Rudal QW-3 buatan Cina digunakan TNI AU untuk Batalyon Paskhas. (Foto: militaryphotos.net)
12 Juni 2010, Jakarta -- Pemerintah melalui Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menjalin kerjasama dengan Pemerintah China untuk mengembangkan industri Pertahanan dalam negeri. Namun, dalam kerjasama kedua negara ini, prinsip saling menguntungkan tetap diperhatikan.
"Saat ini Indonesia sedang menggiatkan industri pertahanan dalam negeri sehingga diharapkan China berpartisipasi dalam program pengembangan industri pertahanan di Indonesia, mencakup joint production dan pelaksanaanTransfer of Technology (ToT)," kata Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan, Brigjend TNI I Wayan Midi di Kantor Kemhan, Jumat (11/6), tadi pagi.
Menurut Wayan, saat ini Indonesia sedang mempertimbangkan untuk membentuk suatu forum teknologi militer (military Technology Forum-MTF), sebagai wadah kosultasi yang membahas aspek teknis Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata).
Tujuan pembentukan forum tersebut, kata dia, untuk meningkatkan pertahanan kedua negara di masa mendatang.
Ia menambahkan, dalam hal anggaran pertahanan, Indonesia berharap pemerintah Chinadapat menyediakan fasilitas pengadaan secara G to Gdisertai dengan ToT serta melibatkan industri dalam negeri.
Wayan menjelaskan, kerjasama antara Kemhan RI dengan Pertahanan China memberi manfaat ganda bagi kedua belah pihak.
Pertama, meningkatkan kualitas profesionalisme untuk bisamenopang stabilitas kawasan. Pemerintah RI dan China memiliki kepentingan yang sama terhadap pengamanan Selat Malaka dan pengamanan SLOC (Sea Lane Of Communication atau ALKI). Berkaitan dengan itu diperlukan mutual understanding dan mutual cooperation khususnya di Selat Malaka dan SLOC seperti di Selat Sunda, Selat Lombok dan Selat Makasar.
Kedua, peran Indonesia sebagai Negara Kunci di Asia Tenggara mampu menjembatani kepentingan global di kawasaan. Sehingga koordinasi dan komunikasi untuk keamanan pasokan energi dari dan ke Timur Tengah, transportasi komoditas dan produk negara-negara industri ke wilayah Asia dan Eropa menjadi lancar.
Ketiga, dalam konteks nasional, Kerjasama Pemerintah Indonesia dengan China dapat memberi manfaat bagi pengembangan industri pertahanan di Indonesia, sehingga dapat membangun pertumbuhan ekonomi, dan menempatkan kebijakan pembangunan sistem pertahanan yang pro kesejahteraan (defence supportive economi).
Keempat, terkait dengan industri pertahanan, menurut Wayan, kerjasama ini diharapkan pemerintah Chinadapat memanfatkan produk-produk industri pertahanan Indonesia sebagai bentuk mutual benefit cooperation.
"Saat ini Indonesia memiliki kapasitas untuk memproduksi alat-alat pertahanan yang memenuhi standar internasionaldi antaranya non-weapon system equipment (alat perlengkapan non-alutsista)," katanya.
JURNAS
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, June 12, 2010
Warga Perbatasan Terganggu Sinyal Provider Malaysia
12 June 2010, Pontianak -- Kecanggihan teknologi komunikasi sudah dinikmati warga Indonesia hingga ke pelosok tanah air berkat banyaknya operator seluler yang menjangkau pedalaman. Sayangnya, warga di perbatasan Kalimantan Barat dengan Malaysia terganggu dengan tembusnya sinyal negeri jiran tersebut hingga ke wilayah Indonesia.
Beberapa warga di dusun Pareh desa Semunying, Jagoibabang kabupaten Bengkayang Kalbar mengeluhkan adanya sinyal provider Malaysia tembus ke wilayah Indonesia. Padahal desa tersebut berjarak sekitar 15 kilometer dari perbatasan Malaysia.
Akibatnya, biaya SMS dari Indonesia ke Indonesia kena charge Rp 4.800 sekali kirim pesan. Sedangkan telepon lebih mahal lagi karena dianggap rooming, biaya sambungan langsung luar negeri.
"Tiap hari ada sinyal provider Malaysia tembus ke hape kita. Seperti sinyal dari DIGI, MY CELEC M, Maxis masuk ke hape kita. Ini sangat mengganggu komunikasi dan menimbulkan biaya mahal. Sekali SMS kena Rp 4.800 kan mahal," kata Janang (45) warga dusun Pareh.
Tembusnya sinyal operator selular Malaysia itu, menurut warga, sudah berlangsung lama sehingga biaya komunikasi kena charge mahal. Hal ini terjadi karena dianggap komunikasi menggunakan hape seperti terjadi antarnegara. Warga perbatasan berharap agar operator seluler Indonesia segera mengambil tindakan terkait hal tersebut.
Tribun Kaltim
Beberapa warga di dusun Pareh desa Semunying, Jagoibabang kabupaten Bengkayang Kalbar mengeluhkan adanya sinyal provider Malaysia tembus ke wilayah Indonesia. Padahal desa tersebut berjarak sekitar 15 kilometer dari perbatasan Malaysia.
Akibatnya, biaya SMS dari Indonesia ke Indonesia kena charge Rp 4.800 sekali kirim pesan. Sedangkan telepon lebih mahal lagi karena dianggap rooming, biaya sambungan langsung luar negeri.
"Tiap hari ada sinyal provider Malaysia tembus ke hape kita. Seperti sinyal dari DIGI, MY CELEC M, Maxis masuk ke hape kita. Ini sangat mengganggu komunikasi dan menimbulkan biaya mahal. Sekali SMS kena Rp 4.800 kan mahal," kata Janang (45) warga dusun Pareh.
Tembusnya sinyal operator selular Malaysia itu, menurut warga, sudah berlangsung lama sehingga biaya komunikasi kena charge mahal. Hal ini terjadi karena dianggap komunikasi menggunakan hape seperti terjadi antarnegara. Warga perbatasan berharap agar operator seluler Indonesia segera mengambil tindakan terkait hal tersebut.
Tribun Kaltim
Minor War Vessel Concentration Period
Armidale Class Patrol Boats enter Darwin Harbour in formation with Landing Craft Heavy on the completion of Minor War Vessels Concentration Period 2010.
11 June 2010 -- The Minor War Vessel Concentration Period (MWVCP) sea phase has commenced in waters off Darwin, with five Royal Australian Navy ships practising general mariner, surface and amphibious warfare skills.
During the week-long activity, HMA Ships Glenelg, Pirie, Bundaberg, Balikpapan and Betano will work focus on collective competencies including boarding operations, tactical manoeuvring, and seamanship.
MWVCP is part of ongoing efforts to improve ADF capability to protect Australia and its interests, and enhance interoperability within the ADF and with the many agencies involved in the border protection task. It is a carefully planned activity and will be conducted within strict environmental, safety and risk management constrai.
An Augusta A109E conducts light line transfers and winching operations with HMAS Bundaberg for Minor War Vessel Concentration Period.
HMAS Betano at sea during Minor War Vessels Concentration Period.
Members of 2nd Cavalry Regiment manoeuvre an Australian Light Armored Vehicle onto the tank deck of HMAS Betano whilst conducting a Naval Evacuation Operation Exercise during Minor War Vessels Concentration Period.
HMAS Pirie at sea of the coast of Darwin during Minor War Vessels Concentration Period 2010.
HMAS Pirie prepares to fire the gun line to HMAS Balikpapan to conduct a tow exercise during Minor War Vessels Concentration Period.
HMAS Glenelg conducts a 25mm anti-aircraft firing serial, right astern of HMA Ships Bundaberg and Pirie during Minor War Vessels Concentration Period.
ADF
11 June 2010 -- The Minor War Vessel Concentration Period (MWVCP) sea phase has commenced in waters off Darwin, with five Royal Australian Navy ships practising general mariner, surface and amphibious warfare skills.
During the week-long activity, HMA Ships Glenelg, Pirie, Bundaberg, Balikpapan and Betano will work focus on collective competencies including boarding operations, tactical manoeuvring, and seamanship.
MWVCP is part of ongoing efforts to improve ADF capability to protect Australia and its interests, and enhance interoperability within the ADF and with the many agencies involved in the border protection task. It is a carefully planned activity and will be conducted within strict environmental, safety and risk management constrai.
An Augusta A109E conducts light line transfers and winching operations with HMAS Bundaberg for Minor War Vessel Concentration Period.
HMAS Betano at sea during Minor War Vessels Concentration Period.
Members of 2nd Cavalry Regiment manoeuvre an Australian Light Armored Vehicle onto the tank deck of HMAS Betano whilst conducting a Naval Evacuation Operation Exercise during Minor War Vessels Concentration Period.
HMAS Pirie at sea of the coast of Darwin during Minor War Vessels Concentration Period 2010.
HMAS Pirie prepares to fire the gun line to HMAS Balikpapan to conduct a tow exercise during Minor War Vessels Concentration Period.
HMAS Glenelg conducts a 25mm anti-aircraft firing serial, right astern of HMA Ships Bundaberg and Pirie during Minor War Vessels Concentration Period.
ADF
Navy to Christen Amphibious Transport Dock Ship San Diego
The amphibious transport dock ship Pre-Commissioning Unit (PCU) San Diego (LPD 22) is escorted by tugboats from Northrop Grumman Shipbuilding Ingalls shipyard shortly after being launched in Pascagoula, Miss. The sixth San Antonio-class ship will be delivered to the Navy in 2011 and will be homeported in San Diego. (Photo: Northrop Grumman Shipbuilding/Ron Elias)
10 June 2010, Washington -- The Navy will christen the newest amphibious transport dock ship, San Diego, June 12 during a 10 a.m. CDT ceremony at Northrop Grumman Shipbuilding in Pascagoula, Miss.
The ship is named for the city of San Diego, principal homeport of the Pacific Fleet, and honors the people of "America's Finest City" and its leaders for their continuous support of the military.
Gen. James Amos, assistant commandant of the Marine Corps, will deliver the ceremony's principal address. Linda Winter, wife of former Secretary of the Navy Donald Winter, is the sponsor, and in accordance with Navy tradition, will break a bottle of champagne across the bow to formally christen the ship.
Designated LPD 22, San Diego is the sixth amphibious transport dock ship in the San Antonio class. As an element of future expeditionary strike groups, the ship will support the Marine Corps "mobility triad,"� which consists of the landing craft air cushion vehicle, the Expeditionary Fighting Vehicle and the Osprey tilt-rotor aircraft.
San Diego will provide improved warfighting capabilities, including an advanced command and control suite, increased lift capability in vehicle and cargo-carrying capacity and advanced ship survivability features. The ship is capable of embarking a landing force of up to 800 Marines.
Three previous ships have carried the name San Diego - an armored cruiser (ACR 6) named in 1914, a World War II-era cruiser (CL 53) commissioned in 1942 and a combat stores ship (AFS 6) that served from 1969 to 1997.
Cmdr. Jon Haydel, of Houston, is the prospective commanding officer and will lead a crew of 360 officers and enlisted Navy personnel and three Marines. The 24,900-ton San Diego is 684 feet in length, has an overall beam of 105 feet and a navigational draft of 23 feet. Four turbo-charged diesels power the ship to sustained speeds of 22 knots.
Navy
10 June 2010, Washington -- The Navy will christen the newest amphibious transport dock ship, San Diego, June 12 during a 10 a.m. CDT ceremony at Northrop Grumman Shipbuilding in Pascagoula, Miss.
The ship is named for the city of San Diego, principal homeport of the Pacific Fleet, and honors the people of "America's Finest City" and its leaders for their continuous support of the military.
Gen. James Amos, assistant commandant of the Marine Corps, will deliver the ceremony's principal address. Linda Winter, wife of former Secretary of the Navy Donald Winter, is the sponsor, and in accordance with Navy tradition, will break a bottle of champagne across the bow to formally christen the ship.
Designated LPD 22, San Diego is the sixth amphibious transport dock ship in the San Antonio class. As an element of future expeditionary strike groups, the ship will support the Marine Corps "mobility triad,"� which consists of the landing craft air cushion vehicle, the Expeditionary Fighting Vehicle and the Osprey tilt-rotor aircraft.
San Diego will provide improved warfighting capabilities, including an advanced command and control suite, increased lift capability in vehicle and cargo-carrying capacity and advanced ship survivability features. The ship is capable of embarking a landing force of up to 800 Marines.
Three previous ships have carried the name San Diego - an armored cruiser (ACR 6) named in 1914, a World War II-era cruiser (CL 53) commissioned in 1942 and a combat stores ship (AFS 6) that served from 1969 to 1997.
Cmdr. Jon Haydel, of Houston, is the prospective commanding officer and will lead a crew of 360 officers and enlisted Navy personnel and three Marines. The 24,900-ton San Diego is 684 feet in length, has an overall beam of 105 feet and a navigational draft of 23 feet. Four turbo-charged diesels power the ship to sustained speeds of 22 knots.
Navy
TNI AL Didik Lagi Puluhan Perwira Ahli Peperangan
Kapal latih TNI AL KRI Ki Hajar Dewantoro. (Foto: Batamtoday.com)
11 Juni 2010, Surabaya -- TNI AL melalui Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal) kembali mendidik dan menggembleng puluhan perwira spesialisasi perwira ahli peperangan laut yang dibuka Komandan Komando Pendidikan Operasi Laut (Dankodikopsla) Laksma TNI Totok Permanto di Gedung Bettel Geus, Pusat Pendidikan Lanjutan Perwira (Pusdiklapa), Kobangdikal, Morokrembangan, Selasa (11/6).
Pendidikan Spesialisasi perwira peperangan laut atau yang dikenal dengan PWO (Principle Warfare Officer) dan diikuti 20 orang perwira berpangkat kapten tersebut dilangsungkan di Sekolah Lanjuta Perwira (Selapa) selama 3,5 bulan. Menurut Dankodikopsla, PWO, ditujukan untuk mendidik perwira Korps delapan mata angin itu (red: Korps Pelaut) menjadi perwira peperangan yang mampu merespons peluang dan ancaman dengan segera dan melaksanakan tugas-tuhgas peperangan laut di KRI kombatan.
Penyiapan SDM dewasa ini, Lanjutnya harus menempati prioritas utama dalam upaya membangun TNI AL yang besar, kuat, dan profesioanal, hal tersebut dihadapkan dengan implikasi dari dinamika perkembangan lingkungan strategik global yang menebar berbagai ancaman yang harus diantisifasi secara tepat, cepat, cerdas dan bijak.
