Frigate kawal rudal KD Hang Jebat 29 salah satu frigate kelas Lekiu TLDM yang akan berhadapan dengan kapal perang TNI AL jika terjadi perang. KD Hang Jebat dibuat berdasarkan disain frigate ringan FS 2000, dibanggun di Yarrow Shiphuilders, Glasgow, Inggris. KD Hang Jebat diluncurkan Mei 1995, bertugas Mei 1999, bergabung di SKN 23 Frigate bersama KD Lekiu 30. Persenjataan yang dibawa 1x meriam 57mm Bofors, 2x senapan mesin 30mm, 16x Sea Wolf VLS SAM, 2× 4-cell MM40 Blk II Exocet SSM, 2× B515 triple 324 mm tabung torpedo untuk menembakan Whitehead A244/S, dan 1 unit helikopter Westland Super Lynx 300. (Foto: navy.mil.my)
6 Mei 2009, Manado -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) siap bertempur untuk mempertahankan wilayah Ambalat dari intervensi Malaysia.
Wakasal Laksamana Madya, Moekhlas Sidik, mengemukakan hal itu di Manado, Sabtu, saat meninjau kesiapan pelaksanaan Sail Bunaken 2009.
"Status ambalat saat ini selalu diutak atik Malaysia. Meski begitu, kami menyatakan kalau TNI AL tetap mendukung semua cara pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan persoalan tersebut," katanya.
Pemerintah Indonesia, jelas Moekhlas, lebih memilih menempuh jalan dialog dan perundingan, untuk membahas persoalan Ambalat daripada berperang.
"TNI AL ini hanya menjalankan apa yang diperintahkan. kalau disuruh menembak ya ditembak, kalau tidak, ya diam," katanya.
Wakasal memastikan, TNI AL sebagai penjaga laut Indonesia, siap membela kedaulatan laut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetapi mereka tetap ikut aturan mainnya.
Mengenai masalah lainnya, ujar Moekhlas, bukan otoritas TNI AL untuk berbicara, yang paling penting justru adalah bagaimana menjaga perbatasan Indonesia tersebut.
Kasus Ambalat kembali menghangat pekan ini, karena adanya manuver kapal Angkatan Laut Malaysia.
Wakasal berada di Manado dalam rangka simulasi "sailing pass" atau parade kapal, yang diikuti tiga kapal dari Pelabuhan Bitung ke Pelabuhan Manado.
(ANTARA News)
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, June 6, 2009
Deplu Diharapkan Dapat Selesaikan Kasus Ambalat
5 Mei 2009, Makassar -- Demo Ambalat - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Makassar berunjukrasa di depan Markas Kodam VII/Wirabuana Makassar, Jumat (5/6). Mereka meminta agar pemerintah bertindak tegas atas Malaysia yang melakukan pelanggaran melewati batas negara Indonesia di Ambalat serta menyerukan perang apabila ada yang mengganggu NKRI. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/hm/hp/09)
5 Mei 2009, Medan -- Peranan Departemen Luar Negeri (Deplu) sangat diharapkan untuk dapat menyelesaikan permasalahan kasus Ambalat di Pulau Nunukan, Kalimantan Timur agar tidak lagi diklaim oleh Pemeritah Malaysia sebagai batas wilayah perairan negerinya.
"Fungsi Deplu yang memiliki diplomat ulung itu perlu dinampakkan sehingga permasalahan perbatasan antara kedua negara di perairan Ambalat itu dapat ditutaskan," kata Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Dr Runtung Sitepu, SH, di Medan, Jumat, ketika diminta komentarnya mengenai peranan Deplu menuntaskan kasus Ambalat itu.
Menurut Runtung, permasalahan kasus Ambalat itu sudah cukup lama dan terus berlarut-larut, sampai saat ini tidak juga dapat terselesaikan atau adanya titik temu antara Pemerintah Indonesia dengan Malaysia.
Persengketaan di Blok Ambalat itu sudah sampai ketingkat sangat menghawatirkan dan bisa saja akan berdampak rusaknya hubungan diplomatik bagi kedua negara.Ini jangan sampai terjadi, jelas akan merugikan kedua negara yang sudah cukup lama tetap bekerjasama.
Sehubungan itu, katanya, peranan Deplu perlu untuk menjelaskan kepada Pemerintah Kerajaan Malaysia bahwa Blok Ambalat yang dianggab miliki negara asing itu adalah ternyata masuk kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dengan demikian, jelasnya, Pemerintah Malaysia dapat memahaminya sehingga kapal-kapal perang milik AL- Diraja Malaysia itu tidak lagi memasuki teritorial Indonesia yang seperti selama ini dilakukan kapal perang negara tersebut.
"Pendekatan atau loby tingkat internasional itu diyakini akan membuahkan sukses dan tidak perlu terjadi aksi-aksi kekerasan atau dilakukan perang, bila kasus Amblat tersebut tidak juga dapat terselesaikan," ucap Runtung yang juga Dekan Fakultas Hukum USU itu.
Sebelumnya, mantan Wakil Presiden, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno menyatakan Indonesia harus bersikap tegas dan transparan terhadap Malaysia terkait kasus Ambalat.
"Namun, jangan berpikir untuk perang dulu. Itu jalan terakhir," kata Try usai menghadiri peluncuran buku Ahmad Syafi`i Ma`arif di kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis malam.
Menurut Try, kasus masuknya kapal perang Malaysia ke wilayah kedaulatan Indonesia, khususnya perairan Pulau Ambalat sudh lama terjadi.
Indonesia harus segera menuntaskan masalah itu agar tidak menjadi provokasi dari berbagai pihak yang dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah yang tidak diinginkan.
Pemerintah Indonesia dan Malaysia diharapkan memiliki kesadaran dalam menyelesaikan sengketa perbatasan itu baik darat mau pun laut.
(ANTARA News)
5 Mei 2009, Medan -- Peranan Departemen Luar Negeri (Deplu) sangat diharapkan untuk dapat menyelesaikan permasalahan kasus Ambalat di Pulau Nunukan, Kalimantan Timur agar tidak lagi diklaim oleh Pemeritah Malaysia sebagai batas wilayah perairan negerinya.
"Fungsi Deplu yang memiliki diplomat ulung itu perlu dinampakkan sehingga permasalahan perbatasan antara kedua negara di perairan Ambalat itu dapat ditutaskan," kata Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Dr Runtung Sitepu, SH, di Medan, Jumat, ketika diminta komentarnya mengenai peranan Deplu menuntaskan kasus Ambalat itu.
Menurut Runtung, permasalahan kasus Ambalat itu sudah cukup lama dan terus berlarut-larut, sampai saat ini tidak juga dapat terselesaikan atau adanya titik temu antara Pemerintah Indonesia dengan Malaysia.
Persengketaan di Blok Ambalat itu sudah sampai ketingkat sangat menghawatirkan dan bisa saja akan berdampak rusaknya hubungan diplomatik bagi kedua negara.Ini jangan sampai terjadi, jelas akan merugikan kedua negara yang sudah cukup lama tetap bekerjasama.
Sehubungan itu, katanya, peranan Deplu perlu untuk menjelaskan kepada Pemerintah Kerajaan Malaysia bahwa Blok Ambalat yang dianggab miliki negara asing itu adalah ternyata masuk kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dengan demikian, jelasnya, Pemerintah Malaysia dapat memahaminya sehingga kapal-kapal perang milik AL- Diraja Malaysia itu tidak lagi memasuki teritorial Indonesia yang seperti selama ini dilakukan kapal perang negara tersebut.
"Pendekatan atau loby tingkat internasional itu diyakini akan membuahkan sukses dan tidak perlu terjadi aksi-aksi kekerasan atau dilakukan perang, bila kasus Amblat tersebut tidak juga dapat terselesaikan," ucap Runtung yang juga Dekan Fakultas Hukum USU itu.
Sebelumnya, mantan Wakil Presiden, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno menyatakan Indonesia harus bersikap tegas dan transparan terhadap Malaysia terkait kasus Ambalat.
"Namun, jangan berpikir untuk perang dulu. Itu jalan terakhir," kata Try usai menghadiri peluncuran buku Ahmad Syafi`i Ma`arif di kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis malam.
Menurut Try, kasus masuknya kapal perang Malaysia ke wilayah kedaulatan Indonesia, khususnya perairan Pulau Ambalat sudh lama terjadi.
Indonesia harus segera menuntaskan masalah itu agar tidak menjadi provokasi dari berbagai pihak yang dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah yang tidak diinginkan.
Pemerintah Indonesia dan Malaysia diharapkan memiliki kesadaran dalam menyelesaikan sengketa perbatasan itu baik darat mau pun laut.
(ANTARA News)
Friday, June 5, 2009
Lebih 40% Anggaran Pertahanan Rusia Untuk AL
Kapal selam nuklir Borey. (Foto: military-today)
3 Juni 2009 -- Anggaran Kementrian Pertahanan Rusia lebih dari 40% dianggarkan untuk Angkatan Laut, terutama pembangunan kekuatan nuklir strategis. Anggaran diarahkan untuk pembangunan kapal selam strategis.
Saat ini, Rusia sedang membuat sejumlah kapal selam nuklir strategis kelas Borey dan kapal selam serang bertenaga nuklir kelas Graney. Pengujian misil balistik Bulava versi maritim sedang berlangsung. Tiga kapal selam kelas Borey, Yury Dolgoruky, Alexander Nevsky, dan Vladimir Monomakh sedang dalam pembangunan di galangan kapal Sevmash, kapal keempat sedang dalam proses perencanaan. Kapal selam kelas Borey akan bertugas di armada Pasifik dan Utara Rusia.
Borey mempunyai panjang 170 m, diameter lunas 13 m, awak 107 orang termasuk 55 perwira, maksimum kedalaman menyelam 450 m, dan kecepatan menyelam 29 knot. Kapal selam dapat membawa 16 misil balistik dan torpedo. Misil balistik Antar Benua Bulava-M (SS-NX-30) akan ditempatkan pada kapal selam kelas Borey. Bulava mampu membawa hingga 10 hulu ledak nuklir serta mampu mencapai sasaran hingga 8000 km. AL Rusia akan melakukan uji penembakan Bulava sekurang-kurangnya lima kali pada tahun ini.
Anggaran pertahanan Rusia tidak berpengaruh oleh krisis global, 592 milyar Rubel (19,3 milyar Dollar) dibelanjakan untuk pembelian senjata dan perangkat keras militer.
RIA Novosti/@beritahankam
3 Juni 2009 -- Anggaran Kementrian Pertahanan Rusia lebih dari 40% dianggarkan untuk Angkatan Laut, terutama pembangunan kekuatan nuklir strategis. Anggaran diarahkan untuk pembangunan kapal selam strategis.
Saat ini, Rusia sedang membuat sejumlah kapal selam nuklir strategis kelas Borey dan kapal selam serang bertenaga nuklir kelas Graney. Pengujian misil balistik Bulava versi maritim sedang berlangsung. Tiga kapal selam kelas Borey, Yury Dolgoruky, Alexander Nevsky, dan Vladimir Monomakh sedang dalam pembangunan di galangan kapal Sevmash, kapal keempat sedang dalam proses perencanaan. Kapal selam kelas Borey akan bertugas di armada Pasifik dan Utara Rusia.
Borey mempunyai panjang 170 m, diameter lunas 13 m, awak 107 orang termasuk 55 perwira, maksimum kedalaman menyelam 450 m, dan kecepatan menyelam 29 knot. Kapal selam dapat membawa 16 misil balistik dan torpedo. Misil balistik Antar Benua Bulava-M (SS-NX-30) akan ditempatkan pada kapal selam kelas Borey. Bulava mampu membawa hingga 10 hulu ledak nuklir serta mampu mencapai sasaran hingga 8000 km. AL Rusia akan melakukan uji penembakan Bulava sekurang-kurangnya lima kali pada tahun ini.
Anggaran pertahanan Rusia tidak berpengaruh oleh krisis global, 592 milyar Rubel (19,3 milyar Dollar) dibelanjakan untuk pembelian senjata dan perangkat keras militer.
RIA Novosti/@beritahankam
Indonesia Sampaikan 36 Protes Soal Ambalat
Peta Ambalat. (Peta: Gatra)
5 Mei 2009, Jakarta -- Pemerintah Indonesia sudah menyampaikan 36 nota protes mengenai pelanggaran wilayah Ambalat oleh Malaysia.
"Nota protes ke-36 sudah disampaikan Pemerintah Indonesia Kamis (4/6) kemarin," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, di Jakarta, Jumat.
Protes terakhir tersebut, kata Teuku, dilayangkan kepada Malaysia setelah mendapatkan penjelasan secara rinci dari TNI AL mengenai realitas yang terjadi di lapangan.
TNI AL, secara kronologis menjelaskan waktu atau tanggal-tanggal terjadinya inkursi atau aktivitas pihak asing memasuki wilayah Indonesia.
Keseluruhan nota protes yang disampaikan Pemerintah Indonesia ingin menegaskan bahwa Ambalat adalah wilayah kedaulatan Indonesia.
Protes pertama dari serangkaian nota protes yang disampaikan Indonesia kepada pemerintah Malaysia itu disampaikan pada 1980.
Kendati prostes terus disampaikan, kata Teuku, Pemerintah Indonesia tetap terus melakukan upaya diplomasi untuk menyelesaikan masalah antara kedua negara.
"Pemerintah mengingatkan kembali Malaysia untuk segera menyiapkan tim perunding batas wilayah yang sempat terhenti untuk diaktifkan kembali," kata Teuku.
Teuku mengatakan, Departemen Luar Negeri terus melakukan koordinasi dengan pejabat tinggi lainnya sehingga tidak ada lagi satu insiden di lapangan yang tidak terselesaikan.
Selain berkoordinasi secara cermat mengenai perkembangan Ambalat, Deplu juga meningkatkan komunikasi masyarakat, dengan maksud meredam sifat emosional yang mengemuka belakangan ini.
(ANTARA News)
5 Mei 2009, Jakarta -- Pemerintah Indonesia sudah menyampaikan 36 nota protes mengenai pelanggaran wilayah Ambalat oleh Malaysia.
"Nota protes ke-36 sudah disampaikan Pemerintah Indonesia Kamis (4/6) kemarin," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, di Jakarta, Jumat.
Protes terakhir tersebut, kata Teuku, dilayangkan kepada Malaysia setelah mendapatkan penjelasan secara rinci dari TNI AL mengenai realitas yang terjadi di lapangan.
TNI AL, secara kronologis menjelaskan waktu atau tanggal-tanggal terjadinya inkursi atau aktivitas pihak asing memasuki wilayah Indonesia.
Keseluruhan nota protes yang disampaikan Pemerintah Indonesia ingin menegaskan bahwa Ambalat adalah wilayah kedaulatan Indonesia.
Protes pertama dari serangkaian nota protes yang disampaikan Indonesia kepada pemerintah Malaysia itu disampaikan pada 1980.
Kendati prostes terus disampaikan, kata Teuku, Pemerintah Indonesia tetap terus melakukan upaya diplomasi untuk menyelesaikan masalah antara kedua negara.
"Pemerintah mengingatkan kembali Malaysia untuk segera menyiapkan tim perunding batas wilayah yang sempat terhenti untuk diaktifkan kembali," kata Teuku.
Teuku mengatakan, Departemen Luar Negeri terus melakukan koordinasi dengan pejabat tinggi lainnya sehingga tidak ada lagi satu insiden di lapangan yang tidak terselesaikan.
Selain berkoordinasi secara cermat mengenai perkembangan Ambalat, Deplu juga meningkatkan komunikasi masyarakat, dengan maksud meredam sifat emosional yang mengemuka belakangan ini.
(ANTARA News)
Pasukan Pertahanan Berhasil Hancurkan Musuh
Pasukan Pertahanan Pangkalan Vertical yang dipersenjatai Triple Gun dari Batalyon 463 Paskhas yang telah berhasil merontokan pesawat udara musuh dalam latihan. (Foto : Pentak Lanud Iswahjudi)
5 Mei 2009, Magetan -- Pasukan Pertahanan Pangkalan (Hanlan) berhasil menghancurkan musuh yang akan menyerang Lanud Iswahjudi, yang datang dari darat maupun dari udara. Tim SAR tempur (Sarpur) tersebut berhasil mengevakuasi korban pertempuran.
Pasukan Pertahanan Pangkalan Horizontal (Hanhor) dari Batalyon 463 Paskhas, telah berhasil menghancurkan pasukan musuh dari negara Musang, sebelum berhasil memasuki wilayah Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur melalui darat.
Sementara itu pasukan Pertahanan Pangkalan Vertical (Hanver) yang dipersenjatai Triple Gun dan QW-3 dari batalyon yang sama, juga telah berhasil merontokkan sejumlah pesawat udara Musang yang lolos dari sergapan pesawat termpur Lanud Iswahjudi, sebelum memasuki wilayah pertahanan udara Iswahjudi. Selain berhasil menghancurkan pasukan darat dan pesawat udara Musang, pasukan Hanlan Batalyon 463 Paskhas juga berhasil menyandera satu orang pilot dari negara Musang yang masih hidup, kemudian dievakuasi oleh Tim Sarpur ke Rumah Sakit Lanud Iswahjudi melalui jalan darat.
