Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (2 kiri) didampingi Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat {Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Didit Ashaf Herdiawan (3 kiri), Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Marsetio (2 kanan) pejabat Kemenhan Brigjen Herry Noorwanto (kiri) berbincang dengan Bupati Karimun Nurdin Basirun (kanan) saat meninjau lahan untuk pembangunan batalyon dan pangkalan marinir di Tanjung Sebatak, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat (4/5). Menhan meninjau kelayakan lahan Tanjung Sebatak untuk pembangunan pangkalan marinir dengan kekuatan pasukan sekitar 700 personel sebagai upaya untuk memperkuat pengamanan pulau-pulau terluar dan pertahanan daerah perbatasan.(Foto: kepri.antaranews.com/Rusdianto)
4 Mei 2012, Karimun: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meninjau lahan untuk keperluan pembangunan markas batalyon dan pangkalan marinir di Tanjung Sebatak, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat.
Yusgiantoro berkunjung ke Karimun dengan menumpang helikopter TNI-AL dan mendarat di Bandara Sei Bati, Tebing Jumat pagi.
Dia didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya (Laksdya) TNI Marsetio, Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) TNI Didit Herdiawan dan Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) M Alfan Baharudin.
Selain didampingi Bupati Karimun Nurdin Basirun, turut serta dalam tinjauan itu Komandan Pangkalan TNI-AL (Lanal) Tanjung Balai Karimun Letkol (P) Sawa, Kapolres Karimun AKBP Benyamin Sapta dan anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Karimun lainnya, serta sejumlah perwira Lanal Tanjung Balai Karimun.
"Tadi saya sudah melihat lahan di Sebatak dan akan dikaji kelayakannya untuk pembangunan batalyon dan pangkalan marinir," kata Menhan usai melakukan tinjauan singkat pada lahan pantai yang letaknya berhadapan dengan Pos TNI Angkatan Laut Leho.
Menurut Yusgiantoro, pihaknya telah meninjau beberapa lokasi yang juga akan dikaji mana yang pantas dan cocok untuk sebuah pangkalan marinir, termasuk meninjau lahan di Pulau Galang, Batam.
"Ada tiga atau empat titik. Tadi Bupati juga mengusulkan satu lahan lagi, namun agak jauh dari laut. Sedangkan pangkalan marinir tentu harus dekat dengan laut. Namun demikian, kita akan kaji mana yang tepat untuk itu," ucapnya.
Mengenai luas lahan yang dibutuhkan, Menhan mengatakan sekitar 20 hektare.
"Luas lahan di Tanjung Sebatak memang hanya empat hektare, tapi Bupati bilang tak ada masalah, bisa ditambah," ucapnya.
Menhan mengatakan pembangunan pangkalan marinir merupakan salah satu upaya untuk memperkuat pertahanan di daerah perbatasan, di antaranya khusus untuk angkatan laut.
"Kita terus membaca kekuatan kita di perbatasan, tentunya juga bertujuan untuk mengamankan pulau-pulau terluar. Sekarang dan dalam dua hari ini kami akan terus mengumpulkan data. Kita kaji mana yang layak untuk seterusnya kita laporkan kepada Presiden," tambahnya.
Siap tambah
Pada kesempatan yang sama, Bupati Karimun Nurdin Basirun menyambut baik rencana pembangunan pangkalan marinir di Tanjung Sebatak karena Karimun sebagai daerah yang berbatasan dengan Singapura, Malaysia dan Selat Malaka membutuhkan pertahanan yang kuat.
"Memang kebijakan pembangunan di daerah perbatasan harus diperkuat dalam segala aspek, baik ekonomi, sosial budaya dan pertahanan. Ini porsi beliaulah (Menhan) untuk meninjau dan menentukan langkah-langkah untuk memperkuat pertahanan. Apalagi, Karimun merupakan daerah investasi yang tentunya harus didukung rasa aman dan nyaman," katanya.
Mengenai kekurangan luas lahan sesuai kebutuhan untuk berdirinya satu pangkalan marinir, Bupati mengatakan pemerintah daerah siap membantu termasuk kemungkinan pembebasan lahan milik masyarakat.
"Pemerintah daerah mendukung sepenuhnya karena ini merupakan kepentingan NKRI. Kita lihat nanti apa yang bisa dibantu oleh pemerintah daerah supaya rencana ini bisa terealisasi," ucapnya.
Dankormar Mayor Jenderal TNI (Mar) M Alfan Baharudin mengatakan batalyon dan pangkalan marinir yang akan dibangun akan dilengkapi dengan peralatan tempur seperti artileri, roket dan perahu tempur.
"Batalyon marinir yang akan dibangun ini cukup besar, kekuatan pasukan sekitar 700 personel dan dipimpin seorang perwira berpangkat letnan kolonel," ucapnya.
Kemenhan Dukung Rencana Pendalaman Alur di Karimun
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mendukung rencana Pemerintah Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau mendalami alur pelayaran untuk menopang lalulintas pelayaran di Desa Pongkar Kecamatan Tebing.
"Kita dukung, hanya saja pemerintah daerah di sini tentu harus melihat pendanaannya," katanya usai meninjau lahan untuk pembangunan pangkalan marinir di Tanjung Sebatak Kecamatan Tebing, Jumat.
Menhan melakukan kunjungan singkat ke Karimun bersama Menteri Perikanan dan Kelautan Sharif Cicip Sutardjo didampingi sejumlah petinggi TNI-AL.
Yusgiantoro mengatakan, pendalaman alur tidak mempengaruhi aspek pertahanan dan keamanan.
"Itu di luar pertahanan. Tapi, untuk merealisasikannya bisa dibuat satu zonasi dan tata ruangnya. Tata ruang 'kan tidak hanya di darat, tetapi juga di laut," katanya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan, pendalaman alur diharapkan tidak berdampak pada zona tangkap ikan.
"Saya belum tahu soal pendalaman alur, tadi saya tanyakan kepada Bupati belum ada. Hanya saja, saya konsen masalah zona tangkap ikan nelayan agar tidak tercemar lumpur," katanya seraya mengatakan kunjungannya ke Karimun untuk mengecek laporan adanya lumpur yang menggangu zona tangkap ikan nelayan.
Bupati Karimun Nurdin Basirun mengatakan, rencana pendalaman alur yang diperkuat dengan Peraturan Daerah tentang Pendalaman Alur Pelayaran bertujuan untuk memberikan keselamatan bagi kapal-kapal yang singgah di kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.
"Sebagai pemerintah daerah, kita hanya memohon pusat dan berupa rekomendasi saja. Sedangkan penentunya tetap pusat," ucapnya.
Dia mengatakan menunggu persetujuan pusat, "Dan sepertinya pendalaman alur harus ada untuk kepentingan investasi yang membutuhkan keselamatan pelayaran," katanya.
Perairan Desa Pongkar yang akan didalami berhadapan dengan Pelabuhan Malarko yang masih dalam tahap pembangunan.
Pelabuhan Malarko diproyeksikan sebagai pelabuhan peti kemas berkelas dunia dengan tujuan menangkap limpahan kapal-kapal dagang dari Singapura.
Sumber: ANTARA Kepri
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, May 5, 2012
TNI Kirim Tiga Unit Heli ke Kongo
(Foto: Kedubes Rusia)
5 Mei 2012, Bandung: TNI dalam waktu dekat akan mengirimkan tiga unit helikopter jenis M-17 untuk melakukan misi penjaga perdamaian di Kongo atau Mission de I’Organisation de republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo (MONUSCO).
"Saat ini, tiga helikopter M-17 tersebut tengah disiapkan TNI untuk dikirim ke Kongo membantu misi perdamaian PBB. Helikopter beserta pasukannya akan segera diberangkatkan dalam waktu dekat ini," kata Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Brigjen TNI Imam Edy Mulyono, di kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Sentul, Bogor Jawa Barat, Jumat (4/5).
Menurut Imam, pengiriman tiga unit helikopter tersebut untuk menindaklanjuti permintaan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki Moon pada Maret 2012 lalu. Menurutnya, hingga kini pihaknya masih melakukan persiapan dalam pengiriman tiga unit helikopter dari Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) tersebut karena persyaratannya dari United Nation baru tiba sepekan yang lalu.
"Kita akan lihat persyaratannya apa. Apakah perlu terbang malam atau perlu memiliki radar cuaca. Kalau ada yang kurang akan dilengkapi," kata Imam. Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga akan mengirimkan 100 orang personel TNI, baik untuk kru pesawat maupun pasukan untuk pengamanan di Kongo.
Melihat perkembangan situasi di Suriah, kata Imam, pihaknya akan mengirimkan 10 orang personel TNI. “Kami sudah ada tim observasi (observer) di Suriah, sehingga totalnya menjadi 16 orang.”
Sumber: PRLM
5 Mei 2012, Bandung: TNI dalam waktu dekat akan mengirimkan tiga unit helikopter jenis M-17 untuk melakukan misi penjaga perdamaian di Kongo atau Mission de I’Organisation de republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo (MONUSCO).
"Saat ini, tiga helikopter M-17 tersebut tengah disiapkan TNI untuk dikirim ke Kongo membantu misi perdamaian PBB. Helikopter beserta pasukannya akan segera diberangkatkan dalam waktu dekat ini," kata Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Brigjen TNI Imam Edy Mulyono, di kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Sentul, Bogor Jawa Barat, Jumat (4/5).
Menurut Imam, pengiriman tiga unit helikopter tersebut untuk menindaklanjuti permintaan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki Moon pada Maret 2012 lalu. Menurutnya, hingga kini pihaknya masih melakukan persiapan dalam pengiriman tiga unit helikopter dari Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) tersebut karena persyaratannya dari United Nation baru tiba sepekan yang lalu.
"Kita akan lihat persyaratannya apa. Apakah perlu terbang malam atau perlu memiliki radar cuaca. Kalau ada yang kurang akan dilengkapi," kata Imam. Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga akan mengirimkan 100 orang personel TNI, baik untuk kru pesawat maupun pasukan untuk pengamanan di Kongo.
Melihat perkembangan situasi di Suriah, kata Imam, pihaknya akan mengirimkan 10 orang personel TNI. “Kami sudah ada tim observasi (observer) di Suriah, sehingga totalnya menjadi 16 orang.”
Sumber: PRLM
Friday, May 4, 2012
Inilah Spesifikasi Tiga Pesawat Intai Canggih Buatan BPPT
Menristek Gusti Muhammad Hatta (2 kanan), Menkokesra Agung Laksono (dua kiri) mendengarkan penjelasan Kepala BPPT Marzan Aziz (kanan) tentang pesawat tanpa awak yang dinamai Wulung saat melakukan kunjujungan kerja ke Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Jum'at (4/5). Pesawat tanpa awak yang dikendalikan dengan remote control ini merupakan buatan dari BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) yang fungsinya untuk membuat hujan buatan, pemadaman kebakaran hutan dan juga bisa menjadi pesawat mata-mata. (Foto: ANTARA/Muhammad Deffa/ed/pd/12)
4 Mei 2012, Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengaku sedang mengembangkan berbagai varian pesawat udara nir awak (PUNA). Kepala Program PUNA BPPT, Joko Purwono mengatakan, BPPT terkendala komitmen dukungan pemerintah dalam mengembangkan pesawat intai tanpa awak alias unmanned aerial vehicle (UAV). Ini dibuktikan dengan rencana Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membeli satu skuadron pesawat UAV buatan Israel Aerospace Industries (IAI).
Padahal produk BPPT, seperti PUNA Wulung, papar Joko, sangat canggih dengan dilengkapi kamera pengintai yang dapat merekam wilayah yang diamati. Jika sekarang baru mampu terbang hingga 51 kilometer dari pusat kontrol, ke depannya ditargetkan mampu terbang dengan jarak 200 kilometer dari ruang kendali. “Sehingga kalau digunakan di daerah perbatasan sangat efektif,” kata Joko.
Berikut spesifikasi PUNA yang dikembangkan BPPT:
BPPT-01A 'Wulung'
Bentangan sayap: 6,36 meter
Panjang : 4,32 meter
Tinggi : 1,32 meter
Berat Take off : 120 kg
'Wulung' cocok untuk misi yang hanya bisa maksimal bila dipantau dari high altitude. Antara lain, pemotretan udara pada area yang sangat luas, pengukuran karakteristik atmosfer, dan pemantauan kebocoran listrik pada kabel listrik tegangan tinggi.
BPPT-01B 'Gagak'
Bentangan sayap: 6,93 meter
Panjang : 4,38 meter
Tinggi : 1,12 meter
Berat Take off : 120 kg
'Gagak' cocok untuk misi pemotretan dari udara pada jangkauan luas.
BPPT-02A 'Pelatuk'
Bentang Sayap: 6,92 meter
Panjang Badan: 4,38 meter
Tinggi : 1,21 meter
Berat Max : 120 kg
Mesin : 24 Hp (single engine)
Material : Komposit/fiberglass
Altitude : 7000 ft Payload : 20 kg
'Pelatuk' cocok untuk misi pemotretan udara pada area kecil, pengintaian jarak dekat suatu sasaran, pemantauan hutan, pemantauan laut dan pantai.
