Sebuah Panser Anoa memasuki kediaman Wapres Jusuf Kalla ketika kendaraan tempur yang baru masuk jajaran TNI tersebut diperlihatkan kepada wapres, Jakarta, Sabtu (1/8). Sebanyak 150 Kendaraan tempur yang dipesan TNI itu merupakan produksi dalam negeri di pindad, Bandung. (Foto: ANTARA/Saptono/ss/Spt/09)
1 Agustus 2009, Jakarta -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mencoba dua panser baru bikinan PT Pindad, Sabtu (1/8) di kediamannya, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Dua panser Anoa 6 x 6 itu diperuntukkan bagi Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang bertugas mengawal keamanan di sekitar kediaman wakil presiden.
Menurut Kalla, dua panser baru itu untuk menggantikan panser lama yang berusia tua. "Panser ini untuk Paspampres, dulu ada panser juga, tapi buatan tahun 50-an," ujar Kalla, yang saat mencoba ditemani dua cucunya, Omar Rasyid dan Siti Syafiah.
Wapres Jusuf Kalla (kanan) memperhatikan cucunya Siti Syafiah dan Omar Rasheed yang berada di dalam panser Anoa. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)
Wapres Jusuf Kalla mencoba alat komunikasi di ruang kemudi panser Anoa. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)
Wapres Jusuf Kalla (kanan) memperhatikan cucunya Omar Rashed yang mencoba senjata 12,7 mm di atas panser Anoa. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)
Wapres Jusuf Kalla (kiri) bersama cucunya Omar Rashed (kanan) berada di ruang kemudi panser Anoa ketika kendaraan tempur yang baru masuk jajaran TNI tersebut diperlihatkan di kediaman wapres, Jakarta, Sabtu (1/8). Sebanyak 150 Kendaraan tempur yang dipesan TNI itu merupakan produksi dalam negeri di pindad, Bandung. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)
Saat ditanya berapa harga per panser, Wapres enggan menyebutnya. "Harganya rahasia, tapi lebih murah daripada impor. Hasilnya juga bagus. Panser ini untuk berjaga-jaga, escape kalau ada sesuatu," ujarnya.
Untuk pengamanan, di sekitar kediaman Wapres sendiri terdapat empat buah panser. Wapres tampak melihat setiap sudut panser dan mencoba mengoperasikannya dengan panduan petugas TNI. Sementara itu, dua cucu Kalla yang masih bocah terlihat lincah memasuki panser yang juga dilengkapi persenjataan itu.
Tribun Timur/ANTARAFoto
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, August 1, 2009
Bom Meledak, Satu Polisi Tewas di Manado
Seorang anggota tim Gegana Brimob sedang mengamati bom yang meledak diatas perahu nelayan saat latihan penanggulangan anti teror di Bitung, Sulawesi Utara. Sabtu (1/8). Latihan anti teror tersebut untuk meningkatkan kemampuan anggota jika sewaktu-waktu terjadi teror pada pelaksanaan Sail Bunaken 12-20 Agustus mendatang yang akan dihadiri 32 negara. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/pd/09)
1 Agustus 2009, Bitung -- Simulasi aksi antiteror yang dilakukan Polisi Air Kota Bitung, Sulawesi Utara berujung maut. Satu polisi tewas akibat ledakan yang digunakan untuk simulasi antiteror tersebut.
Informasi di lapangan, Sabtu (1/8/2009), peristiwa tersebut terjadi pukul 09.00 WIB. Bom tersebut meledak sebelum digunakan untuk simulasi. Sedangkan sejumlah polisi yang berada di sekitarnya tidak siap untuk menghindar.
Alhasil, satu polisi meninggal dunia dan empat polisi lainnya mengalami luka-luka. Bahkan satu polisi di antaranya dikabarkan mengalami luka berat. Saat ini korban sudah dibawa ke rumah sakit terdekat.
Simulasi ini dilakukan menyusul acara Sail Bunaken pada 12-20 Agustus mendatang. Acara ini dipastikan akan diikuti 8.000 peserta dari 32 negara. Hingga kini belum ada informasi resmi dari pihak kepolisian.
Berikut kronologi ledakan
Anggota tim Gegana Brimob melakukan penyerangan dengan menggunakan kapal saat latihan penanggulangan anti teror di Bitung, Sulawesi Utara. Sabtu (1/8). (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/pd/09)
- Latihan anti-teror itu digelar sekitar pukul 09.00 Wita. Dalam latihan antiteror, timbulnya ledakan memang merupakan hal yang wajar.
- Latihan antiteror di laut untuk mencegah kejadian seperti yang menimpa USS Cole di Pelabuhan Aden, Yaman, pada 12 Oktober 2000. Simulasi itu rencananya, akan dilanjutkan dengan adegan tembak menembak teroris dengan polisi di laut.
- Kecelakaan terjadi pada saat bom yang ditempatkan di sampah mengapung meledak dan tidak dikehendaki atau technical error.
- Korban tewas karena terjadi ledakan yang timbul tidak sesuai dengan rencana latihan simulasi bom.
"Korban dinaikkan pangkat setingkat lebih tinggi menjadi Bripka (Anumerta)," kata mantan Kepala Detasemen Khusus 88 Markas Besar Polri ini.
Kapal patroli Polairud berusaha menolong anggota tim Gegana Brimob yang menjadi korban ledakaan bom akibat kesalahan teknis saat latihan penanggulangan anti teror di Bitung, Sulawesi Utara. Sabtu (1/8). Bom yang meledak diatas perahu karet tersebut mengakibatkan satu meningal dunia, satu luka parah dan tiga luka ringan. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/pd/09)
Sejumlah anggota Brimob Sulut membawa rekan mereka Brigadir James Tampolas yang meninggal akibat ledakan bom saat latihan penanggulangan anti teror di Bitung, Sulawesi Utara. Sabtu (1/8). (Foto: ANTARA/ Basrul Haq/ss/pd/09)
okezone/VIVAnews
1 Agustus 2009, Bitung -- Simulasi aksi antiteror yang dilakukan Polisi Air Kota Bitung, Sulawesi Utara berujung maut. Satu polisi tewas akibat ledakan yang digunakan untuk simulasi antiteror tersebut.
Informasi di lapangan, Sabtu (1/8/2009), peristiwa tersebut terjadi pukul 09.00 WIB. Bom tersebut meledak sebelum digunakan untuk simulasi. Sedangkan sejumlah polisi yang berada di sekitarnya tidak siap untuk menghindar.
Alhasil, satu polisi meninggal dunia dan empat polisi lainnya mengalami luka-luka. Bahkan satu polisi di antaranya dikabarkan mengalami luka berat. Saat ini korban sudah dibawa ke rumah sakit terdekat.
Simulasi ini dilakukan menyusul acara Sail Bunaken pada 12-20 Agustus mendatang. Acara ini dipastikan akan diikuti 8.000 peserta dari 32 negara. Hingga kini belum ada informasi resmi dari pihak kepolisian.
Berikut kronologi ledakan
Anggota tim Gegana Brimob melakukan penyerangan dengan menggunakan kapal saat latihan penanggulangan anti teror di Bitung, Sulawesi Utara. Sabtu (1/8). (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/pd/09)
- Latihan anti-teror itu digelar sekitar pukul 09.00 Wita. Dalam latihan antiteror, timbulnya ledakan memang merupakan hal yang wajar.
- Latihan antiteror di laut untuk mencegah kejadian seperti yang menimpa USS Cole di Pelabuhan Aden, Yaman, pada 12 Oktober 2000. Simulasi itu rencananya, akan dilanjutkan dengan adegan tembak menembak teroris dengan polisi di laut.
- Kecelakaan terjadi pada saat bom yang ditempatkan di sampah mengapung meledak dan tidak dikehendaki atau technical error.
- Korban tewas karena terjadi ledakan yang timbul tidak sesuai dengan rencana latihan simulasi bom.
"Korban dinaikkan pangkat setingkat lebih tinggi menjadi Bripka (Anumerta)," kata mantan Kepala Detasemen Khusus 88 Markas Besar Polri ini.
Kapal patroli Polairud berusaha menolong anggota tim Gegana Brimob yang menjadi korban ledakaan bom akibat kesalahan teknis saat latihan penanggulangan anti teror di Bitung, Sulawesi Utara. Sabtu (1/8). Bom yang meledak diatas perahu karet tersebut mengakibatkan satu meningal dunia, satu luka parah dan tiga luka ringan. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/pd/09)
Sejumlah anggota Brimob Sulut membawa rekan mereka Brigadir James Tampolas yang meninggal akibat ledakan bom saat latihan penanggulangan anti teror di Bitung, Sulawesi Utara. Sabtu (1/8). (Foto: ANTARA/ Basrul Haq/ss/pd/09)
okezone/VIVAnews
Berbagai Cara Menangkal Teror Bom
1 Agustus 2009 -- Hasil penyidikan pihak Polri terhadap kasus pengeboman di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Jakarta, yang diungkap Jumat (31/7) menyebutkan, bahan peledak yang digunakan pada kasus tersebut berdaya rendah dipadukan dengan trinitrotoluena atau TNT yang tergolong berdaya ledak tinggi. Aksi teror bom yang sudah sekian kali terjadi di Indonesia, membuka mata banyak orang, termasuk pihak Polri, untuk mengembangkan kemampuan mendeteksi transportasi bahan-bahan kimiawi yang berpotensi digunakan sebagai peledak.
Selama ini pihak terkait dan bertanggung jawab atas pengamanan lalu lintas barang dari luar negeri telah mengoperasikan alat deteksi metal menggunakan sinar X. Alat itu terbatas mendeteksi target, seperti senjata tajam dan senjata api yang terbuat dari logam atau metal.
Untuk menangkal masuknya bahan peledak, Polri, Departemen Pertahanan, Kementerian Negara Riset dan Teknologi, serta Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Senin (27/7), dalam diskusi terbatas, sepakat bekerja sama mengembangkan sistem detektor yang mudah dibawa-bawa untuk memudahkan operasional Polri.
Prototipe alat deteksi yang portabel itu menggunakan neutron radiografi, yang telah dikuasai teknologinya oleh peneliti Batan. Pembuatannya melibatkan tim peneliti dari Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan dari Batan yang dipimpin Yohanes Sarjono dan melibatkan unsur Litbang Polri dan Departemen Pertahanan. ”Targetnya, prototipe itu selesai dirancang bangun tahun depan,” ujar Hari Purwanto, Asisten Program Riset Iptek Unggulan dan Strategis Kementerian Negara Riset dan Teknologi.
Neutron dan sinar gamma dapat menembus bahan dari metal yang relatif tebal, seperti peti kemas. Radiografi merupakan salah satu metode pengujian tak merusak. Namun, penggunaan neutron memberi gambar lebih detail daripada sinar x. Neutron detector dapat mengetahui kandungan/cacat pada komponen tanpa mengubah fisik benda uji.
Dalam pencitraannya, dia dapat melewati logam berat, dapat teratenuasi oleh material ringan, dan membedakan jenis unsur isotop. Generator neutron—mudah diinstalasi dan penggunaannya, menimbulkan fluks tinggi dan bersih dari kontaminasi gamma, serta dapat digunakan sesuai kebutuhan—merupakan generator yang kompak dan mudah dipindah-pindah.
Alat deteksi bahan dengan neutron radiografi sebenarnya telah dikembangkan sejak tahun 1986. ”Namun, saat itu alat berukuran besar dan sulit dipindah-pindah,” ujar Widi Setiawan Kepala PTAPB Batan.
Dengan alat deteksi ini, berkas neutron yang dibangkitkan kemudian dipancarkan ke barang kemasan yang diperiksa. Dari interaksi neutron dengan bahan dalam kemasan atau kotak akan timbul sinar gamma spontan atau prompt gamma. Dari spektrum sinar gamma yang muncul pada layar monitor dapat diketahui unsur-unsur yang tersimpan di dalamnya.
Ditambahkan Sarjono, unsur-unsur yang biasa digunakan pada bahan eksplosif antara lain mengandung unsur hidrogen, karbon, nitrogen, oksigen, sulfur, klor, dan aluminium. ”Saat ini detektor yang ada hanya mendeteksi beberapa unsur ringan tersebut,” ujarnya.
Saat ini desain teknik deteksi neutron radiografi portabel, lanjut Sarjono, telah dibuat PTAPB Batan. Tahap selanjutnya adalah pembuatan desain detail kemudian ke tahap teknik pembuatannya. Dari segi kemampuan peneliti, Batan telah mampu membuat meski ada beberapa alat yang harus diimpor. Meski demikian, biaya pembuatan akan jauh lebih rendah daripada membeli alat dari luar negeri.
Hari menambahkan, dengan melibatkan industri strategis, antara lain Perum Dahana, prototipe ini akan difabrikasi untuk dipasang di tiap kabupaten atau polres, bandara, dan pelabuhan. Saat ini alat detektor terpasang di tingkat provinsi. Detektor yang terpasang di bandara hanya untuk mencitra metal, untuk melihat senjata api, atau senjata tajam, bukan zat kimia.
Lebah madu
Di negara maju, pendeteksian bahan-bahan kimia, seperti narkoba dan mesiu, selain menggunakan anjing pelacak, juga menggunakan lebah madu yang telah dilatih sebelumnya.
Sementara itu, China telah mengembangkan sistem detektor bahan peledak baru yang portabel. Alat ini telah diterapkan untuk mendeteksi ancaman bom dan narkoba saat Negara Tirai Bambu ini menyelenggarakan olimpiade pada 2008 lalu.
Dalam diskusi yang diselenggarakan Kementerian Negara Riset dan Teknologi pada Senin (27/7), konsultan teknik dari China, Maggie Zhang, memaparkan sistem detektor baru disebut detektor material Sparkeye. Detektor ini menggunakan teknologi fusi vibrasi molekul pada spektrum terahertz. Alat ini menggunakan gelombang T terahertz dan spetrum mikrovibrasi molekul dan resolusi spasial yang tinggi, menerima spektrum vibrasi yang langsung terkait ke struktur molekul sehingga bisa efisien dalam mengidentifikasi tipe material yang terkait.