Tim Sarpur didukung Helly EC-120/Colibri, juga telah berhasil menyelamatkan satu Pilot F-5/Tiger yang mengalami kerusakan pesawat akibat pertempuran udara dengan pesawat tempur dari negara Musang di atas pulau Koala dan berhasil eject. Kemudian mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Lanud Iswahjudi.
Semua peristiwa pertahanan pangkalan dan penyelamatan pilot F-5/Tiger itu merupakan bagian dari sekenario latihan Elang Gesit 2009 yang digelar di Lanud Iswahjudi selama tiga hari (2/6 s/d 4/6).
(TNI AU)
5 Mei 2009, Magetan -- Pasukan Pertahanan Pangkalan (Hanlan) berhasil menghancurkan musuh yang akan menyerang Lanud Iswahjudi, yang datang dari darat maupun dari udara. Tim SAR tempur (Sarpur) tersebut berhasil mengevakuasi korban pertempuran.
Pasukan Pertahanan Pangkalan Horizontal (Hanhor) dari Batalyon 463 Paskhas, telah berhasil menghancurkan pasukan musuh dari negara Musang, sebelum berhasil memasuki wilayah Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur melalui darat.
Sementara itu pasukan Pertahanan Pangkalan Vertical (Hanver) yang dipersenjatai Triple Gun dan QW-3 dari batalyon yang sama, juga telah berhasil merontokkan sejumlah pesawat udara Musang yang lolos dari sergapan pesawat termpur Lanud Iswahjudi, sebelum memasuki wilayah pertahanan udara Iswahjudi. Selain berhasil menghancurkan pasukan darat dan pesawat udara Musang, pasukan Hanlan Batalyon 463 Paskhas juga berhasil menyandera satu orang pilot dari negara Musang yang masih hidup, kemudian dievakuasi oleh Tim Sarpur ke Rumah Sakit Lanud Iswahjudi melalui jalan darat.
Tim Sarpur didukung Helly EC-120/Colibri, juga telah berhasil menyelamatkan satu Pilot F-5/Tiger yang mengalami kerusakan pesawat akibat pertempuran udara dengan pesawat tempur dari negara Musang di atas pulau Koala dan berhasil eject. Kemudian mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Lanud Iswahjudi.
Semua peristiwa pertahanan pangkalan dan penyelamatan pilot F-5/Tiger itu merupakan bagian dari sekenario latihan Elang Gesit 2009 yang digelar di Lanud Iswahjudi selama tiga hari (2/6 s/d 4/6).
(TNI AU)
Thursday, June 4, 2009
Pemerintah Anggarkan Dana Pembelian Pesawat TNI AU
Super Tucano dipilih TNI AU menggantikan OV-10 Bronco yang sudah digrounded.
4 Juni 2009, Jakarta -- Pemerintah akan mengalokasikan dana untuk pembelian pesawat TNI Angkatan Udara pada APBN tahun 2010.
Meneg PPN/Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Paskah Suzetta di Jakarta, Rabu (3/6) mengatakan pembelian pesawat itu agar pertahanan dan kemananan di Indonesia semakin stabil.
"Dana pembelian pesawat itu sudah tersedia dalam anggaran lima tahun mendatang tetapi besarannya belum diketahui," katanya usai rapat pembahasan asumsi makro pembicaraan pendahuluan penyusunan RAPBN tahun 2010 dengan komisi XI DPR RI.
Rapat yang dipimpin Ketua Komisi XI Ahmad Hafiz Zawawi itu juga dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Plt Gubernur Bank Indonesia Miranda S Goeltom.
Paskah menambahkan pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran untuk bidang pertahanan secara umum. "Secara rinci jumlah anggaran pertahanan saya tidak ingat tetapi pemerintah sudah mengganggarkan," katanya.
L-159 diberitakan akan menggantikan pesawat latih Hawk.
Menurut dia, keamanan sekarang ini masih relatif stabil yang diharapkan situasi tersebut terus dipertahankan sehingga diharapkan kesejahteraan masyarakat semakin baik.
Pada kesempatan itu Paskah juga menyatakan saat ini pemerintah juga mengantisipasi dampak krisis moneter yang akan berpengaruh terhadap pengangguran dan jumlah masyarakat miskin.
Sehubungan itu, pemerintah mengutamakan pemulihan ekonomi antara lain dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan potensi sumber daya alam.
Media Indonesia
4 Juni 2009, Jakarta -- Pemerintah akan mengalokasikan dana untuk pembelian pesawat TNI Angkatan Udara pada APBN tahun 2010.
Meneg PPN/Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Paskah Suzetta di Jakarta, Rabu (3/6) mengatakan pembelian pesawat itu agar pertahanan dan kemananan di Indonesia semakin stabil.
"Dana pembelian pesawat itu sudah tersedia dalam anggaran lima tahun mendatang tetapi besarannya belum diketahui," katanya usai rapat pembahasan asumsi makro pembicaraan pendahuluan penyusunan RAPBN tahun 2010 dengan komisi XI DPR RI.
Rapat yang dipimpin Ketua Komisi XI Ahmad Hafiz Zawawi itu juga dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Plt Gubernur Bank Indonesia Miranda S Goeltom.
Paskah menambahkan pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran untuk bidang pertahanan secara umum. "Secara rinci jumlah anggaran pertahanan saya tidak ingat tetapi pemerintah sudah mengganggarkan," katanya.
L-159 diberitakan akan menggantikan pesawat latih Hawk.
Menurut dia, keamanan sekarang ini masih relatif stabil yang diharapkan situasi tersebut terus dipertahankan sehingga diharapkan kesejahteraan masyarakat semakin baik.
Pada kesempatan itu Paskah juga menyatakan saat ini pemerintah juga mengantisipasi dampak krisis moneter yang akan berpengaruh terhadap pengangguran dan jumlah masyarakat miskin.
Sehubungan itu, pemerintah mengutamakan pemulihan ekonomi antara lain dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan potensi sumber daya alam.
Media Indonesia
Latihan Gabungan TNI dan Polri
3 Mei 2009, Jakarta -- Anggota TNI dari Batalion Infanteri 201/Jaya Yudha, Kodam Jaya, berlatih di arena Pekan Raya Jakarta, Rabu ( 3/6). Batalion ini berlatih untuk meningkatkan kesiapan mengamankan Ibu Kota.(Foto: ANTARA/SUBEKTI/ss/pd/09)
Anggota Brimob berlatih di arena Pekan Raya Jakarta. (Foto: ANTARA/Subekti/ss/pd/09)
TNI Gelar Latihan Bersama Pasukan Perdamaian
Latihan Gabungan -- Anggota TNI dari Batalion Infanteri 201/Jaya Yudha, Kodam Jaya, berlatih di arena Pekan Raya Jakarta, Rabu ( 3/6). Batalion ini berlatih untuk meningkatkan kesiapan mengamankan Ibu Kota.(Foto: ANTARA/Subekti)
3 Mei 2009, Jakarta -- TNI akan menggelar latihan bersama pasukan pemelihara perdamaian PBB "Garuda Shield" 2009 bersama 24 negara sahabat untuk meningkatkan kerja sama antarangkatan bersenjata, terutama dalam misi perdamaian PBB.
Juru bicara TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen di Jakarta, Rabu malam mengatakan, kegiatan latihan bersama akan diadakan di Pusat Pendidikan Infanteri, Cipatat, Padalarang, Jabar, 16 hingga 29 Juni 2009.
"Latihan bersama itu akan dibagi dua tahap yakni geladi posko yang akan diiikuti 14 negara dan sepuluh negara dalam geladi lapang dengan jumlah personel 338 orang yang dilibatkan," katanya.
Sagom mengatakan, Indonesia selama ini telah diakui partisipasinya dalam pasukan pemelihara perdamaian PBB di berbagai misi di berbagai wilayah di dunia. "Ini merupakan prestasi yang membanggakan bagi kita, dan akan kita tingkatkan," ujarnya.
Sejak 1957 Indonesia sudah terlibat dalam 25 misi perdamaian PBB, antara lain di Mesir, Vietnam, Lebanon dan Kongo.
(ANTARA News)
3 Mei 2009, Jakarta -- TNI akan menggelar latihan bersama pasukan pemelihara perdamaian PBB "Garuda Shield" 2009 bersama 24 negara sahabat untuk meningkatkan kerja sama antarangkatan bersenjata, terutama dalam misi perdamaian PBB.
Juru bicara TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen di Jakarta, Rabu malam mengatakan, kegiatan latihan bersama akan diadakan di Pusat Pendidikan Infanteri, Cipatat, Padalarang, Jabar, 16 hingga 29 Juni 2009.
"Latihan bersama itu akan dibagi dua tahap yakni geladi posko yang akan diiikuti 14 negara dan sepuluh negara dalam geladi lapang dengan jumlah personel 338 orang yang dilibatkan," katanya.
Sagom mengatakan, Indonesia selama ini telah diakui partisipasinya dalam pasukan pemelihara perdamaian PBB di berbagai misi di berbagai wilayah di dunia. "Ini merupakan prestasi yang membanggakan bagi kita, dan akan kita tingkatkan," ujarnya.
Sejak 1957 Indonesia sudah terlibat dalam 25 misi perdamaian PBB, antara lain di Mesir, Vietnam, Lebanon dan Kongo.
(ANTARA News)
Malaysia Protes Wilayahnya Dilanggar Indonesia
Menko Polhukam, Widodo AS (kanan) bersama (dari kiri duduk) KASAD Jenderal TNI Agustadi SP, Kapolri Jenderal Pol. Bambang Hendarso Danuri, KASAL Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno dan KASAU Marsekal TNI Subandrio memberikan keterangan pers seusai mengikuti rapat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/6).(Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf)
3 Mei 2009, Kuala Lumpur -- Menteri pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, sejak 2007 hingga April 2009, Malaysia telah melayangkan 13 surat protes via Kementerian Luar Negeri Malaysia dan KBRI Kuala Lumpur mengenai pelanggaran yang dilakukan TNI AL di perairan Malaysia.
"Tapi ini bukan berarti melanggar dibalas dengan melanggar perbatasan negara tetangga. Istilah melanggar ini istilah yang dibuat sepihak baik Indonesia dan Malaysia," kata Zahid yang fasih berbahasa Jawa itu di kantor kementerian pertahanan Malaysia, Kuala Lumpur, Rabu.
"Kami menilai pelanggaran berdasarkan wilayah kami tapi bagi Indonesia itu tidak melanggar karena dianggap wilayahnya. Indonesia menilai kami melanggar dari sudut pandang wilayah teritorialnya sedangkan kami melihat itu adalah wilayah kami, jadi tidak melanggar," katanya.
Tapi lanjut Zahid, Malaysia berpegang teguh kepada prinsip apapun jenis pertikaiannya harus diselesaikan melalui saluran diplomatik dan menilai tindakan apapun yang bersifat provokatif hanya akan memburukkan keadaan dan tidak akan menyelesaikan masalah perbatasan.
"Kami akan terus melanjutkan perundingan perbatasan. Pada 9 Juni 2009, panglima ATM (Angkatan Tentera Malaysia) akan datang ke Jakarta untuk bertemu dengan Panglima TNI. Pertemuan GBC (General Border Comittee) ke-14 juga akan berlangsung dalam bulan Juli 2009 di Kuala Lumpur," katanya.
Sejak tahun 2005, tim perunding dan pakar maritim Indonesia-Malaysia telah bertemu dan sudah 13 pertemuan diselenggarakan antara Maret 2005 hingga Agustus 2008, dan masih akan disusul lagi Juli 2009, katanya.
Untuk mengurangi ketegangan, baik tentara Malaysia maupun TNI sudah seringkali menyelenggarakan kunjungan persahabatan antara jenderal dan perwira tinggi kedua negara, diantaranya mengadakan latihan menembak dan main golf agar komunikasi diantara mereka lancar.
Berkaitan dengan ketegangan di Ambalat, Panglima Angkatan Tentara Malaysia Jend Abdul Aziz mengakui bahwa pimpinan angkatan bersenjata kedua negara memang belum pernah membangun komunikasi.
Namun Menhan Malaysia Zahid menyatakan bahwa minggu lalu telah bertemu dengan Menhan Indonesia Juwono di Singapura tetapi tidak menyinggung masalah Ambalat yang ramai diberitakan media massa Indonesia. - Menteri pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, sejak 2007 hingga April 2009, Malaysia telah melayangkan 13 surat protes via Kementerian Luar Negeri Malaysia dan KBRI Kuala Lumpur mengenai pelanggaran yang dilakukan TNI AL di perairan Malaysia.
"Tapi ini bukan berarti melanggar dibalas dengan melanggar perbatasan negara tetangga. Istilah melanggar ini istilah yang dibuat sepihak baik Indonesia dan Malaysia," kata Zahid yang fasih berbahasa Jawa itu di kantor kementerian pertahanan Malaysia, Kuala Lumpur, Rabu.
"Kami menilai pelanggaran berdasarkan wilayah kami tapi bagi Indonesia itu tidak melanggar karena dianggap wilayahnya. Indonesia menilai kami melanggar dari sudut pandang wilayah teritorialnya sedangkan kami melihat itu adalah wilayah kami, jadi tidak melanggar," katanya.
Tapi lanjut Zahid, Malaysia berpegang teguh kepada prinsip apapun jenis pertikaiannya harus diselesaikan melalui saluran diplomatik dan menilai tindakan apapun yang bersifat provokatif hanya akan memburukkan keadaan dan tidak akan menyelesaikan masalah perbatasan.
"Kami akan terus melanjutkan perundingan perbatasan. Pada 9 Juni 2009, panglima ATM (Angkatan Tentera Malaysia) akan datang ke Jakarta untuk bertemu dengan Panglima TNI. Pertemuan GBC (General Border Comittee) ke-14 juga akan berlangsung dalam bulan Juli 2009 di Kuala Lumpur," katanya.
Sejak tahun 2005, tim perunding dan pakar maritim Indonesia-Malaysia telah bertemu dan sudah 13 pertemuan diselenggarakan antara Maret 2005 hingga Agustus 2008, dan masih akan disusul lagi Juli 2009, katanya.
Untuk mengurangi ketegangan, baik tentara Malaysia maupun TNI sudah seringkali menyelenggarakan kunjungan persahabatan antara jenderal dan perwira tinggi kedua negara, diantaranya mengadakan latihan menembak dan main golf agar komunikasi diantara mereka lancar.
Berkaitan dengan ketegangan di Ambalat, Panglima Angkatan Tentara Malaysia Jend Abdul Aziz mengakui bahwa pimpinan angkatan bersenjata kedua negara memang belum pernah membangun komunikasi.
Namun Menhan Malaysia Zahid menyatakan bahwa minggu lalu telah bertemu dengan Menhan Indonesia Juwono di Singapura tetapi tidak menyinggung masalah Ambalat yang ramai diberitakan media massa Indonesia.
(ANTARA News)
3 Mei 2009, Kuala Lumpur -- Menteri pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, sejak 2007 hingga April 2009, Malaysia telah melayangkan 13 surat protes via Kementerian Luar Negeri Malaysia dan KBRI Kuala Lumpur mengenai pelanggaran yang dilakukan TNI AL di perairan Malaysia.
"Tapi ini bukan berarti melanggar dibalas dengan melanggar perbatasan negara tetangga. Istilah melanggar ini istilah yang dibuat sepihak baik Indonesia dan Malaysia," kata Zahid yang fasih berbahasa Jawa itu di kantor kementerian pertahanan Malaysia, Kuala Lumpur, Rabu.
"Kami menilai pelanggaran berdasarkan wilayah kami tapi bagi Indonesia itu tidak melanggar karena dianggap wilayahnya. Indonesia menilai kami melanggar dari sudut pandang wilayah teritorialnya sedangkan kami melihat itu adalah wilayah kami, jadi tidak melanggar," katanya.
Tapi lanjut Zahid, Malaysia berpegang teguh kepada prinsip apapun jenis pertikaiannya harus diselesaikan melalui saluran diplomatik dan menilai tindakan apapun yang bersifat provokatif hanya akan memburukkan keadaan dan tidak akan menyelesaikan masalah perbatasan.
"Kami akan terus melanjutkan perundingan perbatasan. Pada 9 Juni 2009, panglima ATM (Angkatan Tentera Malaysia) akan datang ke Jakarta untuk bertemu dengan Panglima TNI. Pertemuan GBC (General Border Comittee) ke-14 juga akan berlangsung dalam bulan Juli 2009 di Kuala Lumpur," katanya.
Sejak tahun 2005, tim perunding dan pakar maritim Indonesia-Malaysia telah bertemu dan sudah 13 pertemuan diselenggarakan antara Maret 2005 hingga Agustus 2008, dan masih akan disusul lagi Juli 2009, katanya.