Salah satunya, ujar totok, adalah ancaman faktual, berupa pelanggaran wilayah, keimigrasian, kegiatan perikanan yang tidak sah, penyelundupan, perompakan laut, sabotase objek vital, teror laut dan lainnya. Kemudian ancaman potensial, berupayang bersumber dari adanya berbangai permasalahan yang dapat berkembang kearah konflik bersenjata, misalnya batas perairan atau wlayah termasuk sumber alam yang ada dibawahnya.
Untuk menjawab berbagai ancaman tersebut, pimpinan telah merumuskan pembangunan kekuatan sampai dengan tahun 2024 yaitu angkatan laut yang besar, kuat dan profesional. Pada dasarnya, kekuatan yang dibangun merupakan struktur kekuatan angkatan laut yang memenuhi persyaratan sebagai kekuatan dalam tataran green water navy yaitu kekuatan yang dapat dihandalkan untuk menegakkan stabilitas keamanan dan berkemampuan menga-dakan perlawanan terhadap setiap ancaman.
Green water navy harus dapat diwujudkan paling Lambat tahun 2020. Namun kekuatan itu tidak akan berarti apa-apa, bila dalam penggunaannya tanpa disertai pemilihan strategi dan taktik yang jitu. Taktik dan strategi merupakan dua hal yang sangat menentukan untuk memenangkan suatu peperangan. Strategi dan taktik tempur laut merupakan seni atau ilmu penggunaan berbagai jenis kesenjataan di laut dalam menghancurkan lawan untuk mencapai tujuan tertentu. Taktik tempur di laut lebih memanfaatkan keunggulan teknologi senjata untuk memenangkan pertempuran dan keuntungan geografis demi keunggulan pertempuran.
Dengan adanya kursus PWO ini, Totok mengharapkan para juniornya untuk dapat memanfaatkan waktu yang relatif singkat ini dengan sebaik-baiknya, karena tujuan akhir dari kursus ini bukan hanya untuk mendapatkan brevet PWO yang diadopsi dari Royal Australian Navy, melainkan keahlian dan peningkatan profesi sebagai seorang perwira pelaut yang mampu menganalisa dan mengevaluasi ancaman, merespon ancaman dengan segera sesuai prosedur yang berlaku, menguasai prosedur peperangan laut, mampu mengoperasikan sewaco di KRI kombatan dan menerapkan manajemen pertempuran sesuai dengan aturan yang berlaku.
Penkobangdikal
11 Juni 2010, Surabaya -- TNI AL melalui Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal) kembali mendidik dan menggembleng puluhan perwira spesialisasi perwira ahli peperangan laut yang dibuka Komandan Komando Pendidikan Operasi Laut (Dankodikopsla) Laksma TNI Totok Permanto di Gedung Bettel Geus, Pusat Pendidikan Lanjutan Perwira (Pusdiklapa), Kobangdikal, Morokrembangan, Selasa (11/6).
Pendidikan Spesialisasi perwira peperangan laut atau yang dikenal dengan PWO (Principle Warfare Officer) dan diikuti 20 orang perwira berpangkat kapten tersebut dilangsungkan di Sekolah Lanjuta Perwira (Selapa) selama 3,5 bulan. Menurut Dankodikopsla, PWO, ditujukan untuk mendidik perwira Korps delapan mata angin itu (red: Korps Pelaut) menjadi perwira peperangan yang mampu merespons peluang dan ancaman dengan segera dan melaksanakan tugas-tuhgas peperangan laut di KRI kombatan.
Penyiapan SDM dewasa ini, Lanjutnya harus menempati prioritas utama dalam upaya membangun TNI AL yang besar, kuat, dan profesioanal, hal tersebut dihadapkan dengan implikasi dari dinamika perkembangan lingkungan strategik global yang menebar berbagai ancaman yang harus diantisifasi secara tepat, cepat, cerdas dan bijak.
Salah satunya, ujar totok, adalah ancaman faktual, berupa pelanggaran wilayah, keimigrasian, kegiatan perikanan yang tidak sah, penyelundupan, perompakan laut, sabotase objek vital, teror laut dan lainnya. Kemudian ancaman potensial, berupayang bersumber dari adanya berbangai permasalahan yang dapat berkembang kearah konflik bersenjata, misalnya batas perairan atau wlayah termasuk sumber alam yang ada dibawahnya.
Untuk menjawab berbagai ancaman tersebut, pimpinan telah merumuskan pembangunan kekuatan sampai dengan tahun 2024 yaitu angkatan laut yang besar, kuat dan profesional. Pada dasarnya, kekuatan yang dibangun merupakan struktur kekuatan angkatan laut yang memenuhi persyaratan sebagai kekuatan dalam tataran green water navy yaitu kekuatan yang dapat dihandalkan untuk menegakkan stabilitas keamanan dan berkemampuan menga-dakan perlawanan terhadap setiap ancaman.
Green water navy harus dapat diwujudkan paling Lambat tahun 2020. Namun kekuatan itu tidak akan berarti apa-apa, bila dalam penggunaannya tanpa disertai pemilihan strategi dan taktik yang jitu. Taktik dan strategi merupakan dua hal yang sangat menentukan untuk memenangkan suatu peperangan. Strategi dan taktik tempur laut merupakan seni atau ilmu penggunaan berbagai jenis kesenjataan di laut dalam menghancurkan lawan untuk mencapai tujuan tertentu. Taktik tempur di laut lebih memanfaatkan keunggulan teknologi senjata untuk memenangkan pertempuran dan keuntungan geografis demi keunggulan pertempuran.
Dengan adanya kursus PWO ini, Totok mengharapkan para juniornya untuk dapat memanfaatkan waktu yang relatif singkat ini dengan sebaik-baiknya, karena tujuan akhir dari kursus ini bukan hanya untuk mendapatkan brevet PWO yang diadopsi dari Royal Australian Navy, melainkan keahlian dan peningkatan profesi sebagai seorang perwira pelaut yang mampu menganalisa dan mengevaluasi ancaman, merespon ancaman dengan segera sesuai prosedur yang berlaku, menguasai prosedur peperangan laut, mampu mengoperasikan sewaco di KRI kombatan dan menerapkan manajemen pertempuran sesuai dengan aturan yang berlaku.
Penkobangdikal
Penutupan Latihan Bido Gesit 2010 di Lanud Pekanbaru
Salah satu Rangkaian Latihan Bido Gesit 2010 Lanud Pekanbaru yaitu rebut cepat Pangkalan yang di kuasai musuh.
11 Juni 2010, Pekanbaru -- Koordinasi yang baik antar satuan yang ada di jajaran Lanud Pekanbaru merupakan salahsatu kunci keberhasilan yang telah dicapai dalam pelaksanaan latihan Bido Gesit tahun 2010, demikian disampaikan Danlanud Pekanbaru, Kolonel Pnb Nanang Santoso dalam sambutannya pada upacara penutupan latihan Bido Gesit tahun 2010 yang di laksanakan di Apron Baseops, Kamis (10/6).
Latihan Bido Gesit ini merupakan latihan gabungan antar unsur-unsur yang ada di jajaran Lanud Pekanbaru dengan tujuan menguji sampai sejauh mana kemampuan seluruh satuan-satuan jajaran Lanud Pekanbaru melaksanakan tugas, baik tugas-tugas operasi udara maupun tugas dukungan operasi udara. Adapun latihan Bido Gesit yang dilaksanakan pada tahun ini meliputi, latihan uji terampil personel, pelaksanaan operasi udara dan dukungan operasi udara berupa operasi pengintaian udara taktis dan operasi bantuan tembakan udara, operasi pertahanan udara dan pertahanan pangkalan, kemampuan operasi dukungan udara berupa sar tempur, dukungan operasi penerbangan dan penanggulangan pesawat dalam keadaan darurat serta penanggulangan bahaya kebakaran.
Latihan yang berlangsung selama tiga hari ini secara umum dapat terlaksana dengan aman, lancar dan sesuai dengan rencana yang telah dibuat, pada simulasi latihan yang dilaksanakan ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan, untuk operasi udara dilaksanakan penerbangan pengintaian udara taktis dengan melibatkan pesawat tempur Hawk 100/200 Skadron Udara 12, dalam SAR Tempur dilaksanakan latihan Force Down yang disimulasikan dengan jatuhnya pesawat Hawk 100/200 tertembak musuh sehingga tim SAR tempur pasukan batalyon 462 Paskhas melaksanakan pencarian dan evakuasi korban menggunakan pesawat Helikopter Colibri serta penanganan medis udara yang dilaksanakan oleh satuan Rumah Sakit Lanud Pekanbaru. Sedangkan untuk menguji kesiapan satuan Pemadam Kebakaran disimulasikan dengan pelaksanaan pemadam kebakaran yang disimulasikan dengan terjadinya kebakaran Simulator pesawat Hawk 100/200 yang diledakkan oleh musuh. Pada puncak latihan dilaksanakan operasi rebut cepat, dimana disimulasikan Lanud Pekanbaru yang jatuh ketangan musuh dan diadakan operasi rebut cepat dengan serangan mendadak pada dini hari, pada operasi rebut cepat ini melibatkan pasukan pertahanan pangkalan yang terdiri dari personel Lanud Pekanbaru dan pasukan batalyon 462 Paskhas Lanud Pekanbaru.
Pada akhir sambutannya Danlanud mengharapkan agar kemampuan yang telah diujikan pada latihan Bido Gesit 2010 ini tetap dipertahankan dan ditingkatkan pada masa yang akan datang, untuk itu Danlanud menekankan kepada seluruh penyelenggara latihan agar mengevaluasi seluruh pelaksanaan latihan yang telah dilaksanakan.
Lanud Pekanbaru
11 Juni 2010, Pekanbaru -- Koordinasi yang baik antar satuan yang ada di jajaran Lanud Pekanbaru merupakan salahsatu kunci keberhasilan yang telah dicapai dalam pelaksanaan latihan Bido Gesit tahun 2010, demikian disampaikan Danlanud Pekanbaru, Kolonel Pnb Nanang Santoso dalam sambutannya pada upacara penutupan latihan Bido Gesit tahun 2010 yang di laksanakan di Apron Baseops, Kamis (10/6).
Latihan Bido Gesit ini merupakan latihan gabungan antar unsur-unsur yang ada di jajaran Lanud Pekanbaru dengan tujuan menguji sampai sejauh mana kemampuan seluruh satuan-satuan jajaran Lanud Pekanbaru melaksanakan tugas, baik tugas-tugas operasi udara maupun tugas dukungan operasi udara. Adapun latihan Bido Gesit yang dilaksanakan pada tahun ini meliputi, latihan uji terampil personel, pelaksanaan operasi udara dan dukungan operasi udara berupa operasi pengintaian udara taktis dan operasi bantuan tembakan udara, operasi pertahanan udara dan pertahanan pangkalan, kemampuan operasi dukungan udara berupa sar tempur, dukungan operasi penerbangan dan penanggulangan pesawat dalam keadaan darurat serta penanggulangan bahaya kebakaran.
Latihan yang berlangsung selama tiga hari ini secara umum dapat terlaksana dengan aman, lancar dan sesuai dengan rencana yang telah dibuat, pada simulasi latihan yang dilaksanakan ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan, untuk operasi udara dilaksanakan penerbangan pengintaian udara taktis dengan melibatkan pesawat tempur Hawk 100/200 Skadron Udara 12, dalam SAR Tempur dilaksanakan latihan Force Down yang disimulasikan dengan jatuhnya pesawat Hawk 100/200 tertembak musuh sehingga tim SAR tempur pasukan batalyon 462 Paskhas melaksanakan pencarian dan evakuasi korban menggunakan pesawat Helikopter Colibri serta penanganan medis udara yang dilaksanakan oleh satuan Rumah Sakit Lanud Pekanbaru. Sedangkan untuk menguji kesiapan satuan Pemadam Kebakaran disimulasikan dengan pelaksanaan pemadam kebakaran yang disimulasikan dengan terjadinya kebakaran Simulator pesawat Hawk 100/200 yang diledakkan oleh musuh. Pada puncak latihan dilaksanakan operasi rebut cepat, dimana disimulasikan Lanud Pekanbaru yang jatuh ketangan musuh dan diadakan operasi rebut cepat dengan serangan mendadak pada dini hari, pada operasi rebut cepat ini melibatkan pasukan pertahanan pangkalan yang terdiri dari personel Lanud Pekanbaru dan pasukan batalyon 462 Paskhas Lanud Pekanbaru.
Pada akhir sambutannya Danlanud mengharapkan agar kemampuan yang telah diujikan pada latihan Bido Gesit 2010 ini tetap dipertahankan dan ditingkatkan pada masa yang akan datang, untuk itu Danlanud menekankan kepada seluruh penyelenggara latihan agar mengevaluasi seluruh pelaksanaan latihan yang telah dilaksanakan.
Lanud Pekanbaru
Atraksi Beladiri Meriahkan HUT Ke-60 Yonif-1 Marinir
11 Juni 2010, Surabaya, - Atraksi beladiri memeriahkan puncak acara HUT ke-60 Batalyon Infanteri-1 (Yonif-1) Marinir, Jumat.
Dalam sambutannya, Komandan Brigif-1 Marinir Kolonel Marinir Amir Faisol mengatakan Batalyon Infanteri-1 Marinir merupakan satuan pelaksana Brigif-1 Marinir.
"Sebagai satuan pelaksana, Yonif-1 Marinir bertugas membina kemampuan dan menyiapkan kekuatan untuk melaksanakan operasi amfibi, operasi pertahanan, operasi pengamanan pulau-pulau terluar serta tugas-tugas operasi tempur lainnya," katanya.
Dalam usia yang ke-60 tahun, lanjutnya, Yonif-1 Mar telah mampu membina prajuritnya untuk mencapai kemampuan profesi serta melaksanakan tugas-tugas militer selain perang dan tanggung jawab yang diberikan dengan keberhasilan yang telah ditunjukkan.
"Tapi, janganlah berpuas diri dengan keberhasilan yang telah Anda raih, justru teruslah berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan serta berupaya untuk membenahi diri guna dapat menampilkan sosok prajurit yang bermoral, profesional dan dicintai rakyat," katanya.
Menurut Komandan Batalyon Infanteri-1 Marinir Letkol Marinir Suliono, peringatan HUT Yonif-1 Marinir bertema "Dengan semangat Gung-Ho, kita tingkatkan kinerja dan kemampuan untuk menjadi prajurit yang professional."
"Peringatan HUT ke-60 ini sengaja dilaksanakan secara sederhana yaitu olahraga bersama dengan seluruh Prajurit Yonif-1 Marinir beserta keluarganya, sehingga tidak mengurangi makna peringatan, sekaligus sebagai ajang silaturahmi bagi keluarga besar Batalyon Infanteri-1 Marinir," katanya.
Selain itu juga dilaksanakan berbagai pertandingan antarKompi, yaitu Bola Voli putra/putri, Lomba Tari Tradisional, Lomba Pembawa Acara, Futsal, Bulu Tangkis, Renang Estafet, Tarik Tambang, dan Cerdas Cermat.
