KRI Banda Aceh kapal perang jenis Landing Platform Dock. (Foto: Kolinlamil)
14 Juli 2012, Jakarta: Tiga kapal perang TNI AL dari jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) melaksanakan embarkasi kendaraan amfibi Marinir yang akan digunakan pada latihan pendaratan amfibi Pasmar-2 di Pantai Caligi Pesangrahan, di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok Jakarta, Jumat (13/07).
Dari ketiga kapal perang tersebut, dua diantaranya berada di bawah pembinaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Jakarta yaitu KRI Banda Aceh (BAC)-593 dan KRI Teluk Amboina (ABN)-503, sedangkan KRI Teluk Bone (TBO)-511 berada di bawah pembinaan Satlinlamil Surabaya.
KRI Banda Aceh (BAC)-593 yang merupakan kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) dengan Komandan Letkol Laut (P) Suratun, melaksanakan embarkasi kendaraan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam rangka latihan pendaratan amfibi, mengangkut tank jenis BMP-3F, Howitzer, kendaraan pendarat amfibi (Ranratfib), angkut personel jenis LVT-7, Kapa, Komob, perahu karet (PK) .
KRI Teluk Amboina (ABN)-503 yang merupakan kapal perang jenis Landing Ship Tank (LST) dengan Komandan Letkol Laut (P) Totok Suharyanto, melaksanakan embarkasi kendaraan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam rangka latihan pendaratan amfibi, mengangkut material kendaraan pendarat amfibi (Ranratfib) angkut personel jenis BTR-50, dan perahu karet (PK).
Sedangkan KRI Teluk Bone (TBO)-511 yang merupakan kapal perang jenis LST dengan Komandan Letkol Laut (P) Jales Jamca Jayamahe, mengangkut material tank jenis PT-76 M, dan perahu karet (PK).
Sumber: Kolinlamil
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, July 14, 2012
Thursday, July 12, 2012
Kapal Perusak USS Benfold Latihan Bersama KRI Hasan Basri dan KRI Uling
Seorang kru kapal perang Amerika USS Benfold DDG65 berjalan menuju bagian depan saat kapal berlabuh di perairan Benoa, Bali, Kamis (12/7). Kedatangan kapal perang jenis perusak dengan panjang 154 meter dan berat 8900 ton ini membawa sekitar 280 personil dan 35 Perwira bersandar di perairan Benoa, yang mana nantinya seluruh personil USS Benfold akan menggelar latihan bersama dengan TNI AL dan sekaligus berlibur di Bali selama 4-5 hari. (Foto: ANTARA/Satya Bati/Koz/12)
12 Juli 2012, Denpasar: Kapal perang milik Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Benfold, akan melakukan latihan bersama dengan dua KRI milik TNI-AL di perairan Bali.
Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar, Kolonel Laut (P) I Wayan Suarjaya, mengatakan hal itu saat menerima kedatangan awak dari kapal USS Benfold yang mendarat di Pelabuhan Benoa, Kamis.
"Materi latihan bersama tersebut mencakup manuver taktis, sistem komunikasi serta prosedur penyelamatan lainnya," ujarnya.
Dia menjelaskan, dua kapal milik TNI-AL yang dilibatkan dalam latihan tersebut adalah KRI Hasan Basri dan KRI Uling berserta personelnya. Suarjaya berharap latihan itu dapat menambah pengalaman bagi para personel TNI-AL serta meningkatkan kemampuan sehingga semakin berkualitas.
Sementara itu Kapten Kapal USS Benfold Adrian Jansen mengatakan, keberadaan pihaknya di sini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan ke kawasan Asia Tenggara.
"Selama di Indonesia kami hanya menjadwalkan berkunjung ke Bali saja. Kami rencananya akan berada di sini selama empat hari," katanya.
Sumber: Antara Bali
12 Juli 2012, Denpasar: Kapal perang milik Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Benfold, akan melakukan latihan bersama dengan dua KRI milik TNI-AL di perairan Bali.
Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar, Kolonel Laut (P) I Wayan Suarjaya, mengatakan hal itu saat menerima kedatangan awak dari kapal USS Benfold yang mendarat di Pelabuhan Benoa, Kamis.
"Materi latihan bersama tersebut mencakup manuver taktis, sistem komunikasi serta prosedur penyelamatan lainnya," ujarnya.
Dia menjelaskan, dua kapal milik TNI-AL yang dilibatkan dalam latihan tersebut adalah KRI Hasan Basri dan KRI Uling berserta personelnya. Suarjaya berharap latihan itu dapat menambah pengalaman bagi para personel TNI-AL serta meningkatkan kemampuan sehingga semakin berkualitas.
Sementara itu Kapten Kapal USS Benfold Adrian Jansen mengatakan, keberadaan pihaknya di sini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan ke kawasan Asia Tenggara.
"Selama di Indonesia kami hanya menjadwalkan berkunjung ke Bali saja. Kami rencananya akan berada di sini selama empat hari," katanya.
Sumber: Antara Bali
Komandan Marinir Korsel Berkunjung ke Markas Marinir
12 Juli 2012, Jakarta: Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin (kanan) berjabat Tangan dengan Komandan Marinir Republik Korea, Lee Ho Yeon (kiri) saat disambut secara Militer di Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta, Kamis (12/7). Kunjungan tersebut dalam rangka mempererat hubungan kerjasama Marinir kedua negara, terutama Korps Marinir TNI Angkatan laut dengan Republic Of Korea Marine yang sudah terjalin baik selama ini. (Foto: ANTARA/Reno Esnir/Koz/nz/12)
Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin (kiri) Komandan Marinir Republik Korea, Lee Ho Yeon (kanan) saat mencoba kendaraan tempur tank Ampibi di Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta, Kamis (12/7). (Foto: ANTARA/Reno Esnir/Koz/nz/12)
Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin (kiri) Komandan Marinir Republik Korea, Lee Ho Yeon (kanan) saat mencoba kendaraan tempur tank Ampibi di Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta, Kamis (12/7). (Foto: ANTARA/Reno Esnir/Koz/nz/12)
ELSAM: Pembelian Leopard Keliru
MBT Leopard 2A6 milik Bundeswehr. (Foto: Bundeswehr/Winkler)
12 Juli 2012, Jakarta: Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan menilai rencana pembelian tank Leopard, keliru dan tidak tepat. Sebab, pembelian itu tidak sesuai dengan kebijakan pembangunan postur pertahanan negara.
"Dalam postur pertahanan 2007, pembelian tank Leopard tidak termasuk dalam kebijakan pembangunan postur pertahanan," tegas peneliti hukum dan HAM Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) Wahyudi Djafar dalam jumpa pers di Sekretariat Imparsial, Senin (9/7/2012).
Dia mengemukakan, kebijakan dan buku postur pertahanan negara yang dibuat adalah bentuk perencanaan kementerian pertahanan hingga 2029. Sikap inkonsisten pemerintah ini menunjukkan carut marutnya pengadaan alutsista di Indonesia.
Pemerintah dan parlemen seharusnya memiliki perencanaan yang jelas dan diikuti dengan skala prioritas dalam pengadaan alutsista. Hal yang semestinya menjadi perhatian dibandingkan alutsita adalah kesejahteraan prajurit TNI yang cukup memprihatinkan. Diakui memang penguatan alat utama sistem persenjataan menjadi kebutuhan bagi TNI.
"Pembelian alutsista harus didasarkan atas kebutuhan obyektif pertahanan Indonesia, bukan atas kebutuhan politis. Apalagi jika ditunjukkan untuk mencari keuntungan segelintir kelompok dan elite di pemerintahan," jelas Wahyudi.
Menurut dia, pembelian tank Leopard dan menempatkannya di wilayah perbatasan, salah satunya di Papua, dikhawatirkan akan menjadi alat untuk menekan rakyat dengan cara-cara represif. Apalagi kondisi Papua saat ini sedang bergejolak sehingga bahaya sekali jika pembelian tank Leopad ini digunakan untuk menghadapi rakyat karena akan berpotensi pada pelanggaran HAM.
"Akan lebih baik jika pemerintah menambah kekuatan TNI AD dengan jenis medium dan light tank atau membeli helikopter," tuturnya. Terkait hal ini pula, koalisi yang terdiri dari Imparsial, Kontras, Elsam, LBH Jakarta, HRWG, IDSPS, Lespersi dan Ridep Institute, mendesak Kanselir Jerman Anggela Merkel yang akan berkunjung ke Indonesia untuk meninjau kembali rencana penjualan 100 MBT Leopard.
Sumber: ELSAM
12 Juli 2012, Jakarta: Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan menilai rencana pembelian tank Leopard, keliru dan tidak tepat. Sebab, pembelian itu tidak sesuai dengan kebijakan pembangunan postur pertahanan negara.
"Dalam postur pertahanan 2007, pembelian tank Leopard tidak termasuk dalam kebijakan pembangunan postur pertahanan," tegas peneliti hukum dan HAM Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) Wahyudi Djafar dalam jumpa pers di Sekretariat Imparsial, Senin (9/7/2012).
Dia mengemukakan, kebijakan dan buku postur pertahanan negara yang dibuat adalah bentuk perencanaan kementerian pertahanan hingga 2029. Sikap inkonsisten pemerintah ini menunjukkan carut marutnya pengadaan alutsista di Indonesia.
Pemerintah dan parlemen seharusnya memiliki perencanaan yang jelas dan diikuti dengan skala prioritas dalam pengadaan alutsista. Hal yang semestinya menjadi perhatian dibandingkan alutsita adalah kesejahteraan prajurit TNI yang cukup memprihatinkan. Diakui memang penguatan alat utama sistem persenjataan menjadi kebutuhan bagi TNI.
"Pembelian alutsista harus didasarkan atas kebutuhan obyektif pertahanan Indonesia, bukan atas kebutuhan politis. Apalagi jika ditunjukkan untuk mencari keuntungan segelintir kelompok dan elite di pemerintahan," jelas Wahyudi.
Menurut dia, pembelian tank Leopard dan menempatkannya di wilayah perbatasan, salah satunya di Papua, dikhawatirkan akan menjadi alat untuk menekan rakyat dengan cara-cara represif. Apalagi kondisi Papua saat ini sedang bergejolak sehingga bahaya sekali jika pembelian tank Leopad ini digunakan untuk menghadapi rakyat karena akan berpotensi pada pelanggaran HAM.
"Akan lebih baik jika pemerintah menambah kekuatan TNI AD dengan jenis medium dan light tank atau membeli helikopter," tuturnya. Terkait hal ini pula, koalisi yang terdiri dari Imparsial, Kontras, Elsam, LBH Jakarta, HRWG, IDSPS, Lespersi dan Ridep Institute, mendesak Kanselir Jerman Anggela Merkel yang akan berkunjung ke Indonesia untuk meninjau kembali rencana penjualan 100 MBT Leopard.
Sumber: ELSAM
Wednesday, July 11, 2012
Hatta Rajasa; Indonesia Harus Mandiri dalam Alutsista
Leopard 2 milik Bundeswehr. (Foto: Bundeswehr/Winkler)
11 Juli 2012, Jakarta: Indonesia perlu mengambil langkah untuk menjamin kemandirian industri nasional dalam menyediakan alutsista. Hal itu diungkapkan Menko Perekonomian Hatta Rajasa menjawab pertanyaan wartawan seputar pembelian 100 tank Leopard dari Jerman sebagai ganti pembelian tank serupa dari Belanda yang tidak jadi. "Sesuai dengan instruksi Presiden, strategi kami adalah semua yang bisa dibuat di Indonesia harus dibuat di Indonesia kecuali yang tidak bisa," katanya di Jakarta, Rabu (11/07).
Menurutnya dari komponen yang tidak bisa itu, dibolehkan untuk membuatnya di negara produsen dengan catatan ada perjanjian transfer teknologi dengan perusahaan dalam negeri.
Namun Hatta menjelaskan, pembicaraan teknis mengenai hal itu dilakukan oleh pihak yang terkait. "Saat ini saya kira Presiden tidak akan bicara mengenai hal itu," katanya merujuk kunjungan resmi Kanselir Jerman, Angela Merkel, yang sedang berlangsung saat ini.
