Komodor Udara John Oddie AM, CSC bertemu Marsekal Pertama Boy Syahrial Qomar
16 Mei 2009 -- Hubungan bilateral TNI-AU dan RAAF meningkat dengan kunjungan C-17A Globemaster ke Lanud Halim Perdanakusumah dari 13 Mei hingga 15 Mei. Pada kunjungan ini personil TNI-AU berkesempatan berbicara langsung dengan para awak dari Skuadron 36, terkait pesawat C-17A Globemaster.
RAAF menerima pesawat angkut C-17 Globemaster pertama dari empat pesawat yang dipesan di Desember 2006 dan kedua di Mei 2007. Globemaster dioperasikan Skuadron 36 di RAAF Base Amberley dekat Brisbane.
C-17 Globemaster mempunyai empat mesin yang diletakkan di sayap. Kemampuan angkut tiga kali kapasitas C-130 Hercules, memungkinkan Australia menggerakan pasukan, kendaraan tempur, peralatan berat dan helikopter keseluruh penjuru dunia. Globemaster mampu membawa tank M1A1 Abrams, helikopter Black Hawk, Sea Hawk atau Chinook, tiga helikopter Tiger atau lima kendaraan infantry Bushmaster.
Letnan Pnb. Matthew Nunn, pilot C-17A dari Skuadron 36 menerangkan cara kerja flap dan mesin pesawat C-17A kepada Marsekal Pertama Boy Syahril Qamar.
Sersan Adam Carter, loadmaster dari Skuadron 36, mendemontrasikan ke perwira senior TNI-AU mudahnya sistem penangganan kargo C-17A.
Komodor Udara John Oddie AM, CSC menjelaskan pengoperasian C-17A kepada Marsekal Muda Imam Sufaat.
Komodor Udara John Oddie AM, CSC dan Marsekal Pertama Boy Syahril Qamar berpose didepan C-17A di Lanud Halim Perdanakusuma.
(Department of Defence/Beritahankam.blogspot)
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, May 16, 2009
Sri Lanka Membeli Helikopter Angkut Militer Rusia
Sebuah helikopter angkut militer buatan Rusia milik Sri Lanka terbang diatas kendaraan lapis baja pengangkut pasukan di Mullaittivu 27 Januari 2009. (Foto: daylife)
15 Mei 2009, Kolombo -- Sri Lanka memesan sejumlah helikopter angkut militer dan berbagai senjata dari Rusia, ujar Sekretaris Pertahanan Sri Lanka Gotabhaya Rajapaksa saat wawancaran eksklusif dengan RIA Novosti.
Rajapaksa mengatakan dirinya sedang mengatur untuk mencapai sebuah kesepakatan dengan pihak Rusia, mengenai pembiayaan pembelian peralatan militer terutama helikopter untuk Angkatan Udara Sri Lanka.
Harga dan jumlah helikopter yang dibeli tidak disebutkan spesifik oleh Rajapaksa, tetapi pembelian helikopter prioritas pertama dimana helikopter tersebut akan digunakan sarana transportasi personil milter
Saat ini Sri Lanka telah menggunakan helikopter buatan Rusia Mi-17 dan Mi-24, dan masih ingin menambah armada helikopternya.
Disamping itu Sri Lanka berharap membangun hubungan militer yang lebih kuat dengan Rusia. Dimana hubungan tersebut hingga mencapai taraf pertukaran pengalaman pertempuran.
RIA Novosti/@beritahankam
15 Mei 2009, Kolombo -- Sri Lanka memesan sejumlah helikopter angkut militer dan berbagai senjata dari Rusia, ujar Sekretaris Pertahanan Sri Lanka Gotabhaya Rajapaksa saat wawancaran eksklusif dengan RIA Novosti.
Rajapaksa mengatakan dirinya sedang mengatur untuk mencapai sebuah kesepakatan dengan pihak Rusia, mengenai pembiayaan pembelian peralatan militer terutama helikopter untuk Angkatan Udara Sri Lanka.
Harga dan jumlah helikopter yang dibeli tidak disebutkan spesifik oleh Rajapaksa, tetapi pembelian helikopter prioritas pertama dimana helikopter tersebut akan digunakan sarana transportasi personil milter
Saat ini Sri Lanka telah menggunakan helikopter buatan Rusia Mi-17 dan Mi-24, dan masih ingin menambah armada helikopternya.
Disamping itu Sri Lanka berharap membangun hubungan militer yang lebih kuat dengan Rusia. Dimana hubungan tersebut hingga mencapai taraf pertukaran pengalaman pertempuran.
RIA Novosti/@beritahankam
Transit Isi Bahan Bakar, Empat Jet Tempur TNI-AU Jadi Tontonan
16 Mei 2009, Denpasar -- TNI-AU memamerkan jet tempur F-5 yang menjadi salah satu andalannya di hadapan ratusan pelajar SMP dan SMA di Denpasar dan Badung, Bali, kemarin (15/5). Tidak hanya melihat, para pelajar itu juga mendapat penjelasan langsung dari kru teknik pesawat tersebut.
Yang ditampilkan di Lanud Ngurah Rai, Bali, kemarin adalah empat di antara 12 jet tempur F-5 milik TNI-AU. Sebenarnya, pesawat-pesawat itu hanya singgah di Ngurah Rai untuk mengisi bahan bakar setelah terbang dari Kupang untuk patroli pengamanan wilayah.
Selanjutnya, pesawat-pesawat tersebut melanjutkan penerbangan ke Lanud Iswahyudi, Madiun. Kesempatan singgah itu dimanfaatkan untuk memperkenalkan dan mengundang minat pelajar untuk bergabung ke TNI-AU.
"Dengan memberi kesempatan seperti ini, tentu akan meningkatkan minat kedirgantaraan siswa," ujar Danlanud Letkol (Penerbang) Umar Fatturohman di sela-sela acara.
(Jawa Pos)
Lantern Iron 09-1 Exercise 2009 di Puslatpur Karangtekok
15 Mei 2009, Surabaya -- Seorang anggota US Marines, diskusi dengan dua anggota Korps Marinir, saat latihan close quarter battle (CQB) pada perhelatan Lantern Iron 09-1 Exercise 2009 di Puslatpur Karangtekok Situbondo, Jatim, Jumat (15/5). Latihan bersama antara Korps Marinir dan US Marines yang digelar selama satu bulan tersebut, dalam rangka menjalin kerjasama pertahanan dan keamanan antara Indonesia dengan Amerika Serikat. (Foto: ANTARA/Kopda Mar Heri/HO/pd/09)
Seorang "sniper" (penembak jitu) dari Marinir, melakukan tembakan ke arah sasaran, disaksikan anggota US Marines.(Foto: ANTARA/Kopda Mar Heri/HO/pd/09)
Seorang anggota US Marines, menyaksikan sejumlah anggota Korps Marinir, saat latihan close quarter battle (CQB). (Foto: ANTARA/Kopda Mar Heri/HO/pd/09)
Seorang "sniper" (penembak jitu) dari Marinir, melakukan tembakan ke arah sasaran, disaksikan anggota US Marines.(Foto: ANTARA/Kopda Mar Heri/HO/pd/09)
Seorang anggota US Marines, menyaksikan sejumlah anggota Korps Marinir, saat latihan close quarter battle (CQB). (Foto: ANTARA/Kopda Mar Heri/HO/pd/09)
Friday, May 15, 2009
Taifib-1 Marinir Latihan Anti Teror
15 Mei 2009, Surabaya -- Dua anggota anti teror Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir, lompat dari sayap pesawat Merpati Airlines, usai membebaskan sandera VVIP dari para teroris yang membajak pesawat di Apron PT Merpati Nusantara Airlines, Juanda Surabaya, Jumat (15/5). Kegiatan tersebut merupakan latihan menjelang pengamanan Pilpres 2009 antisipasi ancaman teroris di lingkungan bandara Juanda. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/09)
Sejumlah anggota anti teror Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir, berhasil membebaskan sandera VVIP dari para teroris yang membajak pesawat. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/09)
Dua anggota anti teror Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir, terlibat baku tembak saat pembebasan VVIP yang disandera para teroris yang membajak pesawat. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/09)
Sejumlah anggota anti teror Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir, menerobos masuk pesawat Merpati Airlines, saat pembebasan sandera VVIP dari para teroris yang membajak pesawat. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/09)
Sejumlah anggota anti teror Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir, berhasil membebaskan sandera VVIP dari para teroris yang membajak pesawat. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/09)
Dua anggota anti teror Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir, terlibat baku tembak saat pembebasan VVIP yang disandera para teroris yang membajak pesawat. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/09)
Sejumlah anggota anti teror Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir, menerobos masuk pesawat Merpati Airlines, saat pembebasan sandera VVIP dari para teroris yang membajak pesawat. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/09)
USS Kitty Hawk CV63 Dipensiunkan
13 Mei 2009 -- Kapal induk USS Kitty Hawk (CV 63) mengakhiri masa tugas setelah bertugas 48 tahun. USS Kitty Hawk mulai bertugas 29 April 1961 hingga 12 Mei 2009, sepuluh tahun terakhir bertugas di Yokosuka, Jepang.
Kapal induk saat ini disimpan di Pudget Sound Naval Shipyard & Intermediate Maintenance Facility di Bremerton, Washington.
