Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Friday, April 20, 2012
Lantamal VII Terima Kapal Patroli Catamaran dari Bakorkamla
20 April 2012, Kupang: Acara serah terima kapal patroli tipe Catamaran 1202 dilaksanakan di Markas Komando (Mako) Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VII Kupang, Selasa (17/04). Penandatanganan Berita Acara kapal Patroli Catamaran dilaksanakan di ruang kerja Danlantamal VII Laksma TNI Karma Suta,SE dengan Letkol Laut (P) Atmu Edi selaku Kasub bag Ops Bakorkamla yang disaksikan oleh Wadan Lantamal VII Kolonel Laut (P) Ketut Arya Budana SE, para Asisten dan Komandan Satkamla Lantamal VII Mayor Laut (P) Yudhoko Timuryanto.
Keistimewaan Kapal Patroli Catamaran 1202 dapat mengarungi perairan dangkal dan sungai. Itu dikarenakan spesifikasi bagian draft nya yang rendah. Kapal ini cukup berbeda dengan jenis kapal-kapal lainnya sebelumnya, kapal ini bisa mengarungi perairan dangkal dan sungai karena spesifikasi draft nya yang rendah, dengan demikian kapal ini cukup ampuh mengejar para pelaku pelanggar hukum laut seperti penyelundup hingga ke perairan dangkal dan sungai yang sering dijadikan basis pelarian potensial mereka.
Kapal Patroli Catamaran 1202 ini juga dilengkapi dengan sarana navigasi dengan sistem komputerisasi yang canggih dan lengkap seperti radar, AIS, echo sounder dan alat komunikasi radio, dua unit mesin pendorong masing-masing berkekuatan 300 PK juga membuat kapal patroli Catamaran 1202 bisa menembus kecepatan 40 knot per jam. Bodinya yang didominasi dari bahan fiberglass juga semakin memudahkan kapal tersebut melaju dengan cepat. Meski tergolong berukuran sedang 10 x 3 meter, namun kapal yang diawaki 4 orang ini mampu mengangkut tambahan personel berikut perlengkapannya sebanyak 10 hingga 12 orang.
Diharapkan dengan kehadiran kapal patrol jenis Catamaran 1202 kemampuan Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Lantamal VII dalam melaksanakan penegakan hukum terhadap pelanggaran dilaut dapat lebih ditingkatkan.
Setelah melaksanakan penandatanganan Berita Acara serah terima Kapal Komandan Lantamal VII Laksma TNI Karma Suta,SE didampingi oleh Asops Danlantamal VII Kolonel Laut (P) Sunarno Adi, Dansatkamla Mayor Laut (P) Yudhoko Timuryanto bersama Letkol Laut (P) Atmu Edi Kasub bag Ops Bakorkamla melaksanakan uji coba kapal dengan berlayar menggunakan Kapal Patroli Catamaran 1202 di Sekitar Selat Semau Kupang.
Pada kesempatan tersebut Danlantamal VII Laksma TNI Karma Suta, SE. memberikan pengarahan kepada seluruh awak kapal untuk selalu memelihara dan mengoperasikan kapal patrol tersebut sesuai dengan prosedur, sehingga usia pakai kapal dapat dimaksimalkan, guna mendukung operasi kamla di wilayah Lantamal VII.
Sumber: Penerangan Lant7
Kapal Koarmatim dan Australia Latihan Pemeriksaan di Laut
19 April 2012, Surabaya: Dua kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yaitu KRI Kakap-811 dan KRI Tongkol-813 dari jajaran Satuan Kapal Patroli Komando Armada RI Kawasan Timur (Satrol Koarmatim), melaksanakan latihan bersama pemeriksaan di laut dengan kapal perang Australia Her Majesty Australia Ship (HMAS) Pirie-P87, saat ketika kapal tersebut sedang bersandar di Dermaga Pelabuhan Umum Tenau, Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (18/04). Masing-masing kapal menerjunkan satu tim pemerika di laut Visit Boarding Search And Seizure (VBSS) dalam gladi tersebut.
Gladi pemeriksaan di laut itu diskenariokan bahwa, patroli bersama antara KRI Kakap, KRI Tongkol dan HMAS Pirie-P87, melaksanakan pemerikasaan dan penggeledahan di laut terhadap kapal-kapal yang sedang melintasi perbatasan laut teretorial kedua negara. Selanjutnya tim pemeriksa (boarding team) diterjunkan untuk memeriksa dokumen dan menggeledah muatan kapal tersebut sesuai prosedur hukum laut internasional.
Dalam latihan tersebut, tim pemeriksa dari KRI Kakap dan KRI Tongkol menggunakan sarana kendaraan air cepat Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB), dilengkapi denga senjata organik kapal berupa senjata laras panjang jenis Avtomat Kalashnikov (AK)-SAVZ kaliber 7,62mm dan Pistol P2-Pindad kaliber 9mm.
Tim pemeriksa KRI dan HMAS Pirie melaksanakan aksinya secara bergantian, diawali oleh tim pemeriksa dari HMAS Pirie melaksanakan boarding di KRI Kakap dan sebaliknya tim pemeriksa KRI Kakap melakukan boarding di HMAS Pirie. Masing-masing tim saling berbagi ilmu dan pengalaman mengenai teknik dan taktik sesuai dengan Standard Operation Procedure (SOP) yang mereka miliki.
Sebelumnya, Asisten Operasi (Asops) Gugus Tempur Laut Wilayah Timur (Guspurlatim) Kolonel Laut (P) Oktavianus Budi Susanto mengunjungi KRI Kakap dan KRI Tongkol. Beberapa saat kemudian Atase Laut Australia untuk Indonesia Captain Katja Bizilj tiba di Dermaga Pelabuhan Umum Tenau Kupang NTT, untuk melaksanakan kunjungan kehormatan Courtesy Call ke KRI Kakap. Kunjungan diplomat Australia itu diterima oleh Komandan KRI Kakap di Lounge Room kapal perang tersebut. Selanjutnya para pejabat itu, menyaksikan gladi pemeriksaan dan penggeledahan yang dilaksanakan oleh boarding team dari KRI dan HMAS Pirie.
Sumber: Dispenarmatim
Thursday, April 19, 2012
TNI AU Segera Tempatkan UAV di Lanud Supadio
Panglima Komando Operasi TNI AU (Pangkoopsau) I, Marsekal Muda (Marsda) TNI Bagus Puruhito (tiga kiri), didampingi Danlanud Supadio, Kolonel Penerbang Kustono (dua kiri), menyaksikan tarian penyambutan khas Dayak saat tiba di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Kamis (19/4). Dalam kesempatan tersebut, Marsda TNI Bagus Puruhito menyatakan TNI AU akan segera menempatkan satu skadron pesawat tanpa awak atau UAV (Unmanned Aerial Vehicle) di Lanud Supadio, guna memperkuat pertahanan keamanan udara wilayah NKRI di Kalbar, khususnya di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia. (Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang/Koz/mes/12)
19 April 2012, Pontianak: Perbatasan tidak saja menjadi perhatian serius bagi Pemprov Kalbar. Segala lini bertanggung jawab dalam pengamanan teras depan negara tersebut. Pengamanan perbatasan juga dilakukan oleh Angkatan Udara.
“Pengawasan daerah perbatasan juga kami lakukan meski tidak tepat di atasnya. Karena kalau tepat di atasnya jelas menimbulkan praduga di negara tetangga, tetapi pengamanan selalu kami lakukan rutin,” ungkap Kol (Pnb) Kustono, Danlanud Supadio kepada wartawan di Kantor Gubernur, Rabu (29/2).
Selain pengamanan di kawasan perbatasan, Kustono menerangkan bahwa kesiapan Kalbar menerima satu skuadron pesawat tempur tanpa awak semakin mantap. Sebagai bukti, saat ini kantor dan hanggar untuk enam unit pesawat sudah selesai dibangun. Tinggal menunggu kabar pengiriman pesawat dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan (Hankam).
Dikatakan Kustono, saat ini semuanya tinggal menunggu dari pusat. Karena Lanud Supadio hanya sebagai daerah penempatan. “Soal pesawatnya datang, kita belum tahu, tapi kantor untuk personel dan hanggarnya sudah siap,” katanya.
Demikian juga dengan personel untuk tenaga yang menangani pesawat tanpa awak tersebut, saat ini juga sudah dipersiapkan di Mabes TNI AU. “Saat ini pun kami juga sedang mempersiapkan diri untuk itu,” jelasnya. Menurutnya pesawat tanpa awak mempunyai fungsi yang sangat strategis untuk mempertahankan kedaulatan NKRI. Karena dapat dikendalikan dari jarak jauh. “Selain itu, pesawat tersebut juga dapat dipersenjatai serta dilengkapi dengan peralatan pendeteksi untuk kondisi malam dan siang hari,” tutur Kustono.
Keberadaan pesawat tanpa awak, selain digunakan untuk memperkuat pertahanan NKRI di gatra udara, juga bisa berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi berbagai kegiatan ilegal dalam patroli perbatasan, baik laut maupun udara.
Sumber: Equator
19 April 2012, Pontianak: Perbatasan tidak saja menjadi perhatian serius bagi Pemprov Kalbar. Segala lini bertanggung jawab dalam pengamanan teras depan negara tersebut. Pengamanan perbatasan juga dilakukan oleh Angkatan Udara.
“Pengawasan daerah perbatasan juga kami lakukan meski tidak tepat di atasnya. Karena kalau tepat di atasnya jelas menimbulkan praduga di negara tetangga, tetapi pengamanan selalu kami lakukan rutin,” ungkap Kol (Pnb) Kustono, Danlanud Supadio kepada wartawan di Kantor Gubernur, Rabu (29/2).
Selain pengamanan di kawasan perbatasan, Kustono menerangkan bahwa kesiapan Kalbar menerima satu skuadron pesawat tempur tanpa awak semakin mantap. Sebagai bukti, saat ini kantor dan hanggar untuk enam unit pesawat sudah selesai dibangun. Tinggal menunggu kabar pengiriman pesawat dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan (Hankam).
Dikatakan Kustono, saat ini semuanya tinggal menunggu dari pusat. Karena Lanud Supadio hanya sebagai daerah penempatan. “Soal pesawatnya datang, kita belum tahu, tapi kantor untuk personel dan hanggarnya sudah siap,” katanya.
Demikian juga dengan personel untuk tenaga yang menangani pesawat tanpa awak tersebut, saat ini juga sudah dipersiapkan di Mabes TNI AU. “Saat ini pun kami juga sedang mempersiapkan diri untuk itu,” jelasnya. Menurutnya pesawat tanpa awak mempunyai fungsi yang sangat strategis untuk mempertahankan kedaulatan NKRI. Karena dapat dikendalikan dari jarak jauh. “Selain itu, pesawat tersebut juga dapat dipersenjatai serta dilengkapi dengan peralatan pendeteksi untuk kondisi malam dan siang hari,” tutur Kustono.
Keberadaan pesawat tanpa awak, selain digunakan untuk memperkuat pertahanan NKRI di gatra udara, juga bisa berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi berbagai kegiatan ilegal dalam patroli perbatasan, baik laut maupun udara.
Sumber: Equator
PT DI-Airbus Military Teken Kontrak Rp2,9 Triliun
Pesawat AIRBUS A400M produk terbaru Airbus Military setibanya di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (18/4). Airbus Military A400M yang untuk pertama kalinya mendarat di tempat itu adalah pesawat angkut militer yang bisa memuat hingga 37 ton dalam jarak tempuh hingga 3.300 kilometer atau hingga 6.400 kilometer dengan muatan seberat 20 ton. (Foto: ANTARA/M Agung Rajasa/Koz/Spt/12)
18 April 2012, Jakarta: PT Dirgantara Indonesia (PT DI) akhirnya menandatangani kerja sama dengan Airbus Military. Kontrak kerja sama senilai US$325 juta (sekitar Rp2,98 triliun) itu diharapkan membuat PT DI lebih kompetitif dalam industri pesawat terbang.
“Bentuk kerja samanya business to business. Pemerintah hanya regulator,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai penandatanganan kontrak kerja sama kedua perusahaan di Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (18/4).
Menhan mendukung kerja sama ini karena selama ini kerja sama yang dilakukan dengan Airbus berjalan baik. “Kami puas kerja sama dengan Airbus,” kata Purnomo. Direktur Utama PT DI Budi Santoso menjelaskan, melalui kerja sama dengan Airbus Military ini PT DI akan mendapat fasilitas up-grading assembling dan fasilitas pembuatan komponen pesawat, baik untuk pesawat milik Airbus Military, maupun pesawat lainnya.
“Kami harapkan PT DI lebih kompetitif di bidang komponen pesawat aerocraft,” kata Budi. Dengan kerja sama ini pelaksanaan final assembling dilakukan di Bandung dengan mengembangkan metode yang digunakan PT DI selama ini. PT DI membutuhkan waktu 6-9 bulan untuk final assembling pesawat. Sedangkan Airbus bisa melakukannya hanya dalam waktu enam minggu.