Dari berbagai lomba tersebut, keluar sebagai Juara Umum yaitu Kompi Markas, sehingga Kompi Markas berhak mendapatkan piala dan Vandel Kompi Jawara.
Selesai penyerahan piala kepada pemenang dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh Komandan Batalyon Infanteri-1 Marinir Letkol Mar Suliono dan potongan tumpeng diberikan kepada prajurit tertua di Kompi Markas.
Dalam kesempatan tersebut, prajurit-prajurit Yonif-1 Marinir menyuguhkan kolaborasi beladiri Tae Kwondo, Karate, Pencak silat dan Wushu.
Selain itu juga ditampilkan atraksi memecah balok es dengan tangan dan kepala, mematahkan lempengan besi.
Acara itu dihadiri Komandan Brigif-1 Mar Kolonel Marinir Amir Faisol, Wadan Brigif-1 Marinir Letkol Mar Y. Rudy Sulistyanto, Pasops Brigif-1 Mar Letkol Mar Sugianto, S.Sos, Pasintel Brigif-1 Mar Mayor Marinir Ferdy Erwin, Paspers Brigif-1 Mar Mayor Marinir Hermawan, dan Paslog Brigif-1 Mar Mayor Marinir Ashari.
ANTARA Jatim
Latihan Hanlan Di AWR Maluka Baulin
11 Juni 2010, Manado -- Berdasarkan informasi dari perwira jaga yang berada dan berjaga di wilayah areal lahan milik TNI AU, AWR Dwi Harmono – Maluka Baulin ada sekelompok pemberontak yang akan berusaha menguasai dan menggeser patok-patok asset milik TNI AU tersebut, (11/06). Bergegas seluruh anggota Lanud dibawah kendali Komandan Lanud Sjamsudin Noor Letkol Pnb Singgih Hadi mengatur strategi guna mempertahankan asset tersebut dan langsung menuju ke areal tersebut untuk segera “Menyisir” patok-patok yang akan digeser oleh sekelompok orang-orang tersebut.
Dalam proses penyergapan dan penyisiran para pemberontak diareal tersebut terbagi menjadi 2 peleton, peleton pertama masuk dan menyisir melalui wilayah barat dan peleton ke dua masuk melalui wilayah timur. Seketika mungkin asset tersebut dapat dikuasai dan para pemberontak dapat pula dilumpuhkan.
Yaa,,, kegiatan tersebut merupakan bagian dari skenario yang dibuat dalam kegiatan Latihan Hanlan (Pertahanan Pangkalan) yang dilaksanakan oleh seluruh anggota militer Lanud Sjamsudin Noor. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin sekaligus guna mengasah keahlian para masing-masing anggota Lanud dalam melaksanakan Pertahanan Pangkalan baik Pangkalan Udara maupun upaya Pertahanan asset.
Kegiatan Hanlan kali ini sengaja memilih tempat di wilayah AWR Dwi Harmono – Maluka Baulin yang seluas 996 Ha sekaligus guna melakukan patroli rutin dan pengamanan asset yang dimiliki oleh TNI AU tersebut, AWR Dwi Harmono merupakan salah satu lahan yang pernah dilakukan latihan penembakan dari udara ke darat. Dalam sejarahnya Lapangan tembak dari udara ke darat Maluka Baulin merupakan bekas lapangan terbang masa pendudukan Jepang dengan keadaan landasan berumput dan dasar tanah berkerikil serta dikelilingi lubang-lubang bekas bom. Kegiatan ini diakhiri dengan kegiatan menembak dan sholat Jumat bersama di masjid Mujahidin Desa Maluka Baulin.
Pentak Lanud Sam Ratulangi
Kadet AAL Latihan Pendaratan di Madura
10 Juni 2010, Surabaya -- Sebanyak 38 Kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) Korps Marinir berhasil melaksanakan pendaratan di pantai Karang Pandan Madura, Kamis (10/6/10). Latihan dan praktek pendaratan yang akan berlangsung hingga pertengahan Juni ini di beri sandi “Karkata Yudha”. Pendaratan ini disaksikan langsung Gubernur AAL Laksda TNI Bambang Suwarto, Wagub AAL Kolonel Marinir Gatot Subroto dan pejabat teras AAL.
Selain Pantai Karang Pandan, Krakata Yudha yang juga melibatkan 61 personel pendukung ini mengambil lokasi latihan di Kolatarmatim serta Pantai Sukolilo Barat Madura.
Berbagai materi latihan diberikan dalam latihan yang sudah dimulai sejak 2 Juni lalu, baik latihan taktik yang terdiri dari Serbuan Amphibi dan Raid Amphibi maupun latihan Tehnik yang meliputi tehnik naik turun jaring, Embarkasi dan Debarkasi SPP, Embarkasi dan Debarkasi Ranratfib, Embarkasi dan Debarkasi PK, Prosedur pimpinan pasukan dengan Maket OA, Long Range Navigation, tehnik mendayung, tehnik exersisi PK serta Tehnik mengemudi PK.
Pengawas Latihan (Waslat) Kolonel Marinir F.X Deddy Susanto yang sehari-hari juga menjabat sebagai Kepala Departemen Marinir mengatakan bahwa Krakata Yudha dilaksanakan agar Kadet tingkat III Korps Marinir dapat mengaplikasikan secara tehnik dan taktik Operasi Amphibi (serbuan Amphibi dan Raid Amphibi) yang sudah diterima secara teori di kelas dengan sasaran agar mereka mampu dan menguasai secara tehnik dan taktik Regu Infanteri dalam Operasi Amphibi (Serbuan Amphibi dan Raid Amphibi).
Sementara Gubernur AAL Laksda TNI Bambang Suwarto mengatakan latihan ini sangat penting bagi para kadet korps Marinir karena mereka dituntut harus paham, mampu dan mahir dalam peperangan amphibi dan darat modern. “Saya berharap dengan latihan Krakata Yudha ini dapat menambah dan meningkatkan keterampilan para kadet khususnya dalam bidang Ilmu-ilmu dasar kemariniran sebagai bekal bagi mereka setelah menjadi perwira TNI AL nantinya”, ujar Laksamana bintang dua ini.
AAL
Marinir Indonesia - AS Gelar Latgab Indusa Marex 10-1
11 Juni 2010, Jakarta -- Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan Korps Marinir Amerika (United States Marine Corps –USMC) akan menggelar latihan bersama yang bersandi “Indusa Marex” (Indonesia-Usa Marine Exercise) 10-1 pada 19 hingga 27 Juni mendatang.
Demikian dikatakan Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin saat memimpin rapat staf terkait kegiatan latihan dan operasi Korps Marinir 2010, Rabu (9/6) di ruang rapat Agoes Soebekti, Markas Komando Korps Marinir, Jakarta.
Latma Indusa Marex, kata Dankormar, akan dilaksanakan di beberapa tempat terpisah di Situbondo, Jawa Timur. “Untuk latihan pendaratan akan dilaksanakan di Pantai Banongan, Bakti Sosial di Banyuputih, Pertempuran Dalam Kota di Karang Lo, Taktik dan Teknik Operasi Darat di Karang Tekok dan Survival di kawasan hutan Selogiri, Jawa Timur” kata orang nomor satu di jajaran Korps Baret Ungu itu.
Selain rencana latihan bersama, rapat yang dihadiri para pejabat teras Korps Marinir juga membahas dua kegiatan penting lainnya yakni pelaksanaan lomba Pembinaan Satuan (Binsat) Korps Marinir 2010 dan Latihan Pemantapan Terpadu (Lattapdu) Brigif-3 Marinir.
Untuk Lomba Binsat yang menurut rencana dilaksanakan pada 19 hingga 25 Juli 2010 mendatang akan mempertandingkan sejumlah materi lomba yang berguna bagi peningkatan profesionalisme prajurit Korps Marinir yakni Speed March (Cianjur), Renang Laut (Ancol), Cross Country (Cilandak), Menembak Senapan (Cilandak) dan Halang Rintang yang juga dilaksanakan di Cilandak, Jakarta Selatan.
Khusus untuk Lattapdu Brigif-3 Marinir, demikian lanjut Dankormar, digelar sebagai ajang peningkatan naluri tempur prajurit Brigif-3 Marinir khususnya prajurit Yonif-8 Marinir dan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) I Belawan.
Untuk materi Lattapdu tidak berbeda jauh dari Lattapdu yang sudah dilaksanakan di wilayah barat, Lampung maupun wilayah timur, Surabaya. Materinya antara lain Tahap 1 Dasar, Tahap 2 Gunung Hutan dan Tahap 3 Manuver Serangan Tingkat Batalyon. Lattapdu direncanakan pada 17 Juni 2010 mendatang dan dilaksanakan selama 17 hari.
Marinir
Uji Tembak Rudal QW-3 di Pacitan
Para pejabat Dephan, Mabes TNI dan para Pejabat TNI Angkatan Udara mengamati Louncer QW-3 usai dilaksanakan uji coba penembakan di Pantai Selatan Kabupaten Pacitan, Jum’at (10/6).
11 Juni 2010, Pacitan -- Uji tembak peluru kendali (rudal) QW-3 dilaksanakan di lapangan tembak Depohar 60, Desa Gesingan, pantai selatan Kabupaten Pacitan, Kamis (10/06), disaksikan para pejabat TNI AU, Dephan, dan Mabes TNI diantaranya Dankoharmatau Marsda TNI Ferdinand, Kadislitbangau Marsma TNI Ir. Basuki Purwanto, Kadislambangjau Marsma TNI M.Z. Djamhari, M.Sc, Kadispenau Masma TNI Bambang Samoedro, S.Sos, Dankorpaskhasau Marsma TNI Harry Budiono dan Danlanud Iswahyudi Marsma TNI Ismono Wijayanto.
Kegiatan uji tembak tersebut dapat berjalan dengan lancar dan berhasil yang ditandai dengan tembakan Rudal mengenai sasaran berupa pesawat Target Drone.
Uji tembak rudal QW-3 dengan sasaran target drone ini dimaksudkan sebagai realisasi dari kegiatan penerimaan barang kontrak dengan tujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana berfungsinya sistem kerja material QW-3 tersebut dan layak digunakan sebagai salah satu alutsista Angkatan Udara, selain itu juga memberikan masukan bagi pimpinan dalam menentukan kebijakan selanjutnya.
Rudal QW-3 yang berbobot 16 kg ini mempunyai panjang 1,5 meter dan merupakan salah satu jenis rudal hanud (pertahanan udara) generasi baru yang menggunakan sistem manpad/ rudal panggul. memiliki kemampuan anti jamming dan tahan thd flare yg diluncurkan oleh pswt sasaran.
Sementara sasaran tembak berupa pesawat target drone adalah pesawat model tipe S-70 berkemampuan terbang radius 30 km dikendalikan oleh ground station berbobot 55 kg, diluncurkan dengan menggunakan daya dorong catapult yang berada pada bagian bawah fuselage dilengkapi juga dengan GPS sehingga setiap manuver pesawat dapat termonitor pada layar komputer pada ground station.
Pen Korpaskhasau
11 Juni 2010, Pacitan -- Uji tembak peluru kendali (rudal) QW-3 dilaksanakan di lapangan tembak Depohar 60, Desa Gesingan, pantai selatan Kabupaten Pacitan, Kamis (10/06), disaksikan para pejabat TNI AU, Dephan, dan Mabes TNI diantaranya Dankoharmatau Marsda TNI Ferdinand, Kadislitbangau Marsma TNI Ir. Basuki Purwanto, Kadislambangjau Marsma TNI M.Z. Djamhari, M.Sc, Kadispenau Masma TNI Bambang Samoedro, S.Sos, Dankorpaskhasau Marsma TNI Harry Budiono dan Danlanud Iswahyudi Marsma TNI Ismono Wijayanto.
Kegiatan uji tembak tersebut dapat berjalan dengan lancar dan berhasil yang ditandai dengan tembakan Rudal mengenai sasaran berupa pesawat Target Drone.
Uji tembak rudal QW-3 dengan sasaran target drone ini dimaksudkan sebagai realisasi dari kegiatan penerimaan barang kontrak dengan tujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana berfungsinya sistem kerja material QW-3 tersebut dan layak digunakan sebagai salah satu alutsista Angkatan Udara, selain itu juga memberikan masukan bagi pimpinan dalam menentukan kebijakan selanjutnya.
Rudal QW-3 yang berbobot 16 kg ini mempunyai panjang 1,5 meter dan merupakan salah satu jenis rudal hanud (pertahanan udara) generasi baru yang menggunakan sistem manpad/ rudal panggul. memiliki kemampuan anti jamming dan tahan thd flare yg diluncurkan oleh pswt sasaran.
Sementara sasaran tembak berupa pesawat target drone adalah pesawat model tipe S-70 berkemampuan terbang radius 30 km dikendalikan oleh ground station berbobot 55 kg, diluncurkan dengan menggunakan daya dorong catapult yang berada pada bagian bawah fuselage dilengkapi juga dengan GPS sehingga setiap manuver pesawat dapat termonitor pada layar komputer pada ground station.
Pen Korpaskhasau
Kasad Pimpin Sertijab Pangdam I Bukit Barisan
Jenderal TNI George Toisutta (tengah) melakukan salam komando dengan Pangdam I/Bukit Barisan yang baru, Brigjen TNI Leonardus JP Siegers (kiri) dan Pangdam I/Bukit Barisan yang lama, Mayjen TNI M. Noer Muis (kanan), pada serah terima jabatan Pangdam I/Bukit Barisan, di Makodam I/Bukit Barisan, di Medan, Sumut, Kamis (10/6). Brigjen TNI Leonardus JP Siegers, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf Kodam V Brawijaya dan Mayjen TNI M. Noer Muis akan menempati jabatan yang baru sebagai Irjen Mabes TNI. (Foto: ANTARA/Irsan Mulyadi/ss/NZ/10)
10 Juni 2010, Medan -- Saat ini hingga kedepan tugas prajurit TNI masih diwarnai dengan tugas-tugas operasi militer yaitu mengamankan wilayah perbatasan, memberdayakan daerah pertahanan dan kekuatan pendukung secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta dan membantu tugas pemerintahan di daerah. Serta membantu tugas menanggulangi bencana, pengungsian dan memberikan bantuan kemanusiaan.
Hal ini disampaikan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI George Toisutta, saat memimpin upacara serah terima jabatan Pangdam I/BB dari Mayjen M Noer Muis kepada Brigjen Leonardus Siegers yang diselenggarakan dilapangan Makodam I/BB, Kamis (10/6).
George Toisutta, mengingatkan agar kemanggulan TNI dengan rakyat dengan tampilan prajurit yang disegani, dicintai serta mampu menjadi pengayom dan pelindung rakyat. Untuk itulah TNI, terus berbenah dalam meningkatkan profesionalitas dalam menjaga wilayah keutuhan didalam negeri. Terutama pengamanan terhadap kawasan pulau terluar dari incaran asing.
