Sejumlah kapal perang RI melakukan formasi tempur saat berlayar di Laut Jawa, Senin (18/4). Sebanyak 19 KRI TNI AL mengikuti Operasi Jala Perkasa dan latihan penembakan Rudal Yakhont di Selat Sunda, Samudera Hindia. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/11)
16 April 2011, Jakarta (ANTARA News): TNI akan melakukan uji coba terhadap sejumlah senjata strategisnya pekan depan, kata juru bicara TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan, uji coba dilakukan di Samudra Hindia atau sebelah barat Selat Sunda dengan melibatkan sejumlah unsur tempur lainnya.
Sejumlah senjata strategis yang akan diuji coba adalah rudal Yakhont, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Sea Cat dan RBO 6000.
"Masing-masing akan ditembakkan dari sebuah KRI menuju satu target sasaran berupa kapal di tengah laut," katanya, menambahkan.
Iskandar menambahkan, rudal Yakhont yang akan ditembakkan KRI OWA-354, merupakan bagian dari empat rudal tersebut yang dibeli dalam sepanjang anggaran TNI hingga 2024.
Seorang anggota TNI AL memeriksa nose cap Rudal Yakhont milik TNI AL, di buritan KRI Oswald Siahaan-354 saat sandar di Dermaga Madura Koarmatim, Ujung Surabaya, Sabtu (16/4). Rudal Yakhont buatan Rusia tersebut memiliki spesifikasi, kecepatan 750 m per detik, jangkauan sasaran 300 Km, berat 3040 Kg, panjang 8,9 m dan berat hulu ledak 200 Kg. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/nz/11)
Sedangkan, Exocet MM-40 dan Mistral akan ditembakkan dari KRI Hassanuddin-366, sementara torpedo SUT ditembakkan dari KRI Cakra-402, `Sea Cat` ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358, dan RBO 6000 ditembakkan dari KRI Cut Nyak Dien, paparnya.
Uji coba akan disaksikan pula oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI dan beberapa anggota Komisi I DPR.
"Namun, itu masih harus dikonfirmasi kembali," katanya.
Iskandar mengatakan, uji coba sejumlah senjata itu bertujuan memastikan persenjataan itu berfungsi baik.
"Tak hanya itu, uji coba itu juga merupakan pertanggungjawaban TNI kepada publik. Ini kan dibeli dengan anggaran negara, maka kita tunjukkan inilah senjata yang kita memiliki untuk memperkuat sistem pertahanan kita," katanya.
Sumber: ANTARA News
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, April 16, 2011
Yonif 202 Taji Malela Akan Diperkuat 45 Panser Anoa
Seorang prajurit TNI AD sedang membersihkan panser Anoa. (Foto: Berita HanKam)
15 April 2011, Bandung (TNI): Kepala Peralatan Kodam Jaya/Jayakarta Kolonel Cpl Pujiyanto meninjau latihan mengemudi Ranpur 6 x 6 Anoa di PT. Pindad Bandung, Rabu (12/4). Ini adalah program kerja Paldam Jaya untuk memberikan pelatihan bagi prajurit-prajurit Kodam Jaya.
Dalam kunjungannya kali pertama ini Kapaldam Jaya Kolonel Cpl Pujiyanto menyampaikan arahannya kepada peserta penataran gelombang I sebanyak 28 orang, bahwa disamping prajurit mahir mengemudikan kendaraan tempur (Ranpur) harus pula mampu melaksanakan pemeliharaan tingkat O (organik) agar Ranpur tersebut selalu siap operasional.
Para peserta latihan dengan tekun mendengarkan apa yang disampaikan oleh Kapaldam Jaya dan yang mana nantinya sebanyak 45 unit 6 x 6 Ranpur Anoa buatan Pindad akan memperkuat Yonif 202 Taji Malela pada tahun 2011 ini. Dan diharapkan semua ranpur dapat dipelihara dengan baik dan digunakan sesuai dengan keperluan.
Sumber: TNI
15 April 2011, Bandung (TNI): Kepala Peralatan Kodam Jaya/Jayakarta Kolonel Cpl Pujiyanto meninjau latihan mengemudi Ranpur 6 x 6 Anoa di PT. Pindad Bandung, Rabu (12/4). Ini adalah program kerja Paldam Jaya untuk memberikan pelatihan bagi prajurit-prajurit Kodam Jaya.
Dalam kunjungannya kali pertama ini Kapaldam Jaya Kolonel Cpl Pujiyanto menyampaikan arahannya kepada peserta penataran gelombang I sebanyak 28 orang, bahwa disamping prajurit mahir mengemudikan kendaraan tempur (Ranpur) harus pula mampu melaksanakan pemeliharaan tingkat O (organik) agar Ranpur tersebut selalu siap operasional.
Para peserta latihan dengan tekun mendengarkan apa yang disampaikan oleh Kapaldam Jaya dan yang mana nantinya sebanyak 45 unit 6 x 6 Ranpur Anoa buatan Pindad akan memperkuat Yonif 202 Taji Malela pada tahun 2011 ini. Dan diharapkan semua ranpur dapat dipelihara dengan baik dan digunakan sesuai dengan keperluan.
Sumber: TNI
2 Kapal Perang Thailand Tiba di Belawan
Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) I Belawan Laksamana Pertama TNI Amri Husaini (kiri) bersama Kepala Staf Akademi Angkatan Laut Kerajaan Thailand Rear Admiral Teerapong Srisuwan (kanan) berjabat tangan saat menyambut kedatangan kapal perang HTMS Thaksin (FF-422) milik angkatan laut Thailand di dermaga Pelabuhan Belawan Medan, Sumut, Jumat (15/4). Kunjungan kapal perang tersebut dalam rangka memantapkan kerjasama patroli terkoordinasi antara RI-Thailand untuk pengamanan perbatasan alur laut kedua negara di Selat Malaka. (Foto: ANTARA/Septianda Perdana/ed/mes/11)
16 April 2011, Belawan (Harian Sumut Pos): Dua kapal perang Thailand singgah di Pelabuhan Belawan, Jum’at (15/4). Kedua kapal tersebut berada di Belawan hingga 18 April mendatang untuk melakukan kunjungan silaturahmi.
Kedua kapal tersebut masing-masing His Thai Majesty’sn Ship (HTMS) Taksin dengan nomor lambung 422 dinakhodai Capt Aniruth Sawasdee, dan HTMS Saiburi bernomor lambung 458 yang dinakhodai Capt Ed Youwananggoon. Kedua kapal tersebut membawa 582 personel, termasuk kadet Angkatan Laut Kerajaan Thailand.
Kedatangan kedua kapal tersebut pun disambut Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) I Belawan, Laksamana Pertama TNI Amri Husaini.
Anggota TNI AL menyambut kedatangan kapal perang HTMS Thaksin (FF-422) milik angkatan laut Thailand di dermaga Pelabuhan Belawan Medan, Sumut, Jumat (15/4). (Foto: ANTARA/Septianda Perdana/ed/mes/11)
Dalam sambutannya, Laksamana Pertama TNI Amri Husaini mengatakan, kedatangan kedua kapal tersebut bertujuan untuk melakukan kunjungan silahturahmi kemiliteran. Selain itu, untuk meningkatkan kerjasama dalam upaya menjaga keamanan perairan laut dari gangguan bajak laut. “Untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalitas di bidang militer, kita saling berbagi informasi,” ujarnya.
Kedua kapal perang Thailand tersebut, merupakan kapal yang juga menjadi unit training bagi para kadet Angkatan Laut Kerajaan Thailand. Keikutsertaan para kadet dalam kunjungan keluar negeri, merupakan bagian dari empat tahun masa pendidikannya. Sementara itu, jarak yang ditempuh kedua kapal perang Thailand tersebut menempuh perjalanan sepanjang 9.235 mil selama 70 hari atau 615 jam, sejak perjalanan dimulai 1 Maret hingga berakhir 10 Mei mendatang.
HTMS Taksin and HTMS Saiburi tiba di Sri Lanka, 5 April 2011. (Foto: Sri Lanka Navy)
Pelayaran tersebut dimulai dari Pelabuhan Sattahip di Thailand, kemudian menuju Penang di Malaysia, Colombo di Srilangka, Phuket di Thailand. Selanjutnya, dari Phuket perjalanan menuju Belawan, dan rencananya akan menuju Bali, dan seterusnya menuju Singapura dan kembali ke Negara asalnya, Thailand.
Sumber: Harian Sumut Pos
16 April 2011, Belawan (Harian Sumut Pos): Dua kapal perang Thailand singgah di Pelabuhan Belawan, Jum’at (15/4). Kedua kapal tersebut berada di Belawan hingga 18 April mendatang untuk melakukan kunjungan silaturahmi.
Kedua kapal tersebut masing-masing His Thai Majesty’sn Ship (HTMS) Taksin dengan nomor lambung 422 dinakhodai Capt Aniruth Sawasdee, dan HTMS Saiburi bernomor lambung 458 yang dinakhodai Capt Ed Youwananggoon. Kedua kapal tersebut membawa 582 personel, termasuk kadet Angkatan Laut Kerajaan Thailand.
Kedatangan kedua kapal tersebut pun disambut Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) I Belawan, Laksamana Pertama TNI Amri Husaini.
