Biru ini dibuat dengan maksud untuk memberikan arah, kerangka kebijakan, pedoman dan prioritas utama dalam riset dan pengembangan produk alat peralatan pertahanan dan keamanan, selaras dengan rencana pencapaian kebutuhan pokok minimum hingga postur ideal alat peralatan pertahanan dan keamanan.
Sumber: DMC
Awak KRI Ajak-653 Latihan Prosedur Penembakan Torpedo
29 Agustus 2012, Surabaya: Guna mengasah tingkat kemampuan profosionalisme prajurit, tidak ada kata lain yang harus dilakukan, yaitu melaksanakan latihan dan latihan. Dengan melaksanakan latihan secara periodik dan berlanjut, diharapkan tingkat kemampuan profesional prajurit tetap terjaga dan terpelihara.
Demikian juga yang dilakukan oleh jajaran prajurit Satuan Kapal Cepat Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkat Koarmatim), khsususnya perwakilan perwira Korps Pelaut dan Tim Pos Informasi Tempur (PIT) prajurit KRI Ajak-653 pada minggu ke dua bulan Agustus ini, telah melaksanakan latihan prosedur penembakan Torpedo (TPO) Sut di Arsenal Batu Poron Madura.
Latihan teori dan praktek yang berlangsung selama tiga hari tersebut berjalan lancar sesuai yang dijadwalkan. Selama latihan, nampak para perwira dan Tim PIT prajurit KRI Ajak-653 sangat antusias menerima semua pembekalan yang diberikan oleh Tim instruktur dari Arsenal. Materi yang diberikan selama latihan berlangsung diantaranya, pengetahuan umum, karakteristik operasional dan pengendalian Torpedo Sut.
“Latihan ini disamping untuk meningkatkan kemampuan profesional prajurit KRI Ajak dalam melakukan prosedur penembakan Torpedo Sut secara benar dan akurat, disisi lain juga sekaligus untuk persiapan menghadapai latihan Armada Jaya XXXI yang akan digelar dalam waktu dekat ini, “kata Komandan KRI Ajak-653 Letkol Laut (P) Alan Dahlan menegaskan.
Sumber: Dispenarmatim
Satuan Kostrad Dialihkomandokan ke Kodam VII/Wirabuana
28 Agustus 2012, Gorontalo: Untuk memperpendek rentang kendali dan administrasi, beberapa satuan Kostrad yang bermarkas di Gorontalo dialihkomandokan ke Komando Daerah Militer VII/Wirabuana. Juga dilaksanakan restrukturisasi satuan-satuan kewilayahan setempat.
Upacara alihkomando itu dipimpin Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Pramono Wibowo, di Markas Brigade Infantri 22/Ota Manasa, Tolongio, Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Selasa.
Keharuan merebak di antara banyak personil yang satuannya dialihkomandokan; upacara ditandai pelepasan atribut di seragam lapangan mereka dan pemasangan atribut baru, serta serah terima duaja dan tunggul. Juga pelepasan dan penggantian baret di kepala mereka masing-masing.
Pramono menegaskan, "Tugas utama bela negara seluruh anggota TNI AD sebagai pelindung masyarakat harus tetap berjalan, dan menjaga keharmonisan seluruh satuan TNI AD maupun antar satuan khususnya yang ada di wilayah Sulawesi."
Ini upaya memperpendek rentang kendali, yang mampu meningkatkan kesejahteraan seluruh anggotanya, yang sebelumnya mengalami kesulitan memperoleh fasilitas logistik.
Beberapa satuan yang dialihkomandokan itu Brigade Infantri 22/Ota Manasa dengan tiga batalion infantrinya, dan Batalion Artileri Medan.
Adapun batalion infantri di brigade infantri Kostrad di sana dialihkomandokan kepada komando kewilayahan. Demikian juga batalion infantri kewilayahan dialihkomandokan ke brigade infantri kostrad.
Di lingkungan Brigade Infantri 22/Ota Manasa, tiga batalion dialihkomandokan, yaitu Batalion Infantri 221/Motuliato, Batalion Infantri 222/Mootahangi, dan Batalion Infantri 223/Moea, yang dialih statuskan menjadi Batalion Infantri 715/Motuliato, Gorontalo.
Selain itu, pengalihan komando pengendalian diterapkan untuk Batalion Infantri 713/Satyatama dari Komando Resor Militer 131/Santiago kepada Brigade Infantri 22/Ota Manasa, dan Batalion Infantri 711/Raksatama dari Korem 132/Tadulako kepada Brigade Infantri 22/Ota Manasa.
Sumber: ANTARA News
Upacara alihkomando itu dipimpin Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Pramono Wibowo, di Markas Brigade Infantri 22/Ota Manasa, Tolongio, Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Selasa.
Keharuan merebak di antara banyak personil yang satuannya dialihkomandokan; upacara ditandai pelepasan atribut di seragam lapangan mereka dan pemasangan atribut baru, serta serah terima duaja dan tunggul. Juga pelepasan dan penggantian baret di kepala mereka masing-masing.
Pramono menegaskan, "Tugas utama bela negara seluruh anggota TNI AD sebagai pelindung masyarakat harus tetap berjalan, dan menjaga keharmonisan seluruh satuan TNI AD maupun antar satuan khususnya yang ada di wilayah Sulawesi."