Sumber: Jurnas
11 Juli 2012, Jakarta: Indonesia perlu mengambil langkah untuk menjamin kemandirian industri nasional dalam menyediakan alutsista. Hal itu diungkapkan Menko Perekonomian Hatta Rajasa menjawab pertanyaan wartawan seputar pembelian 100 tank Leopard dari Jerman sebagai ganti pembelian tank serupa dari Belanda yang tidak jadi. "Sesuai dengan instruksi Presiden, strategi kami adalah semua yang bisa dibuat di Indonesia harus dibuat di Indonesia kecuali yang tidak bisa," katanya di Jakarta, Rabu (11/07).
Menurutnya dari komponen yang tidak bisa itu, dibolehkan untuk membuatnya di negara produsen dengan catatan ada perjanjian transfer teknologi dengan perusahaan dalam negeri.
Namun Hatta menjelaskan, pembicaraan teknis mengenai hal itu dilakukan oleh pihak yang terkait. "Saat ini saya kira Presiden tidak akan bicara mengenai hal itu," katanya merujuk kunjungan resmi Kanselir Jerman, Angela Merkel, yang sedang berlangsung saat ini.
Sumber: Jurnas
Paskhas Latihan Perang di Lanud Palembang
Prajurit pasukan khas TNI AU melakukan pendaratan dengan terjun payung pada penutupan Latihan Trisula Perkasa di Baseops Lanud Palembang, Selasa (10/7). Latihan yang merupakan puncak perkaskhas trisula perkasa ini melibatkan kurang lebih satu hingga tiga pesawat heli dari skadron 7 bogor, satu pesawat tempur Hawk dari Pekanbaru, satu pesawat Hercules dari skadron udara 31 Jakarta, dan skadron udara 32 Malang. (Foto: ANTARA/ Feny Selly/ss/ama/12)
11 Juli 2012, Palembang: Suasana Landasan Udara (Lanud) Palembang, kemarin mendadak mencekam. Dentuman suara rudal dan senjata bersahutan membuat situasi tak terkendali sehingga menyebabkan keberangkatan pesawat dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang tertunda sementara (expect delay).
Situasi makin memanas saat rombongan prajurit Paskhas TNI AU diberondong peluru dan rudal jarak pendek oleh musuh dari negara asing yang sudah lebih dulu menguasai Lanud Palembang. Paskhas TNI AU langsung menurunkan ratusan penerjun tim Bravo dengan menggunakan pesawat Hercules untuk melakukan penyerangan balik ke Lanud Palembang. Ratusan prajurit Paskhas yang diterjunkan berhasil memukul mundur lawan seusai menguasai sebagian pangkalan. Namun sebelumnya prajurit Paskhas mendapatkan perlawanan sengit. Baku tembak tak dapat dihindarkan.
Sejurus kemudian ratusan prajurit Paskhas merangsek ke depan areal landasan udara untuk menyudutkan musuh yang terjebak di pangkalan. Tak lebih dari satu jam pasukan elite TNI AU ini akhirnya berhasil melumpuhkan dan menaklukan lawan. Begitulah sedikit skenario yang digelar Korps Paskhas TNI AU yang melibatkan 700 prajurit Paskhas. Khusus simulasi ini TNI AU membawa dua pesawat tempur dari skuadron 12, tiga pesawat Hercules dari Squadron 31 dan 32 (Jakarta dan Malang) serta helikopter dari Squadron 6 Bogor serta 8 rudal jarak pendek atau QW 3.
“Seperti sungguhan. Ledakannya begitu menakutkan. Apalagi desingan pelurunya,” ujar Ade Rassat,tamu undangan acara tersebut. Komandan Korpaskhas Marsekal Muda TNI Amarullah mengungkapkan kegiatan rutin yang dilakukan TNI AU itu sengaja digelar untuk meningkatkan profesionalitas prajurit Paskhas. “Setelah ini kami berencana melakukan simulasi lagi yang tak kalah berat yakni Angkasa Yuda untuk meningkatkan kemampuan prajurit TNI AU yang akan dilakukan pada 42 Lanud di Indonesia,” ungkapnya kemarin.
Mengenai kelengkapan peralatan perang yang dimiliki TNI AU saat ini Amarullah menyatakan sudah memadai. Namun demikian pihaknya berharap perlengkapan yang dimiliki saat ini tetap dilakukan penyesuaian karena perubahan teknologi yang kian pesat. Sementara itu, Komandan Lanud Palembang, Letkol Pnb, Adam Suharto mengatakan dalam acara ini pihaknya hanya dilibatkan sebagai tuan rumah. Dia berharap kegiatan ini mebuat masyarakat Palembang mengetahui tugas dan fungsi pasukan elit dilingkungan TNI AU meski sebatas simulasi.
Selain aksi perebutan Lanud Palembang, ratusan tamu yang hadir dalam puncak puncak Trisula Perkasa juga disuguhi atraksi menarik berupa aksi penyelamatan korban yang dilakukan tim SAR.
Sumber: SINDO
11 Juli 2012, Palembang: Suasana Landasan Udara (Lanud) Palembang, kemarin mendadak mencekam. Dentuman suara rudal dan senjata bersahutan membuat situasi tak terkendali sehingga menyebabkan keberangkatan pesawat dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang tertunda sementara (expect delay).
Situasi makin memanas saat rombongan prajurit Paskhas TNI AU diberondong peluru dan rudal jarak pendek oleh musuh dari negara asing yang sudah lebih dulu menguasai Lanud Palembang. Paskhas TNI AU langsung menurunkan ratusan penerjun tim Bravo dengan menggunakan pesawat Hercules untuk melakukan penyerangan balik ke Lanud Palembang. Ratusan prajurit Paskhas yang diterjunkan berhasil memukul mundur lawan seusai menguasai sebagian pangkalan. Namun sebelumnya prajurit Paskhas mendapatkan perlawanan sengit. Baku tembak tak dapat dihindarkan.
Sejurus kemudian ratusan prajurit Paskhas merangsek ke depan areal landasan udara untuk menyudutkan musuh yang terjebak di pangkalan. Tak lebih dari satu jam pasukan elite TNI AU ini akhirnya berhasil melumpuhkan dan menaklukan lawan. Begitulah sedikit skenario yang digelar Korps Paskhas TNI AU yang melibatkan 700 prajurit Paskhas. Khusus simulasi ini TNI AU membawa dua pesawat tempur dari skuadron 12, tiga pesawat Hercules dari Squadron 31 dan 32 (Jakarta dan Malang) serta helikopter dari Squadron 6 Bogor serta 8 rudal jarak pendek atau QW 3.
“Seperti sungguhan. Ledakannya begitu menakutkan. Apalagi desingan pelurunya,” ujar Ade Rassat,tamu undangan acara tersebut. Komandan Korpaskhas Marsekal Muda TNI Amarullah mengungkapkan kegiatan rutin yang dilakukan TNI AU itu sengaja digelar untuk meningkatkan profesionalitas prajurit Paskhas. “Setelah ini kami berencana melakukan simulasi lagi yang tak kalah berat yakni Angkasa Yuda untuk meningkatkan kemampuan prajurit TNI AU yang akan dilakukan pada 42 Lanud di Indonesia,” ungkapnya kemarin.
Mengenai kelengkapan peralatan perang yang dimiliki TNI AU saat ini Amarullah menyatakan sudah memadai. Namun demikian pihaknya berharap perlengkapan yang dimiliki saat ini tetap dilakukan penyesuaian karena perubahan teknologi yang kian pesat. Sementara itu, Komandan Lanud Palembang, Letkol Pnb, Adam Suharto mengatakan dalam acara ini pihaknya hanya dilibatkan sebagai tuan rumah. Dia berharap kegiatan ini mebuat masyarakat Palembang mengetahui tugas dan fungsi pasukan elit dilingkungan TNI AU meski sebatas simulasi.
Selain aksi perebutan Lanud Palembang, ratusan tamu yang hadir dalam puncak puncak Trisula Perkasa juga disuguhi atraksi menarik berupa aksi penyelamatan korban yang dilakukan tim SAR.
Sumber: SINDO
Enam Super Tucano Segera Tiba di Indonesia
Super Tucano milik TNI AU sedang uji terbang perdana. (Foto: Embraer)
11 Juli 2012, Jakarta: Kementerian Pertahanan Republik Indonesia sedang menunggu kedatangan pesawat tempur yang dipesan dari negeri samba Brazil, Super Tucano EMB-314, tahun ini. Rencananya usai Lebaran, pesawat tersebut tiba di Tanah Air.
"Rencananya sebelum Lebaran perwakilan pemerintah akan berangkat ke Brazil untuk mengurusi pengiriman pesawat," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Hartind Asrin, saat dihubungi Tempo.
Namun, pengiriman pesawat tersebut akan dilakukan secara bertahap. Rencananya, untuk tahun ini baru akan dikirim enam unit pesawat dari satu skuadron atau 16 unit pesawat yang dipesan Indonesia.
"Kalau urusan pengiriman itu masalah teknis saja," tambahnya.
Rencananya, pesawat Super Tucano akan dioperasikan oleh Skadron Udara 21 untuk menggantikan peran OV-10 Bronco. Pesawat itu dinyatakan grounded atau tidak lagi dioperasikan oleh Markas Besar TNI Angkatan Udara pada 2009 setelah mengalami sejumlah kecelakaan.
Selain pesawat Super Tucano EMB-314, pemerintah juga tengah menanti kedatangan 24 pesawat hibah dari Amerika Serikat, F16. Namun kedatangan pesawat bekas negeri Paman Sam ini masih membutuhkan waktu cukup lama, pasalnya pesawat tersebut masih dalam proses up-grade.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan menyatakan sedang menunggu kedatangan dua dari enam pesawat jet tempur Sukhoi SU-30 MK2 pada November mendatang. Keenam pesawat itu akan dikirim secara berangsur oleh pabrikan di Rusia sebanyak tiga kali dalam jangka waktu tiga tahun.
Pembelian enam pesawat jet tempur ini diharapkan mampu menambah kekuatan dirgantara Indonesia. Keenam pesawat tersebut rencananya akan melengkapi 10 pesawat serupa yang telah dimiliki TNI AU, hingga genap menjadi satu skuadron. Skuadron Sukhoi ini rencananya akan di tempatkan di Pangkalan Udara Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Sumber: TEMPO
11 Juli 2012, Jakarta: Kementerian Pertahanan Republik Indonesia sedang menunggu kedatangan pesawat tempur yang dipesan dari negeri samba Brazil, Super Tucano EMB-314, tahun ini. Rencananya usai Lebaran, pesawat tersebut tiba di Tanah Air.
"Rencananya sebelum Lebaran perwakilan pemerintah akan berangkat ke Brazil untuk mengurusi pengiriman pesawat," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Hartind Asrin, saat dihubungi Tempo.
Namun, pengiriman pesawat tersebut akan dilakukan secara bertahap. Rencananya, untuk tahun ini baru akan dikirim enam unit pesawat dari satu skuadron atau 16 unit pesawat yang dipesan Indonesia.
"Kalau urusan pengiriman itu masalah teknis saja," tambahnya.
Rencananya, pesawat Super Tucano akan dioperasikan oleh Skadron Udara 21 untuk menggantikan peran OV-10 Bronco. Pesawat itu dinyatakan grounded atau tidak lagi dioperasikan oleh Markas Besar TNI Angkatan Udara pada 2009 setelah mengalami sejumlah kecelakaan.
Selain pesawat Super Tucano EMB-314, pemerintah juga tengah menanti kedatangan 24 pesawat hibah dari Amerika Serikat, F16. Namun kedatangan pesawat bekas negeri Paman Sam ini masih membutuhkan waktu cukup lama, pasalnya pesawat tersebut masih dalam proses up-grade.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan menyatakan sedang menunggu kedatangan dua dari enam pesawat jet tempur Sukhoi SU-30 MK2 pada November mendatang. Keenam pesawat itu akan dikirim secara berangsur oleh pabrikan di Rusia sebanyak tiga kali dalam jangka waktu tiga tahun.