Metode operasi detektor tersebut adalah operator memegang panel yang memiliki sensor di ujungnya. Ketika detektor melewati target, penunjuk akan mengarah ke target yang dituju. Detektor yang beratnya 1,2 kilogram itu terdiri dari layar LCD dan sistem alarm.
Alat ini digunakan untuk keamanan bandara, patroli di perbatasan, razia di jalan, patroli pantai, pengamanan ruang VIP dan kediaman diplomat di hotel, fasilitas publik atau lokasi hiburan, pelabuhan, penjara, serta untuk mendeteksi tas dan barang bawaan di sarana transportasi umum.
Bahan-bahan eksplosif yang terdeteksi antara lain TNT, DNT, tetryl, PETN, HMX, serbuk mesiu, NG, RDX, hexogen, black powder, ammunition & propellants, serta plastic explosives (C4, C1, PE4, dan Semtex).
Narkoba yang terdeteksi antara lain amphetamine, kokain, ekstasi, MDMA, heroin, LSD/ ketamine, dan mariyuana. Thailand, Banglades, dan Pakistan telah menggunakan alat ini dengan hasil yang baik, demikian penjelasan Zhang.
KOMPAS
Fakta dan Data Kapal Induk HMS Queen Elizabeth dan HMS Prince of Wales
1 Agustus 2009 -- Inggris akan membuat dua kapal induk baru kelas Queen Elizabeth, HMS Queen Elizabeth dan HMS Prince of Wales. Pemotongan baja pertama HMS Queen Elizabeth telah dilakukan di BVT, Govan, Glasgow.
Kapal induk Queen Elizabeth merupakan kapal perang terbesar yang pernah dibangun oleh Inggris, akan tetapi masih lebih kecil dibandingan kapal induk kelas Nimitz milik AL Amerika Serikat berbobot 91.000 ton mampu membawa 90 pesawat terbang.
Sebelumnya HMS Ark Royal kapal induk terbesar milik AL Inggris, telah dibesituakan akhir era-1970.
- Bobot kedua kapal masing-masing 65,000 ton lebih berat dari 32.500 kendaraan keluarga, dimensi kapal 280 meter x 70 meter.
- Kapal dapat membawa lebih dari 8.600 ton bahan bakar untuk mendukung kebutuhan kapal dan pesawat yang dibawanya, bila digunakan oleh kendaraan keluarga melakukan perjalanan ke bulan dapat dilakukan pulang pergi sebanyak 12 kali;
- Total awak kapal hanya 2/5 dari awak kapal induk kelas Invincible, meskipun luasnya 3 kali dari Invincible;
- Kapal mampu membawa 40 pesawat terbang, hampir 2 kali lipat dari pesawat terbang yang dibawa Invincible;
- Kapal direncanakan membawa 36 pesawat tempur Joint Strike Fighters (JSF) dan 4 pesawat Airborne Early Warning (AEW);
- Dua lift berukuran besar digunakan untuk membawa pesawat dari hanggar ke dek pesawat, lift mampu membawa dua pesawat sekaligus;
- Kapal mempunyai empat ruang makan besar, terbesar dapat melayani 950 awak dalam satu jam. Seluruh awak dapat dilayani dalam 90 menit (45 menit ketika di ruang siaga);
- Kapal dapat membawa lebih dari 1.000 ton makanan, cukup untuk memberi makan awak kapal selama 6 minggu;
- 67 petugas catering memasak makanan 3 kali setiap harinya untuk 1450 personil;
- Luas hanggar 29.000 m2 sebanding dengan 12 kolam renang olimpiade;
- Kapal menghasilkan lebih 150 ton air bersih setiap harinya;
- Area dek pesawat hampir 13.000 m2 sebanding dengan 49 lapangan tenis lapang atau 3 lapangan football;
- Penggerak kapal menggunakan kombinasi generator diesel dan gas turbine, menghasilkan 109 MW, cukup untuk kebutuhan satu kota kecil;
- Tinggi jangkar kapal 3,1 meter, berat 13 ton hampir sebesar bus tingkat;
- 11 petugas medis 24 jam, mengelola 8 tempat tidur, ruang operasi dan gigi, dapat ditingkatkan sesuai misi yang dibutuhkan seperti operasi kemanusian;
- Fasilitas rekreasi seperti gedung bioskop, ruang kebugaran tersedia 24 jam bagi personil yang sedang tidak bertugas. Setiap personil mempunyai akses e-mail dan internet melalui sambungan satelit;
- Tersedia toko menjual kebutuhan pribadi para awak, ukuran toko cukup untuk melayani 1450 awak kapal.
ROYAL NAVY/@beritahankam
TNI AU Melarang, Bupati Kediri Ngotot Bangun Bandara
F-16 Fighting Falcon berpangkalan di Lanud Iswahyudi. (Foto: TNI AU)
01 Agustus 2009, Kediri -- Otoritas Pangkalan Udara Iswahyudi, Magetan, meminta Bupati Kediri Sutrisno meninjau ulang rencana pendirian bandar udara di kabupaten itu karena masuk zona latihan pesawat tempur. Namun, pemerintah daerah ngotot melanjutkan, dengan pertimbangan bisnis.
Peringatan tersebut disampaikan kepada 11 anggota Komisi C Bidang Pembangunan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri saat melakukan konsultasi ke Magetan pekan lalu. “Hal ini berbahaya bagi lalu lintas pesawat komersial,” kata Ketua Komisi C, Amrianto, menirukan peringatan pihak TNI AU, kemarin.
Kalaupun pemerintah memaksakan pendirian bandar udara, Lanud Iswahyudi harus memberikan rambu-rambu larangan jam terbang dan ketinggian pesawat yang beroperasi. Hal ini untuk menghindari kecelakaan udara akibat lalu lintas pesawat yang padat.
Sebelumnya, Bupati Kediri menyatakan keinginannya mendirikan bandar udara
untuk menghidupkan kegiatan bisnis di Kediri. Pemerintah bahkan sudah menganggarkan biaya studi kelayakan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2008 senilai Rp 200 juta.
Sekretaris Kabupaten Kediri, Supoyo, mengatakan sikap pemerintah tidak langsung kendur setelah menerima masukan tersebut. Menurut dia, satu-satunya pertimbangan yang rasional untuk menentukan kelanjutan pembangunan bandara adalah studi kelayakan. “Saya minta studi kelayakan dilanjutkan dulu sebelum bilang tidak,” katanya.
Menurut dia, Bupati Sutrisno memiliki target besar atas pendirian bandara tersebut. Fasilitas transportasi udara itu diharapkan bisa menunjang keberadaan kawasan bisnis di Monumen Simpang Lima Gumul (SLG). Sehingga, diharapkan terjadi perubahan karakter masyarakat Kediri dari agraris menjadi industri. Karena alasan itu pula Bupati ngotot menyelesaikan pembangunan SLG, yang telah menelan biaya hampir Rp 300 miliar.
Aktivis lembaga swadaya masyarakat Al Haraka, Munasir Huda, mengatakan anggaran bandara lebih efektif dialokasikan untuk membuka lapangan kerja dan memperbaiki fasilitas pendidikan. Apalagi keuangan daerah masih dibebani oleh pembangunan SLG yang tak kunjung tuntas.
TEMPO Interaktif
01 Agustus 2009, Kediri -- Otoritas Pangkalan Udara Iswahyudi, Magetan, meminta Bupati Kediri Sutrisno meninjau ulang rencana pendirian bandar udara di kabupaten itu karena masuk zona latihan pesawat tempur. Namun, pemerintah daerah ngotot melanjutkan, dengan pertimbangan bisnis.
Peringatan tersebut disampaikan kepada 11 anggota Komisi C Bidang Pembangunan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri saat melakukan konsultasi ke Magetan pekan lalu. “Hal ini berbahaya bagi lalu lintas pesawat komersial,” kata Ketua Komisi C, Amrianto, menirukan peringatan pihak TNI AU, kemarin.
Kalaupun pemerintah memaksakan pendirian bandar udara, Lanud Iswahyudi harus memberikan rambu-rambu larangan jam terbang dan ketinggian pesawat yang beroperasi. Hal ini untuk menghindari kecelakaan udara akibat lalu lintas pesawat yang padat.
Sebelumnya, Bupati Kediri menyatakan keinginannya mendirikan bandar udara
untuk menghidupkan kegiatan bisnis di Kediri. Pemerintah bahkan sudah menganggarkan biaya studi kelayakan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2008 senilai Rp 200 juta.
Sekretaris Kabupaten Kediri, Supoyo, mengatakan sikap pemerintah tidak langsung kendur setelah menerima masukan tersebut. Menurut dia, satu-satunya pertimbangan yang rasional untuk menentukan kelanjutan pembangunan bandara adalah studi kelayakan. “Saya minta studi kelayakan dilanjutkan dulu sebelum bilang tidak,” katanya.
Menurut dia, Bupati Sutrisno memiliki target besar atas pendirian bandara tersebut. Fasilitas transportasi udara itu diharapkan bisa menunjang keberadaan kawasan bisnis di Monumen Simpang Lima Gumul (SLG). Sehingga, diharapkan terjadi perubahan karakter masyarakat Kediri dari agraris menjadi industri. Karena alasan itu pula Bupati ngotot menyelesaikan pembangunan SLG, yang telah menelan biaya hampir Rp 300 miliar.
Aktivis lembaga swadaya masyarakat Al Haraka, Munasir Huda, mengatakan anggaran bandara lebih efektif dialokasikan untuk membuka lapangan kerja dan memperbaiki fasilitas pendidikan. Apalagi keuangan daerah masih dibebani oleh pembangunan SLG yang tak kunjung tuntas.
TEMPO Interaktif
Polri-TNI Harus Satukan Kekuatan Cari Noordin
Kaca-kaca lantai II hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, hancur lebur. (Foto: detikFoto)
1 Agustus 2009, Jakarta -- Noordin M Top beserta jaringannya masih menjadi buruan kepolisian. Untuk menangkap buronan lincah itu, diperlukan kesatuan kekuatan tidak hanya melibatkan kepolisian, melainkan juga TNI.
Hal tersebut diungkapkan anggota Komisi I DPR RI Al Muzammil Yusuf saat dihubungi okezone, Sabtu (1/8/2009). Ini dikarenakan Polri telah bertahun-tahun belum dapat mengungkap di mana keberadaan Noordin.
"Untuk hal-hal seperti itu, intelijen itu harus kerjasama. Polri dan TNI harus satukan kekuatan mencari Noordin, ini akan lebih cepat. Polri sampai sekarang kan tidak bisa menangkap," ujar Al Muzammil.
Menurutnya, perlu kewaspadaan bagi seluruh pihak dalam menangani aksi Noordin yang dinilai melibatkan sejumlah kepentingan di dalamnya. Terlebih, pria kelahiran Malaysia itu selalu melibatkan warga Indonesia dalam menjalankan aksinya. Terlebih lagi Noordin selalu mengatasnamakan ajaran Islam, yaitu jihad.
"Perlu waspada, ini selalu mengatasnamakan Islam, tapi yang di belakang layarnya, permainan dunia internasional. Aksi ini ingin merusak citra Muslim dan membuat Indonesia rusak. Bom Marriott dibandingkan Irak hanya seujung kuku, tidak ada artinya, jangan disimpulkan seolah-olah Islam," jelasnya.
Profesor Bom Jebolan Moro
Kaca-kaca di Hotel JW Marriott hancur, sebagian lainnya tampak retak. (Foto: detikFoto/Ari Saputra)
Hasil penelusuran aksi pengeboman Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, polisi mengantongi nama Taufik Bulaga atau akrab disapa Opik Lawanga.
"Masih ditelusuri, dan masih coba dibuktikan," kata juru bicara Mabes Polri Inspektur, Jenderal Nanan Soekarna di Jakarta, Jumat (31/7).
Taufik yang juga akrab disapa Opik Lawanga ini diduga terlibat dalam peristiwa pengeboman yang menewaskan sembilan orang, dua diantaranya dua bomber bunuh diri. Tiga pebisnis asing, Nathan Verity, Craig Senger, dan Garth McEvoy ikut menjadi korban.
Disebutkan bom di Kamar 1808 Hotel Marriott yang tak meledak mirip dengan bom yang ditemukan polisi di Poso. Juga persis dengan Bom Bali II yang terjadi 9 Oktober 2005. Begitu juga dengan bom di Kedutaan Australia yang meledak pada Agustus 2004. Sejumlah barang bukti bom yang ditemukan polisi di Cilacap, Wonosobo, dan Palembang, juga sama.
Diduga yang meracik bom itu adalah Opik, seorang ahli bom jebolan Moro, Filipina. Kemampuan veteran Mindanao ini dalam meracik bom, dinyatakan sumber setingkat dibawah Azhari, teroris Malaysia yang disapa si doktor bom yang tewas di Batu, Malang, Jawa Timur, November 2005. Opik juga mendalami ilmu bomnya pada Azhari.
ada kerusuhan Poso, Sulawesi Tengah, Opik memang disebut-sebut sebagai peracik bom. Opik, ditengarai tersangka kasus Tentena, pembunuhan tiga siswi, pembunuhan pendeta, dan kerusuhan agama di Loki, Ambon.
Sebelum dalam kasus Marriot II ini, nama Opik muncul dalam kasus penemuan 2,6 kilogram bahan peledak di Kepala Gading, Jakarta Utara, Selasa 21 Oktober 2008. Waktu penggerebekan itu polisi menangkap sejumlah tersangka, antara lain Wahyu Ramadhan alias Rusli Mardhani alias Uci alias Farid alias Zulfikar, Muntasir, dan Nurhasani alias Hasan. Kemudian ada dua tersangka lain yang ditangkap di Bogor adalah Imam Basori alias Basar dan Budiman.