Untuk mengurangi ketegangan, baik tentara Malaysia maupun TNI sudah seringkali menyelenggarakan kunjungan persahabatan antara jenderal dan perwira tinggi kedua negara, diantaranya mengadakan latihan menembak dan main golf agar komunikasi diantara mereka lancar.
Berkaitan dengan ketegangan di Ambalat, Panglima Angkatan Tentara Malaysia Jend Abdul Aziz mengakui bahwa pimpinan angkatan bersenjata kedua negara memang belum pernah membangun komunikasi.
Namun Menhan Malaysia Zahid menyatakan bahwa minggu lalu telah bertemu dengan Menhan Indonesia Juwono di Singapura tetapi tidak menyinggung masalah Ambalat yang ramai diberitakan media massa Indonesia. - Menteri pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, sejak 2007 hingga April 2009, Malaysia telah melayangkan 13 surat protes via Kementerian Luar Negeri Malaysia dan KBRI Kuala Lumpur mengenai pelanggaran yang dilakukan TNI AL di perairan Malaysia.
"Tapi ini bukan berarti melanggar dibalas dengan melanggar perbatasan negara tetangga. Istilah melanggar ini istilah yang dibuat sepihak baik Indonesia dan Malaysia," kata Zahid yang fasih berbahasa Jawa itu di kantor kementerian pertahanan Malaysia, Kuala Lumpur, Rabu.
"Kami menilai pelanggaran berdasarkan wilayah kami tapi bagi Indonesia itu tidak melanggar karena dianggap wilayahnya. Indonesia menilai kami melanggar dari sudut pandang wilayah teritorialnya sedangkan kami melihat itu adalah wilayah kami, jadi tidak melanggar," katanya.
Tapi lanjut Zahid, Malaysia berpegang teguh kepada prinsip apapun jenis pertikaiannya harus diselesaikan melalui saluran diplomatik dan menilai tindakan apapun yang bersifat provokatif hanya akan memburukkan keadaan dan tidak akan menyelesaikan masalah perbatasan.
"Kami akan terus melanjutkan perundingan perbatasan. Pada 9 Juni 2009, panglima ATM (Angkatan Tentera Malaysia) akan datang ke Jakarta untuk bertemu dengan Panglima TNI. Pertemuan GBC (General Border Comittee) ke-14 juga akan berlangsung dalam bulan Juli 2009 di Kuala Lumpur," katanya.
Sejak tahun 2005, tim perunding dan pakar maritim Indonesia-Malaysia telah bertemu dan sudah 13 pertemuan diselenggarakan antara Maret 2005 hingga Agustus 2008, dan masih akan disusul lagi Juli 2009, katanya.
Untuk mengurangi ketegangan, baik tentara Malaysia maupun TNI sudah seringkali menyelenggarakan kunjungan persahabatan antara jenderal dan perwira tinggi kedua negara, diantaranya mengadakan latihan menembak dan main golf agar komunikasi diantara mereka lancar.
Berkaitan dengan ketegangan di Ambalat, Panglima Angkatan Tentara Malaysia Jend Abdul Aziz mengakui bahwa pimpinan angkatan bersenjata kedua negara memang belum pernah membangun komunikasi.
Namun Menhan Malaysia Zahid menyatakan bahwa minggu lalu telah bertemu dengan Menhan Indonesia Juwono di Singapura tetapi tidak menyinggung masalah Ambalat yang ramai diberitakan media massa Indonesia.
(ANTARA News)
Wednesday, June 3, 2009
AL India Segera Menerima Kapal Selam Bertenaga Nuklir Nerpa
(Foto: daylife)
3 Mei 2009 -- Kapal selam serang bertenaga nuklir Nerpa segera bertugas dijajaran armada Angkatan Laut Rusia, kemudian akan disewakan ke AL India. Nerpa mengalami kecelakaan saat uji pelayaran di laut Jepang 8 November 2008, menewaskan 3 awak kapal selam dan 17 pekerja galangan kapal, para korban dalam keadaan tidur saat kejadian. Saat kejadian kapal selam mengangkut 208 orang, 81 awak kapal dan sisanya pekerja galangan kapal. Penyebab kecelakaan terlepasnya gas Freon, dipicu kesalahan memasukkan data temperatur oleh salah seorang awak kapal selam. Kecelakaan ini tidak merusak konstruksi badan kapal selam.
Uji pelayaran dilakukan musim panas, kemudian kapal selam segera bertugas di AL Rusia pada tahun ini. Selanjutnya kapal selam berbobot 12,000 ton itu akan diserahkan ke AL India, India telah membayar lebih dari USD 500 juta sebagai biaya sewa selama 10 tahun. Nerpa termasuk kelas Akula II, konstruksi dimulai 1991 tetapi tertunda lebih dari satu dekade dikarenakan masalah finansial. AL India akan memberikan nama INS Chakra, nama ini telah digunakan kapal selam nuklir Rusia yang disewa AL India sebelum Nerpa.
SMERCH. (Foto: russarms)
India salah satu pembeli utama persenjataan buatan Rusia, sejumlah kontrak pembelian diantaranya pengiriman kapal induk Admiral Gorshkov disertai sekurang-kurangnya 16 unit pesawat tempur MiG-29K Fulcrum-D versi maritim, peluncur roket multi laras SMERCH, dan lisensi produksi tank T-90 di India.
Rusia telah menandatangani kontrak Maret tahun lalu dengan Kementrian Pertahanan India, mengupgrade sekitar 70 unit pesawat MiG-29, mulai bertugas era 1980-an serta menyetujui pengembangan bersama pesawat tempur generasi kelima.
Rusia dan India mengembangkan misil penjelajah supersonic BrahMos, dimana versi ditembakan dari laut dan darat telah sukses diuji coba dan telah digunakan oleh Angkatan Darat dan Angkatan Laut India.
RIA Novosti/@beritahankam
3 Mei 2009 -- Kapal selam serang bertenaga nuklir Nerpa segera bertugas dijajaran armada Angkatan Laut Rusia, kemudian akan disewakan ke AL India. Nerpa mengalami kecelakaan saat uji pelayaran di laut Jepang 8 November 2008, menewaskan 3 awak kapal selam dan 17 pekerja galangan kapal, para korban dalam keadaan tidur saat kejadian. Saat kejadian kapal selam mengangkut 208 orang, 81 awak kapal dan sisanya pekerja galangan kapal. Penyebab kecelakaan terlepasnya gas Freon, dipicu kesalahan memasukkan data temperatur oleh salah seorang awak kapal selam. Kecelakaan ini tidak merusak konstruksi badan kapal selam.
Uji pelayaran dilakukan musim panas, kemudian kapal selam segera bertugas di AL Rusia pada tahun ini. Selanjutnya kapal selam berbobot 12,000 ton itu akan diserahkan ke AL India, India telah membayar lebih dari USD 500 juta sebagai biaya sewa selama 10 tahun. Nerpa termasuk kelas Akula II, konstruksi dimulai 1991 tetapi tertunda lebih dari satu dekade dikarenakan masalah finansial. AL India akan memberikan nama INS Chakra, nama ini telah digunakan kapal selam nuklir Rusia yang disewa AL India sebelum Nerpa.
SMERCH. (Foto: russarms)
India salah satu pembeli utama persenjataan buatan Rusia, sejumlah kontrak pembelian diantaranya pengiriman kapal induk Admiral Gorshkov disertai sekurang-kurangnya 16 unit pesawat tempur MiG-29K Fulcrum-D versi maritim, peluncur roket multi laras SMERCH, dan lisensi produksi tank T-90 di India.
Rusia telah menandatangani kontrak Maret tahun lalu dengan Kementrian Pertahanan India, mengupgrade sekitar 70 unit pesawat MiG-29, mulai bertugas era 1980-an serta menyetujui pengembangan bersama pesawat tempur generasi kelima.
Rusia dan India mengembangkan misil penjelajah supersonic BrahMos, dimana versi ditembakan dari laut dan darat telah sukses diuji coba dan telah digunakan oleh Angkatan Darat dan Angkatan Laut India.
RIA Novosti/@beritahankam
Lagi, Kapal Malaysia Langgar Wilayah
2 April 2009, Sebatik -- Sejumlah anggota Korps Marinir dengan kapal angkatan laut (KAL) milik Lanal Nunukan, tiba di Dermaga Binalawan, Pulau Sebatik, Nunukan, Kaltim, Kamis (2/4) sore. Anggota Marinir tersebut sebagai pasukan pengganti Satgas Ambalat di Pulau Sebatik, yang merupakan pulau terluar Indonesia berbatasan langsung dengan Malaysia, Korps Marinir TNI AL akan menambah lima Pos Pengamanan Perbatasan baru (Sei Bajo, Sei Taiwan, Balansiku, Tembaring dan Bambangan) untuk memperkuat pertahanan dan pengamanan demi keutuhan dan kedaulatan NKRI di sekitar perairan Blok Ambalat. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/hm/hp/09)
3 Mei 2009 -- Pelanggaran wilayah oleh kapal perang milik Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) masih terjadi. Kemarin (2/6) kapal Malaysia kembali melanggar batas wilayah.
Menurut Lettu Nursalim, pilot pesawat Nomad P834 TNI-AL, kapal patroli Malaysia, KD Baung, kembali memasuki perairan Indonesia kemarin sekitar pukul 10.00 di titik koordinat 04 05 LU dan 118 09 BT hingga sejauh 2 mil. ''Itu menurut peta udara yang kami pegang,'' kata Nursalim kepada Radar Tarakan (Jawa Pos Group).
Saat berpapasan itu, pesawat Nomad tidak dapat berkomunikasi. Pilot Nomad lantas meminta bantuan KRI Suluh Pari yang kebetulan berada posisi terdekat dengan KD Baung. ''Kapal Malaysia terus diawasi sampai masuk Tawao,'' ujarnya. Nursalim mengungkapkan, haluan kapal Malaysia itu memang sedang menuju ke perairan Tawao. ''Mungkin mereka berlayar biasa,'' tambahnya.
Komandan Gugus Tempur TNI-AL (Guspurla) Armatim Laksamana Pertama TNI R.M. Harahap mengatakan, situasi di Ambalat saat ini masih biasa dan tidak menonjol. Meski begitu, pihaknya terus melakukan pengawasan di laut. ''Memang hari ini (kemarin, Red) ada kontak, tapi masih dalam jarak wajar. Kita tetap membayangi supaya jangan terlalu jauh masuk wilayah kita,'' katanya.
Dia menuturkan, meski kapal Malaysia beberapa kali memasuki wilayah Indonesia tanpa izin, TNI-AL tak akan menambah personel di lapangan, termasuk di Sebatik. ''Tetap dengan jumlah yang kita miliki sekarang (130 personel dengan 6 KRI),'' tuturnya.
Malaysia juga dilaporkan mengirim pasukan ke perbatasan dengan Indonesia. Warga di Pulau Sebatik menuturkan, Malaysia mengirim pasukan dengan cara menyamarkannya sebagai warga sipil. Negeri jiran itu mengedrop pasukan di Wallace Bay, di sekitar Kampung Begusong. Wallace Bay adalah nama yang diberikan pemerintah Malaysia pada wilayah daratannya yang satu pulau dengan Sebatik.
Menurut warga, ''pendatang baru'' di Wallace Bay itu memberikan pelatihan ilmu bela diri kepada penduduk di perkampungan tersebut.
Komandan Kompi Marinir Satgas Ambalat IX di Sebatik Kapten (Mar) Budi Santoso mengaku pernah mendengar hal itu dari penduduk. Namun, dia belum memastikan apakah orang-orang itu tentara Malaysia. ''Saat ini kami menindaklanjuti informasi itu,'' katanya. Penyelidikan dilakukan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan tindakan yang justru menimbulkan konflik lain.
(Jawa Pos)
3 Mei 2009 -- Pelanggaran wilayah oleh kapal perang milik Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) masih terjadi. Kemarin (2/6) kapal Malaysia kembali melanggar batas wilayah.
Menurut Lettu Nursalim, pilot pesawat Nomad P834 TNI-AL, kapal patroli Malaysia, KD Baung, kembali memasuki perairan Indonesia kemarin sekitar pukul 10.00 di titik koordinat 04 05 LU dan 118 09 BT hingga sejauh 2 mil. ''Itu menurut peta udara yang kami pegang,'' kata Nursalim kepada Radar Tarakan (Jawa Pos Group).
Saat berpapasan itu, pesawat Nomad tidak dapat berkomunikasi. Pilot Nomad lantas meminta bantuan KRI Suluh Pari yang kebetulan berada posisi terdekat dengan KD Baung. ''Kapal Malaysia terus diawasi sampai masuk Tawao,'' ujarnya. Nursalim mengungkapkan, haluan kapal Malaysia itu memang sedang menuju ke perairan Tawao. ''Mungkin mereka berlayar biasa,'' tambahnya.
Komandan Gugus Tempur TNI-AL (Guspurla) Armatim Laksamana Pertama TNI R.M. Harahap mengatakan, situasi di Ambalat saat ini masih biasa dan tidak menonjol. Meski begitu, pihaknya terus melakukan pengawasan di laut. ''Memang hari ini (kemarin, Red) ada kontak, tapi masih dalam jarak wajar. Kita tetap membayangi supaya jangan terlalu jauh masuk wilayah kita,'' katanya.
Dia menuturkan, meski kapal Malaysia beberapa kali memasuki wilayah Indonesia tanpa izin, TNI-AL tak akan menambah personel di lapangan, termasuk di Sebatik. ''Tetap dengan jumlah yang kita miliki sekarang (130 personel dengan 6 KRI),'' tuturnya.
Malaysia juga dilaporkan mengirim pasukan ke perbatasan dengan Indonesia. Warga di Pulau Sebatik menuturkan, Malaysia mengirim pasukan dengan cara menyamarkannya sebagai warga sipil. Negeri jiran itu mengedrop pasukan di Wallace Bay, di sekitar Kampung Begusong. Wallace Bay adalah nama yang diberikan pemerintah Malaysia pada wilayah daratannya yang satu pulau dengan Sebatik.
Menurut warga, ''pendatang baru'' di Wallace Bay itu memberikan pelatihan ilmu bela diri kepada penduduk di perkampungan tersebut.
Komandan Kompi Marinir Satgas Ambalat IX di Sebatik Kapten (Mar) Budi Santoso mengaku pernah mendengar hal itu dari penduduk. Namun, dia belum memastikan apakah orang-orang itu tentara Malaysia. ''Saat ini kami menindaklanjuti informasi itu,'' katanya. Penyelidikan dilakukan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan tindakan yang justru menimbulkan konflik lain.
(Jawa Pos)
Konga XXII-C Masuki Musim Panas
Pasukan Konga XXIII-C menggelar apel gabungan di markas Indobatt. Pada apel ini, Dansatgas Konga XXIII-C menekankan kepada anggotanya agar mewaspadai bahaya pergantian musim tersebut. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
3 Mei 2009, Libanon -- Setelah hampir enam bulan bertugas dalam suasana dingin, pasukan Konga XXIII-C mulai merasakan panasnya suhu di Libanon. Pada pergantian musim ini, Dansatgas Konga XXIII-C menekankan kepada anggotanya agar mewaspadai bahaya pergantian musim tersebut.
Meskipun panas menyengat, pasukan Konga XXIII-C tetap menjalankan tugas mereka. Tampak dua buah tank milik Konga XXIII-C melakukan patroli. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Pergantian musim dari dingin ke panas membuat para prajurit yang semula berpakaian rangkap dan berjaket kini menanggalkannya. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Dataran tinggi di Libanon Selatan yang semula tertutup salju dan penuh dengan bebatuan kini berubah kering dan tandus. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
3 Mei 2009, Libanon -- Setelah hampir enam bulan bertugas dalam suasana dingin, pasukan Konga XXIII-C mulai merasakan panasnya suhu di Libanon. Pada pergantian musim ini, Dansatgas Konga XXIII-C menekankan kepada anggotanya agar mewaspadai bahaya pergantian musim tersebut.
Meskipun panas menyengat, pasukan Konga XXIII-C tetap menjalankan tugas mereka. Tampak dua buah tank milik Konga XXIII-C melakukan patroli. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Pergantian musim dari dingin ke panas membuat para prajurit yang semula berpakaian rangkap dan berjaket kini menanggalkannya. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Dataran tinggi di Libanon Selatan yang semula tertutup salju dan penuh dengan bebatuan kini berubah kering dan tandus. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
AS-202 Bravo Terbang Navigasi Jarak Sedang Transit di Lanud Iswahjudi
Tiga Pesawat AS-202 Bravo melaksanakan terbang formasi dalam rangka terbang Navigasi Jarak Sedang di Lanud Iswahjudi, Rabu (3/6). ( Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)
3 Mei 2009, Magetan -- Setelah selesai melaksanakan latihan terbang Navigasi Jarak Dekat (NJD) selama 4 hari (27 s.d. 30 Mei 2009) dengan rute Lanud Adisoemarmo ke Lanud Iswahjudi, sejumlah Siswa Sekolah Penerbang (Sekbang) PSDP (Prajurit Sukarela Dinas Pendek) TNI angkatan 24 tahun 2009 melaksanakan latihan terbang Navigasi Jarak Sedang (NJS) menggunakan pesawat latih AS-202/Bravo dan transit di Lanud Iswahjudi, Magetan, mulai hari Minggu (31/5).