Ini upaya memperpendek rentang kendali, yang mampu meningkatkan kesejahteraan seluruh anggotanya, yang sebelumnya mengalami kesulitan memperoleh fasilitas logistik.
Beberapa satuan yang dialihkomandokan itu Brigade Infantri 22/Ota Manasa dengan tiga batalion infantrinya, dan Batalion Artileri Medan.
Adapun batalion infantri di brigade infantri Kostrad di sana dialihkomandokan kepada komando kewilayahan. Demikian juga batalion infantri kewilayahan dialihkomandokan ke brigade infantri kostrad.
Di lingkungan Brigade Infantri 22/Ota Manasa, tiga batalion dialihkomandokan, yaitu Batalion Infantri 221/Motuliato, Batalion Infantri 222/Mootahangi, dan Batalion Infantri 223/Moea, yang dialih statuskan menjadi Batalion Infantri 715/Motuliato, Gorontalo.
Selain itu, pengalihan komando pengendalian diterapkan untuk Batalion Infantri 713/Satyatama dari Komando Resor Militer 131/Santiago kepada Brigade Infantri 22/Ota Manasa, dan Batalion Infantri 711/Raksatama dari Korem 132/Tadulako kepada Brigade Infantri 22/Ota Manasa.
Sumber: ANTARA News
Tuesday, August 28, 2012
HMAS Wollongong-92 Singgah di Denpasar
27 Agustus 2012, Denpasar: Perwira Staf beserta Anggota Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar melaksanakan penyambutan kapal perang Australia HMAS Wollongong-92 yang bersandar di dermaga pariwisata Pelabuhan Benoa Bali, (24/8).
Kedatangan kapal perang Australia tersebut dalam rangka recreational and logistic port visit yang dikomandani oleh Lieutenant Commander Gavin Baker dengan 02 Officer dan 26 Sailor, selama tiga hari Kapal Perang Australia tersebut rencana berada di Bali dan akan bertolak meninggalkan Bali pada hari Senin tanggal 27 Agustus 2012.
Guna mendukung pengamanan kunjungan kapal perang Australia tersebut Lanal Denpasar mengerahkan satu SST untuk pengamanan area dermaga, KRI Weling dan Patkamla Catamaran untuk patroli perairan disekitar tempat sandar .
Sumber: lantamal5
Monday, August 27, 2012
Mabes TNI Akui Membutuhkan Rudal Maverick
Rudal AGM-65 Maverick. (Foto: U.S. Air Force /Staff Sgt. Jocelyn Rich)
27 Agustus 2012, Jakarta: Markas Besar TNI mengklaim rudal AGM-65K2 "Maverick All-Up-Round" sebagai bagian dari kebutuhannya. "Itu salah satu kelengkapan pesawat yang dibutuhkan oleh TNI," kata Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul kepada wartawan, Senin, 27 Agustus 2012.
Namun Iskandar mengatakan akan menyerahkan rencana pembelian rudal itu pada Kementerian Pertahanan. "Tentu semuanya harus disesuaikan dengan anggaran yang ada, urusan itu biar Kemhan yang memutuskan," kata Iskandar.
Iskandar memastikan TNI memerlukan 18 paket peluru kendali pabrikan Raytheon Co ini. "Kalau punya pesawatnya, tentu harus dilengkapi dengan sistem persenjataan yang memadai," ujar dia.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan persetujuannya untuk menjual perangkat rudal F-16 ke Indonesia. Berdasarkan nota yang dikirim pada Rabu pekan lalu itu, Indonesia disebut-sebut meminta paket 18 rudal jenis AGM-65K2 "Maverick All-Up-Round", 36 rudal untuk latihan para pilot, tiga rudal latihan "perawatan" beserta suku cadangnya, perlengkapan pengujian, serta latihan personal.
Rudal AGM-65 buatan Raytheon Co itu dirancang untuk menyerang target jarak jauh, termasuk kendaraan lapis baja, pertahanan udara, transportasi darat, dan fasilitas penyimpanan. "Penjualan ini akan menjadikan Indonesia mitra regional yang berharga di sebuah wilayah penting di dunia," kata Pentagon, seperti dikutip dari laman Business Recorder, Ahad 26 Agustus 2012.
Sumber: TEMPO
27 Agustus 2012, Jakarta: Markas Besar TNI mengklaim rudal AGM-65K2 "Maverick All-Up-Round" sebagai bagian dari kebutuhannya. "Itu salah satu kelengkapan pesawat yang dibutuhkan oleh TNI," kata Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul kepada wartawan, Senin, 27 Agustus 2012.
Namun Iskandar mengatakan akan menyerahkan rencana pembelian rudal itu pada Kementerian Pertahanan. "Tentu semuanya harus disesuaikan dengan anggaran yang ada, urusan itu biar Kemhan yang memutuskan," kata Iskandar.
Iskandar memastikan TNI memerlukan 18 paket peluru kendali pabrikan Raytheon Co ini. "Kalau punya pesawatnya, tentu harus dilengkapi dengan sistem persenjataan yang memadai," ujar dia.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan persetujuannya untuk menjual perangkat rudal F-16 ke Indonesia. Berdasarkan nota yang dikirim pada Rabu pekan lalu itu, Indonesia disebut-sebut meminta paket 18 rudal jenis AGM-65K2 "Maverick All-Up-Round", 36 rudal untuk latihan para pilot, tiga rudal latihan "perawatan" beserta suku cadangnya, perlengkapan pengujian, serta latihan personal.
