Senapan buatan Pindad jenis SS1-V1. (Foto: wikipedia)
29 Agustus 2009, Jakarta -- Dewan Perwakilan Rakyat mendesak pemerintah mengusut penyitaan puluhan senjata buatan PT Pindad oleh Bea Cukai dan Kepolisian Filipina.
"Ini harus diusut," kata Anggota Komisi I DPR Yusron Ihza Mahendra dalam diskusi di Jakarta, Sabtu.
Ia mengemukakan, instansi seperti Departemen Pertahanan, Kementrian Badan Usaha Milik Negara, Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian dan Badan Pemeriksa Keuangan harus berkoordinasi mengusut kasus itu.
"Agar jelas, apakah pengiriman itu legal atau tidak," tegas Yusron.
Ia menjelaskan, Filipina tidak mungkin mempermasalahkan pengiriman senjata itu, jika PT Pindad memiliki dokumen yang lengkap. "Masa pesanan sendiri dinyatakan penyelundupan," kata dia.
Petugas Bea Cukai Filipina menahan sebuah kargo berbendera Panama bernama Capt Ufuk yang sedang berlabuh di lepas pantai Mariveles, Kamis pekan lalu.
Petugas menemukan 50 senapan buatan Pindad sejenis SS1-V1 dan beberapa perlengkapan militer lainnya.
Tak hanya itu, petugas juga menemukan 10 peti kayu kosong. Mereka menduga isinya sudah dipindahkan sebelum aparat memeriksa kapal tersebut.
Polisi setempat menduga senjata tersebut akan digunakan sindikat internasional untuk kelompok teroris dan organisasi kriminal di Asia dan Afrika.
PT Pindad sendiri mengaku, senjata tersebut merupakan senjata pesanan Mali dan Filipina, serta membantah tudingan senjata itu dijual secara ilegal. Perusahaan negara itu menerima pesanan 10 pucuk pistol P2 Pindad dari Persatuan Menembak Filipina.
Bersamaan dengan itu, Pindad juga mengirimkan pesanan dari Mali berupa 100 pucuk senapan SS1-V1.
Pesanan tersebut dimuat dalam 20 kotak yang satu kotak diantaranya pesanan untuk Filipina. Seluruh pesanan dikirimkan dalam satu kapal kargo.
ANTARA News
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, August 29, 2009
Enam Kapal Vietnam Pencuri Akar Bahar Ditangkap
Seorang anggota Polair Polda Kalbar memeriksa sejumlah nelayan asal Vietnam di atas salah satu dari tiga kapal yang tertangkap dan diamankan di dermaga Polair Polda Kalbar, Rabu (1/7). (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/Koz/hp/09)
29 Agustus 2009, Tanjungpinang -- Tim gabungan dari Kecamatan Tambalen, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, dua bulan terakhir menangkap enam kapal nelayan Vietnam yang memasuki perairan Tambelan dan mengambil akar bahar (Antiphates SP).
"Bulan Juli sampai 28 Agustus lalu, kami sudah menangkap enam kapal nelayan Vietnam dengan jumlah anak buah kapal (ABK) sebanyak 74 orang," kata Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bintan Yohanes Widodo, Sabtu (29/8).
Ia mengatakan, penangkapan yang dilakukan oleh gabungan aparat keamanan dan masyarakat nelayan Tambelan tersebut dilakukan di beberapapulau kecil yang tersebar di Kecamatan Tambelan.
"Mereka ditangkap di Pulau Bungin, Pulau Manggirai, dan terakhir Jumat (28/8) di Pulau Ibul sebelah selatan perairan Tambelan," ujarnya.
Yohanes juga heran dengan banyaknya nelayan Vietnam yang melakukan pencurian akar bahar di wilayah Indonesia. "Namun kami akan terus melakukan patroli bersama dan akan menindak
setiap penjarahan yang dilakukan oleh warga negara asing," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini 18 dari 74 orang ABK yang ditangkap sudah diserahkankan ke Kejaksaan Negeri Tanjungpinang. "Berkas-berkasnya sudah dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan dan sekarang menunggu persidangan di Pengadilan Negeri Tanjungpinang," ujarnya.
Sebanyak 74 orang ABK tersebut diancam dengan Pasal 53 juncto 48 UU RI No 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian dengan ancaman 10 tahun penjara.
MEDIA INDONEDIA
29 Agustus 2009, Tanjungpinang -- Tim gabungan dari Kecamatan Tambalen, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, dua bulan terakhir menangkap enam kapal nelayan Vietnam yang memasuki perairan Tambelan dan mengambil akar bahar (Antiphates SP).
"Bulan Juli sampai 28 Agustus lalu, kami sudah menangkap enam kapal nelayan Vietnam dengan jumlah anak buah kapal (ABK) sebanyak 74 orang," kata Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bintan Yohanes Widodo, Sabtu (29/8).
Ia mengatakan, penangkapan yang dilakukan oleh gabungan aparat keamanan dan masyarakat nelayan Tambelan tersebut dilakukan di beberapapulau kecil yang tersebar di Kecamatan Tambelan.
"Mereka ditangkap di Pulau Bungin, Pulau Manggirai, dan terakhir Jumat (28/8) di Pulau Ibul sebelah selatan perairan Tambelan," ujarnya.
Yohanes juga heran dengan banyaknya nelayan Vietnam yang melakukan pencurian akar bahar di wilayah Indonesia. "Namun kami akan terus melakukan patroli bersama dan akan menindak
setiap penjarahan yang dilakukan oleh warga negara asing," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini 18 dari 74 orang ABK yang ditangkap sudah diserahkankan ke Kejaksaan Negeri Tanjungpinang. "Berkas-berkasnya sudah dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan dan sekarang menunggu persidangan di Pengadilan Negeri Tanjungpinang," ujarnya.
Sebanyak 74 orang ABK tersebut diancam dengan Pasal 53 juncto 48 UU RI No 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian dengan ancaman 10 tahun penjara.
MEDIA INDONEDIA
Cassa TNI-AL Alami Gangguan Saat Mendarat
Cassa 212 TNI AL. (Foto: detikFoto)
29 Agustus 2009, Jakarta -- Pesawat 212 Cassa TNI Angkatan Laut mengalami gangguan pada salah satu rodanya, saat mendarat di Bandara Dobo, Kepulauan Aru, Maluku Tenggara, Sabtu (29/8) pagi.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Sabtu mengatakan, gangguan pada roda pesawat kini tengah diupayakan diatasi oleh kru pesawat agar dapat segera diterbangkan kembali.
"Masih dalam perbaikan, dan diupayakan secepat mungkin agar tidak mengganggu arus penerbangan lainnya dari dan ke bandara itu," ujarnya.
Iskandar menambahkan, pesawat yang dipiloti Kapten Marpaung itu membawa sembilan personel TNI Angkatan Laut, Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Dobo yang akan menjalani rotasi enam bulanan.
Ia mengemukakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu dan tim kini masih berupaya memperbaiki bagian roda yang bermasalah.
Cassa TNI Angkatan Laut itu adalah bagian dari satuan intai maritim TNI Angkatan Laut wilayah Timur Indonesia. "Kemungkinan pesawat semula akan mendarat di Makassar atau Manado," tutur Iskandar.
Pesawat jenis angkut ringan yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia pada 1995 ini terhenti di runway Bandara Dobo sehingga beberapa penerbangan seperti Merpati rute Dobo-Ambon tidak bisa terbang karena landasan terhalang pesawat Cassa itu. Pesawat 212 Cassa TNI Angkatan Laut mengalami gangguan pada salah satu rodanya, saat mendarat di Bandara Dobo, Kepulauan Aru, Maluku Tenggara, Sabtu (29/8) pagi.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Sabtu mengatakan, gangguan pada roda pesawat kini tengah diupayakan diatasi oleh kru pesawat agar dapat segera diterbangkan kembali.
"Masih dalam perbaikan, dan diupayakan secepat mungkin agar tidak mengganggu arus penerbangan lainnya dari dan ke bandara itu," ujarnya.
Iskandar menambahkan, pesawat yang dipiloti Kapten Marpaung itu membawa sembilan personel TNI Angkatan Laut, Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Dobo yang akan menjalani rotasi enam bulanan.
Ia mengemukakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu dan tim kini masih berupaya memperbaiki bagian roda yang bermasalah.
Cassa TNI Angkatan Laut itu adalah bagian dari satuan intai maritim TNI Angkatan Laut wilayah Timur Indonesia. "Kemungkinan pesawat semula akan mendarat di Makassar atau Manado," tutur Iskandar.
Pesawat jenis angkut ringan yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia pada 1995 ini terhenti di runway Bandara Dobo sehingga beberapa penerbangan seperti Merpati rute Dobo-Ambon tidak bisa terbang karena landasan terhalang pesawat Cassa itu.
ANTARA News
29 Agustus 2009, Jakarta -- Pesawat 212 Cassa TNI Angkatan Laut mengalami gangguan pada salah satu rodanya, saat mendarat di Bandara Dobo, Kepulauan Aru, Maluku Tenggara, Sabtu (29/8) pagi.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Sabtu mengatakan, gangguan pada roda pesawat kini tengah diupayakan diatasi oleh kru pesawat agar dapat segera diterbangkan kembali.
"Masih dalam perbaikan, dan diupayakan secepat mungkin agar tidak mengganggu arus penerbangan lainnya dari dan ke bandara itu," ujarnya.
Iskandar menambahkan, pesawat yang dipiloti Kapten Marpaung itu membawa sembilan personel TNI Angkatan Laut, Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Dobo yang akan menjalani rotasi enam bulanan.
Ia mengemukakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu dan tim kini masih berupaya memperbaiki bagian roda yang bermasalah.
Cassa TNI Angkatan Laut itu adalah bagian dari satuan intai maritim TNI Angkatan Laut wilayah Timur Indonesia. "Kemungkinan pesawat semula akan mendarat di Makassar atau Manado," tutur Iskandar.
Pesawat jenis angkut ringan yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia pada 1995 ini terhenti di runway Bandara Dobo sehingga beberapa penerbangan seperti Merpati rute Dobo-Ambon tidak bisa terbang karena landasan terhalang pesawat Cassa itu. Pesawat 212 Cassa TNI Angkatan Laut mengalami gangguan pada salah satu rodanya, saat mendarat di Bandara Dobo, Kepulauan Aru, Maluku Tenggara, Sabtu (29/8) pagi.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Sabtu mengatakan, gangguan pada roda pesawat kini tengah diupayakan diatasi oleh kru pesawat agar dapat segera diterbangkan kembali.
"Masih dalam perbaikan, dan diupayakan secepat mungkin agar tidak mengganggu arus penerbangan lainnya dari dan ke bandara itu," ujarnya.
Iskandar menambahkan, pesawat yang dipiloti Kapten Marpaung itu membawa sembilan personel TNI Angkatan Laut, Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Dobo yang akan menjalani rotasi enam bulanan.
Ia mengemukakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu dan tim kini masih berupaya memperbaiki bagian roda yang bermasalah.
Cassa TNI Angkatan Laut itu adalah bagian dari satuan intai maritim TNI Angkatan Laut wilayah Timur Indonesia. "Kemungkinan pesawat semula akan mendarat di Makassar atau Manado," tutur Iskandar.
Pesawat jenis angkut ringan yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia pada 1995 ini terhenti di runway Bandara Dobo sehingga beberapa penerbangan seperti Merpati rute Dobo-Ambon tidak bisa terbang karena landasan terhalang pesawat Cassa itu.
ANTARA News
“Latma Elang Ausindo 2009”, Dilaksanakan Di Australia
Danwing 3 Lanud Iswahjudi, Kolonel Pnb Tatang Harlyansyah. S.E., sedang memberikan arahan kepada Danskadron Udara 3,14 dan 15 seusai melaksanakan upacara pelepasan pemberangkatan latihan bersama Elang Ausindo di Skadron Udara 3, Jumat (28/8).
29 Agustus 2009, Madiun -- Profesionalisme selain diperoleh melalui pendidikan, juga bisa diperoleh melalui latihan-latihan yang dilaksanakan secara berjenjang, bertahap dan berlanjut. Seperti yang dilakukan TNI Angkatan Udara dengan Angkatan Udara Australia (Royal Australia Air Force (RAAF)) kali ini yang dilaksanakan di Darwin, Australia. Untuk mendukung Latihan Bersama dilaksanakan selama empat hari (1-4/9) tersebut, Lanud Iswahjudi memberangkatkan pesawat-pesawat tempur jenis F-16/Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 beserta 57 personil pendukung latihan.
Latihan Bersama dengan sandi “Elang Ausindo 2009”, tersebut dilaksanakan selain untuk mempererat hubungan bilateral kedua Negara, juga dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme dan kemampuan kerjasama para personel angkatan udara kedua Negara.
Komandan Lanud Iswahjudi dalam sambutannya yang dibacakan Danwing 3 Kolonel Pnb Tatang Harlyansyah. S.E., mengharapkan agar latihan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab. Karena tempat latihan merupakan daerah baru, untuk itu seluruh personil latihan harus memperhatikan unsur-unsur keselamatan terbang dan kerja (lambangja) serta melaksanakan koordinasi dengan satuan-satuan terkait dengan baik, agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.
Sedang macam dan metode dalam latihan bersama “Elang Ausindo 2009” adalah latihan taktis dengan materi latihan meliputi Familirization, Dissimilar Basic Fighter Manouver (DBFM), Dissimilar Air Combat Manouver (DACM) serta Dissimilar Air Combat Taktic (DACT).
Upacara pemberangkatan Alutsista dan personil penduklung latihan dipimpin oleh Danwing 3 Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Tatang Harlyansyah. S.E., di Skadron Udara 3 Jumat (28/8). Hadir dalam upacara tersebut, Para Kepala Dinas, Para Komandan Satuan dan Para Pejabat Jajaran Lanud Iswahjudi.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
29 Agustus 2009, Madiun -- Profesionalisme selain diperoleh melalui pendidikan, juga bisa diperoleh melalui latihan-latihan yang dilaksanakan secara berjenjang, bertahap dan berlanjut. Seperti yang dilakukan TNI Angkatan Udara dengan Angkatan Udara Australia (Royal Australia Air Force (RAAF)) kali ini yang dilaksanakan di Darwin, Australia. Untuk mendukung Latihan Bersama dilaksanakan selama empat hari (1-4/9) tersebut, Lanud Iswahjudi memberangkatkan pesawat-pesawat tempur jenis F-16/Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 beserta 57 personil pendukung latihan.