Tersangka di Kelapa Gading itu, menurut polisi masuk ke kelompok Poso. Dua tersangka lagi dinyatakan buron, yaitu SBRH dan ABH. Bahkan disebutkan tersangka di Kelapa Gading itu adalah kaki tangan Opik.
Peneliti senior International Crisis Group, Sidney Jones, juga pernah mendengar nama Opik. Karena kecerdasannya meracik bom, di kalangan pejuang Poso, kata Sidney Jones, "Opik sohor dengan sebutan “Sang Profesor”. Menurut Sidney, bersama mereka memang ada dua-tiga orang jago bom dari Ambon dan Poso dan beberapa veteran Minadanao.
Jalan Buntu
Kepolisian tengah menghadapi jalan buntu untuk mengungkap identitas dua pelaku bom diri di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Jumat kemarin. Apakah mungkin pelakunya orang asing?
"Ada (dugaan). Orang Sunda bisa, Jawa bisa, Malaysia juga bisa," kata Kepala Divisi Humas Markas Besar Kepolisian RI Inspektur Jenderal Polisi Nanan Soekarna kepada wartawan, kemarin.
Pada aksi pemboman JW Marriott 2003, jelasnya, polisi memiliki database pelaku, yakni Asmar Latin Sani. "Tiga kemudian, polisi berani mengumumkan pelaku karena DNA pelaku sama dengan keluarganya," jelas Nanan.
Namun, kata dia,pelaku ledakan kali ini, tidak dikenal. "Kalau ada ya, tidak usah tanya ke teman-teman. Makanya kami buat sketsa wajah pelaku karena polisi belum punya," kata dia.
Polisi pun sedang mengusut apakah dua pelaku bom di dua hotel bertaraf internasional itu adalah rekrutan baru. "Ini jadi pertanyaan kita bersama."
okezone/rakyataceh
1 Agustus 2009, Jakarta -- Noordin M Top beserta jaringannya masih menjadi buruan kepolisian. Untuk menangkap buronan lincah itu, diperlukan kesatuan kekuatan tidak hanya melibatkan kepolisian, melainkan juga TNI.
Hal tersebut diungkapkan anggota Komisi I DPR RI Al Muzammil Yusuf saat dihubungi okezone, Sabtu (1/8/2009). Ini dikarenakan Polri telah bertahun-tahun belum dapat mengungkap di mana keberadaan Noordin.
"Untuk hal-hal seperti itu, intelijen itu harus kerjasama. Polri dan TNI harus satukan kekuatan mencari Noordin, ini akan lebih cepat. Polri sampai sekarang kan tidak bisa menangkap," ujar Al Muzammil.
Menurutnya, perlu kewaspadaan bagi seluruh pihak dalam menangani aksi Noordin yang dinilai melibatkan sejumlah kepentingan di dalamnya. Terlebih, pria kelahiran Malaysia itu selalu melibatkan warga Indonesia dalam menjalankan aksinya. Terlebih lagi Noordin selalu mengatasnamakan ajaran Islam, yaitu jihad.
"Perlu waspada, ini selalu mengatasnamakan Islam, tapi yang di belakang layarnya, permainan dunia internasional. Aksi ini ingin merusak citra Muslim dan membuat Indonesia rusak. Bom Marriott dibandingkan Irak hanya seujung kuku, tidak ada artinya, jangan disimpulkan seolah-olah Islam," jelasnya.
Profesor Bom Jebolan Moro
Kaca-kaca di Hotel JW Marriott hancur, sebagian lainnya tampak retak. (Foto: detikFoto/Ari Saputra)
Hasil penelusuran aksi pengeboman Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, polisi mengantongi nama Taufik Bulaga atau akrab disapa Opik Lawanga.
"Masih ditelusuri, dan masih coba dibuktikan," kata juru bicara Mabes Polri Inspektur, Jenderal Nanan Soekarna di Jakarta, Jumat (31/7).
Taufik yang juga akrab disapa Opik Lawanga ini diduga terlibat dalam peristiwa pengeboman yang menewaskan sembilan orang, dua diantaranya dua bomber bunuh diri. Tiga pebisnis asing, Nathan Verity, Craig Senger, dan Garth McEvoy ikut menjadi korban.
Disebutkan bom di Kamar 1808 Hotel Marriott yang tak meledak mirip dengan bom yang ditemukan polisi di Poso. Juga persis dengan Bom Bali II yang terjadi 9 Oktober 2005. Begitu juga dengan bom di Kedutaan Australia yang meledak pada Agustus 2004. Sejumlah barang bukti bom yang ditemukan polisi di Cilacap, Wonosobo, dan Palembang, juga sama.
Diduga yang meracik bom itu adalah Opik, seorang ahli bom jebolan Moro, Filipina. Kemampuan veteran Mindanao ini dalam meracik bom, dinyatakan sumber setingkat dibawah Azhari, teroris Malaysia yang disapa si doktor bom yang tewas di Batu, Malang, Jawa Timur, November 2005. Opik juga mendalami ilmu bomnya pada Azhari.
ada kerusuhan Poso, Sulawesi Tengah, Opik memang disebut-sebut sebagai peracik bom. Opik, ditengarai tersangka kasus Tentena, pembunuhan tiga siswi, pembunuhan pendeta, dan kerusuhan agama di Loki, Ambon.
Sebelum dalam kasus Marriot II ini, nama Opik muncul dalam kasus penemuan 2,6 kilogram bahan peledak di Kepala Gading, Jakarta Utara, Selasa 21 Oktober 2008. Waktu penggerebekan itu polisi menangkap sejumlah tersangka, antara lain Wahyu Ramadhan alias Rusli Mardhani alias Uci alias Farid alias Zulfikar, Muntasir, dan Nurhasani alias Hasan. Kemudian ada dua tersangka lain yang ditangkap di Bogor adalah Imam Basori alias Basar dan Budiman.
Tersangka di Kelapa Gading itu, menurut polisi masuk ke kelompok Poso. Dua tersangka lagi dinyatakan buron, yaitu SBRH dan ABH. Bahkan disebutkan tersangka di Kelapa Gading itu adalah kaki tangan Opik.
Peneliti senior International Crisis Group, Sidney Jones, juga pernah mendengar nama Opik. Karena kecerdasannya meracik bom, di kalangan pejuang Poso, kata Sidney Jones, "Opik sohor dengan sebutan “Sang Profesor”. Menurut Sidney, bersama mereka memang ada dua-tiga orang jago bom dari Ambon dan Poso dan beberapa veteran Minadanao.
Jalan Buntu
Kepolisian tengah menghadapi jalan buntu untuk mengungkap identitas dua pelaku bom diri di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Jumat kemarin. Apakah mungkin pelakunya orang asing?
"Ada (dugaan). Orang Sunda bisa, Jawa bisa, Malaysia juga bisa," kata Kepala Divisi Humas Markas Besar Kepolisian RI Inspektur Jenderal Polisi Nanan Soekarna kepada wartawan, kemarin.
Pada aksi pemboman JW Marriott 2003, jelasnya, polisi memiliki database pelaku, yakni Asmar Latin Sani. "Tiga kemudian, polisi berani mengumumkan pelaku karena DNA pelaku sama dengan keluarganya," jelas Nanan.
Namun, kata dia,pelaku ledakan kali ini, tidak dikenal. "Kalau ada ya, tidak usah tanya ke teman-teman. Makanya kami buat sketsa wajah pelaku karena polisi belum punya," kata dia.
Polisi pun sedang mengusut apakah dua pelaku bom di dua hotel bertaraf internasional itu adalah rekrutan baru. "Ini jadi pertanyaan kita bersama."
okezone/rakyataceh
Tenaga Penyuluh Perbatasan Dibentuk
Pos Jaga perbatasan Indonesia-Malaysia di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan. (Foto: penataanperbatasan.blogspot.com)
1 Agustus 2009, Nunukan -- Letak Kabupaten Nunukan yang bersebelahan dengan negara tetangga, Malaysia, berimbas pada kesenjangan sosial. Sebab taraf hidup masyarakat negeri jiran itu dinilai lebih sejahtera ketimbang rakyat Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati Kasmir Foret saat membuka pembentukan tenaga Penyuluh Sosial Partisipatif (PSP), garapan Pusat Penyuluhan Sosial (Puspensos) Depsos, beberapa waktu lalu.
Dikatakan, jika kesenjangan sosial ini tidak mendapatkan perhatian serius, terutama dari pemerintah pusat, bukan tidak mungkin akan mengancaman integritas kebangsaan yang diawali dengan lemahnya semangat nasionalisme masyarakat, menjadi ancaman serius bagi keutuhan bersama.
“Belum lagi jika kita mencermati kesenjangan sosial antara pembangunan di pusat dan di daerah,” ujarnya.
Meskin demikian, ia memberi apresiasi terhadap pembentukan kader penyuluh sosial di masyarakat sebagai upaya untuk menjalin komunikasi, menyampaikan informasi yang akurat dan benar tentang kebijakan dan pembangunan yang tengah dijalankan pemerintah. “Sehingga masyarakat bisa memahami posisi dan komitmen pemerintah, untuk terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Kader penyuluh sosial tersebut, diharapkan tidak hanya menjadi simbol tapi mampu menjadi pendorong, motivator, inisiator, dan melakukan mediasi terhadap berbagai permasalahan, terutama kesejahteraan sosial di masyarakat. Sehingga keberadaan kader akan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
Kader yang terpilih, tambahnya, harus mendapatkan pembekalan yang cukup tentang wawasan kebangsaan, potret permasalahan sosial dan alternatif pemecahannya, serta membangun kemandirian masyarakat menghadapi tantangan global.
“Saya yakin, jika kita mampu mengurangi kesenjangan dengan meningkatkan derajat kesejahteraan sosial masyarakat di perbatasan, pasti semangat nasionalisme akan meningkat,” jelasnya.
Selain itu, terjadinya komitmen yang kokoh dan integritas kebangsaan masyarakat. Bahkan ke depannya, dengan semakin berkembangnya daerah, ekonomi yang tumbuh dengan mapan, kondisi keamanan yang kondusif dan demokrasi yang semakin sehat, serta SDM yang semakin kompetitif dan berdaya saing, akan menjadikan Nunukan lebih maju dan mampu menjadi yang terdepan dalam persaingan global.
Sementara itu, Kepala Dinsosnakertrans Nunukan H Supardi Darmin menuturkan, pembentukan tenaga penyuluh sosial ini merupakan kali kedua, setelah kegiatan sama dilakukan tahun lalu.
“Mereka akan melanjutkan melakukan penyuluhan mengenai kesejahteraan sosial kepada masyarakat,” imbuhnya.
Dengan adanya pembentukan tenaga penyuluh sosial ini, diharapkan dapat menjadi langkah maju dalam kesejahteraan sosial.
“Selama ini ‘kan pemerintah pusat hanya berjanji-janji saja. Sekarang inilah realisasinya. Narasumber dari Puspensos langsung yang memberikan materi,” tandasnya.
Pemberntukan tenaga penyuluh sosial daerah perbatasan di Nunukan yang dilaksanakan pada 27-31 Juli, diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari masing-masing 15 orang dari Nunukan dan Sebatik, serta 6 orang pendamping dari Dinas Sosial Nunukan.
KALTIM POST
1 Agustus 2009, Nunukan -- Letak Kabupaten Nunukan yang bersebelahan dengan negara tetangga, Malaysia, berimbas pada kesenjangan sosial. Sebab taraf hidup masyarakat negeri jiran itu dinilai lebih sejahtera ketimbang rakyat Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati Kasmir Foret saat membuka pembentukan tenaga Penyuluh Sosial Partisipatif (PSP), garapan Pusat Penyuluhan Sosial (Puspensos) Depsos, beberapa waktu lalu.
Dikatakan, jika kesenjangan sosial ini tidak mendapatkan perhatian serius, terutama dari pemerintah pusat, bukan tidak mungkin akan mengancaman integritas kebangsaan yang diawali dengan lemahnya semangat nasionalisme masyarakat, menjadi ancaman serius bagi keutuhan bersama.
“Belum lagi jika kita mencermati kesenjangan sosial antara pembangunan di pusat dan di daerah,” ujarnya.
Meskin demikian, ia memberi apresiasi terhadap pembentukan kader penyuluh sosial di masyarakat sebagai upaya untuk menjalin komunikasi, menyampaikan informasi yang akurat dan benar tentang kebijakan dan pembangunan yang tengah dijalankan pemerintah. “Sehingga masyarakat bisa memahami posisi dan komitmen pemerintah, untuk terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Kader penyuluh sosial tersebut, diharapkan tidak hanya menjadi simbol tapi mampu menjadi pendorong, motivator, inisiator, dan melakukan mediasi terhadap berbagai permasalahan, terutama kesejahteraan sosial di masyarakat. Sehingga keberadaan kader akan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
Kader yang terpilih, tambahnya, harus mendapatkan pembekalan yang cukup tentang wawasan kebangsaan, potret permasalahan sosial dan alternatif pemecahannya, serta membangun kemandirian masyarakat menghadapi tantangan global.
“Saya yakin, jika kita mampu mengurangi kesenjangan dengan meningkatkan derajat kesejahteraan sosial masyarakat di perbatasan, pasti semangat nasionalisme akan meningkat,” jelasnya.
Selain itu, terjadinya komitmen yang kokoh dan integritas kebangsaan masyarakat. Bahkan ke depannya, dengan semakin berkembangnya daerah, ekonomi yang tumbuh dengan mapan, kondisi keamanan yang kondusif dan demokrasi yang semakin sehat, serta SDM yang semakin kompetitif dan berdaya saing, akan menjadikan Nunukan lebih maju dan mampu menjadi yang terdepan dalam persaingan global.
Sementara itu, Kepala Dinsosnakertrans Nunukan H Supardi Darmin menuturkan, pembentukan tenaga penyuluh sosial ini merupakan kali kedua, setelah kegiatan sama dilakukan tahun lalu.
“Mereka akan melanjutkan melakukan penyuluhan mengenai kesejahteraan sosial kepada masyarakat,” imbuhnya.