USS Kitty Hawk saat memasuki Pudget Sound Naval Shipyard & Intermediate Maintenance Facility di Bremerton, Washington.
Selama bertugas USS Kitty Hawk telah digunakan 407.507 kali pendaratan pesawat dan 448.235 kali menerbangkan pesawat dengan katepel.
USS Kitty Hawk kapal induk menggunakan mesin diesel terakhir di jajaran Angkatan Laut Amerika Serikat. USS George Washington (CVN 73) menggantikan tugas USS Kitty Hawk di Yokosuka.
Marinebuzz/@beritahankam
KRI Fatahilah Tangkap Kapal Ikan Di Makassar
14 Mei 2009, Surabaya -- Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Fatahilah dengan nomor lambung 361 berhasil menangkap kapal ikan yang diduga melakukan aktivitas penangkapan secara ilegal di Selat Makassar.
"Kapal ikan tersebut kini diamankan di Pangkalan Utama TNI AL (lantamal) Balikpapan untuk proses penyidikan lebih lanjut," kata Kepala Dinas Penerangan Komando Armada TNI AL Kawasan Timur (Koarmatim) Letkol Laut Drs. Toni Syaiful di Surabaya, Kamis.
Ia mengungkapkan, penangkapan kapal ikan berbobot 28 gross ton itu bermula ketika KRI Fatahilah sedang melakukan patroli keamanan laut di perairan Selat Makassar.
Saat itu KRI yang dikomandani Letkol Laut (P) Kisdianto dari Satuan Kapal Eskorta Koarmatim mendapati sebuah kapal ikan yang melakukan aktivitas mencurigakan.
"Kapal ikan berbendera Indonesia itu kemudian berhasil dihentikan untuk dilakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen pelayarannya," kata Toni.
Saat dilakukan pemeriksaan, nakhoda kapal A. Pieng, Warga Negara Indonesia itu tidak bisa menunjukkan kelengkapan dokumen.
"SIPI (Surat Ijin Penangkapan Ikan) sudah habis masa berlakunya. Disamping itu, di kapal tersebut juga didapati sejumlah alat tangkap yang tidak sesuai dengan SIPI," katanya.
Menurut Toni, kapal tersebut melakukan pelanggaran administrasi. Oleh sebab itu kapal dengan enam orang anak buah kapal (ABK) itu kemudian digiring ke Lantamal Balikpapan.
Pada saat diamankan, kapal ikan tersebut sedang mengangkut 5 kuintal ikan dari berbagai jenis hasil tangkapan.
(ANTARA JATIM)
C-17 Globemaster III RAAF Mendarat di Lanud Halim Perdanakusumah
14 Mei 2009, Jakarta -- Pesawat angkut berat jenis C-17 Globemaster III milik Royal Australia Air Force (RAAF) mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma tepat pukul 14.30 wib, dalam kunjungan Goodwill Visit 2009, Rabu (13/5).
Pesawat yang bertubuh tambun untuk angkut pasukan maupun kargo jarak jauh buatan pabrik Boeing yang berbasis di Long Beach, California tersebut, akan melakukan static display di Apron Selatan (Eks terminal haji) selama dua hari 14-15 Mei 2009, yang sebelumnya melakukan hal yang sama di Pangkalan Butterwoth, Malaysia.
Pangkoopsau I Marsekal Muda TNI Imam Sufaat, S.IP didampingi Kepala Staf Koopsau I Marsekal Pertama TNI Eddy Suyanto serta Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI Boy Syahril Qamar, SE sedang berpose bersama Air Commodore Oddie di depan pesawat Royal Australian Air Force C-17 Globemaster III dalam acara Good Will Visit di Appron Bandara Terminal Haji, Halim Perdanakusuma, Kamis (14/5).
C-17 Globemaster III mampu mengangkut sebanyak tiga kompi pasukan tersebut saat ini telah dioperasikan dan dimiliki oleh beberapa negara diantaranya Amerika Serikat (USAF) mengoperasikan sebanyak 175 unit, enam Inggris (RAF), empat Kanada (Ensign of the RCAF) dan empat Australia (RAAF) serta Qatar menandatangani kontrak dengan Boeing untuk pembelian sejumlah pesawat C-17.
Pesawat angkut raksasa ini dapat mengisi bahan bakar di udara (Air Refueling), dan mampu melakukan penerbangan antar benua serta mendarat di landasan pendek dan buruk. selain digunakan untuk penerbangan militer pesawat ini dapat digunakan misi bantuan kemanusiaan dengan melakukan penerjunan barang lewat udara (Heavydrop).
C-17 RAAF yang ber-Home Base di Amberley, Brisbane, dalam Goodwill Visit 2009 dipimpin oleh Air Lift Group Commander Air Commodore John Oddie dan Public affairs Flying Officer Eamon Hamilton serta di piloti oleh Flight Lieutenant Mattew Nunn, diterima oleh Paban IV Hublu Spamau Kolonel Pnb. Rachman Haryadi, Paban III Lat. Sopsau, Danwing I Halim P Kolonel Pnb. Sri Mulyo Handoko dan Kadisops Lanud Halim P. Kolonel Pnb. Djoko Seno Putro, serta Athan Australia di Jakarta Kolonel Raymond Pressley.
(TNI AU)
Latihan Bersama KRI Diponegoro
15 Mei 2009, Beirut -- Tiga perahu karet yang berisi awak kapal Indonesia KRI Diponegoro yang bertugas sebagai kapal perang PBB di Libanon beraksi dalam latihan bersama kapal perang Belgia dan Yunani di laut teritorial Libanon, awal pekan ini. (Foto: ANTARA/KBRI Libanon/Rajab Ritonga/hm/hp/09)
Pesawat Tak Berawak Jadi Masa Depan Militer AS
Pesawat tanpa awak X-47 Pegasus
15 Mei 2009, Washington -- Pesawat tempur tak berawak kemungkinan akan mendominasi masa depan penerbangan militer AS di mana pesawat tempur dan pembom nanti beroperasi tanpa dikendalikan pilot, demikian Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS, Laksamana Mike Mullen, Jumat WIB.
"Kita kini berada dalam masa transisi pada kerangka masa depan penerbangan dan masalahnya terletak pada apa yang akan berawak dan apa yang akan tak berawak," kata Laksama Mullen dalam dengar pendapat dengan Senat.
"Saya kira kita sedang berada di awal perubahan ini," kata Mullen saat ditanya mengenai rencana militer AS mengembangkan pesawat pembom jenis baru.
Penggunaan kendali jarak jauh (drone) telah meluas secara dramatik dalam hanya beberapa tahun belakangan ini, tambahnya
.
Menteri Pertahanan Robert Gates, dalam dengar pendapat sama, mengatakan bahwa para perencana militer perlu menjawab pertanyaan apakah pembom baru akan memiliki pilot di kokpit atau beroperasi layaknya pesawat tak berawak.
Tampil di depan Komisi Angkatan Bersenjata Senat, Mullen mengatakan pesawat tempur multi fungsi (Joint Strike Fighter, JSF) buatan Lockheed Martin yang kini sedang dibuat kemungkinan menjadi jet tempur berawak terakhir sebelum kemudian pesawat-pesawat robotik (tak berawak) mengambil peran para pilot.
"Maksud saya, ada sejumlah pihak yang melihat JSF sebagai pesawat tempur berawak yang terakhir. Saya salah seorang yang condong mempercayai pandangan itu," kata Mullen merujuk F-35 (generasi terakhir JSF).
Militer dan dinas intelijen AS kini menggunakan ribuan pesawat berkendali di Irak, Afghanistan dan banyak tempat lainnya, yang ukurannya bervariasi dari yang kecil sepanjang satu meter yang bisa dilambungkan ke udara oleh tangan manusia, sampai Global Hawk yang memiliki rentang sayap 35 meter.
Meskipun Gates telah ditekan untuk memotong anggaran pengembangan sistem persenjataan mahal termasuk rencana memperbanyak armada jet tempur F-22, rancangan anggaran yang diajukannya untuk tahun fiskal 2010 ini berisi peningkatan pendanaan untuk mesin-mesin perang tak berawak termasuk (pesawat mata-mata) Predator dan generasi terbaru (pesawat tempur) Reaper.
"Ini adalah salah satu dari sektor anggaran yang tumbuh signifikan," kata Gates.
Rancangan anggaran dari Departemen Pertahanan meminta belanja sampai dua miliar dolar AS untuk misi-misi intelijen, pengamatan dan pengintaian untuk mendukung gerak pasukan di Irak dan Afghanistan, yang sebagian besar mengalir untuk membiayai pesawat-pesawat tak berawak.
"Kami akan membuat 48 Reaper per tahun selama masa anggaran ini. Kami sungguh mau bertaruh di wilayah (anggaran) ini," kata Gates.
ANTARA
15 Mei 2009, Washington -- Pesawat tempur tak berawak kemungkinan akan mendominasi masa depan penerbangan militer AS di mana pesawat tempur dan pembom nanti beroperasi tanpa dikendalikan pilot, demikian Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS, Laksamana Mike Mullen, Jumat WIB.
"Kita kini berada dalam masa transisi pada kerangka masa depan penerbangan dan masalahnya terletak pada apa yang akan berawak dan apa yang akan tak berawak," kata Laksama Mullen dalam dengar pendapat dengan Senat.
"Saya kira kita sedang berada di awal perubahan ini," kata Mullen saat ditanya mengenai rencana militer AS mengembangkan pesawat pembom jenis baru.
