Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Friday, December 2, 2011
Indonesia Pesan 5 Heli Bell 412 Baru
2 Desember 2011, Singapura (KOMPAS.com): Bell Helicopter mengumumkan telah menerima pesanan lima helikopter Bell 412 baru dari Indonesia dan kemungkinan akan ditambah dua heli lagi dalam waktu dekat. Heli tersebut akan diproduksi bersama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan akan digunakan oleh beberapa lembaga Pemerintah Indonesia.
Demikian isi siaran pers Bell Helicopter, salah satu divisi Textron Inc, yang disebarluaskan dari Singapura, Jumat (2/12/2011).
"Bell Helicopter punya sejarah panjang kemitraan dengan PT DI di Indonesia. Penjualan heli-heli ini adalah bagian dari keranga kerja kolaborasi industrial yang terus berlanjut. Kami percaya kemitraan ini akan terus berkembang dan kemungkinan akan diperluas di masa depan," tutur Larry D Roberts, Wakil Presiden Senior Bisnis Komersial Bell Helicopter.
Lima Bell 412 baru itu akan diserahterimakan ke pihak PT DI pada akhir tahun ini, dan selanjutnya akan dibawa ke markas PT DI di Bandung, Jawa Barat, untuk dipasangi berbagai muatan lokal, termasuk peralatan misi khusus sesuai pesanan, sebelum diantarkan ke berbagai institusi pemesan.
Heli Bell 412 adalah salah satu produk andalan Bell Helicopter. Heli ini merupakan pengembangan dari helikopter legendaris UH-1 (Huey), yang sangat diandalkan pasukan AS dalam Perang Vietnam. Berbagai institusi di Indonesia, mulai dari perusahaan carter pesawat sampai TNI, menggunakan heli tipe ini.
Sumber: KOMPAS
Indonesia Incar Tank Leopard Belanda
Penembakan sebanyak empat kali sepasang tank Leopard 2A6 AD Belanda di Bergen-Hoehne, Jerman pada Mei 2011 menandai berakhirnya karir Leopard di AD Belanda. Pemotongan anggaran pertahanan membuat militer Belanda harus mempensiunkan sedikitnya 60 Leopard. AD Belanda mengoperasikan sekitar 1000 tank pada era-Perang Dingin. (Foto: Netherlands Ministry of Defense)
1 Desember 2011, Den Haag (ANP): Indonesia tertarik membeli tank tempur Leopard Belanda. Pihak-pihak terkait masih mempelajari apakah rencana akan berakhir pada sebuah kesepakatan.
Demikian pernyataan Menteri Pertahanan Belanda, Hans Hillen Rabu malam (30/11) dalam perdebatan di Parlemen mengenai anggaran kementeriannya tahun depan.
HAM
Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekonomi juga akan mengkaji perihal ini dan mengambil keputusan akhir. Mereka akan melihat apakah penjualan memenuhi syarat-syarat internasional yang berlaku, seperti penghormatan hak asasi manusia.
Juga akan dilihat apakah negara pembeli telah memenuhi kewajiban internasionalnya serta pada situasi politik dan kondisi keamanan yang sedang berlangsung di sana.
Kriteria
Menurut anggota parlemen dari partai Kiri Hijau (GroenLinks), Arjan El Fassed, berdasarkan daftar kriteria tersebut, dari sekarang sudah bisa disimpulkan bahwa Belanda tidak bisa menjual tank-tanknya ke Indonesia. Hillen menekankan bahwa ada kriteria penjualan yang tinggi dan Parlemen mengontrol ketat hal ini.
Partai Sosial Demokrat (PvdA) dan Partai Sosial (SP) sepakat dengan himbauan GroenLinks kepada pemerintah untuk tidak menjual tank ke Indonesia.
Kementerian Pertahanan telah memutuskan, tahun ini akan menjual keseluruhan 60 tank Leopardnya sebagai bagian dari langkah penghematan drastis.
Sumber: ANP
1 Desember 2011, Den Haag (ANP): Indonesia tertarik membeli tank tempur Leopard Belanda. Pihak-pihak terkait masih mempelajari apakah rencana akan berakhir pada sebuah kesepakatan.
Demikian pernyataan Menteri Pertahanan Belanda, Hans Hillen Rabu malam (30/11) dalam perdebatan di Parlemen mengenai anggaran kementeriannya tahun depan.
HAM
Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekonomi juga akan mengkaji perihal ini dan mengambil keputusan akhir. Mereka akan melihat apakah penjualan memenuhi syarat-syarat internasional yang berlaku, seperti penghormatan hak asasi manusia.
Juga akan dilihat apakah negara pembeli telah memenuhi kewajiban internasionalnya serta pada situasi politik dan kondisi keamanan yang sedang berlangsung di sana.
Kriteria
Menurut anggota parlemen dari partai Kiri Hijau (GroenLinks), Arjan El Fassed, berdasarkan daftar kriteria tersebut, dari sekarang sudah bisa disimpulkan bahwa Belanda tidak bisa menjual tank-tanknya ke Indonesia. Hillen menekankan bahwa ada kriteria penjualan yang tinggi dan Parlemen mengontrol ketat hal ini.
Partai Sosial Demokrat (PvdA) dan Partai Sosial (SP) sepakat dengan himbauan GroenLinks kepada pemerintah untuk tidak menjual tank ke Indonesia.
Kementerian Pertahanan telah memutuskan, tahun ini akan menjual keseluruhan 60 tank Leopardnya sebagai bagian dari langkah penghematan drastis.
Sumber: ANP
Pemerintah Menargetkan Modernisasi Alutsista TNI Terealisasi Tahun 2014
Pemasangan rudal Yakhont pada fregat TNI AL. (Foto: Dispenarmatim)
2 Desember 2011, Jakarta (DMC): Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan menargetkan modernisasi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI terealisasi pada tahun 2014. Modernisasi Alutsista TNI ini didasarkan pada beberapa pertimbangan strategis negara.
“Keinginan pemerintah di tahun 2010 – 2014 menjadi masa untuk modernisasi, pada tahun 2014 dimana akhir KIB II modernisasi Alutsista sudah dapat terealisasi” ungkap Wamenhan saat mengadakan pertemuan dengan Pimpinan Redaksi Media Massa Nasional, Kamis Malam (1/12) di Jakarta.
Pertemuan yang difasilitasi oleh Pusat Komunikasi Publik Kemhan ini merupakan pertemuan silaturrahim dengan maksud untuk menjalin hubungan dan kerjasama yang baik antara Kemhan dengan media massa. Pertemuan ini juga menjadi kesempatan untuk menyampaikan kebijakan strategis Kemhan di bidang pertahanan negara. Secara khusus dalam pertemuan ini Wamenhan menyampaikan kebijakan terkait modernisasi Alutsista TNI.
Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Pemred Metro TV Elman Saragih, Wartawan Senior Metro TV Suryo Pratomo, dan sejumlah Pemred dari media massa. Sementara itu, turut mendampingi Wamenhan Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemhan Marsda TNI Bongas Silaen, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.IP dan Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin.
Lebih lanjut Wamenhan menjelaskan, beberapa pertimbangan strategis pentingnya modernisasi Alutsista TNI antara lain, pertama untuk mewujudkan kekuatan dan kemampuan Pertahanan Negara yang memiliki perbandingan daya tempur strategis baik skala teknologi militer maupun skala penangkalan.
