Radar Master-T.
25 Desember 2009, Biak -- Radar pemantau milik TNI Angkatan Udara (AU) yang akan dibangun di Kabupaten Merauke, Papua, dijadwalkan beroperasi tahun 2011 mendatang, guna memantau aktivitas di udara, termasuk penerbangan di perbatasan Indonesia dengan Papua New Guinea.
Panglima Komando Sektor (Kosek) IV Pertahanan Udara Nasional Biak Marsekal Pertama TNI Hadiyan Sumintaadmadja di Biak, Selasa, mengatakan, pembangunan fasilitas fisik markas satuan radar di Kabupaten Merauke akan dilakukan mulai Juni-Juli 2010.
"Sesuai rencana program kerja Kosek IV Hanudnas Biak diharapkan markas satuan Radar Merauke sudah difungsikan tahun 2011, hingga saat ini berbagai persiapan pembangunan fisik sudah dimulai," kata Marsekal Pertama Hadiyan.
Dia menyebutkan, letak geografis Kabupaten Merauke yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Papua New Guunea dan Australia menjadi fokus perhatian pembangunan radar pemantau pesawat udara.
Ia menyebutkan, selain satuan radar Merauke, pihaknya juga pada tahun 2011-2012 akan membangun markas satuan radar di Timika, Kabupaten Mimika serta radar di Saumlaki, Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku.
Sementara dalam program jangka panjang Kosek IV Hanudnas Biak, lanjut jenderal berpangkat bintang satu itu mengatakan, pembangunan satuar radar juga akan dilakukan di Sorong, Ambon dan Jayapura.
Menyinggung mengenai kasus pelanggaran udara di wilayah Satuan Radar Biak, menurut Marsekal Pertama Hadiyan, hingga tahun 2009 tidak ditemukan satupun kasus pelanggaran udara oleh penerbangan sipil.
Dibandingkan dengan tahun 2008, lanjut Hadiyan, kasus pelanggaran udara yang dimonitor satuan radar Biak kurang lebih 30 kali, semenara selama tahun 2009 tidak ada.
"Dampak dari beroperasinya satuan radar di Biak sangat nyata karena bisa mengawasi penerbangan udara yang melintas di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Marksekal Pertama Hadiyan.
ANTARA/DEPHAN
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, December 26, 2009
Enam Bulan Lagi Bisnis TNI Diambil Tim Pengendali
Sekretaris Kementerian Negera BUMN M Said Didu (kiri), Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono (tengah) bersama Wakil Sekretaris Kabinet Lambock V. Nathans (kanan) saat menggelar konferensi pers di Dephan, Jakarta, Rabu (14/10). Peraturan Presiden tentang pengambil alihan aktivitas bisnis TNI telah ditetapkan Presiden RI pada tanggal 11 Oktober 2009. Terbitnya prepres tersebut dalam rangka memenuhi amanat UU No 34 tahun 2004 pasal 76, dimana pemerintah harus mengambil alih seluruh aktivitas bisnis yang dimiliki dan dikelola oleh TNI baik secara langsung maupun tidak langsung. (Foto: Rakyat Merdeka/Andri Nurdriansyah)
25 Desember 2009, Jakarta -- Tim Pengendali Pengambilalihan Aktivitas Bisnis TNI optimistis tenggat enam bulan pelaksanaan Peraturan Menteri Pertahanan (Permenhan) Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan Pengambilalihan Aktivitas Bisnis Tentara Nasional Indonesia (TNI) bisa tercapai.
Hal itu disampaikan juru bicara Tim Pengendali, Silmy Karim, Jumat (25/12/2009), yang juga mengaku tidak khawatir akan terjadi upaya mengulur-ulur waktu oleh pihak TNI terkait pelaksanaan amanat Pasal 76 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tersebut.
Seperti diwartakan sebelumnya, pihak Departemen Pertahanan telah menggelar sosialisasi sejumlah aturan terkait penataan Koperasi, Yayasan, dan Barang Milik Negara (BMN) di lingkungan TNI, termasuk isi Permenhan tadi.
"Saya yakin tenggat enam bulan tidak akan terlewat. Kalau dikatakan Mabes TNI masih menunggu Peraturan Menteri Keuangan baru bisa mengeluarkan Peraturan Panglima TNI untuk menjalankan Permenhan tadi, saya pikir itu tidak jadi masalah," ujar Silmy.
Tidak jadi persoalan lantaran, tambah Silmy, diperkirakan Peraturan Menkeu tentang Penataan Pemanfaatan barang Milik Negara (BMN) di Lingkungan TNI sudah akan turun paling lambat awal Februari tahun 2010.
Seperti diwartakan sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Marsda Sagom Tamboen menyatakan pihaknya masih akan menunggu seluruh peraturan menteri terkait, seperti dari Departemen Pertahanan, Departemen Keuangan, dan Kementerian Negara BUMN, keluar untuk kemudian dijadikan acuan.
Dari semua peraturan menteri itu lah, tambah Sagom saat itu, Panglima TNI dapat mengeluarkan Peraturan Panglima TNI tentang Penataan Koperasi, Yayasan, dan Pemanfaatan BMN di lingkungan TNI sehingga kemungkinan aturan yang tumpang tindih bisa dihindari.
"Kalau Permenkeu saya yakin paling lambat awal Februari. Namun kalau Peraturan Menneg BUMN tidak diperlukan karena dalam konteks pengambilalihan ini sedikit sekali keterkaitan mereka. Selain itu saya pikir keberadaan Peraturan Panglima TNI lebih bersifat bentuk dukungan resmi saja," ujar Silmy.
Beberapa waktu lalu Silmy mengaku telah memberi masukan ke Mabes TNI, kalau pun Peraturan Panglima TNI tadi ingin dikeluarkan terlebih dahulu sebelum Permenkeu, hal seperti itu dimungkinkan. Selain Permenkeu yang akan keluar itu proses pengambilalihan nantinya juga akan mengacu pada Permenkeu Nomor 96 tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan BMN.
Tribun Timur
25 Desember 2009, Jakarta -- Tim Pengendali Pengambilalihan Aktivitas Bisnis TNI optimistis tenggat enam bulan pelaksanaan Peraturan Menteri Pertahanan (Permenhan) Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan Pengambilalihan Aktivitas Bisnis Tentara Nasional Indonesia (TNI) bisa tercapai.
Hal itu disampaikan juru bicara Tim Pengendali, Silmy Karim, Jumat (25/12/2009), yang juga mengaku tidak khawatir akan terjadi upaya mengulur-ulur waktu oleh pihak TNI terkait pelaksanaan amanat Pasal 76 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tersebut.
Seperti diwartakan sebelumnya, pihak Departemen Pertahanan telah menggelar sosialisasi sejumlah aturan terkait penataan Koperasi, Yayasan, dan Barang Milik Negara (BMN) di lingkungan TNI, termasuk isi Permenhan tadi.
"Saya yakin tenggat enam bulan tidak akan terlewat. Kalau dikatakan Mabes TNI masih menunggu Peraturan Menteri Keuangan baru bisa mengeluarkan Peraturan Panglima TNI untuk menjalankan Permenhan tadi, saya pikir itu tidak jadi masalah," ujar Silmy.
Tidak jadi persoalan lantaran, tambah Silmy, diperkirakan Peraturan Menkeu tentang Penataan Pemanfaatan barang Milik Negara (BMN) di Lingkungan TNI sudah akan turun paling lambat awal Februari tahun 2010.
Seperti diwartakan sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Marsda Sagom Tamboen menyatakan pihaknya masih akan menunggu seluruh peraturan menteri terkait, seperti dari Departemen Pertahanan, Departemen Keuangan, dan Kementerian Negara BUMN, keluar untuk kemudian dijadikan acuan.
Dari semua peraturan menteri itu lah, tambah Sagom saat itu, Panglima TNI dapat mengeluarkan Peraturan Panglima TNI tentang Penataan Koperasi, Yayasan, dan Pemanfaatan BMN di lingkungan TNI sehingga kemungkinan aturan yang tumpang tindih bisa dihindari.
"Kalau Permenkeu saya yakin paling lambat awal Februari. Namun kalau Peraturan Menneg BUMN tidak diperlukan karena dalam konteks pengambilalihan ini sedikit sekali keterkaitan mereka. Selain itu saya pikir keberadaan Peraturan Panglima TNI lebih bersifat bentuk dukungan resmi saja," ujar Silmy.
Beberapa waktu lalu Silmy mengaku telah memberi masukan ke Mabes TNI, kalau pun Peraturan Panglima TNI tadi ingin dikeluarkan terlebih dahulu sebelum Permenkeu, hal seperti itu dimungkinkan. Selain Permenkeu yang akan keluar itu proses pengambilalihan nantinya juga akan mengacu pada Permenkeu Nomor 96 tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan BMN.
Tribun Timur
Keppres Pengelolaan Perbatasan Negara Terbit 2010
Sejumlah anggota Korps Marinir dengan kapal angkatan laut (KAL) milik Lanal Nunukan, tiba di Dermaga Binalawan, Pulau Sebatik, Nunukan, Kaltim, Kamis (2/4/09) sore. Anggota Marinir tersebut sebagai pasukan pengganti Satgas Ambalat di Pulau Sebatik, yang merupakan pulau terluar Indonesia berbatasan langsung dengan Malaysia, Korps Marinir TNI AL akan menambah lima Pos Pengamanan Perbatasan baru (Sei Bajo, Sei Taiwan, Balansiku, Tembaring dan Bambangan) untuk memperkuat pertahanan dan pengamanan demi keutuhan dan kedaulatan NKRI di sekitar perairan Blok Ambalat. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/09)
25 Desember 2009, Jakarta -- Pemerintah segera menerbitkan keputusan presiden tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) untuk memaksimalkan pengelolaan wilayah perbatasan RI dan sejumlah negara lain baik perbatasan darat maupun laut.
Juru Bicara Departemen Dalam Negeri Saut Situmorang kepada ANTARA News di Jakarta, Jumat, mengemukakan, kemungkinan keppres akan terbit pada awal Januari 2010.
"Dengan keppres itu, maka seluruh departemen, dan instansi terkait pengelolaan perbatasan seperti Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri, Departemen Pertahanan, dan lainnya akan terkordinasi dengan baik dalam mengelola wilayah perbatasan," katanya.
Saut mengatakan, pemerintah mengakui jika pengelolaan wilayah perbatasan baik darat dan laut masih belum maksimal. Karenanya pemerintah pada 2008 menerbitkan UU 43/2008 tentang Wilayah Negara.
"Undang-undang itu mengamanatkan antara lain untuk mengelola perbatasan perlu ditindaklanjuti melalui pembentukan BNPP, agar lebih terkordinasi dengan baik," katanya.
Dengan keppres itu maka BNPP akan dibentuk pula di daerah-daerah yang berbatasan dengan negara lain. "Antara BNPP pusat dan daerah, sifatnya kordinatif. Sehingga benar-benar terpadu dan terintegrasi," katanya.
Untuk perbatasan darat, RI memiliki batas dengan dengan Malaysia, Timor Leste dan Papua Nugini. Total panjang mencapai 3.137 kilometer (km) hanya memiliki 207 pos perbatasan.
Garis batas RI dengan Malaysia di Kalimantan sepanjang 2.004 km baru didukung 54 pos penjagaan. Di Timor Leste, perbatasan sepanjang 316 km dijaga 39 pos. Sedangkan di Papua, perbatasan 817 km memiliki 114 pos penjaga.
Sementara untuk perbatasan laut, RI berbatasan dengan sebagian Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, India, Republik Palau, Australia, Papua Nugini dan Timor Leste.
ANTARA News
25 Desember 2009, Jakarta -- Pemerintah segera menerbitkan keputusan presiden tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) untuk memaksimalkan pengelolaan wilayah perbatasan RI dan sejumlah negara lain baik perbatasan darat maupun laut.
Juru Bicara Departemen Dalam Negeri Saut Situmorang kepada ANTARA News di Jakarta, Jumat, mengemukakan, kemungkinan keppres akan terbit pada awal Januari 2010.
"Dengan keppres itu, maka seluruh departemen, dan instansi terkait pengelolaan perbatasan seperti Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri, Departemen Pertahanan, dan lainnya akan terkordinasi dengan baik dalam mengelola wilayah perbatasan," katanya.
Saut mengatakan, pemerintah mengakui jika pengelolaan wilayah perbatasan baik darat dan laut masih belum maksimal. Karenanya pemerintah pada 2008 menerbitkan UU 43/2008 tentang Wilayah Negara.
"Undang-undang itu mengamanatkan antara lain untuk mengelola perbatasan perlu ditindaklanjuti melalui pembentukan BNPP, agar lebih terkordinasi dengan baik," katanya.
Dengan keppres itu maka BNPP akan dibentuk pula di daerah-daerah yang berbatasan dengan negara lain. "Antara BNPP pusat dan daerah, sifatnya kordinatif. Sehingga benar-benar terpadu dan terintegrasi," katanya.
Untuk perbatasan darat, RI memiliki batas dengan dengan Malaysia, Timor Leste dan Papua Nugini. Total panjang mencapai 3.137 kilometer (km) hanya memiliki 207 pos perbatasan.
Garis batas RI dengan Malaysia di Kalimantan sepanjang 2.004 km baru didukung 54 pos penjagaan. Di Timor Leste, perbatasan sepanjang 316 km dijaga 39 pos. Sedangkan di Papua, perbatasan 817 km memiliki 114 pos penjaga.
Sementara untuk perbatasan laut, RI berbatasan dengan sebagian Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, India, Republik Palau, Australia, Papua Nugini dan Timor Leste.
ANTARA News
Friday, December 25, 2009
Myanmar Borong 20 MiG-29 Dibawah Sangsi Barat
MiG-29 AU Jerman.
25 Desember 2009 –- Myanmar dan Rusia menandatangani kontrak pembelian 20 jet tempur MiG-29 senilai hampir 600 juta dolar, diberitakan media Rusia Pravda.Ru, Kamis (24/12).