Dengan adanya pembentukan tenaga penyuluh sosial ini, diharapkan dapat menjadi langkah maju dalam kesejahteraan sosial.
“Selama ini ‘kan pemerintah pusat hanya berjanji-janji saja. Sekarang inilah realisasinya. Narasumber dari Puspensos langsung yang memberikan materi,” tandasnya.
Pemberntukan tenaga penyuluh sosial daerah perbatasan di Nunukan yang dilaksanakan pada 27-31 Juli, diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari masing-masing 15 orang dari Nunukan dan Sebatik, serta 6 orang pendamping dari Dinas Sosial Nunukan.
KALTIM POST
Latgab Lagi,TNI dan TDM Makin Mesra
16 Juli 2009, Entikong -- Sejumlah anggota TNI AD dan Tentra Diraja Malaysia (TDM) melakukan apel persiapan patroli gabungan di Pos Gabma tapal batas negara Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Rabu (15/7). Patroli gabungan tersebut bertujuan untuk pengamanan bersama wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia oleh kedua belah negara. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ED/mes/09)
1 Agustus 2009, Singkawang -- Tentara Nasional Indonesia dan Tentara Diraja Malaysia, menggelar latihan bersama yang dipusatkan di Pasir Panjang Singkawang. Kedua belah pihak ini sepakat untuk saling menjaga hubungan akrab yang sudah terjalin sangat lama. Agar ke depan bisa lebih baik. Panglima Kodam VI Tanjungpura Mayor Jendral TNI Tono Suratman menegaskan, latihan bersama tersebut bertujuan untuk mempererat hubungan yang sudah berjalan. “Selain mempererat hubungan baik yang sudah berjalan selama ini, juga untuk saling tukar informasi, bertukar pengalaman dan pengetahuan militer,” tegas Tono dalam ramah tamah di Hotel Mahkota Singkawang, Kamis (30/1) malam.
Dalam kesempatan itu, dihadiri Danrem 121 ABW, Kolonel Inf Nukman Kosadi, Dan Brigif 19/Khatulistiwa Letkol Arifin, Dandim 1202 Singkawang Letkol Teddy Surachmat, Kapolres Singkawang AKBP Subnedih, Kapolres Sambas, AKBP Badya Wijaya, Wakil Wali Kota Singkawang Edy R Yacoub, Staf Ahli Pemerintahan Kabupaten Bengkayang Agustinus Naon, yang mewakili Bupati Bengkayang Jacobus Luna, serta para tamu undangan lainnya. Malam penuh keakraban tersebut juga diisi dengan berbagai hiburan. Antara lain, tarian multi etnis yang dipersembahkan, oleh delapan orang Polisi Wanita dari Polres Singkawang. Pun demikian, para wanita ini juga menyuguhkan tarian joget nusantara.
Tono menegaskan, TNI dan TDM terus menjalin kerjasama untuk mengamankan perbatasan kedua negara bertetangga tersebut. “Terus berlatih untuk kepentingan pertahanan dan keamanan kedua negara. Kita amankan perbatasan sepanjang 2004 kilometer kedua negara, melalui prajurit-prajurit ini,” kata Pangdam yang bermarkas di Balikpapan ini. Panglima Divisi I TDM Datok Mazlan bin Kasam dalam sambutannya juga menegaskan, latma ini untuk menambah keakraban yang sudah sekian lama terjalin antara TDM dan TNI, melalui anak-anak (prajurit) yang dikirim agar hubungan lebih baik lagi di masa yang akan datang TNI dan TDM sudah bersama-sama pada enam pos penjagaan untuk melakukan pengamanan. “Jangan lihat dari sisi negatif, tapi lihat yang sebenarnya mengenai hubungan antara Indonesia dan Malaysia,” katanya. Ia juga mengaku bahagia, karena sejak di Bandara Supadio Kubu Raya, sudah mendapatkan sambutan dari pihak Indonesia, tarian khas Kalimantan Barat.
“Mari kita doakan agar hubungan yang sudah terjalin dapat lebih akrab lagi,” ungkapnya. Sementara itu, Agustinus Naon, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan sumber Daya Manusia Kabupaten Bengkayang membacakan sambutan tertulis Bupati Bengkayang Jacobus Luna menjelaskan, mengenai kondisi dan potensi Bumi Sebalo. Katanya, di Bengkayang Kecamatan Jagoi Babang, merupakan daerah yang langsung berbatasan dengan Malaysia. Jagoi Babang juga merupakan kecamatan terluas di Bumi Sebalo, yakni 665 kilometer atau 12, 14 persen dari Bengkayang. Sedangkan Kecamatan Capkala merupakan yang terkecil dengan total 46, 35 kilometer atau 0, 86 persen dari luas Kabupaten Bengkayang.
“Sedangkan jarak tempuh terjauh dari Bengkayang adalah Siding dengan jarak 103, 68n kilometer,” kata dia. Pihak Pemkab Bengkayang juga menyambut baik latihan bersama ini. Ia mengatakan, banyak informasi negatif yang bersifat mengadu domba masyarakat di perbatasan tersebut. Menurutnya, hal ini sangat merugikan dan dapat merusak hubungan baik. “Oleh karena itulah peran TNI dan TDM diperlukan untuk menjaga keamanan perbatasan demi kedaulatan negara masing-masing,” ujarnya. Hankam, menurut dia, sangat penting dalam upaya mewujudkan kedaulatan dan membangun. Tanpa adanya hankam yang baik, katanya, maka apa yang cita-citakan agar masyarakat aman dan damai menuju cita-cita bersama juga sangat sulit. “Saya menyambut baik latma ini. Semoga berlanjut pada kekuatan pertanahan dan keamanan kedua negara,” ungkapnya.
PONTIANAK POST
1 Agustus 2009, Singkawang -- Tentara Nasional Indonesia dan Tentara Diraja Malaysia, menggelar latihan bersama yang dipusatkan di Pasir Panjang Singkawang. Kedua belah pihak ini sepakat untuk saling menjaga hubungan akrab yang sudah terjalin sangat lama. Agar ke depan bisa lebih baik. Panglima Kodam VI Tanjungpura Mayor Jendral TNI Tono Suratman menegaskan, latihan bersama tersebut bertujuan untuk mempererat hubungan yang sudah berjalan. “Selain mempererat hubungan baik yang sudah berjalan selama ini, juga untuk saling tukar informasi, bertukar pengalaman dan pengetahuan militer,” tegas Tono dalam ramah tamah di Hotel Mahkota Singkawang, Kamis (30/1) malam.
Dalam kesempatan itu, dihadiri Danrem 121 ABW, Kolonel Inf Nukman Kosadi, Dan Brigif 19/Khatulistiwa Letkol Arifin, Dandim 1202 Singkawang Letkol Teddy Surachmat, Kapolres Singkawang AKBP Subnedih, Kapolres Sambas, AKBP Badya Wijaya, Wakil Wali Kota Singkawang Edy R Yacoub, Staf Ahli Pemerintahan Kabupaten Bengkayang Agustinus Naon, yang mewakili Bupati Bengkayang Jacobus Luna, serta para tamu undangan lainnya. Malam penuh keakraban tersebut juga diisi dengan berbagai hiburan. Antara lain, tarian multi etnis yang dipersembahkan, oleh delapan orang Polisi Wanita dari Polres Singkawang. Pun demikian, para wanita ini juga menyuguhkan tarian joget nusantara.
Tono menegaskan, TNI dan TDM terus menjalin kerjasama untuk mengamankan perbatasan kedua negara bertetangga tersebut. “Terus berlatih untuk kepentingan pertahanan dan keamanan kedua negara. Kita amankan perbatasan sepanjang 2004 kilometer kedua negara, melalui prajurit-prajurit ini,” kata Pangdam yang bermarkas di Balikpapan ini. Panglima Divisi I TDM Datok Mazlan bin Kasam dalam sambutannya juga menegaskan, latma ini untuk menambah keakraban yang sudah sekian lama terjalin antara TDM dan TNI, melalui anak-anak (prajurit) yang dikirim agar hubungan lebih baik lagi di masa yang akan datang TNI dan TDM sudah bersama-sama pada enam pos penjagaan untuk melakukan pengamanan. “Jangan lihat dari sisi negatif, tapi lihat yang sebenarnya mengenai hubungan antara Indonesia dan Malaysia,” katanya. Ia juga mengaku bahagia, karena sejak di Bandara Supadio Kubu Raya, sudah mendapatkan sambutan dari pihak Indonesia, tarian khas Kalimantan Barat.
“Mari kita doakan agar hubungan yang sudah terjalin dapat lebih akrab lagi,” ungkapnya. Sementara itu, Agustinus Naon, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan sumber Daya Manusia Kabupaten Bengkayang membacakan sambutan tertulis Bupati Bengkayang Jacobus Luna menjelaskan, mengenai kondisi dan potensi Bumi Sebalo. Katanya, di Bengkayang Kecamatan Jagoi Babang, merupakan daerah yang langsung berbatasan dengan Malaysia. Jagoi Babang juga merupakan kecamatan terluas di Bumi Sebalo, yakni 665 kilometer atau 12, 14 persen dari Bengkayang. Sedangkan Kecamatan Capkala merupakan yang terkecil dengan total 46, 35 kilometer atau 0, 86 persen dari luas Kabupaten Bengkayang.
“Sedangkan jarak tempuh terjauh dari Bengkayang adalah Siding dengan jarak 103, 68n kilometer,” kata dia. Pihak Pemkab Bengkayang juga menyambut baik latihan bersama ini. Ia mengatakan, banyak informasi negatif yang bersifat mengadu domba masyarakat di perbatasan tersebut. Menurutnya, hal ini sangat merugikan dan dapat merusak hubungan baik. “Oleh karena itulah peran TNI dan TDM diperlukan untuk menjaga keamanan perbatasan demi kedaulatan negara masing-masing,” ujarnya. Hankam, menurut dia, sangat penting dalam upaya mewujudkan kedaulatan dan membangun. Tanpa adanya hankam yang baik, katanya, maka apa yang cita-citakan agar masyarakat aman dan damai menuju cita-cita bersama juga sangat sulit. “Saya menyambut baik latma ini. Semoga berlanjut pada kekuatan pertanahan dan keamanan kedua negara,” ungkapnya.
PONTIANAK POST
RI-Thailand Tukar Informasi Intelijen
Pasukan anti teror AB Thailand. (Foto: military-photos)
1 Agustus 2009, Pattaya -- Militer RI dan Thailand sepakat bertukar informasi intelijen. Data-data intelijen tersebut akan membantu pelaksanaan operasi pengamanan di kedua negara secara lebih cepat dan akurat.
"Pertukaran ini sangat strategis. Namun, kedua belah pihak harus benar-benar membuka hubungan komunikasi yang efektif," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso saat Sidang ke-3 Komite Tingkat Tinggi Militer RI-Thailand di di Pattaya, Thailand.
Dalam siaran pers yang diterima redaksi, Jumat (31/7), Panglima TNI mengatakan, kedua Angkatan Bersenjata juga setuju meningkatkan profesionalisme prajurit di bidang intelijen. Diharapkan ada tukar menukar pandangan, ide, konsep, pengalaman dan jaringan kerja di antara staf intelijen. "Tidak hanya dengan Thailand, kalau bisa se-Asia Tenggara," kata Djoko.
Djoko juga menyambut baik partisipasi Negeri Gajah Putih itu dalam pengamanan Selat Malaka. Selama ini, pengamanan selat terpanjang di dunia itu dilakukan patroli terkoordinasi oleh tiga negara pantai, yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura. "Dengan dukungan Thailand pengamanan akan lebih maksimal lagi," katanya lulusan Akademi Militer tahun 1975 itu.
TNI juga menyetujui rencana kerjasama bilateral dalam penanggulangan bencana alam. Alasannya, kedua negara masih memiliki potensi terjadinya bencana alam. Selain itu, prajurit kedua militer segera menindaklanjuti kerja sama latihan dan pendidikan. Pelaksanaan pertukaran personal akan lebih digalakkan.
Komite Tingkat Tinggi tersebut menjadi wujud kesungguhan kedua Angkatan Bersenjata membangun kemitraan dan kerja sama di bidang pertahanan. Sidang yang diselenggarakan kali ini merupakan kelanjutan sidang sebelumnya yang dilaksanakan di Yogyakarta, tahun lalu.
Kepala Pusat Penerangan TNI Sagom Tamboen mengatakan, komite jadi forum melakukan komunikasi, koordinasi dan pertimbangan untuk seluruh kegiatan militer kedua negara. "Termasuk membahas masalah-masalah yang muncul," katanya.
JURNAL NASIONAL
1 Agustus 2009, Pattaya -- Militer RI dan Thailand sepakat bertukar informasi intelijen. Data-data intelijen tersebut akan membantu pelaksanaan operasi pengamanan di kedua negara secara lebih cepat dan akurat.
"Pertukaran ini sangat strategis. Namun, kedua belah pihak harus benar-benar membuka hubungan komunikasi yang efektif," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso saat Sidang ke-3 Komite Tingkat Tinggi Militer RI-Thailand di di Pattaya, Thailand.
Dalam siaran pers yang diterima redaksi, Jumat (31/7), Panglima TNI mengatakan, kedua Angkatan Bersenjata juga setuju meningkatkan profesionalisme prajurit di bidang intelijen. Diharapkan ada tukar menukar pandangan, ide, konsep, pengalaman dan jaringan kerja di antara staf intelijen. "Tidak hanya dengan Thailand, kalau bisa se-Asia Tenggara," kata Djoko.
Djoko juga menyambut baik partisipasi Negeri Gajah Putih itu dalam pengamanan Selat Malaka. Selama ini, pengamanan selat terpanjang di dunia itu dilakukan patroli terkoordinasi oleh tiga negara pantai, yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura. "Dengan dukungan Thailand pengamanan akan lebih maksimal lagi," katanya lulusan Akademi Militer tahun 1975 itu.