Anggota TNI AL menyambut kedatangan kapal perang HTMS Thaksin (FF-422) milik angkatan laut Thailand di dermaga Pelabuhan Belawan Medan, Sumut, Jumat (15/4). (Foto: ANTARA/Septianda Perdana/ed/mes/11)
Dalam sambutannya, Laksamana Pertama TNI Amri Husaini mengatakan, kedatangan kedua kapal tersebut bertujuan untuk melakukan kunjungan silahturahmi kemiliteran. Selain itu, untuk meningkatkan kerjasama dalam upaya menjaga keamanan perairan laut dari gangguan bajak laut. “Untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalitas di bidang militer, kita saling berbagi informasi,” ujarnya.
Kedua kapal perang Thailand tersebut, merupakan kapal yang juga menjadi unit training bagi para kadet Angkatan Laut Kerajaan Thailand. Keikutsertaan para kadet dalam kunjungan keluar negeri, merupakan bagian dari empat tahun masa pendidikannya. Sementara itu, jarak yang ditempuh kedua kapal perang Thailand tersebut menempuh perjalanan sepanjang 9.235 mil selama 70 hari atau 615 jam, sejak perjalanan dimulai 1 Maret hingga berakhir 10 Mei mendatang.
HTMS Taksin and HTMS Saiburi tiba di Sri Lanka, 5 April 2011. (Foto: Sri Lanka Navy)
Pelayaran tersebut dimulai dari Pelabuhan Sattahip di Thailand, kemudian menuju Penang di Malaysia, Colombo di Srilangka, Phuket di Thailand. Selanjutnya, dari Phuket perjalanan menuju Belawan, dan rencananya akan menuju Bali, dan seterusnya menuju Singapura dan kembali ke Negara asalnya, Thailand.
Sumber: Harian Sumut Pos
TNI Sudah Mengirim Pasukan
KRI Yos Sudarso-353 dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 tiba di pelabuhan Colombo, Sri Lanka disambut perwira AL Sri Lanka. Kedua frigate dikirm ke Laut Arab untuk membebaskan awak kapal MV Kudus yang disandera perompak Somalia. (Foto: Sri Lanka Navy)
16 April 2011, Jakarta (Kompas): Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (15/4), mengungkapkan, pemerintah telah mengirim dua kapal perang kelas fregat dan satu helikopter ke perairan Somalia untuk operasi pembebasan Kapal MV Sinar Kudus dan para awaknya.
Dua kapal perang itu membawa 401 personel pasukan khusus gabungan dari Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan Kopassus TNI Angkatan Darat. Selain mengirim kapal, pemerintah juga mengirim personel Badan Intelijen Negara ke Nairobi, Kenya, untuk mengumpulkan informasi.
Akan tetapi, dengan posisi Kapal Sinar Kudus yang berada di dekat markas pembajak di tepi pantai, risikonya sangat tinggi bagi keselamatan para sandera jika dilakukan penyerbuan.
”Banyak pendapat, pemerintah tidak melakukan apa-apa, lemah, tidak mencari opsi keras menghadapi pembajakan ini. Padahal, opsi militer keras pun jadi pilihan,” kata Djoko.
Empat kali
KRI Yos Sudarso -353 tiba di pelabuhan Colombo, Sri Lanka, 29 Maret 2011 guna mengisi bahan bakar dan menjemput pasukan komando yang diterbangkan ke Colombo. (Foto: Sri Lanka)
Djoko memaparkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah empat kali memimpin rapat koordinasi dalam menangani kasus pembajakan ini. ”Tanggal 17 Maret sore dapat informasi, tanggal 18 rapat. Arahan utamanya, selamatkan awak kapal. Kemudian, rapat lagi tanggal 20, tanggal 22 Maret finalisasi,” ujarnya.
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menambahkan, setelah mendapat arahan pada 18 Maret, sehari kemudian dilakukan pemaparan rencana operasi. Presiden langsung memerintahkan pasukan untuk berangkat.
Tanggal 23 Maret dua fregat berangkat. ”Kami harapkan bisa bertemu di laut, sampai di posisi tanggal 5 April. Tetapi, kapal Sinar Kudus sudah di pantai, di antara delapan kapal lain yang dibajak,” ungkap Agus.
Djoko menegaskan, prioritas utama pemerintah tetap keselamatan para sandera sehingga tidak mau gegabah melakukan operasi penyelamatan.
Sumber: KOMPAS
16 April 2011, Jakarta (Kompas): Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (15/4), mengungkapkan, pemerintah telah mengirim dua kapal perang kelas fregat dan satu helikopter ke perairan Somalia untuk operasi pembebasan Kapal MV Sinar Kudus dan para awaknya.
Dua kapal perang itu membawa 401 personel pasukan khusus gabungan dari Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan Kopassus TNI Angkatan Darat. Selain mengirim kapal, pemerintah juga mengirim personel Badan Intelijen Negara ke Nairobi, Kenya, untuk mengumpulkan informasi.
Akan tetapi, dengan posisi Kapal Sinar Kudus yang berada di dekat markas pembajak di tepi pantai, risikonya sangat tinggi bagi keselamatan para sandera jika dilakukan penyerbuan.
”Banyak pendapat, pemerintah tidak melakukan apa-apa, lemah, tidak mencari opsi keras menghadapi pembajakan ini. Padahal, opsi militer keras pun jadi pilihan,” kata Djoko.
Empat kali
KRI Yos Sudarso -353 tiba di pelabuhan Colombo, Sri Lanka, 29 Maret 2011 guna mengisi bahan bakar dan menjemput pasukan komando yang diterbangkan ke Colombo. (Foto: Sri Lanka)
Djoko memaparkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah empat kali memimpin rapat koordinasi dalam menangani kasus pembajakan ini. ”Tanggal 17 Maret sore dapat informasi, tanggal 18 rapat. Arahan utamanya, selamatkan awak kapal. Kemudian, rapat lagi tanggal 20, tanggal 22 Maret finalisasi,” ujarnya.
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menambahkan, setelah mendapat arahan pada 18 Maret, sehari kemudian dilakukan pemaparan rencana operasi. Presiden langsung memerintahkan pasukan untuk berangkat.
Tanggal 23 Maret dua fregat berangkat. ”Kami harapkan bisa bertemu di laut, sampai di posisi tanggal 5 April. Tetapi, kapal Sinar Kudus sudah di pantai, di antara delapan kapal lain yang dibajak,” ungkap Agus.
Djoko menegaskan, prioritas utama pemerintah tetap keselamatan para sandera sehingga tidak mau gegabah melakukan operasi penyelamatan.
Sumber: KOMPAS
Friday, April 15, 2011
Dari Bengkel Knalpot ke Pembuat Bom
Pekerja membawa bom tipe P-100L yang baru diproduksi di industri pembuatan bom PT Sari Bahari di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (5/4). Industri itu memanfaatkan komponen dalam negeri. (Foto: KOMPAS/Dwi Ari Prastyanto)
15 April 2011, (KOMPAS): Membuat persenjataan tidak hanya dilakukan badan usaha milik negara, sejumlah pengusaha kecil dapat berkarya dalam industri pertahanan (ordinance). Pabrik bom, perahu komando, perangkat amfibi untuk helikopter, dan rantai tank dapat diproduksi oleh sejumlah industri rumahan.
Industri rumahan semacam itu bisa dilihat di Malang, Jawa Timur, dan Bogor, serta Depok, Jawa Barat.
Saat berkunjung ke Malang, Jawa Timur (5-6/4), puluhan karyawan PT Sari Bahari sibuk membubut perkakas mesin, tabung las karbit, dan menyelesaikan tabung bom latih ukuran 100 kilogram. Itulah suasana bengkel yang semula memproduksi knalpot lalu berganti membuat bom latih dan bom ledak (live bomb) yang digunakan di pesawat tempur pengebom Sukhoi 27 dan Sukhoi 30 milik TNI AU.
Bom yang digunakan pesawat canggih buatan Rusia itu, dirakit di bengkel sederhana milik Ricky H Egam yang ada di Kota Malang. Proses pencetakan (forging), penekuk pelat untuk membentuk cone (ujung runcing pada live bomb) dan sirip bom, dibuat dengan teliti menggunakan perkakas mekanik yang dibuat sendiri oleh Ricky dan pengawas tekniknya, Ahmad Hadi dan Ho Widianto.
”Kami belajar membuat bom sewaktu menjadi rekanan PT Pindad selama beberapa tahun. Kandungan lokal bom kami lebih dari 75 persen,” ujar Ricky.
Industri itu dirintis sejak tahun 2005 dengan membuat bom latih yang diuji statis dan dinamis. Secara teknis, pengembangan bom tersebut dikerjakan bersama Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI Angkatan Udara.
Ricky memilih membuat bom karena memiliki pengalaman di bidang metalurgi, dan penasaran terhadap tidak adanya persenjataan lengkap yang dimiliki jet tempur Sukhoi saat baru tiba di Indonesia.
Setelah berhasil menguji coba bom latih di tahun 2007, pengembangan dilakukan lebih lanjut membuat bom hidup. Uji coba bom hidup berhasil dilakukan dalam pengeboman di Sangatta, Kalimantan Timur, akhir tahun 2010.
Bom yang dibuat Ricky diberi alur di bagian dalam sehingga saat terjadi ledakan, serpihan (shrapnel) terukur. Kawah (crater) yang ditimbulkan oleh bom ukuran 100 kilogram (250 lbs) itu memiliki radius hingga dua puluh meter dengan kedalaman empat meter. Kerusakan tersebut memadai untuk menghancurkan landasan udara musuh dalam sebuah operasi tempur.