Pada 2001, Rusia mengirimkan 12 MiG-29 ke Myanmar diungkapkan Wakil Direktur Institut Analisa Politik dan Militer Alexander Khramchikhin pada Pravda.Ru.
Meskipun pemerintah junta militer Myanmar dikenakan sangsi oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat terkait pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia). Myanmar masih dapat memperkuat angkatan bersenjatanya dengan membeli senjata dari Cina, India dan Rusia.
Rusia mengalahkan Cina yang menawarkan jet tempur modern Chengdu Jian J-10 dan FC-1/JF-17 menurut sebuah sumber di Rosoboronexport.
Chengdu Jian J-10.
FC-1/JF-17.
Kontrak pembelian ini merupakan yang terbesar untuk penjualan MiG-29. Setelah Aljazair menolak menerima 34 MiG-29 senilai 1,406 milyar dolar pada 2007 karena kualitas lebih rendah daripada yang diharapkan Aljazair. Jet tempur tersebut dikembalikan ke Rusia di tahun 2008, selanjutnya dioperasikan oleh Angkatan Udara Rusia.
Setelah insiden pengembalian oleh Aljazair, Rusia hanya menjual dapat menjual 6 MiG-29 ke Sri Lanka dan menghibahkan 10 pesawat ke Lebanon.
Pravda.Ru
25 Desember 2009 –- Myanmar dan Rusia menandatangani kontrak pembelian 20 jet tempur MiG-29 senilai hampir 600 juta dolar, diberitakan media Rusia Pravda.Ru, Kamis (24/12).
Pada 2001, Rusia mengirimkan 12 MiG-29 ke Myanmar diungkapkan Wakil Direktur Institut Analisa Politik dan Militer Alexander Khramchikhin pada Pravda.Ru.
Meskipun pemerintah junta militer Myanmar dikenakan sangsi oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat terkait pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia). Myanmar masih dapat memperkuat angkatan bersenjatanya dengan membeli senjata dari Cina, India dan Rusia.
Rusia mengalahkan Cina yang menawarkan jet tempur modern Chengdu Jian J-10 dan FC-1/JF-17 menurut sebuah sumber di Rosoboronexport.
Chengdu Jian J-10.
FC-1/JF-17.
Kontrak pembelian ini merupakan yang terbesar untuk penjualan MiG-29. Setelah Aljazair menolak menerima 34 MiG-29 senilai 1,406 milyar dolar pada 2007 karena kualitas lebih rendah daripada yang diharapkan Aljazair. Jet tempur tersebut dikembalikan ke Rusia di tahun 2008, selanjutnya dioperasikan oleh Angkatan Udara Rusia.
Setelah insiden pengembalian oleh Aljazair, Rusia hanya menjual dapat menjual 6 MiG-29 ke Sri Lanka dan menghibahkan 10 pesawat ke Lebanon.
Pravda.Ru
Kodam Jaya HUT ke 60
Panglima Kodam Jaya /Jayakarta Mayjen TNI Darpito Pudyastungkoro memeriksa pasukan peserta upacara, saat berlangsungnya Upacara HUT ke 60 Kodam Jaya, dilapangan Upacara Makodam Jaya, Jakarta, Kamis (24/12). Peringatan HUT kodam Jaya dilaksanakan secara sederhana. (Foto: ANTARA/Rafli/nz/09)
24 Desember 2009, Jakarta -- "Patut kita sadari bersama bahwa setiap permasalahan atau gangguan keamanan yang timbul pada hakekatnya muncul tidak secara sporadis dan berdiri sendiri, tetapi merupakan rangkaian sebab akibat dari kondisi sosial masyarakat, yang tidak dapat dipisahkan dari masalah aktual sosial politik, sosial ekonomi dan sosial budaya, yang berkembang dewasa ini " Demikian Amanat Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta yang dibacakan Pangdam Jaya/Jayakarta Mayjen TNI Darpito Pudyastungkoro S,Ip MM pada Hari Ulang Tahun Kodam Jaya ke 60, bertempat di lapangan Makodam Jaya Jl. Mayjen Sutoyo No 5 Cililitan Jakarta Timur. Kamis (24/12).
Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat menyampaikan selama 60 tahun pengabdiannya Kodam Jaya telah menunjukkan prestasi yang membanggakan dalam mengemban tugas sebagai Kotama Pembinaan Angkatan Darat dan Kotama Operasional TNI. Keberhasilan yang telah dicapai itu, hendaknya dijadikan pendorong untuk lebih mematangkan sikap, meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas. Bahwa keberhasilan tersebut tidak terlepas dari kerja keras para sesepuh, pendahulu dan pendiri, yang telah meletakkan dasar dan sendi-sendi yang kokoh bagi terwujudnya keberhasilan dan kejayaan Kodam Jaya. Jakarta sebagai Ibukota Negara dan Pusat Pemerintahan, Jakarta merupakan sentral kegiatan politik, ekonomi, sosial, budaya serta pertahanan dan keamanan, dengan berbagai kegiatan yang berdimensi nasional, regional dan internasional. Juga merupakan pintu gerbang masuknya nilai-nilai budaya asing yang terbawa oleh arus globalisasi dengan segala dimensi, dampak dan implikasinya.
(Foto: detikFoto/Didi Syafirdi)
Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat juga menyampaikan Jakarta merupakan barometer kehidupan berbangsa dan bernegara, serta memiliki pengaruh yang dominan terhadap gerak dan dinamika pembangunan bangsa di segala aspek kehidupan, ditunjang oleh semakin meningkat dan tingginya aktivitas pembangunan infrastruktur disekitarnya seperti wilayah Tangerang dan Bekasi. Di era demokrasi dan reformasi saat ini sering cenderung kebablasan ketika menerapkan demokrasi dan kebebasan, akibatnya perjalan kehidupan demokrasi di negara kita pada beberapa tahun terakhir, terdapat hal-hal yang mengalami pembiasan makna dalam implementasinya. Kesejatian demokrasi itu sendiri tidak lagi berkembang menjadi dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tetapi lebih sebagai retorika, wacana dan euforia dalam berbagai kesempatan dan kepentingan.
(Foto: detikFoto/Didi Syafirdi)
Kepala Staf TNI AD dalam akhir amanatnya menekankan dan mengharapkan untuk selalu mewaspadai berbagai potensi ancaman di wilayah, dengan membina kerjasama di segala aspek kehidupan yang lebih erat dengan seluruh instansi terkait, tokoh masyarakat dan segenap komponen bangsa lainya, bangun dan tingkatkan kerjasama yang lebih intens dengan Polri, untuk dapat menjamin kondisi dan situasi Jakarta sebagai barometer Indonesia tetap aman dan kondusif, mantapkan terus Kemanunggalan TNI-Rakyat melalui kerjasama yang telah terbina selama ini dengan segenap komponen bangsa yang ada.
KODAM JAYA
24 Desember 2009, Jakarta -- "Patut kita sadari bersama bahwa setiap permasalahan atau gangguan keamanan yang timbul pada hakekatnya muncul tidak secara sporadis dan berdiri sendiri, tetapi merupakan rangkaian sebab akibat dari kondisi sosial masyarakat, yang tidak dapat dipisahkan dari masalah aktual sosial politik, sosial ekonomi dan sosial budaya, yang berkembang dewasa ini " Demikian Amanat Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta yang dibacakan Pangdam Jaya/Jayakarta Mayjen TNI Darpito Pudyastungkoro S,Ip MM pada Hari Ulang Tahun Kodam Jaya ke 60, bertempat di lapangan Makodam Jaya Jl. Mayjen Sutoyo No 5 Cililitan Jakarta Timur. Kamis (24/12).
Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat menyampaikan selama 60 tahun pengabdiannya Kodam Jaya telah menunjukkan prestasi yang membanggakan dalam mengemban tugas sebagai Kotama Pembinaan Angkatan Darat dan Kotama Operasional TNI. Keberhasilan yang telah dicapai itu, hendaknya dijadikan pendorong untuk lebih mematangkan sikap, meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas. Bahwa keberhasilan tersebut tidak terlepas dari kerja keras para sesepuh, pendahulu dan pendiri, yang telah meletakkan dasar dan sendi-sendi yang kokoh bagi terwujudnya keberhasilan dan kejayaan Kodam Jaya. Jakarta sebagai Ibukota Negara dan Pusat Pemerintahan, Jakarta merupakan sentral kegiatan politik, ekonomi, sosial, budaya serta pertahanan dan keamanan, dengan berbagai kegiatan yang berdimensi nasional, regional dan internasional. Juga merupakan pintu gerbang masuknya nilai-nilai budaya asing yang terbawa oleh arus globalisasi dengan segala dimensi, dampak dan implikasinya.
(Foto: detikFoto/Didi Syafirdi)
Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat juga menyampaikan Jakarta merupakan barometer kehidupan berbangsa dan bernegara, serta memiliki pengaruh yang dominan terhadap gerak dan dinamika pembangunan bangsa di segala aspek kehidupan, ditunjang oleh semakin meningkat dan tingginya aktivitas pembangunan infrastruktur disekitarnya seperti wilayah Tangerang dan Bekasi. Di era demokrasi dan reformasi saat ini sering cenderung kebablasan ketika menerapkan demokrasi dan kebebasan, akibatnya perjalan kehidupan demokrasi di negara kita pada beberapa tahun terakhir, terdapat hal-hal yang mengalami pembiasan makna dalam implementasinya. Kesejatian demokrasi itu sendiri tidak lagi berkembang menjadi dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tetapi lebih sebagai retorika, wacana dan euforia dalam berbagai kesempatan dan kepentingan.
(Foto: detikFoto/Didi Syafirdi)
Kepala Staf TNI AD dalam akhir amanatnya menekankan dan mengharapkan untuk selalu mewaspadai berbagai potensi ancaman di wilayah, dengan membina kerjasama di segala aspek kehidupan yang lebih erat dengan seluruh instansi terkait, tokoh masyarakat dan segenap komponen bangsa lainya, bangun dan tingkatkan kerjasama yang lebih intens dengan Polri, untuk dapat menjamin kondisi dan situasi Jakarta sebagai barometer Indonesia tetap aman dan kondusif, mantapkan terus Kemanunggalan TNI-Rakyat melalui kerjasama yang telah terbina selama ini dengan segenap komponen bangsa yang ada.
KODAM JAYA
Thursday, December 24, 2009
Maroko Beli 24 F-16 Block 52
F-16D Block 52 milik AU Chile.
24 Desember 2009 – Lockheed Martin Corporation, Fort Worth, Texas memenangkan kontrak pengadaan 24 jet tempur F-16 Block 52 senilai $841.877.905 berikut sejumlah sistem dan perangkat pendukung lainnya untuk Angkatan Udara Maroko.
Nilai kontrak antara pemerintah Amerika Serikat dan Maroko diperkirakan sekitar 2,4 milyar dolar. Kontrak tersebut melibatkan sejumlah perusahaan termasuk pelatihan teknisi.
Gambar teknis F-16C Block 52 AU Polandia.
Dassault Mirage F1. (Foto: militaryfactory.com)
Dalam tender ini F-16 mengalahkan jet tempur buatan Perancis Dassault Rafale.
Hingga saat ini Dassault belum berhasil menjual jet tempur Rafale ke luar Perancis, meskipun Brazil diberitakan memilih Rafale dibandingkan F-18 Hornet yang ditawarkan Amerika Serikat. Tetapi hingga saat ini, kontrak pembelian belum ditandatangani.
AU Maroko mengoperasikan dua skuadron jet tempur F-5, dua skuadron Mirage F-1 serta jet ringan T-37.
U.S Department of Defense/@beritahankam
24 Desember 2009 – Lockheed Martin Corporation, Fort Worth, Texas memenangkan kontrak pengadaan 24 jet tempur F-16 Block 52 senilai $841.877.905 berikut sejumlah sistem dan perangkat pendukung lainnya untuk Angkatan Udara Maroko.
Nilai kontrak antara pemerintah Amerika Serikat dan Maroko diperkirakan sekitar 2,4 milyar dolar. Kontrak tersebut melibatkan sejumlah perusahaan termasuk pelatihan teknisi.
Gambar teknis F-16C Block 52 AU Polandia.
Dassault Mirage F1. (Foto: militaryfactory.com)
Dalam tender ini F-16 mengalahkan jet tempur buatan Perancis Dassault Rafale.
Hingga saat ini Dassault belum berhasil menjual jet tempur Rafale ke luar Perancis, meskipun Brazil diberitakan memilih Rafale dibandingkan F-18 Hornet yang ditawarkan Amerika Serikat. Tetapi hingga saat ini, kontrak pembelian belum ditandatangani.
AU Maroko mengoperasikan dua skuadron jet tempur F-5, dua skuadron Mirage F-1 serta jet ringan T-37.
U.S Department of Defense/@beritahankam
Kopassus Berhasil Rebut Instalasi Vital Musuh
Prajurit Kopassus latihan menggunakan helikopter. (Foto: Kopassus)
23 Desember 2009, Solo -- Tim Free Fall Yon Aksi Khusus Sat-81 Kopassus berhasil membebaskan sandera yang disekap oleh negasor, sedangkan Kompi Parako Grup-2 Kopassus yang sebelumnya telah diterjunkan di DZ penerjunan daerah Simau juga berhasil merebut instalasi vital musuh di Bandara Adi Sumarmo Solo sebagai simulasi dari objek sasaran strategis dan terpilih. Keberhasilan inipun dapat terlaksana atas kerjasama dengan Den Sandha Grup-3 Kopassus.
Dalam skenario latihan yang disaksikan langsung oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letnan Jenderal TNI Suryo Prabowo, (20/12). Pada peninjauan latihan geladi lapangan, Wakasad yang didampingi oleh Danjen Kopassus Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus serta beberapa pejabat teras dilingkungan Mabes TNI-AD turun langsung untuk menyaksikan dan melakukan tanya jawab dengan para peserta geladi untuk mengetahui penguasaan tugas dan pengetahuan yang dimiliki tiap-tiap pelaku.
