Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Friday, July 22, 2011
60 Prajurit Marinir Jadi Awak Tank Amfibi BMP-3F
22 Juli 2011, Surabaya (ANTARA News): Delegasi Angkatan Bersenjata Rusia Letnan Jenderal Alexander Ilin melantik 60 prajurit Korps Marinir menjadi pengawak pertama Tank Amfibi BMP-3F Korps Marinir setelah mereka mengikuti pelatihan selama empat bulan.
Pelantikan itu dilakukan di sela-sela penutupan Kepelatihan Dalam Negeri Tank Amfibi BMP-3F Korps Marinir yang dilakukan Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington di lapangan apel Karangpilang Surabaya, Jumat.
Kegiatan Kepelatihan Dalam Negeri Tank Amfibi BMP-3F Korps Marinir itu diikuti 60 personel yang terdiri dari 24 personel Resimen Kavaleri-1 Mar, 30 personel Resimen Kavaleri-2 Mar, dua personel Denhar Lanmar Surabaya, dan empat personel dari Pusdikkav Kodikmar.
Dalam sambutannya, Komandan Pasmar-1 mengatakan kesiapan alutsista Korps Marinir harus didukung dengan kesiapan prajurit dalam mengawaki alutsista tersebut.
"Kesiapan itu telah ditunjukkan jajaran Korps Marinir yakni dengan mengadakan program Kepelatihan Dalam Negeri Tank BMP-3F Korps Marinir," katanya.
Menurut dia, pelatihan itu bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, pendalaman serta penguasaan tentang teknis pengoperasian dan karakteristik seluruh komponen material Tank Amphibi BMP-3F.
"Melalui kepelatihan itu, awak kendaraan tempur BMP-3F diharapkan dapat lebih menguasai tentang kemampuan dan keunggulan kendaraan tersebut yaitu kemampuan daya tembak, keunggulan sistem kendali senjata (SKS), kemampuan daya amphibi, serta kemampuan daya kejut yang tinggi," katanya.
Dengan demikian, keluaran/output dari pelatihan awak Ranpur itu akan menjadi kebanggaan kesatuan Korps Marinir serta menjadi kader bagi penerus selanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Delegasi Angkatan Bersenjata Rusia Letnan Jenderal Alexander Ilin juga menyerahkan sertifikat sebagai pengawak pertama Tank BMP-3F Korps Marinir.
Acara penutupan itu dihadiri Kepala Staf Pasmar-1 Kolonel Marinir F. Saud Tambatua, Danlanmar Surabaya Kolonel Marinir Yuliandar TD, Dankolatmar Kolonel Marinir Widodo DP, dan Danpusdikkav Kolonel Marinir Lasmono.
Sumber: ANTARA News
Dua Kapal Perang RI Tolak Menuju Thailand
22 Juli 2011, Surabaya (Dispenarmatim): Dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yaitu KRI Diponegoro-365 dan KRI Tongkol-813 bertolak menuju Thailand dari dermaga Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan (Fasharkan) Mentigi Pulau Bintan Kepri Jum’at (21/07). KRI Diponegoro yang dikomandani Letkol Laut (P) Antonius Widyoutomo dan KRI Tongkol di Komandani Mayor Laut (P) Bimo Adji akan melaksanakan Latihan Bersama(Latma) dengan Angkatan Laut (AL) Negeri Gajah Putih Royal Thailand Navy (RTN).
Kedua kapal perang yang berada di jajaran Koarmatim itu melaksanakan perjalanan Lintas Laut (Linla) dari Tanjung Uban menuju Pangkalan Angkatan Laut RTN yang berada di Sattahip Naval Base Thailand dengan memakan waktu selama kurang lebih dua hari. Seluruh prajurit KRI telah menyiapkan fisik dan mental, kemampuan dan profesionalisme sesuai tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing dengan berlatih secara rutin sebelum berangkat menuju daerah latihan yang sesungguhnya.
Dua KRI tersebut juga membawa misi diplomasi memeperkenalkan beberapa seni dan kebudayaan asli dari Tanah Air yang akan ditampilkan dihadapan para pejabat dari Kedutaan Besar (Dubes) RI di Thailand dan pejabat RTN. Sebagai wujud dari peningkatan kerja sama bilateral kedua negara yang merupakan bagian dari wilayah regional Asia Tenggara, maka TNI AL dan RTN merasa perlu untuk melaksanakan peningkatan kerja sama di bidang latihan guna meningkatkan profesionalisme kedua Angkatan Laut yang diwujudkan dalam bentuk latihan bersama Sea Garuda 16AB - 11.
Latihan bersama ini merupakan upaya untuk menyamakan persepsi dan tindakan dalam hal penanganan dan tindakan dalam menghadapi kemungkinan ancaman yang mungkin terjadi di wilayah perairan laut negara masing-masing pada umumnya dan di Laut China Selatan pada khususnya. Latihan itu juga untuk mempererat kerja sama antara TNI AL dan RTN serta meningkatkan ketrampilan profesionalisme maupun kerja sama pada tingkat unsur dalam operasi laut bersama. Selain itu kegiatan tersebut untuk memelihara dan meningkatkan hubungan baik antara kedua negara dalam rangka menjaga stabilitas keamanan regional.
Sumber: Dispenarmatim
TNI Dapat Dana Tambahan Pembelian Alutsista
22 Juli 2011, Magelang (ANTARA News): Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan mendapatkan tambahan dana melalui anggaran perubahan 2011 sebesar Rp2,4 triliun, sekitar Rp1,3 triliun di antaranya digunakan untuk pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono di Magelang, Jumat, mengatakan dana sekitar Rp1,3 triliun tersebut akan digunakan untuk pembelian alutsista buatan dalam negeri seperti dari PT Pindad, PT Koja Bahari, dan PT Pal.
Ia mengatakan hal tersebut usai upacara Prasetya Perwira Prajurit Karier TNI Tahun Anggaran 2011 di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer Magelang.
"Informasi terakhir yang kami dengar, akan dapat tambahan untuk tahun 2011 sebanyak Rp11 triliun, namun karena keuangan negara belum memungkinkan, kelihatannya hanya akan turun Rp2,4 triliun," ujarnya.
Jumlah perwira yang dilantik pada kesempatan tersebut sebanyak 210 orang, terdiri atas Angkatan Darat 110, Angkatan Laut 43, dan Angkatan Udara 55 orang. Dari jumlah tersebut, 39 di antaranya merupakan perwira perempuan.
Panglima mengatakan, perwira yang baru saja dilantik merupakan prajurit karier lulusan sarjana dan D3. Prajurit karier untuk mengisi jabatan khusus, seperti bidang hukum, dokter dan lainnya.
Ia mengatakan, mulai tahun 2011 lulusan Akmil, AAU dan AAL diberi gelar kesarjanaan yakni sarjana Sains Terapan Pertahanan. Para lulusan setara dengan D4 atau S1.
"Hal ini sudah dirancang sejak awal dan nantinya mereka bisa menempun S2 di universitas pertahanan, dengan demikian kesinambungan ilmu pertahanan akan terus berlangsung dan TNI memiliki ahli-ahli bidang pertahanan," katanya, menjelaskan.