Latihan terbang Navigasi Jarak Sedang (NJS) telah berlangsung selama empat hari mulai tanggal 31 Mei s.d. 3 Juni 2009 dengan menempuh rute dari Lanud Adisoemarmo, Solo, Lanud Iswahjudi diteruskan ke Lanud Juanda Surabaya. Sebaliknya, dari Lanud Juanda kembali ke Lanud Iswahjudi dan berakhir di Lanud Adisoemarmo, Solo.
Melibatkan sembilan siswa dari 17 Siswa Sekbang PSDP angkatan 24 tahun 2009,sepuluh instruktur pemantau dan sepuluh pesawat latih mula AS-202 Bravo, Skadron Pendidikan (Skadik) 101 Lanud Adisutjipto, Yogyakarta.
Komandan Skadron Pendidikan (Skadik) 101 Letkol Pnb M. Dadan Gunawan usai mendarat dengan pesawat AS-202/Bravo yang diterbangkan dari Surabaya, Rabu (3/6) pada saat istirahat di Dispatch Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi mengatakan bahwa Skadik 101 masuk dalam jajaran Wingdik Terbang 1 yang bermarkas di Lanudadisoetjipto, Yogyakarta, mengemban tugas mendidik/melatih para siswa Sekbang mampu terbang solo (mandiri) tahap pemula, sebagai bekal menempuh tahap berikutnya yaitu terbang dasar menggunakan pesawat T-34 Charlie di Skadik 102.
Lebih lanjut Perwira lulusan AAU tahun 1992 dan Sekbang Angkatan 48 ini mengatakan bahwa NJD/NJS merupakan fase-fase akhir bina terbang latih dasar Sekolah Penerbang dengan pesawat AS-202/Bravo Skadik 101 Lanud Adisoetjipto.
Sebelum terbang NJD/NJS para siswa penerbang ini harus menempuh program persiapan di darat, manuver dasar, pattern, instrument, aero, formasi dan round robin. NJS itu sendiri merupakan program pembelajaran diluar aerodrome/pangkalan udara basis, ujarnya.
(Dispenau)
3 Mei 2009, Magetan -- Setelah selesai melaksanakan latihan terbang Navigasi Jarak Dekat (NJD) selama 4 hari (27 s.d. 30 Mei 2009) dengan rute Lanud Adisoemarmo ke Lanud Iswahjudi, sejumlah Siswa Sekolah Penerbang (Sekbang) PSDP (Prajurit Sukarela Dinas Pendek) TNI angkatan 24 tahun 2009 melaksanakan latihan terbang Navigasi Jarak Sedang (NJS) menggunakan pesawat latih AS-202/Bravo dan transit di Lanud Iswahjudi, Magetan, mulai hari Minggu (31/5).
Latihan terbang Navigasi Jarak Sedang (NJS) telah berlangsung selama empat hari mulai tanggal 31 Mei s.d. 3 Juni 2009 dengan menempuh rute dari Lanud Adisoemarmo, Solo, Lanud Iswahjudi diteruskan ke Lanud Juanda Surabaya. Sebaliknya, dari Lanud Juanda kembali ke Lanud Iswahjudi dan berakhir di Lanud Adisoemarmo, Solo.
Melibatkan sembilan siswa dari 17 Siswa Sekbang PSDP angkatan 24 tahun 2009,sepuluh instruktur pemantau dan sepuluh pesawat latih mula AS-202 Bravo, Skadron Pendidikan (Skadik) 101 Lanud Adisutjipto, Yogyakarta.
Komandan Skadron Pendidikan (Skadik) 101 Letkol Pnb M. Dadan Gunawan usai mendarat dengan pesawat AS-202/Bravo yang diterbangkan dari Surabaya, Rabu (3/6) pada saat istirahat di Dispatch Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi mengatakan bahwa Skadik 101 masuk dalam jajaran Wingdik Terbang 1 yang bermarkas di Lanudadisoetjipto, Yogyakarta, mengemban tugas mendidik/melatih para siswa Sekbang mampu terbang solo (mandiri) tahap pemula, sebagai bekal menempuh tahap berikutnya yaitu terbang dasar menggunakan pesawat T-34 Charlie di Skadik 102.
Lebih lanjut Perwira lulusan AAU tahun 1992 dan Sekbang Angkatan 48 ini mengatakan bahwa NJD/NJS merupakan fase-fase akhir bina terbang latih dasar Sekolah Penerbang dengan pesawat AS-202/Bravo Skadik 101 Lanud Adisoetjipto.
Sebelum terbang NJD/NJS para siswa penerbang ini harus menempuh program persiapan di darat, manuver dasar, pattern, instrument, aero, formasi dan round robin. NJS itu sendiri merupakan program pembelajaran diluar aerodrome/pangkalan udara basis, ujarnya.
(Dispenau)
KRI Frans Kaisepo Akan Diresmikan di Biak
KRI Frans Kaisepo merapat di Jakarta. (Foto: ANTARA)
3 Mei 2009, Biak -- Kapal Perang KRI Frans Kaisepo 368 yang baru dimiliki TNI Angkatan Laut dijadwalkan akan diresmikan Panglima TNI Jenderal TNI Joko Santoso di Kabupaten Biak Numfor,Papua dalam waktu dekat.
Komandan Pangkalan TNI AL Biak, Kolonel Laut (P) Bambang Wahyudi di Biak, Rabu, mengatakan, sesuai informasi diterima jadwal peresmian KRI Frans Kaisepo diperkirakan minggu ketiga Juni 2009.
"Untuk lokasi penerimaan dan penyambutan kedatangan KRI Frans Kaisepo dilakukan di Pelabuhan Laut Biak,"ungkap Kolonel Bambang menanggapi rencana kedatangan KRI Frans Kaisepo.
Ia menjelaskan, kapal perang baru KRI Frans Kaisepo 368 merupakan jenis Korvet Sigma memiliki dimensi berat 1692 ton, panjang 90,71 meter, dan lebar 13,02 meter.
Kelebihan lain dimiliki KRI Frans Kaisepo 368, menurut Kolonel Bambang, mempunyai kecepatan jelajah 28 knot serta dilengkapi dengan misil penangkis serangan udara 2 kali Quad MBDA Mistral TETRAL, Anti surface missile 4 kali MBDA Exocet MM40 Block II dan senjata oto melara kaliber 76mm.
KRI Frans Kaisepo adalah kapal keempat atau yang terakhir dipesan Indonesia dari Schelde Naval Shipbuilding, Belanda. Tiga kapal sebelumnya dengan jenis yang sama, yaitu KRI Diponegoro 365, KRI Hasanuddin 366, dan KRI Iskandar Muda 367.
Menyinggung home base KRI Frans Kaisepo 368, menurut Bambang, karena kapal ini milik bangsa Indonesia maka kehadirannya akan memperkuat armada TNI AL.
"Rencananya kehadiran KRI Frans Kaisepo akan menjaga keamanan laut di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, khususnya di perairan timur Indonesia,"ujar Komandan TNI AL Biak Bambang.
Frans Kaisepo adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia asal Kabupaten Biak Numfor yang namanya diabadikan di kapal perang TNI AL sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas jasa perjuangannya dalam menjaga keutuhan NKRI.
(ANTARA News)
3 Mei 2009, Biak -- Kapal Perang KRI Frans Kaisepo 368 yang baru dimiliki TNI Angkatan Laut dijadwalkan akan diresmikan Panglima TNI Jenderal TNI Joko Santoso di Kabupaten Biak Numfor,Papua dalam waktu dekat.
Komandan Pangkalan TNI AL Biak, Kolonel Laut (P) Bambang Wahyudi di Biak, Rabu, mengatakan, sesuai informasi diterima jadwal peresmian KRI Frans Kaisepo diperkirakan minggu ketiga Juni 2009.
"Untuk lokasi penerimaan dan penyambutan kedatangan KRI Frans Kaisepo dilakukan di Pelabuhan Laut Biak,"ungkap Kolonel Bambang menanggapi rencana kedatangan KRI Frans Kaisepo.
Ia menjelaskan, kapal perang baru KRI Frans Kaisepo 368 merupakan jenis Korvet Sigma memiliki dimensi berat 1692 ton, panjang 90,71 meter, dan lebar 13,02 meter.
Kelebihan lain dimiliki KRI Frans Kaisepo 368, menurut Kolonel Bambang, mempunyai kecepatan jelajah 28 knot serta dilengkapi dengan misil penangkis serangan udara 2 kali Quad MBDA Mistral TETRAL, Anti surface missile 4 kali MBDA Exocet MM40 Block II dan senjata oto melara kaliber 76mm.
KRI Frans Kaisepo adalah kapal keempat atau yang terakhir dipesan Indonesia dari Schelde Naval Shipbuilding, Belanda. Tiga kapal sebelumnya dengan jenis yang sama, yaitu KRI Diponegoro 365, KRI Hasanuddin 366, dan KRI Iskandar Muda 367.
Menyinggung home base KRI Frans Kaisepo 368, menurut Bambang, karena kapal ini milik bangsa Indonesia maka kehadirannya akan memperkuat armada TNI AL.
"Rencananya kehadiran KRI Frans Kaisepo akan menjaga keamanan laut di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, khususnya di perairan timur Indonesia,"ujar Komandan TNI AL Biak Bambang.
Frans Kaisepo adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia asal Kabupaten Biak Numfor yang namanya diabadikan di kapal perang TNI AL sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas jasa perjuangannya dalam menjaga keutuhan NKRI.
(ANTARA News)
Kodal Latihan Elang Gesit 2009
Deputi Olah Yudha/Katim Pengendali, Mayor Pnb Djoko Hadi tengah memimpin koordinasi gladi posko di Posko Elang Gesit 2009, bertempat di Markas Wing 3 Lanud Iswahjudi, Selasa (2/6). (Foto : Pentak Lanud Iswahjudi)
3 Mei 2009, Magetan -- Dalam rangka melatih koordinasi, kerja sama dan keterpaduan pola pelaksanaan operasi udara diantara unsur dalam jajaran Lanud Iswahjudi serta melatih mekanisme prosedur hubungan Komandan dan staf dalam pelaksanaan operasi udara, Lanud Iswahjudi melaksanakan Latihan Elang Gesit 2009 yang pembukaannya dipimpin langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro, S.Sos, kemarin (1/6) di Main Appron Lanud Iswahjudi. Upacara pembukaan latihan tersebut ditandai dengan dentuman TNT seiring dengan Komandan Lanud Iswahjudi menyatakan dibukannya latihan Elang Gesit 2009.
Latihan yang mengambil tema ”Pangkalan TNI AU Iswahjudi siap melaksanakan operasi udara dengan mengoptimalkan kekuatan udara jajarannya di wilayah udara NKRI dalam rangka mendukung tugas TNI Angkatan Udara” tersebut, bertujuan untuk menguji dan meningkatkan kemampuan serta kesiapan segenap unsur dijajaran Lanud Iswahjudi dalam melaksanakan tugas operasi udara, pengamanan dan pertahahan pangkalan, serta penanggulangan pesawat dalam keadaan darurat.
Sedangkan sasaran latihan yang hendak dicapai selain untuk memantapkan kesiapan operasi, prosedur taktik, teknik serta Komando dan Pengendalian Satuan Udara, juga untuk mengembangkan cara-cara menghadapi berbagai kontijensi yang mungkin dihadapi serta menyempurnakan SOP Lanud Iswahjudi.
Anggota TNI AU di Lanud Iswahjudi Magetan, Jatim memasang bom di sayap pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, Selasa (2/6). Pesawat tersebut digunakan untuk latihan operasi udara bersandi "ELANG GESIT 2009" yang disimulasikan untuk menangkal serangan tentara asing terhadap pos-pos militer di Bali dan Ponorogo. (Foto: ANTARA/Fikri Ali/ss/mes/09)
Sementara itu, operasi latihan tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai kemmapuan yang meliputi beberapa bidang diantaranya Bidang Komando dan Staf yang merupakan mekanisme hubungan Komando dan Staf.Untuk Bidang Dukungan Administrasi yaitu terlaksananya kemampuan perencaan penyelenggaraan dukungan administrasi dan logistik. Sedangkan Bidang Komlek adalah kemampuan merencanakan jaring komlek dan Kodal Operasi dengan sarana komlek yang tersedia.
(Dispenau)
3 Mei 2009, Magetan -- Dalam rangka melatih koordinasi, kerja sama dan keterpaduan pola pelaksanaan operasi udara diantara unsur dalam jajaran Lanud Iswahjudi serta melatih mekanisme prosedur hubungan Komandan dan staf dalam pelaksanaan operasi udara, Lanud Iswahjudi melaksanakan Latihan Elang Gesit 2009 yang pembukaannya dipimpin langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro, S.Sos, kemarin (1/6) di Main Appron Lanud Iswahjudi. Upacara pembukaan latihan tersebut ditandai dengan dentuman TNT seiring dengan Komandan Lanud Iswahjudi menyatakan dibukannya latihan Elang Gesit 2009.
Latihan yang mengambil tema ”Pangkalan TNI AU Iswahjudi siap melaksanakan operasi udara dengan mengoptimalkan kekuatan udara jajarannya di wilayah udara NKRI dalam rangka mendukung tugas TNI Angkatan Udara” tersebut, bertujuan untuk menguji dan meningkatkan kemampuan serta kesiapan segenap unsur dijajaran Lanud Iswahjudi dalam melaksanakan tugas operasi udara, pengamanan dan pertahahan pangkalan, serta penanggulangan pesawat dalam keadaan darurat.
Sedangkan sasaran latihan yang hendak dicapai selain untuk memantapkan kesiapan operasi, prosedur taktik, teknik serta Komando dan Pengendalian Satuan Udara, juga untuk mengembangkan cara-cara menghadapi berbagai kontijensi yang mungkin dihadapi serta menyempurnakan SOP Lanud Iswahjudi.
Anggota TNI AU di Lanud Iswahjudi Magetan, Jatim memasang bom di sayap pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, Selasa (2/6). Pesawat tersebut digunakan untuk latihan operasi udara bersandi "ELANG GESIT 2009" yang disimulasikan untuk menangkal serangan tentara asing terhadap pos-pos militer di Bali dan Ponorogo. (Foto: ANTARA/Fikri Ali/ss/mes/09)
Sementara itu, operasi latihan tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai kemmapuan yang meliputi beberapa bidang diantaranya Bidang Komando dan Staf yang merupakan mekanisme hubungan Komando dan Staf.Untuk Bidang Dukungan Administrasi yaitu terlaksananya kemampuan perencaan penyelenggaraan dukungan administrasi dan logistik. Sedangkan Bidang Komlek adalah kemampuan merencanakan jaring komlek dan Kodal Operasi dengan sarana komlek yang tersedia.
(Dispenau)
Skadron Elang Khatulistiwa Siap Terbang ke Ambalat
3 Mei 2009, Pontianak -- Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Supadio Pontianak, Kolonel (Pnb) Yadi Indrayadi mengatakan, skadron tempur Elang Khatulistiwa siap membantu menjaga wilayah RI di kawasan Ambalat, Kalimantan Timur.
"Sampai sekarang permintaan secara resmi, belum ada. Hanya sewaktu-waktu kalau diminta, skadron akan siap terbang ke Ambalat," kata Yadi Indrayadi saat dihubungi, Rabu.
Menurut dia, waktu tempuh dari Supadio ke Ambalat sekitar satu jam dua puluh menit. Kekuatan Skadron Elang Khatulistiwa ditunjang oleh pesawat tempur Hawk jenis 100/200.
Ia menambahkan, meski situasi di Ambalat cukup panas, namun secara umum masih dalam suasana damai. "Presiden juga belum menyatakan darurat militer, masih dalam damai," kata Yadi Indrayadi.
Komandan Korem 121/Alambhana Wanawai, Kolonel (Inf) Nukman Kosadi mengingatkan seluruh komponen untuk waspada terkait sikap Malaysia yang mencoba memprovokasi Indonesia di perairan Ambalat.
Awal pekan lalu, kapal perang TNI AL KRI Untung Surapati-872 mengusir kapal perang Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM), KD Yu-3508 yang mencoba memasuki wilayah kedaulatan Republik Indonesia di perairan Blok Ambalat.
Sehari sebelumnya, KRI Hasanudin-366 juga mengusir KD Baung-3509 dan heli Malaysian Maritime Enforcement Agency serta pesawat Beechraft yang juga mencoba memasuki wilayah Blok Ambalat.
