Seorang personel Kopaska TNI-AL melumpuhkan teroris yang membajak kapal tanker MT Eternal Oil II dalam simulasi penanggulangan terorisme, Gelar Exercise ISPS Code 2011 Pertamina Marine Region II Plaju di Sungai Musi, Plaju, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (26/5). Kegiatan tersebut digelar Pertamina sebagai bentuk persiapan dalam penanggulangan ancaman keamanan dan keselamatan khususnya di wilayah pelabuhan dan perairan. (Foto: ANTARA/Ismar Patrizki/ama/11)
26 Mei 2011, Palembang (Sripoku.com): PT Pertamina Refinery Unit (RU) III Plaju-SeiGerong menggelar latihan (exercise) antisipasi aksi teroris dan kebakaran tanker di Sungai Musi yang dapat mengganggu stabilitas keamanan pelabuhan melalui Drill Exercise The International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code 2011 PT Pertamina (Persero) Marine Regional II Shipping, Kamis (26/5).
Acara ini dihadiri Kapolda Sumsel, Irjen Pol Hasyim Irianto dan GM RU III, Irwan.
Latihan ini digelar dalam rangka meningkatkan keamanan pelabuhan dari aksi penculikan, penyanderaan, pembajakan, ancaman pengeboman, evakuasi maupun lainnya.
Drill Exercise ISPS Code 2011 melibatkan TNI AL, Polri, SAR, Adpel dan Pertamina RU III sebagai tuan rumah.
Latihan dimulai adanya ancaman bom dan teroris dan berhasil dilumpuhkan Brimob Polda Sumsel. Dilanjutkan kesigapan tim SAR dan Pertamina RU III dalam menanggulangi kebakaran tongkang minyak dan evakuasi korban menggunakan helikopter dari BASARNAS di Sungai Musi.
Aksi dilanjutkan dengan kesigapan Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI AL melumpuhkan penyandera KM Cinta dan mengevakuasi korban cedera dengan helikopter TNI AL. Latihan diakhir dengan pemusnahan bom dari teroris oleh TNI AL.
Sejumlah personel Kopaska TNI-AL melakukan penyerbuan ke dalam kapal tanker MT Eternal Oil II yang dibajak teroris dalam simulasi penanggulangan terorisme, Gelar Exercise ISPS Code 2011 Pertamina Marine Region II Plaju di Sungai Musi, Plaju, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (26/5). Kegiatan tersebut digelar Pertamina sebagai bentuk persiapan dalam penanggulangan ancaman keamanan dan keselamatan khususnya di wilayah pelabuhan dan perairan. (Foto: ANTARA/Ismar Patrizki/ama/11)
Sejumlah personel Kopaska TNI-AL memperagakan aksi stabo saat mengevakuasi korban aksi terorisme di atas kapal tanker MT Eternal Oil II yang dibajak dalam simulasi penanggulangan terorisme, Gelar Exercise ISPS Code 2011 Pertamina Marine Region II Plaju di Sungai Musi, Plaju, Palembang, Sumatera Selatan. (Foto: ANTARA/Ismar Patrizki/ama/11)
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Friday, May 27, 2011
Thursday, May 26, 2011
Tiga Kapal Perang AS Tiba di Jakarta
USS Tortuga (LSD 46). (Photo: USN/Mate 1st Class Martin Maddock)
25 Mei 2011, Jakarta (ANTARA News): Tiga kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, untuk mendukung latihan bersama dengan TNI Angkatan Laut pekan ini.
Ketiga kapal perang AS yang tiba di Jakarta, Rabu, adalah USS Tortuga (LSD 46), USS Howard (DDG 83) dan USS Reuben James (FFG 57).
Kedatangan tiga kapal perang Negeri Paman Sam disambut dengan upacara militer prajurit Pangkalan Utama TNI Angktan Laut (Lantamal) III dengan inspektur upacara Asisten Operasi Danlantamal III Kolonel Laut (P) Christ Paath.
Selama ini TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut AS rutin menggelar latihan bersama dengan sandi "CARAT" atau Cooperation Afloat Readiness and Training.
Juru bicara TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Tri Prasodjo mengatakan, latihan bersama "CARAT" pada 2011merupakan yang ke-17.
"Kegiatan latihan akan dilaksanakan dalam dua medan yaitu kegiatan latihan yang dilaksanakan di darat, meliputi menukar pelatihan kontrol peralatan dan penanggulangan kerusakannya," katanya.
Dilaksanakan pula kegiatan bakti sosial seperti bantuan kesehatan (joint medical) dan pengobatan gigi (dental) dan kegiatan sosial membangun fasilitas kegiatan pelayanan masyarakat seperti rehabilitasi sekolah-sekolah lokal.
"Sedangkan untuk kegiatan di laut difokuskan pada peningkatan kemampuan keamanan maritim seperti tukar menukar informasi, operasi gabungan di laut, latihan patroli dan penembakan serta latihan-latihan anti penyelundupan dan perompakan," kata Tri.
Personel yang terlibat Latihan CARAT pada 2011 masing-masing 1.600 personel, baik dari TNI Angkatan Laut maupun Angkatan Laut AS.
Personel TNI Angkatan Laut berasal dari Korps Marinir sedangkan personel Angkatan Laut AS berasal dari Gugus Tugas 73 termasuk kapal jenis Amphibius Landing Dock SS Tortuga, Destroyer USS Howard dan Fregate USS Reuben James serta pasukan pendarat marinir dari Batalyon 2 dan 23.
Sumber: ANTARA News
25 Mei 2011, Jakarta (ANTARA News): Tiga kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, untuk mendukung latihan bersama dengan TNI Angkatan Laut pekan ini.
Ketiga kapal perang AS yang tiba di Jakarta, Rabu, adalah USS Tortuga (LSD 46), USS Howard (DDG 83) dan USS Reuben James (FFG 57).
Kedatangan tiga kapal perang Negeri Paman Sam disambut dengan upacara militer prajurit Pangkalan Utama TNI Angktan Laut (Lantamal) III dengan inspektur upacara Asisten Operasi Danlantamal III Kolonel Laut (P) Christ Paath.
Selama ini TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut AS rutin menggelar latihan bersama dengan sandi "CARAT" atau Cooperation Afloat Readiness and Training.
Juru bicara TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Tri Prasodjo mengatakan, latihan bersama "CARAT" pada 2011merupakan yang ke-17.
"Kegiatan latihan akan dilaksanakan dalam dua medan yaitu kegiatan latihan yang dilaksanakan di darat, meliputi menukar pelatihan kontrol peralatan dan penanggulangan kerusakannya," katanya.
Dilaksanakan pula kegiatan bakti sosial seperti bantuan kesehatan (joint medical) dan pengobatan gigi (dental) dan kegiatan sosial membangun fasilitas kegiatan pelayanan masyarakat seperti rehabilitasi sekolah-sekolah lokal.
"Sedangkan untuk kegiatan di laut difokuskan pada peningkatan kemampuan keamanan maritim seperti tukar menukar informasi, operasi gabungan di laut, latihan patroli dan penembakan serta latihan-latihan anti penyelundupan dan perompakan," kata Tri.
Personel yang terlibat Latihan CARAT pada 2011 masing-masing 1.600 personel, baik dari TNI Angkatan Laut maupun Angkatan Laut AS.
Personel TNI Angkatan Laut berasal dari Korps Marinir sedangkan personel Angkatan Laut AS berasal dari Gugus Tugas 73 termasuk kapal jenis Amphibius Landing Dock SS Tortuga, Destroyer USS Howard dan Fregate USS Reuben James serta pasukan pendarat marinir dari Batalyon 2 dan 23.
Sumber: ANTARA News
Wednesday, May 25, 2011
Satkor Koarmatim Latih Tim Anti Pembajakan
Tim Visit Boarding Search And Siezure (VBSS) Satkor Koarmatim beraksi diatas KRI Nala-363 yang sedang bersandar di Dermaga Penjelajah Koarmatim Ujung Surabaya Rabu (25/05).
25 Mei 2011, Surabaya (Dispenarmatim): Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim melatih tim anti pembajakan di laut yang terdiri dari dua tim berjumlah 16 personel Visit Boarding Search And Seizure (VBSS). Tim VBSS saat ini sedang berlatih diatas Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Nala-363 yang sedang bersandar di Dermaga Penjelajah Koarmatim Ujung Surabaya (25/05) dengan dipimpin oleh ketua koordinator Kapten Laut Hafidz yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala Divisi Bahari (Kadivbah) KRI Ahmad Yani-351.
Untuk membekali pengetahuan dan keterampilan dalam menangani aksi pembajakan dan perompakan, tim VBSS Satkor Koarmatim bekerja sama dengan Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) guna melatih kemampuan dan keterampilan personel dalam hal pengetahuan tentang VBSS. Materi yang dilaksanakan hari ini tentang pergerakan personel diatas kapal (Ship Movement) yang disimulasikan terjadi pembajakan diatas kapal niaga.
Pasukan ini dibekali dengan senjata laras panjang jenis Senapan Serbu SS-1, Automatic kalasnikov AK-47, rompi anti peluru Body Armor dan helm tempur. Selain itu juga dilengkapi dengan Sekoci karet guna melakukan operasi tempur laut untuk mendekati sasaran. Latihan ini akan berlangsung selama tiga hari mulai hari Rabu tanggal 25 Mei sampai dengan Jum’at 27 Mei 2011 dengan melakukan beberapa macam materi yaitu pertempuran jarak dekat Close Quarter Batle (CQB), pergerakan didalam kapal Ship Movement, penyergapan dan penghancuran musuh (Ful Mission Planing) (FMP) dan penanganan tawanan (Personal Handling).
Gladi tempur ini merupakan bentuk tindakan Satkor Koarmatim dalam meningkatkan kemampuan VBSS bagi unsur-unsur Satkor guna mendukung kesiapan operasional kapal dalam menghadapi berbagai tindak kejahatan dan aksi terorisme di laut serta segala kemungkinan kontinjensi yang terjadi. Selain itu diharapkan dengan latihan tersebut tim ini mampu melaksanakan pemeriksaan dan penggeledahan dengan benar sesuai prosedur, mampu menguasai teknik dan taktik dasar infiltrasi keatas kapal serta pertempuran jarak dekat dan memahami tindakan pengamanan terhadap tawanan.
“Rencananya tim VBSS ini akan melakukan demo penanganan terhadap aksi perompakan dan pembajakan yang digelar diatas KRI jajaran Satkor Koarmatim tanggal 7 Juni 2011 saat memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Satkor tahun 2011”, kata Kapten laut Hafidz Koordinator latihan tersebut.
Sumber: Dispenarmatim
25 Mei 2011, Surabaya (Dispenarmatim): Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim melatih tim anti pembajakan di laut yang terdiri dari dua tim berjumlah 16 personel Visit Boarding Search And Seizure (VBSS). Tim VBSS saat ini sedang berlatih diatas Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Nala-363 yang sedang bersandar di Dermaga Penjelajah Koarmatim Ujung Surabaya (25/05) dengan dipimpin oleh ketua koordinator Kapten Laut Hafidz yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala Divisi Bahari (Kadivbah) KRI Ahmad Yani-351.
Untuk membekali pengetahuan dan keterampilan dalam menangani aksi pembajakan dan perompakan, tim VBSS Satkor Koarmatim bekerja sama dengan Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) guna melatih kemampuan dan keterampilan personel dalam hal pengetahuan tentang VBSS. Materi yang dilaksanakan hari ini tentang pergerakan personel diatas kapal (Ship Movement) yang disimulasikan terjadi pembajakan diatas kapal niaga.
Pasukan ini dibekali dengan senjata laras panjang jenis Senapan Serbu SS-1, Automatic kalasnikov AK-47, rompi anti peluru Body Armor dan helm tempur. Selain itu juga dilengkapi dengan Sekoci karet guna melakukan operasi tempur laut untuk mendekati sasaran. Latihan ini akan berlangsung selama tiga hari mulai hari Rabu tanggal 25 Mei sampai dengan Jum’at 27 Mei 2011 dengan melakukan beberapa macam materi yaitu pertempuran jarak dekat Close Quarter Batle (CQB), pergerakan didalam kapal Ship Movement, penyergapan dan penghancuran musuh (Ful Mission Planing) (FMP) dan penanganan tawanan (Personal Handling).