Kegiatan Latihan Tribuana Cakti XV TA. 2009 dilaksanakan dalam 2 tahap yakni tanggal 03 s.d 10 Desember untuk Geladi Posko-1 guna melatih kemampuan para perwira sebagai unsur pimpinan dan staf di satuan operasional jajaran Kopassus tentang prosedur hubungan Komandan dan staf dalam penyelenggaran Operasi Khusus dan Operasi Komando, serta dilanjutkan pada tanggal 12 s/d 20 Desember untuk kegiatan Geladi Lapangan guna melatihkan seluruh prajurit secara langsung tentang penerapan taktik dan teknik pertempuran dalam hubungan kerjasama antar satuan (Sandi Yudha, Parako dan Gultor) sesuai doktrin operasi khusus.
Tujuan dari penyelenggaraan Kegiatan Geladi Posko dan Geladi Lapangan Tribuana Cakti XV TA. 2009 adalah sebagai latihan puncak dalam Program Kerja dan Anggaran Kopassus yang diselenggarakan guna mengkaji dan menguji doktrin operasi khusus yang dimiliki oleh Kopassus secara terus menerus.
Sehingga diharapkan dari kajian tersebut akan mendapatkan hasil evaluasi yang objektif tentang relevansi doktrin yang dimiliki sesuai dengan perkembangan ancaman dan tugas yang sedang dan akan dihadapi Kopassus kedepan. Dan pada akhirnya maka tujuan dari latihan yang diselenggarakan ini adalah untuk memperoleh kesiapan operasional prajurit Kopassus mulai dari tingkat perorangan sampai satuan setingkat Batalyon.
Sat-81 Kopassus. (Foto: AP)
Pada kegiatan upacara penutupan latihan dipimpin langsung oleh Danjen Kopassus, sebagai Inspektur Upacara dalam amanatnya menekankan kepada seluruh peserta latihan untuk melakukan evaluasi dengan benar dan jujur secara komprehensif sesuai fakta di lapangan agar dapat diketahui apakah latihan ini sudah mencapai tujuan dan sasaran latihan yang dimaksud.
Evaluasi yang terpenting adalah apakah latihan perorangan dan satuan yang dilaksanakan selama ini sudah sesuai dengan arah latihan ini. Dalam akhir amanatnya Danjen menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada segenap pendukung latihan termasuk pihak TNI-AU dalam mendukung terselenggaranya sarana angkutan udara secara lancar serta kepada segenap komponen masyarakat Solo yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materiil, sehingga pelaksanaan Geladi Lapangan ini dapat terlaksana dengan baik.
KOPASSUS
23 Desember 2009, Solo -- Tim Free Fall Yon Aksi Khusus Sat-81 Kopassus berhasil membebaskan sandera yang disekap oleh negasor, sedangkan Kompi Parako Grup-2 Kopassus yang sebelumnya telah diterjunkan di DZ penerjunan daerah Simau juga berhasil merebut instalasi vital musuh di Bandara Adi Sumarmo Solo sebagai simulasi dari objek sasaran strategis dan terpilih. Keberhasilan inipun dapat terlaksana atas kerjasama dengan Den Sandha Grup-3 Kopassus.
Dalam skenario latihan yang disaksikan langsung oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letnan Jenderal TNI Suryo Prabowo, (20/12). Pada peninjauan latihan geladi lapangan, Wakasad yang didampingi oleh Danjen Kopassus Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus serta beberapa pejabat teras dilingkungan Mabes TNI-AD turun langsung untuk menyaksikan dan melakukan tanya jawab dengan para peserta geladi untuk mengetahui penguasaan tugas dan pengetahuan yang dimiliki tiap-tiap pelaku.
Kegiatan Latihan Tribuana Cakti XV TA. 2009 dilaksanakan dalam 2 tahap yakni tanggal 03 s.d 10 Desember untuk Geladi Posko-1 guna melatih kemampuan para perwira sebagai unsur pimpinan dan staf di satuan operasional jajaran Kopassus tentang prosedur hubungan Komandan dan staf dalam penyelenggaran Operasi Khusus dan Operasi Komando, serta dilanjutkan pada tanggal 12 s/d 20 Desember untuk kegiatan Geladi Lapangan guna melatihkan seluruh prajurit secara langsung tentang penerapan taktik dan teknik pertempuran dalam hubungan kerjasama antar satuan (Sandi Yudha, Parako dan Gultor) sesuai doktrin operasi khusus.
Tujuan dari penyelenggaraan Kegiatan Geladi Posko dan Geladi Lapangan Tribuana Cakti XV TA. 2009 adalah sebagai latihan puncak dalam Program Kerja dan Anggaran Kopassus yang diselenggarakan guna mengkaji dan menguji doktrin operasi khusus yang dimiliki oleh Kopassus secara terus menerus.
Sehingga diharapkan dari kajian tersebut akan mendapatkan hasil evaluasi yang objektif tentang relevansi doktrin yang dimiliki sesuai dengan perkembangan ancaman dan tugas yang sedang dan akan dihadapi Kopassus kedepan. Dan pada akhirnya maka tujuan dari latihan yang diselenggarakan ini adalah untuk memperoleh kesiapan operasional prajurit Kopassus mulai dari tingkat perorangan sampai satuan setingkat Batalyon.
Sat-81 Kopassus. (Foto: AP)
Pada kegiatan upacara penutupan latihan dipimpin langsung oleh Danjen Kopassus, sebagai Inspektur Upacara dalam amanatnya menekankan kepada seluruh peserta latihan untuk melakukan evaluasi dengan benar dan jujur secara komprehensif sesuai fakta di lapangan agar dapat diketahui apakah latihan ini sudah mencapai tujuan dan sasaran latihan yang dimaksud.
Evaluasi yang terpenting adalah apakah latihan perorangan dan satuan yang dilaksanakan selama ini sudah sesuai dengan arah latihan ini. Dalam akhir amanatnya Danjen menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada segenap pendukung latihan termasuk pihak TNI-AU dalam mendukung terselenggaranya sarana angkutan udara secara lancar serta kepada segenap komponen masyarakat Solo yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materiil, sehingga pelaksanaan Geladi Lapangan ini dapat terlaksana dengan baik.
KOPASSUS
Pangdam Jaya Lakukan Studi Banding Latihan Purkota di Singapura
Murai Urban Training Facility (MUTF) berada di area latihan Lim Chu Kang terletak sekitar Jalan Murai. (Foto: Mindef Singapore)
24 Desember 2009, Jakarta -- Untuk menimba ilmu dan pengetahuan ke negara lain, termasuk di bidang militer bukanlah merupakan sesuatu yang salah. Dari studi yang dilakukan itu, tentu banyak yang bisa dipetik dan kemungkinan bisa diterapkan di negara kita.
Apalagi Kodam Jaya yang saat itu sedang mempersiapkan Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha untuk melaksanakan kegiatan latihan pertempuran kota (Purkota), maka studi banding itu dinilai perlu. Karena itu Pangdam Jaya/Jayakarta Mayor Jenderal TNI Darpito Pudyastungkoro mengadakan studi banding ke Angkatan Darat Singapura yang sudah merancang dan melaksanakan latihan pertempuran kota dengan fasilitas latihan yang memadai. Latihan Purkota tersebut berlokasi di Murai Urban Training Facility (MUTF) Singapura.
Dalam kunjungan peninjauan latihan pertempuran kota di Singapura, Pangdam Jaya didampingi oleh Direktur Latihan Kodiklat TNI AD Brigadir Jenderal TNI Lodewijk F Paulus (sekarang Danjen Kopassus-Red), Asisten Intelijen Kasdam Jaya, Asisten Operasi Kasdam Jaya, Kepala Zeni Kodam Jaya, Komandan Brigade Infanteri I Pik/Jaya Sakti, Pabandya-2/Latsat Sopsad, dan Kepala Staf Pribadi Pangdam Jaya; tulis Pendam Jaya.
Maket Murai Urban Training Facility. (Foto: Mindef Singapore)
Prajurit TNI AD dan SAF berlatih perang kota di Murai Urban Training Facility. (Foto: Mindef Singapore)
Dalam studi banding tersebut Pangdam Jaya bersama rombongan melaksanakan kunjungan kehormatan ke Kementerian Pertahanan Singapura yang diterima oleh Brigadir Jenderal Tan Meng Dui Director Military Intelegence.
Kepada tuan rumah, Pangdam Jaya membicarakan tentang tujuan kunjungannya serta membahas kerjasama latihan yang akan dilaksanakan dimasa datang dengan materi latihan Purkota serta saling memberikan informasi tentang perkembangan situasi di masing-masing negara.
Ada hal-hal yang menjadi acuan dalam pengembangan latihan Purkota antara lain penerapan taktik Purkota oleh Angkatan Darat Singapura, fasilitas latihan Purkota Angkatan Darat Singapura yang disiapkan dengan perlengkapan simulasi, area latihan Purkota yang berbeda-beda, bangunan kota-kota baru yang modern, dan bangunan kota yang memiliki kepadatan. Fasilitas bangunan latihan yang mampu mengakomodasi latihan kekuatan besar, dan bangunan-bangunan yang dilengkapi dengan kamera video.
Perlengkapan perorangan yang digunakan untuk Purkota antara lain baju rompi antipeluru, sistem komunikasi yang canggih, konsep operasi yang disusun sebaik mungkin dan riil.
Peninjauan Pangdam Jaya bersama rombongan diakhiri dengan berkunjung ke Pusat Pendidikan Kavaleri dan pada kunjungan tersebut mendapatkan penjelasan tentang karakteristik tank mekanis dan simulator kegiatan manuver tank.
PELITA
24 Desember 2009, Jakarta -- Untuk menimba ilmu dan pengetahuan ke negara lain, termasuk di bidang militer bukanlah merupakan sesuatu yang salah. Dari studi yang dilakukan itu, tentu banyak yang bisa dipetik dan kemungkinan bisa diterapkan di negara kita.
Apalagi Kodam Jaya yang saat itu sedang mempersiapkan Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha untuk melaksanakan kegiatan latihan pertempuran kota (Purkota), maka studi banding itu dinilai perlu. Karena itu Pangdam Jaya/Jayakarta Mayor Jenderal TNI Darpito Pudyastungkoro mengadakan studi banding ke Angkatan Darat Singapura yang sudah merancang dan melaksanakan latihan pertempuran kota dengan fasilitas latihan yang memadai. Latihan Purkota tersebut berlokasi di Murai Urban Training Facility (MUTF) Singapura.
Dalam kunjungan peninjauan latihan pertempuran kota di Singapura, Pangdam Jaya didampingi oleh Direktur Latihan Kodiklat TNI AD Brigadir Jenderal TNI Lodewijk F Paulus (sekarang Danjen Kopassus-Red), Asisten Intelijen Kasdam Jaya, Asisten Operasi Kasdam Jaya, Kepala Zeni Kodam Jaya, Komandan Brigade Infanteri I Pik/Jaya Sakti, Pabandya-2/Latsat Sopsad, dan Kepala Staf Pribadi Pangdam Jaya; tulis Pendam Jaya.
Maket Murai Urban Training Facility. (Foto: Mindef Singapore)
Prajurit TNI AD dan SAF berlatih perang kota di Murai Urban Training Facility. (Foto: Mindef Singapore)
Dalam studi banding tersebut Pangdam Jaya bersama rombongan melaksanakan kunjungan kehormatan ke Kementerian Pertahanan Singapura yang diterima oleh Brigadir Jenderal Tan Meng Dui Director Military Intelegence.
Kepada tuan rumah, Pangdam Jaya membicarakan tentang tujuan kunjungannya serta membahas kerjasama latihan yang akan dilaksanakan dimasa datang dengan materi latihan Purkota serta saling memberikan informasi tentang perkembangan situasi di masing-masing negara.
Ada hal-hal yang menjadi acuan dalam pengembangan latihan Purkota antara lain penerapan taktik Purkota oleh Angkatan Darat Singapura, fasilitas latihan Purkota Angkatan Darat Singapura yang disiapkan dengan perlengkapan simulasi, area latihan Purkota yang berbeda-beda, bangunan kota-kota baru yang modern, dan bangunan kota yang memiliki kepadatan. Fasilitas bangunan latihan yang mampu mengakomodasi latihan kekuatan besar, dan bangunan-bangunan yang dilengkapi dengan kamera video.
Perlengkapan perorangan yang digunakan untuk Purkota antara lain baju rompi antipeluru, sistem komunikasi yang canggih, konsep operasi yang disusun sebaik mungkin dan riil.
Peninjauan Pangdam Jaya bersama rombongan diakhiri dengan berkunjung ke Pusat Pendidikan Kavaleri dan pada kunjungan tersebut mendapatkan penjelasan tentang karakteristik tank mekanis dan simulator kegiatan manuver tank.
PELITA
Sukhoi PAK FA Dapat Diuji Coba Akhir 2009
23 Desember 2009 -- Rusia dapat memulai pengujian jet tempur generasi kelima pada akhir 2009 atau awal 2010, ungkap Wakil Perdana Menteri Rusia Sergei Ivanov, Rabu (23/12) diberitakan Kantor Berita RIA Novosti.
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Vladimir Popovkin mengatakan jet tempur yang telah dikembangkan sejak era tahun 1990-an, akan dioperasikan oleh Angkatan Udara pada 2015.
Rusia diketahui mengembangkan proyek jet tempur generasi kelima Sukhoi PAK FA dan saat ini prototipenya dikenal dengan T-50. Jet tempur ini dikembangkan untuk menyaingi jet tempur siluman buatan Amerika Serikat F-22 Raptor dan F-35 Lightning II.
Uji terbang perdana T-50 tertunda terus sejak awal 2007 dengan alasan tidak jelas.
KASU Rusia Alexander Zelin pada Agustus 2009 mengungkapkan penundaan disebabkan masalah mesin dan riset terus berjalan.
Sukhoi PAK FA akan dipersenjatai rudal udara ke udara, udara ke permukaan dan udara ke kapal generasi baru serta dilengkapi dua kanon 30 mm.