Berdasarkan data TNI AL, pelanggaran wilayah oleh unsur laut dan udara TLDM maupun Police Marine Malaysia di Perairan Kalimantan Timur, khususnya di Perairan Ambalat dan sekitarnya, periode Januari sampai April 2009, tercatat sembilan kali
(ANTARA News)
Tuesday, June 2, 2009
Presiden: Soal Ambalat Tidak Ada Kompromi
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) berbincang dengan Wapres Jusuf Kalla (kedua kanan) seusai mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (2/6). Kepala Negara kembali ke Tanah Air setelah mengikuti KTT ASEAN -ROK di Korea Selatan. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/mes/09)
2 Mei 2009, Pulau Jeju, Korsel -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan kembali bahwa soal batas negara antara Indonesia - Malaysia di perairan pulau Ambalat sudah tidak bisa dikompromikan karena wilayah itu jelas milik Indonesia.
"Bahwa apa yang diklaim oleh Malaysia tidak bisa kita terima karena Indonesia yakin itu wilayah Indonesia. Sejengkal daratan ataupun wilayah laut kalau itu wilayah Indonesia harus kita pertahankan tidak ada kompromi dan toleransi karena itu harga mati," kata Presiden sebelum meninggalkan Jeju Korsel, Selasa.
Namun untuk menegakkan kedaulatan itu, lanjut Presiden, tidak harus mengobarkan peperangan apalagi Indonesia dan Malaysia adalah anggota ASEAN yang hubungannya diatur dalam Piagam ASEAN.
"Ada diplomasi, ada penyelesaian secara damai, jadi jangan hanya beretorika supaya dianggap pemimpin yang berani terus mengobarkan perang di mana-mana," katanya.
Presiden menjelaskan, persoalan batas wilayah di Ambalat terus dibicarakan antara kedua negara dan pemerintah Indonesia sudah mendorong agar perundingan mengenai batas wilayah di sekitar Ambalat segera dilanjutkan secara intensif .
"Jadi saya tegaskan sekali lagi kapada seluruh rakyat bahwa posisi kita jelas yang diklaim itu adalah wilayah Indonesia dan kita tidak bisa menerima dan wilayah itu kita jaga. Kita lanjutkan negosiasi," katanya.
Dijelaskan Presiden, sejak masalah batas wilayah Ambalat ini muncul dua tahun lalu dirinya sudah menginstruksikan agar TNI terus melakukan operasi pengamanan wilayah ada atau tidak ada pelanggaran oleh kapal-kapal perang Malaysia.
"Sekarang ada enam kapal perang dan tiga pesawat udara dari TNI AL. Barangkali pihak Malaysia mengklaim tempat itu bisa saja dia patroli tapi ketika memasuki wilayah kita, jelas kita halau dan itu yang kita lakukan kemarin," katanya.
Kuda lumping dipajang di Bandara Sekudai, Johor Baharu, Malaysia. Kuda lumping milik siapa yach?. (Foto: admin)
Presiden mengharapkan persoalan yang sudah dalam tahapan perundingan tingkat menteri ini seharusnya tidak diganggu dengan adanya pelanggaran batas oleh kapal-kapal perang Malaysia.
"Ketika memasuki wilayah kedaulatan sudah tidak ada kompromi. Kita dengan Malaysia dan Singapura jika ada masalah mengenai lagu, batik, reog itu bisa selesaikan dengan pendekatan yang tepat, tetapi kalau kedaulatan tidak bisa. Meski saudara dekat, tetangga baik, kedaulatan adalah kedaulatan karena itu adalah eksistensi negara," kata presiden tegas.
(ANTARA News)
2 Mei 2009, Pulau Jeju, Korsel -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan kembali bahwa soal batas negara antara Indonesia - Malaysia di perairan pulau Ambalat sudah tidak bisa dikompromikan karena wilayah itu jelas milik Indonesia.
"Bahwa apa yang diklaim oleh Malaysia tidak bisa kita terima karena Indonesia yakin itu wilayah Indonesia. Sejengkal daratan ataupun wilayah laut kalau itu wilayah Indonesia harus kita pertahankan tidak ada kompromi dan toleransi karena itu harga mati," kata Presiden sebelum meninggalkan Jeju Korsel, Selasa.
Namun untuk menegakkan kedaulatan itu, lanjut Presiden, tidak harus mengobarkan peperangan apalagi Indonesia dan Malaysia adalah anggota ASEAN yang hubungannya diatur dalam Piagam ASEAN.
"Ada diplomasi, ada penyelesaian secara damai, jadi jangan hanya beretorika supaya dianggap pemimpin yang berani terus mengobarkan perang di mana-mana," katanya.
Presiden menjelaskan, persoalan batas wilayah di Ambalat terus dibicarakan antara kedua negara dan pemerintah Indonesia sudah mendorong agar perundingan mengenai batas wilayah di sekitar Ambalat segera dilanjutkan secara intensif .
"Jadi saya tegaskan sekali lagi kapada seluruh rakyat bahwa posisi kita jelas yang diklaim itu adalah wilayah Indonesia dan kita tidak bisa menerima dan wilayah itu kita jaga. Kita lanjutkan negosiasi," katanya.
Dijelaskan Presiden, sejak masalah batas wilayah Ambalat ini muncul dua tahun lalu dirinya sudah menginstruksikan agar TNI terus melakukan operasi pengamanan wilayah ada atau tidak ada pelanggaran oleh kapal-kapal perang Malaysia.
"Sekarang ada enam kapal perang dan tiga pesawat udara dari TNI AL. Barangkali pihak Malaysia mengklaim tempat itu bisa saja dia patroli tapi ketika memasuki wilayah kita, jelas kita halau dan itu yang kita lakukan kemarin," katanya.
Kuda lumping dipajang di Bandara Sekudai, Johor Baharu, Malaysia. Kuda lumping milik siapa yach?. (Foto: admin)
Presiden mengharapkan persoalan yang sudah dalam tahapan perundingan tingkat menteri ini seharusnya tidak diganggu dengan adanya pelanggaran batas oleh kapal-kapal perang Malaysia.
"Ketika memasuki wilayah kedaulatan sudah tidak ada kompromi. Kita dengan Malaysia dan Singapura jika ada masalah mengenai lagu, batik, reog itu bisa selesaikan dengan pendekatan yang tepat, tetapi kalau kedaulatan tidak bisa. Meski saudara dekat, tetangga baik, kedaulatan adalah kedaulatan karena itu adalah eksistensi negara," kata presiden tegas.
(ANTARA News)
Indonesia tolak patroli bersama dengan Vietnam
Kapal perang Angkatan Laut Vietnam bersandar di pangkalan. Vietnam memesan 6 kapal selam kelas Kilo dari Rusia senilai USD 1,8 Milyar, Frigate kelas Gepard dan korvet Molniya.(Foto: militaryphotos.net)
2 Juni 2009, Jeju –- Sebagai upaya mencegah pelanggaran batas laut antara Indonesia dan Vietnam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih menginginkan koordinasi dalam patroli dan bukan patroli bersama.
“Hal itu (koordinasi patroli) lebih baik karena sudah ada contoh kerjasama serupa dengan Singapura,” ujar Presiden di Pulau Jeju, Korea Selatan, Selasa (2/6) dalam konferensi pers di akhir kunjungannya sebelum bertolak ke Indonesia.
“Saya menawarkan, untuk menyelesaikan masalah ini melalui koordinasi patroli dan bukan patroli bersama sebagaimana yang diinginkan oleh mereka (Vietnam). Sehingga tidak terjadi pelanggaran batas wilayah. Koordinasi patroli selama ini sudah dilakukan dengan baik bersama pemerintah singapura,” papar Yudhoyono.
Seperti diberitakan sebelumnya, Senin pagi kemarin Presiden Yudhoyono sempat melakukan pembicaraan bilateral dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Thand Dung sebelum bertemu dengan Presiden Korsel.
Dalam kesempatan itu, PM Vietnam meminta agar patroli perairan Indonesia berlaku bijak terhadap nelayan Vietnam yang tertangkap karena masuk ke wilayan Indonesia untuk mencari ikan. Menanggapi permintaan tersebut, Presiden mengaku akan melihat masalahnya dahulu.
“Jika pencarian ikan dilakukan secara tradisonal, dan masuk ke wilayah RI, kita meminta supaya dilihat apakah motifnya dan bagaimana bobot kapal dan peralatan. Tentu perlakuannya harus berbeda,” ujar Presiden.
“Akan tetapi, jika perahu nelayan Vietnam yang masuk menggunakan kapal besar dan peralatan canggih, tentu kita tidak bisa mentolerir begitu saja,” lanjutnya.
Ditambahkan presiden, nelayan-nelayan tradisional Vietnam tentunya hanya mencari makan saat memasuki wilayah Indonesia, mengingat mereka merupakan nelayan miskin.
“Akan tetapi berbeda dengan nelayan yang menggunakan kapal besar dengan motivasi mencari keuntungan. Jika melanggar kedaulatan kita harus proses,” tegas Presiden.
(Solo Pos)
2 Juni 2009, Jeju –- Sebagai upaya mencegah pelanggaran batas laut antara Indonesia dan Vietnam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih menginginkan koordinasi dalam patroli dan bukan patroli bersama.
“Hal itu (koordinasi patroli) lebih baik karena sudah ada contoh kerjasama serupa dengan Singapura,” ujar Presiden di Pulau Jeju, Korea Selatan, Selasa (2/6) dalam konferensi pers di akhir kunjungannya sebelum bertolak ke Indonesia.
“Saya menawarkan, untuk menyelesaikan masalah ini melalui koordinasi patroli dan bukan patroli bersama sebagaimana yang diinginkan oleh mereka (Vietnam). Sehingga tidak terjadi pelanggaran batas wilayah. Koordinasi patroli selama ini sudah dilakukan dengan baik bersama pemerintah singapura,” papar Yudhoyono.
Seperti diberitakan sebelumnya, Senin pagi kemarin Presiden Yudhoyono sempat melakukan pembicaraan bilateral dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Thand Dung sebelum bertemu dengan Presiden Korsel.
Dalam kesempatan itu, PM Vietnam meminta agar patroli perairan Indonesia berlaku bijak terhadap nelayan Vietnam yang tertangkap karena masuk ke wilayan Indonesia untuk mencari ikan. Menanggapi permintaan tersebut, Presiden mengaku akan melihat masalahnya dahulu.
“Jika pencarian ikan dilakukan secara tradisonal, dan masuk ke wilayah RI, kita meminta supaya dilihat apakah motifnya dan bagaimana bobot kapal dan peralatan. Tentu perlakuannya harus berbeda,” ujar Presiden.
“Akan tetapi, jika perahu nelayan Vietnam yang masuk menggunakan kapal besar dan peralatan canggih, tentu kita tidak bisa mentolerir begitu saja,” lanjutnya.
Ditambahkan presiden, nelayan-nelayan tradisional Vietnam tentunya hanya mencari makan saat memasuki wilayah Indonesia, mengingat mereka merupakan nelayan miskin.
“Akan tetapi berbeda dengan nelayan yang menggunakan kapal besar dengan motivasi mencari keuntungan. Jika melanggar kedaulatan kita harus proses,” tegas Presiden.
(Solo Pos)
Situasi di Ambalat Masih Hangat
Awak kapal KRI Untung Surapati sedang mengamati dengan teropong. (Foto: detikFoto/Muhammad Nur Abdurrahman)
2 Juni 2009, Jakarta -- Hingga Selasa (2/6) pagi, situasi di wilayah perbatasan laut RI-Malaysia di Ambalat, masih hangat menyusul beberapa insiden pelanggaran wilayah RI oleh kapal-kapal perang Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM).
Komandan KRI Untung Surapati Mayor Laut Salim ketika di konfirmasi ANTARA di Jakarta, mengatakan, situasi keamanan masih belum berubah yakni siaga penuh. "Kami akan tetap mempertahankan dan meningkatkan kewaspadaan di Ambalat," katanya.
Salim mengatakan, pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal perang TLDM kerap terjadi bahkan ada sejumlah nelayan Indonesia ditangkap di tempat dan dirampas paksa hasil tangkapannya, karena dianggap melanggar wilayah Malaysia di Ambalat.
Padahal, lanjut dia, seharusnya di daerah yang masih dalam sengketa antara dua negara, tidak boleh ada manuver dari salah satu pihak.
"Karenanya, kami akan tetap berupaya untuk menjaga Ambalat sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujar Salim.
Awal pekan lalu, Kapal perang TNI AL KRI Untung Surapati-872 berhasil mengusir kapal perang Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM), KD Yu-3508 yang mencoba memasuki wilayah kedaulatan Republik Indonesia di perairan Blok Ambalat.
Sehari sebelumnya, KRI Hasanudin-366 juga mengusir KD Baung-3509 dan heli Malaysian Maritime Enforcement Agency serta pesawat Beechraft yang juga mencoba memasuki wilayah Blok Ambalat.
Berdasar data TNI AL, pelanggaran wilayah oleh unsur laut dan udara TLDM maupun Police Marine Malaysia di Perairan Kalimantan Timur, khususnya di Perairan Ambalat dan sekitarnya, periode Januari sampai April 2009, tercatat sembilan kali. Sedangkan berdasarkan catatan Komisi 1 DPR telah terjadi 11 kali pelanggaran oleh Malaysia selama Januari hingga medio 2009.
Pada 27 Mei 2009 empat nelayan Indonesia ditangkap dan dipukul serta dirampas hasil tangkapannya, oleh TLDM karena dianggap melanggar wilayah Malaysia.
"Padahal sesuai prosedur, nelayan seharusnya di bawa ke pos AL mereka jika memang terbukti melanggar wilayah Malaysia untuk diproses secara hukum. "Bukan lantas di tangkap di laut, dipukul dan dirampas hasil tangkapannya," kata salah seorang anggota TNI AL yang bertugas di Tarakan, Kalimantan Timur. (ANTARA News)
Indonesia Tunggu Malaysia Bahas Ambalat
KRI Untung Surapati.
Pemerintah masih menunggu konfirmasi dari Malaysia tentang kelanjutan perundingan tentang sengketa wilayah di perbtasan laut kedua negara di Ambalat.
Juru bicara Departemen Luar Negeri RI Teuku Faizasyah kepada ANTARA di Jakarta, Selasa mengatakan, Indonesia pada pertemuan akhir Juli 2008 telah mendesak Malaysia untuk segera melanjutkan perundingan soal Ambalat.
"Memang banyak hal yang harus dibicarakan oleh kedua pihak, terkait Ambalat. Karena itu pada pertemuan terakhir antara kedua pihak pada Juli 2008, Indonesia meminta segera melanjutkan perundingan kepada Malaysia," ungkap Faizasyah.
Belum adanya konfirmasi dari pihak Malaysia, karena pemerintah Negeri Jiran itu masih memantapkan perubahan struktur tim perundingnya. "Kami belum tahu, kapan mereka selesai dengan tim perundingnya, dan siap untuk berunding dengan kita," katanya.
Kata Faizasyah, Pemerintah Indonesia telah meminta konfirmasi ulang kepada Malaysia.
Dijelaskannya, perundingan antara RI-Malaysia tentang Ambalat telah berjalan 13 kali sejak 2005 namun kedua pihak belum menemukan titik temu untuk penyelesaian wilayah perairan yang kaya kandungan minyak dan gas tersebut.(ANTARA News)
2 Juni 2009, Jakarta -- Hingga Selasa (2/6) pagi, situasi di wilayah perbatasan laut RI-Malaysia di Ambalat, masih hangat menyusul beberapa insiden pelanggaran wilayah RI oleh kapal-kapal perang Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM).
Komandan KRI Untung Surapati Mayor Laut Salim ketika di konfirmasi ANTARA di Jakarta, mengatakan, situasi keamanan masih belum berubah yakni siaga penuh. "Kami akan tetap mempertahankan dan meningkatkan kewaspadaan di Ambalat," katanya.
Salim mengatakan, pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal perang TLDM kerap terjadi bahkan ada sejumlah nelayan Indonesia ditangkap di tempat dan dirampas paksa hasil tangkapannya, karena dianggap melanggar wilayah Malaysia di Ambalat.
Padahal, lanjut dia, seharusnya di daerah yang masih dalam sengketa antara dua negara, tidak boleh ada manuver dari salah satu pihak.
"Karenanya, kami akan tetap berupaya untuk menjaga Ambalat sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujar Salim.
Awal pekan lalu, Kapal perang TNI AL KRI Untung Surapati-872 berhasil mengusir kapal perang Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM), KD Yu-3508 yang mencoba memasuki wilayah kedaulatan Republik Indonesia di perairan Blok Ambalat.
Sehari sebelumnya, KRI Hasanudin-366 juga mengusir KD Baung-3509 dan heli Malaysian Maritime Enforcement Agency serta pesawat Beechraft yang juga mencoba memasuki wilayah Blok Ambalat.
Berdasar data TNI AL, pelanggaran wilayah oleh unsur laut dan udara TLDM maupun Police Marine Malaysia di Perairan Kalimantan Timur, khususnya di Perairan Ambalat dan sekitarnya, periode Januari sampai April 2009, tercatat sembilan kali. Sedangkan berdasarkan catatan Komisi 1 DPR telah terjadi 11 kali pelanggaran oleh Malaysia selama Januari hingga medio 2009.
Pada 27 Mei 2009 empat nelayan Indonesia ditangkap dan dipukul serta dirampas hasil tangkapannya, oleh TLDM karena dianggap melanggar wilayah Malaysia.