Sumber: Republika
4 Mei 2012, Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengaku sedang mengembangkan berbagai varian pesawat udara nir awak (PUNA). Kepala Program PUNA BPPT, Joko Purwono mengatakan, BPPT terkendala komitmen dukungan pemerintah dalam mengembangkan pesawat intai tanpa awak alias unmanned aerial vehicle (UAV). Ini dibuktikan dengan rencana Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membeli satu skuadron pesawat UAV buatan Israel Aerospace Industries (IAI).
Padahal produk BPPT, seperti PUNA Wulung, papar Joko, sangat canggih dengan dilengkapi kamera pengintai yang dapat merekam wilayah yang diamati. Jika sekarang baru mampu terbang hingga 51 kilometer dari pusat kontrol, ke depannya ditargetkan mampu terbang dengan jarak 200 kilometer dari ruang kendali. “Sehingga kalau digunakan di daerah perbatasan sangat efektif,” kata Joko.
Berikut spesifikasi PUNA yang dikembangkan BPPT:
BPPT-01A 'Wulung'
Bentangan sayap: 6,36 meter
Panjang : 4,32 meter
Tinggi : 1,32 meter
Berat Take off : 120 kg
'Wulung' cocok untuk misi yang hanya bisa maksimal bila dipantau dari high altitude. Antara lain, pemotretan udara pada area yang sangat luas, pengukuran karakteristik atmosfer, dan pemantauan kebocoran listrik pada kabel listrik tegangan tinggi.
BPPT-01B 'Gagak'
Bentangan sayap: 6,93 meter
Panjang : 4,38 meter
Tinggi : 1,12 meter
Berat Take off : 120 kg
'Gagak' cocok untuk misi pemotretan dari udara pada jangkauan luas.
BPPT-02A 'Pelatuk'
Bentang Sayap: 6,92 meter
Panjang Badan: 4,38 meter
Tinggi : 1,21 meter
Berat Max : 120 kg
Mesin : 24 Hp (single engine)
Material : Komposit/fiberglass
Altitude : 7000 ft Payload : 20 kg
'Pelatuk' cocok untuk misi pemotretan udara pada area kecil, pengintaian jarak dekat suatu sasaran, pemantauan hutan, pemantauan laut dan pantai.
Sumber: Republika
Latma Ex Pandu 12/12
5 Mei 2012, Surabaya: Sejumlah prajurit Naval Diving Unit (NDU) Republic Of Singapure Navy (RSN) bersama Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI-AL melakukan parameter tempur ketika latihan mengasah kemampuan Visit Boarding Search Sizie (VBSS) di Koarmatim, Surabaya, Jatim, Jumat (4/5). Latihan tersebut merupakan bagian dari latihan bersama (latma) bersandikan "Ex Pandu 12/12", yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan diplomatik dua negara, khususnya bidang militer dalam meningkatkan kemampuan dasar kedua satuan khusus sebagai Combat Swimmer dan EOD. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/ed/pd/12)
Sejumlah prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI-AL bersama prajurit Naval Diving Unit (NDU) Republic Of Singapure Navy (RSN) melakukan patroli laut dengan sea rider ketika latihan kemampuan Visit Boarding Search Sizie (VBSS) di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), Jatim. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/ed/pd/12)
Sejumlah prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI-AL bersama prajurit Naval Diving Unit (NDU) Republic Of Singapure Navy (RSN) melakukan patroli laut dengan sea rider ketika latihan kemampuan Visit Boarding Search Sizie (VBSS) di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), Jatim. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/ed/pd/12)
Pangarmatim Inspeksi KRI Sultan Hasanuddin-366
4 Maret 2012, Surabaya: Kesiapan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Hasanuddin -366 ditinjau oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Agung Pramono SH.M.Hum. Jumat (4/5).
Kapal yang sedang bersandar di Dermaga Madura, Koarmatim, Ujung, Surabaya itu, menjadi perhatian Pangarmatim sehubungan dengan kesiapannya untuk melaksanakan misi Perdamaian dunia dibawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). KRI Sultan Hasanudin-366 merupakan kapal perang buatan Belanda yang ke 4 kali tergabung dalam Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-D / UNIFIL Lebanon tahun 2012.
Pangarmatim dalam kesempatan itu meninjau seluruh kesiapan kapal tersebut, baik dari Administrasi, personel, logistik, persenjataan serta kesiapan lainnya yang berkaitan dengan tugas tersebut. Disamping melaksanakan peninjauan, Pangarmatim juga memberikan pengarahan kepada seluruh personel baik Perwira, Bintara dan Tamtama kapal perang Sigma Class itu.
Dalam pengarahannya Pangarmatim antara lain mengatakan, seiring dengan perkembangan peran Indonesia dalam misi perdamaian PBB di Lebanon, Indonesia telah ke empat kalinya diminta untuk mengirimkan Satgas laut nya.
Hal ini merupakan kebanggan tersendiri bagi TNI, khusunya TNI AL dan merupakan kesempatan untuk mengirimkan KRI dalam misi perdamaian PBB di Lebanon yang melibatkan unsur kapal perang.
“Oleh karena itu, dengan dilibatkanya TNI AL untuk berpartisipasi dalam misi perdamaian PBB di Lebanaon sebagai pasukan UNIFIL Maritime Task Force atau MTF UNIFIL, merupakan wujud kepercayaan bahwa PBB mengakui kemampuan Angkatan Laut Indonesia dalam melaksanakan operasi di laut serta operasi-operasi bersama dengan negara lain, sesuai pengalaman tugas operasi yang dimiliki di dalam negeri maupun di kawasan, “tegas Pangarmatim.
Menurut Pangarmatim, dalam rangka mendukung misi MTF UNIFIL Indonesia sebelumnya telah mengirimkan tiga KRI secara berurutan, yaitu KRI Diponegoro-365, KRI Frans Kaisepo-368 dan KRI Sultan Iskandar Muda-367, yang hingga kini menjelang akhir penugasannya. Untuk yang ke empat, sedang dipersiapkan KRI Sultan Hasanuddin-366, sebagai pengganti KRI Sultan Iskandar Muda-367.
“Dengan tugas berat yang akan saudara emban, sudah seharusnya para prajurit untuk terus melakukan pembekalan diri dan meningkatkan kemampuan personel dalam kerja individu ataupun dalam tim, serta menyiapkan berbagai perlengkapan yang akan digunakan dalam misi PBB,”kata Pangarmatim menegaskan.
Sumber: Dispenarmatim
Menteri Pertahanan Meninjau Pulau Nipah
(Foto: Setkab)
4 Mei 2012, Batam: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengunjungi pulau terluar Pulau Nipah, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat. Menteri berangkat dari Markas Lanal Batam menggunakan helikopter ke Pulau Nipah.
Sebelumnya, bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo mengunjungi Karimun. Petugas protokoler Pemerintah Provinsi Kepri Toni mengatakan menteri meninjau Pos Angkatan Laut di pulau yang nyaris tenggelam itu.
"Rencananya, Presiden ke Pulau Nipah waktu kunjungan ke Batam kemarin. Tapi karena tidak jadi, maka menteri yang datang," katanya.
Pulau Nipah merupakan satu pulau terdepan Indonesia yang nyaris tenggelam karena penggalian pasir darat. Pemerintah menganggarkan miliaran rupiah untuk mereklamasi pulau terdepan itu dan membangun Pos AL. Prajurit Angkatan Laut dari Lantamal IV Tanjungpinang, Lanal Batam serta marinir juga ditempatkan di Pulau Nipah untuk menjaga daerah perbatasan.
Sebelumnya, dalam kunjungan di Batam, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan Pulau Nipah akan menjadi kawasan pertahanan dan pengembangan perekonomian kelautan.
"Saat ini kami tengah membangun infrastruktur pertahanan di sana. Setelah selesai Kementerian Kelautan dan Perikanan akan membangun sarana pendukung perekonomian kelautan," kata Sjafrie.
Menurut dia, pembangunan Pulau Nipah yang menjadi batas Indonesia dengan Singapura akan menjadi contoh pembangunan pulau-pulau terluar di Indonesia lainnya.
"TNI juga tengah membangun sarana komunikasi di sana. Agar semua informasi terkait pertahanan bisa lebih cepat diterima," kata dia. Sjafrie mengatakan Pulau Nipah akan menjadi bagian kecil dari pengamanan maritim di Indonesia.
Sebagai kawasan komersial, pulau yang nyaris tenggelam itu, juga akan dijadikan terminal bahan bakar minyak. Dengan adanya terminal bahan bakar, maka akan memudahkan kapal-kapal asing yang lalu lalang di Selat Malaka mengisi bahan bakar.
Sumber: ANTARA Kepri
4 Mei 2012, Batam: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengunjungi pulau terluar Pulau Nipah, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat. Menteri berangkat dari Markas Lanal Batam menggunakan helikopter ke Pulau Nipah.
Sebelumnya, bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo mengunjungi Karimun. Petugas protokoler Pemerintah Provinsi Kepri Toni mengatakan menteri meninjau Pos Angkatan Laut di pulau yang nyaris tenggelam itu.
"Rencananya, Presiden ke Pulau Nipah waktu kunjungan ke Batam kemarin. Tapi karena tidak jadi, maka menteri yang datang," katanya.
Pulau Nipah merupakan satu pulau terdepan Indonesia yang nyaris tenggelam karena penggalian pasir darat. Pemerintah menganggarkan miliaran rupiah untuk mereklamasi pulau terdepan itu dan membangun Pos AL. Prajurit Angkatan Laut dari Lantamal IV Tanjungpinang, Lanal Batam serta marinir juga ditempatkan di Pulau Nipah untuk menjaga daerah perbatasan.
Sebelumnya, dalam kunjungan di Batam, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan Pulau Nipah akan menjadi kawasan pertahanan dan pengembangan perekonomian kelautan.
"Saat ini kami tengah membangun infrastruktur pertahanan di sana. Setelah selesai Kementerian Kelautan dan Perikanan akan membangun sarana pendukung perekonomian kelautan," kata Sjafrie.
Menurut dia, pembangunan Pulau Nipah yang menjadi batas Indonesia dengan Singapura akan menjadi contoh pembangunan pulau-pulau terluar di Indonesia lainnya.
"TNI juga tengah membangun sarana komunikasi di sana. Agar semua informasi terkait pertahanan bisa lebih cepat diterima," kata dia. Sjafrie mengatakan Pulau Nipah akan menjadi bagian kecil dari pengamanan maritim di Indonesia.
Sebagai kawasan komersial, pulau yang nyaris tenggelam itu, juga akan dijadikan terminal bahan bakar minyak. Dengan adanya terminal bahan bakar, maka akan memudahkan kapal-kapal asing yang lalu lalang di Selat Malaka mengisi bahan bakar.
Sumber: ANTARA Kepri
Menhan Tinjau Lokasi Mako Batalyon 10 Marinir
Menteri pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro didampingi sejumlah petinggi TNI melihat kawasan Barelang dari atas jembatan Tengku Fisabilillah, Kamis (3/5). (Foto: Noviwandra)
4 Mei 2012, Galang: Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro beserta sejumlah petinggi Angkatan Laut Mabes meninjau lokasi pembangunan Markas Komando (Mako) Batalyon 10 Angkatan Laut (AL) Marinir di Pulau Galang, Kamis (3/5).
Menhan tiba di Bandara Hang Nadim Batam sekitar pukul 16.00 WIB. Rombongan disambut Danguskamla, Danlantamal Tanjungpinang, Korem 033/WP, Danlanal Batam dan Dandim Batam. Usai istirahat di ruangan VVIV Bandara, Menhan beserta rombongan berangkat menuju Pulau Galang.
Di Galang, selain melihat lokasi pembangunan Mako Batalyon 10, rombongan Menhan juga sempat berhenti di Jembatan 5. Di situ, Danlantamal Tanjungpinang memberi penjelasan tentang peta lokasi wilayah Kepri yang berdekatan dengan negara Singapura dan Malaysia.
Kemudian, rombongan bergerak menuju lokasi pengungsian Kamp Vietnam. Informasinya, Menhan akan menuju Pulau Nipah, Jumat (4/5) ini dengan menggunakan helikopter milik Angkatan Laut. Sedangkan untuk rombongan yang lain, dari Batam akan menuju Karimun untuk kemudian berlayar menuju ke Pulau Nipah menggunakan kapal. Selain Menhan, Menteri Kelautan dan Perikanan dikabarkan juga akan ikut dalam rombongan.
Sumber: Haluan Kepri
4 Mei 2012, Galang: Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro beserta sejumlah petinggi Angkatan Laut Mabes meninjau lokasi pembangunan Markas Komando (Mako) Batalyon 10 Angkatan Laut (AL) Marinir di Pulau Galang, Kamis (3/5).
Menhan tiba di Bandara Hang Nadim Batam sekitar pukul 16.00 WIB. Rombongan disambut Danguskamla, Danlantamal Tanjungpinang, Korem 033/WP, Danlanal Batam dan Dandim Batam. Usai istirahat di ruangan VVIV Bandara, Menhan beserta rombongan berangkat menuju Pulau Galang.
Di Galang, selain melihat lokasi pembangunan Mako Batalyon 10, rombongan Menhan juga sempat berhenti di Jembatan 5. Di situ, Danlantamal Tanjungpinang memberi penjelasan tentang peta lokasi wilayah Kepri yang berdekatan dengan negara Singapura dan Malaysia.