Kedua, merupakan perimbangan kekuatan strategis suatu negara yang memiliki prasyarat kekuatan politik-ekonomi dan pertahanan militer. Ketiga, realisasi Revolution in Military Affairs (RMA) bagi suatu negara termasuk lndonesia untuk mewujudkan kekuatan minimal (MEF) sebagai instrumen negara untuk melaksanakan fungsi negara berdasarkan keputusan politik.
Wamenhan mengatakan, modernisasi Alutsista TNI diprioritaskan kepada Alutsista yang bergerak, sebagai contoh kendaraan tempur, kendaraan taktis, pesawat tempur, pesawat angkut, penangkis serangan udara, kapal diatas pemukaan dan kapal dibawah permukaan atau kapal selam.
Dalam rangka tercapainya target modernisasi Alutsista tahun 2014, maka pemerintah dalam hal ini Presiden telah membentuk membentuk High Level Committee (HLC) yang bertugas untuk mengendalikan dan mengawasi mulai dari perencanaan pembiayaan sampai dengan kegiatan pengadaan Alutsista.
HLC diketuai oleh Wamenhan dan terdiri dari pejabat Eselon I dari Bappenas, Kemkeu, Kemhan, Mabes TNI/Angkatan dan TKP3B (Tim Konsultasi Pencegahan Penyimpangan Pengadaan Barang/Jasa). TIM Konsultasi tersebut terdiri dari Irjen Kemhan, Mabes TNI, Mabes Angkatan, BPKP, LKPP, MoU Kemhan – KPK.
Sumber: Kemhan
2 Desember 2011, Jakarta (DMC): Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan menargetkan modernisasi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI terealisasi pada tahun 2014. Modernisasi Alutsista TNI ini didasarkan pada beberapa pertimbangan strategis negara.
“Keinginan pemerintah di tahun 2010 – 2014 menjadi masa untuk modernisasi, pada tahun 2014 dimana akhir KIB II modernisasi Alutsista sudah dapat terealisasi” ungkap Wamenhan saat mengadakan pertemuan dengan Pimpinan Redaksi Media Massa Nasional, Kamis Malam (1/12) di Jakarta.
Pertemuan yang difasilitasi oleh Pusat Komunikasi Publik Kemhan ini merupakan pertemuan silaturrahim dengan maksud untuk menjalin hubungan dan kerjasama yang baik antara Kemhan dengan media massa. Pertemuan ini juga menjadi kesempatan untuk menyampaikan kebijakan strategis Kemhan di bidang pertahanan negara. Secara khusus dalam pertemuan ini Wamenhan menyampaikan kebijakan terkait modernisasi Alutsista TNI.
Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Pemred Metro TV Elman Saragih, Wartawan Senior Metro TV Suryo Pratomo, dan sejumlah Pemred dari media massa. Sementara itu, turut mendampingi Wamenhan Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemhan Marsda TNI Bongas Silaen, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.IP dan Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin.
Lebih lanjut Wamenhan menjelaskan, beberapa pertimbangan strategis pentingnya modernisasi Alutsista TNI antara lain, pertama untuk mewujudkan kekuatan dan kemampuan Pertahanan Negara yang memiliki perbandingan daya tempur strategis baik skala teknologi militer maupun skala penangkalan.
Kedua, merupakan perimbangan kekuatan strategis suatu negara yang memiliki prasyarat kekuatan politik-ekonomi dan pertahanan militer. Ketiga, realisasi Revolution in Military Affairs (RMA) bagi suatu negara termasuk lndonesia untuk mewujudkan kekuatan minimal (MEF) sebagai instrumen negara untuk melaksanakan fungsi negara berdasarkan keputusan politik.
Wamenhan mengatakan, modernisasi Alutsista TNI diprioritaskan kepada Alutsista yang bergerak, sebagai contoh kendaraan tempur, kendaraan taktis, pesawat tempur, pesawat angkut, penangkis serangan udara, kapal diatas pemukaan dan kapal dibawah permukaan atau kapal selam.
Dalam rangka tercapainya target modernisasi Alutsista tahun 2014, maka pemerintah dalam hal ini Presiden telah membentuk membentuk High Level Committee (HLC) yang bertugas untuk mengendalikan dan mengawasi mulai dari perencanaan pembiayaan sampai dengan kegiatan pengadaan Alutsista.
HLC diketuai oleh Wamenhan dan terdiri dari pejabat Eselon I dari Bappenas, Kemkeu, Kemhan, Mabes TNI/Angkatan dan TKP3B (Tim Konsultasi Pencegahan Penyimpangan Pengadaan Barang/Jasa). TIM Konsultasi tersebut terdiri dari Irjen Kemhan, Mabes TNI, Mabes Angkatan, BPKP, LKPP, MoU Kemhan – KPK.
Sumber: Kemhan
Menhan: F-16 Hibah Makin Perkuat Pertahanan Udara RI
F-16C Block 25 Fighting Falcon (Foto: U.S. Air Force)
2 Desember 2011, Jakarta (Jurnas.com): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, Indonesia akan meng-up grade pesawat tempur F-16 hasil hibah dari Pemerintah Amerika Serikat. Ini bertujuan agar kekuatan udara Indonesia semakin terbangun. “Kami akan meningkatkannya agar setara Blok 52,” kata Purnomo di Kementerian Pertahanan Jakarta, Jumat (2/12).
Dia menuturkan, dilakukan beberapa perbaikan agar pesawat tersebut siap. Saat ini, pesawat hibah tersebut adalah pesawat dengan Blok 25. Indonesia saat ini memiliki pesawat F-16 dengan Blok 15. Beberapa bagian yang ditingkatkan kemampuannya adalah engine system, karena kekuatan pesawat terbang, kata Purnomo, tergantung pada mesin.
Selain itu, avionik atau peralatan tempur pesawat tersebut akan ditingkatkan. Dikatakannya, peningkatan kekuatan tempur ini agar pesawat tersebut memiliki kemampuan bertempur (dogfight) udara-udara, dan udara-darat. Airframe atau badan pesawat juga diperbaiki agar mampu dioperasikan lebih lama. “Harus diperkuat agar bisa terbang hingga 4.000 jam terbang,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, jika masa terbang pesawat tersebut dipakai 200 jam terbang tiap tahun, maka akan mampu dipakai selama 20 tahun. “Atau paling sedikit 15 tahun,” ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I Tubagus Hasanuddin menyatakan, kekuatan pesawat hibah AS tersebut rendah. Menurut Hasanuddin, kemampuan pesawat tersebut yang hanya 4.000 jam terbang dan hanya bisa dimanfaatkan selama delapan tahun. Hal ini sangat jauh jika dibandingkan pesawat baru yang mampu terbang hingga 30 tahun.
Pesawat F-16 Fighting Falcon yang akan dihibahkan AS adalah jet tempur multiperan yang dikembangkan General Dynamics, yang kemudian diakuisisi Lockheed Martin. Meski pada awalnya dirancang sebagai pesawat tempur ringan, pesawat ini telah berevolusi menjadi pesawat multiperan yang tangguh dan amat populer.