Pembelian enam pesawat jet tempur ini diharapkan mampu menambah kekuatan dirgantara Indonesia. Keenam pesawat tersebut rencananya akan melengkapi 10 pesawat serupa yang telah dimiliki TNI AU, hingga genap menjadi satu skuadron. Skuadron Sukhoi ini rencananya akan di tempatkan di Pangkalan Udara Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Sumber: TEMPO
Wamenhan Teputi Menperindag Republik Ceko Jajaki Kerjasama Industri Pertahanan
9 Juli 2012, Jakarta: Jakarta, DMC – Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, Senin ( 9/7) menerima kunjungan Deputi Menteri Industri dan Perdagangan Czech Republic, Milan Hovorka di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.
Maksud kunjungan Deputi Menteri Industri dan Perdagangan Republik Ceko ke Indonesia merupakan rangkaian kunjungan audiensi kebeberapa industri di negara-negara Asia. Kaitan kedatangannya ke Kemhan RI tersebut selain sebagai partner kerja untuk membicarakan hubungan pertemanan antara kedua negara, juga untuk melakukan studi banding mengenai perspektif bidang industri pertahanan dan keamanan.
Selain itu Deputi mengharapkan kedatangannya kali ini dapat menyatukan semua sinergi dan mutualisme simpati yang positif melalui perdagangan dan invenstasi khususnya pengembangan kerjasama bidang industri pertahanan antara Indonesia dan Republik Ceko. Deputi juga sangat berharap dalam waktu dekat dapat menjalin peluang kerjasama dan mengimplentasi perjanjian tersebut kearah yang lebih konkrit.
Pada kesempatan pertemuan tersebut Wamenhan menjelaskan gambaran kaitan antara sektor Pertahanan dengan sektor ekonomi. Disampaikan oleh Wamenhan dalam hal ini Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan umum mengenai Pertahanan yang mendukung sektor ekonomi.
Sehubungan dengan hal tersebut saat ini Indonesia tengah melakukan beberapa upaya untuk memodernisasi kekuatan pertahanan, salah satunya melalui peningkatan industri pertahanan dalam negeri serta mengembangkan kerjasama industri pertahanan dari luar negeri.
Diungkapkan Wamenhan, terkait kerjasama yang diadakan dengan Republik Ceko, bulan lalu DPR RI telah meratifikasi perjanjian kerjasama pertahanan antara Indonesia dengan Republik Ceko, dan saat ini tengah menunggu persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Lebih lanjut Wamenhan menuturkan, Pemerintah Indonesia memiliki suatu Komisi yang berada langsung dibawah presiden untuk mengelola proses pengadaan Alutsista dan non Alutsista. Komisi ini didalamnya terdapat 4 menteri, Menhan, Menteri Industri, Menteri BUMN, dan Menristek serta komponen user atau pengguna yaitu Panglima, Kepala Staf Angkatan dan Kapolri.
Komisi ini membuat kebijakan yang mengarah kepada usaha untuk mendukung seluruh kebutuhan perlengkapan dari angkatan bersenjata serta meningkatkan komunitas industri pertahanan alutsista dan nonalutsista yang ada didalam negeri.
Meski demikian Wamenhan mengatakan Kemhan RI masih dapat memfasilitasi dan mengakomodir penawaran-penawaran kerjasama pertahanan yang datang dari luar negeri. Namun, menurut Wamenhan ketika menjalin kerjasama dengan beberapa negara lain Indonesia melalui Kemhan RI mengundang mereka untuk bekerjasama dengan dasar skema Produksi bersama dan skema pengembangan bersama pada salah satu produk yang akan dapat dikembangkan.
“ Kita akan memfasilitasi dan mengakomodasi segala penawaran kerjasama indsutri pertahanan dari luar negeri,” Ungkap Wamenhan.
Saat menerima kunjungan Milan Hovorka, Wamenhan didampingi Dirjen Strategi Pertahanan, Mayjen TNI Puguh Santoso, Direktur Tekhnik Industri (Dirtekind), Brigjen TNI. Agus Soeyarso, dan Kapuskom Publik Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin.
Sumber: DMC
Tuesday, July 10, 2012
Penutupan Latihan Trisula Perkasa 2012
Sejumlah prajurit pasukan khas TNI AU melakukan penyusupan pada penutupan Latihan Trisula Perkasa di Baseops Lanud Palembang, Selasa (10/7). Latihan yang merupakan puncak perkaskhas trisula perkasa ini melibatkan kurang lebih satu hingga tiga pesawat heli dari skadron 7 bogor, satu pesawat tempur Hawk dari Pekanbaru, satu pesawat Hercules dari skadron udara 31 Jakarta, dan skadron udara 32 Malang. (Foto: ANTARA/ Feny Selly/ss/ama/12)
10 Juli 2012, Palembang: Komandan Korps Paskhas TNI AU Marsda TNI Amarullah selaku Inspektur Upacara (Irup), Selasa (10/7), dengan resmi menutup Latihan Trisula Perkasa TA.2012 dalam suatu upacara di Lapangan Apel Mako Lanud Palembang diikuti seluruh pasukan peserta latihan. Penutupan ditandai dengan pelepasan pita tanda latihan oleh Irup kepada perwakilan peserta latihan. Acara dihadiri pejabat militer satuan samping, pejabat sipil baik propinsi maupun kota Palembang, serta undangan lainnya.
Disampaikan dalam sambutan Irup antara lain dikatakan bahwa Latihan Trisula Perkasa Paskhas TNI AU dilaksanakan secara rutin dan terprogram setiap tahun dengan lokasi yang berpindah-pindah. Sedang Latihan yang baru saja dilaksanakan adalah dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit Paskhas TNI AU sehingga mampu dengan baik dan maksimal dalam melaksanakan setiap tugas yang diemban. Selesai acara seluruh kontingen langsung menuju Apron Bravo untuk kembali ke satuan masing-masing.
Sumber: TNI AU/
10 Juli 2012, Palembang: Komandan Korps Paskhas TNI AU Marsda TNI Amarullah selaku Inspektur Upacara (Irup), Selasa (10/7), dengan resmi menutup Latihan Trisula Perkasa TA.2012 dalam suatu upacara di Lapangan Apel Mako Lanud Palembang diikuti seluruh pasukan peserta latihan. Penutupan ditandai dengan pelepasan pita tanda latihan oleh Irup kepada perwakilan peserta latihan. Acara dihadiri pejabat militer satuan samping, pejabat sipil baik propinsi maupun kota Palembang, serta undangan lainnya.
Disampaikan dalam sambutan Irup antara lain dikatakan bahwa Latihan Trisula Perkasa Paskhas TNI AU dilaksanakan secara rutin dan terprogram setiap tahun dengan lokasi yang berpindah-pindah. Sedang Latihan yang baru saja dilaksanakan adalah dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit Paskhas TNI AU sehingga mampu dengan baik dan maksimal dalam melaksanakan setiap tugas yang diemban. Selesai acara seluruh kontingen langsung menuju Apron Bravo untuk kembali ke satuan masing-masing.
Sumber: TNI AU/
Enam Anggota Kopassus Jadi Penembak Terbaik pada Latma Sharp Knife II/2012
10 Juli 2012, Jakarta: Prajurit TNI dari Kopassus dengan Special Force China melakukan latihan bersama Sharp Knife ke dua. Dalam latihan tersebut, juga digelar lomba menembak reaksi cepat perorangan yang juaranya diambil dari masing-masing negara.
Hasilnya, enam orang prajurit TNI menjadi penembak terbaik. Melalui keterangan persnya kepada wartawan, Selasa (10/7/2012), Kepala Penerangan Sharp Knife ke-2 TA. 2012 China, Lettu Inf Imam Mahmud mengungkapkan, latihan kali ini dilakukan dua pasukan khusus tersebut untuk saling berlaga demi mencapai hasil yang maksimal.
"Dari hasil perlombaan tersebut, keluar 6 (enam) orang sebagai penembak pistol terbaik dari Kopassus TNI AD, yaitu : Serka Muhammad Nun, Serka Safril, Sertu Lantik Ikhsan, Serda Balubun, Praka Mulyadi dan Prada Rohman Sidik," ujarnya.
Ia mengungkapkan, kemenangan enam orang prajurit Kopassus dalam latihan menembak pistol ini, menunjukkan prajurit TNI senantiasa menunjukkan profesionalitas dan kemampuan yang prima. Hal tersebut mampu membawa nama harum Indonesia di mata internasional.
"Meskipun latihan ini hanya merupakan kerjasama bilateral antara Indonesia dan China, namun pengalaman yang di dapat sungguh bermakna guna terus meningkatkan kemampuan dan profesionalitas TNI di masa yang akan datang," lanjutnya.
Menurut Imam, latihan bersama yang bersandikan Sharp Knife ini merupakan jalinan kerjasama kedua angkatan bersenjata untuk lebih saling mengenal dan mempererat hubungan antarkedua pasukan khusus terutama untuk mengantisipasi berbagai masalah bersama.
"Terutama untuk penanggulangan teror. dan langkah bersama dalam penanganan ancaman terorisme, kejahatan lintas negara, penyelundupan senjata, pelintas batas ilegal yang merugikan negara," lanjutnya.
Latihan Bersama Sharp Knife ke-2 Tahun 2012 ini, akan akan berlangsung sampai dengan 15 Juli 2012. Acara tersebut di buka secara resmi oleh Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya bersama Kepala Staf Kodam Jinan (China) Mayjen Ma Qiu Xing di Pangkalan Latihan Terpadu Jinan China.
Sumber: KOMPAS
Pro-Kontra Hibah C-130H Hercules di Kalangan Legislator
Upacara penandatanganan MoU hibah empat C-130H Hercules dari Pemerintah Australia ke Indonesia, yang dihadiri seorang anggota DPR RI. (Foto: RAAF)
10 Juli 2012, Jakarta: Wakil Komisi I DPR, Ramadhan Pohan, menolak tudingan penerimaan hibah C-130 Hercules melanggar UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (UU Keuangan Negara). Sebab, menurutnya, penerimaan hibah itu sudah dialokasikan dari tahun lalu.
"Sejak tanggal 19 agustus 2011 sudah ada wacananya," ujarnya di Senayan Jakarta, Selasa (10/7). Dikatakannya, alokasi dana itu sebesar Rp 64,4 trilyun untuk biaya perawatan, perbaikan, dan pengangkutan akomodasi pesawat.
"Biaya alokasi ini masuk dalam empat prioritas yang diajukan Komisi I DPR," tambahnya. Selain itu, hibah Hercules ini kata dia juga dapat berfungsi untuk mobilisasi bantuan bencana yang sudah sesuai dengan prosedur.
Penetapan alokasi ini, jelas Ramadhan, telah mendapat persetujuan dari anggota Komisi I DPR. Adapun penolakan itu hanya pada fraksi PDIP, namun tidak mencerminkan suara Komisi I secara keseluruhan.
Dia menjelaskan, alokasi anggaran yang dicanangkan saat ini bukanlah biaya pasti. Sebab, lanjutnya, biaya perawatan tiap pesawat akan berbeda. "Anggaran maksimal untuk tiap pesawat berbeda," jelas Ramadhan.
Sementara soal dugaan pembiayaan yang mahal atas C-130 Hercules ini, anggota fraksi Demokrat ini mengelak. Menurutnya, biaya pesawat berdasarkan audit engineering. "Kita tidak bisa sok tahu mengatakan mahal, karena biaya pesawat harus berdasarkan audit engineering terlebih dulu," katanya.
Legislator Partai Golkar: Hibah Hercules tidak Sah
Anggota Komisi I DPR RI yang membidangi Pertahanan, Luar Negeri, Intelijen, Informasi dan Komunikasi, Paskalis Kossay, mengatakan, proses hibah pesawat-pesawat Hercules dari Australia tidak melibatkan Legislatif.
"Karenanya, kami menganggap itu tidak sah, karena tidak melalui kesepakatan dengan DPR RI," tandasnya kepada ANTARA di Jakarta, Senin malam.
Ia mengatakan itu, menanggapi penandatanganan hibah empat unit pesawat militer Hercules antara Pemerintah Australia dengan Pemerintah Republik Indonesia (RI).