Kemudian, rombongan bergerak menuju lokasi pengungsian Kamp Vietnam. Informasinya, Menhan akan menuju Pulau Nipah, Jumat (4/5) ini dengan menggunakan helikopter milik Angkatan Laut. Sedangkan untuk rombongan yang lain, dari Batam akan menuju Karimun untuk kemudian berlayar menuju ke Pulau Nipah menggunakan kapal. Selain Menhan, Menteri Kelautan dan Perikanan dikabarkan juga akan ikut dalam rombongan.
Sumber: Haluan Kepri
Kopaska TNI AL dan NDU RSN Gelar Latihan Markmanship
3 Mei 2012, Surabaya: Sejumlah anggota Naval Diving Unit (NDU) Republic Of Singapure Navy (RSN) mendapat arahan dari anggota Sat Kopaska TNI-AL ketika mengikuti latihan kemampuan menembak (Markmanship) di Lapangan Tembak, Koarmatim, Surabaya, Jatim, Kamis (3/5). Latihan tersebut selain bagian dari latihan bersama (latma) bersandikan "Ex Pandu 12/12", juga untuk meningkatkan hubungan diplomatik kedua negara, khususnya bidang militer dan terjalinnya kerja sama taktis Kopaska TNI AL dengan RSN NDU. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Spt/12)
Dua KRI Tolak Dari Darwin Menuju Indonesia
3 Mei 2012, Surabaya: Dua unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yaitu KRI Kakap-811 dan KRI Tonggkol-813 yang telah mengikuti kegiatan Patroli Kordinasi Autralia Indonesia (Patkor Ausindo) tahun 2012, bertolak dari Dermaga Darwin Naval Base menuju perairan Indonesia, belum lama ini, Sabtu (28/04).
Kepulangan kedua KRI itu dilepas oleh Atase Laut Indonesia untuk Australia Kolonel Laut (P) Bambang Pramushinto dan Atase Laut Australia untuk Indonesia Captain Katja Bizilj. Kapal perang di jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmtim tersebut melaksanakan tugas Patkor Ausindo tahun 2012, dibawah kendali operasi Gugus Tempur Laut Wilayah Timur (Guspurlatim).
Berbagai rangkaian kegiatan telah diikuti selama dua minggu, baik selama di Indonesia maupun di Australia. Kegiatan yang telah dilaksanakan mulai tahap perencanaan, pembukaan, workshop, manuver lapangan di laut serta tahap pengakhiran dan penutupan. Patkor Ausindo 2012, merupakan kegiatan patroli bersama yang dilaksanakan ketiga kalinya sejak tahun 2010. Kerjasama patroli antara pemerintah Indonesia dan Australia itu dilaksanakan setiap setahun sekali.
Hal itu bertujuan untuk menciptakan kesepahaman serta meningkatkan pengamanan maritim dari segala tindakan illegal yang terjadi di perbatasan laut kedua negara.
Keberhasilan yang dicapai oleh KRI Kakap dan KRI Tongkol saat mengemban misi patroli bersama, merupakan buah kerja keras para prajurit yang tergabung menjadi tim yang solid dalam melaksanakan tugas dengan penuh semangat pantang menyerah. Keberhasilan yang diperoleh bukanlah akhir dari segalanya, tetapi merupakan salah satu tantangan dari sekian banyak tugas kedepan yang harus dihadapi.
Meskipun pada saat perjalanan lintas laut (linla) dari Pulau Pasir (Ashmore Reef) menuju Darwin dihantam gelombang setinggi 6 meter, dengan berbekal keyakinan, semangat dan tekad yang tinggi, prajurit KRI kembali melaut menuju perairan Indonesia. Rencananya kedua KRI tersebut akan singgah di Dermaga Pelabuhan Lantamal VII Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk melaksanakan bekal ulang.
Sumber: Dispenarmatim
Empat Kapal Perang Jenis LST TNI-AL Dipensiunkan
KRI Teluk Tomini-508 dan KRI Teluk Langsa-501. (Foto: detik)
3 Mei 2012, Jakarta: Ular-ular perang diturunkan dari puncak tiang empat kapal landing ship tank Komando Lintas Laut Militer TNI-AL, di Tanjung Priok, Jakarta, Kamis. Itu simbol bahwa keempat kapal itu tidak lagi termasuk dalam daftar jajaran kapal-kapal perang TNI-AL alias telah dihapus atau dipensiunkan.
Upacara militer penurunan ular-ular perang itu dipimpin Panglima Komando Lintas Laut Militer TNI-AL, Laksamana Muda TNI SM Darojatim, disaksikan banyak petinggi TNI-AL. Ular-Ular perang berupa pita pipih merah-putih berselang-seling di puncak tiang tertinggi kapal. Pita itu salah satu simbol penanda kapal perang yang berlaku secara internasional.
Upacara penurunan ular-ular perang dihadiri ratusan personel dan perwira yang semuanya mengenakan seragam upacara I berpedang. Ini bentuk penghargaan tertinggi bagi dharma bhakti kapal dalam dinas militer.
Keempat kapal itu adalah KRI Teluk Langsa-501, KRI Teluk Kau-504, KRI Teluk Tomini-508, serta KRI Teluk Saleh-510. Mereka adalah saksi nyata Perang Dunia Kedua dan Perang Vietnam, karena sebelum berdinas selama 50 tahun bagi TNI-AL, keempat kapal itu tergabung dalam Angkatan Laut Amerika Serikat pada masa-masa itu.
Telah banyak jasa yang diberi keempat kapal itu bagi Indonesia, mulai dari membawa pasukan dan peralatan perang ke berbagai misi perang, membawa para transmigran, hingga membawa bahan bantuan kemanusiaan --semisal saat tsunami Aceh 2004-- hingga mengenalkan Nusantara kepada banyak pemuda Indonesia.
Keempat kapal itu buatan galangan kapal Chicago Bridge & Iron Company, Seneca, Illinois, Amerika Serikat. KRI Teluk Langsa-501 dibangun di galangan itu pada 19 Pebruari 1945, dan bergabung dengan TNI AL pada 1960. KRI Teluk Kau-504 dibangun pada 1942, dan bergabung dengan TNI-AL pada 1960. Selanjutnya KRI Teluk Tomini-508 juga merupakan kapal eks Angkatan Laut Amerika yang bergabung dengan TNI AL pada 1967. Kemudian yang terakhir KRI Teluk Saleh-510 dibangun pada 1943 dan bergabung dengan TNI-AL pada 1970, setelah digunakan dalam perang Vietnam pada tahun 1967-1970.
Darojatim dalam amanatnya mengatakan, sepanjang pengabdiannya, keempat kapal ini telah berjasa bagi bangsa dan negara dalam pelaksanaan tugas operasi militer perang, maupun operasi militer selain perang. "Keempat kapal tersebut telah jauh melewati batas usia pakainya, karena itu sudah waktunya diistirahatkan dari jajaran TNI-AL, khususnya Kolinlamil," katanya.
Dikatakan juga, selama masa pengabdiannya, kapal perang tersebut telah banyak berkiprah dan menorehkan tinta emas dalam perjalanan bangsa Indonesia.
Sumber: ANTARA News
3 Mei 2012, Jakarta: Ular-ular perang diturunkan dari puncak tiang empat kapal landing ship tank Komando Lintas Laut Militer TNI-AL, di Tanjung Priok, Jakarta, Kamis. Itu simbol bahwa keempat kapal itu tidak lagi termasuk dalam daftar jajaran kapal-kapal perang TNI-AL alias telah dihapus atau dipensiunkan.
Upacara militer penurunan ular-ular perang itu dipimpin Panglima Komando Lintas Laut Militer TNI-AL, Laksamana Muda TNI SM Darojatim, disaksikan banyak petinggi TNI-AL. Ular-Ular perang berupa pita pipih merah-putih berselang-seling di puncak tiang tertinggi kapal. Pita itu salah satu simbol penanda kapal perang yang berlaku secara internasional.
Upacara penurunan ular-ular perang dihadiri ratusan personel dan perwira yang semuanya mengenakan seragam upacara I berpedang. Ini bentuk penghargaan tertinggi bagi dharma bhakti kapal dalam dinas militer.
Keempat kapal itu adalah KRI Teluk Langsa-501, KRI Teluk Kau-504, KRI Teluk Tomini-508, serta KRI Teluk Saleh-510. Mereka adalah saksi nyata Perang Dunia Kedua dan Perang Vietnam, karena sebelum berdinas selama 50 tahun bagi TNI-AL, keempat kapal itu tergabung dalam Angkatan Laut Amerika Serikat pada masa-masa itu.
Telah banyak jasa yang diberi keempat kapal itu bagi Indonesia, mulai dari membawa pasukan dan peralatan perang ke berbagai misi perang, membawa para transmigran, hingga membawa bahan bantuan kemanusiaan --semisal saat tsunami Aceh 2004-- hingga mengenalkan Nusantara kepada banyak pemuda Indonesia.
Keempat kapal itu buatan galangan kapal Chicago Bridge & Iron Company, Seneca, Illinois, Amerika Serikat. KRI Teluk Langsa-501 dibangun di galangan itu pada 19 Pebruari 1945, dan bergabung dengan TNI AL pada 1960. KRI Teluk Kau-504 dibangun pada 1942, dan bergabung dengan TNI-AL pada 1960. Selanjutnya KRI Teluk Tomini-508 juga merupakan kapal eks Angkatan Laut Amerika yang bergabung dengan TNI AL pada 1967. Kemudian yang terakhir KRI Teluk Saleh-510 dibangun pada 1943 dan bergabung dengan TNI-AL pada 1970, setelah digunakan dalam perang Vietnam pada tahun 1967-1970.
Darojatim dalam amanatnya mengatakan, sepanjang pengabdiannya, keempat kapal ini telah berjasa bagi bangsa dan negara dalam pelaksanaan tugas operasi militer perang, maupun operasi militer selain perang. "Keempat kapal tersebut telah jauh melewati batas usia pakainya, karena itu sudah waktunya diistirahatkan dari jajaran TNI-AL, khususnya Kolinlamil," katanya.
Dikatakan juga, selama masa pengabdiannya, kapal perang tersebut telah banyak berkiprah dan menorehkan tinta emas dalam perjalanan bangsa Indonesia.
Sumber: ANTARA News
Wednesday, May 2, 2012
Dansatkatarmatim Buka Latihan Proskom dan Taktis Penembakan Exocet MM-38 dan Terpedo SUT
2 Mei 2012, Surabaya: Komandan Satuan Kapal Cepat Komando Armada RI Kawasan Timur (Dansatkatarmatim) Kolonel Laut (P) Sufenri membuka latihan prosedur komando (proskom) dan taktis penembakan Exocet MM-38 dan Terpedo SUT serta latihan prosedur komando dan taktis manuvra tempur kapal cepat unsur Satkat Koarmatim di Markas Satuan Kapal Cepat Koarmatim Ujung Surabaya, belum lama ini, Senin (30/4). Latihan diikuti oleh seluruh prajurit jajaran Satkatarmatim, ABK KRI Keris, KRI Ajak dan KRI Singa.
Tujuan latihan ini, yaitu pertama, memelihara dan mempertahankan tingkat keterampilan dan profesionalisme perwira Korps Pelaut/Elektronika, Tim Anjungan dan Tim PIT unsur-unsur Satkat Koarmatim, khususnya dalam bidang sistem elektronika kendali senjata dan prosedur penembakan Exocet MM-38 dan Terpedo SUT di KRI klas KCR dan KCT, dengan menggunakan Pusat Informasi Tempur KRI dan Simulator Puslat kaprang Kolatarmatim, sebagai sarana simulasi latihan dalam rangka mempersiapkan diri untuk melaksanakan tugas-tugas yang akan datang.
Kedua, memelihara dan mempertahankan kemampuan perwira Korps Pelaut dan Tim Anjungan unsur-unsur Satkat Koarmatim dalam melaksanakan prosedur komando dan taktis manuvra tempur kapal cepat untuk mendukung kesiapan operasional kapal dalam menghadapi tugas operasi dan latihan.
Adapun sasaran yang ingin dicapai, yaitu terpeliharanya keterampilan personel secara perorangan maupun tim dalam bidang teknis penyiapan rudal sistem kendali senjata, serta prosedur komando dan taktis penembakan Exocet MM-38 dan Terpedo SUT.
Terpeliharanya kemampuan K31 dalam organisasi penembakan Rudal Exocet MM-38 dan Terpedo SUT. Serta terpeliharanya kemampuan perwira Korps Pelaut dan tim Anjungan unsur-unsur Satkat Koarmatim dalam melaksanakan olah gerak kapal dalam segala situasi operasi menggunakan prosedur komando dan taktis manuvra tempur kapal cepat.
Dalam latihan ini, untuk prosedur komando dan taktis penembakan Exocet MM-38 dan Terpedo SUT dilaksanakan oleh Korps Pelaut dan Elektronika, Tim Anjungan serta Tim PIT unsur-unsur. Sedangkan latihan komando dan taktis manuvra kapal cepat diikuti oleh perwira Korps Pelaut dan Elektronika, Tim Anjungan serta PIT unsur-unsur Satkat Koarmatim.