Gladi tempur ini merupakan bentuk tindakan Satkor Koarmatim dalam meningkatkan kemampuan VBSS bagi unsur-unsur Satkor guna mendukung kesiapan operasional kapal dalam menghadapi berbagai tindak kejahatan dan aksi terorisme di laut serta segala kemungkinan kontinjensi yang terjadi. Selain itu diharapkan dengan latihan tersebut tim ini mampu melaksanakan pemeriksaan dan penggeledahan dengan benar sesuai prosedur, mampu menguasai teknik dan taktik dasar infiltrasi keatas kapal serta pertempuran jarak dekat dan memahami tindakan pengamanan terhadap tawanan.
“Rencananya tim VBSS ini akan melakukan demo penanganan terhadap aksi perompakan dan pembajakan yang digelar diatas KRI jajaran Satkor Koarmatim tanggal 7 Juni 2011 saat memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Satkor tahun 2011”, kata Kapten laut Hafidz Koordinator latihan tersebut.
Sumber: Dispenarmatim
Kapal Perang Rusia Berlabuh di Makassar
Pasukan Perang Kapal Admiral Panteleyev Rusia memberikan penghormatan saat kunjungan di dermaga peti kemas Makassar, Rabu (25/5/2010).
25 Mei 2011, Makassar (KOMPAS.com): Dalam rangka membangun hubungan bilateral Rusia dan Indonesia di bidang keamanan, kedua negara sepakat menggelar latihan perang anti-pembajakan di perairan di Indonesia.
Kapal perang Admiral Panteleyel dan Foliy Krylov, Rabu (25/5/2011), merapat di Makassar untuk kunjungan selama lima hari. Kapal perang Rusia Admiral Panteleyel dikenal dengan kapal perusak Rusia dari Armada Pasifik, dipandu kapal Foliy Krylov, berlabuh di dermaga peti kemas Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, pukul 09.00 Wita.
"Kunjungan kapal perang Rusia untuk mengadakan latihan dengan TNI AL Indonesia untuk latihan anti-pembajakan. Dua negara ini punya peristiwa yang sama dalam kasus perampokan kapal di perairan Somalia," kata Kolonel Maxim Lukiyano, Atase Pertahanan Federasi Rusia untuk Indonesia.
Pasukan AL Rusia mendapat sambutan meriah dari perwakilan AL Lantamal VI Makassar dengan tarian khas Sulawesi Selatan, layaknya kunjungan resmi para tamu asing.
Berdasarkan catatan Kompas.com, kapal MV Sinar Kudus yang berbendera Indonesia dibajak di Semenanjung Somali. Sementara pada tahun 2009, kapal tanker Rusia dibajak perampok Somalia di lepas pantai Somalia dalam perjalanan ke Singapura.
"Admiral Panteleyev ini punya pengalaman dan kemampuan membebaskan sandera kapal dan ABK. Kami ingin berbagi pengalaman, " kata Victor V Sokolov, Kapten Kapal Admiral Panteleyev.
Berbagai agenda kegiatan itu antara lain seminar anti-perampokan dan simulasi bersama perang antara kapal perang Admiral Panteleyer dan KRI Oswald di Selat Makassar untuk menghadapi bajak laut.
Di akhir kunjungan, pihak Rusia juga mengizinkan warga Makassar untuk berkunjung ke atas kapal perang. Kapal perang ini bermuatan 300 ABK, dengan panjang 163,5 meter, lebar 19,3 meter, dan kedalaman 7,8 meter. Beban kapal seberat 6.700 ton dengan kecepatan 35 knot (40 mph/65 km per jam). Jarak tempuh jelajah sekitar 10.500 nautical, jenis kapal perang destroyer ASW.
Adapun kapal sipil jenis tunda sebagai pemandu bermuatan 60 ABK dan panjang kapal 98,2 meter, lebar 19,4 meter, kedalaman 7,2 meter. Kecapatan kapal sekitar 8,7 knot.
Kapal perang negara Rusia Admiral Panteleyel dan Foliy Krylov telah merapat di Pelabuhan Peti Kemas Makasar untuk kunjungan selama lima hari, sejak Rabu (25/5/2011).
Sejumlah pasukan TNI AL menarik tali kapal Admiral Panteyeyev milik Rusia saat sandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Rabu (25/5). Kapal perang yang membawa 300 ABK tersebut berada di Makassar hingga 29 Mei 2011 dan akan melakukan latihan patroli gabungan dengan KRI Oswald Siahaan-354. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/pd/11)
Seorang pasukan marinir TNI AL merjaga-jaga saat kapal Admiral Panteyeyev milik Rusia sandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/pd/11)
Sejumlah ABK kapal perang Admiral Panteyeyev milik Rusia, menarik tali kapal saat sandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/pd/11)
Sumber: KOMPAS.com
25 Mei 2011, Makassar (KOMPAS.com): Dalam rangka membangun hubungan bilateral Rusia dan Indonesia di bidang keamanan, kedua negara sepakat menggelar latihan perang anti-pembajakan di perairan di Indonesia.
Kapal perang Admiral Panteleyel dan Foliy Krylov, Rabu (25/5/2011), merapat di Makassar untuk kunjungan selama lima hari. Kapal perang Rusia Admiral Panteleyel dikenal dengan kapal perusak Rusia dari Armada Pasifik, dipandu kapal Foliy Krylov, berlabuh di dermaga peti kemas Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, pukul 09.00 Wita.
"Kunjungan kapal perang Rusia untuk mengadakan latihan dengan TNI AL Indonesia untuk latihan anti-pembajakan. Dua negara ini punya peristiwa yang sama dalam kasus perampokan kapal di perairan Somalia," kata Kolonel Maxim Lukiyano, Atase Pertahanan Federasi Rusia untuk Indonesia.
Pasukan AL Rusia mendapat sambutan meriah dari perwakilan AL Lantamal VI Makassar dengan tarian khas Sulawesi Selatan, layaknya kunjungan resmi para tamu asing.
Berdasarkan catatan Kompas.com, kapal MV Sinar Kudus yang berbendera Indonesia dibajak di Semenanjung Somali. Sementara pada tahun 2009, kapal tanker Rusia dibajak perampok Somalia di lepas pantai Somalia dalam perjalanan ke Singapura.
"Admiral Panteleyev ini punya pengalaman dan kemampuan membebaskan sandera kapal dan ABK. Kami ingin berbagi pengalaman, " kata Victor V Sokolov, Kapten Kapal Admiral Panteleyev.
Berbagai agenda kegiatan itu antara lain seminar anti-perampokan dan simulasi bersama perang antara kapal perang Admiral Panteleyer dan KRI Oswald di Selat Makassar untuk menghadapi bajak laut.
Di akhir kunjungan, pihak Rusia juga mengizinkan warga Makassar untuk berkunjung ke atas kapal perang. Kapal perang ini bermuatan 300 ABK, dengan panjang 163,5 meter, lebar 19,3 meter, dan kedalaman 7,8 meter. Beban kapal seberat 6.700 ton dengan kecepatan 35 knot (40 mph/65 km per jam). Jarak tempuh jelajah sekitar 10.500 nautical, jenis kapal perang destroyer ASW.
Adapun kapal sipil jenis tunda sebagai pemandu bermuatan 60 ABK dan panjang kapal 98,2 meter, lebar 19,4 meter, kedalaman 7,2 meter. Kecapatan kapal sekitar 8,7 knot.
Kapal perang negara Rusia Admiral Panteleyel dan Foliy Krylov telah merapat di Pelabuhan Peti Kemas Makasar untuk kunjungan selama lima hari, sejak Rabu (25/5/2011).
Sejumlah pasukan TNI AL menarik tali kapal Admiral Panteyeyev milik Rusia saat sandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Rabu (25/5). Kapal perang yang membawa 300 ABK tersebut berada di Makassar hingga 29 Mei 2011 dan akan melakukan latihan patroli gabungan dengan KRI Oswald Siahaan-354. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/pd/11)
Seorang pasukan marinir TNI AL merjaga-jaga saat kapal Admiral Panteyeyev milik Rusia sandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/pd/11)
Sejumlah ABK kapal perang Admiral Panteyeyev milik Rusia, menarik tali kapal saat sandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/pd/11)
Sumber: KOMPAS.com
Kapal Perang 3 Negara Merapat di Tanjung Priok
Sejumlah anak yatim piatu dari Pesantren Nuruz Zahroh bersama awak kapal ketika mengunjungi kapal perang angkatan laut Inggris, HMS Richmond F-239 di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/5). Kapal perang anti kapal selam tersebut berada di Indonesia untuk mempererat hubungan kedua negara. (Foto: ANTARA/Fanny Octavianus/Spt/11)
23 Mei 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Sejumlah kapal perang dari tiga negara asing secara hampir bersamaan berkunjung ke Indonesia dalam minggu ini. Kapal perang Amerika Serikat (AS) yang membawa personel Angkatan Laut dan Marinir dijadwalkan merapat ke pelabuhan Tanjung Priok hari ini, Rabu, 25 Mei 2011. Kemarin tiga kapal perang Prancis sudah lebih dulu tiba, setelah kapal perang Inggris HMS Richmond merapat sehari sebelumnya.
Kunjungan US Navy Ships Task Group 73.1 ini dalam rangka program latihan bersama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2011. Turut dalam misi itu kapal pendarat amphibi (amphibious dock landing ship) USS Tortuga LSD 46, kapal jenis penghancur (guided-missile destroyer) USS Howard DDG 83), kapal Frigate USS Reuben James FFG 57 dan kapal penyelamat USNS Safeguard T-ARS 50.
Tak kurang dari 1.800 personel terlibat dalam misi itu. Selain mengunjungi Indonesia, Task Group 73.1 juga mengunjungi Bangladesh, Brunei, Kamboja, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Latihan di Indonesia akan dilakukan bersama pasukan TNI Angkatan Laut. Komandan misi dijadwalkan menggelar konferensi pers di Armada RI Kawasan Barat sore ini.
Kemarin tiga kapal perang Prancis juga tiba dengan misi melakukan latihan bersama sepanjang 24-28 Mei. Armada Prancis membawa tiga kapal perang: kapal pendarat jenis amphibi Landing Helicopter Dock (LHD) Mistral, kapal penghancur Anti-Submarine Warfare Destroyer (ASWD) Georges Leygues dan kapal perang jenis frigate Vendémiaire.
Atase Pertahanan Perancis di Indonesia, Alexis Brossolet, mengatakan kapal perang Prancis berkunjung dalam misi latihan bersama yang dinamai Jeanne D'Arc. Sebelum menuju Jakarta, kapal ini mengunjungi Singapura. Dalam perjalanan menuju Jakarta, mereka melakukan latihan pengamanan antiperompakan dengan TNI Angkatan Laut. "Bersama KRI Diponegoro," katanya.
Alexis mengatakan pameran peralatan pertahanan Prancis akan digelar di atas kapal Mistral hari ini. Sekitar 20 perusahaan alat pertahanan Prancis akan bergabung memamerkan produk mereka. Sebagian sudah membuka kantor perwakilan di Indonesia, bahkan sebagian lainnya sedang mengikuti tender alat pertahanan yang diadakan pemerintah atau menjajaki kerja sama lain.
Sumber: TEMPO Interaktif
23 Mei 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Sejumlah kapal perang dari tiga negara asing secara hampir bersamaan berkunjung ke Indonesia dalam minggu ini. Kapal perang Amerika Serikat (AS) yang membawa personel Angkatan Laut dan Marinir dijadwalkan merapat ke pelabuhan Tanjung Priok hari ini, Rabu, 25 Mei 2011. Kemarin tiga kapal perang Prancis sudah lebih dulu tiba, setelah kapal perang Inggris HMS Richmond merapat sehari sebelumnya.