Ricky juga mengembangkan bom latih ukuran 250 kilogram (500 lbs). Bom lainnya seperti ranjau laut turut dikembangkan bekerja sama dengan TNI AL.
Dia mengaku ada permintaan bom itu dari sejumlah negara asing. ”Namun kami menanti izin pemerintah,” ujar Ricky.
Rantai tank
Usaha rumahan serupa juga dirintis di Kampung Sidamukti, Depok Timur, Jawa Barat. Edy Suyanto, seorang mantan pekerja pabrik ban berhasil mengembangkan rantai tank untuk varian tank AMX buatan Perancis, BTR Rusia, dan ban tahan peluru untuk kendaraan angkut personel (Armored Personnel Carrier-APC) VAB Perancis hingga panser BMP Rusia.
”Saya pernah mempelajari rantai tank M-1 Abrams saat tugas belajar di Amerika Serikat tahun 1980-an. Saat itu, saya bekerja di pabrik ban investasi Amerika Serikat di Bogor. Pengetahuan yang didapat membuat saya bisa mengembangkan rantai tank,” kata Edy.
Pembuatan rantai tank semakin serius ditekuni setelah Indonesia diembargo oleh Inggris, terkait penggunaan tank Scorpion dalam penerapan Darurat Militer di Aceh Tahun 2003.
Kini, sebuah distributor suku cadang AMX yang berbasis di Belgia sudah meminta Edy untuk memasarkan rantai tank buatannya melalui mereka.
Tidak jauh dari Depok, di kawasan Kedung Halang Talang, Kota Bogor, sebuah toko perlengkapan olahraga luar ruang (outdoor) terlihat ramai dikunjungi pembeli. Anas Ridwan, pemilik Toko Boogey memeriksa produksi perahu karet di workshop yang terletak tidak jauh dari tokonya.
Sebuah Rigid Inflatable Boat (RIB) terlihat diletakan di luar workshop. RIB jenis Sea Raider itu adalah salah satu produksi industri rumahan yang pernah digunakan dalam operasi khusus TNI AL. ”Semula kami diminta merawat Sea Raider buatan Avon dari Inggris yang lazim digunakan pasukan elite Inggris seperti SAS dan SBS. Kami kembangkan sendiri-Sea Raider-dan ternyata berhasil. Kami membuat selusin Sea Raider yang digunakan TNI AL. Kecepatan Sea Raider bisa mencapai 30 knot. Kapal jenis ini pernah digunakan dalam operasi militer di Aceh,” ujar Anas.
Selain itu, Boogey membuat perahu karet Landing Craft Rubber (LCR), perahu karet komando yang dengan mesin khusus dapat mencapai kecepatan 100 kilometer per jam, rumah sakit lapangan yang dapat digelar dalam 10 menit, dan flotation gear (alat pendarat di air) yang digunakan helikopter Super Puma. Anas Ridwan yakin pengadaan alutsista di Indonesia bisa membuat negeri ini tidak bergantung pada produksi asing.
Sumber: KOMPAS
15 April 2011, (KOMPAS): Membuat persenjataan tidak hanya dilakukan badan usaha milik negara, sejumlah pengusaha kecil dapat berkarya dalam industri pertahanan (ordinance). Pabrik bom, perahu komando, perangkat amfibi untuk helikopter, dan rantai tank dapat diproduksi oleh sejumlah industri rumahan.
Industri rumahan semacam itu bisa dilihat di Malang, Jawa Timur, dan Bogor, serta Depok, Jawa Barat.
Saat berkunjung ke Malang, Jawa Timur (5-6/4), puluhan karyawan PT Sari Bahari sibuk membubut perkakas mesin, tabung las karbit, dan menyelesaikan tabung bom latih ukuran 100 kilogram. Itulah suasana bengkel yang semula memproduksi knalpot lalu berganti membuat bom latih dan bom ledak (live bomb) yang digunakan di pesawat tempur pengebom Sukhoi 27 dan Sukhoi 30 milik TNI AU.
Bom yang digunakan pesawat canggih buatan Rusia itu, dirakit di bengkel sederhana milik Ricky H Egam yang ada di Kota Malang. Proses pencetakan (forging), penekuk pelat untuk membentuk cone (ujung runcing pada live bomb) dan sirip bom, dibuat dengan teliti menggunakan perkakas mekanik yang dibuat sendiri oleh Ricky dan pengawas tekniknya, Ahmad Hadi dan Ho Widianto.
”Kami belajar membuat bom sewaktu menjadi rekanan PT Pindad selama beberapa tahun. Kandungan lokal bom kami lebih dari 75 persen,” ujar Ricky.
Industri itu dirintis sejak tahun 2005 dengan membuat bom latih yang diuji statis dan dinamis. Secara teknis, pengembangan bom tersebut dikerjakan bersama Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI Angkatan Udara.
Ricky memilih membuat bom karena memiliki pengalaman di bidang metalurgi, dan penasaran terhadap tidak adanya persenjataan lengkap yang dimiliki jet tempur Sukhoi saat baru tiba di Indonesia.
Setelah berhasil menguji coba bom latih di tahun 2007, pengembangan dilakukan lebih lanjut membuat bom hidup. Uji coba bom hidup berhasil dilakukan dalam pengeboman di Sangatta, Kalimantan Timur, akhir tahun 2010.
Bom yang dibuat Ricky diberi alur di bagian dalam sehingga saat terjadi ledakan, serpihan (shrapnel) terukur. Kawah (crater) yang ditimbulkan oleh bom ukuran 100 kilogram (250 lbs) itu memiliki radius hingga dua puluh meter dengan kedalaman empat meter. Kerusakan tersebut memadai untuk menghancurkan landasan udara musuh dalam sebuah operasi tempur.
Ricky juga mengembangkan bom latih ukuran 250 kilogram (500 lbs). Bom lainnya seperti ranjau laut turut dikembangkan bekerja sama dengan TNI AL.
Dia mengaku ada permintaan bom itu dari sejumlah negara asing. ”Namun kami menanti izin pemerintah,” ujar Ricky.
Rantai tank
Usaha rumahan serupa juga dirintis di Kampung Sidamukti, Depok Timur, Jawa Barat. Edy Suyanto, seorang mantan pekerja pabrik ban berhasil mengembangkan rantai tank untuk varian tank AMX buatan Perancis, BTR Rusia, dan ban tahan peluru untuk kendaraan angkut personel (Armored Personnel Carrier-APC) VAB Perancis hingga panser BMP Rusia.
”Saya pernah mempelajari rantai tank M-1 Abrams saat tugas belajar di Amerika Serikat tahun 1980-an. Saat itu, saya bekerja di pabrik ban investasi Amerika Serikat di Bogor. Pengetahuan yang didapat membuat saya bisa mengembangkan rantai tank,” kata Edy.
Pembuatan rantai tank semakin serius ditekuni setelah Indonesia diembargo oleh Inggris, terkait penggunaan tank Scorpion dalam penerapan Darurat Militer di Aceh Tahun 2003.
Kini, sebuah distributor suku cadang AMX yang berbasis di Belgia sudah meminta Edy untuk memasarkan rantai tank buatannya melalui mereka.
Tidak jauh dari Depok, di kawasan Kedung Halang Talang, Kota Bogor, sebuah toko perlengkapan olahraga luar ruang (outdoor) terlihat ramai dikunjungi pembeli. Anas Ridwan, pemilik Toko Boogey memeriksa produksi perahu karet di workshop yang terletak tidak jauh dari tokonya.
Sebuah Rigid Inflatable Boat (RIB) terlihat diletakan di luar workshop. RIB jenis Sea Raider itu adalah salah satu produksi industri rumahan yang pernah digunakan dalam operasi khusus TNI AL. ”Semula kami diminta merawat Sea Raider buatan Avon dari Inggris yang lazim digunakan pasukan elite Inggris seperti SAS dan SBS. Kami kembangkan sendiri-Sea Raider-dan ternyata berhasil. Kami membuat selusin Sea Raider yang digunakan TNI AL. Kecepatan Sea Raider bisa mencapai 30 knot. Kapal jenis ini pernah digunakan dalam operasi militer di Aceh,” ujar Anas.
Selain itu, Boogey membuat perahu karet Landing Craft Rubber (LCR), perahu karet komando yang dengan mesin khusus dapat mencapai kecepatan 100 kilometer per jam, rumah sakit lapangan yang dapat digelar dalam 10 menit, dan flotation gear (alat pendarat di air) yang digunakan helikopter Super Puma. Anas Ridwan yakin pengadaan alutsista di Indonesia bisa membuat negeri ini tidak bergantung pada produksi asing.
Sumber: KOMPAS
Thursday, April 14, 2011
TNI Angkatan Laut Siap Serbu Lanun Somalia
MV Sinar Kudus.
14 April 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Markas Besar TNI Angkatan Laut menyatakan siap membebaskan awak kapal MV Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia. "Jika pimpinan tertinggi memerintahkan, kami akan menyiapkan diri secepatnya," kata juru bicara TNI-AL, Laksamana Pertama Prasodjo, ketika dihubungi kemarin.
Menurut Prasodjo, TNI-AL memiliki pasukan terlatih yang bisa bergerak cepat begitu ada perintah operasi. Ihwal unit pasukan mana yang akan dikirim, “Itu tergantung pada skala ancamannya,” ujar Prasodjo.