“Ini penghematan luar biasa baik dari SDM, maupun keuangan. Karena modalnya cepat klembali. Improvement ini kami harap dapat menjadikan PT DI lebih kompetitif,” kata Budi. Saat ini tim kerja sama kedua perusahaan tengah mempersiapkan Pusat Pengiriman CN295 di Bandung untuk pesawat CN295 yang telah dibeli oleh Kementerian Pertahanan Indonesia.
Sumber: Jurnas
18 April 2012, Jakarta: PT Dirgantara Indonesia (PT DI) akhirnya menandatangani kerja sama dengan Airbus Military. Kontrak kerja sama senilai US$325 juta (sekitar Rp2,98 triliun) itu diharapkan membuat PT DI lebih kompetitif dalam industri pesawat terbang.
“Bentuk kerja samanya business to business. Pemerintah hanya regulator,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai penandatanganan kontrak kerja sama kedua perusahaan di Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (18/4).
Menhan mendukung kerja sama ini karena selama ini kerja sama yang dilakukan dengan Airbus berjalan baik. “Kami puas kerja sama dengan Airbus,” kata Purnomo. Direktur Utama PT DI Budi Santoso menjelaskan, melalui kerja sama dengan Airbus Military ini PT DI akan mendapat fasilitas up-grading assembling dan fasilitas pembuatan komponen pesawat, baik untuk pesawat milik Airbus Military, maupun pesawat lainnya.
“Kami harapkan PT DI lebih kompetitif di bidang komponen pesawat aerocraft,” kata Budi. Dengan kerja sama ini pelaksanaan final assembling dilakukan di Bandung dengan mengembangkan metode yang digunakan PT DI selama ini. PT DI membutuhkan waktu 6-9 bulan untuk final assembling pesawat. Sedangkan Airbus bisa melakukannya hanya dalam waktu enam minggu.
“Ini penghematan luar biasa baik dari SDM, maupun keuangan. Karena modalnya cepat klembali. Improvement ini kami harap dapat menjadikan PT DI lebih kompetitif,” kata Budi. Saat ini tim kerja sama kedua perusahaan tengah mempersiapkan Pusat Pengiriman CN295 di Bandung untuk pesawat CN295 yang telah dibeli oleh Kementerian Pertahanan Indonesia.
Sumber: Jurnas
Kuker Komisi I DPR RI ke Ceko
Delegasi Komisi I DPR RI, meninjau industri militer Ceko, MPI yang sedang melakukan perbaikan main battle tank T72 di kota Pardubice. Industri militer Ceko memiliki hasil produksi dengan kualitas negara maju dan harga yang terjangkau. (Foto: KBRI Praha)
18 April 2012, Praha: Dalam rangka melakukan kunjungan kerja ke Republik Ceko, Delegasi Komisi I DPR RI yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi I, Agus G. Kartasasmita mengunjungi beberapa Industri Strategis di Wilayah Ceko, antara lain: MPI Excallibur yang memproduksi senjata artileri dan Main Battle Tank (MBT), Perusahaan radar “Eldis” yang produknya telah digunakan oleh beberapa bandara Indonesia serta perusahaan senjata dan amunisi “CZ”. “Ternyata kami menemukan banyak alternatif pengadaan alutsista dengan kualitas dan harga yang bersaing bagi upaya modernisasi Indonesia selama kunjungan di Republik Ceko ini”, Demikian pernyataan ketua Delegasi disela-sela kunjungan tersebut. Dalam pertemuan dengan perusahaan-perusahaan tersebut, Delegasi DPR RI juga mendorong penggunaan local content dan kerjasama alih teknologi dengan perusahaan Indonesia.
Sumber: KBRI Praha
18 April 2012, Praha: Dalam rangka melakukan kunjungan kerja ke Republik Ceko, Delegasi Komisi I DPR RI yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi I, Agus G. Kartasasmita mengunjungi beberapa Industri Strategis di Wilayah Ceko, antara lain: MPI Excallibur yang memproduksi senjata artileri dan Main Battle Tank (MBT), Perusahaan radar “Eldis” yang produknya telah digunakan oleh beberapa bandara Indonesia serta perusahaan senjata dan amunisi “CZ”. “Ternyata kami menemukan banyak alternatif pengadaan alutsista dengan kualitas dan harga yang bersaing bagi upaya modernisasi Indonesia selama kunjungan di Republik Ceko ini”, Demikian pernyataan ketua Delegasi disela-sela kunjungan tersebut. Dalam pertemuan dengan perusahaan-perusahaan tersebut, Delegasi DPR RI juga mendorong penggunaan local content dan kerjasama alih teknologi dengan perusahaan Indonesia.
Sumber: KBRI Praha
Malaysia Beli Rudal Udara-ke- Udara Rusia
19 April 2012, Kuala Lumpur: Rusia dan Malaysia meneken kontrak pembelian rudal udara-ke-udara RVV-AE senilai 35 juta dolar untuk Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM), diumumkan Wakil Direktur Rosoboronexport Nikolai Dimidyuk, Kamis (19/2).
Penandatangan kontrak dilakukan di Defense Services Asia-2012 yang sedang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia.
“Rusia akan mengirimkan batch pertama rudal akhir 2012,” ucap Dimidyuk.
TUDM mengoperasikan 16 jet tempur MiG-29N Fulcrum dan 18 Su-30MKM Flanker.
Rudal jarak menengah R-77 RVV-AE (AA-12 Adder) sekelas dengan rudal buatan Amerika Serikat AIM-120 AMRAAM.
Malaysia juga diberitakan akan membeli sistem rudal anti-tank Kornet, rudal anti-pesawat Igla dan kapal patroli.
Wakil Pimpinan Rosoboronexport Viktor Komardin mengatakan Rusia siap menjual lisensi pembangunan kapal rudal kelas Molniya dan kapal patroli kelas Mirazh ke Malaysia.
Sumber: RIA Novosti
Satfib Koarmatim Gelar L-3 Memantai dan Lepas Pantai
19 April 2012, Surabaya: Satuan Kapal Amfibi Komando Armada RI Kawasan Timur (Satfib Koarmatim) menggelar Latihan Manuvra Lapangan (Manlap) L-3 Memantai dan Lepas Pantai. Latihan tersebut di buka Komandan Satfib Koarmatim Kolonel Laut (P) Irwan Achmadi di Gedung Serbaguna Satfib Koarmatim Ujung, Surabaya, Rabu (18/4).
Tujuan latihan ini, untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme personel dan unsur-unsur Satfib Koarmatim dalam hal pengetahuan memantai, lepas pantai, menembak sasaran udara dan permukaan dengan tepat dan cepat. Replenishment At Sea (RAS), Boarding Exercise, Heli Deck Party,dalam operasi amphibi sehingga mampu melaksanakan fungsi dan peran sebagai kapal amhibi sesuai yang diharapkan.
Latihan memantai dan lepas pantai (L-3) ini, diikuti oleh seluruh unsur-unsur dibawah kendali dan komando Satfib Koarmatim yang melibatkan 3 kapal perang yaitu KRI Makasar-590, KRI Mandar-514 dan KRI Teluk Ende-517 yang berlangsung mulai tanggal 17 hingga 27 April 2012. Pantai Tanjung Jangkar, Situbondo, Jawa Timur. akan menjadi tempat latihan pendaratan bagi unsur-unsur kapal amphibi ini.
Dalam sambutan Komandan Satfib Koarmatim Kolonel Laut (P) Irwan Achmadi mengatakan, bahwa kegiatan ini memiliki arti penting, yakni menguji kemampuan dan profesionalisme personel Satfib Koarmatim, serta kesiapan operasi tempur laut dalam rangka melaksanakan fungsi pertahanan di laut, khususnya operasi amfibi.
“Kesiapsiagaan Alat Utama Sistem Senjata dan personel dalam mengawaki alat tempur sangatlah menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas di lapangan. Oleh sebab itu, saya menginginkan dan memerintahkan kepada seluruh peserta latihan agar melaksanakan latihan ini dengan serius dan penuh tanggung jawab,”tegas Komandan Satfib Koarmatim.
Sumber: Dispenarmatim
A400M Airbus Mendarat di Halim Perdanakusuma
Petugas menjaga pesawat AIRBUS A400M produk terbaru Airbus Military setibanya di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (18/4). Airbus Military A400M yang untuk pertama kalinya mendarat di tempat itu adalah pesawat angkut militer yang bisa memuat hingga 37 ton dalam jarak tempuh hingga 3.300 kilometer atau hingga 6.400 kilometer dengan muatan seberat 20 ton. (Foto: ANTARA/M Agung Rajasa/Koz/Spt/12)
19 April 2012, Jakarta: Pesawat angkut berat turboprop lansiran Airbus Military, A400M, mendarat di Pangkalan Udara Utama TNI-AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis. Setiba di Jakarta, dia langsung mengangkut rombongan VIP untuk joy flight di udara Jakarta dan sekitarnya selama 45 menit.
A400M merupakan satu pesawat angkut berat militer yang digadang-gadang mampu menggantikan peran C-130 Hercules buatan Lockheed-Martin, Amerika Serikat. Daya angkutnya memang jauh lebih besar dengan ruang kargo sangat lega serta kemampuan beroperasi dalam dukungan minimal.
Sejak dirancang hingga saat ini, tercatat Inggris memesan 22 unit, Jerman (53), Perancis (50), Sanyol (27), Turki (10), Belgia (tujuh), Luksemburg (satu), dan Malaysia (empat). Peluncuran dan pengoperasian A400M sempat tertunda-tunda selama beberapa tahun dari jadual yang seharusnya. Satu hal yang sering diajukan sebagai alasan adalah mobilisasi pendanaan dari negara-negara anggota konsorsium industri penerbangan Eropa itu.
Kali ini, misi tur keliling dunia A400M dari Airbus Military itu adalah memamerkan kebolehan pesawat terbang yang bisa membawa beban maksimal 40,5 ton itu. Saingannya yang terbukti di berbagai palagan perang dan misi, Hercules (seri termutakhir C-130J) hanya mampu menggendong sekira 13 ton saja.
Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, bersama Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, dan Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, serta Komandan Pangkalan Udara Utama TNI-AU Halim Perdanakusuma, Marsekal Pertama TNI Adang Supriyadi, melihat langsung pesawat terbang itu dan masuk ke dalam kabin serta kokpitnya.
Sumber: ANTARA News
19 April 2012, Jakarta: Pesawat angkut berat turboprop lansiran Airbus Military, A400M, mendarat di Pangkalan Udara Utama TNI-AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis. Setiba di Jakarta, dia langsung mengangkut rombongan VIP untuk joy flight di udara Jakarta dan sekitarnya selama 45 menit.
A400M merupakan satu pesawat angkut berat militer yang digadang-gadang mampu menggantikan peran C-130 Hercules buatan Lockheed-Martin, Amerika Serikat. Daya angkutnya memang jauh lebih besar dengan ruang kargo sangat lega serta kemampuan beroperasi dalam dukungan minimal.
Sejak dirancang hingga saat ini, tercatat Inggris memesan 22 unit, Jerman (53), Perancis (50), Sanyol (27), Turki (10), Belgia (tujuh), Luksemburg (satu), dan Malaysia (empat). Peluncuran dan pengoperasian A400M sempat tertunda-tunda selama beberapa tahun dari jadual yang seharusnya. Satu hal yang sering diajukan sebagai alasan adalah mobilisasi pendanaan dari negara-negara anggota konsorsium industri penerbangan Eropa itu.
Kali ini, misi tur keliling dunia A400M dari Airbus Military itu adalah memamerkan kebolehan pesawat terbang yang bisa membawa beban maksimal 40,5 ton itu. Saingannya yang terbukti di berbagai palagan perang dan misi, Hercules (seri termutakhir C-130J) hanya mampu menggendong sekira 13 ton saja.
Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, bersama Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, dan Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, serta Komandan Pangkalan Udara Utama TNI-AU Halim Perdanakusuma, Marsekal Pertama TNI Adang Supriyadi, melihat langsung pesawat terbang itu dan masuk ke dalam kabin serta kokpitnya.
Sumber: ANTARA News
Wednesday, April 18, 2012
Indonesia Beli Dua Helikopter Latih dari Sikorsky
18 April 2012, Stratford: Sikorsky Aircraft mengumumkan telah menjual dua helikopter ringan S-300C™ dengan opsi lebih dari empat unit helikopter, ke IPTN North America, anak perusahaan PT Dirgantara Indonesia.
Helikopter akan digunakan TNI AD untuk melatih lebih dari 100 pilot baru dalam beberapa tahun kedepan.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pada Maret 2012, akan meningkatkan jumlah helikopter militer, dan membutuhkan helikopter latih untuk melatih para pilot baru.
Helikopter diharapkan diserahkan akhir 2012.
Sumber: Sikorsky
Airbus Military Tawarkan Pesawat ke Indonesia
A400M mendarat di landasan kasar. (Foto: Airbus Military)
18 April 2012, Jakarta: Airbus Military, anak perusahaan Airbus, menawarkan pesawat transportasi militer A400M ke Indonesia. Pesawat ini diklaim merupakan pesawat angkut multifungsi dan cocok dengan karakteristik wilayah Indonesia. "Pesawat ini dirancang untuk menjawab kebutuhan angkutan udara strategis," kata Raul Tena, A400M Market Development Manager, Airbus Military, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu, 18 April 2012.
A400M diklaim mampu menjalankan misi taktis jarak pendek dan dianggap ideal untuk memenuhi kebutuhan militer, kemanusiaan, dan misi sipil. Dengan lebar 4 meter dan tinggi 3,85 meter, pesawat ini mampu mengangkut kargo dalam berukuran besar. Misalnya, helikopter NH90 atau CH-470 Chinook atau dua buah kendaraan pengangkut infantri Stryker.
Raul menyatakan A400M juga bisa mengangkut truk semitrailer dengan peti kemas berukuran 6,906 meter. "Pesawat ini juga dapat memuat mesin pengeruk atau mobile cranes yang dibutuhkan saat bencana alam," kata dia.
Pesawat ini, menurut Raul, cocok dengan geografi Indonesia yang terdiri banyak pulau. Pesawat ini memiliki 12 roda dan dirancang untuk bekerja di bebatuan, kerikil dan pasir. A400M juga bisa terbang dan mendarat di landasan pacu pendek, lembut atau kasar, sesuai standar CBR6 sehingga juga bisa digunakan untuk misi kemanusiaan.
A400M dirancang agar bisa terbang dengan kecepatan rendah. Hal ini bertujuan agar pesawat ini bisa menurunkan muatan kargo dari ketinggian rendah. Proses bongkar muat bisa berlangsung cepat karena tidak memerlukan peralatan khusus.
Menurut Raul, A400 didesain mampu terbang hingga 4700 mil laut dengan ketinggian jelajah 37.000 kaki dan kecepatan hingga Mach 0,72. Kemampuan ini setara dengan pesawat angkut bertenaga jet. Dengan kemampuan ini, A400M dinilai bisa menjadi tanker ideal untuk mengisi ulang pesawat jet militer pada kecepatan 300 knot indicate air speed di ketinggian 25.000 kaki. Namun, pesawat ini juga mampu mengisi bahan bakar saat terbang dengan kecepatan rendah.
Raul menjelaskan, perawatan pesawat A400M sangat mudah karena menggunakan teknologi baru yang terkomputerisasi. Pesawat ini membutuhkan waktu 84 hari perawatan terjadwal dalam 12 tahun. "Kami juga menyediakan pelatihan kepada konsumen," kata dia. Hingga hari ini, A400M sudah terjual sebanyak 1.000 unit di 65 negara dan 135 operator penerbangan. Pesawat yang terbang sejak Desember 2009 sudah menempuh lebih dari 4 juta jam penerbangan.
Sumber: TEMPO
18 April 2012, Jakarta: Airbus Military, anak perusahaan Airbus, menawarkan pesawat transportasi militer A400M ke Indonesia. Pesawat ini diklaim merupakan pesawat angkut multifungsi dan cocok dengan karakteristik wilayah Indonesia. "Pesawat ini dirancang untuk menjawab kebutuhan angkutan udara strategis," kata Raul Tena, A400M Market Development Manager, Airbus Military, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu, 18 April 2012.
A400M diklaim mampu menjalankan misi taktis jarak pendek dan dianggap ideal untuk memenuhi kebutuhan militer, kemanusiaan, dan misi sipil. Dengan lebar 4 meter dan tinggi 3,85 meter, pesawat ini mampu mengangkut kargo dalam berukuran besar. Misalnya, helikopter NH90 atau CH-470 Chinook atau dua buah kendaraan pengangkut infantri Stryker.
Raul menyatakan A400M juga bisa mengangkut truk semitrailer dengan peti kemas berukuran 6,906 meter. "Pesawat ini juga dapat memuat mesin pengeruk atau mobile cranes yang dibutuhkan saat bencana alam," kata dia.
Pesawat ini, menurut Raul, cocok dengan geografi Indonesia yang terdiri banyak pulau. Pesawat ini memiliki 12 roda dan dirancang untuk bekerja di bebatuan, kerikil dan pasir. A400M juga bisa terbang dan mendarat di landasan pacu pendek, lembut atau kasar, sesuai standar CBR6 sehingga juga bisa digunakan untuk misi kemanusiaan.
A400M dirancang agar bisa terbang dengan kecepatan rendah. Hal ini bertujuan agar pesawat ini bisa menurunkan muatan kargo dari ketinggian rendah. Proses bongkar muat bisa berlangsung cepat karena tidak memerlukan peralatan khusus.
Menurut Raul, A400 didesain mampu terbang hingga 4700 mil laut dengan ketinggian jelajah 37.000 kaki dan kecepatan hingga Mach 0,72. Kemampuan ini setara dengan pesawat angkut bertenaga jet. Dengan kemampuan ini, A400M dinilai bisa menjadi tanker ideal untuk mengisi ulang pesawat jet militer pada kecepatan 300 knot indicate air speed di ketinggian 25.000 kaki. Namun, pesawat ini juga mampu mengisi bahan bakar saat terbang dengan kecepatan rendah.
Raul menjelaskan, perawatan pesawat A400M sangat mudah karena menggunakan teknologi baru yang terkomputerisasi. Pesawat ini membutuhkan waktu 84 hari perawatan terjadwal dalam 12 tahun. "Kami juga menyediakan pelatihan kepada konsumen," kata dia. Hingga hari ini, A400M sudah terjual sebanyak 1.000 unit di 65 negara dan 135 operator penerbangan. Pesawat yang terbang sejak Desember 2009 sudah menempuh lebih dari 4 juta jam penerbangan.
Sumber: TEMPO
F-16 Latihan Penembakan Roket dan Bom di AWR Pulungan
18 April 2012, Madiun: Di atas ketinggian 4000-4500 feet dengan kemiringan 10-30 derajat, pesawat tempur F-16/Fighting Falcon yang dioperasionalkan oleh Skadron Udara 3, selama empat hari kedepan mengadakan latihan penembakan Air Weapon Range (AWR), Pulung, Ponorogo.
Latihan penembakan "Air to Ground" tersebut merupakan ajang uji kemampuan bagi para penerbang tempur dalam ketepatan menembak atau menghancurkan sasaran sekaligus untuk meningkatkan kemampuan tempur yang handal dan professional.
Latihan penembakan yang melibatkan penerbang-penerbang handal Skadron Udara 3 tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan para penerbang kali ini, dalam menghancurkan daerah sasaran penembakan menggunakan jenis bom BL 25 dan Roket FFAR 2.75 inchi.
Sebagai pengawal kedaulatan NKRI di udara, latihan ini sangat penting dilakukan oleh para penerbang tempur. Sedangkan sasaran yang hendak dicapai dalam latihan ini adalah agar kemampuan para pengawal dirgantara nasional tersebut senantiasa terus meningkat hingga mencapai kemampuan handal dan professional, sehingga pada gilirannya nanti mereka selalu siap dalam setiap pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Sumber: Lanud Iswahjudi
Kembangkan Pasar Asia Pasifik, PT DI-Airbus Military Lakukan Kerja Sama
(Foto: PT. DI)
18 April 2012, Jakarta: PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military melakukan peresmian kerja sama strategis jangka panjang. Kerja sama itu ditandatangani kedua perusahaan. Dalam kerja sama ini dipaparkan rencana revitalisasi PT DI dengan proyek-proyek kerja sama dan pengembangan bisnis yang spesifik.
“Kesepakatan ini patut ditandai sebagai tonggak revitalisasi PT DI karena akan memastikan semua target dalam rencana revitalisasi akan tercapai,”kata Direktur Utama PT DI Budi Santoso sebelum menandatangani kesepakatan kerja sama di Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (18/4).
“Dalam kesepakatan ini PT DI dan Airbus Military akan bekerja sama dalam mengembangkan pasar Asia Pasifik yang hasilnya akan memperkuat posisi produk PT DI dan Airbus Military,”tambahnya.
Dijelaskan Budi, PT DI juga telah menandatangani kontrak dengan Spirit UK/ Airbus dan Eurocopter untuk menjadi pemasok global komponen strukuralnya. Bersama Eurocopter, PT DI juga telah melakukan kontrak untuk melakukan kustomisasi serta pengiriman enam unit EC725.
“PT DI dan Airbus juga telah setuju mengembangkan lini perakitan akhir dan pusat pengiriman untuk CN295 di Indonesia, dan perakitan hidung pesawat A350 yang baru,”kata Budi.
PT DI, tambah Budi, secara serius tengah membangun diri sebagai sosok yang penting dalam dunia dirgantara di Asia Pasifik.
PT DI dan Airbus Military Segera Produksi CN295
Kesepakatan kerja sama antara PT Dirgantara Indonesia (DI) dan Airbus Military semakin diperinci. Kesepakatan itu memaparkan secara lengkap rencana revitalisasi PT DI dengan proyek-proyek kerja sama dan pengembangan bisnis yang spesifik.
"Bahkan sampai pada tahap perakitan hingga tahap akhir pembuatan pesawat jenis CN-295," kata Direktur Utama PT DI, Budi Santoso, seusai menandatangani kesepakatan, di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (18/4). Sebelumnya, PT DI dan Airbus Military telah sepakat untuk mengembangkan pesawat CN-295 yang merupakan pesawat angkut ringan.
Indonesia memesan sembilan pesawat tersebut dan memastikan untuk bisa melakukan transfer teknologi. Pesawat CN-295 sejatinya adalah pesawat jenis CN-235 yang diperbarui dan menggunakan mesin baru. Pesawat jenis CN-235 merupakan pesawat buatan Indonesia yang sempat dibanggakan saat BJ Habibie masih menjadi Menteri Riset dan Teknologi. Namun, karena krisis ekonomi, pengembangan pesawat tersebut menjadi stagnan.
Sumber: Jurnas/Koran Jakarta
18 April 2012, Jakarta: PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military melakukan peresmian kerja sama strategis jangka panjang. Kerja sama itu ditandatangani kedua perusahaan. Dalam kerja sama ini dipaparkan rencana revitalisasi PT DI dengan proyek-proyek kerja sama dan pengembangan bisnis yang spesifik.
“Kesepakatan ini patut ditandai sebagai tonggak revitalisasi PT DI karena akan memastikan semua target dalam rencana revitalisasi akan tercapai,”kata Direktur Utama PT DI Budi Santoso sebelum menandatangani kesepakatan kerja sama di Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (18/4).
“Dalam kesepakatan ini PT DI dan Airbus Military akan bekerja sama dalam mengembangkan pasar Asia Pasifik yang hasilnya akan memperkuat posisi produk PT DI dan Airbus Military,”tambahnya.
Dijelaskan Budi, PT DI juga telah menandatangani kontrak dengan Spirit UK/ Airbus dan Eurocopter untuk menjadi pemasok global komponen strukuralnya. Bersama Eurocopter, PT DI juga telah melakukan kontrak untuk melakukan kustomisasi serta pengiriman enam unit EC725.
“PT DI dan Airbus juga telah setuju mengembangkan lini perakitan akhir dan pusat pengiriman untuk CN295 di Indonesia, dan perakitan hidung pesawat A350 yang baru,”kata Budi.
PT DI, tambah Budi, secara serius tengah membangun diri sebagai sosok yang penting dalam dunia dirgantara di Asia Pasifik.
PT DI dan Airbus Military Segera Produksi CN295
Kesepakatan kerja sama antara PT Dirgantara Indonesia (DI) dan Airbus Military semakin diperinci. Kesepakatan itu memaparkan secara lengkap rencana revitalisasi PT DI dengan proyek-proyek kerja sama dan pengembangan bisnis yang spesifik.
"Bahkan sampai pada tahap perakitan hingga tahap akhir pembuatan pesawat jenis CN-295," kata Direktur Utama PT DI, Budi Santoso, seusai menandatangani kesepakatan, di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (18/4). Sebelumnya, PT DI dan Airbus Military telah sepakat untuk mengembangkan pesawat CN-295 yang merupakan pesawat angkut ringan.
Indonesia memesan sembilan pesawat tersebut dan memastikan untuk bisa melakukan transfer teknologi. Pesawat CN-295 sejatinya adalah pesawat jenis CN-235 yang diperbarui dan menggunakan mesin baru. Pesawat jenis CN-235 merupakan pesawat buatan Indonesia yang sempat dibanggakan saat BJ Habibie masih menjadi Menteri Riset dan Teknologi. Namun, karena krisis ekonomi, pengembangan pesawat tersebut menjadi stagnan.
Sumber: Jurnas/Koran Jakarta
Delapan Negara Order Pesawat Buatan PT DI
C-295. (Foto: PT. DI)
18 April 2012, Bandung: PT Dirgantara Indonesia menerima pesanan pembuatan 37 unit pesawat jenis CN 235 dari delapan negara. Selain itu juga PT DI mendapatkan orderan lima unit pesawat sejenis dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL).
Humas PT DI Rakhendi Triatna belum dapat menyebutkan nilai total pemesanan seluruh pesawat itu. Dia juga tidak memerinci nama negara pemesan tersebut.
Sebagai acuan, PT DI telah memenuhi empat dari 12 unit pesanan terakhir yang diajukan Korea Selatan. Untuk keempat pesawat itu, nilai kontraknya 94,5 juta dolar AS. Sementara nilai kontrak TNI AL dengan PT DI senilai 80 juta dolar AS.
Pengerjaan pesawat CN-235 dimulai pada Januari 1980. Pesawat ini dikembangkan bersama antara CASA di Spanyol dan IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia).
CN-235 adalah pesawat angkut jarak sedang dengan dua mesin turbo-prop, pesawat terbang regional dan angkut militer. Versi militer CN-235 termasuk patroli maritim, surveillance dan angkut pasukan.
Sertifikasi Spanyol dan Indonesia didapat pada tanggal 20 Juni 1986. Pesawat produksi terbang pertama pada 19 August 1986. FAA type approval didapat pada tanggal 3 Desemebr 1986 sebelum akhirnya terbang pertama untuk pembeli pesawat pada tanggal 1 Maret 1988. Pada tahun 1995, CASA meluncurkan CN-235 yang diperpanjang, yaitu C-295.
Sumber: KOMPAS
18 April 2012, Bandung: PT Dirgantara Indonesia menerima pesanan pembuatan 37 unit pesawat jenis CN 235 dari delapan negara. Selain itu juga PT DI mendapatkan orderan lima unit pesawat sejenis dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL).
Humas PT DI Rakhendi Triatna belum dapat menyebutkan nilai total pemesanan seluruh pesawat itu. Dia juga tidak memerinci nama negara pemesan tersebut.
Sebagai acuan, PT DI telah memenuhi empat dari 12 unit pesanan terakhir yang diajukan Korea Selatan. Untuk keempat pesawat itu, nilai kontraknya 94,5 juta dolar AS. Sementara nilai kontrak TNI AL dengan PT DI senilai 80 juta dolar AS.
Pengerjaan pesawat CN-235 dimulai pada Januari 1980. Pesawat ini dikembangkan bersama antara CASA di Spanyol dan IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia).
CN-235 adalah pesawat angkut jarak sedang dengan dua mesin turbo-prop, pesawat terbang regional dan angkut militer. Versi militer CN-235 termasuk patroli maritim, surveillance dan angkut pasukan.
Sertifikasi Spanyol dan Indonesia didapat pada tanggal 20 Juni 1986. Pesawat produksi terbang pertama pada 19 August 1986. FAA type approval didapat pada tanggal 3 Desemebr 1986 sebelum akhirnya terbang pertama untuk pembeli pesawat pada tanggal 1 Maret 1988. Pada tahun 1995, CASA meluncurkan CN-235 yang diperpanjang, yaitu C-295.
Sumber: KOMPAS
Heli NBell 412EP Gunakan Automatic Pilot
- Komandan Pusat Peberbang TNI-AL Laksamana Pertama Sugianto tengah mengecek pesawat Heli NBell 12EP buatan PT Dirgantara Indonesia pesanan TNI-AL seusai melakukan uji penerbangan.(Foto: ANTARA News/Syarif Abdullah)
17 April 2012, Bandung: Heli NBell 412EP buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dilengkapi dengan automatic pilot yang bisa digunakan untuk pengedalian otomatis saat mengudara.
"Heli ini memiliki perangkat automatic pilot, sehingga bisa mengurangi beban pilot saat menerbangkannya. Perangkat itu bisa dioperasikan untuk mengangkat atau turun, bahkan mempertahankan ketinggian," kata Komandan Pusat Penerbang TNI Angkatan Laut (Penerbal) Laksamana Pertama Sugianto seusai ujicoba heli pesanan TNI AL di Hanggar PTDI Bandung, Selasa.
Sugiyanto menerbangkan sendiri pesawat versi terbaru dari heli PTDI tersebut yang dipesan oleh TNI AL sebanyak tiga unit.
Menurut Sugiyanto, ketiga pesawat NBell versi terbaru itu cocok untuk medan tugas TNI AL dan bisa melakukan manuver termasuk berputar 380 derajat.
"Kami punya beberapa NBell tipe lama, namun masih manual. Sedangkan yang terbaru ini ada automatic pilotnya dan lebih baik," kata Sugianto.
Pesawat itu, menurut dia, akan dioperasikan sebagai pesawat angkut personil militer dengan kapasitas penumpang 13 orang plus dua awak.
Namun demikian, ada beberapa yang harus dilengkapi ,salah satunya pelampung untuk pendaratan di perairan karena TNI-AL lebih banyak beroperasi di atas laut.
"Bagian pendaratannya perlu dilengkapi dengan pelampung pendaratan, itu masih akan dilengkapi, namun Juli mendatang sudah lengkap," katanya.
Rencananya, pesawat heli tersebut akan dipamerkan pada HUT TNI-AL pertengahan 2012 mendatang. Menurut Sugianto heli itu juga akan ditempatkan di KRI yang memiliki halipad di lautan.
"Heli adalah salah satu sistem persenjataan KRI, heli bisa menambah penginderaan jarak jauh bagi KRI disamping untuk melakukan berbagai manuver saat melakukan tugas patroli di perairan," kata Kepala Pusat Penerbal itu.
Penerbal saat ini memiliki sepuluh helikopter yang difungsikan untuk latihan maupun mendukung patroli KRI. Namun dari jumlah itu hanya empat yang dioperasikan.
"Jika ada dana lagi, kami akan melakukan penambahan, selain heli juga pesawat CN-235 MPA untuk patroli maritim. Termasuk juga akan menjajaki pengadaan halikopter anti kapal selam," katanya.
Saat ini Penerbal memiliki sebanyak 150 pilot, sedangkan pesawatnya terbatas. TNI AL juga tengah melakukan peremajaan armada untuk menggantikan pesawat-pesawat patroli Nomad yang saat ini sudah digrounded.
"Pengadaan pesawat CN-235 MPA salah satunya untuk patroli, selain itu tugas patroli diperankan pesawat N-212, yang sebagian sudah dilengkapi dengan radar untuk patroli perairan," kata Komandan Pusat Penerbal menambahkan.
Sumber: ANTARA Jawa Barat
17 April 2012, Bandung: Heli NBell 412EP buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dilengkapi dengan automatic pilot yang bisa digunakan untuk pengedalian otomatis saat mengudara.
"Heli ini memiliki perangkat automatic pilot, sehingga bisa mengurangi beban pilot saat menerbangkannya. Perangkat itu bisa dioperasikan untuk mengangkat atau turun, bahkan mempertahankan ketinggian," kata Komandan Pusat Penerbang TNI Angkatan Laut (Penerbal) Laksamana Pertama Sugianto seusai ujicoba heli pesanan TNI AL di Hanggar PTDI Bandung, Selasa.
Sugiyanto menerbangkan sendiri pesawat versi terbaru dari heli PTDI tersebut yang dipesan oleh TNI AL sebanyak tiga unit.
Menurut Sugiyanto, ketiga pesawat NBell versi terbaru itu cocok untuk medan tugas TNI AL dan bisa melakukan manuver termasuk berputar 380 derajat.
"Kami punya beberapa NBell tipe lama, namun masih manual. Sedangkan yang terbaru ini ada automatic pilotnya dan lebih baik," kata Sugianto.
Pesawat itu, menurut dia, akan dioperasikan sebagai pesawat angkut personil militer dengan kapasitas penumpang 13 orang plus dua awak.
Namun demikian, ada beberapa yang harus dilengkapi ,salah satunya pelampung untuk pendaratan di perairan karena TNI-AL lebih banyak beroperasi di atas laut.
"Bagian pendaratannya perlu dilengkapi dengan pelampung pendaratan, itu masih akan dilengkapi, namun Juli mendatang sudah lengkap," katanya.
Rencananya, pesawat heli tersebut akan dipamerkan pada HUT TNI-AL pertengahan 2012 mendatang. Menurut Sugianto heli itu juga akan ditempatkan di KRI yang memiliki halipad di lautan.
"Heli adalah salah satu sistem persenjataan KRI, heli bisa menambah penginderaan jarak jauh bagi KRI disamping untuk melakukan berbagai manuver saat melakukan tugas patroli di perairan," kata Kepala Pusat Penerbal itu.
Penerbal saat ini memiliki sepuluh helikopter yang difungsikan untuk latihan maupun mendukung patroli KRI. Namun dari jumlah itu hanya empat yang dioperasikan.
"Jika ada dana lagi, kami akan melakukan penambahan, selain heli juga pesawat CN-235 MPA untuk patroli maritim. Termasuk juga akan menjajaki pengadaan halikopter anti kapal selam," katanya.
Saat ini Penerbal memiliki sebanyak 150 pilot, sedangkan pesawatnya terbatas. TNI AL juga tengah melakukan peremajaan armada untuk menggantikan pesawat-pesawat patroli Nomad yang saat ini sudah digrounded.
"Pengadaan pesawat CN-235 MPA salah satunya untuk patroli, selain itu tugas patroli diperankan pesawat N-212, yang sebagian sudah dilengkapi dengan radar untuk patroli perairan," kata Komandan Pusat Penerbal menambahkan.
Sumber: ANTARA Jawa Barat
Ketersediaan Penerbang Tak Sebanding dengan Pesawat
(Foto: Lanud Adisutjipto)
18 April 2012, Jakarta: Semua mata orang-orang di taxi wayLanud Halim Perdanakusuma tertuju pada enam pesawat yang sedang akrobat di udara.KT- 1B,nama pesawat itu, diterbangkan sedemikian rupa,melayang di ketinggian lalu tiba-tiba meliuk menukik laksana elang yang akan menyambar mangsa.
Mulut berdecak,kepala bergeleng,dan tangan bertepuk–– pertanda para penonton tak kuasa menahan rasa kagumnya.Rasa bangga dalam dada mereka terpancar keluar dari sikap dan tatap matanya.Apalagi ketika mereka dikirimi pesan cinta berupa simbol hati yang diukir memakai kepulan asap dari buritan pesawat.
Lantang suara pemandu acara menyebut-nyebut nama para penerbang KT-1B,beradu dengan deru mesin pesawat yang terus melaju,melanjutkan setiap adegan menakjubkan di Hari Ulang Tahun TNI Angkatan Udara,Senin (9/4). Dari corong pengeras suara disampaikan,mereka yang ada dibalik kemudi terbang KT-1B adalah para instruktur penerbang di skuadron pendidikan terbang di Pangkalan Udara Adisutjipto, Yogyakarta. Di Kota Gudeg ini pula pesawat-pesawat itu bermarkas.
KT-1B merupakan pesawat latih untuk calon penerbang tempur TNI Angkatan Udara. Mengendalikan pesawat tempur berkemampuan perang udara dan udara ke darat ini sudah barang tentu lebih rumit dan sulit.Karena itu,sangat selektif untuk menentukan kualifikasi prajurit yang boleh menerbangkannya.Setiap penerbang pesawat tempur seperti Sukhoi dan F-16 harus melalui berbagai tahapan pendidikan terbang sebelum benar-benar menerbangkan si burung besi ini.
Selama ini Wing Pendidikan Terbang Lanud Adisutjipto tiap tahun ratarata hanya meluluskan sekitar 30 penerbang pemula dari AAU.Minimnya penerbang tempur yang lahir setiap tahun menjadi pekerjaan rumah bagi TNI Angkatan Udara hingga sekarang.
Hingga 2014 ada sekitar 50 pesawat tempur yang tiba dan bergabung untuk memperkuat armada dirgantara Indonesia. “Jumlah penerbang kita kurang.Paling tidak,kita harus menyiapkan 1,5 dari jumlah pesawat atau sekitar 75 penerbang,”kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat yang juga menyaksikan atraksi KT-1B.
Sumber: SINDO
18 April 2012, Jakarta: Semua mata orang-orang di taxi wayLanud Halim Perdanakusuma tertuju pada enam pesawat yang sedang akrobat di udara.KT- 1B,nama pesawat itu, diterbangkan sedemikian rupa,melayang di ketinggian lalu tiba-tiba meliuk menukik laksana elang yang akan menyambar mangsa.
Mulut berdecak,kepala bergeleng,dan tangan bertepuk–– pertanda para penonton tak kuasa menahan rasa kagumnya.Rasa bangga dalam dada mereka terpancar keluar dari sikap dan tatap matanya.Apalagi ketika mereka dikirimi pesan cinta berupa simbol hati yang diukir memakai kepulan asap dari buritan pesawat.
Lantang suara pemandu acara menyebut-nyebut nama para penerbang KT-1B,beradu dengan deru mesin pesawat yang terus melaju,melanjutkan setiap adegan menakjubkan di Hari Ulang Tahun TNI Angkatan Udara,Senin (9/4). Dari corong pengeras suara disampaikan,mereka yang ada dibalik kemudi terbang KT-1B adalah para instruktur penerbang di skuadron pendidikan terbang di Pangkalan Udara Adisutjipto, Yogyakarta. Di Kota Gudeg ini pula pesawat-pesawat itu bermarkas.
KT-1B merupakan pesawat latih untuk calon penerbang tempur TNI Angkatan Udara. Mengendalikan pesawat tempur berkemampuan perang udara dan udara ke darat ini sudah barang tentu lebih rumit dan sulit.Karena itu,sangat selektif untuk menentukan kualifikasi prajurit yang boleh menerbangkannya.Setiap penerbang pesawat tempur seperti Sukhoi dan F-16 harus melalui berbagai tahapan pendidikan terbang sebelum benar-benar menerbangkan si burung besi ini.
Selama ini Wing Pendidikan Terbang Lanud Adisutjipto tiap tahun ratarata hanya meluluskan sekitar 30 penerbang pemula dari AAU.Minimnya penerbang tempur yang lahir setiap tahun menjadi pekerjaan rumah bagi TNI Angkatan Udara hingga sekarang.
Hingga 2014 ada sekitar 50 pesawat tempur yang tiba dan bergabung untuk memperkuat armada dirgantara Indonesia. “Jumlah penerbang kita kurang.Paling tidak,kita harus menyiapkan 1,5 dari jumlah pesawat atau sekitar 75 penerbang,”kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat yang juga menyaksikan atraksi KT-1B.
Sumber: SINDO
Tuesday, April 17, 2012
PT DI tuntaskan CN235 pesanan TNI AL tahun ini
17 April 2012, Bandung: PT Dirgantara Indonesia (PT DI) akan menyelesaikan lima pesawat CN235 pesanan TNI Angkatan Laut (AL) tahun ini.
Penyelesaian pesanan ini adalah bagian dari kerjasama antara PT DI dan TNI AL yang dimulai sejak tahun 2009 lalu.
Menurut Humas PT DI Rakhendi Triatna dalam kerjasama tersebut, awalnya, TNI AL memesan tiga pesawat, namun bertambah menjadi pesan lima pesawat CN 235.
“Saat ini kelima pesawat tersebut tengah dalam pengerjaan,” katanya.
Selama ini TNI AL memang belum memiliki CN235. TNI AL baru memiliki pesawat C212 sebanyak tiga unit buatan PT DI. “Yang sudah memiliki CN235 baru TNI AU, angkatan lain belum,” katanya.
Spesifikasi CN235 yang dibuat untuk TNI AL tetap sama dengan pendahulunya. Misalnya dibandingkan dengan pesawat pesawat CN235 110 KCG pesanan Badan Penjaga Pantai Korea Selatan atau Korea Coast Guard (KCG), tentu masing-masing memiliki keunggulan tersendiri.
“CN235 memiliki kelebihan dalam mengarungi wilayah kelautan. Indonesia memiliki wilayah laut yang luas. Diharapkan, kontrol TNI AL dengan adanya CN235 bisa lebih maksimal,” katanya.
“Dengan adanya Lima pesawat CN235 kontrol lautan bisa menjadi 14 jam. Tetapi untuk bisa ngontrol 24 jam diperlukan 12 unit pesawat lagi,” katanya.
Sumber: Bisnis Jabar
Pangdam Brawijaya: Pembentukan Batalyon Bojonegoro Tunggu Dana
(Foto: Rindam V Brawijaya)
17 April 2012, Bojonegoro: Pandam V Brawijaya, Mayjen Murdjito menyatakan, pembentukan batalyon di Bojonegoro, sebagai antisipasi pengamanan obyek vital migas, masih menunggu ketersediaan dana, termasuk tanah yang akan dimanfaatkan lokasi batalyon.
"Pembentukan batalyon di Bojonegoro masuk program jangka panjang, sebab membutuhkan dana cukup besar," katanya, di Bojonegoro, Selasa.
Ia belum bisa menjelaskan kapan dimulainya pembentukkan batalyon di Bojonegoro itu. Sebab, pembentukkan batalyon itu, sangat bergantung tersedianya dana, juga tanah yang dibutuhkan untuk markas batalyon dan kompi, juga kebutuhan lainnya yang luasnya sekitar 60 hektare.
"Dalam masalah tanah, sangat dibutuhkan peran pemkab, kalau memang pendirian batalyon mendesak dilakukan," katanya.
Ia menjelaskan, pembentukan batalyon di Bojonegoro itu, akan memindahkan Batalyon 507 yang menjadi andalan Kodam V Brawijaya, yang jumlahnya sekitar 500 personel.
"Tapi kalau ada kondisi mendesak, untuk mengamankan obyek vital migas, sekarang juga personelnya bisa kita turunkan ke Bojonegoro," katanya, menegaskan.
Ia menjelaskan, mengenai pengamanan kondisi politik, seperti pilkada, juga yang lainnya, sudah bukan menjadi kewenangannya, namun menjadi kewenangan kepolisian.
Meski demikian, lanjutnya, pihaknya tetap akan membantu, kalau memang ada kondisi yang bersifat darurat dan kepolisian membutuhkan.
"Kita hanya sebatas membantu," ucapnya, menambahkan.
Karena itu, ia meminta, kepada seluruh jajaran Kodim, Koramil dan Babinsa di Jatim, harus bisa memantau gejolak sosial yang terjadi di masyarakat, apalagi menjelang pilkada. Selain itu, juga bisa melakukan koordinasi dengan jajaran lainnya, sebagai langkah untuk penyelesaian masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
"Kami minta seluruh jajaran lebih peka menangkap gejolak sosial di masyarakat," ia menegaskan.
Dalam kunjungannya ke Bojonegoro, Mayjen Murdjito, sebelum memberikan pengarahan kepada jajaran Kodim 0813 Bojonegoro, sempat melakukan pertemuan dengan jajaran Muspida yang dipimpin langsung Bupati Bojonegoro, Suyoto.
Sumber: ANTARA Jatim
17 April 2012, Bojonegoro: Pandam V Brawijaya, Mayjen Murdjito menyatakan, pembentukan batalyon di Bojonegoro, sebagai antisipasi pengamanan obyek vital migas, masih menunggu ketersediaan dana, termasuk tanah yang akan dimanfaatkan lokasi batalyon.
"Pembentukan batalyon di Bojonegoro masuk program jangka panjang, sebab membutuhkan dana cukup besar," katanya, di Bojonegoro, Selasa.
Ia belum bisa menjelaskan kapan dimulainya pembentukkan batalyon di Bojonegoro itu. Sebab, pembentukkan batalyon itu, sangat bergantung tersedianya dana, juga tanah yang dibutuhkan untuk markas batalyon dan kompi, juga kebutuhan lainnya yang luasnya sekitar 60 hektare.
"Dalam masalah tanah, sangat dibutuhkan peran pemkab, kalau memang pendirian batalyon mendesak dilakukan," katanya.
Ia menjelaskan, pembentukan batalyon di Bojonegoro itu, akan memindahkan Batalyon 507 yang menjadi andalan Kodam V Brawijaya, yang jumlahnya sekitar 500 personel.
"Tapi kalau ada kondisi mendesak, untuk mengamankan obyek vital migas, sekarang juga personelnya bisa kita turunkan ke Bojonegoro," katanya, menegaskan.
Ia menjelaskan, mengenai pengamanan kondisi politik, seperti pilkada, juga yang lainnya, sudah bukan menjadi kewenangannya, namun menjadi kewenangan kepolisian.
Meski demikian, lanjutnya, pihaknya tetap akan membantu, kalau memang ada kondisi yang bersifat darurat dan kepolisian membutuhkan.
"Kita hanya sebatas membantu," ucapnya, menambahkan.
Karena itu, ia meminta, kepada seluruh jajaran Kodim, Koramil dan Babinsa di Jatim, harus bisa memantau gejolak sosial yang terjadi di masyarakat, apalagi menjelang pilkada. Selain itu, juga bisa melakukan koordinasi dengan jajaran lainnya, sebagai langkah untuk penyelesaian masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
"Kami minta seluruh jajaran lebih peka menangkap gejolak sosial di masyarakat," ia menegaskan.
Dalam kunjungannya ke Bojonegoro, Mayjen Murdjito, sebelum memberikan pengarahan kepada jajaran Kodim 0813 Bojonegoro, sempat melakukan pertemuan dengan jajaran Muspida yang dipimpin langsung Bupati Bojonegoro, Suyoto.
Sumber: ANTARA Jatim
Belum Ditemukan Kerugian Negara pada Pembelian Sukhoi 2011
17 April 2012, Jakarta: Dugaan penggelembungan harga (mark up) pada pembelian enam unit Sukhoi 30MK dari Rusia yang dilaporkan Koalisi LSM ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih terus didalami.
Menurut Pimpinan KPK, Busyro Muqoddas, dari hasil pendalaman sementara, penyelidik belum menemukan adanya kerugian negara. "Kami belum menemukan kerugian negara, karena mendalami kan butuh waktu juga dan yang menentukan kerugian keuangan negara BPK atau BPKP," ujar Busyro saat ditemui usai menghadiri acara Deklarasi Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi di lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (17/4).
Kendati demikian, diakui Busyro, penyelidik KPK sudah melakukan koordinasi dengan BPK dan BPKP terkait adanya unsur merugikan keuangan negara dalam pembelian sukhoi pada 2011 tersebut. "Sudah, tapi kami sedang mendalami ke dalam dulu," ujarnya.
Soal rencana penyelidikan pembelian Sukhoi pada 2003 yang diduga terjadi kecurangan, dikatakan Busyro belum dilakukan timnya. Menurut Busyro, penyelidik masih fokus pada penyelidikan pembelian sukhoi yang dilaporkan Koalisi LSM beberapa waktu lalu. "Sementara yang kemarin dulu. Itu saja butuh waktu ya, sementara personel kami kan terbatas jadi memang butuh waktulah," ujar Busyro yang meminta masyarakat untuk bersabar.
Sebelumnya diberitakan, Koalisi LSM menemukan ketidakwajaran harga pembelian enam unit Sukhoi pada 2011 senilai US$ 470 juta. Menurut data di Kementerian Pertahanan, harga satu unit sukhoi US$54,8 juta. Jika dikalkulasi Pemerintah RI hanya akan menggelontorkan US$328,8 juta, sementara jika mengacu harga jual Rosoboronexport sebagai lembaga pengekspor, negara maksimal mengeluarkan US$420 juta untuk enam unit Sukhoi.
Koalisi LSM juga mempertanyakan keterlibatan PT Trimarga Rekatama sebagai agen pembelian sukhoi. Padahal, pembelian harus dilakukan secara Government to Government.
Sumber: Jurnas
TNI AL Menjajaki Helikopter Kapal Selam
SH-2 Sea Sprite milik AL Selandia Baru, diberitakan TNI AL tertarik mengakuisisi SH-2 Sea Sprite. Helikopter jenis ini sudah dipensiunkan oleh AL AS dan ditolak digunakan oleh AL Australia. (Foto: RNZN)
17 April 2012, Bandung: Komandan Pusat Penerbang TNI Angkatan Laut (Penerbal) Laksamana Pertama TNI Sugianto menyatakan masih terus menjajaki jenis helikopter anti kapal selam yang akan memperkuat jajaran TNI dalam melakukan pengawasan perairan Indonesia.
"Masih terus melakukan penjajakan jenis helikopter anti kapal selam itu. Tahun ini diintensifkan, selain penjajakan juga mencoba sendiri keunggulannya," kata Sugianto disela uji coba Heli NBell-412EP di PT Dirgantara Indonesia Bandung, Selasa.
Menurut Sugianto, saat ini dibutuhkan satu skadron heli anti kapal selam. Minimal dalam waktu dekat ini ada setengahnya atau enam unit sudah mencukupi kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan pengawasan perairan di Indonesia.
Namun tidak disebutkan dari negara mana helikopter mutakhir yang bisa mendeteksi kehadiran kapal selam dan bahkan menghancurkan di tengah lautan.