RIA Novosti/@beritahankam
Wednesday, December 23, 2009
Pembom Siluman Rusia Beroperasi 2025 - 2030
23 Desember 2009 – Pembom strategis baru Rusia dengan kemampuan siluman diharapkan dioperasikan pada 2025 – 2030.
Menurut Mayjen Anatoly Zhikharov teknologi siluman yang akan digunakan membuat pesawat sulit dideteksi oleh radar, Teknologi dan material baru akan membantu mengurangi kemungkinan pesawat terdeteksi radar.
Pembom baru ini akan mengantikan pembom strategis Tu-95MC Bear dan Tu-160 Blackjack dan pembom jarak jauh Tu-22M3 Backfire yang saat ini dioperasikan Rusia.
Rusia melakukan modernisasi pembom yang digunakan saat ini. Dua Tu-160 yang telah diupgrade oleh Kazan diharapkan segera diterima AU Rusia dalam waktu dekat dan mengirimkan lagi dua pembom untuk diperbaiki akhir Desember.
Program modernisasi meliputi overhaul system komunikasi, peperangan elektronik, sistem penandaan dan sistem kontrol penembakan.
Diharapkan program modernisasi akan selesai pada 2015.
RIA Novosti/@beritahankam
3 Komandan Jajaran Satuan Kapal Bantu Dilantik
23 Desember 2009, Jakarta -– Tiga jabatan komandan Kapal Republik Indonesia (KRI) di jajaran Satuan Kapal Bantu (Satban) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) diserahterimakan dalam suatu upacara serah terima jabatan di Markas Satban Koarmabar, Pondok Dayung Jakarta Utara, Rabu (23/12).
Komandan Satban (Dansatban) Koarmabar Kolonel Laut (P) Tri Satria Wijaya bertindak selaku inspektur upacara.Ketiga Komandan yang diserahterimakan, Komandan KRI Barakuda-814 dari Mayor Laut (P) Agustinus Djoko Priyanto, kepada Mayor Laut (P) Eka Prabawa, Komandan KRI Balikpapan-901, dari Mayor Laut (P) Chabib Shofahni kepada Mayot Laut (P) Agus Darmawan, dan Komandan KRI Karang Unarang-985 dari Mayor Laut (P) Agus Lukman kepada Mayor Laut (P) Dicky Dharwaly, SH.
Dalam amanatnya, Dansatban Koarmabar mengatakan, KRI Barakuda-814, KRI Balikpapan-901, dan KRI Karang Unarang-985, mempunyai arti penting sebagai kapal pendukung yang sewaktu-waktu harus siap dioperasikan, disamping itu juga menjadi kekuatan pertahanan di bidang maritim.
Tugas tersebut bukanlah tugas yang ringan, sehinga menuntut semangat juang yang tinggi, sikap patriotik, berani dan tahan uji serta semangat untuk maju dengan disiplin, loyalitas dan dedikasi yang tinggi.
Dengan segala keterbatasan dan kondisi teknis yang ada, KRI unsur Satuan Bantu (Satban) Koarmabar telah dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.
Keberhasilan tersebut banyak ditentukan karena adanya integrasi usaha serta sinergi pemikiran antar personil maupun KRI yang bersifat lintas fungsi dengan tingkat akurasi yang tinggi dalam nuansa kekompakan antar departemen, kebersamaan dan kekeluargaan tanpa mengabaikan keberadaan fungsi dan peran KRI.
Upacara tersebut diikuti seluruh personel di jajaran Satuan Kapal Bantu Koarmabar.
POS KOTA
PBB Akui Standar Kelayakan Peralatan TNI
Tim COE Periksa Kesiapan Peralatan TNI (Foto: Puspen TNI)
23 Desember 2009, Kongo -- Tim COE (Contingent Owned Equipment) misi PBB di Kongo terdiri dari Mr. Aguda (Filipina), Mr. Jovanic (Rusia) dan Miss Cristhina (Serbia) selama dua hari, Selasa, 22 Desember 2009 memeriksa dan menilai seluruh kelayakan dan kemampuan peralatan, khususnya alat-alat berat yang dimiliki oleh Satuan Tugas (Satgas) Zeni TNI Kontingen Garuda (Konga) XX-G/Monuc yang berada di Dungu - Kongo.
Pemerikasaan terhadap seluruh peralatan Kontingen Indonesia oleh Tim COE dari Markas Besar MONUC (Mission de I’Organisation des Nations Unies en Republique Democratique du Congo/misi PBB di Kongo) merupakan kegiatan rutin per tiga bulan yang dilaksanakan PBB guna melihat kemampuan dan kesiapan alat berat, peralatan medis, peralatan EOD (Explosive Ordnance Disposal) dan alat pendukung lainnya dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh PBB kepada Pemerintah Indonesia dalam misi perdamaian.
Tim inspeksi PBB juga memeriksa perlengkapan setiap prajurit yang tergabung dalam Satgas Kompi Zeni TNI. Sesuai standar PBB, setiap personel pasukan penjaga perdamaian PBB harus dilengkapi dengan perlengkapan perorangan lapangan yang terdiri dari helm tempur, rompi anti peluru, jaket tempur, pakaian dinas lapangan, sepatu lapangan, jas hujan, sleeping bag, ransel, kelambu lapangan, veldples, senter militer, peralatan survival, perlengkapan P3K dan lain-lain.
Menurut Tim COE yang diketuai oleh Mr Jovanic, Kontingen Indonesia dinilai sangat baik karena peralatan yang dioperasikan oleh Kontingan Garuda XX-G sesuai dengan standard kelayakan PBB.
Indonesia juga mampu memelihara alat-alat berat, alat-alat medis, alat EOD dan alat lainnya, sehingga Kontingen Garuda XX-G/Monuc mampu melaksanakan tugas di lapangan dengan maksimal.
Setelah hampir dua bulan melaksanakan tugas di Kongo, Kontingen Indonesia dinilai mampu mempertahankan dan melaksanakan standar operasional yang telah ditentukan oleh PBB.
Oleh karena itu, Tim COE mengharapkan Kontingen Indonesia dapat mempertahankan dan bahkan dapat meningkatkan kesiapannya dalam menghadapi tugas-tugas yang diberikan oleh PBB dimasa yang akan datang.
VIVAnews
23 Desember 2009, Kongo -- Tim COE (Contingent Owned Equipment) misi PBB di Kongo terdiri dari Mr. Aguda (Filipina), Mr. Jovanic (Rusia) dan Miss Cristhina (Serbia) selama dua hari, Selasa, 22 Desember 2009 memeriksa dan menilai seluruh kelayakan dan kemampuan peralatan, khususnya alat-alat berat yang dimiliki oleh Satuan Tugas (Satgas) Zeni TNI Kontingen Garuda (Konga) XX-G/Monuc yang berada di Dungu - Kongo.
Pemerikasaan terhadap seluruh peralatan Kontingen Indonesia oleh Tim COE dari Markas Besar MONUC (Mission de I’Organisation des Nations Unies en Republique Democratique du Congo/misi PBB di Kongo) merupakan kegiatan rutin per tiga bulan yang dilaksanakan PBB guna melihat kemampuan dan kesiapan alat berat, peralatan medis, peralatan EOD (Explosive Ordnance Disposal) dan alat pendukung lainnya dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh PBB kepada Pemerintah Indonesia dalam misi perdamaian.
Tim inspeksi PBB juga memeriksa perlengkapan setiap prajurit yang tergabung dalam Satgas Kompi Zeni TNI. Sesuai standar PBB, setiap personel pasukan penjaga perdamaian PBB harus dilengkapi dengan perlengkapan perorangan lapangan yang terdiri dari helm tempur, rompi anti peluru, jaket tempur, pakaian dinas lapangan, sepatu lapangan, jas hujan, sleeping bag, ransel, kelambu lapangan, veldples, senter militer, peralatan survival, perlengkapan P3K dan lain-lain.
Menurut Tim COE yang diketuai oleh Mr Jovanic, Kontingen Indonesia dinilai sangat baik karena peralatan yang dioperasikan oleh Kontingan Garuda XX-G sesuai dengan standard kelayakan PBB.
Indonesia juga mampu memelihara alat-alat berat, alat-alat medis, alat EOD dan alat lainnya, sehingga Kontingen Garuda XX-G/Monuc mampu melaksanakan tugas di lapangan dengan maksimal.
Setelah hampir dua bulan melaksanakan tugas di Kongo, Kontingen Indonesia dinilai mampu mempertahankan dan melaksanakan standar operasional yang telah ditentukan oleh PBB.
Oleh karena itu, Tim COE mengharapkan Kontingen Indonesia dapat mempertahankan dan bahkan dapat meningkatkan kesiapannya dalam menghadapi tugas-tugas yang diberikan oleh PBB dimasa yang akan datang.
VIVAnews
Presiden Minta TNI dan Polri Kompak
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, memberikan tanda pangkat kepada lulusan terbaik perwira remaja Akademi Kepolisian pada upacara Praspa (Prasetya Perwira) dan Pelantikan TNI-Polri 2009, di Dermaga Ujung Koarmatim TNI AL, Rabu (23/12). Sebanyak 1.092 perwira remaja dari Akademi TNI dan Polri, dilantik dan diambil sumpahnya oleh Presden RI. (Foto: ANTARA/Bhakti Pundhowo/EI/pd/09)
23 Desember 2009, Surabaya - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk selalu menjaga kekompakan.
Ketika memberi amanat sebagai inspektur upacara pada prasetya perwira (praspa) TNI dan pelantikan perwira TNI-Polri di Dermaga Ujung, Markas Komanda Armada Kawasan Indonesia Timur, Surabaya, Rabu, Presiden juga meminta agar TNI memelihara kekompakan di dalam internal mereka sendiri.
"Pelihara kekompakan sesama TNI dan juga antara TNI dan Polri. Jaga amanat masing-masing sesuai konstitusi dan undang-undang yang berlaku," ujarnya.
Presiden Yudhoyono dalam amanatnya menekankan pentingnya peran TNI dan Polri dalam menciptakan stabilitas serta memelihara ketertiban dan keamanan nasional.
Untuk itu, ia berharap jajaran TNI-Polri dapat mengemban tugas masing-masing secara sungguh-sungguh dan bertanggung jawab.
Dalam mengemban tugas, TNI dan Polri juga diharapkan Presiden dapat merespons dinamika dunia yang terus berubah.
TNI dan Polri diharapkan dapat secara cerdas dan tepat mengikuti dinamika dunia, sehingga kepentingan nasional dapat terus dicapai dan dipertahankan.
Perwira remaja dari kadet AKMIL, melakukan sujud syukur bersama usai upacara Praspa (Prasetya Perwira) dan Pelantikan TNI-Polri 2009. (Foto: ANTARA/Bhakti Pundhowo/EI/pd/09)
Perwira remaja dari kadet AAL, melakukan tradisi lempar topi usai upacara Praspa (Prasetya Perwira) dan Pelantikan TNI-Polri 2009. (Foto: ANTARA/Bhakti Pundhowo/EI/pd/09)
Sebanyak 1.092 taruna akademi TNi dan Polri lulusan tahun 2009 menjalani pelantikan dan pengucapan sumpah atau prasetya perwira (praspa) dalam upacara pelantikan yang dipimpin oleh Presiden .
Taruna tersebut terdiri atas 275 taruna akademi militer, 195 taruna akademi angkatan laut, 123 taruna angkatan udara, serta 434 taruna akademi polisi dan 65 taruni akademi polisi.
Presiden pada acara itu juga memberikan penghargaan kepada penerima Adhi Makayasa atau lulusan terbaik akademi TNI dan Akademi polisi tahun angkatan 2009, yaitu Sematutar Aminto Suryo Mutiara dari akademi militer, Sermatukad Aldwin Hafids Harsandy dari Akademi Angkatan Laut, Sermatukar Bayu Anugrah Rahardjo Putra dari Akademi Angkatan Udara, dan Brigtutar Tiksnarto Andaru Rahutomo serta Brigtutar Riyanto dari Akademi Polisi.
ANTARA JATIM
23 Desember 2009, Surabaya - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk selalu menjaga kekompakan.
Ketika memberi amanat sebagai inspektur upacara pada prasetya perwira (praspa) TNI dan pelantikan perwira TNI-Polri di Dermaga Ujung, Markas Komanda Armada Kawasan Indonesia Timur, Surabaya, Rabu, Presiden juga meminta agar TNI memelihara kekompakan di dalam internal mereka sendiri.
"Pelihara kekompakan sesama TNI dan juga antara TNI dan Polri. Jaga amanat masing-masing sesuai konstitusi dan undang-undang yang berlaku," ujarnya.
Presiden Yudhoyono dalam amanatnya menekankan pentingnya peran TNI dan Polri dalam menciptakan stabilitas serta memelihara ketertiban dan keamanan nasional.
Untuk itu, ia berharap jajaran TNI-Polri dapat mengemban tugas masing-masing secara sungguh-sungguh dan bertanggung jawab.
Dalam mengemban tugas, TNI dan Polri juga diharapkan Presiden dapat merespons dinamika dunia yang terus berubah.
TNI dan Polri diharapkan dapat secara cerdas dan tepat mengikuti dinamika dunia, sehingga kepentingan nasional dapat terus dicapai dan dipertahankan.
Perwira remaja dari kadet AKMIL, melakukan sujud syukur bersama usai upacara Praspa (Prasetya Perwira) dan Pelantikan TNI-Polri 2009. (Foto: ANTARA/Bhakti Pundhowo/EI/pd/09)
Perwira remaja dari kadet AAL, melakukan tradisi lempar topi usai upacara Praspa (Prasetya Perwira) dan Pelantikan TNI-Polri 2009. (Foto: ANTARA/Bhakti Pundhowo/EI/pd/09)
Sebanyak 1.092 taruna akademi TNi dan Polri lulusan tahun 2009 menjalani pelantikan dan pengucapan sumpah atau prasetya perwira (praspa) dalam upacara pelantikan yang dipimpin oleh Presiden .