Kesiapan untuk membebaskan sandera juga disampaikan Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat. “Jika dibutuhkan kami siap membantu,” kata Kepala Dinas Penerangan Kopassus, Letnan Kolonel Thevi A Zebua, kemarin.
Direktur Pusat Studi Intelijen dan Keamanan Nasional, Dinno Cresbon, mengatakan pemerintah sebenarnya telah menyiapkan tim operasi khusus dari Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI-AL. “Mereka sudah latihan pembebasan sandera dalam satu-dua hari ini,” kata Dinno kemarin.
Anggota tim khusus itu, menurut Dinno, juga pernah latihan menanggulangi teror bersama pasukan marinir Amerika Serikat.
Mantan Kepala Staf TNI-AL, Laksamana (Purn) Bernard Ken Sondakh, mengatakan perang dengan perompak tak cukup dilakukan di laut. "Cari sarangnya di darat," kata Bernard kemarin.
Belajar pada pengalaman TNI-AL di Selat Malaka, menurut Bernard, menangkap perompak di lautan ternyata sangat sulit. "Seperti mencari jarum di Danau Sunter." Karena itu, TNI-AL memilih mengamati dulu gerak-gerik perompak sampai mengetahui sarangnya. "Kami tidak kejar di laut, tapi sergap di darat," ujar dia.
Operasi pemberangusan perompak, menurut Bernard, saat ini mestinya menjadi lebih mudah. Soalnya, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengeluarkan resolusi khusus yang mengizinkan setiap negara menggelar operasi militer untuk memburu para lanun.
Sumber: TEMPO Interaktif
14 April 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Markas Besar TNI Angkatan Laut menyatakan siap membebaskan awak kapal MV Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia. "Jika pimpinan tertinggi memerintahkan, kami akan menyiapkan diri secepatnya," kata juru bicara TNI-AL, Laksamana Pertama Prasodjo, ketika dihubungi kemarin.
Menurut Prasodjo, TNI-AL memiliki pasukan terlatih yang bisa bergerak cepat begitu ada perintah operasi. Ihwal unit pasukan mana yang akan dikirim, “Itu tergantung pada skala ancamannya,” ujar Prasodjo.
Kesiapan untuk membebaskan sandera juga disampaikan Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat. “Jika dibutuhkan kami siap membantu,” kata Kepala Dinas Penerangan Kopassus, Letnan Kolonel Thevi A Zebua, kemarin.
Direktur Pusat Studi Intelijen dan Keamanan Nasional, Dinno Cresbon, mengatakan pemerintah sebenarnya telah menyiapkan tim operasi khusus dari Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI-AL. “Mereka sudah latihan pembebasan sandera dalam satu-dua hari ini,” kata Dinno kemarin.
Anggota tim khusus itu, menurut Dinno, juga pernah latihan menanggulangi teror bersama pasukan marinir Amerika Serikat.
Mantan Kepala Staf TNI-AL, Laksamana (Purn) Bernard Ken Sondakh, mengatakan perang dengan perompak tak cukup dilakukan di laut. "Cari sarangnya di darat," kata Bernard kemarin.
Belajar pada pengalaman TNI-AL di Selat Malaka, menurut Bernard, menangkap perompak di lautan ternyata sangat sulit. "Seperti mencari jarum di Danau Sunter." Karena itu, TNI-AL memilih mengamati dulu gerak-gerik perompak sampai mengetahui sarangnya. "Kami tidak kejar di laut, tapi sergap di darat," ujar dia.
Operasi pemberangusan perompak, menurut Bernard, saat ini mestinya menjadi lebih mudah. Soalnya, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengeluarkan resolusi khusus yang mengizinkan setiap negara menggelar operasi militer untuk memburu para lanun.
Sumber: TEMPO Interaktif
Wednesday, April 13, 2011
TNI AL Siap Laksanakan Operasi Militer
13 April 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Kepala Dinas Penerangan Markas Besar TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Prasodjo menyatakan siap jika jika korpsnya ditugaskan melakukan operasi militer penyelamatan sandera kapal MV Sinar Kudus ke perairan Somalia. "Secara umum TNI AL siap setiap saat menghadapi semua ancaman," kata dia, Rabu (13/4).
Pertama Prasodjo mengatakan, TNI tak boleh membantah ditugaskan kemanapun untuk mengatasi gangguan dalam bentuk apapun. Jika pimpinan tertinggi memerintahkan menjalankan tugas ke Somalia, TNI Angkatan Laut akan segera mempersiapkan diri.
Selain kesiapan pasukan, kapal perang, logistik, dan persenjataan segera dibereskan dalam waktu singkat menjelang operasi militer. Pasukan mana yang akan dikirim, tergantung skala ancamannya. "Kami terlatih cepat dan bisa bergerak langsung," kata Prasodjo.
Tentang kepastian berangkat, Prasodjo mengaku hingga kini belum ada perintah menyiapkan pasukan. Bahkan TNI masih berpegang pada pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto tentang upaya negosiasi.
Kepala Dinas Penerangan Markas Besar Korps Marinir Letnan Kolonel Sumarto juga tak bisa memastikan soal pengiriman pasukan. "Saya tak bisa beri penjelasan," kata Sumarto. Dia mengaku belum memonitor perintah operasi militer ke Somalia.
Sumber: TEMPO Interaktif
RI Akan Beli Jet Latih dari Korsel
T-50. (Foto: KAI)
13 April 2011, Jakarta (ANTARA News): Pemerintah Indonesia akan membeli pesawat jet latih T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan sebanyak satu skuadron untuk menggantikan jet latih Hawk Mk-53 milik TNI AU yang sudah usang.
"Jumlahnya, kalau dengan batas anggaran itu, satu skuadron," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada pers di Istana Wakil Presiden Jakarta, Rabu.
Hal tersebut disampaikan usai dirinya mengikuti rapat Keketuaan Indonesia dalam Forum ASEAN di Kantor Wapres yang dipimpin oleh Wakil Presiden Boediono dan diikuti antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Menlu Marty Natalegawa, Menkeu Agus Martowardojo, Mendag Mari Elka Pangestu, Menkominfo Tifatul Sembiring, serta Menbudpar Jero Wacik.
Dikatakan Purnomo, sampai saat ini kontrak pembelian jet latih tersebut belum ditandatangani tapi proses penawaran sudah dilakukan sejak tahun 2010.
"Itu kontraknya belum dibuat. Tetapi memang itu salah satu pertimbangan kita untuk memperkuat skuadron kita," kata Purnomo.
Presiden Korea Aerospace Industries (KAI) Kim Hong Kyun mengumumkan bahwa telah mendapatkan status dari Menteri Pertahanan Indonesia sekalipun meski negosiasi harga dan rincian pembelian belum tuntas.
Pesawat T-50 bisa juga dipakai untuk serangan udara ringan, selain untuk latihan. Korsel berencana membuat T-50 yang lebih dominan untuk versi tempur.
Rencana pembelian pesawat ini sempat tercoreng aksi agen rahasia Korsel yang mencoba membobol dokumen milik delegasi Indonesia, Februari 2011 silam. Meski demikian, kerja sama pertahanan Korsel dan Indonesia sepertinya tidak terpengaruh.
Pada 2008, Korsel membeli 4 pesawat transpor Indonesia senilai US$ 90 juta atau Rp 774 miliar untuk fungsi patroli laut.
Sumber: ANTARA News
13 April 2011, Jakarta (ANTARA News): Pemerintah Indonesia akan membeli pesawat jet latih T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan sebanyak satu skuadron untuk menggantikan jet latih Hawk Mk-53 milik TNI AU yang sudah usang.
"Jumlahnya, kalau dengan batas anggaran itu, satu skuadron," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada pers di Istana Wakil Presiden Jakarta, Rabu.
Hal tersebut disampaikan usai dirinya mengikuti rapat Keketuaan Indonesia dalam Forum ASEAN di Kantor Wapres yang dipimpin oleh Wakil Presiden Boediono dan diikuti antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Menlu Marty Natalegawa, Menkeu Agus Martowardojo, Mendag Mari Elka Pangestu, Menkominfo Tifatul Sembiring, serta Menbudpar Jero Wacik.
Dikatakan Purnomo, sampai saat ini kontrak pembelian jet latih tersebut belum ditandatangani tapi proses penawaran sudah dilakukan sejak tahun 2010.
"Itu kontraknya belum dibuat. Tetapi memang itu salah satu pertimbangan kita untuk memperkuat skuadron kita," kata Purnomo.
Presiden Korea Aerospace Industries (KAI) Kim Hong Kyun mengumumkan bahwa telah mendapatkan status dari Menteri Pertahanan Indonesia sekalipun meski negosiasi harga dan rincian pembelian belum tuntas.
Pesawat T-50 bisa juga dipakai untuk serangan udara ringan, selain untuk latihan. Korsel berencana membuat T-50 yang lebih dominan untuk versi tempur.
Rencana pembelian pesawat ini sempat tercoreng aksi agen rahasia Korsel yang mencoba membobol dokumen milik delegasi Indonesia, Februari 2011 silam. Meski demikian, kerja sama pertahanan Korsel dan Indonesia sepertinya tidak terpengaruh.
Pada 2008, Korsel membeli 4 pesawat transpor Indonesia senilai US$ 90 juta atau Rp 774 miliar untuk fungsi patroli laut.