Pemberian gelar sarjana memang baru diterapkan tahun 2011, katanya, setelah TNI bekerja sama dengan Kementrian Pendidikan khususnya Dirjen Perguruan Tinggi. Setelah di teliti, ternyata lulusan Akmil, AAU, dan AAL, bisa menjadi sarjana sains terapan karena secara keilmuan, mereka memiliki syarat untuk meraih gelar. Gelar kepangkatan mereka tetap mendapatkan letnan dua.
Sumber: ANTARA News
Korsel Klaim Pemenang Tender 3 Kapal Selam TNI AL
ROKS Chang Bogo (SSK 61). (Foto: U. S. Navy/Photographer's Mate 1st Class David A. Levy)
22 Juli 2011, Seoul (Berita HanKam): Indonesia akan memilih Korea sebagai pemenang tender pembelian kapal selam senilai 1,08 milyar dolar, menurut sumber industri pertahanan Korsel, Kamis (21/7).
“Perancis praktis telah tersingkir dari proses tender,” ungkap seorang pejabat Daewoo Shipbuilding and Marine (DSME). Ia menambahkan jika kesepakatan tercapai, DSME akan menjual tiga kapal selam 1400 ton.
Ia mengatakan dua pesaing, Jerman dan Rusia telah menarik diri dari proses tender pada Maret lalu. Indonesia hanya mengundang Korsel dan Perancis untuk mempresentasikan produknya pada April, Jerman dan Rusia otomatis terdiskualifikasi.
Juru bicara Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Son Hyeong-yeong , menegaskan Korea telah menawarkan ekspor tiga kapal selam ke Indonesia.
“Jika Korea memenangkan tender, dua kapal selam akan dibangun di Korea, sedangkan sisanya satu kapal selam akan dirakit di Indonesia dengan komponen kunci dibuat di Korea,” ungkap Son.
Son mengatakan Korea belum menerima surat resmi terkait hasil tender dari Indonesia.
Sumber: Korea Times
22 Juli 2011, Seoul (Berita HanKam): Indonesia akan memilih Korea sebagai pemenang tender pembelian kapal selam senilai 1,08 milyar dolar, menurut sumber industri pertahanan Korsel, Kamis (21/7).
“Perancis praktis telah tersingkir dari proses tender,” ungkap seorang pejabat Daewoo Shipbuilding and Marine (DSME). Ia menambahkan jika kesepakatan tercapai, DSME akan menjual tiga kapal selam 1400 ton.
Ia mengatakan dua pesaing, Jerman dan Rusia telah menarik diri dari proses tender pada Maret lalu. Indonesia hanya mengundang Korsel dan Perancis untuk mempresentasikan produknya pada April, Jerman dan Rusia otomatis terdiskualifikasi.
Juru bicara Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Son Hyeong-yeong , menegaskan Korea telah menawarkan ekspor tiga kapal selam ke Indonesia.
“Jika Korea memenangkan tender, dua kapal selam akan dibangun di Korea, sedangkan sisanya satu kapal selam akan dirakit di Indonesia dengan komponen kunci dibuat di Korea,” ungkap Son.
Son mengatakan Korea belum menerima surat resmi terkait hasil tender dari Indonesia.
Sumber: Korea Times
Thursday, July 21, 2011
Kemhan Kembangkan Pulau Nipah
Gedung Posal dari udara di Pulau Nipah. (Foto: Puspenerbal)
21 Juli 2011, Batam (Jurnas.com): Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengunjungi Pulau Nipah, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis (21/7). Kunjungan observasi untuk mengetahui sejauh mana infrastruktur yang telah dikembangkan di Pulau Nipah.
Pengembangan Pulau Nipah merupakan bagian dari kebijakan pemerintah khususnya kebijakan defence supporting economy (pertahanan mendukung ekonomi). Kebijakan pemerintah, pembangunan Pulau Nipah menjadi model pulau-pulau terluar lainnya yang memiliki potensi tidak hanya kepentingan kedaulatan pertahanan dan keamanan negara tetapi juga untuk menunjukan kedaulatan ekonomi nasional.
Pengembangan Pulau Nipah merupakan soliditas antara pertahanan dan ekonomi. ”Selain sebagai ujung tombak pulau-pulau terluar, Pulau Nipah juga sebagai ujung tombak pengembangan ekonomi secara keseluruhan" kata Wamenhan.
Pemerintah melalui Kemhan menargetkan dalam dua tahun ke depan Pulau Nipah sudah menjadi kawasan yang melambangkan defence supporting economic.
Kemhan berkepentingan untuk segera memformulasikan rujukan dalam model bagaimana pulau-pulau terluar ini diolah untuk mendukung pertahanan. ”Pada 2014 Pulau Nipah sudah hijau, sudah terbangun infrastruktur pertahanan dan ekonomi,” katanya.
Kunjungan ini diharapkan dapat mendukung tahapan pembangunan yang berhubungan dengan sinkronisasi, keperluan legalitas maupun akselerasinya. Peran pemerintah daerah juga dibutuhkan karena sebagai bagian dari penanggung jawab kewilayahan pemerintahan.
Prajurit Penjaga Perbatasan Perlu Penghargaan
Para prajurit penjaga perbatasan dan pulau terluar Indonesia harus diberikan penghargaan. Penghargaan ini bertujuan agar mereka memiliki kebanggaan terhadap Indonesia. saat memberikan arahan kepada prajurit Satgas Pengamanan Pulau Nipa, Kamis (21/7) Wakil Menteri Pertahanan menyampaikan rasa bangganya kepada para prajurit yang tetap memiliki moril tinggi.
Keberadaraan para prajurit di pulau terluar mempunyai dua makna, pertama sebagai penjaga teritorial terdepan dalam rangka kedaulatan negara di bidang pertahanan negara, dan kedua adalah bagian yang tak terpisahkan dalam rangka mendukung kebijakan ekonomi secara nasional.
Dikatakan Wamenhan, pemerintah melalui Kemhan telah dan terus berupaya memberikan tunjungan bagi prajurit yang melaksanakan tugas pengamanan perbatasan dan pulau terluar. Untuk itu prajurit Pulau Nipa diberikan tunjangan paling tinggi yaitu 150 % dari gaji pokok. Hal ini dikarenakan Pulau Nipa merupakan pulau yang tidak ada penduduknya.
Wamenhan menjelaskan, Pemerintah membedakan hal-hal yang demikian dengan harapan agar moril dan semangat prajurit tetap tinggi dan pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada para prajurit dapat maksimal.
Sumber: Jurnas
21 Juli 2011, Batam (Jurnas.com): Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengunjungi Pulau Nipah, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis (21/7). Kunjungan observasi untuk mengetahui sejauh mana infrastruktur yang telah dikembangkan di Pulau Nipah.
Pengembangan Pulau Nipah merupakan bagian dari kebijakan pemerintah khususnya kebijakan defence supporting economy (pertahanan mendukung ekonomi). Kebijakan pemerintah, pembangunan Pulau Nipah menjadi model pulau-pulau terluar lainnya yang memiliki potensi tidak hanya kepentingan kedaulatan pertahanan dan keamanan negara tetapi juga untuk menunjukan kedaulatan ekonomi nasional.