Taruna tersebut terdiri atas 275 taruna akademi militer, 195 taruna akademi angkatan laut, 123 taruna angkatan udara, serta 434 taruna akademi polisi dan 65 taruni akademi polisi.
Presiden pada acara itu juga memberikan penghargaan kepada penerima Adhi Makayasa atau lulusan terbaik akademi TNI dan Akademi polisi tahun angkatan 2009, yaitu Sematutar Aminto Suryo Mutiara dari akademi militer, Sermatukad Aldwin Hafids Harsandy dari Akademi Angkatan Laut, Sermatukar Bayu Anugrah Rahardjo Putra dari Akademi Angkatan Udara, dan Brigtutar Tiksnarto Andaru Rahutomo serta Brigtutar Riyanto dari Akademi Polisi.
ANTARA JATIM
Fly Past Pesawat Tempur
Pesawat F-16 Fighting Falcon, taxi akan memasuki shelter setelah melaksanakan terbang fly past di Dermaga Ujung Surabaya, Rabu, (23/12). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)
23 Desember 2009, Madiun -- Sejumlah pesawat tempur melaksanakan Fly Past dalam acara Praspa TNI dan Polri 2009. Bertolak dari Landasan Pacu Lanud Iswahjudi, Magetan menuju Dermaga Ujung, Surabaya-Jawa Timur.
Lanud Iswahjudi mengerahkan sebelas pesawat tempur untuk melaksanakan tugas fly past, dalam rangka memeriahkan acara Praspa TNI dan Polri tahun 2009, Rabu (23/12) di dermaga Ujung, Surabaya.
Ke sebelas pesawat tempur tersebut terdiri dari tiga jenis yakni F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3, F-5 TigerII dari Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi dan Sukhoi Su-30 dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, masing-masing empat, empat dan tiga pesawat.
Semuanya bertolak dari landasan pacu Lanud Iswahjudi, berturut-turut F-16 Fighting Falcon, terdiri dari TS-1603 diawaki oleh Mayor Pnb Ali S. dan Kapten Pnb Apri, TS-1611 Kapten Pnb Anjar, TS-1605 Lettu Pnb Agus dan TS-1602 oleh Mayor Pnb Firman dan Mayor Pnb Mayzir, take off pukul 08.38 waktu setempat.
Menyusul sesudahnya F-5 Tiger II terdiri dari TS-0514 dipiloti oleh Komandan Skadron Udara 14 Mayor Pnb Budi A. dan Lettu Pnb Arfi, TS-0501 Lettu Pnb Suta, TS-0516 Mayor Pnb Arif dan Lettu Pnb Hendri dan TS-0509 oleh Lettu Pnb Ferel, mengudara pukul 08.10.
Sukhoi Su-30 fly past. (Foto: detikSurabaya/Zainal Effendi)
Sedangkan Sukhoi SU-30 terdiri dari TS-3003 dipiloti Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb Toni dan Mayor Pnb Tamboto, TS-3001 Mayor Pnb Untung S. dan Lettu Baskoro, TS-0305 oleh Mayor Pnb Dedy dan Lettu Pnb Gusti, take off pukul 08.43.
Usai Fly Past dengan Formasi Box di atas lokasi upacara Praspa Akademi TNI dan Polri dermaga Ujung Surabaya semua pesawat lansung kembali dan landing pada pukul 09.20 untuk F-16 Fighting Falcon, disusul F-5 TigerII pukul 09.32 dan terakhir Sukhoi SU-30 pada pukul 09.51, semua dalam keadaan aman.
Kepala Dinas Operasi Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Andyawan M.P. saat mengakhiri briefing pagi sebelum penerbangan menyampaikan pesan kepada para pilot yang akan melaksanakan tugas fly past Praspa Akademi TNI dan Polri 2009, agar mengawali kegitan dengan semangat dan diakhiri dengan selamat.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
23 Desember 2009, Madiun -- Sejumlah pesawat tempur melaksanakan Fly Past dalam acara Praspa TNI dan Polri 2009. Bertolak dari Landasan Pacu Lanud Iswahjudi, Magetan menuju Dermaga Ujung, Surabaya-Jawa Timur.
Lanud Iswahjudi mengerahkan sebelas pesawat tempur untuk melaksanakan tugas fly past, dalam rangka memeriahkan acara Praspa TNI dan Polri tahun 2009, Rabu (23/12) di dermaga Ujung, Surabaya.
Ke sebelas pesawat tempur tersebut terdiri dari tiga jenis yakni F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3, F-5 TigerII dari Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi dan Sukhoi Su-30 dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, masing-masing empat, empat dan tiga pesawat.
Semuanya bertolak dari landasan pacu Lanud Iswahjudi, berturut-turut F-16 Fighting Falcon, terdiri dari TS-1603 diawaki oleh Mayor Pnb Ali S. dan Kapten Pnb Apri, TS-1611 Kapten Pnb Anjar, TS-1605 Lettu Pnb Agus dan TS-1602 oleh Mayor Pnb Firman dan Mayor Pnb Mayzir, take off pukul 08.38 waktu setempat.
Menyusul sesudahnya F-5 Tiger II terdiri dari TS-0514 dipiloti oleh Komandan Skadron Udara 14 Mayor Pnb Budi A. dan Lettu Pnb Arfi, TS-0501 Lettu Pnb Suta, TS-0516 Mayor Pnb Arif dan Lettu Pnb Hendri dan TS-0509 oleh Lettu Pnb Ferel, mengudara pukul 08.10.
Sukhoi Su-30 fly past. (Foto: detikSurabaya/Zainal Effendi)
Sedangkan Sukhoi SU-30 terdiri dari TS-3003 dipiloti Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb Toni dan Mayor Pnb Tamboto, TS-3001 Mayor Pnb Untung S. dan Lettu Baskoro, TS-0305 oleh Mayor Pnb Dedy dan Lettu Pnb Gusti, take off pukul 08.43.
Usai Fly Past dengan Formasi Box di atas lokasi upacara Praspa Akademi TNI dan Polri dermaga Ujung Surabaya semua pesawat lansung kembali dan landing pada pukul 09.20 untuk F-16 Fighting Falcon, disusul F-5 TigerII pukul 09.32 dan terakhir Sukhoi SU-30 pada pukul 09.51, semua dalam keadaan aman.
Kepala Dinas Operasi Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Andyawan M.P. saat mengakhiri briefing pagi sebelum penerbangan menyampaikan pesan kepada para pilot yang akan melaksanakan tugas fly past Praspa Akademi TNI dan Polri 2009, agar mengawali kegitan dengan semangat dan diakhiri dengan selamat.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
KRI Teluk Ratai-509 Lakukan Uji Penembakan
KRI Teluk Tomini-509 jenis LST kelas Teluk Langsa, sekelas dengan KRI Teluk Ratai-509. Kedua kapal perang ini eks-AL Amerika buatan tahun 1940-an. Tujuh kapal LST kelas Teluk Langsa akan dipensiunkan dari jajaran TNI AL digantikan LST modern mempunyai panjang 117 meter buatan PT. PAL Indonesia. (Foto: TNI AL)
23 Desember 2009, Jakarta -- KRI Teluk Ratai-509 jenis LST dalam Latihan Pratugas Angkutan Laut Militer 2009 yang digelar Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) melaksanakan uji coba senjata kaliber 37 mm dalam manuver lapangan (Manlap) di perairan Laut Jawa, Selasa (22/10).
Uji coba penembakan senjata tersebut sebagai salah satu materi latihan yang dilaksanakan dalam rangka memelihara dan meningkatkan kemampuan personel dalam mengawaki persenjataan di KRI. Selain itu melaksnakan berbagai pentahapan mulai peran kesiapan kapal berlayar dan bertempur, manuvra taktis membentuk konvoi unsur kapal perang dengan kapal perang lainnya yang terlibat dalam latihan.
Demikian pula prosedur taktis dalam menghadapi bahaya serangan udara yang disimulasikan pada saat mengangkut pasukan dalam rangka pendaratan administrasi yang tergabung dalam satuan tugas maupun dalam melaksanakan tugas angkutan militer ke seluruh wilayah perairan Indonesia, jelas Kadispen Kolinlamil Letkol Laut (Kh) Drs Agus Cahyono.
KRI Teluk Ratai-509 yang diproduksi tahun 1942 dan dioperasikan lebih dari 40 tahun tersebut dilibatkan dalam Latihan Pratugas itu dalam rangka mendukung kesiapan operasional KRI dalam rangka melaksanakan tugas mendukung operasi militer (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP).
KRI Teluk Ratai-509 dibawah Komandan Letkol Laut (P) M Bahrudin sehari-hari berpangkalan di Surabaya tersebut memiliki spesifikasi panjang 99,75 metar dan lebar 15,50 meter dan dapat mencapai kemampuan berlayar ekonomis sampai dengan 9 knot per jam.
Kapal perang Alut lama dibawah pembinaan Satuan Lintas Laut (Satlinlamil) Surabaya tersebut sampai saat ini memiliki jam berlayar yang cukup tinggi sepanjang tahun 2009 khususnya dalam melaksanakan operasi angkutan pasukan di perbatasan di pulau-pulau terluar dan angkut pasukan ke daerah rawan di seluruh wilayah Indonesia.
PELITA
23 Desember 2009, Jakarta -- KRI Teluk Ratai-509 jenis LST dalam Latihan Pratugas Angkutan Laut Militer 2009 yang digelar Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) melaksanakan uji coba senjata kaliber 37 mm dalam manuver lapangan (Manlap) di perairan Laut Jawa, Selasa (22/10).
Uji coba penembakan senjata tersebut sebagai salah satu materi latihan yang dilaksanakan dalam rangka memelihara dan meningkatkan kemampuan personel dalam mengawaki persenjataan di KRI. Selain itu melaksnakan berbagai pentahapan mulai peran kesiapan kapal berlayar dan bertempur, manuvra taktis membentuk konvoi unsur kapal perang dengan kapal perang lainnya yang terlibat dalam latihan.
Demikian pula prosedur taktis dalam menghadapi bahaya serangan udara yang disimulasikan pada saat mengangkut pasukan dalam rangka pendaratan administrasi yang tergabung dalam satuan tugas maupun dalam melaksanakan tugas angkutan militer ke seluruh wilayah perairan Indonesia, jelas Kadispen Kolinlamil Letkol Laut (Kh) Drs Agus Cahyono.
KRI Teluk Ratai-509 yang diproduksi tahun 1942 dan dioperasikan lebih dari 40 tahun tersebut dilibatkan dalam Latihan Pratugas itu dalam rangka mendukung kesiapan operasional KRI dalam rangka melaksanakan tugas mendukung operasi militer (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP).
KRI Teluk Ratai-509 dibawah Komandan Letkol Laut (P) M Bahrudin sehari-hari berpangkalan di Surabaya tersebut memiliki spesifikasi panjang 99,75 metar dan lebar 15,50 meter dan dapat mencapai kemampuan berlayar ekonomis sampai dengan 9 knot per jam.
Kapal perang Alut lama dibawah pembinaan Satuan Lintas Laut (Satlinlamil) Surabaya tersebut sampai saat ini memiliki jam berlayar yang cukup tinggi sepanjang tahun 2009 khususnya dalam melaksanakan operasi angkutan pasukan di perbatasan di pulau-pulau terluar dan angkut pasukan ke daerah rawan di seluruh wilayah Indonesia.
PELITA
Yunus “Bradox” Raih 1000 Jam Terbang
Kepala Dinas Operasi Kolonel Pnb Andyawan M.P., menyiram air kembang kepada Kapten Pnb M Yunus “Bradox” di Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Selasa, (22/12). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)
23 Desember 2009, Madiun -- Tanggal 22 Desember bagi Kapten Pnb Yunus merupakan hari yang mengesankan, selain sebagai hari ibu yang diperingati secara nasional tanggal tersebut, “Yunus” panggilan akrapnya telah berhasil meraih 1000 jam terbang dengan menggunakan pesawat tempur F-5 Tiger II.
Setelah bergabung menjadi penerbang tempur di Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, selama kurang lebih lima Tahun, Kapten Pnb Yunus telah menorehkan prestasi dengan meraih 1000 jam terbang pesawat tempur F-5/Tiger II, untuk mengenang momen tersebut ditandai dengan upacara tradisi peyiraman air kembang oleh Kepala Dinas Operasi Kolonel Pnb Andyawan M.P., Selasa (22/12).
F-5. (Foto: TNI AU)
Walaupun di tengah keterbatasan jumlah dan jam terbang, ternyata bukan menjadi penghalang, bagi “Bradox” untuk meraih prestasi 1000 jam terbang. Pria kelahiran Bojonegoro tepatnya 2 Nopember 1978 ini merupakan alumnus AAU 2001 dan sekbang angkatan 66 tahun 2003.
Dalam sambutan singkatnya Kadisops Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Andyawan M.P., mengatakan, dengan adanya keterbatasan jumlah dan jam terbang ternyata Kapten Pnb M Yunus masih bisa meraih prestasi 1000 jam terbang, diharapkan kedepan yang bersangkutan semakin professional.
Kapten Pnb M Yunus “Bradox”, yang sehari-harinya menjabat sebagai Kasubsi Opsud Siops Disops skadron Udara 14, merupakan anak dari pasangan Iksan dan Rukiyah telah beristrikan Oktavia Provitasari dan telah dikaruniai seorang anak M Attaya Savakila Yunus (4 th). Setelah upacara tradisi Kapten Pnb M Yunus mengatakan “ingin menjadi prajurit yang professional” harapnya.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
23 Desember 2009, Madiun -- Tanggal 22 Desember bagi Kapten Pnb Yunus merupakan hari yang mengesankan, selain sebagai hari ibu yang diperingati secara nasional tanggal tersebut, “Yunus” panggilan akrapnya telah berhasil meraih 1000 jam terbang dengan menggunakan pesawat tempur F-5 Tiger II.