Sumber: Dispenarmatim
Tiga Kapal Perang Yang Tergabung Patkor Ausindo 2012 Dihantam Gelombang Tinggi
2 Mei 2012, Surabaya: Tiga kapal perang yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Patroli Kordinasi Australia Indonesia (Patkor Ausindo) tahun 2012, dihantam gelombang setinggi kurang lebih 6 meter, ketika melintasi Samudera Hindia, belum lama ini, Kamis (26/04). Ketiga kapal perang tersebut adalah KRI Kakap-811 yang dikomandani Mayor Laut (P) Himawan, KRI Tongkol-813 yang dikomandani Mayor Laut (P) Bimo Aji dan sebuah kapal perang Australia HMAS Pirie-P87.
Sejak angkat jangkar dari Pulau Pasir (Ashmore Reef) tanggal 25 April 2012 pukul 18.00 (waktu Darwin) menuju Darwin, kapal sudah mulai dihantam gelombang namun skalanya masih tergolong sedang. Setelah keluar dari Pulau Pasir sekitar 4 jam kemudian, konvoi kapal-kapal perang tersebut beranjak memasuki Samudera Hindia. Cuaca saat itu mulai gelap, tiupan angin makin kencang, dengan kecepatan hingga 50 knot disertai derasnya arus air laut yang menimbulkan gelombang tinggi mencapai 5 sampai 7 meter.
KRI Kakap berada disebelah kiri dari formasi berjajar, ditengah ada HMAS Pirie dan sebelah kanan KRI Tongkol. Menyeberangi perairan Samudera Hindia kapal-kapal perang tersebut terus menjalin komunikasi secara periodik. Konvoi ke tiga kapal perang tersebut terus memecah gelombang dan menembus gelapnya malam. Namun pergantian waktu dari malam ke siang hari tidak membuat ombak dan angin kencang menjadi surut. Prajurit KRI Kakap sudah merasa kelelahan akibat semalaman tidak tidur, namun mereka harus berjuang kembali mengendalikan kapal tetap dalam formasi.
Perjuangan para awak kapal perang tidak sampai disitu, setelah melewati sehari semalam melawan ganasnya alam, malam berikutnya yakni malam ke dua perjalanan menuju Darwin, konvoi ke tiga kapal perang, kembali diterjang gelombang setinggi 7 meter. Dalam formasi tersebut kapal menggunakan balingan 700 hingga 1.100 rpm dengan kecepatan rata-rata 8 sampai 16 knot.
Formasi kapal berlawanan dengan gelombang air laut yang datang dari arah selatan menuju ke utara. Hal itu membuat kapal seperti timbul tenggelam ditengah samudera. Sehari semalam tidak dapat istirahat dan makan, kemampuan fisik prajurit KRI Kakap mulai menurun, namun mereka harus tetap membawa kapal dalam formasi sampai ke Darwin. Terjangan ombak yang bertubi-tubi, membuat seisi kapal seolah hancur berantakan, perabotan seperti kursi, tempat tidur, piring, gelas dan benda-benda mudah bergerak lainnya yang luput dari ikatan jatuh berserakan di lantai. Bahkan air yang berada di bak penampungan di kamar madi tumpah bercampur benda-benda lainnya dan menggenangi koridor kapal.
Semetara itu prajurit KRI Kakap terus berusaha mengendalikan kapal dan menyelamatkan benda-benda disekitar mereka. Komandan KRI Kakap Mayor Laut (P) Himawan, menghimbau dan memberikan semangat kepada prajuritnya agar terus berusaha mengendalikan kapal dan tetap berdo’a memohon kepada Tuhan Yang maha Esa, supaya badai dapat segera berlalu. Bintara Utama (Bama) KRI Kakap Serda Bah Dedi Supriadi berusaha menyelamatkan benda-benda yang ada di geladak terbuka dari hantaman gelombang air laut.
Malam semakin larut, namun gelombang tinggi tidak kunjung surut. Sudah satu hari dua malam prajurit KRI Kakap tidak makan, dapur dan isinya berantakan, mereka hanya bertahan dengan makan roti kabin, meskipun setelah itu harus di muntahkan kembali karena perut mual akibat goncangan kapal yang bertubi-tubi. Kapal terasa bergetar hebat seolah mau patah ketika dihempas ombak dari arah haluan lambung kanan. Sesekali terjangan air laut sampai di atas anjungan menyapu benda apa saja yang ada di geladak haluan dan sekitarnya.
Sumber: Dispenarmatim
TNI AL Gandeng Perguruan Tinggi Meneliti Kapal Perang Anti Radar
28 April 2012, Surabaya: Indonesia masih belum mandiri dalam bidang pertahanan dan alat utama sistem senjata (alutsista). Dengan berbekal keinginan yang kuat untuk mewujudkan kedaulatan sistem pertahanan nasional, ITS melalui Konsorsium Pengembangan Kapal Perang Nasional (KPKPN) menggagas pembuatan kapal perang anti radar.
Tak tanggung-tanggung, riset ini didanai pemerintah senilai Rp 1,8 Miliar tiap Tahunnya. ITS tak bekerja sendiri, mengingat riset ini adalah riset nasional, maka ITS dibantu oleh beberapa perguruan tinggi negeri lain. Yaitu Akademi Angkatan Laut (AAL), Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Universitas Indonesia (UI), Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Konsorsium ini bermula dari workshop inisiasi bidang kapal perang yang dilaksanakan Agustus 2011 lalu. Dari workshop itulah ITS mengambil langkah lebih lanjut terkait penelitian kapal perang tersebut. Termasuk pembuatan proposal untuk kemudian diajukan ke pemerintah.
''Pembuatan proposal untuk konsorsium ini telah selesai sejak akhir tahun 2011,'' ungkap Hendro Nurhadi Dipl Ing PhD, Ketua KPKPN. Baru seteleh itu, digelar workshop nasional bidang kapal perang pada akhir Februari lalu.
Penggarapan kapal perang ini dibagi menjadi tujuh kelompok kerja berdasarkan bagian kelengkapan kapal. Ketujuh kelompok kerja tersebut masing-masing menangani karakterisasi komposit, metalurgi fisik, ship standard and Mission Requirement, auto pilot, steering control, material untuk radar dan Combat Material System (CMS).
Dari pembagian tersebut, Mayor Laut (E) Oman Sukirman, M.T dari AAL berperan dalam kegiatan Ship Standard and Mission Requirement serta pengumpulan data primer, Prof. Dr. Kuncoro Diharjo dari UNS turut serta dalam pembuatan karakterisasi komposit. Sedangkan metalurgi fisik ditangani oleh Prof Dr Ir Bondan Tiara Sofyan dari UI.
“Kapal yang banyak sekarang ini sebagian besar merupakan produk-produk lama. Oleh karena itu, sangat disayangkan jika Indonesia terus menerus bergantung pada negeri lain padahal potensi dalam negeri sangat besar” papar Bpk. Mayor Oman dalam paparan sesi ke-2 workshop di Nasdec (22/2).
Keunggulan kapal perang ini nantinya yaitu dibuat dengan material anti radar. ''Anti radar baru pertama kali diterapkan di pesawat tempur Amerika. Konon wartawan tidak bisa mendekat dari jarak 100 meter,'' jelas Drs Mochamad Zainuri M.Si yang juga ditemui saat konferensi pers diskusi ilmiah di Nasdec (22/2). Zainuri yang telah meneliti bahan anti radar sejak tahun 2005 itu mengungkapkan bahwa material anti radar yang digunakan pada kapal tersebut dibuat dari pasir besi. Hingga saat ini, material tersebut telah berhasil dibuat dan dapat menyerap radar hingga 99 persen.
“Kerjasama penelitian dengan perguruan tinggi besar, tentu sangat mengangkat bendera AAL dimata akademisi di seluruh Indonesia. Apalagi kerjasama besar ini hanya melibatkan perguruan tinggi yang memiliki peneliti-peneliti yang dianggap oleh Kementerian Ristek paling berkompeten” kata Gubernur AAL laksda TNI Agus Purwoto. Jenderal berbintang dua ini menegaskan pula bahwa dirinya sangat mendukung bentuk kerjasama ini apalagi bila melibatkan Kadet dan Dosen AAL secara aktif.
“Hal tersebut guna lebih meningkatkan kemampuan analisis para Dosen AAL maupun Kadet, serta lebih menimbulkan kemauan untuk mengembangkan Alutsista yang ada khususnya milik TNI AL” tegas orang nomor satu di AAL ini.
Sumber: AAL
Menhan Menerima Undangan Untuk Kunjungi Pusat Pelatihan Pasukan Perdamaian di Finlandia
1 Mei 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Selasa (1/5), menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Finlandia untuk Indonesia Mr Kai Sauer di Kantor Kemhan, Jakarta. Kedatangannya kali ini menemui Menhan adalah untuk menyerahkan undangan Menhan Finlandia kepada Menhan Purnomo Yusgiantoro untuk datang mengunjungi Finlandia.
Undangan tersebut termasuk diantaranya mengunjungi pusat pelatihan pasukan penjaga perdamaian milik Finlandia, dilatarbelakangi oleh hubungan yang erat antara kedua negara terutama keikutsertaan dalam bidang pasukan penjagaan perdamaian PBB.
Kunjungan tersebut dapat dijadikan ajang untuk saling berbagi informasi mengenai pusat pelatihan pasukan perdamaian yang juga dimiliki oleh Indonesia serta kemungkinan bekerjasama di bidang pelatihan ini. Menhan Purnomo Yusgiantoro menyambut baik undangan tersebut dan menyatakan keinginannya untuk mengunjungi pusat pelatihan pasukan perdamaian di Finlandia.
Sumber: Kemhan
Tuesday, May 1, 2012
KRI Teluk Sampit Angkut Combat Boat Catamaran Pesanan TNI AL
1 Mei 2012, Surabaya: KRI Teluk Sampit beberapa hari yang lalu merapat di dermaga umum Tanjung Wangi, Banyuwangi.
Kedatangan Kapal Perang tersebut dalam rangka mendukung pengangkutan combat boat catamaran pesanan TNI AL yang telah selesai dibuat oleh PT Lundin Industry Invest Banyuwangi.
Kedatangan KRI Teluk Sampit-515 disambut langsung oleh Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Banyuwangi Letkol Laut (P) M. Nazif beserta Perwira Staf dan anggota Lanal Banyuwangi.
Kapal perang jenis Landing Ships Tank (LST) dikomandani oleh Letkol Laut (P) I. Komang Teguh Ardana dengan ABK 77 orang tersebut mengangkut dua combat boat jenis catamaran dan akan dibawa ke Merauke, setelah selesai mengikuti L3 Satfib Koarmatim 2012 di perairan Banongan Situbondo, kemudian dilaksanakan embarkasi combat boat.
Setelah beberapa hari singgah di Banyuwangi, sekaligus dalam rangka melaksanakan bekal ulang logistik, baik bahan makanan maupun bahan bakar KRI, selanjutnya Kapal Perang tersebut beranjak meninggalkan Banyuwangi menuju daerah operasi.
Sumber: Lantamal V
Lantamal VI Lepas FNS Vendemiaire F-734
30 Maret 2012, Makassar:Personel Lantamal VI melaksanakan upacara pelepasan Kapal perang Perancis Vendemiaire F 734 di dermaga petikemas Hatta Makassar. Kapal jenis Freget yang di komandani Letkol Laut Jean Christophe Olieric berada di Makassar sejak tanggal 26 April 2012 selanjutnya akan melanjutklan pelayaran menuju Timor Leste dan Australia.
Sebelum diadakan Upacara pelepasan, Komandan Kapal perang Prancis ini mengucapkan terima kasih kepada personel Lantamal VI atas segala bantuan yang telah diberikan selama kapal dan seluruh ABK berada di Makassar. Pasukan upacara pada pelaksanaan pelepasan terdiri dari pasukan Pamen, Pama, gabungan Bintara dan Tamtama serta Satsik Lantamal VI.
Turut hadir dalam Upacara pelepasan Wadan Lantamal VI Kolonel Laut (P) Pulung Prambudi , Atase Perancis di Indonesia A.Carassau, Asintel Danlantamal VI, Asops Danlantamal VI, Kadis dan Kasatker Lantamal VI.
Sumber: Lantamal VI
Order banyak Pindad minim SDM
Pengusaha nasional yang juga Presiden Komisaris PT Panasonic Gobel Indonesia (PGI) Rahmat Gobel (kiri) memaparkan pendapatnya dalam seminar nasional dan talkshow bertajuk ‘Bersama Menuju Perusahaan Kelas Dunia’ di Hotel Grand Aquila, Jalan Dr Djundjunan Bandung, Jawa Barat, Senin (30/4). Seminar yang digelar dalam rangka ulang tahun ke-29 PT Pindad ini juga menghadirkan Direktur Utama PT Pindad (Persero) Adik Aviantono Sudarsono (kanan) sebagai pembicara. Dalam kesempatan tersebut dikemukakan bahwa PT Pindad optimistis mencapai target menuju perusahaan kelas dunia pada tahun ini.