Kunjungan US Navy Ships Task Group 73.1 ini dalam rangka program latihan bersama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2011. Turut dalam misi itu kapal pendarat amphibi (amphibious dock landing ship) USS Tortuga LSD 46, kapal jenis penghancur (guided-missile destroyer) USS Howard DDG 83), kapal Frigate USS Reuben James FFG 57 dan kapal penyelamat USNS Safeguard T-ARS 50.
Tak kurang dari 1.800 personel terlibat dalam misi itu. Selain mengunjungi Indonesia, Task Group 73.1 juga mengunjungi Bangladesh, Brunei, Kamboja, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Latihan di Indonesia akan dilakukan bersama pasukan TNI Angkatan Laut. Komandan misi dijadwalkan menggelar konferensi pers di Armada RI Kawasan Barat sore ini.
Kemarin tiga kapal perang Prancis juga tiba dengan misi melakukan latihan bersama sepanjang 24-28 Mei. Armada Prancis membawa tiga kapal perang: kapal pendarat jenis amphibi Landing Helicopter Dock (LHD) Mistral, kapal penghancur Anti-Submarine Warfare Destroyer (ASWD) Georges Leygues dan kapal perang jenis frigate Vendémiaire.
Atase Pertahanan Perancis di Indonesia, Alexis Brossolet, mengatakan kapal perang Prancis berkunjung dalam misi latihan bersama yang dinamai Jeanne D'Arc. Sebelum menuju Jakarta, kapal ini mengunjungi Singapura. Dalam perjalanan menuju Jakarta, mereka melakukan latihan pengamanan antiperompakan dengan TNI Angkatan Laut. "Bersama KRI Diponegoro," katanya.
Alexis mengatakan pameran peralatan pertahanan Prancis akan digelar di atas kapal Mistral hari ini. Sekitar 20 perusahaan alat pertahanan Prancis akan bergabung memamerkan produk mereka. Sebagian sudah membuka kantor perwakilan di Indonesia, bahkan sebagian lainnya sedang mengikuti tender alat pertahanan yang diadakan pemerintah atau menjajaki kerja sama lain.
Sumber: TEMPO Interaktif
Tuesday, May 24, 2011
Jet tempur Iswahjudi Latihan Terbang Malam
24 Mei 2011, Magetan (Pentak Lanud Iswahjudi): Meski hanya mengandalkan instrumen dan visual yang sangat terbatas penerbang-penerbang tempur Lanud Iswahjudi, dalam beberapa hari kedepan sejak Senin (23/5) suasana petang hingga malam hari melaksanakan terbang malam untuk meningkatkan profesionalisme baik skill (keahlian) maupun kemampuan terbang (Profesiensi).
Bagi Lanud Iswahjudi sendiri, latihan terbang malam sudah menjadi agenda tetap, karena selain untuk mengasah ketrampilan juga untuk membiasakan para penerbangnya melaksanakan misi pada malam hari yang hanya mengandalkan instrument yang ada disamping viasual yang sangat terbatas. Dengan demikian para penerbang tempur setiap saat dapat melaksanakan tugas tidak mengenal siang maupun malam hari.
Bagi para penerbang tempur, terbang malam bukan merupakan hal yang luar biasa namun perlu untuk pembiasaan diri terutama pada saat lepas landas maupun mendarat yang sangat mengandalkan instrumen yang ada, disamping visual dengan alat bantu lampu penerangan yang ada di dua sisi landasan. Untuk itu para penerbang tersebut dituntut lebih teliti dan hati-hati dalam menerbangkan pesawat serta melakukan manuver-manuver tertentu.
Latihan terbang malam kali ini melibatkan burung-burung besi yang bersarang di Lanud Iswahjudi seperti F-16 Fighting Falcon Skadron Udara 3, F-5 Tiger II Skadron Udara 14 dan Hawk MK-53 Skadron Udara 15, tepat pukul 18.00 WIB pesawat F-5/Tiger II take off pertama kali, disusul pesawat-pesawat berikutnya secara bergantian dengan dipandu oleh Air Trafict Control (ATC) Lanud Iswahjudi.
Sumber: TNI AU
Iraq Beli 24 Pesawat Tempur dari Republik Ceko
L-159 ALCA. (Photo: Aero Vodochody)
24 Mei 2011, Warsawa (Berita HanKam): Iraq akan membeli jet tempur ringan L-159 dari Republik Ceko setelah Perdana Menteri Iraq Nuri al-Maliki bertemu PM Republik Ceko Petr Necas di Baghdad.
PM Petr Necas berkunjung ke Iraq 23-24 Mei dalam rangka meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara.
Menteri Luar Negeri Republik Ceko Karel Schwarzenberg mengumumkan menawarkan jet tempur L-159 dan membantu memodernisasi armada helikopter Angkatan Bersenjata Iraq pada 19 April.
Iraq berencana membeli 24 pesawat tempur L-159. Pesawat dikembangkan oleh Aero Vodochody pada akhir tahun 1990-an. L-159 ALCA kursi tunggal dirancang sebagai pesawat tempur ringan serba guna untuk misi udara-ke-udara, udara-ke-darat dan pengintaian.
Pesawat dilengkapi radar canggih segala cuaca, misi siang dan malam serta mampu membawa rudal dan bom standar NATO.
Sumber: RIA Novosti
Berita HanKam
24 Mei 2011, Warsawa (Berita HanKam): Iraq akan membeli jet tempur ringan L-159 dari Republik Ceko setelah Perdana Menteri Iraq Nuri al-Maliki bertemu PM Republik Ceko Petr Necas di Baghdad.
PM Petr Necas berkunjung ke Iraq 23-24 Mei dalam rangka meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara.
Menteri Luar Negeri Republik Ceko Karel Schwarzenberg mengumumkan menawarkan jet tempur L-159 dan membantu memodernisasi armada helikopter Angkatan Bersenjata Iraq pada 19 April.
Iraq berencana membeli 24 pesawat tempur L-159. Pesawat dikembangkan oleh Aero Vodochody pada akhir tahun 1990-an. L-159 ALCA kursi tunggal dirancang sebagai pesawat tempur ringan serba guna untuk misi udara-ke-udara, udara-ke-darat dan pengintaian.
Pesawat dilengkapi radar canggih segala cuaca, misi siang dan malam serta mampu membawa rudal dan bom standar NATO.
Sumber: RIA Novosti
Berita HanKam
Kunjungan Tiga Kapal Angkatan Laut Perancis ke Jakarta
Kapal perusak Georges-Leygues.
23 Mei 2011, Jakarta (Ambafrance): Tiga kapal perang milik Angkatan Laut Perancis akan singgah di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dari tanggal 24 s.d. 28 Mei 2011. Kunjungan tersebut akan semakin mempererat hubungan persahabatan dan kerjasama antara Angkatan Laut Perancis dan Indonesia.
Armada Angkatan Laut Perancis ini terdiri atas tiga kapal. Untuk pertama kalinya Angkatan Laut Perancis singgah di Indonesia dengan armada sebesar ini. Mistral juga merupakan kapal perang Perancis dengan bobot mati terbesar yang pernah berkunjung ke Indonesia. Bertolak dari Toulon (Bagian Tenggara Perancis), kapal tersebut mempunyai spesialisasi di bidang operasi amfibi. Kapal ini sangat cocok untuk misi bantuan kemanusian, seperti penanggulangan bencana alam. Mistral dikawal oleh kapal perusak Georges-Leygues, yang berpangkalan di Brest (bagian Barat Perancis), dan fregat Vendémiaire, yang berpangkalan di Noumea, Kaledonia Baru. Fregat Vendémiaire kerap mengadakan kunjungan ke seluruh wilayah Asia Tenggara, terutama di Indonesia. Kapal ini pernah singgah di Bali pada tahun 2010. Dari Jakarta, fregat ini akan berkunjung ke Surabaya, dari tanggal 30 Mei s.d. 2 Juni 2011.
Kapal Mistral dan Georges-Leygues mengemban tiga misi sekaligus. Keduanya melakukan sejumlah kunjungan bergengsi, ke berbagai tempat di Samudera Indonesia (misalnya, mengikuti pameran IMDEX di Singapura). Kapal-kapal tersebut juga mengangkut lebih dari seratus perwira siswa, delapan belas orang di antaranya berkebangsaan asing yang telah menyelesaikan pendidikan awal mereka. Dalam hal ini, Mistral menggantikan peran kapal Jeanne d’Arc yang termasyhur, yang kini telah dipensiunkan setelah aktif berkeliling dunia mengarungi samudera selama lima puluh tahun. Sebagai rangkaian dari misi tersebut, sejumlah kegiatan kerjasama dengan Angkatan Laut Indonesia diselenggarakan, selama kunjungan. Akhirnya, armada angkatan laut ini apabila diperlukan dapat bertolak kapan saja untuk mengemban tugas yang sifatnya lebih operasional. Sepanjang perjalanan dari Perancis, armada ini telah mengikuti berbagai operasi singkat, seperti evakuasi kemanusiaan di Tunisia dan penumpasan bajak laut di lepas pantai Somalia. Kegiatan tersebut tentunya merupakan ajang latihan bagi para perwira siswa. Dengan cara seperti ini mereka mempelajari pekerjaan yang akan menjadi santapan sehari-hari, dalam tugas mereka di kemudian hari.
Mistral, dengan bobot mati 20.000 ton dan panjang 200m yang mulai dioperasikan pada tahun 2006, merupakan salah satu produk paling mutakhir industri perkapalan Perancis. Kapal ini menjadi daya tarik yang kuat bagi ekspor dan sangat siap untuk mendukung serta mempromosikan industri pertahanan Perancis. Oleh karena itu lah pada tanggal 25 Mei siang akan diselenggarakan pameran kecil peralatan pertahanan Perancis di atas kapal Mistral bagi berbagai divisi Kementerian Pertahanan yang terkait, Angkatan Bersenjata Indonesia, maupun industri pertahanan Indonesia. Sekitar dua puluh perusahaan Perancis skala kecil, menengah maupun besar akan hadir dalam pameran ini. Beberapa di antaranya telah membuka perwakilannya di Indonesia dan menjalin kerja sama dengan industri Indonesia. Perusahaan lainnya sedang mengikuti tender, sementara yang lainnya menjajaki peluang kerjasama. Dengan demikian, pameran tersebut merupakan sarana bagi Perancis dan Indonesia untuk mengembangkan kerjasama industri strategis, yang sejalan dengan semangat deklarasi kemitraan bersama, yang pada bulan Desember 2009 telah disepakati oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Nicolas Sarkozy.
Sumber: Ambafrance
23 Mei 2011, Jakarta (Ambafrance): Tiga kapal perang milik Angkatan Laut Perancis akan singgah di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dari tanggal 24 s.d. 28 Mei 2011. Kunjungan tersebut akan semakin mempererat hubungan persahabatan dan kerjasama antara Angkatan Laut Perancis dan Indonesia.
Armada Angkatan Laut Perancis ini terdiri atas tiga kapal. Untuk pertama kalinya Angkatan Laut Perancis singgah di Indonesia dengan armada sebesar ini. Mistral juga merupakan kapal perang Perancis dengan bobot mati terbesar yang pernah berkunjung ke Indonesia. Bertolak dari Toulon (Bagian Tenggara Perancis), kapal tersebut mempunyai spesialisasi di bidang operasi amfibi. Kapal ini sangat cocok untuk misi bantuan kemanusian, seperti penanggulangan bencana alam. Mistral dikawal oleh kapal perusak Georges-Leygues, yang berpangkalan di Brest (bagian Barat Perancis), dan fregat Vendémiaire, yang berpangkalan di Noumea, Kaledonia Baru. Fregat Vendémiaire kerap mengadakan kunjungan ke seluruh wilayah Asia Tenggara, terutama di Indonesia. Kapal ini pernah singgah di Bali pada tahun 2010. Dari Jakarta, fregat ini akan berkunjung ke Surabaya, dari tanggal 30 Mei s.d. 2 Juni 2011.