TNI juga menyetujui rencana kerjasama bilateral dalam penanggulangan bencana alam. Alasannya, kedua negara masih memiliki potensi terjadinya bencana alam. Selain itu, prajurit kedua militer segera menindaklanjuti kerja sama latihan dan pendidikan. Pelaksanaan pertukaran personal akan lebih digalakkan.
Komite Tingkat Tinggi tersebut menjadi wujud kesungguhan kedua Angkatan Bersenjata membangun kemitraan dan kerja sama di bidang pertahanan. Sidang yang diselenggarakan kali ini merupakan kelanjutan sidang sebelumnya yang dilaksanakan di Yogyakarta, tahun lalu.
Kepala Pusat Penerangan TNI Sagom Tamboen mengatakan, komite jadi forum melakukan komunikasi, koordinasi dan pertimbangan untuk seluruh kegiatan militer kedua negara. "Termasuk membahas masalah-masalah yang muncul," katanya.
JURNAL NASIONAL
Bulava Dilanjutkan Diujicoba Pada Agustus
Uji coba penembakan rudal Bulava. (Foto: amsat-france.org)
31 Juli 2009 -- Departemen Pertahanan Rusia mengatakan tidak akan menghentikan pengembangan rudal balistik Bulava, pengujian dapat dilanjutkan pada Agustus.
Rudal Bulava sedang dalam pengembangan oleh Moscow-based Institute of Thermal Technology (MITT), mengalami enam kali kegagalan dalam 11 kali pengujian. Direktur MITT mengundurkan diri karena kegagalan yang bertubi-tubi ini pada minggu lalu.
Rusia tidak mempunyai pilihan selain meneruskan pengembangan rudal Bulava, kapal selam kelas Borey yang akan dipersenjatai rudal Bulava telah menyelesaikan uji pelayaran pertama pada awal Juli. Dua kapal selam kelas Borey, Alexander Nevsky dan Vladimir Monomakh sedang dibangun di galangan kapal Sevmash, diharapkan selesai 2009 dan 2011. Tidak realistis memulai proyek riset dan pengembangan baru menurut seorang pejabat di Dephan Rusia. Harga satu unit kapal selam sekitar 60 milyar Rubel (2 milyar Dolar), harga pengembangan rudal baru lebih 30 milyar Rubel (1 milyar Dolar), ini biaya yang serius menurut Wakil Menhan Rusia Vladimir Popovkin.
Pengembangan Bulava dimasa depan dipertanyakan oleh sejumlah ahli hukum dan pejabat industri pertahanan, yang menyarankan seluruh upaya difokuskan pada rudal balistik yang telah beroperasi Sineva. Dua rudal Sineva sukses diuji coba penembakan dari dua kapal selam bertenaga nuklir kelas Delta IV dari Armada Utara Rusia, berlokasi dibawah lapisan es dekat Kutub Utara, 13 - 14 Juli. Hasil uji coba membuat Sineva tetap bertugas di AL Rusia paling akhir hingga 2015.
Rudal Sineva.
Rudal balistik RSM-54 Sineva, NATO menyebutnya SS-N-23 Skiff, merupakan rudal balistik generasi ketiga diluncurkan dari kapal selam berbahan bakar cair, mulai bertugas di AL Rusia Juli 2007. Rudal mampu membawa 4 atau10 hulu ledak nuklir, tergantung pada modifikasi, mampu mencapai sasaran hingga 11,500 kilometer.
Sedangkan rudal Bulava (SS-NX-30) merupakan rudal balistik diluncurkan dari kapal selam, membawa 10 MIRV hulu ledak dan mampu mencapai sasaran diperkiran lebih dari 8000 kilometer, rudal terdiri dari tiga tingkat berbahan bakar padat.
RIA Novosti/@beritahankam
31 Juli 2009 -- Departemen Pertahanan Rusia mengatakan tidak akan menghentikan pengembangan rudal balistik Bulava, pengujian dapat dilanjutkan pada Agustus.
Rudal Bulava sedang dalam pengembangan oleh Moscow-based Institute of Thermal Technology (MITT), mengalami enam kali kegagalan dalam 11 kali pengujian. Direktur MITT mengundurkan diri karena kegagalan yang bertubi-tubi ini pada minggu lalu.
Rusia tidak mempunyai pilihan selain meneruskan pengembangan rudal Bulava, kapal selam kelas Borey yang akan dipersenjatai rudal Bulava telah menyelesaikan uji pelayaran pertama pada awal Juli. Dua kapal selam kelas Borey, Alexander Nevsky dan Vladimir Monomakh sedang dibangun di galangan kapal Sevmash, diharapkan selesai 2009 dan 2011. Tidak realistis memulai proyek riset dan pengembangan baru menurut seorang pejabat di Dephan Rusia. Harga satu unit kapal selam sekitar 60 milyar Rubel (2 milyar Dolar), harga pengembangan rudal baru lebih 30 milyar Rubel (1 milyar Dolar), ini biaya yang serius menurut Wakil Menhan Rusia Vladimir Popovkin.
Pengembangan Bulava dimasa depan dipertanyakan oleh sejumlah ahli hukum dan pejabat industri pertahanan, yang menyarankan seluruh upaya difokuskan pada rudal balistik yang telah beroperasi Sineva. Dua rudal Sineva sukses diuji coba penembakan dari dua kapal selam bertenaga nuklir kelas Delta IV dari Armada Utara Rusia, berlokasi dibawah lapisan es dekat Kutub Utara, 13 - 14 Juli. Hasil uji coba membuat Sineva tetap bertugas di AL Rusia paling akhir hingga 2015.
Rudal Sineva.
Rudal balistik RSM-54 Sineva, NATO menyebutnya SS-N-23 Skiff, merupakan rudal balistik generasi ketiga diluncurkan dari kapal selam berbahan bakar cair, mulai bertugas di AL Rusia Juli 2007. Rudal mampu membawa 4 atau10 hulu ledak nuklir, tergantung pada modifikasi, mampu mencapai sasaran hingga 11,500 kilometer.
Sedangkan rudal Bulava (SS-NX-30) merupakan rudal balistik diluncurkan dari kapal selam, membawa 10 MIRV hulu ledak dan mampu mencapai sasaran diperkiran lebih dari 8000 kilometer, rudal terdiri dari tiga tingkat berbahan bakar padat.
RIA Novosti/@beritahankam
Air Top Gunner Skadron 3
F-16 Fighting Falcon TNI AU. (Foto: TNI AU)
31 Juli 2009, Madiun -- Tidak mudah untuk meraih gelar sebagai Air Top Gunner (gelar keahlian menembak dengan menggunakan pesawat tempur supersonic). Seperti yang dilakukan Mayor Pnb Firman Dwi Cahyono, ia harus rajin berlatih dengan konsentrasi penuh, disiplin, dan melaksanakan evaluasi setiap usai latihan. Namun demikian, segala sesuatu yang dilakukan dengan serius didasari kedisiplinan tinggi tentu akan memperoleh hasil yang memuaskan pula. Sebagaimana latihan penembakan peluru Air to Air Taxan yang dilaksanakan oleh Wing 3 Lanud Iswahjudi pada tanggal 13 s.d. 22 Juli 2009, Mayor Firman berhasil menunjukkan hasil kerjanya selama ini.
Selama latihan berlangsung, melalui data yang diperoleh, maka dapat dikatakan bahwa Mayor Pnb Firman menjadi penembak paling jitu, dari 200 peluru yang ditembakkan, 198 buah mengenai sasaran, akurasinya hampir 100%. Tak pelak, Firman pun dapat dikatakan sebagai "AIR TOP GUNNER" dalam latihan tersebut. Kelihaian Firman menembak sasaran di udara, tentunya tidak lepas dari usaha kerasnya selama berlatih dan bermanuver dengan pesawat F-16 Fighting Falcon. Kerja kerasnya tidak sia-sia, Firmanpun menyandang gelar Air Top Gunner kali ini.
Mayor Pnb Firman DC adalah Alumnus AAU tahun 1996 yang saat ini menjabat sebagai Dan Flight Ops "C" Skadron Udara 3. Statusnya dipesawat F-16 dapat dikatakan lengkap yaitu Instruktur, Flight Leader dan juga sebagai Test Pilot pesawat F-16/Fighting Falcon. Bergabung di Skadron Udara 3, sejak tahun 1998 dan sampai saat ini sudah mengantongi 1300 jam terbang dengan pesawat F-16, sehingga Firman memiliki total 2150 jam terbang di berbagai jenis pesawat.
Letkol Pnb Fajar selaku Komandan Skadron Udara 3, merasa puas dan bangga atas prestasi yang telah diraih anak buahnya tersebut. "Firman menjadi Air Top Gunner kali ini, membuktikan bahwa jerih payahnya selama latihan tidak sia-sia. “Saya memang membina dan menempa para penerbang F-16, dengan keras, penuh disiplin dan profesional. Jika mereka belum memenuhi standar, maka akan saya perintahkan untuk mengulangi bahkan tak segan-segan saya menghukum mereka. Itu semua demi profesinalisme penerbang yang muaranya adalah keselamatan terbang atau Safety", Ujar Fajar.
Kepada Kapentak Lanud Iswahjudi, Letkol Pnb Fajar menegaskan bahwa latihan ini menyuguhkan penembakan peluru (air gunnery) 20 mm yang dimuntahkan dari dua jenis pesawat F-16 dan F-5 dengan sasaran Taxan yang berbentuk tetra plan seperti layang-layang berwarna merah yang ditarik oleh pesawat F-5. Di dalam badan Taxan ini terdapat Radio sensor dan transmiter yang berfungsi mendeteksi peluru yang masuk dalam radius 10 meter lalu memberikan datanya kepada petugas di bawah, sehingga berapa peluru yang mengenai sasaran bisa langsung diketahui saat itu juga.
Alat ini sangat membantu latihan para penerbang tempur di Lanud Iswahjudi, untuk meningkatkan kemampuannya bermanouver dan menembak sasaran di udara. Penerbang secara langsung dapat mengetahui berapa peluru yang ditembakkan tersebut, mengenai sasaran, semakin banyak peluru yang masuk, maka semakin jitu si Penerbang dalam menembak.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
31 Juli 2009, Madiun -- Tidak mudah untuk meraih gelar sebagai Air Top Gunner (gelar keahlian menembak dengan menggunakan pesawat tempur supersonic). Seperti yang dilakukan Mayor Pnb Firman Dwi Cahyono, ia harus rajin berlatih dengan konsentrasi penuh, disiplin, dan melaksanakan evaluasi setiap usai latihan. Namun demikian, segala sesuatu yang dilakukan dengan serius didasari kedisiplinan tinggi tentu akan memperoleh hasil yang memuaskan pula. Sebagaimana latihan penembakan peluru Air to Air Taxan yang dilaksanakan oleh Wing 3 Lanud Iswahjudi pada tanggal 13 s.d. 22 Juli 2009, Mayor Firman berhasil menunjukkan hasil kerjanya selama ini.
Selama latihan berlangsung, melalui data yang diperoleh, maka dapat dikatakan bahwa Mayor Pnb Firman menjadi penembak paling jitu, dari 200 peluru yang ditembakkan, 198 buah mengenai sasaran, akurasinya hampir 100%. Tak pelak, Firman pun dapat dikatakan sebagai "AIR TOP GUNNER" dalam latihan tersebut. Kelihaian Firman menembak sasaran di udara, tentunya tidak lepas dari usaha kerasnya selama berlatih dan bermanuver dengan pesawat F-16 Fighting Falcon. Kerja kerasnya tidak sia-sia, Firmanpun menyandang gelar Air Top Gunner kali ini.
Mayor Pnb Firman DC adalah Alumnus AAU tahun 1996 yang saat ini menjabat sebagai Dan Flight Ops "C" Skadron Udara 3. Statusnya dipesawat F-16 dapat dikatakan lengkap yaitu Instruktur, Flight Leader dan juga sebagai Test Pilot pesawat F-16/Fighting Falcon. Bergabung di Skadron Udara 3, sejak tahun 1998 dan sampai saat ini sudah mengantongi 1300 jam terbang dengan pesawat F-16, sehingga Firman memiliki total 2150 jam terbang di berbagai jenis pesawat.
Letkol Pnb Fajar selaku Komandan Skadron Udara 3, merasa puas dan bangga atas prestasi yang telah diraih anak buahnya tersebut. "Firman menjadi Air Top Gunner kali ini, membuktikan bahwa jerih payahnya selama latihan tidak sia-sia. “Saya memang membina dan menempa para penerbang F-16, dengan keras, penuh disiplin dan profesional. Jika mereka belum memenuhi standar, maka akan saya perintahkan untuk mengulangi bahkan tak segan-segan saya menghukum mereka. Itu semua demi profesinalisme penerbang yang muaranya adalah keselamatan terbang atau Safety", Ujar Fajar.
Kepada Kapentak Lanud Iswahjudi, Letkol Pnb Fajar menegaskan bahwa latihan ini menyuguhkan penembakan peluru (air gunnery) 20 mm yang dimuntahkan dari dua jenis pesawat F-16 dan F-5 dengan sasaran Taxan yang berbentuk tetra plan seperti layang-layang berwarna merah yang ditarik oleh pesawat F-5. Di dalam badan Taxan ini terdapat Radio sensor dan transmiter yang berfungsi mendeteksi peluru yang masuk dalam radius 10 meter lalu memberikan datanya kepada petugas di bawah, sehingga berapa peluru yang mengenai sasaran bisa langsung diketahui saat itu juga.
Alat ini sangat membantu latihan para penerbang tempur di Lanud Iswahjudi, untuk meningkatkan kemampuannya bermanouver dan menembak sasaran di udara. Penerbang secara langsung dapat mengetahui berapa peluru yang ditembakkan tersebut, mengenai sasaran, semakin banyak peluru yang masuk, maka semakin jitu si Penerbang dalam menembak.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
Latihan Sikatan Daya
Kepala Dinas Operasi (Kadisops), Kolonel Pnb Nanang Santoso memeriksa pasukan yang akan berangkat melaksanakan Latihan Sikatan Daya di Balikpapan, Jum’at (31/7). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)
31 Juli 2009, Madiun -- Latihan Sikatan Daya yang dilaksanakan Koopsau II merupakan akumulasi dari pembinaan latihan yang dilaksanakan oleh Skadron Udara jajaran Wing 3 Lanud Iswahjudi yang sekaligus merupakan perwujudan upaya peningkatan ketrampilan dan profesionalisme, dengan maksud sebagai tolok ukur yang ingin didapat dari proses pelaksanaan pembinaan kurun waktu satu tahun terakhir.