Penggunaan kendali jarak jauh (drone) telah meluas secara dramatik dalam hanya beberapa tahun belakangan ini, tambahnya
.
Menteri Pertahanan Robert Gates, dalam dengar pendapat sama, mengatakan bahwa para perencana militer perlu menjawab pertanyaan apakah pembom baru akan memiliki pilot di kokpit atau beroperasi layaknya pesawat tak berawak.
Tampil di depan Komisi Angkatan Bersenjata Senat, Mullen mengatakan pesawat tempur multi fungsi (Joint Strike Fighter, JSF) buatan Lockheed Martin yang kini sedang dibuat kemungkinan menjadi jet tempur berawak terakhir sebelum kemudian pesawat-pesawat robotik (tak berawak) mengambil peran para pilot.
"Maksud saya, ada sejumlah pihak yang melihat JSF sebagai pesawat tempur berawak yang terakhir. Saya salah seorang yang condong mempercayai pandangan itu," kata Mullen merujuk F-35 (generasi terakhir JSF).
Militer dan dinas intelijen AS kini menggunakan ribuan pesawat berkendali di Irak, Afghanistan dan banyak tempat lainnya, yang ukurannya bervariasi dari yang kecil sepanjang satu meter yang bisa dilambungkan ke udara oleh tangan manusia, sampai Global Hawk yang memiliki rentang sayap 35 meter.
Meskipun Gates telah ditekan untuk memotong anggaran pengembangan sistem persenjataan mahal termasuk rencana memperbanyak armada jet tempur F-22, rancangan anggaran yang diajukannya untuk tahun fiskal 2010 ini berisi peningkatan pendanaan untuk mesin-mesin perang tak berawak termasuk (pesawat mata-mata) Predator dan generasi terbaru (pesawat tempur) Reaper.
"Ini adalah salah satu dari sektor anggaran yang tumbuh signifikan," kata Gates.
Rancangan anggaran dari Departemen Pertahanan meminta belanja sampai dua miliar dolar AS untuk misi-misi intelijen, pengamatan dan pengintaian untuk mendukung gerak pasukan di Irak dan Afghanistan, yang sebagian besar mengalir untuk membiayai pesawat-pesawat tak berawak.
"Kami akan membuat 48 Reaper per tahun selama masa anggaran ini. Kami sungguh mau bertaruh di wilayah (anggaran) ini," kata Gates.
ANTARA
Thursday, May 14, 2009
INS Viraat Telah Bertugas 23 Tahun
14 Mei 2009 -- Kapal induk INS Viraat (R 22) tepat 12 Maret telah bertugas 23 tahun di jajaran Angkatan Laut India. INS Viraat sebelumnya HMS Hermes milik AL Inggris, dibeli India April 1986 dan bertugas 12 Mei 1987.
Saat ini INS Viraat sedang direfit di galangan kapal Cochin India sejak akhir 2008, diharapkan selesai Juni 2009. Kapal induk ini diharapkan dapat beroperasi hingga 2015 dan akan digantikan kapal induk produksi galangan kapal India.
HMS Hermes (INS Viraat) diluncurkan 16 Februari 1953, bertugas dijajaran AL Inggris 18 November 1959 dan mengakhiri masa tugasnya April 1984. Kapal induk ini digolongankan kapal induk ringan kelas Centaur. Pada Perang Falklands (Malvinas) di tahun 1982, HMS Hermes dijadikan kapal bendera.
Spesifikasi
Berat: standar 23900 ton, penuh 28700 ton
Panjang: 226,9m
Lebar: 48.8m
Draft: 8.7m
Kecepatan: 28knot
Persenjataan:
2x misil SAM Secat
8 torpedo
6 x 30 mm meriam
Pesawat: 30 Sea Harriers FRS Mk 5, 7 Sea King Mk 42 B/C atau Ka-25
Awak: 43 perwira, 1307 kelasi
Kapal Induk Buatan India
Peresmian peletakan lunas kapal induk oleh Menhan India Shri AK Antony. (Foto: marinebuzz)
Peletakan lunas kapal induk dilakukan Menteri Pertahanan India Shri AK Antony di galangan kapal Cochin Shipyard Ltd. di Kochi, 28 Februari 2009. Dijadwalkan kapal induk ini selesai 2014. India merupakan negara keempat di dunia yang mempunyai kemampuan mendisain dan membangun kapal pengangkut pesawat berbobot 40.000 ton.
Kapal induk ini didisain oleh Directorate of Naval Design (DND) Angkatan Laut India, diberi kode Project 71. Kapal induk mampu membawa maksimum 30 pesawat campuran, pesawat tempur Rusia MiG-29K, helikopter Rusia Ka-31 dan pesawat tempur India Light Combat Aircraft (LCA) Tejas.
Panjang kapal 260 meter, digerakan 2 turbin gas LM2500 menghasilkan tenaga 80 MW, mampu dipacu lebih dari 28 Knot dengan kemampuan jelajah 8000 NM, dan membawa 1600 orang.
Dilengkapi rudal permukaan – udara jarak jauh dengan Multi Function Radar (MFR) serta Close-In Weapon System (CIWS), radar peringatan dini C/D Band, kemampuan jamming.
Directorate of Naval Design (DND)
Directorate of Naval Design (DND) bagian dari AL india didirikan 1970. Sejumlah proyek dibawah DND: Seaward Defence Boat – SDB (MK2); Landing Craft Utility (LCU), Landing Ship Tank (INS Magar dan INS Gharial), kapal survey (Sandhayak, Nirdeshak, Nirupak, Investigator dan kelas Darshak), tug boat samudera; Project 15 destroyer kelas Delhi; Project 15A destroyer kelas Kolkata; Project 16 frigate kelas Godavari; Project 16A frigate kelas Brahmaputra; Project 17 frigate siluman kelas Shivalik; Project korvet kelas Khukri dan Project 17 kapal induk.
marinebuzz/globalsecurity/@beritahankam
Hujan Bukan Halangan Untuk Terbang
14 Mei 2009, Madiun -- Entah karena imbas dari global warning, atau fenomena alam yang lain, akhir-akhir ini cuaca sering tak menentu dan berubah dengan cepat. Seperti 2 hari yang lalu dimana pagi hari cerah tiba-tiba siang hujan deras disertai angin, lalu sore harinya cerah lagi. Gejala alam ini cukup membuat sulit kita melakukan kegiatan sehari-hari, terutama bagi yang terlibat pada dunia penerbangan.
Seperti Skadron Udara 3 yang mengoperasikan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon. Namun karena kemampuan pilot-pilot tempur F-16 harus tetap terasah, dalam situasi cuaca burukpun mereka masih berusaha untuk terbang. Namun semuanya disesuaikan dengan kemampuan pesawat maupun fasilitas penerbangan yang ada di Lanud Iswahjudi.
Seperti Pada hari Senin dan Selasa kemarin, kita menyaksikan beberapa F-16 dan Hawk MK-53 tetap melaksanakan penerbangan, meski cuaca tidak bersahabat. Mereka melaksanakan terbang Air Intercept (Intersepsi di Udara) dan Terbang Formasi. Latihan tersebut dilaksanakan di Training Area Iswahjudi yang mencakup wilayah yang cukup luas mulai dari Tulungagung, Trenggalek, Pacitan, Wonogiri, Sragen, Cepu, Nganjuk, Kertosono dan Kediri.
Untuk mengantisipasi cuaca buruk, para penerbang mendapat panduan dari petugas meteorologi dan petugas tower Dinas Operasi Lanud Iswahjudi. Para petugas Meteo ini selalu memberikan info-info terbaru yang terkait masalah cuaca, termasuk situasi di Bandara Alternatif seperti Yoga, Solo dan Surabaya. Semuanya berkolaborasi untuk mensukseskan kegiatan latihan meski cuaca jelek, demi mencapai Zero Accident.
Letkol Pnb Fajar Adriyanto, Komandan Skadron Udara 3, selalu mengingatkan anak buahnya para penerbang F-16 yang akan mengudara agar selalu waspada terhadap perubahan cuaca yang buruk. Namun bukan berarti takut terhadap cuaca buruk, tetap terbang sesuai limitasi pesawat terhadap cuaca buruk. Karena sebenarnya menghadapi cuaca burukpun adalah bagian dari latihan. Jika suatu saat diminta melaksanakan operasi penting, padahal cuaca buruk namun masih memenuhi syarat terbang, maka para penerbang F-16 akan tetap siap untuk terbang. Fajar selalu memberi penekanan," Keberhasilan suatu Operasi sangat penting, namun safety adalah mutlak, keselamatan tetap diutamakan."
(TNI AU)
Wednesday, May 13, 2009
Ukraina Menjual SU-27 Flanker Ke Amerika Serikat
Tim akrobatik Russkie Vityazi menggunakan SU-27 Flanker (Foto: RIA Novosti/Anton Denisov)
12 Mei 2009, Moskow -- Amerika Serikat (AS) membeli dua pesawat tempur SU-27 Flanker yang akan digunakan melatih para pilot Angkatan Udara AS mengatasi berkembangnya penjualan pesawat tempur Rusia generasi keempat secara global, sesuai berita dilansir majalah elektronik AS.
Kedua pesawat tersebut dibeli dari perusahaan swasta Ukraina oleh Reno-based Tac Air, penyedia jasa pelatihan dan dukungan pengujian untuk militer AS.
