30 Juni 2012, Jakarta: Anggota TNI AU bersiap latihan terjun menggunakan pesawat USAF C-130 Hercules di Lanud Halim Perdanakusumah, 26 Juni 2012. Latihan Bersama Cope West merupakan latihan bilateral TNI AU dan USAF. Latma Cope West dirancang meningkatkan interoperability antara TNI AU dan USAF dalam pertukaran teknik airlift, air-land dan airdrop serta menjaga stabilitas regional. (Foto: USAF/Staff Sgt. Jonathan Snyder)
Master jump TNI AU memeriksa parasut sebelum latihan terjun. (Foto: USAF/Staff Sgt. Jonathan Snyder)
Prajurit USAF melatih prajurit Batalyon Paskhas 461 terjun dari C-130 Hercules milik USAF. (Foto: USAF/Staff Sgt. Jonathan Snyder)
Prajurit Paskhas Batalyon 461 latihan terjun di darat sebelum terjun dari C-130 Hercules USAF. (Foto: USAF/Staff Sgt. Jonathan Snyder)
(Foto: USAF/ Staff Sgt. Jonathan Snyder)
Sumber: U.S. Pacific Air Forces
@Berita HanKam
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, June 30, 2012
Jupiter Aerobatic Team Beraksi di Langit Bangkok
29 Juni 2012, Bangkok: Jupiter Aerobatic Team (JAT) TNI AU unjuk kebolehan dan telah memukau publik Bangkok dalam atraksinya pada acara Air Show di Appron Terminal Cargo, Don Muang International Airport, Thailand, pada tanggal 29-30 Juni 2012. Tampilnya JAT TNI-AU dimaksud atas undangan Royal Thai Air Force (RTAF) Thailand dalam rangka perayaan 100 Tahun RTAF yang puncak peringatannya akan dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 2012 dan akan dihadiri oleh PM Yingluck Sinawatra, berikut pejabat tinggi negara lainnya baik sipil maupun militer.
Dalam acara peringatan satu abad penerbangan RTAF sebagaimana tersebut di atas, RTAF mengadakan kegiatan dengan mengundang angkatan udara dari sejumlah negara sahabat dalam exhibition, Static Show, Air Show, Aerobatic Show RTAF, RSAF dan TNI AU, serta music band yang dimainkan oleh tim RTAF dan TNI AU. Negara yang terlibat dalam acara ini adalah Thailand, Indonesia, Singapura dan Malaysia.
Keikutsertaan JAT dalam HUT bersejarah penerbangan RTAF Thailand ini merupakan implementasi dan bukti hubungan bilateral yang sangat baik antara TNI AU – RTAF. Kedua belah pihak merupakan negara pertama di ASEAN yang telah melakukan Latihan Bilateral dengan nama Elang Thainesia, yang dimulai 30 tahun yang lalu, dan pada periode waktu selanjutnya diikuti oleh negara-negara ASEAN lainnya.
Setelah pelaksanaan Air Show, telah dilangsungkan pula upacara penyerahan flying suit oleh Komandan JAT TNI AU kepada Commander-in-Chief RTAF ACM Itthaporn Subhawong dan Duta Besar Lutfi Rauf, yang didampingi Atase Udara RI Kol Pnb A.Joko Takarianto.
Duta Besar Lutfi Rauf menyampaikan harapannya bahwa hadirnya JAT dalam peringatan ini menjadi awal tonggak sejarah untuk semakin mempererat hubungan bilateral kedua angkatan udara TNIAU-RTAF.
“Kehadiran JAT merupakan perwujudan dari hubungan yang baik antar kedua negara, terutama antara kedua Angkatan Udara. Disamping itu, kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi JAT untuk menunjukkan keterampilan dan profesionalitas para penerbang TNI AU dalam aerobatic team ini” demikian Duta Besar Lutfi menyampaikan.
Sementara itu Commander-in-Chief RTAF menyampaikan penghargaan yang setinggi tingginya dan rasa terima kasih untuk JAT yang telah turut berpartisipasi dalam peringatan 100 tahun penerbangan RTAF Thailand, peringatan yang sangat bersejarah ini sembari mengucapkan salam "EVERLASTING FRIENDSHIP TNI AU-RTAF."
Terdapat hal yang perlu dicatat dalam event ini, bahwa JAT adalah aerobatic team pertama yang hadir dalam perayaan ini. Selain itu, bagi JAT sendiri, event ini merupakan pengalaman pertama tampil di luar negeri. Pada kegiatan ini, tak ketinggalan pula RSAF F16 turut serta dalam solo aerobatic, seluruh pesawat RTAF dengan Aerobatic Team-nya Blue Phoenix, RTN, RSAF, RTA, serta Royal Thai Police yang ikut meramaikan acara.
JAT tiba di Thailand pada tanggal 26 Juni 2012 didahului oleh pesawat tim aju C-130 dari Skuadron Udara 32, disusul 7 pesawat KT1 dan diakhiri oleh pesawat C-130 sebagai pendukung. JAT dan rombongan terbang melalui Medan, Hatyai, Prachuab, Bangkok dimana pada setiap pemberhentian mengisi bahan bakar. Rombongan JAT dipimpin oleh Kol Pnb Lubis, Komandan Wing Pendidikan Terbang dengan diikuti 12 penerbang lainnya.
Sumber: Kemlu
Friday, June 29, 2012
Presiden: Indonesia Perlu Membangun Strategi Budaya Baru
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono meninjau saat melakukan kunjungan kerja ke Mako Secapa TNI AD, Hegarmanah Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/6). Kunjungan SBY tersebut dalam rangka memberi pengarahan kepada sekitar 1.000 siswa Sesko TNI, Sesko Angkatan, dan Sespimmen Polri, dengan menyampaikan ceramah dengan judul “Perkembangan Geopolitik di Asia Pasifik Abad 21 dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia”. (Foto: Bisnis Jabar)
29 Juni 2012, Bandung: Melihat perkembangan geopolitik di Asia Pasifik, Indonesia perlu membangun strategi budaya baru (new strategic culture). Dengan cara itu, Indonesia akan selalu siap untuk menjadi bagian dari solusi damai di kawasan, bukan menjadi bagian dari masalah.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam pembekalannya kepada siswa Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, Sesko Angkatan, dan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri di Gedung Soedirman, Markas Komando Sekolah Calon Perwira (Mako Secapa) TNI Angkatan Darat, Hegarmanah, Bandung Jumat (29/6) pukul 09.00 WIB.
Pembekalan Presiden ini berjudul Perkembangan Geopolitik di Asia Pasifik Abad 21 dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia. "Dengan new strategic culture kita betul-betul bisa membangun perdamaian yang kokoh dan berkelanjutan di kawasan ini," kata Presiden SBY. Untuk mendukung hal itu Indonesia perlu terus membangun apa yang disebut dengan confidence building measures.
Tindakan yang perlu dilakukan, antara lain, dengan meningkatkan postur pertahanan. "Kita membangun postur yang disebut dengan minimum essential force yang transparan kita lakukan dan kita juga menjaga terus melakukan confidence bulinding measures. Ini juga salah satu cara kita untuk mencegah ketidakpercayaan (mistrust) di antara kita semua," SBY menjelaskan.
Presiden SBY juga mengedepankan pentingnya diplomasi yang semakin konstruktif. Indonesia sendiri terus mengembangkan kemitraan yang komprehensif dengan negara-negara sahabat yang dalam 8 tahun terakhir mencapai lebih dari 10 negara.
Akhirnya, lanjut Presiden, semua tindakan ini untuk menuju dan membangun sebuah kerja sama geopolitik yang baru (a new geopolitic of cooperation. "Mari kita perluas kerja sama yang bersifat win-win, kemudian mari kita kurangi rivalitas yang mengarah kepada zero-sum," SBY menambahkan.
Sumber: Presiden RI
29 Juni 2012, Bandung: Melihat perkembangan geopolitik di Asia Pasifik, Indonesia perlu membangun strategi budaya baru (new strategic culture). Dengan cara itu, Indonesia akan selalu siap untuk menjadi bagian dari solusi damai di kawasan, bukan menjadi bagian dari masalah.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam pembekalannya kepada siswa Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, Sesko Angkatan, dan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri di Gedung Soedirman, Markas Komando Sekolah Calon Perwira (Mako Secapa) TNI Angkatan Darat, Hegarmanah, Bandung Jumat (29/6) pukul 09.00 WIB.
Pembekalan Presiden ini berjudul Perkembangan Geopolitik di Asia Pasifik Abad 21 dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia. "Dengan new strategic culture kita betul-betul bisa membangun perdamaian yang kokoh dan berkelanjutan di kawasan ini," kata Presiden SBY. Untuk mendukung hal itu Indonesia perlu terus membangun apa yang disebut dengan confidence building measures.
Tindakan yang perlu dilakukan, antara lain, dengan meningkatkan postur pertahanan. "Kita membangun postur yang disebut dengan minimum essential force yang transparan kita lakukan dan kita juga menjaga terus melakukan confidence bulinding measures. Ini juga salah satu cara kita untuk mencegah ketidakpercayaan (mistrust) di antara kita semua," SBY menjelaskan.
Presiden SBY juga mengedepankan pentingnya diplomasi yang semakin konstruktif. Indonesia sendiri terus mengembangkan kemitraan yang komprehensif dengan negara-negara sahabat yang dalam 8 tahun terakhir mencapai lebih dari 10 negara.