30 April 2012, Bandung: Niat PT Pindad (Persero) menjadi perusahaan kelas dunia tidaklah mudah. Meski sudah mendapat banyak order, Pindad masih memiliki kekurangan sumber daya manusia (SDM).
“Untuk menjadi perusahaan kelas dunia tidak bisa dilakukan oleh sendiri. Namun, membutuhkan dukungan dari semua elemen masyarakat dalam mewujudkannya,” kata Direktur Utama PT Pindad (Persero), Adik Avianto Soedarsono dalam seminar nasional ‘Bersama Menuju Perusahaan Kelas Dunia’ di Hotel Grand Aquila, hari ini.
Ia mencontohkan industri pertahanan di Amerika, dimana satu orang pekerja bisa memproduksi 1 juta butir peluru per tahunnya. “Di Inggris dapat menghasilkan sebanyak 600.000 butir peluru per tahunnya, sedangkan di Indonesia satu orang pekerja hanya dapat menghasilkan 120.000 butir peluru per tahunnya,” katanya soal kemampuan SDM yang jomplang.
Kondisi ini menunjukkan jika SDM industri pertahanan di Indonesia sudah ketinggalan jauh dari negara lain. “Tak hanya SDM tetapi inovasi pun harus terus ditingkatkan dan dikembangkan karena teknologi yang begitu cepat berkembang,” kata Adik.
Pindad Kebut Pesanan Panser Malaysia
PT Pindad (Persero) menargetkan mampu menyelesaikan panser Anoa 6×6 pesanan Malaysia tahun ini. Kepastian pengiriman akan menentukan berapa besaran nilai pembelian panser tersebut. Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono mengatakan pihak Malaysia belum memberikan rincian konfigurasi ke 32 panser tersebut.
” Mereka pesan peruntukannya untuk ambulance, avc [untuk angkut personel], dan komando,” kata Adik. Namun belum jelas jumlah panser untuk masing-masing peruntukan. “Kita janji pada Malaysia semua akan beres Maret 2013, Malaysia minta secepat mungkin,” katanya di sela seminar nasional ‘Bersama Menuju Perusahaan Kelas Dunia’ di Bandung, hari ini.
“Untuk Malaysia kami masih negosiasi hingga hari ini kapan [Pindad] delivery-nya, karena ini menyangkut dia harus menyediakan uang pada waktu delivery, jadi belum putus,” katanya. Harga satu unit Anoa sendiri dibandrol paling murah US$1 juta dan termahal US$1,5 juta.
Belum pastinya harga yang akan dibayar Malaysia menurutnya tergantung kelengkapan karoseri yang akan dipasang pada panser tersebut.
Pindad akan Kembangan Tank Ringan Kanon
PT Pindad akan mengembangkan kendaraan tempur tank ringan kanon mulai 2014 untuk memenuhi kebutuhan pertahanan TNI Angkatan Darat.
Dirut Pindad Adik Avianto Soedarsono mengemukakan rencana tersebut merupakan upaya untuk menjawab kebutuhan panser dan tank TNI AD yang saat ini 90% dipasok produk asing. Dia mengemukakan model tank ringan kanon akan merujuk pada model tank ringan yang ada di dunia saat ini seperti produk K-21 buatan Doosan Infracore Korea Selatan maupun buatan Turki.
Tank ringan memiliki bobot antara 15 ton-25 ton dengan dua jenis penggerak kendaraan berupa ban atau rantai. Akan tetapi, ada pula tank ringan mancanegara lainnya dengan bobot melebihi 25 ton.
Adik mengatakan harga untuk tank ringan dengan roda penggerak ban sekitar Rp40 miliar. Sedangkan berpenggerak rantai mencapai Rp50 miliar.
“Kami sedang membahas rencana ini dengan pemerintah TNI AD, dan pihak-pihak lainnya. Mudah-mudahan rencana pengembangan ini bisa direalisasikan dalam waktu dekat,” katanya hari ini.
Adik belum merinci kebutuhan TNI AD akan tank ringan. Menurut dia, perusahaan baru melangkah para proses persiapan dan studi.
Sumber: Bisnis Jabar
30 April 2012, Bandung: Niat PT Pindad (Persero) menjadi perusahaan kelas dunia tidaklah mudah. Meski sudah mendapat banyak order, Pindad masih memiliki kekurangan sumber daya manusia (SDM).
“Untuk menjadi perusahaan kelas dunia tidak bisa dilakukan oleh sendiri. Namun, membutuhkan dukungan dari semua elemen masyarakat dalam mewujudkannya,” kata Direktur Utama PT Pindad (Persero), Adik Avianto Soedarsono dalam seminar nasional ‘Bersama Menuju Perusahaan Kelas Dunia’ di Hotel Grand Aquila, hari ini.
Ia mencontohkan industri pertahanan di Amerika, dimana satu orang pekerja bisa memproduksi 1 juta butir peluru per tahunnya. “Di Inggris dapat menghasilkan sebanyak 600.000 butir peluru per tahunnya, sedangkan di Indonesia satu orang pekerja hanya dapat menghasilkan 120.000 butir peluru per tahunnya,” katanya soal kemampuan SDM yang jomplang.
Kondisi ini menunjukkan jika SDM industri pertahanan di Indonesia sudah ketinggalan jauh dari negara lain. “Tak hanya SDM tetapi inovasi pun harus terus ditingkatkan dan dikembangkan karena teknologi yang begitu cepat berkembang,” kata Adik.
Pindad Kebut Pesanan Panser Malaysia
PT Pindad (Persero) menargetkan mampu menyelesaikan panser Anoa 6×6 pesanan Malaysia tahun ini. Kepastian pengiriman akan menentukan berapa besaran nilai pembelian panser tersebut. Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono mengatakan pihak Malaysia belum memberikan rincian konfigurasi ke 32 panser tersebut.
” Mereka pesan peruntukannya untuk ambulance, avc [untuk angkut personel], dan komando,” kata Adik. Namun belum jelas jumlah panser untuk masing-masing peruntukan. “Kita janji pada Malaysia semua akan beres Maret 2013, Malaysia minta secepat mungkin,” katanya di sela seminar nasional ‘Bersama Menuju Perusahaan Kelas Dunia’ di Bandung, hari ini.
“Untuk Malaysia kami masih negosiasi hingga hari ini kapan [Pindad] delivery-nya, karena ini menyangkut dia harus menyediakan uang pada waktu delivery, jadi belum putus,” katanya. Harga satu unit Anoa sendiri dibandrol paling murah US$1 juta dan termahal US$1,5 juta.
Belum pastinya harga yang akan dibayar Malaysia menurutnya tergantung kelengkapan karoseri yang akan dipasang pada panser tersebut.
Pindad akan Kembangan Tank Ringan Kanon
PT Pindad akan mengembangkan kendaraan tempur tank ringan kanon mulai 2014 untuk memenuhi kebutuhan pertahanan TNI Angkatan Darat.
Dirut Pindad Adik Avianto Soedarsono mengemukakan rencana tersebut merupakan upaya untuk menjawab kebutuhan panser dan tank TNI AD yang saat ini 90% dipasok produk asing. Dia mengemukakan model tank ringan kanon akan merujuk pada model tank ringan yang ada di dunia saat ini seperti produk K-21 buatan Doosan Infracore Korea Selatan maupun buatan Turki.
Tank ringan memiliki bobot antara 15 ton-25 ton dengan dua jenis penggerak kendaraan berupa ban atau rantai. Akan tetapi, ada pula tank ringan mancanegara lainnya dengan bobot melebihi 25 ton.
Adik mengatakan harga untuk tank ringan dengan roda penggerak ban sekitar Rp40 miliar. Sedangkan berpenggerak rantai mencapai Rp50 miliar.
“Kami sedang membahas rencana ini dengan pemerintah TNI AD, dan pihak-pihak lainnya. Mudah-mudahan rencana pengembangan ini bisa direalisasikan dalam waktu dekat,” katanya hari ini.
Adik belum merinci kebutuhan TNI AD akan tank ringan. Menurut dia, perusahaan baru melangkah para proses persiapan dan studi.
Sumber: Bisnis Jabar
Menhan Akan Pelajari Kemungkinan Kerjasama Industri Pertahanan Dengan Kroasia
Sniper Rifle MACS M3 cal. 12,7x99mm produksi industri pertahanan Kroasia. (Foto: aalan.hr)
30 April 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Jumat (27/4), menerima kunjungan kehormatan Chairman of The President’s Council on Foreign Policy and International Relations Republic of Croatia, Mr Budimir Loncar, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Mr Budimir Loncar sudah tidak asing lagi berada di Indonesia karena pada era orde baru pernah menjabat sebagai Duta Besar Yugoslavia untuk Indonesia dan pada era 90-an pernah menjadi wakil UN untuk Indonesia.
Mr. Budimir Loncar juga berperan sebagai mediator dalam pembicaraan perdamaian antara Pemerintah dan GAM Aceh di Stockholm, Swedia. Kedatangannya kali ini sebagai undangan Kementerian Luar Negeri RI dalam membicarakan peningkatan kerjasama bilateral Indonesia - Kroasia. Mr Budimir Loncar berharap kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Kroatia dapat diperbarui dan dikembangkan.
Pada kesempatan tersebut juga diserahkan proposal kerjasama industri pertahanan kedua negara. Menhan Purnomo Yusgiantoro berjanji untuk mempelajari proposal kerjasama industri pertahanan yang ditawarkan dan akan memberikan jawaban kepada Kedutaan Besar Kroasia. Menhan akan berupaya meramu kerjasama industri pertahanan antara kedua negara yang memberi manfaat bagi Indonesia dan Kroasia.
Saat menerima kunjungan kehormatan Mr Budimir Loncar, Menhan Purnomo Yusgiantoro didampingi Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin, Direktur Kerjasama Internasional Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus, dan Kepala Biro TU Stejen Kemhan Brigjen TNI Drs. Herry Noorwanto MA.
Sumber: DMC
30 April 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Jumat (27/4), menerima kunjungan kehormatan Chairman of The President’s Council on Foreign Policy and International Relations Republic of Croatia, Mr Budimir Loncar, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Mr Budimir Loncar sudah tidak asing lagi berada di Indonesia karena pada era orde baru pernah menjabat sebagai Duta Besar Yugoslavia untuk Indonesia dan pada era 90-an pernah menjadi wakil UN untuk Indonesia.
Mr. Budimir Loncar juga berperan sebagai mediator dalam pembicaraan perdamaian antara Pemerintah dan GAM Aceh di Stockholm, Swedia. Kedatangannya kali ini sebagai undangan Kementerian Luar Negeri RI dalam membicarakan peningkatan kerjasama bilateral Indonesia - Kroasia. Mr Budimir Loncar berharap kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Kroatia dapat diperbarui dan dikembangkan.
Pada kesempatan tersebut juga diserahkan proposal kerjasama industri pertahanan kedua negara. Menhan Purnomo Yusgiantoro berjanji untuk mempelajari proposal kerjasama industri pertahanan yang ditawarkan dan akan memberikan jawaban kepada Kedutaan Besar Kroasia. Menhan akan berupaya meramu kerjasama industri pertahanan antara kedua negara yang memberi manfaat bagi Indonesia dan Kroasia.
Saat menerima kunjungan kehormatan Mr Budimir Loncar, Menhan Purnomo Yusgiantoro didampingi Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin, Direktur Kerjasama Internasional Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus, dan Kepala Biro TU Stejen Kemhan Brigjen TNI Drs. Herry Noorwanto MA.
Sumber: DMC
Panglima TNI Terima Satgas Konga
Sejumlah prajurit Satgas Maritim Task Force TNI AL berada di dek setibanya di Kolinlamil, Jakarta, Senin (30/4). Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-C/UNIFIL yang diperkuat oleh 100 Prajurit TNI AL tersebut telah melaksanakan tugas misi PBB menjaga kedaulatan perairan Lebanon selama 6 bulan menggunakan KRI Sultan Iskandar Muda 367. (Foto: ANTARA/Ujang Zaelani/Koz/Spt/12)
30 April 2012, Jakarta: Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menerima kedatangan purnatugas Satgas Maritim Konga XXVIII-C/UNIFIL dari Lebanon sebanyak 100 prajurit TNI Angkatan Laut, melalui upacara militer di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin.
KRI Sultan Iskandar Muda (SIM) 367 sendiri tiba di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Minggu (29/4). Mereka telah bertugas selama enam bulan dalam misi perdamaian di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dalam sambutannya, mengatakan penugasan pasukan TNI pada misi pemeliharaan perdamaian merupakan bentuk sekaligus pengakuan dunia internasional terhadap bangsa Indonesia, khususnya TNI, dalam upaya memberikan kontribusi nyata terhadap terwujudnya perdamaian dunia sesuai yang tercantum dalam piagam PBB.
Kepercayaan yang sejak lama diberikan oleh dunia internasional tersebut, lanjut dia, menjadi kehormatan dan kebanggaan bagi segenap bangsa Indonesia karena terkandung makna bahwa bangsa Indonesia telah menjadi bagian penting dari komunitas dunia dalam berperan menciptakan kehidupan masyarakat internasional yang adil dan beradab. "Sudah selayaknya kepercayaan tersebut dapat kita jaga dan tingkatkan, melalui dedikasi, loyalitas dan kerja keras sebagaimana yang telah tunjukan selama ini di daerah penugasan," kata Agus.