Pesawat ini akan digunakan juga menguji keefektifan radar terbaru AS dan peralatan perang elektronik, sesuai laporan Strategy Page.
Berat SU-27 33 ton sama dengan berat F-15, tetapi harganya lebih murah 30%, menurut sebuah sumber.
Pesawat tempur SU-27 telah diproduksi Rusia sejak 1982. Digunakan secara luas oleh AU Rusia dan secara gradual dilakukan perbaikan untuk memperpanjang masa pakai.
SU-27 Flanker dan variannya, SU-30 Flanker C, penyumbang terbesar ekspor senjata Rusia. Pabrik pesawat Sukhoi telah menjual SU-27 dan SU-30 ke Cina, India, Malaysia, Venezuela, Aljazair dan Indonesia.
Tahun 2007, Sukhoi menjual 50 pesawat tempur SU-27, memberikan 50% revenue dari ekspor Rosoboroexport.
Menurut sumber di AS, kedua pesawat akan diakuisisi dalam varian komersial, tanpa persenjataan, dioverhaul dan dimodifikasi oleh perusahaan AS Pride Air Company.
RIA Novosti/@beritahankam
12 Mei 2009, Moskow -- Amerika Serikat (AS) membeli dua pesawat tempur SU-27 Flanker yang akan digunakan melatih para pilot Angkatan Udara AS mengatasi berkembangnya penjualan pesawat tempur Rusia generasi keempat secara global, sesuai berita dilansir majalah elektronik AS.
Kedua pesawat tersebut dibeli dari perusahaan swasta Ukraina oleh Reno-based Tac Air, penyedia jasa pelatihan dan dukungan pengujian untuk militer AS.
Pesawat ini akan digunakan juga menguji keefektifan radar terbaru AS dan peralatan perang elektronik, sesuai laporan Strategy Page.
Berat SU-27 33 ton sama dengan berat F-15, tetapi harganya lebih murah 30%, menurut sebuah sumber.
Pesawat tempur SU-27 telah diproduksi Rusia sejak 1982. Digunakan secara luas oleh AU Rusia dan secara gradual dilakukan perbaikan untuk memperpanjang masa pakai.
SU-27 Flanker dan variannya, SU-30 Flanker C, penyumbang terbesar ekspor senjata Rusia. Pabrik pesawat Sukhoi telah menjual SU-27 dan SU-30 ke Cina, India, Malaysia, Venezuela, Aljazair dan Indonesia.
Tahun 2007, Sukhoi menjual 50 pesawat tempur SU-27, memberikan 50% revenue dari ekspor Rosoboroexport.
Menurut sumber di AS, kedua pesawat akan diakuisisi dalam varian komersial, tanpa persenjataan, dioverhaul dan dimodifikasi oleh perusahaan AS Pride Air Company.
RIA Novosti/@beritahankam
Eksistensi Korem Kurang Relevan
13 Mei 2009, Jakarta -- Keberadaan komando resor militer (Korem) dianggap tidak relevan. Kemanunggalan TNI dan rakyat tidak terpengaruh dengan penghapusan korem-korem yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Eksistensinya tidak efektif," kata pengamat militer Hario Kecik saat pre-launcing buku Pemikiran Militer di Jakarta, Selasa (12/5). Dia mengatakan, korem hanya berkontribusi pada penambahan jatah pangkat saja. Selama ini, komandan korem dijabat perwira berpangkat kolonel senior. Korem berada di bawah pembinaan komando daerah militer (kodam) dan membina beberapa komando distrik militer (kodim) di bawahnya.
Menurutnya, filosofi komando teritorial selama ini adalah perbantuan bagi pemerintah daerah. Khususnya membantu menyelesaikan masalah keamanan dan pertahanan. Korem, kata dia, tidak punya mitra di daerah. Kodam berkoordinasi dengan gubernur, sedangkan kodim bermitra kerja dengan bupati atau wali kota yang menjadi tanggung jawabnya.
"Jadi korem tidak sesuai dengan filosofi komando teritorial," katanya mantan Panglima Kodam Mulawarman (kini Kodam VI/Tanjungpura) itu. Dia menyarankan, TNI lebih fokus memperkuat satuan-satuan di daerah rawan dan perbatasan. Hario mencontohkan, perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan sepanjang 2004 kilometer hanya menjadi tanggung jawab Kodam Tanjungpura.
"Setidaknya butuh satu kodam tambahan di wilayah Kalimantan Barat," kata dia. Pengamanan yang belum maksimal, katanya, membuat berbagai kerawanan terjadi. Antara lain, konflik perbatasan, sasaran eksploitasi kekayaan alam, praktik pembalakan hutan secara liar, pedagangan gelap, penyelundupan, perdagangan manusia, infiltrasi, sabotase, kegiatan intelijen asing dan lain-lain.
"Tapi dana pengembangan satuan seperti kodam memang tidak sedikit," kata Hario. Menurutnya, militer Indonesia butuh perubahan besar. Apalagi telah terjadi perubahan signifikan di lingkungan strategis, globalisasi, dan juga munculnya ancaman terorisme.
Kenyataannya, TNI yang seharusnya memiliki peran penting menjaga keutuhan wilayah ternyata belum cukup mendapat perhatian dari sisi anggaran. Baik untuk kebutuhan jumlah pasukan, persenjataan, sampai kesejahteraan prajurit.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Christian Zebua mengatakan, anggaran yang minim membuat matra darat menentukan prioritas kegiatan. Pengembangan satuan yang memakan dana besar akan dikesampingkan terlebih dahulu. "Prioritas pada pengamanan wilayah rawan dan perbatasan," kata dia.
(Jurnal Indonesia)
"Eksistensinya tidak efektif," kata pengamat militer Hario Kecik saat pre-launcing buku Pemikiran Militer di Jakarta, Selasa (12/5). Dia mengatakan, korem hanya berkontribusi pada penambahan jatah pangkat saja. Selama ini, komandan korem dijabat perwira berpangkat kolonel senior. Korem berada di bawah pembinaan komando daerah militer (kodam) dan membina beberapa komando distrik militer (kodim) di bawahnya.
Menurutnya, filosofi komando teritorial selama ini adalah perbantuan bagi pemerintah daerah. Khususnya membantu menyelesaikan masalah keamanan dan pertahanan. Korem, kata dia, tidak punya mitra di daerah. Kodam berkoordinasi dengan gubernur, sedangkan kodim bermitra kerja dengan bupati atau wali kota yang menjadi tanggung jawabnya.
"Jadi korem tidak sesuai dengan filosofi komando teritorial," katanya mantan Panglima Kodam Mulawarman (kini Kodam VI/Tanjungpura) itu. Dia menyarankan, TNI lebih fokus memperkuat satuan-satuan di daerah rawan dan perbatasan. Hario mencontohkan, perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan sepanjang 2004 kilometer hanya menjadi tanggung jawab Kodam Tanjungpura.
"Setidaknya butuh satu kodam tambahan di wilayah Kalimantan Barat," kata dia. Pengamanan yang belum maksimal, katanya, membuat berbagai kerawanan terjadi. Antara lain, konflik perbatasan, sasaran eksploitasi kekayaan alam, praktik pembalakan hutan secara liar, pedagangan gelap, penyelundupan, perdagangan manusia, infiltrasi, sabotase, kegiatan intelijen asing dan lain-lain.
"Tapi dana pengembangan satuan seperti kodam memang tidak sedikit," kata Hario. Menurutnya, militer Indonesia butuh perubahan besar. Apalagi telah terjadi perubahan signifikan di lingkungan strategis, globalisasi, dan juga munculnya ancaman terorisme.
Kenyataannya, TNI yang seharusnya memiliki peran penting menjaga keutuhan wilayah ternyata belum cukup mendapat perhatian dari sisi anggaran. Baik untuk kebutuhan jumlah pasukan, persenjataan, sampai kesejahteraan prajurit.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Christian Zebua mengatakan, anggaran yang minim membuat matra darat menentukan prioritas kegiatan. Pengembangan satuan yang memakan dana besar akan dikesampingkan terlebih dahulu. "Prioritas pada pengamanan wilayah rawan dan perbatasan," kata dia.
(Jurnal Indonesia)
Skadron Udara 1 Melaksanakan Air Interdiction Di Singkawang Utara
Pesawat Hawk 209 landing setelah melaksanakan misi Air Interdiction.
13 Mei 2009, Singkawang -- Dua pesawat Hawk 109/209 dengan Tail Number TL 0113 yang diawaki Lettu Pnb Amry Taufanny dan TT 0229 yang diawaki Lettu Pnb Yossy melaksanakan misi Air Interdiction kekuatan musuh RBM di wilayah Singkawang Utara. Sasaran musuh yang berupa jembatan (sebagai jalur logistik dan komunikasi musuh) dapat dihancurkan oleh dua pesawat Hawk tersebut. Setelah melaksanakan misi tersebut, Elang 1 mengalami total hydraulic failure yang mengharuskan penerbang melaksanakan eject di daerah musuh. Sehingga diberangkatkan helly SA 330 Puma dengan penerbang Kapten Pnb David dan Lettu Pnb Wisnu beserta tim SAR Batalyon 465 Paskhas untuk melaksanakan misi penyelamatan. Saat menuju home base Elang 2 mengalami temperature control failure, namun penerbang dapat landing dengan aman di Lanud Supadio walaupun mengalami dehidrasi yang cukup berat.