Sehubungan dengan hal tersebut Skadron Udara yang ber-Home Base di Lanud Iswahjudi beragkat ke Lanud Balikpapan, dalam rangka Latihan Sikatan Daya yang akan berlangsung mulai tanggal (1/8-5/8), untuk mengaplikasikan pembinaan latihan yang didapat dari hasil pendidikan maupun kursus yang sifatnya berjenjang, bertahap dan berlanjut.
Pada upacara pengantar tugas Skadron Udara 3 dan Skadron Udara 15 di daerah penugasan, Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Kolonel Pnb Nanang Santoso mengatakan, bahwa dalam latihan “Sikatan Daya” tersebut, tentunya ada yang ingin dicapai sehingga laksanakan latihan dengan baik dan optimal, terapkan ilmu yang telah didapat. Diharapkan kita berlatih sebagaimana bertempur, dan bertempur sebagaimana kita berlatih, karena apa yang kita lakukan akan menjadi bahan acuan Koopsau II untuk pelaksanaan tugas operasi udara yang akan datang.
Lebih lanjut dikatakan, keberhasilan suatu kegiatan dapat dilihat dari terselesainya suatu misi atau kegiatan tersebut. Untuk itu laksanakan latihan ini dengan bersungguh-sungguh, sesuai doktrin, peraturan, petunjuk dan prosedur yang ada, serta perhatikan tingkat keamanan dan keselamatan sehingga misi terlaksana dengan baik. tanpa adanya hal-hal sekecil apapun yang mengarah pada incident maupun accident.
“Maksimalkan dan optimalkan yang ada pada diri sendiri, sehingga latihan bisa terlaksana dengan baik yang dilandasi dengan keamanan dan keselamatan, diharapkan seluruh personel dan pesawat yang digunakan dalam latihan Sikatan Daya kembali utuh sesuai jumlah yang semula diberangkatkan”, tegas Kolonel Nanang.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
31 Juli 2009, Madiun -- Latihan Sikatan Daya yang dilaksanakan Koopsau II merupakan akumulasi dari pembinaan latihan yang dilaksanakan oleh Skadron Udara jajaran Wing 3 Lanud Iswahjudi yang sekaligus merupakan perwujudan upaya peningkatan ketrampilan dan profesionalisme, dengan maksud sebagai tolok ukur yang ingin didapat dari proses pelaksanaan pembinaan kurun waktu satu tahun terakhir.
Sehubungan dengan hal tersebut Skadron Udara yang ber-Home Base di Lanud Iswahjudi beragkat ke Lanud Balikpapan, dalam rangka Latihan Sikatan Daya yang akan berlangsung mulai tanggal (1/8-5/8), untuk mengaplikasikan pembinaan latihan yang didapat dari hasil pendidikan maupun kursus yang sifatnya berjenjang, bertahap dan berlanjut.
Pada upacara pengantar tugas Skadron Udara 3 dan Skadron Udara 15 di daerah penugasan, Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Kolonel Pnb Nanang Santoso mengatakan, bahwa dalam latihan “Sikatan Daya” tersebut, tentunya ada yang ingin dicapai sehingga laksanakan latihan dengan baik dan optimal, terapkan ilmu yang telah didapat. Diharapkan kita berlatih sebagaimana bertempur, dan bertempur sebagaimana kita berlatih, karena apa yang kita lakukan akan menjadi bahan acuan Koopsau II untuk pelaksanaan tugas operasi udara yang akan datang.
Lebih lanjut dikatakan, keberhasilan suatu kegiatan dapat dilihat dari terselesainya suatu misi atau kegiatan tersebut. Untuk itu laksanakan latihan ini dengan bersungguh-sungguh, sesuai doktrin, peraturan, petunjuk dan prosedur yang ada, serta perhatikan tingkat keamanan dan keselamatan sehingga misi terlaksana dengan baik. tanpa adanya hal-hal sekecil apapun yang mengarah pada incident maupun accident.
“Maksimalkan dan optimalkan yang ada pada diri sendiri, sehingga latihan bisa terlaksana dengan baik yang dilandasi dengan keamanan dan keselamatan, diharapkan seluruh personel dan pesawat yang digunakan dalam latihan Sikatan Daya kembali utuh sesuai jumlah yang semula diberangkatkan”, tegas Kolonel Nanang.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
Friday, July 31, 2009
Sesko AB Sri Lanka Kunjungi Makoopsau I
31 Juli 2009, Jakarta -- Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara I (Pangkoopsau I) Marsekal Muda TNI Imam Sufaat, S.IP beserta Staf menerima 20 Perwira Sesko Angkatan Bersenjata Srilangka yang dipimpin Major General N. A Ranasinghe yang melaksanakan kunjungan Study Tour di Makoopsau I, jumat (31/7).
Acara kunjungan ditandai dengan pertukaran cindera mata dari Pangkoopsau I dengan pimpinan rombongan study Tour Major General N. A Ranasinghe.
Pangkoopsau I Marsekal Muda TNI Imam Sufaat dalam sambutan penerimaan mengatakan sangat bangga dan senang hati menerima kunjungan study tour ini, dan percaya bahwa sebagai salah satu institusi pendidikan di lingkungan militer, Srilanka Defence Services & Staff College & Command memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan siswanya siap menghadapi perubahan dan tantangan situasi dunia saat ini. Pangkoopsau I berharap kesempatan ini, dapat digunakan untuk membagi ide, pandangan, pengalaman dan pengetahuan yang akhirnya akan bermanfaat bagi kemajuan Angkatan masing-masing.
Sedangkan pimpinan rombongan Major General N. A Ranasinghe dalam sambutannya mengatakan, sangat merasa terhormat dapat diterima di lingkungan Koopsau I oleh Pangkoopsau I. Dan berharap semoga kunjungan ini menjadi sarana mempererat hubungan baik yang terjalin selama ini.
PENTAK KOOPSAU
Perwakilan Deplu Dibuka di Manado
Pulau Marore salah satu pulau terluar di Provinsi Sulawesi Utara. (Foto: suaramanado.com)
31 Juli 2009, Manado -- Kantor Perwakilan Departemen Luar Negeri (Deplu) bakal dibuka di Manado mengingat Sulut merupakan salah satu daerah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ini terungkap saat Gubernur SH Sarundajang menjamu makan malam Menlu Hassan Wirajuda bersama 20 Dubes, di Gubernuran, Bumi Beringan, tadi malam.
Menurut Wirajuda, kantor perwakilan Deplu di daerah memang diperlukan karena sangat membantu pemerintah daerah memfasilitasi transaksi langsung dengan pihak yang ada di luar negeri. “Nanti kita akan pertimbangkan di Jakarta,” ungkapnya.
Sebelum itu, Dirjen ASEAN-Indonesia, Djouhari Oratmangun mengungkapkan di Indonesia baru 2 daerah yang memilik dua pejabat fungsional Deplu, masing-masing di Papua dan Yogyakarta. “Melihat pengalaman di Papua dan Yogyakarta, usulan ini sangat positif. Selain berdampak pada sinergitas dan promosi daerah juga untuk mengamankan pulau-pulau terluar,” kata Oratmangun.
Sementara, Kepolisian Daerah (Polda) Sulut telah mendirikan pos di 8 titik yang tersebar di Sangihe dan Talaud. “Pos-pos polisi ini stand by di pulau berpenghuni,” ujar Kabid Humas Polda Sulut AKBP Benny Bella. Hal ini sebagai respon Polda terkait pengamanan iven international Sail Bunaken.
Ia menjelaskan, rencana Kapolda Brigjen Pol Bekto Suprapto mendirikan pos-pos itu mendapat lampu hijau dari International Criminal Investigative Training Assistance Program (ICITAP). Karenanya, Bryan Atkins yang berkapasitas sebagai Maritime Security Development akan memberikan bantuan untuk pos-pos ini. “Pak Kapolda telah mempresentasikan segala kebutuhan pos, dan mendapat respons yang positif dari ICITAP,” tambah Bella.
Bella menyebutkan, bantuan yang ditawarkan berupa alat komunikasi, fasilitas penerangan, dan solar cell. Nantinya, Bryan akan kembali dalam jangka waktu dua bulan untuk merealisasikan bantuan tersebut. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah dapat terealisir,” sambungnya.
Tak hanya Polda, pengamanan perbatasan juga terus diperketat Korem 131 Santiago. Berdasarkan surat perintah Pandam VII/Wrb Nomor Sprin/2252/XII/2008, tertanggal 31 Desember 2008, TNI AD harus mengamankan pulau-pulau kecil terluar seperti di Miangas, Marore, Marampit, Tinakareng, Matutuang, dan Kawaluso. Karenanya, pasukan Yonif 712 Wiratama ditempatkan untuk mengisi pulau-pulau tersebut. “Ada sekitar 102 personil yang ditempatkan di pulau-pulau tersebut,” ujar Danrem 131 Santiago, Kolonel Inf. Istu Hari S, melalui Kepala Penerangan Korem 131 Santiago Kapten Inf. Suparman. Kata dia, pasukan yang ditempatkan ini di bawah pimpinan Dansatgas Letkol Inf Tojo H Simanjuntak yang juga Dandim 1301/Satal.
MANADO POST
31 Juli 2009, Manado -- Kantor Perwakilan Departemen Luar Negeri (Deplu) bakal dibuka di Manado mengingat Sulut merupakan salah satu daerah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ini terungkap saat Gubernur SH Sarundajang menjamu makan malam Menlu Hassan Wirajuda bersama 20 Dubes, di Gubernuran, Bumi Beringan, tadi malam.
Menurut Wirajuda, kantor perwakilan Deplu di daerah memang diperlukan karena sangat membantu pemerintah daerah memfasilitasi transaksi langsung dengan pihak yang ada di luar negeri. “Nanti kita akan pertimbangkan di Jakarta,” ungkapnya.
Sebelum itu, Dirjen ASEAN-Indonesia, Djouhari Oratmangun mengungkapkan di Indonesia baru 2 daerah yang memilik dua pejabat fungsional Deplu, masing-masing di Papua dan Yogyakarta. “Melihat pengalaman di Papua dan Yogyakarta, usulan ini sangat positif. Selain berdampak pada sinergitas dan promosi daerah juga untuk mengamankan pulau-pulau terluar,” kata Oratmangun.
Sementara, Kepolisian Daerah (Polda) Sulut telah mendirikan pos di 8 titik yang tersebar di Sangihe dan Talaud. “Pos-pos polisi ini stand by di pulau berpenghuni,” ujar Kabid Humas Polda Sulut AKBP Benny Bella. Hal ini sebagai respon Polda terkait pengamanan iven international Sail Bunaken.
Ia menjelaskan, rencana Kapolda Brigjen Pol Bekto Suprapto mendirikan pos-pos itu mendapat lampu hijau dari International Criminal Investigative Training Assistance Program (ICITAP). Karenanya, Bryan Atkins yang berkapasitas sebagai Maritime Security Development akan memberikan bantuan untuk pos-pos ini. “Pak Kapolda telah mempresentasikan segala kebutuhan pos, dan mendapat respons yang positif dari ICITAP,” tambah Bella.
Bella menyebutkan, bantuan yang ditawarkan berupa alat komunikasi, fasilitas penerangan, dan solar cell. Nantinya, Bryan akan kembali dalam jangka waktu dua bulan untuk merealisasikan bantuan tersebut. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah dapat terealisir,” sambungnya.
Tak hanya Polda, pengamanan perbatasan juga terus diperketat Korem 131 Santiago. Berdasarkan surat perintah Pandam VII/Wrb Nomor Sprin/2252/XII/2008, tertanggal 31 Desember 2008, TNI AD harus mengamankan pulau-pulau kecil terluar seperti di Miangas, Marore, Marampit, Tinakareng, Matutuang, dan Kawaluso. Karenanya, pasukan Yonif 712 Wiratama ditempatkan untuk mengisi pulau-pulau tersebut. “Ada sekitar 102 personil yang ditempatkan di pulau-pulau tersebut,” ujar Danrem 131 Santiago, Kolonel Inf. Istu Hari S, melalui Kepala Penerangan Korem 131 Santiago Kapten Inf. Suparman. Kata dia, pasukan yang ditempatkan ini di bawah pimpinan Dansatgas Letkol Inf Tojo H Simanjuntak yang juga Dandim 1301/Satal.
MANADO POST
AU India Menerima 4 Helikopter Cheetal
Empat helikopter HAL Cheetal diserahterimakan ke AU India. (Foto: hindu.com/Sushanta Patronobish)
31 Juli 2009 -- Hindustan Aeronautics Limited (HAL) menyerahkan empat helikopter Cheetal dari 10 yang dipesan Angkatan Udara India di Barrackpore, West Bengal, Sabtu (25/7). Enam helikopter lainnya diharapkan diserahkan dua atau tiga bulan kedepan. HAL segera memproduksi 10 helikopter Cheetal untuk memenuhi pesanan Angkatan Darat India setalah menyelesaikan pesanan AU India.
HAL Cheetal merupakan helikopter Cheetah yang diganti mesinya dari Artouste IIIB dengan Turbomeca TM333-2M2. Mesin baru lebih ringan serta konsumsi bahan bakar lebih hemat, sehingga meningkatkan jarak jelajah, lama terbang dan daya angkut, membuat helikopter lebih serba guna dalam berbagai misi termasuk SAR dan misi pada ketinggian.