Setelah bergabung menjadi penerbang tempur di Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, selama kurang lebih lima Tahun, Kapten Pnb Yunus telah menorehkan prestasi dengan meraih 1000 jam terbang pesawat tempur F-5/Tiger II, untuk mengenang momen tersebut ditandai dengan upacara tradisi peyiraman air kembang oleh Kepala Dinas Operasi Kolonel Pnb Andyawan M.P., Selasa (22/12).
F-5. (Foto: TNI AU)
Walaupun di tengah keterbatasan jumlah dan jam terbang, ternyata bukan menjadi penghalang, bagi “Bradox” untuk meraih prestasi 1000 jam terbang. Pria kelahiran Bojonegoro tepatnya 2 Nopember 1978 ini merupakan alumnus AAU 2001 dan sekbang angkatan 66 tahun 2003.
Dalam sambutan singkatnya Kadisops Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Andyawan M.P., mengatakan, dengan adanya keterbatasan jumlah dan jam terbang ternyata Kapten Pnb M Yunus masih bisa meraih prestasi 1000 jam terbang, diharapkan kedepan yang bersangkutan semakin professional.
Kapten Pnb M Yunus “Bradox”, yang sehari-harinya menjabat sebagai Kasubsi Opsud Siops Disops skadron Udara 14, merupakan anak dari pasangan Iksan dan Rukiyah telah beristrikan Oktavia Provitasari dan telah dikaruniai seorang anak M Attaya Savakila Yunus (4 th). Setelah upacara tradisi Kapten Pnb M Yunus mengatakan “ingin menjadi prajurit yang professional” harapnya.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
AU Rusia Terima Batch Terakhir Su-24M2
Sukhoi Su-24 melakukan pengisian bahan bakar di udara. (Foto: Sukhoi)
23 Desember 2009 – Angkatan Udara Rusia menerima batch terakhir pembom Sukhoi Su-24M2 setelah diperbaiki dan dimodernisasi oleh V.P.Chkalov Novosibirsk Aircraft Production Association (NAPO) di Novosibirsk .
NAPO mendapatkan kontrak mengupgrade Su-24 dengan melengkapi peralatan dan sistem baru untuk meningkatkan kemampuan dan effisiensi pertempuran.
Su-24M2 pembom segala cuaca dapat dioperasikan siang maupun malam, dilengkapi avionik yang tingkatkan kemampuannya, GPS dan GLONASS, head-up display (HUD), serta dipersenjatai senjata canggih.
Pembom Sukhoi Su-24 dibuat oleh bekas Uni Sovyet pada periode tahun 1970-an dan 1980-an.
Sukhoi Su-34 pembom terbaru AU Rusia. (Foto: Sukhoi)
NAPO juga mulai memproduksi pembom modern Su-34. Departemen Pertahanan Rusia dan Perusahaan Sukhoi menandatangani kontrak pembelian 32 Su-34 untuk digunakan AU Rusia.
Su-34 jet tempur-pembom dirancang menyerang sasaran yang dilindungi pertahanan udara yang kuat, sasaran darat dan laut pada misi solo atau grup dengan kondisi segala cuaca, siang maupun malam.
Sukhoi/@beritahankam
23 Desember 2009 – Angkatan Udara Rusia menerima batch terakhir pembom Sukhoi Su-24M2 setelah diperbaiki dan dimodernisasi oleh V.P.Chkalov Novosibirsk Aircraft Production Association (NAPO) di Novosibirsk .
NAPO mendapatkan kontrak mengupgrade Su-24 dengan melengkapi peralatan dan sistem baru untuk meningkatkan kemampuan dan effisiensi pertempuran.
Su-24M2 pembom segala cuaca dapat dioperasikan siang maupun malam, dilengkapi avionik yang tingkatkan kemampuannya, GPS dan GLONASS, head-up display (HUD), serta dipersenjatai senjata canggih.
Pembom Sukhoi Su-24 dibuat oleh bekas Uni Sovyet pada periode tahun 1970-an dan 1980-an.
Sukhoi Su-34 pembom terbaru AU Rusia. (Foto: Sukhoi)
NAPO juga mulai memproduksi pembom modern Su-34. Departemen Pertahanan Rusia dan Perusahaan Sukhoi menandatangani kontrak pembelian 32 Su-34 untuk digunakan AU Rusia.
Su-34 jet tempur-pembom dirancang menyerang sasaran yang dilindungi pertahanan udara yang kuat, sasaran darat dan laut pada misi solo atau grup dengan kondisi segala cuaca, siang maupun malam.
Sukhoi/@beritahankam
Kodam V/Brawijaya Dukung Alutsista Dalam Negeri
Panser Anoa. (Foto: beritahankam)
22 Desember 2009, Surabaya -- Komando Daerah Militer (Kodam) V/Brawijaya selaku penanggungjawab keamanan di wilayah Jawa Timur mendukung sepenuhnya pemakaian alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan dalam negeri.
"Beberapa waktu lalu, kami mendapatkan dua panser Anoa buatan PT Pindad. Panser ini sangat tangguh dan kuat. Makanya kami mendukung pemakaian alutsista produk dalam negeri," kata Panglima Kodam V/Brawijaya, Mayjen TNI Suwarno, di Surabaya, Selasa.
Ia menyebutkan, untuk satu batalion Kodam V/Brawijaya membutuhkan 56 unit panser, sedangkan satu kompi sebanyak 17 unit panser.
"Dari jumlah tersebut saat ini hanya dua panser yang buatan dalam negeri. Terserah, kapan kami diberi bantuan panser lagi semua tergantung skala prioritas," katanya.
Suwarno mengharapkan, ke depan Indonesia bisa terus menciptakan amunisi dan alutsista untuk mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.
Ia menjelaskan, panser Anoa tampilannya tidak kalah dengan panser sejenis buatan Eropa dan sama-sama beroda enam.
Bagian dalam panser Anoa. (Foto: beritahankam)
Kendaraan tempur buatan Pindad itu mampu melaju dengan kecepatan 90 kilometer per jam. Anoa juga mampu melompati parit selebar satu meter dan melintasi tanjakan dengan kemiringan 45 derajat.
Bodi Anoa dilapisi baja tahan peluru yang ditembakkan dari senapan AK-47 atau M-16. Suspensi Anoa juga terbilang empuk karena menggunakan sistem suspensi "Independent Modular" dan "Torsion Bar".
Anoa dilengkapi sistem navigasi generasi terbaru ditambah alat komunikasi "antijamming". Panser Anoa bisa berfungsi sebagai pembawa pasukan, kendaraan komando, dan rumah sakit berjalan di medan tempur.
Anoa dipersenjatai senapan mesin 7,62 mm dan 12,7 mm untuk varian infanteri dan "Automotic Granade Launcher" (AGL) 40 mm untuk varian kavaleri.
Keberhasilan PT Pindan dalam memproduksi panser Anoa itu menandai perwujudan kemandirian dalam negeri di bidang alutsista.
Meskipun demikian, PT Pindad belum sepenuhnya mandiri. Beberapa komponen masih diambil dari pabrikan Renault, seperti mesin, transmisi otomatis, dan suspensi.
"Namun, kami optimistis seluruh komponen alutsista produk PT Pindad akan dicukupi dari industri dalam negeri," kata Suwarno.
Bahkan, PT Krakatau Steel siap memenuhi kebutuhan baja PT Pindad yang akan digunakan untuk memproduksi panser Anoa.
Sementara itu, Departemen Pertahanan telah mengalokasikan dana Rp1,129 triliun untuk pembelian 154 unit Anoa ini yang diharapkan selesai pada akhir 2009.
ANTARA JATIM
22 Desember 2009, Surabaya -- Komando Daerah Militer (Kodam) V/Brawijaya selaku penanggungjawab keamanan di wilayah Jawa Timur mendukung sepenuhnya pemakaian alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan dalam negeri.
"Beberapa waktu lalu, kami mendapatkan dua panser Anoa buatan PT Pindad. Panser ini sangat tangguh dan kuat. Makanya kami mendukung pemakaian alutsista produk dalam negeri," kata Panglima Kodam V/Brawijaya, Mayjen TNI Suwarno, di Surabaya, Selasa.
Ia menyebutkan, untuk satu batalion Kodam V/Brawijaya membutuhkan 56 unit panser, sedangkan satu kompi sebanyak 17 unit panser.
"Dari jumlah tersebut saat ini hanya dua panser yang buatan dalam negeri. Terserah, kapan kami diberi bantuan panser lagi semua tergantung skala prioritas," katanya.
Suwarno mengharapkan, ke depan Indonesia bisa terus menciptakan amunisi dan alutsista untuk mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.
Ia menjelaskan, panser Anoa tampilannya tidak kalah dengan panser sejenis buatan Eropa dan sama-sama beroda enam.
Bagian dalam panser Anoa. (Foto: beritahankam)
Kendaraan tempur buatan Pindad itu mampu melaju dengan kecepatan 90 kilometer per jam. Anoa juga mampu melompati parit selebar satu meter dan melintasi tanjakan dengan kemiringan 45 derajat.
Bodi Anoa dilapisi baja tahan peluru yang ditembakkan dari senapan AK-47 atau M-16. Suspensi Anoa juga terbilang empuk karena menggunakan sistem suspensi "Independent Modular" dan "Torsion Bar".
Anoa dilengkapi sistem navigasi generasi terbaru ditambah alat komunikasi "antijamming". Panser Anoa bisa berfungsi sebagai pembawa pasukan, kendaraan komando, dan rumah sakit berjalan di medan tempur.
Anoa dipersenjatai senapan mesin 7,62 mm dan 12,7 mm untuk varian infanteri dan "Automotic Granade Launcher" (AGL) 40 mm untuk varian kavaleri.
Keberhasilan PT Pindan dalam memproduksi panser Anoa itu menandai perwujudan kemandirian dalam negeri di bidang alutsista.
Meskipun demikian, PT Pindad belum sepenuhnya mandiri. Beberapa komponen masih diambil dari pabrikan Renault, seperti mesin, transmisi otomatis, dan suspensi.
"Namun, kami optimistis seluruh komponen alutsista produk PT Pindad akan dicukupi dari industri dalam negeri," kata Suwarno.
Bahkan, PT Krakatau Steel siap memenuhi kebutuhan baja PT Pindad yang akan digunakan untuk memproduksi panser Anoa.
Sementara itu, Departemen Pertahanan telah mengalokasikan dana Rp1,129 triliun untuk pembelian 154 unit Anoa ini yang diharapkan selesai pada akhir 2009.
ANTARA JATIM
Pertahanan untuk Dukung Diplomasi
KRI Singa. (Foto: TNI AL)
23 Desember 2009, Jakarta -- Lemahnya kondisi alat utama sistem senjata atau alutsista Indonesia tidak saja membuat kurangnya kemampuan pertahanan Indonesia, tetapi hal itu berikutnya juga melemahkan kemampuan diplomasi Indonesia.
Hal itu terungkap dari buku Tragedi dan Strategi Pertahanan Nasional karya Yusron Ihza, mantan Wakil Ketua Komisi I DPR, yang diluncurkan di Jakarta, Senin (21/12) malam.
Dalam pengantarnya, Yusron menyebutkan bahwa kalau mau, sebenarnya ada banyak alutsista yang sudah bisa dibuat atau dirawat oleh industri dalam negeri. Namun, kenyataannya hal ini masih sulit dilakukan. Melalui wawancara dengan pimpinan PT PAL, juga PT DI, ia diyakinkan bahwa industri dalam negeri dapat menyediakan kapal patroli, bahkan korvet, juga pesawat patroli maritim, untuk TNI AL. Kapal selam pun bisa dirawat sendiri di dalam negeri.
Sementara menyangkut kaitan antara pertahanan dan diplomasi, Yusron yang pernah memimpin delegasi Komisi I DPR ke Malaysia dalam upaya meredakan ketegangan di Ambalat menyebutkan, seandainya pertahanan Indonesia kuat, postur diplomasi Indonesia pun ketika berhadapan dengan Malaysia akan lebih kuat.
Ke depan, Yusron berharap Indonesia bisa merumuskan cetak biru pertahanan agar dapat dibangun postur pertahanan yang sesuai dengan tuntutan zaman. Mengikuti Undang-Undang No 3/2002 tentang Pertahanan Negara, pertahanan negara memang harus mengikuti kondisi geografis. Namun, dalam diskusi bedah buku dipersoalkan bagaimana kesiapan mengembangkan sistem pertahanan di era keterbatasan dana.
KOMPAS
23 Desember 2009, Jakarta -- Lemahnya kondisi alat utama sistem senjata atau alutsista Indonesia tidak saja membuat kurangnya kemampuan pertahanan Indonesia, tetapi hal itu berikutnya juga melemahkan kemampuan diplomasi Indonesia.
Hal itu terungkap dari buku Tragedi dan Strategi Pertahanan Nasional karya Yusron Ihza, mantan Wakil Ketua Komisi I DPR, yang diluncurkan di Jakarta, Senin (21/12) malam.
Dalam pengantarnya, Yusron menyebutkan bahwa kalau mau, sebenarnya ada banyak alutsista yang sudah bisa dibuat atau dirawat oleh industri dalam negeri. Namun, kenyataannya hal ini masih sulit dilakukan. Melalui wawancara dengan pimpinan PT PAL, juga PT DI, ia diyakinkan bahwa industri dalam negeri dapat menyediakan kapal patroli, bahkan korvet, juga pesawat patroli maritim, untuk TNI AL. Kapal selam pun bisa dirawat sendiri di dalam negeri.
Sementara menyangkut kaitan antara pertahanan dan diplomasi, Yusron yang pernah memimpin delegasi Komisi I DPR ke Malaysia dalam upaya meredakan ketegangan di Ambalat menyebutkan, seandainya pertahanan Indonesia kuat, postur diplomasi Indonesia pun ketika berhadapan dengan Malaysia akan lebih kuat.