Dalam menangani Elang 1 yang melaksanakan eject, tim SAR terdiri dari dua tim yaitu tim keamanan dan tim penolong. Dimana tim keamanan mampu menetralisir ancaman kekuatan musuh untuk memberi ruang gerak tim penolong untuk melaksanakan evakuasi penerbang tersebut. Sedangkan dalam penanganan Elang 2, unsur Lanud melaksanakan tindakan penyelamatan penerbang dari pesawat dan pengamanan alutsista secara cepat dan tepat.
Kejadian tersebut bukanlah kejadian yang sebenarnya, namun hanya skenario latihan satuan Alap Gesit 2009, dimana Lanud Supadio diasumsikan sebagai Satlakopsud dalam Operasi Darat Gabungan Mandau Terbang 2009. Materi latihan satuan ini dititikberatkan kepada pembuatan produk staf (Renlibat Satlakopsud Supadio), Operasi Dukungan Udara (Air Interdiction), SAR Tempur, penanganan medis, kemampuan interpretasi informasi intelijen TNI AD dan pembuatan laporan purna tugas.
“Latihan Satuan Alap Gesit tahun ini sengaja disimulasikan pada kondisi yang sesungguhnya dimana Lanud Supadio mendukung operasi gabungan TNI. Disisi lain latihan ini juga untuk menguji kesiapsiagaan dan kecepatan seluruh satuan dijajaran Lanud Supadio dan mengevaluasi kembali apakah protap yang ada masih layak atau perlu direvisi guna meningkatkan kemampuan operasional, keselamatan terbang dan kerja sehingga mencapai zero accident,” jelas Danlanud Supadio Kolonel Pnb Yadi Indrayadi di upacara penutupan Latihan Satuan Alap Gesit 2009.
(TNI AU)
13 Mei 2009, Singkawang -- Dua pesawat Hawk 109/209 dengan Tail Number TL 0113 yang diawaki Lettu Pnb Amry Taufanny dan TT 0229 yang diawaki Lettu Pnb Yossy melaksanakan misi Air Interdiction kekuatan musuh RBM di wilayah Singkawang Utara. Sasaran musuh yang berupa jembatan (sebagai jalur logistik dan komunikasi musuh) dapat dihancurkan oleh dua pesawat Hawk tersebut. Setelah melaksanakan misi tersebut, Elang 1 mengalami total hydraulic failure yang mengharuskan penerbang melaksanakan eject di daerah musuh. Sehingga diberangkatkan helly SA 330 Puma dengan penerbang Kapten Pnb David dan Lettu Pnb Wisnu beserta tim SAR Batalyon 465 Paskhas untuk melaksanakan misi penyelamatan. Saat menuju home base Elang 2 mengalami temperature control failure, namun penerbang dapat landing dengan aman di Lanud Supadio walaupun mengalami dehidrasi yang cukup berat.
Dalam menangani Elang 1 yang melaksanakan eject, tim SAR terdiri dari dua tim yaitu tim keamanan dan tim penolong. Dimana tim keamanan mampu menetralisir ancaman kekuatan musuh untuk memberi ruang gerak tim penolong untuk melaksanakan evakuasi penerbang tersebut. Sedangkan dalam penanganan Elang 2, unsur Lanud melaksanakan tindakan penyelamatan penerbang dari pesawat dan pengamanan alutsista secara cepat dan tepat.
Kejadian tersebut bukanlah kejadian yang sebenarnya, namun hanya skenario latihan satuan Alap Gesit 2009, dimana Lanud Supadio diasumsikan sebagai Satlakopsud dalam Operasi Darat Gabungan Mandau Terbang 2009. Materi latihan satuan ini dititikberatkan kepada pembuatan produk staf (Renlibat Satlakopsud Supadio), Operasi Dukungan Udara (Air Interdiction), SAR Tempur, penanganan medis, kemampuan interpretasi informasi intelijen TNI AD dan pembuatan laporan purna tugas.
“Latihan Satuan Alap Gesit tahun ini sengaja disimulasikan pada kondisi yang sesungguhnya dimana Lanud Supadio mendukung operasi gabungan TNI. Disisi lain latihan ini juga untuk menguji kesiapsiagaan dan kecepatan seluruh satuan dijajaran Lanud Supadio dan mengevaluasi kembali apakah protap yang ada masih layak atau perlu direvisi guna meningkatkan kemampuan operasional, keselamatan terbang dan kerja sehingga mencapai zero accident,” jelas Danlanud Supadio Kolonel Pnb Yadi Indrayadi di upacara penutupan Latihan Satuan Alap Gesit 2009.
(TNI AU)
Komandan UNIFIL Kunjungi Satgas POM TNI
Dansatagas POM TNI Letnan Kolonel Cpm Ujang Martenis menyambut kedatangan Komandan Sektor Timur UNIFIL Brigadir Jenderal Casimiro Sanjuan Martinez. (Foto: detikFoto/Lettu Sus M. Soleh, S.IK)
13 Mei 2009, Lebanon -- Komandan Sektor Timur Unifil - Brigadir Jenderal Casimiro Sanjuan Martinez didampingi oleh Chief of Staff, Military Assistant dan Staf Protokoler mengadakan kunjungan ke Markas Satgas POM TNI Kontingen Garuda XXV-A/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) di UN Pos 7-3 Marjayoun, Lebanon, Selasa (12/5). Komandan Sektor Timur Unifil diterima langsung oleh Dansatagas POM TNI - Letnan Kolonel Cpm Ujang Martenis.
Jenderal Casimiro Sanjuan Martinez mendapatkan penjelasan dari Dansatgas POM TNI Letnan Kolonel Cpm Ujang Martenis tentang perlengkapan khusus (alkapsus) yang dimiliki Satgas POM TNI. (Foto: detikFoto/Lettu Sus M. Soleh, S.IK)
Pada kesempatan tersebut, Jenderal Casimoro mendapatkan penjelasan dari Dansatgas tentang perlengkapan khusus (alkapsus) yang dimiliki Satgas POM TNI seperti perangkat forensik sidik jari (Finger Palm Sanner), Breath Analyzer (Analisa Alkohol melalui Pernafasan), Speed Detector (Pendeteksi Kecepatan Kendaraan), dan perlengkapan lainnya. Sementara, tugas-tugas yang dilaksanakan diantaranya; mengatasi dan dapat mengatur lalu lintas bertaraf internasional, melaksanakan patroli untuk menegakkan peraturan dan disiplin, melaksanakan patroli di tempat obyek vital yang ada di wilayah Sektor Timur, serta melaksanakan penyelidikan dan penyidikan pada kasus-kasus kriminal kecelakaan lalu lintas.
Komandan Sektor Timur menyampaikan terima kasih kepada Satgas POM TNI atas kerja keras, prestasi, dan dedikasinya dalam melaksanakan tugas fungsi militer di Sektor Timur Unifil. Sejak kedatangannya pada bulan Nopember 2008, Satgas POM TNI telah memberikan pengaruh positif kepada peningkatan disiplin para peacekeepers di Sektor Timur UNIFIL. Prestasi tersebut harus tetap dipertahankan agar disiplin para peacekeepers semakin baik, sehingga akan mendukung keberhasilan tugas pokok PBB di Lebanon.
Kunjungan singkat Komandan Sektor Timur Unifil diakhiri dengan pemeriksaan terhadap base camp Satgas POM TNI dan foto bersama.
(Pen Satgas POM TNI Konga XXV-A)
13 Mei 2009, Lebanon -- Komandan Sektor Timur Unifil - Brigadir Jenderal Casimiro Sanjuan Martinez didampingi oleh Chief of Staff, Military Assistant dan Staf Protokoler mengadakan kunjungan ke Markas Satgas POM TNI Kontingen Garuda XXV-A/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) di UN Pos 7-3 Marjayoun, Lebanon, Selasa (12/5). Komandan Sektor Timur Unifil diterima langsung oleh Dansatagas POM TNI - Letnan Kolonel Cpm Ujang Martenis.
Jenderal Casimiro Sanjuan Martinez mendapatkan penjelasan dari Dansatgas POM TNI Letnan Kolonel Cpm Ujang Martenis tentang perlengkapan khusus (alkapsus) yang dimiliki Satgas POM TNI. (Foto: detikFoto/Lettu Sus M. Soleh, S.IK)
Pada kesempatan tersebut, Jenderal Casimoro mendapatkan penjelasan dari Dansatgas tentang perlengkapan khusus (alkapsus) yang dimiliki Satgas POM TNI seperti perangkat forensik sidik jari (Finger Palm Sanner), Breath Analyzer (Analisa Alkohol melalui Pernafasan), Speed Detector (Pendeteksi Kecepatan Kendaraan), dan perlengkapan lainnya. Sementara, tugas-tugas yang dilaksanakan diantaranya; mengatasi dan dapat mengatur lalu lintas bertaraf internasional, melaksanakan patroli untuk menegakkan peraturan dan disiplin, melaksanakan patroli di tempat obyek vital yang ada di wilayah Sektor Timur, serta melaksanakan penyelidikan dan penyidikan pada kasus-kasus kriminal kecelakaan lalu lintas.