Latihan Bersama dengan sandi “Elang Ausindo 2009”, tersebut dilaksanakan selain untuk mempererat hubungan bilateral kedua Negara, juga dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme dan kemampuan kerjasama para personel angkatan udara kedua Negara.
Komandan Lanud Iswahjudi dalam sambutannya yang dibacakan Danwing 3 Kolonel Pnb Tatang Harlyansyah. S.E., mengharapkan agar latihan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab. Karena tempat latihan merupakan daerah baru, untuk itu seluruh personil latihan harus memperhatikan unsur-unsur keselamatan terbang dan kerja (lambangja) serta melaksanakan koordinasi dengan satuan-satuan terkait dengan baik, agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.
Sedang macam dan metode dalam latihan bersama “Elang Ausindo 2009” adalah latihan taktis dengan materi latihan meliputi Familirization, Dissimilar Basic Fighter Manouver (DBFM), Dissimilar Air Combat Manouver (DACM) serta Dissimilar Air Combat Taktic (DACT).
Upacara pemberangkatan Alutsista dan personil penduklung latihan dipimpin oleh Danwing 3 Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Tatang Harlyansyah. S.E., di Skadron Udara 3 Jumat (28/8). Hadir dalam upacara tersebut, Para Kepala Dinas, Para Komandan Satuan dan Para Pejabat Jajaran Lanud Iswahjudi.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
Jabatan Kasarmatim Diserahterimakan
28 Agustus 2009, Surabaya -- Jabatan Kepala Staf Komando Armada RI Kawasan Timur (Kasarmatim) diserahterimakan dari Laksamana Pertama TNI Slamet Yulistiono kepada penggantinya Laksamana Pertama TNI Arief Rudianto.
Upacara serah terima jabatan dipimpin langsung oleh Panglima Koarmatim Laksamana Muda TNI Lili Supramono di Gedung Gajah Madah, Ujung, Surabaya, Jumat.
Sebelum menjabat Kasarmatim, Arief Rudianto adalah Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) V Surabaya.
Sementara itu, Slamet Yulistiono selanjutnya akan menjabat perwira Staf Ahli Panglima TNI Tingkat III Bidang Pengawasan Khusus dan Lingkungan Hidup.
Dalam sambutannya, Panglima Koarmatim mengatakan, jabatan Kasarmatim merupakan jabatan yang strategis sebagai penyelenggara koordinasi dan pengarahan pada setiap tingkatan unsur staf dihadapkan dengan luas wilayah kerja, tanggung jawab, dan besarnya aset yang dibina Koarmatim.
"Oleh karena itu, Kasarmatim dituntut untuk mampu membina dan menajamkan fungsi setiap unsur dalam susunan organisasi Koarmatim, agar roda organisasi berjalan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya," katanya.
Lili menambahkan, pelaksanaan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi pada setiap kegiatan di semua jajaran, harus dapat diwujudkan dalam jalinan kerja sama yang terpelihara secara sinergis dan simultan dalam rangka pencapaian tugas pokok Koarmatim, baik dalam kedudukannya sebagai komando utama pembinaan, maupun operasional.
Sementara itu, jabatan Panglima Koarmatim akan diserahterimakan dari Lili Supramono kepada Laksamana Pertama TNI Ign. Dadiek Surarto.
Upacara serahterima jabatan itu akan dipimpin langsung Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno di Koarmatim, Ujung, Surabaya, Senin (31/8) sore.
ANTARA JATIM
KRI Teluk Ende Dilepas Lewat Lagu
KRI Teluk Ende.
29 Agustus 2009, Makassar -- Sebanyak 179 kadet (taruna) Akademi Angkatan Laut yang mengikuti pelayaran Kartika Jala Krida dengan menggunakan KRI Dewa Ruci akhirnya meninggalkan Makassar, Sabtu (29/8).
Pelepasan dilakukan tepat pukul 08.00 wita di dermaga Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VI Makassar. Kepergian mereka juga disaksikan warga setempat yang ingin melihat kapal tersebut dari arah dekat.
Namun tidak semuanya kadet meninggalkan Makassar dengan menggunakan KRI Dewa Ruci. Ada pula yang menggunakan KRI Teluk Ende.
Sesaat setelah meninggalkan dermaga, kelompok marching band dari Lantamal VI memainkan lagu-lagu perjuangan. Salah satunya lagu Nenek Moyangku Seorang Pelaut.
Musik mereka berbalas dengan lagu lain yang dimainkan para taruna dari atas dek KRI Dewa Ruci.
Tribun Timur
29 Agustus 2009, Makassar -- Sebanyak 179 kadet (taruna) Akademi Angkatan Laut yang mengikuti pelayaran Kartika Jala Krida dengan menggunakan KRI Dewa Ruci akhirnya meninggalkan Makassar, Sabtu (29/8).
Pelepasan dilakukan tepat pukul 08.00 wita di dermaga Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VI Makassar. Kepergian mereka juga disaksikan warga setempat yang ingin melihat kapal tersebut dari arah dekat.
Namun tidak semuanya kadet meninggalkan Makassar dengan menggunakan KRI Dewa Ruci. Ada pula yang menggunakan KRI Teluk Ende.
Sesaat setelah meninggalkan dermaga, kelompok marching band dari Lantamal VI memainkan lagu-lagu perjuangan. Salah satunya lagu Nenek Moyangku Seorang Pelaut.
Musik mereka berbalas dengan lagu lain yang dimainkan para taruna dari atas dek KRI Dewa Ruci.
Tribun Timur
TNI AL Tambah 56 Personel Pasukan Elite
Anggota Intai Amfibi (Taifib). (Foto: marinir.mil.id)
28 Agustus 2009, Surabaya - TNI Angkatan Laut (AL) berhasil menambah 56 personel pasukan elite yang memiliki kemampuan khusus di bidang pertempuran laut.
Sebanyak 56 personel itu selesai menjalani penggemblengan di Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI Angkatan Laut (Kobangdikal) untuk mendapatkan brevet sebagai prajurit Pasukan Katak dan prajurit Intai Amfibi (Taifib).
Upacara penyematan brevet di Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya, Jumat, dipimpin langsung oleh Wakil Komandan Kobangikal, Brigjen TNI (Mar) Arief Suherman.
"Dalam penggemblengan selama 10 bulan, 56 prajurit calon pasukan elite TNI AL ini, telah menjalani pendidikan yang berbeda dengan pendidikan prajurit biasanya," katanya.
Tingkat kesulitan, bobot, dan risiko latihannya pun lebih tinggi bila dibanding dengan prajurit lainnya. "Hal ini harus dimaklumi karena pasukan elite memang disiapkan untuk melaksanakan tugas-tugas khusus dengan tingkat tekanan yang tinggi namun harus tetap cermat, tepat, dan akurat dalam pelaksanaan di lapangan," katanya.
Sebanyak 56 prajurit TNI AL itu terdiri atas 14 prajurit Pasukan Katak dan 42 prajurit Taifib. Mereka yang mengikuti pendidikan khusus itu diharapkan menjadi prajurit yang andal dan memiliki kemampuan khusus pada setiap operasi TNI AL atau operasi gabungan TNI.
"Harapan kami, pengorbanan dan kerja keras tersebut tidak sia-sia, karena brevet Paska dan Taifib harus diraih dengan kerja keras dan semangat tinggi," kata Arief.
Sebagai lembaga pencetak sumber daya TNI AL, Kobangdikal setiap tahun meluluskan prajurit dengan kualifikasi khusus. Ia mengingatkan agar seorang prajurit pasukan khusus harus lebih menyadari bahwa hanya dengan sikap dan perilaku disiplin, bermoral, dan profesional, TNI AL akan menuju terwujudnya pasukan laut yang besar, kuat, dan profesional.
Sejalan dengan pembangunan kekuatan TNI AL hingga 2013, lanjut dia, penyiapan pasukan khusus TNI AL tentunya juga dikembangkan mengikuti pembangunan kekuatan itu sendiri.
"Tidak semua ancaman di laut dapat langsung dihadapi dengan kekuatan kapal perang atau marinir. Ancaman terorisme, pembajakan di laut, perompakan di laut, dan sabotase terhadap objek vital di laut membutuhkan pasukan khusus untuk mengatasinya," katanya.
Meskipun demikian, Arief berpesan agar seluruh mantan siswa Dikpaska dan Diktaifib untuk menjauhkan sikap ego sektoral dan kebanggaan sempit sebagai pasukan khusus.
"Kekuatan dan kekhususan yang dimiliki anggota Kopaska dan Batalion Taifib Marinir harus disinergikan untuk memperoleh kemampuan tempur yang dapat dibanggakan," katanya.
ANTARA JATIM
28 Agustus 2009, Surabaya - TNI Angkatan Laut (AL) berhasil menambah 56 personel pasukan elite yang memiliki kemampuan khusus di bidang pertempuran laut.
Sebanyak 56 personel itu selesai menjalani penggemblengan di Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI Angkatan Laut (Kobangdikal) untuk mendapatkan brevet sebagai prajurit Pasukan Katak dan prajurit Intai Amfibi (Taifib).
Upacara penyematan brevet di Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya, Jumat, dipimpin langsung oleh Wakil Komandan Kobangikal, Brigjen TNI (Mar) Arief Suherman.
"Dalam penggemblengan selama 10 bulan, 56 prajurit calon pasukan elite TNI AL ini, telah menjalani pendidikan yang berbeda dengan pendidikan prajurit biasanya," katanya.
Tingkat kesulitan, bobot, dan risiko latihannya pun lebih tinggi bila dibanding dengan prajurit lainnya. "Hal ini harus dimaklumi karena pasukan elite memang disiapkan untuk melaksanakan tugas-tugas khusus dengan tingkat tekanan yang tinggi namun harus tetap cermat, tepat, dan akurat dalam pelaksanaan di lapangan," katanya.
Sebanyak 56 prajurit TNI AL itu terdiri atas 14 prajurit Pasukan Katak dan 42 prajurit Taifib. Mereka yang mengikuti pendidikan khusus itu diharapkan menjadi prajurit yang andal dan memiliki kemampuan khusus pada setiap operasi TNI AL atau operasi gabungan TNI.
"Harapan kami, pengorbanan dan kerja keras tersebut tidak sia-sia, karena brevet Paska dan Taifib harus diraih dengan kerja keras dan semangat tinggi," kata Arief.
Sebagai lembaga pencetak sumber daya TNI AL, Kobangdikal setiap tahun meluluskan prajurit dengan kualifikasi khusus. Ia mengingatkan agar seorang prajurit pasukan khusus harus lebih menyadari bahwa hanya dengan sikap dan perilaku disiplin, bermoral, dan profesional, TNI AL akan menuju terwujudnya pasukan laut yang besar, kuat, dan profesional.
Sejalan dengan pembangunan kekuatan TNI AL hingga 2013, lanjut dia, penyiapan pasukan khusus TNI AL tentunya juga dikembangkan mengikuti pembangunan kekuatan itu sendiri.
"Tidak semua ancaman di laut dapat langsung dihadapi dengan kekuatan kapal perang atau marinir. Ancaman terorisme, pembajakan di laut, perompakan di laut, dan sabotase terhadap objek vital di laut membutuhkan pasukan khusus untuk mengatasinya," katanya.
Meskipun demikian, Arief berpesan agar seluruh mantan siswa Dikpaska dan Diktaifib untuk menjauhkan sikap ego sektoral dan kebanggaan sempit sebagai pasukan khusus.
"Kekuatan dan kekhususan yang dimiliki anggota Kopaska dan Batalion Taifib Marinir harus disinergikan untuk memperoleh kemampuan tempur yang dapat dibanggakan," katanya.
ANTARA JATIM
Defile Pasukan Marinir Pelepasan Dankomar
28 Agustus 2009, Surabaya -- Komandan Korps Marinir (Dankormar), Mayjend TNI (Mar) Djunaidi Djahri (kanan) didampingi Danpasmar1, Brigjend TNI (Mar) I Wayan Mendra (2 kanan), Wadankobangdikal, Brigjend TNI (Mar) Arief Suherman (2 kiri) dan Kasgartap 3 Surabaya, Brigjend TNI (Mar) Triono, memberi penghormatan kepada pasukan defile, usai Upacara Pelepasan Jabatan Dankormar, di Bumi Marinir Karangpilang Surabaya, Jumat (28/8) sore. Selanjutnya, Dankormar akan dijabat oleh Brigjend TNI (Mar) Muhammad Alfan Baharudin. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/pd/09)
Komandan Korps Marinir (Dankormar), Mayjend TNI (Mar) Djunaidi Djahri (kanan) memeriksa pasukan. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/pd/09)
Sejumlah anggota Marinir mengikuti defile pasukan bersama 5000 pasukan Marinir lainnya, usai Upacara Pelepasan Mayjend TNI (Mar) Djunaidi Djahri dari jabatan Dankormar. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/pd/09)
Anggota pasukan khusus Batalyon Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir bersama 5000 anggota Marinir, mengikuti defile pasukan. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/pd/09)
Sejumlah anggota Marinir di atas alutsista tank amfibi, mengikuti defile pasukan. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/pd/09)
Komandan Korps Marinir (Dankormar), Mayjend TNI (Mar) Djunaidi Djahri (kanan) memeriksa pasukan. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/pd/09)
Sejumlah anggota Marinir mengikuti defile pasukan bersama 5000 pasukan Marinir lainnya, usai Upacara Pelepasan Mayjend TNI (Mar) Djunaidi Djahri dari jabatan Dankormar. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/pd/09)
Anggota pasukan khusus Batalyon Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir bersama 5000 anggota Marinir, mengikuti defile pasukan. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/pd/09)
Sejumlah anggota Marinir di atas alutsista tank amfibi, mengikuti defile pasukan. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/pd/09)
Pindad: Pengiriman Senjata ke Filipina Legal
29 Agustus 2009, Jakarta -- PT Pindad menyatakan sejumlah senjata yang ditemukan otoritas Filipina merupakan pesanan resmi yang dilakukan melalui prosedur legal.
Juru Bicara PT Pindad Timbul Sitompul mengatakan,sejumlah senjata yang ditemukan di Filipina adalah pesanan dari Pemerintah Filipina dan Pemerintah Mali."Filipina memesan senjata jenis pistol P2 sebanyak sepuluh unit dan Pemerintah Mali (Afrika Selatan) memesan senjata laras panjang SS1-V2,"ungkap Timbul di Jakarta kemarin. Menurut dia,seluruh pemesanan dan pengiriman barang ke dua negara tersebut telah melalui persetujuan dan referensi dari negara pemesan, yakni Filipina dan Mali.
Selain itu,seluruh pemesanan senjata ke dua negara itu juga telah dilengkapi surat kontrak dari negara pengimpor, mendapat referensi dan persetujuan dari TNI,serta izin ekspor Departemen Pertahanan (Dephan)."Ketiga mekanisme itu telah kita lakukan untuk setiap ekspor senjata ke negara manapun, termasuk Filipina dan Mali," papar Timbul. Sebelumnya aparat bea cukai Filipina pada Kamis (20/8) menemukan sejumlah senjata dalam sebuah kapal berbendara Panama dengan nama MV Captain Ufuk di Pelabuhan Mariveles,Provinsi Bataan,utara Manila.
Dalam penggeledahan itu, ditemukan 20 kotak senjata laras panjang bermerek Israel "Galil", pistol, dan amunisinya. Selain itu ditemukan pula senjata berjenis SS1-VI yang diduga buatan Pindad. PT Pindad mengaku senjata bermerek "Galil" yang ditemukan di Filipina merupakan produksi mereka. Senjata tersebut semula direncanakan akan diekspor ke Mali. Namun, kapal pengangkut harus berhenti di Filipina karena harus menurunkan senjata laras pendek yang dipesan salah satu organisasi menembak di Filipina.
Menurut Timbul, dugaan penyelundupan senjata itu muncul karena sistem pengiriman senjata menggunakan mekanisme FOB, yaitu kapal yang digunakan ditentukan oleh pemesan dalam hal ini Filipina, yang ternyata berbendera Panama."Jadi,kita tidak tahu kapal itu dipesan dari mana, yang jelas dua pesanan senjata untuk Filipina dan Mali diangkut dengan kapal yang sama lengkap dengan dokumen resmi.Ketika sampai di Filipina, kemungkinan belum dikonfirmasi oleh pemilik kapal tentang keberadaan senjata lain, selain untuk Filipina,"paparnya.
Sementara itu, Juru Bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) Teuku Faizasyah menyatakan Pemerintah Indonesia masih menunggu konfirmasi Pemerintah Filipina perihal penemuan senjata buatan PT Pindad tersebut. Deplu sudah menyampaikan surat kepada PT Pindad dan Pemerintah Filipina mengenai masalah ini. "Kita sedang meminta klarifikasi siapa yang memesan dan kenapa berhenti di Filipina.
Kita belum mendapat penjelasan resmi dari Filipina, sehingga kita masih mencari tahu kepada pihak-pihak yang berwenang,"ungkap Faizasyah.
okezone
Friday, August 28, 2009
Sertijab Danlanud Adi Sutjipto
27 Agustus 2009, Yogyakarta -- Komandan Kodikau, Marsekal Muda TNI Sukirno KS (Tengah), Marsekal Pertama TNI R. Agus Munandar (kiri) dan Marsekal Pertama TNI R. Hari Muljono (Kanan), melakukan salam komando setelah serah terima Jabatan (Sertijab) Danlanud Adi Sutjipto, di Lapangan Jupiter, Kompleks Lanud Adi Sutjipto, Yogyakarta, Kamis (27/8). Marsekal Pertama TNI R. Agus Munandar dilantik menggantikan Marsekal Pertama TNI R. Hari Muljono yang diangkat menjadi Wadan Seskoau di Bandung. (Foto: ANTARA/ Wahyu Putro A/ed/nz/09)
Kirab Taruna AAL di Makassar
27 Agustus 2009, Makassar -- Angkatan Laut (AAL) melakukan atraksi saat kirab di Gowa, Sulsel, Kamis (27/8). Kirab drum band AAL tersebut dilakukan dalam rangka kunjungan taruna AAL Angkatan 2009 Surabaya ke Makassar. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ss/ama/09)
Mayor Wira Gantoro Jadi Danyon Marhanlan VII-Kupang
27 Agustus 2009, Surabaya -- Mayor Marinir R. Wira Gantoro HK dilantik menjadi Komandan Batalyon (Danyon) Marinir Pertahanan Pangkalan (Marhanlan) VII-Kupang yang baru di Karangpilang, Surabaya, Kamis.
Dalam upacara serah terima jabatan (sertijab) yang dipimpin Komandan Pasmar-1 (Danpasmar-1) Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra itu, Mayor Marinir R. Wira Gantoro HK dilantik menggantikan pejabat lama Mayor Marinir Agus Dwi Laksana Putra.
Mayor Marinir R Wira Gantoro HK sebelumnya di Staf Pers Mako Kormar Jakarta, sedangkan Mayor Marinir Agus Dwi Laksana Putra sudah dilantik sebagai Komandan Batalyon Infanteri-5 Marinir pada 18 Agustus 2009.
"Yonmarhanlan memiliki posisi yang sangat spesifik atau khusus di jajaran Korps Marinir, karena Yonmarhanlan merupakan organinik pembinaan di bawah Korps Marinir," katanya.
Namun, Yonmarhanlan dalam pelaksanaan tugas harus melaksanakan tugas-tugas pertahanan pangkalan di bawah komando operasi, sehingga hanya Komandan Pangkalan Utama yang bisa memberikan tugas-tugas operasi, sekaligus membekalinya.
Menurut orang nomor satu di jajaran Marinir Surabaya itu,
posisi Yonmarhanlan berada di wilayah sehingga merupakan ujung tombak dan sekaligus merupakan representasi atau wakil-wakil dari Korps Marinir seluruh Indonesia.
"Karena itu, Komandan Yonmarhanlan harus mampu menjamin tampilan dari masing-masing pribadi secara utuh sehingga dapat menampilkan kinerja satuan secara outstanding," katanya.
Danpasmar-1 berharap Danyon Marhanlan yang baru segera adaptasi terhadap kinerja
Pasmar-1 dan segera merumuskan konsep-konsep pembinaan, selain itu juga memelihara dan meningkatkan prestasi-prestasi yang sudah dicapai oleh pejabat lama.
"Seorang Komandan Yonmarhanlan dituntut kedewasaan dan mampu membina satuannya, karena secara organisasi Korps Marinir, Pasmar memiliki kemampuan sumber daya yang sangat terbatas," katanya.
Pelantikan itu dihadiri Kepala Staf Pasmar-1 Kolonel Marinir LW Supit, Danbrigif-1 Mar Kolonel Marinir K Situmorang, Danmenart-1 Mar Kolonel Marinir FX Deddy Susanto, Danmenkav-1 Mar Kolonel Marinir Yuliandar, dan Danmenbanpur-1 Letkol Marinir Suhono.
ANTARA JATIM
Thursday, August 27, 2009
Jumlah Pulau RI akan Berkurang
Pulau kecil. (Foto: ksupointer.com)
27 Agustus 2009, Jakarta -- Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi mengatakan jumlah pulau yang selama ini diketahui mencapai 17.480 akan berkurang.
"Jangan kaget kalau jumlah pulau kita berkurang. Karena angka sebelumnya itu hanya estimasi dengan menggunakan satelit," kata Freddy usai memaparkan Kinerja Lima Tahun Sektor Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Rabu (26/8).
Berkurangnya jumlah pulau tersebut, menurut dia, salah satunya karena belum adanya pemahaman soal definisi pulau itu sendiri. Faktor lain yakni tidak akuratnya penggunaan satelit. Contohnya menganggap kumpulan mangrove sebagai sebuah pulau.
Sejak tahun 2005, lanjut Freddy, pemahaman tentang definisi sebuah pulau sudah ada, sehingga dilakukan pendataan langsung ke lapangan untuk menghindari kesalahan.
Pendataan dan penamaan pulau dilakukan sejak 2005 hingga 2008, dan memakan biaya hingga Rp6 miliar. "Semua pulau sudah kita namai sekarang masuk proses pembakuan saja," ujar dia.
Sejauh ini jumlah pulau milik Indonesia yang telah diberi nama dan terdaftar di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebanyak 4.981. Sisanya, menurut dia, akan selesai diberikan nama dan didaftarkan ke PBB pada tahun 2012.
"Ini karena pendaftaran nama pulau ke PBB hanya ada lima tahun sekali," katanya.
MEDIA INDONESIA
27 Agustus 2009, Jakarta -- Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi mengatakan jumlah pulau yang selama ini diketahui mencapai 17.480 akan berkurang.
"Jangan kaget kalau jumlah pulau kita berkurang. Karena angka sebelumnya itu hanya estimasi dengan menggunakan satelit," kata Freddy usai memaparkan Kinerja Lima Tahun Sektor Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Rabu (26/8).
Berkurangnya jumlah pulau tersebut, menurut dia, salah satunya karena belum adanya pemahaman soal definisi pulau itu sendiri. Faktor lain yakni tidak akuratnya penggunaan satelit. Contohnya menganggap kumpulan mangrove sebagai sebuah pulau.
Sejak tahun 2005, lanjut Freddy, pemahaman tentang definisi sebuah pulau sudah ada, sehingga dilakukan pendataan langsung ke lapangan untuk menghindari kesalahan.
Pendataan dan penamaan pulau dilakukan sejak 2005 hingga 2008, dan memakan biaya hingga Rp6 miliar. "Semua pulau sudah kita namai sekarang masuk proses pembakuan saja," ujar dia.
Sejauh ini jumlah pulau milik Indonesia yang telah diberi nama dan terdaftar di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebanyak 4.981. Sisanya, menurut dia, akan selesai diberikan nama dan didaftarkan ke PBB pada tahun 2012.
"Ini karena pendaftaran nama pulau ke PBB hanya ada lima tahun sekali," katanya.
MEDIA INDONESIA
Danrem 102/Panjung Kunjungi Kodim 1015/Sampit dan Kompi A Yonif 631/Antang Elang
27 Agustus 2009, Palangkaraya -- Danrem 102/Panjung Kol.Arm Rudiono Edi S. Sip beserta Ny Titi Rudiono Edi, Kasi Intel Letkol Inf Gema repelita beserta ibu dan Kapenrem 102/Pjg Kapten Inf Sukarjohan Sitompul tiba di sampit pukul 13.00 langsung menuju Rumah jabatan Bupati sampit M Wahyudi yang diawali dengan prosesi adat (tampung tawar), setelah itu rombongan Danrem disambut baik oleh unsure muspida Kotawaringin Timur termasuk prajurit kodim 1015/Sampit, Perwira Kompi A Yonif 631/Antang Elang dan ibu-ibu persit kodim. Dilanjutkan pada sore hari kegiatan Tenis Lapangan oleh unsure muspida dengan Danrem 102/Pjg, sedangkan Ny titi Rudiono edi melaksanakan tatap muka dengan seluruh pengurus persit Cab XLI. Pukul 19.00 dilaksanakan acara tatap muka dan ramah tamah dengan muspida, tomas, toga, toda sekaligus pemberian cendramata dari Danrem 102/Pjg ke Bupati Kotim dan sebaliknya.
Pada tanggal 21 Agustus 2009, pukul 07.00, Danrem beserta rombongan menuju Makodim 1015/Spt, dilanjutkan paparan Dandim 1015/Spt Letkol Inf Catur Gunanto, sedangkan Ketua Persit Koorcab Rem 102 besrta persit kodim cab XLI meninjau TK persit. Setelah itu dilanjutkan Pengarahan Danrem kepada seluruh prajurit dan persit kodim 1015/Spt.Usai pengarahan dilanjutkan penandatanganan prasasti rehab kantor persit cabang XLl oleh ketua persit KCK Koorcabrem 102 dan rehab mess kodim oleh Danrem. Dari Kodim, rombongan menuju kompi A yonif 631/Atg yang disambut dangan tarian adat dan pengalungan bunga kepada Danrem.
Usai memberikan pengarahan kepada seluruh anggota kompi, Danrem melaksankan sholat jumat, setelah meninggalkan kompi, rombongan danrem meninjau perumahan anggota Kodim yang sudah rusak berat karena usia pakai yang cukup lama.
Peneragan Korem 102/Pjg
Pangdivif 1 Kostrad Adakan kunjungan Kerja Ke Satgas Pamtas RI - PNG Yonif 321
27 Agustus 2009, Papua -- Kepentingan strategis pertahanan negara pada dasarnya untuk mewujudkan pertahanan negara yang mampu untuk menjaga kedaulatan dan melindungi keutuhan wilayah NKRI serta keselamatan bangsa Indonesia dari setiap ancaman, baik dari dalam maupun dari luar negeri sebagaimana diamanatkan dalam UU TNI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Di dalam Pasal 7 UU TNI Nomor 34 Tahun 2004, diatur Tugas Pokok TNI diantaranya mengamankan wilayah perbatasan maupun mengatasi gerakan separatis bersenjata.
Wilayah Perbatasan RI-PNG yang membelah Pulau Papua merupakan wilayah yang harus dijaga dari kemungkinan ancaman yang mungkin timbul, baik yang berasal dari negara luar maupun ancaman yang datang dari dalam. Terhitung mulai Bulan Nopember 2008 Satgas Yonif 321/13/1 Kostrad melaksanakan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-PNG khususnya di sepanjang Sektor A Kolakops Rem 174/ATW dan dalam waktu dekat Tugas Pamtas di wilayah sektor ini akan diserah terimakan kepada Satgas Yonif Linud 433/3/1 kostrad.
Sebagai Panglima Divisi yang merupakan Satuan Induk Pembinaan Kekuatan
Yonif 321/13/1 maupun Yonif Linud 433/3/1 Kostrad, Pangdivif 1 Kostrad didampingi Danbrigif 13/1 Kostrad, Asintel Kasdivif 1 Kostrad dan Asops Kasdam XVII/Cen, sejak tanggal 10 sampai dengan 13 Agustus 2009 melaksanakan peninjauan langsung ke daerah penugasan operasi Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 321/13/1 Kostrad dalam rangka mengevaluasi pelaksanaan tugas Yonif 321 dan penyiapan tugas Yonif Linud 433/3/1 Kostrad.
Adapun tugas yang diemban Satgas Pamtas Yonif 321/13/1 Kostrad yaitu melaksanakan operasi pengamanan wilayah darat perbatasan RI – PNG; mengamankan dan menciptakan stabilitas keamanan di sepanjang Wilayah Perbatasan RI – PNG mulai Wilayah Koramil 1711-01/ Waropko sampai dengan Wilayah Koramil 1707-05/Muting; mencegah keluar masuk GSP/B di sepanjang perbatasan RI – PNG; mencegah pemindahan Patok Batas dengan melakukan Patroli dari pos menuju Patok Batas yang menjadi tanggung jawabnya; mencegah pelanggar pelintas batas wilayah kedua Negara melalui kegiatan patroli, pengendapan dan penempatan Pos pada titik kritis serta daerah rawan; mencegah terjadinya penyelundupan dan pencurian kekayaan alam di wilayah perbatasan; memberdayakan masyarakat sekitar perbatasan untuk menumbuhkan semangat bela Negara dan mematuhi hukum yang berlaku; mengamankan masyarakat dan lingkungannya dari pengaruh GSP; mengaktifkan Bintertas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai skala prioritas; melaksanakan pergeseran Pos Perbatasan yang belum mencapai + 5 Km dari garis pebatasan RI – PNG sesuai kemampuan, mulai 1 Januari sampai dengan Desember 2009 selama 365 hari di sepanjang perbatasan RI – PNG dalam wilayah sektor Kabupaten Boven Digoel dalam rangka mendukung Ops Kolak Ops Rem 174/ATW.
Satgas menggelar 23 Pos Perbatasan dam selama penugasan dari bulan Nopember 2008 sampai dengan Juli 2009 sudah menemukan 8 patok perbatasan dari 11 patok perbatasan yang menjadi tanggung jawab Satgas Yonif 321/13/1 Kostrad. Hasil selama pelaksanaan operasi sampai dengan saat ini diperoleh 8 pucuk Senjata Rakitan jenis Engkel Loop dan 8 Butir Munisi Pacar Wutah (hasil penggalangan Pos Jajaran).
Pada kesempatan kunjungan, Pangdivif 1/Kostrad Mayjen TNI Hatta Syafrudin menyampaikan beberapa arahan agar unsur Pimpinan senantiasa memperhatikan tentang aspek pemeliharaan moril dan disiplin Anggota dalam penugasan serta aspek militasi keprajuritan. Selain itu, agar seluruh jajaran Satgas memanfaatkan keberadaan aparat maupun instansi terkait di daerah operasi dalam rangka pencapaian Tupok melalui koordinasi dan kerja sama yang baik; mengoptimalkan Sistem komunikasi yang ada untuk selalu berhubungan antar Kotis dan Pos maupun antar Pos dengan Pos ataupun dengan instansi terkait di daerah operasi serta menggunakan persandian dan tatacara komunikasi Militer; tetap waspada dan tetap mengutamakan faktor keamanan serta pengamanan, jangan terlena oleh situasi dan kondisi yang mungkin biasa-biasa/aman-aman saja; agar seluruh anggota memiliki kebanggaan untuk melaksanakan tugas dengan baik di daerah operasi.
PENKOSTRAD
Sea Harrier AL India Digrounded
Sea Harrier yang jatuh ke laut berhasil dievakuasi.
27 Agustus 2009 -- Angkatan Laut India menghentikan penerbangan armada pesawat tempur Sea Harrier yang berpangkalan di kapal induk setelah kecelakaan fatal satu Sea Harrier di Goa, Jumat (21/8), dilaporkan media lokal.
Pesawat sedang melaksanakan latihan rutin dengan kapal perang India, jatuh ke laut 15 kilometer dari peairan Goa. Insiden ini menewaskan pilot Lt. Cdr. Saurav Saxena. Pesawat tinggal landas dari bandara Dabolim sekitar pukul 10.00 waktu setempat dan jatuh ke laut pukul 11.57.
Keputusan grounded 8 pesawat Sea Harrier menyebabkan kapal induk INS Viraat praktis tanpa kekuatan udara. Akan tetapi menurut seorang pejabat senior AL, Sea Harrier tidak grounded tetapi anggota dewan menginginkan dilakukan pengecekan semua pesawat, inspeksi sedang dilakukan akan selesai 2 sampai 3 hari.
INS Viraat baru saja meninggalkan dok kering di galangan kapal Cochin setelah 18 bulan dilakukan peremajaan, dan diharapkan dapat bertugas kembali di AL India dalam dua bulan lagi.
AL India memperpanjang usia pakai kapal induk tua INS Viraat 5 tahun lagi karena terlambatnya konstruksi kapal induk pertama buatan dalam negeri India dan gagalnya pengiriman kapal induk Admiral Gorshkov yang sudah diremajakan sesuai jadwal pada 2008.
Kapal induk buatan dalam negeri berbobot 40.000 ton dibangun di galangan kapal Cochin akan selesai 2015, sedangkan Admiral Gorshkov yang sedang diperbaiki di galangan kapal Sevmash, Utara Rusia mungkin akan dikirimkan ke India pada 2013. Akan tetapi New Delhi dan Moskow masih menemui jalan buntu terkait kenaikan harga perbaikan Admiral Gorshkov.
RIA Novosti/ibnlive.in/@beritahankam
27 Agustus 2009 -- Angkatan Laut India menghentikan penerbangan armada pesawat tempur Sea Harrier yang berpangkalan di kapal induk setelah kecelakaan fatal satu Sea Harrier di Goa, Jumat (21/8), dilaporkan media lokal.
Pesawat sedang melaksanakan latihan rutin dengan kapal perang India, jatuh ke laut 15 kilometer dari peairan Goa. Insiden ini menewaskan pilot Lt. Cdr. Saurav Saxena. Pesawat tinggal landas dari bandara Dabolim sekitar pukul 10.00 waktu setempat dan jatuh ke laut pukul 11.57.
Keputusan grounded 8 pesawat Sea Harrier menyebabkan kapal induk INS Viraat praktis tanpa kekuatan udara. Akan tetapi menurut seorang pejabat senior AL, Sea Harrier tidak grounded tetapi anggota dewan menginginkan dilakukan pengecekan semua pesawat, inspeksi sedang dilakukan akan selesai 2 sampai 3 hari.
INS Viraat baru saja meninggalkan dok kering di galangan kapal Cochin setelah 18 bulan dilakukan peremajaan, dan diharapkan dapat bertugas kembali di AL India dalam dua bulan lagi.
AL India memperpanjang usia pakai kapal induk tua INS Viraat 5 tahun lagi karena terlambatnya konstruksi kapal induk pertama buatan dalam negeri India dan gagalnya pengiriman kapal induk Admiral Gorshkov yang sudah diremajakan sesuai jadwal pada 2008.
Kapal induk buatan dalam negeri berbobot 40.000 ton dibangun di galangan kapal Cochin akan selesai 2015, sedangkan Admiral Gorshkov yang sedang diperbaiki di galangan kapal Sevmash, Utara Rusia mungkin akan dikirimkan ke India pada 2013. Akan tetapi New Delhi dan Moskow masih menemui jalan buntu terkait kenaikan harga perbaikan Admiral Gorshkov.
RIA Novosti/ibnlive.in/@beritahankam
Lanud Suryadarma Uji Coba Senjata SS2-V1
Salah seorang prajurit TNI AU dari seksi senjata Lanud Suryadarma sedang melaksanakan uji coba senjata laras panjang terbaru jenis SS2-V1 di lapangan tembak Lanud Suryadarma, Kamis (27/9).
27 Agustus 2009, Subang -- Selama dua hari anggota Seksi Senjata Lanud Suryadarma mengadakan uji coba senjata laras panjang terbaru jenis SS2-V1 dengan jarak 100 meter di Lapangan Tembak Lanud Suryadarma, Kamis (27/8). Senjata buatan PT Pindad, Bandung tahun 2007 tersebut merupakan modifikasi akhir dari senjata laras panjang jenis sebelumnya yaitu SS1 buatan tahun 1998.
Menurut Kepala Seksi Senjata Lanud Suryadarma Kapten Tek Andi Suseno, beberapa kelebihan senjata jenis SS2-V1 adalah hentakkan saat menembak yang lebih kecil. Kemudian dari segi teknis terdapatnya pijera selektor yang berfungsi mengatur pijera ke arah naik-turun dan kiri-kanan, kunci otomatis hanya tiga, harus lepas magazen saat mengosongkannya dan terdapatnya handle untuk menenteng senjata dimana posisi pijera berada. Handle ini mirip dengan senjata laras panjang jenis M-16 buatan Amerika.
Ditambahkan oleh Kapten Tek Andi Suseno, senjata SS2-V1 yang diterima dari Depo Pemeliharaan 60 Lanud Iswahyudi pada awal Agustus 2009 tersebut setelah diuji coba, secara umum dapat digunakan semuanya dengan baik dan aman walaupun terdapat beberapa troubel kecil. Selain uji coba senjata baru, anggota seksi senjata juga melaksanakan uji coba terhadap senjata hasil perbaikan yang selama ini dirawat terhadap beberapa senjata laras panjang jenis G-3 dan pistol jenis FN 46.
PENTAK LANUD SURYADARMA
27 Agustus 2009, Subang -- Selama dua hari anggota Seksi Senjata Lanud Suryadarma mengadakan uji coba senjata laras panjang terbaru jenis SS2-V1 dengan jarak 100 meter di Lapangan Tembak Lanud Suryadarma, Kamis (27/8). Senjata buatan PT Pindad, Bandung tahun 2007 tersebut merupakan modifikasi akhir dari senjata laras panjang jenis sebelumnya yaitu SS1 buatan tahun 1998.
Menurut Kepala Seksi Senjata Lanud Suryadarma Kapten Tek Andi Suseno, beberapa kelebihan senjata jenis SS2-V1 adalah hentakkan saat menembak yang lebih kecil. Kemudian dari segi teknis terdapatnya pijera selektor yang berfungsi mengatur pijera ke arah naik-turun dan kiri-kanan, kunci otomatis hanya tiga, harus lepas magazen saat mengosongkannya dan terdapatnya handle untuk menenteng senjata dimana posisi pijera berada. Handle ini mirip dengan senjata laras panjang jenis M-16 buatan Amerika.
Ditambahkan oleh Kapten Tek Andi Suseno, senjata SS2-V1 yang diterima dari Depo Pemeliharaan 60 Lanud Iswahyudi pada awal Agustus 2009 tersebut setelah diuji coba, secara umum dapat digunakan semuanya dengan baik dan aman walaupun terdapat beberapa troubel kecil. Selain uji coba senjata baru, anggota seksi senjata juga melaksanakan uji coba terhadap senjata hasil perbaikan yang selama ini dirawat terhadap beberapa senjata laras panjang jenis G-3 dan pistol jenis FN 46.
PENTAK LANUD SURYADARMA
KASUM TNI Kunjungi Lanud Sultan Hasanuddin
Kasum TNI Laksaman Madya TNI Y. Didik Heru Purnomo didampingi Pangdam VII / Wirabuana, Pangkoopsau II, Danlantamal VI dan Komandan Lanud Sultan Hasanuddin sedang mendengarkan penjelasan dari Komandan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Mayor Pnb Toni Haryono.
27 Agustus 2009, Makassar -- Rombongan Kasum TNI yang bertolak dari Skadron Udara 17 Lanud halim Perdana Kusuma Jakarta menuju Kodam XVII / Cendarawasih dalam rangka pelaksanaan Latihan Geladi Mako Operasi Darat Gabungan, pada hari Selasa (25/8) transit di Lanud Sultan Hasanuddin dan menyempatkan berkunjung ke Skadron Udara 11 untuk melihat secara langsung kesiapan pesawat tempur Sukhoi.
PENTAK LANUD SULTAN HASANUDDIN
27 Agustus 2009, Makassar -- Rombongan Kasum TNI yang bertolak dari Skadron Udara 17 Lanud halim Perdana Kusuma Jakarta menuju Kodam XVII / Cendarawasih dalam rangka pelaksanaan Latihan Geladi Mako Operasi Darat Gabungan, pada hari Selasa (25/8) transit di Lanud Sultan Hasanuddin dan menyempatkan berkunjung ke Skadron Udara 11 untuk melihat secara langsung kesiapan pesawat tempur Sukhoi.
PENTAK LANUD SULTAN HASANUDDIN
Selat Makassar Rawan Disusupi Kapal Asing
KRI Nuku 873 salah satu kapal perang TNI AL jenis korvet yang bertugas mengawasi alur perairan di Selat Makassar.
27 Agustus 2009, Makassar -- Selat Makassar masih rawan disusupi kapal-kapal asing dari arah selatan dan utara Tanjung Mangkaliat. Hal itu diungkapkan Asisten Operasi (Asops) Lantamal VI Letkol Laut Muhammad Ali di Makassar, Rabu (26/8).
"Arah selatan berasal dari selat Lombok. Ujung utara Tanjung Mangkaliat adalah Laut Sulawesi yang berdekatan dengan kawasan blok Ambalat," ujarnya.
Penyusupan kapal-kapal asing milik Malaysia, ungkap Ali beberapa bulan terakhir ini masih terus berlangsung di blok Ambalat. Bahkan, pelanggaran kapal-kapal asing yang masuk ke wilayah itu telah mencapai puluhan kali. "Mereka masih menganggap wilayah itu adalah milik mereka, sementara kita menganggap itu daerah kita. Jadi masih ada perbedaan," ujarnya.
Namun, TNI AL tetap menghindari adanya kontak senjata melalui jalur damai. Peringatan yang dilakukan hanya dilakukan dengan cara komunikasi. Sejauh ini, keamanan alur laut tersebut dibawah kordinasi Komando Armada Timur (Koartim) yang berpangkalan di Surabaya. Untuk mengamankan alur tersebut, hanya diturunkan lima kapal perang yang secara bergantian bertugas diantaranya KRI Nuku, KRI Hasanuddin, dan KRI Slamet Riyadi. "Kita menghindari kapal-kapal asing itu jangan sampai memasuki wilayah perairan ALKI 2," ungkapnya.
TNI AL Fokus Jaga Pulau Terluar
Permasalahan soal pulau kembali mencuat. Kasus kali ini tidak terkait dengan negara tetangga melainkan pelelangan pulau-pulau kecil di Kabupaten Mentawai.
Meski tugas penjagaan kedaulatan ada di tangan TNI, khususnya TNI AL, mereka mengatakan persoalan penjualan pulau bukan tanggung jawab mereka. Apalagi, ketiga pulau yang dilelang bukanlah termasuk dua belas pulau terluar yang menjadi fokus penjagaan marinir.
"Kalau Kepulauan Karimun, itu masuk zona aman karena termasuk pulau dalam, bukan pulau luar. Jadi, kalau ada isu penjualan itu, tanyakan pada pemdanya," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Iskandar Sitompul kepada Media Indonesia di Jakarta, Rabu (26/8).
Jika terkait pulau terluar, ia tegaskan bahwa TNI AL tentu mengerahkan kapal patroli untuk menjaga kedaulatan kawasan Indonesia. Selain itu, TNI AL menempatkan marinir ke-12 pulau strategis.
"Kapal itu berkeliling terus. Terutama, untuk daerah yang rawan. Misalnya, kita menempatkan enam kapal di wilayah Ambalat atau menempatkan kapal di wilayah barat," sahutnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal KP3K Alex SW Retraubun menyatakan bahwa penjualan pulau dilarang di Indonesia. Namun, jika pulau tersebut disewakan, itu tetap diperbolehkan. "Kalau for hire oke, tapi for sale tidak ada," tandasnya.
MEDIA INDONESIA
27 Agustus 2009, Makassar -- Selat Makassar masih rawan disusupi kapal-kapal asing dari arah selatan dan utara Tanjung Mangkaliat. Hal itu diungkapkan Asisten Operasi (Asops) Lantamal VI Letkol Laut Muhammad Ali di Makassar, Rabu (26/8).
"Arah selatan berasal dari selat Lombok. Ujung utara Tanjung Mangkaliat adalah Laut Sulawesi yang berdekatan dengan kawasan blok Ambalat," ujarnya.
Penyusupan kapal-kapal asing milik Malaysia, ungkap Ali beberapa bulan terakhir ini masih terus berlangsung di blok Ambalat. Bahkan, pelanggaran kapal-kapal asing yang masuk ke wilayah itu telah mencapai puluhan kali. "Mereka masih menganggap wilayah itu adalah milik mereka, sementara kita menganggap itu daerah kita. Jadi masih ada perbedaan," ujarnya.
Namun, TNI AL tetap menghindari adanya kontak senjata melalui jalur damai. Peringatan yang dilakukan hanya dilakukan dengan cara komunikasi. Sejauh ini, keamanan alur laut tersebut dibawah kordinasi Komando Armada Timur (Koartim) yang berpangkalan di Surabaya. Untuk mengamankan alur tersebut, hanya diturunkan lima kapal perang yang secara bergantian bertugas diantaranya KRI Nuku, KRI Hasanuddin, dan KRI Slamet Riyadi. "Kita menghindari kapal-kapal asing itu jangan sampai memasuki wilayah perairan ALKI 2," ungkapnya.
TNI AL Fokus Jaga Pulau Terluar
Permasalahan soal pulau kembali mencuat. Kasus kali ini tidak terkait dengan negara tetangga melainkan pelelangan pulau-pulau kecil di Kabupaten Mentawai.
Meski tugas penjagaan kedaulatan ada di tangan TNI, khususnya TNI AL, mereka mengatakan persoalan penjualan pulau bukan tanggung jawab mereka. Apalagi, ketiga pulau yang dilelang bukanlah termasuk dua belas pulau terluar yang menjadi fokus penjagaan marinir.
"Kalau Kepulauan Karimun, itu masuk zona aman karena termasuk pulau dalam, bukan pulau luar. Jadi, kalau ada isu penjualan itu, tanyakan pada pemdanya," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Iskandar Sitompul kepada Media Indonesia di Jakarta, Rabu (26/8).
Jika terkait pulau terluar, ia tegaskan bahwa TNI AL tentu mengerahkan kapal patroli untuk menjaga kedaulatan kawasan Indonesia. Selain itu, TNI AL menempatkan marinir ke-12 pulau strategis.
"Kapal itu berkeliling terus. Terutama, untuk daerah yang rawan. Misalnya, kita menempatkan enam kapal di wilayah Ambalat atau menempatkan kapal di wilayah barat," sahutnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal KP3K Alex SW Retraubun menyatakan bahwa penjualan pulau dilarang di Indonesia. Namun, jika pulau tersebut disewakan, itu tetap diperbolehkan. "Kalau for hire oke, tapi for sale tidak ada," tandasnya.
MEDIA INDONESIA
Rusia Beli Kapal Amphibi Kelas Mistral Dari Perancis
LHD Tonnerre kelas Mistral milik AL Perancis sedang uji pelayaran. (Foto: DID)
27 Agustus 2009 -- Rusia merencanakan menandatanggani kesepakatan pembelian 3 -4 kapal serang amphibi kelas Mistral dengan Perancis akhir tahun ini, diungkapkan Kepala Staff AB Rusia Jenderal Nikolai Makarov saat digelar konferensi pers di ibu kota Mongolia Ulan Bator, Rabu (26/7).
“Kami sedang menegosiasikan pembelian sebuah kapal saat ini, dan kemudian dilanjutkan merencanakan mengakuisisi 3 - 4 kapal (kelas yang sama) dibangun bersama di Rusia,” ujar Jenderal Makarov.
Makarov tidak mengungkapkan jumlah nilai kesepakatan, tetapi menurut sumber seorang perwira tinggi Rusia yang berperan dalam negosiasi belum lama ini mengatakan harga kapal sekitar 300 - 400 milyar euro ($430 - 580 milyar).
Skema kapal amphibi kelas Mistral. (Foto: DID)
Bila pembelian berjalan sukses, akan menjadikan impor senjata dalam skala besar pertama oleh Rusia sejak bubarnya Uni Sovyet.
Rusia pertama kali tertarik membina hubungan bilateral dengan Perancis dalam peralatan dan teknologi angkatan laut pada 2008, ketika KASAL Rusia Laksamana Vladimir Vysotsky mengunjungi pameran senjata Euronaval 2008 di Perancis.
Menurut sumber militer lainnya, kemungkinan pembelian Mistral didiskusikan di pameran angkatan laut di St. Petersburg pada Juni tahun ini.
Program pengadaan persenjataan Rusia hingga 2015 tidak mencantumkan konstruksi atau pembelian kapal perang berukuran besar, jadi kemungkinan besar akuisisi kapal kelas Mistral terjadi dibawah program baru hingga tahun 2020, yang mana program ini masih dalam pengembangan.
RIA Novosti/@beritahankam
27 Agustus 2009 -- Rusia merencanakan menandatanggani kesepakatan pembelian 3 -4 kapal serang amphibi kelas Mistral dengan Perancis akhir tahun ini, diungkapkan Kepala Staff AB Rusia Jenderal Nikolai Makarov saat digelar konferensi pers di ibu kota Mongolia Ulan Bator, Rabu (26/7).
“Kami sedang menegosiasikan pembelian sebuah kapal saat ini, dan kemudian dilanjutkan merencanakan mengakuisisi 3 - 4 kapal (kelas yang sama) dibangun bersama di Rusia,” ujar Jenderal Makarov.
Makarov tidak mengungkapkan jumlah nilai kesepakatan, tetapi menurut sumber seorang perwira tinggi Rusia yang berperan dalam negosiasi belum lama ini mengatakan harga kapal sekitar 300 - 400 milyar euro ($430 - 580 milyar).
Skema kapal amphibi kelas Mistral. (Foto: DID)
Bila pembelian berjalan sukses, akan menjadikan impor senjata dalam skala besar pertama oleh Rusia sejak bubarnya Uni Sovyet.
Rusia pertama kali tertarik membina hubungan bilateral dengan Perancis dalam peralatan dan teknologi angkatan laut pada 2008, ketika KASAL Rusia Laksamana Vladimir Vysotsky mengunjungi pameran senjata Euronaval 2008 di Perancis.
Menurut sumber militer lainnya, kemungkinan pembelian Mistral didiskusikan di pameran angkatan laut di St. Petersburg pada Juni tahun ini.
Program pengadaan persenjataan Rusia hingga 2015 tidak mencantumkan konstruksi atau pembelian kapal perang berukuran besar, jadi kemungkinan besar akuisisi kapal kelas Mistral terjadi dibawah program baru hingga tahun 2020, yang mana program ini masih dalam pengembangan.
RIA Novosti/@beritahankam
PT PAL Incar Proyek Kapal Pengawal Rudal TNI
Perusak Kawal Rudal 105 m, panjang kapal 105 m, lebar 14 m, berat 2400 ton, kecepatan maksimal 30 knot, jelajah 18 knot, ekonomis 14 knot, jarak jelajah 5000 nm, waktu berlayar 12 hari, jumlah awak 120 orang (sumber: PT PAL). (Foto: @beritahankam.blogspot)
26 Agustus 2009, Jakarta -- PT PAL Indonesia tengah mengincar proyek pembuatan kapal pengawal rudal milik TNI Angkatan Laut. Nilai kapal tersebut ditaksir mencapai EUR 170 juta.
"Ada rencana TNI AL membutuhkan kapal itu dan kami berharap bisa dibuat di PAL," ujar Direktur Utama PAL Indonesia Harsusanto di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu, 26 Agustus 2009.
Menurut Harsusanto, Departemen Pertahanan (Dephan) telah membuat pembelian (procurement) tentang pengadaan kapal tersebut. Kebutuhan pendanaan untuk proyek kapal itu akan diperoleh dari kredit ekspor. "Belum ada perusahaan yang ditunjuk.Diharapkan ada alih teknologi dari perusahaan yang menang," katanya.
PAL tahun ini menargetkan produksi kapal sebanyak enam unit. Rencananya bulan ini, perusahaan akan menyerahkan satu unit kapal jenis Landing Platform Deck (LPD) dilanjutkan peluncuran kapal tanker tanker pada 3 September 2009.
Selanjutnya pada November-Desember 2009, PAL juga akan menyerahkan tiga unit kapal cepat 28 meter milik Bea Cukai dan dua unit kapal jenis escorttug untuk proyek Tangguh.
Lebih lanjut, Hersusanto mengatakan program restrukturisasi PAL sudah memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan. Saat ini pihaknya tinggal menyelesaikan administrasi antara PAL dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
"Kami akan mengundang PPA ke PAL minggu depan untuk merampungkan administrasinya," katanya.
Harsusanto menambahkan jika masalah administrasi tersebut dapat diselesaikan dalam waktu seminggu, proses pencairan suntikan modal dapat segera dilakukan pada awal September 2009.
PAL sendiri akan memperoleh tambahan modal sekitar US$44 juta yang akan digunakan untuk modal kerja pada divisi pemeliharan, perbaikan, engineering, dan divisi pembangunan kapal.
VIVAnews
26 Agustus 2009, Jakarta -- PT PAL Indonesia tengah mengincar proyek pembuatan kapal pengawal rudal milik TNI Angkatan Laut. Nilai kapal tersebut ditaksir mencapai EUR 170 juta.
"Ada rencana TNI AL membutuhkan kapal itu dan kami berharap bisa dibuat di PAL," ujar Direktur Utama PAL Indonesia Harsusanto di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu, 26 Agustus 2009.
Menurut Harsusanto, Departemen Pertahanan (Dephan) telah membuat pembelian (procurement) tentang pengadaan kapal tersebut. Kebutuhan pendanaan untuk proyek kapal itu akan diperoleh dari kredit ekspor. "Belum ada perusahaan yang ditunjuk.Diharapkan ada alih teknologi dari perusahaan yang menang," katanya.
PAL tahun ini menargetkan produksi kapal sebanyak enam unit. Rencananya bulan ini, perusahaan akan menyerahkan satu unit kapal jenis Landing Platform Deck (LPD) dilanjutkan peluncuran kapal tanker tanker pada 3 September 2009.
Selanjutnya pada November-Desember 2009, PAL juga akan menyerahkan tiga unit kapal cepat 28 meter milik Bea Cukai dan dua unit kapal jenis escorttug untuk proyek Tangguh.
Lebih lanjut, Hersusanto mengatakan program restrukturisasi PAL sudah memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan. Saat ini pihaknya tinggal menyelesaikan administrasi antara PAL dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
"Kami akan mengundang PPA ke PAL minggu depan untuk merampungkan administrasinya," katanya.
Harsusanto menambahkan jika masalah administrasi tersebut dapat diselesaikan dalam waktu seminggu, proses pencairan suntikan modal dapat segera dilakukan pada awal September 2009.
PAL sendiri akan memperoleh tambahan modal sekitar US$44 juta yang akan digunakan untuk modal kerja pada divisi pemeliharan, perbaikan, engineering, dan divisi pembangunan kapal.
VIVAnews
Rusia Menempatkan S-400 Triumf di Timur Jauh
S-400 Triumf. (Foto: wikipedia)
27 Agustus 2009 -- Rusia menempatkan sistem pertahanan udara S-400 Triumf di Timur Jauh untuk menangkal ancaman pengujian rudal Korea Utara, ujar Kepala Staff AB Rusia Jenderal Nikolai Makarov saat konferensi pers di ibu kota Mongolia Ulan Bator, Rabu (26/8).
Penempatan S-400 untuk menjamin terlindung dari kegagalan uji coba rudal Korea Utara dan memastikan pecahan rudal tidak jatuh di wilayah kedaulatan Rusia.
Korea Utara telah meluncurkan beberapa rudal balistik dari Pantai Timur sejak Januari. Rudal tersebut dipercaya dari tipe Scud yang mampu mencapai sasaran hingga 500 kilometer sebelum jatuh ke Laut Jepang.
S-400 Triumf, NATO menyebutnya SA-21 Growler, dirancang mencegat dan menghancurkan sasaran udara pada jarak hingga 400 kilometer, dua kali jarak sistem pertahanan udara buatan Amerika Serikat MIM-104 Patriot, dan dua setengah kali dari S-300PMU-2. Sistem pertahanan udara ini dipercaya mampu menghancurkan pesawat siluman, rudal jelajah dan rudal balistik.
Satu batalion S-400 terdiri dari sedikitnya 8 peluncur dengan 32 rudal serta sebuah pos komando bergerak. Program pembelian persenjataan Rusia hingga 2015 ditetapkan pembelian sistem pertahanan udara S-400 cukup melengkapi 18 batalion.
Rusia menempatkan dua resimen S-400 untuk melindungi jalur udara disekitar Moskow dan wilayah industri di bagian tenggah Rusia.
RIA Novosti/@beritahankam
27 Agustus 2009 -- Rusia menempatkan sistem pertahanan udara S-400 Triumf di Timur Jauh untuk menangkal ancaman pengujian rudal Korea Utara, ujar Kepala Staff AB Rusia Jenderal Nikolai Makarov saat konferensi pers di ibu kota Mongolia Ulan Bator, Rabu (26/8).
Penempatan S-400 untuk menjamin terlindung dari kegagalan uji coba rudal Korea Utara dan memastikan pecahan rudal tidak jatuh di wilayah kedaulatan Rusia.
Korea Utara telah meluncurkan beberapa rudal balistik dari Pantai Timur sejak Januari. Rudal tersebut dipercaya dari tipe Scud yang mampu mencapai sasaran hingga 500 kilometer sebelum jatuh ke Laut Jepang.
S-400 Triumf, NATO menyebutnya SA-21 Growler, dirancang mencegat dan menghancurkan sasaran udara pada jarak hingga 400 kilometer, dua kali jarak sistem pertahanan udara buatan Amerika Serikat MIM-104 Patriot, dan dua setengah kali dari S-300PMU-2. Sistem pertahanan udara ini dipercaya mampu menghancurkan pesawat siluman, rudal jelajah dan rudal balistik.
Satu batalion S-400 terdiri dari sedikitnya 8 peluncur dengan 32 rudal serta sebuah pos komando bergerak. Program pembelian persenjataan Rusia hingga 2015 ditetapkan pembelian sistem pertahanan udara S-400 cukup melengkapi 18 batalion.
Rusia menempatkan dua resimen S-400 untuk melindungi jalur udara disekitar Moskow dan wilayah industri di bagian tenggah Rusia.
RIA Novosti/@beritahankam
TNI Kaji Ulang Pengiriman Pasukan ke Kongo
Kasum TNI Laksamana Madya Y. Didik Heru Purnomo berdiskusi dengan Monuc Force Commander (pimpinan tertinggi Monuc) Jenderal Babacar Gaye. Pusat Penerangan TNI, (7/02). (Foto: detikFoto/Puspen TNI)
26 Agustus 2009, Jakarta -- Mabes TNI akan mengkaji ulang pengiriman tambahan pasukan untuk bergabung dalam misi perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo, menyusul perkembangan situasi keamanan di wilayah tersebut.
Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal MUda TNI Sagom Tamboen ketika dikorfirmasi ANTARA di Jakarta, Rabu, mengatakan, situasi keamanan di wilayah Kongo hingga kini jauh dari kondusif.
"Sebagai bagian dari misi perdamaian PBB, tentu pasukan kita bukan disiapkan untuk bertempur melawan milisi. Melainkan untuk mewujudkan dan menjaga perdamaian di wilayah itu. Jadi, ini yang menjadi pertimbangan kami," katanya.
Tentang keberadaan sejumlah personel TNI yang telah dipersiapkan untuk diberangkatkan ke Kongo, Sagom mengatakan, kemungkinan akan dialihkan untuk misi PBB di wilayah lain di dunia.
"Di Lebanon misalnya, para prajurit TNI di sana kan sudah saatnya di rotasi. Jadi, bisa saja kita kirim ke sana pasukan yang sudah disiapkan tersebut, atau ke wilayah lain yang menjadi bagian dari misi perdamaian PBB, tuturnya.
Sebelumnya, TNI telah menyiapkan kembali pasukannya ke Kongo untuk bergabung dalam Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di wilayah itu (Monuc).
Kontingen TNI yang akan dikirim ke Kongo itu tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Zeni TNI Konga XX-G/Monuc 2009, pimpinan Dansatgas Letkol Czi Arnold A.P. Ritiauw, menggantikan Satgas Zeni TNI Konga XX-F/Monuc di Republik Demokrasi Kongo, yang akan berakhir masa tugasnya.
Penyiapan kontingen TNI ke Kongo itu antara lain dengan diadakannya latihan pratugas di Pusat Pendidikan Zeni, di Bogor, Jawa Barat.
Latihan Pratugas, dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama latihan teknis dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan dril teknis serta dril taktis, dilaksanakan mulai 14 Agustus sampai 3 September 2009.
Sedangkan tahap kedua, latihan taktis dengan pasukan yang menggunakan metode dril tempur, dilaksanakan mulai 4 sampai 10 September 2009.
Pasukan penjaga perdamaian PBB di Republik Demokrasi Kongo, MONUC akan mendapat tambahan 3.000 personil militernya pada akhir Oktober, demikian seperti dikutip Kantor Berita Prancis AFP.
Penambahan kekuatan yang akan berlangsung hampir setahun setelah revolusi, disetujui oleh Dewan Keamanan PBB yang terdiri dari 2.785 prajurit dan 300 petugas kepolisian.
Kedatangan pasukan baru tersebut akan menyertakan satu batalyon infanteri dan satu kompi pasukan khusus dari Mesir, satu batalyon infanteri dan satu kompi dari Bangladesh, dan satu kompi pasukan khusus dari Yordania.
Kebanyakan dari pasukan tersebut akan dikirim daerah yang sedang bergolak di timur dan timur laut RD Kongo, tempat sekitar 500 anggota gerilyawan Ugandan Lord`s Resistance Army (LRA) masih membuat kekacauan terhadap penduduk setempat.
Hingga 6.000 gerilyawan Hutu Rwanda (FDLR) masih bergerak di wilayah tersebut, meski pasukan RD Kongo dan Rwanda telah berupaya menyerang tempat persembunyian mereka.
Pasukan pertama akan tiba pada akhir Agustus dan sisa anggota pasukan lainnya pada akhir Oktober, kata juru bicara MONUC Letnan Kolonel Jean-Paul Dietrich kepada AFP.
Pasukan baru tersebut akan memperkuat pasukan yang telah bertugas di negara tersebut sebanyak 17.000 pasukan penjaga perdamaian, 700 pengamat kemiliteran dan lebih dari 1.000 petugas kepolisian yang bekerja sama dengan pasukan militer Kongo dalam operasi menumpas dua kelompok gerilyawan tersebut.
MONUC yang telah berdiri 2001 merupakan pasukan penjaga perdamaian terbesar tersendiri yang diutus PBB dengan anggaran tahunan sebesar 1,35 milyar dolar AS (950 juta euro).
ANTARA News
26 Agustus 2009, Jakarta -- Mabes TNI akan mengkaji ulang pengiriman tambahan pasukan untuk bergabung dalam misi perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo, menyusul perkembangan situasi keamanan di wilayah tersebut.
Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal MUda TNI Sagom Tamboen ketika dikorfirmasi ANTARA di Jakarta, Rabu, mengatakan, situasi keamanan di wilayah Kongo hingga kini jauh dari kondusif.
"Sebagai bagian dari misi perdamaian PBB, tentu pasukan kita bukan disiapkan untuk bertempur melawan milisi. Melainkan untuk mewujudkan dan menjaga perdamaian di wilayah itu. Jadi, ini yang menjadi pertimbangan kami," katanya.
Tentang keberadaan sejumlah personel TNI yang telah dipersiapkan untuk diberangkatkan ke Kongo, Sagom mengatakan, kemungkinan akan dialihkan untuk misi PBB di wilayah lain di dunia.
"Di Lebanon misalnya, para prajurit TNI di sana kan sudah saatnya di rotasi. Jadi, bisa saja kita kirim ke sana pasukan yang sudah disiapkan tersebut, atau ke wilayah lain yang menjadi bagian dari misi perdamaian PBB, tuturnya.
Sebelumnya, TNI telah menyiapkan kembali pasukannya ke Kongo untuk bergabung dalam Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di wilayah itu (Monuc).
Kontingen TNI yang akan dikirim ke Kongo itu tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Zeni TNI Konga XX-G/Monuc 2009, pimpinan Dansatgas Letkol Czi Arnold A.P. Ritiauw, menggantikan Satgas Zeni TNI Konga XX-F/Monuc di Republik Demokrasi Kongo, yang akan berakhir masa tugasnya.
Penyiapan kontingen TNI ke Kongo itu antara lain dengan diadakannya latihan pratugas di Pusat Pendidikan Zeni, di Bogor, Jawa Barat.
Latihan Pratugas, dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama latihan teknis dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan dril teknis serta dril taktis, dilaksanakan mulai 14 Agustus sampai 3 September 2009.
Sedangkan tahap kedua, latihan taktis dengan pasukan yang menggunakan metode dril tempur, dilaksanakan mulai 4 sampai 10 September 2009.
Pasukan penjaga perdamaian PBB di Republik Demokrasi Kongo, MONUC akan mendapat tambahan 3.000 personil militernya pada akhir Oktober, demikian seperti dikutip Kantor Berita Prancis AFP.
Penambahan kekuatan yang akan berlangsung hampir setahun setelah revolusi, disetujui oleh Dewan Keamanan PBB yang terdiri dari 2.785 prajurit dan 300 petugas kepolisian.
Kedatangan pasukan baru tersebut akan menyertakan satu batalyon infanteri dan satu kompi pasukan khusus dari Mesir, satu batalyon infanteri dan satu kompi dari Bangladesh, dan satu kompi pasukan khusus dari Yordania.
Kebanyakan dari pasukan tersebut akan dikirim daerah yang sedang bergolak di timur dan timur laut RD Kongo, tempat sekitar 500 anggota gerilyawan Ugandan Lord`s Resistance Army (LRA) masih membuat kekacauan terhadap penduduk setempat.
Hingga 6.000 gerilyawan Hutu Rwanda (FDLR) masih bergerak di wilayah tersebut, meski pasukan RD Kongo dan Rwanda telah berupaya menyerang tempat persembunyian mereka.
Pasukan pertama akan tiba pada akhir Agustus dan sisa anggota pasukan lainnya pada akhir Oktober, kata juru bicara MONUC Letnan Kolonel Jean-Paul Dietrich kepada AFP.
Pasukan baru tersebut akan memperkuat pasukan yang telah bertugas di negara tersebut sebanyak 17.000 pasukan penjaga perdamaian, 700 pengamat kemiliteran dan lebih dari 1.000 petugas kepolisian yang bekerja sama dengan pasukan militer Kongo dalam operasi menumpas dua kelompok gerilyawan tersebut.
MONUC yang telah berdiri 2001 merupakan pasukan penjaga perdamaian terbesar tersendiri yang diutus PBB dengan anggaran tahunan sebesar 1,35 milyar dolar AS (950 juta euro).
ANTARA News
Komandan UNIFIL ke Markas Batalyon Indonesia
26 Agustus 2009, Lebanon -- Komandan Sektor Timur UNIFIL, Brigadir Jenderal Ricardo Alvarez Esperajo Garcia mengunjungi Markas Batalyon Indonesia di Libanon, Rabu (26/8). Pertemuan ini dalam rangka pertemuan dengan Kepala Desa seluruh wilayah operasi Indobatt.
Pertemuan ini sengaja digelar untuk melakukan dengar pendapat secara langsung dari para Mayor (istilah Kepala Desa di Libanon) yang berada di wilayah operasi Satgas TNI di Lebanon Selatan sekaligus perkenalan dirinya sebagai Komandan Sektor Timur Unifil yang baru. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Satgas TNI Konga XXIII-C memiliki 13 desa binaan di Lebanon Selatan, masing-masing dipimpin oleh seorang Mayor (Kepala Desa) dan beberapa Moukhtar (Ketua RW). (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Dalam pertemuan tersebut, jenderal yang berasal dari Angkatan Darat Spanyol itu mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan kepada para Mayor dan hadirin yang beragama Islam. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Selesai melaksanakan pertemuan, Jenderal yang pernah bertugas di Afghanistan dan NATO itu mengadakan peninjauan ke salah satu Observation Post Indobatt yang berada di TP 37, tepat di perbatasan Libanon dengan Israel. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Pertemuan ini sengaja digelar untuk melakukan dengar pendapat secara langsung dari para Mayor (istilah Kepala Desa di Libanon) yang berada di wilayah operasi Satgas TNI di Lebanon Selatan sekaligus perkenalan dirinya sebagai Komandan Sektor Timur Unifil yang baru. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Satgas TNI Konga XXIII-C memiliki 13 desa binaan di Lebanon Selatan, masing-masing dipimpin oleh seorang Mayor (Kepala Desa) dan beberapa Moukhtar (Ketua RW). (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Dalam pertemuan tersebut, jenderal yang berasal dari Angkatan Darat Spanyol itu mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan kepada para Mayor dan hadirin yang beragama Islam. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Selesai melaksanakan pertemuan, Jenderal yang pernah bertugas di Afghanistan dan NATO itu mengadakan peninjauan ke salah satu Observation Post Indobatt yang berada di TP 37, tepat di perbatasan Libanon dengan Israel. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Wednesday, August 26, 2009
Deplu Survei Perbatasan RI-Timor Leste
26 Agustus 2009, Kupang -- Departemen Luar Negeri (Deplu) menyurvei daerah perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste, terutama di lima titik yang masih menjadi sengketa.
"Kami datang untuk mengumpulkan data di daerah perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste," kata ketua tim survei Deplu, Dodie Herado, setelah bertemu dengan Pemerintah Provinsi NTT di Kupang, Rabu.
Lokasi yang akan di survei adalah lima titik batas negara antara Indonesia dan Timor Leste yang belum terselesaikan, yakni Imbate, Sumkaen, Haumeniana, Nilulat dan Tubana antara Oecusse dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Hasil survei ini, katanya, akan disampaikan ke Menteri Luar Negeri (Menlu) Hassan Wirajuda, yang selanjutnya akan disampaikan ke DPR untuk dikoordinasikan dengan Pemerintah Timor Leste untuk menetapkan batas wilayah.
Survei antara lain menyangkut masalah keamanan di perbatasan, karena berdasarkan laporan yang masuk ke Deplu, aparat di perbatasan kesulitan mengamankan perbatasan karena minimnya anggaran.
"Kami juga akan melihat sarana-prasarana bagi aparat keamanan yang berada di perbatasan, seperti gedung dan lainnya," katanya.
Tim ini, lanjut dia, juga akan memantau pelintas batas yang berkunjung ke Timor Leste maupun Indonesia. Pelintas batas antara kedua negara tersebut harus disiapkan kartu identitas.
Selain itu, tim juga akan mencermati penangkapan terhadap warga Indonesia di Timor Leste, seperti yang dialami oleh Sekretaris Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Belu yang ditangkap aparat keamanan Timor Leste beberapa waktu lalu.
"Kami juga mendapat infomasi bahwa warga Indonesia ditangkap di Timor Leste. Hal itu juga akan kami cermati untuk dilaporkan," katanya.
Hasil survei ini, tambah dia, juga akan digunakan untuk meminimakan akses di perbatasan antara kedua negara, terutama di perbatasan antara masyarakat Oecusse dan Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang yang telah terjadi penyerobotan lahan.
Langkah itu untuk menghindari kemungkinan terjadi konflik antara masyarakat di perbatasan.
Menyangkut penyelesaian batas wilayah, ia mengatakan harus melibatkan masyarakat adat di perbatasan. Karena itu, pihaknya juga akan menerima rekomendasi dari masyarakat adat di perbatasan untuk menyelesaian masalah perbatasan antara kedua negara.
"Masyarakat adat di perbatasan antara kedua negara perlu dilibatkan, tapi keterlibatan mereka tidak secara langsung," katanya.
ANTARA News
TNI jadi Direktur UNIFIL di PBB
Dua panser milik TNI Konga XXIII-C/Unifil sedang bersiaga. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
25 Agustus 2009, Jakarta -- Salut untuk Brigjen TNI Zahari Siregar yang dipastikan menjadi Direktur Strategic Military Cell (SMC) Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) yang bermarkas di New York, AS.
"Penunjukan Zahari itu menyusul permintaan PBB kepada Indonesia untuk menetapkan salah satu perwira tingginya sebagai Direktur SMC UNIFIL," kata wakil direktur keamanan internasional dan perlucutan senjata Deplu, Fikry Cassidy di Jakarta, malam ini.
Zahari sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI. Ketika dikonfirmasi, Fikry mengatakan, Direktur SMC UNIFIL antara lain bertugas merumuskan kebijakan strategis yang akan diterapkan UNIFIL agar misinya menciptakan perdamaian dan stabilitas keamanan di Lebanon Selatan berhasil.
Ia menambahkan, keberadaan SMC baru dibentuk PBB misinya di Lebanon Selatan, sedangkan dalam misi PBB lainnya di wilayah lain, keberadaannya tidak ada. Dalam misi perdamaian PBB di Lebanon Selatan, Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasukan terbesar setelah Perancis dan Italia.
Indonesia juga akan meningkatkan jumlah personel TNI untuk bergabung dengan pasukan pemelihara perdamaian PBB menjadi 2 ribu personel pada 2009. Saat ini jumlah personel TNI yang tergabung dalam pasukan PBB mencapai 1.526 orang yang bertugas di 4 wilayah dunia yakni di Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Afrika.
"Namun rencana tersebut akan dipertimbangkan lagi mengingat terjadi krisis ekonomi global," ujar Fikry. Diimbuhkan dia, keterlibatan Indonesia dalam misi perdamaian PBB memiliki nilai strategis yakni mempererat kerja sama multilateral untuk penyelesaian konflik. Keikutsertaan itu tetap dilandasi kebijakan politik luar negeri bebas aktif sesuai amanah UUD 1945.
Selain itu, keterlibatan Indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme TNI-Polri. Khusus dalam misi PBB di Lebanon, selain mengirimkan pasukan darat, Indonesia juga bergabung dalam satuan Tugas Maritim (MTF) UNIFIL, dengan jumlah seluruh personel sekitar 1.400 orang. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjaga dan memelihara perdamaian dunia berdasarkan kebijakan politik luar negeri bebas dan aktif.
WASPADA
25 Agustus 2009, Jakarta -- Salut untuk Brigjen TNI Zahari Siregar yang dipastikan menjadi Direktur Strategic Military Cell (SMC) Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) yang bermarkas di New York, AS.
"Penunjukan Zahari itu menyusul permintaan PBB kepada Indonesia untuk menetapkan salah satu perwira tingginya sebagai Direktur SMC UNIFIL," kata wakil direktur keamanan internasional dan perlucutan senjata Deplu, Fikry Cassidy di Jakarta, malam ini.
Zahari sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI. Ketika dikonfirmasi, Fikry mengatakan, Direktur SMC UNIFIL antara lain bertugas merumuskan kebijakan strategis yang akan diterapkan UNIFIL agar misinya menciptakan perdamaian dan stabilitas keamanan di Lebanon Selatan berhasil.
Ia menambahkan, keberadaan SMC baru dibentuk PBB misinya di Lebanon Selatan, sedangkan dalam misi PBB lainnya di wilayah lain, keberadaannya tidak ada. Dalam misi perdamaian PBB di Lebanon Selatan, Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasukan terbesar setelah Perancis dan Italia.
Indonesia juga akan meningkatkan jumlah personel TNI untuk bergabung dengan pasukan pemelihara perdamaian PBB menjadi 2 ribu personel pada 2009. Saat ini jumlah personel TNI yang tergabung dalam pasukan PBB mencapai 1.526 orang yang bertugas di 4 wilayah dunia yakni di Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Afrika.
"Namun rencana tersebut akan dipertimbangkan lagi mengingat terjadi krisis ekonomi global," ujar Fikry. Diimbuhkan dia, keterlibatan Indonesia dalam misi perdamaian PBB memiliki nilai strategis yakni mempererat kerja sama multilateral untuk penyelesaian konflik. Keikutsertaan itu tetap dilandasi kebijakan politik luar negeri bebas aktif sesuai amanah UUD 1945.
Selain itu, keterlibatan Indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme TNI-Polri. Khusus dalam misi PBB di Lebanon, selain mengirimkan pasukan darat, Indonesia juga bergabung dalam satuan Tugas Maritim (MTF) UNIFIL, dengan jumlah seluruh personel sekitar 1.400 orang. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjaga dan memelihara perdamaian dunia berdasarkan kebijakan politik luar negeri bebas dan aktif.
WASPADA
TNI AL Yang Kuat Bukan Merupakan Suatu Kemewahan Tapi Sebuah Kebutuhan
KRI Nanggala 402. (Foto: koarmabar)
26 Agustus 2009, Surabaya -- Tugas pokok TNI AL selain bertanggung jawab untuk aspek pertahanan di laut, juga mengemban tugas-tugas menegakkan hukum dan kedaulatan di laut, melaksanakan tugas diplomasi TNI AL, melaksanakan pembangunan kekuatan matra laut, serta melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut, sehingga bagi negara maritim besar seperti Indonesia, TNI AL yang kuat bukan merupakan suatu kemewahan, melainkan merupakan sebuah kebutuhan untuk menjaga eksistensi wilayah yurisdiksi laut Indonesia, tegas Wakil Asisten Operasi KASAL Laksma TNI Sadiman, S.E saat memberikan pembekalan kepada kadet AAL tingkat II di Gedung Mas Pardi AAL, Bumi Moro, Surabaya, Selasa (25/8).
Oleh karena itu para kadet yang dididik dan dibekali di Akademi Angkatan Laut (AAL) ini harus siap menjadi prajurit yang memiliki profesionalisme matra laut, karena pada gilirannya nanti suka atau tidak suka, cepat atau lambat para kadet inilah yang akan mengawaki organisasi dan alat utama system pertahanan (Alut Sista) TNI AL. Dengan demikian para kadet harus meningkatkan profesi sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Untuk suatu kesuksesan dalam berkarier di TNI AL sangat dibutuhkan usaha dan kerja keras. TNI AL sangat membutuhkan sumber daya perwira yang biasa berfikir dan bekerja keras dengan tekad, semangat, loyalitas dan komitmen yang tinggi dalam upaya mewujudkan TNI AL yang besar, kuat dan profesional.
Sementara itu bagi perwira TNI AL dan kadet AAL yang korps Elektronika harus terus meningkatkan kemampuan pengetahuan, berbahasa Inggris, dan yang terpenting adalah mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), mengingat peperangan masa kini sudah sangat kompeks, yang sudah pasti merupakan tantangan para perwira elektronika. Perang modern bukan hanya modal berani, tapi dituntut pengetahuan prima pengawakan alut sista, dan ini diperoleh dari ilmu-ilmu yang modern, tandas Kepala Dinas Senjata dan Elektronika TNI AL Laksma TNI Tri Santoso, di Gedung Dewakang AAL, Bumi Moro, Surabaya.
Bagpen AAL
26 Agustus 2009, Surabaya -- Tugas pokok TNI AL selain bertanggung jawab untuk aspek pertahanan di laut, juga mengemban tugas-tugas menegakkan hukum dan kedaulatan di laut, melaksanakan tugas diplomasi TNI AL, melaksanakan pembangunan kekuatan matra laut, serta melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut, sehingga bagi negara maritim besar seperti Indonesia, TNI AL yang kuat bukan merupakan suatu kemewahan, melainkan merupakan sebuah kebutuhan untuk menjaga eksistensi wilayah yurisdiksi laut Indonesia, tegas Wakil Asisten Operasi KASAL Laksma TNI Sadiman, S.E saat memberikan pembekalan kepada kadet AAL tingkat II di Gedung Mas Pardi AAL, Bumi Moro, Surabaya, Selasa (25/8).
Oleh karena itu para kadet yang dididik dan dibekali di Akademi Angkatan Laut (AAL) ini harus siap menjadi prajurit yang memiliki profesionalisme matra laut, karena pada gilirannya nanti suka atau tidak suka, cepat atau lambat para kadet inilah yang akan mengawaki organisasi dan alat utama system pertahanan (Alut Sista) TNI AL. Dengan demikian para kadet harus meningkatkan profesi sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Untuk suatu kesuksesan dalam berkarier di TNI AL sangat dibutuhkan usaha dan kerja keras. TNI AL sangat membutuhkan sumber daya perwira yang biasa berfikir dan bekerja keras dengan tekad, semangat, loyalitas dan komitmen yang tinggi dalam upaya mewujudkan TNI AL yang besar, kuat dan profesional.
Sementara itu bagi perwira TNI AL dan kadet AAL yang korps Elektronika harus terus meningkatkan kemampuan pengetahuan, berbahasa Inggris, dan yang terpenting adalah mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), mengingat peperangan masa kini sudah sangat kompeks, yang sudah pasti merupakan tantangan para perwira elektronika. Perang modern bukan hanya modal berani, tapi dituntut pengetahuan prima pengawakan alut sista, dan ini diperoleh dari ilmu-ilmu yang modern, tandas Kepala Dinas Senjata dan Elektronika TNI AL Laksma TNI Tri Santoso, di Gedung Dewakang AAL, Bumi Moro, Surabaya.
Bagpen AAL
Dewa Ruci Satu-satunya di Dunia
KRI Dewa Ruci. (Foto: Koarmabar)
26 Agustus 2009, Makassar - - Indonesia boleh berbangga karena KRI Dewa Ruci merupakan satu-satunya kapal layar bertiang tinggi buatan H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman, yang masih beroperasi. Keperkasaan kapal itu kini bisa disaksikan di Lantamal IV, Makassar, karena baru saja merapat, Rabu (26/8) pagi.
26 Agustus 2009, Makassar -- Sejumlah awak KRI Dewaruci melambaikan tangan saat akan sandar di Lantamal IV Makassar, Sulsel, Rabu (26/8). KRI Dewaruci yang memuat 179 awak tersebut sandar di Makassar dan selanjutnya akan berlayar ke Benoa, Cilacap, Sabang, Dumai dan Surabaya dan akan berlayar selama 65 hari sejak 5 Agustus - 9 Oktober 2009. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ama/09)
Galangan kapal H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman, pernah memproduksi tiga kapal sejenis di dunia namun dari ketiga kapal itu hanya KRI Dewa Ruci yang masih layak berlayar.
Kapal inilah yang digunakan taruna atau kadet Akademi Angkatan Laut RI belajar selama pelayaran Kartika Jala Krida atau pelayaran rutin ke berbagai belahan dunia, termask singgah di Makassar.
Tribun Timur
26 Agustus 2009, Makassar - - Indonesia boleh berbangga karena KRI Dewa Ruci merupakan satu-satunya kapal layar bertiang tinggi buatan H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman, yang masih beroperasi. Keperkasaan kapal itu kini bisa disaksikan di Lantamal IV, Makassar, karena baru saja merapat, Rabu (26/8) pagi.
26 Agustus 2009, Makassar -- Sejumlah awak KRI Dewaruci melambaikan tangan saat akan sandar di Lantamal IV Makassar, Sulsel, Rabu (26/8). KRI Dewaruci yang memuat 179 awak tersebut sandar di Makassar dan selanjutnya akan berlayar ke Benoa, Cilacap, Sabang, Dumai dan Surabaya dan akan berlayar selama 65 hari sejak 5 Agustus - 9 Oktober 2009. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ama/09)
Galangan kapal H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman, pernah memproduksi tiga kapal sejenis di dunia namun dari ketiga kapal itu hanya KRI Dewa Ruci yang masih layak berlayar.
Kapal inilah yang digunakan taruna atau kadet Akademi Angkatan Laut RI belajar selama pelayaran Kartika Jala Krida atau pelayaran rutin ke berbagai belahan dunia, termask singgah di Makassar.
Tribun Timur
Goose Neck Dukung Penerbangan
Pesawat F-16/Fighting Falcon saat taxi menuju shelter Skadron Udara 3 pada latihan terbang malam, Selasa (25/8). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)
25 Agustus 2009, Madiun -- Walaupun dalam kondisi darurat Lanud Iswahjudi tetap melaksanakan terbang malam meski hanya menggunakan Albanav (alat bantu navigasi) berupa goose neck/leher angsa, yaitu merupakan obor yang digunakan untuk menerangi runway yang digunakan untuk membantu pesawat tempur melakukan take off/landing saat melaksanakan terbang malam guna mengantisipasi apabila lampu-lampu runway mengalami kerusakan, Selasa (25/8).
Goose neck merupakan alat bantu navigasi yang diletakkan di sisi kanan dan kiri runway digunakan untuk membantu para penerbang melakukan take off/landing pesawat pada terbang malam yang bertujuan untuk meningkatkan profesiensi dan kemampuan para penerbang tersebut, sehingga setiap saat dapat melaksanakan tugas dengan segala kondisi.
Bagi para penerbang tempur, terbang malam bukan merupakan hal yang luar biasa namun perlu untuk pembiasaan diri terutama pada saat lepas landas maupun mendarat yang sangat mengandalkan instrumen yang ada, disamping visual dengan alat bantu lampu penerangan yang ada di dua sisi landasan. Untuk itu para penerbang tersebut dituntut lebih teliti dan hati-hati dalam menerbangkan pesawat serta melakukan manuver-manuver tertentu.
Sebagaimana prosedur yang ditetapkan, bahwa pelaksanaan operasi penerbangan harus diawali dengan briefing penerbangan. Begitu pula pelaksanaan latihan operasi terbang malam kali ini, tepat pukul 02.00 WIB seluruh penerbang mengikuti briefing penerbangan yang dihadiri Komandan Lanud Iswahjudi, Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro, S. Sos dan para pejabat jajaran Lanud Iswahjudi. Usai briefing, semua penerbang segera berpencar menuju pesawat masing-masing. Tepat pukul 02.15 WIB pesawat F-5/Tiger II take off pertama kali, disusul pesawat-pesawat berikutnya secara bergantian dengan dipandu oleh Air Trafict Control (ATC) Lanud Iswahjudi.
Terbang malam dilaksanakan oleh Skadron Udara jajaran Wing 3 Lanud Iswahjudi yaitu Skadron Udara 3 dengan pesawat tempur F-16/Fighting Falcon, Skadron Udara 14 dengan pesawat tempur F-5/Tiger II dan Skadron Udara 15 dengan pesawat Hawk MK-53., dilaksanakan selama empat hari (25–28/8) dimulai pukul 02.00 WIB hingga pukul 06.30 WIB dengan area penerbangan Trainning Area Lanud Iswahjudi.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
25 Agustus 2009, Madiun -- Walaupun dalam kondisi darurat Lanud Iswahjudi tetap melaksanakan terbang malam meski hanya menggunakan Albanav (alat bantu navigasi) berupa goose neck/leher angsa, yaitu merupakan obor yang digunakan untuk menerangi runway yang digunakan untuk membantu pesawat tempur melakukan take off/landing saat melaksanakan terbang malam guna mengantisipasi apabila lampu-lampu runway mengalami kerusakan, Selasa (25/8).
Goose neck merupakan alat bantu navigasi yang diletakkan di sisi kanan dan kiri runway digunakan untuk membantu para penerbang melakukan take off/landing pesawat pada terbang malam yang bertujuan untuk meningkatkan profesiensi dan kemampuan para penerbang tersebut, sehingga setiap saat dapat melaksanakan tugas dengan segala kondisi.
Bagi para penerbang tempur, terbang malam bukan merupakan hal yang luar biasa namun perlu untuk pembiasaan diri terutama pada saat lepas landas maupun mendarat yang sangat mengandalkan instrumen yang ada, disamping visual dengan alat bantu lampu penerangan yang ada di dua sisi landasan. Untuk itu para penerbang tersebut dituntut lebih teliti dan hati-hati dalam menerbangkan pesawat serta melakukan manuver-manuver tertentu.
Sebagaimana prosedur yang ditetapkan, bahwa pelaksanaan operasi penerbangan harus diawali dengan briefing penerbangan. Begitu pula pelaksanaan latihan operasi terbang malam kali ini, tepat pukul 02.00 WIB seluruh penerbang mengikuti briefing penerbangan yang dihadiri Komandan Lanud Iswahjudi, Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro, S. Sos dan para pejabat jajaran Lanud Iswahjudi. Usai briefing, semua penerbang segera berpencar menuju pesawat masing-masing. Tepat pukul 02.15 WIB pesawat F-5/Tiger II take off pertama kali, disusul pesawat-pesawat berikutnya secara bergantian dengan dipandu oleh Air Trafict Control (ATC) Lanud Iswahjudi.
Terbang malam dilaksanakan oleh Skadron Udara jajaran Wing 3 Lanud Iswahjudi yaitu Skadron Udara 3 dengan pesawat tempur F-16/Fighting Falcon, Skadron Udara 14 dengan pesawat tempur F-5/Tiger II dan Skadron Udara 15 dengan pesawat Hawk MK-53., dilaksanakan selama empat hari (25–28/8) dimulai pukul 02.00 WIB hingga pukul 06.30 WIB dengan area penerbangan Trainning Area Lanud Iswahjudi.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
Perwira Kodam V/Brawijaya Dibekali Materi Anatomi Terorisme
Seorang anggota penembak jitu Gultor (penanggulangan teror) 1 500/Raider Kodam V Brawijaya siap menembak teroris. (Foto: detikFoto/ Budi Sugiharto)
25 Agustus 2009, Surabaya -- Para perwira TNI Angkatan Darat di lingkungan Komando Daerah Militer (Kodam) V/Brwijaya dibekali materi tentang anatomi terorisme.
Pembekalan itu dipimpin langsung oleh Wakil Asisten Kepala Staf Angkatan Darat Bidang Pengamanan, Brigjen TNI Agus Muljadi, di Gedung Balai Prajurit Kodam V/Brawijaya, Jalan Raden Wijaya, Surabaya, Selasa.
"Semakin banyak kalangan prajurit TNI yang memahami anatomi terorisme, semakin memudahkan kami untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya aksi terorisme," kata Kepala Staf Kodam V/Brawijaya, Brigjen TNI B. Soemarno.
Menurut dia, perkembangan situasi keamanan wilayah Jatim setelah pemilu presiden dan penetapan calon anggota legislatif terpilih kondusif.
"Situasinya tetap kondusif, meskipun masih diwarnai dengan adanya permasalahan yang patut diduga berkaitan dengan ideologi tertentu, yang tidak sesuai dengan Pancasila atau ajaran agama tertentu yang menyimpang," katanya.
Ia berharap masyarakat terus memelihara situasi keamanan di Jatim yang kondusif seperti sekarang. "Tidak mungkin kerja keras kami membuahkan hasil, tanpa bantuan dan kerja sama dengan masyarakat," katanya.
Soemarno mengatakan, semua permasalahan yang ada, bisa dideteksi secara dini sesuai dengan kemampuan yang dimiliki para prajurit Kodam V/Brawijaya, sehingga tidak berkembang menjadi tindakan yang merugikan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sementara itu, pembekalan mengenai anatomi terorisme itu diikuti para Komandan Satkorwil, mulai dari Danrem, Dandim, perwakilan bantuan prasarana, Danramil, badan pembina desa (Babinsa) jajaran Korem 084/Bhaskara Jaya, para Dansatpur, Dansatbanpur, Kepala Badan Pelaksana Kodam V/Brawijaya, Asintel, dan Aster Kasdam V/Brawijaya. Selain itu para kasi, pasi intel, dan pasiter di tingkat Korem, dan Kodim turut juga dalam pembekalan itu.
Selanjutnya Soemarno mengingatkan para peserta agar memanfaatkan pembekalan materi itu secara maksimal untuk meningkatkan kemampuan prajurit dalam menghadapi segala bentuk aksi terorisme.
ANTARA JATIM
25 Agustus 2009, Surabaya -- Para perwira TNI Angkatan Darat di lingkungan Komando Daerah Militer (Kodam) V/Brwijaya dibekali materi tentang anatomi terorisme.
Pembekalan itu dipimpin langsung oleh Wakil Asisten Kepala Staf Angkatan Darat Bidang Pengamanan, Brigjen TNI Agus Muljadi, di Gedung Balai Prajurit Kodam V/Brawijaya, Jalan Raden Wijaya, Surabaya, Selasa.
"Semakin banyak kalangan prajurit TNI yang memahami anatomi terorisme, semakin memudahkan kami untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya aksi terorisme," kata Kepala Staf Kodam V/Brawijaya, Brigjen TNI B. Soemarno.
Menurut dia, perkembangan situasi keamanan wilayah Jatim setelah pemilu presiden dan penetapan calon anggota legislatif terpilih kondusif.
"Situasinya tetap kondusif, meskipun masih diwarnai dengan adanya permasalahan yang patut diduga berkaitan dengan ideologi tertentu, yang tidak sesuai dengan Pancasila atau ajaran agama tertentu yang menyimpang," katanya.
Ia berharap masyarakat terus memelihara situasi keamanan di Jatim yang kondusif seperti sekarang. "Tidak mungkin kerja keras kami membuahkan hasil, tanpa bantuan dan kerja sama dengan masyarakat," katanya.
Soemarno mengatakan, semua permasalahan yang ada, bisa dideteksi secara dini sesuai dengan kemampuan yang dimiliki para prajurit Kodam V/Brawijaya, sehingga tidak berkembang menjadi tindakan yang merugikan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sementara itu, pembekalan mengenai anatomi terorisme itu diikuti para Komandan Satkorwil, mulai dari Danrem, Dandim, perwakilan bantuan prasarana, Danramil, badan pembina desa (Babinsa) jajaran Korem 084/Bhaskara Jaya, para Dansatpur, Dansatbanpur, Kepala Badan Pelaksana Kodam V/Brawijaya, Asintel, dan Aster Kasdam V/Brawijaya. Selain itu para kasi, pasi intel, dan pasiter di tingkat Korem, dan Kodim turut juga dalam pembekalan itu.
Selanjutnya Soemarno mengingatkan para peserta agar memanfaatkan pembekalan materi itu secara maksimal untuk meningkatkan kemampuan prajurit dalam menghadapi segala bentuk aksi terorisme.
ANTARA JATIM
Menhan Pesimis Pengambilalihan Bisnis TNI Selesai Tepat Waktu
Seorang petugas menyusun kotak kardus berisi data bisnis TNI berbentuk koperasi dan yayasan di seluruh Indonesia di Gedung Departemen Pertahanan, Jumat (10/10). Sesuai amanat Undang-Undang tentang TNI, pemerintah harus mengambil alih seluruh bisnis di lingkungan TNI. (Foto: KOMPAS/Wisnu Dewabrata)
26 Agustus 2009, Jakarta -- Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono pesimis bahwa proses eksekusi pengambilalihan bisnis Tentara Nasional Indonesia (TNI) dapat selesai tepat waktu sesuai tenggat waktunya. Pada pidato kenegaraan lalu, Presiden menargetkan penyelesaian pengambilalihan bisnis TNI pada bulan Desember 2009.
Juwono menegaskan tenggat waktu secara hukum ketika perpres berlaku dan eksekusinya yang diatur melalui permen membutuhkan waktu. "Nggak cukup. Kenapa tiga bulan karena presiden bilang akhir Desember sudah selesai karena eksekusi di lapangan dan norma hukum selalu ada tenggat waktu," tutur Menhan di Gedung DPR RI, Rabu (26/8).
Juwono menegaskan efektivitas eksekusi di lapangan akan berjalan bertahap. "Bisa lebih bisa kurang tergantung lingkup dari 'bisnis' TNI tersebut," lanjut Juwono.
Namun, Juwono mengatakan Meneg BUMN sudah tidak ingin mengurus bisnis negara yang kerap rugi. Tak ada untungnya, ungkap Juwono mengutip Meneg BUMN. "Bisnis TNI sendiri sudah banyak yang collapse. Sudah banyak yang jadi PT, jauh sebelum kita melakukan penertiban bisnis TNI," tandas Juwono.
Aset-aset TNI dari proses pengambilalihan akan dikelola Depkeu atau diaktifkan melalui Dephan. Aset yang sifatnya aset negara akan kembali ke Depkeu sementara aset yang sifatnya masih dalam transisi akan dititipkan melalui Permen dengan tetap mengutamakan pemeliharaan. Sementara itu, koperasi dan yayasan di lingkungan TNI masih diperbolehkan.
KOMPAS.com
26 Agustus 2009, Jakarta -- Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono pesimis bahwa proses eksekusi pengambilalihan bisnis Tentara Nasional Indonesia (TNI) dapat selesai tepat waktu sesuai tenggat waktunya. Pada pidato kenegaraan lalu, Presiden menargetkan penyelesaian pengambilalihan bisnis TNI pada bulan Desember 2009.
Juwono menegaskan tenggat waktu secara hukum ketika perpres berlaku dan eksekusinya yang diatur melalui permen membutuhkan waktu. "Nggak cukup. Kenapa tiga bulan karena presiden bilang akhir Desember sudah selesai karena eksekusi di lapangan dan norma hukum selalu ada tenggat waktu," tutur Menhan di Gedung DPR RI, Rabu (26/8).
Juwono menegaskan efektivitas eksekusi di lapangan akan berjalan bertahap. "Bisa lebih bisa kurang tergantung lingkup dari 'bisnis' TNI tersebut," lanjut Juwono.
Namun, Juwono mengatakan Meneg BUMN sudah tidak ingin mengurus bisnis negara yang kerap rugi. Tak ada untungnya, ungkap Juwono mengutip Meneg BUMN. "Bisnis TNI sendiri sudah banyak yang collapse. Sudah banyak yang jadi PT, jauh sebelum kita melakukan penertiban bisnis TNI," tandas Juwono.
Aset-aset TNI dari proses pengambilalihan akan dikelola Depkeu atau diaktifkan melalui Dephan. Aset yang sifatnya aset negara akan kembali ke Depkeu sementara aset yang sifatnya masih dalam transisi akan dititipkan melalui Permen dengan tetap mengutamakan pemeliharaan. Sementara itu, koperasi dan yayasan di lingkungan TNI masih diperbolehkan.
KOMPAS.com