Kapal Mistral dan Georges-Leygues mengemban tiga misi sekaligus. Keduanya melakukan sejumlah kunjungan bergengsi, ke berbagai tempat di Samudera Indonesia (misalnya, mengikuti pameran IMDEX di Singapura). Kapal-kapal tersebut juga mengangkut lebih dari seratus perwira siswa, delapan belas orang di antaranya berkebangsaan asing yang telah menyelesaikan pendidikan awal mereka. Dalam hal ini, Mistral menggantikan peran kapal Jeanne d’Arc yang termasyhur, yang kini telah dipensiunkan setelah aktif berkeliling dunia mengarungi samudera selama lima puluh tahun. Sebagai rangkaian dari misi tersebut, sejumlah kegiatan kerjasama dengan Angkatan Laut Indonesia diselenggarakan, selama kunjungan. Akhirnya, armada angkatan laut ini apabila diperlukan dapat bertolak kapan saja untuk mengemban tugas yang sifatnya lebih operasional. Sepanjang perjalanan dari Perancis, armada ini telah mengikuti berbagai operasi singkat, seperti evakuasi kemanusiaan di Tunisia dan penumpasan bajak laut di lepas pantai Somalia. Kegiatan tersebut tentunya merupakan ajang latihan bagi para perwira siswa. Dengan cara seperti ini mereka mempelajari pekerjaan yang akan menjadi santapan sehari-hari, dalam tugas mereka di kemudian hari.
Mistral, dengan bobot mati 20.000 ton dan panjang 200m yang mulai dioperasikan pada tahun 2006, merupakan salah satu produk paling mutakhir industri perkapalan Perancis. Kapal ini menjadi daya tarik yang kuat bagi ekspor dan sangat siap untuk mendukung serta mempromosikan industri pertahanan Perancis. Oleh karena itu lah pada tanggal 25 Mei siang akan diselenggarakan pameran kecil peralatan pertahanan Perancis di atas kapal Mistral bagi berbagai divisi Kementerian Pertahanan yang terkait, Angkatan Bersenjata Indonesia, maupun industri pertahanan Indonesia. Sekitar dua puluh perusahaan Perancis skala kecil, menengah maupun besar akan hadir dalam pameran ini. Beberapa di antaranya telah membuka perwakilannya di Indonesia dan menjalin kerja sama dengan industri Indonesia. Perusahaan lainnya sedang mengikuti tender, sementara yang lainnya menjajaki peluang kerjasama. Dengan demikian, pameran tersebut merupakan sarana bagi Perancis dan Indonesia untuk mengembangkan kerjasama industri strategis, yang sejalan dengan semangat deklarasi kemitraan bersama, yang pada bulan Desember 2009 telah disepakati oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Nicolas Sarkozy.
Sumber: Ambafrance
Indonesia Tawarkan Senpi SS-2 ke Kamboja, Laos dan Brunei
SS2-V2 dilengkapi peluncur granat 40mm.
23 Mei 2011, Jakarta (Waspada): Pemerintah terus menawarkan persenjataan buatan dalam negeri ke negara-negara ASEAN. Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro mengatakan salah satu jenis senjata yang saat ini ditawarkan adalah SS2 atau Senapan Serbu 2 yang diproduksi oleh PT. Pindad.
"Tapi belum ada keputusan jadi beli atau tidak," katanya di Jakarta.
Beberapa negara yang tertarik untuk membeli adalah Laos dan Kamboja. Selain itu pemerintah juga menawarkan senjata ini kepada Brunei Darussalam, meski negara di pulau Borneo itu belum menyampaikan minatnya. Jenis senjata lain yang ditawarkan adalah pelempar granat dengan fitur night vision.
Senjata SS2 mulai diproduksi oleh PT. Pindad pada 2006 menggantikan seri sebelumnya SS1. Senjata yang memiliki kaliber 5,56x45 milimeter ini memiliki panjang 930 milimeter dan panjang laras 460 milimeter. SS2 mampu menembakkan 700 butir peluru per menit dengan kecepatan 710 meter per detik. Salah satu pasukan TNI yang menggunakan senjata ini adalah Komando Pasukan Katak, Angkatan Laut.
Sumber: Waspada
23 Mei 2011, Jakarta (Waspada): Pemerintah terus menawarkan persenjataan buatan dalam negeri ke negara-negara ASEAN. Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro mengatakan salah satu jenis senjata yang saat ini ditawarkan adalah SS2 atau Senapan Serbu 2 yang diproduksi oleh PT. Pindad.
"Tapi belum ada keputusan jadi beli atau tidak," katanya di Jakarta.
Beberapa negara yang tertarik untuk membeli adalah Laos dan Kamboja. Selain itu pemerintah juga menawarkan senjata ini kepada Brunei Darussalam, meski negara di pulau Borneo itu belum menyampaikan minatnya. Jenis senjata lain yang ditawarkan adalah pelempar granat dengan fitur night vision.
Senjata SS2 mulai diproduksi oleh PT. Pindad pada 2006 menggantikan seri sebelumnya SS1. Senjata yang memiliki kaliber 5,56x45 milimeter ini memiliki panjang 930 milimeter dan panjang laras 460 milimeter. SS2 mampu menembakkan 700 butir peluru per menit dengan kecepatan 710 meter per detik. Salah satu pasukan TNI yang menggunakan senjata ini adalah Komando Pasukan Katak, Angkatan Laut.
Sumber: Waspada
Belanja Modal Kemhan Terserap 19,59%
Menko Polhukam Djoko Suyanto (kanan) berbincang dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kiri) sebelum Rapat Terbatas (Ratas) bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) di kantor kepresidenan , Jakarta, Senin (23/5). Ratas membahas mengenai Peraturan Pemerintah tentang rencana aksi implementasi rekomendasi Komisi Kebenaran dan Persahabatan RI dan Timor Leste serta paparan Mendagri tentang RUU Pemerintah Daerah pengganti UU no 32 tahun 2004. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/Spt/11)
24 Mei 2011, Jakarta (MICOM): Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menyatakan belanja modal anggaran pertahanan khusunya pada akhir semester pertama cukup signifikan. Dirjen Perencanaan Pertahanan (Renhan) Kemenhan Marsda TNI Bonggas S Silaen mengatakan Kemenhan berhasil merealisasikan belanja modal sebesar 19,59% dari Pagu Dipa Tahun Anggaran 2011 menjelang akhir semester pertama tahun ini.
"Memang pada triwulan pertama, yaitu pada Januari sampai dengan Maret di semua Kementerian dan Lembaga khususnya untuk belanja modalnya itu masih relatif kecil karena kebanyakan masih dalam proses, sedangkan untuk pelaksanaannya baru dimulai pada triwulan kedua dan ketiga," ujar Bonggas, dalam keterangan pers yang diterima Media Indonesia, Senin (23/5).
Berdasarkan data yang dirilis Kemenhan, dari Jumlah Pagu Definitif menjelang akhir semester pertama tahun anggarn 2011, yaitu Rp15,164,74 miliar, Kemenhan merealisasikan sekitar Rp2,971,29 miliar. Sementara, alokasi anggaran pertahanan dalam APBN Tahun 2011 sebesar Rp47 triliun atau 3,86 % dari APBN 2011.
Bonggas mengatakan Kemenhan berharap penyerapan belanja modal dapat mencapai target, tetapi sejumlah proses seperti pengumuman, lelang, tender, dan pemeriksaan serta kelengkapan administrasi membutuhkan waktu. Penyerapannya yang paling tinggi, kata dia, biasanya ada pada triwulan ketiga dan keempat.
"Kemenhan berupaya melakukan efektivitas dalam proses pengadaan dengan memperhatikan kelengkapan surat-menyurat dan kelengkapan data dari masing-masing satuan kerja. Semakin lengkap administrasinya, semakin cepat realisasi penyerapan anggaran," pungkasnya.
Sumber: MICOM
24 Mei 2011, Jakarta (MICOM): Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menyatakan belanja modal anggaran pertahanan khusunya pada akhir semester pertama cukup signifikan. Dirjen Perencanaan Pertahanan (Renhan) Kemenhan Marsda TNI Bonggas S Silaen mengatakan Kemenhan berhasil merealisasikan belanja modal sebesar 19,59% dari Pagu Dipa Tahun Anggaran 2011 menjelang akhir semester pertama tahun ini.
"Memang pada triwulan pertama, yaitu pada Januari sampai dengan Maret di semua Kementerian dan Lembaga khususnya untuk belanja modalnya itu masih relatif kecil karena kebanyakan masih dalam proses, sedangkan untuk pelaksanaannya baru dimulai pada triwulan kedua dan ketiga," ujar Bonggas, dalam keterangan pers yang diterima Media Indonesia, Senin (23/5).
Berdasarkan data yang dirilis Kemenhan, dari Jumlah Pagu Definitif menjelang akhir semester pertama tahun anggarn 2011, yaitu Rp15,164,74 miliar, Kemenhan merealisasikan sekitar Rp2,971,29 miliar. Sementara, alokasi anggaran pertahanan dalam APBN Tahun 2011 sebesar Rp47 triliun atau 3,86 % dari APBN 2011.
Bonggas mengatakan Kemenhan berharap penyerapan belanja modal dapat mencapai target, tetapi sejumlah proses seperti pengumuman, lelang, tender, dan pemeriksaan serta kelengkapan administrasi membutuhkan waktu. Penyerapannya yang paling tinggi, kata dia, biasanya ada pada triwulan ketiga dan keempat.
"Kemenhan berupaya melakukan efektivitas dalam proses pengadaan dengan memperhatikan kelengkapan surat-menyurat dan kelengkapan data dari masing-masing satuan kerja. Semakin lengkap administrasinya, semakin cepat realisasi penyerapan anggaran," pungkasnya.
Sumber: MICOM
Satgas Merah Putih
23 Mei 2011, Jakarta (ANTARA foto): Sebuah sea rider milik Pasukan Khusus Denjaka diturunkan dari KRI Yos Sudarso ketika akan melakukan pengamanan kapal MV Sinar Kudus di perairan Somalia, beberapa waktu lalu. Satgas Penanggulangan Teror TNI berhasil mengamankan MV Sinar Kudus dari aksi pembajakan lanjutan setelah kapal tersebut dibebaskan para perompak Somalia. (Foto: ANTARA/Dok. Kormar/Spt/11)
Satuan Tugas Pembebasan MV Sinar Kudus yang telah disandera perompak Somalia selama hampir satu bulan lebih, kembali ke Indonesia. Satgas dengan sandi Merah Putih ini diterima langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok Jakarta, Minggu (22/5).
Upacara penyambutan diawali dengan kehadiran dua “sea riders” yang memiliki kapasitas 15 personel. Dilanjutkan dengan LCVP kendaraan air untuk mendukung penurunan personel yang mendukung operasi pembebasan. Kemudian dihadirkan tiga kapal perang Indonesia yang terlibat dalam operasi pembebasan MV Sinar Kudus KRI Yos Sudarso, KRI Abdul Halim Perdanakusuma dan KRI Banjarmasin.
SBY yang didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan tiga kepala staf angkatan serta beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, menyatakan bangga atas keberhasilan Satgas Merah Putih dan Duta Samudra I/2011 dalam membebaskan kapal niaga MV Sinar Kudus dari tangan perompak Somalia.
“Atas nama negara, atas nama pemerintah dan atas nama pribadi saya ucapkan terima kasih dan penghargaan pada para prajurit, baik perwira, bintara maupun tamtama yang telah berhasil mengemban tugas negara yang penuh risiko dan ketidapastian,” kata SBY.
SBY juga mengatakan telah melihat video proses pembebasan yang dilakukan Satgas Merah Putih dan Satgas Duta Samudra I/2011 yang memperlihatkan proses pembebasan memiliki tingkat risiko yang tinggi, baik karena faktor cuaca dan medan operasi.
“Saya juga menyaksikan melalui video, bagaimana seorang kolonel atau letkol terjun langsung menggunakan `sea riders` untuk mendukung proses pembebasan kapal Sinar Kudus, yang seharusnya cukup dilakukan oleh seorang sersan,” kata Presiden bangga, sambil meminta perwira dimaksud untuk memperlihatkan diri.