Komandan Sektor Timur menyampaikan terima kasih kepada Satgas POM TNI atas kerja keras, prestasi, dan dedikasinya dalam melaksanakan tugas fungsi militer di Sektor Timur Unifil. Sejak kedatangannya pada bulan Nopember 2008, Satgas POM TNI telah memberikan pengaruh positif kepada peningkatan disiplin para peacekeepers di Sektor Timur UNIFIL. Prestasi tersebut harus tetap dipertahankan agar disiplin para peacekeepers semakin baik, sehingga akan mendukung keberhasilan tugas pokok PBB di Lebanon.
Kunjungan singkat Komandan Sektor Timur Unifil diakhiri dengan pemeriksaan terhadap base camp Satgas POM TNI dan foto bersama.
(Pen Satgas POM TNI Konga XXV-A)
Tuesday, May 12, 2009
Kemandirian Alutsita Butuh Dukungan
CN235 MPA milik TNI-AU buatan PT. IPTN (Foto: TNI-AU)
12 Mei 2009, Jakarta -- DIREKTUR Utama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Budi Santoso meminta DPR dan pemerintah mempersiapkan kemandirian alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Untuk itu, diperlukan roadmap menuju kemandirian alutsista TNI sebagai rencana strategis 2019-2024.
"Alutsista untuk planning jangka panjang," kata Budi saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR, Senin (11/5). RDP yang dipimpin Wakil Ketua Komisi I DPR juga hadir Dirut PT Pindad Ade Avianto Soedarsono menilai masih lemahnya keberpihakan dalam mendukung industri startegis dalam negeri. "Dukungan finansial minim," katanya. Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat FX Soekarno berjanji akan memperjuangkan kemandirian alutsista.
(Jurnal Nasional)
12 Mei 2009, Jakarta -- DIREKTUR Utama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Budi Santoso meminta DPR dan pemerintah mempersiapkan kemandirian alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Untuk itu, diperlukan roadmap menuju kemandirian alutsista TNI sebagai rencana strategis 2019-2024.
"Alutsista untuk planning jangka panjang," kata Budi saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR, Senin (11/5). RDP yang dipimpin Wakil Ketua Komisi I DPR juga hadir Dirut PT Pindad Ade Avianto Soedarsono menilai masih lemahnya keberpihakan dalam mendukung industri startegis dalam negeri. "Dukungan finansial minim," katanya. Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat FX Soekarno berjanji akan memperjuangkan kemandirian alutsista.
(Jurnal Nasional)
Simulasi Evakuasi Presiden Oleh Denjaka
11 Mei 2009, Manado -- Sejumlah anggota pasukan khusus TNI-AL dari Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) melakukan evakuasi terhadap Presiden menuju kapal perang saat simulasi, di Manado, Sulawesi Utara, Senin (11/5). Simulasi pengamanan VVIP tersebut sebagai bentuk penyelamatan para Kepala Negara yang akan menghadiri Coral Tiangle Initiative (CTI) Summit pada 15 Mei mendatang di Manado, jika terjadi aksi teror.
(Foto: ANTARA/ Basrul Haq/ss/ama/09)
(Foto: ANTARA/ Basrul Haq/ss/ama/09)
(Foto: ANTARA/ Basrul Haq/ss/ama/09)
(Foto: ANTARA/ Basrul Haq/ss/ama/09)
RI-PNG Bahas Keamanan Perbatasan
12 Mei 2009, Jakarta -- Pemerintah RI dan Papua Nugini (PNG) akan membahas situasi di wilayah perbatasan kedua negara, khususnya masalah keamanan. Pertemuan dilakukan setelah pembukaan kembali perbatasan kedua negara 8 Mei silam. Meski demikian, belum diketahui pasti kapan pertemuan digelar.
"Kami masih menunggu informasi Departemen Luar Negeri sebagai penjuru," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen kepada Jurnal Nasional di Jakarta, Senin (11/5).
Sagom menyatakan, situasi perbatasan RI-Papua Nugini kini makin kondusif pasca dibuka kembali. Sejak 9 April lalu, perbatasan di Kampung Skouw, Distrik Muara Tami, Jayapura ditutup karena ditemukannya bom di jembatan Muara Tami.
Saat ini, pos perbatasan Skouw, Wutung, yang terletak sekitar 80 kilometer dari Jayapura, dijaga satuan tugas dari Batalyon Infantri (Yonif) 725/Woroagi. Untuk sementara, kata dia, pembukaan pintu perbatasan dilakukan mulai pukul 09.00 sampai 16.00 waktu setempat.
"Sampai situasi keamanan di sekitar perbatasan benar-benar pulih dan aman," kata lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1975 itu. Pada kondisi normal, warga Indonesia dapat melintasi perbatasan untuk keperluan kunjungan dalam waktu tidak lebih dari 24 jam. Syaratnya, hanya dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di pos penjagaan TNI, selanjutnya melapor ke Tempat Pemeriksaan Imigrasi Darat.
"Kami berharap warga sekitar perbatasan dapat kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa," katanya. Tak hanya di perbatasan, TNI bersiaga di titik-titik yang dianggap rawan. Terlebih, menjelang pemilu legislatif terjadi beberapa kali penyerangan terhadap pos-pos TNI dan Polri. Hingga kini militer beserta aparat kepolisian masih memburu para pelaku penyerangan.
"Tapi TNI hanya mendukung, kewenangan ada di Polri," kata Sagom.
Perbatasan Timor Leste
Sementara itu, rencana pemerintah Indonesia dan Timor Leste menerapkan penggunaan pas lintas batas akan dibicarakan secara detail dalam Komite Penanganan Perbatasan.
Dengan pemberlakukan kartu pas tersebut, nantinya warga yang berdomisili di perbatasan kedua negara bisa saling kunjung, tanpa menggunakan paspor sebagaimana berlaku selama ini. Kunjungan kekeluargaan untuk kepentingan urusan adat, perkawinan dan kematian bisa dilakukan tanpa melalui prosedur yang terbelit-belit.
"Kami serius mewujudkan rencana tersebut secepat mungkin," kata Konsul Timor Leste di Kupang, Caetano de Sousa Guterres seperti dikutip Antara. Sebelumnya, Duta Besar Indonesia untuk Timor Leste Eddy Setia Budhi mengatakan, pemerintah Indonesia pun sejak lama menunggu kepastian pemberlakukan pas linas batas tersebut dari pemerintah Timor Leste. "Kami menunggu Timor Leste siap dengan semua fasilitasnya, termasuk hal-hal teknis," katanya.
(Jurnal Nasional)
12 Mei 2009 11:29:06 Pesawat Hercules Celaka di Bandara Wamena
Sejumlah petugas melakukan penyelidikan pesawat Hercules milik TNI-AU yang tergelincir di Landasan Pacu Bandara Wamena, Papua, Selasa (12/5). Pesawat yang mengangkut logistik tersebut berhasil ditarik dan pindahkan ke tempat parkir pesawat (Apron). (Foto: ANTARA/Rico Siregar/pras/Koz/pd/09)
12 Mei 2009, Wamena -- Pesawat Hercules milik TNI AU dengan seri A-1302 mengalami kerusakan pada ban saat mendarat (landing) di Bandara Wamena, Senin (11/5) sekitar pukul 13.30 WIT kemarin.
Pesawat naas ini dilaporkan yang diterbangkan Pilot Mayor Penerbangan Agus Buana bersama 7 kru anggota TNI AU terbang dari Biak menuju Wamena dan tiba di Bandara Wamena sekitar pukul 13.30 WIT.
Dari data yang dihimpun Cenderawasih Pos di lapangan, pesawat yang tiba di Bandara Wamena sekitar pukul 13.30 WIT ini saat landing tidak pada runway bandara melainkan di tanah yang posisinya lebih rendah dari landasan bandara sehingga ban depan pesawat terbentur dengan ujung runway dan menyebabkan ban belakang tidak terbuka dengan baik, akibatnya, badan pesawat sempat terseret sekitar 300 meter, kemudian ban belakang terpental bahkan keluar dari areal bandara.
Di landasan bandara juga terdapat beberapa serpihan-serpihan tanah yang diakibatkan dari AS ban yang lepas, kemudian ada bekas goresan panjang dari pesawat yang mendarat tanpa ban yang tidak sempurna.
Kejadian ini mengakibatkan 2 orang warga yaitu Awi Itlay (30) dan Nipa Kobak (23) mengalami luka-luka. Keduanya menjadi korban bukan karena berada di pesawat tersebut, tetapi saat kejadian, keduanya berada di sekitar Bandara Wamena, dekat runway atau TKP.
Awi Itlay yang saat itu sedang berjualan kayu di pinggiran landasan bandara mengalami patah tangan bagian kanan kemudian luka sobek di bagian kening sebelah kiri dan harus mendapatkan 11 jahitan akibat terkena ban yang terlempar keluar bandara.
Sedangkan Nipa Kobak (23), seorang wanita yang sedang hamil 5 bulan mengalami shok dan luka lecet dibagian kaki. Kedua korban tersebut langsung dilarikan ke RSUD Wamena guna mendapatkan perawatan medis.
Danlanud Manuhua Biak, Letkol Pnb, Hikmat Karsanegara saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui ponselnya mengatakan, pesawat Hercules saat mendarat sepanjang 10 meter dari runway bandara mengalami kerusakan 4 ban kemudian pesawat berhenti 1 km dari ujung runway sehingga saat mendarat tidak pada posisinya.