Sumber: Jurnas
2 Desember 2011, Jakarta (Jurnas.com): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, Indonesia akan meng-up grade pesawat tempur F-16 hasil hibah dari Pemerintah Amerika Serikat. Ini bertujuan agar kekuatan udara Indonesia semakin terbangun. “Kami akan meningkatkannya agar setara Blok 52,” kata Purnomo di Kementerian Pertahanan Jakarta, Jumat (2/12).
Dia menuturkan, dilakukan beberapa perbaikan agar pesawat tersebut siap. Saat ini, pesawat hibah tersebut adalah pesawat dengan Blok 25. Indonesia saat ini memiliki pesawat F-16 dengan Blok 15. Beberapa bagian yang ditingkatkan kemampuannya adalah engine system, karena kekuatan pesawat terbang, kata Purnomo, tergantung pada mesin.
Selain itu, avionik atau peralatan tempur pesawat tersebut akan ditingkatkan. Dikatakannya, peningkatan kekuatan tempur ini agar pesawat tersebut memiliki kemampuan bertempur (dogfight) udara-udara, dan udara-darat. Airframe atau badan pesawat juga diperbaiki agar mampu dioperasikan lebih lama. “Harus diperkuat agar bisa terbang hingga 4.000 jam terbang,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, jika masa terbang pesawat tersebut dipakai 200 jam terbang tiap tahun, maka akan mampu dipakai selama 20 tahun. “Atau paling sedikit 15 tahun,” ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I Tubagus Hasanuddin menyatakan, kekuatan pesawat hibah AS tersebut rendah. Menurut Hasanuddin, kemampuan pesawat tersebut yang hanya 4.000 jam terbang dan hanya bisa dimanfaatkan selama delapan tahun. Hal ini sangat jauh jika dibandingkan pesawat baru yang mampu terbang hingga 30 tahun.
Pesawat F-16 Fighting Falcon yang akan dihibahkan AS adalah jet tempur multiperan yang dikembangkan General Dynamics, yang kemudian diakuisisi Lockheed Martin. Meski pada awalnya dirancang sebagai pesawat tempur ringan, pesawat ini telah berevolusi menjadi pesawat multiperan yang tangguh dan amat populer.
Sumber: Jurnas
Thursday, December 1, 2011
F-5 Tiger Masih Layak Jadi Andalan TNI AU
1 Desember 2011, Madiun (Pentak Lanud Iswahjudi): Dengan dicabutnya embargo dan kerjasama dibidang militer 0leh Amerika Serikat, beberapa waktu lalu, maka keberadaan pesawat tempur F-5 Tiger II, yang dioperasionalkan oleh Lanud Iswahjudi, dapat lebih maksimal sehingga menambah panjang pengabdian pesawat tempur F-5 Tiger, terhadap NKRI.
Untuk membuktikan bahwa pesawat tempur F-5 Tiger II, masih layak dan masih menjadi salah satu pesawat tempur andalan TNI Angkatan Udara, Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI M. Syaugi, bersama Kasiops Skadron Udara 14 Mayor Pnb Haris, menjajal pesawat tempur buatan Northrop Co USA, setelah mengalami modernisasi avionik dan weapon system beberapa tahun lalu.
Tak dapat dipungkiri dengan dicabutnya embergo dari negeri produsen, Paman Sam, kesiapan pesawat tempur F-5 Tiger II, yang masih menjadi tulang punggung TNI Angkatan Udara dapat lebih maksimal, sehingga layak bila masa pengabdiannya sebagai pengawal kedaulatan NKRI di udara diperpanjang lagi.
Namun demikian semuanya akan sia-sia jika para perawat (Teknisi) burung besi tersebut tidak maksimal dalam melaksanakan pemeliharaan. Untuk itu orang nomor satu di Lanud Iwj tersebut, selalu menekankanmelaksanakan perawatan sesuai dengan prosedur dan zero accident all mision.
Sumber: TNI AU
SBY Usulkan Industri Pertahanan Salah Satu Prioritas Kerja Sama RI-Jerman
Presiden Republik Federal Jerman Christian Wulff (kanan) melambaikan tangan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum meninggalkan Istana Merdeka di Jakarta, Kamis (1/12). Presiden Yudhoyono dan Presiden Wulff membahas berbagai kemajuan dalam kerjasama bilateral Indonesia - Jerman, di mana hubungan diplomatik kedua negara akan menginjak usia 60 tahun pada tahun 2012. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/nz/11)
1 Desember 2011, Jakarta (Jurnas.com): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan lima bidang prioritas kerja sama strategis antara Indonesia dan Jerman. Kelima prioritas tersebut meliputi bidang investasi dan perdagangan, kesehatan, pendidikan, riset dan teknologi, energi bersih dan industri pertahanan.
Presiden SBY menyampaikan hal itu dalam jumpa pers bersama Presiden Republik Federal Jerman, Christian Wulff, usai melakukan pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/12).
Presiden SBY menjelaskan, volume perdagangan antara Indonesia dan Jerman saat ini mencapai US$6 Miliar atau naik 22 persen dari tahun sebelumnya. Investasi tahun terakhir mencapai US$300 Juta lebih, tetapi hal ini masih sangat bisa ditingkatkan lebih tinggi lagi.
Sedangkan untuk bidang kesehatan, Presiden SBY mengatakan teknologi dan manajemen kesehatan Jerman dianggap sangat maju. “Kami berharap bisa bekerja sama di sini,” SBY menyampaikan.
Pendidikan juga menjadi salah satu hal bidang yang diajukan Presiden SBY. Meskipun saat ini cukup banyak warga negara Indonesia yang menuntut ilmu di Jerman, Presiden SBY berharap kerja sama di bidang ini bisa lebih erat lagi.
“Kami ingin kerja sama ini antara lain menyangkut pada pendidikan di bidang teknologi. Kami membutuhkan ribuan insinyur yang akan membangun infrastruktur, mengembangkan industri dan konektifitas di Indonesia 10, 20, 30 tahun mendatang,” kata SBY.
Presiden SBY juga ingin kerja sama RI dan Jerman dalam bidang energi khususnya energi bersih dari sumber Geotermal.
Menyangkut kerja sama di bidang industri pertahanan, Presiden mengusulkan kerja sama yang strategis dan jangka panjang, misalnya bukan hanya procurement, pengadaan, tetapi juga joint investment dan juga ada joint production.
Sumber: Jurnas
1 Desember 2011, Jakarta (Jurnas.com): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan lima bidang prioritas kerja sama strategis antara Indonesia dan Jerman. Kelima prioritas tersebut meliputi bidang investasi dan perdagangan, kesehatan, pendidikan, riset dan teknologi, energi bersih dan industri pertahanan.
Presiden SBY menyampaikan hal itu dalam jumpa pers bersama Presiden Republik Federal Jerman, Christian Wulff, usai melakukan pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/12).
Presiden SBY menjelaskan, volume perdagangan antara Indonesia dan Jerman saat ini mencapai US$6 Miliar atau naik 22 persen dari tahun sebelumnya. Investasi tahun terakhir mencapai US$300 Juta lebih, tetapi hal ini masih sangat bisa ditingkatkan lebih tinggi lagi.
Sedangkan untuk bidang kesehatan, Presiden SBY mengatakan teknologi dan manajemen kesehatan Jerman dianggap sangat maju. “Kami berharap bisa bekerja sama di sini,” SBY menyampaikan.