Pengembangan Pulau Nipah merupakan soliditas antara pertahanan dan ekonomi. ”Selain sebagai ujung tombak pulau-pulau terluar, Pulau Nipah juga sebagai ujung tombak pengembangan ekonomi secara keseluruhan" kata Wamenhan.
Pemerintah melalui Kemhan menargetkan dalam dua tahun ke depan Pulau Nipah sudah menjadi kawasan yang melambangkan defence supporting economic.
Kemhan berkepentingan untuk segera memformulasikan rujukan dalam model bagaimana pulau-pulau terluar ini diolah untuk mendukung pertahanan. ”Pada 2014 Pulau Nipah sudah hijau, sudah terbangun infrastruktur pertahanan dan ekonomi,” katanya.
Kunjungan ini diharapkan dapat mendukung tahapan pembangunan yang berhubungan dengan sinkronisasi, keperluan legalitas maupun akselerasinya. Peran pemerintah daerah juga dibutuhkan karena sebagai bagian dari penanggung jawab kewilayahan pemerintahan.
Prajurit Penjaga Perbatasan Perlu Penghargaan
Para prajurit penjaga perbatasan dan pulau terluar Indonesia harus diberikan penghargaan. Penghargaan ini bertujuan agar mereka memiliki kebanggaan terhadap Indonesia. saat memberikan arahan kepada prajurit Satgas Pengamanan Pulau Nipa, Kamis (21/7) Wakil Menteri Pertahanan menyampaikan rasa bangganya kepada para prajurit yang tetap memiliki moril tinggi.
Keberadaraan para prajurit di pulau terluar mempunyai dua makna, pertama sebagai penjaga teritorial terdepan dalam rangka kedaulatan negara di bidang pertahanan negara, dan kedua adalah bagian yang tak terpisahkan dalam rangka mendukung kebijakan ekonomi secara nasional.
Dikatakan Wamenhan, pemerintah melalui Kemhan telah dan terus berupaya memberikan tunjungan bagi prajurit yang melaksanakan tugas pengamanan perbatasan dan pulau terluar. Untuk itu prajurit Pulau Nipa diberikan tunjangan paling tinggi yaitu 150 % dari gaji pokok. Hal ini dikarenakan Pulau Nipa merupakan pulau yang tidak ada penduduknya.
Wamenhan menjelaskan, Pemerintah membedakan hal-hal yang demikian dengan harapan agar moril dan semangat prajurit tetap tinggi dan pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada para prajurit dapat maksimal.
Sumber: Jurnas
Kemenhan Dorong Industri Kapal Dalam Negeri
Kapal perang jenis Landing Ship Tank (LST) rancangan PT Kodja. (Foto: Berita HanKam)
21 Juli 2011, Batam (ANTARA News): Kementerian Pertahanan akan mendorong peningkatan produksi kapal perang dalam negeri sesuai dengan kebijakan pemerintah dan kebutuhan TNI AL sebagai penggunanya.
"Kapal perang produksi dalam negeri besar manfaatnya, kami akan terus mendorong produksi dalam negeri sesuai dengan anggaran yang tersedia," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Batam, Kamis.
Menurut dia, di Indonesia ada tiga daerah yang menjadi pusat pembuatan kapal perang TNI AL, yaitu Batam, Surabaya, dan Jakarta.
"Saat ini TNI AL masih membutuhkan tambahan kapal perang untuk memperkuat pertahanan laut Indonesia," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan Kapal RI Clurit 40 meter, buatan putera-puteri Indonesia yang akan digunakan untuk mengamankan perairan Indonesia bagian barat, di Batam, 25 April 2011.
Menteri mengatakan KRI Clurit jenis kapal rudal cepat merupakan kebanggaan karena dirancang dan dibangun anak bangsa yang bekerja di PT Palindo Marine, Batam.
Peluncuran KRI Clurit-40, kata dia, merupakan jawaban atas rasa tanggung jawab menjaga laut NKRI yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang tinggi.
Apalagi, kata dia, selain memiliki kandungan SDA yang tinggi banyak alur perairan NKRI menjadi alur perdagangan internasional.
"Ini sebagai mile stone menuju kemandirian industri pertahanan," kata Menteri.
Ia mengatakan produksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) tidak akan berhenti pada KRC. Pemerintah akan terus melengkapi persenjataan TNI dengan beberapa kapal lain. Selanjutnya, akan dibuat kapal perusak dan kapal selam.
TNI AL, kata Menteri, membutuhkan kapal yang kuat hingga mampu hadir dan mengamankan perairan di laut jauh.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan TNI AL memesan dua KCR-40, dan berencana memesan 20 lagi kapal dengan jenis yang berbeda.
KCR-40 akan beroperasi di Indonesia bagian barat, disesuaikan dengan kondisi geografis yang dikelilingi pulau-pulau dan selat.
Sumber: ANTARA News
21 Juli 2011, Batam (ANTARA News): Kementerian Pertahanan akan mendorong peningkatan produksi kapal perang dalam negeri sesuai dengan kebijakan pemerintah dan kebutuhan TNI AL sebagai penggunanya.
"Kapal perang produksi dalam negeri besar manfaatnya, kami akan terus mendorong produksi dalam negeri sesuai dengan anggaran yang tersedia," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Batam, Kamis.
Menurut dia, di Indonesia ada tiga daerah yang menjadi pusat pembuatan kapal perang TNI AL, yaitu Batam, Surabaya, dan Jakarta.
"Saat ini TNI AL masih membutuhkan tambahan kapal perang untuk memperkuat pertahanan laut Indonesia," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan Kapal RI Clurit 40 meter, buatan putera-puteri Indonesia yang akan digunakan untuk mengamankan perairan Indonesia bagian barat, di Batam, 25 April 2011.
Menteri mengatakan KRI Clurit jenis kapal rudal cepat merupakan kebanggaan karena dirancang dan dibangun anak bangsa yang bekerja di PT Palindo Marine, Batam.
Peluncuran KRI Clurit-40, kata dia, merupakan jawaban atas rasa tanggung jawab menjaga laut NKRI yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang tinggi.
Apalagi, kata dia, selain memiliki kandungan SDA yang tinggi banyak alur perairan NKRI menjadi alur perdagangan internasional.
"Ini sebagai mile stone menuju kemandirian industri pertahanan," kata Menteri.
Ia mengatakan produksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) tidak akan berhenti pada KRC. Pemerintah akan terus melengkapi persenjataan TNI dengan beberapa kapal lain. Selanjutnya, akan dibuat kapal perusak dan kapal selam.
TNI AL, kata Menteri, membutuhkan kapal yang kuat hingga mampu hadir dan mengamankan perairan di laut jauh.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan TNI AL memesan dua KCR-40, dan berencana memesan 20 lagi kapal dengan jenis yang berbeda.
KCR-40 akan beroperasi di Indonesia bagian barat, disesuaikan dengan kondisi geografis yang dikelilingi pulau-pulau dan selat.