Akhirnya, lanjut Presiden, semua tindakan ini untuk menuju dan membangun sebuah kerja sama geopolitik yang baru (a new geopolitic of cooperation. "Mari kita perluas kerja sama yang bersifat win-win, kemudian mari kita kurangi rivalitas yang mengarah kepada zero-sum," SBY menambahkan.
Sumber: Presiden RI
Thursday, June 28, 2012
Komisi I Kuker Pelajari IndustrI Pertahanan Brasil dan Spanyol
Super Tucano dipilih TNI AU penerus OV-10 Bronco. (Foto: Embraer)
27 Juni 2012, Senayan: Terkait pembahasan RUU Industri Pertahanan, sejumlah anggota Komisi I DPR akan melakukan kunjungan kerja ke Spanyol dan Brasil pada 1-7 Juli 2012. Apa tujuan dan alasan Komisi I kunker ke kedua negara tersebut?
"Jadi, tujuan kami kunker ke dua negara tersebut di antaranya untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai konsep dan sistem dalam industri pertahanan yang diselenggarakan pada negara tujuan kunker. Termasuk mempelajari berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai industri pertahanan di negara tersebut," ujar Wakil Ketua Komisi I Tubagus Hasanuddin dalam penjelasannya di Press Room DPR RI, Selasa (26/6).
Politisi PDIP ini mengatakan, sasaran yang diharapkan dapat tercapai dari kegiatan kunker ini ialah mendapatkan informasi mengenai sistem dan konsep yang berkaitan dengan industri pertahanan, dari segi kelembagaan atau pelaku industri pertahanan, penyertaan modal negara untuk pendirian industri pertahanan, lembaga regulasi industri pertahanan. Juga standardisasi alat peralatan pertahanan dan keamanan, penelitian, pengembangan dan rekayasa dalam industri pertahanan (research and development) serta sistem pengadaan pertahanan terintergrasi.
"Termasuk soal sanksi terhadap kejahatan di bidang industri pertahanan, sistem pengawasan industri pertahanan, tanggung jawab anggaran industri pertahanan, serta bagaimana soal insentif tarif bea dan fiskal dalam industri pertahanan," ujarnya.
Lantas, kenapa negara yang jadi tujuan kunker adalah Spanyol dan Brasil? Kata Hasanuddin, kedua negara tersebut dinilai memiliki produk alutsista berkualitas tinggi dan memenuhi persyaratan atau tuntutan yang tinggi.
"Di negara tersebut industri pertahanannya secara aktif berpartisipasi dalam restrukturisasi berbagai sektor dan memperluas pasar serta menyesuaikan kapasistas produksinya dengan kebutuhan pasar. Termasuk Kemhan Spayol memberikan dukungan penuh atas kebijakan industri pertahanannya melalui armament and equipment policy terutama dalam inovasi teknologi yang mengadaptasikan dengan situasi dunia terkini," ujarnya.
Sementara, Brasil dipilih atas pertimbangan bahwa negara itu merupakan sebuah negara dengan wilayah yang paling luas dengan jumlah penduduknya yang besar (192 juta jiwa tahun 2010) di Amerika Selatan. Dengan kemajuan ekonominya kini mampu membangun beberapa industri pertahanan dengan kualitas yang sangat baik. Brasil kini menjadi salah satu negara penting pengekspor di bidang persenjataan, terutama bagi negara-negara berkembang.
"Produk industri Brasil selama ini dikenal berkualitas tinggi, mudah dalam pemeliharaan, kinerjanya baik dalam kondisi ekstrem sekalipun, dan harganya murah. Produknya meliputi amunisi, granat, ranjau, kendaraan pengangkut pasukan (APV), kapal patrol, pesawat patroli laut, turboprop trainers, tank, dan pesawat tempur supersonik," ujarnya.
Hasanuddin menambahkan, pada 15 Maret 2012, Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan Dubes Brasil untuk Indonesia Paulo Alberto da Silveira Soares di Jakarta. Dalam pertemuan itu, Dubes Brasil menawarkan produk alutsista terbaru kedirgantaraan atau kapal perang serta peningkatan kerja sama industri pertahanan melalui pembangunan pesawat terbang dan kapal perang antara industri pertahanan laut dan udara kedua negara. "Seperti diketahui, Indonesia pun saat ini telah memesan 16 unit pesawat tempur Super Tucano A29 buatan Industri Embraer Defense System, Brasil," pungkasnya.
Sumber: Jurnal Parlemen
27 Juni 2012, Senayan: Terkait pembahasan RUU Industri Pertahanan, sejumlah anggota Komisi I DPR akan melakukan kunjungan kerja ke Spanyol dan Brasil pada 1-7 Juli 2012. Apa tujuan dan alasan Komisi I kunker ke kedua negara tersebut?
"Jadi, tujuan kami kunker ke dua negara tersebut di antaranya untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai konsep dan sistem dalam industri pertahanan yang diselenggarakan pada negara tujuan kunker. Termasuk mempelajari berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai industri pertahanan di negara tersebut," ujar Wakil Ketua Komisi I Tubagus Hasanuddin dalam penjelasannya di Press Room DPR RI, Selasa (26/6).
Politisi PDIP ini mengatakan, sasaran yang diharapkan dapat tercapai dari kegiatan kunker ini ialah mendapatkan informasi mengenai sistem dan konsep yang berkaitan dengan industri pertahanan, dari segi kelembagaan atau pelaku industri pertahanan, penyertaan modal negara untuk pendirian industri pertahanan, lembaga regulasi industri pertahanan. Juga standardisasi alat peralatan pertahanan dan keamanan, penelitian, pengembangan dan rekayasa dalam industri pertahanan (research and development) serta sistem pengadaan pertahanan terintergrasi.
"Termasuk soal sanksi terhadap kejahatan di bidang industri pertahanan, sistem pengawasan industri pertahanan, tanggung jawab anggaran industri pertahanan, serta bagaimana soal insentif tarif bea dan fiskal dalam industri pertahanan," ujarnya.
Lantas, kenapa negara yang jadi tujuan kunker adalah Spanyol dan Brasil? Kata Hasanuddin, kedua negara tersebut dinilai memiliki produk alutsista berkualitas tinggi dan memenuhi persyaratan atau tuntutan yang tinggi.
"Di negara tersebut industri pertahanannya secara aktif berpartisipasi dalam restrukturisasi berbagai sektor dan memperluas pasar serta menyesuaikan kapasistas produksinya dengan kebutuhan pasar. Termasuk Kemhan Spayol memberikan dukungan penuh atas kebijakan industri pertahanannya melalui armament and equipment policy terutama dalam inovasi teknologi yang mengadaptasikan dengan situasi dunia terkini," ujarnya.
Sementara, Brasil dipilih atas pertimbangan bahwa negara itu merupakan sebuah negara dengan wilayah yang paling luas dengan jumlah penduduknya yang besar (192 juta jiwa tahun 2010) di Amerika Selatan. Dengan kemajuan ekonominya kini mampu membangun beberapa industri pertahanan dengan kualitas yang sangat baik. Brasil kini menjadi salah satu negara penting pengekspor di bidang persenjataan, terutama bagi negara-negara berkembang.
"Produk industri Brasil selama ini dikenal berkualitas tinggi, mudah dalam pemeliharaan, kinerjanya baik dalam kondisi ekstrem sekalipun, dan harganya murah. Produknya meliputi amunisi, granat, ranjau, kendaraan pengangkut pasukan (APV), kapal patrol, pesawat patroli laut, turboprop trainers, tank, dan pesawat tempur supersonik," ujarnya.
Hasanuddin menambahkan, pada 15 Maret 2012, Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan Dubes Brasil untuk Indonesia Paulo Alberto da Silveira Soares di Jakarta. Dalam pertemuan itu, Dubes Brasil menawarkan produk alutsista terbaru kedirgantaraan atau kapal perang serta peningkatan kerja sama industri pertahanan melalui pembangunan pesawat terbang dan kapal perang antara industri pertahanan laut dan udara kedua negara. "Seperti diketahui, Indonesia pun saat ini telah memesan 16 unit pesawat tempur Super Tucano A29 buatan Industri Embraer Defense System, Brasil," pungkasnya.
Sumber: Jurnal Parlemen
Tim Aerobatik Jupiter TNI AU Tiba di Don Muang
28 Juli 2012, Bangkok: Tim Aerobatik Jupiter dari TNI AU akhirnya mendarat dengan selamat di bandara Don Muang Bangkok pada hari Selasa tanggal 26 Juni 2012 dalam rangka turut berpartisipasi dalam Perayaan 100 tahun Penerbangan Thailand.
Sebelumnya Tim Jupiter telah melakukan perjalanan panjang sebelum akhirnya tiba di Don Muang. Kedatangannya didahului oleh sebuah pesawat tim aju C-130 dari Skadron Udara 32, disusul 7 pesawat KT-1, dan disusul mendaratnya sebuah pesawat C-130 pendukung.
Rombongan Tim Jupiter kebanggaan Indonesia ini berangkat pada hari Minggu 24 Juni 2012 dengan rute Lanud Adisutjipto Yogyakarta – Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta – Lanud Palembang – Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru – Lanud Suwondo Medan – Lanud Hat Yai - Lanud Prachuab – Lanud Don Muang Bangkok.
Rombongan singgah untuk menginap atau RON (Remain Over Night) di kota Palembang dan kota Medan sebelum terbang memasuki wilayah udara tanggal 26 Juni 2012 dan mendarat di Don Muang Bangkok.