Sumber: ANTARA News
Kapal Malaysia Tetap Diproses
Dua kapal nelayan asal Malaysia yang ditangkap pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ditambatkan di dermaga Pangkalan Utama Angkatan Laut I Belawan, Medan, Sumut, Selasa (12/4). Hingga kini Kedua kapal ikan yang ditangkap tersebut masih ditahan guna menunggu proses pemeriksaan hukum lebih lanjut. (Foto: ANTARA/Septianda Perdana/ss/Spt/11)
13 April 2011, Jakarta (Kompas): Pemerintah Indonesia menerima surat protes yang dilayangkan Pemerintah Malaysia terkait penangkapan dua kapal ikan ilegal asal Malaysia. Akan tetapi, dua kapal ikan Malaysia itu diduga kuat masuk ke zona ekonomi eksklusif Indonesia.
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad di Jakarta, Selasa (12/4), mengungkapkan, pemerintah menerima surat teguran keras dari Pemerintah Malaysia yang dilayangkan kepada Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia.
Surat Pemerintah Malaysia itu, antara lain, berisi protes terhadap sikap Pemerintah Indonesia yang menangkap dua kapal ikan Malaysia itu serta penangkapan dinilai berlangsung di perairan teritorial Malaysia.
Seperti diberitakan, aparat Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Badan Koordinasi Keamanan Laut menangkap kapal ikan ilegal asal Malaysia pada 7 April sekitar pukul 11.00 di wilayah pengelolaan perikanan perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di Selat Malaka. Kedua kapal itu masing-masing beranggotakan empat anak buah kapal berkewarganegaraan Thailand.
Menurut Fadel, Pemerintah Indonesia tetap mengacu pada dugaan pelanggaran yang dilakukan dua kapal ikan Malaysia. Dugaan pelanggaran itu, yakni tidak mempunyai surat izin usaha perikanan dan surat izin penangkapan ikan dari Pemerintah Indonesia serta menggunakan alat tangkap terlarang berupa pukat harimau.
”Saya sampaikan, pemerintah keberatan dengan cara mereka yang masuk ke wilayah perairan Indonesia berkali-kali. Tetapi, saya meminta persoalan dua negara ini diselesaikan baik-baik,” ujar Fadel.
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP Syahrin Abdurrahman menegaskan, kapal ikan Malaysia KF 5325 berbobot mati 75,8 ton dengan nakhoda Kla diduga kuat memasuki perairan ZEE Indonesia sejauh 3,8 mil laut (6,84 kilometer). Kapal kedua, yaitu KF 5195, berbobot mati 63,8 ton dengan nakhoda kapal Nhoi diduga kuat masuk sejauh 8 mil laut.
Pengamat hukum laut internasional, Hasyim Djalal, mengemukakan, batas perairan Indonesia-Malaysia terkait zona ekonomi eksklusif selama puluhan tahun masih menjadi kendala. Hal itu, antara lain, dipicu oleh sulitnya Malaysia untuk berunding.
”Batas perairan yang tidak jelas antarnegara akan terus menimbulkan konflik,” ujarnya. Ia menambahkan, selama belum ada batas yang jelas, maka pengawasan dan penegakan hukum perlu ditingkatkan.
15 Bulan, Indonesia Tangkap 18 Kapal Malaysia
Selama 15 bulan ini, Pemerintah Indonesia menangkap 18 kapal Malaysia yang mencari ikan di perairan Indonesia di Selat Malaka. Penangkapan itu dilakukan sebagai upaya untuk mencegah upaya kapal Malaysia merongrong kedaulatan Indonesia.
Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) Belawan I Laksamana Pertama TNI Amri Husaini dan Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SPSDKP) Belawan Mukhtar mengatakan itu secara terpisah di Medan, Selasa (12/4).
”Pada tahun 2010 kami juga menangkap sembilan kapal Malaysia yang mencari ikan di perairan Indonesia. Dua di antaranya kami lepas karena kami tak punya cukup bukti. Tahun ini, juga ada sembilan kapal yang kami tangkap,” kata Mukhtar.
Dia menjelaskan, tidak satu pun dari 90 nelayan di atas 18 kapal itu warga Malaysia. Mereka warga Myanmar atau Thailand yang dipekerjakan oleh pemilik kapal di Malaysia. Sebanyak 75 persen di antaranya tidak memiliki dokumen kewarganegaraan yang lengkap.
Mukhtar menduga, para nelayan itu adalah imigran gelap dari Myanmar atau Thailand yang ingin bekerja di Malaysia. Mereka kemudian ditampung pemilik kapal di Malaysia dan dipekerjakan sebagai nelayan.
Sementara itu, Kepala Bidang Penindakan dan penyidikan Kanwil Bea dan Cukai Sumut Cerah Bangun, di tempat terpisah, menyebutkan, pihaknya menyita dua mobil dan satu truk berisi minuman keras ilegal senilai Rp 3,5 miliar yang diselundupkan dari Singapura melalui Malaysia, akhir Januari lalu.
Sumber: KOMPAS
13 April 2011, Jakarta (Kompas): Pemerintah Indonesia menerima surat protes yang dilayangkan Pemerintah Malaysia terkait penangkapan dua kapal ikan ilegal asal Malaysia. Akan tetapi, dua kapal ikan Malaysia itu diduga kuat masuk ke zona ekonomi eksklusif Indonesia.
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad di Jakarta, Selasa (12/4), mengungkapkan, pemerintah menerima surat teguran keras dari Pemerintah Malaysia yang dilayangkan kepada Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia.
Surat Pemerintah Malaysia itu, antara lain, berisi protes terhadap sikap Pemerintah Indonesia yang menangkap dua kapal ikan Malaysia itu serta penangkapan dinilai berlangsung di perairan teritorial Malaysia.
Seperti diberitakan, aparat Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Badan Koordinasi Keamanan Laut menangkap kapal ikan ilegal asal Malaysia pada 7 April sekitar pukul 11.00 di wilayah pengelolaan perikanan perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di Selat Malaka. Kedua kapal itu masing-masing beranggotakan empat anak buah kapal berkewarganegaraan Thailand.
Menurut Fadel, Pemerintah Indonesia tetap mengacu pada dugaan pelanggaran yang dilakukan dua kapal ikan Malaysia. Dugaan pelanggaran itu, yakni tidak mempunyai surat izin usaha perikanan dan surat izin penangkapan ikan dari Pemerintah Indonesia serta menggunakan alat tangkap terlarang berupa pukat harimau.
”Saya sampaikan, pemerintah keberatan dengan cara mereka yang masuk ke wilayah perairan Indonesia berkali-kali. Tetapi, saya meminta persoalan dua negara ini diselesaikan baik-baik,” ujar Fadel.
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP Syahrin Abdurrahman menegaskan, kapal ikan Malaysia KF 5325 berbobot mati 75,8 ton dengan nakhoda Kla diduga kuat memasuki perairan ZEE Indonesia sejauh 3,8 mil laut (6,84 kilometer). Kapal kedua, yaitu KF 5195, berbobot mati 63,8 ton dengan nakhoda kapal Nhoi diduga kuat masuk sejauh 8 mil laut.
Pengamat hukum laut internasional, Hasyim Djalal, mengemukakan, batas perairan Indonesia-Malaysia terkait zona ekonomi eksklusif selama puluhan tahun masih menjadi kendala. Hal itu, antara lain, dipicu oleh sulitnya Malaysia untuk berunding.
”Batas perairan yang tidak jelas antarnegara akan terus menimbulkan konflik,” ujarnya. Ia menambahkan, selama belum ada batas yang jelas, maka pengawasan dan penegakan hukum perlu ditingkatkan.
15 Bulan, Indonesia Tangkap 18 Kapal Malaysia
Selama 15 bulan ini, Pemerintah Indonesia menangkap 18 kapal Malaysia yang mencari ikan di perairan Indonesia di Selat Malaka. Penangkapan itu dilakukan sebagai upaya untuk mencegah upaya kapal Malaysia merongrong kedaulatan Indonesia.
Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) Belawan I Laksamana Pertama TNI Amri Husaini dan Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SPSDKP) Belawan Mukhtar mengatakan itu secara terpisah di Medan, Selasa (12/4).
”Pada tahun 2010 kami juga menangkap sembilan kapal Malaysia yang mencari ikan di perairan Indonesia. Dua di antaranya kami lepas karena kami tak punya cukup bukti. Tahun ini, juga ada sembilan kapal yang kami tangkap,” kata Mukhtar.
Dia menjelaskan, tidak satu pun dari 90 nelayan di atas 18 kapal itu warga Malaysia. Mereka warga Myanmar atau Thailand yang dipekerjakan oleh pemilik kapal di Malaysia. Sebanyak 75 persen di antaranya tidak memiliki dokumen kewarganegaraan yang lengkap.
Mukhtar menduga, para nelayan itu adalah imigran gelap dari Myanmar atau Thailand yang ingin bekerja di Malaysia. Mereka kemudian ditampung pemilik kapal di Malaysia dan dipekerjakan sebagai nelayan.
Sementara itu, Kepala Bidang Penindakan dan penyidikan Kanwil Bea dan Cukai Sumut Cerah Bangun, di tempat terpisah, menyebutkan, pihaknya menyita dua mobil dan satu truk berisi minuman keras ilegal senilai Rp 3,5 miliar yang diselundupkan dari Singapura melalui Malaysia, akhir Januari lalu.