Disinggung soal korban luka-luka, Danlanud menjelaskan, korban tersebut akan ditangani oleh perwakilan Lanud Wamena, sementara untuk pesawat yang mengalami kerusakan, pihaknya akan berkoordinasi supaya secepatnya pesawat tersebut segera ditangani dan dipindahkan sehingga tidak menggangu pesawat arus penerbangan dari Jayapura menuju Wamena.
"Memang pesawat tersebut mengalami kerusakan pada bagian ban saat mendarat namun pesawat tersebut masih dalam kondisi baik sebab yang bermasalah hanya pada bagian ban saja. Kami akan berkoordinasi supaya secepatnya pesawat tersebut dipindahkan sehingga tidak mengganggu arus penerbangan,"ungkapnya.
Ditempat yang berbeda, Station Manager PT Trigana Air Service Wamena, Michael Bidure mengungkapkan, untuk sementara 4 penerbangan pesawat Trigana dari Sentani menuju Wamena langsung dibatalkan sebab tidak memungkinkan untuk pesawat Trigana bisa mendarat dengan situasi tersebut.
Menurutnya, untuk pesawat Trigana memerlukan lajur landasan yang cukup panjang untuk bisa mendarat sementara posisi pesawat Hercules berada di tengah-tengah landasan bandara.
" Dengan kejadian ini, 4 penerbangan Trigana yaitu 2 cargo dan 2 penumpang dari Sentani terpaksa dibatalkan dan kemungkinan besok (hari ini) sudah bisa diterbangkan kalau pesawat Hercules sudah dipindahkan,"ungkapnya.
Sampai berita ini ditulis, pukul 16.00 WIT, situasi di Bandara Wamena tetap aman, sementara untuk pesawat Hercules yang mengalami kerusakan masih dijaga dan berada di tengah-tengah landasan bandara.
(Cendrawasih Pos)
12 Mei 2009, Wamena -- Pesawat Hercules milik TNI AU dengan seri A-1302 mengalami kerusakan pada ban saat mendarat (landing) di Bandara Wamena, Senin (11/5) sekitar pukul 13.30 WIT kemarin.
Pesawat naas ini dilaporkan yang diterbangkan Pilot Mayor Penerbangan Agus Buana bersama 7 kru anggota TNI AU terbang dari Biak menuju Wamena dan tiba di Bandara Wamena sekitar pukul 13.30 WIT.
Dari data yang dihimpun Cenderawasih Pos di lapangan, pesawat yang tiba di Bandara Wamena sekitar pukul 13.30 WIT ini saat landing tidak pada runway bandara melainkan di tanah yang posisinya lebih rendah dari landasan bandara sehingga ban depan pesawat terbentur dengan ujung runway dan menyebabkan ban belakang tidak terbuka dengan baik, akibatnya, badan pesawat sempat terseret sekitar 300 meter, kemudian ban belakang terpental bahkan keluar dari areal bandara.
Di landasan bandara juga terdapat beberapa serpihan-serpihan tanah yang diakibatkan dari AS ban yang lepas, kemudian ada bekas goresan panjang dari pesawat yang mendarat tanpa ban yang tidak sempurna.
Kejadian ini mengakibatkan 2 orang warga yaitu Awi Itlay (30) dan Nipa Kobak (23) mengalami luka-luka. Keduanya menjadi korban bukan karena berada di pesawat tersebut, tetapi saat kejadian, keduanya berada di sekitar Bandara Wamena, dekat runway atau TKP.
Awi Itlay yang saat itu sedang berjualan kayu di pinggiran landasan bandara mengalami patah tangan bagian kanan kemudian luka sobek di bagian kening sebelah kiri dan harus mendapatkan 11 jahitan akibat terkena ban yang terlempar keluar bandara.
Sedangkan Nipa Kobak (23), seorang wanita yang sedang hamil 5 bulan mengalami shok dan luka lecet dibagian kaki. Kedua korban tersebut langsung dilarikan ke RSUD Wamena guna mendapatkan perawatan medis.
Danlanud Manuhua Biak, Letkol Pnb, Hikmat Karsanegara saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui ponselnya mengatakan, pesawat Hercules saat mendarat sepanjang 10 meter dari runway bandara mengalami kerusakan 4 ban kemudian pesawat berhenti 1 km dari ujung runway sehingga saat mendarat tidak pada posisinya.
Disinggung soal korban luka-luka, Danlanud menjelaskan, korban tersebut akan ditangani oleh perwakilan Lanud Wamena, sementara untuk pesawat yang mengalami kerusakan, pihaknya akan berkoordinasi supaya secepatnya pesawat tersebut segera ditangani dan dipindahkan sehingga tidak menggangu pesawat arus penerbangan dari Jayapura menuju Wamena.
"Memang pesawat tersebut mengalami kerusakan pada bagian ban saat mendarat namun pesawat tersebut masih dalam kondisi baik sebab yang bermasalah hanya pada bagian ban saja. Kami akan berkoordinasi supaya secepatnya pesawat tersebut dipindahkan sehingga tidak mengganggu arus penerbangan,"ungkapnya.
Ditempat yang berbeda, Station Manager PT Trigana Air Service Wamena, Michael Bidure mengungkapkan, untuk sementara 4 penerbangan pesawat Trigana dari Sentani menuju Wamena langsung dibatalkan sebab tidak memungkinkan untuk pesawat Trigana bisa mendarat dengan situasi tersebut.
Menurutnya, untuk pesawat Trigana memerlukan lajur landasan yang cukup panjang untuk bisa mendarat sementara posisi pesawat Hercules berada di tengah-tengah landasan bandara.
" Dengan kejadian ini, 4 penerbangan Trigana yaitu 2 cargo dan 2 penumpang dari Sentani terpaksa dibatalkan dan kemungkinan besok (hari ini) sudah bisa diterbangkan kalau pesawat Hercules sudah dipindahkan,"ungkapnya.
Sampai berita ini ditulis, pukul 16.00 WIT, situasi di Bandara Wamena tetap aman, sementara untuk pesawat Hercules yang mengalami kerusakan masih dijaga dan berada di tengah-tengah landasan bandara.
(Cendrawasih Pos)
KSAL Bantah Pengurangan Personel TNI AL
Sejumlah siswa Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) TNI AL Angkatan 29 memeragakan beladiri militer di Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya, Selasa (12/5). Kegiatan unjuk kebolehan siswa Kobangdikal yang juga dihadiri KSAL Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno tersebut, merupakan rangkaian upacara peringatan Hari Pendidikan TNI AL ke-63. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/09)
12 Mei 2009, Surabaya -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Tedjo Edhi Purdijatno, SH., membantah pihaknya melakukan pengurangan personel TNI AL, namun menyesuaikan dengan reorganisasi TNI AL yang sedang dirumuskan.
"Bukan pengurangani personel, tapi kita menyesuaikan dengan reorganisasi yang ada di TNI AL. Personel yang ada tidak akan dikurangi, tapi pengadaan (penerimaan personel) akan dikurangi," katanya di markas Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya, Selasa.
Setelah memimpin upacara Hari Pendidikan TNI AL (Hardikal) ke 63 di markas Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI AL (Kobangdikal) Bumimoro, Surabaya, ia mengatakan perubahan organisasi TNI AL saat ini masih dalam perencanaan.
"Untuk proses reorganisasi itulah, kami akan mengurangi 'pengadaan'. Jadi, caranya alamiah, out put (keluar dengan sendirinya) akan tetap ada, tapi in put (pengadaan / penerimaan) tidak ada," katanya.
Sejumlah siswa Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) TNI AL Angkatan 29 memeragakan senam komando di Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya, Selasa (12/5). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/09)
Upacara itu dihadiri Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suwarno, Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Bachrul Alam, Dakobangdikal Laksda TNI Sumartono, Pangarmabar Laksda TNI Soeparno, Pangarmatim Laksda TNI Lilik Soepramono, Gubernur AAL Laksda TNI M Juriyanto, Danseskoal Laksda TNI Ir Sudjiwo MSc, dan jajaran TNI AL lainnya.
Sejumlah siswa Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) TNI AL Angkatan 29 memeragakan senam komando di Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya, Selasa (12/5).(Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/09)
Dalam upacara Hardikal ke 63 itu, KSAL mengharapkan pendidikan di lingkungan TNI AL mengejar ketertinggalan di bidang teknologi.
"Kehadiran alutsista (alat utama sistem pertahanan) baru di jajaran TNI AL, seperti kapal korvet kelas sigma, menjadi tantangan yang harus disikapi sebagai peluang di bidang pertahanan untuk mengejar ketertinggalan di bidang teknologi pertahanan terkini," katanya.
Menurut dia, peluang itu menjadi letak pentingnya peran lembaga pendidikan dalam menerapkan kurikulum pendidikan secara tepat dengan mencetak prajurit matra laut yang bermoral, profesional, dan berani.
"Setiap prajurit TNI AL dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuan dirinya dengan belajar dan berlatih agar senantiasa akrab dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu bekerja dan bertindak secara profesional," katanya.
Upacara Hardikal ke 63 di lapangan Moeljadi, Kobangdikal yang melibatkan enam batalion atau 1.620 personel itu dimeriahkan dengan parade dan defile dengan suguhan demonstrasi ketangkasan, seperti halang rintang khas TNI AL oleh 680 siswa Dikmata angkatan ke 29.