George juga mengingatkan bahwa jabatan yang dberikan bukanlah sebagai hadiah akan tetapi amanah dari tuhan yang harus dipertanggungjawabkan nantinya. Selain itu KSAD mengucapkan terima kasih kepada para kepala daerah yang telah menjalin kerjasama secara bahu-membahu dalam meningkatkan keamanan dan kenyamanan ditengah masyarakat.
Pos Kota
10 Juni 2010, Medan -- Saat ini hingga kedepan tugas prajurit TNI masih diwarnai dengan tugas-tugas operasi militer yaitu mengamankan wilayah perbatasan, memberdayakan daerah pertahanan dan kekuatan pendukung secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta dan membantu tugas pemerintahan di daerah. Serta membantu tugas menanggulangi bencana, pengungsian dan memberikan bantuan kemanusiaan.
Hal ini disampaikan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI George Toisutta, saat memimpin upacara serah terima jabatan Pangdam I/BB dari Mayjen M Noer Muis kepada Brigjen Leonardus Siegers yang diselenggarakan dilapangan Makodam I/BB, Kamis (10/6).
George Toisutta, mengingatkan agar kemanggulan TNI dengan rakyat dengan tampilan prajurit yang disegani, dicintai serta mampu menjadi pengayom dan pelindung rakyat. Untuk itulah TNI, terus berbenah dalam meningkatkan profesionalitas dalam menjaga wilayah keutuhan didalam negeri. Terutama pengamanan terhadap kawasan pulau terluar dari incaran asing.
George juga mengingatkan bahwa jabatan yang dberikan bukanlah sebagai hadiah akan tetapi amanah dari tuhan yang harus dipertanggungjawabkan nantinya. Selain itu KSAD mengucapkan terima kasih kepada para kepala daerah yang telah menjalin kerjasama secara bahu-membahu dalam meningkatkan keamanan dan kenyamanan ditengah masyarakat.
Pos Kota
Friday, June 11, 2010
Komandan Pasmar-1 Lepas Satgasmar Puter IX
11 Juni 2010, Surabaya -- Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) I Wayan Mendra melepas keberangkatan Prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Marinir Pulau Terluar IX ( Satgasmar Puter IX ) pada upacara resmi di lapangan Apel Yonif-5 Marinir, Ujung, Surabaya, Kamis,(10/06).
Dalam amanatnya, orang nomor satu di jajaran Pasmar-1 itu mengatakan, negara kita adalah negara kepulauan yang terdiri dari 17.506 buah pulau dengan luas wilayah 7,7 juta kilometer persegi, yang terletak di antara dua samudera yaitu samudera Hindia dan samudera Pasifik.
Sebagai negara kepulauan, lanjutnya, memiliki perbatasan dengan negara-negara tetangga serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah ruah, sehingga berpotensi terjadi permasalahan, diantaranya masalah dibidang pertahanan keamanan, hukum, politik maupun ekonomi dan permasalahan yang menonjol adalah sengketa batas wilayah, pencurian hasil alam, perompakan dan penyelundupan yang perlu mendapat pengamanan secara serius.
“Dari latar belakang itulah, TNI khususnya TNI AL dan Marinir menggelar kekuatan untuk mengamankan pulau-pulau strategis terluar yang rawan konflik untuk menjaga keutuhan NKRI,” tegasnya.
Danpasmar-1 juga mengharapkan kepada seluruh anggota Satgas Pulau Terluar IX agar semua pembekalan pengetahuan dan ketrampilan yang telah diberikan, dapat diterapkan dan diaplikasikan di lapangan dengan maksimal guna mencegah, meredam dan sekaligus sebagai penindak awal dari aksi gangguan keamanan.
“Selama ditempat penugasan, kalian semua sebagai mata dan telinga Pasmar-1 yang berada di garda paling depan wilayah NKRI, janganlah memberikan beban terhadap Korps, tetapi tunjukkanlah kemampuan kalian untuk menambah keharuman nama Korps Marinir di mata masyarakat, bangsa dan negara,” tegasnya.
Sebelum mengakhiri amanatnya, Danpasmar-1 memberikan pesan kepada seluruh Anggota Satgasmar Puter IX antara lain : kumpulkan dan susun data-data intelijen yang terbaru dengan melaporkan secara periodik, tingkatkan komunikasi dan hubungan dengan masyarakat sekitar berikut dengan aparat pemerintahan dan TNI/Polri, jaga kesehatan selama dalam operasi penugasan, ikuti setiap perkembangan yang terjadi didaerah operasi dengan selalu meningkatkan kesiapan dan kewaspadaan, serta gunakan prosedur tetap (protap ) yang benar dalam setiap kegiatan sehingga meminimalkan kerugian personel dan material.
Hadir dalam kesempatan itu Komandan Resimen Arteleri-1 Marinir Kolonel Marinir R.B Heraspatty, Komandan Brigif-1 Marinir Kolonel Marinir Amir Faisol, Komandan Resimen Bantuan Tempur-1 Marinir Kolonel Marinir Wurjanto, Komandan Resimen Kavaleri-1 Marinir Kolonel Marinir Lasmono, Komandan KRI Teluk Parigi Mayor Laut Eka Edi S, Para Asisten Kaspasmar-1 dan pejabat dijajaran Pasmar-1.
Danpasmar-1 mengharapkan kepada Satgas Pulau Terluar IX agar semua pembekalan pengetahuan dan ketrampilan yang telah diberikan, dapat diterapkan dan diaplikasikan di lapangan dengan maksimal guna mencegah, meredam dan sekaligus sebagai penindak awal dari aksi gangguan keamanan. (Foto: Serda Mar Kuwadi)
Para anggota Satgasmar Puter IX. (Serda Mar Kuwadi)
Para prajurit membawa berbagai berbekalan yang akan digunakan di tempat tugas. (Foto: Serda Mar Kuwadi)
Anggota Satgasmar Puter IX siap menjalankan tugasnya. (Foto: Serda Mar Kuwadi)
Sejumlah prajurit Korps Marinir dari Pasmar 1 yang tergabung dalam Satuan Tugas Marinir Pengamanan Pulau Terluar IX (Satgasmar Puter IX) menaiki KRI Teluk Parigi ATF 539 di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya, Jumat (11/6). Satgasmar Puter IX sebanyak satu kompi ini, akan bertugas di pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga demi menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/EI/ss/hp/10)
Sejumlah prajurit Korps Marinir dari Pasmar 1 yang tergabung dalam Satuan Tugas Marinir Pengamanan Pulau Terluar IX (Satgasmar Puter IX) menaikkan motor ke KRI Teluk Parigi ATF 539 di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya, Jumat (11/6). (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/EI/ss/hp/10)
Marinir
Mercusuar Ambalat Mulai Rusak
11 Juni 2010, Nunukan -- Kondisi mercusuar di Pulau Karang Unarang, Ambalat sangat memprihatinkan. Pagar dan tangga mercusuar yang terbuat dari besi sudah rusak parah.
Mercusuar ini dibangun untuk menegaskan jika pulau karang di kawasan tersebut merupakan titik pangkal pulau terluar Indonesia. Pihak Pangkalan Angkatan Laut Nunukan sudah mengusulkan kepada Pemkab Nunukan untuk melakukan perbaikan terhadap bagian dari mercusuar yang rusak.
Tribun News
Mercusuar ini dibangun untuk menegaskan jika pulau karang di kawasan tersebut merupakan titik pangkal pulau terluar Indonesia. Pihak Pangkalan Angkatan Laut Nunukan sudah mengusulkan kepada Pemkab Nunukan untuk melakukan perbaikan terhadap bagian dari mercusuar yang rusak.
Tribun News
Lantamal VIII Manado Gelar Latihan Tempur
Personil KRI Kakap 811 menggunakan perahu karet untuk melakukan penyerangan keatas kapal yang sedang dibajak oleh bajak laut saat latihan bersama TNI Angkatan Laut - Angkatan Laut Filipina di Bitung, Sulawesi Utara, Rabu (7/4). (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/nz/10)
11 Juni 2010, Manado -- Segenap jajaran Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VIII Manado menjadi peserta kegiatan Gelar Latihan Penugasan Tempur (Gelagaspur) 2010. Kegiatan rutin tahunan tersebut dipimpin Laksamana Willem Rampangilei didampingi lima asisten sebagai koordinator latihan.
Gelagaspur terdiri atas beberapa sesi, masing-masing latihan peraturan baris berbaris (PBB), bongkar pasang senjata, simulasi peluit angkatan laut, tali temali, keahlian menembak, latihan bahaya udara, dan latihan perang kebakaran.
Dari semua sesi latihan latihan perang udara paling menegangkan. Mako Lantamal VIII disituasikan mendapat serangan udara dari berbagai arah oleh pesawat tempur musuh. dalam simulasi, sebelum diserang, aktivitas kantor dan rutinitas harian berjalan seperti biasa hingga alarm bahaya berbunyi.
Sirine tanda bahaya karena serangan pihak luar meraung-raung. Sontak segenap personil Lantamal VIII yang berada di tempat masing-masing langsung siaga dan menerapkan standar pengamanan. Sontak, aksi tembak menembak dan letupan mortir bersahut-sahutan di udara.
Danlantamal VIII, Rampangilei mengatakan, simulasi tersebut dilakukan berkala tiap tahun. Gelagaspur dilaksanakan bertujuan untuk menanamkan rasa kewaspadaan dan disiplin tinggi di jajaran TNI AL. "Memang kita situasikan simulasi layaknya ada serangan betulan. Yang kita harapkan, kewaspadaan itu selalu ada," ujar Rampangilei.
Selain itu, kata Rampangilei, simulasi tersebut merupakan rangkaian persiapan pengamanan menyambut Pemilukada Sulut. "Tanggung jawab pengamanan juga menjad bagian kami TNI AL. Tidak saja di wilayah laut tapi berkaitan dengan bagaimana menciptakan situasi kondusif di masyarakat," ujarnya.
Jumat (11/6/2010) hari ini, simulasi akan dilanjutkan dengan agenda pengkajian ulang dan penentuan akhir oleh tim penilai dari Panglima Komando Armada Timur (Pangarmatim) Surabaya. Bertindak selaku penilai, Kol Laut (P) Achmad Taufiqoerachman, Letkol Laut (P) Eko Wahyono, dan Kapten Laut (P) Toni Indraprayono.
"Besok akan diuji petik (dinilai) apakah simulasi memenuhi standar oleh penilai," tambah Rampangilei.
Tribun Manado
11 Juni 2010, Manado -- Segenap jajaran Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VIII Manado menjadi peserta kegiatan Gelar Latihan Penugasan Tempur (Gelagaspur) 2010. Kegiatan rutin tahunan tersebut dipimpin Laksamana Willem Rampangilei didampingi lima asisten sebagai koordinator latihan.
Gelagaspur terdiri atas beberapa sesi, masing-masing latihan peraturan baris berbaris (PBB), bongkar pasang senjata, simulasi peluit angkatan laut, tali temali, keahlian menembak, latihan bahaya udara, dan latihan perang kebakaran.
Dari semua sesi latihan latihan perang udara paling menegangkan. Mako Lantamal VIII disituasikan mendapat serangan udara dari berbagai arah oleh pesawat tempur musuh. dalam simulasi, sebelum diserang, aktivitas kantor dan rutinitas harian berjalan seperti biasa hingga alarm bahaya berbunyi.
Sirine tanda bahaya karena serangan pihak luar meraung-raung. Sontak segenap personil Lantamal VIII yang berada di tempat masing-masing langsung siaga dan menerapkan standar pengamanan. Sontak, aksi tembak menembak dan letupan mortir bersahut-sahutan di udara.
Danlantamal VIII, Rampangilei mengatakan, simulasi tersebut dilakukan berkala tiap tahun. Gelagaspur dilaksanakan bertujuan untuk menanamkan rasa kewaspadaan dan disiplin tinggi di jajaran TNI AL. "Memang kita situasikan simulasi layaknya ada serangan betulan. Yang kita harapkan, kewaspadaan itu selalu ada," ujar Rampangilei.
Selain itu, kata Rampangilei, simulasi tersebut merupakan rangkaian persiapan pengamanan menyambut Pemilukada Sulut. "Tanggung jawab pengamanan juga menjad bagian kami TNI AL. Tidak saja di wilayah laut tapi berkaitan dengan bagaimana menciptakan situasi kondusif di masyarakat," ujarnya.
Jumat (11/6/2010) hari ini, simulasi akan dilanjutkan dengan agenda pengkajian ulang dan penentuan akhir oleh tim penilai dari Panglima Komando Armada Timur (Pangarmatim) Surabaya. Bertindak selaku penilai, Kol Laut (P) Achmad Taufiqoerachman, Letkol Laut (P) Eko Wahyono, dan Kapten Laut (P) Toni Indraprayono.
"Besok akan diuji petik (dinilai) apakah simulasi memenuhi standar oleh penilai," tambah Rampangilei.
Tribun Manado
RI-AS Tandatangani Kerangka Kerja Pertahanan
Komandan Pussenif Mayjen TNI Soenarko (kiri) dan Komandan National Hawaiian Guard Mayjen Robert Lee (kanan) melakukan inspeksi pasukan saat upacara pembukaan Latgab Garuda Shields di Pusat Pendidikan Infanteri Cipatat, Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (10/6). Latihan gabungan tersebut diikuti oleh 7 Negara (Amerika Serikat, Bangladesh, Brunei Darusallam, Filipina,Indonesia, Nepal dan Thailand). Latihan tersebut bertujuan untuk bertukar informasi dan memperkaya pengetahuan militer sesama prajurit. (Foto: ANTARA/Rezza Estily/ed/mes/10)
10 Juni 2010, Jakarta -- Kementerian Pertahanan Indonesia dan Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Kamis, menandatangani Penataan Kerangka Kerja bagi Kegiatan Kerja Sama bidang Pertahanan.
Republik Indonesia diwakili Direktur Jenderal Strategi Pertahanan RI, Mayor Jenderal Syarifudin Tippe dan AS diwakili Deputi Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Kebijakan Asia Selatan dan Tenggara, Robert M Scher.
Penataan Kerangka Kerja tersebut, menurut siaran pers Kedubes AS, di Jakarta, Kamis, dimaksudkan untuk mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja sama di bidang pertahanan yang didasarkan pada prinsip saling menghormati, saling menguntungkan dan saling percaya.
Bidang-bidang yang mencakup kerja sama tersebut meliputi, dialog keamanan, pendidikan dan pelatihan, industri pertahanan, pengadaan peralatan militer, keamanan maritim dan bidang kerja sama lain yang telah disepakati bersama.
Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat telah bekerja sama selama satu tahun terakhir untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi lembaga pertahanan kedua negara sekaligus memberikan kontribusi bagi keamanan regional.
ANTARA News
10 Juni 2010, Jakarta -- Kementerian Pertahanan Indonesia dan Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Kamis, menandatangani Penataan Kerangka Kerja bagi Kegiatan Kerja Sama bidang Pertahanan.
Republik Indonesia diwakili Direktur Jenderal Strategi Pertahanan RI, Mayor Jenderal Syarifudin Tippe dan AS diwakili Deputi Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Kebijakan Asia Selatan dan Tenggara, Robert M Scher.
Penataan Kerangka Kerja tersebut, menurut siaran pers Kedubes AS, di Jakarta, Kamis, dimaksudkan untuk mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja sama di bidang pertahanan yang didasarkan pada prinsip saling menghormati, saling menguntungkan dan saling percaya.
Bidang-bidang yang mencakup kerja sama tersebut meliputi, dialog keamanan, pendidikan dan pelatihan, industri pertahanan, pengadaan peralatan militer, keamanan maritim dan bidang kerja sama lain yang telah disepakati bersama.
Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat telah bekerja sama selama satu tahun terakhir untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi lembaga pertahanan kedua negara sekaligus memberikan kontribusi bagi keamanan regional.
ANTARA News
RI Latihan Militer dengan Tujuh Negara
Komandan Pussenif Mayjen TNI Soenarko (kiri) dan Komandan National Hawaiian Guard Mayjen Robert Lee (kanan) melakukan salam komando saat upacara pembukaan Latgab Garuda Shields di Pusat Pendidikan Infanteri Cipatat, Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (10/6).Latihan gabungan tersebut diikuti oleh 7 Negara Amerika Serikat, Bangladesh, Brunei Darusallam, Filipina,Indonesia, Nepal dan Thailand).Latihan tersebut bertujuan untuk bertukar informasi serta memperkaya pengetahuan militer dan sesama prajurit. (Foto: ANTARA/Rezza Estily/ed/mes/10)
10 Juni 2010, Bandung -- Militer Indonesia mengadakan latihan bersama dengan enam negara, guna meningkatkan kerja sama dan profesionalitas dalam misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Latihan bersama dengan sandi "Garuda Shield" 2010 itu, dibuka Komandan Pusat Infanteri selaku Direktur Latihan Mayjen TNI Soenarko di Pusat Pendidikan Infanteri TNI Angkatan Darat Cipatat, Bandung, Kamis.
Kegiatan itu merupakan salah satu kegiatan yang disponsori Komando Militer AS di Asia Pasifik (USPACOM). Latihan bersama tersebut merupakan yang keempat kali diadakan di Asia.
Sebelumnya diadakan di Mongolia dengan sandi "Khan Quest" (2007) dan di Bangladesh dengan sandi "Santi Dhoot" (2008) dan pada 2009 diselenggarakan di Indonesia dengan penyelenggara Mabes TNI.
Untuk 2010, penyelenggara latihan di Indonesia adalah TNI Angkatan Darat dengan mitranya dari Amerika Serikat. Layaknya sebuah latihan militer maka "Garuda Shield" diadakan dalam dua tahap yakni geladi posko (11-16 Juni) dan geladi lapang (17-22 Juni).
Geladi posko diikuti dua negara dan geladi lapang diikuti tujuh negara.
Ke-tujuh negara itu antara lain Indonesia, Amerika Serikat, Thailand, Bangladesh, Filipina, Nepal, Brunei Darussalam.
Latihan bertujuan meningkatkan solidaritas dalam penyelenggaran misi PBB terutama di antara negara-negara yang mengerahkan pasukannya dalam misi PBB (Troop Contrubution Country/TCC).
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta dalam amanat tertulisnya m mengatakan, latihan dimaksudkan untuk mengoptimalkan kerjasama diantara negara kontrisbusi pengirim pasukan dalam misi PBB, menyusul perkembangan lingkungan strategis yang makin kompleks.
"Berbagai persoalan itu mau tidak mau menuntut kita untuk beekerjasama dalam menghadapinya untuk menciptakan keamanan kawasan terutama di Asia Pasifik," ujarnya.
Masing-masing negara peserta, terutama yang berkontribusi dalam pasukan perdamaian PBB dapat menyamakan persepsi, dan pandangan hingga dapat diwujudkan prosedur tetap sesuai ketentuan PBB dalam menjalankan misi perdamaiannya di beberapa belahan dunia.
Melalui latihan bersama ini, lanjut George, dapat pula ditingkatkan kerjsama dan hubungan yang baik diantara negara-negara tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Perwakilan Komando Militer AS di Pasifik (USPACOM) Mayjen Robert Lee menyampaikan terimakasih atas kesediaan Indonesia sebagai penyelenggara bersama dalam latihan bersama pasukan perdamaian PBB.
"Ini merupakan yang pertama diadakan di Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Dan saya sampaikan terima kasih," ujarnya.
ANTARA News
10 Juni 2010, Bandung -- Militer Indonesia mengadakan latihan bersama dengan enam negara, guna meningkatkan kerja sama dan profesionalitas dalam misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Latihan bersama dengan sandi "Garuda Shield" 2010 itu, dibuka Komandan Pusat Infanteri selaku Direktur Latihan Mayjen TNI Soenarko di Pusat Pendidikan Infanteri TNI Angkatan Darat Cipatat, Bandung, Kamis.
Kegiatan itu merupakan salah satu kegiatan yang disponsori Komando Militer AS di Asia Pasifik (USPACOM). Latihan bersama tersebut merupakan yang keempat kali diadakan di Asia.
Sebelumnya diadakan di Mongolia dengan sandi "Khan Quest" (2007) dan di Bangladesh dengan sandi "Santi Dhoot" (2008) dan pada 2009 diselenggarakan di Indonesia dengan penyelenggara Mabes TNI.
Untuk 2010, penyelenggara latihan di Indonesia adalah TNI Angkatan Darat dengan mitranya dari Amerika Serikat. Layaknya sebuah latihan militer maka "Garuda Shield" diadakan dalam dua tahap yakni geladi posko (11-16 Juni) dan geladi lapang (17-22 Juni).
Geladi posko diikuti dua negara dan geladi lapang diikuti tujuh negara.
Ke-tujuh negara itu antara lain Indonesia, Amerika Serikat, Thailand, Bangladesh, Filipina, Nepal, Brunei Darussalam.
Latihan bertujuan meningkatkan solidaritas dalam penyelenggaran misi PBB terutama di antara negara-negara yang mengerahkan pasukannya dalam misi PBB (Troop Contrubution Country/TCC).
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta dalam amanat tertulisnya m mengatakan, latihan dimaksudkan untuk mengoptimalkan kerjasama diantara negara kontrisbusi pengirim pasukan dalam misi PBB, menyusul perkembangan lingkungan strategis yang makin kompleks.
"Berbagai persoalan itu mau tidak mau menuntut kita untuk beekerjasama dalam menghadapinya untuk menciptakan keamanan kawasan terutama di Asia Pasifik," ujarnya.
Masing-masing negara peserta, terutama yang berkontribusi dalam pasukan perdamaian PBB dapat menyamakan persepsi, dan pandangan hingga dapat diwujudkan prosedur tetap sesuai ketentuan PBB dalam menjalankan misi perdamaiannya di beberapa belahan dunia.
Melalui latihan bersama ini, lanjut George, dapat pula ditingkatkan kerjsama dan hubungan yang baik diantara negara-negara tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Perwakilan Komando Militer AS di Pasifik (USPACOM) Mayjen Robert Lee menyampaikan terimakasih atas kesediaan Indonesia sebagai penyelenggara bersama dalam latihan bersama pasukan perdamaian PBB.
"Ini merupakan yang pertama diadakan di Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Dan saya sampaikan terima kasih," ujarnya.
ANTARA News
Thursday, June 10, 2010
Komisi I DPR tidak Usik Barter Panser
Jusuf Kalla saat menjabat wakil presiden orang yang paling berjasa diproduksinya panser Anoa oleh PT. PINDAD, dengan langsung menandatangani kontrak pembelian Anoa saat berkunjung ke PINDAD. Presiden SBY meresmikan penyerahan Anoa dari PINDAD ke Dephan saat itu. (Foto: ANTARA)
09 Juni 2010, Jakarta -- Ketua Komisi I DPR RI Kemal Aziz Stamboel menyatakan tak masalah dengan barter yang dilakukan antara PT Pindad dan pemerintah Malaysia terkait pembelian panser. Ia menyatakan bahwa barter dilakukan biasanya menguntungkan kedua belah pihak.
"Kalau kita butuh barang yang belum bisa dibuat oleh kita ditukar dengan barang yang sudah bisa diproduksi kita, itu baik saja. Kalau bermanfaat, ya tidak ada masalah," sahut Kemal kepada Media Indonesia di Jakarta, Rabu (9/6).
Ia mengaku belum pernah mendengar perjanjian barter tersebut. Meski menyatakan tak bermasalah, ia tak serta merta mendukung barter yang dilakukan pemerintah. "Tapi bukan berarti dukung," tegasnya.
Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan bahwa 25 persen dari total pembayaran pembelian 32 panser anoa buatan PT Pindad akan dibayar melalui sistem barter. Barter dilakukan dengan menukarnya dengan sedan buatan Proton Malaysia yang selanjutnya digunakan sebagai armada taksi.
MI.com
09 Juni 2010, Jakarta -- Ketua Komisi I DPR RI Kemal Aziz Stamboel menyatakan tak masalah dengan barter yang dilakukan antara PT Pindad dan pemerintah Malaysia terkait pembelian panser. Ia menyatakan bahwa barter dilakukan biasanya menguntungkan kedua belah pihak.
"Kalau kita butuh barang yang belum bisa dibuat oleh kita ditukar dengan barang yang sudah bisa diproduksi kita, itu baik saja. Kalau bermanfaat, ya tidak ada masalah," sahut Kemal kepada Media Indonesia di Jakarta, Rabu (9/6).
Ia mengaku belum pernah mendengar perjanjian barter tersebut. Meski menyatakan tak bermasalah, ia tak serta merta mendukung barter yang dilakukan pemerintah. "Tapi bukan berarti dukung," tegasnya.
Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan bahwa 25 persen dari total pembayaran pembelian 32 panser anoa buatan PT Pindad akan dibayar melalui sistem barter. Barter dilakukan dengan menukarnya dengan sedan buatan Proton Malaysia yang selanjutnya digunakan sebagai armada taksi.
MI.com
First Three C-130J Super Hercules for India Near Completion at Lockheed Martin Facility
09 June 2010, MARIETTA, Ga. -- The first three C-130J Super Hercules for India take the final positions on Lockheed Martin’s assembly line in Marietta, Ga. India will receive six aircraft plus support, with the first aircraft arrival in India scheduled for February 2011. The six C-130Js will give the Indian Army and Air Force new special operations capabilities using the world’s most advanced airlifter. (Photo: Lockheed Martin)
Lockheed Martin
Lockheed Martin
Basarnas Akan Beli Empat Helikopter Baru
(Foto: detikFoto/Budi Sugiharto)
10 Juni 2010, Padang, Kompas - Badan SAR Nasional atau Basarnas akan membeli empat unit helikopter baru pada tahun ini dengan total anggaran 50 juta dollar Amerika Serikat. Proses tender pengadaan helikopter pengganti itu diharapkan selesai pada tahun ini.
Sekretaris Utama Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) Basarnas Max Ruland, Rabu (9/6), mengatakan, hingga saat ini terdapat sejumlah opsi helikopter pengganti Bölkow BO-105 buatan PT Dirgantara Indonesia dengan lisensi dari Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB), Stuttgart, Jerman, yang selama ini dipakai Basarnas. Beberapa di antaranya ialah helikopter dari pabrikan Bell dan Sikorsky dari Amerika Serikat, Agusta Westland buatan Italia dan Inggris, Kamov asal Rusia, dan Eurocopter dari konsorsium Eropa yang di antaranya terdiri dari Perancis, Jerman, dan Spanyol.
Max menjelaskan, pada tahun ini diharapkan tender kontrak pengadaan empat unit helikopter baru itu sudah bisa ditandatangani. Ia mengatakan, pilihan pada jenis helikopter tertentu akan sangat tergantung dari spesifikasi yang diinginkan dan harga yang telah ditetapkan.
Menurut Max, Basarnas saat ini menginginkan helikopter dengan kapasitas angkut 12 hingga 15 orang untuk menjalankan fungsi SAR. Helikopter itu nantinya akan ditingkatkan kemampuan avioniknya dari versi standar dengan radar pencarian dan alat deteksi yang lebih mumpuni untuk tugas-tugas pencarian.
Selain itu, untuk tugas-tugas penyelamatan, helikopter itu akan dilengkapi pula dengan peralatan yang sesuai seperti alat pengerek. ”Proses tender itu kan melalui persyaratan administrasi teknis sepanjang spesifikasinya sesuai,” kata Max.
10 helikopter
Menurut Max, selama ini Basarnas secara fisik memiliki 10 unit helikopter. Jumlah itu berkurang satu unit tatkala satu BO-105 jatuh ke laut di Pantai Marina Semarang pada 18 November lalu.
Adapun dari fisik sembilan helikopter yang tersisa, tinggal tujuh yang masih bisa terbang. Sementara dari tujuh unit helikopter yang bisa terbang, hanya tiga unit di antaranya yang berada dalam kondisi prima dan sewaktu-waktu bias dioperasikan.
Helikopter-helikopter itu saat ini ditempatkan di Wing Udara II TNI AL Tanjung Pinang; Wing Udara I Lanudal Juanda Surabaya di bawah TNI AL; dan Lapangan Terbang Pondok Cabe, Jakarta, di bawah TNI AU.
Max juga menambahkan, jika empat helikopter yang baru sudah didatangkan, terdapat kemungkinan jumlah pangkalan SAR ditambah mengingat wilayah perairan di Selat Malaka relatif rawan terjadinya bencana perairan.
KOMPAS
10 Juni 2010, Padang, Kompas - Badan SAR Nasional atau Basarnas akan membeli empat unit helikopter baru pada tahun ini dengan total anggaran 50 juta dollar Amerika Serikat. Proses tender pengadaan helikopter pengganti itu diharapkan selesai pada tahun ini.
Sekretaris Utama Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) Basarnas Max Ruland, Rabu (9/6), mengatakan, hingga saat ini terdapat sejumlah opsi helikopter pengganti Bölkow BO-105 buatan PT Dirgantara Indonesia dengan lisensi dari Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB), Stuttgart, Jerman, yang selama ini dipakai Basarnas. Beberapa di antaranya ialah helikopter dari pabrikan Bell dan Sikorsky dari Amerika Serikat, Agusta Westland buatan Italia dan Inggris, Kamov asal Rusia, dan Eurocopter dari konsorsium Eropa yang di antaranya terdiri dari Perancis, Jerman, dan Spanyol.