Sumber: ANTARA News
Wednesday, July 20, 2011
TNI AD Intensifkan Pendataan Teritorial
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (kanan) menyalami peserta Ekspedisi Bukit Barisan 2011 saat upacara penutupan di Gedung A.H Nasution Mabesad, Jakarta, Selasa (19/7). Ekspedisi Bukit Barisan yang meliputi tujuh wilayah yaitu Gunung Leuser Aceh, Gunung Sinabung Sumut, Gunung Singgalang Sumbar, Gunung Kerinci Jambi, Gunung Seblat Bengkulu, Gunung Dempo Sumsel, dan Gunung Tanggamus Lampung selama lima bulan itu selain menemukan sejumlah spesies baru dan mendata kerusakan hutan juga berhasil menemukan dan menangkap pelaku ilegal loging di Sumut dan Sumsel. (Foto: ANTARA/Andika Wahyu/pd/11)
20 Juli 2011, Jakarta (Suara Karya): TNI Angkatan Darat (AD) intensif melakukan pendataan dan inventarisasi teritorial darat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui rangkaian Ekspedisi Bukit Barisan (BB). Ekspedisi ini, sekaligus menumbuhkan kasadaran teritorial masyarakat terhadap lngkungan dan negara.
"Pendataan ini harus terus - menerus ditingkatkan untuk absasih teritorial serta melahirkan kepedulian masyarakat kita di daerah," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo pada acara penutupan Ekspedisi Bukit Barisan (BB) 2011 di Jakarta, Selasa (19/7).
Ekspedisi melingkupi penjelajahan Gunung Leuser (Aceh), Sinabung (Sumut), Singgalang (Sumbar), Kerinci (Jambi), Seublat (Bengkulu), Dempo (Sulsel) dan Tanggamus (Lampung). Diharapkan data-data lengkap soal Bukit Barisan ini akan memperkaya ilmu pengetahuan di Indonesia.
Selain prajurit 447 prajurit Kopassus dan Kostrad, Tim Ekspedisi menyertakan para peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Diponegoro (Undip)dan Universtas Gajah Mada (UGM) serta beberapa organisasi pecinta alam dan PMI.
Menurut KSAD, pelaksanaan ekspedisi Bukit Barisan menjadi pintu masuk membangkitkan nasionalisme masyarakat yang tinggal di perbatasan maupun di desa terpencil. Budaya- budaya daerah yang sama sekali belum tergali, kata dia, bisa diinventarisir dan dikenalkan kepada masyarakat luas. "Tapi apapun yang diperoleh oleh Tim Ekspedisi Bukit Barisan, sebaiknya ditindaklanjuti oleh para stake holder untuk masa depan dan kelanjutan teritoria dan nasionlisme," kata dia.
Sumber: Suara Karya
20 Juli 2011, Jakarta (Suara Karya): TNI Angkatan Darat (AD) intensif melakukan pendataan dan inventarisasi teritorial darat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui rangkaian Ekspedisi Bukit Barisan (BB). Ekspedisi ini, sekaligus menumbuhkan kasadaran teritorial masyarakat terhadap lngkungan dan negara.
"Pendataan ini harus terus - menerus ditingkatkan untuk absasih teritorial serta melahirkan kepedulian masyarakat kita di daerah," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo pada acara penutupan Ekspedisi Bukit Barisan (BB) 2011 di Jakarta, Selasa (19/7).
Ekspedisi melingkupi penjelajahan Gunung Leuser (Aceh), Sinabung (Sumut), Singgalang (Sumbar), Kerinci (Jambi), Seublat (Bengkulu), Dempo (Sulsel) dan Tanggamus (Lampung). Diharapkan data-data lengkap soal Bukit Barisan ini akan memperkaya ilmu pengetahuan di Indonesia.
Selain prajurit 447 prajurit Kopassus dan Kostrad, Tim Ekspedisi menyertakan para peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Diponegoro (Undip)dan Universtas Gajah Mada (UGM) serta beberapa organisasi pecinta alam dan PMI.
Menurut KSAD, pelaksanaan ekspedisi Bukit Barisan menjadi pintu masuk membangkitkan nasionalisme masyarakat yang tinggal di perbatasan maupun di desa terpencil. Budaya- budaya daerah yang sama sekali belum tergali, kata dia, bisa diinventarisir dan dikenalkan kepada masyarakat luas. "Tapi apapun yang diperoleh oleh Tim Ekspedisi Bukit Barisan, sebaiknya ditindaklanjuti oleh para stake holder untuk masa depan dan kelanjutan teritoria dan nasionlisme," kata dia.
Sumber: Suara Karya
Satu Flight Pesawat Tempur TNI Angkatan Udara
Asops Kas Kohanudnas Kolonel Pnb T. Sembiring M sedang berdialog dengan para penerbang pesawat F-5 tiger. (Foto: Pentak Lanud Halim)
20 Juli 2011, Jakarta (Pentak Lanud Hlm): F-5 Tiger dari Skadron Udara 15 Lanud Iswahyudi, Madiun dengan melakukan terbang formasi yang dibawah kendali langsung oleh Komandan Skadron Udara 14 Mayor Pnb M. Arwani tepat pukul 09.40 WIB mendarat di Lanud Halim Perdankusuma, Rabu (20/7).
Kedatangan pesawat F-5 tersebut disambut oleh Asops Kas Kohanudnas Kolonel Pnb T. Sembiring M. Satu flight pesawat F-5 Tiger tersebut akan berada di Lanud Halim Perdanakusuma, dalam rangka kegiatan latihan Perkasa yang dilaksanakan oleh Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas).
Sumber: TNI AU
20 Juli 2011, Jakarta (Pentak Lanud Hlm): F-5 Tiger dari Skadron Udara 15 Lanud Iswahyudi, Madiun dengan melakukan terbang formasi yang dibawah kendali langsung oleh Komandan Skadron Udara 14 Mayor Pnb M. Arwani tepat pukul 09.40 WIB mendarat di Lanud Halim Perdankusuma, Rabu (20/7).
Kedatangan pesawat F-5 tersebut disambut oleh Asops Kas Kohanudnas Kolonel Pnb T. Sembiring M. Satu flight pesawat F-5 Tiger tersebut akan berada di Lanud Halim Perdanakusuma, dalam rangka kegiatan latihan Perkasa yang dilaksanakan oleh Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas).
Sumber: TNI AU
TNI Wajib Beli Alutsista Pada BUMN
20 Juli 2011, Jakarta (Surya): Anggota Komisi I dari FPKS Syahfan Badri Sampurno berpendapat, TNI perlu diwajibkan belanja Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merupakan industri strategis dalam negeri.
“Jangan sampai BUMN Strategis malah hidup segan mati tak mau, karena TNI lebih memilih impor dari pada memesan ke dalam negeri. Padahal dari segi kemampuan, BUMN Strategis kita tidak kalah dibandingkan impor,” ujarnya di Jakarta, Rabu (20/7/2011).
Bahkan sebenarnya, menurut Syahfan, BUMN seperti Krakatau Steel, PT PAL dan PTDI cukup sering dipesan oleh luar negeri. Ini menunjukkan kualitas produk BUMN kita cukup baik dan bisa bersaing di pasar international.
“Dengan diwajibkannya TNI memprioritaskan pengadaan alutsista sebesar-besarnya dari BUMN Strategis dalam negeri, maka terjadi simbiosis mutualisma antara TNI dan BUMN strategis,” ujarnya.