(Antara Jatim)
12 Mei 2009, Surabaya -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Tedjo Edhi Purdijatno, SH., membantah pihaknya melakukan pengurangan personel TNI AL, namun menyesuaikan dengan reorganisasi TNI AL yang sedang dirumuskan.
"Bukan pengurangani personel, tapi kita menyesuaikan dengan reorganisasi yang ada di TNI AL. Personel yang ada tidak akan dikurangi, tapi pengadaan (penerimaan personel) akan dikurangi," katanya di markas Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya, Selasa.
Setelah memimpin upacara Hari Pendidikan TNI AL (Hardikal) ke 63 di markas Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI AL (Kobangdikal) Bumimoro, Surabaya, ia mengatakan perubahan organisasi TNI AL saat ini masih dalam perencanaan.
"Untuk proses reorganisasi itulah, kami akan mengurangi 'pengadaan'. Jadi, caranya alamiah, out put (keluar dengan sendirinya) akan tetap ada, tapi in put (pengadaan / penerimaan) tidak ada," katanya.
Sejumlah siswa Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) TNI AL Angkatan 29 memeragakan senam komando di Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya, Selasa (12/5). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/09)
Upacara itu dihadiri Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suwarno, Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Bachrul Alam, Dakobangdikal Laksda TNI Sumartono, Pangarmabar Laksda TNI Soeparno, Pangarmatim Laksda TNI Lilik Soepramono, Gubernur AAL Laksda TNI M Juriyanto, Danseskoal Laksda TNI Ir Sudjiwo MSc, dan jajaran TNI AL lainnya.
Sejumlah siswa Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) TNI AL Angkatan 29 memeragakan senam komando di Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya, Selasa (12/5).(Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/09)
Dalam upacara Hardikal ke 63 itu, KSAL mengharapkan pendidikan di lingkungan TNI AL mengejar ketertinggalan di bidang teknologi.
"Kehadiran alutsista (alat utama sistem pertahanan) baru di jajaran TNI AL, seperti kapal korvet kelas sigma, menjadi tantangan yang harus disikapi sebagai peluang di bidang pertahanan untuk mengejar ketertinggalan di bidang teknologi pertahanan terkini," katanya.
Menurut dia, peluang itu menjadi letak pentingnya peran lembaga pendidikan dalam menerapkan kurikulum pendidikan secara tepat dengan mencetak prajurit matra laut yang bermoral, profesional, dan berani.
"Setiap prajurit TNI AL dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuan dirinya dengan belajar dan berlatih agar senantiasa akrab dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu bekerja dan bertindak secara profesional," katanya.
Upacara Hardikal ke 63 di lapangan Moeljadi, Kobangdikal yang melibatkan enam batalion atau 1.620 personel itu dimeriahkan dengan parade dan defile dengan suguhan demonstrasi ketangkasan, seperti halang rintang khas TNI AL oleh 680 siswa Dikmata angkatan ke 29.
(Antara Jatim)
Monday, May 11, 2009
TNI AU Gelar Operasi di Udara di NTT
F-5 Tiger TNI AU (Foto: youdee/photobucket)
11 Mei 2009, Kupang -- TNI Angkatan Udara (AU) menggelar operasi udara untuk mengawasi pulau-pulau terluar dan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) sejak Sabtu (5/5) sampai Jumat (15/5) di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam operasi itu, TNI menggunakan empat unit pesawat tempur Tiger F5 yang terbang dari pangkalan udara Iswahyudi di Madiun, Jawa Timur.
Komandan Pangkalan Udara El Tari Kupang Letnan Kolonel (Pnb) Joko Sugeng Srianto mengatakan selama operasi, belum terlihat pesawat asing memasuki wilayah udara Indonesia. “Jika ada pesawat asing yang dicurigai mengancam keamanan dan pertahanan udara kita, langsung disergap," katanya kepada wartawan di Kupang, Minggu (10/5).
Empat pesawat tempur itu terbang hingga perbatasan RI Timor Leste dan perbatasan dengan Australia. Di perbatasan dengan kedua negara itu, terdapat empat pulau terluar yakni Pulau Ndana Rote,Ndana Sabu, dan Mangkudu yang berbatasan dengan periaran Australia, serta Pulau Batek yang berbatasan dengan wilayah perairan Timor Leste.
Operasi itu juga melibatkan 150 anggota pasukan khas (Paskhas) TNI AU, dipimpin Letkol Pnb Ronny Moningka dan dipantu secara cermat lewat satelit oleh para pimpinan TNI AU. Operasi itu juga memantau kapal asing yang kemungkinan masuk periaran Indonesia secara ilegal, termasuk kapal nelayan asing. Hanya saja, sampai Minggu (10/5) hanya terpantau kapal-kapal berbendera Indonesia.
Wilayah selatan dan timur Indonesia terutama di selatan Pulau Rote dan bagian timur Pulau Timor sering rawan pelanggaran, seperti menjadi sasaran penangkapan ikan ilegal oleh kapal asing. Pasalnya, wilayah perairan itu tidak terpantau secara rutin. Perairan itu juga sering dimanfaatkan warga asing terutama asal Afghanistan, Pakistan, dan Vietnam untuk menyeberang ke Australia.
(Media Indonesia)
11 Mei 2009, Kupang -- TNI Angkatan Udara (AU) menggelar operasi udara untuk mengawasi pulau-pulau terluar dan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) sejak Sabtu (5/5) sampai Jumat (15/5) di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam operasi itu, TNI menggunakan empat unit pesawat tempur Tiger F5 yang terbang dari pangkalan udara Iswahyudi di Madiun, Jawa Timur.
Komandan Pangkalan Udara El Tari Kupang Letnan Kolonel (Pnb) Joko Sugeng Srianto mengatakan selama operasi, belum terlihat pesawat asing memasuki wilayah udara Indonesia. “Jika ada pesawat asing yang dicurigai mengancam keamanan dan pertahanan udara kita, langsung disergap," katanya kepada wartawan di Kupang, Minggu (10/5).
Empat pesawat tempur itu terbang hingga perbatasan RI Timor Leste dan perbatasan dengan Australia. Di perbatasan dengan kedua negara itu, terdapat empat pulau terluar yakni Pulau Ndana Rote,Ndana Sabu, dan Mangkudu yang berbatasan dengan periaran Australia, serta Pulau Batek yang berbatasan dengan wilayah perairan Timor Leste.
Operasi itu juga melibatkan 150 anggota pasukan khas (Paskhas) TNI AU, dipimpin Letkol Pnb Ronny Moningka dan dipantu secara cermat lewat satelit oleh para pimpinan TNI AU. Operasi itu juga memantau kapal asing yang kemungkinan masuk periaran Indonesia secara ilegal, termasuk kapal nelayan asing. Hanya saja, sampai Minggu (10/5) hanya terpantau kapal-kapal berbendera Indonesia.
Wilayah selatan dan timur Indonesia terutama di selatan Pulau Rote dan bagian timur Pulau Timor sering rawan pelanggaran, seperti menjadi sasaran penangkapan ikan ilegal oleh kapal asing. Pasalnya, wilayah perairan itu tidak terpantau secara rutin. Perairan itu juga sering dimanfaatkan warga asing terutama asal Afghanistan, Pakistan, dan Vietnam untuk menyeberang ke Australia.
(Media Indonesia)
Hercules TNI AU Alami Kecelakaan di Sentani
C-130 Hercules TNI AU (Foto: barong1978/photobucket)
11 Mei 2009, Jakarta -- Pesawat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara (AU) mengalami kecelakaan saat mendarat di Pangkalan Udara Sentani, Papua, Senin (11/5) siang.
Kepala Penerangan Mabes TNI AU Marsekal Pertama TNI FH Bambang Soelistyo mengatakan, kejadian itu disebabkan landing gear lepas saat pesawat akan melakukan pendaratan.
"Pesawat tinggal landas dari Biak dan tiba di Sentani sekitar pukul 11.30 WIB," ungkapnya.
Akibatnya, pesawat tidak dapat mendarat sempurna dan hingga kini masih berada di landasan bandara Sentani. Sambil menunggu proses evakuasi, seluruh kru pesawat menurunkan muatannya.
Bambang menambahkan, pesawat C-130 Hercules berasal dari Skadron 32 Pangkalan Udara Abdurahman Saleh, Malang, dan ke Papua untuk misi bantuan logistik rutin.
(ANTARA)
11 Mei 2009, Jakarta -- Pesawat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara (AU) mengalami kecelakaan saat mendarat di Pangkalan Udara Sentani, Papua, Senin (11/5) siang.
Kepala Penerangan Mabes TNI AU Marsekal Pertama TNI FH Bambang Soelistyo mengatakan, kejadian itu disebabkan landing gear lepas saat pesawat akan melakukan pendaratan.
"Pesawat tinggal landas dari Biak dan tiba di Sentani sekitar pukul 11.30 WIB," ungkapnya.
Akibatnya, pesawat tidak dapat mendarat sempurna dan hingga kini masih berada di landasan bandara Sentani. Sambil menunggu proses evakuasi, seluruh kru pesawat menurunkan muatannya.
Bambang menambahkan, pesawat C-130 Hercules berasal dari Skadron 32 Pangkalan Udara Abdurahman Saleh, Malang, dan ke Papua untuk misi bantuan logistik rutin.
(ANTARA)