Pendidikan juga menjadi salah satu hal bidang yang diajukan Presiden SBY. Meskipun saat ini cukup banyak warga negara Indonesia yang menuntut ilmu di Jerman, Presiden SBY berharap kerja sama di bidang ini bisa lebih erat lagi.
“Kami ingin kerja sama ini antara lain menyangkut pada pendidikan di bidang teknologi. Kami membutuhkan ribuan insinyur yang akan membangun infrastruktur, mengembangkan industri dan konektifitas di Indonesia 10, 20, 30 tahun mendatang,” kata SBY.
Presiden SBY juga ingin kerja sama RI dan Jerman dalam bidang energi khususnya energi bersih dari sumber Geotermal.
Menyangkut kerja sama di bidang industri pertahanan, Presiden mengusulkan kerja sama yang strategis dan jangka panjang, misalnya bukan hanya procurement, pengadaan, tetapi juga joint investment dan juga ada joint production.
Sumber: Jurnas
KRI Sultan Iskandar Muda Laksanakan Latihan SAR Seagull 2011
30 November 2011, Lebanon (Dispenarmatim): Latihan Search and Rescue (SAR) dengan sandi “SEAGUL 2011”. merupakan salah satu bentuk latihan bersama yang digelar oleh MTF UNIFIL. Latihan ini melibatkan KRI Sultan Iskandar Muda-367, Heli NV-409, kapal perang dari Jerman FSG PASSAU M-1096 selaku unsur laut, 1 Heli Bell 212 milik ITALAIR sebagai unsur surveilance dari darat, Tim medis KRI SIM-367, tim medis dari Naqura HQ Hospital serta NOC selaku OCS. Latihan ini bertujuan untuk memadukan kemampuan unsur-unsur MTF di Laut dengan kemampuan Pangkalan UNIFIL HQ sekaligus untuk melatih dan uji Kodal.
Tahap perencanaan latihan dilaksanakan di MTF HQ Naqura dilanjutkan dengan tahapan manuver lapangan yang diawali dengan FSG PASSAU M-1096 menurunkan dummy korban sebagai simulasi orang jatuh di laut dan mengirimkan simulasi sinyal distress bahwa kapal mengalami kecelakaan. Unsur-unsur MTF yang beroperasi di AMO melaksanakan pencarian korban dengan pola operasi kerja sama unsur kapal permukaan dan udara, tidak kalah pentingnya, pada latihan ini tim medis dilatih untuk melaksanakan recovery korban sampai dengan Air Medical Evacuation.
Latihan yang berlangsung selama empat jam ini mendapat apresiasi positif dari MTF Commander, Rear Admiral Caroli, karena tiap-tiap bagian dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga diharapkan mampu melaksanakan reaksi yang cepat dan tepat bila dibutuhkan pada kejadian yang sesungguhnya.
Sumber: Dispenarmatim
Indonesia-Belgia Jajaki Kejasama Industri Pertahanan
(Foto: DMC/Sapardi)
30 November 2011, Jakarta (DMC): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dengan didampingi Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip., M.A, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip, dan Dirtekind Ditjen Pothan Kemhan Brigjen TNI Ir. Agus Suyarso menerima kunjungan Duta Besar Belgia untuk Indonesia Christian Tanghe beserta rombongan, Rabu (30/11), di kantor Kemhan Jakarta. Maksud kunjungannya kali ini diantaranya untuk menjajaki kemungkinan kerjasama di bidang industri pertahanan antara kedua negara.
Sumber: Kemhan
30 November 2011, Jakarta (DMC): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dengan didampingi Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip., M.A, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip, dan Dirtekind Ditjen Pothan Kemhan Brigjen TNI Ir. Agus Suyarso menerima kunjungan Duta Besar Belgia untuk Indonesia Christian Tanghe beserta rombongan, Rabu (30/11), di kantor Kemhan Jakarta. Maksud kunjungannya kali ini diantaranya untuk menjajaki kemungkinan kerjasama di bidang industri pertahanan antara kedua negara.
Sumber: Kemhan
Raider Kodam Iskandar Muda Mantapkan Kemampuan
30 November 2011, Banda Aceh (ANTARA News); Prajurit Raider Kodam Iskandar Muda, melakukan penyergapan pada simulasi pembebasan sandera di kawasan jalan Seutui, Banda Aceh, Aceh, Rabu (30/11). Simulasi anti teror itu dalam upaya meningkatkan kemampuan tempur para prajurit khususnya menghadapi berbagai ancaman yang terjadi. (Foto: ANTARA/Ampelsa/Koz/Spt/11)
1 Desember 2011, Banda Aceh, (Analisa). Sebanyak 500 personil Raider Kodam Iskandar Muda (IM) makin memantapkan kemampuan taktik pembebasan sandera dan penghancuran terhadap lawan. Hal itu dilakukan dengan melakukan simulasi selama dua pekan di berbagai titik di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
Dalam upaya pemantapan pembebasan sandera ini, pasukan Raider melakukan pembebasan sandera baik di lokasi umum seperti terminal, bandar udara, dan pasar serta lokasi khusus seperti hotel dan perkantoran pemerintah maupun swasta.
"Simulasi pemantapan ini merupakan latihan terprogram yang digelar secara berkala dengan melibatkan 130 pelatih dari Kopassus," ujar Komandan Batalion 112/Raider Kodam IM, Mayor Inf Muhammad Arif Hidayat, kepada wartawan di sela-sela latihan di kawasan Terminal Batoh, Banda Aceh Rabu (30/11).
Dikatakan, simulasi yang dilakukan ini untuk mengasah kemampuan prajurit Raider Kodam IM untuk mengantisipasi setiap kontijensi yang terjadi di wilayah Kodam IM. Diharapkan prajurit raider Kodam IM mampu bertindak cepat kapanpun dibutuhkan.
Dikatakan, apa yang dilakukan prajurit Raider ini merupakan latihan puncak yang selama ini telah dilakukan Batalion Raider 112 sehingga nantinya para personil Raider Kodam IM benar-benar mampu menjalankan tugas dalam mengamankan negara.
Kemarin, pasukan Raider Kodam IM melakukan simulasi di sejumlah titik di antaranya kawasan Batoh, Setui, Waterboom Ulee Lheue, Simpang Lamteumen, dan Simpang Ketapang. Sehari sebelumnya, simulasi yang sama dilakukan di Bandara Sultan Iskandar Muda, Kampus Unsyiah, jembatan Lamnyong, Simpang BPKP, dan Simpang Surabaya.
"Besok, (hari ini, Kamis, 1/12) akan dilakukan simulasi pembebasan tahanan yang dilakukan di hotel-hotel dan perkantoran di Banda Aceh," jelas Muhammad Arif.
Rencananya, saat penutupan yang dilakukan 2 Desember yang digelar di Ulee Lheue akan ada demonstrasi semua latihan ini. Latihan penutup ini akan menggunakan alat tempur seperti APR (angkut personil), LCR (Landing Crubt Ruber), helikopter, dan senjata lengkap.