Sumber: SURYA
Militer ASEAN Gelar Latihan Tanggani Bencana Alam di Cilodong
Seorang personel Badan SAR Nasional (BASARNAS) mengarahkan sebuah helikopter dalam pelatihan penanganan bencana di Pantai Patra Tuban, Bali, Rabu(20/7). Pelatihan yang melibatkan TNI AL, TNI AU, BASARNAS Pusat, dan BASARNAS Daerah Bali, merupakan serangkaian acara International Search And Rescue Advisory Group (Insarag) Asia Pasific Regional Group Meeting 2011 yang diikuti 21 negara Asia-Pasifik. (Foto: ANTARA/AA Gde Agung/Koz/Spt/11)
20 Juli 2011, Depok (SINDO): Sebuah helikopter mendarat di tengah lapangan untuk mengangkut korban bencana alam saat simulasi penanganan bencana di markas Kostrad,Cilodong, Depok,Jawa Barat pekan kemarin.
Helikopter bernama Chinook dengan rotor tandem berbendera Singapura itu mengangkut dua korban untuk di bawa ke rumah sakit. Beberapa menit berselang, giliran heli Super Puma yang tiba di lokasi simulasi bencana. Heli milik TNI itu melayang melayang di udara sambil menurunkan seorang prajurit menggunakan seutas tali.
Di bawah,beberapa prajurit menggotong korban mendekat prajurit yang turun.Korban itu lantas diikat bersama prajurit dan ditarik ke atas. Dua model penyelamatan menggunakan helikopter tersebut menjadi salah satu standar operasional prosedur yang digunakan untuk menyelamatkan korban.
Masing-masing digunakan dalam kondisi medan yang berbeda. Dua helikopter tersebut sebelumnya juga mengangkut panglima angkatan bersenjata Indonesia dan Singapura serta sejumlah tamu delegasi dari negara anggota ASEAN.PanglimaTNI LaksamanaTNI Agus Suhartono menaiki Chinook bersama Panglima SAF (angkatan bersenjata Singapura) Letnan Jenderal Neo Kian Hong,ditemani Kapolri,dan para kepala staf angkatan.
Sedangkan Super Puma mengangkut para atase pertahanan dari negaranegara anggota ASEAN. Mereka turut menyaksikan simulasi dan kegiatan lain di komplek Kostrad dalam latihan militer dalam bidang bantuan kemanusian dan penanggulangan bencana. Latihan militer untuk kegiatan bencana alam antara TNI dan SAF merupakan yang pertama di ASEAN dan akan dikembangkan lebih luas melibatkan seluruh negara anggota.
Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari kesepakatan pada pertemuan para panglima angkatan bersenjata se-ASEAN (ACDIFM) ke-7 di Hanoi,Vietnam tahun lalu. Latihan terbagi dalam dua tahap sejak 12-14 Juli 2011, pertama berupa geladi posko di Singapura,dan geladi lapangan di Indonesia.
Di Indonesia latihan menitikberatkan pada simulasi lapangan dengan menampilkan prosedur CIQ (custom, immigration,quarantine).”(Ke depan) akan kita lakukan untuk semua negara ASEAN dan mungkin materi kegiatan akan ditambah dengan materimateri lain,”ungkap Panglima TNI Agus Suhartono.
Panglima SAF Letnan Jenderal Neo Kian Hong mengaku, gembira atas terselenggaranya kegiatan tersebut. ”Ini adalah pelatihan yang sangat signifikan untuk ASEAN,”ungkapnya. Neo menyebut,pada waktu lalu telah dilangsungkan diskusi bersama untuk melakukan kerjasama terkait masalah humanitarian assistance disaster relief / HADR ini.
Ini merupakan geladi pertama yang dilakukan bersama sipil-militer. ”Ini merupakan kemajuan langkah yang signifikan dalam kerjasama militer ASEAN,”tegas dia.
Sumber: SINDO
20 Juli 2011, Depok (SINDO): Sebuah helikopter mendarat di tengah lapangan untuk mengangkut korban bencana alam saat simulasi penanganan bencana di markas Kostrad,Cilodong, Depok,Jawa Barat pekan kemarin.
Helikopter bernama Chinook dengan rotor tandem berbendera Singapura itu mengangkut dua korban untuk di bawa ke rumah sakit. Beberapa menit berselang, giliran heli Super Puma yang tiba di lokasi simulasi bencana. Heli milik TNI itu melayang melayang di udara sambil menurunkan seorang prajurit menggunakan seutas tali.
Di bawah,beberapa prajurit menggotong korban mendekat prajurit yang turun.Korban itu lantas diikat bersama prajurit dan ditarik ke atas. Dua model penyelamatan menggunakan helikopter tersebut menjadi salah satu standar operasional prosedur yang digunakan untuk menyelamatkan korban.
Masing-masing digunakan dalam kondisi medan yang berbeda. Dua helikopter tersebut sebelumnya juga mengangkut panglima angkatan bersenjata Indonesia dan Singapura serta sejumlah tamu delegasi dari negara anggota ASEAN.PanglimaTNI LaksamanaTNI Agus Suhartono menaiki Chinook bersama Panglima SAF (angkatan bersenjata Singapura) Letnan Jenderal Neo Kian Hong,ditemani Kapolri,dan para kepala staf angkatan.
Sedangkan Super Puma mengangkut para atase pertahanan dari negaranegara anggota ASEAN. Mereka turut menyaksikan simulasi dan kegiatan lain di komplek Kostrad dalam latihan militer dalam bidang bantuan kemanusian dan penanggulangan bencana. Latihan militer untuk kegiatan bencana alam antara TNI dan SAF merupakan yang pertama di ASEAN dan akan dikembangkan lebih luas melibatkan seluruh negara anggota.
Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari kesepakatan pada pertemuan para panglima angkatan bersenjata se-ASEAN (ACDIFM) ke-7 di Hanoi,Vietnam tahun lalu. Latihan terbagi dalam dua tahap sejak 12-14 Juli 2011, pertama berupa geladi posko di Singapura,dan geladi lapangan di Indonesia.
Di Indonesia latihan menitikberatkan pada simulasi lapangan dengan menampilkan prosedur CIQ (custom, immigration,quarantine).”(Ke depan) akan kita lakukan untuk semua negara ASEAN dan mungkin materi kegiatan akan ditambah dengan materimateri lain,”ungkap Panglima TNI Agus Suhartono.
Panglima SAF Letnan Jenderal Neo Kian Hong mengaku, gembira atas terselenggaranya kegiatan tersebut. ”Ini adalah pelatihan yang sangat signifikan untuk ASEAN,”ungkapnya. Neo menyebut,pada waktu lalu telah dilangsungkan diskusi bersama untuk melakukan kerjasama terkait masalah humanitarian assistance disaster relief / HADR ini.
Ini merupakan geladi pertama yang dilakukan bersama sipil-militer. ”Ini merupakan kemajuan langkah yang signifikan dalam kerjasama militer ASEAN,”tegas dia.