Cheetal telah dirancang menyatu dengan fitur-fitur yang telah ditingkatkan kemampuannya seperti electrically driven Artificial Horizon, Directional Gyro dan avionik modern berbobot ringan, sistem navigasi GPS, VHF Homer, Flight Monitoring System (FMS), Cockpit Voice Recorder (CVR) dan Emergency Locator Transmitter.
Cheetah melakukan hovering di Garhwal Hilamaya saat melakukan suatu misi. (Foto: mod.nic.in)
Cheetal berhasil mencatat rekor dunia ketika mendarat pada ketinggian 7670 meter di Saser Kangri, Ladakh, Himalaya, November 2004.
AU India menginginkan mengganti 200 helikopter Chetak dan Cheetah dengan helikopter baru, penawaran global telah ditawarkan untuk pembelian helikopter serbaguna menggantikan armada Cheetah dan Chetak.
hindu.com/@beritahankam
31 Juli 2009 -- Hindustan Aeronautics Limited (HAL) menyerahkan empat helikopter Cheetal dari 10 yang dipesan Angkatan Udara India di Barrackpore, West Bengal, Sabtu (25/7). Enam helikopter lainnya diharapkan diserahkan dua atau tiga bulan kedepan. HAL segera memproduksi 10 helikopter Cheetal untuk memenuhi pesanan Angkatan Darat India setalah menyelesaikan pesanan AU India.
HAL Cheetal merupakan helikopter Cheetah yang diganti mesinya dari Artouste IIIB dengan Turbomeca TM333-2M2. Mesin baru lebih ringan serta konsumsi bahan bakar lebih hemat, sehingga meningkatkan jarak jelajah, lama terbang dan daya angkut, membuat helikopter lebih serba guna dalam berbagai misi termasuk SAR dan misi pada ketinggian.
Cheetal telah dirancang menyatu dengan fitur-fitur yang telah ditingkatkan kemampuannya seperti electrically driven Artificial Horizon, Directional Gyro dan avionik modern berbobot ringan, sistem navigasi GPS, VHF Homer, Flight Monitoring System (FMS), Cockpit Voice Recorder (CVR) dan Emergency Locator Transmitter.
Cheetah melakukan hovering di Garhwal Hilamaya saat melakukan suatu misi. (Foto: mod.nic.in)
Cheetal berhasil mencatat rekor dunia ketika mendarat pada ketinggian 7670 meter di Saser Kangri, Ladakh, Himalaya, November 2004.
AU India menginginkan mengganti 200 helikopter Chetak dan Cheetah dengan helikopter baru, penawaran global telah ditawarkan untuk pembelian helikopter serbaguna menggantikan armada Cheetah dan Chetak.
hindu.com/@beritahankam
AL Pakistan Terima Frigate F-22P Pertama Dari Cina
31 Juli 2009 -- Pakistan menerima kapal frigate canggih F-22P pertama dari empat frigate yang dipesan dari Cina, penyerahan frigate dilakukan di galangan kapal Hudong Zhonghua di Shanghai, Kamis (30/7).
Acara penyerahan frigate diikuti mulai bertugasnya kapal perang dijajaran Angkatan Laut Pakistan, saat pemasangan bendera nasional Pakistan di kapal, diiringi lagu kebangsaan Pakistan. Acara ini dihadiri tamu istimewa dari AL Cina, pemerintah Cina dan pejabat senior AL Pakistan.
Kontrak pembelian empat frigate ditandatangani Cina dan Pakistan pada 2005, tiga frigate dibangun di galangan kapal Cina dan satu frigate di galangan kapal Karachi.
Frigate akan dilengkapi dengan helikopter anti kapal selam Z9EC, rudal permukaan ke permukaan, rudal permukaan ke udara serta sistem pertahanan lainnya. Frigate terakhir akan dikirimkan ke Pakistan 2013.
thaindian/@beritahankam
Thursday, July 30, 2009
AL Rusia Kirim Kapal Perang Ke Teluk Aden
Kapal perusak rudal kelas Udaloy Admiral Tributs. (Foto: maritimequest.com)
30 Juli 2009 -- Gugus tugas tempur baru Angkatan Laut Rusia dari Armada Pasifik tiba di Teluk Aden, Rabu (29/7), untuk memerangi perompak laut di perairan Somalia. Gugus tugas tempur ini segera menunaikan tugasnya mengawal konvoi kapal-kapal niaga, mengadakan pengamatan udara serta mencari tersangka para perompak kapal.
Gugus tugas tempur terdiri dari kapal perusak rudal kelas Udaloy Admiral Tributs dipersenjatai meriam 30mm dan 100mm, rudal anti kapal permukaan membawa dua helikopter Ka-27 Helix, sebuah kapal tunda, sebuah kapal tanker serta satuan infantri laut.
AL Rusia bergabung dengan misi internasional anti perompak di perairan Somalia sejak Oktober 2008. Sebelumnya AL Rusia mengirimkan gugus tugas tempur dari Armada Baltik terdiri dari kapal frigate Neustrashimy, dan dua kapal perusak dari Armada Pasifik Admiral Vinogradov dan Admiral Panteleyev.
Frigate AL Jerman Bremen Menuju Djibouti
Frigate Bremen.
AL Jerman mengirimkan kapal frigate kelas Bremen ke Tanduk Afrika (tanjung di timur laut Afrika) untuk melawan perompak. Kapal meninggalkan pelabuhan Wilhelmshaven, Senin (27/7) menuju pangkalan laut Jerman di Djibouti.
Frigate akan menempuh perjalanan hampir 5000 mil dengan membawa awak 220 orang, untuk bergabung dengan misi Uni Eropa Atalanta di Tanduk Afrika. Menteri-Menteri Perdagangan Uni Eropa memutuskan melanjutkan misi satu tahun lagi hingga akhir 2010 pada bulan lalu.
AL Jerman telah menempatkan dua kapal perangnya, frigate Brandenburg dan Rheinland-Pfalz. Rheinland-Pfalz akan berlayar kembali ke Jerman, setelah Bremen tiba di Djibouti, dijadwalkan 11 Agustus.
Frigate Brandenburg.
Sekitar 35 kapal perang dari 16 negara saat ini bertugas di perairan Somalia untuk melawan serangan perompak pada rute kunci perdagangan. Total 126 kapal niaga yang telah diserang perompak, saat ini perompak Somalia menahan 270 sandera berasal sekurang-kurangnya dari 16 kapal.
Menurut PBB, perompak Somalia telah mengumpulkan 150 juta dolar uang tebusan dari pemilik kapal pada tahun lalu, sementara keseluruhan kerugian akibat aksi perompak diperkirakan 13 - 16 milyar dolar, termasuk kenaikan biaya asuransi, perlindungan untuk kapal, diantaranya mengirimkan kapal-kapal ke rute yang lebih jauh untuk menghindari wilayah beresiko tinggi.
RIA Novosti/Defpro/@beritahankam
30 Juli 2009 -- Gugus tugas tempur baru Angkatan Laut Rusia dari Armada Pasifik tiba di Teluk Aden, Rabu (29/7), untuk memerangi perompak laut di perairan Somalia. Gugus tugas tempur ini segera menunaikan tugasnya mengawal konvoi kapal-kapal niaga, mengadakan pengamatan udara serta mencari tersangka para perompak kapal.
Gugus tugas tempur terdiri dari kapal perusak rudal kelas Udaloy Admiral Tributs dipersenjatai meriam 30mm dan 100mm, rudal anti kapal permukaan membawa dua helikopter Ka-27 Helix, sebuah kapal tunda, sebuah kapal tanker serta satuan infantri laut.
AL Rusia bergabung dengan misi internasional anti perompak di perairan Somalia sejak Oktober 2008. Sebelumnya AL Rusia mengirimkan gugus tugas tempur dari Armada Baltik terdiri dari kapal frigate Neustrashimy, dan dua kapal perusak dari Armada Pasifik Admiral Vinogradov dan Admiral Panteleyev.
Frigate AL Jerman Bremen Menuju Djibouti
Frigate Bremen.
AL Jerman mengirimkan kapal frigate kelas Bremen ke Tanduk Afrika (tanjung di timur laut Afrika) untuk melawan perompak. Kapal meninggalkan pelabuhan Wilhelmshaven, Senin (27/7) menuju pangkalan laut Jerman di Djibouti.
Frigate akan menempuh perjalanan hampir 5000 mil dengan membawa awak 220 orang, untuk bergabung dengan misi Uni Eropa Atalanta di Tanduk Afrika. Menteri-Menteri Perdagangan Uni Eropa memutuskan melanjutkan misi satu tahun lagi hingga akhir 2010 pada bulan lalu.
AL Jerman telah menempatkan dua kapal perangnya, frigate Brandenburg dan Rheinland-Pfalz. Rheinland-Pfalz akan berlayar kembali ke Jerman, setelah Bremen tiba di Djibouti, dijadwalkan 11 Agustus.
Frigate Brandenburg.
Sekitar 35 kapal perang dari 16 negara saat ini bertugas di perairan Somalia untuk melawan serangan perompak pada rute kunci perdagangan. Total 126 kapal niaga yang telah diserang perompak, saat ini perompak Somalia menahan 270 sandera berasal sekurang-kurangnya dari 16 kapal.
Menurut PBB, perompak Somalia telah mengumpulkan 150 juta dolar uang tebusan dari pemilik kapal pada tahun lalu, sementara keseluruhan kerugian akibat aksi perompak diperkirakan 13 - 16 milyar dolar, termasuk kenaikan biaya asuransi, perlindungan untuk kapal, diantaranya mengirimkan kapal-kapal ke rute yang lebih jauh untuk menghindari wilayah beresiko tinggi.
RIA Novosti/Defpro/@beritahankam
Presiden Minta Intelijen dan TNI Optimal Cegah Aksi Terorisme
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) memimpin rapat koordinasi yang diikuti oleh sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Kapolri, Jaksa Agung, Panglima TNI, Kepala BIN dan Gubernur, Kapolda, serta Pangdam dari seluruh Indonesia dengan metode teleconference di Istana Negara, Jakarta, Kamis (30/7). Rapat koordinasi tersebut membahas sejumlah agenda diantaranya situasi dan kondisi perekonomian negara, gelombang panas El Nino dan masalah terorisme dan keamanan negara. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/nz/09)
30 Juli 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan seluruh unsur intelijen di Indonesia, mulai dari tingkat pusat hingga wilayah, mengoptimalkan kemampuan selama 24 jam penuh untuk mencegah aksi-aksi terorisme. TNI juga diminta ikut terlibat.
"Intelijen harus bekerja terus-menerus 24 jam dan tajam. Bukan hanya BIN, bukan hanya kepolisian, atau BAIS di TNI, tetapi semua unsur intelijen di seluruh Indonesia," kata Presiden saat melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah Menteri, Gubernur, Kapolda, dan Pangdam di Istana Negara, Kamis siang (30/7).
Presiden meminta seluruh unsur intelijen bekerja 24 jam untuk mengikuti, memantau, melakukan deteksi, dan pencegahan sehingga bibit-bibit terorisme tidak berkembang menjadi aksi pemboman.
"Intelijen awal dari segalanya. Kita juga harus punya kepedulian dan kewaspadaan," katanya.
Presiden mengatakan optimalisasi intelijen ini bukan untuk kepentingan politik atau kekuasaan seperti era sebelumnya, melainkan untuk kepentingan keselamatan negara. "Dulu barangkali. Intelijen untuk keselamatan negara, bukan untuk politik, bukan untuk kekuasaan," katanya.
Selain mengoptimalkan intelijen, Presiden juga meminta TNI terlibat untuk mencegah aksi terorisme. Menurut dia, meski TNI tidak lagi mengemban peran sosial politik seperti masa sebelumnya, tetapi undang-undang juga mengatur TNI dapat menjalankan operasi militer selain perang.
"Menurut undang-undang, TNI masih mendapat tugas untuk melaksanakan operasi militer selain perang, antara lain melawan teroris, itu sah," katanya.
TEMPO Interaktif
30 Juli 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan seluruh unsur intelijen di Indonesia, mulai dari tingkat pusat hingga wilayah, mengoptimalkan kemampuan selama 24 jam penuh untuk mencegah aksi-aksi terorisme. TNI juga diminta ikut terlibat.
"Intelijen harus bekerja terus-menerus 24 jam dan tajam. Bukan hanya BIN, bukan hanya kepolisian, atau BAIS di TNI, tetapi semua unsur intelijen di seluruh Indonesia," kata Presiden saat melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah Menteri, Gubernur, Kapolda, dan Pangdam di Istana Negara, Kamis siang (30/7).
Presiden meminta seluruh unsur intelijen bekerja 24 jam untuk mengikuti, memantau, melakukan deteksi, dan pencegahan sehingga bibit-bibit terorisme tidak berkembang menjadi aksi pemboman.
"Intelijen awal dari segalanya. Kita juga harus punya kepedulian dan kewaspadaan," katanya.
Presiden mengatakan optimalisasi intelijen ini bukan untuk kepentingan politik atau kekuasaan seperti era sebelumnya, melainkan untuk kepentingan keselamatan negara. "Dulu barangkali. Intelijen untuk keselamatan negara, bukan untuk politik, bukan untuk kekuasaan," katanya.
Selain mengoptimalkan intelijen, Presiden juga meminta TNI terlibat untuk mencegah aksi terorisme. Menurut dia, meski TNI tidak lagi mengemban peran sosial politik seperti masa sebelumnya, tetapi undang-undang juga mengatur TNI dapat menjalankan operasi militer selain perang.
"Menurut undang-undang, TNI masih mendapat tugas untuk melaksanakan operasi militer selain perang, antara lain melawan teroris, itu sah," katanya.
TEMPO Interaktif
AL Singapura Berkunjung ke AAL
30 Juli 2009, Surabaya -- Sebanyak enam perwira Royal Singapore Navi (RSN) atau Angkatan Laut Singapura berkunjung ke Akademi Angkatan Laut (AAL). Kunjungan yang diketuai oleh LTC Lee Joan Him yang sehari-harinya menjabat sebagai Deputy Commanding Officer, Squadron Headquarters ini diterima oleh pejabat teras AAL di Gedung Rinjani AAL, Bumi Moro, Surabaya, Kamis (29/7).