Sumber: Analisa
1 Desember 2011, Banda Aceh, (Analisa). Sebanyak 500 personil Raider Kodam Iskandar Muda (IM) makin memantapkan kemampuan taktik pembebasan sandera dan penghancuran terhadap lawan. Hal itu dilakukan dengan melakukan simulasi selama dua pekan di berbagai titik di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
Dalam upaya pemantapan pembebasan sandera ini, pasukan Raider melakukan pembebasan sandera baik di lokasi umum seperti terminal, bandar udara, dan pasar serta lokasi khusus seperti hotel dan perkantoran pemerintah maupun swasta.
"Simulasi pemantapan ini merupakan latihan terprogram yang digelar secara berkala dengan melibatkan 130 pelatih dari Kopassus," ujar Komandan Batalion 112/Raider Kodam IM, Mayor Inf Muhammad Arif Hidayat, kepada wartawan di sela-sela latihan di kawasan Terminal Batoh, Banda Aceh Rabu (30/11).
Dikatakan, simulasi yang dilakukan ini untuk mengasah kemampuan prajurit Raider Kodam IM untuk mengantisipasi setiap kontijensi yang terjadi di wilayah Kodam IM. Diharapkan prajurit raider Kodam IM mampu bertindak cepat kapanpun dibutuhkan.
Dikatakan, apa yang dilakukan prajurit Raider ini merupakan latihan puncak yang selama ini telah dilakukan Batalion Raider 112 sehingga nantinya para personil Raider Kodam IM benar-benar mampu menjalankan tugas dalam mengamankan negara.
Kemarin, pasukan Raider Kodam IM melakukan simulasi di sejumlah titik di antaranya kawasan Batoh, Setui, Waterboom Ulee Lheue, Simpang Lamteumen, dan Simpang Ketapang. Sehari sebelumnya, simulasi yang sama dilakukan di Bandara Sultan Iskandar Muda, Kampus Unsyiah, jembatan Lamnyong, Simpang BPKP, dan Simpang Surabaya.
"Besok, (hari ini, Kamis, 1/12) akan dilakukan simulasi pembebasan tahanan yang dilakukan di hotel-hotel dan perkantoran di Banda Aceh," jelas Muhammad Arif.
Rencananya, saat penutupan yang dilakukan 2 Desember yang digelar di Ulee Lheue akan ada demonstrasi semua latihan ini. Latihan penutup ini akan menggunakan alat tempur seperti APR (angkut personil), LCR (Landing Crubt Ruber), helikopter, dan senjata lengkap.
Sumber: Analisa
Heli Antikapal Selam Perkuat TNI AL
Helikopter Lynx Royal Navy (kiri) dan Sea Sprite Royal New Zealand Navy terbang diatas laut Cina Selatan saat digelar latihan bersama Lima. (Foto: Australia DoD)
1 Desember 2011, Jakarta (SINDO): Kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI Angkatan Laut akan bertambah menyusul proses pengadaan 11 unit helikopter antikapal selam,antikapal permukaan, serta dua pesawat patroli laut.
Tambahan alutsista itu akan mengisi kelemahan-kelemahan yang dimiliki kapal TNI AL. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan, keberadaan pesawat sayap tetap maupun sayap putar (helikopter) penting bagi TNI AL, karena mereka merupakan kepanjangan “mata” dan “telinga” dari kapal TNI AL (KRI).Wilayah laut Indonesia yang luas,menurut dia, tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh KRI mengingat kekuatannya yang terbatas.
Kapal selam saat diburu oleh Sea Sprite. Helikopter antikapal selam SH-2 Sea Sprite selain dioperasikan RNZN, Equador akan mengakuisisi 2 SH-2G Sea Sprite hasil peremajaan senilai 60 juta dolar. USN telah mempensiunkan armada SH-2 sejak 2001. (Foto: RNZN)
Karena itu,keberadaan tambahan dua unit Maritime Patrol Aircraft (MPA) dan 11 helikopter antikapal selam Sea Sprite itu sangat penting untuk mengisi kekosongan yang tidak terkover kapal-kapal TNI. “Pesawat tentunya memiliki kelebihan di manuver, fleksibilitas, jangkauan yang luas, dan kemampuan deteksinya juga lebih cepat,”tegas Untung di Jakarta,kemarin. Dua unit MPA yang akan menambah kekuatan TNI AL yaitu pesawat CN-235 yang rencana sudah mulai diterima TNI AL pada 2013.
Selain radar deteksi, pesawat ini juga akan dilengkapi dengan kemampuan untuk melakukan penindakan. Adapun untuk helikopter Sea Sprite sejumlah satu skuadron itu,memiliki kemampuan penindakan yang lebih ampuh. Enam dari 11 helikopter dilengkapi dengan senjata antikapal selam, sisanya lima unit merupakan antikapal permukaan. “Rencananya pada 2012 pengadaannya,”ujarnya. Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, pengadaan CN-235 untuk MPA TNI AL masuk dalam prioritas alutsista TNI.
Rencananya, biaya pengadaan menggunakan alokasi dari pinjaman luar negeri sebesar USD60 juta,namun pemesanan di PT Dirgantara Indonesia. Sjafrie yang juga wakil menteri pertahanan itu menuturkan, dalam strategi pertahanan Indonesia, saat ini memang sedang dikembangkan penguatan di kawasan Indonesia bagian timur.
Sumber: SINDO
1 Desember 2011, Jakarta (SINDO): Kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI Angkatan Laut akan bertambah menyusul proses pengadaan 11 unit helikopter antikapal selam,antikapal permukaan, serta dua pesawat patroli laut.
Tambahan alutsista itu akan mengisi kelemahan-kelemahan yang dimiliki kapal TNI AL. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan, keberadaan pesawat sayap tetap maupun sayap putar (helikopter) penting bagi TNI AL, karena mereka merupakan kepanjangan “mata” dan “telinga” dari kapal TNI AL (KRI).Wilayah laut Indonesia yang luas,menurut dia, tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh KRI mengingat kekuatannya yang terbatas.
Kapal selam saat diburu oleh Sea Sprite. Helikopter antikapal selam SH-2 Sea Sprite selain dioperasikan RNZN, Equador akan mengakuisisi 2 SH-2G Sea Sprite hasil peremajaan senilai 60 juta dolar. USN telah mempensiunkan armada SH-2 sejak 2001. (Foto: RNZN)
Karena itu,keberadaan tambahan dua unit Maritime Patrol Aircraft (MPA) dan 11 helikopter antikapal selam Sea Sprite itu sangat penting untuk mengisi kekosongan yang tidak terkover kapal-kapal TNI. “Pesawat tentunya memiliki kelebihan di manuver, fleksibilitas, jangkauan yang luas, dan kemampuan deteksinya juga lebih cepat,”tegas Untung di Jakarta,kemarin. Dua unit MPA yang akan menambah kekuatan TNI AL yaitu pesawat CN-235 yang rencana sudah mulai diterima TNI AL pada 2013.
Selain radar deteksi, pesawat ini juga akan dilengkapi dengan kemampuan untuk melakukan penindakan. Adapun untuk helikopter Sea Sprite sejumlah satu skuadron itu,memiliki kemampuan penindakan yang lebih ampuh. Enam dari 11 helikopter dilengkapi dengan senjata antikapal selam, sisanya lima unit merupakan antikapal permukaan. “Rencananya pada 2012 pengadaannya,”ujarnya. Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, pengadaan CN-235 untuk MPA TNI AL masuk dalam prioritas alutsista TNI.