Disetiap landasan persinggahan rombongan mengisi bahan bakar dan oksigen yang dibutuhkan dalam penerbangan. Rombongan yang berjumlah 65 orang tersebut berada dibawah Mission Commander (pimpinan) Komandan Wingdik Terbang Kolonel Pnb M. Khairil Lubis.
Untuk Tim Aerobatik Jupiter sendiri terdiri dari 12 Instruktur Penerbang TNI AU dari Lanud Adisutjipto dibawah pimpinan Flight Leader Letkol.Pnb.Dedy Susanto. Tim didampingi Team Supervisor Kolonel Pnb. Anang Nurhadi. Sebagai personel pendukung Tim Jupiter adalah para tehnisi pesawat KT-1B dari Skadik 102 dan Skatek 043 Lanud Adisutjipto.
Saat singgah di landasan Hat Yai kedatangan Tim Jupiter disambut oleh Konjen RI Bapak Heru Wicaksono yang didampingi Komandan Lanud RTAF Hat Yai. Selanjutnya saat tiba di Lanud Don Muang Bangkok rombongan disambut dengan hangat oleh Bapak Dubes RI HE Lutfi Rauf yang didampingi Atase Udara RI Kol Pnb A.Joko Takarianto serta Deputi Direktur Operasi RTAF Group Captain Thawonwat yang mewakili Comannder In Chief RTAF ACM Itthaporn Subhawong.
Pada kesempatan itu Dubes RI menyatakan bahwa kedatangan JAT merupakan perwujudan hubungan yang baik antar kedua negara dan khususnya antar kedua angkatan udara. Kesempatan ini juga bermanfaat untuk menunjukan keterampilan dan profesionalitas para penerbang TNI AU yang diwakili kemampuan aerobatic team ini.
Pada akhir welcoming greetingnya Bapak Dubes menyampaikan selamat dan doa agar semua yang direncanakan dan seluruh rangkaian kegiatan berjalan aman dan lancar sampai pada saatnya kembali ke Indonesia.
GC Thawonwat pada sambutannya menyampaikan rasa terima kasih yang setinggi tingginya pada TNI AU karena JAT ikut berpartisipasi dalam peringatan seabad penerbangan RTAF Thailand ini.
Perayaan 100 tahun Penerbangan Thailand akan dirayakan dengan meriah di Bangkok pada tanggal 2 Juli 2012. Untuk memeriahkan acara pesta kedirgantaraan ini maka Angkatan Udara Thailand atau Royal Thai Air Force (RTAF) mengadakan kegiatan kedirgantaraan berupa Aerospace Exhibition, dengan pameran kedirgantaraan berupa Static Show dan Air Show.
Untuk memeriahkan pesta kedirgantaraan ini mengundang Jupiter Aerobatic Team TNI AU untuk berpartisipasi dengan unjuk kebolehan di langit diatas area terminal kargo Pangkalan Udara yang juga merangkap Bandara Don Muang.
Tim Aerobatik Jupiter direncanakan akan menampilkan atraksi “High Show” saat cuaca baik dimana cuaca baik dan awan sedikit atau tinggi, dan melaksanakan atraksi “Low Show” saat cuaca diselimuti ketinggian dasar awan rendah yang tidak memungkinkan manuver vertical. Adapun manuver saat cuaca cukup baik untuk melakukan manuver vertical akan ditampilkan “High Show” dengan antara lain : Jupiter Roll, Loop, X-Clover Leap, Jupiter Wheel, Mirror, Tango to Diamond, Kite Barrel dan Jupiter Roll back. Sedangkan pada saat cuaca kurang memungkinkan untuk manouver vertical maka akan dilaksanakan“Low Show” dengan melaksanakan Jupiter Roll, Hi “G” Turn, Jupiter Wheel, Screw Roll, Mirror, Roll Slide dan Break Off.
Tampilnya tim aerobatik Jupiter TNI AU yang merupakan kebanggaan rakyat Indonesia ini dalam rangka berpartisipasi memeriahkan perayaan seabad penerbangan RTAF Thailand. Hal ini menjadi bukti implementasi hubungan bilateral TNI AU-RTAF mewakili hubungan kedua Negara yang sangat baik dan erat. TNI AU dan RTAF merupakan dua Angkatan Udara pertama di ASEAN yang mempunyai Latihan Bilateral dengan nama Elang Thainesia sejak 30 tahun lebih yang lalu sebelum adanya latihan bersama diantara sesama anggota ASEAN lainnya.
Sejarah juga akan mencatat bahwa JAT adalah tim aerobatik luar negeri pertama yang hadir dalam perayaan ini dan disisi lain JAT juga mencatat sejarahnya sebagai pengalaman pertama tampil di arena kedirgantaraan di luar negeri.
Pada kegiatan ini tak ketinggalan pula pesawat F-16 dari RSAF akan turut serta dalam solo aerobatik. Disamping itu akan tampil seluruh pesawat milik RTAF disamping pesawat milik RTN, RTA serta Royal Thai Police juga ikut meramaikan. RTAF juga akan menampilkan Tim Aerobatiknya yang dikenal dengan nama Blue Phoenix.
Dalam perayaan kedirgantaraan ini, disamping airshow juga digelar exhibition dan static show di Appron Terminal Cargo Bandara Don Muang.
Kegiatan pesta kedirgantaraan sendiri akan dilaksanakan pada tanggal 29-30 Juni dengan puncak acaranya pada tanggal 2 Juli ditandai dengan Upacara Peringatan yang akan dihadiri PM Thailand Yingluck Sinawatra dan pejabat tinggi negara lainnya, baik dari kalangan sipil maupun militer.
Tujuan kehadiran Tim Aerobatik TNI AU Jupiter dalam perayaan 100 Tahun Aviation Thailand adalah menjalin hubungan persahabatan antara kedua Negara dan khususnya kedua Angkatan Udara.
Tujuan lainnya adalah untuk memperkenalkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia juga memiliki putra-putra bangsa yang tidak kalah bersaing dalam kancah kedirgantaraan dunia lewat unjuk kebolehan Tim Aerobatik TNI AU di pentas internasional.
Semoga hadirnya JAT dalam peringatan ini mempererat hubungan bilateral kedua Negara sekaligus menjadi awal tonggak sejarah kebangkitan kembali dunia kedirgantaraan Indonesia.
Sumber: Dispenau
Indonesia Kirim Tim Pengamat Perdamaian ke Filipina
(Foto: Kemlu)
27 Juni 2012, Jakarta: Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, melepas tim pengamat Indonesia yang tergabung dalam International Monitoring Team (IMT) ke Filipina Selatan, untuk memantau implementasi perjanjian damai antara pemerintah Philipina dengan Moro Islamic Liberation Front (MILF), di kantor Kemlu Jakarta, Rabu (27/6).
Pada kesempatan tersebut, Menlu Marty, meminta kepada tim pengamat perdamaian agar senantiasa menyebarluaskan nilai-nilai dialog dan membantu mendorong perdamaian yang komprehensif.
“Tampilkanlah yang terbaik dari bangsa kita, bangsa yang selalu memegang nilai perdamaian,” pesan Marty. Menurutnya keberangkatan IMT ini merupakan wujud nyata dalam memajukan hubungan bilateral Indonesia dan Filipina.
“Filipina mengundang negara kita untuk berpartisipasi dalam proses perdamaian ini dan kami memandang positif ajakan tersebut,” ujar Marty. Pengiriman tim ini, lanjutnya, juga menjadi implementasi politik bebas aktif yang dianut oleh Indonesia. Selain meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dengan Filipina, Menlu juga menyampaikan bahwa pengiriman tim pengamat dilandasi suatu komitmen dalam mendorong terciptanya situasi kawasan Asia Tenggara yang aman, stabil, dan damai.
“Kawasan yang aman, stabil, dan damai memungkinkan pembangunan ekonomi demi kesejahteraan rakyat, sebagaimana Indonesia turut memfasilitasi dialog dalam sengketa Kamboja dan Thailand dengan cara damai tahun lalu," katanya. Marty lebih lanjut menjelaskan, kesediaan Indonesia untuk turut andil dalam pengawalan proses perdamaian telah diutarakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Presiden Filipina Benigno Aquino III saat pertemuan bilateral di Jakarta, 8 Maret 2011 lalu.
Tim pemantau perdamaian ini dibentuk berdasarkan Perpres Nomor 47 Tahun 2012. Merujuk pada Perpres tersebut, pasukan akan bertugas untuk memantau pelaksanaan perjanjian damai yang dilakukan oleh Pemerintah Filipina. Proses perdamaian akan dilakukan dalam dual track, yaitu antara Pemerintah Filipina dengan MILF dan Pemerintah Filipina dengan Moro National Liberation Front (MNLF). “Kita akan terus mengawal convergence of peace processes ini”, pungkas Marty.
Tim yang terdiri dari 15 personel ini dipimpin Kolonel Inf. Khairully, akan mengemban amanah sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. “IMT akan bertugas selama satu tahun. Setelahnya, akan dilakukan evaluasi,” tuturnya seraya menambahkan masa tugas tersebut juga dapat diperpanjang lagi.
Sebelum diberangkatkan pada Sabtu pekan ini, sepuluh orang unsur militer dan lima orang unsur sipil yang tergabung dalam kelompok pengamat perdamaian ini telah menjalani serangkaian pembekalan. “Seluruh anggota tim sudah menerima pelatihan fisik dan mental dari PMPP TNI. Kegiatan pra-penugasan tersebut dilakukan agar seluruh anggota mampu menghasilkan performa kerja yang baik,” pungkasnya.