Max menjelaskan, pada tahun ini diharapkan tender kontrak pengadaan empat unit helikopter baru itu sudah bisa ditandatangani. Ia mengatakan, pilihan pada jenis helikopter tertentu akan sangat tergantung dari spesifikasi yang diinginkan dan harga yang telah ditetapkan.
Menurut Max, Basarnas saat ini menginginkan helikopter dengan kapasitas angkut 12 hingga 15 orang untuk menjalankan fungsi SAR. Helikopter itu nantinya akan ditingkatkan kemampuan avioniknya dari versi standar dengan radar pencarian dan alat deteksi yang lebih mumpuni untuk tugas-tugas pencarian.
Selain itu, untuk tugas-tugas penyelamatan, helikopter itu akan dilengkapi pula dengan peralatan yang sesuai seperti alat pengerek. ”Proses tender itu kan melalui persyaratan administrasi teknis sepanjang spesifikasinya sesuai,” kata Max.
10 helikopter
Menurut Max, selama ini Basarnas secara fisik memiliki 10 unit helikopter. Jumlah itu berkurang satu unit tatkala satu BO-105 jatuh ke laut di Pantai Marina Semarang pada 18 November lalu.
Adapun dari fisik sembilan helikopter yang tersisa, tinggal tujuh yang masih bisa terbang. Sementara dari tujuh unit helikopter yang bisa terbang, hanya tiga unit di antaranya yang berada dalam kondisi prima dan sewaktu-waktu bias dioperasikan.
Helikopter-helikopter itu saat ini ditempatkan di Wing Udara II TNI AL Tanjung Pinang; Wing Udara I Lanudal Juanda Surabaya di bawah TNI AL; dan Lapangan Terbang Pondok Cabe, Jakarta, di bawah TNI AU.
Max juga menambahkan, jika empat helikopter yang baru sudah didatangkan, terdapat kemungkinan jumlah pangkalan SAR ditambah mengingat wilayah perairan di Selat Malaka relatif rawan terjadinya bencana perairan.
KOMPAS
Wednesday, June 9, 2010
Malaysia Pesan Panser dari Indonesia Senilai US$ 80 Juta
Model panser Anoa dipajang di stan PT. PINDAD pada pameran senjata di Malaysia pada tahun ini. (Foto: KOMPAS)
09 Juni 2010, Jakarta -- Industri pertahanan Indonesia rupanya sudah mulai dilirik oleh negara lain. Buktinya, industri pertahanan kita sudah berhasil mendapatkan order pembuatan panser dari Malaysia.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, melalui PT Pindad (Persero) Indonesia mendapat order pembuatan panser dari Malaysia dengan nilai order mencapai US$ 80 juta. Adanya order dari Malaysia ini membuktikan bahwa industri alat pertahanan kita sudah diakui keberadaannya oleh negara lain.
Hanya saja, dalam order ini ada beberapa ketentuan yang disyaratkan oleh Malaysia. "Dia (Malaysia) mengajak sebagian trade off dengan barang dari Malaysia," ujar Hidayat, Rabu (9/6).
Menurutnya, pihak Malaysia menginginkan ada barter produk mobil asal Malaysia yaitu Proton. Hidayat bilang sekitar 25% dari nilai order itu nantinya akan ditukar dengan produk Proton keluaran Malaysia.
Saat ini Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika sedang melakukan penghitungan berapa jumlah produk mobil keluaran Proton yang akan dibarter dalam order panser dari Malaysia ini.
KONTAN
09 Juni 2010, Jakarta -- Industri pertahanan Indonesia rupanya sudah mulai dilirik oleh negara lain. Buktinya, industri pertahanan kita sudah berhasil mendapatkan order pembuatan panser dari Malaysia.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, melalui PT Pindad (Persero) Indonesia mendapat order pembuatan panser dari Malaysia dengan nilai order mencapai US$ 80 juta. Adanya order dari Malaysia ini membuktikan bahwa industri alat pertahanan kita sudah diakui keberadaannya oleh negara lain.
Hanya saja, dalam order ini ada beberapa ketentuan yang disyaratkan oleh Malaysia. "Dia (Malaysia) mengajak sebagian trade off dengan barang dari Malaysia," ujar Hidayat, Rabu (9/6).
Menurutnya, pihak Malaysia menginginkan ada barter produk mobil asal Malaysia yaitu Proton. Hidayat bilang sekitar 25% dari nilai order itu nantinya akan ditukar dengan produk Proton keluaran Malaysia.
Saat ini Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika sedang melakukan penghitungan berapa jumlah produk mobil keluaran Proton yang akan dibarter dalam order panser dari Malaysia ini.
KONTAN
Kerjasama Pertahanan Tingkat Regional di Bidang Tekhnologi Militer/Alutsista
TNI AL berencana melengkapi kapal patroli cepat dengan rudal buatan Cina C-705.
09 Juni 2010, Jakarta -- Kementerian Pertahanan menggalang kerjasama tingkat regional dengan Negara-negara ASEAN dalam bidang teknologi militer. Diantaranya telah ditandatanganinya MoU antara Menhan RI dengan Menteri Pertahanan Cina pada tahun 2007, dengan tujuan untuk meningkatkan hubungan kedua negara guna mencapai mutual benefit respect di masa-masa mendatang.
Indonesia banyak mengambil pelajaran dari keberhasilan yang dicapai Negara-negara ASEAN dan Cina dibidang ekonomi, politik dan pemerintahan, serta teknologi dan industri, khususnya kemajuan dibidang teknologi pertahanan. Dalam bidang teknologi militer Cina semakin maju sehingga membuka kesempatan baru bagi negara-negara di kawasan ASEAN, dimana pada masa lalu lebih didominasi oleh negara-negara di kawasan Eropa.
Kerjasama pemerintah Indonesia dengan Cina diharapkan akan terjadi hubungan yang saling menguntungkan. Saat ini Indonesia sedang menggiatkan industri pertahanan dalam negeri sehingga diharapkan Cina berpartisipasi dalam program pengembangan industri pertahanan di Indonesia, mencakup joint production dan pelaksanaan Transfer of Technology (ToT).
Saat ini Indonesia sedang mempertimbangkan untuk membentuk suatu forum teknologi militer (military Technology Forum-MTF), sebagai wadah kosultasi yang membahas aspek teknis Alutsista. Tujuan pembentukan forum tersebut adalah untuk meningkatkan pertahanan kedua negara di masa mendatang.
Dalam hal anggaran pertahanan. Indonesia berharap pemerintah Cina dapat menyediakan fasilitas pengadaan secara G to G disertai dengan ToT serta melibatkan industri dalam negeri.
Kerjasama antara Kemhan RI dengan Pertahanan Cina memberi manfaat ganda bagi kedua belah pihak, antara lain :
1. Meningkatkan kualitas profesionalisme untuk bisa menopang stabilitas kawasan. Pemerintah RI dan Cina memiliki kepentingan yang sama terhadap pengamanan Selat Malaka dan pengamanan SLOC (Sea Lane Of Communication atau ALKI). Berkaitan dengan itu diperlukan mutual understanding dan mutual cooperation khususnya di Selat Malaka dan SLOC seperti di Selat Sunda , Selat Lombok dan Selat Makasar.
2. Peran Indonesia sebagai Negara Kunci di Asia Tenggara mampu menjembatani kepentingan global di kawasaan. Sehingga koordinasi dan komunikasi untuk keamanan pasokan energi dari dan ke Timur Tengah, transportasi komoditas dan produk Negara-negara industri ke wilayah Asia dan Eropa menjadi lancar.
3. Dalam konteks nasional. Kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Cina dapat memberi manfaat bagi pengembangan industri pertahanan di Indonesia, sehingga dapat membangun pertumbuhan ekonomi, dan menempatkan kebijakan pembangunan system pertahanan yang pro kesejahteraan (defence supportive economi)
4. Terkait dengan industri pertahanan. Dengan kerjasama ini diharapkan pemerintah Cina dapat memanfaatkan produk-produk industri pertahanan Indonesia sebagai bentuk mutual benefit cooperation. Saat ini Indonesia memiliki kapasitas untuk memproduksi alat-alat pertahanan yang memenuhi standar internasional diantaranya non-weapon system equipment (alat perlengkapan non-alutsista).
Dalam konteks kemanan regional, Indonesia mampu mengerem keinginan Cina untuk mengklaim wilayah Laut Cina Selatan sebagai teritorinya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Indonesia seperti menggalang pertemuan informal diantara keenam negara yang memiliki klaim atas pulau-pulau di kepulauan Sprotly di Laut Cina Selatan. Selama ini negara-negara yang memiliki klaim atas pulau-pulau di kepulauan Spratly seperti Malaysia, Brunai, Cina, Filipina, Vietnam dan Thailand masih bisa menahan diri karena adanya inisiatif Indonesia tersebut. Kerjasama antar RI-Cina diharapkan mampu menciptakan situasi damai di kawasan, khususnya potensi konflik di Laut Cina Selatan, akibat klaim tumpang tindih antar beberapa negara di kawasan.
DMC
09 Juni 2010, Jakarta -- Kementerian Pertahanan menggalang kerjasama tingkat regional dengan Negara-negara ASEAN dalam bidang teknologi militer. Diantaranya telah ditandatanganinya MoU antara Menhan RI dengan Menteri Pertahanan Cina pada tahun 2007, dengan tujuan untuk meningkatkan hubungan kedua negara guna mencapai mutual benefit respect di masa-masa mendatang.
Indonesia banyak mengambil pelajaran dari keberhasilan yang dicapai Negara-negara ASEAN dan Cina dibidang ekonomi, politik dan pemerintahan, serta teknologi dan industri, khususnya kemajuan dibidang teknologi pertahanan. Dalam bidang teknologi militer Cina semakin maju sehingga membuka kesempatan baru bagi negara-negara di kawasan ASEAN, dimana pada masa lalu lebih didominasi oleh negara-negara di kawasan Eropa.
Kerjasama pemerintah Indonesia dengan Cina diharapkan akan terjadi hubungan yang saling menguntungkan. Saat ini Indonesia sedang menggiatkan industri pertahanan dalam negeri sehingga diharapkan Cina berpartisipasi dalam program pengembangan industri pertahanan di Indonesia, mencakup joint production dan pelaksanaan Transfer of Technology (ToT).
Saat ini Indonesia sedang mempertimbangkan untuk membentuk suatu forum teknologi militer (military Technology Forum-MTF), sebagai wadah kosultasi yang membahas aspek teknis Alutsista. Tujuan pembentukan forum tersebut adalah untuk meningkatkan pertahanan kedua negara di masa mendatang.
Dalam hal anggaran pertahanan. Indonesia berharap pemerintah Cina dapat menyediakan fasilitas pengadaan secara G to G disertai dengan ToT serta melibatkan industri dalam negeri.
Kerjasama antara Kemhan RI dengan Pertahanan Cina memberi manfaat ganda bagi kedua belah pihak, antara lain :
1. Meningkatkan kualitas profesionalisme untuk bisa menopang stabilitas kawasan. Pemerintah RI dan Cina memiliki kepentingan yang sama terhadap pengamanan Selat Malaka dan pengamanan SLOC (Sea Lane Of Communication atau ALKI). Berkaitan dengan itu diperlukan mutual understanding dan mutual cooperation khususnya di Selat Malaka dan SLOC seperti di Selat Sunda , Selat Lombok dan Selat Makasar.
2. Peran Indonesia sebagai Negara Kunci di Asia Tenggara mampu menjembatani kepentingan global di kawasaan. Sehingga koordinasi dan komunikasi untuk keamanan pasokan energi dari dan ke Timur Tengah, transportasi komoditas dan produk Negara-negara industri ke wilayah Asia dan Eropa menjadi lancar.
3. Dalam konteks nasional. Kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Cina dapat memberi manfaat bagi pengembangan industri pertahanan di Indonesia, sehingga dapat membangun pertumbuhan ekonomi, dan menempatkan kebijakan pembangunan system pertahanan yang pro kesejahteraan (defence supportive economi)
4. Terkait dengan industri pertahanan. Dengan kerjasama ini diharapkan pemerintah Cina dapat memanfaatkan produk-produk industri pertahanan Indonesia sebagai bentuk mutual benefit cooperation. Saat ini Indonesia memiliki kapasitas untuk memproduksi alat-alat pertahanan yang memenuhi standar internasional diantaranya non-weapon system equipment (alat perlengkapan non-alutsista).
Dalam konteks kemanan regional, Indonesia mampu mengerem keinginan Cina untuk mengklaim wilayah Laut Cina Selatan sebagai teritorinya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Indonesia seperti menggalang pertemuan informal diantara keenam negara yang memiliki klaim atas pulau-pulau di kepulauan Sprotly di Laut Cina Selatan. Selama ini negara-negara yang memiliki klaim atas pulau-pulau di kepulauan Spratly seperti Malaysia, Brunai, Cina, Filipina, Vietnam dan Thailand masih bisa menahan diri karena adanya inisiatif Indonesia tersebut. Kerjasama antar RI-Cina diharapkan mampu menciptakan situasi damai di kawasan, khususnya potensi konflik di Laut Cina Selatan, akibat klaim tumpang tindih antar beberapa negara di kawasan.
DMC
Pangkosekhanudnas I Sosialisasi Hanud Pasif
08 Juni 2010, Jakarta -- Kosekhanudnas I sebagai komando pelaksana operasi dalam melaksanakan tugas pokoknya menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan operasi pertahanan udara di wilayah geografisnya untuk mendukung tugas pokok Kohanudnas diantaranya adalah menyelenggarakan Operasi Hanud (pertahanan udara) Pasif.
Hanud pasif merupakan segala kegiatan selain Hanud aktif yang dilakukan untuk membatasi, menanggulangi,dan mengurangi efektifitas serangan udara musuh baik berupa pesawat udara maupun ancaman rudal dengan melakukan penyamaran, penyembunyian sasaran, penipuan, penyebaran sasaran dan dengan melakukan sistem deteksi dini sampai dengan menggunakan konstruksi sebagai pelindung dari serangan udara lawan (bunker).
Demikian disampaikan oleh Pangkosekhanudnas I, Marsekal Pertama TNI J.F.P Sitompul, dalam kunjunganya guna melaksanakan sosialisasi Hanud Pasif di Stasiun Pengendali Utama (SPU) Satelit Cibinong, Bogor yang diterima langsung oleh General Manager Subdivisi Satelit dan mendapat respon positif.