Sumber: Antara Bali
30 April 2012, Jakarta: Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menerima kedatangan purnatugas Satgas Maritim Konga XXVIII-C/UNIFIL dari Lebanon sebanyak 100 prajurit TNI Angkatan Laut, melalui upacara militer di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin.
KRI Sultan Iskandar Muda (SIM) 367 sendiri tiba di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Minggu (29/4). Mereka telah bertugas selama enam bulan dalam misi perdamaian di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dalam sambutannya, mengatakan penugasan pasukan TNI pada misi pemeliharaan perdamaian merupakan bentuk sekaligus pengakuan dunia internasional terhadap bangsa Indonesia, khususnya TNI, dalam upaya memberikan kontribusi nyata terhadap terwujudnya perdamaian dunia sesuai yang tercantum dalam piagam PBB.
Kepercayaan yang sejak lama diberikan oleh dunia internasional tersebut, lanjut dia, menjadi kehormatan dan kebanggaan bagi segenap bangsa Indonesia karena terkandung makna bahwa bangsa Indonesia telah menjadi bagian penting dari komunitas dunia dalam berperan menciptakan kehidupan masyarakat internasional yang adil dan beradab. "Sudah selayaknya kepercayaan tersebut dapat kita jaga dan tingkatkan, melalui dedikasi, loyalitas dan kerja keras sebagaimana yang telah tunjukan selama ini di daerah penugasan," kata Agus.
Sumber: Antara Bali
Paskhas Lumpuhkan Teroris Pembajak Pesawat
Anggota Detasemen Bravo 90 Paskhas TNI AU bersiapm melakukan penembakan dalam simulasi penanggulangan teror di Bandara Ngurah Rai, Bali, Senin (30/4). Simulasi tersebut untuk peningkatan kemampuan anggota pasukan anti teror sekaligus pengamanan Bandara Ngurah Rai menjelang digelarnya berbagai kegiatan internasional di Bali terutama penyelenggaraan KTT APEC pada tahun 2013 . (Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana/Koz/Spt/12)
30 April 2012, Denpasar: Setelah teroris berhasil menguasai satu pesawat penumpang di B 1 dengan sejumlah penumpang dijadikan sebagai sandera, bersamaan dengan itu teroris dengan kelompok yang sama juga telah menguasai gedung VIP 2 Bandara Ngurah Rai dengan sejumlah orang yang berada di dalam dijadikan sandera.
Dalam kondisi yang cukup genting tersebut pasukan anti teror Detasemen Bravo 90 Paskhasau mendapatkan perintah tugas untuk menghadapi teroris dimaksud dan menyelamatkan para sandera. Simulasi latihan dengan sandi “Albara” (Anti Lawan Bajak Udara) diawali dengan penerjunan pasukan Combat Free Fall sebanyak 15 personel di pantai ujung landasan dengan jarak lebih kurang satu kilometer dari tempat teroris melakukan penyanderaan.
Setelah mendarat, pasukan dengan mengendap-endap mendekati lokasi, terlebih dahulu mengeksekusi dengan aksi bunuh senyap teroris yang bertugas berjaga-jaga di luar area lokasi. Setelah itu negosiator melaksanakan negosiasi dengan pimpinan teroris dimana para teroris menuntut supaya rekan-rekannya yang dipenjara oleh pemerintah dapat dibebaskan. Untuk menunjukkan keseriusannya teroris menembak salah satu sandera yang selanjutnya dievakuasi oleh tim medis.
Beberapa anggota Detasemen Bravo 90 Paskhas TNI AU menangkap teroris yang menyandera pesawat komersial dalam simulasi penanggulangan teror di Bandara Ngurah Rai, Bali, Senin (30/4). (Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana/Koz/Spt/12)
Melanjutkan aksinya, teroris meminta pesawat yang dikuasainya untuk direfuel, dan pada saat itu juga negosiasi terus berlangsung, dan disaat bersamaan unit Aksus (Aksi Khusus) Den Bravo 90 Paskhasau yang dikomandani oleh Letkol Psk M. Juanda, mendekati dua sasaran sekaligus dan melaksanakan aksi di pesawat maupun di VIP room 2 yang terlebih dahulu diawali dengan tembakan Sniper dan bunyi ledakan. Beberapa saat kemudian, unit Aksus berhasil melumpuhkan teroris baik di pesawat maupun di VIP 2, selanjutnya para pelaku teroris diserahkan kepada Pomau.
Setelah menguasai situasi, unit aksus melaksanakan evakuasi terhadap para sandera baik di pesawat maupun di VIP room 2. Karena diduga para teroris telah memasang bahan peledak di pesawat, maka unit EOD merapat ke pesawat dan melaksanakan IED di tempat yang aman.
Demikian secara umum skenario simulasi latihan Albara yang dilaksanakan di bandara Ngurah Rai. Hadir menyaksikan latihan secara langsung yaitu, Pangkoopsau II, Marsda TNI Ismono Wijayanto, Muspida provinsi Bali dan para pimpinan komunitas bandara Ngurah Rai.
Di sela-sela acara, Komandan Lanud Ngurah Rai, Letkol Pnb Jumarto saat diwawancara mengatakan bahwa Latihan Albara dilaksanakan di Bali dengan maksud untuk meyakinkan masyarakat Nasional dan Internasional bahwa bandara Ngurah Rai sebagai pintu utama wisata di Bali dalam kondisi aman sekaligus menunjukkan tentang kemampuan Detasemen Bravo 90 Paskhasau dalam menghadapi kemunkinan aksi teror yang terjadi di bandara.
Akhir dari kegiatan dilaksanakan upacara penutupan latihan di B 1 Bandara Ngurah Rai dengan Inspektur Upacara oleh Komandan Lanud Ngurah Rai.
Sumber: TNI AU
30 April 2012, Denpasar: Setelah teroris berhasil menguasai satu pesawat penumpang di B 1 dengan sejumlah penumpang dijadikan sebagai sandera, bersamaan dengan itu teroris dengan kelompok yang sama juga telah menguasai gedung VIP 2 Bandara Ngurah Rai dengan sejumlah orang yang berada di dalam dijadikan sandera.
Dalam kondisi yang cukup genting tersebut pasukan anti teror Detasemen Bravo 90 Paskhasau mendapatkan perintah tugas untuk menghadapi teroris dimaksud dan menyelamatkan para sandera. Simulasi latihan dengan sandi “Albara” (Anti Lawan Bajak Udara) diawali dengan penerjunan pasukan Combat Free Fall sebanyak 15 personel di pantai ujung landasan dengan jarak lebih kurang satu kilometer dari tempat teroris melakukan penyanderaan.
Setelah mendarat, pasukan dengan mengendap-endap mendekati lokasi, terlebih dahulu mengeksekusi dengan aksi bunuh senyap teroris yang bertugas berjaga-jaga di luar area lokasi. Setelah itu negosiator melaksanakan negosiasi dengan pimpinan teroris dimana para teroris menuntut supaya rekan-rekannya yang dipenjara oleh pemerintah dapat dibebaskan. Untuk menunjukkan keseriusannya teroris menembak salah satu sandera yang selanjutnya dievakuasi oleh tim medis.
Melanjutkan aksinya, teroris meminta pesawat yang dikuasainya untuk direfuel, dan pada saat itu juga negosiasi terus berlangsung, dan disaat bersamaan unit Aksus (Aksi Khusus) Den Bravo 90 Paskhasau yang dikomandani oleh Letkol Psk M. Juanda, mendekati dua sasaran sekaligus dan melaksanakan aksi di pesawat maupun di VIP room 2 yang terlebih dahulu diawali dengan tembakan Sniper dan bunyi ledakan. Beberapa saat kemudian, unit Aksus berhasil melumpuhkan teroris baik di pesawat maupun di VIP 2, selanjutnya para pelaku teroris diserahkan kepada Pomau.
Setelah menguasai situasi, unit aksus melaksanakan evakuasi terhadap para sandera baik di pesawat maupun di VIP room 2. Karena diduga para teroris telah memasang bahan peledak di pesawat, maka unit EOD merapat ke pesawat dan melaksanakan IED di tempat yang aman.
Demikian secara umum skenario simulasi latihan Albara yang dilaksanakan di bandara Ngurah Rai. Hadir menyaksikan latihan secara langsung yaitu, Pangkoopsau II, Marsda TNI Ismono Wijayanto, Muspida provinsi Bali dan para pimpinan komunitas bandara Ngurah Rai.
Di sela-sela acara, Komandan Lanud Ngurah Rai, Letkol Pnb Jumarto saat diwawancara mengatakan bahwa Latihan Albara dilaksanakan di Bali dengan maksud untuk meyakinkan masyarakat Nasional dan Internasional bahwa bandara Ngurah Rai sebagai pintu utama wisata di Bali dalam kondisi aman sekaligus menunjukkan tentang kemampuan Detasemen Bravo 90 Paskhasau dalam menghadapi kemunkinan aksi teror yang terjadi di bandara.
Akhir dari kegiatan dilaksanakan upacara penutupan latihan di B 1 Bandara Ngurah Rai dengan Inspektur Upacara oleh Komandan Lanud Ngurah Rai.
Sumber: TNI AU
KRI Kakap dan KRI Tongkol Lego Jangkar di Perairan Ashmore Reef
1 Mei 2012, Surabaya: Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Kakap-811 dan KRI Tongkol-813 yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Patroli Kordinasi Australia Indonesia (Patkor Ausindo) tahun 2012, melaksanakan lego jangkar disekitar perairan Ashmore Reef, belum lama ini,Selasa (24/04). Bersama kedua KRI, kapal perang Autralia HMAS Pirie-P87 juga melaksanakan lego jangkar di perairan tersebut.
Perbandingan jarak dari Kupang Nusa tenggara Timur (NTT) ke Ashmore Reef sekitar 127Nm. Jika ditempuh menggunakan kapal laut dengan kecepatan 15Knot, membutuhkan waktu sekitar 8 jam 56 menit. Sedangkan jarak dari Ashmore ke Darwin sekitar 509,5Nm. Membutuhkan waktu kurang lebih 30 jam 32 menit jika ditempuh menggunakan sarana transportasi laut dengan kecepatan 15 knot. Jarak dari Kupang ke Darwin sekitar 509,7Nm, dapat ditempuh dengan waktu 33 jam 58 menit dengan kecepatan kapal 15 knot.
Pada saat unsur Satgas Patkor Ausindo 12 sedang lego jangkar, Perwira kapal HMAS Pirie mengunjungi KRI Kakap untuk melaksanakan kordinasi tentang rangkaian kegiatan Satgas selanjutnya. Rombongan dari tentara Australia terdiri dari 3 orang Perwira, dipimpin oleh Lieutenant Mc. Ellister yang menjabat sebagai Executive Officer Assail Three HMAS Pirie-P87.
Kunjungan perwira HMAS Pirie diterima langsung oleh Komandan KRI Kakap Mayor Laut (P) Himawan didampingi Perwira Satgas Kapten Laut (P) Erich, bertempat di Lounge Room Kapal perang tersebut. KRI Kakap dan KRI Tongkol melaksanakan tugas Patkor Ausindo 12, dibawah kendali operasi Gugus Tempur Laut Wilayah Timur (Guspurlatim).
Sumber: Dispenarmatim
TNI akan kembali kirimkan KRI ke Lebanon
KRI Hasanuddin-366. (Foto: Corveleyn Roger)
30 April 2012, Jakarta: Tentara Nasional Indonesia akan kembali mengirimkan kapal perang (KRI) untuk bertugas pada misi pemeliharaan perdamaian dunia ke Lebanon, di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dalam waktu dekat ini.
"Kita masih akan mengirim satuan berikutnya, yakni KRI Hasanuddin (HSN)-366. Saat ini sedang dipersiapkan untuk menggantikan KRI Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 yang telah kembali ke Indonesia. Mereka juga akan bertugas selama enam bulan di Lebanon," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta Utara, hari ini.
Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda itu diperkuat 100 prajurit TNI AL, yang terdiri atas 33 perwira, 48 bintara dan 19 tamtama. Ini merupakan Satgas ketiga yang pernah diberangkatkan TNI ke Lebanon setelah sebelumnya memberangkatkan KRI Frans Kaisepo-368 dan KRI Diponegoro-365 bergabung dalam gugus tugas MTF.
KRI SIM-367 telah selesai melaksanakan tugas selama enam bulan di Lebanon dan akan digantikan dengan KRI Hasanuddin (HSN)-363 yang rencananya akan diberangkatkan pada pertengahan Mei 2012. Menurut dia, awak KRI Hasanuddin-366 juga berjumlah 100 orang prajurit karena memiliki bobot yang sama dengan KRI SIM-367.
Panglima TNI berharap setiap kapal yang ditugaskan dalam misi pemeliharaan perdamaian selalu memperoleh nilai yang memuaskan (satisfied) dan diharapkan prajurit yang ditugaskan berikutnya juga mendapatkan nilai yang sempurna.