Sementara Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI, Brigjen TNI Imam Edy Mulyono mengatakan pengiriman pasukan pengamat perdamaian ke Filipina Selatan bukanlah yang pertama bagi Indonesia. Sebelumnya hal serupa pernah dilakukan pada tahun 1994 sampai dengan 2002 dalam koridor Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). “Walaupun berbeda dengan tahun sebelumnya, tapi komitmen perdamaian yang dipegang tetap sama dan amanah yang dipertanggungjawabkan tidaklah ringan,” kata Imam.
Lebih lanjut Imam mengatakan, Kementerian Luar Negeri RI, tak sendiri dalam melakukan persiapan, pengiriman, dan penarikan tim pemantau perdamaian merah putih tersebut. Menlu Marty terlebih dahulu berkoordinasi dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.
Dalam kegiatan ini, turut hadir Wakil Menteri Luar Negeri, Direktur Jenderal Multilateral, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN dan seluruh pejabat terkait di Kemlu dan TNI.
Sumber: InfoPublik
27 Juni 2012, Jakarta: Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, melepas tim pengamat Indonesia yang tergabung dalam International Monitoring Team (IMT) ke Filipina Selatan, untuk memantau implementasi perjanjian damai antara pemerintah Philipina dengan Moro Islamic Liberation Front (MILF), di kantor Kemlu Jakarta, Rabu (27/6).
Pada kesempatan tersebut, Menlu Marty, meminta kepada tim pengamat perdamaian agar senantiasa menyebarluaskan nilai-nilai dialog dan membantu mendorong perdamaian yang komprehensif.
“Tampilkanlah yang terbaik dari bangsa kita, bangsa yang selalu memegang nilai perdamaian,” pesan Marty. Menurutnya keberangkatan IMT ini merupakan wujud nyata dalam memajukan hubungan bilateral Indonesia dan Filipina.
“Filipina mengundang negara kita untuk berpartisipasi dalam proses perdamaian ini dan kami memandang positif ajakan tersebut,” ujar Marty. Pengiriman tim ini, lanjutnya, juga menjadi implementasi politik bebas aktif yang dianut oleh Indonesia. Selain meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dengan Filipina, Menlu juga menyampaikan bahwa pengiriman tim pengamat dilandasi suatu komitmen dalam mendorong terciptanya situasi kawasan Asia Tenggara yang aman, stabil, dan damai.
“Kawasan yang aman, stabil, dan damai memungkinkan pembangunan ekonomi demi kesejahteraan rakyat, sebagaimana Indonesia turut memfasilitasi dialog dalam sengketa Kamboja dan Thailand dengan cara damai tahun lalu," katanya. Marty lebih lanjut menjelaskan, kesediaan Indonesia untuk turut andil dalam pengawalan proses perdamaian telah diutarakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Presiden Filipina Benigno Aquino III saat pertemuan bilateral di Jakarta, 8 Maret 2011 lalu.
Tim pemantau perdamaian ini dibentuk berdasarkan Perpres Nomor 47 Tahun 2012. Merujuk pada Perpres tersebut, pasukan akan bertugas untuk memantau pelaksanaan perjanjian damai yang dilakukan oleh Pemerintah Filipina. Proses perdamaian akan dilakukan dalam dual track, yaitu antara Pemerintah Filipina dengan MILF dan Pemerintah Filipina dengan Moro National Liberation Front (MNLF). “Kita akan terus mengawal convergence of peace processes ini”, pungkas Marty.
Tim yang terdiri dari 15 personel ini dipimpin Kolonel Inf. Khairully, akan mengemban amanah sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. “IMT akan bertugas selama satu tahun. Setelahnya, akan dilakukan evaluasi,” tuturnya seraya menambahkan masa tugas tersebut juga dapat diperpanjang lagi.
Sebelum diberangkatkan pada Sabtu pekan ini, sepuluh orang unsur militer dan lima orang unsur sipil yang tergabung dalam kelompok pengamat perdamaian ini telah menjalani serangkaian pembekalan. “Seluruh anggota tim sudah menerima pelatihan fisik dan mental dari PMPP TNI. Kegiatan pra-penugasan tersebut dilakukan agar seluruh anggota mampu menghasilkan performa kerja yang baik,” pungkasnya.
Sementara Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI, Brigjen TNI Imam Edy Mulyono mengatakan pengiriman pasukan pengamat perdamaian ke Filipina Selatan bukanlah yang pertama bagi Indonesia. Sebelumnya hal serupa pernah dilakukan pada tahun 1994 sampai dengan 2002 dalam koridor Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). “Walaupun berbeda dengan tahun sebelumnya, tapi komitmen perdamaian yang dipegang tetap sama dan amanah yang dipertanggungjawabkan tidaklah ringan,” kata Imam.
Lebih lanjut Imam mengatakan, Kementerian Luar Negeri RI, tak sendiri dalam melakukan persiapan, pengiriman, dan penarikan tim pemantau perdamaian merah putih tersebut. Menlu Marty terlebih dahulu berkoordinasi dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.
Dalam kegiatan ini, turut hadir Wakil Menteri Luar Negeri, Direktur Jenderal Multilateral, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN dan seluruh pejabat terkait di Kemlu dan TNI.
Sumber: InfoPublik
Rusia Jual 100 Tank T-72 ke Venezuela
28 Juli 2012, Moskow: Moskow menyetujui tambahan pembelian 100 unit MBT T-72 yang diajukan Caracas. Pembelian ini bagian dari pinjaman senilai 4 milyar dolar untuk pembelian alutsista buatan Rusia.
Perjanjian pinjaman 4 milyar dolar ditandatangani pada Oktober 2011, saat Wakil Perdana Menteri Rusia Igor Sechin berkunjung ke Caracas. “Dua milyar dolar disiapkan tahun depan dan sisanya pada 2013,” ungkap Chavez.
Rusia telah mengirimkan 92 unit MBT T-72B1V, peluncur roket Smerch serta perangkat militer lainnya ke Venezuela berdasarkan perjajian pinjaman pembelian alutsista senilai 2,2 milyar dolar yang ditandatangani pemerintah Hugo Chavez pada 2010.
Caracas telah membelanjakan 4 milyar dolar untuk pembelian jet tempur Sukhoi, helikopter militer, senapan serbu antara 2005 dan 2007.
Rusia dan China menjadi pemasok alutsista utama Venezuela, setelah Amerika Serikat melarang penjualan alutsista yang mengandung komponen buatan pabrikan asal Amerika Serikat.
@Berita HanKam
Sumber: RIA Novosti
Wednesday, June 27, 2012
Paskhas TNI AU Latihan HAHO di Cope West 2012
(Foto: USAF)
27 Juni 2012, Jakarta: Batalyon 461 Pasukan Khas TNI Angkatan Udara terjun dari ketinggian lima belas ribu feet dalam latihan bersama antara TNI AU dan US Air Force dengan nama Cope West 2012 diLapangan terbang Jakarta Aeromodelling Club, Dirgantara III Lanud Halim Perdanakusuma, Selasa (26/6).
Latihan terjun dengan teknik HAHO (High Altitude High Opening) ini didukung oleh pesawat Hercules A-1317 dengan Captain Pilot Eko Sudjatmiko yang juga menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 31 Wing I Lanud Halim Perdanakusumah.
Menurut Wakil Komandan Batalyon 461 Paskhasau Mayor Pasukan Kutoyo sebagai Koordinator Paskhas dalam latihan ini, teknik penerjunan dengan HAHO ini sangat jarang dilakukan kecuali dalam misi khusus seperti infiltrasi ke wilayah musuh. “Terbang tinggi agar tidak mudah terdeteksi musuh .
Teknisnya pada saat loncat dari badan pesawat , langsung menarik tali parasut, dan pada saat mendarat segera berlari ke area yang aman dengan jarak dua puluh kilometer”, kata Mayor Pasukan Kutoyo menjelaskan. Lebih lanjut dikatakan, infiltrasi ini dilakukan dengan tujuan utama menyiapkan daerah dropping zone.
Penerjunan ini dilakukan oleh tiga belas personil Paskhas dari Batalyon 461 yang berkedudukan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma.
Sumber: TNI AU
27 Juni 2012, Jakarta: Batalyon 461 Pasukan Khas TNI Angkatan Udara terjun dari ketinggian lima belas ribu feet dalam latihan bersama antara TNI AU dan US Air Force dengan nama Cope West 2012 diLapangan terbang Jakarta Aeromodelling Club, Dirgantara III Lanud Halim Perdanakusuma, Selasa (26/6).
Latihan terjun dengan teknik HAHO (High Altitude High Opening) ini didukung oleh pesawat Hercules A-1317 dengan Captain Pilot Eko Sudjatmiko yang juga menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 31 Wing I Lanud Halim Perdanakusumah.
Menurut Wakil Komandan Batalyon 461 Paskhasau Mayor Pasukan Kutoyo sebagai Koordinator Paskhas dalam latihan ini, teknik penerjunan dengan HAHO ini sangat jarang dilakukan kecuali dalam misi khusus seperti infiltrasi ke wilayah musuh. “Terbang tinggi agar tidak mudah terdeteksi musuh .