Kunjungan yang berlangsung selama lima hari yaitu dari tanggal 27 sampai dengan 31 Juli ini bertujuan untuk saling bertukar pendapat dan mempererat hubungan ke dua negara yang telah terjalin baik selama ini terutama antara TNI AL dan Angkatan Laut Singapura. Selama di Surabaya ini mereka mengunjungi kotama-kotama TNI AL yang ada di Surabaya, antara lain yaitu Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Komando Pendidikan dan Pengembangan TNI AL (Kobangdikal), Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal), dan Akademi Angkatan Laut (AAL).
Selain itu selama dalam kunjungannya para perwira RSN Singapura ini juga mengunjung beberapa tempat wisata, antara lain ke taman safari Prigen, ke pusat kerajinan tangan Tanggulangin Sidoarjo, melintasi jembatan Suramadu, dan mengunjungi tempat-tempat perbelanjaan pakaian khas Indonesia. Dan selama dalam kunjungannya mereka terkesan dengan TNI AL dan situasi yang ada di Indonesia.
AAL
Pangkohanudnas Tutup Latihan Hanudnas Perkasa “A/B/09”
30 Juli 2009, Jakarta -- Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsekal Muda TNI Dradjad Rahardjao S.IP, selaku Direktur Latihan Hanudnas Perkasa A/B TA. 2009, didampingi Asops Kohanudnas Kol Pnb Barhim dan para Asisten lainnya secara resmi menutup latihan Hanudnas Perkasa “A” dan “B”, melalui voice yang bisa didengar langsung oleh para pelaku latihan di Satuan Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosekhanudnas) I Jakarta maupun Kosekhanudnas II Makasar, dari ruang Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional (Popunas) Makohanudnas, di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (30/7).
Gelar latihan Hanudnas Perkasa “A” dan “B” telah berlangsung sejak 10 Juli 2009 atau selama tiga minggu dengan mengambil dua lokasi, di wilayah Kosekhanudnas I dipusatkan di Tanjung Pinang dan Batam Sumatra dan wilayah Kosekhanudnas II dipusatkan di Balikpapan, Kalimantan Timur, dengan melibatkan unsur-unsur Hanud, pesawat Tempur Sergap F-5 Tiger, Hawk 109-209, MK 53 HS Hawk, F-16 dan seluruh Satuan Radar (Satrad) yang berada dalam jajaran Kosekhanudnas I dan II, Kapal Republik Indonesia (KRI) yang berkemampuan Hanud, dan Arhanud dari Detasemen Rudal (Denrudal) 004/I/ Bukit barisan dan Denrudal 002/VI/ Tanjungpura, serta didukung pesawat intai Boing-737, pesawat angkut C-130 Hercules dan Helikopter SAR, kata Pangkohanudnas.
Lebih lanjut Marsda TNI Dradjad Rahardjao S.IP, mengatakan, latihan Hanudnas Perkasa “A” dan “B” TA. 2009 ini, merupakan latihan tahapan menuju puncak latihan Kohanudnas (Latihan Tutuka), sebagai uji tingkat kesiapsiagaan unsur-unsur Hanud yang berada di jajaran Kohanudnas dalam menghadapi acaman yang sebenarnya untuk penindakan maupun penangkalan dalam mengamankan Wilayah Udara Nasional.
Dengan latihan ini diharapkan adanya peningkatan kemampuan, baik perorangan maupun satuan yang berada di jajaran Kosekhanudnas I dan II, dalam mengaplikasikan dan penerapan Doktrin operasi pertahanan udara, untuk menyusun rencana operasi yang disiapkan berdasarkan analisa kontijensi yang diperkirakan akan terjadi, dan meningkatkan kerja sama unsur-unsur Hanud di wilayah Kosekhanudnas I dan II atau keterpaduan penyelenggaraan operasi pertahanan udara harap Pangkohanudnas. Demikian keterangan Kepala Penerangan Kohanudnas Mayor Sus Suharto SH.
PEN KOHANUDNAS
K-152 Nerpa (INS Chakra)
Nerpa K-152. (Foto: cache.daylife.com)
30 Juli 2009 -- K-152 Nerpa merupakan kapal selam serang nuklir serbaguna generasi ketiga, termasuk kelas Project 971 Shchuka-B, NATO menyebutnya Akula III, project dimulai Juli 1976 dan dirancang oleh Biro Disain Malakhit, dibangun oleh galangan kapal Amur di Timur Jauh Rusia.
Saat Nerpa melakukan uji pelayaran di Laut Jepang 8 November 2008, sistem pemadam api bekerja sehingga melepaskan gas Freon sebagai racun api, gas Freon yang mematikan bergerak ke kompartemen tidur menyebabkan 3 awak kapal selam dan 17 pekerja galangan yang sedang terlelap keracunan hingga meninggal dunia. Seorang awak kapal selam salah memasukan data temperatur sehingga sistem pemadam api bekerja.
Ilustrasi lepasnya gas mematikan Freon. (Foto: amibola)
Setelah dilakukan perbaikan ekstensif dilakukan uji coba pelayaran pertama pasca insiden Laut Jepang, dilakukan di Laut Jepang 27 Juli 2009, berakhir dengan kesuksesan, kemudian dilanjutkan uji pelayaran kedua 31 Juli.
Nerpa akan diserahkan ke Angkatan Laut Rusia setelah laik beroperasi, kemudian disewakan ke AL India selama 10 hari, dibaptis dengan nama INS Chakra.
Spesifikasi
Kecepatan: dipermukaan 20 knot, menyelam 35 knot
Kedalaman menyelam: 480 meter
Kemampuan melaut: 100 hari
Bobot: 8.140 ton (dipermukaan), 12.770 ton (menyelam)
Ukuran: 110 x 14 x 9 meter
Reaktor: 190 MW OK-650
Turbin uap: 43.000 HP
Pembangkit tenaga
190 MW OK-650M reakto nuklir air bertekanan
2 mesin elektrik cadangan (setiap mesin 410 HP)
2 mesin diesel cadangan (setiap mesin 750 HP)
Persenjataan
4 x 533 mm tabung torpedo
4 x 650 mm tabung torpedo
Kemampuan menyimpan amunisi hingga 40 torpedo/ranjau laut/rudal
RIA Novosti/@beritahankam
30 Juli 2009 -- K-152 Nerpa merupakan kapal selam serang nuklir serbaguna generasi ketiga, termasuk kelas Project 971 Shchuka-B, NATO menyebutnya Akula III, project dimulai Juli 1976 dan dirancang oleh Biro Disain Malakhit, dibangun oleh galangan kapal Amur di Timur Jauh Rusia.
Saat Nerpa melakukan uji pelayaran di Laut Jepang 8 November 2008, sistem pemadam api bekerja sehingga melepaskan gas Freon sebagai racun api, gas Freon yang mematikan bergerak ke kompartemen tidur menyebabkan 3 awak kapal selam dan 17 pekerja galangan yang sedang terlelap keracunan hingga meninggal dunia. Seorang awak kapal selam salah memasukan data temperatur sehingga sistem pemadam api bekerja.
Ilustrasi lepasnya gas mematikan Freon. (Foto: amibola)
Setelah dilakukan perbaikan ekstensif dilakukan uji coba pelayaran pertama pasca insiden Laut Jepang, dilakukan di Laut Jepang 27 Juli 2009, berakhir dengan kesuksesan, kemudian dilanjutkan uji pelayaran kedua 31 Juli.
Nerpa akan diserahkan ke Angkatan Laut Rusia setelah laik beroperasi, kemudian disewakan ke AL India selama 10 hari, dibaptis dengan nama INS Chakra.
Spesifikasi
Kecepatan: dipermukaan 20 knot, menyelam 35 knot
Kedalaman menyelam: 480 meter
Kemampuan melaut: 100 hari
Bobot: 8.140 ton (dipermukaan), 12.770 ton (menyelam)
Ukuran: 110 x 14 x 9 meter
Reaktor: 190 MW OK-650
Turbin uap: 43.000 HP
Pembangkit tenaga
190 MW OK-650M reakto nuklir air bertekanan
2 mesin elektrik cadangan (setiap mesin 410 HP)
2 mesin diesel cadangan (setiap mesin 750 HP)
Persenjataan
4 x 533 mm tabung torpedo
4 x 650 mm tabung torpedo
Kemampuan menyimpan amunisi hingga 40 torpedo/ranjau laut/rudal
RIA Novosti/@beritahankam
Lettu Gigih Lulus Terbang Solo F-16
Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Fajar Adriyanto memasang bagde sebagai tanda lulus terbang solo kepada Letda Pnb Anugrah Gigih Pratama di Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Rabu (29/7). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)
30 Juli 2009, Madiun -- Prinsip untuk selalu bekerja keras dan berpikir cerdas yang dimiliki Letda Pnb Anugrah Gigih Pratama, akhirnya membuahkan hasil. Dengan menggunakan pesawat F-16/Fighting Falcon, menghantarkannya lulus terbang solo yang dinyatakan oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Fajar Adriyanto, Rabu, (29/7).
Letda Pnb Anugrah Gigih Pratama, lulusan SMA Taruna Nusantara tahun 2003 tersebut, lahir di Banjarnegara 24 tahun yang lalu, adalah putra pasangan bapak Rohmad dan ibu Siti Maryunah, merupakan alumnus AAU tahun 2006, Sekolah Penerbang (Sekbang) Angkatan 76.
Terbang solo diraih oleh Letda Pnb Gigih, menggunakan pesawat F-16/Fighting Falcon dengan nomor registrasi TS-1602, yang dikawal langsung oleh Danskadron Udara 3 sebagai pengawas dengan menggunakan pesawat TS-1609, terbang di Trainning Area Lanud Iswahjudi, diatas ketinggian 15.000 feet dengan kecepatan 250 s.d 400 knots. Dengan telah berhasil lulus terbang solo, Letda Pnb Gigih memiliki 259 jam terbang, menggunakan pesawat AS 202 Bravo, T-34 Charlie dan F-16/ Fighting Falcon.
Komandan Skadron Udara 3, Letkol Pnb Fajar Adriyanto menyampaikan selamat dan bangga atas keberhasilan yang telah diraih Letda Pnb Gigih. Keberhasilan tersebut sekaligus dapat memperkuat jajaran Skadron Udara 3 yang mengoperasikan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon. Kepada Letda Pnb Gigih, Letkol Pnb Fajar Adriyanto berpesan agar terus meningkatkan belajar dan berlatih, sehingga menjadi penerbang yang professional.
Meski telah lulus terbang solo janganlah lekas bangga dan berpuas diri. Tugas-tugas operasi telah menanti, oleh karenanya tingkatkan terus kemampuan terbang yang telah dicapai dengan belajar dan berlatih lebuih tekun, sehingga kelak menjadi penerbang handal dan professional. Demikian penekanan Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Fajar Adriyanto pada saat pelaksanaan upacara tradisi terbang solo di Hanggar Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi.
Menandai keberhasilan lulus terbang solo, Letda Pnb Gigih menjalani upacara tradisi yaitu pemecahan telor diatas kepala dan penyiraman air kembang yang dilakukan oleh Komandan Skadron Udara 3, Letkol Pnb Fajar Adriyanto dan disaksikan oleh personel Skadron Udara 3.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
30 Juli 2009, Madiun -- Prinsip untuk selalu bekerja keras dan berpikir cerdas yang dimiliki Letda Pnb Anugrah Gigih Pratama, akhirnya membuahkan hasil. Dengan menggunakan pesawat F-16/Fighting Falcon, menghantarkannya lulus terbang solo yang dinyatakan oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Fajar Adriyanto, Rabu, (29/7).
Letda Pnb Anugrah Gigih Pratama, lulusan SMA Taruna Nusantara tahun 2003 tersebut, lahir di Banjarnegara 24 tahun yang lalu, adalah putra pasangan bapak Rohmad dan ibu Siti Maryunah, merupakan alumnus AAU tahun 2006, Sekolah Penerbang (Sekbang) Angkatan 76.
Terbang solo diraih oleh Letda Pnb Gigih, menggunakan pesawat F-16/Fighting Falcon dengan nomor registrasi TS-1602, yang dikawal langsung oleh Danskadron Udara 3 sebagai pengawas dengan menggunakan pesawat TS-1609, terbang di Trainning Area Lanud Iswahjudi, diatas ketinggian 15.000 feet dengan kecepatan 250 s.d 400 knots. Dengan telah berhasil lulus terbang solo, Letda Pnb Gigih memiliki 259 jam terbang, menggunakan pesawat AS 202 Bravo, T-34 Charlie dan F-16/ Fighting Falcon.
Komandan Skadron Udara 3, Letkol Pnb Fajar Adriyanto menyampaikan selamat dan bangga atas keberhasilan yang telah diraih Letda Pnb Gigih. Keberhasilan tersebut sekaligus dapat memperkuat jajaran Skadron Udara 3 yang mengoperasikan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon. Kepada Letda Pnb Gigih, Letkol Pnb Fajar Adriyanto berpesan agar terus meningkatkan belajar dan berlatih, sehingga menjadi penerbang yang professional.
Meski telah lulus terbang solo janganlah lekas bangga dan berpuas diri. Tugas-tugas operasi telah menanti, oleh karenanya tingkatkan terus kemampuan terbang yang telah dicapai dengan belajar dan berlatih lebuih tekun, sehingga kelak menjadi penerbang handal dan professional. Demikian penekanan Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Fajar Adriyanto pada saat pelaksanaan upacara tradisi terbang solo di Hanggar Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi.
Menandai keberhasilan lulus terbang solo, Letda Pnb Gigih menjalani upacara tradisi yaitu pemecahan telor diatas kepala dan penyiraman air kembang yang dilakukan oleh Komandan Skadron Udara 3, Letkol Pnb Fajar Adriyanto dan disaksikan oleh personel Skadron Udara 3.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI