Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Friday, December 9, 2011
Koarmatim Menerima KRI Salawaku dan KRI Badau
9 Desember 2011, Surabaya (Koarmatim): Perairan Indonesia ditinjau dari kondisi geografis dan perkembangan lingkungan dewasa ini kawasan perairan Indonesia memiliki nilai strategik yang sangat penting, khususnya sebagai jalur perdagangan dan perekonomian dunia. Demikian antara lain dikatakan oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Ade Supandi, SE. dalam amanat tertulisnya, saat memimpin upacara penerimaan KRI Salawaku -842 dan KRI Badau-841, di Dermaga Madura Koarmatim, Ujung Surabaya, Jumat (9/12).
Menurut Pangarmatim, nilai strategis tersebut membawa konsekuensi timbulnya berbagai kerawanan yang sewaktu-waktu dapat terjadi, sehingga harus diantisipasi dengan baik dan disiapkan upaya penanggulangannya secara tepat dan cepat. “Dengan kehadiran ke dua KRI ini akan memperkuat Koarmatim dalam penegakan kedaulatan dan pengendalian perairan yuridiksi nasional, khususnya yang menjadi tanggung jawab Koarmatim,”tegas Pangarmatim.
Dua KRI tersebut merupakan kapal perang hibah dari Pemerintah Brunei Darussalam, yang sebelumnya masuk jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat. KRI Salawaku – 642 dibuat di galangan Vosper Pty. Ltd. ,Singapura pada tanggal 3 Oktober 1978 dan diliuncurkan pada tanggal 16 Maret 2979 dengan Nama Kapal KDB Waspada P 02. Oleh pemerintah Brunei dihibahkan kepada TNI AL pada tanggal 15 April 2011 serta diresmikan menjadi KRI Salawaku-642 di Jakarta. Kemudian resmi masuk jajaran TNI AL yang diterima oleh Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Marsekal Madya TNI Eris Herriyanto, MA. di Dermaga Muara Naval Base Brunei.
KRI Badau dibuat di negara dan galangan kapal yang sama, hanya saja yang membedakan adalah tanggal peluncurannya. Kalu KRI Badau diluncurkan tanggal 25 Maret 1979. Pada tanggal 16 April 2011 sampai dengan 19 April 2011 dilaksanakan operasi penyeberangan dari Muara (Brunei Darussalam)-laut Cina Selatan, Pontianak, Selat Karimata, Laut Jawa, Jakarta.
KRI Salawaku yang semula masuk ke jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat di kelas kapal cepat setelah masuk ke Koarmatim, kapal tersebut masuk di jajaran kapal patroli. Perubahan kelas tersebut juga membawa perubahan pada nomor lambung kapal yang semula -642 menjadi -842. Di Koarmatim satuan Kapal patroli menggunakan nomor lambung dengan menggunakan angka kepala 8. Demikian juga dengan KRI Badau-841 yang semula di Koarmabar dijajaran kapal cepat menggunakan nomor lambung -641 setelah masuk Koarmatim bergabung dengan satuan kapal patroli nomor lambungnya menjadi -841.
Saat ini KRI Salawaku-842 dikomndani oleh Mayor Laut (P) Alfred Daniel Mathews dan KRI Badau-843 dikomandani oleh Mayor Laut (P) Komaruddin. Kedua komandan ini merupakan Komandan pertama kapal hibah tersebut setelah resmi masuk dalam jajaran kekuatan TNI Angkatan Laut.
Sumber: Dispenarmatim
Pembelian Enam Pesawat Sukhoi Masih Negosiasi
(Foto: Dispenau)
9 Desember 2011, Jakarta (ANTARA News): Kementerian Pertahanan (Kemhan) sedang mengupayakan pembelian enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30MK2 dari Rusia, namun masih dalam tahap negosiasi.
"Pembelian enam unit pesawat Sukhoi dari Rusia masih dalam tahap negosiasi," kata Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya Eris Heriyanto usai peresmian Crisis Center Pramuka di Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Jakarta, Jumat.
Pembelian enam pesawat Sukhoi itu sebagai rencana strategis (Renstra) Kemhan dalam memenuhi kekuatan udara jet tempur Shukoi hingga satu skuadron atau setara 16 jet tempur.
Saat ini, TNI AU baru memiliki 10 jet tempur terdiri dua versi, yakni Shukoi Su-30MK2 dan Su-27SKM.
Penambahan Sukhoi itu untuk menambah kekuatan tempur TNI AU dalam menjaga kawasan udara Indonesia. Belajar dari pengalaman selama ini, jumlah pesawat yang ada belum mencukupi untuk mengamankan wilayah udara dari penyusupan pesawat asing.
Eris pun mengaku belum bisa menyebut harga pembelian enam unit Shukoi itu.
"Sistem pembayaran pembelian Shukoi kepada pemerintah Rusia melalui pinjaman lunak luar negeri. Karena saat ini masih proses negoisasi, kami belum bisa memastikan kedatangan enam jet tempur tersebut," ucapnya.
Amerika Serikat Hibahkan Pesawat F-16
Pemerintah Amerika Serikat akan memberikan bantuan hibah kepada Indonesia berupa pesawat tempur jenis F-16 sebanyak 24 unit.
"Pemerintah Amerika Serikat akan memberikan bantuan pesawat tempur dalam upaya meningkatkan peralatan militer pemerintah Indonesia," kata Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot Marciel di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Di sela-sela pertemuan "Bali Democracy Forum (BDF)" IV, ia mengatakan, pihaknya telah menyediakan pesawat tempur F-16 tersebut untuk negara-negara yang memerlukan. Namun kali ini memang diperuntukkan untuk Indonesia.
"Kesepakatan pemerintah kami untuk memberikan F-16 dalam bentuk hibah sebanyak 24 unit. Sedangkan bantuan enam unit tambahan lagi bisa diambil suku cadangnya untuk pemeliharaan pesawat lain," katanya.
Ditanya kapan realisasi bantuan pesawat tempur itu, Scot Marciel mengatakan, pihaknya segera menyerahkan pesawat tersebut.
"Namun hingga saat ini masih harus ada pembicaraan lebih lanjut antara pemerintah Indonesia dengan kami. Kalau itu sudah selesai maka pesawat tersebut segera dikirim ke Indonesia," ucapnya.
Sumber: ANTARA News
9 Desember 2011, Jakarta (ANTARA News): Kementerian Pertahanan (Kemhan) sedang mengupayakan pembelian enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30MK2 dari Rusia, namun masih dalam tahap negosiasi.
"Pembelian enam unit pesawat Sukhoi dari Rusia masih dalam tahap negosiasi," kata Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya Eris Heriyanto usai peresmian Crisis Center Pramuka di Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Jakarta, Jumat.
Pembelian enam pesawat Sukhoi itu sebagai rencana strategis (Renstra) Kemhan dalam memenuhi kekuatan udara jet tempur Shukoi hingga satu skuadron atau setara 16 jet tempur.
Saat ini, TNI AU baru memiliki 10 jet tempur terdiri dua versi, yakni Shukoi Su-30MK2 dan Su-27SKM.
Penambahan Sukhoi itu untuk menambah kekuatan tempur TNI AU dalam menjaga kawasan udara Indonesia. Belajar dari pengalaman selama ini, jumlah pesawat yang ada belum mencukupi untuk mengamankan wilayah udara dari penyusupan pesawat asing.
Eris pun mengaku belum bisa menyebut harga pembelian enam unit Shukoi itu.
"Sistem pembayaran pembelian Shukoi kepada pemerintah Rusia melalui pinjaman lunak luar negeri. Karena saat ini masih proses negoisasi, kami belum bisa memastikan kedatangan enam jet tempur tersebut," ucapnya.
Amerika Serikat Hibahkan Pesawat F-16
Pemerintah Amerika Serikat akan memberikan bantuan hibah kepada Indonesia berupa pesawat tempur jenis F-16 sebanyak 24 unit.
"Pemerintah Amerika Serikat akan memberikan bantuan pesawat tempur dalam upaya meningkatkan peralatan militer pemerintah Indonesia," kata Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot Marciel di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Di sela-sela pertemuan "Bali Democracy Forum (BDF)" IV, ia mengatakan, pihaknya telah menyediakan pesawat tempur F-16 tersebut untuk negara-negara yang memerlukan. Namun kali ini memang diperuntukkan untuk Indonesia.
"Kesepakatan pemerintah kami untuk memberikan F-16 dalam bentuk hibah sebanyak 24 unit. Sedangkan bantuan enam unit tambahan lagi bisa diambil suku cadangnya untuk pemeliharaan pesawat lain," katanya.
Ditanya kapan realisasi bantuan pesawat tempur itu, Scot Marciel mengatakan, pihaknya segera menyerahkan pesawat tersebut.
"Namun hingga saat ini masih harus ada pembicaraan lebih lanjut antara pemerintah Indonesia dengan kami. Kalau itu sudah selesai maka pesawat tersebut segera dikirim ke Indonesia," ucapnya.
Sumber: ANTARA News
Thursday, December 8, 2011
Wamenhan Tinjau Produsen Alutsista TNI
8 November 2011, Jakarta (Jurnas.com): Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Sjafrie Sjamsoeddin akan melakukan peninjauan kesiapan produsen dalam memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.
Berdasarkan informasi dari Staf Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Wamenhan dijadwalkan akan meninjau kesiapan produsen alutsista TNI di Dok Koja Bahari, Jalan Sindang Laut 101 Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (8/12) pukul 09.00 WIB.
Terkait modernisasi alutsista TNI, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara khusus memberikan perhatian dengan mengagendakannya dalam sidang kabinet bulan November lalu.
Menurut Presiden, pemerintah telah menetapkan kebijakan modernisasi pembangunan pertahanan utamanya jajaran TNI dan dalam skala tertentu Polri termasuk rencana pengadaan alutsista untuk jangka menengah dan jangka panjang. Selama pembangunan 2009-2014, pemerintah juga sudah ditetapkan dukungan pengadaan alutsista.
"Telah saya putuskan dan kita telah menyinkronisasikan kebutuhan pertahanan jajaran TNI/Polri dan dukungan anggaran yang dikelola oleh Kemenkeu dan dalam batas tertentu Bappenas," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pengantar Rapat Kabinet Terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (10/11).
Presiden mengajak memikirkan pengadaan tambahan alutsista di luar yang sudah disetujui. Padahal batas anggaran sudah ditetapkan. "(Jika itu terjadi) tentu kita bahas kembali," kata Presiden.
Kepala Negara mengingatkan, kembali kebijakan dasar alutsista yang mengharuskan membeli produk dalam negeri.
"Wajib hukumnya menggunakan alutsista produk industri pertahanan kita manakala alutsista sudah bisa diproduksi oleh jajaran industri pertahanan kita. Kalau belum bisa kita mesti membeli dari negara sahabat tanpa konditionalitas (syarat) apalagi konditionalitas politik," kata Presiden.
Sumber: Jurnas
Enam kapal perang lego jangkar di Karimun
8 Desember 2011, Karimun, Kepri (ANTARA News) - Enam kapal perang TNI Angkatan Laut singgah di perairan Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis untuk mengecek kesiapan armada dan logistik yang akan digunakan dalam latihan perang di Dumai, Riau, Sabtu (10/12).
Enam kapal perang lego jangkar berjejer mulai dari perairan depan Markas Komandan Pangkalan TNI AL Tanjung Balai Karimun hingga perairan depan Proyek Coastal Area atau Jalan Lingkar, masing-masing Kapal Republik Indonesia (KRI) Makassar 590, KRI Banda Aceh 593, KRI Banjarmasin 592, KRI Barakuda, KRI Sutanto 877 dan KRI Silaspapare 386.
"Kami singgah di Karimun untuk memeriksa kesiapan armada, personel dan logistik yang akan disertakan dalam latihan perang di Dumai Sabtu," kata Komandan Gugus Tempur Armada Bagian Timur Laksamana Pertama Sulaeman BN kepada para wartawan di atas KRI Makassar 590 yang lego jangkar persis di perairan depan Proyek Coastal Area.
KRI Makassar 590 dikomandani Letkol Laut (P) Fadelan. Kapal ini memiliki panjang 122 meter dengan bobot sekitar 7.800 ton.
Selain mengangkut ratusan prajurit TNI-AL, KRI Makassar juga membawa 11 tank, lima amphibi dan 6 tank untuk angkutan personel.
Kapal ini juga dilengkapi sarana prasarana olahraga, seperti lapangan bulutangkis, peralatan senam dan kebugaran dan lainnya.
"Seluruh sarana prasarana kita periksa dan uji coba agar benar-benar siap digunakan dalam latihan perang itu," ucap Sulaeman.
Latihan perang di Dumai akan melibatkan prajurit TNI-AU dan TNI-AD yang dijadwalkan akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dia mengungkapkan tujuan latihan perang di Dumai adalah untuk mengasah kemampuan prajurit agar siap tempur dalam upaya mempertahankan keutuhan NKRI.
Ditanya apakah tujuan latihan perang untuk mengoptimalkan pengamanan daerah perbatasan, dia mengatakan tujuan utama adalah mengasah kemampuan prajurit agar siap tempur dalam upaya mempertahankan keutuhan NKRI.
"Terpenting adalah menguji kesiapan prajurit sehingga siap tempur kapan saja. Negara tetangga juga tahu bahwa kita memiliki armada dan peralatan tempur," ucapnya.
Komandan KRI Makassar 590 Letkol Laut (P) Fadelan mengatakan kapal yang dikomandaninya memiliki fungsi sebagai alat angkut atau "Landing Platform Dock".
"Kapal ini diproduksi pada 2005 oleh Daesun Shipbuildings & Engineering, Korea Selatan. Dan ini merupakan kapal pertama dari dua kapal yang dibuat oleh perusahaan tersebut," ucapnya.
KRI Makassar, jelas dia, mampu menampung sekitar 700 prajurit, 13 peralatan tempur dengan dilengkapi dua landasan helikopter atau helipad.
"Karena berfungsi sebagai kapal pengangkut, KRI Makassar tidak memiliki peralatan tempur canggih selain hanya dilengkapi meriam," kata seraya mengatakan KRI Makassar memiliki kecepatan 13 knot.
Sejumlah marinir di KRI Makassar dengan senjata lengkap tampak melakukan uji coba dan pengecekan senjata serta mendalami strategi yang akan diterapkan di dumai.
Para prajurit tampak sangat terampil menggunakan peralatan tempur seperti keluar masuk tank amphibi yang di atas KRI Makassar.
Sumber: ANTARA News
Wamenhan Tinjau Proses Pembuatan Kapal Tanker
Kapal perang jenis Landing Ships Tank (LST) rancangan PT. Dok dan Perkapalan Koja Bahari. Kemhan berencana membangun tujuh LST dari industri dalam negeri. (Foto: Berita HanKam)
8 Desember 2011, Jakarta (Jurnas.com): Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin meninjau proses pembuatan kapal untuk modernisasi peralatan militer seperti kapal combattan, kapal angkut dan kapal tanker.
"Kita ingin melihat kualitas kapal, harganya maupun kemampuan militernya," kata Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin saat meninjau proses pembuatan kapal di Galangan I, Dok dan Perkapalan Koja Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (8/12).
Saat melakukan peninjauan, Wamenhan didampingi Irjen Kemhan Laksamana Madya TNI Gunadi, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, Direktur Teknologi dan Industri Ditjen Potensi Pertahanan Kemhan, Brigjen TNI Agus Suyarso, Asisten Perencanaan Umum TNI, Laksda TNI Among Margono, Asisten Perencanaan KSAL, Laksamana Muda TNI Sumartono. “Nanti dalam pelaksanaan dari Dok Koja Bahari (DKB) ini diusahakan ada Tim representatif yang bertugas mengawasi proses produksi," kata Wamenhan.
Direktur PT. Dok Koja Bahari, Riry Syeried Jetta mengatakan perusahaannya membuat satu unit kapal tanker pada tahun 2011 sesuai dengan alokasi anggaran dari APBN-P tahun 2011 sebesar Rp205 miliar.
Kapal tanker minyak ini digunakan untuk pengisian bahan bakar, bantuan pengisian minyak untuk kapal perang di tengah laut. Menurutnya, pengerjaan kapal ini semuanya dikerjakan oleh tenaga dalam negeri.
Kemhan Awasi Kualitas Produksi Alutsista
Kementerian Pertahanan mengawasi pengelolaan manajemen keuangan untuk modernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI. Pengawasan tersebut sangat penting agar kualitas produksi Alutsista TNI bisa terjamin.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin saat mengadakan kunjungan kerja ke PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB), Jakarta Utara, Kamis (8/12).
Sjafrie menjelaskan Kementerian Pertahanan melakukan pengawasan karena Menteri Pertahanan sebagai pembina industri Pertahanan khususnya selaku Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan ( KKIP).
Berkaitan dengan KKIP, Wamenhan menjelaskan bahwa Kemhan memiliki kewajiban untuk memberikan peluang dan tantangan kepada industri pertahanan baik pemerintah ataupun swasta.
Menurut Wamenhan, pemerintah sedang mengakselarasi modernisasi alutsista TNI, khusus untuk modernisasi peralatan TNI AL yaitu sisi combatan dan sisi noncombattan. Wamenhan melakukan kunjungan kerja dengan tujuan untuk melihat proses pembuatan kapal non combatan untuk modernisasi peralatan militer, khususnya kapal jenis tanker dan jenis kapal Landing Ship Tank (LST).
Ditanya soal kemampuan keuangan negara dalam rangka modernisasi alutsista TNI, menurut Sjafrie, Kemhan akan mementingkan aspek manajemen supaya terjadi resultan antara kualitas produksi dan kualitas manajemen keuangan pembangunan alutsista TNI. Sjafrie menambahkan anggaran pembangunan kekuatan TNI dari tahun 2010-2014 mencapai Rp150 triliun.
Sumber: Jurnas
8 Desember 2011, Jakarta (Jurnas.com): Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin meninjau proses pembuatan kapal untuk modernisasi peralatan militer seperti kapal combattan, kapal angkut dan kapal tanker.
"Kita ingin melihat kualitas kapal, harganya maupun kemampuan militernya," kata Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin saat meninjau proses pembuatan kapal di Galangan I, Dok dan Perkapalan Koja Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (8/12).
Saat melakukan peninjauan, Wamenhan didampingi Irjen Kemhan Laksamana Madya TNI Gunadi, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, Direktur Teknologi dan Industri Ditjen Potensi Pertahanan Kemhan, Brigjen TNI Agus Suyarso, Asisten Perencanaan Umum TNI, Laksda TNI Among Margono, Asisten Perencanaan KSAL, Laksamana Muda TNI Sumartono. “Nanti dalam pelaksanaan dari Dok Koja Bahari (DKB) ini diusahakan ada Tim representatif yang bertugas mengawasi proses produksi," kata Wamenhan.
Direktur PT. Dok Koja Bahari, Riry Syeried Jetta mengatakan perusahaannya membuat satu unit kapal tanker pada tahun 2011 sesuai dengan alokasi anggaran dari APBN-P tahun 2011 sebesar Rp205 miliar.
Kapal tanker minyak ini digunakan untuk pengisian bahan bakar, bantuan pengisian minyak untuk kapal perang di tengah laut. Menurutnya, pengerjaan kapal ini semuanya dikerjakan oleh tenaga dalam negeri.
Kemhan Awasi Kualitas Produksi Alutsista
Kementerian Pertahanan mengawasi pengelolaan manajemen keuangan untuk modernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI. Pengawasan tersebut sangat penting agar kualitas produksi Alutsista TNI bisa terjamin.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin saat mengadakan kunjungan kerja ke PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB), Jakarta Utara, Kamis (8/12).
Sjafrie menjelaskan Kementerian Pertahanan melakukan pengawasan karena Menteri Pertahanan sebagai pembina industri Pertahanan khususnya selaku Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan ( KKIP).
Berkaitan dengan KKIP, Wamenhan menjelaskan bahwa Kemhan memiliki kewajiban untuk memberikan peluang dan tantangan kepada industri pertahanan baik pemerintah ataupun swasta.
Menurut Wamenhan, pemerintah sedang mengakselarasi modernisasi alutsista TNI, khusus untuk modernisasi peralatan TNI AL yaitu sisi combatan dan sisi noncombattan. Wamenhan melakukan kunjungan kerja dengan tujuan untuk melihat proses pembuatan kapal non combatan untuk modernisasi peralatan militer, khususnya kapal jenis tanker dan jenis kapal Landing Ship Tank (LST).
Ditanya soal kemampuan keuangan negara dalam rangka modernisasi alutsista TNI, menurut Sjafrie, Kemhan akan mementingkan aspek manajemen supaya terjadi resultan antara kualitas produksi dan kualitas manajemen keuangan pembangunan alutsista TNI. Sjafrie menambahkan anggaran pembangunan kekuatan TNI dari tahun 2010-2014 mencapai Rp150 triliun.
Sumber: Jurnas
Komisi I DPR RI Tanyakan Penempatan Pasukan Amerika di Darwin
(Foto: DPR)
7 Desember 2011, Jakarta (DPR RI): Komisi bidang Pertahanan dan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mempertanyakan peningkatan kerjasama militer Amerika dan Australia dengan menempatkan Pasukan Militer Amerika di Darwin Australia dan non-teritori. Saat Komisi I DPR RI menerima Kunjungan Duta Besar Amerika Scoot Marciel. Selasa (6/12) di Gd. Nusantara II, DPR.
Ketua Komisi I DPR RI Mahfud Siddiq (F-PKS) dalam pertemuan tersebut di dampingi M.Najib (F-PAN), Yorrys Rawiyai, dan Susaningtyas Nefo Handayani (F-Gerindra) mengatakan sangat mungkin kerjasama militer Australia dengan Amerika, walaupun merupakan hal yang terpisah dengan Indonesia khususnya dinamika di Papua.
Tetapi karena hal ini terjadi di waktu yang bersamaan, sehingga memunculkan tafsiran yang beragam, termasuk biasa saja itu dianggap suatu sinyal bagi siapapun dengan kepentingannya masing-masing. “Bagi unsur separatis di Papua biasa saja akan dimanipulasi informasi itu, seolah-olah ada dukungan politik. Bagi Indonesia bisa juga ini ditafsirkan suatu bentuk warning atau kesiagaan Amerika terhadap dinamika yang terjadi,” ungkap Mahfud Siddq.
Mengutip penjelasan Dubes Amerika Scoot Marciel, hal tersebut merupakan konteks kerjasama bilateral pertahanan militer antara Amerika dengan Australia yang sudah berlangsung lama, dan penempatan pasukan itu bukan di pangkalan Amerika, namun di pangkalan militer Australia. “Dalam konteks kerjasama militer lalu ada penempatan itu, alasannya karena kepentingan Amerika yang ingin terus dipertahankan untuk pengamanan kawasan,” katanya.
Penempatan itu dilakukan secara bertahap, target sampai 25.000 personil yang dilakukan secara bertahap sepanjang 2012.
Peningkatan kerjasama militer itu, tidak ada kaitannya dengan perkembangan yang ada di Indonesia. Khususnya tidak ada kaitannya dengan masalah di Papua. “Khusus terkait dengan Papua, Dubes Amerika menjelaskan Pemerintah Aperika memandang Papua merupakan bagian dari NKRI, dan mereka menghormati kedaulatan itu dan tidak mendukung segala bentuk separatisme di Papua maupun di daerah lain,” jelasnya.
Freeport bukan kepentingan utama Amerika di Indonesia, disampaikan Dubes Amerika itu hal yang kecil saja dan Amerika sampai saat ini tidak pernah mengirim tentaranya ke Freeport. Seluruh pengaman Freeport selama ini diserahkan sepenhnya kepada Polri dan yang dibantu TNI.
Mengenai adanya tafsir peningkatan kerjasama militer Amerika dan Australia dengan menempatkan pasukan pada Pangkalan Militer Austalia di Darwin mengancam keamanan Indonesia, Ketua Komisi I DPR RI Mahfuq Siddiq untuk kerjasama itu menegaskan bahwa peningkatan hubungan militer Amerika dengan Australia kalau hanya dibatasi bilateral, itu membuka tafsir-tafsir yang beragam, termasuk tafsir yang lihat ini ancaman.
Untuk itu Mahfuq Siddiq mengusulkan Kerjasama harus mulai dikembangkan kerjasama Trilateral, jadi Indonesia, Australia dan Amerika untuk keamanan kawasan, terutama Alqi alur laut kepulauan Indonesia yang melintasi jalur timur Indonesia. Karena disitu ada kepentingan Australia dan kepentingan Indonesia. “Kalau Trilateral ini dibangun dan dikembangkan bisa meminimalkan atau menutup tafsir-tafsir yang beragam tadi,” tegasnya.
Selain itu, Komisi I minta Pemerintah Amerika mendorong Freeport sebagai perusahaan Amerika untuk lebih banyak memberikan kontribusi pembangunan masyarakat di sekitar Papua, melalui dana-dana perusahaan. Karena tetap saja publik melihat, Freeport telah mengambil keuntungan yang sangat besar dari hasil bumi di Papua.
Sumber: DPR RI
7 Desember 2011, Jakarta (DPR RI): Komisi bidang Pertahanan dan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mempertanyakan peningkatan kerjasama militer Amerika dan Australia dengan menempatkan Pasukan Militer Amerika di Darwin Australia dan non-teritori. Saat Komisi I DPR RI menerima Kunjungan Duta Besar Amerika Scoot Marciel. Selasa (6/12) di Gd. Nusantara II, DPR.
Ketua Komisi I DPR RI Mahfud Siddiq (F-PKS) dalam pertemuan tersebut di dampingi M.Najib (F-PAN), Yorrys Rawiyai, dan Susaningtyas Nefo Handayani (F-Gerindra) mengatakan sangat mungkin kerjasama militer Australia dengan Amerika, walaupun merupakan hal yang terpisah dengan Indonesia khususnya dinamika di Papua.
Tetapi karena hal ini terjadi di waktu yang bersamaan, sehingga memunculkan tafsiran yang beragam, termasuk biasa saja itu dianggap suatu sinyal bagi siapapun dengan kepentingannya masing-masing. “Bagi unsur separatis di Papua biasa saja akan dimanipulasi informasi itu, seolah-olah ada dukungan politik. Bagi Indonesia bisa juga ini ditafsirkan suatu bentuk warning atau kesiagaan Amerika terhadap dinamika yang terjadi,” ungkap Mahfud Siddq.
Mengutip penjelasan Dubes Amerika Scoot Marciel, hal tersebut merupakan konteks kerjasama bilateral pertahanan militer antara Amerika dengan Australia yang sudah berlangsung lama, dan penempatan pasukan itu bukan di pangkalan Amerika, namun di pangkalan militer Australia. “Dalam konteks kerjasama militer lalu ada penempatan itu, alasannya karena kepentingan Amerika yang ingin terus dipertahankan untuk pengamanan kawasan,” katanya.
Penempatan itu dilakukan secara bertahap, target sampai 25.000 personil yang dilakukan secara bertahap sepanjang 2012.
Peningkatan kerjasama militer itu, tidak ada kaitannya dengan perkembangan yang ada di Indonesia. Khususnya tidak ada kaitannya dengan masalah di Papua. “Khusus terkait dengan Papua, Dubes Amerika menjelaskan Pemerintah Aperika memandang Papua merupakan bagian dari NKRI, dan mereka menghormati kedaulatan itu dan tidak mendukung segala bentuk separatisme di Papua maupun di daerah lain,” jelasnya.
Freeport bukan kepentingan utama Amerika di Indonesia, disampaikan Dubes Amerika itu hal yang kecil saja dan Amerika sampai saat ini tidak pernah mengirim tentaranya ke Freeport. Seluruh pengaman Freeport selama ini diserahkan sepenhnya kepada Polri dan yang dibantu TNI.
Mengenai adanya tafsir peningkatan kerjasama militer Amerika dan Australia dengan menempatkan pasukan pada Pangkalan Militer Austalia di Darwin mengancam keamanan Indonesia, Ketua Komisi I DPR RI Mahfuq Siddiq untuk kerjasama itu menegaskan bahwa peningkatan hubungan militer Amerika dengan Australia kalau hanya dibatasi bilateral, itu membuka tafsir-tafsir yang beragam, termasuk tafsir yang lihat ini ancaman.
Untuk itu Mahfuq Siddiq mengusulkan Kerjasama harus mulai dikembangkan kerjasama Trilateral, jadi Indonesia, Australia dan Amerika untuk keamanan kawasan, terutama Alqi alur laut kepulauan Indonesia yang melintasi jalur timur Indonesia. Karena disitu ada kepentingan Australia dan kepentingan Indonesia. “Kalau Trilateral ini dibangun dan dikembangkan bisa meminimalkan atau menutup tafsir-tafsir yang beragam tadi,” tegasnya.
Selain itu, Komisi I minta Pemerintah Amerika mendorong Freeport sebagai perusahaan Amerika untuk lebih banyak memberikan kontribusi pembangunan masyarakat di sekitar Papua, melalui dana-dana perusahaan. Karena tetap saja publik melihat, Freeport telah mengambil keuntungan yang sangat besar dari hasil bumi di Papua.
Sumber: DPR RI
Pemerintah dan DPR Bahan Pengadaan Alutsista
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR yang membahas hasil kerjasama pengadaan alutsista, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (7/12). Rapat kerja tersebut juga membahas Laporan Menhan terkait kerjasama Pertahanan/Pengadaan Alutsista RI dengan Korsel dan dengan Negara sahabat lainnya, serta pendalaman APBN Kemhan/TNI TA 2012 terkait dengan penggunaan dana optimalisasi Kemhan/TNI TA 2012 dan penambahan alokasi anggaran Kemhan/TNI TA 2012. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/ss/ama/11)
8 Desember 2011, Jakarta (DMC): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro bersama para anggota DPR RI Komisi I Bidang Pertahanan, Rabu (7/12) di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta bertemu dalam forum Rapat Kerja khusus membahas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kemhan/TNI TA. 2012.
Pada kesempatan forum Raker itu, Menhan menjelaskan beberapa hal yang terkait didalam pembahasan APBN Kemhan/TNI TA. 2012 secara umum. Salah satunya penggunaan dana optimalisasi Kemhan/TNI TA. 2012 sebesar Rp. 455 Milyar serta pergeseran alokasi anggaran Kemhan/TNI TA. 2012 Rp. 7,6 Triliun dari Bagian Anggaran Kementerian Keuangan (BA. 999,08) ke Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (BA 012 Kementerian Pertahanan) untuk anggaran Tunjangan Remunerasi Kinerja TNI dan PNS Kemhan sebesar Rp. 7,6 Triliun.
Selanjutnya, Menhan menyampaikan Anggaran Pinjaman Luar Negeri (PLN) dimana Kemhan/TNI untuk tahun 2010-2014 mendapatkan alokasi sebesar USD 6,5 Miliar untuk pengadaan alutsista.
Disamping APBN 2012, Menhan juga menjelaskan tentang perkiraan daya serap APBN Kemhan dan TNI untuk tahun 2011 yang otorisasinya sendiri sudah mencapai ± 95%. Meski demikian, daya serap sesuai recording Kementerian Keuangan kurang lebih berkisar 70% - 80%. Namun Kemhan dan TNI tetap diharapkan pada akhir Desember 2011 daya serap Anggaran Kemhan/TNI dapat mencapai mendekati 100%.
Rapat kerja terbuka yang dihadiri juga oleh Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip., M.A., Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Marsetio, MM serta pejabat di lingkungan Kemhan dan TNI juga membahas perihal perkembangan Kerjasama Industri Pertahanan dan Pengadaan Alutsista yang dilakukan Kemhan/TNI dengan Korea Selatan.
Menhan Jelaskan Kerjasama Pertahanan RI-Korsel di Komisi I
Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiyantoro mengatakan, saat ini Korea Selatan (Korsel) menjadi salah satu negara yang memiliki komitmen tinggi untuk melakukan kerjasama pertahanan dengan RI. Terlebih Korsel juga menyatakan kesediaannya untuk melakukan alih teknologi terhadap pembelian alat utama sistem pertahanan (alutsista).
"Kerjasama pertahan dengan Korsel ini setidaknya sudah dirintis sejak 1993 lalu," kata Purnomo dalam raker dengan Komisi I DPR, di gedung Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (7/12).
Purnomo menjelaskan, kerjasama nyata yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini antara pemerintah RI dan Korsel adalah untuk memproduksi pesawat tempur jenis KFX dan IFX. Tipe pesawat tempur ini merupakan generasi 4,5 atau lebih muda diatasnya F-16 dari AS dan Sukhoi dari Rusia yang keduanya merupakan pesawat tempur generasi keempat.
"Ini adalah salah satu langkah konkret dalam kerjasama dengan Korsel dalam pengadaan pesawat tempur bersama untuk segera diwujudkan pada masa ke depannya," jelas Purnomo.
Penjajakan kerjasama lainnya dengan Korsel adalah pengadaan kapal selam. Namun, Purnomo mengatakan, hal ini masih dalam tahap awal dan perlu pendalaman pembahasan.
Sementara itu Wakil Ketua Komisi I DPR yang memimpin rapat Tubagus Hasanuddin mengatakan, terkait rencana produksi bersama pesawat KFX dengan Korsel, sejauh ini DPR belum pernah mendapat penjelasan secara mendalam dan resmi. "Karena itu Komisi I DPR meminta masalah ini perlu dibahas secara rinci dan pendalam," ujarnya.
Hasanuddin menambahkan, Komisi I DPR juga perlu meminta penjelasan dalam pengadaan alutsita lainnya. Seperti terkait rencana pengadaan tank Leopard buatan dari Jerman yang akan dibeli dari Belanda dalam kondisi bekas. Termasuk soal pengadaan helikopter serbu Apache buatan AS yang tidak jadi karena terkait alasan tertentu. Dan kemudian helikopter serbu Apache ini akan digantikan dengan helikopter serbu super cobra kerjasama antara PT DI dan Belgia.
"Jadi Komisi I DPR berharap penjelasan tertulis dalam rapat berikutkan dengan penjelasan secara menyeluruh dan detail," pinta Hasanuddin.
Sumber: DMC/Jurnal Parlemen
8 Desember 2011, Jakarta (DMC): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro bersama para anggota DPR RI Komisi I Bidang Pertahanan, Rabu (7/12) di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta bertemu dalam forum Rapat Kerja khusus membahas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kemhan/TNI TA. 2012.
Pada kesempatan forum Raker itu, Menhan menjelaskan beberapa hal yang terkait didalam pembahasan APBN Kemhan/TNI TA. 2012 secara umum. Salah satunya penggunaan dana optimalisasi Kemhan/TNI TA. 2012 sebesar Rp. 455 Milyar serta pergeseran alokasi anggaran Kemhan/TNI TA. 2012 Rp. 7,6 Triliun dari Bagian Anggaran Kementerian Keuangan (BA. 999,08) ke Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (BA 012 Kementerian Pertahanan) untuk anggaran Tunjangan Remunerasi Kinerja TNI dan PNS Kemhan sebesar Rp. 7,6 Triliun.
Selanjutnya, Menhan menyampaikan Anggaran Pinjaman Luar Negeri (PLN) dimana Kemhan/TNI untuk tahun 2010-2014 mendapatkan alokasi sebesar USD 6,5 Miliar untuk pengadaan alutsista.
Disamping APBN 2012, Menhan juga menjelaskan tentang perkiraan daya serap APBN Kemhan dan TNI untuk tahun 2011 yang otorisasinya sendiri sudah mencapai ± 95%. Meski demikian, daya serap sesuai recording Kementerian Keuangan kurang lebih berkisar 70% - 80%. Namun Kemhan dan TNI tetap diharapkan pada akhir Desember 2011 daya serap Anggaran Kemhan/TNI dapat mencapai mendekati 100%.
Rapat kerja terbuka yang dihadiri juga oleh Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip., M.A., Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Marsetio, MM serta pejabat di lingkungan Kemhan dan TNI juga membahas perihal perkembangan Kerjasama Industri Pertahanan dan Pengadaan Alutsista yang dilakukan Kemhan/TNI dengan Korea Selatan.
Menhan Jelaskan Kerjasama Pertahanan RI-Korsel di Komisi I
Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiyantoro mengatakan, saat ini Korea Selatan (Korsel) menjadi salah satu negara yang memiliki komitmen tinggi untuk melakukan kerjasama pertahanan dengan RI. Terlebih Korsel juga menyatakan kesediaannya untuk melakukan alih teknologi terhadap pembelian alat utama sistem pertahanan (alutsista).
"Kerjasama pertahan dengan Korsel ini setidaknya sudah dirintis sejak 1993 lalu," kata Purnomo dalam raker dengan Komisi I DPR, di gedung Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (7/12).
Purnomo menjelaskan, kerjasama nyata yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini antara pemerintah RI dan Korsel adalah untuk memproduksi pesawat tempur jenis KFX dan IFX. Tipe pesawat tempur ini merupakan generasi 4,5 atau lebih muda diatasnya F-16 dari AS dan Sukhoi dari Rusia yang keduanya merupakan pesawat tempur generasi keempat.
"Ini adalah salah satu langkah konkret dalam kerjasama dengan Korsel dalam pengadaan pesawat tempur bersama untuk segera diwujudkan pada masa ke depannya," jelas Purnomo.
Penjajakan kerjasama lainnya dengan Korsel adalah pengadaan kapal selam. Namun, Purnomo mengatakan, hal ini masih dalam tahap awal dan perlu pendalaman pembahasan.
Sementara itu Wakil Ketua Komisi I DPR yang memimpin rapat Tubagus Hasanuddin mengatakan, terkait rencana produksi bersama pesawat KFX dengan Korsel, sejauh ini DPR belum pernah mendapat penjelasan secara mendalam dan resmi. "Karena itu Komisi I DPR meminta masalah ini perlu dibahas secara rinci dan pendalam," ujarnya.
Hasanuddin menambahkan, Komisi I DPR juga perlu meminta penjelasan dalam pengadaan alutsita lainnya. Seperti terkait rencana pengadaan tank Leopard buatan dari Jerman yang akan dibeli dari Belanda dalam kondisi bekas. Termasuk soal pengadaan helikopter serbu Apache buatan AS yang tidak jadi karena terkait alasan tertentu. Dan kemudian helikopter serbu Apache ini akan digantikan dengan helikopter serbu super cobra kerjasama antara PT DI dan Belgia.
"Jadi Komisi I DPR berharap penjelasan tertulis dalam rapat berikutkan dengan penjelasan secara menyeluruh dan detail," pinta Hasanuddin.
Sumber: DMC/Jurnal Parlemen
Patgab Empat Negara Berhasil Cegah Perompakan
(Foto: Dispenarmatim)
8 Desember 2011, Jakarta (Suara Karya): Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menilai, patroli gabungan (patgab) Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand di perairan Selat Malaka menjadi tren positif karena berbuah keberhasilan.
Selama 2010 - 2011, catatan kriminal ataupun perompakan serta penyeludupan di kawasan perairan itu nol persen. "Sekarang nol persen perompakan di Selat Malaka dan ini kita diapresiasi oleh dunia internasional," ujar Menhan di Jakarta, Rabu (7/12).
Keberhasilan Patgab empat negara itu telah diapresiasi dunia internasional. Pasalnya, Patgab itu memberikan hasil siginifikan.
"Ternyata, patroli ga-bungan yang dilakukan Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand dengan bentuk patroli terkoordinasi itu benar-benar bisa menurunkan drastis penurunan perompakan," kata dia.
Untuk mengawasi lalulintas di perairan Selat Malaka, Purnomo menjelaskan, Indonesia memasang 12 radar di beberapa wilayah. Setiap pergerakan di Selat Malaka termonitor. "Singapura dan Malaysia juga punya. Dengan radar itu, kita tahu kegiatan kapal," ujar Purnomo.
Pengamat kelautan, Bramandanu menyarankan, wilayah perairan Selat Malaka sebaiknya diisi oleh peraturan ataupun jaminan keselamatan lalulintas pelayaran internasional.
"Sebab, kalau saya lihat, tata kelola Selat Malaka memang masih semrawut," ujar dia.
Selat Malaka dibatasi tiga negara pantai, seperti Indonesia, Malaysia dan Singapura. Karena itu, kata dia, perlu upaya penyatuan pandangan dan tindakan oleh ketiga negara pantai itu. Misalnya, soal keselamatan pelayaran maupun dalam menghadapi reaksi-rekasi dari luar.
Dari segi ekonomi dan strategis, kata Bramandanu, Selat Malaka merupakan salah satu jalur terpenting di dunia, sama pentingnya seperti Terusan Suez dan Terusan Panama. Selat Malaka membentuk jalur pelayaran terusan antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta penghubungkan tiga dari negara-negara dengan penduduk terbeser, seperti India, Indonesia dan China.
"Sebanyak 1200 kapal melintasi selat malaka setiap harinya, 22 kapal super ultra large dengan mengangkut antara seperlima dan seperempat perdagangan laut dunia. Maka, tak ayal jika kawasan itu menjadi sebuah target pembajakan," jelas dia.
Posisi Strategis
Sementara itu, pengamat hubungan internasional, Ahmad Jamaan menilai, puncak perayaan ke-12 Hari Nusantara, 13 Desember 2011, mendatang di Kota Dumai, Riau yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka mempertegas posisi strategis Indonesia di jalur lintas terpadat dunia Internasional.
Apalagi perayaan hari nusantara yang disertai dengan parade militer dengan tema besar pengamanan nusantara diselingi juga dengan pameran industri pertahanan dan patroli bersama tiga negara Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
"Perayaan peringatan Hari Nusantara di Selat Malaka mempunyai arti yang strategis jika dikaitkan dengan situasi Internasional saat ini. Patroli militer di kawasan itu akan mempertegas posisi Indonesia di zona panas kawasan Laut China Selatan antara Amerika Serikat dan China," kata Ahmad.
Sumber: Suara Karya
8 Desember 2011, Jakarta (Suara Karya): Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menilai, patroli gabungan (patgab) Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand di perairan Selat Malaka menjadi tren positif karena berbuah keberhasilan.
Selama 2010 - 2011, catatan kriminal ataupun perompakan serta penyeludupan di kawasan perairan itu nol persen. "Sekarang nol persen perompakan di Selat Malaka dan ini kita diapresiasi oleh dunia internasional," ujar Menhan di Jakarta, Rabu (7/12).
Keberhasilan Patgab empat negara itu telah diapresiasi dunia internasional. Pasalnya, Patgab itu memberikan hasil siginifikan.
"Ternyata, patroli ga-bungan yang dilakukan Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand dengan bentuk patroli terkoordinasi itu benar-benar bisa menurunkan drastis penurunan perompakan," kata dia.
Untuk mengawasi lalulintas di perairan Selat Malaka, Purnomo menjelaskan, Indonesia memasang 12 radar di beberapa wilayah. Setiap pergerakan di Selat Malaka termonitor. "Singapura dan Malaysia juga punya. Dengan radar itu, kita tahu kegiatan kapal," ujar Purnomo.
Pengamat kelautan, Bramandanu menyarankan, wilayah perairan Selat Malaka sebaiknya diisi oleh peraturan ataupun jaminan keselamatan lalulintas pelayaran internasional.
"Sebab, kalau saya lihat, tata kelola Selat Malaka memang masih semrawut," ujar dia.
Selat Malaka dibatasi tiga negara pantai, seperti Indonesia, Malaysia dan Singapura. Karena itu, kata dia, perlu upaya penyatuan pandangan dan tindakan oleh ketiga negara pantai itu. Misalnya, soal keselamatan pelayaran maupun dalam menghadapi reaksi-rekasi dari luar.
Dari segi ekonomi dan strategis, kata Bramandanu, Selat Malaka merupakan salah satu jalur terpenting di dunia, sama pentingnya seperti Terusan Suez dan Terusan Panama. Selat Malaka membentuk jalur pelayaran terusan antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta penghubungkan tiga dari negara-negara dengan penduduk terbeser, seperti India, Indonesia dan China.
"Sebanyak 1200 kapal melintasi selat malaka setiap harinya, 22 kapal super ultra large dengan mengangkut antara seperlima dan seperempat perdagangan laut dunia. Maka, tak ayal jika kawasan itu menjadi sebuah target pembajakan," jelas dia.
Posisi Strategis
Sementara itu, pengamat hubungan internasional, Ahmad Jamaan menilai, puncak perayaan ke-12 Hari Nusantara, 13 Desember 2011, mendatang di Kota Dumai, Riau yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka mempertegas posisi strategis Indonesia di jalur lintas terpadat dunia Internasional.
Apalagi perayaan hari nusantara yang disertai dengan parade militer dengan tema besar pengamanan nusantara diselingi juga dengan pameran industri pertahanan dan patroli bersama tiga negara Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
"Perayaan peringatan Hari Nusantara di Selat Malaka mempunyai arti yang strategis jika dikaitkan dengan situasi Internasional saat ini. Patroli militer di kawasan itu akan mempertegas posisi Indonesia di zona panas kawasan Laut China Selatan antara Amerika Serikat dan China," kata Ahmad.
Sumber: Suara Karya
Wednesday, December 7, 2011
TNI AL Gelar Latihan Bersama US Navy
(Foto: Dispenarmatim)
6 Desember 2011, Surabaya (Dispenarmatim): Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menggelar latihan bersama dengan Angkatan Laut Amerika (US Navy) dalam Improvised Explosive Disposal (IED), Explosive Ordonance Disposal (EOD) Training –Underwater Demolitions Suubject Matter Expert Exchange (SMEE). Latihan tersebut dibuka oleh Komandan Komando Latihan Armada Timur (Kolatarmatim) Kolonel Laut (P) Budhianto di Kolatarmatim, Ujung, Surabaya, Selasa (6/12).
Latihan akan berlangsung selama 4 hari mulai tanggal 6 hingga 10 Desember 2011. Latihan ini bertujuan saling menguntungkan diantara kedua belah pihak. Keuntungan itu antara lain meningkatkan interobilitas dan pemahaman serta kerjasama antara TNI AL dan US Navy, memantapkan kemampuan dan profesionalisme prajurit TNI AL dalam hal IED, EOD dan SMEE dan meningkatkan hubungan diplomatik dua Negara, khususnya bidang militer serta terjalinnya kerjasama taktis dan teknis TNI AL dengan US Navy.
Dalam sambutan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Ade Supandi, SE yang dibacakan Komandan Kolatarmatim mengatakan, bahwa Latihan ini merupakan tindak lanjut dari hasil training Planning Conference IED/ EOD training Underwater Demolitions Subject Matter Expert Exchange (SMEE), antara US Navy dengan TNI AL, yang telah dilaksanakan tanggal 4 oktober 2011 di Surabaya.
“Kita ketahui bersama, bahwa perkembangan ilmu dan teknologi berubah begitu cepat pada semua bidang, tidak terkecuali pada bidang teknologi militer, seperti kesenjataan dan bahan peledak. Bahkan masyarakat sipil pun saat ini telah banyak yang mengenal dan menguasai sistem kesenjataan dan seluk beluk bahan peledak,”kata Pangarmatim.
Menurut Pangarmatim, yang perlu diwaspadai adalah bahwa terdapat beberapa oknum yang dengan keahliannya itu digunakan tidak sebagaimana mestinya , namun justru dipakai untuk hal-hal yang dapat merugikan dan mengancam keselamatan orang lain, seperti aksi-aksi terorisme dan kejahatan bersenjata lainnya.
“Hal ini memberikan konsekuensi dan tuntutan kepada kita sebagai personel militer untuk memahami dengan benar terhadap teknologi kesenjataan dan bahan peledak yang salah satunya adalah pengetahuan tentang dasar-dasar IED, EOD dan mengetahui SOP dalam menangani bahan peledak,” tegas Pangarmatim.
Peserta Latihan ini terdiri dari Prajurit dari Satuan Kapal Ranjau (Satran) Koarmatim dan Koarmabar, Satkopaska Koarmatim dan Koarmabar, Dislambair Koarmatim, Pasmar 1 Yon Zeni Marinir, Perwakilan Arsenal/Labinsen dan perwakilan US Navy, Pendukung dan Penilai.
Latihan bersama Negara sahabat ini merupakan latihan bersama yang saling memantapkan bidang Training Introduction, Basic IED Definition, IED SOP, Tools And Tehniques, Search Tehniques With Pratice, Disruption Device Pratice, Basic Definition Of EOD, Standart Operation Procedure, Recognition, Disposal, Pratice (EOD/IED) serta Underwater Demolition SMEE. Latihan ini diikuti oleh 72 peserta.
Sumber: Dispenarmatim
6 Desember 2011, Surabaya (Dispenarmatim): Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menggelar latihan bersama dengan Angkatan Laut Amerika (US Navy) dalam Improvised Explosive Disposal (IED), Explosive Ordonance Disposal (EOD) Training –Underwater Demolitions Suubject Matter Expert Exchange (SMEE). Latihan tersebut dibuka oleh Komandan Komando Latihan Armada Timur (Kolatarmatim) Kolonel Laut (P) Budhianto di Kolatarmatim, Ujung, Surabaya, Selasa (6/12).
Latihan akan berlangsung selama 4 hari mulai tanggal 6 hingga 10 Desember 2011. Latihan ini bertujuan saling menguntungkan diantara kedua belah pihak. Keuntungan itu antara lain meningkatkan interobilitas dan pemahaman serta kerjasama antara TNI AL dan US Navy, memantapkan kemampuan dan profesionalisme prajurit TNI AL dalam hal IED, EOD dan SMEE dan meningkatkan hubungan diplomatik dua Negara, khususnya bidang militer serta terjalinnya kerjasama taktis dan teknis TNI AL dengan US Navy.
Dalam sambutan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Ade Supandi, SE yang dibacakan Komandan Kolatarmatim mengatakan, bahwa Latihan ini merupakan tindak lanjut dari hasil training Planning Conference IED/ EOD training Underwater Demolitions Subject Matter Expert Exchange (SMEE), antara US Navy dengan TNI AL, yang telah dilaksanakan tanggal 4 oktober 2011 di Surabaya.
“Kita ketahui bersama, bahwa perkembangan ilmu dan teknologi berubah begitu cepat pada semua bidang, tidak terkecuali pada bidang teknologi militer, seperti kesenjataan dan bahan peledak. Bahkan masyarakat sipil pun saat ini telah banyak yang mengenal dan menguasai sistem kesenjataan dan seluk beluk bahan peledak,”kata Pangarmatim.
Menurut Pangarmatim, yang perlu diwaspadai adalah bahwa terdapat beberapa oknum yang dengan keahliannya itu digunakan tidak sebagaimana mestinya , namun justru dipakai untuk hal-hal yang dapat merugikan dan mengancam keselamatan orang lain, seperti aksi-aksi terorisme dan kejahatan bersenjata lainnya.
“Hal ini memberikan konsekuensi dan tuntutan kepada kita sebagai personel militer untuk memahami dengan benar terhadap teknologi kesenjataan dan bahan peledak yang salah satunya adalah pengetahuan tentang dasar-dasar IED, EOD dan mengetahui SOP dalam menangani bahan peledak,” tegas Pangarmatim.
Peserta Latihan ini terdiri dari Prajurit dari Satuan Kapal Ranjau (Satran) Koarmatim dan Koarmabar, Satkopaska Koarmatim dan Koarmabar, Dislambair Koarmatim, Pasmar 1 Yon Zeni Marinir, Perwakilan Arsenal/Labinsen dan perwakilan US Navy, Pendukung dan Penilai.
Latihan bersama Negara sahabat ini merupakan latihan bersama yang saling memantapkan bidang Training Introduction, Basic IED Definition, IED SOP, Tools And Tehniques, Search Tehniques With Pratice, Disruption Device Pratice, Basic Definition Of EOD, Standart Operation Procedure, Recognition, Disposal, Pratice (EOD/IED) serta Underwater Demolition SMEE. Latihan ini diikuti oleh 72 peserta.
Sumber: Dispenarmatim
Indonesia Akan Beli Enam Jet Tempur Sukhoi
7 Desember 2011, Pulau Langkawi (Berita Hankam): Indonesia dan Rusia merundingkan pembelian enam jet tempur Sukhoi Su-30MK2 di pameran maritim dan dirgantara LIMA-2011, Pulau Langkawi, Malaysia, diberitakan harian Rusia Kommersant business daily, Rabu (7/12).
Menurut sumber Kommersant kontrak pembelian pesawat dapat diteken paling awal akhir tahun ini. Sumber tidak menyebutkan nilai kontrak karena tergantung dari sistem persenjataan yang dipasang di pesawat. Menurut sumber dari delegasi Indonesia nilai kontrak diperkirakan bernilai sedikitnya 500 juta dolar.
Rosoboronexport perusahaan eksportir senjata Rusia menolak memberikan komentar terkait proses negosiasi.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro pada Oktober 2010, mengatakan Indonesia membutuhkan satu skuadron Sukhoi terdiri dari 16 pesawat. Su-30MK2 akan difungsikan sebagai jet tempur serang maritim.
Sumber: RIA Novosti
Kemhan RI gelar Uji Coba Roket R-Han dan Mortir 81 Pindad di Puslatpur Kodiklat TNI AD.
(Foto: Puslatpur)
5 Desember 2011, Baturaja (Puslatpur): Kemhan RI menggelar uji coba penembakan Roket R-Han, Bodem dan Base Plate Mortir 81 Pindad yang dilaksanakan pada tanggal 24 s.d 26 Nopember 2011 di Daerah Latihan Puslatpur Kodiklat TNI AD.
Kegiatan uji coba ini melibatkan beberapa Kementrian, Instansi Militer maupun Sipil antara lain dari Kemhan RI, Kemristek, Kemperind, Pindad, LAPAN, PT DI, PT KS, PT Dahana, BMKG, Marinir TNI AL, Puslatpur Kodiklat TNI AD dan personel dari satuan Dam II/Swj.
Hadir dalam acara tersebut pejabat dari Kemhan RI, Laksamana Muda TNI Dwi Ujianto, Mayjen TNI Zainal Fahri Tamzis yang didampingi oleh Danpuslatpur Kodiklat TNI AD Kolonel Inf Moch. Fachrudin.
Adapun senjata dan roket yang diuji coba antara lain Modem dan Base Plate Mo 81 Pindad, Roket R-Han 122 mm, Roket D 1220, RWX 200, RKX 200 dan RTX 100. Senjata tersebut merupakan hasil dari penelitian Kemristek, PT Pindad, LAPAN, PT DI, PT KS, PT Dahana yang dikoordinir oleh Kemhan RI.
Pelaksanaan kegiatan uji coba ini dapat berjalan dengan aman dan lancar.
Sumber: Puslatpur
5 Desember 2011, Baturaja (Puslatpur): Kemhan RI menggelar uji coba penembakan Roket R-Han, Bodem dan Base Plate Mortir 81 Pindad yang dilaksanakan pada tanggal 24 s.d 26 Nopember 2011 di Daerah Latihan Puslatpur Kodiklat TNI AD.
Kegiatan uji coba ini melibatkan beberapa Kementrian, Instansi Militer maupun Sipil antara lain dari Kemhan RI, Kemristek, Kemperind, Pindad, LAPAN, PT DI, PT KS, PT Dahana, BMKG, Marinir TNI AL, Puslatpur Kodiklat TNI AD dan personel dari satuan Dam II/Swj.
Hadir dalam acara tersebut pejabat dari Kemhan RI, Laksamana Muda TNI Dwi Ujianto, Mayjen TNI Zainal Fahri Tamzis yang didampingi oleh Danpuslatpur Kodiklat TNI AD Kolonel Inf Moch. Fachrudin.
Adapun senjata dan roket yang diuji coba antara lain Modem dan Base Plate Mo 81 Pindad, Roket R-Han 122 mm, Roket D 1220, RWX 200, RKX 200 dan RTX 100. Senjata tersebut merupakan hasil dari penelitian Kemristek, PT Pindad, LAPAN, PT DI, PT KS, PT Dahana yang dikoordinir oleh Kemhan RI.
Pelaksanaan kegiatan uji coba ini dapat berjalan dengan aman dan lancar.
Sumber: Puslatpur
Peresmian Kapal Patroli Polisi
6 Desember 2011, Jakarta (ANTARA News): Sejumlah anggota Polisi Perairan Polri berbaris saat peresmian KP.Abimanyu jenis kapal angkut personil di Markas Komando Ditpolair Baharkam Polri. Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/12). KP.Abimanyu milik Kepolisian RI diproduksi oleh PT Dumas Tanjung Perak Shipyard, memiliki panjang 49,50 meter dengan berat 580 ton, kecepatan berlayar bisa mencapai 15 knot, serta draft untuk kedalaman laut 2,20 meter. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/ed/nz/11)
Kapal patroli KP.Pelatuk-019 milik Ditpolair Baharkam Polri melakukan demo di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/12). Ketiga kapal hibah dari pemerintah Australia tersebut diberi nama Kapal Pol Gagak-017, Kapal Pol Sikatan-018 dan Kapal Pol Pelatuk-019, berkecepatan maksimal 35 knot, untuk mengamankan wilayah laut 12 mil. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/ed/nz/11)
Kapal patroli KP.Pelatuk-019 milik Ditpolair Baharkam Polri melakukan demo di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/12). Ketiga kapal hibah dari pemerintah Australia tersebut diberi nama Kapal Pol Gagak-017, Kapal Pol Sikatan-018 dan Kapal Pol Pelatuk-019, berkecepatan maksimal 35 knot, untuk mengamankan wilayah laut 12 mil. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/ed/nz/11)
Australia Hibah Tiga Kapal Laut untuk Polri
Kapal patroli KP.Pelatuk-019 milik Ditpolair Baharkam Polri melakukan demo di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/12). Ketiga kapal hibah dari pemerintah Australia tersebut diberi nama Kapal Pol Gagak-017, Kapal Pol Sikatan-018 dan Kapal Pol Pelatuk-019, berkecepatan maksimal 35 knot, untuk mengamankan wilayah laut 12 mil. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/ed/nz/11)
6 Desember 2011, Jakarta (Jurnas.com): Polri menerima hubah 3 unit kapal laut tipe C dari Australian Federal Police (AFC). Kapal-kapal ini akan dipakai untuk keperluan pengamanan polri terutama untuk penegakan hukum di bidang kejahatan lintas negara.
Tiga kapal hibah AFP tersebut adalah Kapal Pol Gagak-017, Kapal Pol Sikatan-018, dan Kapal Pol Pelatuk-019. Kapal tersebut adalah tipe C atau berukuran kecil. Berukuran panjang 16 meter kapal-kapal ini memiliki kecepatan 30 knot dengan daya jelajah 400 nm (not mile). Kapal yang punya 2 unit mesin pokok ini mempunyai awak 6 orang anak buah kapal.
Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution, Selasa (6/12), kapal tersebut akan diprioritaskan untuk penanggulangan kasus-kasus kejahatan lintas negara. "Untuk wilayah yang banyak kasus people smuggling dan terorisme," kata Saud dalam acara serah terima di Direktorat Polisi Air, Tanjung Priok.
Saat ini armada laut yang dimiliki Direktorat Air Polri dinilai masih kurang. Bantuan dari AFP dinilai sangat membantu. Meski dengan peralatan transportasi yang minim, Polri menurut Saud sudah memenuhi target penegakan hukum.
Selama tahun 2010 Direktorat Polisi Air menangani 422 kasus. Padahal kasus yang ditargetkan untuk ditangani hanya 42 kasus.
Untuk tahun ini target penegakan hukum mencapai 435 kasus dan sudah diselesaikan 397 kasus. Penegakan hukum yang dilakukan meliputi kasus pencurian ikan, pelanggaran pelayaran, kepabeanan, penambangan ilegal, dan narkoba. "Untuk uang negara yang berhasil diselamatkan mencapai Rp155 miliar," kata Saud.
Sumber: Jurnas
6 Desember 2011, Jakarta (Jurnas.com): Polri menerima hubah 3 unit kapal laut tipe C dari Australian Federal Police (AFC). Kapal-kapal ini akan dipakai untuk keperluan pengamanan polri terutama untuk penegakan hukum di bidang kejahatan lintas negara.
Tiga kapal hibah AFP tersebut adalah Kapal Pol Gagak-017, Kapal Pol Sikatan-018, dan Kapal Pol Pelatuk-019. Kapal tersebut adalah tipe C atau berukuran kecil. Berukuran panjang 16 meter kapal-kapal ini memiliki kecepatan 30 knot dengan daya jelajah 400 nm (not mile). Kapal yang punya 2 unit mesin pokok ini mempunyai awak 6 orang anak buah kapal.
Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution, Selasa (6/12), kapal tersebut akan diprioritaskan untuk penanggulangan kasus-kasus kejahatan lintas negara. "Untuk wilayah yang banyak kasus people smuggling dan terorisme," kata Saud dalam acara serah terima di Direktorat Polisi Air, Tanjung Priok.
Saat ini armada laut yang dimiliki Direktorat Air Polri dinilai masih kurang. Bantuan dari AFP dinilai sangat membantu. Meski dengan peralatan transportasi yang minim, Polri menurut Saud sudah memenuhi target penegakan hukum.
Selama tahun 2010 Direktorat Polisi Air menangani 422 kasus. Padahal kasus yang ditargetkan untuk ditangani hanya 42 kasus.
Untuk tahun ini target penegakan hukum mencapai 435 kasus dan sudah diselesaikan 397 kasus. Penegakan hukum yang dilakukan meliputi kasus pencurian ikan, pelanggaran pelayaran, kepabeanan, penambangan ilegal, dan narkoba. "Untuk uang negara yang berhasil diselamatkan mencapai Rp155 miliar," kata Saud.
Sumber: Jurnas
Tuesday, December 6, 2011
SAF-TNI AD Gelar Latma Safkar Indopura 2011 di Singapura
Panglima SAF Mayor Jenderal Ravinder Singh menyerahkan obor SAFKAR ke KASAD Jenderal (TNI) Pramono Edhie Wibowo menandai pembukaan Latma Safkar Indopura 2011. (Foto: Mindef)
6 Desember 2011, Singapura (Berita HanKam): Angkatan Darat Singapura dan Indonesia mengelar latihan bersama tahunan bersandi Safkar Indopura dari 1 hingga 12 Desember 2011 di Singapura. Panglima SAF Mayor Jenderal Ravinder Singh dan KASAD Jenderal (TNI) Pramono Edhie Wibowo membuka secara resmi latihan bersama di Amoy Quee Camp. Latma Safkar Indopura 2011 merupakan latihan ke-23.
SAF menyertakan 400 prajurit dari Headquarters 3rd Singapore Infantry Brigade dan 5th Battalion, Singapore Infantry Regiment sedangkan TNI AD mengirimkan 200 prajurit dari Brigade Infantri ke-6 KOSTRAD.
Para prajurit akan berlatih selama 12 hari meliputi pertukaran pengalaman, operasi perang perkotaan, latihan penembakan peluru tajam serta latihan terakhir yang melibatkan seluruh prajurit.
Sumber: Mindef
6 Desember 2011, Singapura (Berita HanKam): Angkatan Darat Singapura dan Indonesia mengelar latihan bersama tahunan bersandi Safkar Indopura dari 1 hingga 12 Desember 2011 di Singapura. Panglima SAF Mayor Jenderal Ravinder Singh dan KASAD Jenderal (TNI) Pramono Edhie Wibowo membuka secara resmi latihan bersama di Amoy Quee Camp. Latma Safkar Indopura 2011 merupakan latihan ke-23.
SAF menyertakan 400 prajurit dari Headquarters 3rd Singapore Infantry Brigade dan 5th Battalion, Singapore Infantry Regiment sedangkan TNI AD mengirimkan 200 prajurit dari Brigade Infantri ke-6 KOSTRAD.
Para prajurit akan berlatih selama 12 hari meliputi pertukaran pengalaman, operasi perang perkotaan, latihan penembakan peluru tajam serta latihan terakhir yang melibatkan seluruh prajurit.
Sumber: Mindef
Satgas Konga Patroli Udara di Lebanon
(Foto: Unifil)
5 Desember 2011, Jakarta (ANTARA News): Personel Satuan Tugas Kontingen Garuda (Konga) XXIII-F akan melakukan patroli udara di area operasi yang menjadi tanggung jawab Batalyon Mekanis TNI XXIII-F/UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon).
Berdasarkan keterangan pers dari Mabes TNI, di Jakarta, Senin, patroli udara itu bertujuan agar wilayah itu tetap bebas dari aktivitas bersenjata ilegal maupun pelanggaran lintas batas "Blue Line" yang dapat memicu kembali terjadinya konflik antara Lebanon dan Israel.
Komandan Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-F Letkol Inf Suharto Sudarsono, usai melaksanakan patroli udara yang pertama kali di area operasi tanggung jawabnya, di Lebanon Selatan, Minggu (4/12), mengatakan, patroli udara ini akan dilaksanakan secara rutin, yakni sebulan sekali dengan melibatkan personel gabungan dari perwira kompi-kompi.
"Hal ini dilakukan untuk mendukung dan melengkapi hasil dari kegiatan taktis yang diperoleh dari patroli jalur darat maupun dari Pos Pengamatan masing-masing kompi, guna mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang dapat memicu kembali terjadinya konflik antara kedua negara," tuturnya.
Ia menyebutkan, kegiatan patroli pengintaran udara (Air Patrol Recce) itu merupakan implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1701, tahun 2006.
Resolusi ini kemudian diimplementasikan oleh pasukan-pasukan di bawah bendera Unifil dalam bentuk patroli, baik dengan berjalan kaki, berkendaraan darat maupun patroli udara serta penempatan Pos Pengamatan Statis (Static Observation Post), di area operasi masing-masing, termasuk yang dilaksanakan Kontingen Indonesia saat ini.
Operasi pemantauan melalui udara yang pertama kali menggunakan helikopter jenis Bell tipe ET-279 milik Unifil yang mampu memuat sebanyak 9 personel.
Pelaksanaan Patroli Udara ini berlangsung selama 60 menit dimulai pukul 10.00 sampai 11.00 waktu setempat dengan rute wilayah sepanjang Blue Line, mulai dari UN Posn 7-2, UN Posn 9-63 yang merupakan Markas Kompi A, selanjutnya menuju Qabrika, Suwwanan, Tulin, kemudian patroli mengarah ke Markas Indobatt 7-1 dilanjutkan menuju Markas Kompi C di UN Posn 9-2 dekat sungai Al Litani River dan kembali ke Markas Sektor Timur Unifil 7-2 di Marjayon.
Sumber: ANTARA News
5 Desember 2011, Jakarta (ANTARA News): Personel Satuan Tugas Kontingen Garuda (Konga) XXIII-F akan melakukan patroli udara di area operasi yang menjadi tanggung jawab Batalyon Mekanis TNI XXIII-F/UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon).
Berdasarkan keterangan pers dari Mabes TNI, di Jakarta, Senin, patroli udara itu bertujuan agar wilayah itu tetap bebas dari aktivitas bersenjata ilegal maupun pelanggaran lintas batas "Blue Line" yang dapat memicu kembali terjadinya konflik antara Lebanon dan Israel.
Komandan Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-F Letkol Inf Suharto Sudarsono, usai melaksanakan patroli udara yang pertama kali di area operasi tanggung jawabnya, di Lebanon Selatan, Minggu (4/12), mengatakan, patroli udara ini akan dilaksanakan secara rutin, yakni sebulan sekali dengan melibatkan personel gabungan dari perwira kompi-kompi.
"Hal ini dilakukan untuk mendukung dan melengkapi hasil dari kegiatan taktis yang diperoleh dari patroli jalur darat maupun dari Pos Pengamatan masing-masing kompi, guna mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang dapat memicu kembali terjadinya konflik antara kedua negara," tuturnya.
Ia menyebutkan, kegiatan patroli pengintaran udara (Air Patrol Recce) itu merupakan implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1701, tahun 2006.
Resolusi ini kemudian diimplementasikan oleh pasukan-pasukan di bawah bendera Unifil dalam bentuk patroli, baik dengan berjalan kaki, berkendaraan darat maupun patroli udara serta penempatan Pos Pengamatan Statis (Static Observation Post), di area operasi masing-masing, termasuk yang dilaksanakan Kontingen Indonesia saat ini.
Operasi pemantauan melalui udara yang pertama kali menggunakan helikopter jenis Bell tipe ET-279 milik Unifil yang mampu memuat sebanyak 9 personel.
Pelaksanaan Patroli Udara ini berlangsung selama 60 menit dimulai pukul 10.00 sampai 11.00 waktu setempat dengan rute wilayah sepanjang Blue Line, mulai dari UN Posn 7-2, UN Posn 9-63 yang merupakan Markas Kompi A, selanjutnya menuju Qabrika, Suwwanan, Tulin, kemudian patroli mengarah ke Markas Indobatt 7-1 dilanjutkan menuju Markas Kompi C di UN Posn 9-2 dekat sungai Al Litani River dan kembali ke Markas Sektor Timur Unifil 7-2 di Marjayon.
Sumber: ANTARA News
Satuan Armed Akan Menerima Meriam 155 mm dan MRLS
Danpussenarmed beserta rombongan melakukan studi banding ke Bumar Polandia pada Oktober 2010. Studi banding bertujuan meninjau pembuatan roket MLRS WR-40 Langusta hingga mempelajari bagaimana kinerja alutsista tersebut dalam melayani permintaan bantuan tembakan. (Foto: pusdikarmed)
5 Desember 2011, Cimahi (PRLM): Satuan Artileri Medan (Armed) TNI AD segera memodernisasi Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) dengan mendatangkan meriam-meriam baru pada 2012 nanti. Seluruh prajurit Armed dituntut segera menguasai kecakapan penguasaan peralatan tempur baru tersebut.
Komandan Pusat Kesenjataan (Pussen) Armed Brigjen TNI Ariyadi Padmanegara mengungkapkan, modernisasi alutsista berupa penggantian meriam kaliber 76 milimeter (mm)/Gun menjadi meriam 105 mm. Juga direncanakan penyiapan Batalyon Armed untuk meriam kaliber 155 mm dan Batalyon Armed roket MLRS (multiple launcher rocket system).
“Sebagai konsekuensi logis modernisasi tersebut, seluruh prajurit Armed dituntut memiliki penguasaan kemampuan teknis kecabangan yang dipadukan dengan adaptasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi. Juga dibutuhkan tingkat kesiapan fisik memadai,” ucapnya saat memberikan sambutan dalam “Syukuran Hari Ulang Tahun ke-66 Armed TNI AD”, Senin (5/12), di Pusat Diklat Armed, Kota Cimahi.
Meriam baru kaliber 105 mm memiliki jangkauan hingga 18 kilometer. Spesifikasi ini jauh lebih canggih dibandingan alutsista lawas berupa meriam kaliber 76 mm yang hanya mampu menjangkau sasaran terjauh 8 kilometer. Meriam kaliber 155 mm bahkan lebih efektif lagi dalam medan perang karena mampu menjangkau sasaran hingga 40 kilometer.
Selain peremajaan alutsista, Ariyadi juga menyinggung kebijakan pembinaan personel yang tengah digodok oleh Mabes TNI AD, yakni sistem ‘career by design’. Dalam sistem ini, personel berkualitas akan terus dipantau dan diberi arahan dengan penugasan, jabatan, serta lingkungan kerja. “Tujuannya untuk mendorong perwira-perwira terpilih mencapai puncak karier tertinggi,” tuturnya.
Sumber: PRLM
5 Desember 2011, Cimahi (PRLM): Satuan Artileri Medan (Armed) TNI AD segera memodernisasi Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) dengan mendatangkan meriam-meriam baru pada 2012 nanti. Seluruh prajurit Armed dituntut segera menguasai kecakapan penguasaan peralatan tempur baru tersebut.
Komandan Pusat Kesenjataan (Pussen) Armed Brigjen TNI Ariyadi Padmanegara mengungkapkan, modernisasi alutsista berupa penggantian meriam kaliber 76 milimeter (mm)/Gun menjadi meriam 105 mm. Juga direncanakan penyiapan Batalyon Armed untuk meriam kaliber 155 mm dan Batalyon Armed roket MLRS (multiple launcher rocket system).
“Sebagai konsekuensi logis modernisasi tersebut, seluruh prajurit Armed dituntut memiliki penguasaan kemampuan teknis kecabangan yang dipadukan dengan adaptasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi. Juga dibutuhkan tingkat kesiapan fisik memadai,” ucapnya saat memberikan sambutan dalam “Syukuran Hari Ulang Tahun ke-66 Armed TNI AD”, Senin (5/12), di Pusat Diklat Armed, Kota Cimahi.
Meriam baru kaliber 105 mm memiliki jangkauan hingga 18 kilometer. Spesifikasi ini jauh lebih canggih dibandingan alutsista lawas berupa meriam kaliber 76 mm yang hanya mampu menjangkau sasaran terjauh 8 kilometer. Meriam kaliber 155 mm bahkan lebih efektif lagi dalam medan perang karena mampu menjangkau sasaran hingga 40 kilometer.
Selain peremajaan alutsista, Ariyadi juga menyinggung kebijakan pembinaan personel yang tengah digodok oleh Mabes TNI AD, yakni sistem ‘career by design’. Dalam sistem ini, personel berkualitas akan terus dipantau dan diberi arahan dengan penugasan, jabatan, serta lingkungan kerja. “Tujuannya untuk mendorong perwira-perwira terpilih mencapai puncak karier tertinggi,” tuturnya.
Sumber: PRLM
Monday, December 5, 2011
KSAL: Penegakan Kedaulatan Wilayah Laut Terkendala Alutsista
KSAL Laksamana TNI Soeparno (tengah) didampingi Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Ade Supandi (kiri) dan Pangarmabar Laksda TNI Didit Herdiawan memberi penghormatan kepada defile pasukan pada peringatan Hari Armada di Dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Surabaya, Jatim (5/12). Dalam peringatan tersebut, TNI AL melakukan pembinaan dan profesionalisme prajurit secara terus-menerus, meskipun alutsista (alat utama sistem persenjataan) yang dimiliki banyak yang telah berusia tua dan teknologinya tertinggal, tetapi tugas pengamanan wilayah NKRI tetap harus dikedepankan. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/Spt/11)
5 Desember 2011, Surabaya (ANTARA News): Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan bahwa tugas TNI AL untuk menegakkan kedaulatan negara di wilayah laut belum sepenuhnya optimal karena terkendala alat utama sistem persenjatan atau alutsista.
Saat memberikan amanat pada upacara peringatan Hari Armada di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Senin, Soeparno mengakui banyak kapal-kapal perang milik TNI AL yang usianya sudah tua dan tertinggal dari sisi teknologi maupun persenjataan.
"Komposisi alutsista yang tergabung dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) saat ini masih belum sepenuhnya mampu untuk melaksanakan tugas penegakan kedaulatan negara di laut," katanya.
Padahal, lanjut KSAL, tantangan tugas Armada RI selalu berkembang, baik dalam operasi militer untuk perang maupun operasi militer selain perang.
Menurut ia, diperlukan proses pembinaan dan pembangunan kemampuan serta kekuatan Armada RI untuk menjawab tantangan tersebut, yang meliputi tiga pilar yakni kesiapan alutsista, profesionalisme dan kesejahteraan prajurit serta keluarganya.
"TNI AL terus berupaya membangun dan mengembangkan kekuatan dengan mengacu pada pembangunan kekuatan pokok minimum, `zero growth` dan `right sizing`," papar KSAL.
Laksamana Soeparno menambahkan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan pengadaan berbagai macam alutsista untuk memperkuat jajaran Armada RI.
"Pengadaan dilakukan secara bertahap sesuai rencana strategis yang telah disusun, seperti penambahan kapal perang, kapal selam, persenjataan dan lain-lain," ujatnya.
Terkait rencana pemekaran wilayah Armada RI, KSAL mengatakan bahwa program itu sudah memasuki tahap akhir dan segera direalisasikan.
Komando Armada RI yang saat ini terbagi dua wilayah barat (Jakarta) dan timur (Surabaya), nantinya dimekarkan menjadi tiga wilayah, yakni barat dengan pusat tetap di Jakarta, kemudian wilayah tengah berpusat di Palu (Sulawesi Tengah) dan timur di Sorong.
"Sedangkan Surabaya yang sebelumnya pusat Armada wilayah timur akan menjadi komando dari ketiga wilayah tersebut. Rencana pemekaran ini sudah diagendakan sejak lama untuk memaksimalkan tugas pengamanan kedaulatan RI," kata Soeparno.
Upacara peringatan Hari Armada dihadiri sejumlah mantan KSAL, seperti Laksamana (Purn) Soedomo, Bernard Kent Sondakh, Arief Koesharyadi, dan Tedjo Edhy Purdijatno.
Acara juga dimeriahkan drama teatrikal "Sumpah Palapa" soal kepemimpinan Patih Gajahmada, atraksi ketangkasan dan kehandalan prajurit matra laut, terjung payung, dan defile pasukan.
Sumber: ANTARA News
5 Desember 2011, Surabaya (ANTARA News): Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan bahwa tugas TNI AL untuk menegakkan kedaulatan negara di wilayah laut belum sepenuhnya optimal karena terkendala alat utama sistem persenjatan atau alutsista.
Saat memberikan amanat pada upacara peringatan Hari Armada di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Senin, Soeparno mengakui banyak kapal-kapal perang milik TNI AL yang usianya sudah tua dan tertinggal dari sisi teknologi maupun persenjataan.
"Komposisi alutsista yang tergabung dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) saat ini masih belum sepenuhnya mampu untuk melaksanakan tugas penegakan kedaulatan negara di laut," katanya.
Padahal, lanjut KSAL, tantangan tugas Armada RI selalu berkembang, baik dalam operasi militer untuk perang maupun operasi militer selain perang.
Menurut ia, diperlukan proses pembinaan dan pembangunan kemampuan serta kekuatan Armada RI untuk menjawab tantangan tersebut, yang meliputi tiga pilar yakni kesiapan alutsista, profesionalisme dan kesejahteraan prajurit serta keluarganya.
"TNI AL terus berupaya membangun dan mengembangkan kekuatan dengan mengacu pada pembangunan kekuatan pokok minimum, `zero growth` dan `right sizing`," papar KSAL.
Laksamana Soeparno menambahkan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan pengadaan berbagai macam alutsista untuk memperkuat jajaran Armada RI.
"Pengadaan dilakukan secara bertahap sesuai rencana strategis yang telah disusun, seperti penambahan kapal perang, kapal selam, persenjataan dan lain-lain," ujatnya.
Terkait rencana pemekaran wilayah Armada RI, KSAL mengatakan bahwa program itu sudah memasuki tahap akhir dan segera direalisasikan.
Komando Armada RI yang saat ini terbagi dua wilayah barat (Jakarta) dan timur (Surabaya), nantinya dimekarkan menjadi tiga wilayah, yakni barat dengan pusat tetap di Jakarta, kemudian wilayah tengah berpusat di Palu (Sulawesi Tengah) dan timur di Sorong.
"Sedangkan Surabaya yang sebelumnya pusat Armada wilayah timur akan menjadi komando dari ketiga wilayah tersebut. Rencana pemekaran ini sudah diagendakan sejak lama untuk memaksimalkan tugas pengamanan kedaulatan RI," kata Soeparno.
Upacara peringatan Hari Armada dihadiri sejumlah mantan KSAL, seperti Laksamana (Purn) Soedomo, Bernard Kent Sondakh, Arief Koesharyadi, dan Tedjo Edhy Purdijatno.
Acara juga dimeriahkan drama teatrikal "Sumpah Palapa" soal kepemimpinan Patih Gajahmada, atraksi ketangkasan dan kehandalan prajurit matra laut, terjung payung, dan defile pasukan.
Sumber: ANTARA News
Denkav 5/BLC Menerima Empat Ranpur Anoa
Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Suharsono (kanan) menyerahkan empat unit kendaraan tempur (ranpur) APS-2 Anoa kepada Komandan Detasemen Kavaleri (Denkav) 5/Birgus Latro Cakti (BLC) Mayor Kav Rendra Siagian (kiri) saat upacara penyerahan yang dipusatkan di Makodam XVI Pattimura, Ambon, Senin (5/12). Ranpur tersebut digunakan untuk tugas operasional Kodam XVI Pattimura dalam rangka mendukung terciptanya stabilitas keamanan di wilayah Provinsi Maluku dan Maluku Utara. (Foto: ANTARA/Izaac Mulyawan/Koz/Spt/11)
5 Desember 2011, Ambon (ANTARA News): Kodam XVI/Pattimura mendapat tambahan empat unit kendaraan tempur (Ranpur) lapis baja jenis APS-2 "Anoa" (6x6) yang diproduksi PT Pindad (Persero) Indonesia.
Empat ranpur APS-2 Anoa tersebut diserahkan Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Suharsono kepada Detasemen Kavaleri (Denkav) 5/BLC dalam sebuah upacara di Makorem 151/Binaya, Ambon, Senin.
Suharsono mengatakan, pemberian ranpur sebagai bentuk apresiasi dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Letjen Pramono Edhie Wibowo atas keberhasilan Kodam XVI/Pattimura dalam penanganan konflik antarwarga 11 September 2011 sehingga tidak berkembang menjadi besar dan melebar.
Kodam XVI/Pattimura juga mendapat penghargaan dari Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono atas keberhasilannya dalam bidang operasi intelijen dan pembinaan teritorial.
Sejumlah personil Detasemen Kavaleri (Denkav) 5/Birgus Latro Cakti (BLC) menunjukkan kemampuan mereka melakukan operasi dengan menggunakan kendaraan tempur (ranpur) APS-2 Anoa. (Foto: ANTARA/Izaac Mulyawan/Koz/Spt/11)
"Atas keberhasilan tersebut, KSAD telah menghadiahkan empat Ranpur APS-2 Anoa Pindad kepada Detasemen Kavaleri 5/BLC. Selaku pribadi dan atas nama seluruh prajurit Kodam XVI/Pattimura dan masyarakat Maluku patut berterima kasih kepada KSAD yang telah memberikan perhatian cukup besar terhadap pemeliharaan situasi keamanan di wilayah Maluku khusunya Kota Ambon," kata Suharso.
Ia mengakui, pemberian empat ranpur kepada Denkav 5/BLC dalam rangka meningkatkan kemampuan Detasemen melaksanakan tugas oprasional Kodam XVI/Pattimura guna mendukung terciptanya stabilitas keamanan di wilayah Maluku dan Maluku Utara.
Pangdam berpesan kepada Satuan Denkav 5/BLC bertanggung jawab penuh dan selalu merawat dan memelihara semua alat utama sistem senjata (Alutsista) dengan sebaik-baiknya.
"Hal itu dimaksudkan agar Alutsista memiliki masa pakai yang panjang dan terhindar dari kerusakan yang tidak diharapkan," kata Suharsono.
Selain menyerahkan ranpur, Pangdam Suharsono juga meyerahkan penghargaan kepada Sertu Kowad Yanthie Veronika yang menjuarai berbagai nomor dalam lomba menembak militer AARM (Asean Rifle Match) tingkat Asean.
Sumber: ANTARA News
5 Desember 2011, Ambon (ANTARA News): Kodam XVI/Pattimura mendapat tambahan empat unit kendaraan tempur (Ranpur) lapis baja jenis APS-2 "Anoa" (6x6) yang diproduksi PT Pindad (Persero) Indonesia.
Empat ranpur APS-2 Anoa tersebut diserahkan Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Suharsono kepada Detasemen Kavaleri (Denkav) 5/BLC dalam sebuah upacara di Makorem 151/Binaya, Ambon, Senin.
Suharsono mengatakan, pemberian ranpur sebagai bentuk apresiasi dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Letjen Pramono Edhie Wibowo atas keberhasilan Kodam XVI/Pattimura dalam penanganan konflik antarwarga 11 September 2011 sehingga tidak berkembang menjadi besar dan melebar.
Kodam XVI/Pattimura juga mendapat penghargaan dari Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono atas keberhasilannya dalam bidang operasi intelijen dan pembinaan teritorial.
Sejumlah personil Detasemen Kavaleri (Denkav) 5/Birgus Latro Cakti (BLC) menunjukkan kemampuan mereka melakukan operasi dengan menggunakan kendaraan tempur (ranpur) APS-2 Anoa. (Foto: ANTARA/Izaac Mulyawan/Koz/Spt/11)
"Atas keberhasilan tersebut, KSAD telah menghadiahkan empat Ranpur APS-2 Anoa Pindad kepada Detasemen Kavaleri 5/BLC. Selaku pribadi dan atas nama seluruh prajurit Kodam XVI/Pattimura dan masyarakat Maluku patut berterima kasih kepada KSAD yang telah memberikan perhatian cukup besar terhadap pemeliharaan situasi keamanan di wilayah Maluku khusunya Kota Ambon," kata Suharso.
Ia mengakui, pemberian empat ranpur kepada Denkav 5/BLC dalam rangka meningkatkan kemampuan Detasemen melaksanakan tugas oprasional Kodam XVI/Pattimura guna mendukung terciptanya stabilitas keamanan di wilayah Maluku dan Maluku Utara.
Pangdam berpesan kepada Satuan Denkav 5/BLC bertanggung jawab penuh dan selalu merawat dan memelihara semua alat utama sistem senjata (Alutsista) dengan sebaik-baiknya.
"Hal itu dimaksudkan agar Alutsista memiliki masa pakai yang panjang dan terhindar dari kerusakan yang tidak diharapkan," kata Suharsono.
Selain menyerahkan ranpur, Pangdam Suharsono juga meyerahkan penghargaan kepada Sertu Kowad Yanthie Veronika yang menjuarai berbagai nomor dalam lomba menembak militer AARM (Asean Rifle Match) tingkat Asean.
Sumber: ANTARA News
Sunday, December 4, 2011
Gultor Yonif 400 Sukses Bebaskan “Sandera”
4 Desember 2011, Kendal (SINDO): Tim Gultor Yonif 400/Rider Kodam IV /Diponegoro, kemarin melakukan simulasi anti teror. Simulasi ini digelar di komples kantor Kejaksaan Negeri Kendal Jalan Soekarno- Hatta.Dalamsimulasi itu tim Gultor sukses membebaskan sandera.
Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Muhlim Asyrof mengatakan,Batalyon 400/Rider sebagai pasukan pemukul Kodam yang langsung berada dibawah komando Pangdam harus siap dalam situasi apapun. “Latihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengasah kemampuan Yonif 400/- Rider, supaya siap setia saat menerima tugas,”katanya.
Pangdam meyakini, meski Tim Gultor belum pernah diterjunkan untuk menagani terorisme yang terjadi di Jawa Jengah, namun kemampuannya dipastikan mampu melumpuhkan teroris. Komandan Yonif 400/Rider Letkol Inf Hery Setiono menambahkan, latihan pemantapan dilaksanakan di beberapa tempat.
“Yang dilatih adalah kemampuan tempur, penyergapan, penyelamatan sandra dan beberapa latihan kemampuan yang harus dimiliki personel Yonif 400/Rider,”katanya. Bupati Kendal Widya Kandi menambahkan, untuk mencegah timbulnya terorisme sudah memberikan instruksi kembali mengaktifkan Pos Kampling.
Sumber: SINDO