Teknisnya pada saat loncat dari badan pesawat , langsung menarik tali parasut, dan pada saat mendarat segera berlari ke area yang aman dengan jarak dua puluh kilometer”, kata Mayor Pasukan Kutoyo menjelaskan. Lebih lanjut dikatakan, infiltrasi ini dilakukan dengan tujuan utama menyiapkan daerah dropping zone.
Penerjunan ini dilakukan oleh tiga belas personil Paskhas dari Batalyon 461 yang berkedudukan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma.
Sumber: TNI AU
Satuan Kapal Amfibi Koarmatim Latihan Operasi Amfibi
Anggota Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) TNI-AL melakukan penawanan teroris usai penyerbuan markas teroris ketika gelar operasi "Parsial Raid Amfibi 2012" di Dermaga Ujung Koarmatim, Surabaya, Jatim, Selasa (26/6). Kegiatan Parsial Raid Amfibi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tim Kopaska Koarmatim dan tim KRI Satuan Kapal Cepat Koarmatim dalam melaksanakan Cast and Recovery dalam menjaga keutuhan NKRI. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/nz/ed/12)
25 Juni 2012, Surabaya: Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Koarmatim menggelar latihan Operasi Amfibi (Opsfib) disekitar perairan Selat Madura, Jum’at (22/06). Gladi tempur Opsfib melibatkan tiga unsur di jajaran Satfib Koarmatim yaitu Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Makassar-590, KRI Teluk Jakarta-541dan KRI Teluk Sangkulirang-542, Perahu Karet (PK), kendaraan air angkut personel Landing Craft Utility (LCU) dari Divisi Pantai serta 4 tim pasukan Marinir dari Batalyon Infanteri (Yonif) 5 Marinir Surabaya.
Gladi Opsfib disekenariokan, sebuah diperbatasan telah dikuasi musuh. Dengan demikian TNI merancang sebuah operasi militer dengan membentuk Komando Tugas Gabungan (Kogasgab) untuk melaksanakan Operasi Amfib (opsfib). Dalam perencanaan operasi amfibi tersebut diputuskan untuk melaksanakan operasi pra serbuan guna melumpuhkan dan menguarangi kekuatan lawan.
Operasi pra serbuan dimulai dengan melaksanakan pendaratan (Raid Amfibi) oleh 4 tim Batalyon Tim Pendarat (BTP) Marinir kedaerah-daerah objek vital dan sarana militer yang dimiliki musuh seperti meriam pantai dan sarana komunikasi.
Dalam opersi pra serbuan Kedua fasilitas itu perlu dihancurkan karena dapat menghambat gerak pasukan pendarat ketika opersi amfibi dilaksanakan secara besar-besaran. Sebelum menggelar gladi Raid Amfibi, unsur KRI melaksanakan serial latihan ketika melaksanakan manuver dilaut berupa peprangan bahaya udara Air Defence Exercise (ADEX), peperangan melewati medan ranjau Mine Fild Transit (MFT), Anti Air Reporting Ofensif Exercise (AAROFEK) dan isyarat dengan bendera (Flag Hoist). Selanjutnya kapal-kapal perang amfibi itu juga melaksanakan latihan penembakan senjata artileri Gunery Exercise (GUNEX).
Sumber: Dispenarmatim
25 Juni 2012, Surabaya: Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Koarmatim menggelar latihan Operasi Amfibi (Opsfib) disekitar perairan Selat Madura, Jum’at (22/06). Gladi tempur Opsfib melibatkan tiga unsur di jajaran Satfib Koarmatim yaitu Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Makassar-590, KRI Teluk Jakarta-541dan KRI Teluk Sangkulirang-542, Perahu Karet (PK), kendaraan air angkut personel Landing Craft Utility (LCU) dari Divisi Pantai serta 4 tim pasukan Marinir dari Batalyon Infanteri (Yonif) 5 Marinir Surabaya.
Gladi Opsfib disekenariokan, sebuah diperbatasan telah dikuasi musuh. Dengan demikian TNI merancang sebuah operasi militer dengan membentuk Komando Tugas Gabungan (Kogasgab) untuk melaksanakan Operasi Amfib (opsfib). Dalam perencanaan operasi amfibi tersebut diputuskan untuk melaksanakan operasi pra serbuan guna melumpuhkan dan menguarangi kekuatan lawan.
Operasi pra serbuan dimulai dengan melaksanakan pendaratan (Raid Amfibi) oleh 4 tim Batalyon Tim Pendarat (BTP) Marinir kedaerah-daerah objek vital dan sarana militer yang dimiliki musuh seperti meriam pantai dan sarana komunikasi.
Dalam opersi pra serbuan Kedua fasilitas itu perlu dihancurkan karena dapat menghambat gerak pasukan pendarat ketika opersi amfibi dilaksanakan secara besar-besaran. Sebelum menggelar gladi Raid Amfibi, unsur KRI melaksanakan serial latihan ketika melaksanakan manuver dilaut berupa peprangan bahaya udara Air Defence Exercise (ADEX), peperangan melewati medan ranjau Mine Fild Transit (MFT), Anti Air Reporting Ofensif Exercise (AAROFEK) dan isyarat dengan bendera (Flag Hoist). Selanjutnya kapal-kapal perang amfibi itu juga melaksanakan latihan penembakan senjata artileri Gunery Exercise (GUNEX).
Sumber: Dispenarmatim
Tuesday, June 26, 2012
Tujuh Wong Bee Singgah di Lanud Soewondo
Tiga orang anak melihat 7 pesawat latih tempur jenis KT 1B Wong Bee, yang dibawa Jupiter Aerobatic Team TNI AU, di Lanud Medan, Sumut, Senin (25/6). Kedatangan 7 pesawat latih tempur tersebut, untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang kemampuan pesawat yang akan mengikuti kegiatan 100 tahun Aviasi Thailand. (Foto: ANTARA/Irsan Mulyadi/ss/ama/12
)
26 Juni 2012, Medan: Sebanyak 7 pesawat latih tempur dan latih lanjut milik TNI-AU yang akan mengikuti acara 100 Tahun Aviasi Dunia di Thailand tiba di Bandara TNI-AU Soewondo, Jalan Adi Sucipto Medan, Senin (25/6) siang.
Tujuh pesawat jenis KT-1B Wong Bee dengan jumlah 14 penerbang TNI-AU disambut oleh Danlaud Kol Pnb A Rasyid Jauhari, Kadispora Medan, Hanas Hasibuan, Camat Medan Polonia, perwakilan Kodam I/BB, perwakilan Lantamal Belawan, perwakilan Polda Sumut, dan perwira di jajaran TNI-AU Medan.
Begitu turun dari pesawat, Kadispora Medan, Hanas Hasibuan, mewakili Wali Kota Medan langsung menyerahkan ulos kepada Komandan Tim Jupiter Indonesia Airforce TNI-AU yang diterima oleh Letkol Pnb Dedy Susanto, yang juga Komandan Skuadron Pendidikan 102 Lanud Adi Sucipto Yogyakarta.
Kedatangan ke-14 penerbang TNI-AU tersebut juga disambut dengan lagu-lagu yang dipersembahkan marching band siswa taruna-taruni ATKP Medan. Keempat belas penerbang tersebut disambut dengan 5 buah lagu.
Warga juga antusias datang ke lokasi Lanud TNI-AU Soewondo Medan menyambut kedatangan 14 penerbang tersebut. Sebelum turun, terlebih dahulu 7 pesawat yang masing-masing dikemudikan 2 orang di dalam pesawat itu melakukan manuver ringan di hadapan para tamu dan masyarakat yang ada di Lanud Soewondo TNI-AU Medan.
Danlanud Soewondo Medan, Kol Pnb A Rasyid Jauhari mengatakan, ketujuh pesawat ini singgah di Medan dan akan dilanjutkan berangkat Selasa hari ini dalam rangka mengikuti acara 100 Tahun Aviasi Dunia di Thailand.
Menurutnya, ini merupakan jenis pesawat spesifikasi latih tempur dan latih lanjut yang wajib dipergunakan oleh para siswa-siswi penerbang seperti Taruna Akademi TNI AU.
“Pesawat ini dilengkapi dengan 1 baling-baling dan pesawat dilengkapi dengan 1 awak di depan dan 1 awak di belakang,” sebutnya. Leader Tim Jupiter Indonesia Airforce TNI-AU, Letkol Pnb Dedy Susanto yang juga Komandan Skuadron Pen didikan 102 Lanud Adi Sucipto, Yogyakarta mengaku, jenis pesawat KT-1B Wong Bee ini bisa melakukan full manuver ringan dan sedang.
Sumber: Harian Sumut Pos
26 Juni 2012, Medan: Sebanyak 7 pesawat latih tempur dan latih lanjut milik TNI-AU yang akan mengikuti acara 100 Tahun Aviasi Dunia di Thailand tiba di Bandara TNI-AU Soewondo, Jalan Adi Sucipto Medan, Senin (25/6) siang.
Tujuh pesawat jenis KT-1B Wong Bee dengan jumlah 14 penerbang TNI-AU disambut oleh Danlaud Kol Pnb A Rasyid Jauhari, Kadispora Medan, Hanas Hasibuan, Camat Medan Polonia, perwakilan Kodam I/BB, perwakilan Lantamal Belawan, perwakilan Polda Sumut, dan perwira di jajaran TNI-AU Medan.
Begitu turun dari pesawat, Kadispora Medan, Hanas Hasibuan, mewakili Wali Kota Medan langsung menyerahkan ulos kepada Komandan Tim Jupiter Indonesia Airforce TNI-AU yang diterima oleh Letkol Pnb Dedy Susanto, yang juga Komandan Skuadron Pendidikan 102 Lanud Adi Sucipto Yogyakarta.