"Padahal sesuai prosedur, nelayan seharusnya di bawa ke pos AL mereka jika memang terbukti melanggar wilayah Malaysia untuk diproses secara hukum. "Bukan lantas di tangkap di laut, dipukul dan dirampas hasil tangkapannya," kata salah seorang anggota TNI AL yang bertugas di Tarakan, Kalimantan Timur. (ANTARA News)
Indonesia Tunggu Malaysia Bahas Ambalat
KRI Untung Surapati.
Pemerintah masih menunggu konfirmasi dari Malaysia tentang kelanjutan perundingan tentang sengketa wilayah di perbtasan laut kedua negara di Ambalat.
Juru bicara Departemen Luar Negeri RI Teuku Faizasyah kepada ANTARA di Jakarta, Selasa mengatakan, Indonesia pada pertemuan akhir Juli 2008 telah mendesak Malaysia untuk segera melanjutkan perundingan soal Ambalat.
"Memang banyak hal yang harus dibicarakan oleh kedua pihak, terkait Ambalat. Karena itu pada pertemuan terakhir antara kedua pihak pada Juli 2008, Indonesia meminta segera melanjutkan perundingan kepada Malaysia," ungkap Faizasyah.
Belum adanya konfirmasi dari pihak Malaysia, karena pemerintah Negeri Jiran itu masih memantapkan perubahan struktur tim perundingnya. "Kami belum tahu, kapan mereka selesai dengan tim perundingnya, dan siap untuk berunding dengan kita," katanya.
Kata Faizasyah, Pemerintah Indonesia telah meminta konfirmasi ulang kepada Malaysia.
Dijelaskannya, perundingan antara RI-Malaysia tentang Ambalat telah berjalan 13 kali sejak 2005 namun kedua pihak belum menemukan titik temu untuk penyelesaian wilayah perairan yang kaya kandungan minyak dan gas tersebut.(ANTARA News)
Kasau; Kekuatan Udara Nasional Cenderung Diartikan Hanya Berupa Pesawat Terbang
Ketua Persatuan Kesehatan Penerbangan (Perkespra) Marsekal Pertama TNI (Purn) Juelizir Moezakar, SpKP, SPA memberikan penganugerahan Wing Kesehatan Penerbangan kepada Asisten Personel (Aspers) Kasau Marsekal Muda TNI Sudjadijono, SE, MM, di Lakespra dr. Saryanto, Jakarta Selatan, Senin (1/6).
1 Juni 2009, Jakarta -- Kekuatan udara nasional cenderung diartikan hanya berupa pesawat terbang dan peralatan lain yang digunakan oleh Angkatan Udara, armada penerbangan sipil, industri, dan jasa kedirgantaraan serta penerbangan yang ada di TNI AD, AL, Polri belum kita pahami sebagai bagian dari kekuatan udara nasional Indonesia.
Demikian juga dalam pemanfaatannya, pada umumnya hanya dikaitkan dengan kepentingan militer (perang) dan melupakan kegunaannya untuk kesejahteraan rakyat. Hakekat kekuatan udara nasional (Indonesia Air Power) bagi bangsa Indonesia adalah seluruh kemampuan dan kekuatan bangsa untuk menggunakan wahana yang beroperasi di atau/melalui udara. Demikian penjelasan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio saat bertindak sebagai Keynote Speaker pada Jakarta International Aerospace Medicine Symposium (JIAMS) di Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Antariksa (Lakespra) dr. Saryanto, Jakarta Selatan, Senin (1/6).
Simposium yang berlangsung dua hari, diikuti para dokter-dokter kesehatan penerbangan baik dari dalam maupun luar negeri yang menangani kesehatan penerbangan, staf yang terlibat dalam dunia penerangan baik militer maupun sipil yang berdinas di TNI AU, AD, AL, Kepolisian, dan Departemen Perhubungan Republik Indonesia.
Dengan demikian jelaslah bahwa kekuatan udara nasional tidak identik dengan hanya Angkatan Udara saja. Kalau kita berbicara kekuatan udara nasional di Indonesia tentu tidak terlepas dari kondisi geografi negara kita yang berbentuk kepulauan (Archipelago State). Dihadapkan dengan bentuk geografi dan luas wilayah Indonesia, maka faktor kecepatan yang dimiliki oleh kekuatan udara baik wahana gerak berawak (pesawat terbang), maupun wahana gerak tak berawak (peluru kendali), menjadikan pilihan utama untuk dibangun dan dikembangkan secara proporsional.
Maksud diadakannya simposium ini menurut Ketua pelaksana Marsekal Pertama TNI Dr. Mariono Reksoprojo, SpOG, SpKP, MD untuk menerima masukan-masukan dari berbagai kalangan dokter maupun petugas yang selama ini bekerja di dunia penerbangan yang nantinya dapat memberikan masukan kepada pemimpin dalam menentukan kebijakan dalam hal kesehatan penerbangan terutama untuk keselamatan para awak penerbangan dan para pengguna.
Sebelum memasuki pembahasan-pembahasan selanjutnya Ketua Persatuan Kesehatan Penerbangan (Perkespra) Marsekal Pertama TNI (Purn) Juelizir Moezakar, SpKP, SPA memberikan penganugerahan Wing Kehormatan Kesehatan Penerbangan kepada Asisten Personel (Aspers) Kasau Marsekal Muda TNI Sudjadijono, SE, MM; Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayjen TNI dr. Heridadi, Msc; Direktur Kesehatan AD Brigadir Jenderal TNI dr. Djoko Riadi, SpBS; Kepala Dinas Kesehatan AL Laksamana Pertama TNI Dr. Kusdinar Diyon, SpS, Kabiddokpol Pusdikkes Polri Brigadir Jenderal Polisi Musaddeg Ishaq, DFM, dan Dr. I Nyoman Kandun, MPH (mantan Direktur Jenderal Departemen Kesehatan RI).
(Dispenau)
1 Juni 2009, Jakarta -- Kekuatan udara nasional cenderung diartikan hanya berupa pesawat terbang dan peralatan lain yang digunakan oleh Angkatan Udara, armada penerbangan sipil, industri, dan jasa kedirgantaraan serta penerbangan yang ada di TNI AD, AL, Polri belum kita pahami sebagai bagian dari kekuatan udara nasional Indonesia.
Demikian juga dalam pemanfaatannya, pada umumnya hanya dikaitkan dengan kepentingan militer (perang) dan melupakan kegunaannya untuk kesejahteraan rakyat. Hakekat kekuatan udara nasional (Indonesia Air Power) bagi bangsa Indonesia adalah seluruh kemampuan dan kekuatan bangsa untuk menggunakan wahana yang beroperasi di atau/melalui udara. Demikian penjelasan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio saat bertindak sebagai Keynote Speaker pada Jakarta International Aerospace Medicine Symposium (JIAMS) di Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Antariksa (Lakespra) dr. Saryanto, Jakarta Selatan, Senin (1/6).
Simposium yang berlangsung dua hari, diikuti para dokter-dokter kesehatan penerbangan baik dari dalam maupun luar negeri yang menangani kesehatan penerbangan, staf yang terlibat dalam dunia penerangan baik militer maupun sipil yang berdinas di TNI AU, AD, AL, Kepolisian, dan Departemen Perhubungan Republik Indonesia.
Dengan demikian jelaslah bahwa kekuatan udara nasional tidak identik dengan hanya Angkatan Udara saja. Kalau kita berbicara kekuatan udara nasional di Indonesia tentu tidak terlepas dari kondisi geografi negara kita yang berbentuk kepulauan (Archipelago State). Dihadapkan dengan bentuk geografi dan luas wilayah Indonesia, maka faktor kecepatan yang dimiliki oleh kekuatan udara baik wahana gerak berawak (pesawat terbang), maupun wahana gerak tak berawak (peluru kendali), menjadikan pilihan utama untuk dibangun dan dikembangkan secara proporsional.
Maksud diadakannya simposium ini menurut Ketua pelaksana Marsekal Pertama TNI Dr. Mariono Reksoprojo, SpOG, SpKP, MD untuk menerima masukan-masukan dari berbagai kalangan dokter maupun petugas yang selama ini bekerja di dunia penerbangan yang nantinya dapat memberikan masukan kepada pemimpin dalam menentukan kebijakan dalam hal kesehatan penerbangan terutama untuk keselamatan para awak penerbangan dan para pengguna.
Sebelum memasuki pembahasan-pembahasan selanjutnya Ketua Persatuan Kesehatan Penerbangan (Perkespra) Marsekal Pertama TNI (Purn) Juelizir Moezakar, SpKP, SPA memberikan penganugerahan Wing Kehormatan Kesehatan Penerbangan kepada Asisten Personel (Aspers) Kasau Marsekal Muda TNI Sudjadijono, SE, MM; Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayjen TNI dr. Heridadi, Msc; Direktur Kesehatan AD Brigadir Jenderal TNI dr. Djoko Riadi, SpBS; Kepala Dinas Kesehatan AL Laksamana Pertama TNI Dr. Kusdinar Diyon, SpS, Kabiddokpol Pusdikkes Polri Brigadir Jenderal Polisi Musaddeg Ishaq, DFM, dan Dr. I Nyoman Kandun, MPH (mantan Direktur Jenderal Departemen Kesehatan RI).
(Dispenau)
HMAS Manoora Kunjungi Surabaya Setelah Ikuti Commando Rajah
HMAS Manoora.
1 Mei 2009 -- Kapal perang Royal Australia Navy (RAN) dari jenis Amphibious Landing Platform, HMAS Manoora L 52, turut mengambil bagian latihan perang bertajuk Commando Rajah dimulai 1 Juni hingga 7 Juni . Commando Rajah latihan perang yang diadakan Inggris ditujukan meningkatkan kemampuan amphibi dari kekuatan militer Inggris terkait tujuan strategis lebih luas dalam hubungan regional dan kemampuan melakukan sejumlah operasi dalam saat bersamaan.
Commando Rajah akan mengkonsentrasikan manuver di wilayah perairan dangkal. Manoora dan peserta latihan lainnya akan fokus pada operasi amphibi dan sungai, serta melakukan latihan peperangan anti kapal selam dan anti kapal permukaan juga.
Selain HMAS Manoora ikut berpartisipasi personel Australian Amphibious Task Group serta anggota dari Deployable Geospatial Team dan tim Australian Clearance Diving. Sebelum kembali ke Australia untuk mengikuti latihan perang bertajuk Talisman Saber di bulan Juli, Manoora akan mampir di Singapura dan Surabaya.
HMAS Manoora
Pemerintah Australia mengakuisisi dua kapal perang bekas pakai US Navy kelas New County, USS Fairfax County (LST-1193) menjadi HMAS Manoora L 52 bertugas 24 November 1994 dan USS Saginaw (LST-1188) menjadi HMAS Kanimbla pada Agustus 1994, kedua kapal digolongkan kelas Kanimbla di RAN.
HMAS Manoora L 52, kapal kedua diberinama Manoora. Yang pertama merupakan bekas kapal penumpang yang digunakan selama Perang Dunia Ke-2. Manoora I terlibat di wilayah Pasifik selama perang, termasuk melakukan pendaratan di Morotai, Teluk Leyte, Teluk Lingayen, Tarakan, Selat Brunei dan Balikpapan.
Kapal pendarat dari HMAS Manoora saat latihan perang Sea Eagle. (Foto: navy.gov.au)
Helikopter Sea Hawk dan Sea King diatas dek HMAS Manoora saat latihan perang RIMPAC 2006. (Foto: navy.gov.au)
Manoora L 52 tugas utamanya sebagai sarana transportasi, dukungan sebuah kontingen angkatan darat berkekuatan 450 prajurit, berikut kendaraan dan peralatannya. Manoora dilengkapi sebuah hanggar helikopter yang mampu menampung 4 helikopter AD Black Hawk atau 3 helikopter AL Sea King. 2 unit kapal pendarat LCM8, serta area kosong seluas 995 m2 yang dapat digunakan menyimpan kendaraan maupun peralatan berukuran besar. Kapal ini dilengkapi rumah sakit dengan 40 tempat tidur, mampu melakukan operasi bedah serta fasilitas pemulihan.
USS Fairfax County diluncurkan 19 Desember 1970, berbobot 8534 ton, panjang kapal 159,2 m, lebar 21,1 m dengan kecepatan jelajah 21 knot berasal dari 6 x mesin disel16v ALCO 251C, 100 RPM, 3 mesin pershaft. Hanya dipersenjatai 1 x 20 mm Phalanx Mk 15 CIWS, sebagai senjata bela diri. Kapal ini mampu membawa 23 perwira AL, 2 perwira AD, 197 pelaut, 18 prajurit, 400 pasukan pendarat.
1 Mei 2009 -- Kapal perang Royal Australia Navy (RAN) dari jenis Amphibious Landing Platform, HMAS Manoora L 52, turut mengambil bagian latihan perang bertajuk Commando Rajah dimulai 1 Juni hingga 7 Juni . Commando Rajah latihan perang yang diadakan Inggris ditujukan meningkatkan kemampuan amphibi dari kekuatan militer Inggris terkait tujuan strategis lebih luas dalam hubungan regional dan kemampuan melakukan sejumlah operasi dalam saat bersamaan.
Commando Rajah akan mengkonsentrasikan manuver di wilayah perairan dangkal. Manoora dan peserta latihan lainnya akan fokus pada operasi amphibi dan sungai, serta melakukan latihan peperangan anti kapal selam dan anti kapal permukaan juga.
Selain HMAS Manoora ikut berpartisipasi personel Australian Amphibious Task Group serta anggota dari Deployable Geospatial Team dan tim Australian Clearance Diving. Sebelum kembali ke Australia untuk mengikuti latihan perang bertajuk Talisman Saber di bulan Juli, Manoora akan mampir di Singapura dan Surabaya.
HMAS Manoora
Pemerintah Australia mengakuisisi dua kapal perang bekas pakai US Navy kelas New County, USS Fairfax County (LST-1193) menjadi HMAS Manoora L 52 bertugas 24 November 1994 dan USS Saginaw (LST-1188) menjadi HMAS Kanimbla pada Agustus 1994, kedua kapal digolongkan kelas Kanimbla di RAN.
HMAS Manoora L 52, kapal kedua diberinama Manoora. Yang pertama merupakan bekas kapal penumpang yang digunakan selama Perang Dunia Ke-2. Manoora I terlibat di wilayah Pasifik selama perang, termasuk melakukan pendaratan di Morotai, Teluk Leyte, Teluk Lingayen, Tarakan, Selat Brunei dan Balikpapan.
Kapal pendarat dari HMAS Manoora saat latihan perang Sea Eagle. (Foto: navy.gov.au)
Helikopter Sea Hawk dan Sea King diatas dek HMAS Manoora saat latihan perang RIMPAC 2006. (Foto: navy.gov.au)
Manoora L 52 tugas utamanya sebagai sarana transportasi, dukungan sebuah kontingen angkatan darat berkekuatan 450 prajurit, berikut kendaraan dan peralatannya. Manoora dilengkapi sebuah hanggar helikopter yang mampu menampung 4 helikopter AD Black Hawk atau 3 helikopter AL Sea King. 2 unit kapal pendarat LCM8, serta area kosong seluas 995 m2 yang dapat digunakan menyimpan kendaraan maupun peralatan berukuran besar. Kapal ini dilengkapi rumah sakit dengan 40 tempat tidur, mampu melakukan operasi bedah serta fasilitas pemulihan.
USS Fairfax County diluncurkan 19 Desember 1970, berbobot 8534 ton, panjang kapal 159,2 m, lebar 21,1 m dengan kecepatan jelajah 21 knot berasal dari 6 x mesin disel16v ALCO 251C, 100 RPM, 3 mesin pershaft. Hanya dipersenjatai 1 x 20 mm Phalanx Mk 15 CIWS, sebagai senjata bela diri. Kapal ini mampu membawa 23 perwira AL, 2 perwira AD, 197 pelaut, 18 prajurit, 400 pasukan pendarat.
Monday, June 1, 2009
Vietnam Akan Beli Alutsista Indonesia
KASAD India sedang mengamati panser buatan PT. PINDAD saat kunjungan kerja ke Bandung.
1 Mei 2009, Pulau Jeju -- Pemerintah Vietnam akan membeli sejumlah alat utama sistem pertahanan (alutsista) dari Indonesia buatan PT Pindad dan Dirgantara Indonesia. Ini adalah bentuk kerja sama dua negara yang menjadi bahan pembicaraan dalam pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Than Dung di Pulau Jeju, Provinsi Jeju, Korea Selatan.
"Salah satu kerja sama yang akan ditingkatkan adalah dengan pembelian sejumlah alutsista kita dengan beberapa BUMN, di antaranya Pindad dan DI. Itu salah satu yang dibicarakan nanti," ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh sebelum pertemuan kedua pemimpin negara, Senin (1/6). Pertemuan Presiden Yudhoyono dan PM Than Dung adalah rangkaian dari acara ASEAN-Republic of Korea Comemorative Summit.