Bagi Paskalis Kossay dkk, cara-cara seperti ini jelas bertentangan dengan undang-undang.
"Makanya saya ingin mengingatkan Pemerintah, bahwa proses hibah itu tidak sah, karena itu tadi, tidak melalui kesepakatan dengan DPR RI," tegasnya lagi. Paskalis Kossay yang juga Koordinator Nasional (Kornas) Kaukus Papua di Parlemen Indonesia mengharapkan, agar jangan ada pihak mau menang sendiri dalam setiap kali ada perjanjian kerjasama menyangkut pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) kita.
"Ini preseden buruk jika tidak ada langkah perbaikan," demikian Paskalis Kossay.
Sumber: Republika/ANTARA News
10 Juli 2012, Jakarta: Wakil Komisi I DPR, Ramadhan Pohan, menolak tudingan penerimaan hibah C-130 Hercules melanggar UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (UU Keuangan Negara). Sebab, menurutnya, penerimaan hibah itu sudah dialokasikan dari tahun lalu.
"Sejak tanggal 19 agustus 2011 sudah ada wacananya," ujarnya di Senayan Jakarta, Selasa (10/7). Dikatakannya, alokasi dana itu sebesar Rp 64,4 trilyun untuk biaya perawatan, perbaikan, dan pengangkutan akomodasi pesawat.
"Biaya alokasi ini masuk dalam empat prioritas yang diajukan Komisi I DPR," tambahnya. Selain itu, hibah Hercules ini kata dia juga dapat berfungsi untuk mobilisasi bantuan bencana yang sudah sesuai dengan prosedur.
Penetapan alokasi ini, jelas Ramadhan, telah mendapat persetujuan dari anggota Komisi I DPR. Adapun penolakan itu hanya pada fraksi PDIP, namun tidak mencerminkan suara Komisi I secara keseluruhan.
Dia menjelaskan, alokasi anggaran yang dicanangkan saat ini bukanlah biaya pasti. Sebab, lanjutnya, biaya perawatan tiap pesawat akan berbeda. "Anggaran maksimal untuk tiap pesawat berbeda," jelas Ramadhan.
Sementara soal dugaan pembiayaan yang mahal atas C-130 Hercules ini, anggota fraksi Demokrat ini mengelak. Menurutnya, biaya pesawat berdasarkan audit engineering. "Kita tidak bisa sok tahu mengatakan mahal, karena biaya pesawat harus berdasarkan audit engineering terlebih dulu," katanya.
Legislator Partai Golkar: Hibah Hercules tidak Sah
Anggota Komisi I DPR RI yang membidangi Pertahanan, Luar Negeri, Intelijen, Informasi dan Komunikasi, Paskalis Kossay, mengatakan, proses hibah pesawat-pesawat Hercules dari Australia tidak melibatkan Legislatif.
"Karenanya, kami menganggap itu tidak sah, karena tidak melalui kesepakatan dengan DPR RI," tandasnya kepada ANTARA di Jakarta, Senin malam.
Ia mengatakan itu, menanggapi penandatanganan hibah empat unit pesawat militer Hercules antara Pemerintah Australia dengan Pemerintah Republik Indonesia (RI).
Bagi Paskalis Kossay dkk, cara-cara seperti ini jelas bertentangan dengan undang-undang.
"Makanya saya ingin mengingatkan Pemerintah, bahwa proses hibah itu tidak sah, karena itu tadi, tidak melalui kesepakatan dengan DPR RI," tegasnya lagi. Paskalis Kossay yang juga Koordinator Nasional (Kornas) Kaukus Papua di Parlemen Indonesia mengharapkan, agar jangan ada pihak mau menang sendiri dalam setiap kali ada perjanjian kerjasama menyangkut pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) kita.
"Ini preseden buruk jika tidak ada langkah perbaikan," demikian Paskalis Kossay.
Sumber: Republika/ANTARA News
TNI Paling Paham Kebutuhan Alutsista Dibandingkan LSM
MBT Leopard 2A6 milik Bundeswehr. (Foto: Bundeswehr/Mandt)
10 Juli 2012, Jakarta: Kementerian Pertahanan (Kemhan) Indonesia menolak anggapan pembelian sejumlah alat utama sistem persenjataan (Alutsista) tidak sesuai kebutuhan, seperti Main Battle Tank (MBT) Leopard dari Jerman.
Menurut Kasubdit Pendayagunaan Industri Direktorat Teknologi dan Industri Pertahanan Kemhan, Kolonel Gita Amperiawan, pihaknya tidak akan melakukan pembelian jika tak sesuai seperti yang dibutuhkan. "Yang paling paham bahwa alat persenjataan itu dibutuhkan atau tidak ya TNI, bukan orang lain," kata dia kepada Republika saat ditemui di kantornya, Selasa (10/7).
Kendati demikian, dia menegaskan bahwa pembelian sejumlah alutsista akan menambah kemampuan Indonesia untuk bisa mandiri dalam hal pengadaan dan perawatan. Sebab, pembelian tersebut dilakukan pihaknya dengan menggunakan metode Transfer of Technology (ToT).
Metode tersebut, jelas Gita, digunakan Indonesia untuk mentransfer teknologi alutsita asal negara lain untuk bisa diproduksi industri pertahanan lokal, seperti PT Pindad, PT PAL, dan Dirgantara Indonesia. Bahkan, pihaknya telah menargetkan tahun untuk industri lokal tersebut mampu memproduksi dan merawat sendiri alutsista yang dibutuhkan.
Semisal pembuatan tank yang ditarget sampai tahun 2014. Sementara untuk jenis pesawat, ditargetkan sampai dengan 2022. "Harapannya setelah itu kita bisa swasembada," kata Gita.
Sumber: Republika
10 Juli 2012, Jakarta: Kementerian Pertahanan (Kemhan) Indonesia menolak anggapan pembelian sejumlah alat utama sistem persenjataan (Alutsista) tidak sesuai kebutuhan, seperti Main Battle Tank (MBT) Leopard dari Jerman.
Menurut Kasubdit Pendayagunaan Industri Direktorat Teknologi dan Industri Pertahanan Kemhan, Kolonel Gita Amperiawan, pihaknya tidak akan melakukan pembelian jika tak sesuai seperti yang dibutuhkan. "Yang paling paham bahwa alat persenjataan itu dibutuhkan atau tidak ya TNI, bukan orang lain," kata dia kepada Republika saat ditemui di kantornya, Selasa (10/7).
Kendati demikian, dia menegaskan bahwa pembelian sejumlah alutsista akan menambah kemampuan Indonesia untuk bisa mandiri dalam hal pengadaan dan perawatan. Sebab, pembelian tersebut dilakukan pihaknya dengan menggunakan metode Transfer of Technology (ToT).
Metode tersebut, jelas Gita, digunakan Indonesia untuk mentransfer teknologi alutsita asal negara lain untuk bisa diproduksi industri pertahanan lokal, seperti PT Pindad, PT PAL, dan Dirgantara Indonesia. Bahkan, pihaknya telah menargetkan tahun untuk industri lokal tersebut mampu memproduksi dan merawat sendiri alutsista yang dibutuhkan.
Semisal pembuatan tank yang ditarget sampai tahun 2014. Sementara untuk jenis pesawat, ditargetkan sampai dengan 2022. "Harapannya setelah itu kita bisa swasembada," kata Gita.
Sumber: Republika
Presiden: Pembelian Leopard Untuk Menjaga Kedaulatan dan Pertahanan Nasional
Presiden SBY dan Kanselir Merkel menggelar konferensi pers bersama di Istana Merdeka, Selasa (10/7) sore. (Foto: cahyo/presidensby.info)
10 Juli 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan tidak perlu ada yang dirisaukan terkait rencana pemerintah membeli tank Leopard produksi Jerman, karena peruntukkannya memang diperlukan untuk menjaga kedaulatan dan pertahanan nasional.
"Saya pastikan semua itu terbuka dan transparan, kami tidak pernah menggunakan tank tempur untuk menembaki rakyat kami. Dan itu harapan kami dengan harapan peacefull, dan sebuah negara memerlukan minimum essential force," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan pers di Istana Merdeka Jakarta, Selasa sore, usai melakukan pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Kepala Negara mengatakan kerjasama pertahanan Indonesia dengan Jerman memiliki dimensi yang luas, selain pelatihan, saling mengunjungi, dan kerjasama bidang industri pertahanan, juga dilakukan pembelian peralatan pertahanan yang belum bisa diproduksi di dalam negeri.
"Di ASEAN tidak ada lagi hostility tetapi terus terang 20 tahun Indonesia tidak memodernisasi senjata kami sehingga negara kami tertignggal padahal Indonesia negara besar dan ekonomi besar di Asia saat ini," kata Presiden.
Kerjasama pertahanan merupakan salah satu sektor kerjasama yang disepekati oleh Indonesia dan Jerman yang dituangkan dalam Deklarasi Jakarta sebagai upaya peningkatan kerjasama ke level kerjasama komprehensif. Kerjasama pertahanan meliputi pelatihan militer, penelitian dan pengembangan, pelatihan bagi tanggap bencana, logistik militer, pelatihan kesehatan militer dan juga pelatihan misi pemeliharaan perdamaian.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan (Kemhan) memastikan membeli Tank Berat (Main Battle Tank) Leopard dari Jerman sebanyak 100 unit dalam rangka modernisasi alat utama sistem senjata TNI Angkatan Darat, padahal sebelumnya berencana untuk membeli Tank Leopard dari Belanda.
"Kita telah putuskan membeli Tank Leopard dari Jerman dengan pertimbangan memperoleh kepastian waktu dan target dari volume peralatan militer yang kita perlukan," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin kepada wartawan di Kantor Kemhan, Jakarta, Senin (2/7).
Rencana pembelian MBT Leopard dari Belanda, kata Wamenhan, dihentikan dan difokuskan kepada proses pengadaan pembelian tank yang berasal dari Jerman, sehingga dapat berjalan lancar.
Ia menjelaskan bahwa pertimbangan pembelian Man Battle Tank Leopard dari Belanda tidak diteruskan karena adalah faktor kepastian dari waktu yang diperlukan, namun pihak Belanda tidak berikan suatu jawaban.
Sjafrie menjelaskan bahwa alokasi anggaran untuk pembelian 100 unit Tank Leopard sebesar 280 juta dollar Amerika Serikat, dengan sistem pinjaman luar negeri, dimana proses pengadaan melalui `grand book` maupun `blue book` baik dari Bappenas maupun Kementerian Keuangan.
Saat ini, lanjut dia, proses dilakukan secara akselerasi dan pararel sehingga dalam waktu satu minggu akan segera memperoleh kepastian-kepastian dari aspek pengadaan dan pembiayaan.
Tentu saja diikuti oleh aspek pengawasan yang dilaksanakan oleh tim pencegahan dan penyimpangan pengadaan barang dan jasa dengan melibatkan BPKP, LKTP, dan Itjen Kemhan, serta Mabes TNI dan Angkatan, kata Sjafrie.
"Jumlah yang diinginkan dalam pengadaan tank ini sekitar 100 unit. Kita inginkan 15 unit sudah di berada Indonesia pada Oktober 2012 nanti," ujarnya.
Sumber: ANTARA News
10 Juli 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan tidak perlu ada yang dirisaukan terkait rencana pemerintah membeli tank Leopard produksi Jerman, karena peruntukkannya memang diperlukan untuk menjaga kedaulatan dan pertahanan nasional.
"Saya pastikan semua itu terbuka dan transparan, kami tidak pernah menggunakan tank tempur untuk menembaki rakyat kami. Dan itu harapan kami dengan harapan peacefull, dan sebuah negara memerlukan minimum essential force," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan pers di Istana Merdeka Jakarta, Selasa sore, usai melakukan pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Kepala Negara mengatakan kerjasama pertahanan Indonesia dengan Jerman memiliki dimensi yang luas, selain pelatihan, saling mengunjungi, dan kerjasama bidang industri pertahanan, juga dilakukan pembelian peralatan pertahanan yang belum bisa diproduksi di dalam negeri.