Sumber: SINDO
Tuesday, July 19, 2011
Kapal Perang Turki Kunjungi Perairan Sumut
Plt Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho (kanan) memakaikan kain ulos Batak kepada Komandan Maritim Angkatan Laut Turki Laksamana Sinan Ertugrul (kiri) yang berkunjung ke Medan, Sumut, Senin (18/7). Angkatan Laut Turki tertarik melakukan hubungan kerja sama dalam penanganan bencana alam seperti banjir, gempa bumi dan lain sebagainya, untuk memperkokoh persahabatan antara rakyat Indonesia dan Turki. (Foto: ANTARA/Septianda Perdana/ss/ama/11)
Kapal perang Turki di bawah pimpinan Rear Admiral Sinan Ertugrul mengunjungi perairan Sumatera Utara dalam rangka menjalin silaturahim dan membuka peluang kerja sama militer.
Hal itu disampaikan Sinan Ertugrul ketika bertemu Pelaksana Tugas Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho di Medan, Senin.
Didampingi Danlantamal I Belawan Kolonel Laut Bambang Soesilo, Admiral Sinan mengatakan, kunjungan ke Sumut bagian dari perjalanan keliling dunia yang dilakukan Angkatan Laut (AL) Turki.
Setelah ke Indonesia, pihaknya akan kembali berlayar ke Malaysia untuk perjalanan selanjutnya.
Setelah mengarungi sejumlah perairan di dunia, pihaknya melihat ada keunikan di perairan Indonesia sehingga menimbulkan ketertarikan.
“Laut di Sumut beda,” katanya tanpa menyebutkan keunikan dan perbedaan tersebut.
Ia mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi menarik tentang berbagai potensi Sumut, baik pariwisata, kehutanan, maupun sumber daya alamnya.
Perwira tinggi AL Turki itu mencontohkan keberadaan Danau Toba yang merupakan danau vulkanik dan berada di atas pegunungan.
“Danau Toba itu unik karena belum ada danau yang berada di atas gunung,” katanya.
Didampingi Atase Pertahanan Turki di Indonesia Kolonel Erdem Kargin, Admiral Sinan juga menyatakan sangat berkeinginan melihat kondisi dan keberadaan hutan di Sumut.
“Salah satu faktor yang paling menarik dari Indonesia adalah keramahtamahan rakyatnya yang diyakini mampu memberikan ketenangan warga dari negara lain. Apalagi di sini mayoritas beragama Islam,” kata Admiral Sinan yang mengaku beragama Islam dan memiliki nama depan Ahmed.
Menangapi hal itu, Pelaksana Tugas Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho mengaku bangga atas penilaian AL Turki terhadap keunikan laut di daerah itu.
Pihaknya juga menyampaikan terima kasih atas peluang kerja sama militer yang ditawarkan AL Turki.
“Mudah-mudahan kerja sama itu dapat menambah semangat TNI-AL untuk membela NKRI,” katanya.
Gatot menjelaskan, Sumut merupakan daerah yang strategis dengan luas 72.951 kilometer per segi dengan 25 kabupaten dan delapan kota.
Selain Danau Toba, Sumut juga memiliki berbagai potensi pariwisata lainnya yang sangat menarik dan layak untuk dikembangkan.
Ia mencontohkan Pantai Sorake dan pantai lainnya di Kepulauan Nias yang dapat menjadi lokasi berselancar (surfing) yang menarik bagi wisatawan mancanegara.
Kemudian, Sumut juga memiliki berbagai sumber daya alam yang dapat dieksploitasi di antaranya kluster Sei Mangke yang dijalankan sebagai salah satu upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi di Sumut yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah barat Indonesia.
Karena itu, pihaknya mengharapkan AL Turki dapat meyakinkan pemerintah di negaranya untuk menanamkan modal di Sumut.
“Mohon diinformasikan ke pemerintah Turki bahwa Sumut mempunyai potensi yang sangat besar,” katanya.
Menanggapi minat AL Turki terhadap hutan Sumut, Gatot Pujo Nugroho menawarkan ekspedisi kehutanan seperti yang dilakukannya bersama Tim Komando Pasukan Khusus (Kopassus) belum lama ini.
“Kami akan menemani seharian,” katanya.
Sebagai provinsi yang bertetangga dengam Aceh, Pemprov Sumut menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih karena militer Turki ikut berpartisipasi dalam misi kemanusiaan ketika Aceh mengalami musibah gempa dan tsunami.
“Dengan bantuan itu, warga Aceh sudah menganggap Turki seperti ‘abang kandung’,” kata Gatot.
Sumber: ANTARA News
Kapal perang Turki di bawah pimpinan Rear Admiral Sinan Ertugrul mengunjungi perairan Sumatera Utara dalam rangka menjalin silaturahim dan membuka peluang kerja sama militer.
Hal itu disampaikan Sinan Ertugrul ketika bertemu Pelaksana Tugas Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho di Medan, Senin.
Didampingi Danlantamal I Belawan Kolonel Laut Bambang Soesilo, Admiral Sinan mengatakan, kunjungan ke Sumut bagian dari perjalanan keliling dunia yang dilakukan Angkatan Laut (AL) Turki.
Setelah ke Indonesia, pihaknya akan kembali berlayar ke Malaysia untuk perjalanan selanjutnya.
Setelah mengarungi sejumlah perairan di dunia, pihaknya melihat ada keunikan di perairan Indonesia sehingga menimbulkan ketertarikan.
“Laut di Sumut beda,” katanya tanpa menyebutkan keunikan dan perbedaan tersebut.
Ia mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi menarik tentang berbagai potensi Sumut, baik pariwisata, kehutanan, maupun sumber daya alamnya.
Perwira tinggi AL Turki itu mencontohkan keberadaan Danau Toba yang merupakan danau vulkanik dan berada di atas pegunungan.
“Danau Toba itu unik karena belum ada danau yang berada di atas gunung,” katanya.
Didampingi Atase Pertahanan Turki di Indonesia Kolonel Erdem Kargin, Admiral Sinan juga menyatakan sangat berkeinginan melihat kondisi dan keberadaan hutan di Sumut.
“Salah satu faktor yang paling menarik dari Indonesia adalah keramahtamahan rakyatnya yang diyakini mampu memberikan ketenangan warga dari negara lain. Apalagi di sini mayoritas beragama Islam,” kata Admiral Sinan yang mengaku beragama Islam dan memiliki nama depan Ahmed.
Menangapi hal itu, Pelaksana Tugas Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho mengaku bangga atas penilaian AL Turki terhadap keunikan laut di daerah itu.
Pihaknya juga menyampaikan terima kasih atas peluang kerja sama militer yang ditawarkan AL Turki.
“Mudah-mudahan kerja sama itu dapat menambah semangat TNI-AL untuk membela NKRI,” katanya.
Gatot menjelaskan, Sumut merupakan daerah yang strategis dengan luas 72.951 kilometer per segi dengan 25 kabupaten dan delapan kota.
Selain Danau Toba, Sumut juga memiliki berbagai potensi pariwisata lainnya yang sangat menarik dan layak untuk dikembangkan.
Ia mencontohkan Pantai Sorake dan pantai lainnya di Kepulauan Nias yang dapat menjadi lokasi berselancar (surfing) yang menarik bagi wisatawan mancanegara.
Kemudian, Sumut juga memiliki berbagai sumber daya alam yang dapat dieksploitasi di antaranya kluster Sei Mangke yang dijalankan sebagai salah satu upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi di Sumut yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah barat Indonesia.
Karena itu, pihaknya mengharapkan AL Turki dapat meyakinkan pemerintah di negaranya untuk menanamkan modal di Sumut.