Menurut M Nuh, selama ini Indonesia dan Vietnam sudah bekerja sama di bidang pertahanan, dan sekarang kerja sama itu akan ditingkatkan lagi.
Selain mengenai alutsista, kedua pemimpin negara juga akan membicarakan perbatasan laut Indonesia-Vietnam. Pasalnya, masalah perbatasan sering menjadi persoalan karena para nelayan dari kedua negara sering kali tidak mengetahui batas-batas perairan.
"Akibatnya, kedua nelayan sering masuk dan mencari ikan di perairan kedua negara yang berbeda. Apalagi ikan-ikan itu kan tidak pakai peneng (tanda) dari mana asal-usul negaranya," tambahnya.
(KOMPAS)
1 Mei 2009, Pulau Jeju -- Pemerintah Vietnam akan membeli sejumlah alat utama sistem pertahanan (alutsista) dari Indonesia buatan PT Pindad dan Dirgantara Indonesia. Ini adalah bentuk kerja sama dua negara yang menjadi bahan pembicaraan dalam pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Than Dung di Pulau Jeju, Provinsi Jeju, Korea Selatan.
"Salah satu kerja sama yang akan ditingkatkan adalah dengan pembelian sejumlah alutsista kita dengan beberapa BUMN, di antaranya Pindad dan DI. Itu salah satu yang dibicarakan nanti," ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh sebelum pertemuan kedua pemimpin negara, Senin (1/6). Pertemuan Presiden Yudhoyono dan PM Than Dung adalah rangkaian dari acara ASEAN-Republic of Korea Comemorative Summit.
Menurut M Nuh, selama ini Indonesia dan Vietnam sudah bekerja sama di bidang pertahanan, dan sekarang kerja sama itu akan ditingkatkan lagi.
Selain mengenai alutsista, kedua pemimpin negara juga akan membicarakan perbatasan laut Indonesia-Vietnam. Pasalnya, masalah perbatasan sering menjadi persoalan karena para nelayan dari kedua negara sering kali tidak mengetahui batas-batas perairan.
"Akibatnya, kedua nelayan sering masuk dan mencari ikan di perairan kedua negara yang berbeda. Apalagi ikan-ikan itu kan tidak pakai peneng (tanda) dari mana asal-usul negaranya," tambahnya.
(KOMPAS)
"Jika Terganggu Malaysia, Indonesia Siap Perang!"
1 Juli 2009, Jakarta -- Menanggapi insiden pelanggaran batas teritorial oleh Kapal Perang Malaysia di Blok Ambalat, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan jika memang terdapat pelanggaran tersebut Indonesia siap untuk berperang.
"Kalau negara kita sudah terganggu, dengan siapa saja kita bisa berperang. Kalau memang ada pelanggaran, tentu kita akan bertindak tegas. Dan itu memang harus ditindak tegas," kata Wapres usai menghadiri peringatan hari lahir Pancasila di TMII, Jakarta Timur, Senin (1/6/2009).
Namun Wapres masih ingin mendapat penjelasan sejauh apa pelanggaran yang dilakukan oleh Angkatan Laut Malaysia di Blok Ambalat. Karena sejauh ini pemerintah Indonesia dengan Malaysia memiliki hubungan yang sangat baik.
"Saya akan check pada TNI, mengenai sejauh mana pelanggaran itu. Apakah hanya berlayar-layar saja atau memang sudah melanggar teritorial, nanti akan kita lihat," tegasnya.
(Okezone)
165 Sniper Polda Jatim Siap Amankan Pilpres
Polda Jawa Timur menggelar simulasi pasukan pengamanan calon presiden, Senin (1/6). Dalam simulasi ini digambarkan pengamanan lahan parkir hingga makanan serta terjadinya aksi anarkis massa. Helikopter Polda Jatim disiagakan untuk mengevakuasi calon presiden jika situasi gawat. (Foto: detikSurabaya/Zainal Effendi)
31 Mei 2009, Surabaya -- Sebanyak 165 sniper (penembak runduk yang terlatih) disiapkan Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur untuk mengamankan Pemilu Presiden (Pilpres) 2009.
"Ke-165 sniper itu akan dibagi dalam tiga tim yang masing-masing akan mengawal masing-masing capres/cawapres," kata Direktur Samapta Polda Jatim Kombes Pol Johny Pol Latupeirissa di Surabaya, Senin.
Di sela-sela memimpin simulasi pengamanan Pilpres 2009 di lapangan belakang Mapolda Jatim, ia mengatakan mereka akan bertugas sehari menjelang acara kampanye masing-masing capres/cawapres.
"Mereka datang ke lokasi lebih awal untuk melakukan penyisiran lokasi dan memeriksa makanan yang akan dihidangkan, kemudian mereka juga akan menjemput capres/cawapres dan akhirnya mengamankan lokasi kampanye," katanya.
Menurut dia, mereka akan menjemput dari titik kedatangan, apakah lewat udara di bandara Juanda atau lewat jalur darat di perbatasan Jatim-Jateng atau Jatim-Bali.
"Untuk pengamanan, mereka berada dalam ring I, kecuali untuk Capres Yudhoyono dan Capres Jusuf Kalla, mereka hanya melakukan 'back up'(dukungan) terhadap paspamres yang berdinas di ring I," katanya.
Didampingi Kasubbid Publikasi Humas Polda Jatim AKBP Suhartoyo, ia menambahkan ke-165 sniper itu akan bekerja mulai 12 Juni hingga 4 Juli.
"Tapi, Polda Jatim juga mengerahkan sekitar 28.000 polisi atau 2/3 perkuatan Polda Jatim untuk melakukan pengamanan di luar ring I," katanya.
Dalam simulasi pengamanan Pilpres 2009 itu tampak sejumlah polisi melakukan pemeriksaan makanan dari racun, kemudian mereka menjemput capres/cawapres ke lokasi kampanye dengan mengelilingi lapangan belakang Mapolda Jatim.
Di lokasi kampanye sempat terdengar bunyi ledakan, kemudian sejumlah polisi melakukan pengamanan capres/cawapres yang berkampanye dengan melindungi mereka di dalam kampanye.
Setelah lokasi aman, maka kampanye pun berlangsung. Sejumlah wartawan sempat terkejut saat capres/cawapres yang berkampanye meneriakkan coblos nomer 2.
Namun, Kasubbid Publikasi Humas Polda Jatim AKBP Suhartoyo meluruskan bahwa kampanye yang disimulasikan itu hanya contoh, sehingga tak perlu ditafsirkan secara politis.
(ANTARA JATIM)
31 Mei 2009, Surabaya -- Sebanyak 165 sniper (penembak runduk yang terlatih) disiapkan Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur untuk mengamankan Pemilu Presiden (Pilpres) 2009.
"Ke-165 sniper itu akan dibagi dalam tiga tim yang masing-masing akan mengawal masing-masing capres/cawapres," kata Direktur Samapta Polda Jatim Kombes Pol Johny Pol Latupeirissa di Surabaya, Senin.
Di sela-sela memimpin simulasi pengamanan Pilpres 2009 di lapangan belakang Mapolda Jatim, ia mengatakan mereka akan bertugas sehari menjelang acara kampanye masing-masing capres/cawapres.
"Mereka datang ke lokasi lebih awal untuk melakukan penyisiran lokasi dan memeriksa makanan yang akan dihidangkan, kemudian mereka juga akan menjemput capres/cawapres dan akhirnya mengamankan lokasi kampanye," katanya.
Menurut dia, mereka akan menjemput dari titik kedatangan, apakah lewat udara di bandara Juanda atau lewat jalur darat di perbatasan Jatim-Jateng atau Jatim-Bali.
"Untuk pengamanan, mereka berada dalam ring I, kecuali untuk Capres Yudhoyono dan Capres Jusuf Kalla, mereka hanya melakukan 'back up'(dukungan) terhadap paspamres yang berdinas di ring I," katanya.
Didampingi Kasubbid Publikasi Humas Polda Jatim AKBP Suhartoyo, ia menambahkan ke-165 sniper itu akan bekerja mulai 12 Juni hingga 4 Juli.
"Tapi, Polda Jatim juga mengerahkan sekitar 28.000 polisi atau 2/3 perkuatan Polda Jatim untuk melakukan pengamanan di luar ring I," katanya.
Dalam simulasi pengamanan Pilpres 2009 itu tampak sejumlah polisi melakukan pemeriksaan makanan dari racun, kemudian mereka menjemput capres/cawapres ke lokasi kampanye dengan mengelilingi lapangan belakang Mapolda Jatim.
Di lokasi kampanye sempat terdengar bunyi ledakan, kemudian sejumlah polisi melakukan pengamanan capres/cawapres yang berkampanye dengan melindungi mereka di dalam kampanye.
Setelah lokasi aman, maka kampanye pun berlangsung. Sejumlah wartawan sempat terkejut saat capres/cawapres yang berkampanye meneriakkan coblos nomer 2.
Namun, Kasubbid Publikasi Humas Polda Jatim AKBP Suhartoyo meluruskan bahwa kampanye yang disimulasikan itu hanya contoh, sehingga tak perlu ditafsirkan secara politis.
(ANTARA JATIM)
KRI Diponegoro Adalah Asset Yang Sangat Berharga
Para awak KRI Diponegoro 365 berbaris saat merapat di Pelabuhan Beirut, Beirut, Lebanon, Kamis (16/4). KRI yang berawak 100 personel TNI itu akan tergabung dalam Satgas Kontingen Garuda Multi Task Force XXVIII A dalam misi perdamaian PBB di kawasan Lebanon Selatan selama enam bulan. (Foto: Kompas/Benny Dwi Koestanto)
31 Mei 2009, Lebanon -- KRI Diponegoro-365 dan seluruh ABK-nya adalah merupakan asset yang sangat berharga atas keberhasilan yang diraih dalam pelaksanaan tugas Maritime Task Force (MTF). Hal tersebut disampaikan Commander MTF Rear Admiral Jean Thiery Pynoo dalam kunjungannya ke KRI Diponegoro-365, baru-baru ini.
Setelah dijemput pilot dan co pilot Helly-BO 105 Kpt Laut (P) Panji P dan Lettu Laut (P) Novam dari kapal Markas Leopold, sekitar pukul 10.00 LT, Commander MTF beserta salah seorang staffnya landing di KRI Diponegoro yang dikomandani Letkol Laut (P) Arsyad Abdullah. Begitu turun dari helly buatan PTDI langsung disambut Komandan KRI dan beberapa staffnya yang dilanjutkan dengan meninjau beberapa pos tempur antara lain Pusat Informasi Tempur (PIT), Anjungan, MCR termasuk lounge room Bintara/Tamtama dan dapur. Ia sangat terkesan dengan keadaan KRI Diponegoro yang selalu tampak rapi, bersih dan terawat karena kepedulian dari crewnya.
Menurut Komandan KRI Diponegoro-365 Letkol Laut (P) Arsyad Abdullah kunjungan resmi ini bertujuan untuk meninjau secara langsung aktivitas kegiatan sehari-hari yang dilaksanakan unsur-unsurnya dan hal ini juga dilakukan secara bergantian terhadap unsur-unsur yang lain.
Dalam tatap muka dengan ABK KRI Diponegoro-365 yang dilaksanakan untuk pertama kalinya, Rear Admiral Pynoo mengatakan bahwa sejak berdirinya MTF pada tahun 2006 lalu dan untuk pertama kalinya dalam sejarah PBB MTF didirikan telah mendulang kesuksesan. Ini dibuktikan dengan keamanan lalulintas perdagangan di pelabuhan Beirut yang mengalami peningkatan secara signifikan bahkan Beirut menjadi salah satu pelabuhan di dunia yang mengalami peningkatan paling pesat. Ini tentunya akan berdampak terhadap stabilitas dan kesejahteraan masyarakat Lebanon.
Ia menyadari bahwa kerjasama adalah merupakan kunci kesuksesan. Kerjasama yang telah terjalin dengan baik selama ini dengan semua pihak termasuk Autority Lebanon, Markas Besar UNIFIL dan unsur-unsur MTF yang bekerja saling menghargai, friendship dengan visi yang sama yaitu demi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan di Lebanon. Demikian pula Lebanesse Armed Force – Navy yang memberikan tanggapan sangat positif dengan meningkatkan kerjasama dalam bentuk latihan-latihan bersama.
Perwira Tinggi lulusan Royal Military Academy in Brussels ini juga mengucapkan terimakasih atas spirit, motivasi dan performance yang telah ditunjukkan oleh KRI Diponegoro-selama ini, sebagaimana yang diungkapkannya sebagai berikut : ” I thank you all for achievements and results, for the fighting spirit and motivation the crew of the KRI Diponegoro showed throughout their participation in the MTF. Indonesia Can be very proud of this ship that is always showing the spirit of a great Navy.
Dalam kesempatan tersebut ia sekaligus mohon pamit kepada Komandan dan seluruh ABK KRI Diponegoro karena telah selesai melaksanakan tugasnya dan akan segera kembali ke negaranya. Sebagai ucapan selamat jalan, Komandan KRI Diponegoro memberikan cenderamata berupa plakat.
Mengakhiri kunjungan tersebut sekali lagi RADM Pynoo mengucapkan terimakasih kepada Komandan dan crew KRI Diponegoro. ”Posisi saya akan segera di tempati pejabat yang baru Rear Admiral Rugiere de Biase dari Itali’’ ujarnya sambil kemudian segera menuju geladak helly untuk kembali ke kapal markas BNS Leopold menggunakan Helly BO-105.
(Dispenal)
Setelah dijemput pilot dan co pilot Helly-BO 105 Kpt Laut (P) Panji P dan Lettu Laut (P) Novam dari kapal Markas Leopold, sekitar pukul 10.00 LT, Commander MTF beserta salah seorang staffnya landing di KRI Diponegoro yang dikomandani Letkol Laut (P) Arsyad Abdullah. Begitu turun dari helly buatan PTDI langsung disambut Komandan KRI dan beberapa staffnya yang dilanjutkan dengan meninjau beberapa pos tempur antara lain Pusat Informasi Tempur (PIT), Anjungan, MCR termasuk lounge room Bintara/Tamtama dan dapur. Ia sangat terkesan dengan keadaan KRI Diponegoro yang selalu tampak rapi, bersih dan terawat karena kepedulian dari crewnya.
Menurut Komandan KRI Diponegoro-365 Letkol Laut (P) Arsyad Abdullah kunjungan resmi ini bertujuan untuk meninjau secara langsung aktivitas kegiatan sehari-hari yang dilaksanakan unsur-unsurnya dan hal ini juga dilakukan secara bergantian terhadap unsur-unsur yang lain.
Dalam tatap muka dengan ABK KRI Diponegoro-365 yang dilaksanakan untuk pertama kalinya, Rear Admiral Pynoo mengatakan bahwa sejak berdirinya MTF pada tahun 2006 lalu dan untuk pertama kalinya dalam sejarah PBB MTF didirikan telah mendulang kesuksesan. Ini dibuktikan dengan keamanan lalulintas perdagangan di pelabuhan Beirut yang mengalami peningkatan secara signifikan bahkan Beirut menjadi salah satu pelabuhan di dunia yang mengalami peningkatan paling pesat. Ini tentunya akan berdampak terhadap stabilitas dan kesejahteraan masyarakat Lebanon.
Ia menyadari bahwa kerjasama adalah merupakan kunci kesuksesan. Kerjasama yang telah terjalin dengan baik selama ini dengan semua pihak termasuk Autority Lebanon, Markas Besar UNIFIL dan unsur-unsur MTF yang bekerja saling menghargai, friendship dengan visi yang sama yaitu demi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan di Lebanon. Demikian pula Lebanesse Armed Force – Navy yang memberikan tanggapan sangat positif dengan meningkatkan kerjasama dalam bentuk latihan-latihan bersama.
Perwira Tinggi lulusan Royal Military Academy in Brussels ini juga mengucapkan terimakasih atas spirit, motivasi dan performance yang telah ditunjukkan oleh KRI Diponegoro-selama ini, sebagaimana yang diungkapkannya sebagai berikut : ” I thank you all for achievements and results, for the fighting spirit and motivation the crew of the KRI Diponegoro showed throughout their participation in the MTF. Indonesia Can be very proud of this ship that is always showing the spirit of a great Navy.
Dalam kesempatan tersebut ia sekaligus mohon pamit kepada Komandan dan seluruh ABK KRI Diponegoro karena telah selesai melaksanakan tugasnya dan akan segera kembali ke negaranya. Sebagai ucapan selamat jalan, Komandan KRI Diponegoro memberikan cenderamata berupa plakat.
Mengakhiri kunjungan tersebut sekali lagi RADM Pynoo mengucapkan terimakasih kepada Komandan dan crew KRI Diponegoro. ”Posisi saya akan segera di tempati pejabat yang baru Rear Admiral Rugiere de Biase dari Itali’’ ujarnya sambil kemudian segera menuju geladak helly untuk kembali ke kapal markas BNS Leopold menggunakan Helly BO-105.