Presiden mengungkapkan, sejak kali pertama mendengar kabar MV Sinar Kudus dibajak, dirinya langsung melakukan langkah-langkah penyelamatan.
“Tidak kurang dari lima kali rapat kabinet membahas beberapa opsi yang dapat dilakukan untuk pembebasan kapal dan 20 ABK dengan selamat,” katanya.
Tiga sea rider yang membawa Satgas Penanggulangan Teror TNI menyergap perahu milik perompak Somalia. (Foto: ANTARA/Dok. Kormar/Spt/11)
Presiden mengemukakan, untuk membebaskan kapal Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia selama hampir 46 hari, Pemerintah menetapkan tiga opsi yakni menyelematkan 20 ABK, pembebasan kapal dan setelah ABK serta kapal berhasil diselamatkan maka dilakukan penindakan terhadap para perompak.
“Semua proses itu saya saksikan melalui video. Jadikan semua itu pelajaran, baik dari segi operasi logistik, proyeksi kekuatan, operasi intelijen, diplomasi dan pola satuan tugas. Sekali lagi saya bangga,” tutur SBY.
SBY juga mengaku terpaksa menahan diri bicara selama dua bulan, untuk mendukung keberhasilan operasi pembebasan kapal MV Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia selama hampir 46 hari. SBY mengaku tak perduli dengan banyak komentar, banyak kritik, banyak ulasan dirinya yang memilih diam saat itu.
“Sekali lagi, operasi khusus seperti itu memerlukan kerahasiaan, memerlukan keamanan, pelaksanaanya memerlukan kecepatan, dan juga pendadakan.
Oleh karena itu, kalau kita obral apa yang akan dan sedang kita lakukan, maka sama saja kita memberi tahu musuh, lawan, untuk setiap saat bisa menggagalkan operasi kita dan bisa menghancurkan satuan kita sendiri,” kata SBY, lagi.
SBY juga mengungkapkan, Satgas dibekali dengan persenjataan lengkap untuk melangsungkan operasi militer. Hanya, takdir menggariskan lain. Pemilik kapal memilih membayar tebusan.
KRI Yos Sudarso 352 dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma 355 mengawal kapal MV Sinar Kudus di perairan Somalia, menuju Oman, beberapa waktu lalu. (Foto: ANTARA/Dok. Kormar/Spt/11)
Kapal MV Sinar Kudus dibajak perompak Somalia pada 16 Maret 2011 dan membawa 20 ABK. Kapal berbobot 8.911 ton itu membawa feronikel dengan tujuan Belanda.
Ketika dibajak, MV Sinar Kudus berada di Perairan Somalia tepatnya di sekitar 350 mil laut tenggara Oman. Kapal MV Sinar Kudus dibebaskan dengan membayar tebusan disertai operasi militer bersandikan “Merah Putih” pimpinan Kolonel Laut (P) M. Taufiqurochman. Atas keberhasilannya membebaskan seluruh ABK, Kolonel Laut Pelaut Ahmad Taufiquerachman diberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi Laksamana Pertama TNI.
Presiden juga memberikan tanda jasa Santi Dharma masing-masing kepada Letkol Infanteri Sabri Danyton Ban Sat 801 Gultor, Kolonel Marinir Suhartono, Danden Jaka dan Letkol Penerbang Ronald R Siregar pilot Boeing 474 400 yang bertugas dalam misi pembebasan itu.
Satgas melibatkan dua kapal fregat yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Yos Sudarso-353, satu kapal LPD KRI Banjarmasin-592 dan satu helikopter, “sea riders” dan LCVP. Personel yang dikerahkan terdiri atas pasukan khusus dari Kopassus, Korps Marinir dan Kopaska.
Sumber: Batam Pos
Satuan Tugas Pembebasan MV Sinar Kudus yang telah disandera perompak Somalia selama hampir satu bulan lebih, kembali ke Indonesia. Satgas dengan sandi Merah Putih ini diterima langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok Jakarta, Minggu (22/5).
Upacara penyambutan diawali dengan kehadiran dua “sea riders” yang memiliki kapasitas 15 personel. Dilanjutkan dengan LCVP kendaraan air untuk mendukung penurunan personel yang mendukung operasi pembebasan. Kemudian dihadirkan tiga kapal perang Indonesia yang terlibat dalam operasi pembebasan MV Sinar Kudus KRI Yos Sudarso, KRI Abdul Halim Perdanakusuma dan KRI Banjarmasin.
SBY yang didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan tiga kepala staf angkatan serta beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, menyatakan bangga atas keberhasilan Satgas Merah Putih dan Duta Samudra I/2011 dalam membebaskan kapal niaga MV Sinar Kudus dari tangan perompak Somalia.
“Atas nama negara, atas nama pemerintah dan atas nama pribadi saya ucapkan terima kasih dan penghargaan pada para prajurit, baik perwira, bintara maupun tamtama yang telah berhasil mengemban tugas negara yang penuh risiko dan ketidapastian,” kata SBY.
SBY juga mengatakan telah melihat video proses pembebasan yang dilakukan Satgas Merah Putih dan Satgas Duta Samudra I/2011 yang memperlihatkan proses pembebasan memiliki tingkat risiko yang tinggi, baik karena faktor cuaca dan medan operasi.
“Saya juga menyaksikan melalui video, bagaimana seorang kolonel atau letkol terjun langsung menggunakan `sea riders` untuk mendukung proses pembebasan kapal Sinar Kudus, yang seharusnya cukup dilakukan oleh seorang sersan,” kata Presiden bangga, sambil meminta perwira dimaksud untuk memperlihatkan diri.
Presiden mengungkapkan, sejak kali pertama mendengar kabar MV Sinar Kudus dibajak, dirinya langsung melakukan langkah-langkah penyelamatan.
“Tidak kurang dari lima kali rapat kabinet membahas beberapa opsi yang dapat dilakukan untuk pembebasan kapal dan 20 ABK dengan selamat,” katanya.
Tiga sea rider yang membawa Satgas Penanggulangan Teror TNI menyergap perahu milik perompak Somalia. (Foto: ANTARA/Dok. Kormar/Spt/11)
Presiden mengemukakan, untuk membebaskan kapal Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia selama hampir 46 hari, Pemerintah menetapkan tiga opsi yakni menyelematkan 20 ABK, pembebasan kapal dan setelah ABK serta kapal berhasil diselamatkan maka dilakukan penindakan terhadap para perompak.
“Semua proses itu saya saksikan melalui video. Jadikan semua itu pelajaran, baik dari segi operasi logistik, proyeksi kekuatan, operasi intelijen, diplomasi dan pola satuan tugas. Sekali lagi saya bangga,” tutur SBY.
SBY juga mengaku terpaksa menahan diri bicara selama dua bulan, untuk mendukung keberhasilan operasi pembebasan kapal MV Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia selama hampir 46 hari. SBY mengaku tak perduli dengan banyak komentar, banyak kritik, banyak ulasan dirinya yang memilih diam saat itu.
“Sekali lagi, operasi khusus seperti itu memerlukan kerahasiaan, memerlukan keamanan, pelaksanaanya memerlukan kecepatan, dan juga pendadakan.
Oleh karena itu, kalau kita obral apa yang akan dan sedang kita lakukan, maka sama saja kita memberi tahu musuh, lawan, untuk setiap saat bisa menggagalkan operasi kita dan bisa menghancurkan satuan kita sendiri,” kata SBY, lagi.
SBY juga mengungkapkan, Satgas dibekali dengan persenjataan lengkap untuk melangsungkan operasi militer. Hanya, takdir menggariskan lain. Pemilik kapal memilih membayar tebusan.
KRI Yos Sudarso 352 dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma 355 mengawal kapal MV Sinar Kudus di perairan Somalia, menuju Oman, beberapa waktu lalu. (Foto: ANTARA/Dok. Kormar/Spt/11)
Kapal MV Sinar Kudus dibajak perompak Somalia pada 16 Maret 2011 dan membawa 20 ABK. Kapal berbobot 8.911 ton itu membawa feronikel dengan tujuan Belanda.
Ketika dibajak, MV Sinar Kudus berada di Perairan Somalia tepatnya di sekitar 350 mil laut tenggara Oman. Kapal MV Sinar Kudus dibebaskan dengan membayar tebusan disertai operasi militer bersandikan “Merah Putih” pimpinan Kolonel Laut (P) M. Taufiqurochman. Atas keberhasilannya membebaskan seluruh ABK, Kolonel Laut Pelaut Ahmad Taufiquerachman diberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi Laksamana Pertama TNI.
Presiden juga memberikan tanda jasa Santi Dharma masing-masing kepada Letkol Infanteri Sabri Danyton Ban Sat 801 Gultor, Kolonel Marinir Suhartono, Danden Jaka dan Letkol Penerbang Ronald R Siregar pilot Boeing 474 400 yang bertugas dalam misi pembebasan itu.
Satgas melibatkan dua kapal fregat yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Yos Sudarso-353, satu kapal LPD KRI Banjarmasin-592 dan satu helikopter, “sea riders” dan LCVP. Personel yang dikerahkan terdiri atas pasukan khusus dari Kopassus, Korps Marinir dan Kopaska.
Sumber: Batam Pos
Monday, May 23, 2011
HMS Richmond F-239 Merapat di Tanjung Priok
Kapal perang HMS Richmond angkatan laut Inggris saat tiba di dermaga Pelabuhan Jakarta Internasional Container Terminal 2, Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (22/5) Kunjungan persahabatan angkatan laut tersebut dalam rangka mempererat hubungan dan kerjasama keamanan antara Angkatan laut kedua negara. (Foto: ANTARA/Reno Esnir/nz/11)
23 Mei 2011, Jakarta (RMOL): Kapal Perang Inggris Jenis Frigate HMS Richmond-F239 tiba di dermaga Pelabuhan JITC (Jakarta International Terminal Container) II Tanjung Priok, Jakarta, kemarin (Minggu, 23/5).
Dari keterangan Kepala Bagian Penerangan Pangkalan Utama TNI AL III, Mayor Laut Agus Susilo Kaeri, Kapal Frigate ini akan berada di Jakarta selama tiga hari dalam rangka kunjungan untuk lebih memperat jalinan persahabatan antara AL Inggris (Royal Navy) dengan TNI AL yang selama ini sudah terjalin dengan baik.
Kapal perang HMS Richmond yang dikomondani Capt. Mike Walliker ini mempunyai panjang 133 Meter dengan lebar 16,1 meter merupakan kapal untuk peperangan anti kapal selam (Anti Submarine warfare). Kapal yang bermarkas di Portmouth ini selain memiliki senjata torpedo untuk melawan kapal selam juga dilengkapi dengan beberapa buah meriam dengan berbagai kaliber serta senjata harpoon.
Kapal ini telah dipergunakan dalam operasi-operasi pemeberantasan obat-obatan terlarang di wilayah Amerika, Atlantik Selatan, Teluk Arab dan Karibia juga untuk operasi bantuan bencana alam di kepulauan Turks, Caicos, Grenada dan Grand Cayman
.
Selama singgah di Indonesia prajurit Royal Navy ini akan melaksanakan kegiatan antara lain kunjungan kehormatan ke pejabat TNI AL, melaksanakan kegiatan diskusi dengan prajurit Koarmabar membahas masalah piracy dan melaksanakan kegiatan sosial ke pesantren Yayasan Nurul Zahro di daerah Koja Jakarta Utara serta olahraga sepak bola bersama dengan para selebritas.
Sumber: RMOL
23 Mei 2011, Jakarta (RMOL): Kapal Perang Inggris Jenis Frigate HMS Richmond-F239 tiba di dermaga Pelabuhan JITC (Jakarta International Terminal Container) II Tanjung Priok, Jakarta, kemarin (Minggu, 23/5).