Kedatangan ke-14 penerbang TNI-AU tersebut juga disambut dengan lagu-lagu yang dipersembahkan marching band siswa taruna-taruni ATKP Medan. Keempat belas penerbang tersebut disambut dengan 5 buah lagu.
Warga juga antusias datang ke lokasi Lanud TNI-AU Soewondo Medan menyambut kedatangan 14 penerbang tersebut. Sebelum turun, terlebih dahulu 7 pesawat yang masing-masing dikemudikan 2 orang di dalam pesawat itu melakukan manuver ringan di hadapan para tamu dan masyarakat yang ada di Lanud Soewondo TNI-AU Medan.
Danlanud Soewondo Medan, Kol Pnb A Rasyid Jauhari mengatakan, ketujuh pesawat ini singgah di Medan dan akan dilanjutkan berangkat Selasa hari ini dalam rangka mengikuti acara 100 Tahun Aviasi Dunia di Thailand.
Menurutnya, ini merupakan jenis pesawat spesifikasi latih tempur dan latih lanjut yang wajib dipergunakan oleh para siswa-siswi penerbang seperti Taruna Akademi TNI AU.
“Pesawat ini dilengkapi dengan 1 baling-baling dan pesawat dilengkapi dengan 1 awak di depan dan 1 awak di belakang,” sebutnya. Leader Tim Jupiter Indonesia Airforce TNI-AU, Letkol Pnb Dedy Susanto yang juga Komandan Skuadron Pen didikan 102 Lanud Adi Sucipto, Yogyakarta mengaku, jenis pesawat KT-1B Wong Bee ini bisa melakukan full manuver ringan dan sedang.
Sumber: Harian Sumut Pos
KASAU Laporkan Penyebab Jatuhkan F-27 ke Presiden
Warga melihat bangkai pesawat milik TNI AU jenis Fokker 27-500 yang jatuh menimpa permukiman warga di Kompleks Rajawali TNI AU, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (21/6). (Foto: ANTARA/Rosa Panggabean/mes/12)
26 Juni 2012, Jakarta: Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat mengatakan, tak berfungsinya mesin bagian kiri diduga penyebab jatuhnya pesawat latih milik TNI AU jenis Fokker 27-500 di Kompleks Rajawali TNI AU, Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (21/6/2012) silam.
Sebanyak 11 orang meninggal akibat musibah ini. "Mengenai rinciannya, nanti setelah (diperiksa) di laboratorium," kata Imam ketika menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bandara Halim, Jakarta, Selasa (26/6/2012).
Pada kesempatan itu, Imam memberikan laporan kronologi jatuhnya pesawat Fokker dan perkiraan penyebabnya kepada Presiden. Saat ini, tim investigasi yang dibentuk TNI AU sedang bekerja.
Atas kejadian naas tersebut, sambungnya, TNI AU tidak akan mengoperasikan kelima pesawat latih jenis Fokker 27-500 lainnya. Ia mengatakan, ada pesawat CN-295 yang segera dikirim ke Indonesia pada akhir tahun 2012 ini.
Ketika ditanya soal percepatan pengadaan pesawat latih pengganti Fokker 27-500, Imam mengatakan, hal ini sepenuhnya tergantung persetujuan DPR RI. "Kalau tanda tinta persetujuannya dilepas, maka bisa dipercepat," kata dia.
Grounded F-27 tidak Mempengaruhi Kesiapan TNI AU
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan, penghentian sementara kegiatan penerbangan armada pesawat Fokker 27 yang kini tinggal tersisa lima pesawat tak mengganggu kegiatan operasional TNI AU.
Penghentian sementara pemakaian Fokker 27 ini diambil menyusul jatuhnya Fokker 27-500 nomor registrasi 2708 di Kompleks Rajawali TNI AU, Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis lalu.
"Mudah-mudahan tidak. Semua akan kami atur sedemikian rupa, sehingga penggunaan pesawat disesuaikan dengan kebutuhan operasi," kata Panglima seusai menghadiri rapat terbatas yang digelar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (26/6/2012).
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga telah meminta agar Fokker 27 tidak diterbangkan karena sudah ada rencana akan dimodernisasi dengan CN295 produksi PT Dirgantara Indonesia. Presiden juga mengatakan, Indonesia akan bekerja sama dengan negara lain membeli C130.
Menurut Panglima, ada dua pesawat CN295 yang tiba di Indonesia pada Agustus-September 2012. Pesawat tersebut selanjutnya akan digunakan untuk keperluan operasional TNI AU. Secara keseluruhan, TNI AU akan memeroleh 10 pesawat CN295. Panglima menambahkan, berkaca dari kejadian ini, semua alat utama sistem persenjataan yang tak layak akan segera dievaluasi. TNI akan mengecek kelayakan alutsista tersebut, termasuk kondisi teknisnya.
"Manakala sudah tidak layak lagi, maka kita akan pertimbangkan untuk tidak dioperasikan lagi," katanya.
Sumber: KOMPAS
26 Juni 2012, Jakarta: Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat mengatakan, tak berfungsinya mesin bagian kiri diduga penyebab jatuhnya pesawat latih milik TNI AU jenis Fokker 27-500 di Kompleks Rajawali TNI AU, Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (21/6/2012) silam.
Sebanyak 11 orang meninggal akibat musibah ini. "Mengenai rinciannya, nanti setelah (diperiksa) di laboratorium," kata Imam ketika menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bandara Halim, Jakarta, Selasa (26/6/2012).
Pada kesempatan itu, Imam memberikan laporan kronologi jatuhnya pesawat Fokker dan perkiraan penyebabnya kepada Presiden. Saat ini, tim investigasi yang dibentuk TNI AU sedang bekerja.
Atas kejadian naas tersebut, sambungnya, TNI AU tidak akan mengoperasikan kelima pesawat latih jenis Fokker 27-500 lainnya. Ia mengatakan, ada pesawat CN-295 yang segera dikirim ke Indonesia pada akhir tahun 2012 ini.
Ketika ditanya soal percepatan pengadaan pesawat latih pengganti Fokker 27-500, Imam mengatakan, hal ini sepenuhnya tergantung persetujuan DPR RI. "Kalau tanda tinta persetujuannya dilepas, maka bisa dipercepat," kata dia.
Grounded F-27 tidak Mempengaruhi Kesiapan TNI AU
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan, penghentian sementara kegiatan penerbangan armada pesawat Fokker 27 yang kini tinggal tersisa lima pesawat tak mengganggu kegiatan operasional TNI AU.
Penghentian sementara pemakaian Fokker 27 ini diambil menyusul jatuhnya Fokker 27-500 nomor registrasi 2708 di Kompleks Rajawali TNI AU, Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis lalu.
"Mudah-mudahan tidak. Semua akan kami atur sedemikian rupa, sehingga penggunaan pesawat disesuaikan dengan kebutuhan operasi," kata Panglima seusai menghadiri rapat terbatas yang digelar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (26/6/2012).
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga telah meminta agar Fokker 27 tidak diterbangkan karena sudah ada rencana akan dimodernisasi dengan CN295 produksi PT Dirgantara Indonesia. Presiden juga mengatakan, Indonesia akan bekerja sama dengan negara lain membeli C130.
Menurut Panglima, ada dua pesawat CN295 yang tiba di Indonesia pada Agustus-September 2012. Pesawat tersebut selanjutnya akan digunakan untuk keperluan operasional TNI AU. Secara keseluruhan, TNI AU akan memeroleh 10 pesawat CN295. Panglima menambahkan, berkaca dari kejadian ini, semua alat utama sistem persenjataan yang tak layak akan segera dievaluasi. TNI akan mengecek kelayakan alutsista tersebut, termasuk kondisi teknisnya.
"Manakala sudah tidak layak lagi, maka kita akan pertimbangkan untuk tidak dioperasikan lagi," katanya.
Sumber: KOMPAS
Kerjasama Produksi Rudal Indonesia-China Perkuat TNI AL
26 Juni 2012, Jakarta: Pengamat intelijen Wawan Purwanto dari Lembaga Pengembangan Kemandirian Nasional (LPKN) mengatakan kemitraan Indonesia dan Tiongkok dalam memproduksi peluru kendali, alias rudal, dinilai cukup strategis karena memperkuat kapal-kapal perang TNI Angkatan Laut dalam melindungi wilayah perbatasan Indonesia.
Menurut Wawan, di samping modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI Angkatan Laut, kerjasama produksi rudal tersebut oleh pihak pemerintah Indonesia dilakukan dengan menekankan mekanisme alih teknologi antar pakar kedua negara.
“Itu sangat konkrit, tampak ada kemajuan-kemajuan. Berbagai kepentingan terkait persenjataan, baik di darat, laut, udara dan Kepolisian didorong untuk 60 persen dipenuhi dari dalam negeri, tentu saja dengan persetujuan rakyat melalui DPR RI,” ujar Wawan di Jakarta pada Jumat (22/6).
Wawan menambahkan kemitraan Indonesia dan Tiongkok secara menyeluruh memiliki nilai strategis dalam mewujudkan stabilitas dan kerjasama pertahanan di kawasan Asia dan Pasifik.
“Di antara negara-negara tetangga, perlu ada suatu transparansi bahwa semua hubungan ini, yang terkait dengan kerjasama pesenjataan (alutsista), yang menyangkut alih teknologi maupun penggunaan sejata itu sendiri, tidak terkait dengan masalah-masalah ekspansi tetapi terkait dengan masalah ketahanan nasional Indonesia,” katanya.
Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan, kerjasama produksi rudal Indonesia dan Tiongkok merupakan salah satu butir kesepakatan kemitraan yang lebih menyeluruh dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI.
”Ini penting, agar Indonesia bisa menjaga hubungan dengan banyak negara, dan Tiongkok merupakan mitra strategis di kawasan ini. Kementrian Pertahanan saat ini tengah menyusun mekanisme kemitraan kedua negara terkait kerja sama produksi rudal tersebut,” ujarnya.
Kementerian Luar Negeri melalui Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing baru-baru ini menyatakan, kerjasama Indonesia dengan Tiongkok berlandaskan mekanisme alih teknologi teknologi untuk produksi bersama peluru kendali (rudal) jenis C-705 yang akan digunakan TNI Angkatan Laut.
Dari kerjasama tersebut, diharapkan di masa depan Indonesia juga lebih mampu mengembangkan jenis rudal canggih untuk keperluan militer. Menurut kesepakatan kerja sama industri pertahanan antara kedua negara, pembelian senjata tertentu harus dilakukan antarpemerintah dan disertai alih teknologi peralatan militer yang antara lain mencakup cara perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, dan pelatihan.
Indonesia menetapkan anggaran sebesar 72 triliun rupiah untuk kebutuhan pertahanannya melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2012.
Sumber: VOA Indonesia
Monday, June 25, 2012
TNI AU-USAF Gelar Latma Cope West 2012
(Foto: USAF)
25 Juni 2012, Jakarta: Latihan bersama antara TNI AU dan US Air Force dengan nama Cope West 2012 dibuka secara resmi oleh Komandan Wing I Lanud Halim Perdanakusuma Kolonel Pnb Ardhi Tjahjoko selaku Direktur Latihan didampingi oleh Lt Col Rick Richard sebagai Cope West Detachment Commander di gedung Terminal Selatan Lanud Halim, Senin (25/6).
Dalam wawancaranya dengan media, Kolonel Pnb Ardhi Tjahjoko menjelaskan bahwa latihan bersama ini telah berlangsung sejak tahun 2009. Latihan ini sangat menguntungkan bagi personil TNI AU sebab dengan adanya kerjasama yang terjalin akan memudahkan penanggulangan bencana alam yang hingga saat ini telah menjadi kesepakatan bersama negara-negara di dunia untuk saling bekerjasama didalam menangani bencana.
Lebih lanjut dikatakan, latihan ini mengedepankan kerjasama diantara kru kedua Angkatan Udara. “Apa yang baik dari mereka, kita ambil, hari ini terbang statik ke arah Gorda Serang. USAF menggunakan tiga Hercules tipe A, dan tipe long dari TNI AU. Sebanyak seratus dua puluh personil yang terlibat, empat puluh dari TNI AU dan delapan puluh personil dari US Air Force”, kata Perwira Penerbang lulusan AAU tahun 1990.
Sedangkan penuturan Letkol Rick Richard yang berasal dari Yokota Air Force Base Japan ini dikatakan, latihan bersama ini membangun persahabatan diantara kedua Angkatan Udara, membangun kerjasama. Sebab dengan bekerjasama maka akan lebih mempermudah pencapaian sesuatu dalam hal ini adalah penanggulangan bencana.
Latihan bersama ini akan berlangsung dari tanggal 25 juni 2012 sampai dengan 29 Juni 2012, melibatkan Paskhas TNI AU dan akan dilakukan kegiatan dropping logistic, dropping personel, terbang malam, terbang statik, serta teknik pengepakan yang kuat untuk menjatuhkan logistik, free-fall serta diskusi kelas.
Sumber: TNI AU
25 Juni 2012, Jakarta: Latihan bersama antara TNI AU dan US Air Force dengan nama Cope West 2012 dibuka secara resmi oleh Komandan Wing I Lanud Halim Perdanakusuma Kolonel Pnb Ardhi Tjahjoko selaku Direktur Latihan didampingi oleh Lt Col Rick Richard sebagai Cope West Detachment Commander di gedung Terminal Selatan Lanud Halim, Senin (25/6).
Dalam wawancaranya dengan media, Kolonel Pnb Ardhi Tjahjoko menjelaskan bahwa latihan bersama ini telah berlangsung sejak tahun 2009. Latihan ini sangat menguntungkan bagi personil TNI AU sebab dengan adanya kerjasama yang terjalin akan memudahkan penanggulangan bencana alam yang hingga saat ini telah menjadi kesepakatan bersama negara-negara di dunia untuk saling bekerjasama didalam menangani bencana.
Lebih lanjut dikatakan, latihan ini mengedepankan kerjasama diantara kru kedua Angkatan Udara. “Apa yang baik dari mereka, kita ambil, hari ini terbang statik ke arah Gorda Serang. USAF menggunakan tiga Hercules tipe A, dan tipe long dari TNI AU. Sebanyak seratus dua puluh personil yang terlibat, empat puluh dari TNI AU dan delapan puluh personil dari US Air Force”, kata Perwira Penerbang lulusan AAU tahun 1990.
Sedangkan penuturan Letkol Rick Richard yang berasal dari Yokota Air Force Base Japan ini dikatakan, latihan bersama ini membangun persahabatan diantara kedua Angkatan Udara, membangun kerjasama. Sebab dengan bekerjasama maka akan lebih mempermudah pencapaian sesuatu dalam hal ini adalah penanggulangan bencana.
Latihan bersama ini akan berlangsung dari tanggal 25 juni 2012 sampai dengan 29 Juni 2012, melibatkan Paskhas TNI AU dan akan dilakukan kegiatan dropping logistic, dropping personel, terbang malam, terbang statik, serta teknik pengepakan yang kuat untuk menjatuhkan logistik, free-fall serta diskusi kelas.
Sumber: TNI AU
TNI AU Grounded Armada Fokker F-27
25 Juni 2012, Jakarta: Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU), Marsma TNI Azman Yunus, mengatakan, saat ini pihaknya tidak akan mengoperasikan pesawat latih terbang dengan jenis Fokker F-27. Hal itu, kata dia, dilakukan sembari menunggu hasil identifikasi terkait jatuhnya salah satu pesawat Fokker, Kamis (21/6) pekan lalu.
TNI AU, kata Azman, juga kini tengah menunggu datangnya CN-295 sebagai pesawat pengganti. "Saat ini, Fokker 27 tidak beroperasi sampai identifikasi selesai dan CN-295 datang," kata Azman, Senin (26/6).
Ini berarti lima Fokker-27 yang hingga kini masih dimiliki TNI AU setop beroperasi. Azman sebenarnya berharap pesawat buatan Anthony Fokker itu tidak lagi dioperasikan. Sebab, pihaknya juga telah mengusulkan pembaharuan terhadap pesawat yang sudah tidak layak terbang karena faktor usia.
Menurut dia, tim investigasi yang beranggotakan sejumlah pakar Fokker 27 dan berasal dari TNI AU itu, diperkirakan membutuhkan waktu selama tiga bulan untuk menyelesaikan penyelidikan.
Karena itu, Azman mengaku belum bisa memberikan penjelasan perihal asal muasal jatuhnya pesawat yang sedikitnya menewaskan 10 orang tersebut.
Tim tersebut, kata dia, akan melaksanakan tugas tanpa ada intervensi dari sejumlah pihak, termasuk TNI AU. "Mereka kerja tanpa ada tekanan dari siapapun," katanya.
Sementara soal bagaimana cara mengidentifikasi, menurut Azman, dikarenakan sumber daya manusia yang berada di tim investigasi tersebut merupakan pakar dibidangnya, maka puing-puing dan lokasi jatuhnya pesawat akan menjadi bukti penguat.
"Tim itu ada dokter, pakar mesin, pakar operasi, inspektorlah sebutannya," kata Azman lagi.
Sumber: Republika
Jupiter Aerobatic Team Singgah di Lanud Palembang dalam Misi ke Thailand
25 Juni 2012, Palembang: Tim Aerobatic TNI Angkatan Udara “Jupiter Aerobatic Team” yang terdiri dari 7 buah pesawat jenis KT Wong Bee dari Skadron Pendidikan (Skadik) 102 Lanud Adisutjipto, Yogyakarta dan 2 buah pesawat C.130 Hercules selaku pendukung, Minggu (24/6), tiba di Lanud Palembang dalam misi operasi penerbangannya menuju Bangkok, Thailand untuk menghadiri perayaan 100 tahun Aviation Thailand.
Komandan Komando Pendidikan TNI Angkatan Udara (Dankodikau), Marsda TNI R. Hari Mulyono, dengan menggunakan pesawat KT Wong Bee ikut langsung dalam penerbangan dari Lanud Adisutjpto menuju Lanud Halim Perdanakusuma hingga terakhir di Lanud Palembang dalam rangka melepas keberangkatan Jupiter Aerobatic Team menuju Bangkok, Thailand.
Kedatangan Jupiter Aerobatic Team di Lanud Palembang diterima langsung Komandan Lanud (Danlanud), Letkol PNB Adam Suharto beserta pajabat jajaran Lanud di Apron Bravo. Dalam operasi penerbangan ini selaku Mission Commander, Kolonel PNB M. Khairil Lubis, Supervisor Kolonel PNB Anang Nurhadi, SE dan Flight Leader Letkol PNB Dedi Susanto yang juga mejabat selaku Komandan Skadron Pendidikan (Dansakadik) 102 Lanud Adisutjipto, Yogyakarta.