Sumber: KOMPAS
Siswa Penerbang Latihan Terbang Malam
(Foto: Lanud Adisutjipto)
12 April 2011, Yogyakarta (Jurnas.com): Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto, Marsekal Pertama TNI Hadiyan Sumintaatmadja membuka Latihan Terbang Malam bagi siswa Sekolah Penerbang Angkatan ke-82 di Masjid Al Huda Wing Dik Terbang Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Senin (11/4), kemarin.
Menurut Komandan Sekolah Pendidikan 102, Letkol Pnb. Ramot C Sinaga, Latihan Terbang Malam Sekolah Penerbang Angkatan ke-82 diikuti 27 siswa. Pelaksanaan latihan dijadwalkan akan digelar selama 10 hari mulai tanggal 11 hingga tanggal 21 April mendatang.
“Selama Latihan Terbang Malam, para siswa akan menggunakan pesawat T-34C-1/Charlie,” seperti dilansir dalam siaran pers Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara yang diterima Jurnal Nasional, Selasa (12/4).
Lebih lanjut, Letkol Pnb Ramot C Sinaga menjelaskan Latihan Terbang Malam merupakan salah satu bagian dari serangkaian tahapan pendidikan yang wajib ditempuh oleh siswa di Sekolah Penerbang. “Siswa harus dapat melaksanakan dengan baik dan dinyatakan lulus,” ujarnya.
Sementara itu, Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto mengatakan berhasil dan tidaknya siswa dalam mengikuti Latihan Terbang Malam akan menentukan langkah siswa selanjutnya. Oleh sebab itu, dia meminta setiap siswa agar selalu mentaati petunjuk dan prosedur yang berlaku serta mematuhi perintah dari instruktur.
Komandan Lanud juga mengingatkan pentingnya faktor Keselamatan Terbang dan Kerja. Hal ini penting demi keberhasilan tugas dan kegiatan dapat berlangsung dengan aman dan selamat. Oleh karena itu, kata dia, masing-masing pihak harus memahami, menghayati dan selalu membekali diri akan makna lambangnya.
Acara pembukaan Latihan Terbang Malam bagi siswa Sekolah Penerbang Angkatan ke-82 itu selain dihadiri oleh Komandan Lanud Adisutjipto, juga dihadiri Kepala Dinas Logistik Kolonel Tek Susanto, Kepala Dinas Personel Kolonel Pnb Haris Haryanto, sejumlah pejabat Lanud Adisutjipto, Para Instruktur, Siswa Sekbang A-82 serta personel pendukung latihan.
Sumber: Jurnas
12 April 2011, Yogyakarta (Jurnas.com): Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto, Marsekal Pertama TNI Hadiyan Sumintaatmadja membuka Latihan Terbang Malam bagi siswa Sekolah Penerbang Angkatan ke-82 di Masjid Al Huda Wing Dik Terbang Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Senin (11/4), kemarin.
Menurut Komandan Sekolah Pendidikan 102, Letkol Pnb. Ramot C Sinaga, Latihan Terbang Malam Sekolah Penerbang Angkatan ke-82 diikuti 27 siswa. Pelaksanaan latihan dijadwalkan akan digelar selama 10 hari mulai tanggal 11 hingga tanggal 21 April mendatang.
“Selama Latihan Terbang Malam, para siswa akan menggunakan pesawat T-34C-1/Charlie,” seperti dilansir dalam siaran pers Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara yang diterima Jurnal Nasional, Selasa (12/4).
Lebih lanjut, Letkol Pnb Ramot C Sinaga menjelaskan Latihan Terbang Malam merupakan salah satu bagian dari serangkaian tahapan pendidikan yang wajib ditempuh oleh siswa di Sekolah Penerbang. “Siswa harus dapat melaksanakan dengan baik dan dinyatakan lulus,” ujarnya.
Sementara itu, Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto mengatakan berhasil dan tidaknya siswa dalam mengikuti Latihan Terbang Malam akan menentukan langkah siswa selanjutnya. Oleh sebab itu, dia meminta setiap siswa agar selalu mentaati petunjuk dan prosedur yang berlaku serta mematuhi perintah dari instruktur.
Komandan Lanud juga mengingatkan pentingnya faktor Keselamatan Terbang dan Kerja. Hal ini penting demi keberhasilan tugas dan kegiatan dapat berlangsung dengan aman dan selamat. Oleh karena itu, kata dia, masing-masing pihak harus memahami, menghayati dan selalu membekali diri akan makna lambangnya.
Acara pembukaan Latihan Terbang Malam bagi siswa Sekolah Penerbang Angkatan ke-82 itu selain dihadiri oleh Komandan Lanud Adisutjipto, juga dihadiri Kepala Dinas Logistik Kolonel Tek Susanto, Kepala Dinas Personel Kolonel Pnb Haris Haryanto, sejumlah pejabat Lanud Adisutjipto, Para Instruktur, Siswa Sekbang A-82 serta personel pendukung latihan.
Sumber: Jurnas
Latihan Pratugas Libatkan 10 Kapal Perang & 4 Tank 2 Pesawat
12 April 2011, Jakarta (Pos Kota): Latihan Pratugas Unsur KRI jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) meningkatkan profesionalisme dan ketanggapsegeraan prajurit dan kesiapan alutsista dalam mewujudkan dan mengoptimalkan peranan angkutan laut militer dan bantuan angkutan laut, demikian penegasan Panglima Komando Lintas Laut Militer Laksda TNI Didit Herdiawan, MPA., MBA. pada upacara pembukaan Latpratugas Kolinlamil TA 2011 yang dibacakan Kaskolinlamil Laksma TNI I.N.G.N. Ary Atmadja, S.E. di Mako Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta, Selasa. (12/4).
Pangkolinlamil Laksda TNI Herdiawan, MPA., MBA. dalam kesempatan tersebut mengatakan sesuai dengan Peraturan Presiden RI Nomor 10 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi TNI, Kolinlamil merupakan bagian integral dari TNI AL melaksanakan peran, tugas dan fungsi sebagai komando pelaksana utama pembinaan dan operasional yang bertugas menyelenggarakan operasi angkutan laut TNI, dalam rangka OMP dan OMSP (Operasi Militer Selain Perang).
Lebih lanjut dikatakan dalam rangka kesiapan operasional untuk melaksanakan angkutan laut militer meliputi personel, alat peralatan dan perbekalan yang bersifat taktis, strategis dan administrasi diperlukan adanya pembinaan kemampuan dalam rangka penggunaan kekuatan, tambahnya.
Dalam latihan pratugas ini kata Pangkolinlamil, perlu mewujudkan tiga sasaran yang dapat dicapai, pertama terwujudnya kemampuan, kesiapsiagaan dan profesionalisme personel dan pengawak unsur-unsur KRI satgas Kolinlamil; kedua terwujudnya pengetahuan, pemahaman, ketrampilan para peserta latihan dalam melaksanakan angkutan laut militer; ketiga terbentuk dan terjalin nya koordinasi dan kerjasama antar anggota satgas yang terkait dalam pelaksanaan tugas operasi.
Kepada para peserta latihan, Pangkolinlamil menekankan agar tetap mengutamakan keselamatan /zero accident dan patuhi segala peraturan yang berlaku sesuai dengan S.O.P.
Asisten Operasi Pangkolinlamil Kolonel Laut (P) Kris Sri Hod Irian T., S.Pi. dalam laporan kesiapan Latihan Pratugas 2011 mengatakan bahwa materi latihan yang dilaksanakan antara lain meliputi pembekalan profesional prajurit, latihan tempur, latihan bantuan dan pengamanan tempur, latihan bantuan administrasi dan logistik, dan latihan bantuan khusus.
Waktu pelaksanaan latihan berlangsung sampai dengan 3 Mei 2011 yang terbagi meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap pengakhiran.
Latihan tersebut melibatkan sekitar 1.712 pesonel antara lain terdiri dari staf perancang latihan, pelatih dan pendukung serta pelaku. Sedangkan alutsista yang dilibatkan sejumlah 10 KRI unsur jajaran Kolinlamil; dan dari Korps Marinir melibatkan 4 tank amfibi, 2 panser amfibi Marinir dan sejumlah pasukan marinir serta melibatkan 2 unit pesawat Helly BO dan Bell .
Dalam upacara pembukaan tersebut dilaksanakan penyematan tanda peserta latihan kepada Komandan Satgas Latpratugas TA 2011 Kolonel Laut (P) Irwan Achmadi yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya, perwira penilai dan perwira pelaku dari pasukan Marinir.
Sumber: Pos Kota
Tuesday, April 12, 2011
Uji Coba Senjata Ditunda
(Foto: Kostrad)
12 April 2011, Semarang (ANTARA): Pelaksanaan uji coba persenjataan yang akan dibeli Kodam IV/Diponegoro di kawasan Urut Sewu, Desa Sentrojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan.
"Penundaan tersebut kami lakukan karena belum tercapai kesepakatan dengan perwakilan warga setempat dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro, Letnan Kolonel Infanteri Zaenal, yang dihubungi melalui telepon, di Semarang, Selasa.
Terkait dengan penundaan pelaksanaan uji coba persenjataan di tanah milik Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat, seluruh pasukan yang terlibat dengan kegiatan tersebut, termasuk persenjataan telah ditarik dari lokasi dan dikembalikan ke kesatuan masing-masing.