"Di ASEAN tidak ada lagi hostility tetapi terus terang 20 tahun Indonesia tidak memodernisasi senjata kami sehingga negara kami tertignggal padahal Indonesia negara besar dan ekonomi besar di Asia saat ini," kata Presiden.
Kerjasama pertahanan merupakan salah satu sektor kerjasama yang disepekati oleh Indonesia dan Jerman yang dituangkan dalam Deklarasi Jakarta sebagai upaya peningkatan kerjasama ke level kerjasama komprehensif. Kerjasama pertahanan meliputi pelatihan militer, penelitian dan pengembangan, pelatihan bagi tanggap bencana, logistik militer, pelatihan kesehatan militer dan juga pelatihan misi pemeliharaan perdamaian.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan (Kemhan) memastikan membeli Tank Berat (Main Battle Tank) Leopard dari Jerman sebanyak 100 unit dalam rangka modernisasi alat utama sistem senjata TNI Angkatan Darat, padahal sebelumnya berencana untuk membeli Tank Leopard dari Belanda.
"Kita telah putuskan membeli Tank Leopard dari Jerman dengan pertimbangan memperoleh kepastian waktu dan target dari volume peralatan militer yang kita perlukan," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin kepada wartawan di Kantor Kemhan, Jakarta, Senin (2/7).
Rencana pembelian MBT Leopard dari Belanda, kata Wamenhan, dihentikan dan difokuskan kepada proses pengadaan pembelian tank yang berasal dari Jerman, sehingga dapat berjalan lancar.
Ia menjelaskan bahwa pertimbangan pembelian Man Battle Tank Leopard dari Belanda tidak diteruskan karena adalah faktor kepastian dari waktu yang diperlukan, namun pihak Belanda tidak berikan suatu jawaban.
Sjafrie menjelaskan bahwa alokasi anggaran untuk pembelian 100 unit Tank Leopard sebesar 280 juta dollar Amerika Serikat, dengan sistem pinjaman luar negeri, dimana proses pengadaan melalui `grand book` maupun `blue book` baik dari Bappenas maupun Kementerian Keuangan.
Saat ini, lanjut dia, proses dilakukan secara akselerasi dan pararel sehingga dalam waktu satu minggu akan segera memperoleh kepastian-kepastian dari aspek pengadaan dan pembiayaan.
Tentu saja diikuti oleh aspek pengawasan yang dilaksanakan oleh tim pencegahan dan penyimpangan pengadaan barang dan jasa dengan melibatkan BPKP, LKTP, dan Itjen Kemhan, serta Mabes TNI dan Angkatan, kata Sjafrie.
"Jumlah yang diinginkan dalam pengadaan tank ini sekitar 100 unit. Kita inginkan 15 unit sudah di berada Indonesia pada Oktober 2012 nanti," ujarnya.
Sumber: ANTARA News
Bandung Air Show 2012 Digelar September Mendatang
Danlanud Husein Sastranegara, Umar Sugeng Hariyono, memberikan keterangan pers tentang Bandung Air Show (BAS) 2012, di Bandung, Jabar, Senin (9/7). Bandung Air Show merupakan pameran dan atraksi kedirgantaraan nasional terbesar di Indonesia (Aerobic Pesawat Udara, Static Show, Dynamic Show, Fly Pass) guna mengangkat kembali sejarah dan potensi kedirgantaraan, dan akan digelar pada 27-30 September 2012. (Foto: ANTARA/Fahrul Jayadiputra/ss/ama/12)
10 Juli 2012, Bandung: Pameran penerbangan Bandung Air Show 2012 siap digelar pada 27–30 September di Lapangan Udara (Lanud) Husein Sastranegara, Kota Bandung.Panitia menjanjikan kemasan berbeda dari acara yang sama dua tahun lalu.
Salah satu hal baru di Bandung Air Show tahun ini adalah tampilnya Tim Pegasus dan Jupiter Aerobatic Team. Tim Pegasus akan melakukan demo udara menggunakan pesawat helikopter jenis EC-120B Colibri buatan Prancis. Sementara Jupiter Aerobatic Team siap membentuk formasi di langit Kota Bandung dengan pesawat KT-1B Wong Bee. Pesawat tersebut merupakan produk Korea Selatan yang digunakan sebagai pesawat latih dasar.
”Di Bandung Air Show 2012, kami menyuguhkan berbagai hal baru. Antara lain hadirnya Jupiter Aerobatic Team yang berpangkal di Yogyakarta, mereka sudah terkenal di Asia Tenggara. Ada juga Tim Pegasus yang akan melakukan demo terbang helikopter, mereka berasal dari Skadron 7 Pangkalan TNI AU Suryadarma,Kalijati, Subang,” kata Komandan Lanud Husein Sastranegara Kolonel (Pnb) Umar Sugeng Haryono yang juga ketua penyelenggara acara tersebut, di Wisma Muladi, Lanud Husein Sastranegara, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, kemarin.
Selain kedua tim tersebut, puluhan pesawat lainnya juga siap menggelar demo terbang. Sementara sekitar 40 unit pesawat akan dipajang untuk dipamerkan pada pengunjung. Bandung Air Show pun menyediakan 300 stan berisi produk penerbangan, baik dari BUMN maupun BUMD. ”Ada 21 pesawat static show (dipamerkan), dan 30 hingga 40 pesawat dynamic show (demo terbang). Tentu ada pula suguhan kuliner dan hiburan yang menunjukkan identitas kedaerahan Bandung Air Show,” tutur Umar.
Suguhan dirgantara luar negeri juga dihadirkan. Antara lain klub aero sport dari Filipina, Thailand, Malaysia, dan beberapa negara lain. Konsep acara yang lebih meriah, Umar yakin pengunjung Bandung Air Show tahun ini meningkat dari gelaran dua tahun lalu. Bandung Air Show 2010 dikunjungi sekitar 40.000 orang. Kali ini pihaknya menargetkan lebih dari 50.000 pengunjung.
”Konsep pameran dirgantara kali ini lebih matang, kami siapkan sejak Oktober (2011) lalu. Dan tentunya lebih meriah, kami berdayakan klub aero sport dalam dan luar negeri. Termasuk potensi-potensi penerbangan yang ada di kalangan pelajar dan mahasiswa. Beberapa SMK dan perguruan tinggi di Bandung siap unjuk kemampuan di pameran ini,” kata Umar.
Meski berbagai acara ditampilkan, dia menjamin aktivitas penerbangan komersial di Bandar Udara (Bandara) Husein Sastranegara tidak terganggu. Umar mengatakan, Bandung Air Show bisa memberi tambahan semangat untuk kemajuan dunia penerbangan Indonesia. Terlebih, visi yang diusung adalah bangkitnya Kota Bandung sebagai kota dirgantara, baik secara nasional maupun internasional.
Karena itu, dia pun berharap pameran ini bisa lebih sering digelar. ”Pemkot Bandung mengagendakan acara ini setiap dua tahun dan ini akan rutin digelar. Kami harap nantinya bisa meningkat jadi satu tahun sekali,”kata Umar. Sementara sebagai event organizer mengatakan, pihaknya menjamin kenyamanan pengunjung pameran.
Menghindari penumpukan pembeli di lokasi acara, tiket Bandung Air Show 2012 ditargetkan habis dua pekan sebelum pameran. Selain itu,kantung-kantung parkir juga ditata secara sistematis. Sehingga meski terjadi,kemacetan tidak akan terlalu parah.
Sumber: SINDO
10 Juli 2012, Bandung: Pameran penerbangan Bandung Air Show 2012 siap digelar pada 27–30 September di Lapangan Udara (Lanud) Husein Sastranegara, Kota Bandung.Panitia menjanjikan kemasan berbeda dari acara yang sama dua tahun lalu.
Salah satu hal baru di Bandung Air Show tahun ini adalah tampilnya Tim Pegasus dan Jupiter Aerobatic Team. Tim Pegasus akan melakukan demo udara menggunakan pesawat helikopter jenis EC-120B Colibri buatan Prancis. Sementara Jupiter Aerobatic Team siap membentuk formasi di langit Kota Bandung dengan pesawat KT-1B Wong Bee. Pesawat tersebut merupakan produk Korea Selatan yang digunakan sebagai pesawat latih dasar.
”Di Bandung Air Show 2012, kami menyuguhkan berbagai hal baru. Antara lain hadirnya Jupiter Aerobatic Team yang berpangkal di Yogyakarta, mereka sudah terkenal di Asia Tenggara. Ada juga Tim Pegasus yang akan melakukan demo terbang helikopter, mereka berasal dari Skadron 7 Pangkalan TNI AU Suryadarma,Kalijati, Subang,” kata Komandan Lanud Husein Sastranegara Kolonel (Pnb) Umar Sugeng Haryono yang juga ketua penyelenggara acara tersebut, di Wisma Muladi, Lanud Husein Sastranegara, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, kemarin.
Selain kedua tim tersebut, puluhan pesawat lainnya juga siap menggelar demo terbang. Sementara sekitar 40 unit pesawat akan dipajang untuk dipamerkan pada pengunjung. Bandung Air Show pun menyediakan 300 stan berisi produk penerbangan, baik dari BUMN maupun BUMD. ”Ada 21 pesawat static show (dipamerkan), dan 30 hingga 40 pesawat dynamic show (demo terbang). Tentu ada pula suguhan kuliner dan hiburan yang menunjukkan identitas kedaerahan Bandung Air Show,” tutur Umar.
Suguhan dirgantara luar negeri juga dihadirkan. Antara lain klub aero sport dari Filipina, Thailand, Malaysia, dan beberapa negara lain. Konsep acara yang lebih meriah, Umar yakin pengunjung Bandung Air Show tahun ini meningkat dari gelaran dua tahun lalu. Bandung Air Show 2010 dikunjungi sekitar 40.000 orang. Kali ini pihaknya menargetkan lebih dari 50.000 pengunjung.
”Konsep pameran dirgantara kali ini lebih matang, kami siapkan sejak Oktober (2011) lalu. Dan tentunya lebih meriah, kami berdayakan klub aero sport dalam dan luar negeri. Termasuk potensi-potensi penerbangan yang ada di kalangan pelajar dan mahasiswa. Beberapa SMK dan perguruan tinggi di Bandung siap unjuk kemampuan di pameran ini,” kata Umar.
Meski berbagai acara ditampilkan, dia menjamin aktivitas penerbangan komersial di Bandar Udara (Bandara) Husein Sastranegara tidak terganggu. Umar mengatakan, Bandung Air Show bisa memberi tambahan semangat untuk kemajuan dunia penerbangan Indonesia. Terlebih, visi yang diusung adalah bangkitnya Kota Bandung sebagai kota dirgantara, baik secara nasional maupun internasional.
Karena itu, dia pun berharap pameran ini bisa lebih sering digelar. ”Pemkot Bandung mengagendakan acara ini setiap dua tahun dan ini akan rutin digelar. Kami harap nantinya bisa meningkat jadi satu tahun sekali,”kata Umar. Sementara sebagai event organizer mengatakan, pihaknya menjamin kenyamanan pengunjung pameran.
Menghindari penumpukan pembeli di lokasi acara, tiket Bandung Air Show 2012 ditargetkan habis dua pekan sebelum pameran. Selain itu,kantung-kantung parkir juga ditata secara sistematis. Sehingga meski terjadi,kemacetan tidak akan terlalu parah.
Sumber: SINDO
Kopassus dan Pasukan Khusus China Latma Anti-Teror
9 Juli 2012, Jakarta: Kopassus dan Pasukan Khusus China melanjutkan latihan bersama tahap kedua di Jinan, Provinsi Shandong, Senin (9/7).
Para perwira dan prajurit kedua negara berlatih formasi taktik dan kemampuan kerja sama. Pelatihan selanjutnya, tim mengadakan diskusi mengenai operasi anti-teroris, grouping dan aksi taktik. Latihan bertajuk Sharp Knife II/2012 berlangsung selama 15
hari.