Dari keterangan Kepala Bagian Penerangan Pangkalan Utama TNI AL III, Mayor Laut Agus Susilo Kaeri, Kapal Frigate ini akan berada di Jakarta selama tiga hari dalam rangka kunjungan untuk lebih memperat jalinan persahabatan antara AL Inggris (Royal Navy) dengan TNI AL yang selama ini sudah terjalin dengan baik.
Kapal perang HMS Richmond yang dikomondani Capt. Mike Walliker ini mempunyai panjang 133 Meter dengan lebar 16,1 meter merupakan kapal untuk peperangan anti kapal selam (Anti Submarine warfare). Kapal yang bermarkas di Portmouth ini selain memiliki senjata torpedo untuk melawan kapal selam juga dilengkapi dengan beberapa buah meriam dengan berbagai kaliber serta senjata harpoon.
Kapal ini telah dipergunakan dalam operasi-operasi pemeberantasan obat-obatan terlarang di wilayah Amerika, Atlantik Selatan, Teluk Arab dan Karibia juga untuk operasi bantuan bencana alam di kepulauan Turks, Caicos, Grenada dan Grand Cayman
.
Selama singgah di Indonesia prajurit Royal Navy ini akan melaksanakan kegiatan antara lain kunjungan kehormatan ke pejabat TNI AL, melaksanakan kegiatan diskusi dengan prajurit Koarmabar membahas masalah piracy dan melaksanakan kegiatan sosial ke pesantren Yayasan Nurul Zahro di daerah Koja Jakarta Utara serta olahraga sepak bola bersama dengan para selebritas.
Sumber: RMOL
Indonesia belum akan Kawal Kapal Dagang
KSAD Jenderal TNI George Toisutta digotong prajurit TNI Angkatan Darat saat menyambut kedatangan Satuan Tugas Merah Putih di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Minggu ( 22/5). Penyambutan kedatangan Satuan Tugas Merah Putih, seusai melaksanakan misi kemanusiaan menyelamatkan sandra awak Kapal MV Sinar Kudus yang dibajak oleh Perompak Somalia di Perairan Somalia. (Foto: ANTARA/ Ujang Zaelani/ed/nz/11)
23 Mei 2011, Jakarta (MICOM): Pemerintah RI belum akan melakukan pengawalan kapal dagang di perairan Somalia.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto mengungkapkan pemerintah masih akan melakukan pertimbangan untuk melakukan perlindungan kapal dagang yang melintas di perairan Somalia. Ia menyatakan Indonesia sudah menunjukkan perhatian dengan melakukan upaya pembebasan kapal MV Sinar Kudus.
"Bayangkan saja, memproyeksikan kekuatan yang sedemikian besar, jauh dari negara kita. Bukan persoalan yang mudah perencanaan logistiknya," ujarnya usai melakukan penyambutan Satgas Merah Putih yang baru saja merapat di Dermaga Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) di Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (22/5).
Ia mengakui selama ini tidak banyak negara yang memberikan perhatian atas permasalahan perompakan di perairan Somalia. Padahal banyak kepentingan internasional di perairan tersebut.
Pembebasan yang dilakukan oleh Indonesia dapat menjadi referensi. Namun untuk melakukan pengawalan lebih lanjut masih perlu pembicaraan lebih serius.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui perairan Somalia menjadi perhatian negara-negara Internasional. Aksi pembebasan yang dilakukan ini bisa dibilang nekat.
"Nekadnya Indonesia mengirim kekuatan ini menjadi penglihatan sendiri negara maju terutama yang memiliki kepentingan," jelasnya.
Sumber: MI.com
23 Mei 2011, Jakarta (MICOM): Pemerintah RI belum akan melakukan pengawalan kapal dagang di perairan Somalia.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto mengungkapkan pemerintah masih akan melakukan pertimbangan untuk melakukan perlindungan kapal dagang yang melintas di perairan Somalia. Ia menyatakan Indonesia sudah menunjukkan perhatian dengan melakukan upaya pembebasan kapal MV Sinar Kudus.
"Bayangkan saja, memproyeksikan kekuatan yang sedemikian besar, jauh dari negara kita. Bukan persoalan yang mudah perencanaan logistiknya," ujarnya usai melakukan penyambutan Satgas Merah Putih yang baru saja merapat di Dermaga Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) di Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (22/5).
Ia mengakui selama ini tidak banyak negara yang memberikan perhatian atas permasalahan perompakan di perairan Somalia. Padahal banyak kepentingan internasional di perairan tersebut.
Pembebasan yang dilakukan oleh Indonesia dapat menjadi referensi. Namun untuk melakukan pengawalan lebih lanjut masih perlu pembicaraan lebih serius.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui perairan Somalia menjadi perhatian negara-negara Internasional. Aksi pembebasan yang dilakukan ini bisa dibilang nekat.
"Nekadnya Indonesia mengirim kekuatan ini menjadi penglihatan sendiri negara maju terutama yang memiliki kepentingan," jelasnya.
Sumber: MI.com
Operasi Pembebasan Sudah Dirancang Sejak Awal, Termasuk Opsi Serangan Darat
Presiden SBY bersama dengan anggota Satga Merah Putih ketika bersilaturahmi dengan Satgas Merah Putih di Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (22/5) siang. (Foto:anung/presidensby.info)
22 Mei 2011, Jakarta (Presidenri.go.id): Jakarta: Sejak awal pemerintah sudah menyiapkan operasi militer untuk membebaskan kapal MV Sinar Kudus, namun kerahasiaan operasi semacam ini harus dijaga. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan hal ini dalam sambutannya ketika bersilaturahmi dengan anggota Satgas Merah Putih di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (22/5) siang.
"Saya menahan diri selama 2 bulan untuk tidak memberikan penjelasan yang tidak perlu karena saya tidak ingin prajurit-prajurit yang sedang mengemban tugas, jiwa dan raganya terkorbankan," Presiden menjelaskan.
Operasi pembebasan semacam ini memerlukan kerahasiaan dan pelaksanaannya memerlukan kecepatan dan pendadakan. Sejak mendapat laporan hari pertama pembajakan dari Menko Polhukam, Panglima TNI, para menteri terkait, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), pemerintah langsung bekerja. Memang banyak yg harus dipertimbangkan, seperti jarak Indonesia-Somalia yang mencapai 4000 mil laut dan persoalan logistiknya.
Perairan Somalia memang rawan pembajakan. Saat ini banyak kapal yang dibajak dan dibiarkan teronggok karena tak dapat dibawa kembali. Beberapa operasi penyelamatan juga memakan korban. Satgas Merah Putih sendiri berhasil tanpa memakan korban dari Indonesia.
Presiden SBY memutuskan untuk mengirim 800 personel TNI yang terdiri atas Kopassus, Denjaka, dan Marinir, dan melengkapi mereka dengan perlengkapan untuk kontak darat. Hal ini karena ada kemungkinan para perompak akan memanggil bantuan dari darat.
Pemerintah Somalia pun sudah dikontak soal kemungkinan kita mengirim pasukan ke darat untuk mengejar perompak jika diperlukan. "Indonesia tidak memusihi Somalia, tetapi Indonesia tidak bisa terima kelakuan perompak-perompak Somalia," SBY menegaskan.
Sementara jajaran TNI pun juga melakukan koordinasi dengan gugus tugas-gugus tugas internasional yang berada di perairan Somalia. Satgas ini sendiri berangkat dari Indonesia pada 23 Maret atau 5 hari setelah Presiden memimpin rapat pertama membahas pembebasan ini.
Sumber: Presiden RI
22 Mei 2011, Jakarta (Presidenri.go.id): Jakarta: Sejak awal pemerintah sudah menyiapkan operasi militer untuk membebaskan kapal MV Sinar Kudus, namun kerahasiaan operasi semacam ini harus dijaga. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan hal ini dalam sambutannya ketika bersilaturahmi dengan anggota Satgas Merah Putih di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (22/5) siang.
"Saya menahan diri selama 2 bulan untuk tidak memberikan penjelasan yang tidak perlu karena saya tidak ingin prajurit-prajurit yang sedang mengemban tugas, jiwa dan raganya terkorbankan," Presiden menjelaskan.
Operasi pembebasan semacam ini memerlukan kerahasiaan dan pelaksanaannya memerlukan kecepatan dan pendadakan. Sejak mendapat laporan hari pertama pembajakan dari Menko Polhukam, Panglima TNI, para menteri terkait, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), pemerintah langsung bekerja. Memang banyak yg harus dipertimbangkan, seperti jarak Indonesia-Somalia yang mencapai 4000 mil laut dan persoalan logistiknya.
Perairan Somalia memang rawan pembajakan. Saat ini banyak kapal yang dibajak dan dibiarkan teronggok karena tak dapat dibawa kembali. Beberapa operasi penyelamatan juga memakan korban. Satgas Merah Putih sendiri berhasil tanpa memakan korban dari Indonesia.
Presiden SBY memutuskan untuk mengirim 800 personel TNI yang terdiri atas Kopassus, Denjaka, dan Marinir, dan melengkapi mereka dengan perlengkapan untuk kontak darat. Hal ini karena ada kemungkinan para perompak akan memanggil bantuan dari darat.
Pemerintah Somalia pun sudah dikontak soal kemungkinan kita mengirim pasukan ke darat untuk mengejar perompak jika diperlukan. "Indonesia tidak memusihi Somalia, tetapi Indonesia tidak bisa terima kelakuan perompak-perompak Somalia," SBY menegaskan.
Sementara jajaran TNI pun juga melakukan koordinasi dengan gugus tugas-gugus tugas internasional yang berada di perairan Somalia. Satgas ini sendiri berangkat dari Indonesia pada 23 Maret atau 5 hari setelah Presiden memimpin rapat pertama membahas pembebasan ini.
Sumber: Presiden RI
Robot Penjinak Bom Bisa Dibuat Dalam Negeri
Robot penjinak bom. (Foto: Ridwan GRT)
22 Mei 2011, Batam (ANTARA News): Politeknik Negeri Batam, Provinsi Kepulauan Riau bekerja sama dengan Kepolisian daerah setempat mengembangkan robot penjinak bom.
"Politeknik bersama Kepolisian Daerah (Polda) sedang mencari material yang pas untuk robot yang kami kembangkan," kata Direktur Politeknik Negeri Batam Priyono Eko Sanyoto di Batam, Minggu.
Saat ini, tim robot Politeknik Batam sedang mengembangkan desain yang tepat untuk robot penjinak bom.
Pengembangan robot penjinak bom menggunakan material khusus agar tidak mudah meledak dan berbeda dengan robot-robot lain yang pernah dibuat mahasiswa Poltek Negeri Batam sebelumnya.
"Kami mengupayakan bahan yang sebaik mungkin, agar robot tidak hancur saat ada bom yang meledak," lanjutnya.
Priyono mengatakan harapan pengembangan robot cepat selesai untuk membantu polisi menanggulangi ancaman bom terutama di wilayah hukum Polda Kepulauan Riau.
Selain bekerja sama dengan Polda Kepri, Politeknik Negeri Batam juga terus berupaya mengembangkan robot-robot untuk keperluan industri.
Menurut Priyono, Batam adalah kota industri yang memanfaatkan teknologi tinggi.
Politeknik berharap, pengembangan robot yang dilakukan akan dilirik oleh perusahaan-perusahaan di Batam.
"Kami akan berupaya mengembangkan robot industri tepat guna," kata Priyono.
Politeknik Negeri Batam berulang kali mengukir prestasi pembuatan robot.
Politeknik Negeri Batam selalu menjadi juara umum Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) wilayah Sumatera dalam dua tahun terakhir.
"Untuk tingkat internasional kami pernah menjadi juara ketiga kontes robot cerdas di tahun 2007," kata Priyono.
Sumber: ANTARA News
22 Mei 2011, Batam (ANTARA News): Politeknik Negeri Batam, Provinsi Kepulauan Riau bekerja sama dengan Kepolisian daerah setempat mengembangkan robot penjinak bom.
"Politeknik bersama Kepolisian Daerah (Polda) sedang mencari material yang pas untuk robot yang kami kembangkan," kata Direktur Politeknik Negeri Batam Priyono Eko Sanyoto di Batam, Minggu.