(Dispenal)
Sunday, May 31, 2009
EMBRAER Menyerahkan Super Tucano Ke-100 ke AU Brazilia
Frederico Fleury Curado (kiri) Presiden dan CEO Embraer, dan Jenderal AU Juniti Saito, Komandan Aeronautika berjabat tangan saat acara penyerahan pesawat Super Tucano keseratus, (26/5/2009). (Foto: Embraer)
31 Mei 2009 -- Pabrik pesawat Embraer (Empresa Brasileria de Auronatica S.A.), Brazilia menyerahkan pesawat turboprop EMB-314 Super Tucano keseratus di kantor pusat Embraer, Sao Jose dos Campos, Sao Paulo, Brazilia, ke Angkatan Udara Brazilia (FAB/Forca Aerea Brasileira), Senin (26/5). FAB memesan pesawat ini sebanyak 99 unit, mulai dioperasikan Desember 2003 menjadikan operator Super Tucano pertama di dunia, dan memberikan kode sebagai A-29. Pesawat ini digunakan sebagai pesawat latih dan penerbangan misi operasional.
Super Tucano keseratus. (Foto: Embraer)
Sudah terjual 169 unit sampai saat ini, Embraer menerima pesanan dari AU Chile, Republik Dominika, dan Ekuador, serta sukses dioperasikan oleh FAB dan AU Kolombia. Super Tucano mempunyai versi kursi tunggal dan tandem, mampu dioperasikan lapangan terbang perintis dengan kondisi landasan kasar, mampu beroperasi malam hari dengan bantuan NVG (Night Vision Goggle), optikal elektro serta sensor sinar infra merah.
Embraer (Empresa Brasileria de Auronatica S.A.)
Embraer (NYSE = ERJ; Bovespa = EMBR3) didirikan tahun 1969 dan diprivatisasi 7 Desember 1994, sebagai perusahan yang mendisain, mengembangkan, membuat dan menjual pesawat untuk segmen penerbangan komersial, eksekutif, pertahanan dan pemerintahan. Perusahaan menyediakan dukungan penjualan dan pelayanan ke para pelanggan di seluruh dunia. Embraer berkantor pusat di Sao Jose dos Campos, Sao Paulo, Brazilia, membuka kantor di Amerika Serikat, Perancis, Portugal, Cina dan Singapura. Embraer memperkerjakan 17.375 karyawan, diluar karyawan yang berkerja di OGMA dan HEAI.
TNI AU Memilih Super Tucano
Setelah serangkaian kecelakaan dialami OV-10 Bronco, akhirnya si kuda liar diistirahatkan selamanya oleh TNI AU. Super Tucano dipilih sebagai pengganti OV-10 Bronco, setelah menyisihkan kandidat lainnya. Lima jenis pesawat sempat dikaji oleh TNI AU, Korean Observation-1 (KO-1), K-8 Karakorum produksi bersama Cina dan Pakistan, EMB-314 Super Tucano buatan Brasil, T-6 B Texan II (Amerika Serikat), dan Pilatus PC-9 buatan Swiss.
KO-1 Wong Bee lebih baik daripada Super Tucano karena mampu melaju dengan kecepatan hingga 648 kilometer per jam dengan roket dan bom yang bisa ditentengnya, akan tetapi harganya lebih mahal menurut pengamat penerbangan Dudi Sudibyo.
K-8 Karakorum tersisih karena mesin dan sistem operasionalnya tidak familiar.
Pilatus PC-9 tidak dipilih TNI AU karena pabrik pesawat Pilatus tidak melayani up-grade persenjataan yang dibawa.
T-6B Texan II masih prototipe sehingga diabaikan untuk dipilih, tetapi Iraq mengajukan pembelian 36 unit pesawat dan Maroko belum dapat konfirmasi jumlahnya.
EMBRAER/KORAN TEMPO/@beritahankam
31 Mei 2009 -- Pabrik pesawat Embraer (Empresa Brasileria de Auronatica S.A.), Brazilia menyerahkan pesawat turboprop EMB-314 Super Tucano keseratus di kantor pusat Embraer, Sao Jose dos Campos, Sao Paulo, Brazilia, ke Angkatan Udara Brazilia (FAB/Forca Aerea Brasileira), Senin (26/5). FAB memesan pesawat ini sebanyak 99 unit, mulai dioperasikan Desember 2003 menjadikan operator Super Tucano pertama di dunia, dan memberikan kode sebagai A-29. Pesawat ini digunakan sebagai pesawat latih dan penerbangan misi operasional.
Super Tucano keseratus. (Foto: Embraer)
Sudah terjual 169 unit sampai saat ini, Embraer menerima pesanan dari AU Chile, Republik Dominika, dan Ekuador, serta sukses dioperasikan oleh FAB dan AU Kolombia. Super Tucano mempunyai versi kursi tunggal dan tandem, mampu dioperasikan lapangan terbang perintis dengan kondisi landasan kasar, mampu beroperasi malam hari dengan bantuan NVG (Night Vision Goggle), optikal elektro serta sensor sinar infra merah.
Embraer (Empresa Brasileria de Auronatica S.A.)
Embraer (NYSE = ERJ; Bovespa = EMBR3) didirikan tahun 1969 dan diprivatisasi 7 Desember 1994, sebagai perusahan yang mendisain, mengembangkan, membuat dan menjual pesawat untuk segmen penerbangan komersial, eksekutif, pertahanan dan pemerintahan. Perusahaan menyediakan dukungan penjualan dan pelayanan ke para pelanggan di seluruh dunia. Embraer berkantor pusat di Sao Jose dos Campos, Sao Paulo, Brazilia, membuka kantor di Amerika Serikat, Perancis, Portugal, Cina dan Singapura. Embraer memperkerjakan 17.375 karyawan, diluar karyawan yang berkerja di OGMA dan HEAI.
TNI AU Memilih Super Tucano
Setelah serangkaian kecelakaan dialami OV-10 Bronco, akhirnya si kuda liar diistirahatkan selamanya oleh TNI AU. Super Tucano dipilih sebagai pengganti OV-10 Bronco, setelah menyisihkan kandidat lainnya. Lima jenis pesawat sempat dikaji oleh TNI AU, Korean Observation-1 (KO-1), K-8 Karakorum produksi bersama Cina dan Pakistan, EMB-314 Super Tucano buatan Brasil, T-6 B Texan II (Amerika Serikat), dan Pilatus PC-9 buatan Swiss.
KO-1 Wong Bee lebih baik daripada Super Tucano karena mampu melaju dengan kecepatan hingga 648 kilometer per jam dengan roket dan bom yang bisa ditentengnya, akan tetapi harganya lebih mahal menurut pengamat penerbangan Dudi Sudibyo.
K-8 Karakorum tersisih karena mesin dan sistem operasionalnya tidak familiar.
Pilatus PC-9 tidak dipilih TNI AU karena pabrik pesawat Pilatus tidak melayani up-grade persenjataan yang dibawa.
T-6B Texan II masih prototipe sehingga diabaikan untuk dipilih, tetapi Iraq mengajukan pembelian 36 unit pesawat dan Maroko belum dapat konfirmasi jumlahnya.
EMBRAER/KORAN TEMPO/@beritahankam
Kapal Malaysia Langgar Wilayah, Nyaris Bentrok di Ambalat
KD Baung. (Foto: navy.mil.my)
31 Mei 2009, Jakarta -- Kapal perang Malaysia masih saja ''menggoda'' dengan memasuki perairan Indonesia. Buktinya, meski perairan Ambalat di Kaltim dijaga ketat tujuh kapal perang TNI-AL dari Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), kapal perang Malaysia kembali melanggar. Insiden pun nyaris terjadi antara kapal perang TNI dan Malaysia.
Kapal perang Malaysia dari jenis Fast Attack Craft KD Baung-3509 kemarin pagi (30/5) secara terang-terangan melakukan provokasi dengan memasuki perairan Indonesia. Insiden pada pukul 06.00 Wita itu terjadi sejauh 7,3 mil laut pada posisi 04 00 00 utara -118 09 00 timur. Kapal perang Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) saat itu melaju dengan kecepatan 11 knot, baringan 128, dan halu 300. Lokasi persisnya di sebelah tenggara mercusuar Karang Unarang.
''Titik dan posisi pelanggaran kapal Malaysia ini berhasil dideteksi lewat radar KRI Untung Suropati-872 yang tengah berpatroli di perairan Ambalat,'' ujar Kepala Dinas Penerangan Armada Timur Letkol Toni Syaiful kepada Jawa Pos kemarin (30/5).
Saat itu, kata Toni, KRI Untung Suropati sedang berpatroli pada posisi 04?04 80 utara-118?03 10 timur. Merespons hasil deteksi radar soal kapal asing yang memasuki wilayah NKRI, Komandan Kapal Mayor Laut (P) Salim memerintah ABK melaksanakan peran tempur bahaya kapal permukaan dan langsung mengejar kapal asing.
''Dua KRI lain, masing-masing KRI Pulau Rimau dan KRI Suluh Pari, yang juga tengah berpatroli di sektor perbatasan utara perairan Ambalat, bergabung dengan melakukan pengejaran,'' tutur Toni.
Kapal perang patroli Malaysia terdeteksi dengan kecepatan 15 knot per jam dengan titik koordinat 04.10 utara-118.00 timur mengarah ke blok Ambalat sekitar pukul 02.28 UTC atau pukul 09.28 WIB. (Foto: detikfoto/Pandu Purnama)
Setelah mendekati titik pengejaran, terdeteksi bahwa kapal Malaysia itu adalah KD Baung-3509. Kapal perang ini sejenis dengan KD Yu-3508 yang juga melanggar kedaulatan NKRI pada 24 Mei lalu. Kapal kelas Jerong berbobot 244 ton dengan panjang 44,9 meter serta lebar 7 meter tersebut dibuat di Jerman pada 1976. Dari posisinya, diketahui bahwa kapal Malaysia itu memasuki wilayah perairan NKRI sejauh 7,3 mil laut.
''Komandan KRI Untung Suropati-872 mencoba melakukan kontak komunikasi radio dengan komandan KD Baung-3509. Tapi, kapal bermeriam 57 mm dan 40 mm tersebut menutup radio dan tidak mau menjalin komunikasi,'' jelas Toni.
Selanjutnya, KRI Untung Suropati melakukan intersepsi sampai sejauh 400 yard. Tapi, komunikasi masih belum terjalin. KD Baung-3509 sama sekali tak mengindahkan peringatan KRI Untung Suropati.
Karena tidak juga terjalin komunikasi radio, KRI Untung Suropati mencoba melakukan komunikasi isyarat sekaligus membayangi ketat untuk memaksa KD Baung-3509 keluar dari perairan NKRI. ''Selama proses shadowing (membayangi) itu, KD Baung telah melakukan provokasi melalui empat kali manuver zig-zag dan meningkatkan kecepatan kapal yang amat membahayakan KRI Untung Suropati,'' papar Toni.
Setelah 1,5 jam membayangi kapal Malaysia itu, KRI Untung Suropati berhasil menghalau dan mengusirnya sampai batas wilayah NKRI.
Dari informasi yang diperoleh Radar Tarakan (Jawa Pos Group), kapal perang TLDM sempat berlabuh selama sekitar 15 menit di Kota Tawao, Malaysia, setelah mendapat pengawasan ketat KRI Untung Suropati. Tapi, tidak lama kemudian, kapal perang TLDM itu berbalik memutar arah 180 derajat dan kembali ke jalur sesuai arah kedatangan mereka (di wilayah Malaysia).
''Tak lama setelah KD Baung-3509 memasuki perairan Malaysia, sebuah helikopter Malaysia melintas di atas kapal dalam posisi memberikan perlindungan,'' kata Toni.
Helikopter patroli jenis Belt milik Police Marine Malaysia itu sempat terbang melintas di atas KRI Untung Suropati dan bahkan mendekati pos TNI-AL yang berada di bibir pantai Sei Pancang, Pulau Sebatik.
KRI Untung Suropati pun mengontak unsur patroli udara TNI-AL Nomad P-834 yang berada di Tarakan. Selanjutnya, pesawat intai maritim tersebut terbang menuju posisi untuk membantu menghalau kapal Malaysia.
(Jawa Pos)
31 Mei 2009, Jakarta -- Kapal perang Malaysia masih saja ''menggoda'' dengan memasuki perairan Indonesia. Buktinya, meski perairan Ambalat di Kaltim dijaga ketat tujuh kapal perang TNI-AL dari Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), kapal perang Malaysia kembali melanggar. Insiden pun nyaris terjadi antara kapal perang TNI dan Malaysia.
Kapal perang Malaysia dari jenis Fast Attack Craft KD Baung-3509 kemarin pagi (30/5) secara terang-terangan melakukan provokasi dengan memasuki perairan Indonesia. Insiden pada pukul 06.00 Wita itu terjadi sejauh 7,3 mil laut pada posisi 04 00 00 utara -118 09 00 timur. Kapal perang Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) saat itu melaju dengan kecepatan 11 knot, baringan 128, dan halu 300. Lokasi persisnya di sebelah tenggara mercusuar Karang Unarang.
''Titik dan posisi pelanggaran kapal Malaysia ini berhasil dideteksi lewat radar KRI Untung Suropati-872 yang tengah berpatroli di perairan Ambalat,'' ujar Kepala Dinas Penerangan Armada Timur Letkol Toni Syaiful kepada Jawa Pos kemarin (30/5).
Saat itu, kata Toni, KRI Untung Suropati sedang berpatroli pada posisi 04?04 80 utara-118?03 10 timur. Merespons hasil deteksi radar soal kapal asing yang memasuki wilayah NKRI, Komandan Kapal Mayor Laut (P) Salim memerintah ABK melaksanakan peran tempur bahaya kapal permukaan dan langsung mengejar kapal asing.
''Dua KRI lain, masing-masing KRI Pulau Rimau dan KRI Suluh Pari, yang juga tengah berpatroli di sektor perbatasan utara perairan Ambalat, bergabung dengan melakukan pengejaran,'' tutur Toni.
Kapal perang patroli Malaysia terdeteksi dengan kecepatan 15 knot per jam dengan titik koordinat 04.10 utara-118.00 timur mengarah ke blok Ambalat sekitar pukul 02.28 UTC atau pukul 09.28 WIB. (Foto: detikfoto/Pandu Purnama)
Setelah mendekati titik pengejaran, terdeteksi bahwa kapal Malaysia itu adalah KD Baung-3509. Kapal perang ini sejenis dengan KD Yu-3508 yang juga melanggar kedaulatan NKRI pada 24 Mei lalu. Kapal kelas Jerong berbobot 244 ton dengan panjang 44,9 meter serta lebar 7 meter tersebut dibuat di Jerman pada 1976. Dari posisinya, diketahui bahwa kapal Malaysia itu memasuki wilayah perairan NKRI sejauh 7,3 mil laut.
''Komandan KRI Untung Suropati-872 mencoba melakukan kontak komunikasi radio dengan komandan KD Baung-3509. Tapi, kapal bermeriam 57 mm dan 40 mm tersebut menutup radio dan tidak mau menjalin komunikasi,'' jelas Toni.
Selanjutnya, KRI Untung Suropati melakukan intersepsi sampai sejauh 400 yard. Tapi, komunikasi masih belum terjalin. KD Baung-3509 sama sekali tak mengindahkan peringatan KRI Untung Suropati.
Karena tidak juga terjalin komunikasi radio, KRI Untung Suropati mencoba melakukan komunikasi isyarat sekaligus membayangi ketat untuk memaksa KD Baung-3509 keluar dari perairan NKRI. ''Selama proses shadowing (membayangi) itu, KD Baung telah melakukan provokasi melalui empat kali manuver zig-zag dan meningkatkan kecepatan kapal yang amat membahayakan KRI Untung Suropati,'' papar Toni.
Setelah 1,5 jam membayangi kapal Malaysia itu, KRI Untung Suropati berhasil menghalau dan mengusirnya sampai batas wilayah NKRI.
Dari informasi yang diperoleh Radar Tarakan (Jawa Pos Group), kapal perang TLDM sempat berlabuh selama sekitar 15 menit di Kota Tawao, Malaysia, setelah mendapat pengawasan ketat KRI Untung Suropati. Tapi, tidak lama kemudian, kapal perang TLDM itu berbalik memutar arah 180 derajat dan kembali ke jalur sesuai arah kedatangan mereka (di wilayah Malaysia).
''Tak lama setelah KD Baung-3509 memasuki perairan Malaysia, sebuah helikopter Malaysia melintas di atas kapal dalam posisi memberikan perlindungan,'' kata Toni.
Helikopter patroli jenis Belt milik Police Marine Malaysia itu sempat terbang melintas di atas KRI Untung Suropati dan bahkan mendekati pos TNI-AL yang berada di bibir pantai Sei Pancang, Pulau Sebatik.
KRI Untung Suropati pun mengontak unsur patroli udara TNI-AL Nomad P-834 yang berada di Tarakan. Selanjutnya, pesawat intai maritim tersebut terbang menuju posisi untuk membantu menghalau kapal Malaysia.
(Jawa Pos)