Rencananya, biaya pengadaan menggunakan alokasi dari pinjaman luar negeri sebesar USD60 juta,namun pemesanan di PT Dirgantara Indonesia. Sjafrie yang juga wakil menteri pertahanan itu menuturkan, dalam strategi pertahanan Indonesia, saat ini memang sedang dikembangkan penguatan di kawasan Indonesia bagian timur.
Sumber: SINDO
Tuesday, November 29, 2011
1 Kompi Yonif 712 Berangkat ke Pulau Terluar
29 November 2011, Bitung (Tribun Manado): Hari ini 1 kompi (100 orang) satgas pengamanan (satgaspam) pulau terluar di Provinsi Sulut dari Yonif 712 Wirabuana Manado akan diberangkatkan ke sejumlah pulau-pulau terluar di antaranya Miangas, dan Marore.
Komandan Yonif 712 Wirabuana Letkol Sri Widodo mengatakan mereka akan diberangkatkan dalam upacara pemberangkatan. "Hari ini akan dilaksanakan upacara pemberangkatan di lapangan Pangkalan TNI Angkatan Laut VIII Aertembaga Bitung," kata Widodo kepada Tribun Manado di sela-sela gladi bersih upacara.
Dijelaskannya, pemberangkatan Satgaspam ke pulau terluar sudah menjadi agenda setiap enam bulan. "Setiap enam bulan sekali dikirim pasukan ke sana dan ditarik pasukan yang ada disana, dan di tahun 2011 ini kami sudah siap mengirimkan pasukan," ujarnya.
Dalam upacara hari ini direncanakan yang akan menjadi inspektur upacara ialah Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI M Nizam. "Rencananya pangdam yang akan jadi Irup," tambahnya. Sebelumnya Pandam VII Wirabuana menyempatkan diri bertemu dengan Walikota Bitung Hanny Sodakh, wakil wali kota dan sekdakot di rumah dinas wali kota.
Pangdam datang bersama Danrem 131 Santiago Kolonel Inf. AAB Maliogha, Danrindam VII Wirabuana Kolonel Inf Nurcahyo, Dandim 1310 Bitung Letkol Inf Hardo P. Sitohang, dan Dandodik secata B Letkol Inf Tiur Siahaan. "Bitung merupakan daerah yang penting di kawasan bibir pacific, letaknya strategis dan memiliki potensi yang sangat luar biasa sehingga perlu didukung oleh seluruh komponen yang ada termasuk TNI," kata Nazim.
Sehingga tercipta stabilitas keamanan yang memadai dan menumbuhkan investasi dengan baik sesuai dengan harapan. Terpisah Walikota Bitung Hanny Sondakh menyabut dengan harapan agar kemitraan antara pemerintah kota Bitung dan TNI tetap berjalan secara berkesinambungan untuk mewujudkan kedamaian dan ketentraman masyarakat. "Terima kepada TNI yang terus membantu pemerintah dalam berbagai aspek termasuk pembangunan, seperti pembangnan jalan lingkar lembeh yang melibatkan TNI dan masyarakat membaur membuka akses jalan di daerah kepulauan ini," kata Sondakh.
Sumber: Tribun Manado
Ukraina Tawarkan Tank Tempur ke TNI
T-64B (BM Bulat). (Foto: Morozov)
29 November 2011, Jakarta (Tempo): Perusahaan militer Ukraina, Ukrspecexport, menawarkan penjualan `main battle tank` kepada pemerintah Indonesia. Penawaran ini menyusul rencana pemerintah membeli tank-tank tempur utama ini dari Eropa.
Kepala Divisi Penjualan Asia Tenggara Ukrspecexport, Iurii Volovych, menyebutkan jika disetujui mereka siap melakukan transfer teknologi dengan pemerintah Indonesia. "Kami siap bekerjasama dengan BUMN manapun yang ditunjuk pemerintah," ujarnya saat ditemui Tempo di Hotel Aryaduta, Senin, 28 November 2011.
Tank Bulat yang ditawarkan ini merupakan Tank buatan Ukraina yang selama ini memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sedang untuk penjualan luar negeri Tank ini baru ditawarkan pada pemerintah Indonesia. "Kami melihat tank ini sangat cocok untuk kawasan Indonesia yang tropis," ujarnya.
Tank Bulat pertama kali diproduksi tahun 2004. Merupakan pengembangan dari main battle tank varian yang sama. Tank ini memiliki berat 45 ton dengan sistem senjata yang terintegrasi dan dilengkapi " gun-fire control syestem."
Untuk harga, Iurii menyebut untuk tank Bulat yang ditawarkan tidak lebih mahal dibanding Main Battle Tank sejenis. Harga per unit barunya tidak lebih dari US$ 2,5 juta. Sejauh ini, perusahaannya bisa memproduksi banyak tank, tergantung pesanan dari konsumen.
Sedangkan untuk kerjasama dengan Indonesia, perusahaannya siap melakukan kerjasama penjualan dengan sistem alih teknologi. "Penggunaan konten lokal juga dimungkinkan sesuai kemampaun perusahaan pemesan," ujarnya.
Saat ini Kementerian Pertahanan masih merampungkan rencana pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas dari beberapa negara Eropa. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyebutkan rencana pembelian masih dinegosiasikan oleh Angkatan Darat. "Kami sejauh ini belum tahu persis rinciannya karena kan urusannya juga banyak," ujar Purnomo Jumat pekan lalu.
Menurut Purnomo, tim dari AD masih merumuskan harga, jumlah, dan jenis alutsista yang akan dibeli, apakah baru atau bekas pakai. Termasuk menentukan spesifikasi alutsista yang akan dibeli. "Yang baru diputuskan itu membeli main battle tank dan itu tank berat," lanjut Purnomo. Namun, sejauh ini, pemerintah merencanakan pembelian tank Leopard bekas buatan Jerman.
Sumber: Tempo
29 November 2011, Jakarta (Tempo): Perusahaan militer Ukraina, Ukrspecexport, menawarkan penjualan `main battle tank` kepada pemerintah Indonesia. Penawaran ini menyusul rencana pemerintah membeli tank-tank tempur utama ini dari Eropa.
Kepala Divisi Penjualan Asia Tenggara Ukrspecexport, Iurii Volovych, menyebutkan jika disetujui mereka siap melakukan transfer teknologi dengan pemerintah Indonesia. "Kami siap bekerjasama dengan BUMN manapun yang ditunjuk pemerintah," ujarnya saat ditemui Tempo di Hotel Aryaduta, Senin, 28 November 2011.
Tank Bulat yang ditawarkan ini merupakan Tank buatan Ukraina yang selama ini memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sedang untuk penjualan luar negeri Tank ini baru ditawarkan pada pemerintah Indonesia. "Kami melihat tank ini sangat cocok untuk kawasan Indonesia yang tropis," ujarnya.
Tank Bulat pertama kali diproduksi tahun 2004. Merupakan pengembangan dari main battle tank varian yang sama. Tank ini memiliki berat 45 ton dengan sistem senjata yang terintegrasi dan dilengkapi " gun-fire control syestem."