Tim yang melakukan penerbangan dengan didukung 2 buah pesawat C-130 Hercules tersebut berangkat dari home base di Lanud Adisutjipto minggu pagi akan melaksanakan penerbangan menuju Thailand untuk menghadiri dan turut ambil bagian dalam rangka perayaan 100 tahun Aviation Thailand yang akan berlangsung beberapa hari kedepan sekaligus juga melaksanakan latihan Navigasi Jarak Jauh. Rute penerbangan yang ditempuh dari Yogyakarta menuju Thailand antara lain ; Minggu (24/6) dari Lanud Adisutjipto,Yogyakarta - Lanud Halim Perdanakusumah. Jakarta - Lanud Palembang (Ron) - senin (25/6) dari Lanud Palembang menuju Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru - Lanud Suwondo, Medan (Ron) dan hari berikutnya dari Lanud Suwondo, Medan melanjutkan penerbangan menuju Bangkok, Thailand.
Sumber: TNI AU
Marinir-Pamtas Patroli Patok Perbatasan RI-Malaysia
24 Juni 2012, Nunukan: Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Marinir Tentara Nasional Angkatan Laut (TNI AL) Ambalat-Pulau Sebatik bersama Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad 413) mengadakan patroli patok perbatasan Indonesia-Malaysia pada 25-26 Juni.
"Patroli patok ini merupakan kegiatan rutin oleh Satgas Marinir Ambalat. Namun, ini pertama kali dilakukan secara gabungan dengan Satgas Pamtas," ujar Komandan Satgas Marinir Ambalat Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kapten Marinir Suherman, di Sebatik, Minggu.
Patok yang akan ditinjau, menurut dia, yaitu patok 7 dan 8 yang terletak di sekitar Desa Ajikuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur. Selanjutnya, Selasa (26/6) akan meninjau patok 9, 10, 11 dan 12 yang masih berada di sekitar Ajikuning.
"Patroli itu sudah menjadi tugas pokok dari Satuan Marinir TNI AL pada patok perbatasan darat antara Indonesia-Malaysia. Dengan tujuan mengecek kondisi patok, apakah posisinya masih tetap berada pada posisi awalnya atau telah bergeser," katanya.
Jika patok perbatasan itu mengalami perubahan posisi ataupun kondisi fisik, menurut dia, maka akan dilakukan perbaikan sesuai dengan posisi awal, kemudian juga akan dilakukan pengecatan terhadap patok perbatasan yang belum dicat selama ini.
"Sebenarnya sih pengecatan sudah dilakukan rutin, tapi kalau ada lagi yang belum sempat dicat, ya akan dicat," kata Suherman.
Rencananya, menurut dia, patroli dimulai pada Senin (25/6) pukul 08.00 Wita dengan menuju Desa Ajikuning di patok 7 dan 8 bersama dari personel Satgas Pamtas Kostrad 413.
Kemungkinan besar, patroli gabungan menginap di wilayah perbatasan untuk melakukan patroli pada empat patok lagi yaitu patok 9-12. Patroli ini dipimpin langsung Komandan Satgas Marinir Ambalat Pulau Sebatik Kapten Marinir Suherman.
"Patroli pada Senin sampai Selasa akan saya pimpin," katanya. Wakil Komandan Satgas Pamtas Kostrad 413, Mayor Inf Bambang, membenarkan adanya rencana patroli patok perbatasan gabungan Satgas Marinir dengan Satgas Pamtas yang akan dilaksanakan pada Senin (25/6) sampai Selasa (26/6).
Senada dengan Komandan Satgas Marinir Ambalat Pulau Sebatik, dia juga mengatakan, patroli tersebut untuk mengecek patok-patok perbatasan darat dengan negara tetangga Malaysia.
Apabila ada patok yang ditemukan terjadi perubahan posisi atau kondisi fisik, ia mengemukakan, akan dilaporkan ke Kodam Mulawarman.
"Kalau ada patok yang berubah posisi atau fisiknya tidak sesuai lagi dengan kondisi awal, maka kita akan laporkan ke Kodam," demikian Bambamg.
Sumber: ANTARA News
Sunday, June 24, 2012
PT DI Percepat Produksi CN295
C295 lakukan LAPES. Armada Fokker F-27 TNI AU akan digantikan sembilan CN295. (Foto: Airbusmilitary)
23 Juni 2012, Jakarta: PT Dirgantara Indonesia (Persero) sudah mempercepat produksi pesawat transpor militer menengah CN295 guna memenuhi kebutuhan TNI-AU mengganti Fokker-27.
"Kami ini sudah masuk gigi tiga untuk produksi N295 karena harus mengejar waktu penyelesaian sembilan pesawat sampai akhir 2014," kata Sonny Saleh Ibrahim, Asisten Dirut PTDI Bidang Sistem Manajemen Mutu Perusahaan merangkap Pembina Komunikasi Perusahaan, yang dihubungi dari Jakarta, Sabtu.
Sonny dimintai komentarnya sehubungan dengan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Rio de Janeiro, Brazil, Jumat waktu setempat atau Sabtu WIB, setelah menyampaikan belasungkawa untuk korban gugur dalam jatuhnya pesawat Fokker F27 TNI AU di Jakarta, Kamis lalu.
Menanggapi pernyataan Presiden itu, Sonny mengatakan PTDI memang sebelumnya sudah mempercepat produksi N295 bahkan sudah 60 personel PTDI dikirimkan secara bertahap ke Airbus Military (dahulu Casa yang melebur ke Airbus Military) di Spanyol.
Langkah percepatan PTDI itu, menurut Sonny, tak hanya terkait pada kebutuhan di dalam negeri, yakni untuk operasional TNI-AU, namun juga sudah ada ikatan bisnis dengan Airbus Military untuk menjadikan PTDI sebagai pusat pengiriman (delivery center) pesawat-pesawat C295 di kawasan Asia-Pasifik.
Sonny menjelaskan, pesawat angkut sedang tersebut untuk penggunaan di Indonesia akan disebut N295 sebagaimana yang diucapkan Presiden di Brazil, namun untuk pemasaran Asia-Pasifik disebut CN295. Untuk penjualan di kawasan lain, tetap sebagai C295.
Berdasarkan kerjasama itu, PTDI mengerjakan komponen-komponen tertentu N295 yang selanjutnya diintegrasikan di pabrik Airbus Military. Setelah empat atau lima pesawat dikerjakan di Spanyol, selanjutnya keseluruhan produksi dilaksanakan di Bandung.
Sonny menambahkan untuk sembilan pesawat yang dibutuhkan TNI-AU, dalam tahun 2012 akan diselesaikan dua pesawat, yang keseluruhan pembuatannya memang masih di Spanyol. Namun target pengerjaan untuk sisa pesanan pertama itu di Bandung sudah akan tercapai pada tahun 2012.
Sumber: Republika
23 Juni 2012, Jakarta: PT Dirgantara Indonesia (Persero) sudah mempercepat produksi pesawat transpor militer menengah CN295 guna memenuhi kebutuhan TNI-AU mengganti Fokker-27.
"Kami ini sudah masuk gigi tiga untuk produksi N295 karena harus mengejar waktu penyelesaian sembilan pesawat sampai akhir 2014," kata Sonny Saleh Ibrahim, Asisten Dirut PTDI Bidang Sistem Manajemen Mutu Perusahaan merangkap Pembina Komunikasi Perusahaan, yang dihubungi dari Jakarta, Sabtu.
Sonny dimintai komentarnya sehubungan dengan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Rio de Janeiro, Brazil, Jumat waktu setempat atau Sabtu WIB, setelah menyampaikan belasungkawa untuk korban gugur dalam jatuhnya pesawat Fokker F27 TNI AU di Jakarta, Kamis lalu.
Menanggapi pernyataan Presiden itu, Sonny mengatakan PTDI memang sebelumnya sudah mempercepat produksi N295 bahkan sudah 60 personel PTDI dikirimkan secara bertahap ke Airbus Military (dahulu Casa yang melebur ke Airbus Military) di Spanyol.
Langkah percepatan PTDI itu, menurut Sonny, tak hanya terkait pada kebutuhan di dalam negeri, yakni untuk operasional TNI-AU, namun juga sudah ada ikatan bisnis dengan Airbus Military untuk menjadikan PTDI sebagai pusat pengiriman (delivery center) pesawat-pesawat C295 di kawasan Asia-Pasifik.
Sonny menjelaskan, pesawat angkut sedang tersebut untuk penggunaan di Indonesia akan disebut N295 sebagaimana yang diucapkan Presiden di Brazil, namun untuk pemasaran Asia-Pasifik disebut CN295. Untuk penjualan di kawasan lain, tetap sebagai C295.
Berdasarkan kerjasama itu, PTDI mengerjakan komponen-komponen tertentu N295 yang selanjutnya diintegrasikan di pabrik Airbus Military. Setelah empat atau lima pesawat dikerjakan di Spanyol, selanjutnya keseluruhan produksi dilaksanakan di Bandung.
Sonny menambahkan untuk sembilan pesawat yang dibutuhkan TNI-AU, dalam tahun 2012 akan diselesaikan dua pesawat, yang keseluruhan pembuatannya memang masih di Spanyol. Namun target pengerjaan untuk sisa pesanan pertama itu di Bandung sudah akan tercapai pada tahun 2012.
Sumber: Republika