“Mohon diinformasikan ke pemerintah Turki bahwa Sumut mempunyai potensi yang sangat besar,” katanya.
Menanggapi minat AL Turki terhadap hutan Sumut, Gatot Pujo Nugroho menawarkan ekspedisi kehutanan seperti yang dilakukannya bersama Tim Komando Pasukan Khusus (Kopassus) belum lama ini.
“Kami akan menemani seharian,” katanya.
Sebagai provinsi yang bertetangga dengam Aceh, Pemprov Sumut menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih karena militer Turki ikut berpartisipasi dalam misi kemanusiaan ketika Aceh mengalami musibah gempa dan tsunami.
“Dengan bantuan itu, warga Aceh sudah menganggap Turki seperti ‘abang kandung’,” kata Gatot.
Sumber: ANTARA News
TNI AU Rekrut Penerbang Non-Akademi
(Photo: TNI AU)
18 Juli 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara berencana merekrut penerbang militer dari siswa non-Akademi Angkatan Udara. Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Bambang Samoedro mengatakan langkah ini dilakukan karena lulusan Akademi Angkatan Udara yang bisa diseleksi menjadi penerbang sangat terbatas. "Tahun ini TNI Angkatan Udara berencana mengambil lulusan PSDP," katanya kepada Tempo, Senin 18 Juli 2011.
Bambang mengatakan, seiring dengan rencana pembangunan kekuatan TNI Angkatan Udara, maka kebutuhan akan penerbang-penerbang militer semakin bertambah. Namun, tidak semua perwira lulusan AAU otomatis menjadi penerbang.
Setiap tahun TNI AU mendidik calon-calon penerbang militer yang berasal dari lulusan-lulusan AAU yang lolos seleksi calon penerbang. Selain lulusan AAU, juga ada calon penerbang yang direkrut dari lulusan sekolah menengah yang disebut Perwira Siswa Dinas Pendek (PSDP). Lulusan AAU akan menjadi penerbang untuk TNI AU, sedangkan lulusan PSDP bertugas di TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Darat, dan Kepolisian.
Penerbang yang berasal dari AAU akan dilatih kembali menjadi penerbang tempur, penerbang transport, atau penerbang helikopter. Adapun lulusan PSDP hanya diarahkan untuk menjadi penerbang transport dan heli. Menurut Bambang, tahun ini lima orang penerbang dari PSDP akan direkrut untuk bertugas di TNI AU.
Lulusan AAU yang lolos seleksi calon penerbang memang tidak banyak. Bambang mengatakan setiap tahun hanya 20-30 orang perwira AAU yang menjadi calon penerbang. Total rata-rata hanya 50 calon penerbang yang dididik di Komando Pendidikan TNI Angkatan Udara di Lanud Adisutjipto.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pemerintah berencana terus melengkapi skuadron yang saat ini sudah ada di TNI AU. Saat ini TNI AU sudah memiliki beberapa skuadron tempur seperti Sukhoi, F-16, Tiger, F-5, Tiger, Hawk, serta yang akan datang T-50 dan Super Tucano. "Kami juga akan membangun skuadron transport," katanya.
Menteri mengatakan kebutuhan untuk membangun skuadron transport atau angkut semakin tinggi karena banyaknya bencana alam yang akhir-akhir ini terjadi. Ancaman yang muncul juga tidak lagi dalam bentuk tradisional seperti perang, tetapi ancaman teror, asimetris, dan lainnya. "Dan itu diperlukan pesawat angkut seperti Hercules, pengganti F27, helikopter serbu dan lain sebagainya," katanya.
Sumber: TEMPO Interaktif
18 Juli 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara berencana merekrut penerbang militer dari siswa non-Akademi Angkatan Udara. Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Bambang Samoedro mengatakan langkah ini dilakukan karena lulusan Akademi Angkatan Udara yang bisa diseleksi menjadi penerbang sangat terbatas. "Tahun ini TNI Angkatan Udara berencana mengambil lulusan PSDP," katanya kepada Tempo, Senin 18 Juli 2011.
Bambang mengatakan, seiring dengan rencana pembangunan kekuatan TNI Angkatan Udara, maka kebutuhan akan penerbang-penerbang militer semakin bertambah. Namun, tidak semua perwira lulusan AAU otomatis menjadi penerbang.
Setiap tahun TNI AU mendidik calon-calon penerbang militer yang berasal dari lulusan-lulusan AAU yang lolos seleksi calon penerbang. Selain lulusan AAU, juga ada calon penerbang yang direkrut dari lulusan sekolah menengah yang disebut Perwira Siswa Dinas Pendek (PSDP). Lulusan AAU akan menjadi penerbang untuk TNI AU, sedangkan lulusan PSDP bertugas di TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Darat, dan Kepolisian.
Penerbang yang berasal dari AAU akan dilatih kembali menjadi penerbang tempur, penerbang transport, atau penerbang helikopter. Adapun lulusan PSDP hanya diarahkan untuk menjadi penerbang transport dan heli. Menurut Bambang, tahun ini lima orang penerbang dari PSDP akan direkrut untuk bertugas di TNI AU.
Lulusan AAU yang lolos seleksi calon penerbang memang tidak banyak. Bambang mengatakan setiap tahun hanya 20-30 orang perwira AAU yang menjadi calon penerbang. Total rata-rata hanya 50 calon penerbang yang dididik di Komando Pendidikan TNI Angkatan Udara di Lanud Adisutjipto.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pemerintah berencana terus melengkapi skuadron yang saat ini sudah ada di TNI AU. Saat ini TNI AU sudah memiliki beberapa skuadron tempur seperti Sukhoi, F-16, Tiger, F-5, Tiger, Hawk, serta yang akan datang T-50 dan Super Tucano. "Kami juga akan membangun skuadron transport," katanya.
Menteri mengatakan kebutuhan untuk membangun skuadron transport atau angkut semakin tinggi karena banyaknya bencana alam yang akhir-akhir ini terjadi. Ancaman yang muncul juga tidak lagi dalam bentuk tradisional seperti perang, tetapi ancaman teror, asimetris, dan lainnya. "Dan itu diperlukan pesawat angkut seperti Hercules, pengganti F27, helikopter serbu dan lain sebagainya," katanya.
Sumber: TEMPO Interaktif
TNI AL Siap Operasikan Lanal Morotai
18 Juli 2011, Morotai (Dispenarmatim): Dalam rangka pelaksanaan peresmian Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Morotai. Komandan Lantamal IX Laksamana Pertama TNI Rahardjo Dwi Prihanggono, SH melaksanakan kunjungan kerja ke Pulau Morotai dengan menggunakan Cassa TNI AL U-623. Tahun 2012 Pulau Morotai akan dijadikan tempat pelaksanaan acara Sail Morotai, sehingga membutuhkan kesiapan serta adanya Lanal agar dapat mendukung setiap pelaksanaan Sail Morotai yang dilaksanakan. Pada kunjungan tersebut Komandan Lantamal IX didampingi oleh Asrena Danlantamal IX Kolonel Laut (S) Ida Bagus Rahyudodiputra, S.E, Asintel Danlantamal IX Kolonel Laut (T) Putu Juli Adnyana, Asops Danlantamal IX Kolonel Laut (P) Nanang Eko Ismurdianto dan Kadisfaslan Lantamal IX Mayor Laut (T) Ir. Marten Pendi.