"Pengiriman prajurit dalam misi pemeliharaan perdamaian di Lebanon menjadikan prajurit TNI memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan standar PBB. Prajurit juga akan mendapatkan banyak pengalaman yang dapat ditularkan kepada prajurit lainnya," katanya usai menerima kedatangan Satgas Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda XXVIII-C/UNIFIL dari Lebanon.
Panglima TNI, mengatakan, penugasan pasukan TNI pada misi pemeliharaan perdamaian merupakan bentuk sekaligus pengakuan dunia internasional terhadap bangsa Indonesia, khususnya TNI, dalam upaya memberikan kontribusi nyata terhadap terwujudnya perdamaian dunia sesuai yang tercantum dalam piagam PBB.
Indonesia merupakan negara Asia yang pertama kali dan satu-satunya yang berpartisipasi dengan mengirimkan kapal perang dalam misi perdamaian dunia di Lebanon.
KRI SIM-367 merupakan salah satu kapal terbaru yang dimiliki oleh TNI AL, berjenis korvet kelas Ship Integrated Geometrical Modularity Approuch (SIGMA) buatan Schelde Naval Shipbuilding, Vlissingen Belanda.
Jumlah pasukan TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di seluruh dunia saat ini berjumlah 1.828 yang tersebar di berbagai wilayah konflik, yakni Lebanon, Kongo, Haiti, Liberia, Sudan Selatan, Darfur, dan Suriah.
Diharapkan pada 2014, Indonesia dapat mengirimkan 4.000 penjaga perdamaian (peacekeepers) di seluruh dunia dalam misi PBB.
Sumber: ANTARA News
30 April 2012, Jakarta: Tentara Nasional Indonesia akan kembali mengirimkan kapal perang (KRI) untuk bertugas pada misi pemeliharaan perdamaian dunia ke Lebanon, di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dalam waktu dekat ini.
"Kita masih akan mengirim satuan berikutnya, yakni KRI Hasanuddin (HSN)-366. Saat ini sedang dipersiapkan untuk menggantikan KRI Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 yang telah kembali ke Indonesia. Mereka juga akan bertugas selama enam bulan di Lebanon," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta Utara, hari ini.
Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda itu diperkuat 100 prajurit TNI AL, yang terdiri atas 33 perwira, 48 bintara dan 19 tamtama. Ini merupakan Satgas ketiga yang pernah diberangkatkan TNI ke Lebanon setelah sebelumnya memberangkatkan KRI Frans Kaisepo-368 dan KRI Diponegoro-365 bergabung dalam gugus tugas MTF.
KRI SIM-367 telah selesai melaksanakan tugas selama enam bulan di Lebanon dan akan digantikan dengan KRI Hasanuddin (HSN)-363 yang rencananya akan diberangkatkan pada pertengahan Mei 2012. Menurut dia, awak KRI Hasanuddin-366 juga berjumlah 100 orang prajurit karena memiliki bobot yang sama dengan KRI SIM-367.
Panglima TNI berharap setiap kapal yang ditugaskan dalam misi pemeliharaan perdamaian selalu memperoleh nilai yang memuaskan (satisfied) dan diharapkan prajurit yang ditugaskan berikutnya juga mendapatkan nilai yang sempurna.
"Pengiriman prajurit dalam misi pemeliharaan perdamaian di Lebanon menjadikan prajurit TNI memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan standar PBB. Prajurit juga akan mendapatkan banyak pengalaman yang dapat ditularkan kepada prajurit lainnya," katanya usai menerima kedatangan Satgas Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda XXVIII-C/UNIFIL dari Lebanon.
Panglima TNI, mengatakan, penugasan pasukan TNI pada misi pemeliharaan perdamaian merupakan bentuk sekaligus pengakuan dunia internasional terhadap bangsa Indonesia, khususnya TNI, dalam upaya memberikan kontribusi nyata terhadap terwujudnya perdamaian dunia sesuai yang tercantum dalam piagam PBB.
Indonesia merupakan negara Asia yang pertama kali dan satu-satunya yang berpartisipasi dengan mengirimkan kapal perang dalam misi perdamaian dunia di Lebanon.
KRI SIM-367 merupakan salah satu kapal terbaru yang dimiliki oleh TNI AL, berjenis korvet kelas Ship Integrated Geometrical Modularity Approuch (SIGMA) buatan Schelde Naval Shipbuilding, Vlissingen Belanda.
Jumlah pasukan TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di seluruh dunia saat ini berjumlah 1.828 yang tersebar di berbagai wilayah konflik, yakni Lebanon, Kongo, Haiti, Liberia, Sudan Selatan, Darfur, dan Suriah.
Diharapkan pada 2014, Indonesia dapat mengirimkan 4.000 penjaga perdamaian (peacekeepers) di seluruh dunia dalam misi PBB.
Sumber: ANTARA News
Monday, April 30, 2012
Tank Leopard Akan Memperkuat Alutsista Batalyon Kavaleri TNI AD
Leopard 2A6 milik AD Belanda. (Foto: Battle14)
30 April 2012, Jakarta: Indonesia berencana membeli 100 tank kelas berat Leopard milik Angkatan Darat Belanda senilai 280 juta dolar. Pangdam VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Subekti di Balikpapan, Senin (26/3), mengatakan 88 unit akan mengamankan perbatasan dan sisanya 12 unit ditempatkan di Pusdiklat Kavaleri di Batujajar, Jawa Barat.
Tank Leopard akan ditempatkan dalam satu batalyon kavaleri Kodam VI Mulawarman dan satu batalyon kavaleri Kodam XII Tanjungpura, masing-masing batalyon mengoperasikan 44 unit.
Indonesia masih menunggu keputusan akhir Belanda kepastian kontrak pembelian Leopard pada Mei 2012. Partai oposisi di Parlemen Belanda menolak penjualan Leopard ke Indonesia dengan alasan buruknya masalah HAM. Mundurnya Geert Wilders dari partai pendukung pemerintah dan menyebrang ke partai oposisi, mengancam penjualan tank Leopard ke Indonesia batal. Sedangkan Belanda memerlukan dana segar untuk membeli alutsista baru, terutama pesawat tanpa awak.
Pemerintah tetap akan membeli Leopard dengan persetujuan Parlemen, meskipun Belanda membatalkan penjualan. Jerman sebagai pembuat Leopard sebagai alternatif negara penjual Leopard ke Indonesia. Komisi I DPR-RI telah mengunjungi pabrik tank Leopard Krauss-Maffei Wegmann (KMW) pada bulan ini, guna menjajaki pembelian Leopard.
Menurut Komandan Pussenkav Brigadir Jenderal TNI Purwadi Mukson, S.IP imbangan daya tempur relatif (kesetaraan) satuan kavaleri TNI AD jauh di bawah rata-rata negara-negara di Asia Tenggara.
The Military Balance in Asia: 1990-2011 yang dikeluarkan CSIS mencatat hanya Indonesia dan Filipina tidak memiliki tank kelas berat di kawasan Asia Tenggara dan Australia. Australia memiliki 59 tank kelas berat modern, Kamboja memiliki 150 tank kelas berat tidak modern, Laos memiliki 25 tank kelas berat tidak modern, Malaysia memiliki 48 tank kelas berat modern, Singapura memiliki 196 tank kelas berat tidak modern, Thailand memiliki 105 tank kelas berat tidak modern dan 178 modern, serta Vietnam memiliki 1315 tank kelas berat tidak modern.
Untuk melaksanakan fungsi penggempur (doktrin tank lawan tank), dibutuhkan tank dilengkapi kanon kaliber besar lebih besar dari 105 mm yang hanya dimiliki tank kelas sedang dan berat. Batalyon Kavaleri TNI AD hanya dilengkapi tank kelas ringan yang dilengkapi kanon kaliber 90 mm atau 105 mm. Tank kelas ringan berfungsi untuk tugas-tugas pengamanan.
Sejumlah pihak terutama LSM dan legislator dari partai oposisi menolak pembelian tank kelas berat, dengan alasan geografis Indonesia negara kepulauan dan kontur tanah tidak cocok dilalui tank kelas berat.
Jepang sebagai negara kepulauan dengan pulau utamanya lebih kecil dibandingkan Kalimantan, mengoperasikan tank kelas berat.
Tank Leopard berbobot 62.5 ton menggunakan roda rantai meninggalkan tekanan jejaknya hanya 0.9941 kg/cm² , sedangkan Toyota Kijang berbobot 1,65 ton tekanan jejaknya jejaknya 2.331 kg/cm², dihitung menggunakan rumus ilmu Fisika tekanan jejak. Berdasarkan perhitungan ilmu Fisika tersebut, tank berat Leopard layak dioperasikan di Indonesia.
Batalyon Leopard akan dilengkapi juga dengan kendaraan tempur jenis Armored Recovery Vehicle (ARV) dan Armoured Vehicle Launching Bridge (AVLB), untuk mengatasi medan sulit termasuk kondisi konstruksi jembatan yang meragukan.
Tank Leopard dipilih setelah mengkaji sejumlah tank kelas berat standar NATO dan Rusia. Leopard unggul dalam penilaian teruji di medan tempur (Perang Afghanistan), harga relatif murah, suku cadang terjamin, Transfer of Technology (ToT) mudah didapat dari pihak pabrikan, bahan bakar solar diesel, dan amunisi 120 mm standar NATO mudah diperoleh.
Sesuai Rencana Strategis Membangun Postur Kavaleri TNI AD dan Pengembangan Organisasi menuju Minimum Esential Force (MEF) guna meningkatkan kemampuan Tri Daya Caktinya. Sebagai implementasi pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam seminar di Seskoad tanggal 19 September 2008 mengatakan “Kita harus mempunyai Arm Force yang cukup dan kita harus mempunyai prinsip Minimum Essential Force dalam anggaran kita”. Kehadiran tank kelas berat Leopard kebutuhan mutlak dan mendesak untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal satuan kavaleri TNI AD.
Selamat datang tank kelas berat Leopard di Indonesia.
@Berita Hankam
30 April 2012, Jakarta: Indonesia berencana membeli 100 tank kelas berat Leopard milik Angkatan Darat Belanda senilai 280 juta dolar. Pangdam VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Subekti di Balikpapan, Senin (26/3), mengatakan 88 unit akan mengamankan perbatasan dan sisanya 12 unit ditempatkan di Pusdiklat Kavaleri di Batujajar, Jawa Barat.
Tank Leopard akan ditempatkan dalam satu batalyon kavaleri Kodam VI Mulawarman dan satu batalyon kavaleri Kodam XII Tanjungpura, masing-masing batalyon mengoperasikan 44 unit.
Indonesia masih menunggu keputusan akhir Belanda kepastian kontrak pembelian Leopard pada Mei 2012. Partai oposisi di Parlemen Belanda menolak penjualan Leopard ke Indonesia dengan alasan buruknya masalah HAM. Mundurnya Geert Wilders dari partai pendukung pemerintah dan menyebrang ke partai oposisi, mengancam penjualan tank Leopard ke Indonesia batal. Sedangkan Belanda memerlukan dana segar untuk membeli alutsista baru, terutama pesawat tanpa awak.
Pemerintah tetap akan membeli Leopard dengan persetujuan Parlemen, meskipun Belanda membatalkan penjualan. Jerman sebagai pembuat Leopard sebagai alternatif negara penjual Leopard ke Indonesia. Komisi I DPR-RI telah mengunjungi pabrik tank Leopard Krauss-Maffei Wegmann (KMW) pada bulan ini, guna menjajaki pembelian Leopard.
Menurut Komandan Pussenkav Brigadir Jenderal TNI Purwadi Mukson, S.IP imbangan daya tempur relatif (kesetaraan) satuan kavaleri TNI AD jauh di bawah rata-rata negara-negara di Asia Tenggara.
The Military Balance in Asia: 1990-2011 yang dikeluarkan CSIS mencatat hanya Indonesia dan Filipina tidak memiliki tank kelas berat di kawasan Asia Tenggara dan Australia. Australia memiliki 59 tank kelas berat modern, Kamboja memiliki 150 tank kelas berat tidak modern, Laos memiliki 25 tank kelas berat tidak modern, Malaysia memiliki 48 tank kelas berat modern, Singapura memiliki 196 tank kelas berat tidak modern, Thailand memiliki 105 tank kelas berat tidak modern dan 178 modern, serta Vietnam memiliki 1315 tank kelas berat tidak modern.
Untuk melaksanakan fungsi penggempur (doktrin tank lawan tank), dibutuhkan tank dilengkapi kanon kaliber besar lebih besar dari 105 mm yang hanya dimiliki tank kelas sedang dan berat. Batalyon Kavaleri TNI AD hanya dilengkapi tank kelas ringan yang dilengkapi kanon kaliber 90 mm atau 105 mm. Tank kelas ringan berfungsi untuk tugas-tugas pengamanan.
Sejumlah pihak terutama LSM dan legislator dari partai oposisi menolak pembelian tank kelas berat, dengan alasan geografis Indonesia negara kepulauan dan kontur tanah tidak cocok dilalui tank kelas berat.
Jepang sebagai negara kepulauan dengan pulau utamanya lebih kecil dibandingkan Kalimantan, mengoperasikan tank kelas berat.