Menurut dia, belum tercapainya kesepakatan dalam dialog yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Kebumen tersebut karena warga setempat menganggap lahan untuk uji coba persenjataan merupakan tanah leluhur yang sudah turun temurun.
"Dalam waktu dekat, kami akan kembali melakukan dialog dengan warga desa setempat, khususnya penduduk asli di lahan yang menjadi sengketa dengan tujuan untuk mencari titik temu yang menguntungkan semua pihak," katanya.
Ia mengatakan, pelaksanaan uji coba senjata jenis artileri medan jarak jauh yang ditunda tersebut untuk mengetahui sejuah mana kemampuan persenjataan yang akan dibeli Kodam IV/Diponegoro dalam penambahan kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista).
Sebelumnya, sejumlah pihak terkait dalam permasalahan uji coba persenjataan itu telah mengadakan pertemuan dengan sejumlah perwakilan warga setempat yang difasilitasi Bupati Kebumen, Buyar Winarso, namun belum mencapai kesepakatan.
Pertemuan yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Kebumen pada Senin (11/4) malam tersebut antara lain dihadiri Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Langgeng Sulistyono, dan Kapolda Jateng, Irjen Pol Edward Aritonang.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, pada 1997 di kawasan Urut Sewu yang membentang dari Sungai Wawar hingga Sungai Luk Ulo sepanjang 22,5 kilometer dan menjadi lokasi uji coba persenjataan TNI AD pernah menyebabkan lima anak tewas terkena ledakan mortir aktif yang tidak sengaja ditemukan salah seorang anak di sekitar pantai.
Di lokasi yang sama pada 1998, dua petani yang sedang bekerja juga cedera akibat terkena pecahan mortir saat TNI AD melakukan latihan.
Sumber: ANTARA News
12 April 2011, Semarang (ANTARA): Pelaksanaan uji coba persenjataan yang akan dibeli Kodam IV/Diponegoro di kawasan Urut Sewu, Desa Sentrojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan.
"Penundaan tersebut kami lakukan karena belum tercapai kesepakatan dengan perwakilan warga setempat dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro, Letnan Kolonel Infanteri Zaenal, yang dihubungi melalui telepon, di Semarang, Selasa.
Terkait dengan penundaan pelaksanaan uji coba persenjataan di tanah milik Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat, seluruh pasukan yang terlibat dengan kegiatan tersebut, termasuk persenjataan telah ditarik dari lokasi dan dikembalikan ke kesatuan masing-masing.
Menurut dia, belum tercapainya kesepakatan dalam dialog yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Kebumen tersebut karena warga setempat menganggap lahan untuk uji coba persenjataan merupakan tanah leluhur yang sudah turun temurun.
"Dalam waktu dekat, kami akan kembali melakukan dialog dengan warga desa setempat, khususnya penduduk asli di lahan yang menjadi sengketa dengan tujuan untuk mencari titik temu yang menguntungkan semua pihak," katanya.
Ia mengatakan, pelaksanaan uji coba senjata jenis artileri medan jarak jauh yang ditunda tersebut untuk mengetahui sejuah mana kemampuan persenjataan yang akan dibeli Kodam IV/Diponegoro dalam penambahan kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista).
Sebelumnya, sejumlah pihak terkait dalam permasalahan uji coba persenjataan itu telah mengadakan pertemuan dengan sejumlah perwakilan warga setempat yang difasilitasi Bupati Kebumen, Buyar Winarso, namun belum mencapai kesepakatan.
Pertemuan yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Kebumen pada Senin (11/4) malam tersebut antara lain dihadiri Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Langgeng Sulistyono, dan Kapolda Jateng, Irjen Pol Edward Aritonang.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, pada 1997 di kawasan Urut Sewu yang membentang dari Sungai Wawar hingga Sungai Luk Ulo sepanjang 22,5 kilometer dan menjadi lokasi uji coba persenjataan TNI AD pernah menyebabkan lima anak tewas terkena ledakan mortir aktif yang tidak sengaja ditemukan salah seorang anak di sekitar pantai.
Di lokasi yang sama pada 1998, dua petani yang sedang bekerja juga cedera akibat terkena pecahan mortir saat TNI AD melakukan latihan.
Sumber: ANTARA News
Menumpas Perompak, TNI Mampu Lakukan Operasi Khusus
12 April 2011, Jakarta (REPUBLIKA.CO.ID): Pasukan TNI mempunyai kemampuan mumpuni untuk melakukan operasi khusus. Termasuk untuk menumpas pembajak kapal sinar kudus di perairan Somalia.
Hal itu dikatakan Panglima TNI, Agus Suhartono. "Kita punya kemampuan untuk operasi, untuk menumpas pembajak pun bisa," katanya di kantor Presiden, Selasa (12/4). Namun demikian, ia enggan mengungkap bahwa operasi khusus merupakan opsi selain tindakan diplomatis yang telah diumumkan pemerintah sebelumnya.
Panglima mengungkapkan bahwa pemerintah sudah mengambil langkah-langkah. Hingga kini, menurut dia, masih diutamakan diplomasi karena keselamatan anak buah kapal menjadi hal yang utama. Maka, hal itu yang terus dilakukan. "Jika berhasil, Alhamdulillah
Agus mengaku bahwa ada opsi lain yang memang telah disiapkan oleh pemerintah. Namun, hal itu tak bisa dibuka. "Opsi itu tetap ada di samping opsi yang terungkap," kata dia. Lagipula, menurut dia, pihaknya optimis bahwa negosiasi akan berhasil.
Sumber: Republika
Kopassus Siap Serbu Somalia
12 April 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif) - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) menyatakan siap ditugaskan ke Somalia jika pemerintah memilih operasi militer untuk membebaskan dua puluh awak kapal MV Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia. "Kami menunggu instruksi Panglima TNI, jika ditugaskan, kami siap," kata Kepala Dinas Penerangan Kopassus, Letnan Kolonel Thevi A Zebua, Selasa (12/4).
Thevi tak mau mengungkap strategi dan kesiapan pasukan, jika sewaktu-w3aktu diterjunkan dalam operasi militer Somalia. "Itu tergantung komandannya nanti," kata dia.
Pengamat militer Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jaleswari Pramodhawardani menilai, operasi militer kasus perompakan bajak laut Somalia agak sulit diterapkan. Operasi militer bisa saja dilakukan kalau kapal mereka belum merapat. Tapi kondisinya sekarang sandera sudah ditawan di daratan. "Rumit jika memakai operasi militer, strateginya harus jitu," kata dia.
Sebelumnya, perompak Somalia membajak kapal Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia di Semenanjung Arab pada 16 Maret lalu. Kapal itu dibajak saat dalam perjalanan dari Pomalaa, Sulawesi Tenggara, menuju Rotterdam, Belanda. Semua awak kapal bermuatan nikel senilai Rp 1,4 triliun itu kini ditawan di Pantai Eil, Somalia.
Kementerian Luar Negeri Indonesia terus memantau komunikasi dan negosiasi soal tebusan antara pemilik kapal dan kelompok pembajak. Dalam dua hari terakhir, tebusan yang diminta pembajak terus berubah. Pembajak awalnya meminta tebusan sebesar US$ 2,6 juta.
Somalia Buka Peluang untuk Militer Indonesia
Duta Besar Somalia Mohamud Olow Barow menyatakan negaranya terbuka untuk intervensi militer Indonesia demi penyelamatan anak buah kapal MV Sinar Kudus. "Mereka harap pemerintah tegas, kalau perlu aksi militer, pemerintah Somalia akan bahu membahu," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Bidang Hubungan Internasional, Partai Golkar Happy Bone Zulkarnaen dalam keterangan kepada pers di Wisma Bakrie I, Selasa 12 April 2011
Sore tadi Mohamud mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Golongan Karya Aburizal Bakrie, Happy Bone serta Ketua Bidang Kerjasama Luar Negeri Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya Iris Indira Murti. Pertemuan petang tadi sebenarnya tak sebatas membahas aksi perompak Somalia.
Menanggapi penyanderaan dua puluh awak kapal MV Sinar Kudus, Mohamud justru mempersilahkan militer Indonesia masuk melalui jalur laut dan udara. Bahkan, kalau Indonesia butuh kerjasama atau bantuan militer Somalia, pihaknya bersedia. "Mereka tidak merasa diintervensi, tidak ada upaya untuk melangkahi kebijakan pemerintah Somalia," papar Happy.
Mohamud justru mencontohkan apa yang sudah dilakukan pemerintah India, Korea Selatan dan Malaysia terhadap perompak, sebagai langkah kemajuan. "Negara-negara itu tidak mau nego, sehingga perompak kalah," ujar Happy
Happy menuturkan, Somalia justru menyarankan pemerintah tidak kompromi dengan permintaan perompak. Jadi uang tebusan yang diminta perompak, jangan dibayarkan oleh pemerintah, melainkan jadi tanggung jawab perusahaan yakni PT Samudera Indonesia. Sebab jika pemerintah sudah turun tangan, posisi perompak menjadi semakin kuat.
Penyelamatan 20 awak kapal kini dibawah koordinasi Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan. Pemerintah hingga saat ini mash memilih opsi negosiasi ketimbang penaklukan perompak dengan militer.