"Kita cek dulu, coba dulu keunggulannya, jangan sampai spesifikasinya tidak cocok dengan yang kita butuhkan," katanya.
Menurut Sugianto, pesawat-pesawat itu akan ditempatkan di KRI-KRI yang memiliki halipad. Kehadiran helikopter di KRI adalah merupakan kepanjangan mata dan telinga dari kapal TNI AL. Laut Indonesia yang luas tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh KRI mengingat kekuatannya yang terbatas.
Helikopter anti kapal selam memiliki spesifikasi untuk manuver yang handal di lautan. Selain memiliki kemampuan terbang dengan kecepatan tinggi, juga harus mampu bermanuver saat menurunkan perangkat sonar pendeteksi kapal selam.
"Heli itu dilengkapi dengan alat pendeteksi kapal selam yang diturunkan ke laut, selanjutnya hasilnya dideteksi di pesawat untuk selanjutnya memastikan kehadiran kapal selam. Kemampuan manuvernya saat menurunkan alat pendeteksi sangat diprioritaskan," katanya.
Sementara itu dalam waktu dekat ini, TNI AL akan mendapat tambahan tiga pesawat heli NBell 412EP produksi PT Dirgantara Indonesia. Satu diantaranya sudah rampung, sedangkan dua lainnya dalam tahap penyelesaian.
"Ditargetkan pada HUT TNI AL pertengahan 2012 ini, NBell terbaru kami dipamerkan di sana," kata Sugianto.
Pesawat NBell 412EP memiliki keunggulan dibandingkan NBell pendahulunya, karena dilengkapi dengan Auto Pilot yang memungkinkan pesawat dikendalikan secara otomatis dan mengurangi beban pilot dalam mengoperasikannya.
Sumber: ANTARA News
17 April 2012, Bandung: Komandan Pusat Penerbang TNI Angkatan Laut (Penerbal) Laksamana Pertama TNI Sugianto menyatakan masih terus menjajaki jenis helikopter anti kapal selam yang akan memperkuat jajaran TNI dalam melakukan pengawasan perairan Indonesia.
"Masih terus melakukan penjajakan jenis helikopter anti kapal selam itu. Tahun ini diintensifkan, selain penjajakan juga mencoba sendiri keunggulannya," kata Sugianto disela uji coba Heli NBell-412EP di PT Dirgantara Indonesia Bandung, Selasa.
Menurut Sugianto, saat ini dibutuhkan satu skadron heli anti kapal selam. Minimal dalam waktu dekat ini ada setengahnya atau enam unit sudah mencukupi kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan pengawasan perairan di Indonesia.
Namun tidak disebutkan dari negara mana helikopter mutakhir yang bisa mendeteksi kehadiran kapal selam dan bahkan menghancurkan di tengah lautan.
"Kita cek dulu, coba dulu keunggulannya, jangan sampai spesifikasinya tidak cocok dengan yang kita butuhkan," katanya.
Menurut Sugianto, pesawat-pesawat itu akan ditempatkan di KRI-KRI yang memiliki halipad. Kehadiran helikopter di KRI adalah merupakan kepanjangan mata dan telinga dari kapal TNI AL. Laut Indonesia yang luas tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh KRI mengingat kekuatannya yang terbatas.
Helikopter anti kapal selam memiliki spesifikasi untuk manuver yang handal di lautan. Selain memiliki kemampuan terbang dengan kecepatan tinggi, juga harus mampu bermanuver saat menurunkan perangkat sonar pendeteksi kapal selam.
"Heli itu dilengkapi dengan alat pendeteksi kapal selam yang diturunkan ke laut, selanjutnya hasilnya dideteksi di pesawat untuk selanjutnya memastikan kehadiran kapal selam. Kemampuan manuvernya saat menurunkan alat pendeteksi sangat diprioritaskan," katanya.
Sementara itu dalam waktu dekat ini, TNI AL akan mendapat tambahan tiga pesawat heli NBell 412EP produksi PT Dirgantara Indonesia. Satu diantaranya sudah rampung, sedangkan dua lainnya dalam tahap penyelesaian.
"Ditargetkan pada HUT TNI AL pertengahan 2012 ini, NBell terbaru kami dipamerkan di sana," kata Sugianto.
Pesawat NBell 412EP memiliki keunggulan dibandingkan NBell pendahulunya, karena dilengkapi dengan Auto Pilot yang memungkinkan pesawat dikendalikan secara otomatis dan mengurangi beban pilot dalam mengoperasikannya.
Sumber: ANTARA News
Pemerintah Beli 54 Pesawat untuk Memperkuat TNI AL
Danpuspenerbal Laksma TNI Sugianto, S.E. M.A.P, menyambut kedatangan ibu Menteri PPN / Kepala Bappenas Prof. Dr. Armida Salsiah Alisjahbana, S.E, M.A, beserta rombongan di Bandara Juanda Surabaya-Sidoarjo, Minggu (15/4/2012). (Foto: Puspenerbal)
17 April 2012, Surabaya: Pemerintah berencana membeli 54 pesawat untuk menambah kekuatan Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal). Pesawat tersebut terdiri atas jenis sayap tetap (fixed wing) dan sayap berputar/helikopter (rotary wing).
Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengungkapkan, anggaran untuk pembelian 54 pesawat tersebut sudah masuk dalam minimum essential force (MEF) tahap pertama sehingga dapat segera direalisasi. ”Penambahan pesawat ini dalam rangka penguatan alutsista (alat utama sistem senjata). Karena itu, penguatan nanti tidak hanya di Angkatan Laut saja, tetapi juga Angkatan Darat dan Angkatan Udara,” ujar Armida saat kunjungan kerja di Puspenerbal Juanda, Surabaya, kemarin.
Dia menjelaskan,kebijakan penambahan pesawat dilakukan karena banyak fasilitas operasional, khususnya pesawat milik Puspenerbal yang sudah tua dan tidak layak pakai. Pertimbangan lain karena didasarkan pada kebutuhan.”Indonesia adalah negara kepulauan. Karena itu, kekuatan alutsista harus dipertimbangkan. Tidak hanya kapal-kapal laut saja,tetapi juga kombinasi pesawat udara,”tuturnya.
Armida mengaku belum bisa mengakomodasi semua kebutuhan pesawat yang diinginkan Puspenerbal, terutama untuk pesawat latih dan amfibi. Kendati demikian, dia mempersilakan TNI AL untuk mengajukan ke pemerintah. ”Itu adalah urusan internal TNI AL, silakan dibahas dan diajukan ke Mabes TNI AL untuk selanjutnya dibahas diputuskan Kementerian Pertahanan,” tegasnya.
Komandan Puspenerbal Juanda Laksamana Pertama TNI Sugianto menuturkan, saat ini jumlah pesawat yang dimiliki Puspenerbal jauh dari kebutuhan. Selain karena banyaknya pesawat yang sudah rusak karena usia,jumlah alutsista tersebut juga ketinggalan jauh dari alutsista negara-negara di Asia Tenggara. Sugianto menyebut, dari total 62 pesawat yang ada, hanya 40 yang normal, sedangkan sisanya mengalami kerusakan.
Di luar itu,kebutuhan pesawat yang mendesak dipenuhi adalah pesawat latih, amfibi, dan pesawat anti-kapal selam (AKS). ”Dengan kondisi saat ini, alutsista kita jauh tertinggal dari negeri tetangga seperti Malaysia, Singapura, Australia. Nah,ini yang harus diatasi,” ujarnya.
Sumber: SINDO
17 April 2012, Surabaya: Pemerintah berencana membeli 54 pesawat untuk menambah kekuatan Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal). Pesawat tersebut terdiri atas jenis sayap tetap (fixed wing) dan sayap berputar/helikopter (rotary wing).
Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengungkapkan, anggaran untuk pembelian 54 pesawat tersebut sudah masuk dalam minimum essential force (MEF) tahap pertama sehingga dapat segera direalisasi. ”Penambahan pesawat ini dalam rangka penguatan alutsista (alat utama sistem senjata). Karena itu, penguatan nanti tidak hanya di Angkatan Laut saja, tetapi juga Angkatan Darat dan Angkatan Udara,” ujar Armida saat kunjungan kerja di Puspenerbal Juanda, Surabaya, kemarin.
Dia menjelaskan,kebijakan penambahan pesawat dilakukan karena banyak fasilitas operasional, khususnya pesawat milik Puspenerbal yang sudah tua dan tidak layak pakai. Pertimbangan lain karena didasarkan pada kebutuhan.”Indonesia adalah negara kepulauan. Karena itu, kekuatan alutsista harus dipertimbangkan. Tidak hanya kapal-kapal laut saja,tetapi juga kombinasi pesawat udara,”tuturnya.
Armida mengaku belum bisa mengakomodasi semua kebutuhan pesawat yang diinginkan Puspenerbal, terutama untuk pesawat latih dan amfibi. Kendati demikian, dia mempersilakan TNI AL untuk mengajukan ke pemerintah. ”Itu adalah urusan internal TNI AL, silakan dibahas dan diajukan ke Mabes TNI AL untuk selanjutnya dibahas diputuskan Kementerian Pertahanan,” tegasnya.
Komandan Puspenerbal Juanda Laksamana Pertama TNI Sugianto menuturkan, saat ini jumlah pesawat yang dimiliki Puspenerbal jauh dari kebutuhan. Selain karena banyaknya pesawat yang sudah rusak karena usia,jumlah alutsista tersebut juga ketinggalan jauh dari alutsista negara-negara di Asia Tenggara. Sugianto menyebut, dari total 62 pesawat yang ada, hanya 40 yang normal, sedangkan sisanya mengalami kerusakan.
Di luar itu,kebutuhan pesawat yang mendesak dipenuhi adalah pesawat latih, amfibi, dan pesawat anti-kapal selam (AKS). ”Dengan kondisi saat ini, alutsista kita jauh tertinggal dari negeri tetangga seperti Malaysia, Singapura, Australia. Nah,ini yang harus diatasi,” ujarnya.
Sumber: SINDO
Monday, April 16, 2012
Pendidikan Teknisi Rudal QW-3 Dibuka
16 April 2012, Madiun: Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) hari demi hari terus berkembang sesuai tuntutan jaman. Terkait hal tersebut guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional dan berkualitas, Komandan Depohar 60 Kolonel Tek Ir. Sugeng Arianto, membuka Pendidikan Binterampil Teknisi Rudal QW-3 Angkatan ke - II di Depohar 60, Senin (16/4).
Pada kesempatan tersebut, Komandan Depohar 60 dalam sambutannya mengatakan bahwa, pendidikan Binterampil Teknisi Rudal QW-3 merupakan salah satu aspek pembinaan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya bidang persenjataan, sekaligus merupakan upaya nyata, guna mengatasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat”
“Oleh karena itu upaya peningkatan kemampuan dan profesionalitas termasuk kaderisasi selalu diprogramkan secara terus menerus baik langkah maupun tindakan diantaranya melalui penyelenggaraan pendidikan Binterampil Teknisi Rudal QW-3”, lanjut Dandepohar 60.
Pendidikan Binterampil Teknisi Rudal QW-3 Angkatan II direncanakan akan berlangsung selama enam minggu dan diikuti sebanyak 10 siswa yang berasal dari Dari Depohar 60, Makhorpaskhas Bandung, Batalyon 463 Paskhas Lanud Iswahjudi,dan Batalyon 467 Paskhas Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Sumber: TNI AU
Danguspurlatim Buka Kerjasama Patkor Ausindo 12
16 April 2012, Kupang: Komandan Gugus Temput Laut Wilayah Timur (Danguspurlatim) Laksamana Pertama TNI Ari Soedewo membuka kerjasama Patroli Kordinasi Australia-Indonesia (Patkor Ausindo) tahun 2012 dalam sebuah upacara, bertempat di Markas Komando (Mako) Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang, Senin (16/04). Upacara pembukaan Patkor Ausindo 12 dihadiri Komandan Lantamal VII Laksamana Pertama TNI Karma Suta, SE, Komandan KRI Kakap-811 Mayor Laut (P) Himawan, Komandan KRI Tongkol-813 Mayor Laut Bimo Aji serta para Perwira staf dilingkungan Lantamal VII.
Sedangkan dari pihak Angkatan Bersenjata Australia, Australian Defence Force (ADF) yang hadir dalam upacara tersebut adalah Commander Northern Command (Comnorcom) Air Commodore Acdre Ken Watson didampingi Atase Pertahanan Australia untuk Indonesia Captain Katja Bizilj. Selain itu beberapa Perwira ADF dari Royal Australian Navy (RAN) dan Royal Australian Air Force (RAAF) turut menghadiri acara tersebut, diantaranya Komandan Her Majesty Australia Ship (HMAS) Pirie-P87 Lieutenant Commander Mitchell Livingstone, Pilot pesawat intai maritim P3-C Orion Wing Commander Mick Janson serta para perwira AU dan AL Australia yang terlibat dalam Satuan Tugas (Satgas) Patkor Ausindo 12.