Tank Leopard berbobot 62.5 ton menggunakan roda rantai meninggalkan tekanan jejaknya hanya 0.9941 kg/cm² , sedangkan Toyota Kijang berbobot 1,65 ton tekanan jejaknya jejaknya 2.331 kg/cm², dihitung menggunakan rumus ilmu Fisika tekanan jejak. Berdasarkan perhitungan ilmu Fisika tersebut, tank berat Leopard layak dioperasikan di Indonesia.
Batalyon Leopard akan dilengkapi juga dengan kendaraan tempur jenis Armored Recovery Vehicle (ARV) dan Armoured Vehicle Launching Bridge (AVLB), untuk mengatasi medan sulit termasuk kondisi konstruksi jembatan yang meragukan.
Tank Leopard dipilih setelah mengkaji sejumlah tank kelas berat standar NATO dan Rusia. Leopard unggul dalam penilaian teruji di medan tempur (Perang Afghanistan), harga relatif murah, suku cadang terjamin, Transfer of Technology (ToT) mudah didapat dari pihak pabrikan, bahan bakar solar diesel, dan amunisi 120 mm standar NATO mudah diperoleh.
Sesuai Rencana Strategis Membangun Postur Kavaleri TNI AD dan Pengembangan Organisasi menuju Minimum Esential Force (MEF) guna meningkatkan kemampuan Tri Daya Caktinya. Sebagai implementasi pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam seminar di Seskoad tanggal 19 September 2008 mengatakan “Kita harus mempunyai Arm Force yang cukup dan kita harus mempunyai prinsip Minimum Essential Force dalam anggaran kita”. Kehadiran tank kelas berat Leopard kebutuhan mutlak dan mendesak untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal satuan kavaleri TNI AD.
Selamat datang tank kelas berat Leopard di Indonesia.
Sumber: Jurnal Yudhagama Volume 32 No. 1 Maret 2012/RNW/CSIS
@Berita Hankam
Sunday, April 29, 2012
Ini Dia Kiat Pindad 'Go International'
Seorang teknisi PT PINDAD memasang bagian pintu pada Panser APV 6x6 di PT PINDAD, Bandung, Jawa Barat. (Foto: ANTARA News)
28 April 2012, Bandung: Pindad yakin dapat menjadi perusahaan kelas dunia dengan memanfaatkan momentum HUT Ke-29 pada 29 April 2012. "Pada usia Pindad yang genap 29 tahun, peluang semakin banyak dan optimis untuk menuju perusahaan kelas dunia," kata Direktur Utama PT Pindad (Persero) Adik Aviantono Sudarsono, Sabtu (28/4).
Selain telah mampu memperluas pasar produk alutsista ke ASEAN, Afrika dan Timur Tengah, Pindad juga telah mendapat kepercayaan dunia dengan pesanan 32 panser dari Malaysia yang saat ini sudah dalam proses penyelesaian administrasi di Negeri Jiran itu.
Langkah untuk mempercepat langkah menuju perusahaan kelas dunia, menurut Adik dilakukan melalui peningkatan kinerja perusahaan dengan dukungan karyawan yang lebih baik lagi dan mendorong suatu perubahan drastis yang dilandasi dengan etos kerja yang semakin meningkat.
"Permasalahan dan kendala pasti ada, namun semuanya bisa teratasi dengan etos kerja tinggi hambatan akan teratasi," kata Adik. Selain itu juga pihaknya terus membuat kaidah-kaidah kerja optimal akan terwujud, meningkatkan daya saing dan memuaskan pelanggan kita. "Dengan demikian akan menjadi suatu industri mandiri khususnya memenuhi alutsista," katanya.
Orang nomor satu di BUMN strategis itu menyebutkan, peningkatan peluang pasar produk alutsista di dalam dan di luar negeri semakin banyak yang menuntut Pindad untuk lebih siap dan berdaya saing. Ia mengakui dalam empat tahun, selain peluang lebih banyak juga masih ada kendala, salah satunya terkait keterlambatan dalam penyelesaian produk masih harus dientaskan di samping terus meningkatkan kualitas.
"Kerja keras jelas makin diperlukan ke depan, mengerahkan kemampuan terbaik dan kontribusi positif," katanya. Salah satu optimisme PT Pindad adalah ekspor produk amunisi industri strategis itu merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. "Saat ini produk kita terbesar di ASEAN, meski dari sisi persaingan harga belum nomor satu. Kita akan berusaha terus menjadi semakin baik," kata Adik Aviantono.
PT Pindad (Persero) merupakan salah satu dari tiga BUMN strategis yang berkantor pusat di Bandung selain PTDI dan PT Len Industri. Pindad merupakan industri persenjataan dengan produk andalan Senapan Serbu (SS), senjata genggam (pistol), panser, amunisi serta sejumlah komponen spare part panser, otomotif serta suku cadang alat berat.
Sumber: Republika
28 April 2012, Bandung: Pindad yakin dapat menjadi perusahaan kelas dunia dengan memanfaatkan momentum HUT Ke-29 pada 29 April 2012. "Pada usia Pindad yang genap 29 tahun, peluang semakin banyak dan optimis untuk menuju perusahaan kelas dunia," kata Direktur Utama PT Pindad (Persero) Adik Aviantono Sudarsono, Sabtu (28/4).
Selain telah mampu memperluas pasar produk alutsista ke ASEAN, Afrika dan Timur Tengah, Pindad juga telah mendapat kepercayaan dunia dengan pesanan 32 panser dari Malaysia yang saat ini sudah dalam proses penyelesaian administrasi di Negeri Jiran itu.
Langkah untuk mempercepat langkah menuju perusahaan kelas dunia, menurut Adik dilakukan melalui peningkatan kinerja perusahaan dengan dukungan karyawan yang lebih baik lagi dan mendorong suatu perubahan drastis yang dilandasi dengan etos kerja yang semakin meningkat.
"Permasalahan dan kendala pasti ada, namun semuanya bisa teratasi dengan etos kerja tinggi hambatan akan teratasi," kata Adik. Selain itu juga pihaknya terus membuat kaidah-kaidah kerja optimal akan terwujud, meningkatkan daya saing dan memuaskan pelanggan kita. "Dengan demikian akan menjadi suatu industri mandiri khususnya memenuhi alutsista," katanya.
Orang nomor satu di BUMN strategis itu menyebutkan, peningkatan peluang pasar produk alutsista di dalam dan di luar negeri semakin banyak yang menuntut Pindad untuk lebih siap dan berdaya saing. Ia mengakui dalam empat tahun, selain peluang lebih banyak juga masih ada kendala, salah satunya terkait keterlambatan dalam penyelesaian produk masih harus dientaskan di samping terus meningkatkan kualitas.
"Kerja keras jelas makin diperlukan ke depan, mengerahkan kemampuan terbaik dan kontribusi positif," katanya. Salah satu optimisme PT Pindad adalah ekspor produk amunisi industri strategis itu merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. "Saat ini produk kita terbesar di ASEAN, meski dari sisi persaingan harga belum nomor satu. Kita akan berusaha terus menjadi semakin baik," kata Adik Aviantono.
PT Pindad (Persero) merupakan salah satu dari tiga BUMN strategis yang berkantor pusat di Bandung selain PTDI dan PT Len Industri. Pindad merupakan industri persenjataan dengan produk andalan Senapan Serbu (SS), senjata genggam (pistol), panser, amunisi serta sejumlah komponen spare part panser, otomotif serta suku cadang alat berat.
Sumber: Republika
Komisi I DPR Jajaki Pembelian Leopard di Jerman
Leopard 2A4M. (Foto: Photo Credit: Master Corporal Holly Cowan)
29 April 2012, Bonn: Pada tanggal 22-26 April 2012, Komisi I DPR RI telah melakukan kunjungan kerja ke Jerman. Kunjungan kerja ini selain dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan DPR RI terhadap eksekutif, juga guna menjajaki ke arah upaya pembentukan kemitraan antar Parlemen Indonesia dan Jerman. Delegasi Komisi I DPR RI dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi I, Hayono Isman dan 12 orang anggota delegasi yang terdiri dari Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Selama berada di Jerman, Delegasi Komisi I DPR RI mengunjungi perusahaan Krauss-Maffei-Wegmann GmbH & Co. KG (KMW), mengadakan pertemuan dengan Komisi Luar Negeri dan Komisi Pertahanan, Parlemen Jerman (Bundestag), pertemuan dengan Kementerian Ekonomi dan Teknologi serta Kementerian Luar Negeri Jerman. Selain melakukan pertemuan dengan mitra Jerman, Delegasi Komisi I DPR RI juga mengadakan Rapat Dengar Pendapat dengan seluruh Perwakilan RI di Jerman (KBRI Berlin, KJRI Frankfurt dan KJRI Hamburg), serta mengadakan pertemuan langsung dengan masyarakat Indonesia di Berlin dan sekitarnya.
Dalam konteks hubungan bilateral, kunjungan Delegasi Komisi I DPR RI ke Jerman kali ini penting karena tahun ini adalah peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman. Kedua negara sepakat untuk membentuk suatu Kemitraan yang mencakup berbagai bidang kerja sama, termasuk kemitraan antar Parlemen kedua negara."Menurut rencana dokumen Kemitraan ini akan diluncurkan saat kunjungan Kanselir Angela Merkel ke Indonesia, pertengahan tahun 2012“ demikian disampaikan Dr. Eddy Pratomo, Dubes RI di Berlin.
"Delegasi Komisi I DPR RI juga mendukung upaya peremajaan alutsista Indonesia melalui pertemuan dengan produsen tank Leopard dan memberikan penjelasan tentang perkembangan demokrasi di Indonesia dan reformasi TNI kepada parlemen dan kementerian Jerman yang berwenang mengeluarkan ijin ekspor alusista,“ demikian Dubes Eddy Pratomo menjelaskan.
Selama ini pihak Jerman dinilai menerapkan kebijakan restriktif terhadap ekspor alutsista ke Indonesia. Salah satu isu yang sering menjadi ganjalan adalah isu perlindungan HAM di Indonesia. "Penting bagi Indonesia untuk memberi penjelasan mengenai keberhasilan reformasi dan demokratisasi di Indonesia, serta kebutuhan Indonesia untuk menjaga keutuhan wilayahnya. Di pihak lain, selama ini telah terbukti bahwa Indonesia tidak memiliki ambisi menjadi regional superpower dan aktif dalam menjaga stabilitas kawasan baik melalui forum ASEAN maupun forum-forum regional lainnya,“ lanjut Dubes Eddy Pratomo.
Di KMW, Delegasi Komisi I DPR RI berkesempatan mengadakan dialog dengan Frank Haun, Presiden dan CEO KMW. Pada kesempatan tersebut, Komisi I DPR RI membicarakan penjajakan pembelian tank Leopard dan perjanjian transfer of technology sebagai bagian dari kontrak pembelian tersebut.
Di Parlemen Jerman, Komisi I DPR RI mengadakan pertemuan dengan Juru Bicara Luar Negeri Fraksi CDU/CSU (koalisi partai berkuasa Jerman), Philipp Missfelder serta Ketua Komisi Pertahanan, Susanne Kastner. Selain menjelaskan mengenai perkembangan politik di Indonesia, Komisi I DPR RI juga bertukar pikiran mengenai reformasi angkatan bersenjata yang saat ini tengah dilakukan oleh kedua negara.
Selain itu, Delegasi Komisi I DPR RI juga menjajaki pembentukan Kemitraan antara kedua negara, melalui kerja sama yang lebih erat antara kedua Parlemen. Komisi I DPR RI juga mengundang anggota Parlemen Jerman untuk berkunjung ke Indonesia dan melihat langsung reformasi di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Parlemen Jerman menyampaikan penghargaan atas upaya DPR RI untuk menjelaskan langsung perkembangan di Indonesia. Parlemen Jerman juga menyampaikan kekagumannya atas proses reformasi di Indonesia yang dinilai sangat berhasil. Mereka menganggap bahwa reformasi di Indonesia dapat menjadi model transformasi yang saat ini terjadi di Timur Tengah.
Dalam pertemuan di Kementerian Perekonomian dan Teknologi, secara khusus Delegasi Komisi I DPR RI bertemu dengan Hans-Joachim Otto, Parliamentary State Secretary, untuk meminta penjelasan tentang prosedur pemberian ijin ekspor alutsista, yang menjadi wewenang Kementerian tersebut.
Menanggapi penjelasan Komisi I DPR RI, pihak Jerman menyampaikan bahwa Jerman tidak melihat adanya masalah ekspor alutsista ke Indonesia. Jerman bahkan akan meningkatkan kerja sama ekonomi dan industri strategis kedua negara, sebagai salah satu bentuk Kemitraan kedua negara.
Di Kementerian Luar Negeri, Delegasi Komisi I DPR RI mengadakan pertemuan dengan Cornelia Pieper, State Secretary Kemlu. Delegasi Komisi I DPR RI menyampaikan penghargaan atas kebijakan Jerman untuk mempermudah aplikasi visa bagi WNI yang akan berkunjung ke Jerman.
Hal ini memperlihatkan secara konkrit kedekatan hubungan antara kedua negara. Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas mengenai kemungkinan pembuatan perjanjian bebas visa untuk paspor diplomatik dan dinas antara kedua negara.
Sumber: KBRI Bonn