Sumber: TEMPO Interaktif
Indonesia - Arab Saudi Jalin Kerja Sama Pertahanan
(Foto: Dispenau)
12 April 2011, Jakarta (ANTARA News): Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi sepakat untuk menjalin kerja sama pertahanan yang meliputi pendidikan dan pelatihan, pertukaran personel serta pengembangan industri pertahanan.
Siaran pers Kementerian Pertahanan yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa, mengatakan, kesepakatan kerja sama itu terungkap dalam pertemuan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Pangeran Khalid bin Sultan, dalam lawatannya ke Arab Saudi.
Kedua belah pihak pada Juni 2011 akan membentuk Working Group atau `Military Joint Committee` (WG/MJC) dengan tugas melakukan inventarisasi ruang lingkup kerja sama. Pertemuan pertama WG/MJC direncanakan diadakan di Riyadh, Saudi Arabia atau di Jakarta.
Pertemuan forum WG/MJC, selanjutnya diikuti dengan penandatanganan nota kesepahaman kedua pihak pada Desember 2011.
Selain itu, dalam lawatannya tersebut, Wamenhan Sjafrie juga memperkenalkan beberapa produk militer buatan Indonesia, seperti senjata jenis rifle SS2 V1 produksi terbaru PT Pindad dan miniatur model pesawat angkut medium jenis CN 235 produksi PT Dirgantara Indonesia.
Selama berada di Riyadh, Wamenhan juga berkesempatan berkunjung ke Shaqr Al-Jazeera Museum yang museum militer King Abdul Aziz yang merupakan museum sejarah aviasi Arab Saudi, serta "Advance Electronic Company" yang merupakan perusahaan elektronik mutakhir milik Kemhan Arab Saudi.
Sumber: ANTARA News
12 April 2011, Jakarta (ANTARA News): Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi sepakat untuk menjalin kerja sama pertahanan yang meliputi pendidikan dan pelatihan, pertukaran personel serta pengembangan industri pertahanan.
Siaran pers Kementerian Pertahanan yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa, mengatakan, kesepakatan kerja sama itu terungkap dalam pertemuan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Pangeran Khalid bin Sultan, dalam lawatannya ke Arab Saudi.
Kedua belah pihak pada Juni 2011 akan membentuk Working Group atau `Military Joint Committee` (WG/MJC) dengan tugas melakukan inventarisasi ruang lingkup kerja sama. Pertemuan pertama WG/MJC direncanakan diadakan di Riyadh, Saudi Arabia atau di Jakarta.
Pertemuan forum WG/MJC, selanjutnya diikuti dengan penandatanganan nota kesepahaman kedua pihak pada Desember 2011.
Selain itu, dalam lawatannya tersebut, Wamenhan Sjafrie juga memperkenalkan beberapa produk militer buatan Indonesia, seperti senjata jenis rifle SS2 V1 produksi terbaru PT Pindad dan miniatur model pesawat angkut medium jenis CN 235 produksi PT Dirgantara Indonesia.
Selama berada di Riyadh, Wamenhan juga berkesempatan berkunjung ke Shaqr Al-Jazeera Museum yang museum militer King Abdul Aziz yang merupakan museum sejarah aviasi Arab Saudi, serta "Advance Electronic Company" yang merupakan perusahaan elektronik mutakhir milik Kemhan Arab Saudi.
Sumber: ANTARA News
Monday, April 11, 2011
Tiga Kapal Penyapu Ranjau Asing Berlabuh di Makassar
Dua kapal Peang HMAS Yarra-M 87 (kiri) dan HMAS Huon-M 82 (kanan) bersandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Sulsel, Senin (11/4). Kedua kapal perang Australia berada di Makassar , selama lima hari untuk muhibah dan melaksanakan bekal ulang logistik. (FOTO ANTARA/Yusran Uccang/ed/Spt/11)
11 April 2011, Makassar -- (TEMPO Interaktif): Dua kapal perang milik angkatan laut Australia dan satu milik Amerika bersandar di pelabuhan terminal petikemas Soekarno Hata, Makassar. Tiga kapal itu merapat sekitar pukul 10.30 waktu setempat.
Menurut Atase Angkatan Laut Amerika Kolonel Adrian Jansen, kapal perang negaranya itu berjenis USS Guardian-MCM 5 yang khusus digunakan untuk menyapu ranjau. Kapal itu dipimpim Letnan Keneth Brown. "Kedatangan kapal ini merupakan bentuk kerja sama dengan angkatan laut Indonesia dalam latihan menyapu ranjau," kata Adrian di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut, Makassar.
Adrian mengatakan, pada April dan Mei ini angkatan laut Amerika akan menggelar latihan teknik-teknik menyapu ranjau bersama dengan TNI. Tujuannya untuk penguatan kerja sama dalam pembersihan ranjau.
Dua anggota TNI AL menyaksikan kapal perang milik Amerika Serikat, USS Guardian-MCM 5 ketika akan berlabuh di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Sulsel, Senin (11/4). Kapal perang AS yang membawa 83 awak tersebut berada di Makassar, selama dua hari untuk muhibah dan melaksanakan bekal ulang logistik. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ed/Spt/11)
Sebelum berlabuh di pelabuhan Soekarno-Hata, kapal Amerika itu berada di Singapura bulan lalu. "Dari Singapura ke Makassar selama lima hari," katanya. Dalam setahun terakhir kapal itu sudah 120 kali mengikuti latihan.
Pernyataan senada disampaikan Kolonel Katja Bizilj dari Australia. Kapal milik mereka sebelumnya juga mengikuti latihan bersama dengan Indonesia,Thailand, Amerika dan Filipina.
"Singgah di sini untuk mengisi bahan bakar dan akomodasi lainnya," kata Katja. Rencananya, kapal Australia berada di Makassar selama Lima hari sedangkan kapal kapal Amerika hanya dua hari.
Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut, Makassar Brigadir Jenderal Chaeider Patonnory mengatakan, Angkatan laut Indonesia memiliki satu kapal perang penyapu ranjau dengan komparasi yang hampir sama. Besok akan digelar pertandingan antara anggota marinir Amerika, Australia melawan melawan marinir Indonesia di lapangan Karebosi. "Mereka akan diatur oleh even organizer masing-masing untuk kegiatan selanjutnya," kata dia.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Makassar Rusmayani Madjit mengatakan, kapal perang Australia ini merupakan kunjungan ke dua kalinya dalam satu tahun terakhir. "Mereka memilih Makassar karena mereka puas dengan acara penyambutan. Jadi kami akan lebih menampilkan sisi wisata yang merupakan program Visit Makassar 2011," kata Rusmayani.
Sumber: TEMPO Interaktif
11 April 2011, Makassar -- (TEMPO Interaktif): Dua kapal perang milik angkatan laut Australia dan satu milik Amerika bersandar di pelabuhan terminal petikemas Soekarno Hata, Makassar. Tiga kapal itu merapat sekitar pukul 10.30 waktu setempat.
Menurut Atase Angkatan Laut Amerika Kolonel Adrian Jansen, kapal perang negaranya itu berjenis USS Guardian-MCM 5 yang khusus digunakan untuk menyapu ranjau. Kapal itu dipimpim Letnan Keneth Brown. "Kedatangan kapal ini merupakan bentuk kerja sama dengan angkatan laut Indonesia dalam latihan menyapu ranjau," kata Adrian di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut, Makassar.
Adrian mengatakan, pada April dan Mei ini angkatan laut Amerika akan menggelar latihan teknik-teknik menyapu ranjau bersama dengan TNI. Tujuannya untuk penguatan kerja sama dalam pembersihan ranjau.
Dua anggota TNI AL menyaksikan kapal perang milik Amerika Serikat, USS Guardian-MCM 5 ketika akan berlabuh di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Sulsel, Senin (11/4). Kapal perang AS yang membawa 83 awak tersebut berada di Makassar, selama dua hari untuk muhibah dan melaksanakan bekal ulang logistik. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ed/Spt/11)
Sebelum berlabuh di pelabuhan Soekarno-Hata, kapal Amerika itu berada di Singapura bulan lalu. "Dari Singapura ke Makassar selama lima hari," katanya. Dalam setahun terakhir kapal itu sudah 120 kali mengikuti latihan.
Pernyataan senada disampaikan Kolonel Katja Bizilj dari Australia. Kapal milik mereka sebelumnya juga mengikuti latihan bersama dengan Indonesia,Thailand, Amerika dan Filipina.
"Singgah di sini untuk mengisi bahan bakar dan akomodasi lainnya," kata Katja. Rencananya, kapal Australia berada di Makassar selama Lima hari sedangkan kapal kapal Amerika hanya dua hari.
Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut, Makassar Brigadir Jenderal Chaeider Patonnory mengatakan, Angkatan laut Indonesia memiliki satu kapal perang penyapu ranjau dengan komparasi yang hampir sama. Besok akan digelar pertandingan antara anggota marinir Amerika, Australia melawan melawan marinir Indonesia di lapangan Karebosi. "Mereka akan diatur oleh even organizer masing-masing untuk kegiatan selanjutnya," kata dia.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Makassar Rusmayani Madjit mengatakan, kapal perang Australia ini merupakan kunjungan ke dua kalinya dalam satu tahun terakhir. "Mereka memilih Makassar karena mereka puas dengan acara penyambutan. Jadi kami akan lebih menampilkan sisi wisata yang merupakan program Visit Makassar 2011," kata Rusmayani.
Sumber: TEMPO Interaktif