Pelaksanaan sosialisasi ini bertujuan untuk mengkaji dan menggali informasi mengenai kesiapan dan pengetahuan obyek vital nasional yang dilindungi serta memberikan pembinaan kesiapan dan kemampuan dalam hal menghadapi serangan udara lawan. Selain itu SPU Satelit Cibinong merupakan satu – satunya fasilitas pengendali Satelit Telkom, dimana System Transponde yang dimilikinya juga digunakan dalam sistem Komunikasi TNI, sehingga merupakan obyek vital nasional yang sangat penting dijajaran Kosekhanudnas I untuk dilindungi karena dapat menjadi target utama dalam serangan udara lawan.
Sosialisasi yang dilaksanakan berjalan dengan aman dan lancar meskipun permasalahan yang disosialisasikan merupakan hal baru bagi pihak SPU Satelit Cibinong. Dengan demikian, diharapkan pada masa mendatang perlunya diadakan pelatihan secara terkoordinasi antara Obvitnas, TNI, Pemda, Polri dan Pemadam Kebakaran dalam latihan menghadapi dan menanggulangi serangan udara lawan.
Turut serta dalam kunjungan sosialisasi tersebut para pejabat dari lingkungan Kosekhanudnas I dan Kasdim 0621 dengan melibatkan anggota dari Polres Cibinong.
Pen-kosekhanudnas I/Pos Kota
Hanud pasif merupakan segala kegiatan selain Hanud aktif yang dilakukan untuk membatasi, menanggulangi,dan mengurangi efektifitas serangan udara musuh baik berupa pesawat udara maupun ancaman rudal dengan melakukan penyamaran, penyembunyian sasaran, penipuan, penyebaran sasaran dan dengan melakukan sistem deteksi dini sampai dengan menggunakan konstruksi sebagai pelindung dari serangan udara lawan (bunker).
Demikian disampaikan oleh Pangkosekhanudnas I, Marsekal Pertama TNI J.F.P Sitompul, dalam kunjunganya guna melaksanakan sosialisasi Hanud Pasif di Stasiun Pengendali Utama (SPU) Satelit Cibinong, Bogor yang diterima langsung oleh General Manager Subdivisi Satelit dan mendapat respon positif.
Pelaksanaan sosialisasi ini bertujuan untuk mengkaji dan menggali informasi mengenai kesiapan dan pengetahuan obyek vital nasional yang dilindungi serta memberikan pembinaan kesiapan dan kemampuan dalam hal menghadapi serangan udara lawan. Selain itu SPU Satelit Cibinong merupakan satu – satunya fasilitas pengendali Satelit Telkom, dimana System Transponde yang dimilikinya juga digunakan dalam sistem Komunikasi TNI, sehingga merupakan obyek vital nasional yang sangat penting dijajaran Kosekhanudnas I untuk dilindungi karena dapat menjadi target utama dalam serangan udara lawan.
Sosialisasi yang dilaksanakan berjalan dengan aman dan lancar meskipun permasalahan yang disosialisasikan merupakan hal baru bagi pihak SPU Satelit Cibinong. Dengan demikian, diharapkan pada masa mendatang perlunya diadakan pelatihan secara terkoordinasi antara Obvitnas, TNI, Pemda, Polri dan Pemadam Kebakaran dalam latihan menghadapi dan menanggulangi serangan udara lawan.
Turut serta dalam kunjungan sosialisasi tersebut para pejabat dari lingkungan Kosekhanudnas I dan Kasdim 0621 dengan melibatkan anggota dari Polres Cibinong.
Pen-kosekhanudnas I/Pos Kota
Lockheed Martin Inducts Third C-5 To Become Super Galaxy
08 June 2010, MARIETTA, Ga. -- Lockheed Martin [NYSE: LMT] inducted its third C-5 Galaxy strategic airlifter into the Reliability Enhancement and Re-engining Program (RERP) production line at its facility here today.
The aircraft will become the sixth C-5M flying operational missions in support of America’s strategic airlift requirements in mid-2011. The largest and most capable airlift aircraft in the U.S. Air Force fleet, the C-5M is rapidly becoming the cornerstone of Global Reach in support of operations around the world.
The RERP modifications will make the aircraft a C-5M Super Galaxy and consist of more than 70 improvements and upgrades to the C-5 airframe and aircraft systems, and include the installation of new higher-thrust, more reliable turbofan engines.
"We are excited every time we induct an aircraft to become a Super Galaxy, because it is the sunrise of a new generation of strategic airlifters. The strategic value of the C-5M, as well as the value to the taxpayer, is unmatched,” said Lorraine Martin, Lockheed Martin C-5 vice president. “The C-5M is less than half the cost of other U.S. strategic airlifters and it provides twice the capability."
The third aircraft to enter the RERP/Modernization production line is a C-5B based at Dover Air Force Base, Del. This aircraft, USAF serial number 85-0005, was delivered to Dover on Jan. 28, 1987 and has served U.S. military operations across the globe in such areas as Afghanistan, Iraq, Morocco, Qatar, Senegal and Thailand.
The first production C-5M is scheduled for delivery to Dover AFB later this year.
Current Air Force plans call for Lockheed Martin to deliver 52 C-5Ms (modification of 49 C-5Bs, two C-5Cs, and one C-5A) by 2016. Three C-5Ms, the former Super Galaxy test fleet, were given the highest rating possible during Air Force testing and have set 42 world records in airlift while flying operational missions worldwide.
Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 136,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation reported 2009 sales of $45.2 billion.
Lockheed Martin
Cambodia Becomes First New CARAT Partner in 16 Years
Royal Cambodian Marines embark aboard the amphibious dock landing ship USS Tortuga (LSD 46) to attend opening ceremonies for the first of two Cambodian phases of Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2010. CARAT is a series of bilateral exercises held annually in Southeast Asia to strengthen relationships and enhance force readiness. (Photo: U.S. Navy/Mass Communication Specialist 2nd Class Jason Tross/Released)
08 June 2010, SIHANOUKVILLE, Cambodia -- The arrival of USS Tortuga (LSD 46) here June 7 marked the opening event of Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Cambodia 2010, marking the country's first participation in the exercise and making Cambodia the first new country to join the exercise series since its founding.
During the nine-day exercise, U.S. and Royal Cambodian Sailors will conduct shipboard training on subjects such as engineering, damage control, anti-terrorism and force protection, and amphibious operations.
Ashore, U.S. and Royal Cambodian Marines will conduct weapons familiarization exchanges and jungle operations training, while Navy and Marine explosives ordnance disposal teams will exchange best practices with their counterparts. A full schedule of medical civic action projects and community service projects are also planned at locations throughout the country.
The exercise marks the largest naval engagement between the two countries in nearly 40 years, and leaders from both navies expressed high expectations for this year's events.
"We are very grateful, both the Navy and the Cambodian people, for the relationship we have with the Navy and the people of the United States," said Royal Cambodian Navy Rear Adm. Ouk Seyha, commander of Ream Naval Base. "We are happy to have USS Tortuga here, and are anticipating a successful first CARAT exercise."
Begun in 1995, the CARAT series of bilateral exercises included six original partner nations: Brunei, Indonesia, Malaysia, Philippines, and Singapore. The sixth partner, Indonesia, participates in the series under the name Naval Engagement Activity.
For 2010, Cambodia and Bangladesh are joining the series. The total number of forces scheduled to participate in the exercise include approximately 18,000 U.S. and partner nation personnel, 50 aircraft and 73 ships.
NAVY
08 June 2010, SIHANOUKVILLE, Cambodia -- The arrival of USS Tortuga (LSD 46) here June 7 marked the opening event of Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Cambodia 2010, marking the country's first participation in the exercise and making Cambodia the first new country to join the exercise series since its founding.
During the nine-day exercise, U.S. and Royal Cambodian Sailors will conduct shipboard training on subjects such as engineering, damage control, anti-terrorism and force protection, and amphibious operations.
Ashore, U.S. and Royal Cambodian Marines will conduct weapons familiarization exchanges and jungle operations training, while Navy and Marine explosives ordnance disposal teams will exchange best practices with their counterparts. A full schedule of medical civic action projects and community service projects are also planned at locations throughout the country.
The exercise marks the largest naval engagement between the two countries in nearly 40 years, and leaders from both navies expressed high expectations for this year's events.
"We are very grateful, both the Navy and the Cambodian people, for the relationship we have with the Navy and the people of the United States," said Royal Cambodian Navy Rear Adm. Ouk Seyha, commander of Ream Naval Base. "We are happy to have USS Tortuga here, and are anticipating a successful first CARAT exercise."
Begun in 1995, the CARAT series of bilateral exercises included six original partner nations: Brunei, Indonesia, Malaysia, Philippines, and Singapore. The sixth partner, Indonesia, participates in the series under the name Naval Engagement Activity.
For 2010, Cambodia and Bangladesh are joining the series. The total number of forces scheduled to participate in the exercise include approximately 18,000 U.S. and partner nation personnel, 50 aircraft and 73 ships.
NAVY
Tuesday, June 8, 2010
BPK Nilai Laporan Keuangan Kemdagri dan Kemenhan Wajar
08 Juni 2010, Jakarta -- Badan Pemeriksa Keuangan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atas laporan keuangan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertahanan tahun 2009.
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Poernomo, di Jakarta, Senin (7/6), mengapresiasi peningkatan yang dialami Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) mengingat selama tiga tahun terakhir BPK memberikan opini tidak menyatakan pendapat (TMP).
"Selama tiga tahun terakhir BPK memberikan opini TMP atas laporan keuangan Kemdagri. Khusus untuk 2009, BPK memberikan pendapat wajar dengan pengecualian (WDP)," katanya saat memberikan sambutan dalam acara penyerahan laporan hasil pemeriksaan (LHP) laporan keuangan Kemdagri 2009 pada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi.
Dengan opini tersebut, BPK menilai laporan keuangan Kemdagri 2009 telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material. Posisi keuangan Kemdagri tanggal 31 Desember 2009 dan realisasi anggaran untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntasi Pemerintahan, kecuali untuk dampak realisasi belanja barang yang tidak didukung dengan bukti lengkap dan sah.
BPK mencatat realisasi belanja barang yang tidak didukung dengan bukti yang lengkap dan sah sebesar Rp 14,48 miliar atau 0,94 persen dari total realisasi belanja barang, penerimaan di luar mekanisme APBN sebesar Rp 4,88 miliar, serta selisih aset tetap pada neraca dengan SIMAK BMN sebesar Rp 6,82 miliar yang belum diketahui jenis barangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mendagri menegaskan komitmen Kemdagri untuk meningkatkan opini laporan keuangan kementerian yang dipimpinnya menjadi wajar tanpa pengecualian (WTP).
"Seharusnya Kemdagri bisa menjadi contoh bagi pemerintahan daerah terutama implementasi dari Good Governance (pemerintahan yang baik)," katanya.
Mendagri juga menyerahkan rencana aksi menuju opini laporan keuangan Kementerian Dalam Negeri menjadi wajar tanpa pengecualian kepada Badan Pemeriksa Keuangan.
Sementara itu, Laporan Keuangan Kementerian Pertahanan dan TNI tahun 2009 menjadi salah satu dari 26 instansi kementerian dan lembaga pemerintah yang dinilai Wajar Dengan Pengecualian oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
"Kami adalah satu dari 26 instansi dari kementerian dan lembaga pemerintah yang pada 2009 ini mendapatkan penilaian Wajar Dengan Pengecualian. Artinya, 34 persen dari seluruh yang diperiksa oleh BPK mendapat Wajar Dengan Pengecualian," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
Sebelumnya, katanya, pada 2006 hingga 2007 mendapat Kementerian Pertahanan mendapat penilaian "Disclamer".
Untuk mencapai penilaian tersebut, kata Purnomo, Kementerian Pertahanan melakukan pengawasan melalui sistem pengendalian internal (SPI) secara intensif untuk meningkatkan kinerja Kemhan dan TNI sehingga mampu mempertahankan penilaian BPK terhadap pertanggungjawaban keuangan dan materiil pada 2008 yaitu Opini Wajar dengan Pengecualian (WDP).
Menhan menambahkan, beberapa kebijakan Kementerian Pertahanan pada 2010 yang meliputi legislasi dan regulasi, sistem program dan anggaran, organisasi, peningkatan sumber daya manusia, pembangunan alutsista, penanaman bela negara, pemberdayaan wilayah pertahanan, bisnis TNI, penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan, menuntut pengawasan yang ketat.
Suara Karya
First Lockheed Martin F-35 With Mission Systems Arrives At Navy Test Site
08 June 2010, NAVAL AIR STATION PATUXENT RIVER, Md. -- The first mission systems-equipped Lockheed Martin [NYSE: LMT] F-35 Lightning II test jet joined the fleet at Naval Air Station Patuxent River, Md., today.
Piloted by F-35 Test Pilot Dave "Doc" Nelson, the short takeoff/vertical landing (STOVL) F-35B known as BF-4 became the fourth F-35 to arrive and begin testing at the Naval Air Systems Command site. The STOVL variant will be employed by the U.S. Marine Corps, the U.K. Royal Air Force and Royal Navy, and the Italian Air Force and Navy.
"This mission systems aircraft adds a new dimension to the F-35 flight testing under way at PAX River," said Tom Burbage, Lockheed Martin executive vice president and general manager of F-35 Program Integration. "Now, in addition to validating the aerodynamic capabilities and flying qualities of these jets, we will have the opportunity to confirm the performance of what we expect to be a transcendent avionics capability – the most capable ever in a fighter." A fifth F-35B, along with the first Navy carrier variant, is expected to join the fleet later this year at Patuxent River.
The F-35's avionics, or mission systems, enable the jet to perform a wide variety of missions by providing the pilot with unprecedented situational awareness – through the processing and fusion of data from both on-board and off-board sources. The F-35's next-generation sensor suite makes it possible to collect vast amounts of information, and present the data on state-of-the-art cockpit and helmet displays. This allows the pilot to make faster and more effective tactical decisions and transfer information to other aircraft and to maritime and ground forces.
The F-35 Lightning II is a 5th generation fighter, combining advanced stealth with fighter speed and agility, fully fused sensor information, network-enabled operations, advanced sustainment, and lower operational and support costs. Lockheed Martin is developing the F-35 with its principal industrial partners, Northrop Grumman and BAE Systems. Two separate, interchangeable F-35 engines are under development: the Pratt & Whitney F135 and the GE Rolls-Royce Fighter Engine Team F136.
Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 136,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation reported 2009 sales of $45.2 billion.
Lockheed Martin
Phantom Raih 2000 Jam Terbang dengan F-5
Danwing 3, Kolonel Pnb Andyawan M.P. menyematkan badge 2000 jam terbang kepada Mayor Pnb Budi ”Phantom” Achmadi di shelter Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Selasa (8/6). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)
08 Juni 2010, Madiun -- Perasaan bangga yang hinggap di dada Mayor Pnb Budhi Achmadi sudah terlihat ketika menuruni tangga pesawat F-5 Tiger II/TS 0515 yang baru saja menghantarkannya meraih prestasi 2000 jam terbang. Prestasi tersebut diraih ketika melaksanakan penerbangan Air Intercept di Area South, Selasa (8/6).