Sumber: CCTV
@Berita HanKam
Sumber: CCTV
@Berita HanKam
Monday, July 9, 2012
Super Tucano TNI AU Sukses Uji Terbang
9 Juli 2012, Jakarta: Satu pesawat EMB-314 Super Tucano TT-3102 TNI AU sukses melakukan penerbangan perdana. Pesawat dicat cocor merah mirip OV-10 Bronco yang digantikannya. Empat unit Super Tucano dijadwalkan tiba di Lanud Abdulrahman Saleh, Malang pada 28 Agustus 2012 atau awal September 2012. Diharapkan delapan unit Super Tucano diterima pada 2012, dan semuanya dioperasikan oleh Skuadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh.
Proses Pra-assembling
Proses Assembling Akhir
Proses Pengecatan
Persiapan Penerbangan Perdana
Penerbangan Perdana Super Tucano TT-3102
Sumber: Embraer
@Berita HanKam
Proses Pra-assembling
Proses Assembling Akhir
Proses Pengecatan
Persiapan Penerbangan Perdana
Penerbangan Perdana Super Tucano TT-3102
Sumber: Embraer
@Berita HanKam
Komisi I Dukung Pembelian Leopard dari Jerman
MBT Leopard 2 A6 Bundeswehr. (Foto: Bundeswehr/Rott)
9 Juli 2012, Jakarta: Wakil Ketua Komisi I DPR RI Ramadhan Pohan menyatakan, pihaknya telah mendapat penjelasan resmi dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan (Kemhan) atas rencana pembelian Tank Leopard dari negara produsennya langsung, Jerman. Dengan demikian, opsi pembelian Leopard bekas dari Belanda sudah selesai.
"Pekan lalu, melalui Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, pemerintah telah menyampaikan ke Komisi I atas rencana membeli langsung Tank Leopard dari Jerman itu," ujar Ramadhan Pohan di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/7).
Ramadhan mengatakan, secara umum dan prinsip anggota Komisi I dapat menerima penjelasan dan alasan dari pemerintah untuk membeli 100 unit Tank Leopard langsung dari Jerman. "Tetapi memang hal ini belum sempat dibahas secara resmi di internal Komisi I. Tetapi secara diplomasi, anggota Komisi I DPR mendukung hal ini," ujar politisi Demokrat ini.
Saat ini, kata Ramadhan, tinggal pembahasan secara teknis soal anggaran untuk membeli 100 unit Tank Leopard ini. Meski pembelian Tank Leopard ini sudah masuk dalam rencana pembiayaan jangka menengah, dari 2010-2014. "Soal harga satuannya, sumber pembiayaannya, saya kira akan dibahas dalam rapat ke depannya," kata Ramadhan.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, kans Komisi I menyetujui pembelian Tank Leopard dari Jerman sangat besar. "Karena memang sejak awal Komisi I meminta pembelian Tank Leopard itu langsung dari Jerman," tegasnya.
Sumber: Jurnal Parlemen
9 Juli 2012, Jakarta: Wakil Ketua Komisi I DPR RI Ramadhan Pohan menyatakan, pihaknya telah mendapat penjelasan resmi dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan (Kemhan) atas rencana pembelian Tank Leopard dari negara produsennya langsung, Jerman. Dengan demikian, opsi pembelian Leopard bekas dari Belanda sudah selesai.
"Pekan lalu, melalui Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, pemerintah telah menyampaikan ke Komisi I atas rencana membeli langsung Tank Leopard dari Jerman itu," ujar Ramadhan Pohan di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/7).
Ramadhan mengatakan, secara umum dan prinsip anggota Komisi I dapat menerima penjelasan dan alasan dari pemerintah untuk membeli 100 unit Tank Leopard langsung dari Jerman. "Tetapi memang hal ini belum sempat dibahas secara resmi di internal Komisi I. Tetapi secara diplomasi, anggota Komisi I DPR mendukung hal ini," ujar politisi Demokrat ini.
Saat ini, kata Ramadhan, tinggal pembahasan secara teknis soal anggaran untuk membeli 100 unit Tank Leopard ini. Meski pembelian Tank Leopard ini sudah masuk dalam rencana pembiayaan jangka menengah, dari 2010-2014. "Soal harga satuannya, sumber pembiayaannya, saya kira akan dibahas dalam rapat ke depannya," kata Ramadhan.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, kans Komisi I menyetujui pembelian Tank Leopard dari Jerman sangat besar. "Karena memang sejak awal Komisi I meminta pembelian Tank Leopard itu langsung dari Jerman," tegasnya.
Sumber: Jurnal Parlemen
Indonesia dan Republik Ceko Jajaki Kerja Sama Industri Pertahanan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) dan Presiden Republik Ceko Vaclav Klaus (kiri) saat memberikan keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (9/7). Presiden Yudhoyono dan Presiden Klaus beserta masing-masing delegasi melakukan pertemuan bilateral untuk meningkatkan hubungan kerjasama kedua negara. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ama/12)
9 Juli 2012, Jakarta: Kunjungan kenegaraan Presiden Republik Ceko Vaclav Klaus ini penting bagi peningkatan kerja sama dan kemitraan Indonesia-Ceko. Perdagangan, investasi, dan pariwisata akan menjadi pilar bagi kerja sama bilateral. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam keterangan pers bersama Presiden Vaclav Klaus, seusai pertemuan bilateral, di Istana Merdeka, Senin (9/7) sore. "Hubungan bilateral Indonesia dengan Republik Ceko berjalan dengan baik dan terus berkembang. Sebagai contoh hubungan perdagangan bilateral meningkat secara signifikan dari tahun 2010 ke 2011 meskipun jumlahnya masih relatif kecil," kata Presiden SBY.
Republik Ceko, SBY menambahkan, adalah negara yang penting di kawasan Eropa tengah dan timur, sedangkan Indonesia merupakan kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. "Kita berharap perdagangan dan investasi bisa ditingkatkan," SBY menambahkan.
Menurut Presiden SBY, pertemuan bilateral antara delegasi Indonesia dan Republik Ceko berlangsung konstruktif dan produktif. Ada tiga hal yang dibahas secara mendalam, yakni perdagangan, investasi, dan pariwisata. "Ini akan menjadi pilar atau prioritas kerja sama bilateral kita di waktu mendatang," SBY menjelaskan.
Kerja sama di bidang ekonomi hijau, energi terbarukan, dan industri pertahanan menjadi bagian lain yang dibicarakan dalam pertemuan bilateral. Pertemuan juga membahas situasi global sekarang ini, terutama perkembangan terbaru di Zona Euro.
Dalam delegasi Republik Ceko, terdapat komunitas bisnis yang juga menyempatkan untuk berinteraksi dengan mitranya dari Indonesia. Presiden SBY menilai hal ini penting karena di era globalisasi sekarang ini, konektivitas bukan hanya antarpemerintah atau parlemen, melainkan juga antarkomunitas bisnis dan antarwarga.
Sementara itu, Presiden Vaclav Klaus dalam keterangan persnya berharap masyarakat Indonesia dan Ceko dapat meningkatkan saling kunjung. Mengenai energi terbarukan, pemerintah Republik Ceko berinvestasi besar untuk itu. Vaclac menjelaskan bahwa sekarang ini terjadi degradasi lingkungan. "Saya harap ini pembahasan yang bisa terus kita wujudkan bersama," ujar Vaclav Klaus.
Sumber: Presiden RI
9 Juli 2012, Jakarta: Kunjungan kenegaraan Presiden Republik Ceko Vaclav Klaus ini penting bagi peningkatan kerja sama dan kemitraan Indonesia-Ceko. Perdagangan, investasi, dan pariwisata akan menjadi pilar bagi kerja sama bilateral. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam keterangan pers bersama Presiden Vaclav Klaus, seusai pertemuan bilateral, di Istana Merdeka, Senin (9/7) sore. "Hubungan bilateral Indonesia dengan Republik Ceko berjalan dengan baik dan terus berkembang. Sebagai contoh hubungan perdagangan bilateral meningkat secara signifikan dari tahun 2010 ke 2011 meskipun jumlahnya masih relatif kecil," kata Presiden SBY.
Republik Ceko, SBY menambahkan, adalah negara yang penting di kawasan Eropa tengah dan timur, sedangkan Indonesia merupakan kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. "Kita berharap perdagangan dan investasi bisa ditingkatkan," SBY menambahkan.
Menurut Presiden SBY, pertemuan bilateral antara delegasi Indonesia dan Republik Ceko berlangsung konstruktif dan produktif. Ada tiga hal yang dibahas secara mendalam, yakni perdagangan, investasi, dan pariwisata. "Ini akan menjadi pilar atau prioritas kerja sama bilateral kita di waktu mendatang," SBY menjelaskan.
Kerja sama di bidang ekonomi hijau, energi terbarukan, dan industri pertahanan menjadi bagian lain yang dibicarakan dalam pertemuan bilateral. Pertemuan juga membahas situasi global sekarang ini, terutama perkembangan terbaru di Zona Euro.
Dalam delegasi Republik Ceko, terdapat komunitas bisnis yang juga menyempatkan untuk berinteraksi dengan mitranya dari Indonesia. Presiden SBY menilai hal ini penting karena di era globalisasi sekarang ini, konektivitas bukan hanya antarpemerintah atau parlemen, melainkan juga antarkomunitas bisnis dan antarwarga.
Sementara itu, Presiden Vaclav Klaus dalam keterangan persnya berharap masyarakat Indonesia dan Ceko dapat meningkatkan saling kunjung. Mengenai energi terbarukan, pemerintah Republik Ceko berinvestasi besar untuk itu. Vaclac menjelaskan bahwa sekarang ini terjadi degradasi lingkungan. "Saya harap ini pembahasan yang bisa terus kita wujudkan bersama," ujar Vaclav Klaus.
Sumber: Presiden RI
Fraksi PDI-P Menolak Hibah Hercules dari Australia
C-130H Hercules A97-012 terbang di lepas pantai Sydney pada 22 Agustus 2006. A97-012 disimpan tanpa mesin di Richmond sejak 2009. (Foto: Australia DoD)
9 Juli 2012, Jakarta: Wakil Ketua Komisi Pertahanan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Ramadhan Pohan mengatakan pengadaan hibah enam pesawat C-130 Hercules dari Australia sudah sesuai prosedur. "Itu sudah dialokasikan sejak 19 Agustus tahun lalu," kata Ramadhan di kompleks gedung DPR, Senayan, Senin, 9 Juli 2012.
Pengadaan Hercules, kata Ramadhan, sudah masuk program prioritas yang disepakati DPR. Salah satunya untuk mobilisasi bantuan bencana. Menurut dia, Komisi Pertahanan secara keseluruhan sudah mendukung pembelian ini. "Penolakan dari Fraksi PDI Perjuangan. Namun tidak mencerminkan suara Komisi keseluruhan."
Pemerintah Indonesia dan Australia resmi meneken nota kesepahaman untuk hibah empat pesawat C-130 Hercules dari Australia, Senin dua pekan lalu. Penandatanganan kesepakatan dilakukan di Darwin, Australia, antara Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Eris Haryanto dan Panglima Angkatan Bersenjata Australia David Hurley.
Wakil Ketua Komisi Pertahanan Tubagus Hasanuddin mengkritik hibah ini. Ia menilai ada yang janggal dalam hibah itu karena kebutuhan anggaran untuk memperbaiki pesawat sama besarnya dengan biaya membeli pesawat bekas. "Kalau seperti ini, yang mana sisi hibahnya?" kata politikus dari Partai PDI Perjuangan itu.
Ramadhan menyangkal tudingan yang menyatakan pembelian Hercules terlalu mahal. Menurut dia, penetapan harga pesawat pasti berdasarkan audit teknis terlebih dulu. Karena itu, harga US$ 15 juta per unit bukan harga pasti, tapi hanya anggaran maksimal tiap pesawat. Sedangkan riilnya, biaya perawatan tiap pesawat akan berbeda.
Dari segi kualitas, usia pesawat tidak akan menjadi persoalan karena jam terbangnya bisa dinolkan. Apalagi pabrik pesawat Hercules di Lockheed, Amerika Serikat, masih beroperasi sehingga produksi suku cadang terus berlanjut. Hal ini berbeda dengan merawat pesawat jenis Fokker 27 yang pabriknya sudah bangkrut.