Ke depan, Yusron berharap Indonesia bisa merumuskan cetak biru pertahanan agar dapat dibangun postur pertahanan yang sesuai dengan tuntutan zaman. Mengikuti Undang-Undang No 3/2002 tentang Pertahanan Negara, pertahanan negara memang harus mengikuti kondisi geografis. Namun, dalam diskusi bedah buku dipersoalkan bagaimana kesiapan mengembangkan sistem pertahanan di era keterbatasan dana.
KOMPAS
Anggota DPR : Kembalikan Kewibawaan TNI AL
Peresmian kapal perang jenis LPD KRI Banjarmasin. (Foto: bintangrock)
22 Desember 2009, Jakarta -- Anggota Komisi I DPR RI (bidang pertahanan, hubungan luar negeri, intelijen negara, komunikasi dan informatika) Fayakhun Andriadi menyatakan, saatnya Indonesia mengembalikan kejayaan dan kewibawaan TNI Angkatan Laut (AL) untuk menegakkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Ketika saya mengikuti kunjungan kerja (kunker) Komisi I DPR RI ke Nunukan-Tawao (perbatasan RI-Malaysia), saya menyaksikan betapa gagahnya kapal-kapal sejenis korvet dari Tentara Laud Diraja Malaysia (TLDM) berpatroli, sementara kapal-kapal kita perlu mendapat perhatian lebih serius," katanya kepada ANTARA, di Jakarta, Selasa.
Karena itu, dia mendukung terciptanya armada TNI Angkatan Laut yang berwibawa dan disegani di kawasan ini, dengan mulai membangun kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) termasuk kapal-kapal berbagai jenis di dalam negeri.
"Pada dasarnya, negara kita mampu memroduksi sendiri kapal-kapal perang yang dibutuhkan sesuai dengan skala kemampuan masing-masing perusahaan kapal nasional," katanya.
Fayakhun Andiradi menunjuk, selain PT PAL di Surabaya, PT DOK Koja Jakarta, juga ada perusahaan galangan kapal di Batam, Banyuwangi, Makassar, Bitung, hingga Manokwari yang bisa diberdayakan.
"Asalkan ada dukungan berupa `politicall will` pemerintah melalui Departemen Pertahanan (Dephan), Departemen Keuangan (Depkeu), Markas Besar (Mabes) TNI dan TNI Angkatan Laut, perbankan nasional, semuanya bisa. Jangan lagi mengandalkan impor," katanya.
Fayakhun Andriadi menambahkan, Indonesia memang belum mampu membuat kapal-kapal perusak atau sejenis kapal induk.
"Namun, untuk menjaga kedaulatan NKRI dari ancaman `illegal fishing`, perompakan dan penelundupan, pelanggaran batas wilayah, `human trafficking`, tidak memerlukan kapal sekelas kapal perusak, hanya memerlukan sekelas korvet," katanya.
Sejatinya, kata Fayakhun Andriadi, Indonesia sudah mampu membuat sendiri kapal-kapal sekelas korvet itu di dalam negeri.
"Pengalaman ketika kunker di Kalimantan Timur membuktikan, Malaysia juga menggunakan kapal-kapal perang sekelas korvet dalam melakukan patroli mengamankan perairannya. Ternyata ukurannya juga tidak lebih besar dari milik kita. Tetapi, itupun sudah membuat `keder` kapal-kapal perang Indonesia yang sekelas," katanya.
Fayakhun Andriadi berharap, ada keseriusan pemerintah untuk memberdayakan industri alutsista domestik, terutama dalam rangka pengadaan 151 kapal TNI Angkatan Laut dalam tiga tahun ke depan.
ANTARA News
22 Desember 2009, Jakarta -- Anggota Komisi I DPR RI (bidang pertahanan, hubungan luar negeri, intelijen negara, komunikasi dan informatika) Fayakhun Andriadi menyatakan, saatnya Indonesia mengembalikan kejayaan dan kewibawaan TNI Angkatan Laut (AL) untuk menegakkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Ketika saya mengikuti kunjungan kerja (kunker) Komisi I DPR RI ke Nunukan-Tawao (perbatasan RI-Malaysia), saya menyaksikan betapa gagahnya kapal-kapal sejenis korvet dari Tentara Laud Diraja Malaysia (TLDM) berpatroli, sementara kapal-kapal kita perlu mendapat perhatian lebih serius," katanya kepada ANTARA, di Jakarta, Selasa.
Karena itu, dia mendukung terciptanya armada TNI Angkatan Laut yang berwibawa dan disegani di kawasan ini, dengan mulai membangun kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) termasuk kapal-kapal berbagai jenis di dalam negeri.
"Pada dasarnya, negara kita mampu memroduksi sendiri kapal-kapal perang yang dibutuhkan sesuai dengan skala kemampuan masing-masing perusahaan kapal nasional," katanya.
Fayakhun Andiradi menunjuk, selain PT PAL di Surabaya, PT DOK Koja Jakarta, juga ada perusahaan galangan kapal di Batam, Banyuwangi, Makassar, Bitung, hingga Manokwari yang bisa diberdayakan.
"Asalkan ada dukungan berupa `politicall will` pemerintah melalui Departemen Pertahanan (Dephan), Departemen Keuangan (Depkeu), Markas Besar (Mabes) TNI dan TNI Angkatan Laut, perbankan nasional, semuanya bisa. Jangan lagi mengandalkan impor," katanya.
Fayakhun Andriadi menambahkan, Indonesia memang belum mampu membuat kapal-kapal perusak atau sejenis kapal induk.
"Namun, untuk menjaga kedaulatan NKRI dari ancaman `illegal fishing`, perompakan dan penelundupan, pelanggaran batas wilayah, `human trafficking`, tidak memerlukan kapal sekelas kapal perusak, hanya memerlukan sekelas korvet," katanya.
Sejatinya, kata Fayakhun Andriadi, Indonesia sudah mampu membuat sendiri kapal-kapal sekelas korvet itu di dalam negeri.
"Pengalaman ketika kunker di Kalimantan Timur membuktikan, Malaysia juga menggunakan kapal-kapal perang sekelas korvet dalam melakukan patroli mengamankan perairannya. Ternyata ukurannya juga tidak lebih besar dari milik kita. Tetapi, itupun sudah membuat `keder` kapal-kapal perang Indonesia yang sekelas," katanya.
Fayakhun Andriadi berharap, ada keseriusan pemerintah untuk memberdayakan industri alutsista domestik, terutama dalam rangka pengadaan 151 kapal TNI Angkatan Laut dalam tiga tahun ke depan.
ANTARA News
Tuesday, December 22, 2009
Penembakan Udara ke Darat
Inspektur upacara Kolonel Pnb Andyawan M.P., sedang melaksanakan pemeriksaan pasukan pada upacara penutupan latihan menembak di Shelter Skadron udara 14 Lanud Iswahjudi, Selasa, (22/12). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)
22 Desember 2009, Madiun -- Sejumlah pesawat tempur TNI AU melaksanakan penembakan dari udara ke darat, di AWR Pandan Wangi selama dua hari, bertolak dari landasan pacu Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur.
Pesawat-pesawat tempur dari jenis F-16/Fighting Falcon, F-5/Tiger II, Hawk MK-53 dan Sukhoi SU-30 dari Skadron Udara 3,14,15 Lanud Iswahjudi dan Skadron Udara 11 lanud Hasanuddin, melaksanakan penembakan dari udara ke darat dengan sasaran skip.
Penembakan dilaksanakan selam dua hari, Senin-Selasa (21-22/12) di areal Air Weapon Range (AWR) Pandan Wangi Lumajang Jawa Timur. Berupa Rocketing untuk pesawat F-5 Tiger II dan Hawk MK 53 masing-masing 4 sorties sedangkan F-16 dan Sukhoi melaksanakan bombing, masing-masing 5 sorties.
Panglima Komando Operasi Angkatan Udara II Marsekal Muda TNI Yusan Sayuti, dalam sambutannya pada upacara penutupan latihan di Shelter skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Selasa, (22/12) yang dibacakan oleh Inspektur upacara Kolonel Pnb Andyawan M.P., mengatakan bahwa, latihan tersebut sangat penting artinya bagi Koopsau II khususnya, maupun TNI dan Angkatan Udara pada umumnya.
Selain membina professional awak pesawat, sekaligus meningkatkan kesiapsiagaan personel Koopsau II dalam rangka mengamankan wilayah udara nasional yurisdiksi khususnya wilayah timur Indonesia.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
22 Desember 2009, Madiun -- Sejumlah pesawat tempur TNI AU melaksanakan penembakan dari udara ke darat, di AWR Pandan Wangi selama dua hari, bertolak dari landasan pacu Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur.
Pesawat-pesawat tempur dari jenis F-16/Fighting Falcon, F-5/Tiger II, Hawk MK-53 dan Sukhoi SU-30 dari Skadron Udara 3,14,15 Lanud Iswahjudi dan Skadron Udara 11 lanud Hasanuddin, melaksanakan penembakan dari udara ke darat dengan sasaran skip.
Penembakan dilaksanakan selam dua hari, Senin-Selasa (21-22/12) di areal Air Weapon Range (AWR) Pandan Wangi Lumajang Jawa Timur. Berupa Rocketing untuk pesawat F-5 Tiger II dan Hawk MK 53 masing-masing 4 sorties sedangkan F-16 dan Sukhoi melaksanakan bombing, masing-masing 5 sorties.
Panglima Komando Operasi Angkatan Udara II Marsekal Muda TNI Yusan Sayuti, dalam sambutannya pada upacara penutupan latihan di Shelter skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Selasa, (22/12) yang dibacakan oleh Inspektur upacara Kolonel Pnb Andyawan M.P., mengatakan bahwa, latihan tersebut sangat penting artinya bagi Koopsau II khususnya, maupun TNI dan Angkatan Udara pada umumnya.
Selain membina professional awak pesawat, sekaligus meningkatkan kesiapsiagaan personel Koopsau II dalam rangka mengamankan wilayah udara nasional yurisdiksi khususnya wilayah timur Indonesia.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
Empat KRI Laksanakan Manuver Lapangan
KRI Mentawai-959. (Foto: KOLINLAMIL)
22 Desember 2009, Jakarta -- Sedikitnya empat unsur kapal perang jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) dan satuan pasukan setingkat satu Kompi Marinir melaksanakan Manuver Lapangan (Manlap) Latihan Pratugas Satgas Operasi Angkutan Laut Militer 2009 yang digelar Komando Lintas laut Militer (Kolinlamil), tanggal 21-24 Desember 2009 di perairan Laut Jawa, Senin (21/12).
Kegiatan Manlap itu melibatkan kapal perang jenis Bantu Angkut Personel (BAP) KRI Tanjung Nusanive-973, Landing Ship Tank (LST) KRI Teluk Amboina-503 dan KRI Mentawai-959 di bawah pembinaan Satuan Lintas laut Militer (Satlinlamil) Jakarta. Sedangkan dari Satlinlamil Surabaya dilibatkan satu LST KRI Teluk Ratai-509. Latihan yang dilaksanakan selama empat hari tersebut dipimpin Komandan Satgas Kolonel Laut (P) Ken Tri Basuki yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Satuan Laut Militer (Satlinlamil) Jakarta.
Kegiatan latihan pratugas tersebut akan dilaksanakan berbagai kegiatan dengan materi antara lain latihan melewati medan ranjau, prosedur penembakan senjata atas air dan senjata antiudara, penanggulangan kebakaran dan kebocoran, komunikasi taktis, manuvra taktis embarkasi dan debarkasi serta prosedur beaching, jelas Kadispen Kolinlamil Letkol Laut (Kh) Drs Agus Cahyono.
Untuk latihan penembakan yang akan dilaksanakan di Pulau Gundul setiap KRI akan melaksanakan latihan penembahan siang maupun malam hari dengan melaksanakan penembakan mulai dengan senjata 12,7 mm sampai dengan senjata kaliber 40 mm.
Sedangkan untuk kegiatan SAR dilaksanakan dengan simulasi pertolongan terhadap korban yang jatuh di laut. Demikian pula dilaksanakan SAR yang direncanakan dengan melaksanakan bantuan/pemindahan bantuan logistik antar-KRI.
Sedangkan kompi pasukan Marinir yang terlibat dalam latihan melaksanakan latihan embarkasi dan debarkasi pasukan saat melaksanakan beaching di salah satu pulau di Kepulauan Seribu dengan sedikitnya melibatkan dua kendaraan tempur di KRI Teluk Amboina-503. Selain itu dilaksanakan latihan debarkasi pasukan Marinir dengan menggunakan jaring di kapal perang saat berada di daerah latihan.
Kegiatan Manlap Pra Tugas Anglamil 2009 dilepas oleh Panglima Kolinlamil yang diwakili Asisten Operasi Panglima Kolinlamil Kolonel Laut (P) Harjo Susmoro didampingi beberapa pejabat teras Kolinlamil di dermaga Mako Kolinlamil Tanjung Priok Jakarta.
PELITA
22 Desember 2009, Jakarta -- Sedikitnya empat unsur kapal perang jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) dan satuan pasukan setingkat satu Kompi Marinir melaksanakan Manuver Lapangan (Manlap) Latihan Pratugas Satgas Operasi Angkutan Laut Militer 2009 yang digelar Komando Lintas laut Militer (Kolinlamil), tanggal 21-24 Desember 2009 di perairan Laut Jawa, Senin (21/12).
Kegiatan Manlap itu melibatkan kapal perang jenis Bantu Angkut Personel (BAP) KRI Tanjung Nusanive-973, Landing Ship Tank (LST) KRI Teluk Amboina-503 dan KRI Mentawai-959 di bawah pembinaan Satuan Lintas laut Militer (Satlinlamil) Jakarta. Sedangkan dari Satlinlamil Surabaya dilibatkan satu LST KRI Teluk Ratai-509. Latihan yang dilaksanakan selama empat hari tersebut dipimpin Komandan Satgas Kolonel Laut (P) Ken Tri Basuki yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Satuan Laut Militer (Satlinlamil) Jakarta.