Dalam amanatnya Danguspurlatim menyampaikan beberapa hal mengenai pelaksanaan Patkor Ausindo 12 diantaranya, bahwa Indonesia dan Australia, terutama Angkatan Lautnya telah mempunyai hubungan yang sangat baik sejak lama. Hubungan baik itu salah satunya ditunjukkan melalui latihan terkoordinasi yang diberi nama Ausindo Corpat 2012. Patroli koordinasi yang dilaksanakan itu dilandasi dengan semangat keterbukaan dan rasa saling percaya.
Menurut Danguspurlatim, Ausindo Corpat adalah program yang secara rutin dilaksanakan antara Angkatan Laut Australia dan TNI AL. Banyak manfaat dan keuntungan yang bisa diambil dari kerja sama ini. Tujuan pelaksanaan patroli terkordinasi adalah untuk meningkatkan keamanan perairan, terutama di wilayah perbatasan kedua negara.
“Kesamaan pemahaman untuk melaksanakan kerjasama dalam rangka peningkatan keamanan perairan di wilayah kita merupakan hal yang sangat penting bukan hanya untuk kedua negara, tetapi juga untuk negara lain yang telah menggunakan wilayah perairan kita. Oleh karena itu, kegiatan patroli terkordinasi tersebut harus terus dilaksanakan dan dikembangkan dari waktu ke waktu,”tegas Danguspurlatim.
Menyikapi tentang isu tetang masalah keamanan maritim, Danguspurlatim mengatakan, beberapa masalah keamanan maritim yang terjadi akhir-akhir ini antara lain, tindak kejahatan dan pelanggaran illegal Fishing, illegal logging, illegal minning, illegal entry, maritime terorism dan pelanggaran-pelanggaran hukum laut lainnya. Hal ini dapat menjadi pemicu permasalahan keamanan maritim, terutama jika pelanggaran tersebut terjadi diwilayah perbatasan laut.
Perbedaan pendapat dan persepsi yang tidak sama dalam mengatasi masalah tersebut dapat mempengaruhi hubungan baik antara kedua negara yang telah dijalin sejak lama. “Dengan membangun sebuah pemahaman bersama yang lebih baik dan mengedepankan kepercayaan, kita berharap dapat memecahkan masalah tersebut secara bersama,”kata Danguspurlatim.
Danguspurlatim mengharapkan melalui kegiatan ini, dapat meningkatkan hubungan kerjasama dan berbagai informasi serta peningkatan ketrampilan, profesionalisme, pengetahuan dan kesamaan pemahaman yang lebih baik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, dan meningkatkan keamanan maritim dalam rangka menjamin keamanan navigasi di wilayah kedua negara.
Acara di akhiri dengan tukar menukar cindera mata dari kedua belah pihak, dilanjutkan dengan paparan Work Shop di ruang Serba Guna Lantamal VII. Kegiatan Work Shop diikuti oleh delagsi kedua negara yang terlibat dalam Satuan Tugas (Satgas) Patkor Ausindo 12. Delegasi dari pihak TNI AL dan Australian Defence Force (ADF) membentuk tim diskusi guna membahas rencana pelaksanaan operasi dan maufer lapangan (manlap) agar tercipta kesepahaman tentang materi-materi yang akan dilaksanakan.
Rencananya kegiatan Patkor Ausindo 12 berlangsung selama kurang lebih dua minggu, mulai tanggal 16 sampai dengan 27 April 2012, dengan daerah operasi meliputi wilayah perbatasan laut kedua negara. Patroli Kordinasi tersebut melibatkan jajaran TNI AL, berupa dua unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Fast Patrol Boat (FPB) 57 buatan PT. PAL Indonesia. Kedua kapal perang tersebut adalah KRI Kakap-811 dan KRI Tongkol-813 yang berada di jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim.
Dari pihak Angkatan Bersenjata Autralia, Australian Defence Force melibatkan dua angkatan yaitu angkan laut Royal Australian Navy (RAN) berupa sebuah kapal patroli HMAS Pirie-P87 dan Angkatan Udara Australia, Royal Australian Air Force (RAAF) berupa sebuah pesawat intai maritim P3-C Orion.
Sumber: Dispenarmatim
Malaysia Akan Pesan 32 Panser Rimau PT Pindad
Panser Anoa 6x6. (Foto: Berita HanKam)
16 April 2012, Kuala Lumpur: Malaysia akan memesan 32 buah panser Anoa dari PT Pindad. Oleh Malaysia, Anoa itu diberi nama Rimau yang berarti harimau dalam bahasa Melayu dan kesepakatan dengan pihak negara tetangga tersebut sudah pada tahap akhir.
"Malaysia mau gunakan panser 6 x 6 dan kini kami menantikan closing deal", kata Direktur Utama PT Pindad, Adik A Soedarsono, di sela-sela pameran Defence Services Asia (DSA) 2012 di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin.
Menurut dia, saat ini pihaknya juga sedang melakukan penjajakan dengan sejumlah negara di Timur Tengah, Eropa termasuk dengan sesama anggota Asean seperti Brunei Darussalam.
Bahkan, lanjut dia, pada saat ini ada rencana Sultan Brunei yang hadir dalam pameran DSA 2012 itu akan mengunjungi panser Rimau yang juga dihadirkan dilokasi pameran tersebut.
Ketertarikan Malaysia terhadap panser buatan pindad tersebut sudah disampaikan oleh Panglima Angkatan Tentera Diraja Malaysia, Jenderal Tan Sri Datu Sri Zulkifli Mohammad Zein, saat berkunjung ke Indonesia tahun lalu.
Hal itu disampaikan Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, usai pertemuan Zein dengan Presiden Susilo Yudhoyono di kantor Presiden, Selasa (5/7). "Tadi disinggung soal panser 6x6, malaysia yang berkeinginan untuk membeli, akan terus dilanjutkan," ujar Suhartono.
Sementara itu, semenjak 9 April 2010, sebanyak 13 buah Anoa telah digunakan untuk mengawal misi perdamaian PBB di Lebanon bersama Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL. Panser ANOA 6x6 maupun 4x4 biasa digunakan untuk pengawalan kegiatan-kegiatan penting negara.
Pada 15 November 2011 ANOA varian 6x6 yang menggunakan persenjataan senapan mesin berat 7.62 mm digunakan sebagai kendaraan tempur untuk patroli dan penjagaan ring pada acara KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali.
Panser jenis ini juga dipakai oleh Paspampres untuk pengawalan kunjungan-kunjungan presiden. Selain kegiatan resmi, ANOA juga dipakai untuk pengamanan car-free day di Bundaran HI.
Sumber: ANTARA News
16 April 2012, Kuala Lumpur: Malaysia akan memesan 32 buah panser Anoa dari PT Pindad. Oleh Malaysia, Anoa itu diberi nama Rimau yang berarti harimau dalam bahasa Melayu dan kesepakatan dengan pihak negara tetangga tersebut sudah pada tahap akhir.
"Malaysia mau gunakan panser 6 x 6 dan kini kami menantikan closing deal", kata Direktur Utama PT Pindad, Adik A Soedarsono, di sela-sela pameran Defence Services Asia (DSA) 2012 di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin.
Menurut dia, saat ini pihaknya juga sedang melakukan penjajakan dengan sejumlah negara di Timur Tengah, Eropa termasuk dengan sesama anggota Asean seperti Brunei Darussalam.
Bahkan, lanjut dia, pada saat ini ada rencana Sultan Brunei yang hadir dalam pameran DSA 2012 itu akan mengunjungi panser Rimau yang juga dihadirkan dilokasi pameran tersebut.
Ketertarikan Malaysia terhadap panser buatan pindad tersebut sudah disampaikan oleh Panglima Angkatan Tentera Diraja Malaysia, Jenderal Tan Sri Datu Sri Zulkifli Mohammad Zein, saat berkunjung ke Indonesia tahun lalu.
Hal itu disampaikan Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, usai pertemuan Zein dengan Presiden Susilo Yudhoyono di kantor Presiden, Selasa (5/7). "Tadi disinggung soal panser 6x6, malaysia yang berkeinginan untuk membeli, akan terus dilanjutkan," ujar Suhartono.
Sementara itu, semenjak 9 April 2010, sebanyak 13 buah Anoa telah digunakan untuk mengawal misi perdamaian PBB di Lebanon bersama Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL. Panser ANOA 6x6 maupun 4x4 biasa digunakan untuk pengawalan kegiatan-kegiatan penting negara.
Pada 15 November 2011 ANOA varian 6x6 yang menggunakan persenjataan senapan mesin berat 7.62 mm digunakan sebagai kendaraan tempur untuk patroli dan penjagaan ring pada acara KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali.
Panser jenis ini juga dipakai oleh Paspampres untuk pengawalan kunjungan-kunjungan presiden. Selain kegiatan resmi, ANOA juga dipakai untuk pengamanan car-free day di Bundaran HI.
Sumber: ANTARA News
KRI Kakap-881 Sambut Kedatangan HMAS Pirie-P87
16 April 2012, Kupang: Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Kakap-811 menyambut kedatangan Her Majesty Australia Ship (HMAS) Pirie-P87, di sekitar perairan Selat Roti Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (15/04). Kedatangan kapal perang Australia, HMAS Pirie-P87 berkaitan dengan kerja sama Patroli Koordinasi Australia Indonesia (Patkor Ausindo) tahun 2012 yang di gelar oleh kedua negara. Latihan tersebut melibatkan unsur-unsur KRI di jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim dan kapal patroli milik Royal Australian Navy (RAN).
Ditempat berbeda prajurit KRI Tongkol-813 dan personel Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang, turut melaksanakan penyambutan kedatangan kapal perang negeri kanguru itu di Dermaga Pelabuhan Umum Tenau Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Selanjutnya Komandan KRI Tongkol Mayor Laut (P) Bimoaji dan beberapa perwira dari Lantamal VII Kupang, mengunjungi HMAS Pirie yang telah bersandar di dermaga.
Dua unsur KRI yang terlibat dalam Satuan Tugas (Satgas) Patkor Ausindo 12 adalah KRI Kakap-811 yang dikomandani oleh Mayor Laut (P) Himawan, KRI Tongkol-813 dengan Komandan Mayor Laut (P) Bimoaji. Sedangkan dari pihak Australia melibatkan sebuah kapal patroli (Patrol Boat) HMAS Pirie-P87 dengan Komandan Lieutenant Commander Mitchell Livingstone serta sebuah pesawat intai maritim milik Royal Australian Air Force (RAAF) Northern Command jenis P3-C Orion.
Karakteristik HMAS Pirie-P87 diantaranya adalah, kapal tersebut memiliki sebuah senjata single laras jenis Rafael Typhoon kaliber 25mm serta dua senapan mesin kaliber 12,7mm. Kapal yang dibuat pada tanggal 29 Juli 2006 itu dapat melaju dengan kecepatan hingga 25 knot, dengan menggunakan dua mesin disel, MTU 16V M70 2320 KW. Panjang kapal mulai dari haluan sampai buritan 56,8 meter dengan berat 305 Gross Ton (GT). Australian Coastal Patol Boat 87 HMAS Pirie merupakan tipe Coastal Defence kelas Armidale yang bermarkas di Darwin.
Sedangkan pesawat P3-C Orion merupakan sebuah pesawat intai maritim yang dapat digunakan untuk melaksanakan pengamatan dan pemotretan melalui udara. Selain itu P3-C Orion dapat digunakan dalam peperangan Anti Kapal Selam (AKS) dan anti kapal atas air P3-C Orion dapat mengangkut berbagai jenis Peluru Kendali (Rudal) anti kapal permukaan seperti Rudal Harpoon, Torpedo anti kapal selam dan kapal atas air serta Bom Laut. Pesawat tersebut berada dijajaran Angkatan Udara (AU) Australia Northern Command, Royal Australian Air Force.
Sumber: Dispenarmatim
Bakorkamla Luncurkan Kapal Siluman Senilai Rp 60 Miliar
16 April 2012, Batam: Jika tidak ada aral melintang, Rabu (25/4/2012) mendatang, Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) Republik Indonesia akan meresmikan pengoperasian sebuah kapal patroli pertama yang berukuran 48 meter.
Kabag Persidangan, Humas dan Protokol (PHP) Bakorkamla Kolonel (KH) Edi Fernandi mengatakan bahwa pengoperasian kapal yang ditujukan untuk mendukung pengamanan di perairan Indonesia tersebut akan diresmikan langsung Ketua Bakorkamla RI, Menko Polhukam Djoko Suyanto, di galangan kapal PT Palindo Marine Batam.
Peluncuran kapal itu juga akan dihadiri pejabat 12 stakeholder Bakorkamla dan pemerinatah daerah setempat.