Saat ini, tim robot Politeknik Batam sedang mengembangkan desain yang tepat untuk robot penjinak bom.
Pengembangan robot penjinak bom menggunakan material khusus agar tidak mudah meledak dan berbeda dengan robot-robot lain yang pernah dibuat mahasiswa Poltek Negeri Batam sebelumnya.
"Kami mengupayakan bahan yang sebaik mungkin, agar robot tidak hancur saat ada bom yang meledak," lanjutnya.
Priyono mengatakan harapan pengembangan robot cepat selesai untuk membantu polisi menanggulangi ancaman bom terutama di wilayah hukum Polda Kepulauan Riau.
Selain bekerja sama dengan Polda Kepri, Politeknik Negeri Batam juga terus berupaya mengembangkan robot-robot untuk keperluan industri.
Menurut Priyono, Batam adalah kota industri yang memanfaatkan teknologi tinggi.
Politeknik berharap, pengembangan robot yang dilakukan akan dilirik oleh perusahaan-perusahaan di Batam.
"Kami akan berupaya mengembangkan robot industri tepat guna," kata Priyono.
Politeknik Negeri Batam berulang kali mengukir prestasi pembuatan robot.
Politeknik Negeri Batam selalu menjadi juara umum Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) wilayah Sumatera dalam dua tahun terakhir.
"Untuk tingkat internasional kami pernah menjadi juara ketiga kontes robot cerdas di tahun 2007," kata Priyono.
Sumber: ANTARA News
Sunday, May 22, 2011
Ini Alasan SBY Emoh Blakblakan Soal Operasi Sinar Kudus
Ratusan Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Merah Putih disambut saat tiba di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Minggu ( 22/5). Penyambutan kedatangan Satuan Tugas Merah Putih, seusai melaksanakan misi kemanusiaan menyelamatkan sandra awak Kapal MV Sinar Kudus yang dibajak oleh Perompak Somalia di Perairan Somalia. (Foto: ANTARA/ Ujang Zaelani/ss/pd/11)
22 Mei 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku lega kini bisa berterus terang tentang pengiriman Satuan Tugas Merah Putih untuk operasi pembebasan Kapal Kargo Sinar Kudus dari perompak di perairan Somalia. Soalnya, sudah sekian lama ia harus bungkam tentang misi itu.
"Saya menahan diri selama dua bulan tidak berbicara karena tidak ingin prajurit yang sedang bertugas, jiwa dan raganya dikorbankan," kata Yudhoyono dalam penyambutan Satuan Tugas tersebut di Dermaga Kolinlamil, Ahad, 22 Mei 2011.
Meski dihujani kritik sebagai pemimpin yang lamban, katanya, Yudhoyono tetap harus berdiam diri. "Tidak mungkin saya bilang sudah dikirim seminggu lalu, posisinya di sini, sama saja dengan setor nyawa," ujarnya.
Sejak hari pertama Sinar Kudus dibajak, Yudhoyono mengaku telah dilapori para menterinya. Presiden lantas langsung menggelar lima rapat terbatas berturut-turut untuk menyiapkan pemberangkatan Satuan Tugas untuk pembebasan dari perompak Somalia.
Bahkan, Satuan Tugas pun dibekali dengan persenjataan lengkap untuk melangsungkan operasi militer. Hanya, takdir menggariskan lain. Pemilik kapal memilih membayar tebusan. "Kenapa kita kirimkan kekuatan lebih dari satu batalion, karena kita sudah siapkan segalanya. Operasi dirancang untuk melakukan sesuatu yang lebih dari yang ditakdirkan Tuhan," tuturnya.
Ia meminta para petinggi TNI menceritakan keseluruhan proses kepada masyarakat agar semua orang tahu apa saja yang telah mereka lakukan dalam misi tersebut.
Pimpin Kapal Satgas ke Somalia, Kolonel Ahmad Naik Pangkat
Komandan Gugus Tempur Laut Armada Barat Kolonel Laut Ahmad Taufiqoerachman bakal naik pangkat hari ini. Ia dianggap berjasa dalam menjalankan tugasnya sebagai Komandan Satuan Tugas Duta Samudera I/2011, bagian dari Satuan Tugas Merah Putih yang melakukan operasi pembebasan kapal kargo MV Sinar Kudus di perairan Somalia, April lalu. Satgas Merah Putih dipimpin oleh Komandan Korps Marinir, Mayor Jenderal (Mar) Alfan Baharudin.
"Penyematan tanda pangkatnya dalam acara nanti," ujar Kepala Sub Dinas Penerangan Umum Angkatan Laut Kolonel Laut Rony E. Turangan di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta Utara, Ahad 22 Mei 2011.
Hari ini, di dermaga Kolinlamil akan digelar acara penerimaan Satgas Duta Samudra. Tiga KRI merapat secara berurutan, yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma, KRI Yos Sudarso, dan KRI Banjarmasin. Tiga KRI ini berangkat ke Somalia di bawah komando Ahmad Taufiqoerachman.
Dalam acara inilah Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono akan meminta izin kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyematkan tanda pangkat satu tingkat lebih tinggi. Pangkat Ahmad naik menjadi Laksamana Pertama.
Dalam acara yang dijadwalkan mulai pukul 14.00 WIB tersebut, Agus dan Ahmad masing-masing akan memberikan laporan kepada Yudhoyono. Slamet Juhari, kapten kapal kargo Sinar Kudus yang dibebaskan dari tangan perompak, serta Ketua Solidaritas Pelaut Indonesia juga akan memberikan sambutan di acara ini. Puncaknya, Presiden Yudhoyono juga akan memberikan sambutannya di hadapan hadirin.
Sumber: TEMPO Interaktif
22 Mei 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku lega kini bisa berterus terang tentang pengiriman Satuan Tugas Merah Putih untuk operasi pembebasan Kapal Kargo Sinar Kudus dari perompak di perairan Somalia. Soalnya, sudah sekian lama ia harus bungkam tentang misi itu.
"Saya menahan diri selama dua bulan tidak berbicara karena tidak ingin prajurit yang sedang bertugas, jiwa dan raganya dikorbankan," kata Yudhoyono dalam penyambutan Satuan Tugas tersebut di Dermaga Kolinlamil, Ahad, 22 Mei 2011.
Meski dihujani kritik sebagai pemimpin yang lamban, katanya, Yudhoyono tetap harus berdiam diri. "Tidak mungkin saya bilang sudah dikirim seminggu lalu, posisinya di sini, sama saja dengan setor nyawa," ujarnya.
Sejak hari pertama Sinar Kudus dibajak, Yudhoyono mengaku telah dilapori para menterinya. Presiden lantas langsung menggelar lima rapat terbatas berturut-turut untuk menyiapkan pemberangkatan Satuan Tugas untuk pembebasan dari perompak Somalia.
Bahkan, Satuan Tugas pun dibekali dengan persenjataan lengkap untuk melangsungkan operasi militer. Hanya, takdir menggariskan lain. Pemilik kapal memilih membayar tebusan. "Kenapa kita kirimkan kekuatan lebih dari satu batalion, karena kita sudah siapkan segalanya. Operasi dirancang untuk melakukan sesuatu yang lebih dari yang ditakdirkan Tuhan," tuturnya.
Ia meminta para petinggi TNI menceritakan keseluruhan proses kepada masyarakat agar semua orang tahu apa saja yang telah mereka lakukan dalam misi tersebut.
Pimpin Kapal Satgas ke Somalia, Kolonel Ahmad Naik Pangkat
Komandan Gugus Tempur Laut Armada Barat Kolonel Laut Ahmad Taufiqoerachman bakal naik pangkat hari ini. Ia dianggap berjasa dalam menjalankan tugasnya sebagai Komandan Satuan Tugas Duta Samudera I/2011, bagian dari Satuan Tugas Merah Putih yang melakukan operasi pembebasan kapal kargo MV Sinar Kudus di perairan Somalia, April lalu. Satgas Merah Putih dipimpin oleh Komandan Korps Marinir, Mayor Jenderal (Mar) Alfan Baharudin.
"Penyematan tanda pangkatnya dalam acara nanti," ujar Kepala Sub Dinas Penerangan Umum Angkatan Laut Kolonel Laut Rony E. Turangan di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta Utara, Ahad 22 Mei 2011.
Hari ini, di dermaga Kolinlamil akan digelar acara penerimaan Satgas Duta Samudra. Tiga KRI merapat secara berurutan, yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma, KRI Yos Sudarso, dan KRI Banjarmasin. Tiga KRI ini berangkat ke Somalia di bawah komando Ahmad Taufiqoerachman.
Dalam acara inilah Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono akan meminta izin kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyematkan tanda pangkat satu tingkat lebih tinggi. Pangkat Ahmad naik menjadi Laksamana Pertama.
Dalam acara yang dijadwalkan mulai pukul 14.00 WIB tersebut, Agus dan Ahmad masing-masing akan memberikan laporan kepada Yudhoyono. Slamet Juhari, kapten kapal kargo Sinar Kudus yang dibebaskan dari tangan perompak, serta Ketua Solidaritas Pelaut Indonesia juga akan memberikan sambutan di acara ini. Puncaknya, Presiden Yudhoyono juga akan memberikan sambutannya di hadapan hadirin.
Sumber: TEMPO Interaktif
Untuk Lawan Perompak, Pemerintah Somalia Dukung TNI Duduki Daratan
Ratusan Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Merah Putih disambut saat tiba di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Minggu ( 22/5). Penyambutan kedatangan Satuan Tugas Merah Putih, seusai melaksanakan misi kemanusiaan menyelamatkan sandra awak Kapal MV Sinar Kudus yang dibajak oleh Perompak Somalia di Perairan Somalia. (Foto: ANTARA/Ujang Zaelani/ss/pd/11)
22 Mei 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Minggu siang ini, 22 Mei 2011, upacara penyambutan kedatangan Satuan Tugas Pembebasan Sandera Kapal Sinar Kudus akan digelar di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta Utara. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan menerima kedatangan pasukan TNI yang telah sebulan lebih bertugas ke perairan Somalia itu.
Tuntas sudah tugas mereka melakukan operasi pembebasan sandera kapal kargo Sinar Kudus. Namun, sejumlah cerita di balik operasi pembebasan sandera melawan para bajak laut Somalia masih tersisa. Salah satunya soal rencana Satgas menduduki Pantai Ceel Dhahanaan (El Dhanan), Somalia, saat Sinar Kudus masih dikuasai perompak. Pemerintah Somalia rupanya mendukung penuh rencana itu.
Kepada Tempo, Duta Besar Somalia untuk Indonesia Mohamud Olow Barow menyatakan pihaknya tak berkeberatan dengan rencana pasukan TNI menduduki Pantai El Dhanan, saat melakukan operasi pembebasan kapal Sinar Kudus bulan lalu. "Kami setuju. Siapa pun yang mau melawan kelompok bajak laut, kami 100 persen persilakan," ujarnya, Jumat lalu, 20 Mei 2011.
Meskipun, ia belum diberi tahu Pemerintah Indonesia soal niat menduduki El Dhanan sebagai bagian dari strategi Satgas merebut kapal Sinar Kudus. Dukungan penuh ini diberikan karena Indonesia adalah sesama negara dengan mayoritas penduduk muslim, sama seperti Somalia. Saat Sinar Kudus masih dikuasai perompak, Barow memang selalu menunjukkan dukungannya pada pelaksanaan operasi militer. "Di laut maupun di darat, kami izinkan," ucapnya.
Ia juga sempat menunjukkan kegemasannya karena mafia perompak di perairan negaranya semakin marak saja. Bahkan, penyandang dana aksi para pembajak ditengarai berasal dari luar Somalia. Warga Somalia hanya jadi pelaksana di lapangan. "Somalia cuma tempat parkir, pemiliknya internasional," tuturnya di kantornya, Kedutaan Besar Somalia, di Jakarta, 15 Maret lalu.