Ramadhan menambahkan, kondisi Hercules ini terawat baik lantaran Royal Australian Air Force, angkatan udara Benua Kanguru, menonaktifkan pesawat sejak 2009 dalam kondisi preservation maintenance. Artinya parkir, namun tetap terawat. Meski C-130 Hercules bekas RAAF dibeli pada era 1979 dan 1980, kualitas perawatan RAAF dikenal sangat baik.
Ramadhan yakin, Komisi Pertahanan bakal mendukung setiap program pemerintah yang meningkatkan posisi strategis Indonesia di mata internasional. Kerja sama hibah Hercules dengan Australia, kata dia, merupakan kemajuan diplomasi Indonesia. "Ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan internasional."
Sumber: TEMPO
9 Juli 2012, Jakarta: Wakil Ketua Komisi Pertahanan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Ramadhan Pohan mengatakan pengadaan hibah enam pesawat C-130 Hercules dari Australia sudah sesuai prosedur. "Itu sudah dialokasikan sejak 19 Agustus tahun lalu," kata Ramadhan di kompleks gedung DPR, Senayan, Senin, 9 Juli 2012.
Pengadaan Hercules, kata Ramadhan, sudah masuk program prioritas yang disepakati DPR. Salah satunya untuk mobilisasi bantuan bencana. Menurut dia, Komisi Pertahanan secara keseluruhan sudah mendukung pembelian ini. "Penolakan dari Fraksi PDI Perjuangan. Namun tidak mencerminkan suara Komisi keseluruhan."
Pemerintah Indonesia dan Australia resmi meneken nota kesepahaman untuk hibah empat pesawat C-130 Hercules dari Australia, Senin dua pekan lalu. Penandatanganan kesepakatan dilakukan di Darwin, Australia, antara Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Eris Haryanto dan Panglima Angkatan Bersenjata Australia David Hurley.
Wakil Ketua Komisi Pertahanan Tubagus Hasanuddin mengkritik hibah ini. Ia menilai ada yang janggal dalam hibah itu karena kebutuhan anggaran untuk memperbaiki pesawat sama besarnya dengan biaya membeli pesawat bekas. "Kalau seperti ini, yang mana sisi hibahnya?" kata politikus dari Partai PDI Perjuangan itu.
Ramadhan menyangkal tudingan yang menyatakan pembelian Hercules terlalu mahal. Menurut dia, penetapan harga pesawat pasti berdasarkan audit teknis terlebih dulu. Karena itu, harga US$ 15 juta per unit bukan harga pasti, tapi hanya anggaran maksimal tiap pesawat. Sedangkan riilnya, biaya perawatan tiap pesawat akan berbeda.
Dari segi kualitas, usia pesawat tidak akan menjadi persoalan karena jam terbangnya bisa dinolkan. Apalagi pabrik pesawat Hercules di Lockheed, Amerika Serikat, masih beroperasi sehingga produksi suku cadang terus berlanjut. Hal ini berbeda dengan merawat pesawat jenis Fokker 27 yang pabriknya sudah bangkrut.
Ramadhan menambahkan, kondisi Hercules ini terawat baik lantaran Royal Australian Air Force, angkatan udara Benua Kanguru, menonaktifkan pesawat sejak 2009 dalam kondisi preservation maintenance. Artinya parkir, namun tetap terawat. Meski C-130 Hercules bekas RAAF dibeli pada era 1979 dan 1980, kualitas perawatan RAAF dikenal sangat baik.
Ramadhan yakin, Komisi Pertahanan bakal mendukung setiap program pemerintah yang meningkatkan posisi strategis Indonesia di mata internasional. Kerja sama hibah Hercules dengan Australia, kata dia, merupakan kemajuan diplomasi Indonesia. "Ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan internasional."
Sumber: TEMPO
Sunday, July 8, 2012
Dana Perbaikan Hercules Hibah Sedang Dihitung, Anggaran CN-295 Masih Diberi Bintang
8 Juli 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro menegaskan pihaknya belum bisa memberikan kalkulasi dana yang dibutuhkan untuk perbaikan pesawat Hercules yang dihibahkan dari Australia.
Ia mengatakan nota kesepahaman baru ditandatangani sehingga detail hibah dan perbaikan belum bisa diketahui secara pasti.
“Kan penandatanganan MoU saja baru kemarin, kita belum tahu apa yang diperlukan. Kita belum tahu C-130H itu apa yang diperlukan supaya bisa sesuai dengan 21 Hercules TNI yang kita punya sekarang,” kata akhir pekan lalu.
Ia mengatakan tim inspeksi dari Kemhan masih di Australia untuk melihat keempat pesawat tersebut. Termasuk biaya yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk perbaikan. Setelah itu, tim melaporkan ke TNI Angkatan Udara hingga Kemhan. Barulah, dana tersebut diajukan ke DPR untuk disetujui.
“Makanya sabar dulu, minum pil sabar, tunggu tim kita datang, ya to? Biar dia lapor dulu ke kita. Nanti kita nanti kita olah lagi, nanti kita akan bilang ini kemahalan apa bagaimaan, baru kita jukan ke DPR,” katanya.
Perihal kelayakan pesawat tersebut, Purnomo mengaku sempat ragu dengan jam terbang. Ia mengaku sempat bertanya ke TNI AU untuk meyakinkan. Tetapi, dikatakan jam terbang pesawat tersebut bisa untuk 10-15 tahun ke depan. Artinya, masa terbangnya masih panjang. “Karena itu, kita ambil,” katanya. Sebelumnya, Komisi I DPR menilai hibah empat pesawat Hercules C-130 memerlukan biaya perbaikan sedikitnya 60 juta dollar AS.
Tanda Bintang pada Anggaran Pembelian CN295
Pengadaan pesawat pengganti Fokker 27 yang mengalami kecelakaan 21 Juni lalu tak semulus yang dibayangkan. Sebab, dana negara yang akan digunakan untuk membeli pesawat baru CN-295 dari Airbus Military Spanyol belum bisa dicairkan. Dana itu masih tertahan dengan tanda bintang dari Komisi 1 DPR.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Hartind Asrin mengakui adanya tanda bintang dalam usul anggaran yang merupakan pagu (jatah) dari Kementerian Keuangan itu. ’’Tapi, kita berharap, tanda itu tidak memengaruhi proses di lapangan. Semoga pengadaannya lancar sampai akhir,’’ katanya kemarin.
Mantan Atase Pertahanan KBRI Malaysia itu menjelaskan, kontrak pembelian CN-295 ditandatangani di Singapura pada 15 Februari 2012. Saat itu Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro bersama sejumlah anggota Komisi 1 DPR meneken kontrak dengan pihak Spanyol yang diwakili President and CEO dari Airbus Military Domingo Urena Raso.
Harga pembelian sembilan unit pesawat tersebut USD 325 juta. Harga itu juga mencakup penyediaan suku cadang dan pelatihan dengan skema pembayaran menggunakan kredit ekspor (KE).
’’Penandatanganan itu juga dihadiri sebagian bapak-bapak dari anggota DPR. Jadi, ini memang sudah kontrak resmi dan on going,’’ kata alumnus Akabri 1983 itu.
Dia menambahkan, selambat-lambatnya pada akhir 2012 dua unit pesawat sudah bisa datang dan dioperasikan. ’’Kita optimistis karena pengerjaan pesawat ini juga bersama PTDI,’’ katanya.
Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI-AU Marsekal Pertama Azman Yunus menjelaskan, TNI-AU sebagai pengguna hanya pasrah dalam proses pengadaan pesawat pengganti Fokker 27 itu. ’’Kami yakin, proses pembahasan dengan DPR akan lancar. Apalagi, Bapak Presiden juga sudah perintahkan agar Fokker tak digunakan dulu. Jadi, kami menunggu,’’ ungkapnya.
Saat ini investigasi penyebab kecelakaan pesawat Fokker 27 belum selesai. ’’Untuk hasil yang sangat akurat dibutuhkan tiga bulan, ini masih satu bulan. Jadi belum bisa disimpulkan,’’ katanya.
Direktur Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Indonesia Rizal Darmaputra MSi menilai, pemberian tanda bintang di mata anggaran pengganti Fokker 27 seharusnya dicabut. ’’Tidak perlu ada polemik. Apalagi seperti kasus gedung KPK yang juga terhalang tanda bintang,’’ katanya saat dihubungi kemarin.
Alumnus IDSS Jenewa, Swiss, itu menambahkan, pesawat CN-295 ideal untuk dioperasikan di Indonesia. ’’Bisa terbang dengan landasan pendek dan cocok dengan kualitas pangkalan udara kita,’’ katanya.
Sumber: Republika/JPPN
Dua Perwira TNI AL Gugur dalam Latihan SAR Kapal Selam
Proses pengangkatan jenazah perwira TNI AL yang gugur dalam latihan evakuasi awak kapal selam KRT Cakra 401 di perairan Pasir Putih Situbondo, Sabtu (7/7/2012). Dua perwira TNI AL meninggal dunia dalam peristiwa itu. (Foto: SURYA/Izi Hartono)
8 Juli 2012, Situbondo: Tragedi Situbondo terulang. Setelah enam Marinir gugur akibat tank amfibi yang dikendarai tenggelam di Pantai Banongan pada 2008 lalu, kemarin, latihan Search and Rescue (SAR) kapal selam diwarnai kecelakaan.
Dua perwira Satuan Kapal Selam TNI AL gugur dalam latihan di perairan Pasir Putih, Situbondo. Kedua perwira yang meninggal tersebut Komandan Satuan Kapal Selam Kolonel Laut (P) Jefri S Sangel dan Mayor Laut (T) Eko Idang Prabowo.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, yang dihubungi melalui telepon membenarkan gugurnya kedua perwira tersebut. Tadi malam kedua korban dibawa menuju rumah duka masing-masing.
Menurut Untung, kedua perwira TNI AL tersebut mengalami kecelakaan dalam latihan SAR kapal selam di perairan Pantai Pasir Putih, Kabupaten Situbondo. ”Itu latihan hari kedua. Hari pertama sukses. Hari kedua ini pun pada latihan pertama pagi oke, baru pada latihan kedua ada masalah,” kata Untung kemarin.
Menurut dia, pada latihan itu kapal selam berhenti di dasar laut, kemudian para prajurit keluar dari dalam melalui conning tower. Dalam pelatihan seperti ini, ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan. Di antaranya faktor spesifikasi kapal, kemampuan manusianya, serta kondisi alam di bawah laut seperti gelombang dan arus.
Kedua prajurit yang celaka langsung ditangani tim medis di atas ponton yang ditambatkan tak jauh dari pantai.”Ini bagian dari prosedur pelatihan,” ungkapnya. Musibah yang menimpa kedua perwira terjadi pukul 10.39 WIB kemarin.
Dalam simulasi latihan,kapal selam KRI Cakra 401 dilaporkan karam sehingga tak bisa muncul ke permukaan. Karena beberapa personel terjebak di dalam kapal, tim SAR Satuan Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) diterjunkan mencari posisi kapal hingga akhirnya ditemukan.
Latihan operasi penyelamatan lantas digelar di depan para petinggi Komando Armada RI KawasanTimur (Armatim). Kedua perwira, Kolonel Jefri dan Mayor Eko, turut dalam latihan operasi penyelamatan. Musibah terjadi saat keduanya melakukan proses pembebasan personel dari KRI Cakra 401 di dasar laut. Diduga karena terlalu lama di bawah air atau terlalu cepat naik ke permukaan, kedua korban mengalami dekompresi, yakni terakumulasinya nitrogen di dalam tubuh saat berada di kedalaman air.
Ketegangan terjadi saat kedua perwira terlambat muncul ke permukaan. Akibatnya perut dan mulut mereka kemasukan air. Kondisi ini sontak membuat petugas penyelamat di permukaan air panik. Sambil melambaikan tangan, seorang penyelamat berteriak, ”Darurat!” ke arah tim medis dan perahu penyelamat. Namun respon belum juga muncul karena beberapa petugas medis menyangka kejadian tersebut bagian dari skenario latihan. Mau tidak mau teriakan darurat diulang hingga berkali-kali.