Sebagai ungkapan rasa syukur dengan telah diraihnya prestasi tersebut dilaksanakan pemasangan badge 2000 jam terbang oleh Komandan Wing 3, Kolonel Pnb Andyawan, M.P., disaksikan para pejabat Lanud Iswahjudi dan para penerbang di shelter Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi.
Mayor Pnb Budhi “Phantom” Achmadi sejak kecil sudah bercita-cita menjadi penerbang tempur, sejak delapan bulan yang lalu menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, yang mengawaki pesawat tempur F-5 Tiger II.
Peraih 2000 jam terbang F-5 Tiger II ke tujuh adalah lulusan SMA Negeri Maospati (Smanti) tahun 1991 merupakan alumnus AAU tahun 1994. Suami dari Lulu Shelomenthi, S.E., telah dikaruniai dua buah hati Atiyyah Aura dan Kheisa Azradina.
Komandan Wing 3, Kolonel Pnb Andyawan M.P., pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa dengan telah diraihnya 2000 jam terbang ini dapat dijadikan acuan bagi Mayor Pnb Budi Achmadi dalam mendarmabhaktikan diri kepada nusa dan bangsa, dan penerbang lainnya agar dapat meraih prestasi yang sama.
Prestasi 2000 jam terbang merupakam prestasi yang membanggakan karena tak banyak penerbang tempur yang berhasil meraihnya, selama 30 tahun pesawat F-5 Tiger mengabdiakan di skadron Udara 14 tercatat baru tujuh orang yang berhasil meraih 2000 jam terbang diantaranya Marsekal TNI (Purn) Joko Suyanto (Menkopolhukam), Marsda (Purn) TNI Eris Haryanto, Marsekal Pertama TNI Ismono Wijayanto (Komandan Lanud Iswahjudi), Kolonel Pnb Bonar Hutagaol (Asop Koopsau II), Kolonel Pnb Yuyu Sutisna (Asops Kohanudnas), Kolonel Pnb Nanang Santoso (Komandan Lanud Pekan Baru) dan Mayor Pnb Budhi Achmadi (Komandan Skadron Udara 14).
Pentak Lanud Iswahjudi
08 Juni 2010, Madiun -- Perasaan bangga yang hinggap di dada Mayor Pnb Budhi Achmadi sudah terlihat ketika menuruni tangga pesawat F-5 Tiger II/TS 0515 yang baru saja menghantarkannya meraih prestasi 2000 jam terbang. Prestasi tersebut diraih ketika melaksanakan penerbangan Air Intercept di Area South, Selasa (8/6).
Sebagai ungkapan rasa syukur dengan telah diraihnya prestasi tersebut dilaksanakan pemasangan badge 2000 jam terbang oleh Komandan Wing 3, Kolonel Pnb Andyawan, M.P., disaksikan para pejabat Lanud Iswahjudi dan para penerbang di shelter Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi.
Mayor Pnb Budhi “Phantom” Achmadi sejak kecil sudah bercita-cita menjadi penerbang tempur, sejak delapan bulan yang lalu menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, yang mengawaki pesawat tempur F-5 Tiger II.
Peraih 2000 jam terbang F-5 Tiger II ke tujuh adalah lulusan SMA Negeri Maospati (Smanti) tahun 1991 merupakan alumnus AAU tahun 1994. Suami dari Lulu Shelomenthi, S.E., telah dikaruniai dua buah hati Atiyyah Aura dan Kheisa Azradina.
Komandan Wing 3, Kolonel Pnb Andyawan M.P., pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa dengan telah diraihnya 2000 jam terbang ini dapat dijadikan acuan bagi Mayor Pnb Budi Achmadi dalam mendarmabhaktikan diri kepada nusa dan bangsa, dan penerbang lainnya agar dapat meraih prestasi yang sama.
Prestasi 2000 jam terbang merupakam prestasi yang membanggakan karena tak banyak penerbang tempur yang berhasil meraihnya, selama 30 tahun pesawat F-5 Tiger mengabdiakan di skadron Udara 14 tercatat baru tujuh orang yang berhasil meraih 2000 jam terbang diantaranya Marsekal TNI (Purn) Joko Suyanto (Menkopolhukam), Marsda (Purn) TNI Eris Haryanto, Marsekal Pertama TNI Ismono Wijayanto (Komandan Lanud Iswahjudi), Kolonel Pnb Bonar Hutagaol (Asop Koopsau II), Kolonel Pnb Yuyu Sutisna (Asops Kohanudnas), Kolonel Pnb Nanang Santoso (Komandan Lanud Pekan Baru) dan Mayor Pnb Budhi Achmadi (Komandan Skadron Udara 14).
Pentak Lanud Iswahjudi
KRI Dewaruci Bertolak dari Yunani Menuju Tunisia
KRI Dewaruci mengikuti kegiatan pelayaran internasional yang dimulai dari Volos (Yunani) menuju Varna (Bulgaria), Istanbul (Turki) dan berakhir di Lavrion (Yunani). (Foto: Dispenal)
08 Juni 2010, Surabaya -- Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) bertolak dari Pelabuhan Lavrion, Yunani, menuju Tunisia, Senin (7/6) waktu setempat.
Kepala Sub Dinas Penerangan Umum Koarmatim Mayor Laut Kariono di Surabaya, Selasa, mengatakan, sebelum meninggalkan Yunani, para awak KRI Dewaruci menggelar pentas akbar bertajuk Beauty and Indonesian Colours.
Pentas tersebut digelar di Attiko Alkios, sebuah panggung teater terbuka di Athena, ibu kota Yunani, Minggu (6/6) malam waktu setempat, dengan disaksikan Duta Besar RI untuk Yunani Akhmad Rusdi.
"Para awak KRI Dewarcui menampilkan ragam seni budaya Indonesia,
seperti Tari Perang dari Papua, Tari Rantak dari Aceh, dan Tari Badindin dari Sumatera Barat," kata Kariono.
Selain itu, para awak KRI Dewaruci yang kebanyakan adalah kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) juga menyuguhkan Reog, kesenian khas Ponorogo, Jawa Timur, dan Rampak Gendang dari Jawa Barat.
Penampilan itu juga mendapatkan dukungan dari warga negara Indonesia yang bermukim di Athena dengan menampilkan Tari Pendet dari Bali, Tari Jaipong dari Jawa Barat, dan paduan suara ibu-ibu Staf KBRI.
"Acara tersebut dihadiri Gubernur Provinsi Athena dan 1.000 undangan dari berbagai instansi dan masyarakat umum di kota itu," kata Kariono menambahkan.
Sebelumnya, KRI Dewaruci menyabet penghargaan The Best Ship in Crew Parade dalam parade pelayaran yang berlangsung di Kota Lavrion, Sabtu (5/6) waktu setempat.
ANTARA News
08 Juni 2010, Surabaya -- Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) bertolak dari Pelabuhan Lavrion, Yunani, menuju Tunisia, Senin (7/6) waktu setempat.
Kepala Sub Dinas Penerangan Umum Koarmatim Mayor Laut Kariono di Surabaya, Selasa, mengatakan, sebelum meninggalkan Yunani, para awak KRI Dewaruci menggelar pentas akbar bertajuk Beauty and Indonesian Colours.
Pentas tersebut digelar di Attiko Alkios, sebuah panggung teater terbuka di Athena, ibu kota Yunani, Minggu (6/6) malam waktu setempat, dengan disaksikan Duta Besar RI untuk Yunani Akhmad Rusdi.
"Para awak KRI Dewarcui menampilkan ragam seni budaya Indonesia,
seperti Tari Perang dari Papua, Tari Rantak dari Aceh, dan Tari Badindin dari Sumatera Barat," kata Kariono.
Selain itu, para awak KRI Dewaruci yang kebanyakan adalah kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) juga menyuguhkan Reog, kesenian khas Ponorogo, Jawa Timur, dan Rampak Gendang dari Jawa Barat.
Penampilan itu juga mendapatkan dukungan dari warga negara Indonesia yang bermukim di Athena dengan menampilkan Tari Pendet dari Bali, Tari Jaipong dari Jawa Barat, dan paduan suara ibu-ibu Staf KBRI.
"Acara tersebut dihadiri Gubernur Provinsi Athena dan 1.000 undangan dari berbagai instansi dan masyarakat umum di kota itu," kata Kariono menambahkan.
Sebelumnya, KRI Dewaruci menyabet penghargaan The Best Ship in Crew Parade dalam parade pelayaran yang berlangsung di Kota Lavrion, Sabtu (5/6) waktu setempat.
ANTARA News
French Squadron Performs Jet Engine Swap-Out on Board Truman
A French Dassault Rafale fighter aircraft conducts touch and go landings aboard the aircraft carrier USS Dwight D. Eisenhower (CVN 69) during a coalition training exercise. The Eisenhower Carrier Strike Group is operating in the U.S. 6th Fleet area of responsibility after a scheduled five month deployment in the U.S. 5th Fleet area of responsibility supporting Operation Enduring Freedom and maritime security operations. (Photo: U.S. Navy photo/Mass Communication Specialist 3rd Class Jon Dasbach/Released)
06 June 2010, ABOARD USS HARRY S. TRUMAN, At Sea -- As part of interoperability operations with the French Navy, a maintenance crew for the French aircraft Rafale F3 performed a jet engine swap-out on board USS Harry S. Truman (CVN 75) June 4.
The Rafale, a fourth generation fighter jet capable of performing both air-to-air and air-to-ground missions embarked aboard CVN Charles de Gaulle (R 91), was conducting carrier qualifications on board Truman.
"The French have conducted many carrier qualifications (CQs) with U.S. aircraft carriers in the past. However, this is the first time that an engine swap-out with a foreign navy has been done on a U.S. carrier," said Cmdr. Tim Hill, the VFA-32 executive officer and air wing liaison for French interoperability exercises. "This is a big step in working towards the ability to operate a French squadron on a U.S. carrier."
According to French Navy Cmdr. Henri Mahe, the chief maintenance officer for Charles de Gaulle, the Rafale was specifically designed for performance and for efficient maintenance. The seven-man French navy maintenance team from the Rafale squadron 12F completed the engine swap-out in three hours.
Hundreds of Truman service members transiting the hangar bay stopped to take photos and to see the Rafale up close.
Among the onlookers was Aviation Boatswain's Mate (Handling) 3rd Class Heather Martinez, who was standing watch in Truman's primary flight control tower when the Rafale landed. Martinez stated she was impressed by the maneuverability of the aircraft and by the ease with which the jet was recovered.
"We followed the same procedures we do when recovering our own aircraft," said Martinez. "It went very smoothly."
U.S. and French service members were quick to point out the similarities between how the two navies operate, including using the same color-coding scheme to distinguish roles on the flight deck. The only difference in the flight deck jersey color scheme between the two navies is the significance of the color purple; for the U.S. Navy the color indicates the refueling team, for the French, it signifies the presence of the priest.
"We were surprised when we saw so many purple shirts on the flight deck," said Mahe.
For Rear Adm. Patrick Driscoll, commander, Carrier Strike Group (CSG) 10, the five-day interoperability exercises between Charles de Gaulle and Truman and the engine swap-out are a natural progression in a relationship between two allies. He recalled conducting operations with French aircraft carrier CV Foch (R99), and serving as a junior officer in an A-7 Corsair squadron with a French aviator.
"It is important to train with our partners. They are a great navy and the better we get at working together, the more effective we are as warfighters," said Driscoll.
Truman deployed May 21 as part of the Harry S. Truman Carrier Strike Group (HSTCSG)in support of maritime security operations and theater security cooperation efforts in the U.S. 5th and 6th Fleet areas of responsibility. HSTCSG includes Commander, Carrier Strike Group (CCSG) 10, USS Harry S. Truman (CVN 75), Carrier Air Wing Three (CVW) 3, Commander, Destroyer Squadron (CDS) 26 and German Frigate FGS Hessen (F221).
NAVY
06 June 2010, ABOARD USS HARRY S. TRUMAN, At Sea -- As part of interoperability operations with the French Navy, a maintenance crew for the French aircraft Rafale F3 performed a jet engine swap-out on board USS Harry S. Truman (CVN 75) June 4.
The Rafale, a fourth generation fighter jet capable of performing both air-to-air and air-to-ground missions embarked aboard CVN Charles de Gaulle (R 91), was conducting carrier qualifications on board Truman.
"The French have conducted many carrier qualifications (CQs) with U.S. aircraft carriers in the past. However, this is the first time that an engine swap-out with a foreign navy has been done on a U.S. carrier," said Cmdr. Tim Hill, the VFA-32 executive officer and air wing liaison for French interoperability exercises. "This is a big step in working towards the ability to operate a French squadron on a U.S. carrier."
According to French Navy Cmdr. Henri Mahe, the chief maintenance officer for Charles de Gaulle, the Rafale was specifically designed for performance and for efficient maintenance. The seven-man French navy maintenance team from the Rafale squadron 12F completed the engine swap-out in three hours.
Hundreds of Truman service members transiting the hangar bay stopped to take photos and to see the Rafale up close.
Among the onlookers was Aviation Boatswain's Mate (Handling) 3rd Class Heather Martinez, who was standing watch in Truman's primary flight control tower when the Rafale landed. Martinez stated she was impressed by the maneuverability of the aircraft and by the ease with which the jet was recovered.
"We followed the same procedures we do when recovering our own aircraft," said Martinez. "It went very smoothly."
U.S. and French service members were quick to point out the similarities between how the two navies operate, including using the same color-coding scheme to distinguish roles on the flight deck. The only difference in the flight deck jersey color scheme between the two navies is the significance of the color purple; for the U.S. Navy the color indicates the refueling team, for the French, it signifies the presence of the priest.
"We were surprised when we saw so many purple shirts on the flight deck," said Mahe.
For Rear Adm. Patrick Driscoll, commander, Carrier Strike Group (CSG) 10, the five-day interoperability exercises between Charles de Gaulle and Truman and the engine swap-out are a natural progression in a relationship between two allies. He recalled conducting operations with French aircraft carrier CV Foch (R99), and serving as a junior officer in an A-7 Corsair squadron with a French aviator.
"It is important to train with our partners. They are a great navy and the better we get at working together, the more effective we are as warfighters," said Driscoll.
Truman deployed May 21 as part of the Harry S. Truman Carrier Strike Group (HSTCSG)in support of maritime security operations and theater security cooperation efforts in the U.S. 5th and 6th Fleet areas of responsibility. HSTCSG includes Commander, Carrier Strike Group (CCSG) 10, USS Harry S. Truman (CVN 75), Carrier Air Wing Three (CVW) 3, Commander, Destroyer Squadron (CDS) 26 and German Frigate FGS Hessen (F221).
NAVY