Ketika itu, karena khawatir pada keselamatan awak Sinar Kudus, pemerintah belum berterus terang soal rencana pembebasan kapal kargo tersebut. Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah bahkan pernah berucap bahwa pernyataan Pemerintah Somalia, yang mengizinkan Indonesia mengirim pasukan untuk membebaskan sandera awak kapal Sinar Kudus, tak banyak berarti. Sebab, pemerintah di sana memang tidak memegang kekuasaan atas seluruh wilayahnya.
"Pemerintah Somalia bisa memberi statement (pernyataan) apa saja, tapi adalah fakta bahwa mereka tidak menguasai negaranya sendiri," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, beberapa waktu lalu.
Seperti diberitakan Tempointeraktif.com dan Koran Tempo pekan lalu, Satuan Tugas “Merah Putih”--nama satuan operasi pembebasan sandera Sinar Kudus--ternyata menyiapkan strategi khusus saat menggelar operasi di Somalia itu. Strategi itu adalah menduduki Pantai El Dhanan, Somalia, yang menjadi basis para perompak. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kabarnya menyetujui bahkan memerintahkan langkah menduduki pantai yang hanya berjarak 500-600 meter dari kampung para perompak itu.
“Untuk mencegah bantuan dari darat pada saat melakukan penindakan, duduki pantai El Dhanan,” kata Komandan Korps Marinir TNI AL, Mayor Jenderal (Mar) Alfan Baharudin kepada Tempo. Presiden oke dengan strategi itu saat Alfan mamaparkan strategi operasi pembebasan sandera di Istana Cipanas, 16 April 2011.
Alfan, yang juga ditunjuk sebagai Komandan Satgas “Merah Putih” ini beralasan, El Dhanan memiliki posisi yang strategis untuk mencegah perompak mengerahkan bala bantuan saat kapal Sinar Kudus disergap pasukan TNI. Sebab, jarak kapal Sinar Kudus ketika lego jangkar hanya sekitar 3,5 Nautical Mile saja dari bibir pantai El Dhanan. “Ini sangat dekat untuk mengerahkan bantuan,” ujar Alfan.
Selain menyetop bantuan, langkah menduduki El Dhanan adalah taktik psywar alias "perang urat saraf" menghadapi perompak. Apalagi jika mereka sampai menggunakan 20 awak Sinar Kudus sebagai tameng hidup saat pasukan menyerang.
"Bodoh-bodohnya begini, elu mau bunuh 20 orang Indonesia di kapal? Gue habisin nih satu kampung, ada anak-istri elu di situ. Saya yakin dia punya rasa kemanusiaan, ada rasa takut," kata Alfan. "Saya ambil (cara) psikologis itu. Kami akan punya posisi tawar sangat tinggi bila El Dhanan diduduki," ujarnya.
Sumber: TEMPO Interaktif
22 Mei 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Minggu siang ini, 22 Mei 2011, upacara penyambutan kedatangan Satuan Tugas Pembebasan Sandera Kapal Sinar Kudus akan digelar di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta Utara. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan menerima kedatangan pasukan TNI yang telah sebulan lebih bertugas ke perairan Somalia itu.
Tuntas sudah tugas mereka melakukan operasi pembebasan sandera kapal kargo Sinar Kudus. Namun, sejumlah cerita di balik operasi pembebasan sandera melawan para bajak laut Somalia masih tersisa. Salah satunya soal rencana Satgas menduduki Pantai Ceel Dhahanaan (El Dhanan), Somalia, saat Sinar Kudus masih dikuasai perompak. Pemerintah Somalia rupanya mendukung penuh rencana itu.
Kepada Tempo, Duta Besar Somalia untuk Indonesia Mohamud Olow Barow menyatakan pihaknya tak berkeberatan dengan rencana pasukan TNI menduduki Pantai El Dhanan, saat melakukan operasi pembebasan kapal Sinar Kudus bulan lalu. "Kami setuju. Siapa pun yang mau melawan kelompok bajak laut, kami 100 persen persilakan," ujarnya, Jumat lalu, 20 Mei 2011.
Meskipun, ia belum diberi tahu Pemerintah Indonesia soal niat menduduki El Dhanan sebagai bagian dari strategi Satgas merebut kapal Sinar Kudus. Dukungan penuh ini diberikan karena Indonesia adalah sesama negara dengan mayoritas penduduk muslim, sama seperti Somalia. Saat Sinar Kudus masih dikuasai perompak, Barow memang selalu menunjukkan dukungannya pada pelaksanaan operasi militer. "Di laut maupun di darat, kami izinkan," ucapnya.
Ia juga sempat menunjukkan kegemasannya karena mafia perompak di perairan negaranya semakin marak saja. Bahkan, penyandang dana aksi para pembajak ditengarai berasal dari luar Somalia. Warga Somalia hanya jadi pelaksana di lapangan. "Somalia cuma tempat parkir, pemiliknya internasional," tuturnya di kantornya, Kedutaan Besar Somalia, di Jakarta, 15 Maret lalu.
Ketika itu, karena khawatir pada keselamatan awak Sinar Kudus, pemerintah belum berterus terang soal rencana pembebasan kapal kargo tersebut. Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah bahkan pernah berucap bahwa pernyataan Pemerintah Somalia, yang mengizinkan Indonesia mengirim pasukan untuk membebaskan sandera awak kapal Sinar Kudus, tak banyak berarti. Sebab, pemerintah di sana memang tidak memegang kekuasaan atas seluruh wilayahnya.
"Pemerintah Somalia bisa memberi statement (pernyataan) apa saja, tapi adalah fakta bahwa mereka tidak menguasai negaranya sendiri," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, beberapa waktu lalu.
Seperti diberitakan Tempointeraktif.com dan Koran Tempo pekan lalu, Satuan Tugas “Merah Putih”--nama satuan operasi pembebasan sandera Sinar Kudus--ternyata menyiapkan strategi khusus saat menggelar operasi di Somalia itu. Strategi itu adalah menduduki Pantai El Dhanan, Somalia, yang menjadi basis para perompak. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kabarnya menyetujui bahkan memerintahkan langkah menduduki pantai yang hanya berjarak 500-600 meter dari kampung para perompak itu.
“Untuk mencegah bantuan dari darat pada saat melakukan penindakan, duduki pantai El Dhanan,” kata Komandan Korps Marinir TNI AL, Mayor Jenderal (Mar) Alfan Baharudin kepada Tempo. Presiden oke dengan strategi itu saat Alfan mamaparkan strategi operasi pembebasan sandera di Istana Cipanas, 16 April 2011.
Alfan, yang juga ditunjuk sebagai Komandan Satgas “Merah Putih” ini beralasan, El Dhanan memiliki posisi yang strategis untuk mencegah perompak mengerahkan bala bantuan saat kapal Sinar Kudus disergap pasukan TNI. Sebab, jarak kapal Sinar Kudus ketika lego jangkar hanya sekitar 3,5 Nautical Mile saja dari bibir pantai El Dhanan. “Ini sangat dekat untuk mengerahkan bantuan,” ujar Alfan.
Selain menyetop bantuan, langkah menduduki El Dhanan adalah taktik psywar alias "perang urat saraf" menghadapi perompak. Apalagi jika mereka sampai menggunakan 20 awak Sinar Kudus sebagai tameng hidup saat pasukan menyerang.
"Bodoh-bodohnya begini, elu mau bunuh 20 orang Indonesia di kapal? Gue habisin nih satu kampung, ada anak-istri elu di situ. Saya yakin dia punya rasa kemanusiaan, ada rasa takut," kata Alfan. "Saya ambil (cara) psikologis itu. Kami akan punya posisi tawar sangat tinggi bila El Dhanan diduduki," ujarnya.
Sumber: TEMPO Interaktif
Presiden Terima Satgas Pembebasan "Sinar Kudus"
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( tengah), didampingi oleh Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono ( kanan), saat menyambut kedatangan Satuan Tugas Merah Putih di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Minggu ( 22/5). Penyambutan kedatangan Satuan Tugas Merah Putih, seusai melaksanakan misi kemanusiaan menyelamatkan sandera awak Kapal MV Sinar Kudus yang dibajak oleh Perompak Somalia di Perairan Somalia. (Foto: ANTARA/Ujang Zaelani/ss/pd/11)
22 Mei 2011, Jakarta (ANTARA News): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima Satuan Tugas Pembebasan MV Sinar Kudus yang telah disandera perompak Somalia selama hampir satu bulan lebih, dengan sandi "Merah Putih"
Upacara penerimaan dilaksanakan di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok Jakarta, pada Minggu (22/5).
Dalam penyambutan itu, Presiden didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan tiga kepala staf angkatan serta beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.
Upacara penyambutan diawali dengan kehadiran dua "sea riders" yang memiliki kapasitas 15 personel.
Dilanjutkan dengan LCVP kendaraan air untuk mendukung penurunan personel yang mendukung operasi pembebasan.
Kemudian dihadirkan tiga kapal perang Indonesia yang terlibat dalam operasi pembebasan MV Sinar Kudus KRI Yos Sudarso, KRI Abdul Halim Perdanakusuma dan KRI Banjarmasin.
Kapal MV Sinar Kudus dibajak perompak Somalia pada 16 Maret 2011 dan membawa 20 ABK.
Kapal berbobot 8.911 ton itu membawa feronikel dengan tujuan Belanda.
Ketika dibajak, MV Sinar Kudus berada di Perairan Somalia tepatnya di sekitar 350 mil laut tenggara Oman.
Sejak itulah selama 46 hari MV Sinar Kudus dan 20 ABK di sandera para pembajak dengan tuntutan meminta tebusa uang kepada pemilik kapal, sampai akhirnya dibebaskan pada 1 Mei 2011.
Kapal MV Sinar Kudus dibebaskan dengan membayar tebusan disertai operasi militer bersandikan "Merah Putih" pimpinan Kolonel Laut (P) M. Taufiqurochman
Satgas melibatkan dua kapal fregat yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Yos Sudarso-353, satu kapal LPD KRI Banjarmasin-592 dan satu helikopter, "sea riders" dan LCVP.
Personel yang dikerahkan terdiri atas pasukan khusus dari Kopassus, Korps Marinir dan Kopaska.
Sumber: ANTARA News
22 Mei 2011, Jakarta (ANTARA News): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima Satuan Tugas Pembebasan MV Sinar Kudus yang telah disandera perompak Somalia selama hampir satu bulan lebih, dengan sandi "Merah Putih"
Upacara penerimaan dilaksanakan di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok Jakarta, pada Minggu (22/5).
Dalam penyambutan itu, Presiden didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan tiga kepala staf angkatan serta beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.
Upacara penyambutan diawali dengan kehadiran dua "sea riders" yang memiliki kapasitas 15 personel.
Dilanjutkan dengan LCVP kendaraan air untuk mendukung penurunan personel yang mendukung operasi pembebasan.
Kemudian dihadirkan tiga kapal perang Indonesia yang terlibat dalam operasi pembebasan MV Sinar Kudus KRI Yos Sudarso, KRI Abdul Halim Perdanakusuma dan KRI Banjarmasin.
Kapal MV Sinar Kudus dibajak perompak Somalia pada 16 Maret 2011 dan membawa 20 ABK.
Kapal berbobot 8.911 ton itu membawa feronikel dengan tujuan Belanda.
Ketika dibajak, MV Sinar Kudus berada di Perairan Somalia tepatnya di sekitar 350 mil laut tenggara Oman.
Sejak itulah selama 46 hari MV Sinar Kudus dan 20 ABK di sandera para pembajak dengan tuntutan meminta tebusa uang kepada pemilik kapal, sampai akhirnya dibebaskan pada 1 Mei 2011.
Kapal MV Sinar Kudus dibebaskan dengan membayar tebusan disertai operasi militer bersandikan "Merah Putih" pimpinan Kolonel Laut (P) M. Taufiqurochman
Satgas melibatkan dua kapal fregat yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Yos Sudarso-353, satu kapal LPD KRI Banjarmasin-592 dan satu helikopter, "sea riders" dan LCVP.
Personel yang dikerahkan terdiri atas pasukan khusus dari Kopassus, Korps Marinir dan Kopaska.
Sumber: ANTARA News