Kunjungan Komandan Lantamal IX ke Morotai, diterima pertama kali di Bandara Udara Sultan Babullah Ternate oleh Komandan Lanal Ternate Kolonel Laut (P) Untung Sukoco. Di Ternate rombongan disambut oleh Kapolda Maluku Utara Brigjen Erlan Lukman Nulhakim, Walikota Ternate Hj. Burhan, Danrem 152 Babullah Kolonel Inf Widagdo dan Kabinda Maluku Utara Kolonel Laut (T) Joko. Selanjutnya rombongan berangkat menuju Pulau Morotai dengan menggunakan Cassa TNI AL U-623.
Dalam kunjungan Komandan Lantamal IX di P. Morotai disambut oleh Bupati P. Morotai Sukemi Sahab, Danlanud Morotai Mayor Pnb Sadewa serta Muspida. Dengan didampingi Bupati, Komandan Lantamal IX kemudian melaksanakan peninjauan lokasi yang rencananya akan di bangun Lanal Morotai di Desa Juanga Kab. P. Morotai. Lanal Morotai nantinya akan membawahi Pos Angkatan Laut seperti Posal Bere-bere, Posal Posi-posi dan Posal Rao. Peresmian Lanal Morotai nantinya akan diresmikan oleh Pangarmatim. Pada kesempatan tersebut Komandan Lantamal IX sempat mengambil kesempatan untuk menggendarai Cassa TNI AL U-623 yang mulai dioperasikan oleh TNI AL mulai tanggal 05 Oktober 2001.
Sumber: Dispenarmatim
Monday, July 18, 2011
Satgas BFR dan Bridex 2011 Tiba di Tanjung Priok
18 Juli 2011, Jakarta (Suara Karya): Setelah sebelumnya bertolak dari Tanah Air pada 27 juni yang lalu, satgas Brunei International Fleet Review (BFR) 2011 bersama peserta pameran Brunai International Defence Exibition (Bridex) dengan menggunakan KRI Banjarmasin-592 tiba ditanah air , akhir pekan lalu di Tanjung Priok Jakarta.
Dinas Penerangan Angkatan Laut dalam siaran tertulisnya menyebutkan selain kapal TNI AL KRI Banjarmasin-592 Indonesia juga mengirim KRI Lemadang-632 guna turut serta pada ajang Brunei Darussalam Innternational Fleet Review (BFR) 2011 yang dilaksanakan pada 6-9juli 2011.
BFR merupakan ajang dimana kapal angkatan laut dari 13 negara yang terlibat melakukan parade kapal perang, selain itu juga melaksanakan open ship, serta kirab kota oleh personel dari 13 negara yang terlibat di taman SOAS Bandar Seri Begawan Brunei Darussalam. Indonesia sendiri melibatkan 185 personel dari KRI Banjarmasin- 592 dan KRI Lemadang- 632.
KRI Banjarmasin sendiri juga digunakan untuk melakukan pergeseran baik personel maupun material yang diikutkan dalam pameran Brunei Darussalam International Defence Exibition (BRIDEX) 2011 pada 6-9 juli 2011. Dimana dalam pameran tersebut Indonesia mengikut sertakan 6 industri pertahanan dalam negeri diantaranya PT PINDAD, PT LEN, PT PAL, PT DI, PT DAHANA, dan PT Palindo Marine. Kedua ajang tersebut baik BFR maupun BRIDEX diselenggarakan oleh kerajaan Brunei Darussalam dalam memperingati ulang tahun emas Angkatan Bersenjata Brunei Darussalam.
Sumber: Suara Karya
Dinas Penerangan Angkatan Laut dalam siaran tertulisnya menyebutkan selain kapal TNI AL KRI Banjarmasin-592 Indonesia juga mengirim KRI Lemadang-632 guna turut serta pada ajang Brunei Darussalam Innternational Fleet Review (BFR) 2011 yang dilaksanakan pada 6-9juli 2011.
BFR merupakan ajang dimana kapal angkatan laut dari 13 negara yang terlibat melakukan parade kapal perang, selain itu juga melaksanakan open ship, serta kirab kota oleh personel dari 13 negara yang terlibat di taman SOAS Bandar Seri Begawan Brunei Darussalam. Indonesia sendiri melibatkan 185 personel dari KRI Banjarmasin- 592 dan KRI Lemadang- 632.
KRI Banjarmasin sendiri juga digunakan untuk melakukan pergeseran baik personel maupun material yang diikutkan dalam pameran Brunei Darussalam International Defence Exibition (BRIDEX) 2011 pada 6-9 juli 2011. Dimana dalam pameran tersebut Indonesia mengikut sertakan 6 industri pertahanan dalam negeri diantaranya PT PINDAD, PT LEN, PT PAL, PT DI, PT DAHANA, dan PT Palindo Marine. Kedua ajang tersebut baik BFR maupun BRIDEX diselenggarakan oleh kerajaan Brunei Darussalam dalam memperingati ulang tahun emas Angkatan Bersenjata Brunei Darussalam.
Sumber: Suara Karya
Sunday, July 17, 2011
Belarusia Tampilkan Perangkat Elektronik Militer dan UAV pada MAKS-2011
Seorang pengunjung berbicara dengan peserta pameran yang memperagakan perankat elektronik untuk prajurit yang diproduksi perusahaan pertahanan Belarusia, di Milex 2011, Minsk, Belarusia, 24 Mei 2011. (Foto: AP)
17 Juli 2011, Minsk (Berita HanKam): Sejumlah perusahaan pertahanan Belarusia mengikuti pameran dirgantara MAKS-2011 di Zhukovsky dekat Moskow pada 16-21 Agustus, diumumkan seorang pejabat industri pertahanan Rusia.
Sekitar 40 perusahaan Belarusia akan menampilkan berbagai perangkat elektronik dan Unmanned Aerial Vechicles (UAV).
Peserta pameran dikoordinasikan oleh BelTechExport perusahaan eksportir senjata Belarusia.
Belarusia akan menampilkan berbagai macam displai taktis layer datar dan PC tablet untuk keperluan militer, sistem pengawas elektronik canggih. Serta pertama kalinya drone Strela ditampilkan serta sejumlah seri UAV, termasuk Grif-1.
Sumber: RIA Novosti
17 Juli 2011, Minsk (Berita HanKam): Sejumlah perusahaan pertahanan Belarusia mengikuti pameran dirgantara MAKS-2011 di Zhukovsky dekat Moskow pada 16-21 Agustus, diumumkan seorang pejabat industri pertahanan Rusia.
Sekitar 40 perusahaan Belarusia akan menampilkan berbagai perangkat elektronik dan Unmanned Aerial Vechicles (UAV).
Peserta pameran dikoordinasikan oleh BelTechExport perusahaan eksportir senjata Belarusia.
Belarusia akan menampilkan berbagai macam displai taktis layer datar dan PC tablet untuk keperluan militer, sistem pengawas elektronik canggih. Serta pertama kalinya drone Strela ditampilkan serta sejumlah seri UAV, termasuk Grif-1.
Sumber: RIA Novosti