Sebelumnya Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla Laksamana Madya Y Didik Heru Purnomo, pada melihat dari dekat proses pengerjaan kapal tersebut. Kapal senilai Rp 60 miliar yang mulai dikerjakan sejak November 2011 menggunakan mesin berkecepatan 22 knot per jam dan mampu mengantisipasi cuaca yang terbilang ekstrim di laut.
"Dengan kecepatan tersebut, kapal ini mampu bergerak hingga batas 200 mil laut (sekitar 370 kilometer) dari lepas pantai sehingga efektif untuk pengamanan laut di perairan Indonesia," terang Didik.
”Kalau ukuran 48 meter jauh lebih berani dan aman menghadapi cuaca,” pungkasnya. Kapal ini bermesin penggerak 3 buah masing-masing bertenaga 1400 HP, berbadan bawah kapal baja dan berbadan atas kapal aluminium dan direncanakan diawaki 35 anak buah kapal (ABK).
Sumber: Tribun News
Pemkot Cimahi: Masih Kaji Wisata Militer
16 April 2012, Bandung: Banyaknya tangsi militer di Kota Cimahi membuat kota ini dipenuhi kantor dan pusat latihan dari berbagai kesatuan TNI.
Keberadaan kantor dan pusat latihan militer inilah mendorong masyarakat untuk mewacanakan wisata militer di Kota Cimahi yang harus direalisasikan Pemkot Cimahi.
Kabid Perindustrian Perdagangan Kebudayaan Pariwisata, Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, Perdagangan, dan Pertanian Kota Cimahi, Dadan Darmawan mengungkapkan potensi untuk jadi wisata militer di Kota Cimahi memang ada karena ada banyak tangsi militer yang tersebar di tiap daerah di Kota Cimahi.
Namun untuk merealisasikannya, diperlukan kajian yang matang karena harus melibatkan pihak lain yakni kesatuan TNI itu sendiri.
“Wacana untuk menjadikan Cimahi sebagai wisata militer memang sudah ada, bahkan saat ini sedang dalam kajian di pemerintah Kota Cimahi, karena untuk menjadikan Cimahi sebagai kota wisata militer harus mendapat izin dari pihak TNI yang memiliki kewenangan,”katanya.
Sumber: Bisnis Jabar
TNI Bangun Camp Tentara Kongo
Dansatgas Zeni TNI Letkol Czi Sapto Widhi Nugroho (kiri) menjelaskan kepada Deputy Force Commander Mayjen Adrian Foster (kanan) dari Inggris beserta rombongan ketika meninjau lokasi pembangunan Kamp Tentara Kongo/Force Armed Republic Demokratic of Congo (FARDC), yang akan dikerjakan oleh Satgas Zeni TNI Konga XX-I/MONUSCO, Sabtu (14/4). (Foto: ANTARA/Perwira Penerangan Konga XX-I/Monusco, Lettu Cku Sulikan/HO/Koz/Spt/12)
15 April 2012, Kongo: Komandan Satgas Zeni TNI Letkol Czi Sapto Widhi Nugroho mendampingi Deputy Force Commander Mayjen Adrian Foster (Inggris) beserta rombongan meninjau lokasi pembangunan Camp Tentara Kongo / Force Armed Republic Demokratic of Congo (FARDC), yang akan dikerjakan oleh Satgas Zeni TNI Konga XX-I/MONUSCO, Sabtu (14/4/2012).
Pada kesempatan tersebut Dansatgas memaparkan diantaranya tentang jumlah personel dan alat-alat berat yang akan dikerahkan.
Mayjen Adrian menyatakan salut dengan semangat dan kerja keras yang dimiliki Kontingen Garuda. Turut serta dalam rombongan, antara lain Komandan Batalyon Maroko Kolonel Mustofa, Haut Uele District Commissioner Mr. Diedone Rwabona dan Dungu District Teritoti Mr.Cristhope Mutalamboko.
Sumber: Pos Kota
15 April 2012, Kongo: Komandan Satgas Zeni TNI Letkol Czi Sapto Widhi Nugroho mendampingi Deputy Force Commander Mayjen Adrian Foster (Inggris) beserta rombongan meninjau lokasi pembangunan Camp Tentara Kongo / Force Armed Republic Demokratic of Congo (FARDC), yang akan dikerjakan oleh Satgas Zeni TNI Konga XX-I/MONUSCO, Sabtu (14/4/2012).
Pada kesempatan tersebut Dansatgas memaparkan diantaranya tentang jumlah personel dan alat-alat berat yang akan dikerahkan.
Mayjen Adrian menyatakan salut dengan semangat dan kerja keras yang dimiliki Kontingen Garuda. Turut serta dalam rombongan, antara lain Komandan Batalyon Maroko Kolonel Mustofa, Haut Uele District Commissioner Mr. Diedone Rwabona dan Dungu District Teritoti Mr.Cristhope Mutalamboko.
Sumber: Pos Kota
Sunday, April 15, 2012
Ekspedisi Khatulistiwa Asah Naluri Tempur Prajurit TNI
Sejumlah anggota TNI yang mengikuti Ekspedisi Khatulistiwa 2012 tiba di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Selasa (3/4). Ekspedisi Khatulistiwa 2012 yang diikuti 1.173 peserta dari TNI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) , Wanadri, Resimen Mahasiswa (Menwa) dan mahasiswa tersebut, akan melakukan penjelajahan serta penelitian di wilayah perbatasan dari Tanjung Datuk (Kalimantan Barat) hingga Pulau Sebatik (Kalimantan Timur) selama 3,5 bulan. (Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang/ed/mes/12)
15 April 2012, Jakarta: Ekspedisi Khatulistiwa di Pulau Kalimantan diharapkan dapat mengasah dan melatih naluri tempur prajurit TNI.Kegiatan yang akan berlangsung hingga 17 Juli mendatang itu terbagi dalam empat koordinatoriat.
Kegiatan yang bertajuk “Lestarikan Alam Indonesia” ini melibatkan 977 orang, termasuk anggota Kopassus. “Kita bukan show of force untuk menekan Malaysia mengirim pasukan ke sana,”kata Komandan Grup III Kopassus Kolonel (Inf) Izhak Pangemanan seusai lomba menembak antarwartawan di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta,kemarin. Pasukan yang diberangkatkan akan menjelajah hutan belantara di Kalimantan sehingga lebih mengenal teritorial.
Selama kegiatan itu,mereka juga menjalin komunikasi dengan warga di sepanjang rute. Di samping mengasah kemampuan prajurit, ekspedisi juga untuk mendata dan meneliti sumber daya alam maupun potensi bencana di daerah itu. Karenanya, kegiatan ini juga melibatkan komponen bangsa yang lain, termasuk dari perguruan tinggi. Menurut Izhak, hasil dari pendataan dan penelitian akan dijadikan masukan bagi pimpinan dalam mengambil kebijakan pembangunan di pedalaman Kalimantan.
Hal ini sekaligus salah satu sumbangsih TNI. Pada kegiatan ini, terdata empat koordinatoriat yang masing- masing diisi tim dengan dikomandoi seorang danrem. Tiap koordinatoriat itu adalah wilayah barat meliputi Provinsi Kalimantan Barat,tengah (Provinsi Kalimantan Tengah), selatan (Provinsi Kalimantan Selatan), dan timur (Provinsi Kalimantan Timur).
Dari koordinatoriat itu dipecah lagi menjadi subkoordinatoriat sejumlah delapan buah, yaitu wilayah Sambas, Sanggau, Kapuas Hulu/Putussibau, Murung Raya/Muara Tewe, Nunukan, Malinau, Kutai Barat, Hulu Sungai Tengah/Barabai. Masing-masing dikomandani seorang dandim.
Dari seluruh tim, sebagian sudah melakukan penyusuran di hutan,tapi ada juga yang belum diberangkatkan.Di antara yang sudah bergerak adalah tim Nunukan di bawah pimpinan Dandim 0911 Nunukan, Letkol Inf Heri Setya, dengan wakilnya Mayor Inf Achiruddin. Tim menjelajahi hutan belantara di kawasan Hutan Simanggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur.
Menurut perwira penerangan dan sejarah Tim Ekspedisi Khatulistiwa Subsektor Nunukan, Kapten Marinir Mardiono, kegiatan ini diikuti sedikitnya 106 personel gabungan TNI dan sipil. Tim bergerak dengan penuh semangat. Dia menambahkan,melalui kegiatan ini diharapkan terwujud jiwa persatuan dan kesatuan antara TNI,Polri,dan seluruh komponen bangsa.
Di samping itu, kegiatan ini juga untuk mendata patok perbatasan, kerusakan hutan,segala potensi bencana dan geologi,flora fauna. “Khususnya penyelamatan orang utan dan sosial budaya di perbatasan Kalimantan,” ujarnya.
Kegiatan bergengsi itu terdiri atas unsur komando dan pengendali (kodal), tim penjelajah, tim peneliti. Mereka dibagi lagi menjadi empat unit, yakni Unit Kehutanan, Unit Flora dan Fauna, Unit Geologi dan Potensi Bencana Alam,dan Unit Sosial Budaya. Ada pula tim Komunikasi Sosial (Komsos) dan tim ahli/peneliti.
Sumber: SINDO
15 April 2012, Jakarta: Ekspedisi Khatulistiwa di Pulau Kalimantan diharapkan dapat mengasah dan melatih naluri tempur prajurit TNI.Kegiatan yang akan berlangsung hingga 17 Juli mendatang itu terbagi dalam empat koordinatoriat.
Kegiatan yang bertajuk “Lestarikan Alam Indonesia” ini melibatkan 977 orang, termasuk anggota Kopassus. “Kita bukan show of force untuk menekan Malaysia mengirim pasukan ke sana,”kata Komandan Grup III Kopassus Kolonel (Inf) Izhak Pangemanan seusai lomba menembak antarwartawan di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta,kemarin. Pasukan yang diberangkatkan akan menjelajah hutan belantara di Kalimantan sehingga lebih mengenal teritorial.
Selama kegiatan itu,mereka juga menjalin komunikasi dengan warga di sepanjang rute. Di samping mengasah kemampuan prajurit, ekspedisi juga untuk mendata dan meneliti sumber daya alam maupun potensi bencana di daerah itu. Karenanya, kegiatan ini juga melibatkan komponen bangsa yang lain, termasuk dari perguruan tinggi. Menurut Izhak, hasil dari pendataan dan penelitian akan dijadikan masukan bagi pimpinan dalam mengambil kebijakan pembangunan di pedalaman Kalimantan.
Hal ini sekaligus salah satu sumbangsih TNI. Pada kegiatan ini, terdata empat koordinatoriat yang masing- masing diisi tim dengan dikomandoi seorang danrem. Tiap koordinatoriat itu adalah wilayah barat meliputi Provinsi Kalimantan Barat,tengah (Provinsi Kalimantan Tengah), selatan (Provinsi Kalimantan Selatan), dan timur (Provinsi Kalimantan Timur).
Dari koordinatoriat itu dipecah lagi menjadi subkoordinatoriat sejumlah delapan buah, yaitu wilayah Sambas, Sanggau, Kapuas Hulu/Putussibau, Murung Raya/Muara Tewe, Nunukan, Malinau, Kutai Barat, Hulu Sungai Tengah/Barabai. Masing-masing dikomandani seorang dandim.
Dari seluruh tim, sebagian sudah melakukan penyusuran di hutan,tapi ada juga yang belum diberangkatkan.Di antara yang sudah bergerak adalah tim Nunukan di bawah pimpinan Dandim 0911 Nunukan, Letkol Inf Heri Setya, dengan wakilnya Mayor Inf Achiruddin. Tim menjelajahi hutan belantara di kawasan Hutan Simanggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur.
Menurut perwira penerangan dan sejarah Tim Ekspedisi Khatulistiwa Subsektor Nunukan, Kapten Marinir Mardiono, kegiatan ini diikuti sedikitnya 106 personel gabungan TNI dan sipil. Tim bergerak dengan penuh semangat. Dia menambahkan,melalui kegiatan ini diharapkan terwujud jiwa persatuan dan kesatuan antara TNI,Polri,dan seluruh komponen bangsa.
Di samping itu, kegiatan ini juga untuk mendata patok perbatasan, kerusakan hutan,segala potensi bencana dan geologi,flora fauna. “Khususnya penyelamatan orang utan dan sosial budaya di perbatasan Kalimantan,” ujarnya.
Kegiatan bergengsi itu terdiri atas unsur komando dan pengendali (kodal), tim penjelajah, tim peneliti. Mereka dibagi lagi menjadi empat unit, yakni Unit Kehutanan, Unit Flora dan Fauna, Unit Geologi dan Potensi Bencana Alam,dan Unit Sosial Budaya. Ada pula tim Komunikasi Sosial (Komsos) dan tim ahli/peneliti.
Sumber: SINDO