Rudal AGM-65 buatan Raytheon Co itu dirancang untuk menyerang target jarak jauh, termasuk kendaraan lapis baja, pertahanan udara, transportasi darat, dan fasilitas penyimpanan. "Penjualan ini akan menjadikan Indonesia mitra regional yang berharga di sebuah wilayah penting di dunia," kata Pentagon, seperti dikutip dari laman Business Recorder, Ahad 26 Agustus 2012.
Sumber: TEMPO
TNI Gelar Latihan PPRC 2012 di Natuna
Kasum TNI Marsekal Madya TNI Daryatmo memeriksa jajaran pasukan TNI saat upacara pembukaan latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Markas Komando Divisi Infanteri-1/Kostrad Cilodong, Depok, Jabar, Senin (27/8). Latihan gabungan yang melibatkan seluruh unsur TNI yaitu TNI AD, TNI AL dan TNI AU itu diikuti 2.500 prajurit yangt akan dilaksanakan pada 31 Agustus sampai 9 September 2012 di Natuna, Kepulauan Riau. FOTO ANTARA/Jafkhairi/Koz/Spt/12)
Panglima Divisi I/Kostrad, Mayjen. TNI. Daniel Ambat didampingi Komandan Lanud Halim Perdanakusuma, Marsma. TNI. A. Adang Supriyadi, SE., mengecek kesiapan Satuan Pelaksana Operasi Udara (Satlakopsud) di Taxy-way Echo Lanud Halim Perdanakusuma, pada Jumat (24/8/12), dalam rangka menghadapi latihan PPRC TNI tahun 2012 ini.
Mayjen. TNI. Daniel Ambat melihat langsung dari dekat bagaimana pemeliharaan kesiagaan operasional unsur udara yang terlibat dalam latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI yang rencananya akan diadakan di Pulau Natuna. Selain itu, Panglima juga melakukan tanya jawab langsung dengan para penerbang dan kru pendukung serta memeriksa ke dalam badan pesawat CN-235.
Kegiatan inspeksi ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk terus melatih kesiapan prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI). Apalagi, PPRC sendiri merupakan latihan rutin tahunan yang biasa digelar TNI. Menurut jadwal akan dilaksanakan mulai Agustus sampai September 2012. Diawali dengan Gladi Posko di Cilodong dan Gladi Lapangan di Natuna.
Latihan di Natuna akan melibatkan 2500 personel, gabungan TNI AD, TNI AL dan TNI Angkatan Udara. Dengan mengerahkan pesawat unsur intai C-121; pesawat Hercules C-130 dan CN-235; unsur Pasukan Khas TNI AU serta seluruh pangkalan TNI AU di Indonesia.
Dalam kesempatan ini pula, Komandan Skadron Udara 31, Letkol. Pnb. Eko Sudjatmiko melaporkan kesiapan Satlakopsud serta berbagai kemungkinan kendala yang ada. Sebagai bahan masukan bagi Komandan PPRC TNI dalam menentukan kebijakan selanjutnya bagi penyempurnaan hasil latihan kelak.
“Moto kami: tegar, ikhlas dan tuntas menyukseskan misi apapun yang diemban”, tandas penerbang yang mengakui adanya berbagai latihan yang akan digelar di akhir tahun 2012.
Setelah melihat gelar kesiapan, rombongan mengunjungi Marsailing Area (MA) yang akan digunakan sebagai titik kumpul pasukan. Turut serta dalam kegiatan penting ini adalah Asops Divisi I/ Kostrad Kolonel Inf Joko Sudiono; serta Asintel Divisi I/ Kostrad Letkol Inf Asep Jauhari.
Sumber: Pentak Lanud Halim Perdanakusuma
Panglima Divisi I/Kostrad, Mayjen. TNI. Daniel Ambat didampingi Komandan Lanud Halim Perdanakusuma, Marsma. TNI. A. Adang Supriyadi, SE., mengecek kesiapan Satuan Pelaksana Operasi Udara (Satlakopsud) di Taxy-way Echo Lanud Halim Perdanakusuma, pada Jumat (24/8/12), dalam rangka menghadapi latihan PPRC TNI tahun 2012 ini.
Mayjen. TNI. Daniel Ambat melihat langsung dari dekat bagaimana pemeliharaan kesiagaan operasional unsur udara yang terlibat dalam latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI yang rencananya akan diadakan di Pulau Natuna. Selain itu, Panglima juga melakukan tanya jawab langsung dengan para penerbang dan kru pendukung serta memeriksa ke dalam badan pesawat CN-235.
Kegiatan inspeksi ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk terus melatih kesiapan prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI). Apalagi, PPRC sendiri merupakan latihan rutin tahunan yang biasa digelar TNI. Menurut jadwal akan dilaksanakan mulai Agustus sampai September 2012. Diawali dengan Gladi Posko di Cilodong dan Gladi Lapangan di Natuna.
Latihan di Natuna akan melibatkan 2500 personel, gabungan TNI AD, TNI AL dan TNI Angkatan Udara. Dengan mengerahkan pesawat unsur intai C-121; pesawat Hercules C-130 dan CN-235; unsur Pasukan Khas TNI AU serta seluruh pangkalan TNI AU di Indonesia.
Dalam kesempatan ini pula, Komandan Skadron Udara 31, Letkol. Pnb. Eko Sudjatmiko melaporkan kesiapan Satlakopsud serta berbagai kemungkinan kendala yang ada. Sebagai bahan masukan bagi Komandan PPRC TNI dalam menentukan kebijakan selanjutnya bagi penyempurnaan hasil latihan kelak.
“Moto kami: tegar, ikhlas dan tuntas menyukseskan misi apapun yang diemban”, tandas penerbang yang mengakui adanya berbagai latihan yang akan digelar di akhir tahun 2012.
Setelah melihat gelar kesiapan, rombongan mengunjungi Marsailing Area (MA) yang akan digunakan sebagai titik kumpul pasukan. Turut serta dalam kegiatan penting ini adalah Asops Divisi I/ Kostrad Kolonel Inf Joko Sudiono; serta Asintel Divisi I/ Kostrad Letkol Inf Asep Jauhari.
Sumber: Pentak Lanud Halim Perdanakusuma
Brigif 9 Kostrad Merebut kembali Wilayah Sumatera yang Dikuasai Negasor
27 Agustus 2012, Medan: Brigif 9 Divif-2 Kostrad yang berkedudukan di Jawa Timur bergerak menuju wilayah Baturaja Sumatera Selatan yang saat ini dikuasai pasukan negasor. Musuh atau negasor dari wilayah Utara Laut Cina Selatan, telah berhasil memasuki wilayah NKRI khususnya di Pulau Sumatera dan menempatkan pasukannya di beberapa wilayah mulai dari Lampung, Palembang dan Baturaja. Kekuatan musuh yang berada di Baturaja di perkirakan 1 Batalyon Plus.
Brigif 9 melaksanakan Serpas(pergeseran pasukan) dengan menggunakan beberapa KRI Angkatan Laut dari Tanjung Perak Surabaya menuju ke pelabuhan Teluk Panjang, antara lain KRI Teluk Parigi 539, KRI Teluk Lampung 540, KRI Tanjung Kambani 971, KRI Banjarmasin 592, KRI Teluk Ambonia 503, dan KRI Teluk Menado 537. Selain gerakan pasukan melalui laut dan darat, Brigif 9 juga diperkuat oleh Batalyon Linud 501/18/2 yang akan diterjunkan untuk melakukan infiltrasi ke daerah musuh.
Setelah mendarat di Teluk Panjang pasukan bergerak dengan farmasi kolone taktis menggunakan jalur darat menuju lokasi yang sudah diduduki musuh. Selama perjalanan pasukan mendapat gangguan baik serangan maupun ranjau dari pihak musuh. Serangan dapat diatasi oleh pasukan Brigif 9 dan terus bergerak menuju lokasi musuh. Sedangkan gangguan ranjau dapat diatasi oleh Zeni Tempur (Zipur)-10/2 Kostrad.
Setelah mendekat ke daerah sasaran Pasukan infanteri terus bergerak dilindungi oleh Batalyon Armed 12/1/2 Kostrad dengan melakukan tembakan penyokong menggunakan Meriam 105 mm ke arah musuh.
Demikian juga Kavaleri 8/2 Kostrad, Arhanud (Pertahanan Artileri Udara) -2/2 Kostrad, dan Penerbad (Penerbangan Angkatan Darat) melakukan bantuan tembakan dari darat dan udara.
Dengan adanya serangan yang melihatkan kecabangan yang ada di TNI AD, musuh dapat dihancurkan. Setelah sasaran dapat direbut, dilanjutkan dengan Operasi Mobil Udara dengan menggunakan sejumlah helikopter untuk melakukan pengejaran terhadap musuh yang melarikan diri.
Demikian skenario Latihan Antar Kecabangan TNI AD 2012 di daerah Baturaja Sumatera. Pada tahun ini TNI Angkatan Darat akan mengadakan latihan Antar Kecabangan Tingkat Brigade TNI AD. Latihan akan dilaksanakan 26 Agustus sampai dengan 4 September di Pusat Latihan Tempur Kodiklat TNI AD Baturaja Sumatera Selatan.
Latihan terbesar TNI AD selama 20 tahun terakhir ini mengambil tema “Brigade Tim Pertempuran melaksanakan operasi Militer untuk perang dalam rangka menjaga keutuhan wilayah NKRI”. Prajurit yang akan dilibatkan dalam kegiatan latihan sebanyak 6000 personel dengan menggunakan Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) yang akan dicoba dalam medan yang sesungguhnnya.
Satuan yang terlibat dalam latihan Brigif 9 Kostrad terdiri atas: Kompi Mekanis- A Yonif 201/Damjaya, Yonkav-8/2K, Yonarmed-12/I/2/ Kostrad, Yonarhanudri-2/2/K, Yonzipur-9/2/K, Ki Pernika Yonhub/2/K, Kibekang Yonbekang 2/2/K, Kikes-A Yonkes 2/2/K, Tonpom Kipom Div 2/K, Kipal Divif-2/K, Detasemen Penerbangan TNI Angkatan Darat, Satuan tugas penerangan Dispenad, Direktorat hukum Angkatan Darat.
Adapun tujuan latihan meningkatkan kemampuan tempur perorangan menuju terciptanya kerjasama antar kecabangan dalam Brigade Tim Pertempuran (BTP) serta menyelenggarakan Operasi tempur yang didukung operasi Sandi Yudha Intelijen dan Teritorial.
Sumber: Dispenad
Irak dan Uganda Segera Beli Senjata dari Indonesia
Uji coba panser Anoa . Anoa ditawarkan ke sejumlah negara. (Foto: TEMPO/Prima Mulia)
26 Agustus 2012, Jakarta: Pemerintah Indonesia dikabarkan akan segera menjual persenjataan ke Irak dan Uganda. Jika terealisasi, maka inilah penjualan senjata perdana dari negara Asia Tenggara. “Kami sudah mengundang delegasi militer Irak untuk datang ke Jakarta, pada 5 Oktober depan,” kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Jumat, 24 Agustus 2012.
Selain menghadiri peringatan Hari Kelahiran TNI, delegasi Irak juga akan mengunjungi pabrik senjata Indonesia. Irak kabarnya membutuhkan rompi tahan peluru, helm, sepatu lars, dan seragam. Semua itu bisa disediakan Indonesia.
Sjafrie sendiri baru saja kembali dari kunjungan ke Irak. Di Baghdad, delegasi Indonesia memamerkan sejumlah persenjataan buatan anak bangsa, seperti senapan SS-2 dan kendaraan ringan lapis baja, Anoa. Keduanya diproduksi PT Pindad. Karena itulah, Sjafrie didampingi Direktur Utama Pindad, Adik Avianto, dalam kunjungan itu. Selain ke Irak, mereka juga menawarkan senjata ke Uganda dan Kongo.
Menurut Sjafrie, Irak juga tertarik untuk membeli pesawat CN-235 dan NC-212 buatan PT Dirgantara Indonesia. Dia menegaskan kualitas produk militer buatan Indonesia bisa diadu dengan negara lain. “Selama ini, kita sudah mengekspor persenjataan ke negara lain di Asia Tenggara, kini saatnya memperluas pasar dan volume produksi,” katanya.
Sumber: TEMPO
26 Agustus 2012, Jakarta: Pemerintah Indonesia dikabarkan akan segera menjual persenjataan ke Irak dan Uganda. Jika terealisasi, maka inilah penjualan senjata perdana dari negara Asia Tenggara. “Kami sudah mengundang delegasi militer Irak untuk datang ke Jakarta, pada 5 Oktober depan,” kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Jumat, 24 Agustus 2012.
Selain menghadiri peringatan Hari Kelahiran TNI, delegasi Irak juga akan mengunjungi pabrik senjata Indonesia. Irak kabarnya membutuhkan rompi tahan peluru, helm, sepatu lars, dan seragam. Semua itu bisa disediakan Indonesia.
Sjafrie sendiri baru saja kembali dari kunjungan ke Irak. Di Baghdad, delegasi Indonesia memamerkan sejumlah persenjataan buatan anak bangsa, seperti senapan SS-2 dan kendaraan ringan lapis baja, Anoa. Keduanya diproduksi PT Pindad. Karena itulah, Sjafrie didampingi Direktur Utama Pindad, Adik Avianto, dalam kunjungan itu. Selain ke Irak, mereka juga menawarkan senjata ke Uganda dan Kongo.
Menurut Sjafrie, Irak juga tertarik untuk membeli pesawat CN-235 dan NC-212 buatan PT Dirgantara Indonesia. Dia menegaskan kualitas produk militer buatan Indonesia bisa diadu dengan negara lain. “Selama ini, kita sudah mengekspor persenjataan ke negara lain di Asia Tenggara, kini saatnya memperluas pasar dan volume produksi,” katanya.
Sumber: TEMPO
Pemerintah Obama Usulkan Penjualan Rudal Maverick ke Indonesia
F-16 Fighting Falcon dari 55th Fighter Squadron, Shaw Air Force Base, S.C., menembakan rudal udara-ke-darat AGM-65 Maverick (Foto: U.S. Air Force/Capt. Amber House)
26 Agustus 2012, Jakarta: Kantor Administrasi Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengusulkan menjual rudal kendali Maverick kepada Indonesia. Sebagaimana dilansir laman brecorder.com, penjualan senilai US$ 25 juta itu diusulkan Obama melalui nota kepada Kongres.
Berdasarkan nota yang dikirim Rabu 22 Agustus itu, Indonesia disebutkan telah meminta 18 rudal “Maverick All-Up-Round” AGM-65K2, 36 rudal “captive air training”, dan tiga rudal latihan "maintenance" beserta suku cadangnya, perlengkapan pengujian dan latihan personal. AGM-65 Maverick, yang diproduksi Raytheon Co, dirancang untuk menyerang target taktis dalam jarak jauh, termasuk baja, pertahanan udara, transportasi darat, dan fasilitas penyimpanan (gudang).
“Penjualan senjata ini akan berkontribusi menjadikan Indonesia partner regional yang berharga dalam sebuah wilayah yang penting di dunia, “ kata Biro Kerjasama Pertahanan dan Keamanan Pentagon dalam notanya kepada Kongres.
Di dalam nota itu, Biro Kerja Sama Pertahanan dan Keamanan Pentagon juga mengatakan bahwa rudal-rudal itu dibutuhkan untuk melatih pilot-pilot F-16 Indonesia agar memiliki kemampuan dasar menggunakan senjata serangan udara ke darat.
Namun, laman brecorder.com menambahkan, dikirimkannya nota usulan penjualan ini tidak berarti keputusan penjualan itu telah final. Pengiriman nota itu memang merupakan mekanisme hukum yang harus dipatuhi.
Sebelumnya, dalam kunjungan sembilan hari ke Asia-Pasifik November lalu, Obama dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan AS akan menghibahkan 24 pesawat tempur F-16 kepada Indonesia. Indonesia saat ini sudah memiliki 10 pesawat tempur F-16.
Parlemen Setujui Pembelian Rudal Maverik
Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat mengakui rencana pembelian 18 rudal AGM-65K2 ''Maverick All-up-round'' sudah disetujui. "Sejak tahun lalu sudah direncanakan untuk melengkapi sistem persenjataan udara Indonesia," ujar Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR RI Tubagus Hasanudin kepada Tempo, Minggu, 26 Agustus 2012.
"Harus disetujui karena Indonesia tak memiliki sistem persenjataan yang lengkap untuk pesawat F-16," kata dia. Apalagi, Indonesia akan menerima 24 pesawat F-16 asal Amerika Serikat.
Namun, Hasanudin mengaku tak tahu dengan detail perkembangan rencana pembelian tersebut. "Saya belum tahu apakah rencana pembeliannya sudah disampaikan ke Pemerintah Amerika Serikat atau belum," ujar dia.
Sumber: Tempo
26 Agustus 2012, Jakarta: Kantor Administrasi Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengusulkan menjual rudal kendali Maverick kepada Indonesia. Sebagaimana dilansir laman brecorder.com, penjualan senilai US$ 25 juta itu diusulkan Obama melalui nota kepada Kongres.
Berdasarkan nota yang dikirim Rabu 22 Agustus itu, Indonesia disebutkan telah meminta 18 rudal “Maverick All-Up-Round” AGM-65K2, 36 rudal “captive air training”, dan tiga rudal latihan "maintenance" beserta suku cadangnya, perlengkapan pengujian dan latihan personal. AGM-65 Maverick, yang diproduksi Raytheon Co, dirancang untuk menyerang target taktis dalam jarak jauh, termasuk baja, pertahanan udara, transportasi darat, dan fasilitas penyimpanan (gudang).
“Penjualan senjata ini akan berkontribusi menjadikan Indonesia partner regional yang berharga dalam sebuah wilayah yang penting di dunia, “ kata Biro Kerjasama Pertahanan dan Keamanan Pentagon dalam notanya kepada Kongres.
Di dalam nota itu, Biro Kerja Sama Pertahanan dan Keamanan Pentagon juga mengatakan bahwa rudal-rudal itu dibutuhkan untuk melatih pilot-pilot F-16 Indonesia agar memiliki kemampuan dasar menggunakan senjata serangan udara ke darat.
Namun, laman brecorder.com menambahkan, dikirimkannya nota usulan penjualan ini tidak berarti keputusan penjualan itu telah final. Pengiriman nota itu memang merupakan mekanisme hukum yang harus dipatuhi.
Sebelumnya, dalam kunjungan sembilan hari ke Asia-Pasifik November lalu, Obama dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan AS akan menghibahkan 24 pesawat tempur F-16 kepada Indonesia. Indonesia saat ini sudah memiliki 10 pesawat tempur F-16.
Parlemen Setujui Pembelian Rudal Maverik
Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat mengakui rencana pembelian 18 rudal AGM-65K2 ''Maverick All-up-round'' sudah disetujui. "Sejak tahun lalu sudah direncanakan untuk melengkapi sistem persenjataan udara Indonesia," ujar Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR RI Tubagus Hasanudin kepada Tempo, Minggu, 26 Agustus 2012.
"Harus disetujui karena Indonesia tak memiliki sistem persenjataan yang lengkap untuk pesawat F-16," kata dia. Apalagi, Indonesia akan menerima 24 pesawat F-16 asal Amerika Serikat.
Namun, Hasanudin mengaku tak tahu dengan detail perkembangan rencana pembelian tersebut. "Saya belum tahu apakah rencana pembeliannya sudah disampaikan ke Pemerintah Amerika Serikat atau belum," ujar dia.
Sumber: Tempo
Empat Super Tucano Tiba di Halim pada 1 September
EMB 314 Super Tucano. (Foto: Embraer)
25 Agustus 2012, Jakarta: Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat dijadwalkan menyambut kedatangan empat unit pesawat pesawat Super Tucano di Halim Perdanakusuma, Jakarta pada 1 September 2012.
“Empat unit pesawat Super Tucano dari Brazil akan tiba di Halim PK, 1 September 2012 pukul 10.00 WIB,” kata Letkol Bintang, Staf Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Dispenau) kepada Jurnal Nasional, Sabtu (25/8).
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul juga membenarkan rencana kedatangan empat unit pesawat Super Tucano tersebut.
Menurut Kapuspen TNI, setelah empat unit tahap pertama tiba di Tanah Air, tiga bulan kemudian juga akan tiba 4 unit lagi. Sehingga pada tahun 2012 akan ada delapan unit pesawat Super Tucano untuk mengisi Skuadron Udara 21 Lanud Abdul Rachman Saleh.
Iskandar menjelaskan, pemenuhan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI mengacu pada konsep Minimum Essential Forces (MEF) dan Rencana Strategis Pertahanan Jangka Panjang dengan menitikberatkan penggunaan hasil produksi industri strategis dalam negeri. ”Pengadaan alutsista TNI dari luar negeri dilakukan apabila industri strategis dalam negeri belum mampu memproduksi peralatan tersebut dan tidak ada unsur politis dari negara produsen,” kata Iskandar Sitompul di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa (14/8/2012).
TNI AU berencana akan mendatangkan satu skadron Super Tucano atau sekitar 16 unit pesawat untuk menggantikan pesawat OV-10 Bronco di Skadron 21 Malang yang sudah habis masa jam terbangnya.
Marsekal Muda TNI Bambang Samoedro, saat menjabat Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan dara (Kadispenau) tahun 2011 lalu, mengatakan, pesawat Super Tucano dipilih karena pesawat ini memiliki kualitas paling baik di antara pesawat sejenisnya.
Menurut Bambang, sebelum memilih Super Tucano, TNI AU juga sudah mempertimbangkan membeli pesawat serang kecil K-9 buatan China dan KO-1B buatan Korea. “Tapi, pilihan akhirnya jatuh pada Super Tucano,” katanya.
Super Tucano adalah jenis pesawat serang ringan dengan fungsi patroli pemantauan dan sebagai pesawat latih. Pesawat ini dilengkapi dengan baling-baling, teknologi avionik modern, dan sistem persenjataan.
Pesawat ini juga biasa digunakan dalam operasi counter-insurgency atau operasi penumpasan pemberontakan.
Sumber: Jurnas
25 Agustus 2012, Jakarta: Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat dijadwalkan menyambut kedatangan empat unit pesawat pesawat Super Tucano di Halim Perdanakusuma, Jakarta pada 1 September 2012.
“Empat unit pesawat Super Tucano dari Brazil akan tiba di Halim PK, 1 September 2012 pukul 10.00 WIB,” kata Letkol Bintang, Staf Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Dispenau) kepada Jurnal Nasional, Sabtu (25/8).
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul juga membenarkan rencana kedatangan empat unit pesawat Super Tucano tersebut.
Menurut Kapuspen TNI, setelah empat unit tahap pertama tiba di Tanah Air, tiga bulan kemudian juga akan tiba 4 unit lagi. Sehingga pada tahun 2012 akan ada delapan unit pesawat Super Tucano untuk mengisi Skuadron Udara 21 Lanud Abdul Rachman Saleh.
Iskandar menjelaskan, pemenuhan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI mengacu pada konsep Minimum Essential Forces (MEF) dan Rencana Strategis Pertahanan Jangka Panjang dengan menitikberatkan penggunaan hasil produksi industri strategis dalam negeri. ”Pengadaan alutsista TNI dari luar negeri dilakukan apabila industri strategis dalam negeri belum mampu memproduksi peralatan tersebut dan tidak ada unsur politis dari negara produsen,” kata Iskandar Sitompul di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa (14/8/2012).
TNI AU berencana akan mendatangkan satu skadron Super Tucano atau sekitar 16 unit pesawat untuk menggantikan pesawat OV-10 Bronco di Skadron 21 Malang yang sudah habis masa jam terbangnya.
Marsekal Muda TNI Bambang Samoedro, saat menjabat Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan dara (Kadispenau) tahun 2011 lalu, mengatakan, pesawat Super Tucano dipilih karena pesawat ini memiliki kualitas paling baik di antara pesawat sejenisnya.
Menurut Bambang, sebelum memilih Super Tucano, TNI AU juga sudah mempertimbangkan membeli pesawat serang kecil K-9 buatan China dan KO-1B buatan Korea. “Tapi, pilihan akhirnya jatuh pada Super Tucano,” katanya.
Super Tucano adalah jenis pesawat serang ringan dengan fungsi patroli pemantauan dan sebagai pesawat latih. Pesawat ini dilengkapi dengan baling-baling, teknologi avionik modern, dan sistem persenjataan.
Pesawat ini juga biasa digunakan dalam operasi counter-insurgency atau operasi penumpasan pemberontakan.
Sumber: Jurnas
16 F-16 Hibah AS Ditempatkan di Lanud Pekanbaru
F-16C Fighting Falcon dari 522nd Fighter Squadron, Cannon Air Force Base, N.M., meluncurkan rudal AGM-154 saat berlatih menembak rudal udara-ke-darat di Utah Test and Training Range.(Foto: U.S. Air Force/Master Sgt. Michael Ammons)
24 Agusts 2012, Jakarta: Enambelas dari 24 pesawat tempur F-16 block 32+ yang akan diterima Indonesia dari AS akan ditempatkan di Lanud Pekanbaru, Riau. Keenambelas pesawat ini akan mendiami skadron tersendiri disamping Skadron Udara 1 (markas Hawk 100/200) yang sudah ada sebelumnya. Di lain pihak, delapan unit lainnya akan ditempatkan di Lanud Iswahjudi, Madiun, digabung dengan F-16 A/B yang telah sejak 1990-an memperkuat Skadron Udara 3.
Demikian ungkap Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI Azman Yunus kepada Angkasa, Kamis (24/8) sore, terkait kepastian hibah yang telah disetujui DPR RI dan Parlemen AS. Namun, dirinya belum bisa mengomentari lebih jauh 10 pesawat serupa yang kembali ditawarkan pihak AS. Tawaran ini disampaikan kepada Sekjen Kementerian Pertahanan ketika melawat ke AS beberapa pekan lalu. "Itu harus dipikirkan masak-masak oleh Pemerintah, karena tidak saja menyangkut tambahan biaya upgrade, tapi juga biaya perawatan, dan sebagainya," ujarnya.
Keduapuluh-empat F-16 block 32+ yang disebut-sebut akan tiba pada 2014 tersebut sejatinya adalah F-16 C/D block 25 surplus yang tidak dipakai jajaran AU AS. Lewat skema pendanaan yang telah disetujui pihak Indonesia-AS, kelengkapan dan kemampuan pesawat-pesawat ini selanjutnya akan di-upgrade terlebih dulu sebelum dikirim ke Indonesia. Di antara sederet kelengkapan teknis yang akan di-upgrade adalah radar, operational flight plan, peralatan navigasi, head-up display, pembidik sasaran malam, radar warning system dan kemampuan untuk membawa rudal jarak sedang untuk pertempuran beyond visual range.
Program upgrade juga membuat usia pemakaian bertambah lebih dari 4.000 jam atau jika disepadankan dengan masa pemakaian rata-rata TNI AU kira-kira bisa mencapai 20 tahun. Sedemikian kompleksnya upgrade, sampai-sampai F-16 C/D Indonesia ini nantinya akan mendekati kemampuan dan kecanggihan F-16 C/D block 52 – tipe kedua terakhir yang dibuat Lockheed Martin. Perbedaannya praktis tinggal pada kapasitas angkut senjata dan tidak adanya conformal tank saja. "Itu sebab, kenapa F-16 hasil upgrade ini masuk kategori F-16 block 32 plus, karena sudah lebih canggih dari block 32 itu sendiri," ujar Kol. Pnb. Agung Sasongkojati, mantan penerbang F-16 TNI AU.
Ia menambahkan penempatan pesawat-pesawat ini dalam bentuk skadron atau flight-flight di lokasi-lokasi kunci di wilayah RI akan bisa mengatasi masalah jarak dan waktu operasi. "Dengan senjata modern dan daya jangkau operasi lebih dari 700 km, pesawat-pesawat ini sudah cukup memadai untuk menghadang penerbangan gelap atau menghantam sasaran di siang maupun malam, di semua tempat baik di dalam maupun di luar wilayah kedaulatan RI," tegasnya.
Sumber: Angkasa
24 Agusts 2012, Jakarta: Enambelas dari 24 pesawat tempur F-16 block 32+ yang akan diterima Indonesia dari AS akan ditempatkan di Lanud Pekanbaru, Riau. Keenambelas pesawat ini akan mendiami skadron tersendiri disamping Skadron Udara 1 (markas Hawk 100/200) yang sudah ada sebelumnya. Di lain pihak, delapan unit lainnya akan ditempatkan di Lanud Iswahjudi, Madiun, digabung dengan F-16 A/B yang telah sejak 1990-an memperkuat Skadron Udara 3.
Demikian ungkap Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI Azman Yunus kepada Angkasa, Kamis (24/8) sore, terkait kepastian hibah yang telah disetujui DPR RI dan Parlemen AS. Namun, dirinya belum bisa mengomentari lebih jauh 10 pesawat serupa yang kembali ditawarkan pihak AS. Tawaran ini disampaikan kepada Sekjen Kementerian Pertahanan ketika melawat ke AS beberapa pekan lalu. "Itu harus dipikirkan masak-masak oleh Pemerintah, karena tidak saja menyangkut tambahan biaya upgrade, tapi juga biaya perawatan, dan sebagainya," ujarnya.
Keduapuluh-empat F-16 block 32+ yang disebut-sebut akan tiba pada 2014 tersebut sejatinya adalah F-16 C/D block 25 surplus yang tidak dipakai jajaran AU AS. Lewat skema pendanaan yang telah disetujui pihak Indonesia-AS, kelengkapan dan kemampuan pesawat-pesawat ini selanjutnya akan di-upgrade terlebih dulu sebelum dikirim ke Indonesia. Di antara sederet kelengkapan teknis yang akan di-upgrade adalah radar, operational flight plan, peralatan navigasi, head-up display, pembidik sasaran malam, radar warning system dan kemampuan untuk membawa rudal jarak sedang untuk pertempuran beyond visual range.
Program upgrade juga membuat usia pemakaian bertambah lebih dari 4.000 jam atau jika disepadankan dengan masa pemakaian rata-rata TNI AU kira-kira bisa mencapai 20 tahun. Sedemikian kompleksnya upgrade, sampai-sampai F-16 C/D Indonesia ini nantinya akan mendekati kemampuan dan kecanggihan F-16 C/D block 52 – tipe kedua terakhir yang dibuat Lockheed Martin. Perbedaannya praktis tinggal pada kapasitas angkut senjata dan tidak adanya conformal tank saja. "Itu sebab, kenapa F-16 hasil upgrade ini masuk kategori F-16 block 32 plus, karena sudah lebih canggih dari block 32 itu sendiri," ujar Kol. Pnb. Agung Sasongkojati, mantan penerbang F-16 TNI AU.
Ia menambahkan penempatan pesawat-pesawat ini dalam bentuk skadron atau flight-flight di lokasi-lokasi kunci di wilayah RI akan bisa mengatasi masalah jarak dan waktu operasi. "Dengan senjata modern dan daya jangkau operasi lebih dari 700 km, pesawat-pesawat ini sudah cukup memadai untuk menghadang penerbangan gelap atau menghantam sasaran di siang maupun malam, di semua tempat baik di dalam maupun di luar wilayah kedaulatan RI," tegasnya.
Sumber: Angkasa