Untuk harga, Iurii menyebut untuk tank Bulat yang ditawarkan tidak lebih mahal dibanding Main Battle Tank sejenis. Harga per unit barunya tidak lebih dari US$ 2,5 juta. Sejauh ini, perusahaannya bisa memproduksi banyak tank, tergantung pesanan dari konsumen.
Sedangkan untuk kerjasama dengan Indonesia, perusahaannya siap melakukan kerjasama penjualan dengan sistem alih teknologi. "Penggunaan konten lokal juga dimungkinkan sesuai kemampaun perusahaan pemesan," ujarnya.
Saat ini Kementerian Pertahanan masih merampungkan rencana pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas dari beberapa negara Eropa. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyebutkan rencana pembelian masih dinegosiasikan oleh Angkatan Darat. "Kami sejauh ini belum tahu persis rinciannya karena kan urusannya juga banyak," ujar Purnomo Jumat pekan lalu.
Menurut Purnomo, tim dari AD masih merumuskan harga, jumlah, dan jenis alutsista yang akan dibeli, apakah baru atau bekas pakai. Termasuk menentukan spesifikasi alutsista yang akan dibeli. "Yang baru diputuskan itu membeli main battle tank dan itu tank berat," lanjut Purnomo. Namun, sejauh ini, pemerintah merencanakan pembelian tank Leopard bekas buatan Jerman.
Sumber: Tempo
Monday, November 28, 2011
AL Iran Diperkuat Tiga Kapal Selam Buatan Dalam Negeri
28 November 2011, Tehran (Berita HanKam): Angkatan Laut Iran menerima tiga kapal selam kelas Ghadir, Sabtu (26/11) diumumkan KASAL Iran Laksamana Muda Habibollah Sayyari saat jumpa press di Tehran.
Sayyari menegaskan seluruh bagian kapal selam dirancang dan dibuat oleh para ahli Iran.
“Seluruh bagian dari kapal selam-kapal selam tersebut, termasuk badan kapal dan perangkat radarnya serta sistem pertahanan, telah dirancang dan dibangun oleh para ahli pertahanan Iran dengan dibantu oleh Kementrian Pertahanan,” ucap Sayyari.
Kapal selam kelas Ghadir rancangannya kondisi geografis dan iklim serta spesifikasi perairan Iran, menurut ahli militer.
Pada Agustus lalu, Iran meluncurkan empat kapal selam ringan kelas Ghadir, dibuat oleh Industri Maritim milik Kementerian Pertahanan, peresmian pengoperasian kapal selam oleh AL Iran dihadiri Menteri Pertahanan Brigadir Jenderan Ahmad Vahidi dan KASAL Laksamana Muda Sayyari.
Sumber: FNA
Indonesia Mulai Pilah-Pilah Alutsista dari Luar Negeri
Leopard milik AD Singapura. (Foto: Mindef)
26 November 2011, Jakarta (PelitaOnline): Kementerian Pertahanan RI memastikan tetap melakukan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista). Di antara langkah yang dilakukan Kemhan adalah mengadakan Sidang Pleno Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), yang digelar di Kantor Kemhan, Jumat (25/11).
Saat konferensi pers usai sidang, Ketua KKIP yang juga Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan saat ini pihaknya memang merencanakan pembelian. Namun, ia mengaku tak hanya akan membeli alutsista yang baru.
"Pembelian alutsista ada yang baru. Ada yang sudah dipakai, tapi bagus. Sekarang sedang dipilah-pilah," kata Purnomo.
Menurut Purnomo, salah satu alutsista yang kini dibidik pemerintah, selain tank Leopard milik Angkatan Darat Jerman juga helikopter Apache. Kendati begitu pihaknya masih mempertimbangkan kembali pembeliannya.
Alutsista yang akan dibeli, jelas dia, tidak asal-asalan. Ia harus memiliki masa pakai minimal 20 tahun setelah di-upgrade. Negara-negara yang akan dijajaki dalam pembelian alutsista ini adalah Prancis, Belanda, Jerman, Italia, dan Spanyol. Negara-negara Eropa ini belakangan tengah mengurangi anggaran militernya, sehingga mereka berencana melepas sebagian peralatan tempur yang canggih sekalipun.
Sumber: PelitaOnline
26 November 2011, Jakarta (PelitaOnline): Kementerian Pertahanan RI memastikan tetap melakukan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista). Di antara langkah yang dilakukan Kemhan adalah mengadakan Sidang Pleno Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), yang digelar di Kantor Kemhan, Jumat (25/11).
Saat konferensi pers usai sidang, Ketua KKIP yang juga Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan saat ini pihaknya memang merencanakan pembelian. Namun, ia mengaku tak hanya akan membeli alutsista yang baru.
"Pembelian alutsista ada yang baru. Ada yang sudah dipakai, tapi bagus. Sekarang sedang dipilah-pilah," kata Purnomo.
Menurut Purnomo, salah satu alutsista yang kini dibidik pemerintah, selain tank Leopard milik Angkatan Darat Jerman juga helikopter Apache. Kendati begitu pihaknya masih mempertimbangkan kembali pembeliannya.
Alutsista yang akan dibeli, jelas dia, tidak asal-asalan. Ia harus memiliki masa pakai minimal 20 tahun setelah di-upgrade. Negara-negara yang akan dijajaki dalam pembelian alutsista ini adalah Prancis, Belanda, Jerman, Italia, dan Spanyol. Negara-negara Eropa ini belakangan tengah mengurangi anggaran militernya, sehingga mereka berencana melepas sebagian peralatan tempur yang canggih sekalipun.
Sumber: PelitaOnline
KKIP Dorong Industri Pertahanan Penuhi Kebutuhan TNI
Meriam produksi PT. PINDAD. (Foto: Berita HanKam)
25 November 2011, Jakarta (Jurnas.com): Komite Kebijakan Industri Pertahanan kembali menggelar sidang pleno. Sidang pleno keempat untuk memperkuat industri pertahanan (Indhan) agar dapat memenuhi kebutuhan TNI. Agenda yang dibahas dalam sidang ini adalah penetapan kriteria industri pertahanan, kebijakan dasar pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) dan alat material khusus (almatsus), verifikasi kemampuan industri pertahanan.
Revitalisasi manajemen industri pertahanan BUMNIP, penunjukan langsung proses pengadaan kepada BUMNIP, permintaan program offset dari Kementerian Pertahanan Malaysia untuk pembelian panser Anoa 6x6 APC produk PT Pindad, informasi tentang industri pertahanan, serta progres RUU Industri Pertahanan.
“Ini semua kita amanatkan kepada Pokja untuk diselesaikan, tim asistensi yang dipimpin oleh Sekretaris KKIP Wamenhan untuk menyelesaikan tiga agenda yaitu poin 1-3,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Kementerian Pertahanan Jakarta, Jumat (25/11). Untuk revitalisasi manajemen industri pertahanan BUMNIP, dilaksanakan oleh Meneg BUMN. “Tapi kami akan mendukung agar penyehatan dan kemampuan BUMNIP terjadi lebih cepat,” tambahnya.
KKIP juga membahas percepatan pengadaan barang dan jasa alutsista, terutama dari BUMNIP. Hal ini, kata Menhan, merupakan penjabaran perpres yang mengamanatkan penunjukan langsung pengadaan alutsista.