Teriakan itu membuat petugas medis dan tim evakuasi kapal ponton sadar bahwa terjadi kecelakaan sungguhan terhadap awak kapal selam. Saat itu juga tubuh korban dievakuasi menuju kapal ponton untuk diberi pertolongan.
Kolonel Jefri dievakuasi terlebih dulu. Berikutnya tubuh Mayor Eko Idang diangkat ke geladak kapal ponton. Saat proses evakuasi ini, kedua perwira tersebut dalam kondisi pingsan. Dari mulut keduanya keluar busa. Kondisi Mayor Eko lebih parah, dari hidung, telinga, dan mulutnya keluar darah.
Sejumlah perwira TNI AL berusaha membantu mengeluarkan air. Perut Jefri dan Eko juga ditekan beberapa kali. Namun upaya itu belum membuahkan hasil. Petugas medis lantas memberi pertolongan oksigen, napas buatan, hingga alat pacu jantung. Lebih dari setengah jam upaya pertolongan diberikan, namun belum juga membawa hasil. Kedua korban belum juga sadar. Sejumlah penolong mulai khawatir, ”Allahu Akbar,” teriak para penolong berkali-kali.
Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, para petinggi TNI AL, dan beberapa undangan yang menyaksikan latihan terdiam, termenung. Mereka berdoa untuk keselamatan kedua korban.Tak berselang lama kedua korban lantas dimasukkan ke dalam tabung (chamber), alat untuk menetralisasi suhu dan kondisi tubuh. Sayang hingga kurang lebih satu jam kedua perwira tersebut belum juga sadar. “Mereka akan dikeluarkan kalau sudah siuman. Selama masih dalam keadaan pingsan mereka masih tetap berada di dalam,” kata seorang petugas.
Situasi genting tersebut memaksa simulasi penyelamatan personel kapal selam dihentikan. Dua korban kemudian dibawa ambulans menuju rumah sakit dan diterbangkan ke RSAL dr Ramelan, Surabaya, dengan helikopter. Kabar terakhir, sesuai keterangan Kadispenal Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, kedua perwira tersebut gugur dalam latihan.
Pangarmatim : Latihan SAR Kapal Selam Wahana Pengukur Kemampuan
Kapal selam KRI Cakra 401 melakukan simulasi di perairan Pasir Putih, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (7/7). KRI Cakra yang memiliki berat selam 1,395 ton, dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter dan ditenagai oleh mesin diesel elektrik, 4 diesel, kecepatan 21,5 knot, diawaki 34 pelaut. (Foto: ANTARA/HO/Seno S./ss/ama/12)
Latihan Search and Rescue (SAR) kapal selam merupakan wahana untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan unsur – unsur Koarmatim dalam melaksanakan tugas pencarian dan penyelamatan kapal selam yang mengalami kedaruratan di laut. Demikian ditegaskan oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Agung Pramono SH. M.Hum dalam amanat tertulisnya yang dibacakan oleh Kasarmatim Laksma TNI Darwanto SH. MAP pada upacara Gelar Pasukan Latsar Kapal Selam Tahun 2012, di dermaga Madura, Koarmatim, Ujung, Surabaya. Rabu (4/7).
Lebih lanjut menurut Pangarmatim sasaran yang ingin dicapai dalam latihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan personel dalam menyusun rencana operasi serta prosedur pencarian dan penyelamatan kapal selam, menguji kemampuan seluruh personel kapal selam dalam melaksankan penyelamatan diri (Free Escape), mengukur kesiapan sarana dan prasarana pencarian dan penyelamatan kapal selam serta menguji buku petunjuk pelaksanaan tentang SAR Kapal Selam.
Masih menurut Pangarmatim latihan ini bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan unsur operasional Koarmatim dalam melaksanakan tugas pencarian dan penyelamatan terhadap kapal selam yang mengalami kedaruratan di laut, tegas Pangarmatim.
Unsur-unsur peserta latihan yang terlibat, yaitu 1 kapal selam, 3 kapal atas air, 2 tim Dislambair, 1 ponton Lumba-lumba, 1 tim Satkopaska serta 2 tim Kesehatan dari Lakesla dan RSAL dr. Ramelan Surabaya. Sedangkan dari unsur tugas udara, yaitu 1 pesawat Cassa dan 1 Heli BO-105.
Pada gelar pasukan ini seluruh unsur – unsur yang terlibat dalam latihan mengikuti upacara termasuk unsur pendukung latihan. Upacara ini diikuti oleh Perwira, Bintara dan Tamtama dan dihadiri oleh para Asisten, Kasatker, Komandan Satuan dan Komandan Unsur.
Sumber: SINDO/Dispenarmatim
8 Juli 2012, Situbondo: Tragedi Situbondo terulang. Setelah enam Marinir gugur akibat tank amfibi yang dikendarai tenggelam di Pantai Banongan pada 2008 lalu, kemarin, latihan Search and Rescue (SAR) kapal selam diwarnai kecelakaan.
Dua perwira Satuan Kapal Selam TNI AL gugur dalam latihan di perairan Pasir Putih, Situbondo. Kedua perwira yang meninggal tersebut Komandan Satuan Kapal Selam Kolonel Laut (P) Jefri S Sangel dan Mayor Laut (T) Eko Idang Prabowo.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, yang dihubungi melalui telepon membenarkan gugurnya kedua perwira tersebut. Tadi malam kedua korban dibawa menuju rumah duka masing-masing.
Menurut Untung, kedua perwira TNI AL tersebut mengalami kecelakaan dalam latihan SAR kapal selam di perairan Pantai Pasir Putih, Kabupaten Situbondo. ”Itu latihan hari kedua. Hari pertama sukses. Hari kedua ini pun pada latihan pertama pagi oke, baru pada latihan kedua ada masalah,” kata Untung kemarin.
Menurut dia, pada latihan itu kapal selam berhenti di dasar laut, kemudian para prajurit keluar dari dalam melalui conning tower. Dalam pelatihan seperti ini, ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan. Di antaranya faktor spesifikasi kapal, kemampuan manusianya, serta kondisi alam di bawah laut seperti gelombang dan arus.
Kedua prajurit yang celaka langsung ditangani tim medis di atas ponton yang ditambatkan tak jauh dari pantai.”Ini bagian dari prosedur pelatihan,” ungkapnya. Musibah yang menimpa kedua perwira terjadi pukul 10.39 WIB kemarin.
Dalam simulasi latihan,kapal selam KRI Cakra 401 dilaporkan karam sehingga tak bisa muncul ke permukaan. Karena beberapa personel terjebak di dalam kapal, tim SAR Satuan Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) diterjunkan mencari posisi kapal hingga akhirnya ditemukan.
Latihan operasi penyelamatan lantas digelar di depan para petinggi Komando Armada RI KawasanTimur (Armatim). Kedua perwira, Kolonel Jefri dan Mayor Eko, turut dalam latihan operasi penyelamatan. Musibah terjadi saat keduanya melakukan proses pembebasan personel dari KRI Cakra 401 di dasar laut. Diduga karena terlalu lama di bawah air atau terlalu cepat naik ke permukaan, kedua korban mengalami dekompresi, yakni terakumulasinya nitrogen di dalam tubuh saat berada di kedalaman air.
Ketegangan terjadi saat kedua perwira terlambat muncul ke permukaan. Akibatnya perut dan mulut mereka kemasukan air. Kondisi ini sontak membuat petugas penyelamat di permukaan air panik. Sambil melambaikan tangan, seorang penyelamat berteriak, ”Darurat!” ke arah tim medis dan perahu penyelamat. Namun respon belum juga muncul karena beberapa petugas medis menyangka kejadian tersebut bagian dari skenario latihan. Mau tidak mau teriakan darurat diulang hingga berkali-kali.
Teriakan itu membuat petugas medis dan tim evakuasi kapal ponton sadar bahwa terjadi kecelakaan sungguhan terhadap awak kapal selam. Saat itu juga tubuh korban dievakuasi menuju kapal ponton untuk diberi pertolongan.
Kolonel Jefri dievakuasi terlebih dulu. Berikutnya tubuh Mayor Eko Idang diangkat ke geladak kapal ponton. Saat proses evakuasi ini, kedua perwira tersebut dalam kondisi pingsan. Dari mulut keduanya keluar busa. Kondisi Mayor Eko lebih parah, dari hidung, telinga, dan mulutnya keluar darah.
Sejumlah perwira TNI AL berusaha membantu mengeluarkan air. Perut Jefri dan Eko juga ditekan beberapa kali. Namun upaya itu belum membuahkan hasil. Petugas medis lantas memberi pertolongan oksigen, napas buatan, hingga alat pacu jantung. Lebih dari setengah jam upaya pertolongan diberikan, namun belum juga membawa hasil. Kedua korban belum juga sadar. Sejumlah penolong mulai khawatir, ”Allahu Akbar,” teriak para penolong berkali-kali.
Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, para petinggi TNI AL, dan beberapa undangan yang menyaksikan latihan terdiam, termenung. Mereka berdoa untuk keselamatan kedua korban.Tak berselang lama kedua korban lantas dimasukkan ke dalam tabung (chamber), alat untuk menetralisasi suhu dan kondisi tubuh. Sayang hingga kurang lebih satu jam kedua perwira tersebut belum juga sadar. “Mereka akan dikeluarkan kalau sudah siuman. Selama masih dalam keadaan pingsan mereka masih tetap berada di dalam,” kata seorang petugas.
Situasi genting tersebut memaksa simulasi penyelamatan personel kapal selam dihentikan. Dua korban kemudian dibawa ambulans menuju rumah sakit dan diterbangkan ke RSAL dr Ramelan, Surabaya, dengan helikopter. Kabar terakhir, sesuai keterangan Kadispenal Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, kedua perwira tersebut gugur dalam latihan.
Pangarmatim : Latihan SAR Kapal Selam Wahana Pengukur Kemampuan
Kapal selam KRI Cakra 401 melakukan simulasi di perairan Pasir Putih, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (7/7). KRI Cakra yang memiliki berat selam 1,395 ton, dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter dan ditenagai oleh mesin diesel elektrik, 4 diesel, kecepatan 21,5 knot, diawaki 34 pelaut. (Foto: ANTARA/HO/Seno S./ss/ama/12)
Latihan Search and Rescue (SAR) kapal selam merupakan wahana untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan unsur – unsur Koarmatim dalam melaksanakan tugas pencarian dan penyelamatan kapal selam yang mengalami kedaruratan di laut. Demikian ditegaskan oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Agung Pramono SH. M.Hum dalam amanat tertulisnya yang dibacakan oleh Kasarmatim Laksma TNI Darwanto SH. MAP pada upacara Gelar Pasukan Latsar Kapal Selam Tahun 2012, di dermaga Madura, Koarmatim, Ujung, Surabaya. Rabu (4/7).
Lebih lanjut menurut Pangarmatim sasaran yang ingin dicapai dalam latihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan personel dalam menyusun rencana operasi serta prosedur pencarian dan penyelamatan kapal selam, menguji kemampuan seluruh personel kapal selam dalam melaksankan penyelamatan diri (Free Escape), mengukur kesiapan sarana dan prasarana pencarian dan penyelamatan kapal selam serta menguji buku petunjuk pelaksanaan tentang SAR Kapal Selam.
Masih menurut Pangarmatim latihan ini bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan unsur operasional Koarmatim dalam melaksanakan tugas pencarian dan penyelamatan terhadap kapal selam yang mengalami kedaruratan di laut, tegas Pangarmatim.
Unsur-unsur peserta latihan yang terlibat, yaitu 1 kapal selam, 3 kapal atas air, 2 tim Dislambair, 1 ponton Lumba-lumba, 1 tim Satkopaska serta 2 tim Kesehatan dari Lakesla dan RSAL dr. Ramelan Surabaya. Sedangkan dari unsur tugas udara, yaitu 1 pesawat Cassa dan 1 Heli BO-105.
Pada gelar pasukan ini seluruh unsur – unsur yang terlibat dalam latihan mengikuti upacara termasuk unsur pendukung latihan. Upacara ini diikuti oleh Perwira, Bintara dan Tamtama dan dihadiri oleh para Asisten, Kasatker, Komandan Satuan dan Komandan Unsur.
Sumber: SINDO/Dispenarmatim