Kegiatan latihan pratugas tersebut akan dilaksanakan berbagai kegiatan dengan materi antara lain latihan melewati medan ranjau, prosedur penembakan senjata atas air dan senjata antiudara, penanggulangan kebakaran dan kebocoran, komunikasi taktis, manuvra taktis embarkasi dan debarkasi serta prosedur beaching, jelas Kadispen Kolinlamil Letkol Laut (Kh) Drs Agus Cahyono.
Untuk latihan penembakan yang akan dilaksanakan di Pulau Gundul setiap KRI akan melaksanakan latihan penembahan siang maupun malam hari dengan melaksanakan penembakan mulai dengan senjata 12,7 mm sampai dengan senjata kaliber 40 mm.
Sedangkan untuk kegiatan SAR dilaksanakan dengan simulasi pertolongan terhadap korban yang jatuh di laut. Demikian pula dilaksanakan SAR yang direncanakan dengan melaksanakan bantuan/pemindahan bantuan logistik antar-KRI.
Sedangkan kompi pasukan Marinir yang terlibat dalam latihan melaksanakan latihan embarkasi dan debarkasi pasukan saat melaksanakan beaching di salah satu pulau di Kepulauan Seribu dengan sedikitnya melibatkan dua kendaraan tempur di KRI Teluk Amboina-503. Selain itu dilaksanakan latihan debarkasi pasukan Marinir dengan menggunakan jaring di kapal perang saat berada di daerah latihan.
Kegiatan Manlap Pra Tugas Anglamil 2009 dilepas oleh Panglima Kolinlamil yang diwakili Asisten Operasi Panglima Kolinlamil Kolonel Laut (P) Harjo Susmoro didampingi beberapa pejabat teras Kolinlamil di dermaga Mako Kolinlamil Tanjung Priok Jakarta.
PELITA
Kontrak Pengadaan Alutsista Tetap Jalan
Rudal C-705 sedang dikaji TNI AL untuk dipasang di kapal perang jenis patroli cepat dan fregat kelas Ahmad Yani. (Foto: Prasun K Sengupta)
21 Desember 2009, Jakarta -- TNI menyatakan bahwa kontrak yang telah ditandatangani pada awal Desember bersama Departemen Pertahanan, Kementerian Negara BUMN, dan Kepolisian RI menjadi harga mati. Meski mereka menyusun ulang rencana strategis kebutuhan alutsista, TNI meyakinkan tak akan ada perubahan atas komitmen tersebut.
"Sudah, namanya juga kontrak. Kalau sudah kontrak itu sudah kartu mati. Mudah-mudahan terlaksana dan terealisir," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen kepada wartawan di Jakarta, Senin (21/12).
Ia menyatakan bahwa penyusunan ulang renstra diutamakan untuk jangka pendek. Penyusunannya, sambung dia, mengacu pada program pembangunan kekuatan yang sudah ada. Perubahan itu akan dibahas kembali oleh angkatan dan Mabes TNI untuk diserahkan kembali pada Dephan.
"Untuk yang sudah diprogramkan, kan tidak mungkin berubah setengah tahun. Perubahannya perlu waktu lama. Jadi, ga mungkin, TNI AD misalnya, hari ini minta perubahan persnjataan yang mau dibeli kemudian disetujui Dephan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya Agus Suhartono menyatakan bahwa kapal-kapal perang Republik Indonesia akan dipersenjatai peluru-peluru kendali buatan China.
KSAL menyatakan puas atas hasil uji coba peluru kendali C-802. Pihaknya menyatakan bahwa pengadaannya sedang dilanjutkan dan tengah dalam proses di Dephan. "Kami telah melakukan uji coba dan menggunakan peluru kendali C-802, hasilnya bagus. Pengadaannya kita lanjutkan dan kini tengah dalam proses di Dephan," jelas KSAL.
Selain peluru kendali C-802, pihaknya juga tengah menjajaki rudal C-705 yang lebih ramping bentuknya dari negara yang sama. Kedua rudal tersebut akan dipasangkan pada kapal patroli cepat dan kapal perang jenis speijk.
"Untuk membuat peluru kendali, kita belum mampu. Masih harus mengandalkan dari luar negeri. Tetapi, kalau mengintegrasikan sistem tempur kapal-kapal perang kita, PT PAL sudah mampu," sahutnya.
Terkait dengan penyusunan cetak biru, KSAL menyatakan bahwa pihaknya masih memetakan persenjataan dan perlengkapan apa saja yang dapat diserahkan pengadaan dan penanganannya pada PT PAL. TNI AL juga secara bertahap akan memensiunkan 27 armada perang untuk diganti dengan alat yang lebih canggih.
MEDIA INDONESIA
21 Desember 2009, Jakarta -- TNI menyatakan bahwa kontrak yang telah ditandatangani pada awal Desember bersama Departemen Pertahanan, Kementerian Negara BUMN, dan Kepolisian RI menjadi harga mati. Meski mereka menyusun ulang rencana strategis kebutuhan alutsista, TNI meyakinkan tak akan ada perubahan atas komitmen tersebut.
"Sudah, namanya juga kontrak. Kalau sudah kontrak itu sudah kartu mati. Mudah-mudahan terlaksana dan terealisir," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen kepada wartawan di Jakarta, Senin (21/12).
Ia menyatakan bahwa penyusunan ulang renstra diutamakan untuk jangka pendek. Penyusunannya, sambung dia, mengacu pada program pembangunan kekuatan yang sudah ada. Perubahan itu akan dibahas kembali oleh angkatan dan Mabes TNI untuk diserahkan kembali pada Dephan.
"Untuk yang sudah diprogramkan, kan tidak mungkin berubah setengah tahun. Perubahannya perlu waktu lama. Jadi, ga mungkin, TNI AD misalnya, hari ini minta perubahan persnjataan yang mau dibeli kemudian disetujui Dephan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya Agus Suhartono menyatakan bahwa kapal-kapal perang Republik Indonesia akan dipersenjatai peluru-peluru kendali buatan China.
KSAL menyatakan puas atas hasil uji coba peluru kendali C-802. Pihaknya menyatakan bahwa pengadaannya sedang dilanjutkan dan tengah dalam proses di Dephan. "Kami telah melakukan uji coba dan menggunakan peluru kendali C-802, hasilnya bagus. Pengadaannya kita lanjutkan dan kini tengah dalam proses di Dephan," jelas KSAL.
Selain peluru kendali C-802, pihaknya juga tengah menjajaki rudal C-705 yang lebih ramping bentuknya dari negara yang sama. Kedua rudal tersebut akan dipasangkan pada kapal patroli cepat dan kapal perang jenis speijk.
"Untuk membuat peluru kendali, kita belum mampu. Masih harus mengandalkan dari luar negeri. Tetapi, kalau mengintegrasikan sistem tempur kapal-kapal perang kita, PT PAL sudah mampu," sahutnya.
Terkait dengan penyusunan cetak biru, KSAL menyatakan bahwa pihaknya masih memetakan persenjataan dan perlengkapan apa saja yang dapat diserahkan pengadaan dan penanganannya pada PT PAL. TNI AL juga secara bertahap akan memensiunkan 27 armada perang untuk diganti dengan alat yang lebih canggih.
MEDIA INDONESIA
Monday, December 21, 2009
Kapal Selam Borey Keempat Dibangun Awal 2010
Kapal selam nuklir kelas Borey pertama Yuriy Dolgorukiy kembali ke Sevmash setelah menyelesaikan uji pelayaran pada 10 Juli 2009. Yuriy Dolgorukiy diluncurkan dari dok terapung pada 13 Februari 2008, reaktor nuklir kapal selam diaktifkan pertama kalinya pada 21 November 2008, dan kapal selam mulai uji pelayaran pada 19 Juni 2009. (Foto: EPA/Pavel Kononov)
21 Desember 2009 – Pembangunan kapal selam nuklir strategis kelas Borey Prject 955 keempat akan dimulai awal 2010, diutarakan KASAL Rusia, Senin (21/12) kepada RIA Novosti.
Penundaan konstruksi kapal selam dari tahun ini keawal tahun depan tidak berhubungan dengan gagalnya uji coba peluncuran misil antar benua Bulava,
Misil Bulava yang sedang dikembangkan Rusia akan ditempatkan di kapal selam nuklir strategis kelas Bulava.
Pengujian terakhir dilakukan 9 Desember di Laut Putih berakhir dengan kegagalan. Dua belas uji coba penembakan telah dilakukan, hanya lima kali dilaporkan secara resmi dengan sukses.
RIA Novosti/@beritahankam
21 Desember 2009 – Pembangunan kapal selam nuklir strategis kelas Borey Prject 955 keempat akan dimulai awal 2010, diutarakan KASAL Rusia, Senin (21/12) kepada RIA Novosti.
Penundaan konstruksi kapal selam dari tahun ini keawal tahun depan tidak berhubungan dengan gagalnya uji coba peluncuran misil antar benua Bulava,
Misil Bulava yang sedang dikembangkan Rusia akan ditempatkan di kapal selam nuklir strategis kelas Bulava.
Pengujian terakhir dilakukan 9 Desember di Laut Putih berakhir dengan kegagalan. Dua belas uji coba penembakan telah dilakukan, hanya lima kali dilaporkan secara resmi dengan sukses.
RIA Novosti/@beritahankam
Presiden akan Lantik 1.092 Perwira TNI-Polri
Perwira remaja kadet TNI AL dari Akademi Angkatan Laut, melaksanakan gladi bersih upacara Prasetya Perwira (Praspa) dan Pelantikan Perwita TNI-Polri, di Demaga Ujung Koarmatim TNI AL Surabaya, Senin (21/12). Sebanyak 1.092 orang taruna dan taruni TNI- Polri, akan dilantik dan diambil sumpahnaya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Rabu, 23 Desember, di Dermaga Ujung Koarmatim TNI AL Surabaya. (Foto: ANTARA/Bhakti Pundhowo/EI/Koz/ama/09)
21 Desember 2009, Surabaya -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan melantik sebanyak 1.092 calon taruna perwira TNI dan Polri di Dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Ujung, Surabaya, Rabu (23/12).
Komandan Jenderal Akademi TNI Mayjen (Marinir) Nono Sampono di sela-sela gladi resik kegiatan Praspa TNI dan Pelantikan Perwira TNI-Polri di Koarmatim Surabaya, Senin (21/12), menjelaskan Presiden Yudhoyono akan menjadi inspektur upacara kegiatan pelantikan tersebut.
Taruna calon perwira remaja yang akan dilantik terdiri dari 275 orang lulusan Akademi Militer (Akmil), 195 orang lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL), 123 orang lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU), dan 499 orang lulusan Akademi Kepolisian (Akpol).
Perwira remaja karbol TNI AU dari Akademi Angkatan Udara, melaksanakan gladi bersih upacara Prasetya Perwira (Praspa) dan Pelantikan Perwita TNI-Polri. (Foto: ANTARA/Bhakti Pundhowo/EI/Koz/ama/09)
"Semula jumlah taruna calon perwira remaja sebanyak 1.097 orang. Namun ada lima orang yang dinyatakan tidak lulus, yakni dua dari Akpol dan masing-masing satu dari Akmil, AAL dan AAU," kata Nonodidampingi empat gubernur akademi TNI dan Polri.
Pada pelantikan, Presiden Yudhoyono juga akan menyematkan penghargaan Bintang Adhi Makayasa kepada lima lulusan terbaik dari setiap angkatan dan dua dari kepolisian.
Mereka adalah Sermatutar Aminto Suryo Mutiara (Akmil), Sermatutar Aldwin Hafids Harsandy (AAL), Sermatukar Bayu Anugrah Rahardjo Putra (AAU), Brigtutar Tiksnarto Andaru Rahutomo (Akpol lulusan SMU), dan Brigtutar Riyanto, SH (Akpol lulusan Unibraw).
Dari 1.092 orang lulusan yang dilantik, sebanyak 65 orang di antaranya merupakan taruni dari Akpol.
MEDIA INDONESIA
21 Desember 2009, Surabaya -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan melantik sebanyak 1.092 calon taruna perwira TNI dan Polri di Dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Ujung, Surabaya, Rabu (23/12).
Komandan Jenderal Akademi TNI Mayjen (Marinir) Nono Sampono di sela-sela gladi resik kegiatan Praspa TNI dan Pelantikan Perwira TNI-Polri di Koarmatim Surabaya, Senin (21/12), menjelaskan Presiden Yudhoyono akan menjadi inspektur upacara kegiatan pelantikan tersebut.
Taruna calon perwira remaja yang akan dilantik terdiri dari 275 orang lulusan Akademi Militer (Akmil), 195 orang lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL), 123 orang lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU), dan 499 orang lulusan Akademi Kepolisian (Akpol).
Perwira remaja karbol TNI AU dari Akademi Angkatan Udara, melaksanakan gladi bersih upacara Prasetya Perwira (Praspa) dan Pelantikan Perwita TNI-Polri. (Foto: ANTARA/Bhakti Pundhowo/EI/Koz/ama/09)
"Semula jumlah taruna calon perwira remaja sebanyak 1.097 orang. Namun ada lima orang yang dinyatakan tidak lulus, yakni dua dari Akpol dan masing-masing satu dari Akmil, AAL dan AAU," kata Nonodidampingi empat gubernur akademi TNI dan Polri.
Pada pelantikan, Presiden Yudhoyono juga akan menyematkan penghargaan Bintang Adhi Makayasa kepada lima lulusan terbaik dari setiap angkatan dan dua dari kepolisian.
Mereka adalah Sermatutar Aminto Suryo Mutiara (Akmil), Sermatutar Aldwin Hafids Harsandy (AAL), Sermatukar Bayu Anugrah Rahardjo Putra (AAU), Brigtutar Tiksnarto Andaru Rahutomo (Akpol lulusan SMU), dan Brigtutar Riyanto, SH (Akpol lulusan Unibraw).
Dari 1.092 orang lulusan yang dilantik, sebanyak 65 orang di antaranya merupakan taruni dari Akpol.
MEDIA INDONESIA