Pengadaan alutsista ini juga diupayakan dengan program offset, agar local content bisa didapatkan sehingga menambah nilai tambah bagi industri pertahanan. “Kami persiapkan program offset, seberapa besar nilai offset atau local content yang kita lakukan agar di satu sisi industri bisa berkembang dan masuk pasar luar negeri. Tetapi di sisi lain kita menerima adanya persyaratan offset tersebut,” tutur Menhan.
Selain itu, pengadaan alutsista juga dilakukan dengan program trade off, sehingga selain membeli alutsista dari luar negeri, Indonesia bisa melakukan penjualan. Hal ini, jelas Menhan, dilakukan agar kemampuan industri pertahanan Indonesia dapat terus meningkat. “Kami maksimalkan kemampuan industri pertahanan dalam negeri dengan meningkatkan ToT (transfer of technology),” imbuhnya.
Inilah Industri Pertahanan yang Ingin Dikuasai Indonesia
Indonesia rupanya terus menaikkan targetnya dalam mengembangkan industri pertahanan di Indonesia. Hal ini terlihat pada saat pertemuan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang digelar di Kantor Kementerian Pertahanan, Jumat (25/11).
Dalam hasil pertemuan itu, setidaknya terdapat lima kemampuan yang ingin dikuasai Indonesia. Pertama, industri kendaraan tempur (Ranpur/ armor vehicle) dan kendaraan taktis (Rantis/ tactical vehicle).
"Kedua, industri kapal perang atas air (combat vessel) dan bawah air (submarine) serta kapal-kapal pendukungnya (support vessel)," kata Ketua KKIP yang juga Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
Ketiga, industri pesawat militer angkut ringan dan sedang (light dan medium military air transport, fix wing and rotary wing) serta pesawat tempur (fighter). Keempat, industri senjata ringan dan berat untuk perorangan dan kelompok/ satuan (pistol, assault riffle, caraben, SMR, SMB, mortir, AGL, RPG) sampai dengan meriam dan munisinya (MKK dan MKB), roket/MLRS, torpedo, serta peluru kendali.
Sedangkan kelima adalah industri peralatan netword centric operation system, mulai alat komunikasi radio, sistem kendali/ kontrol, komputasi, dan komando untuk penembakan senjata, radar dan thermal optic untuk pencari/deteksi dan penjajak sasaran walau dengan kemampuan industri yang relatif masih terbatas.
KKIP sendiri dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2010 dalam rangka memantapkan fondasi industri pertahanan nasional dalam rangka revitalisasi industri pertahanan. Tugas komite ini antara lain merumuskan kebijakan yang terdiri dari penelitian, pengembangan, dan peningkatan sumber daya manusia, mengkoordinasikan kerjasama luar negeri, dan memantau serta mengevaluasi kebijakan industri pertahanan.
Sumber: Jurnas/PelitaOnline
25 November 2011, Jakarta (Jurnas.com): Komite Kebijakan Industri Pertahanan kembali menggelar sidang pleno. Sidang pleno keempat untuk memperkuat industri pertahanan (Indhan) agar dapat memenuhi kebutuhan TNI. Agenda yang dibahas dalam sidang ini adalah penetapan kriteria industri pertahanan, kebijakan dasar pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) dan alat material khusus (almatsus), verifikasi kemampuan industri pertahanan.
Revitalisasi manajemen industri pertahanan BUMNIP, penunjukan langsung proses pengadaan kepada BUMNIP, permintaan program offset dari Kementerian Pertahanan Malaysia untuk pembelian panser Anoa 6x6 APC produk PT Pindad, informasi tentang industri pertahanan, serta progres RUU Industri Pertahanan.
“Ini semua kita amanatkan kepada Pokja untuk diselesaikan, tim asistensi yang dipimpin oleh Sekretaris KKIP Wamenhan untuk menyelesaikan tiga agenda yaitu poin 1-3,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Kementerian Pertahanan Jakarta, Jumat (25/11). Untuk revitalisasi manajemen industri pertahanan BUMNIP, dilaksanakan oleh Meneg BUMN. “Tapi kami akan mendukung agar penyehatan dan kemampuan BUMNIP terjadi lebih cepat,” tambahnya.
KKIP juga membahas percepatan pengadaan barang dan jasa alutsista, terutama dari BUMNIP. Hal ini, kata Menhan, merupakan penjabaran perpres yang mengamanatkan penunjukan langsung pengadaan alutsista.
Pengadaan alutsista ini juga diupayakan dengan program offset, agar local content bisa didapatkan sehingga menambah nilai tambah bagi industri pertahanan. “Kami persiapkan program offset, seberapa besar nilai offset atau local content yang kita lakukan agar di satu sisi industri bisa berkembang dan masuk pasar luar negeri. Tetapi di sisi lain kita menerima adanya persyaratan offset tersebut,” tutur Menhan.
Selain itu, pengadaan alutsista juga dilakukan dengan program trade off, sehingga selain membeli alutsista dari luar negeri, Indonesia bisa melakukan penjualan. Hal ini, jelas Menhan, dilakukan agar kemampuan industri pertahanan Indonesia dapat terus meningkat. “Kami maksimalkan kemampuan industri pertahanan dalam negeri dengan meningkatkan ToT (transfer of technology),” imbuhnya.
Inilah Industri Pertahanan yang Ingin Dikuasai Indonesia
Indonesia rupanya terus menaikkan targetnya dalam mengembangkan industri pertahanan di Indonesia. Hal ini terlihat pada saat pertemuan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang digelar di Kantor Kementerian Pertahanan, Jumat (25/11).
Dalam hasil pertemuan itu, setidaknya terdapat lima kemampuan yang ingin dikuasai Indonesia. Pertama, industri kendaraan tempur (Ranpur/ armor vehicle) dan kendaraan taktis (Rantis/ tactical vehicle).
"Kedua, industri kapal perang atas air (combat vessel) dan bawah air (submarine) serta kapal-kapal pendukungnya (support vessel)," kata Ketua KKIP yang juga Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
Ketiga, industri pesawat militer angkut ringan dan sedang (light dan medium military air transport, fix wing and rotary wing) serta pesawat tempur (fighter). Keempat, industri senjata ringan dan berat untuk perorangan dan kelompok/ satuan (pistol, assault riffle, caraben, SMR, SMB, mortir, AGL, RPG) sampai dengan meriam dan munisinya (MKK dan MKB), roket/MLRS, torpedo, serta peluru kendali.
Sedangkan kelima adalah industri peralatan netword centric operation system, mulai alat komunikasi radio, sistem kendali/ kontrol, komputasi, dan komando untuk penembakan senjata, radar dan thermal optic untuk pencari/deteksi dan penjajak sasaran walau dengan kemampuan industri yang relatif masih terbatas.
KKIP sendiri dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2010 dalam rangka memantapkan fondasi industri pertahanan nasional dalam rangka revitalisasi industri pertahanan. Tugas komite ini antara lain merumuskan kebijakan yang terdiri dari penelitian, pengembangan, dan peningkatan sumber daya manusia, mengkoordinasikan kerjasama luar negeri, dan memantau serta mengevaluasi kebijakan industri pertahanan.
Sumber: Jurnas/PelitaOnline